Sukry Ghozali Pohan Penerapan Sistem UNI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S-1 REGULER MEDAN SKRIPSI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN SEBAGAI ALAT PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN OLEH :

  NAMA

  : SUKRY GHOZALI POHAN

  NIM

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

  Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009

PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “ Penerapan Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Sebagai Alat

Pendukung Pengambilan Keputusan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan”

  Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 departemen akuntansi fakultas ekonomi universitas sumatera utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas benar apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

  Medan, 24 Februari 2009 Yang membuat pernyataan

SUKRY GHOZALI POHAN NIM: 030503072

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis ucapkan dan sampaikan kepada kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kesehatan dan kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat beriring salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir yang sangat diharapkan Syafa’atnya di akhirat kelak.

  Selama proses penyelesaian Skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan tentu saja tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan,sehingga terasa masih jauh dari sempurna baik dalam penggunaan bahasa,maupun penyajian data.oleh karena itu,penulis tidak menutup diri akan kritikan dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan Skripsi ini.

  Atas petunjuk dan bimbingan serta nasehat yang telah di terima selama penulisan Skripsi ini dan juga selama mengikuti perkuliahan di Falkutas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga,MEc.selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

  2. Bapak Drs. Arifin Akhmad,MSi,Ak.selaku ketua Departemen Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

  3. Bapak Fahmi Natigor Nasution,SE,M.Acc.Ak.selaku sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

  4. Bapak Drs.Syamsul Bahri TRB, MM, Ak. .Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

  5. Bapak Drs.Hotmal jafar,MM.Ak. Selaku Dosen penguji I.

  6. Bapak Drs.Wahidin Yasin,MSi. Ak. selaku dosen penguji II.

  7. Bapak Drs.Syamsul Bahri TRB,MM, Ak. Selaku Dosen Wali dan seluruh staff pengajar dan pengawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

  8. Bapak Drs.Indra Sakit,selaku kepala Bagian Akuntansi serta seluruh pengawai Rumah Sakit Umum Haji Medan yang telah memberikan bantuan dalam rangka pengumpulan data yang di perlukan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

  9. Ayahanda M.pohan dan ibunda Nursakdiyah siregar yang sangat penulis Cintai dan Sayangi, yang penuh rasa kasih sayang telah mengasuh dan membimbing tanpa kenal lelah, serta berkat doa’anya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

  10. Kakanda Rahmat Fajar pohan,ST.Ainun Mardiyah pohan. Serta adinda-adinda Sahnan Fauzi pohan,Rudi Haryadi pohan,dan Salman Alfarizi pohan yang telah banyak mendukung dan memotivasi penulis dengan penuh kasih sayang.

  11. Buat para sahabatku : Lelek’s,Iephen, Rahman, Mimi,Ajid, Intan,Lima, Vera, Rinnoice, Desi, Annur untuk kalian semua , Thank’s ya atas persahabatan yang tulus dan semua bantuan dan semangat yang kalian berikan.

  12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

  Pihak-pihak yang penulis sebutkan di atas memiliki peran yang besar bagi penulis.jasa dan kebaikan serta kasih sayang mereka semua tidak mungkin dapat penulis balas, karenanya penulis serahkan kepada Allah SWT untuk membalasnya.Akhirnya penulis berharap agar ilmu yang penulis peroleh selama di bangku perkuliahan dapat diamalkan dan bermanfaat bagi masyarakat.

  Medan, 23 Februari 2009

  Penulis

  (Sukry Ghozali Pohan)

  NIM : 030503072

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan pada RSU. Haji Medan dan untuk mengetahui apakah sistem akuntansi penggajian dan pengupahan yang diterapkan oleh perusahaan dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan terhadap gaji dan upah.

  Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan sekunder seperti struktur organisasi. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan kepustakaan, metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada RSU Haji Medan yang berlokasi di Jl. Rumah Sakit Haji – Medan estate dan waktu penelitian dimulai pada bulan Februari 2008 sampai dengan selesainya Skripsi ini.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa system akuntansi yang diterapkan RSU Haji Medan untuk menangani penggajian dan pengupahan telah cukup memadai dalam membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan terhadap gaji dan upah, hal ini baik karena perusahaan mempekerjakan karyawan dari berbagai tingkatan dan dalam jumlah yang sangat besar dan memberikan imbalan atas jasa mereka berupa gaji dan upah, sehingga perusahaan harus memiliki sistem akuntansi yang efektif.

  Kata Kunci : Penggajian, Pengupahan, Pengambilan Keputusan, Sistem

  Akuntansi

ABSTRACT

  The goal of this study is to know how to apply the accounting system of compersation (wage and salary) at RSU. Haji Medan and know whether the accounting system applied by the company can assist the management of decision making of wage and salary.

  The type of the study was a descriptive design using primary data resulting from the interview with the company and the secondary data involving organizational structure. The data was collected by using observation, interview and library approaches. The data analysis used a descriptive method. The present study was carried out at RSU. Haji Medan, located at Jl. Rumah Sakit Hai – Medan estate and the time of study stated at February of 2008 until completed this thesis.

  The result of the study showed that the accounting system applied by RSU. Haji Medan to deal with the wage and salary compensation has been adequate in assisting the management in decision making of wage and salary. It is reliable due to the company employed employes of various levels and numerous and provided them with feedback or compensation of their service in wage and salary that the company has to have an effective accounting system.

  Keywords : Wage, Salary, Decision Making, Accounting System.

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Struktur Organisasi RSU. Haji Medan Lampiran 2. Bagan Alir Dokumen Sistem Penggajian Lampiran 3. Bagan Alir Dokumen Sistem Pengupahan Lampiran 4. Surat Pengangkatan Seorang Pegawai Lampiran 5. Daftar Gaji Lampiran 6. Slip Gaji Lampiran 7. Flowchart Sistem Penggajian RSU Haji Medan Lampiran 8. Flowchart Sistem Pengupahan RSU Haji Medan Lampiran 9. Surat Izin Riset

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Perkembangan dunia perekonomian saat ini telah mendorong pertumbuhan perusahaan untuk memperbesar dan memperluas ruang lingkup usahanya. Perusahaan-perusahaan pada umumnya tanpa terkecuali jenis dan bidang usahanya saling berkompetensi untuk memperoleh pangsa pasar yang luas dan menuntut kualitas produk yang baik, tingkat reabilitas yang tinggi dan saluran distribusi yang cepat dan terjamin.

  Pada dasarnya setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya sangat membutuhkan bantuan tenaga manusia atau yang lazim disebut dengan karyawan atau buruh. Manusia merupakan faktor produksi yang paling penting bagi setiap perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

  Keterlibatan karyawan atau buruh dalam perusahaan dimulai dari awal kegiatan perusahaan, yaitu menyusun dan merencanakan tujuan perusahaan yang akan dicapai baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, melaksanakan kegiatan operasioanl perusahaan dan pengendaliannya sampai kepada tercapainya tujuan perusahaan tersebut.

  Keseluruhan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan hendaknya dilaksanakan seara efektif dan efisien tetapi tidak jarang terjadi penyelewenangan dan pemborosan yang mengakibatkan kerugian yang tidak

  sedikit bagi perusahaan. Oleh karena itu dengan bertambah rumitnya suatu kegiatan perusahaan maka bertambah rumit pula pekerjaan yang harus dilakukan, maka pimpinan perusahaan harus menggunakan suatu alat pengendalian yang tangguh untuk mengendalikan semua kegiatan usaha secara efektif dan efisien, pimpinan perusahaan haruslah menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik sesuai dengan teknik dan prosedur serta metode yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya manajer banyak membuat keputusan, untuk itu manajer sangat membutuhkan data dan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat demi kelangsungan hidup serta kemajuan perusahaan tersebut.

  Data dan informasi yang dibutuhkan manajer dalam pengambilan keputusan dapat berupa data atau informasi yang bersifat financial dapat diperoleh melalui sistem akuntansi. Sistem akuntansi tersebut akan menentukan bagaimana cara mengumpulkan data, meringkas, mengklasifikasikan, menganalisis dan melaporkannya kepada manajemen perusahaan atau pihak lain yang membutuhkan informasi tersebut.

  Manajer yang memegang kendali suatu perusahaan modern harus dapat mengendalikan perusahaan dan dalam melaksanakan tugasnya pimpinan senantiasa di dihadapkan pada masalah-masalah perusahaan seperti masalah yang berhubungan dengan prosedur penentuan besarnya gaji dan upah serta pembayarannya. Secara teknis disinilah keahlian seorang manajer diuji, bagaimana pimpinan dapat memecahkan suatu masalah dalam perusahaannya.

  Dalam mengorganisir, mengendalikan dan melakukan kegiatan sehari-hari, manajer banyak mengambil keputusan. Keputusan yang diambil manajer haruslah tepat dan baik karena ini penting untuk kemajuan suatu perusahaan. Dalam membuat keputusan manajer harus dapat membuat keputusan yang masuk akal, yang memerlukan informasi – informasi yang relevan bagi kepentingan manajemen dalam rangka pengambilan keputusan atas laporan intern perusahaan.

  Laporan intern yang memadai harus didukung oleh sistem akuntansinya yang diterapkan perusahaan, sistem akuntansi merupakan suatu rangkaian dari formulir-formulir, catatan-catatan, lapoan-laporan, serta alat-alat lainnya yang dikoordinasikan sehingga dapat memberikan informasi kepada pemimpin perusahaan dimana informasi tersebut sangat dibutuhkan sebagai alat pendukung pengambilan keputusan.

  RSU Haji Medan merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya bergerak dibidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mana perusahaan ini banyak mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkatan. Perusahaan ini memberikan imbalan atas jasa karyawannya berupa gaji dan upah dan telah menerapkan sistem akuntansi atas gaji dan upah sebagai alat pendukung pengambilan keputusan. Jumlah karyawannya yang relatif banyak dari berbagai tingkatan maka dalam perusahaan ini gaji dan upah merupakan pengeluaran yang sangat besar dan penting sehingga perlu mendapat perharian yang memadai dari pihak manajemen perusahaan.

  Data lain yang penulis temukan adalah bahwa daftar gaji dibuat oleh bagian akuntansi kemudian ditulis dalam Payroll check lalu dikirim ke bank untuk Data lain yang penulis temukan adalah bahwa daftar gaji dibuat oleh bagian akuntansi kemudian ditulis dalam Payroll check lalu dikirim ke bank untuk

  Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui lebih mendalam bagaimana penerapan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan pada perusahaan ini, apakah telah berjalan dengan efektif guna dijadikan sebagai alat pendukung pengambilan keputusan, maka penulis mengambil judul skripsi

  “Penerapan Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Sebagai Alat Pendukung Pengambilan Keputusan Pada RSU Haji Medan”.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  a. Apakah sistem akuntansi penggajian dan pengupahan yang diterapkan oleh RSU Haji Medan sudah memadai?

  b. Apakah sistem akuntansi penggajian dan pengupahan tersebut dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah:

  a. Untuk mengetahui apakah penerapan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan yang diterapkan oleh perusahaan sudah memadai ? a. Untuk mengetahui apakah penerapan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan yang diterapkan oleh perusahaan sudah memadai ?

  Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:

  1. Menambah wawasan penulis tentang sistem akuntansi penggajian dan pengupahan secara nyata dibandingkan dengan pengetahuan penulis yang didapatkan selama perkuliahan.

  2. Sebagai bahan masukan maupun saran bagi pihak manajemen RSU Haji Medan dalam proses pengambilan keputusan

  3. Sebagai bahan perbandingan bagi pihak lain yang mengadakan penelitian dalam bidang yang sama

D. Kerangka Konseptual

  RSU Haji Medan

  Sistem Akuntansi

  Gaji dan Upah

  Penerapan Sistem Akuntansi

  Penggajian dan Pengupahan

  Informasi

  Pengambilan Keputusan

  RSU Haji Medan adalah perusahaan yang kegiatan utamanya bergerak dibidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat dimana dalam pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan mempekerjakan karyawan dari berbagai tingkatan dan dalam jumlah yang sangat besar dan sebagai imbalan yang diberikan perusahaan atas jasa karyawannya adalah gaji dan upah. Proses pembayaran gaji dan upah tersebut membentuk suatu sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dan kemudian dihasilkan suatu informasi yang dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Unsur-Unsur Sistem Akuntansi

  Mulyadi (2001:2) mengemukakan bahwa : “suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut :

  1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

  2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan

  3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem

  4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem dan prosedur

  mempunyai hubungan, dimana sistem terdiri dari prosedur-prosedur yang saling bekerjasama untuk mencapai tujan yang sama dari perusahaan. Adapun prosedur adalah suatu urutan pekerjaan yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan seragam untuk transaksi perusahaan yang sering terjadi.

  Akuntansi merupakan sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi Akuntansi merupakan sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi

  Mulyadi (2001:3) mendefenisikan bahwa : ”Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

  Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsurdari suatu sistem akuntansi adalah:

1. Formulirdokumen

  Formulir sering disebut dengan istilah dokumen dan media. Disebut dokumen karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam di atas secarik kertas. Disebut media karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi kedalam catatan. Dalam sistem akuntansi secara manual, media yang digunakan untuk merekam transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas. Dalam sistem akuntansi dengan komputer dipakai berbagai media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data seperti papan ketik (keyboard), mice, voice, dan cats. Adapun peranan formulir dan dokumen dalam sistem akuntansi adalah sebagai berikut: Formulir sering disebut dengan istilah dokumen dan media. Disebut dokumen karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam di atas secarik kertas. Disebut media karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi kedalam catatan. Dalam sistem akuntansi secara manual, media yang digunakan untuk merekam transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas. Dalam sistem akuntansi dengan komputer dipakai berbagai media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data seperti papan ketik (keyboard), mice, voice, dan cats. Adapun peranan formulir dan dokumen dalam sistem akuntansi adalah sebagai berikut:

  b. Untuk menjaga akitiva-aktiva dan utang-utang perusahaan. Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rekening-rekening sehingga dapat diketahui saldo masing-masing rekening.

  c. Untuk memerintahkan mengerjakan suatu pekerjaan. Peranan ini dapat dilihat antara lain dari penggunaan surat perintah pengiriman untuk mengirim barang-barang dan penggunaan surat perintah permintaan pembelian agar dibelikan barang-barang yang dibutuhkan.

  d. Untuk memudahkan penyusunan rencana-rencana kegiatan, penilaian hasil-hasilnya dan penyesuaian rencana – rencana. Formulir digolongkan menjadi dua macam jika ditinjau dari pengolahan

  data akuntansi, yaitu dokumen sumber (source document) dan dokumen pendukung (supporting document). Dokumen sumber adalah dokumen yang dipergunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu, sedangkan dokumen pendukung adalah dokumen yang melampirkan dokumen sumber sebagai sahnya transaksi yang direkam dalam dokumen sumber. Beberapa keadaan yang mendasari perlunya penggunaan formulir, jika:

  a. Suatu kejadian atau transaksi harus dicatat

  b. Informasi tertentu harus dicatat berulang kali, maka dengan formulir akan mengurangi waktu penulisan informasi tersebut

  c. Dibutuhkan untuk menetapkan tanggungjawab terjadinya transaksi c. Dibutuhkan untuk menetapkan tanggungjawab terjadinya transaksi

2. Catatan-catatan

  Ada tiga catatan yaitu jurnal, buku besar, dan buku pembantu

  1. Jurnal Jurnal sering juga disebut sebagai buku harian. Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Jurnal ada dua yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Salah satu cara untuk memproses data secara lebih efisien pada sistem akuntansi manual adalah memperluas jurnal umum dua kolom menjadi jurnal banyak kolom (jurnal multikolom). Setiap kolom pada jurnal multikolom digunakan hanya untuk menampung transaksi yang mempengaruhi akun tertentu. Jurnal multikolom hanya memadai pada perusahan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar penggunaan jurnal ini tidak praktis. Oleh karena itu jurnal multikolom diganti denganbeberapa jurnal khusus (special journal). Setiap jurnal khusus dirancang untuk mencatat satu jenis transaksi yang terjadi berulang-ulang. Jurnal khusus adalah suatu metode untuk mengikhtisarkan transaksi, yang merupakan bagian mendasar dari setiap sistem akuntansi. Jurnal khusus yang paling lazim digunakan untuk mencatat transaksi pada perusahaan jasa berskala kecil dan menengah adalah: 1. Jurnal Jurnal sering juga disebut sebagai buku harian. Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Jurnal ada dua yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Salah satu cara untuk memproses data secara lebih efisien pada sistem akuntansi manual adalah memperluas jurnal umum dua kolom menjadi jurnal banyak kolom (jurnal multikolom). Setiap kolom pada jurnal multikolom digunakan hanya untuk menampung transaksi yang mempengaruhi akun tertentu. Jurnal multikolom hanya memadai pada perusahan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar penggunaan jurnal ini tidak praktis. Oleh karena itu jurnal multikolom diganti denganbeberapa jurnal khusus (special journal). Setiap jurnal khusus dirancang untuk mencatat satu jenis transaksi yang terjadi berulang-ulang. Jurnal khusus adalah suatu metode untuk mengikhtisarkan transaksi, yang merupakan bagian mendasar dari setiap sistem akuntansi. Jurnal khusus yang paling lazim digunakan untuk mencatat transaksi pada perusahaan jasa berskala kecil dan menengah adalah:

  b. Jurnal penerimaan kas (cash receipts journal). Digunakan untuk mencatat semua transaksi yang melibatkan penerimaan kas, termasuk penjualan tunai dan penerimaan tagihan.

  c. Jurnal pembelian (purchases journal), dirancang untuk mencatat semua pembelian secara kredit (purchases on account). Dalam jurnal ini akan terlihat perkiraan pembelian dan hutang.

  d. Jurnal pembayaran kas (cash payments journal), digunakan untuk mencatat semua transaksi yang melibatkan pembayaran kas.

  Pada perusahaan besar jenis jurnal yang biasa digunakan adalah jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal umum. Dalam jurnal terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya berupa jumlah mata uang transaksi tertentu kemudian diposting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar.

  2. Buku Besar Buku besar utama (primary ledger), yang menampung semua akun neraca dan laporan laba rugi disebut sebagai buku besar umum (general ledger). Adapun buku besar ini terdiri dari banyak rekening yang dipakai untuk 2. Buku Besar Buku besar utama (primary ledger), yang menampung semua akun neraca dan laporan laba rugi disebut sebagai buku besar umum (general ledger). Adapun buku besar ini terdiri dari banyak rekening yang dipakai untuk

  

  3. Buku Besar Pembantu Apabila terdapat jumlah akun yang sangat besar dengan karakteristik yang sama, akun-akun tersebut dapat dikelompokkan ke suatu buku besar terpisah yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger). Setiap buku besar pembantu diwakili dalam buku besar umum oleh sebuah akun perangkum yang disebut akun pengendali (controlling account). Dalam hal ini penjumlahan atas saldo pada buku besar pembantu harus sama dengan saldo pada akun pengendali yang bersesuaian. Dari hal ini buku besar pembantu dapat dianggap sebagai buku besar kedua yang mendukung akun pengendali pada buku besar umum. Buku besar dan buku besar pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (books of final entry) artinya tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku besar pembantu, karena proses selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan.

3. Laporan

  Unsur sistem akuntansi yang terakhir adalah laporan. Setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan yang menghasilkan informasi tersebut dikenal sebagai laporan keuangan. Seluruh laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu laporan tersebut. Adapun laporan keuangan dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas, laporan perubahan laba yang ditahan. Data yang terdapat dalam laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan arus kas digunakan untuk suatu periode waktu tertentu. Sementara data yang disajikan dalam neraca adalah untuk tanggal tertentu. Model sistem akuntansi dan sistem informasi akuntansi dengan komputer dalam pemrosesan data menurut Lewi Malison dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

  Sistem

  Penjualan

  Sistem Pembelian

  Sistem

  Formulir Jurnal Buku

  Laporan Penggajian Besar Keuangan

  Sistem

  Pengawasan

  Produksi Buku Pembantu

  Sistem

  Kas

  Gambar 1: Sistem Akuntansi

  Sumber : Abdul Halim, 1994. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Cetakan

  Pertama, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, hal. 86.

  Menurut Zaki Baridwan (1994:7) dalam menyusun sistem akuntansi untuk suatu perusahaan diperlukan pertimbangan terhadap beberapa faktor yang penting, yaitu:

  a. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai.

  b. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga harta milik perusahaan, maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern.

  c. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi itu harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain, dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi.

  Ada empat tujuan umum pengembangan sistem akuntansi yaitu:

  1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru

  2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.

  3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

  4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

  Ciri-ciri sistem akuntansi yang baik harus memiliki bagan perkiraan, pedoman akuntansi, ada daftar tugas (job description), ada perkiraan pengawasan, dokumen-dokumen sudah dinomori sebelumnya, dan metode-metode lain yang bertujuan untuk mengawasi data yang masuk dan data yang diproses. Jika ciri-ciri ini sudah terpenuhi maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi dapat meningkatkan mutu informasi, meningkatkan pengawasan internal check, melindungi harta benda perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap catatan akuntansi.

B. Proses Pengambilan Keputusan

1. Pengertian keputusan dan pengambilan keputusan

  Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan sistematis terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta dan data penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

  Pengertian mengenai keputusan menurut Hasan (2002:9), Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif. Pengertian tersebut mengandung tiga pengertian, yaitu: Pengertian mengenai keputusan menurut Hasan (2002:9), Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif. Pengertian tersebut mengandung tiga pengertian, yaitu:

  b. Ada bebreapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik

  c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Pengambilan keputusan menurut Hasan (2002:78), adalah suatu proses

  memilih suatu alternatif dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah yang ada.

  Sehubungan dengan banyaknya ragam keputusan yang perlu dibuat, manajemen perusahaan memerlukan berbagai informasi baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Jenis dan bentuk informasi yang diperlukan, tergantung kepada tingkat keputusan yang disusun.

  Menurut Mudrajad (2003:15), tingkat pengambilan keputusan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:

  a. Keputusan strategis

  Keputusan strategis merupakan keputusan yang menentukan arah kegiatan perusahaan jangka panjang. Keputusan strategis pada umumnya bersifat umum dan berisi garis besar kebijakan bisnis. Sejalan dengan kegunaan dari keputusan strategis, yaitu untuk kehidupan jangka panjang perusahaan. Keputusan strategis lebih berorientasi kepada masa depan perusahaan daripada keadaan sekarang, seperti penentuan lokasi ataupun gedung perusahaan.

  b. Keputusan taktis

  Keputusan taktis merupakan implementasi dari keputusan strategis. Keputusan ini berorientasi kepada kegiatan operasional jangka pendek. Pada Keputusan taktis merupakan implementasi dari keputusan strategis. Keputusan ini berorientasi kepada kegiatan operasional jangka pendek. Pada

  c. Keputusan Teknis

  Keputusan teknis merupakan keputusan untuk kegiatan tertentu. Informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan ini adalah data historis dan deskriptif dari kegiatan yang baru saja dilakukan perusahaan, seperti upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan.

  Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki tujuan antara lain:

  a. Tujuan yang bersifat tunggal

  Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah yang lain.

  b. Tujuan yang bersifat ganda

  Tujuan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa suatu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif maupun yang bersifat non kontradiktif.

2. Jenis-Jenis Keputusan

  Manajemen perusahaan harus mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan kriteria yang diinginkan. Berdasarkan kriteria yang menyertainya tersebut, pengambilan keputusan dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu:

  a. Berdasarkan program, pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi:

  a.1. Pengambilan keputusan terprogram

  Pengambilan keputusan terprogram adalah pengambilan keputusan yang bersifat rutin, berulang-ulang dan cara menanganinya telah ditentukan, pengambilan keputusan terprogram telah ditentukan. Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terstruktur melalui hal-hal berikut:  Prosedur, yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan

  yang harus diikuti oleh pengambilan keputusan  Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang

  tidak boleh untuk dilakukan oleh pengambil keputusan  Kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk

  membuat keputusan

  a.2. Pengambilan keputusan tidak terprogram

  Pengambilan keputusan tidak terprogram adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik sehingga memerlukan pemecahan yang khusus. Pengambilan keputusan tidak terprogram ini digunakan menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur

  Lebih lanjut Hasan (2002:41), memberikan ciri-ciri yang berbeda atas kedua jenis keputusan tersebut sebagai berikut:

  Tabel 1: Daftar Tipe-tipe Keputusan

  TipeTipe Keputusan

  Teknik-Teknik Pembuatan Keputusan

  Diprogram: Keputusan a. Kebiasaan

  a. Teknik-teknik riset

  rutin dan berulang-

  b. Kegiatan rutin Prosedur-

  operasi : analisis

  ulang Organisasi prosedur pengoperasian

  matematik, model-

  mengembangkan

  komputer

  model simulasi

  proses-proses khusus c. Struktur

  organisasi

  komputer

  bagi penanganannya.

  pengharapan umum b. Pengolahan data sistem , sistem tujuan,

  elektronik

  saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik

  Tidak diprogram a. Kebijakan intuisi dan Teknik pemecahan

  Keputusan-keputusan

  kreatifitas

  masalah yang

  sekali pakai, disusun b. Coba-coba

  diterapkan pada:

  secara tidak sehat, c. Seleksi dan latihan para a. Latihan membuat

  kebijaksanaan.

  pelaksana

  suatu keputusan.

  Ditangani dengan

  b. Penyusunan program-

  proses pemecahan

  program komputer

  masalah umum.

  heuristic”

  b. Berdasarkan lingkungannya, keputusan dapat dibedakan menjadi:

  b.1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti

  Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut:  Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi

  jawabanhasil.

   Keputusan yang akan diambil didukung oleh informasidata yang

  lengkap  Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, mengetahui apa yang

  akan terjadi di masa yang akan datang  Biasanya selalu dihubungkan dengan kepuasan yang menyangkut

  masalah rutin, karena kejadian tertentu di masa yang akan datang dijamin akan terjadi

   Teknik pemecahannya biasanya menggunakan teknik program linier,

  model transformasi, model penugasan, model inventory, model antrian, dan model network

  b.2. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko

  Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal berikut:  Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil  Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan  Diasumsikan bahwa pengambil keputusan mengetahui peluang yang

  akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.  Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat

  diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya  Pada kondisi ini, keadaan alam sama dengan kondisi tidak pasti,

  bedanya dalam kondisi ini ada informasi atau data yang mendukung dalam membuat keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.

  b.3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti

  Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti adalah pengambilan keputusan di mana :  Tidak diketahui sama sekali hal, jumlah, maupun kondisi yang mungkin

  timbul serta kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.  Pengambil keputusan ini tidak menentukan probabilitas terjadinya

  berbagai kondisi atau hasil yang keluar  Hanya mengetahui kemungkinan hasil dari suatu tindakan  Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi

  lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.  Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi  Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan

  beberapa cara yaitu mencari informasi lebih banyak, melalui risetpenelitian, dan penggunaan probabilitas subjektif

  b.4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik

  Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan keputusan dalam hal :  Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan

  dalam situasi persaingan  Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya

  yang rasional  Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan

3. Pihak-pihak pengambil keputusan

  a. Manajer lini pertama

  Manajer lini pertama adalah manajer yang melatih dan mengawasi kinerja dari karyawan non manajerial serta yang bertanggungjawab langsung atas jasa perusahaan

  Manajer lini pertama memegang jabatan seperti manajer kantor, shift supervisor, atau manajer departemen. Tanggung jawab utamanya adalah mengelola kinerja dari karyawan tingkat dasar yang bertugas langsung untuk memproduksi barang atau jasa.

  Manajer lini pertama juga membuat jadwal rinci dan rencana operasional berdasarkan perencanaan jangka menengah dari manajemen tingkat menengah. Manajer ini pertama terlibat dalam rencana dan tindakan yang memberikan hasil ke depan.

  b. Manajer menengah

  Manajer menengah adalah manajer yang bertanggungjawab untuk menetapkan tujuan sejalan dengan sasaran dan rencana dari manajemen puncak, serta menerapkan strategi sub unit untuk mencapai sasaran tersebut

  Manajer menengah memegang jabatan seperti manajer pabrik, manajer wilayah, atau manajer divisi. Pada level ini informasi akuntansi manajemen juga dibutuhkan untuk membantu para manajer menyusun rencana dan mengambil keputusan secara lebih baik.

  c. Manajer puncak

  Manajer puncak adalah eksekutif yang bertanggung jawab terhadap segenap pengarahan organisasi. Untuk itu, manajer puncak memerlukan informasi yang mendukung keputusan-keputusan yang berdampak jangka panjang terhadap organisasi perusahaan.

  Manajer puncak bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi penting untuk perubahan, selanjutnya manajer puncak juga berkewajiban untuk membantu karyawan membangun rasa tanggung jawab kepada perusahaan dan menciptakan budaya positif organisasi melalui bahasa dan tindakan. Istilah yang sering digunakan untuk manajer puncak ini adalah direktur, kepala divisi, wakil presiden senior, dan sebagainya.

4. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan

  Menurut Hasan (2002:82), langkah-langkah dalam pengambilan keputusan yaitu:

  a. Mendefenisikan masalah

  b. Mengidentifikasi kriteria keputusan

  c. Menimbang kriteria

  d. Membuat alternatif pilihan tindakan

  e. Mengevaluasi setiap alternatif

  f. Memperkirakan keputusan yang paling optimal.

  Berikut ini penjelasan dari langkah-langkah tersebut di atas :

  a. Mengidentifikasi masalah

  Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali (mengidentifikasi) masalah. Masalah adalah terdapatnya perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dan keadaan yang dihadapi.

  Adanya perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dan keinginan yang ditetapkan tidaklah menjamin bahwa manajer akan membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah. Identifikasi dapat dipermudah dengan, pertama, manajer harus menyadari adanya perbedaan. Mereka harus mengetahui adanya masalah sebelum memulai mencari pemecahan masalah. Kedua, manajer menyadari adanya perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dan kenyataan yang sesungguhnya tidaklah cukup untuk memulai proses pengambilan keputusan, untuk itu manajer harus termotivasi untuk mengurangi perbedaan tersebut. Pada akhirnya manajer juga harus memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sumber-sumber daya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

  b. Mengidentifikasi kriteria keputusan

  Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun pertimbangan dan keputusan. Biasanya, semakin banyak ditemukan kriteria yang memungkinkan untuk memecahkan masalahnya.

  c. Menimbang kriteria

  Setelah mengenali kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah memutuskan kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting. Banyak jumlah model matematika yang dapat dipakai untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya memerlukan pengambil keputusan untuk mementukan Setelah mengenali kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah memutuskan kriteria mana yang lebih penting atau kurang penting. Banyak jumlah model matematika yang dapat dipakai untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya memerlukan pengambil keputusan untuk mementukan

  d. Membuat alternatif pilihan tindakan

  Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan yang akan menuntun proses pengambilan keputusan, langkah berikutnya adalah mengenali pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah secara umum, pada langkah ini, pemikirannya adalah untuk menyusun sebanyak mungkin alternatif.

  e. Mengevaluasi setiap alternatif

  Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif terhadap masing-masing patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkan, langkah ini memakai waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah-langkah lain dalam proses pengambilan keputusan.

  f. Memperkirakan keputusan yang paling optimal

  Langkah terakhir dalam pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Ini dilakukan dengan mengalikan penilaian setiap patokan (langkah e) dengan bobot patokan tersebut (langkah c), dan Langkah terakhir dalam pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Ini dilakukan dengan mengalikan penilaian setiap patokan (langkah e) dengan bobot patokan tersebut (langkah c), dan

  Kemudian hasil keputusan dievaluasi pengimplementasiannya dan harus dimonitor terus-menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan. Hal ini dilakukan karena pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontiniu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.

5. Sistem Informasi Akuntansi dalam pengambilan keputusan

  Nilai dari sebuah informasi bagi pengambilan keputusan (decision maker) adalah sangat berharga hanya dengan informasi yang sangat baik dan benarlah seorang manager dapat membuat keputusan yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan pada masa yang akan datang, terutama dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, yang mana fungsi-fungsi tersebut diarahkan kedalam masalah investasi. Fungsi-fungsi yang terdapat pada informasi adalah pemahaman, peneguhan, diagnosis, dan peramalan.

  “Romney dan Steinbart (2004:2) menyatakan bahwa “sebuah sistem informasi akuntansi (SIA) yang dirancang dengan baik dapat menyelesaikan beberapa masalah. Lagipula, apabila dirancang dengan tepat sistem informasi akuntansi tersebut dapat menyediakan beberapa informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan atas masalah- masalah yang lain”.

  Lebih lanjut Romney dan Steinbart menjelaskan bawa sistem informasi akuntansi dapat memberikan bantuan dalam semua fase pengambilan keputusan. Laporan yang dihasilkan oleh SIA dapat membantu untuk mengidentifikasi Lebih lanjut Romney dan Steinbart menjelaskan bawa sistem informasi akuntansi dapat memberikan bantuan dalam semua fase pengambilan keputusan. Laporan yang dihasilkan oleh SIA dapat membantu untuk mengidentifikasi

  Ketersediaan informasi menjadi faktor yang sangat penting untuk menilai proses dan kualitas hasil keputusan yang diambil oleh manajemen. Dalam menciptakan suatu informasi akuntansi diperlukan sebuah sistem . Dengan demikian SIA yang baik menjadi salah satu faktor untuk mendukung pengambilan keputusan manajer.

C. Gaji dan Upah

  Dalam melaksanakan aktivitas normal suatu perusahaan tidak terlepas dari tenaga manusia (karyawan), dimana seluruh tenaga yang diberikan karyawan kepada perusahaan dibayar sesuai dengan kapasitas yang diberikan maupun yang disepakati. Seluruh kontribusi yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas tenaga yang diberikan diberi istilah gaji maupun upah. Masalah gaji dan upah merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi prestasi dan gairah kerja karyawan.

1. Pengertian Gaji

  Mulyadi (2001 : 373) adalah gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.

2. Pengertian Upah

  Achmad S. Ruky (2002: 191) upah digunakan untuk menggambarkan pembayaran jasa kerja untuk satuan waktu pendek, misalnya perhari ataupun perjam. Gaji menggambarkan pembayaran jasa kerja untuk satuan waktu lebih panjang, biasanya sebulan. Lebih lanjut dia memaparkan bahwa upah dibayarkan kepada pekerja yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi.

  Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan perbedaan gaji dan upah adalah dari segi satuan waktu., dimana satuan waktu untuk gaji lebih panjang daripada satuan waktu untuk upah. Menurut Achmad S. Ruky (2002: 191), faktor -faktor yang mempengaruhi tingkat “patokan gaji” (standar upahgaji) perusahaan adalah sebagai berikut:

  1. Ketetapan pemerintah

  2. Tingkat upahgaji

  3. Kemampuan perusahaan

  4. Kualifikasi sumber daya manusia yang digunakan

  5. Tuntutan pekerja Salah satu faktor di atas yaitu ketetapan pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai Ketentuan Pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Sektoral Regional (UMSR) sebagai pegangan untuk menetapkan tingkat upah patokan bagi perusahaannya. Tentunya ini hanya berlaku untuk jabatan pelaksana tingkat terendah.

  Menurut Achmad S. Ruky (2002:191): “UMR pada dasarnya adalah upah terendah (minimum) yang ditetapkan oleh pihak Pemerintah (Daerah) yang harus dibayarkan kepada pekerja yang menduduki jabatan terendah dalam Struktur Peringkat Jabatan yang berlaku pada sebuah organisasi (perusahaan)”.

  Tujuan utama penetapan upah minimum adalah sebagai jaring pengaman (safety net), yang berfungsi untuk mencegah agar upah tidak terus merosot di bawah daya beli pekerja. Tujuan penaikan upah minimum adalah untuk mengurangi kesenjangan upah tertinggi dan terendah yang dibayar perusahaan. Kenaikan ini diharapkan akan meningkatkan penghasilan pekerja pada jabatan yang terendah dalam organisasi, dari aspek makro diharapkan membantu mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan ekonomi rakyat dan terakhir diharapkan memperbaiki rasio upah terhadap struktur biaya produksi.

  Selain gaji dan upah, karyawan juga menerima jenis kompensasi lainnya. Misalnya tunjangan-tunjangan. Beberapa jenis tunjangan yang penting adalah:

  1. Libur. Setiap tahun, untuk hari-hari libur tertentu bagi kebanyakan upah sebagaimana pada hari kerja biasa.

  2. Cuti. Hampir semua perusahaan memberikan cuti kepada karyawan, dan selama cuti mereka tetap mendapat gaji. Lamanya cuti dikaitkan dengan masa dinas. Misalnya cuti dua minggu per tahun untuk karyawan yang masa dinasnya sampai lima tahun. Jika di atas lima tahun cuti yang diberikan selama tiga minggu.

  3. Bonus. Biasanya bonus dihitung pada akhir tahun. Besarnya bonus tergantung kesepakatan antara majikan dan karyawan dan bisa didasarkan pada seberapa jauh laba perusahaan, divisi, melampaui target yang telah ditentukan.

  4. Asuransi, banyak perusahaan membayar semua atau sebagian premi asuransi karyawan untuk kesehatan, perawatan gigi, atau asuransi jiwa.

  5. Pensiun. Ini merupakan tunjangan yang disediakan hampir semua perusahaan, akan tetapi karyawan biasanya baru akan menikmatinya dalam waktu lama setelah hal itu dihasilkan. Program ini sangat berbeda-beda antar perusahaan.

  6. Premi lembur (Overtime premium pay). Merupakan tambahan tarif perjam apabila karyawan bekerja melampaui jam kerja normal.

  1. Selain membayar gaji dan upah dengan tepat waktu sesuai dengan ketentuan pemerintah, manajemen juga mempertimbangkan cara memaksimumkan produktivitas pekerja. Salah satu alat untuk mencapai hal ini adalah program kompensasi insentif, yang memberikan tambahan kompensasi kepada karyawan yang kinerjanya melampaui standar yang 1. Selain membayar gaji dan upah dengan tepat waktu sesuai dengan ketentuan pemerintah, manajemen juga mempertimbangkan cara memaksimumkan produktivitas pekerja. Salah satu alat untuk mencapai hal ini adalah program kompensasi insentif, yang memberikan tambahan kompensasi kepada karyawan yang kinerjanya melampaui standar yang

3. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

  Istilah penggajian (payroll) sering diartikan sebagai jumlah total yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang mereka berikan selama suatu periode. Penggajian dan pengupahan itu penting karena alasan berikut:

  1. Karyawan sangat sensitif terhadap kesalahan-kesalahan dalam penggajian dan pengupahan atau hal-hal yang tidak wajar. Untuk itu gaji dan upah harus dibayarkan secara akurat dan tepat waktu.

  2. Penggajian dan pengupahan merupakan hal yang diatur oleh Peraturan Pemerintah

  3. Penggajian dan pengupahan serta pajak dan upah yang berkaitan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih sebagian besar perusahaan, dimana sepertiga dari pendapatan dikeluarkan untuk membayar gaji dan upah serta beban yang berkaitan dengan gaji dan upah.

  Mulyadi (2001: 12) mendefinisikan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan sebagai berikut: “Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya”.

  Mulyadi (2000:285) menyinggung tentang sistem informasi akuntansi penggajian dan sistem akuntansi pengupahan seperti di bawah ini:

  “Sistem informasi akuntansi penggajian digunakan untuk melaksanakan

  penghitungan, pembayaran, dan pencatatan gaji bagi karyawan yang penghitungan, pembayaran, dan pencatatan gaji bagi karyawan yang

  Data-data dari setiap karyawan harus disimpan secara akurat untuk merancang sistem penggajian dan pengupahan. Laporan periodik yang menggunakan data-data penggajian dan pengupahan harus disampaikan kepada badan-badan pemerintah. Data-data tersebut harus disimpan demi berjaga-jaga jika sewaktu-waktu badan-badan dimaksud melakukan inspeksi. Sistem penggajian dan pengupahan harus dirancang untuk membayar gaji dan upah karyawan secara tepat waktu. Sistem ini juga harus dirancang untuk menyediakan data-data yang berguna bagi kebutuhan pengambilan keputusan manajemen. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi penyelesaian setiap ketidakpuasan karyawan dan negosiasi menyangkut iuran dan tunjangan lainnya.

  Dalam kenyataannya sistem penggajian dan pengupahan berbeda di setiap perusahaan, namun unsur utama yang umum terdapat dalam sebagian besar sistem ini adalah:

  1. Register gaji dan upah Suatu daftar multikolom yang digunakan untuk mengisi dan mengikhtisarkan data-data yang dibutuhkan dalam setiap periode penggajian.

  2. Catatan pendapatan karyawan Jumlah pendapatan masing-masing karyawan hingga tanggal terakhir harus

  tersedia pada akhir setiap periode penggajian. Jumlah kumulatif ini diperlukan tersedia pada akhir setiap periode penggajian. Jumlah kumulatif ini diperlukan

  3. Cek gaji dan upah Pada akhir setiap periode penggajian, cek-cek gaji dan upah (payroll checks) disiapkan.setiap cek memiliki potongan yang dapat dipisahkan, yang memperlihatkan rincian tentang bagaimana pembayaran bersih dihitung. Tidak perlu mencatat setiap cek gaji dalam jurnal terpisah, karena semua rinciannya telah tersedia dalam register gaji.

1. Dokumen yang digunakan

  Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa dokumenformulir jika ditinjau dari segi pengolahan data akuntansi dibagi menjadi dua macam yaitu dokumen sumber dan dokumen pendukung. Menurut Mulyadi kedua dokumen yang digunakan dalam siklus jasa personel terlihat seperti Tabel 2 berikut:

  Tabel 2 : Dokumen dalam Siklus Jasa Pesonel

  Dokumen Transaksi

  Dokumen Sumber

  Pendukung

  1. Pencatatan biaya gaji dan Bukti kas keluar

  Rekap daftar gaji dan

  upah

  upah

  2. Pencatatan pembayaran gaji