Evaluasi Program Jakarta Green And Clean
EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY / CSR PT. UNILEVER
INDONESIA Tbk MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN SKRIPSI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
ABSTRACT
The purpose of this research were to identify company policy and analiyze the implementation of Corporate Social Responsibility PT. Unilever Indonesia Tbk, and evaluation of input, process, ouput of the Jakarta Green and Clean Program along with factors which influence the effectiveness of program implementation at RW 13, Kelurahan Cipinang Melayu, East Jakarta.
This research were looking for relationship between internal and external factors with program output such as behavioral change which involve knowledge, attitude and action change. Result shows that behavioral change which involve knowledge, attitude and action were high because impact the program. It means that Jakarta Green and Clean Program succeed in implementation and respondens were helped by this program.
Keyword: Evaluation, Corporate Social Responsibility, Jakarta Green and Clean
RINGKASAN
MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN (I34051276) EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. UNILEVER INDONESIA (Di bawah Bimbingan NINUK PURNANINGSIH)
Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep tentang nilai dan standar yang dilakukan oleh perusahaan dengan kegiatan bisnisnya. Corporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antar pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, juga komunitinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis salah satu program CSR yang dilaksanakan oleh PT.Unilever Indonesia yaitu Jakarta Green and Clean . Analisis meliputi (1) identifikasi kebijakan dan wujud pelaksanaan CSR, (2) input, proses dan output program dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program di RW 13 Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Unilever Indonesia Tbk di kelola oleh Yayasan Unilever Peduli. Perusahaan berkomitmen untuk mengelola dampak sosial dan lingkungan secara bertanggung jawab, bekerja dalam kemitraan dengan para pengambil keputusan, menangani tantangan sosial dan lingkungan dan memberikan sumbangsih pada pembangunan yang berwawasan lingkungan. Program Jaka rta Green and Clean adalah salah satu wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, terutama yang berkaitan dengan permasalahan sampah. Dalam hal ini, perusahaan menyadari pengaruh pasca penggunaan produk perusahaan terhadap lingkungan.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk memperkecil masalah-masalah sampah terhadap lingkungan. Tujuan utama dari program pengelolaan sampah ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah dan lingkungan setempat.
Penelitian ini dilakukan RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu yang merupakan salah satu peserta program Jakarta Green and Clean . Responden berjumlah 40 orang dari 3 RT yang ada di RW 13. Variabel yang diteliti meliputi faktor internal yang merupakan karakteristik pribadi responden yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status kependudukan, motivasi mengikuti program dan tingkat pengetahuan terhadap program dan faktor yang terdapat diluar individu responden yaitu regulasi pemerintah setempat, penghargaan atau hadiah yang diterima, manajemen program dan partisipasi masyrakat dalam program. Untuk melihat hubungan faktor internal, faktor eksternal dan perubahan perilaku digunakan uji statistik Chi Square dan Korelasi Ra nk Spearman.
Tingkat pengetahuan responden terhadap pengelolaan sampah termasuk kategori tinggi yaitu sebesar 80 persen. Tingkat pengetahuan responden ini berhubungan secara signifikan dengan jenis kelamin dan partisipasi masyarakat dalam program, artinya responden perempuan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dalam pengelolaan sampah dibandingkan dengan laki-laki. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam program, maka semakin tinggi tingkat pengetahuanya dalam hal pengelolaan sampah.
Terdapat 87,5 persen responden memiliki sikap positif terhadap pengelolaan sampah. Sikap positif ini timbul karena adanya dorongan dan
kesadaran yang kuat dalam diri responden untuk memperbaiki lingkunganya. Sikap ini tidak berhubungan secara signifikan dengan faktor internal maupun eksternal.
Terdapat 55 persen responden memiliki tindakan aktif dalam pengelolaan sampah. Tindakan responden ini berhubungan signifikan dengan jenis kelamin, tingkat pengetahuan terhadap program, manajemen program dan partisipasi masyarakat dalam program. Perempuan memiliki tindakan yang lebih aktif dibandingkan laki-laki dalam mengelola sampah. Semakin tinggi tingkat pengetahuan responden terhadap program Jakarta Green and Clean maka semakin aktif tindakanya dalam pengelolaan sampah. Semakin baik persepsi responden terhadap manajemen program Ja karta Green and Clean , maka semakin aktif responden dalam bertindak, dan semakin tinggi tingkat partisipasi, maka semakin aktif tindakan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Secara keseluruhan program Jakarta Green and Clean yang diselenggarakan di RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu berhasil, artinya masyarakat mempunyai perubahan perilaku yang baik dan positif setelah adanya program baik itu pengetahuan, sikap dan tindakan.
EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY / CSR PT. UNILEVER
INDONESIA Tbk
Oleh : MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN I34051276 SKRIPSI
Sebagai Syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2009
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : Mohamad Fahmi Hendrawan NRP
: I34051276
Judul : Evaluasi Program Jaka rta Green and Clean di Cipinang
Melayu
Corporate Social Responsibility / CSR PT.Unilever Indonesia Tbk
sebagai
Implementasi
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih M,Si NIP. 19690108 199303 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Dr. Lala M. Kolopaking, MS NIP. 19580827 198303 1001
Tanggal Pengesahan:_____________________
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY / CSR PT. UNILEVER INDONESIA Tbk BENAR- BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH (SKRIPSI) PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA.
Bogor, Agustus 2009
MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN I34051276
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang b erjudul “Evaluasi Program Jaka rta Green and Clean di Cipinang Melayu Sebagai Implementasi Corporate Social Responsibility/ CSR PT. Unilever Indonesia Tbk. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengaharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.
Bogor, Agustus 2009
Mohamad Fahmi Hendrawan
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi, sebagai dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik, atas bimbingan, koreksi, pemikiran serta sarannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi.
3. Ir. Murdianto, MS selaku dosen penguji perwakilan departemen.
4. Orangtua tercinta, Mohamad Jusep Djuanda, SH dan Deuis Hendrawati, yang selalu memberi doa, semangat dan pengalaman berharga dalam hidup.
5. Kakak, adik, dan keluarga besar di Garut yang selalu mendukung dengan semangat dan doa.
6. Ibu Sinta Kaniawati, Mbak Nana, Mas Musa, Mbak Tanti, Mas Hardian dan seluruh staff Unilever Peduli, terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang menyenangkan.
7. Ibu Istari, Bu Hikmah, Bu Wartini dan seluruh kader, fasilitator dan warga di RW 13 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, atas kesediaan menjadi responden dalam penelitian.
8. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
9. Ivan Ta‟lab , Asri Fitriani, Bambang Aditya, Andito Bagus, teman sharing yang menyenangkan untuk menggapai mimpi-mimpi kita, selalu bersama dalam suka dan duka.
10. D’garuts Family: Dito, Lidia, Palupi, Dwimora, Albriham, Fichu, Wina, Adit,
Edu, Mimi, Acit, Vidya terimakasih atas persahabatan yang penuh warna.
11. Avira dan Hani, teman satu bimbingan yang saling mendukung dan memberi semangat.
12. Firdhausyia Rahmani, Reihan, Dewi, Ganjar, Dedi, sahabat-sahabat lama yang masih memberikan semangat dan dukungan.
13. Aida, Reni, Oel, Mamih Anggi, Icha, Yayan, Wewen, Memet, Uti, Uday, Rio, Virgin, Idham, Arya, Viboy, Nunik, Gilang, dan semua teman-teman KPM 42 yang menyenangkan dan memberikan warna selama 3 tahun kuliah.
14. Karina Swedianti atas bantuan, semangat dan dukungan yang telah diberikan.
15. Teman-teman KPM 43 dan 44, semangat terus dalam membawa nama baik KPM.
16. Mbak Icha, Mbak Maria, Bu Susi, Mbak Hana yang sering direpotkan mengenai adminsitrasi dan kesekretariatan.
17. Feedback Management dan Tee Event Organizer Hotel Salak The Heritage, MAX!!, MISETA, HIMASIERA dan COMMNEX Crew
18. Oxygen Management , Johandi Yahya, Richard Sembiring, Donna Fernando, Didi, Tata, Sammy, Arifin, Jonas, Kevin, 703, Roy, dll atas support dan dukunganya.
19. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan dan
kerjasamanya selama ini sehingga memberikan warna dalam hidup penulis.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 1 Desember 1986 dari Ayah bernama Mohamad Jusep Djuanda dan Ibu Deuis Hendrawati. Pendidikan formal yang dilalui penulis yaitu tahun 1993 SDN III Wanaraja, Garut dan lulus pada tahun 1999, SMP N 1 Wanaraja, Garut dan lulus tahun 2002, SMU Negeri 1 Tarogong, Garut dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis masuk di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.
Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis pernah mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) MAX!! pada tahun 2005. Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) Divisi Public Relation Tahun 2006 dan Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) Divisi Pengembangan Masyarakat Tahun 2007. Selain itu penulis juga pernah bekerja sebagai Asisten Mata Kuliah Dasar-Dasar Komunikasi tahun 2007, Asisten Mata kuliah Komuniaksi Bisnis Tahun 2008-2009, dan bekerja di TEE Event Organizer Hotel Salak The Heritage Bogor sebagai staff dan singer.
7.4.1 Hubungan Antara Karakteristik faktor Internal dengan Perubahan Perilaku Sesudah Program .....................................
63
7.4.2 Hubungan Antara Karakteristik Faktor Eksternal dengan Perubahan Perilaku Sesudah Program .....................................
77
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
88
8.1 Kesimpulan ..........................................................................................
89 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
8.2 Saran ....................................................................................................
90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Proses Evaluasi (Maunder1972) dalam Mugnesyiah (2006) .. .. 6 Gambar 2: Hubungan Antara Pengaruh Kebijakan dan Pelaksanaan CSR terhadap input, proses, output dalam Program Jaka rta Green and Clean PT. Unilever Indonesia Tbk. ………………… ................
22 Gambar 3: Piramida Strategi pelaksanaan CSR PT.Unilever Indonesia Tbk 48 Gambar 4: Bagan fokus program CSR PT.Unilever Indonesia
melalui Yayasan Unilever Peduli.............................................. 53
Tabel 39 : Hasil Analisis Rank Spearman Faktor Eksternal dan Tindakan...... 84 Tabel 40 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Regulasi
85 Tabel 41 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Hadiah yang
pemerintah dan Tindakan........................................................
86 Tabel 42 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Manajemen
Diterima dan Tindakan......................................................
86 Tabel 43 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Partisipasi dan
Program dan Tindakan.......................................................
Tindakan........................................................................................... 87
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami perubahan. Diawali dari pembangunan berbasis ekonomi menjadi paradigma pembangunan berkelanjutan. Gagasan paradigma pembangunan berkelanjutan merupakan gagasan yang berupaya untuk memenuhi kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi kebutuhan generasi masa depan. Berpijak dari konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, terdapat 3 elemen keberlanjutan yang mendukung masing-masing stakeholders (perusahaan, pemerintah dan masyarakat) yaitu 1) keberlanjutan ekonomi, 2) keberlanjutan sosial, dan 3) keberlanjutan lingkungan. Dalam menghadapi persaingan bisnis dan perubahan paradigma pembangunan, maka perusahaan harus memiliki strategi untuk keberlangsungan bisnisnya. Salah satu strategi tersebut dikonsep dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk pengembangan dari konsep kedermawanan sosial. Sebagai sebuah konsep yang semakin popular, Corporate Social Responsibility ternyata belum memiliki definisi yang tunggal. The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam publikasinya mendefinisikan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Sementara Europan Commision mengemukakan:
“ Corporate Social Responsibility is a concept whereby companies integrate sosial and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their Stakeholderss on a voluntary basis”
Dari dua definisi konsep di atas, dapat diketahui bahwa Corporate Social Responsibility belum memiliki suatu kesepakatan mengenai definisi bakunya. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat Corporate Social Responsibility adalah sebuah konsep yang berkembang dengan cepat, sehingga definisinya pun bisa berubah Dari dua definisi konsep di atas, dapat diketahui bahwa Corporate Social Responsibility belum memiliki suatu kesepakatan mengenai definisi bakunya. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat Corporate Social Responsibility adalah sebuah konsep yang berkembang dengan cepat, sehingga definisinya pun bisa berubah
Motif perusahaan dalam melakukan program Corporate Socia l Responsibility beragam. Motif tersebut biasanya bersifat pemberian program dalam bentuk charity (amal atau derma), image building (promosi), tax-facility (fasilitas pajak), security prosperity (keamanan dan peningkatan kesejahteraan), atau bahkan money laundering (Achda dalam Febriana, 2008). Hal ini terlihat dari survey yang dilakukan Saidi (2003) bahwa 226 perusahaan di 10 kota Di Indonesia, ditemukan masih bermuatan promosi dan kepentingan bisnis pada kegiatan sumbangan sosial. Terlebih lagi dengan munculnya peraturan pemerintah yang mewajibkan perusahaan melaksanakan program Corporate Social Responsibility .
Kewajiban pelaksanaan Corporate Social Responsibility di Indonesia didasari atas UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 pasal 74, yang berbunyi;
“Setiap perseroan diwajibkan mengalokasikan sebagian laba bersih tahunan perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR. ”.
PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan berbagai kebutuhan konsumen memberikan perhatian lebih terhadap program Corporate Social Responsibility . Sebagai bentuk implementasi Corporate Social Responsibility , perusahaan melaksanakan salah satu program terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan yaitu program Jaka rta Green and Clean .
Program Jaka rta Green and Clean merupakan bentuk replikasi program Green and Clean yang sebelumnya berhasil dilaksanakan untuk pertama kalinya Di Surabaya. Pelaksanaan program tersebut didasari oleh pemikiran perusahaan untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan khususnya masalah sampah. PT. Unilever Indonesia Tbk ingin menjadikan masyarakat sebagai pembentuk kekuatan dan agen peubah dalam mengatasi masalah sampah. Tujuan Program Jaka rta Green and Clean merupakan bentuk replikasi program Green and Clean yang sebelumnya berhasil dilaksanakan untuk pertama kalinya Di Surabaya. Pelaksanaan program tersebut didasari oleh pemikiran perusahaan untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan khususnya masalah sampah. PT. Unilever Indonesia Tbk ingin menjadikan masyarakat sebagai pembentuk kekuatan dan agen peubah dalam mengatasi masalah sampah. Tujuan
Program Jaka rta Green and Clean akan terlaksana dengan efektif apabila terdapat keterkaitan antara input dan output program tersebut. Pola dan bentuk kebijakan merupakan input yang dimiliki perusahaan dalam pelaksanaan program CSR. Sementara karakteristik personal merupakan input yang dimiliki oleh masyarakat sebagai sasaran program. Dengan input yang memadai, output program pun secara efektif dapat tercapai. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian ini, sehingga Program Jaka rta Green and Clean yang dilaksanakan oleh PT.Unilever Indonesia tbk, dikatakan berhasil tidak dalam salah satu aspek saja, melainkan berhasil dalam semua aspek baik input, proses dan output yang saling terkait.
1.2 Perumusan Masalah
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahan perlu dievaluasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan program Corporate Socia l Responsibility tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian tujuan program serta apakah terdapat penyimpangan yang membutuhkan tindakan koreksi untuk keberlanjutan program tersebut.
Program Jaka rta Green and Clean sebagai bentuk implementasi program Corporate Social Responsibility PT. Unilever Indonesia Tbk perlu untuk dievaluasi, karena program ini menekankan unsur keberlanjutan dan konsep replikasi agar dapat diterapkan diseluruh wilayah yang ada di Indonesia. Dengan melakukan evaluasi suatu program, akan diketahui sejauhmana tingkat keberhasilan program dan mempelajari faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan program tersebut.
Dari pemikiran di atas, munculah rumusan permasalahan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana bentuk kebijakan dan wujud pelaksanaan Corporate Social Responsibility PT.Unilever Indonesia Tbk.?
2. Bagaimana input, proses, dan output program Jakarta Green and Clean serta faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program di RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan dari peneletian yaitu:
1. Mengidentifikasi bentuk kebijakan perusahaan dan wujud pelaksanaan Corporate Social Responsibility PT.Unilever Indonesia Tbk.
2. Menganalisis input, proses, dan output program Jakarta Green and Clean serta faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program di RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan: Sebagai bahan evaluasi bagi PT.Unilever Indonesia Tbk dalam menerpakan
program Corporate Social Responsibility yang berkelanjutan, sehingga dapat lebih baik lagi.
2. Bagi kalangan akademisi: Dapat dijadikan topik penulisan untuk menambah informasi, sekaligus dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan bagi penulisan ilmiah terkait.
3. Bagi masyarakat : Menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat akan pentingnya manfaat suatu
program pemberdayaan masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
2.1.1 Definisi dan Konsep Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan objektif. Soekartawi (1999) dalam Fauziah (2007) mengemukakan bahwa dalam menilai keefektifan suatu program atau proyek maka harus melihat pencapaian hasil kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Evaluasi adalh suatu proses kontinyu didalam memperoleh dan menginterpretasikan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas kemajuan peserta didik mencapai tujuan pendidikan yaitu perubahan perilaku Klausmeier dan Goodwin dalam Pangkaurian (2008).
Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran dari konsekuensi yang dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu tindakan yang telah dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai. Nilai ( value ) dapat diartikan sebagai setiap aspek situasi, peristiwa/kejadian, atau objek yang dikategorikan oleh suatu preferensi minat ke dalam kriteria: “baik”, “buruk”, “dikehendaki” dan “tidak dikehendaki” .
Evaluasi dapat divisualisasikan ke dalam suatu proses siklikal, bermula dari dan kembali ke pembentukan nilai-nilai, sebagaimana disajikan pada Gambar
Pembentukan Nilai
Penentuan Tujuan
Penilaian Pengaruh Pelaksanaan (Tujuan-Tujuan)
Tujuan (Program Evaluasi)
Menempatkan Aktivitas Tujuan ke dalam Pengukuran Tujuan
(Kriteria)
Pelaksanaan (Pelaksanaan Program)
Mengidentifikasi Aktivitas Tujuan
(Perencanaan Program)
Gambar 1: Proses Evaluasi (Maunder, 1972) dalam Mugnesyiah (2006)
Deskripsi dan proses siklikal dalam Gambar 1, menunjukkan adanya kesalingterhubungan yang erat antara evaluasi perencanaan program dan pelaksanaan program. Nilai-nilai ( values ) memainkan peranan penting dalam tujuan-tujuan pendidikan publik dan program pelayanan serta setiap evaluasi terhadap konsekuensi program yang dikehendaki dan tidak dikehendaki senantiasa memperhitungkan nilai-nilai sosial.
2.1.2 Jenis-Jenis Evaluasi
Departemen Pertanian (1990) mengemukakan jenis evaluasi untuk mengevaluasi suatu program, yaitu:
1. Evaluasi Input Evaluasi input adalah penilaian terhadap kesesuaian antara input-input
program dengan tujuan program. Input adalah semua jenis barang, jasa, dana, tenaga manusia, teknologi dan sumberdaya lainnya, yang program dengan tujuan program. Input adalah semua jenis barang, jasa, dana, tenaga manusia, teknologi dan sumberdaya lainnya, yang
2. Evaluasi Output Evaluasi Output adalah penilaian terhadap Output-Output yang
dihasilkan oleh program. Output adalah produk atau jasa tertentu yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu kegiatan dari input yang tersedia, untuk mencapai tujuan proyek atau program. Contoh Output adalah perubahan pengetahuan (aras kognitif), perubahan sikap (aras afektif), kesediaan berprilaku (aras konatif) dan perubahan berprilaku (aras psikomotorik).
Aras kognitif adalah tingkat pengetahuan seseorang. Aras afektif adalah kecenderungan sikap seseorang yang dipengaruhi oleh perasaanya terhadap suatu hal. Aras konatif adalah kesediaan seseorang berprilaku tertentu yang dipengaruhi oleh sikapnya terhadap suatu hal. Aras tindakan adalah perilaku seseorang yang secara nyata diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari sehingga dapat diwujudkan menjadi suatu pola.
3. Evaluasi Effect (Efek) Evaluasi efek adalah penilaian terhadap hasil yang di peroleh dari
penggunaan Output-Output program. Sebagai contoh adalah efek yang dihasilkan dari perubahan perilaku peserta suatu penyuluhan. Efek biasanya sudah mulai muncul pada waktu pelaksanaan program namun efek penuhnya baru tampak setelah program selesai.
4. Evaluasi Impact (Dampak) Evaluasi Impac t adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari
efek proyek yang merupakan kenyataan sesungguhnya yang dihasilkan oleh proyek pada tingkat yang lebih luas dan menjadikan proyek jangka panjang. Evaluasi dapat dipergunakan dengan penggunaan penilaian yang kualitatif.
2.1.3 Manfaat Evaluasi Program
Menurut Kelsey dan Hearne (1955) dalam Mugniesyah (2006), evaluasi program bermanfaat antara lain untuk: 1) Menguji secara berkala pelaksanaan program, yang mengarahkan perbaikan kegiatan yang berkelanjutan, 2) Membantu memperjelas manfaat yang penting dan tujuan-tujuan khusus program serta memperjelas dan mengukur sampai seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu tercapai, 3) Menjadi pengukur keefektifan metode pelatihan, 4) Menyediakan data dan informasi tentang situasi pedesaan yang penting untuk perencanaan program selanjutnya, dan 5) Menyediakan bukti tentang nilai atau pentingnya program.
Evaluasi suatu program dilaksanakan secara konvensional atau partisipatif. Keduanya memiliki perbedaan satu sama lain. Penggunaan evaluasi partisipatif dan konvensional juga berbeda. Perbandingan evaluasi pertisipatif dan konvensional dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1: Perbandingan Evaluasi Konvensional dan Evaluasi Partisipatif Aspek
Evaluasi Konvensional Evaluasi Partisipatif Siapa
Ahli dari luar Anggota kelompok, komunitas, staf proyek, fasilitator.
Apa Indikator keberhasilan, efisiensi biaya, Masyarakat mengidentifikasi dan keluaran hasil produk yang telah
sendiri indikator keberhasilan, ditentukan.
termasuk hasil yang dicapai Bagaimana
Fokus pada ”objektivitas ilmiah” ada Evaluasi sendiri, metode jarak antara evaluator dan partisipan,
sederhana yang di adaptasi dengan ada pola seragam, prosedur kompleks,
budaya lokal, terbuka, ada diskusi akses terbatas pada hasil
hasil dengan melibatkan partisipan dalam proses evaluasi
Kapan Biasanya tergantung jadwal, Bergantung pada proses kadangkala juga ada evaluasi midterm
perkembangan masyarakat dan intensitas relatif sering
Mengapa Pertanggungjawaban, biasanya sumatif, Pemberdayaan masyarakat lokal menetukan biaya selanjutnya
untuk inisiasi, mengontrol,
Sumber: Narayan, Deepa (1993) dalam Hikmat (2006)
2.2 Corporate Sosial Responsibility
2.2.1 Definisi Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility ) adalah bentuk kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal Schermehon (1993) dalam Suharto (2006). Secara konseptual, Corporate Social Responsibility adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan pemangku kepentingan ( Stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana dalam Suharto, 2007). The World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan (Fox, et al, 2002 dalam Pangkaurian 2008). Corporate Social Responsibility dapat dipahami sebagai komitmen usaha untuk bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas.
World Bank dalam Pangkaurian (2008) mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai
“ The commitment of business to contribute to sustainable economis development working with employees and their representative the local community and society at large to improve quality of life, in ways there are both go od for bussines and good for development”
Magnan dan Ferrel (2004) dalam Aprilianti (2008), memberi definisi Corporate Social Responsibility sebagai
A business acts in sosially responsible manner when its decision and account
for and balance diverse stakheolder interest ”.
Dalam definisi tersebut, ditekankan bahwa perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan Stakeholders yang beragam dalam setiap Dalam definisi tersebut, ditekankan bahwa perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan Stakeholders yang beragam dalam setiap
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dipahami bahwa Corporate Social Responsibility merupakan komitmen dari bisnis atau usaha untuk mengakomodasi kepentingan internal dan eksternal perusahaan, yang memperhatikan aspek kepentingan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh Stakeholders perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bersama dan meningkatkan kualitas kehidupan melalui hubungan kemitraan.
2.2.2 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility merupakan konsep yang
berkembang dan dinamis. Beberapa istilah atau penamaan lain Corporate Social Responsibility adalah Corporate Sosial Responsiveness, Corporate Sosial Performance, Public Policy, Business Ethics, Stakeholders Management, dan yang terkahir adalah Corporate Citizenship dan Corporate Sustainability (Sihaloho, 2007). Masing-masing istilah tersebut mempunyai pemaknaan yang berbeda-beda, namun apabila ditarik benang merah hal tersebut berhubungan dan mendukung konsep Corporate Social Responsibility . Keragaman pemaknaan istilah tersebut merupakan akibat dari kompleksitas konsep tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri. Konsep Corporate Social Responsibility meliputi strategi dan program pengembangan masyarakat. Corporate Social Responsibility tidak hanya dipahami sebagai filantropi perusahaan, namun juga sebagai bagian dari rekayasa sosial dan strategi perusahaan yang rasional, terencana, dan berorientasi pada pencapaian keuntungan sosial jangka panjang bagi perusahaan dan masyarakat.
Berdasarkan konsep yang telah disebutkan di atas, Corporate Social Responsibility tidak hanya bersifat eksternal, namun juga internal. Hal tersebut dinyatakan dengan pemaknaan Corporate Social Responsibility yang berupaya untuk mengakomodasi kepentingan internal dan eksternal perusahaan serta perlunya pengintegrasian keseluruhan Stakeholders. Stakeholders didefinisikan sebagai seseorang atau organisasi yang mempunyai bagian dari kepentingan perusahaan ataupun memiliki hubungan saling mempengaruhi aktivitas Berdasarkan konsep yang telah disebutkan di atas, Corporate Social Responsibility tidak hanya bersifat eksternal, namun juga internal. Hal tersebut dinyatakan dengan pemaknaan Corporate Social Responsibility yang berupaya untuk mengakomodasi kepentingan internal dan eksternal perusahaan serta perlunya pengintegrasian keseluruhan Stakeholders. Stakeholders didefinisikan sebagai seseorang atau organisasi yang mempunyai bagian dari kepentingan perusahaan ataupun memiliki hubungan saling mempengaruhi aktivitas
Archie B.Carrol dalam Sihaloho (2007), menyatakan secara konseptual bahwa Corporate Social Responsibility dipahami sebagai bentuk kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines yang dicetuskan John Elkington. Konsep tersebut menekankan Economic Prosperity, Enviromental Quality, dan Social Justice . Perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi harus terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan. Triple Bottom Lines dikenal dengan istilah 3P, yang meliputi:
a. Profit . Perusahaan tetap harus berorientasi mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
b. People . Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia, khususnya bagi warga sekitar perusahaan.
c. Planet . Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.
Pada dasarnya, ketiga hal tersebut saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri. Pendefenisisan ketiga hal tersebut dilakukan secara keseluruhan (holistic) , perusahaan tidak hanya memperhatikan aspek people , namun juga pada aspek lainnya, dan berlaku sebaliknya.
2.2.3 Paradigma Corporate Social Responsibility
Menurut Saidi (2004), motivasi perusahaan dalam melakukan Corporate Social Responsibility dapat dijelaskan dalam tiga tahapan atau paradigma yang berbeda, yaitu:
a. Corporate Charity , yakni dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan.
b. Corporate Philantrophy , yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya berasal dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial.
c. Corporate Citizenship , yaitu motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.
Untuk lebih memahami perbedaan paradigma Corporate Social Responsibility tersebut, dapat dijelaskan dalam tabel 2.
Tabel 2: Paradigma Kedermawanan Sosial Perusahaan Tahapan
Charity
Philantropy
Corporate Citizenship
Motivasi Agama, tradisi, adat Norma etika dan Pencerahan dari
hukum universal:
rekonsiliasi dengan redistribusi kekayaan ketertiban sosial
Misi Mengatasi masalah
Memberikan sesaat
Mencari dan
mengatasi akar
kontribusi kepada
masyarakat Pengelolaan
masalah
Terinternalisasi menyelesaikan
Jangka pendek,
Terencana,
dalam kebikajan masalah sesaat
terorganisir dan
perusahaan Pengorganisasian
terprogram
Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi: Keterlibatan baik profesionalisasi
dana maupun sumber daya lain
Penerima Manfaat Orang miskin
Masyarakat luas
Masyarakat luas dan perusahaan
Kontribusi Hibah sosial Hibah Pembangunan Hibah (sosial maupun pembangunan) dan keterliabtan sosial.
Inspirasi Kewajiban Kepentingan Bersama Sumber: Saidi (2004)
Archie B. Carrol dalam Pangkaurian (2008) menyatakan bahwa cara pandang perusahaan dalam menerapkan CSR diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu:
a. Sekedar basa-basi atau keterpaksaan. Artinya CSR hanya dipraktikan lebih karena faktor eksternal ( eksternal driven ). Berikutnya adalah Reputation Driven , motivasi pelaksanaan CSR adalah untuk mendongkrak citra perusahaan
b. Sebagai upaya memenuhi kewajiban ( compliance ). CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi hukum dan aturan yang memaksanya. Misalnya karena ada ma rket driven . Selain itu, terdapat motivasi untuk meraih penghargaan atau a wa rd .
c. Compliance plus and beyond compliance . CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam. Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya tidak hanya sekedar ekonomi untuk mengejar profit, namun juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dasar pemikirannya menggantungkan semata-mata pada kesehatan financial tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi dan keberlanjutan ( sustainability ) usaha.
2.2.4 Implementasi dan Tahapan Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility dapat diterapkan apabila kondisi perusahaan secara internal sehat serta memungkinkan terwujudnya tanggung jawab tersebut ( The Essence of Good Corporate Governance 2002) dalam (Sihaloho, 2007). Corporate Social Responsibility dipengaruhi oleh biografi perusahaan seperti status modal, sektor usaha, tenaga kerja, orientasi produksi, Faktor komitmen dari CEO ( Chief Excecutive Officer ), kematangan perusahaan dan regulasi dan sistem perpajakan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan. Faktor implementasi juga terkait pada adanya “paksaan”untuk melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan. Unsur “paksaan” disebut dengan market driven (Wibisono,
2007) Perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan Corporate
Social Responsibility menggunakan pertahapan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu awareness building ,
CSR assessement , dan CSR manual building . a warenes building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting Corporate Social Responsibility dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok dan lain-lain. CSR Assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang
Langkah selanjutnya adalah membangun CSR Manual. Hasil assessement merupakan langkah untuk penyusunan manual atau pedoman implementasi Corporate Social Responsibility
Upaya yang harus dilakukan antara lain, melalui Benchma rking, menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan langkah instan, penyusunan manual ini merupakan inti dari perencanaan, yang memberikan petunjuk pelaksanaan Corporate Socia l Responsibility bagi komponen perusahaan.
2. Tahap Implementasi Tahap implementasi ini terdiri atas tiga langkah utama yakni sosialisasi,
pelaksanaan, dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi Corporate Social Responsibility khususnya mengenai pedoman penerapan Corporate Social Responsibility . Tujuan sosialisasi ini adalah agar program Corporate Social Responsibility akan diimplementasikan mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam perjalanannya tidak ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit penyelenggara. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman Corporate Social Responsibility yang ada, berdasar roadmap yang telah disusun. Sedang internalisasi mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan Corporate Social Responsibility dalam seluruh proses bisnis perusahaan misalnya melalui sistem manajemen kerja, prosedur pengadaan, proses produksi, pemasaran dan proses bisnis lainnya, dengan demikian Corporate Social Responsibility telah menjadi strategi perusahaan.
3. Tahap Evaluasi Setelah program Corporate Social Responsibility diimplementasikan,
langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauhamana efektivitas penerapan Corporate Social Responsibility . Evaluasi dilakukan untuk pengambilan keputusan, misalnya keputusan untuk menghentikan, memperbaiki atau melanjutkan dan mengembangkan aspek- aspek tertentu dari program yang sudah diimplementasikan. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan audit langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauhamana efektivitas penerapan Corporate Social Responsibility . Evaluasi dilakukan untuk pengambilan keputusan, misalnya keputusan untuk menghentikan, memperbaiki atau melanjutkan dan mengembangkan aspek- aspek tertentu dari program yang sudah diimplementasikan. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan audit
4. Pelaporan Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik
untuk proses pengambilan keputusan maupun keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi, selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholders lainnya yang memerlukan.
2.2.5 Manfaat Corporate Social Responsibility
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham, mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan pengembangan usaha masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah (Ibrahim, 2005)
Perusahaan dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dari aktivitas manajemen bencana. Manajemen bencana dini bukan hanya memberikan bantuan semata kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana (Ibrahim, 2005)
2.3 Konsep Pemberdayaan
Strategi pemberdayaan masyarakat digunakan dalam pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal atas sumber daya materi dan non materi yang penting melalui redistribusi modal atau kepemilikan (Hikmat, 2006)
Notoatmodjo dalam Hikmat (2006) mengartikan pemberdayaan masyarakat sebagai suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya menumbuhkan kemampuan masyarakat dari dalam masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan bukan sesuatu yang ditanamkan dari luar masyarakat yang bersangkutan melainkan suatu upaya dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri berdasarkan kemampuan sendiri.
Pemberdayaan masyarakat memiliki dua elemen pokok, yaitu kemandirian dan partisipasi (Nasdian, 2003). Dalam konteks ini, yang berorientasi memperkuat kelembagaan komunitas, maka pemberdayaan warga komunitas merupakan tahap awal untuk menuju kepada partisipasi warga komunitas ( empowerment is road to participation ) khususnya dalam proses pengambilan keputusan untuk menumbuhkan kemandirian komunitas, dengan kata lain, pemberdayaan dilakukan agar warga komunitas mampu berpartisipasi untuk mencapai kemandirian. Selain itu, pemberdayaan masyarakat memiliki dua dimensi pokok, yaitu dimensi kultural dan dimensi struktral (Nasdian, 2003). Dimensi kultural meliputi upaya untuk melakukan perubahan perilaku ekonomi, peningkatan pendidikan, sikap terhadap pengembangan teknologi, serta kebiasaan masyarakat setempat. Dimensi struktural meliputi upaya perbaikan strukur sosial yang memungkinkan terjadinya mobilisasi sosial vertikal.
2.4 Konsep Partisipasi Masyarakat
Partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental seseorang dalam situasi kelompok yaitu adanya ketersediaan untuk mengambil bagian dalam menetapkan tujuan bersama, serta kesediaan memikul tanggung jawab bagi pencapaian tujuan Partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental seseorang dalam situasi kelompok yaitu adanya ketersediaan untuk mengambil bagian dalam menetapkan tujuan bersama, serta kesediaan memikul tanggung jawab bagi pencapaian tujuan
Stephen (1998) serta Cohen dan Uphoff (1977) dalam Farid (2005) membedakan tipe partisipasi berdasarkan atas tahap partisipasi dalam proses pembangunan yaitu: Partisipasi pada tahap perencanaan, partisipasi pada tahap pelaksanaan, partisipasi pada tahap pemanfaatan, partisipasi pada tahap penilaian hasil pembangunan.
2.5 Perilaku
2.5.1 Definisi Perilaku Manusia
Perilaku adalah segala tindak tanduk seseorang manusia yang bisa diamati oleh orang lain. Diamati memungkinkan untuk dilihat, didengar atau dirasakan orang lain (Slamet dalam Sepdianti, 2007). Perubahan perilaku sebagai akibat dari proses pelatihan haruslah tersimpul di dalam perilaku mengetahui ( knowing behavior ) sebagai perwujudan dari kemampuan berfikir dan keterampilan berfikir. perilaku ini dapat dilihat dengan tingkat penguasaan seseorang terhadap informasi dan keterangan.
Perubahan sikap mental tercermin dalam perilaku bersikap sebagai perwujudan dari rasa yakin/percaya, rasa tertarik/senang dan kecenderungan bertindak. (Oppenheim dalam Sepdianti, 2007). Untuk mengukur sikap mental pada dasarnya dapat dilakukan dengan melihat rasa yakin atau percaya, rasa ketertarikan atau senang dan sifat penolakan atau penerimaan seseorang terhadap suatu hal atau obyek.
Perubahan keterampilan tercermin dari perilaku berbuat sebagai perwujudan dari keterampilan bergerak, fungsi fisik dan bergerak terkendali. (Elly dalam Sepdianti, 2007). Pada dasarnya perilaku berbuat diukur dari ketepatan Perubahan keterampilan tercermin dari perilaku berbuat sebagai perwujudan dari keterampilan bergerak, fungsi fisik dan bergerak terkendali. (Elly dalam Sepdianti, 2007). Pada dasarnya perilaku berbuat diukur dari ketepatan
2.5.2 Komponen- Komponen Perilaku
Komponen-komponen perilaku dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui seseorang, yang akan diperoleh melalui proses belajar atau pengalaman, dimana proses belajar dan pengalaman ini dapat terjadi dimana saja, baik melalui jalur formal, informal atau dari kejadian sehari-hari (Hutabarat, 1991 dalam Thirtawati, 2002).
Sikap adalah berkenan tidaknya seseorang, percaya atau tidaknya seseorang terhadap suatu hal yang baru bagi dirinya (Hidayat, 1993 dalam Thirtawati (2002). Sikap adalah sebuah perubahan dalam pemikiran dan perasaan seseorang setelah menerima informasi atau pengetahuan dengan meresponnya secara positif atau negatif terhadap obyeknya. Apabila individu memiliki sikap positif terhadap obyeknya, maka individu tersebut akan siap membantu, memperhatikan atau berbuat sesuatu yang menguntungkan. Sebaliknya, apabila individu tersebut memiliki sikap negatif, maka individu tersebut dapat merusak atau tidak mendukung obyeknya (Ahmadi dalam Sepdianti, 2007). Terbentuknya suatu sikap juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sosial dan budaya yang ada disekitarnya.
Tindakan adalah tahapan dimana pengetahuan atau informasi mulai dilaksanakan seseorang dalam suatu tingkah laku individu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motivasinya. Dorongan untuk menggerakan manuasia untuk bertingkah laku akan dapat membentuk sebuah motivasi (Ahmadi dalam Sepdianti, 2007).
2.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku
Proses terbentuknya perilaku manusia baik yang berupa pengetahuan, sikap maupun tindakan seringkali dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah karakteristik individu, baik secara internal maupun eksternal individu tersebut.