PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKO (1)
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR NIM : B 10 127 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR NIM : B 10 127 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA
TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR
B10.127
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 12 Juli 2013
PEMBIMBING RETNO WULANDARI, S.ST
NIK. 200985034
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
BUDI TRIANI KUSDIAR NIM. B10 127
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal 17 Juli 2013
PENGUJI I PENGUJI II
ERLYN HAPSARI, S.ST RETNO WULANDARI, S.ST NIK. 200683018
NIK. 200985034
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Hj. Sri Lumintu, Amd. Keb, selaku Pimpinan BPM Hj. Sri Lumintu, yang
telah bersedia memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Seluruh responden yang telah bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Budi Triani Kusdiar
B 10 127
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM HJ. SRI LUMINTU JAJAR SURAKARTA TAHUN 2013
xiv + 49 halaman + 17 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
LatarBelakang : Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir umur 0-6 hari adalah kelainan kongenital (1%), gangguan pernapasan (37%), post matur (35%), ikterus (6%), hipotermia (7%), sepsis (12%), dan prematuritas (34%). Para orang tua terutama ibu nifas seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mewaspadainya sejak dini. Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat memperoleh pertolongan atau penanganan sehingga dapat mencegah kematian pada bayi. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta dalam kategori baik, cukup dan kurang. MetodePenelitian : Jenis penelitian adalah Diskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta pada tanggal 1 April sampai 10 Mei 2013. Dengan jumlah populasi sebanyak 36 orang ibu nifas. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 32 responden, untuk teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang di uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis univariat dengan distribusi frekuensi. HasilPenelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta terdapat 8 orang (25%) termasuk kategori baik,
19 orang (59,4%) termasuk kategori cukup dan 5 orang (15,6%) termasuk kategori kurang. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta mempunyai pengetahuan cukup (59,4%) tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas dan tanda bahaya bayi baru lahir Kepustakaan : 29 literatur ( Tahun 2003 s/d 2012)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v Orang yang memiliki kesehatan adalah orang yang memiliki harapan,
orang yang memiliki harapan adalah orang yang memiliki segalanya
(Pepatah Arab) v Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengan itu Anda dapat mengubah dunia (Nelson Mandela) v Orang bijak akan menciptakan lebih banyak kesempatan lebih dari kesempatan yang ia temukan (Francis Bacon)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan :
1. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa restunya dan cinta kasihnya selama ini.
3. Kakak-kakakku tersayang, yang telah membantuku selama ini walau hanya dalam doa.
4. Bu Retno terimakasih selama ini telah sabar membimbing.
5. Teman – temanku (risa, diva, indah dan riska) dan semua anak kelas 3C yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
6. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN.
CURICULUM VITAE
Nama : Budi Triani Kusdiar
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 27 Nopember 1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat : Masaran RT 32/XI Masaran Sragen
Riwayat Pendidikan
1. SD N 1 Masaran Lulus tahun 2004
2. SMP N 5 Sragen Lulus tahun 2007
3. SMA N 8 Surakarta Lulus tahun 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2010
B. Saran........................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori………………………………………………….27 Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………………...28
DAFTAR TABEL
Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner…………………………………………....... 32 Tabel. 3.2 Definisi Operasional……………………………………………… 36 Tabel. 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur…………….. 41 Tabel. 4.2 Hasil Pengolahan Data……………………………………………. 42 Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta Tahun 2013………….. 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas Lampiran 5. Surat Keterangan Uji Validitas Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitan Lampiran 8. Lembar Permohonan menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Lampiran 12. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Lampiran 16. Hasil Penelitian Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi, yaitu
34 per 1000 kelahiran hidup atau sekitar 57% kematian tersebut terjadi pada umur dibawah 1 bulan atau saat neonatus (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, derajat kesehatan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup, dan menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 angka kematian bayi di Indonesia tahun 2010 tercatat 26 per 1000 kelahiran. Sedangkan dalam Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2009).
Dari SDKI tahun 2007 penyebab utama kematian neonatus dini adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (35%), asfiksia (33,6%) dan tetanus neonatorum (31,4%). Angka tersebut cukup memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap mordibitas dan mortalitas bayi baru lahir. Dan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, penyebab kematian bayi baru lahir umur 0-6 hari adalah kelainan kongenital (1%), gangguan pernapasan
(37%), post matur (35%), ikterus (6%), hipotermia (7%), sepsis (12%), dan prematuritas (34%) (Wijaya, 2009).
Para orang tua terutama ibu nifas seharusnya mengetahui tanda bahaya terhadap bayi mereka agar dapat mewaspadainya sejak dini, karena tanda bahaya bayi baru lahir merupakan gejala yang mampu mengancam kesehatan bayi, bahkan dapat menyebabkan kematian bayi (Muslihatun, 2010). Tanda bahaya bayi baru lahir antara lain : suhu tubuh bayi terlalu dingin atau terlalu panas, warna kulit bayi kuning, pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bayi mengalami infeksi serta bayi muntah (Deslidel, 2011).
Dengan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir sejak dini, bayi akan lebih cepat memperoleh pertolongan atau penanganan sehingga dapat mencegah kematian pada bayi. Namun bila terlambat mengenali tanda bahaya bayi baru lahir tersebut, bayi akan terlambat mendapat penanganan dan dapat menyebabkan kematian (Kosim, 2003).
Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti kepada 14 orang ibu nifas hari ke 0–2 di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta, dengan mengunakan metode wawancara tentang gambaran pengetahuan tanda bahaya bayi baru lahir, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 3 ibu nifas (21,5%), yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 4 ibu nifas (28,5%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 ibu nifas (50%). Serta berdasarkan pengalaman penulis selama berada di BPM Hj. Sri Lumintu Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti kepada 14 orang ibu nifas hari ke 0–2 di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta, dengan mengunakan metode wawancara tentang gambaran pengetahuan tanda bahaya bayi baru lahir, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 3 ibu nifas (21,5%), yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 4 ibu nifas (28,5%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 ibu nifas (50%). Serta berdasarkan pengalaman penulis selama berada di BPM Hj. Sri Lumintu
Berdasarkan uraian di atas, ditemukan masih banyak ibu nifas yang mempunyai pengetahuan kurang tentang tanda bahaya bayi baru lahir sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas perumusan masalah penelitian adalah “ Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya
bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan baik.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan cukup.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir pada tingkat pengetahuan kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan Memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti serupa dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pengalaman nyata
dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
3. Bagi Institusi
a. Bidan Praktek Mandiri Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi bidan
ataupun petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pengetahuan pada ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
b. Pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wacana kepustakaan mengenai tanda bahaya bayi baru lahir.
E. Keaslian Penelitian
Pebri Nur Indrasti (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta”. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 7-21 Juni 2012. Populasi dalam penelitian ini 30 ibu nifas 2 hari post partum. Sampel yang diambil adalah 30 responden dengan teknik sampling jenuh. Instrument penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Variabel penelitian hanya menggunakan variable tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di RSUD Kota Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%) dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%). Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul, waktu, tempat penelitian, jumlah responden serta teknik pengambilan sampel, sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif serta pada instrument penelitian yaitu kuesioner tertutup.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara menyeluruh Karya Tulis Ilmiah ini penulis menguraikan sistematika penulisan Bab I sampai dengan Bab V yang saling berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas tentang Pengetahuan Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir yang meliputi : Pengetahuan, Nifas, Bayi Baru Lahir, Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan di bahas tentang Jenis dan Rancangan Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Metode Pengolahan Data dan Analisa Data, Etika Penelitian serta Jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas Gambaran umum tempat penelitian, Hasil penelitian yang mencakup tingkat pengetahuan responden, Pembahasan dan Keterbatasan.
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan ini domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara terperinci terdiri dari 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa yang telah diterima juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau ibu tentang apa yang telah dipelajari dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa yang telah diterima juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau ibu tentang apa yang telah dipelajari
2) Memahami (Comprehesion) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahuinya. Seseorang atau ibu yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menjelaskan, menyimpulkan, tentang materi yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum–hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam struktur organisasi.
5) Sintetis (Syntetis) Sintetis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan 5) Sintetis (Syntetis) Sintetis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi diartikan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Cara Tradisional Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sestemik dan logis. Cara–cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :
a) Cara kekuasaan (Otoritas) Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik
otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin maupun ahli ilmu pengetahuan.
b) Berdasarkan pengalaman Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa yang lalu.
c) Melalui jalan pikiran Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuan.
2) Cara Modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi metodelogi penelitian.
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan, antara lain :
1) Umur Umur adalah waktu untuk hidup/ada sejak di lahirkan. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup umur,
maka tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir.
2) Pendidikan Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandanganya
terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang yang berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan rendah dalam menyikapi proses dan berinteraksi.
3) Pekerjaan Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu
untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang mereka miliki jadi berkurang.
4) Paritas Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi hidup. Dimana para wanita memperoleh pengetahuan dari
pengalaman pribadi. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung maupun tidak langsung, namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.
5) Intelegensia Intelegensia prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri
dan cara – cara pengambilan keputusan.
6) Sosial Ekonomi dan Budaya Individu yang berasal dari keluarga status ekonomi baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan
masa depanya dibandingkan dengan keluarga sosialnya ekonominya masa depanya dibandingkan dengan keluarga sosialnya ekonominya
e. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan- tingkatannya (Arikunt o, 2006).
Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Baik : bila nilai responden yang diperoleh ( x ) > mean + 1
SD
2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1
SD
2. Masa Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
1) Menurut Obgynacea (2009), masa nifas adalah periode setelah melahirkan sampai pulihnya organ produksi seperti keadaan normal
sebelum hamil, yang lamanya kurang lebih 6 minggu (6-8 minggu).
2) Menurut Prawirohardjo (2009), masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
hari) setelah itu.
3) Menurut Anggraini (2010), masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama
kira – kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
b. Tahapan – Tahapan Masa Nifas Menurut Obgynacea (2009), masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
1) Puerperium dini Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan–jalan.
2) Puerperium intermedial Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat–alat genital yang lamanya 6–8 minggu.
3) Remote puerperium Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih sehat
sempurna, bisa sampai tahunan.
c. Lochea Menurut Anggraini (2010), lochea adalah ekresi cairan rahim
selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda – beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, yaitu :
1) Lochea Rubra Lochea rubra terdiri dari jaringan – jaringan sisa plasenta, dinding rahim, rambut lanugo, sisa mekonium dan darah segar yang
berwarna merah kehitaman dan keluar selama 1 – 3 hari post partum.
2) Lochea Sanguilenta Lochea sanguilenta berwarna merah kecoklatan dan berisi sisa darah bercampur lendir dan keluar pada 4 – 7 hari post partum.
3) Lochea Serosa Lochea serosa adalah cairan yang berwarna kekuningan atau
kecoklatan, lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri kecoklatan, lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri
14 post partum.
4) Lochea Alba Lochea alba berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua dan
sel epitel, selaput lendir serviks serta serabut jaringan yang mati terjadi setelah 2 minggu post partum.
5) Lochea Purulenta Lochea purulenta adalah lochea yang menandakan adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
6) Lochiastasis
Lochiastasis yaitu lochea yang tidak lancar keluarnya.
3. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
1) Menurut Donna L. Wong (2003), Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia gestasi
38 – 42 minggu.
2) Menurut Dewi (2010), Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir
2500 gram sampai 4000 gram.
3) Menurut Muslihatun (2010), Bayi baru lahir adalah bayi dengan berat badan pada saat kelahiran 2500-4000 gram dalam masa 3) Menurut Muslihatun (2010), Bayi baru lahir adalah bayi dengan berat badan pada saat kelahiran 2500-4000 gram dalam masa
b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal Menurut Arief (2009), ciri bayi baru lahir normal yaitu:
1) Berat badan 2500 – 4000 gram
2) Panjang badan 48 – 52 cm
3) Lingkar dada 30 – 38 cm
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) Frekuensi jantung 120 – 160 kali per menit
6) Pernapasan ± 40 – 60 kali per menit
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia : Perempuan, labia mayora menutupi labia minora Laki-laki, testis sudah turun, skrotum sudah ada
11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik
14) Eliminasi baik, mekoniun akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna kecoklatan.
4. Tanda Bahaya Bayi Baru lahir
a. Pengertian Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir jika tidak segera mendapat
penanganan (Deslidel, 2011).
b. Macam-macam Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Menurut Deslidel (2011), tanda bahaya bayi baru lahir antara lain:
1) Suhu tubuh bayi terlalu dingin (hipotermi) atau terlalu panas (hipertemi)
a) Hipotermi (1) Pengertian
Hipotermi pada BBL adalah suhu dibawah 36,5º C, yang terbagi atas : hipotermia ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36-36,5º C, hipotermia sedang yaitu suhu antara 32- 36º C, dan hipotermia berat yaitu < 32º C (Kosim, 2010).
(2) Tanda dan gejala Menurut Saifuddin (2009), tanda dan gejala hipotermi antara
lain : (a) Bayi tidak mau menyusu (b) Bayi tampak lesu atau mengantuk
(c) Tubuh bayi teraba dingin (d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan
kulit tubuh bayi mengeras.
(3) Penanganan Menurut Saifuddin (2009), penanganan untuk bayi yang
mengalami hipotermi antara lain : (a) Menghangatkan bayi dalam inkubator (b) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu (metode
kangguru) (c) Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, untuk menutupi
tubuh bayi (d) Memberi bayi ASI sesering mungkin
b) Hipertermi (1) Pengertian
Hipertemi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi lebih dari 37,5º C (Deslidel, 2011)
(2) Tanda dan Gejala Menurut Deslidel (2011), tanda dan gejala dari hipertermi
yaitu suhu tubuh bayi lebih dari 37,5º C, frekuensi pernapasan bayi lebih dari 60 kali per menit, adanya tanda- tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, keluaran urine berkurang.
(3) Penanganan Menurut Saifuddin (2009), penanganan dari hipertermi antara lain:
(a) Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu
kamar 26º C sampai 28º C (b) Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh
bayi normal (jangan menggunakan air es) (c) Antibiotik diberikan apabila ada infeksi
2) Warna kulit bayi kuning (Ikterus)
a) Pengertian (1) Menurut Dewi (2010), Ikterus adalah suatu keadaan
menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia.
(2) Menurut Deslidel (2011), Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan yang sebagian
besar (80%) akibat penumpukan bilirubin yang merupakan hasil pemecahan sel darah merah karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi.
(3) Menurut Haws (2007), Ikterus adalah peningkatan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi yang terjadi sebelum
usia 24 jan dan kecepatan peningkatannya >0,5 mg/dL/jam.
b) Tanda dan Gejala Menurut Jitowiyono (2010), tanda dan gejala dari ikterus meliputi :
(1) Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
(2) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan
(3) Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per hari (4) Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama (5) Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg% (6) Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
c) Pengananan Menurut Surasmi (2003), penanganan ikterus dengan : (1) Penyinaran (fototerapi)
(2) Transfusi pengganti jika diperlukan (3) Terapi obat jika diperlukan
3) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit (sindrom gangguan napas)
a) Pengertian Sindrom gangguan pernapasan adalah kumpulan gejala yang terdiri dari dispnu atau hipernu, dengan frekuensi pernapasan
lebih dari 60 kali per menit, sianosis, rintihan dan ekspirasi serta kelainan otot-otot pernapasan pada inspirasi (Jitowiyono, 2010).
b) Tanda dan Gejala Menurut Jitowiyono (2010), tanda dan gejala sindrom gangguan pernapasan antara lain:
(1) Pernafasan cepat dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali per menit
(2) Ada tarikan dinding dada, epigastrium atau suprasternal pada inspirasi.
(3) Sianosis atau kebiruan (4) Terdengar suara rintihan pada saat ekspirasi (5) Frekuensi nadi 170 kali per menit
c) Penanganan Menurut Jitowiyono (2010), penanganan dari sindrom gangguan
pernapasan yaitu: (1) Bersihkan jalan napas dengan menggunakan penghisap
lendir dan kasa steril (2) Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi dengan kain hangat (3) Atur posisi tidur bayi, kepala ekstensi agar bayi dapat
bernapas dengan leluasa (4) Apabila terjadi apnu lakukan napas buatan mouth to mouth
(5) Longgarkan pakaian bayi (6) Beri penjelasan keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke rumah
sakit
4) Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bengkak dan berdarah
a) Tanda dan Gejala Menurut Karyuni dan Meilya (2007), tanda dan gejala dari infeksi pada tali pusat antara lain:
(1) Tali pusat berwarna merah (2) Tali pusat berbau busuk (3) Tali pusat mengeluarkan pus (4) Tali pusat bengkak (5) Tali pusat mengeluarkan darah
b) Penanganan Menurut Karyuni dan Meilya (2007), penanganan pada infeksi
tali pusat dengan : (1) Mencuci tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik
dan kasa steril (2) Apus tali pusat dan area sekitar tali pusat dengan gentian violet 0,5% empat kali dalam sehari sampai tidak ada pus yang keluar dari tali pusat.
(3) Jika area kemerahan dan pembengkakan meluas lebih dari 1 cm dari tali pusat, berikan kloksasilin IV sesuai dengan usia dan berat badan bayi
5) Infeksi perinatal
a) Pengertian Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada
masa antenatal, intranatal dan postnatal (Dewi, 2010).
b) Tanda dan Gejala Menurut Dewi (2010), tanda dan gejala dari infeksi perinatal antara lain :
(1) Bayi malas minum (2) Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi (3) Frekuensi pernapasan meningkat (4) Berat badan menurun (5) Pergerakan kurang (6) Muntah (7) Diare (8) Sklerema dan odema (9) Perdarahan, ikterus, dan kejang (10) Suhu tubuh dapat normal, hipotermi atau hipertermi
c) Penanganan Menurut Dewi (2010), penanganan pada infeksi dengan :
(1) Memposisikan bayi semi fowler agar sesak berkurang (2) Bila suhu tubuh tinggi, melakukan kompres dingin (3) Berikan ASI sedikit demi sedikit secara perlahan (4) Bila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi
tidur miring kanan atau kiri (5) Bila diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan
lingkungan (6) Lakukan informed consent pada keluarga dan segera lakukan
rujuk
6) Muntah
a) Pengertian (1) Menurut Deslidel (2011), muntah adalah proses reflek yang
sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh peningkatan air liur.
(2) Menurut Dewi (2010), muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan
masuk agak lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen.
b) Penyebab Menurut Dewi (2010), penyebab muntah antara lain : (1) Kelainan kongenital (saluran pencernaan, iritasi lambung,
atresia esophagus, tekanan intrakranial yang tinggi) (2) Infeksi pada saluran pencernaan
(3) Cara pemberian makan yang salah (4) Keracunan
c) Penanganan Menurut Dewi (2010), penanganan pada muntah dengan :
(1) Kaji faktor penyebab dan sifat muntah (a) Jika terjadi pengeluaran cairan terus-menerus, maka kemungkinan dikarenakan obstruksi esophagus (b) Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning-kuningan, maka dicurigai adanya obstruksi di bawah ampula vateri
(c) Jika terjadi proyektil, maka harus dicurigai adanya
stenosis pylorus (d) Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka
kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intrakranial (2) Berikan pengobatan yang bergantung pada faktor penyebab
(3) Ciptakan suasana tenang (4) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati (5) Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah (6) Berikan antiemetik jika terjadi simptomatis (7) Rujuk segera
B. Kerangka Teori
Tingkat Pengetahuan :
1. Pengertian tanda bahaya
4. Analisis bayi baru lahir
5. Sintesis
2. Macam-macam tanda
6. Evaluasi bahaya bayi baru lahir,
yaitu:
a. Suhu tubuh terlalu dingin atau terlalu panas
b. Warna kulit bayi kuning
Tingkat Pengetahuan Ibu
c. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per
Nifas Tentang Tanda Bahaya
Bayi Baru Lahir menit
d. Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar
cairan (pus), bengkak
Faktor – faktor yang dan berdarah Mempengaruhi Pengetahuan :
e. Infeksi perinatal
f. Muntah
6. Sosial Ekonomi dan Budaya
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmodjo (2007), Arikunto (2006)
C. Kerangka Konsep
Baik
Pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir
Cukup
Kurang
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan :
6. Sosial Ekonomi dan Budaya
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Sumber : Notoatmodjo (2007), Riwidikdo (2010)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Arikunto, 2010). Penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar, Surakarta Tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya
(Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan pada mulai tanggal 1 April 2013 sampai 10 Mei 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Sumantri, 2011). Populasi yang di teliti
adalah seluruh ibu nifas 0-2 hari post partum di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar Surakarta dari tanggal 1 April 2013 sampai 10 Mei 2013 berjumlah
36 orang.
2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah ibu nifas 0-2 hari post partum yang memenuhi kriteria yang dibuat penulis di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 responden. Terdapat 4 ibu nifas yang tidak termasuk dalam sampel pada penelitian ini di karenakan tidak memenuhi kriteria yang telah penulis tentukan. Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Penulis membagi menjadi 2 kriteria, yaitu : jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah ibu nifas 0-2 hari post partum yang memenuhi kriteria yang dibuat penulis di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 responden. Terdapat 4 ibu nifas yang tidak termasuk dalam sampel pada penelitian ini di karenakan tidak memenuhi kriteria yang telah penulis tentukan. Menurut Arikunto (2006), jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Penulis membagi menjadi 2 kriteria, yaitu :
1) Ibu yang melahirkan di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta
2) Ibu nifas 0-2 hari post partum
3) Dapat membaca dan menulis
4) Ibu yang bersedia jadi responden.
b. Kriteria Ekslusi
1) Ibu nifas yang tidak bersedia jadi responden
2) Ibu nifas yang tidak dapat membaca dan menulis
3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling yaitu anggota sampel yang dipilih
didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).
D. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah data primer yang berupa kuesioner yang diberikan kepada ibu nifas. Kuesioner adalah daftar pernyataan/pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi- kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini. Tabel. 3.1 Kisi – kisi Kuesioner Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Variabel Sub Variabel
Jumlah Favourabel Unfavourabel (soal)
No Soal
Pengetahuan
1 2 2 Ibu Nifas
1. Pengertian
tanda bahaya
Tentang
bayi baru lahir
Tanda
6 Bahaya Bayi
2. Suhu tubuh
teralu dingin
Baru Lahir
atau terlalu panas
3.Warna kulit
bayi kuning 4.Pernapasan
sulit atau >60 kali per menit
5.Tali pusat
kemerahan, berbau busuk, keluar cairan, bengkak dan berdarah
6.Infeksi
perinatal
7. Muntah
JUMLAH
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian.
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau yang sah berarti memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang rendah memiliki validitas yang rendah. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto,2006).
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus product moment dengan bantuan program SPSS. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung >r tabel . Rumus product moment adalah:
N S XY - ( S X)( S Y)
r xy =
{ N S X - ( S X ) } {N S Y - ( S Y ) }
Keterangan : Rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total N
: Jumlah responden
X : Skor pertanyaan Y
: Skor total XY : Skor pertanyaan dikalikan Skor
Uji Validitas dilakukan di BPM Puji Setiani Amd.Keb, Tegalmulyo, Mojosongo, Surakarta yang dilakukan pada tanggal 10 Februari 2013 sampai 23 Maret 2013 sebanyak 30 ibu nifas 0-2 hari post partum. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian, agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. Dari hasil Uji Validitas sebanyak 35 item soal didapatkan 33 item soal dinyatakan valid dan 2 item soal dinyatakan tidak valid, dikarenakan r hitung < r tabel (0,361) dengan menggunakan taraf signifikan 0,05, dan untuk nomor soal yang tidak valid adalah nomor 9 dan 18, sehingga pernyataan yang digunakan untuk penelitian sejumlah 33 item pernyataan.
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2006). Untuk mengetahui bahwa kuesioner dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas dengan rumus koefisien reliabilitas alfa cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 16.0 yang dapat digunakan baik untuk instrument yang jawabannya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan salah) . Rumusnya adalah sebagai berikut :
11 = é k ù é
êë k - 1 2 úû ú ë s t û
Keterangan: r 11 = Reliabilitas Instrument k
= Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal ∑σb 2 = Jumlah varian butir pernyataan
σt 2 = Varians total
Dengan menggunakan Alfha Cronbach, kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai alfa > 0, 750 (Riwidikdo, 2010). Sedangkan hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai alfa sebesar 0,937 dengan demikian kuesioner ini dapat dikatakan relia bel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data merupakan semua data yang menjadi sumber dalam penelitian, seperti data primer dan sekunder
1. Data primer Data primer yaitu data yang didapat langsung dari sumbernya
(subyek penelitian) (Wahyuni, 2009). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari hasil jawaban pengisian kuesioner oleh responden.
2. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang tidak didapat langsung dari sumbernya
(misal dari RM) (Wahyuni, 2009). Data sekunder didapatkan dari catatan data ibu nifas di BPM Hj. Sri Lumintu, Jajar, Surakarta.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) ( Nursalam, 2009). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional suatu penjelasan mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik yang ada sebagai dasar dalam memperoleh data ( Wahyuni, 2009)
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Variabel
Hasil Ukur Operasional
Definisi
Alat Ukur
Skala
Ukur
Tingkat Kemampuan Kuesioner Ordinal a. Baik : bila nilai pengetahuan dari
responden yang ibu nifas
responden diperoleh ( x ) > tentang
dalam mean + 1 SD tanda
menjawab bahaya bayi kuesioner
b. Cukup : bila nilai baru lahir
tentang tanda mean – 1 SD ≤ x bahaya bayi
≤ mean + 1 SD baru lahir
c. Kurang : bila nilai
responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1 SD
Sumber : Riwidikdo (2010)
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data Menurut Setiadi (2007), Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok
data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan.
Menurut Hidayat (2007), langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengolahan data yaitu :
a) Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing
dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dan pertanyaan.
b) Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang terdiri atas beberapa kategori.
c) Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
2. Analisa data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisa menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisa
a. Baik
: bila responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
c. Kurang
: bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Keterangan : x
: Nilai responden
Mean
: Nilai rata-rata
: Simpangan baku Untuk memperoleh nilai rata – rata (mean) dengan rumus menurut Riwidikdo (2010) :
: nilai rata – rata ȭܺ
: jumlah seluruh data n
: banyaknya data Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku dengan rumus
menurut Riwidikdo (2010) :
Keterangan : SD
: simpangan baku x i : nilai dari data
n : banyaknya data
Rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas berdasarkan tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2006), yaitu :
P=
Keterangan : P = Prosentase
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian meliputi :
1. Informent Consent Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian.
Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil) Confidentiality ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
J. Jadwal Penelitian
Terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BPM Hj. Sri Lumintu yang beralamat di Jajar RT 5/V, Laweyan, Surakarta. BPM Hj. Sri Lumintu yang dipimpin oleh Hj. Sri Lumintu Amd. Keb., memiliki tenaga kesehatan sebanyak 5 bidan dan