IMPLEMENTASI PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN BADAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ( UKM ) Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam CV. NILAM SARI.

(1)

BADAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ( UKM )

Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam

CV. NILAM SARI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

WAHYU SRIWULAN

1013010160 / FE / AK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

CV. NILAM SARI

SKRIPSI

Oleh :

WAHYU SRIWULAN

1013010160 / FE / AK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

IMPLEMENTASI PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN BADAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ( UKM ) Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam

CV. NILAM SARI Disusun Oleh : WAHYU SRIWULAN

1013010160/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 28 Maret 2014

Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama Ketua

Prof. Dr. Soeparlan P. Ak,MM Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM Sekretaris

NIP. 19630524 198803 1001

Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM Anggota

Tantina Haryati, SE. M.Aks Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “IMPLEMENTASI PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN BADAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ( UKM ) Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam CV. Nilam Sari. Hasil laporan skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud berkat bantuan dari Bapak Drs. Tamadoy Thamrin, MM selaku Dosen Pembimbing, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Dalam penulisan laporan ini penulis juga banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin N, MM, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, Ak. Selaku Ketua Program Studi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Tamadoy Thamrin, MM. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu, dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur atas ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama ini.


(5)

6. Orang Tua dan keluarga tersayang atas segala doa, bimbingan, kesabaran, pengorbanan dan kasih sayang yang tiada hentinya.

7. “B face” ( Bella, Lalak, Sesza, Apri, Hanip, Umar ) dan Ratih, Winda, Mbak Riska, Mbak Arini terimakasih atas semua kasih sayang, kesabaran, perhatian, semangat, dukungan serta doa yang diberikan tanpa henti selama ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa, dan dukungannya, semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membengun guna penyempurnaan penulisan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai informasi bagi semua yang membutuhkan.

Surabaya, Maret 2014


(6)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

ABSTRAKSI ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian……… 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Pengertian Industri ... 14

2.2.1.1 Kriteria Industri Menurut Beberapa Lembaga .... 15

2.2.1.2 Pengertian CV……… . 17

2.2.2 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan……… 19

2.2.3 Laporan Keuangan……… ... 22


(7)

2.2.4 Perlakuan Akuntansi Untuk Perusahaan Industri Kecil dan

Menengah ... 28

2.2.5 Kegunaan dan Pengguna Akuntansi……….. . 32

2.2.6 Asumsi Dasar ... 34

BAB III METODE PENELITIAN. ... 37

3.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2 Fokus Penelitian ... 42

3.3 Alasan Ketertarikan Peneliti………. ... 42

3.4 Obyek Penelitian……….. ... 43

3.5 Lokasi Penelitian………... 44

3.6 Penentuan Informan ... 44

3.7 Sumber Data dan Jenis Data ... 45

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.9 Analisis Data ... 47

3.10 Pengujian Kredibilitas Data... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 51

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51


(8)

v

4.2.1 Pencatatan Akuntansi di CV. Nilam Sari ... 56

4.2.2 Bentuk dan Model Pencatatan Keuangan Yang Dilakukan oleh CV. Nilam Sari ... 58

4.2.3 Pencatatan Keuangan Secara Periodik ... 59

4.3 Persepsi Pelaku Usaha Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam CV. Nilam Sari dalam Pencatatan Laporan Keuangan ... 61

4.3.1 Seberapa Penting Pencatatan Laporan Keuangan Dilakukan Sesuai Dengan Standar Yang Berlaku... 61

4.3.2 Penggunaan Laporan Keuangan Yang Dilakukan Selama ini Dapat Mencapai Tujuan Usaha... 62

4.4 Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

Lampiran 1. Lembar Desain Study

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Persiapan Penyusunan Skripsi

Lampiran 3. Surat Ijin Balasan

Lampiran 4. Gambar 1.1 Wadah Penyulingan Minyak Daun Nilam

Gambar 1.2 Proses Penyulingan Daun Nilam

Gambar 1.3 Daun Nilam Siap Panen

Gambar 1.4 Proses Penyaringan Daun Nilam

Gambar 1.5 Bahan Baku Industri Daun Nilam

Gambar 1.6 Proses Penyaringan Pemurnian Minyak Hasil Olah

Gambar 1.7 Konstruksi Pipa Pendingin Minyak Hasil Olah

Gambar 1.8 Tungku Masak Pengolahan Minyak

Gambar 1.9 Ketel dan Daun Nilam Siap Olah

Gambar 1.10 Ketel Pengolahan Daun Nilam

Gambar 1.11 Wawancara Dengan Pegawai Keuangan

Gambar 1.12 Proses Pengolahan Minyak Daun Nilam

Lampiran 5. Surat NPWP Terdaftar

Lampiran 6. Laporan Keuangan CV. Nilam Sari


(10)

CV. NILAM SARI

Oleh :

WAHYU SRIWULAN

ABSTRAKSI

Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan perekonomian rakyat banyak didapat dari sektor Industri Kecil Menengah ( UKM ). Sektor ini mampu memegang peranan penting dalam perekonomian nasional maupun daerah. Faktanya, sektor usaha kecil menengah di Indonesia tidak diimbangi dengan perkembangan penerapan ilmu akuntansi yang benar sesuai dengan standar yang diberlakukan.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menunjukkan pentingnya ilmu akuntansi dan penerapannya yang tepat dengan standar yang diberlakukan di Indonesia yang mengacu pada SAK ETAP yang harusa diperhatikan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah khususnya Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam CV. Nilam Sari. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif untuk menggali dan menjelaskan penerapan pencatatan keuangan pada usaha kecil dan menengah.

Berdasarkan observasi ditemukan bahwa pandangan para pelaku usaha kecil dan menengah sangatlah minim terhadap perkembangan ilmu akuntansi terlebih lagi standar yang diberlakukan saat ini khususnya pelaku usaha CV. Nilam Sari. Pencatatan yang dilakukan sebatas pengetahuan dan pemahamannya sendiri yang sudah memahami standar yang ada namun dilakukan sesuai dengan pemahamannya sendiri. Bentuk laporan keuangannya sudah sesuain dengan standar yang berlaku namun masih belum terinci dan tercatat secara detail yang mengakibatkan terbentuknya laba semu yang akan nampak pada laporan keuangannya. Hal tersebut dilakukan karena mereka berfikir bahwa bagaimana usaha mereka bertahan, berkembang dan mendapatkan laba maksimal dari usaha pengolahan minyak daun nilam CV. Nilam Sari.

Kata Kunci : Akuntansi, SAK ETAP, Usaha Kecil dan Menengah, Usaha Pengolahan Minyak Daun Nilam.


(11)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian Indonesia secara menyeluruh tak lepas dari peranan sektor usaha kecil maupun menengah. Dewasa ini peranan usaha kecil dan menengah tampak semakin signifikan. Hal tersebut sangatlah berperan baik sebagai pembugaran perekonomian Indonesia karena melihat budaya indonesia yang masih berfikiran untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal inilah yang menyebabkan angka kerja Indonesia cenderung kurang kreatif dengan angkatan kerja yang terus bertambah dan menyempitnya lapangan pekerjaan.

Peran pemerintah untuk menggalakkan program pelatihan kewirausahaan saat ini semakin diperluas, sebagai saran dan kiat-kiat dalam mengatasi jumlah angkatan kerja yang sangat banyak dan tidak berbanding seimbang dengan keberadaan lowongan pekerjaan yang ada. Dibukanya instansi pemerintah yang melatih dan menerapkan program kewirausahaan dan dibantu peran perbankan Indonesia dalam mempermudah pinjaman modal dengan maupun tanpa agunan, semata–mata hanya karena membantu dan mendukung berkembangnya usaha kecil dan menengah. Dapat dikatakan mereka dilatih dan diberi sarana “alat pancing” saja, sehingga mereka dapat “memancing” sendiri “ikan” mereka.


(12)

Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil maupun menengah ( Megginson et al., 2000 dalam Pinasti 2007 ). Informasi akuntansi berupa laporan keuangan dapat menjadi modal dasar bagi usaha kecil maupun menengah dalam pengambilan keputusan pengelolaan usaha tersebut baik peran akuntansi dalam menilai laba, beban-beban, biaya-biaya, modal usaha, efisiensi pengeluaran maupun pemasukan kas. Keputusan yang dimaksud antara lain adalah keputusan dalam pengembangan pasar, pengembangan harga maupun efisiensi biaya serta bermanfaat untuk mengintegrasikan keseluruhan aktifitas yang berhubungan dengan proses administrasi dan keuangan yang terjadi kedalam suatu sistem pencatatan proses akuntansi yang baik dan benar, sehingga mampu memberikan peningkatan kontrol terhadap data keuangan perusahaan dan perbaikan tingkat pencatatan akuntansi yang akan berdampak pada seluruh efisiensi biaya baik pemasukan maupun pengeluaran kas. Kewajiban pencatatan akuntansi yang baik dan benar bagi hasil uasaha kecil menengah sebenarnya tersirat dalam undang-undang perpajakan ( Pinasti, 2007 : 322 ).

Pada kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil menengah di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi yang baik dalam pengelolaan usahanya ( Pinasti, 2007 : 322 ). Pentingnya penerapan ilmu akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha kecil dan menengah dinilai masih kurang dipahami oleh para pelaku usaha. Masih banyak pengusaha kecil yang belum melakukan pencatatan akuntansi atas laporan keuangannya secara baik dan benar sehingga pada kasusnya masih saja ditemui beberapa faktor


(13)

pengeluaran maupun pemasukan kas yang masih belum tercatat dan terinci secara baik. Padahal, apabila tidak adanya sebuah sistem akuntansi yang baik dan benar, maka sebuah rencana tidak bisa disusun dengan sempurna dan akan berdampak pada informasi besar biaya keseluruhan dan mempengaruhi informasi laba perusahaan. umumnya mereka membangun usahanya manakala ada kesempatan, disatu pihak hal ini tidak bisa dipersalahkan, tetapi dilain pihak usaha yang tidak direncanakan dengan cermat tidak akan bertahan lama. Para pengusaha kecil dan menengah biasanya hanya mengerjakan pembukuan sebatas pencatatan pendapatan dan pengeluaran saja. Akibatnya, laba bersih perusahaan sulit diketahui sehingga akan berdampak pada proses pengajuan kredit ke Bank untuk memperoleh modal usaha. Perusahaan tidak tau seberapa besar kekuatan dan kelemahan-kelemahan apa saja yang ada pada perusahaan, manakala perusahaan telah semakin berkembang maka laporan keuangan itu akan semakin kompleks. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi dikarenakan banyak pelaku usaha menengah tidak memiliki latar pendidikan yang mumpuni.


(14)

Tabel 1.1 : Presentase latar belakang pendidikan pelaku usaha kecil dan menengah di Jawa Timur tahun 2012

Tingkat pendidikan Presentase

Tamatan SD 23,93 %

SMP/MTs 14,65 %

SMU/SMK/MA 44,00 %

D 1/11/111 2,06 %

S 1 dan lebih 11,31 %

Sumber : BPS (2012)

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pemilik usaha menengah 60% dimiliki oleh para pelaku usaha berpendidikan SMA kebawah.

Faktor Accountability mutlak diperlukan jika usaha tersebut menginginkan lebih maju karena untuk mengajukan kredit modal pada badan perkreditan memerlukan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti membahas bentuk laporan keuangan usaha kecil menengah yaitu CV (commanditaire vennootscap) yaitu CV. NILAM SARI yang didirikan untuk mengolah daun nilam/atsiri menjadi minyak nilam/atsiri yang nantinya akan menjadi bahan mentah parfum. CV. NILAM SARI ini masih menggunakan pelaporan akuntansi yang sangat sederhana, tidak sesuai dengan ketentuan persyaratan pelaporan yang berlaku yaitu SAK ETAP.


(15)

Industri Pengolahan minyak daun nilam saat ini mengalami peningkatan dalam jumlahnya. Industri ini dapat ditemui dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia antara lain Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Ambon maupun NTT dan NTB. Usaha perindustrian pengolahan minyak daun nilam yang diteliti ini termasuk perusahaan menengah. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti yang difokuskan pada CV. NILAM SARI yaitu salah satu industri pengolahan minyak daun nilam/atsiri yang berbentuk CV tersebut melakukan pencatatan atas laporan keuangannya masih sebatas pengeluaran dan pemasukan yang alakadarnya dan sangat sederhana yang tidak sesuai dengan pelaporan yang digunakan oleh badan usaha berbentuk CV. Itupun hanya sebagai pengingat saja karena menurut pelaku usaha tersebut, mereka tidak mau diribetkan dengan masalah catat mencatat, bagi mereka pencatatan model apapun sudah cukup yang penting bisa mengetahui pengeluaran, pemasukan dan besarnya laba. Yang seharusnya standar laporan keuangan yang dilakukan oleh CV adalah sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku agar bisa dan mudah dipahami bagi yang membutuhkan ( misalnya : pihak kreditur dan BANK ). Permasalahan inilah yang sangat signifikan dan menyentuh pengetahuan tentang perspektif dan implementasi akuntansi dalam bertumbuhnya suatu usaha untuk mempermudah penjaminan kredit modal untuk kelangsungan hidup badan usaha CV.

Kondisi inilah yang perlu menjadi perhatian oleh beberapa pelaku usaha menengah bahwa pentingnya cara pencatatan dan pelaporan akuntansi keuangan yang baik dan benar sesuai dengan standar yang berlaku supaya dapat diketahui besaran pengeluaran, pemasukan dan laba bersih yang mampu


(16)

berdampak pada efisiensi langkah selanjutnya dalam menindaki going concern perusahaan dan pendanaan oleh pihak penyalur modal untuk menjaminkan kredit modal ( misalnya : BANK ).

Berdasarkan survei secara langsung oleh peneliti di industri pengolahan minyak daun nilam CV. NILAM SARI di wilayah Nganjuk (Jawa Timur) ini, bisa diperkirakan investasi di industri pengolahan minyak daun nilam di CV. NILAM SARI mampu mencapai kurang lebih dari Rp 1 Milyar perputaran usaha tiap tahun. Prospek industri pengolahan minyak daun nilam ini sangatlah menjanjikan. Saat ini, usaha industri pengolahan minyak daun nilam/atsiri CV. NILAM SARI di wilayah Nganjuk ini mampu memperkerjakan 60 tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Hal seperti inilah yang menjadi titik permasalahan yang sangat signifikan, yaitu dengan perputaran modal usaha yang cukup besar dan jumlah tenaga yang cukup banyak serta bentuk badan usaha CV namun masih menggunakan metode pencatatan pelaporan keuangan yang sederhana. Disinilah peneliti akan membahas mengenai pencatatan pelaporan yang telah digunakan oleh CV. NILAM SARI yang belum memenuhi syarat dan standar pencatatan laporan keuangan yang seharusnya diterapkan oleh badan usaha berbentuk CV sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku namun dengan format yang sesuai dengan waktu dan tenaga kerja sederhana yang dimiliki oleh CV.

Dalam dunia usaha dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif terhadap perubahan yang terjadi dengan perbaikan strategi dan operasi perusahaan agar dapat bertahan dalam kompetisi dunia usaha yang semakin ketat.


(17)

Dari seputar bisnis usaha hal-hal tersebut, yang perlu diamati adalah pencatatan jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah bahan baku yang dibeli, jumlah penjualan, jumlah total beban dan biaya yang dikeluarkan dan jumlah piutang maupun utang yang dicatat oleh pelaku usaha adalah dengan pencatatan yang sebatas pengingat saja dan tidak dengan format yang diinginkan oleh pihak yang membutuhkan (contoh : kreditur/BANK ) meskipun tak bisa dipungkiri mereka dapat mengetahui jumlah modal akhir mereka setiap tahun.

Dengan keadaan yang demikian maka perlu adanya pencatatan akuntansi yang baik dan benar supaya dapat diketahui laba bersih perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya dan memajukan usahanya ( going concern ). Dari kebiasaan mencatat kegiatan usaha dan keuangan secara sederhana tersebut, sebenarnya dapat diarahkan untuk mencatat kegiatan usaha dan keuangannya sesuai dengan standar akuntansi secara lengkap dan rapi. Tentunya dengan format yang sederhana bagi usaha menengah yang memiliki tenaga kerja dan waktu yang terbatas. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba untuk mengedepankan pentingnya menumbuhkan kebiasaan mencatat dan menyusun laporan keuangan bagi para pelaku usaha menengah yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku namun dengan format yang mudah diterapkan dan menumbuhkan adat penerapan pencatatan akuntansi yang benar sesuai bentuk badan usaha CV.

Sehingga dapat difokuskan masalah yang benar-benar diteliti dan dibahas untuk menjadi fokus penelitian dalam hal ini adalah sejauh mana pelaku


(18)

usaha menengah khususnya perusahaan pengolahan minyak daun nilam CV. NILAM SARI yang berada di wilayah Nganjuk ini mampu memahami dan menerapkan pencatatan laporan keuangan dalam perusahaannya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan dikemas diatas, maka berikut perumusan masalahnya :

1. Bagaimana proses pencatatan laporan keuangan dalam usaha menengah khususnya CV. NILAM SARI yang mengelola industri pengolahan minyak daun nilam ini dibandingkan dengan pencatatan laporan keuangan yang benar sesuai dengan SAK ETAP ?

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah melakukan kajian masalah, yang selanjutnya dilakukan rumusan masalah atas permasalahan yang terjadi, berikut akan dibuat tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan pancatatan laporan keuangan pada pelaku usaha menengah dan difokuskan pada industri pengolahan minyak nilam CV. NILAM SARI, dibandingkan pelaporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP lengkap


(19)

2. Untuk mengetahui pemahaman proses penerapan akuntansi pada usaha menengah khususnya CV. NILAM SARI.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas

Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan tentang posisi sejauh mana implementasi pelaporan keuangan pada usaha menengah saat ini. Sebagai bahan pertimbangan untuk menindak lanjuti penelitian yang serupa serta memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Perusahaan

Hasil ini diharapkan mampu memberikan pemikiran atau hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih mengetahui cara pencatatan akuntansi yang baik dan rapi yang akan bisa memberikan dampak positif untuk kemajuan dan kelanjutan usahanya karena mampu mengetahui laba bersih yang akan memicu pengambilan keputusan.

3. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dengan menerapkan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan dan mampu menyelaraskan implementasi yang sudah diterapkan oleh perusahaan menengah. Sebagai saran pembelajaran


(20)

sekaligus pelatihan pemikiran dan aplikasi teori yang sudah ada dan kenyataan penerapannya sudah sesuai atau belum dengan landasan teori yang ada.


(21)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian telah dilakukan oleh penelitian terdahulu yang dilakukan di perusahaan menengah dari berbagai macam sudut pandang.

1. Andi Chairil Furqan dan Fikry Karim (2012)

“Problematika Praktik Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM): Serta Keterkaitannya Dengan Akses Kredit”.

a. Permasalahan

1. Bagaimana persepsi terhadap urgensi keberadaan informasi akuntansi bagi UMKM ?

2. Sejauh mana terselenggarakannya praktik akuntansi bagi UMKM ?

b. Kesimpulan

Dari penelitian ini manunjukkan bahwa para pelaku usaha UMKM sebenarnya telah sadar akan pentingnya arti sebuah pencatatan


(22)

keuangan dalam sebuah usaha, namun apa yang dilakukan oleh pemeilik dan pengelola obyek penelitian tersebut masih bersifat sederhana, yaitu hanya pada keluar dan masuknya uang serta jumlah barang. Pada dasarnya, pandangan pemahaman pencatatan keuangan oleh pengusaha waralaba sudah memahami adanya laporan keuangan dan sudah berusaha menerapkan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP, namun pengusaha masih melakukan pencatan sederhana yang sesuai dengan pengetahuan kemampuan dan pemahaman pengusaha itu sendiri.

2. Ermalina ( 2013 )

“Implementasi Pencatatan Laporan Keuangan Oleh Pengusaha Mikro-Kecil Di Kecamatan Ciputat”.

a. Permasalahan

Sejauh manakah praktik penyelenggaraan pencatatan laporan keuangan para pelaku usaha mikro kecil di Ciputat ?

b. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pencatatan laporan keuangan oleh pelaku usaha mikro kecil di Ciputat menganggap penting untuk dilakukan. Namun dalam tatanan teknis, mereka sering mengabaikannya. Dikarenakan kesulitan dan merasa tidak penting


(23)

untuk melakukannya karena mereka menganggap tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usahanya.

3. Dharma T Ediraras ( 2010 )

“Akuntansi Dan Kinerja UKM”.

a. Permasalahan

Sejauh manakah praktik penerapan akuntansi dan pemanfaatan akuntansi terhadap Usaha Kecil Menengah ( UKM ) di wilayah Depok?

b. Kesimpulan

Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mencari penyebab tingkat penyusunan laporan keuangan pada UKM di Indonesia. Salah satu faktor yang diduga sebagai penyebabnya, adalah adanya kewajiban UKM menggunakan SAK yang sama dengan usaha besar. Kewajiban demikian, diduga akan memberatkan UKM.

Penelitian terhadap penggunaan SAK yang memberatkan UKM hanya dapat diberikan oleh orang yang mempunyai kemampuan akuntansi yang baik atau oleh pakar akuntansi, antara lain Akuntan Publik, Akuntan yang bekerja di Kantor Pajak atau yang ada di Bank.

Penelitian yang sekarang ini dilakukan oleh peneliti, berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak pada waktu, sample, metodologi


(24)

penelitian, obyek dan penilaiannya. Sedangkan kesamaannya adalah meneliti tentang UKM dan informasi akuntansi serta penerapannya oleh karena itu penelitian yang sekarang bukanlah replika dari penelitian terdahulu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Industri

Berdasarkan UU Perdagangan No.5 yang dimaksud dengan perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan industri. Sedangkan industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan rekayasa industri.

Kelompok industri adalah bagian-bagian utama kegiatan industri, yakni kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri dasar, kelompok industri hilir dan kelompok industri kecil. Cabang industri adalah bagian suatu kelompok industri yang mempunyai ciri umum yang sama dalam prosesn produksi.

Jenis dan macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja :

a. Industri Rumah Tangga

Merupakan industri yang tenaga kerjanya berjumlah antara 1 – 4 orang.


(25)

b. Industri Kecil

merupakan industri yang jumlah tenaga kerjanya berjumlah antara 5 – 19 orang.

c. Industri Menengah

Yaitu industri yang karyawannya berjumlah antara 20-99 orang.

d. Industri Besar

Merupakan industri yang karyawannya berjumlah antara 100 orang atau lebih.

2.2.1.1 Kriteria Industri Menurut Beberapa Lembaga

1. UU No.9 Tahun 1995

Kriteria usaha kecil brdasarkan nilai aset tetap (diluar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omset per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan impress No. 10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (diluar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 1 milyar.


(26)

2. BPS, Kementrian Koperasi dan UKM

Menggolongkan suatu usaha sebagai usaha menengah jika memiliki omset antara Rp 1 milyar sampai dengan Rp 50 milyar per tahun (www.google.com). Berdasarkan devinisi tersebut, data BPS dan Kementrian Koperasi pada UKM tahun 2005 menunjukkan populasi usaha kecil dan menengah mencapai sekitar 51,3 juta unit atau sekitar 99,85 % dari seluruh usaha di Indonesia. Sementara itu perumusan UKM paling banyak berada di sektor pertanian dan perdagangan.

3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki investasi sampai dengan Rp 5 milyar. Sementara itu, usaha kecil dan menengah dibidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omset petahun kurang dari Rp 1 milyar (sesuai UU No.9 www.google.com).

4. Bank Indonesia

Menggolongkan usaha kecil dengan merujuk kepada UU No.9 tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 milyar) dan non manufaktur (Rp 200-600 juta).


(27)

5. Badan Pusat Statistik

Menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha menengah adalah usaha yang mempunyai karyawan 20-99 orang.

2.2.1.2 Pengertian CV (Commanditaire Vennootscap )

CV adalah bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda diantaara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi ( sekutu aktif ) dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial (sekutu pasif ).

Rancangan Undang-Undang (RUU) Usaha Perorangan dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum juga mengatur persekutuan komanditer, atau yang lazim dikenal CV. Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan hukum yang mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama semua sekutu serta bertanggungjawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini


(28)

jika harta CV tidak cukup untuk membayar hutang saat CV bubar. Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang melakukan likuidasi,kecuali ditentukan lain dalam perjanjian atau rapat sekutu komplementer. Jika setelah likuidasi masih terdapat sisa harta CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan pemasukan masing-masing.

Sementara sekutu komanditer yang tidak boleh bertindak atas nama bersama semua sekutu dan tidak bertanggungjawab terhadap pihak ketiga ketika melebihi pemasukannya. Jadi harta kekayaan pribadinya terpisah dari harta CV. Itulah sebagian aturan baru dalam RUU menyangkut CV ( Kitab Undang-Undang Hukum Dagang www.google.com ).

Pengertian CV dijelaskan dalam pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ( KUHD ). Dalam pasal 19 ayat 1 dijelaskan bahwa CV adalah persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan komanditer, didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang tanggung menanggung untuk bertanggungjawab seluruhnya pada pihak satu, dan satu orang yang lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain. Sedangkan pada pasal 19 ayat 2 berbunyi “Dengan demikian bisalah terejadi suatu persekutuan itu pada suatu ketika yang sama merupakan persekutuan firma terhadap sekutu firma didalamnya dan merupakan persekutuan komanditer terhadap pelepas uang”. Pada


(29)

beberapa referensi lain, pemberian pinjaman modal atau biasa disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda atau yang lainnya. ( KUHD www.lihan.blogspot.com ).

CV berada diantara firma dan Perseroan Terbatas, dengan demikian CV adalah persekutuan dengan setoran uang, barang, tenaga atau sebagai pemasukan para sekutu, dibentuk oleh satu orang atau lebih anggota aktif yang bertanggungjawab secara renteng, di satu pihak dengan satu atau lebih orang lain sebagai pelepas uang. ( Hukum Dagang : 144 )

2.2.2 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

“Pelaporan bukanlah pengadilan, melainkan kesempatan emas menunjukkan prestasi” ( Akuntansi Bisnis Jasa dan Dagang, Michell Suharli, 2010 ). Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Sejak entitas bisnis berdiri sampai dibubarkan, informasi dari proses akuntansi diperlukan oleh para pengambil keputusan. Proses akuntansi terus berkembang dari sejak pertama kali dirumuskan sebagai ilmu (Luca Pacioli, 1494).

Ajaran akuntansi terus berkembang mengikuti perkembangan bisnis, demikian pula pengertian akuntansi.


(30)

Menurut American Institute of Certified Public Accountants ( AICPA ), 1953, dalam Accounting Terminology Bulletin No.1 :

“Accountings is the art of recording, classifying, and

summarizing in a significant manner and in terms of money,

transactions, and events, which are, in parts at least of financial

character and interpretting the results there of”.

Definisi tersebut diatas mengartikan bahwa ,“Akuntansi sebagai seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu,yang dinyatakan dalam uang, transaksi, dan peristiwa, paling tidak mengenai karakter keuangan dan penafsiran hasinya”.

Menurut American Accounting Association ( AAA ), tahun 1966, dalam A Statement Of Basic Accounting Theory :

“Accounting is the process of identifying, measuring, and

communicating economic information, to permit informed judgement

and decisions by users of the information”.

AAA merumuskan pengertian akuntansi sebagai proses. Proses itu meliputi identifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi, yang memungkinkan penilaian dan pengambilan keputusan yang berharga oleh pengguna informasi.

Menurut AICPA, dalam APB Opinion No. 4 tahun 1970, akuntansi didefinisikan sebagai berikut :


(31)

“Accounting is a service activity. Its function is to provide

quantitative information, primarily financial in nature, about economic

entities, that is intended to be useful in making economic decesions, in

making reasoned choices among alternative sources of actions”.

AICPA merumuskan ulang pengertian akuntansi tahun 1953 melalui Accounting Principle Board ( APB ) mengingat berkembangnya cakupan bidang ilmu akuntansi. Akuntansi diartikan sebagai aktivitas jasa yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang bersifat angka, terutama tentang financial, dari suatu unit entitas ekonomi, yang dimaksudkan untuk dapat berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam menentukan pilihan yang dianggap memiliki dasar yang kuat dibandingkan jika kita mengambil pilihan lain.

Perkembangan bisnis yang memasuki era informasi ( Kaplan & Norton, 1996 ) menuntut perluasan pengertian akuntansi terus menerus. Akuntansi diartikan sebagai suatu sistem informasi yang merupakan bagian dari sistem bisnis keseluruhan di era informasi. Kesenjangan perolehan informasi (asymmetry information ) dapat berakibat pda perubahan kesejahteraan orang banyak. Dengan demikian akuntansi dibutuhkan di setiap denyut bisnis ( Warren, 2004 ).

Akuntansi menjadi semakin multidimensi dan dapat dilihat dari berbagai sisi perspektif. Belkaoui ( 1986 ), Sudibyo (1987), dan Harahap (2001) menjelaskan lebih jauh mengenai akuntansi yang dapat


(32)

dipandang sebagai ideologi, bahasa, catatan historis, realitas ekonomi, sistem informasi, komoditi, pertanggungjawaban, dan teknologi. Dewasa ini, akuntansi tidak sekedar menjadi alat pelaporan atau alat pengukuran kinerja atau alat pertanggungjawaban, melainkan menjadi dasar pemilihan strategi sebuah entitas.

2.2.3 Laporan Keuangan

Informasi akuntansi terakhir terungkap dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi :

a. Laporan laba/rugi (income statement)

Melaporkan kinerja perusahaan yang tercermin dari selisih antara pendapatan/keuntungan dan beban/kerugian pada periode tertentu.

b. Laporan perubahan ekuitas (owner’s equity statement)

Melaporkan perubahan ekuitas pemilik. Pada perusahaan persekutuan (CV dan Firma) melaporkan laporan modal pada sekutu, misalnya modal Tn.B, modal Tn.C, dan modal Tn.D.

c. Laporan neraca (ballance sheet)

Melaporkan posisi keuangan, yaitu mengenai sumber daya, kewajiban, dan ekuitas pemilik, pada tanggal tertentu.


(33)

Laporan neraca disusun berdasarkan mana yang paling likuid terlebih dahulu.

d. Laporan arus kas (statement of cash flow)

Melaporkan arus kas masuk dan keluar untuk periode tertentu. Arus kas dibagi menjadi dalam 3 aktivitas : operasi, investasi, dan pendanaan. Sesuai PSAK No.2 (IAI,2004), Laporan arus kas dilaporkan dengan metode langsung dan metode tak langsung.

e. Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement)

Catatan atas laporan keuangan berisi outline atau penjabaran atau rincian dari estimasi dan penilaian dalam penyusunan laporan keuangan. Catatan ini berisi tambahan informasi yang tidak terungkapkan dalam laporan keuangan utama.

2.2.3.1 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan yang dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) adalah :

“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu


(34)

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan eonomi”.

IAI merumuskan tujuan laporan keuangan dimaksudkan untuk sejumlah besar pemakai, bukan untuk kepentingan kelompok kecil atau kelompok tertentu saja.

Tujuan akuntansi untuk entitas bisnis ( objectives of

Financial Reporting by Business Enterprises ) menurut Financial

Accounting Standart Board (FASB), badan bentukan AICPA

pengganti APB adalah sebagai berikut :

a. To provide financial information that is usefull in making credit

and investment decision ( laporan keuangan berguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi, yaitu keputusan kredit dan investasi ).

b. To provide understandable financial information that is usefull

in assessing future cash flows ( laporan keuangan harus

mampu dipahami dan berguna untuk memperkirakan arus kas dimasa depan ).

c. To provide financial information related to an enterprise

resources, claims to these resources and change in them (

untuk menampilkan sumber daya perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahan antar keduanya ).


(35)

Yang dimaksud dengan sumber daya perusahaan adalah harta (assets), sedangkan klaim atas harta tersebut dimiliki oleh kreditor (liabilities) dan investor (owners equity).

Assets adalah sumber daya yang melekat/milik entitas,

sedangkan klaim atau sumber assets yang terdiri dari kreditor dan investor.

2.2.3.2 Elemen Laporan Keuangan

Laporan keuangan lengkap memiliki 10 elemen laporan keuangan ( Schroeder, 2001 ) yaitu :

a. Harta (assets)

Manfaat ekomomis yang sangat mungkin terjadi, yang diperoleh dan dikuasai oleh sebuah entitas sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lampau. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva dapat mengalir ke dalam perusahaan dengan 4 cara ( PSAK IAI, 2009. www.google.com ) yaitu dengan : digunakan, ditukarkan dengan aktiva lain, digunakan untuk menyelesaikan kewajiban, dan dengan dibagikan pada para pemilik perusahaan.


(36)

b. Kewajiban (liabilities)

Pengorbanan ekonomis yang sangat mungkin terjadi yang timbul dari kewajiban masa kini sebuah entitas, untuk menyerahkan harta di masa depan sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa di masa lampau. Penyelesaian kewajiban dapat dilakukan dengan 5 cara ( PSAK IAI, 2009. www.google.com ) yaitu : pembayaran kas, penyerahan aktiva lain, pemberian jasa, penggantian dengan kewajiban lain, dan konversi kewajiban menjadi ekuitas.

c. Ekuitas atau Aktiva bersih (Equity, or net assets )

Kepentingan tersisa atas harta perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya.

d. Investasi pemilik (investment by owners)

Peningkatan net assets entitas dari pemilik perusahaan, sebagai akibat dari penerimaan sesuatu yang berharga, yang akan meningkatkan ownership dalam entitas tersebut.

e. Distribusi kepada pemilik (distribution to owners)

Pengurangan dalam net assets entitas dari pemilik perusahaan yang disebabkan oleh pentransferan assets, pemberian jasa/terjadinya liabilities oleh entitas pada pemilik dan bukan karena operasi normal usaha perusahaan.


(37)

f. Laba komprehensif (comprehensive income)

Perubahan dalam equity dari entitas perusahaan selama satu periode dari transaksi, selain peristiwa dalam keadaan dari sumber bukan pemilik yang mencakup semua perubahan dalam equity selama suatu periode terkecuali yang disebutkan oleh investment by owners atau distribution to owners.

g. Pendapatan (Revenues)

Peningkatan owners equity sebagai akibat dari aktivitas normal usaha sebuah entitas. (the gross increase in owners

equity resulting from business activities entered into for the

purpose of earning income).

h. Beban (expenses)

Pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan normal usaha untuk memproleh pendapatan.

i. Keuntungan (gains)

Kenaikan dari net assets atas transaksi periperal/insidental suatu entitas serta dari transaksi lain dan peristiwa serta keadaan yang mempengaruhi entitas selama periode terkecuali yang berasal dari revenue/investment by oeners.


(38)

j. Kerugian (losses)

Pengurangan dalam net assets dari transaksi

periperal/insidental dari suatu entitas yang berasal; dari

transaksi lain/peristiwa/keadaan pada suatu periode terkecuali yang berasal dari expenses dan distribution to owners.

2.2.4 Perlakuan Akuntansi Untuk Perusahaan Industri Kecil dan Menengah

Perlakuan akuntansi untuk perusahaan industri kecil dan menengah sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK yang berlaku, dimana menurut PSAK dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangan harus memenuhi komponen – komponen sebagai berikut (PSAK, 2009 : 3 ) yang berisi :

a. Neraca

Dalam neraca perusahaan menyajikan aktiva terpisah dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aktiva lancar disajikan


(39)

menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan sesudah dua belas bulan tanggal neraca.

b. Laporan Laba Rugi

laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian hingga yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang dipergunakan bagi penyajian wajar.

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut :

1. Pendapatan

2. Laporan Laba Rugi

3. Beban Pinjaman

4. Beban Pajak

5. Laba atau Rugi dari aktivitas normal perusahaan

6. Pos Luar Biasa

7. Hak Minoritas

8. Laba atau Rugi Bersih untuk periode berjalan


(40)

Perusahaan harus menyajikan laporan ekuitas sebagai komponen utama laporan yang menunjukkan :

1. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan

2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan dan kerugian beserta jumlah yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.

3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait.

4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya.

6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perusahaan.


(41)

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi terkait.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan laporan keuangan mengungkapkan :

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

2. Informasi yang diwajibkan dan pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka secara wajar.

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value


(42)

added statement) khususnya bagi industri dimana faktor-faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peran penting ( PSAK, 2009 : 1 ).

Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan menurut Institut Akuntan Publik Indonesia ( IAPI, 2008 ) sebagai berikut :

a. Konsentrasi dari pemilik dan manajemen senior

b. Sumber pendapatan ( Source of revenue ) dan sumber pendanaan (Sources of financing ) yang terbatas.

c. Pencatatan yang tidak kompleks/rumit.

d. Pengadilan tingkat entitas yang tidak terlalu rumit.

2.2.5 Kegunaan dan Pengguna Akuntansi

Akuntansi memiliki kegunaan (uses) dan pengguna (user). Kegunaan akuntansi bagi dunia bisnis antara lain untuk :

a. Menyediakan informasi ekonomis suatu perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit yang tepat.

b. Menjadi media komunikasi bisnis antara manajemen dan pengguna eksternal mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, dan arus kas perusahaan.


(43)

c. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.

d. Menjadi gambaran dari kondisi perusahaan dari suatu periode ke periode berikut mengenai pertumbuhan/kemunduran, memungkinkan untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain pada industri sejenis.

Pengguna informasi akuntansi dikelompokkan menjadi 2 :

a. Pengguna Internal

Adalah mereka yang menghasilkan keputusan yang berakibat langsung pada operasional perusahaan. Contoh : Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Manajer Kunci, dan Karyawan Perusahaan.

b. Pengguna Eksternal

Mereka yang menggunakan keputusan terkait dengan hubungan mereka dengan perusahaan. Contoh : Investor, Kreditor, Fiskus, Pemerintah, Pemasok, Pelanggan, Peneliti dan Komunitas terkait.

Seluruh pihak yang berkaitan langsungdengn kondisi keuangan perusahaan disebut stakeholders.

Akuntan dan para manager harus mampu memahami pentingnya penyusunan laporan akuntansi yang berkualitas (understandable,


(44)

tersebut akan menyebabkan 2 dampak yaitu konsekuensi ekonomis dan orientasi pengguna ( Scott, 2001 ).

2.2.6 Asumsi Dasar

Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi. Asumsi – asumsi tersebut menurut (Baridwan, 2000:08) adalah :

1. Kesatuan Usaha Khusus

Didalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain, perusahaan dianggap sebagai “Unit Akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain, dengan anggapan seperti ini maka transaksi – transaksiperusahaan dipisahkan dari transaksi – transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.

2. Kontinuitas Usaha

Konsep ini mennganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus dalam arti diharapkan tidak akan ada likuiditas dimasa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian


(45)

dalam akuntansi yang didasarkan dalam konsep ini. Sebagai contoh adalah prosedur amortisasi dan depresiasi. Jadi bila tidak dapat terbukti cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya, maka kesatuan usaha suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya, maka kesatuan usaha itu akan dipandang hidup terus.

3. Penggunaan Unit Moneter Dalam Pencatatan

Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam pencatatan dan penyusunan lapotan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini, maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan didalam catatan bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi ini. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara dimana perusahaan berdiri.

4. Periode Waktu

IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan, bukan pada saat kas diterima dan dikeluarkan.


(46)

Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan. Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu periode dilakukan alokasi periode-periode untuk transaksi-transaksi yang memengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-taksiran.

Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya tidak cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuaian terhadap laporan-laporan keuangan periode itu.


(47)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (Sugiyono, 2007 : 1). Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak manipulasi sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah.

Beberapa definisi penelitian kualitatif :

1. Pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya ( Nasution, 1988 : 5 dalam Sugiyono, 2008 : 180 ).

2. Prosedur penelitian yang bertujuan mengkumpulkan dan menganalisis data deskribtif berupa tulisan, ungkapan lisan dari orang dan perilakunya yang dapat diamati ( Bogdan dan Taylor, 1993 ).

3. Penelitian kualitatif merupakan tradisi dalam ilmu sosial yang secara fundamental bergantung dan berhubungan pada manusia dalam


(48)

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang menurut bahasa dan istilanya sendiri ( Kirk dan Miller, 1986 ).

Salah satu karakteristik penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah (Yuhertiana, 2009) :

a. Menekankan pada pola pikir induktif

Pada dasarnya penelitian kualitatif berfokus untuk mengamati secara subyektif berbagai tema dari sebuah realitas sosial, menghubungkan berbagai tema yang muncul sehingga akan menjadi sebuah pernyataan teori.

Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melakukan generalisasi, setiap hipotesis hendaknya dapat diuji kebenarannya secara deduktif sesuai atau tidak dengan kenyataan dilapangan.


(49)

Gambar 3.1 : Menekankan Pada Pola Pikir

Sumber : Indrawati Yuhertiana, 2009, Panduan Penelitian Kualitatif Bagi Pemula, Eureka Smart Publishing, hal 5.

TEORI

( PENALARAN DEDUKSI )

OBSERVASI

( PENALARAN DEDUKSI )

TEORI

( PENALARAN INDUKSI )

OBSERVASI


(50)

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi diskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya. Penelitian diskribtif kualitatif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan yang ada di masyarakat, hubungan antar variabel, pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta dan lain-lain. Pada umumnya kegiatan penelitian diskribtif kualitatif ini meliputi pengumpulan data, analisis data, interprestasi data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data terserbut.

Untuk memperjelas metode yang akan diterapkan berupa studi deskribtif dengan tujuan untuk menggambarkan realitas sosial yang kompleks dengan menerapkan konsep-konsep yang telah ada. Realita sosial yang dipelajari dititik beratkan pada pencatatan keuangan CV. NILAM SARI. Dalam penelitian berdasarkan pokok masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif ( Indrawati Yuhertiana, 2009 : 4-7 ).

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat diskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (prespektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus peneliti sesuai dengan fakta dilapangan selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar belakang penelitian dan sebagai bahan


(51)

pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalm penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih subyektif daripada penelitian kuantitaif dan menggunakan metode yang sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.

Dalam penelitian ini yang diamati adalah orang, yaitu pemilik dan pegawai pada CV. NILAM SARI dan berbagai latar belakangnya. Para pemilik juga merangkap bagian keuangan. Dalam posisi tersebut, kegiatannya berupa mengerjakan tugas-tugas yang ada atau bahkan harus menangani permasalahan yang terjadi.

Dengan digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Penggunaan metode kualitatif ini bukan karena metode ini baru, tetapi permasalah akan lebih tepat diperoleh datanya dengan metode kualitatif. Denagn metode kualitatif hanya dengan dengan beberapa variabel saja yang bisa diteliti sehingga seluruh permasalahan yang dirumuskan tidak akan terjawab menggunakan metode kuantitaif.


(52)

3.2 Fokus Penelitian

Setelah melakukan observasi secara umum pada CV. NILAM SARI selama 3 minggu, maka obyek yang ditetapkan sebagai tempat penelitian adalah industri pengolahan minyak daun nilam/atsiri CV. NILAM SARI.

Fokus penelitian diarahkan pada :

1. Laporan keuangan pada CV . NILAM SARI

2. Membandingkan catatan keuangan dan laporan keuangan CV. NILAM SARI dengan peraturan yang berlaku ( SAK ETAP ).

3.3 Alasan Ketertarikan Peneliti

Satu sisi yang sangat menarik dari Usaha Kecil dan Menengah adalah merupakan embrio dari perusahaan besar. Karena langkah menuju perusahaan besar tak semudah membalikkan telapak tangan, ada langkah-langkah dan perjuangan untuk mencapai titik kesana. Dan dengan adanya perusahaan seperti CV. NILAM SARI ini, akan membantu mengurangi masalah sosial yaitu pengangguran dan meningkatkan penghasilan perkapita.

Jiwa kewirausahaan adalah jiwa yang sangat menarik, jiwa kewirausahaan adalah bukan semata dari keahlian (skill) yang dimiliki namun ada dimensi-dimensi lain yang sangat menyokong yaitu rasa (sense),


(53)

keinginan (passion) untuk sukses. Dan selain itu juga sangat berpengaruh yaitu cipta, karya dan karsa yang melekat didiri manusia.

Berbicara mengenai menjalankan bisnis usaha tentu banyak dimensi yang terlibat didalam roda usaha tersebut, misalnya dimensi financial, sumber daya manusia, pemasaran dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, kita akan membahas dimensi financial karena disadari atau tidak, dimensi ini sering dilaupakan dan tidak diperhatikan secara serius. Dimensi financial hanya memperhatikan bagaimana mendapat untung yang sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan cara mengolah uang hasil laba tersebut.

Masalah pengelolaan keuangan dari para pelaku uasaha terganjal masalah sumber daya manusia perihal ilmu akuntansi. Mereka menganggap bahwa pencatatan keuangan tersebut merupakan suatu hal yang merepotkan dan membingungkan.

3.4 Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan sasaran yang diteliti. Peneliti menentukan lokasi penelitian adalah melalui teknik wawancara, dan peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada pemilik CV. NILAM SARI.


(54)

3.5 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di industri pengolahan minyak daun nilam/atsiri CV. NILAM SARI yang berlokasi di Jl.Sedudo RT 06 RW 02 Sawahan, Nganjuk 64475.

3.6 Penentuan Informan

Sebagai sumber data dan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian adalah pemilik perusahaan CV. NILAM SARI.

Peneliti memilih 3 informan yaitu 2 orang yang merupakan pemilik perusahaan dan 1 karyawan perusahaan yaitu bagian pencatat kas. Peneliti memilih 3 informan tersebut karena 3 informan tersebut diataslah yang secara langsung mengetahui seberapa jauh kondisi keuangan dan keadaan pencatatan laporan keuangan perusahaan yang sekarang ini sedang diterapkan. Dalam hal ini, penelitian dilakukan dengan cara berinteraksi secara langsung dengan pemilik untuk mendapatkan data-data atau informasi yang dibutuhkan terkait relevansi dan peran informan terhadap topik dan permasalahan penelitian dengan cara wawancara dan mengetahui bentuk fisik pencatatan laporan keuangan yang sedang diterapkan.


(55)

3.7 Sumber Data dan Jenis Data

Aktivitas penelitian tidak terlepas dari keberadaan data yang merupakan tambahan baku informan untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empiris yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan dari penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan berlangsung.

Sumber data yaitu sumber dimana data-data dan informasi yang dibutuhkan langsung didapatkan dari asalnya atau narasumber.

Berdasarkan sumbernya, data primer adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion –

FGD) dan penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini, data primer


(56)

Untuk memecahkan masalah penelitian, maka penelitian ini menggunakan data primer. Keterangan informasi dan data yang dibutuhkan penelitian langsung bersumber dari pemilik perusahaan yaitu CV. NILAM SARI.

Data dalam penelitian kualitatif adalah catatan – catatan yang sifatnya deskribtif. Dalam penelitian dikumpulkan semua hal terkait dengan pembahasannya yang dimunculkan oleh individu yang teliti. Penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan narasi dalam transkripsi, deskripsi, cerita, dokumentasi tertulis dan dokumentasi tidak tertulis (gambar, foto, skema, dan diagram).

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Ada 3 teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Wawancara Mendalam

Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan dengan struktur ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin memfokuskan pada permasalahan sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam.


(57)

2. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara observasi partisipasi untuk mengamati berbagai kegiatan.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan bukti-bukti penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan wawancara tidak terstruktur atau wawancara bebas yaitu wawancara garis besar permasalahan yang akan dibayangkan. Namun dari semua teknik tersebut bisa melalui cara wawancara/interview dengan informan dan bisa juga dengan cara memberikan pertanyaan yang dikirim lewat pesan/BBM.

Proses penelitian kualitatif bersifat sirkuler, interplay beralasan sambil bergerak maju. Oleh karen itu tidak dapat ditemukan kapan sebenarnya analisis data dalam penelitian dimulai.

3.9 Analisis Data

Analisis data adlah suatu proses pengklasifikasian, pengkatagorian, penyusunan, dan elaborasi, sehingga data yang telah dikumpulkan dapat diberikan makna untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan atau untuk mencapai tujuan penelitian. Aktivitas dalam analisis data adalah :


(58)

1. Data Reduction ( Reduksi Data )

Data dari lapangan baik berupa wawancara dengan informan, observasi maupun dokumen-dokumen yang mendukung tentang catatan pelaporan keuangan di dalam perusahaan yang mendukung akan hasil penelitian akan diambil dan didokumentasikan.

2. Data Display ( Penyajian Data )

Dari hasil reduksi yang dilakukan, ditampilkan data-data yang berkaitan dan berhubungan ataupun menjawab permasalahan yang diteliti. Dengan disertai refleksi dari peneliti berkaitan dengan data yang diperoleh. Penyajian dalam penelitian ini dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing / Verification

Dalam aktifitas penelitian ini mencoba menemukan pola atau keterkaitan antara data-data tersebut memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Hubungan dengan responden adalah akrab / dekat, peneliti tidak mengambil jarak karena tujuannya adalah untuk memahami diri informan sebagaimana dia apa adanya.


(59)

Gambar 3.2 Analisis Interaktif menurut Miles dan Huberman

Sumber : Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta : UI-Press, 1992.

3.10 Pengujian Kredibilitas Data

Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara (Sugiyono, 2005) :

1. Perpanjangan Pengamatan

Dengan adanya perpanjangan pengamatan maka akan terjadi hubungan peneliti yang semakin akrab, semakin terbuka dan saling

Pengumpulan

data

Penyajian

data

Reduksi data

Penarikan

kesimpulan


(60)

2. Meningkatkan Ketekunan

Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau tidak.

3. Triangulasi

Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.


(61)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) merupakan usaha yang banyak mempunyai problematika, namun menjalankan usaha seperti ini sangatlah menarik untuk memajukan perekonomian didalam keuangan pengusaha itu sendiri khususnya dan pada masyarakat pda umumnya.

Berbagai masalah yang umum sangatlah banyak yang merujuk pada permasalahan pencatatan laporan keuangan yang digunakan pada Usaha Kecil Menengah. Diantaranya dalah bukti pencatatan, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya mencatat transaksi, pencatatan yang tidak bersistim, pencatatan yang tidak berstruktur dan tidak sesuai dengan tata cara pencatatan laporan keuangan berkiblat pada stansar yang berlaku yaitu SAK ETAP.

Penelitian ini akan membahas permasalahan yaitu mengenai penerapan pencatatan keuangan dalam usaha kecil menengah yang meneliti kasus pada CV. NILAM SARI di Nganjuk. Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih lengkap, mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga peneliti merasa bahwa tujuan penelitian ini bisa


(62)

dicapai. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik CV. NILAM SARI yaitu Bapak Muryono dan Ibu Karsiati dan pegawai keuangan / administrasinya yaitu Mbak Mimin.

4.1.2 Profil Singkat Obyek Penelitian

Usaha yang diteliti oleh peneliti ini adalah CV. NILAM SARI yang mengolah daun nilam / atsiri menjadi minyak mentah dalam pembuatan berbagai macam produk industri besar, misalnya industri parfum yang membutuhkan minyak nilam sebagai bahan mentah komposisi industri ini dalam pembuatan parfum, industri obat obatan yang membutuhkan minyak nilam dalam komposisi pembuatan obat obatan. CV. NILAM SARI ini berlokasi di Desa Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk 64475. CV. NILAM SARI ini didirikan pada tanggal peresmiannya 9 November 2009. Dan memulai usahanya seminggu setelah tanggal peresmiannya tersebut. Sebenarnya Pak Muryono sebelum bergelut di CV. NILAM SARI ini, beliau juga menggeluti usaha pengolahan minyak daun cengkeh yang diolah menjadi minyak cengkeh mentah, namun usahanya ini masih dalam bentuk UD yaitu UD. PANGAN SARI. Setelah UD.PANGAN SARI berjaya, bapak Muryono mendirikan usaha CV.NILAM SARI bersama rekannya yaitu ibu Karsiati yang didalam perusahaan ini bapak Muryono berperan sebagai sekutu aktif dan ibu Karsiati berperan sebagai sekutu pasif.


(63)

4.1.3 Visi dan Misi Obyek Penelitian

Adanya visi dan misi merupakan syarat wajib bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang berbeda, semua tergantung tujuan dan cara masing – masing perusahaan. adapun visi misi CV. NILAM SARI adalah sebagai berikut :

Visi :

1. Menjadi Pelopor Unggul Pengolahan Minyak Daun Nilam di Wilayah Nganjuk.

2. Menjadi Champion Ladang Investasi dikalangan Luar / Masyarakat

3. Menjadikan CV. NILAM SARI sebagai perusahaan pengolahan bahan baku industri yang mengedepankan kualitas produk.

Misi :

1. Memberikan solusi yang terbaik dalam kebutuhan pelanggan.

2. Menjalin relasi dan kerjasama yang baik dengan para pelanggan.

3. Memberikan pengetahuan kualitas produk kami pada setiap pelanggan.


(64)

4.1.4 Struktur Organisasi Obyek Penelitian

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi CV. NILAM SARI adalah sebagai berikut :

Struktur Organisasi CV. NILAM SARI

DIREKTUR CV.NILAM SARI H. M uryono

M anager Keuangan Hj. Juw art i

Bag. Penjualan Kat on Cahyo

M anager Operasional Sudarw ot o

Adm inist rasi M inarsih (M imin)

Bag. Produksi dan Persediaan supriyant o


(65)

Keterangan Posisi :

1. Direktur Utama :

Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi, mengambil keputusan, menjalankan tnggungjawab atas semua proses perusahaan.

2. Manajer Keuangan :

Perencanaan keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaran, rencana pemasaran, mengumpulkan dana perusahaan dan menyimpan serta mengamankan dana tersebut.

3. Manajer Operasional :

Mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasional perusahaan.

4. Administrasi :

Sebagai pemegang dana sementara dan sebagai pusat penyaluran anggaran dana.

5. Bagian Penjualan :

Merumuskan dan mengkoordinasi kegiatan penjualan produk.

6. Bagian Produksi dan Persediaan :

Sebagai pengawasan jalannya produksi pengolahan dan bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku perusahaan.


(66)

4.2 Implementasi Pencatatan Akuntansi Pada CV.NILAM SARI

4.2.1 Pencatatan Akuntansi di CV. NILAM SARI

Laporan keuangan yang diterapkan oleh para pelaku UKM biasanya menganut pola yang paling gampang. Yang artinya pola yang dianut dipandang gampang untuk dikerjakan maupun dipahami. Laporan keuangan sangatlah penting bagi pelaku suatu usaha, dengan laporan keuangan maka akan bisa diketahui perkembangan usaha, laba usaha dan dapat membantu pencapaian tujuan usaha serta mampu membantu dalam pengambilan keputusan usaha.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Bpk. Muryono sebagai pelaku usaha dari pihak sekutu aktif di CV. NILAM SARI menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penulis yaitu apakah dalam usaha pengolahan minyak daun nilam ini juga dilakukan pencatatan keuangan ?

“ Yo nyatet nduk, tapi yo gak koyok nang perusahaan gede liyane.

Nyatet e sekedar ben iso dingerteni ambek Bank sing ngewenehi kredit duit

karo Ibu Karsiati sing wes melok inves nang CV iki. Iku loh delok en dewe

catetane, yo ngono iku.”

(informasi Bpk.Muryono pelaku serta sekutu aktif di CV.NILAM SARI)

Dari hasil wawancara yang diajukan kepada sekutu aktif CV.NILAM SARI yaitu bapak muryono dapat diketahui bahwa CV.NILAM SARI ini masih belum menggunakan pencatatan keuangan secara benar. Hanya melakukan


(67)

pencatatan sederhana sesuai dengan transaksi yang dilakukan. Dimana dalam laporan keuangan yang dilakukan oleh CV. Nilam Sari ini sudah tepat langkah-langkahnya namun belum sempurna dalam detail pengerjaannya. Misalnya, tidak dicantumkan berapa penyusutan peralatan pabrik di dalam perhitungan biaya overhead pabrik, tidak mencantumkan perhitungan biaya pemeliharaan kendaraan dan reparasi mesin pabrik, sehingga di dalam penentuan biaya overhead masih banyak yang tidak diperhitungkan sehingga akan mempengaruhi harga pokok produksi maupun penentuan laba rugi. Hal itu akan menimbulkan kesenjangan peredaran keuangan perusahaan tercampur dengan keuangan pribadi penanggungjawab sekutu ( sekutu aktif ).

“Yo iso ngerti mbek catetan e sing di gawe CV .NILAM SARI sing dicatet mbak mimin iku, yo ngerti pisan keadaan keuangan e teko Bu.

Juawarti sing nyekel duit e CV.NILAM SARI. Wes pokok e aku ngerti masio

sederhana.”

( informasi Ibu. Karsiati sebagai sekutu pasif CV.NILAM SARI)

Dengan demikian bisa dipastikan bahwa laporan keuangan yang dilakukan oleh CV.NILAM SARI masih melakukan pencatatan sederhana yang belum rinci mencatat seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh CV. Nilam Sari. Hal itu berpengaruh pada tingkat kerugian pribadi penanggungjawab yang tidak disadari. Dengan demikian penulis melampirkan perbandingan pencatatan keuangan CV. Nilam Sari dengan pencatatan sesuai dengan SAK


(68)

ETAP yang faktanya bukan menyulitkan namun menguntungkan dan menyempurnakan yang tidak sempurna dalam pencatatan yang tidak detail sehingga tidak akan merugikan pihak pengelola.

“Yaa pasti. Pasti membuat laporan keuangan. Yang pasti sudah sesuai dengan ajaran akuntansi sederhana, gak ruwet sing koyok

perusahaan gede. Sing penting kan paham toh.”

(informasi Mbak Mimin staf administrasi CV.NILAM SARI)

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada staf administrasi CV. NILAM SARI yaitu Mbak Mimin, sudah melakukan pencatatan keuangan sesuai kebutuhan namun belum sempurna detail seperti yang harus dilakukan oleh perusahaan yang berbentuk CV yang berkiblat di SAK ETAP. Pencatatan yang dilakukan sudah dengan langkah-langkah pada umumnya dan sesuai SAK ETAP namun belum sempurna rinciannya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh pelaku usaha serta staf administrasinya.

4.2.2 Bentuk dan Model Pencatatan Keuangan Yang Dilakukan Oleh CV. NILAM SARI

Dalam melakukan pencatatan keuangan pada suatu usaha tertentu model pencatatan yang digunakan pasti berbeda-beda sesuai dengan obyek atau sesuai dengan bentuk usaha yang dijalankan dan sesuai dengan


(69)

kemampuan/pengetahuan pencatatan laporan keuangan yang dimiliki oleh pelaku usaha tersebut.

Bentuk yang diterapkan oleh CV. Nilam sari ini menganut pola yang paling gampang dipahami dalam pengelolaan keuangannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada pihak pelaku usaha, yaitu bagaimanakah bentuk pencatatan keuangan yang dilakukan oleh CV. NILAM SARI ini ?

“Model pencatatane toh Yuu ? yo dicatet nang nggone buku-buku

penjualan, pembelian, biaya operasional, mulai teko bahan baku sampek

barang sing we siap jual, pendanaan e, transpotasine, gaji, beban listrik

banyu lan lain-lain tapi nggawe microsoft excel. Wes ngko delok en dewe.”

(informasi dari Mbak Mimin sebagai staf administrasi CV. NILAM SARI)

Dari hasil wawancara pada staf administrasi yaitu Mbak Mimin, bahwa model pencatatan laporan keuangan di CV. NILAM SARI, sudah sesuai dengan langkah yang benar namun dalam perhitungan biaya pengeluaran perusahaannya masih belum detail sehingga akan merusak perolehan laba dan penentuan biaya produksi dari hasil olahan minyak.

4.2.3 Pencatatan Keuangan Secara Periodik


(70)

keuangan yang baik maka dapat diketahui perekonomian perusahaan tersebut. Dalam laporan keuangan, biasanya dibuat satu bulan. Karena satu bulan merupakan hari akhir dalam melakukan pembukuan mulai dari awal tanggal sampai akhir tanggal dalam hitungan bulan. Tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap staf administrasi CV. NILAM SARI , Apakah CV . NILAM SARI melakukan pencatatan secara periodik ?

“Yo mesti nggawe Yu. Yo lek gak nggawe yo buingung lohh.

Bendino yo dicatet tapi nyatet resmine ben bulan, mulai awal sampek

itung-itungan akhir tahun, desember maksudku..wes, ngko deloken dewe.”

(informasi dari Mbak Mimin sebagai staf administrasi CV. NILAM SARI)

Dari pertanyataan yang telah dikemukakan oleh staf administrasi CV. NILAM SARI bahwa usaha ini melakukan pencatatan secara periodik namun sangat sederhana berdasarkan buku transaksi yang sudah ada. Mereka menganggap bahwa dengan pencatatan yang seperti itu sudah bisa dipahami dan dimengerti untuk mengetahui perkembangan usaha.


(71)

4.3 Persepsi Pelaku Usaha Industri Pengolahan Minyak Nilam CV. Nilam Sari dalam Pencatatan Laporan Keuangan

4.3.1 Seberapa Penting Pencatatan Laporan Keuangan Dilakukan Sesuai dengan Standar Yang Berlaku

Pencatatan akuntansi dalam suatu usaha sangatlah penting dilakukan karena sebagai ukuran dalam pencapaian tujuan perusahaan dan untuk mengetahui perkembangan kauangan usaha serta untuk membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Selain daripada itu, laporan keuangan sangatlah diperlukan dalam pengambilan pinjaman Bank dan keperluan investasi Investor serta Kreditor juga berguna dalam pemungutan pajak. Namun dalam kenyataannya, tidak semua pelaku usaha melakukan pencatatan laporan keuangannya secara tepat sesuai dengan aturan yang berlaku karena persepsi mereka yang berbeda.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap pihak pelaku usaha dan bagian administrasi tentang seberapa penting pencatatan laporan keuangan dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku. Menyatakan :

“Yo penting lah pencatatan iku, nek gak onok catetan e lak piye

weruh e mlebu metune duit. Bank yo butuh gae nyair ne duit, pajak yo

mbutuhne, bu Karsiati sing rekan inves ku yo butuh. Tapi untuk sesuai


(72)

“Ya penting Yu, kalo gak ada pencatatan e yo piye isone nggawe

laporan duit, laba akhir, bayar pajak, lan kabeh e. Bingung dan runyam

malahan nek gak enek catetan e sing rapi, sistematis masio sek sesderhana

sesuai kebutuhan. Tapi ancen e belum sesuai standar sing kudune

dilaksanakne mergo yo ngono sek sesuai kebutuhane.”

(informasi dari mbak Mimin staf administrasi)

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada pihak yang bersangkutan, diperoleh hasil bahwa CV. NILAM SARI ini masih menggunakan pencatatan yang sederhana sesuai dengan kebutuhan dan belum melaksanakan pencatatan detail sesuai dengan standar yang diberlakukan, hal ini disebabkan oleh persepsi pelaku usaha dan administrator perusahaan yang masih menganggap pencatatan yang sekarang dilakukan masih bisa memenuhi kebutuhan informasi keadaan ekonomi perusahaan dan menganggap bahwa pencatatan yang sesuai standar untuk pencatatan pelaporan keuangan CV masih ribet perhitungannya.

4.3.2 Penggunaan Laporan Keuangan yang Dilakukan Selama ini Dapat Mencapai Tujuan Usaha

Didalam suatu usaha pastilah memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam mendirikan usaha tersebut. Disini laporan keuangan juga sangat berperan penting dalam membantu pencapaian tujuan usaha. Dengan adanya laporan keuangan para pelaku usaha dapat menentukan arah


(1)

68

4. Model pencatatan yang digunakan dalam melakukan pencatatan keuangan oleh CV. NILAM SARI yakni dicatat sesuai transaksi apa saja yang terjadi dalam buku-buku yang berbeda dan baru dimasukkan dalam komputerisasi yang tidak bersistim.

5. Laporan keuangan dapat membantu mengontrol keuangan usaha dalam mencapai tujuan usaha, memastikan going concern / keberlangsungan hidup perusahaan dan juga dapat membantu pelaku usaha dalam pengambilan keputusan bisnis dan investasi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran-saran yang diajukan dalah :

1. Bagi Pengelola Usaha Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam

Untuk meningkatkan optimalisasi dan kelancaran usaha Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam di CV. NILAM SARI ini khususnya pada pencatatan keuangannya maka ada beberapa saran yang mungkin berguna bagi kelancaran usaha ini, yaitu :

1. Sebaiknya dilakukan pencatatan keuangan yang lebih sistematis, lengkap, tersistem serta jelas perhitungan akhirnya dan sesuai dengan SAK yang berlaku yaitu SAK ETAP.


(2)

69

2. Seharusnya dilakukan pencatatan laporan keuangan yang detail, lengkap dan rinci sehingga tidak akan ada keraguan dan kesalahan dalam menentukan perolehan laba.

3. Dalam menentukan kualitas SDM dalam hal bagian keuangan / administrasi harus lebih ditingkatkan yang sesuai dengan bidangnya dan memahami bidang akuntansi dan pencatatan keuangan.

4. Sebaiknya dirinci lebih detail dalam pengeluarannya sehingga tidak akan ada keterlibatan dana pribadi dalam perusahaan persekutuan (Partnership ).

5. Sebaiknya mulai diangkat tenaga profesional akuntan dalam pemrosesan keuangan perusahaan supaya tercipta komunikasi yang berkualitas, akurat dan mampu dipertanggungjawabkan atas berjalannya entitas bisnis.

2. Bagi Pemerintah

Dengan melihat kondisi yang terjadi di lapangan, peneliti berharap pada pemerintah supaya memberikan kontribusi nyata dalam perkembangan penerapan pencatatan laporan keuangan yang rinci dan sesuai dengan SAK ETAP dalam bentuk pemberian bantuan-bantuan suntikan dana, berupa hibah, maupun sosialisasi tentang penerapan ketepatan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku kepada seluruh pelaku UKM agar terangsang berdirinya UKM


(3)

70

baru yang akan menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

3. Bagi Perguruan Tinggi

Fenomena fakta yang terjadi dilapangan, bisa dijadikan sebagai lahan bagi perguruan tinggi untuk melaksanakan PKL atau KKN diwilayah sentra Industri UKM sebagai wujud pengabdian pada masyarakat, selain itu juga mendidik mahasiswa dalam pengembangan diri sebagai wirausahawan atau enterprenuership.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, akan banyak penelitian-penelitian lain yang tertarik untuk menggunakan metode penelitian deskribtif kualitatif dalam melakukan penelitian karena penelitian ini bersifat menggali dan mengenali obyek lebih dalam dan lebih berperan serta dalam tim yang diteliti. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mampu lebih baik lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Anonim. American Accounting Association. 1966. A Statement of Basic

Accounting Theory. Jakarta: Terminology Bulletin no.1.

Anonim. American Institute of Certified Public Accountants. 1953. Accounting

Terminology Bulletin. Jakarta: Terminology Bulletin no.1.

Anonim. American Institute of Certified Public Accountants. 1970. Accounting

Principle Board. Jakarta: Terminology Bulletin no.1

BadanPengawasanStatistik. 2012. Pendidikan Pelaku Usaha Kecil dan Menengah. Jawa timur.

Belkaoui. 1986. Teori Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. Harahap. 2001. Teori Akuntansi. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2

th.2007.

Indrawati Yuhertiana. 2009 : 4. Panduan Penelitian Kualitatif Bagi Pemula,

Indrawati Yuhertiana. 2009. EurekaSmart Publishing. Surabaya.

Kaplan dan Norton. 1996. Akuntansi Bisnis. Jakarta.

Kirk and Miler. 1986. Panduan Penelitian Kualitatif Bagi Pemula, Indrawati

Yuhertiana. 2009. EurekaSmart Publishing. Surabaya.

Mattew B Miles dan A Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. UI Press. Jakarta.

Michell Suharli. 2010. Akuntansi Bisnis Jasa dan Dagang. Jakarta: LembagaPenerbitFakultasEkonomiUniversitas Indonesia.

Pinasti 2007 : 322, Maginson., et al. 2000. Badan Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: SalembaEmpat.


(5)

Scott. 2011. Konsekuensi Ekonomi. Jakarta.

Sudibyo. 1987. Teori Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. Warren. 2004. Pengantar Akuntansi. Jakarta.

JURNAL :

Andi ChairilFurqan dan Fikry Karim. 2012. Problematika Praktik Akuntansi pada

UsahaMikro,Kecil dan Menengah(UMKM): Serta Keterkaitannya Terhadap Akses Kredit. Tadulako.

Dharma T Ediraras. 2010. Akuntansi dan Kinerja UKM. Depok.

Ermalina. 2013. Implentasi Pencatatan Keuangan Oleh Pengusaha Mikro Kecil

Di Kecamatan Ciputat.Ciputat

SRIPSI :

Fajar Mujianto. 2007. Pencatatan dan Pengelolaan Keuangan Penjualan

Makanan Olahan Hasil Laut ( Studi Kasus pada Sentra Industri Kecil di Kelurahan Sukolilo Kecamatan Bulak Surabaya ). Program Sarjana UPN

Veteran Jatim. Surabaya.

Mekar Sari Rahayu Wilujeng. 2008. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP ) Pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Distro Lollypop). Program Sarjana UPN Veteran

Jatim. Surabaya.

Vindiantika, Stefani. 2008. Aplikasi Pencatatan Keuangan pada Industri Kecil

Rumahan(Studi Kasus pada Industri Tempe di Kelurahan Kedung Baruk).

Program Sarjana UPN Veteran Jatim. Surabaya.


(6)

WEBSITE :

Rancangan Undang Undang. Usaha Perorangan dan Badan Usaha Bukan Badan

Hukumth.1995. www.google.com. Diakses pada bulan Desember 2013.

Undang Undang. Kitab Undang Undang Hukum Dagang th.1995.


Dokumen yang terkait

Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

19 171 94

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Kendala-Kendala Dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Pada Pusat Industri Kecil (PIK) Medan Tenggara

0 100 118

Kemitraan Usaha Kecil Menengah Dengan Badan Usaha Milik Negara Di Kota Medan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) dan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Kantor Medan)

0 56 199

Studi Bentuk Pengolahan Dan Distribusi Hasil Kerajinan Rotan Pada Industri Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Di Kota Medan (Studi Kasus UD. Gundaling Medan Sumatera Utara)

6 81 72

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Analisis Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : UKM Kecamatan Medan Tembung)

0 35 85

Upaya Pengembangan Usaha Kecil Bordir Dan Sulaman Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : Kotamadya Bukittinggi )

0 28 93

Potensi Dan Analisa Kelayakan Usaha Pengolahan Minyak Nilam

0 1 16

IMPLEMENTASI PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN BADAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ( UKM ) Studi Kasus Pada Industri Pengolahan Minyak Daun Nilam CV. NILAM SARI

0 0 20