Ajaran Yohanes Paulus II tentang seksualitas untuk pendidikan moral seksualitas bagi kaum muda di Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam - USD Repository

  

AJARAN YOHANES PAULUS II TENTANG SEKSUALITAS

UNTUK PENDIDIKAN MORAL SEKSUALITAS BAGI KAUM MUDA

DI PAROKI MARIA BUNDA PEMBANTU ABADI, TEMBESI, BATAM

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Ermelinda Du’e NIM: 041124029

  Oleh: Kristina Lipat Samon

  NIM: 061124033 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2011

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh syukur dan pujian skripsi ini kupersembahkan kepada seluruh anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SS.CC), terutama komunitas suster SS.CC Yogyakarta.

  

MOTTO

  “Barang siapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah sebab Allah adalah kasih” (1 Yoh 4:8)

  ABSTRAK

  Judul skripsi “AJARAN YOHANES PAULUS II TENTANG

  

SEKSUALITAS UNTUK PENDIDIKAN MORAL SEKSUALITAS BAGI

KAUM MUDA DI PAROKI MARIA BUNDA PEMBANTU ABADI, (MBPA)

TEMBESI, BATAM dipilih berdasarkan pada fakta bahwa dewasa ini seks

  diagung-agungkan sehingga merendahkan martabat kehidupan manusia. Seks mulai digunakan untuk mencari keuntungan bisnis, tidak lagi dihargai dan digunakan sesuai dengan tujuan Pencipta. Sementara itu, kaum muda di paroki MBPA, Tembesi, Batam, mengganggap seksualitas sebagai hal yang tabu, porno dan kotor. Cinta dan penghargaan terhadap tubuh orang lain diabaikan. Kenyataan menunjukan bahwa mereka lebih “memanfaatkan” daripada “mencintai”. Bertitik tolak dari kenyataan ini maka skripsi ini dimaksudkan untuk membantu kaum muda di paroki MBPA, Tembesi, Batam agar mereka memperoleh pemahaman yang benar tentang seksualitas dalam menghadapi situasi zaman ini.

  Permasalahan pokok dalam skripsi ini adalah apa yang harus dilakukan kaum muda di paroki MBPA, Tembesi, Batam, untuk menghadapi situasi zaman seperti ini. Pengkajian permasalahan ini memerlukan data yang akurat tentang gambaran identitas kaum muda dan informasi pendidikan seksualitas. Oleh karena itu penulis menyebarkan kuesioner kepada kaum muda di paroki MBPA, Tembesi, Batam. Penulis memerlukan studi pustaka untuk memperoleh pemahaman dan pemikiran yang benar tentang moral seksualitas kristiani, sehingga dapat membantu kaum muda untuk memahami dan menghayati seksualitas yang benar.

  Ajaran Yohanes Paulus II tentang seksualitas manusia memberikan perspetif yang positip untuk pendidikan moral seksualitas. Ia menulis bahwa seksualitas adalah anugerah Allah yang sangat mulia untuk membantu perkembangan relasi pemberian diri dalam hubungan sosial, dalam menghayati panggilan hidup masing- masing. Dalam ajaran tubuh dan seksualitas manusia, Ia menekankan bahwa Kristus mengajarkan kepada manusia makna hidup manusia adalah saling mengasihi sama seperti Dia mengasihi kita (Yoh 15:12). Maka perintah “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39) seharusnya menjadi pedoman etika dalam relasi sesama, dan sebagai pedoman etika perkawinan Katolik. Manusia perlu menguasai diri, untuk mengatur dorongan seksual sesuai dengan kehendak sang Pencipta.

  Dalam upaya untuk membantu kaum muda di paroki MBPA, Tembesi, Batam untuk menghadapi situasi zaman ini, penulis menawarkan suatu program katekese model Shared Christian Praxis sebagai suatu bentuk pendidikan moral seksualitas bagi kaum muda di paroki MBPA, Tembesi, Batam. Katekese model

  

Shared Christian Praxis ini akan membantu kaum muda untuk bersikap kritis atas

  realitas hidup dalam situasi zaman ini, dan mengkonfrontasikan pengalaman konkrit dan visi kristiani sehingga membangkitkan kesadaran baru untuk hidup lebih baik. Kesadaran ini akan membawa mereka kepada suatu keyakinan dasar, bahwa keputusan moral yang mandiri mesti berkiblat pada sejumlah tuntutan dasar, yang sesuai dengan ciri khas hidup manusia dan yang dikehendaki oleh Pencipta.

  

ABSTRACT

  This thesis entitled “THE TEACHINGS OF JOHN PAUL II ON

SEXUALITY FOR MORAL SEXUAL EDUCATION OF THE YOUTH IN

  

PARISH” was chosen based on the fact that at times sex is glorified for pleasure

  and degrading to human dignity. Sex is also often used for profit. It is no longer valued and used in accordance with the purpose of the Creator. The human body is thus used as a sexual object. Love and respect for the body of others is overlooked. Sometimes people use the sexual act for pleasure rather than to express true love for each other. In the meantime, the young people in the parish of Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam, do not have appropriate knowledge of human sexuality. They consider it as taboo, obscene, pornographic and unclean. Focused on this reality, this thesis intends to give guidance to the young people and those who accompany them, so that they may have a wholesome understanding of human sexuality.

  The principle issue of this thesis is to discover what the young people in the parish of MBPA, Tembesi, Batam are doing in dealing with the present situation that fosters sexual acts of using others as instrument of pleasure rather than respecting the sacredness of human sexuality as God created it. In order to reach the goal, the writer has distributed questionnaires to obtain accurate data about the identity of the youth and the information of their understanding current sexuality education. The writer also required literature to obtain a wider knowledge and understanding of Christian sexual morality.

  John Paul II offers positive perspective of moral sexual education. He writes that sexuality is a very precious gift of God to foster life-giving relationships in all social relationships in accordance with their respective vocations. In his teachings on the human body and sexuality, John Paul II stresses that Christ taught that the meaning of human life is “to love one another just as He loves us” (Jn 15:12). Therefore the command, "Love your neighbor as yourself", (Matt. 22:39) should be the ethical guideline in relationships with others, especially for a Catholic marriage. Men and women need to control themselves, in order to regulate the sex drives and desire in accordance with the will of the Creator.

  In order to help young people, in the parish of MBPA, Tembesi, Batam to face the situations of this era, the writer has proposed a program of the model of catechesis called “Shared Christian Praxis.” This model involves moral sexual education for the young people in this parish. It will help them to be critical toward their own reality which they daily face. This will enable them to confront their concrete experiences with the moral Christian vision in order to provoke a new awareness of human sexuality. This will help them to be more responsible for their own life and the lives of others as God has planned.

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih dan Pemurah atas berkat dan rahmat-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul AJARAN YOHANES PAULUS II TENTANG

  

SEKSUALITAS UNTUK PENDIDIKAN MORAL SEKSUALITAS BAGI

KAUM MUDA DI PAROKI MARIA BUNDA PEMBANTU ABADI,

TEMBESI, BATAM.

  Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap situasi zaman yang dihadapi kaum muda saat ini dan pandangan yang negatip tentang seksualitas oleh kaum muda di paroki MBPA, Tembesi, Batam. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membantu kaum muda di paroki MBPA, Tembesi, Batam sebagai pilar Gereja, agar mereka mempunyai pandangan yang benar tentang seksualitas dan menghayatinya sesuai panggilan hidup masing-masing sesuai ajaran moral kristiani

  Penulisan skripsi ini dibantu dan didukung oleh banyak pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1.

  Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran dan keterbukaan hati mendampingi, membimbing dan mendukung penulis, memberikan sumbangan pemikiran yang memperdalam penulisan serta kritikan yang membangun sehingga memotivasi penulis menuangkan ide dalam penulisan skripsi ini.

  2. Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J, selaku dosen penguji kedua dan selaku Ketua Prodi Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma yang telah dengan sabar mendidik dan membina penulis selama kuliah di IPPAK ini.

  3. Dra. Y. Supriyati, M.Pd. selaku dosen penguji ketiga yang telah berkenan membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  4. Segenap staf dosen dan karyawan prodi IPPAK yang telah mendampingi dan membimbing serta membekali pengetahuan dan ketrampilan bagi penulis selama studi hingga penulisan skripsi ini diselesaikan.

  5. Lucius Poya Hobamatan, Pr. selaku kepala paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam, yang telah berkenan memberikan izin dan segala kemudahan kepada penulis untuk melakukan penelitian di paroki MBPA, Tembesi, Batam.

  6. Sr. Maria Aurora Laguarda, SS.CC, selaku Pimpinan Provinsi Kongregasi Suster Hati Kudus Yesus dan Maria yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk menimba ilmu di prodi IPPAK, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta serta selalu memberikan semangat, dukungan dan doa selama penulis menjalankan studi sampai terselesainya skripsi ini.

  7. Sr. Maria Nieves Arguello, SS.CC selaku pendamping suster junior kongregasi SS.CC di Indonesia yang setia mendampingi, serta memberikan motivasi kepada penulis hingga penulisan ini diselesaikan.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii

  

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvii

  BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Penulisan ...................................................................... 1 B. Rumusan Permasalahan ......................................................................... 4 C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 5 D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 5 E. Metode Penulisan .................................................................................. 6 F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 6 BAB II. PENELITIAN PENDIDIKAN SEKSUALITAS BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI MARIA BUNDA PEMBANTU ABADI, TEMBESI, BATAM……………………………………….. 9 A. Metodologi Penelitian ........................................................................... 10 1. Tujuan penelitian ............................................................................. 10 2. Tempat dan waktu penelitian ........................................................... 10 3. Responden penelitian ....................................................................... 10 4. Metode penelitian ........................................................................... 11 5. Instrumen penelitian ....................................................................... 11

  6. Variabel penelitian ........................................................................... 11 B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 12 1.

  Identitas responden .......................................................................... 12 2. Informasi tentang pendidikan seksualitas ........................................ 13 3. Pemahaman tentang seks ................................................................. 14 4. Pemahaman tentang seksualitas ...................................................... 16 5. Pembinaan seksualitas ..................................................................... 19 6. Pemahaman tentang tubuh sebagai teologi dan penghargaan terhadap tubuh ................................................................................. 20

  C.

  Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 23 1.

  Identitas responden ......................................................................... 23 2. Informasi tentang pendidikan seksualitas ........................................ 24 3. Pemahaman tentang seks ................................................................. 24 4. Pemahaman tentang seksualitas ...................................................... 25 5. Pembinaan seksualitas ..................................................................... 27 6. Pemahaman tentang tubuh sebagai teologi dan penghargaan terhadap tubuh ................................................................................. 28

  D.

  Rangkuman Hasil Penelitian ................................................................. 29

  BAB III. SEKSUALITAS MENURUT YOHANES PAULUS II DAN PENDIDIKAN MORAL SEKSUALITAS BAGI KAUM MUDA……………………………………………………... 32 A. Pengertian Seks dan Seksualitas pada Umumnya ................................. 32 1. Seks .................................................................................................. 32 2. Seksualitas ....................................................................................... 34 B. Tubuh dan Seksualitas menurut Yohanes Paulus II .............................. 38 1. Tubuh manusia sebagai sakramen ................................................... 39 2. Tubuh pria dan wanita pada awal mula ........................................... 40 3. Keadaan awal mula .......................................................................... 43 a. Kesendirian asali ....................................................................... 45 b. Kebersatuan asali .................................... .................................. 48 c. Ketelanjangan asali .............................................. ..................... 53

  d.

  Dosa asali .............................................. .................................... 56 4. Empat kualitas tubuh manusia .............................................. .......... 60 a.

  Tubuh manusia adalah symbolic.............................................. .. 61 b. Tubuh nabusia yang nupsial ...................................................... 62 c. Tubuh manusia yang bebas dan jatuh .................................... ... 64 d. Tubuh manusia yang ditebus .............................................. ...... 65 C. Pendidikan, Kaum Muda dan Moral Seksualualitas .............................. 68 1.

  Pendidikan .................................... .................................................. 70 a.

  Definisi pendidikan pada umumnya .......................................... 70 b. Pendidikan seksualitas .............................................. ................ 71 2. Kaum muda dan moral seksualitas .................................................. 72 a.

  Kaum muda ............................................................................... 72 b. Moral seksualitas ....................................................................... 77

  BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK PENDIDIKAN MORAL SEKSUALITAS BAGI KAUM MUDA DI PAROKI MARIA BUNDA PEMBANTU ABADI, TEMBESI, BATAM ....... 85 A. Gambaran Umum Katekese ................................................................... 85 1. Pengertian, tujuan dan peranan ........................................................ 85 a. Pengertian katekese ................................................................... 85 b. Tujuan katekese ......................................................................... 87 c. Peranan katekese ....................................................................... 88 2. Shared Christian Praxis sebagai suatu model katekese .................. 89 a. Pengertian Shared Christian Praxis .......................................... 89 b. Langkah-langkah Shared Christian Praxis ............................... 91 B. Hubungan Katekese dan Moral Seksualitas .......................................... 94 C. Usulan Program Katekese ..................................................................... 96 1. Alasan pemilihan program dengan menggunakan Shared Christian Praxis .............................................................................. 97 2. Alasan pemililan tema dan tujuan ................................................... 98 3. Rumusan tema dan tujuan ............................................................. 99 4. Penjabaran tema ............................................................................... 102

  5. Petunjuk pelaksanaan ...................................................................... 107 6.

  Contoh satuan persiapan (SP) .......................................................... 108

  BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 122 A. Kesimpulan ............................................................................................ 122 B. Saran ...................................................................................................... 124 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 126 LAMPIRAN ........................................................................................................ 128 Lampiran 1: Pedoman kuesioner untuk kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam ........................................... (1) Lampiran 2: Lagu-lagu “Dia ciptakan aku seturut gambar-Nya” dan “Kau telah memilihku” ...................................................................... (5) Lampiran 3: Fragmen “Si gadis cantik” ........................................................ (6)

DAFTAR SINGKATAN A.

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat.

  (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 7-8.

  B. SINGKATAN DOKUMEN RESMI GEREJA CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 oktober 1979. GE : Gravissimum Educationis, Pernyataan Konsili Vatikan II tentang tentang Pendidikan Kristen, 5 Mei 1961.

  GS : Gaudium et Spes , Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di dunia dewasa ini, 7 Desember 1965.

  C. SINGKATAN LAIN AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome Art : Artikel CD : Compact Disc HIV : Human Immunodeficiency Virus

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik KWI : Konferensi Waligereja Indonesia LCD : Liquid Crystal Display MB : Madah Bakti MBPA : Maria Bunda Pembantu Abadi Mgr : Monseigneur N : Nominal, yang menunjukan pada jumlah responden OMK : Orang Muda Katolik PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia PSK : Pekerja Seks Komersial SCP : Shared Christian Praxis SD : Sekolah Dasar SJ : Serikat Jesus SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan SMP : Sekolah Menengah Pertama SP : Satuan Persiapan SS.CC : Congregatio Sacrorum Cordium Jesu et Mariae Nec non

  Adorationis Perpetuae Sanctissimi Sacramenti Altaris

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kaum muda adalah generasi penerus dan pembaharu masa depan Gereja dan

  negara. Cita-cita besar Gereja atau suatu bangsa berada di pundak kaum remaja dan kaum muda. Mereka adalah penggerak kemajuan, namun bisa terjadi, mereka menjadi awal kehancuran Gereja atau suatu Bangsa. Banyak kaum muda dan tidak terkecuali remaja Katolik mengalami kehancuran masa depannya karena terseret oleh arus jaman, terutama dalam kaitan dengan tubuh dan seksualitas. Hal ini disebabkan oleh masyarakat dewasa ini seringkali jatuh dalam pandangan seksualitas yang sempit akibat pemahaman tentang seksualitas yang keliru dan membingungkan.

  Di satu pihak banyak masyarakat dewasa ini begitu mendewakan seksualitas menyebabkan orang sering kali melupakan moralitas kehidupan dan tidak lagi menghargai martabat manusia, terutama wanita, bayi-bayi atau janin-janin kehidupan baru. Dalam dunia bisnis pun, remaja digunakan menjadi sarana untuk mencari keuntungan bisnis. Seks mulai dijual-belikan untuk mencari keuntungan ekonomi maupun untuk kepuasan diri sehingga seks tidak lagi dihormati sebagai karunia Allah dan tidak lagi digunakan sesuai dengan tujuan Pencipta. Tubuh sendiri dan tubuh orang lain, sebagai gambar Allah sendiri, dijadikan obyek seksual, dan tidak lagi dihargai sebagai subyek. Banyak bayi yang tidak bersalah diaborsikan, sebagaimana diungkapkan Agus Siswanto Wilopo (2009a: 2) bahwa orang termasuk remaja perempuan berusia di bawah 20 tahun melakukan aborsi. Sebanyak 11,13% dari semua aborsi di Indonesia dilakukan karena kehamilan yang tidak diinginkan. Tidak menutup kemungkinan, bahwa banyak diantara mereka ialah kaum muda Katolik.

  Agus Siswanto Wilopo (2009b: 1) juga mengungkapkan kasus aborsi yang sangat memprihatinkan diantara remaja akibat pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini. Setiap hari 100 remaja melakukan aborsi. Jika dihitung per tahun, terdapat 36.000 janin yang dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Akibat lain dari seks bebas adalah merusak kesehatan. Nurmadiah (2009: 5) mengatakan bahwa “selama semester pertama 2009 terdapat 145 pengindap HIV/AIDS di Batam. Dari 145 pengindap, delapan puluh persen (80%) penderita adalah perempuan”. Hasil survey Nurmadiah, yang bekerja sama dengan rumah sakit di Batam, mengatakan bahwa penderita HIV/AIDS adalah Pekerja Seks Komersial (PSK).

  Di lain pihak, banyak kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam memandang rendah seksualitas dan cenderung menganggap tubuh dan seksualitas sebagai hal yang tabu, porno, kotor dan penyebab dosa. Dalam kaitan dengan cinta dan penghargaan terhadap tubuh pun mereka lebih “memanfaatkan” daripada “mencintai.”

  Untuk mengantisipasi kasus-kasus ini, kaum muda perlu diajarkan pendidikan moral seksualitas berdasarkan nilai-nilai agama sehingga seks bebas di kalangan remaja dan kaum muda dapat dihindari. Oleh karena itu penulis tergerak untuk berbuat sesuatu bagi kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, diambil dalam pendidikan seksualitas ialah ajaran seksualitas menurut Paus Yohanes Paulus II. Penulis mengambil ajaran Yohanes Paulus II karena ia berpandangan positif mengenai seksualitas. Salah satu contoh ajarannya adalah ia mengatakan bahwa percabulan dalam hati tidak hanya dilakukan ketika seseorang melihat dengan penuh nafsu pada wanita/pria yang bukan istri/suaminya, tetapi juga terjadi ketika ia melihat dengan cara demikian terhadap istri/suaminya. Pandangannya ini berbeda dengan St. Paulus dalam 1 Kor 7:9 “Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin dari pada hangus oleh hawa nafsu”. St. Paulus menganjurkan seseorang menikah agar dapat menyalurkan nafsunya dengan pasangannya yang sah. Yohanes Paulus II mengatakan, bahkan hubungan dengan pasangan pun tetap bisa berbuat cabul, apabila relasi seksual itu didasarkan hanya pada nafsu birahi (West, 2007: xxx). Dalam ajaran tubuh dan seksualitas manusia, Yohanes Paulus II menekankan bahwa Kristus mengajarkan kepada manusia makna hidup manusia terletak dalam tindakan saling mengasihi, sama seperti Dia mengasihi kita (Yoh 15:12).

  Salah satu pengertian pokok yang diajarkannya dalam teologi tubuh adalah Allah telah menuliskan panggilan untuk saling mencintai dalam tubuh manusia dengan menciptakan laki-laki dan perempuan, dan dipanggilnya menjadi satu daging (Kej 2:24). Karena orang menemukan arti hidup dalam saling mengasihi yang dikonkretkan dalam tubuh, maka tubuh juga harus digunakan untuk mencintai Allah melalui sesama dan diri sendiri, dan bukan memanfaatkan sesama untuk kepentingan atau kepuasan sendiri.

  Dalam ajaran Yohanes Paulus II tersebut penulis mengharapkan dapat muda, sehingga mereka bisa mencapai pribadi yang utuh. Mereka menjadi pribadi kristiani yang bisa mengekspresikan seksualitas secara benar dan baik di hadapan Tuhan dan sesama (dan karenanya banyak janin akan diselamatkan), dan dapat berkembang secara sehat sebagai pribadi kristiani sesuai panggilan kekudusannya sebagai anak-anak Allah. Dengan perkataan lain, kaum muda diharapkan agar dapat menghayati hidup seksualitas sesuai dengan rencana dan kehendak Allah pada awal penciptaan.

  B. RUMUSAN PERMASALAHAN Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka penulis merumuskan ada beberapa pokok permasalahan yang pada akhirnya menjadi titik berangkat dari penulisan ini. Masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.

  Sejauh mana kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam memahami seksualitas dan menghargai tubuh? 2. Bagaimana Gereja (Yohanes Paulus II) mengajarkan tentang tubuh dan seksualitas manusia bagi pendidikan moral seksualitas kaum muda dalam menghadapi situasi jaman ini? 3. Apa yang yang harus dilakukan bagi kaum muda di paroki Maria Bunda

  Pembantu Abadi, Tembesi, Batam untuk menghadapi kesituasi jaman sekarang ini? C. TUJUAN PENULISAN

  Berdasarkan perumusan permasalahan tersebut di atas maka adapun tujuan

  1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman tentang seksualitas dan penghargaan terhadap tubuh bagi kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi Batam.

  2. Untuk memperoleh pemahaman yang benar mengenai ajaran Gereja (Yohanes Paulus II) tentang tubuh dan seksualitas manusia bagi pendidikan moral seksualitas kaum muda, dalam menghadapi situasi jaman ini.

  3. Membuat program untuk pendidikan moral seksualitas untuk membantu kaum muda di paroki MBPA dalam menghadapi situasi jaman saat ini.

  4. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana S1 Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.

  D. MANFAAT PENULISAN Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi mengenai ajaran seksualitas menurut Yohanes Paulus II bagi pendidikan moral seksualitas kaum muda katolik di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi Batam adalah: 1.

  Bagi kongregasi SS.CC Memberikan sumbangan untuk para anggota SS.CC yang berkarya dalam bidang pendampingan kaum muda Katolik.

  2. Bagi para pendamping OMK di paroki MBPA, Tembesi, Batam Memberikan sumbangan untuk para pendamping di MBPA, Tembesi, Batam dalam tugas dan pelayanan mendampingi OMK.

  3. Bagi Penulis Menambah wawasan tentang pemahaman mengenai moral seksualitas yang E. METODE PENULISAN Dalam Penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis untuk memperoleh gambaran mengenai pandangan tentang seksualitas dan penghargaan terhadap tubuh dan seksualitas bagi kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam, serta studi pustaka untuk memperoleh gambaran mengenai ajaran seksualitas yang benar menurut Yohanes Paulus II untuk pendidikan moral seksualitas bagi kaum muda dalam Gereja jaman sekarang.

  Untuk mendapatkan gambaran mengenai pandangan tentang seksualitas dan penghargaan terhadap tubuh dan seksualitas bagi kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam, penulis menggunakan data instrument penelitian yaitu kuesioner yang telah disebarkan oleh penulis dan diisi oleh kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam.

  F. SISTIMATIKA PENULISAN Untuk memperoleh Gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis akan menyampaikan pokok-pokok gagasan dalam penulisan ini sebagai berikut: Bab I berisikan pendahuluan, yang meliputi latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistimatika penulisan Bab II memaparkan tentang penelitian pendidikan seksualitas kaum muda katolik di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam. Pada bagian ini terdiri dari metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan rangkuman. Hasil penelitian meliputi identitas responden, informasi pendidikan seksualitas serta pemahaman tentang tubuh dan seksualitas dan penghargaan terhadap tubuh.

  Bab III menguraikan tentang seksualitas menurut Yohanes Paulus II dan pendidikan moral seksualitas bagi kaum muda. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menguraikan tentang pengertian seks dan seksualitas pada umumnya. Bagian kedua adalah Tubuh dan seksualitas menurut Yohanes Paulus

  II. Pada bagian ini meliputi tubuh manusia sebagai sakramen, tubuh pria dan wanita pada awal mula, keadaan awal mula, dan empat kualitas tubuh manusia.

  Keadaan awal mula terdiri dari kesendirian asali, kebersatuan asali, ketelanjangan asali, dan dosa asali. Empat kualitas tubuh manusia meliputi tubuh manusia adalah simbolik, tubuh manusia yang nupsial, tubuh manusia yang bebas dan jatuh, serta tubuh manusia yang ditebus. Bagian ketiga menguraikan tentang pendidikan, kaum muda, dan moral seksualitas

  Bab IV memaparkan usulan program katekese untuk pendidikan moral seksualitas bagi kaum muda katolik di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi, Batam. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menguraikan tentang gambaran umum katekese. Pada bagian ini meliputi dua hal yaitu pertama menggambarkan pengertian, tujuan dan peranan katekese, dan yang kedua menggambarkan Shared Christian Praxis sebagai suatu model katekese, yang terdiri dari pengertian Shared Christian Praxis dan langkah-langkah Shared Christian Praxis .

  Bagian kedua menguraikan hubungan katekese dan pendidikan moral seksualitas. Bagian ketiga adalah usulan program katekese. Pada bagian ini

  

Christian Praxis, alasan pemilihan tema dan tujuan, perumusan tema dan tujuan,

penjabaran tema, petunjuk pelaksanaan dan contoh satuan persiapan.

  Bab V adalah penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

BAB II PENELITIAN PENDIDIKAN SEKSUALITAS KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI MARIA BUNDA PEMBANTU ABADI, TEMBESI, BATAM Masa muda merupakan bagian dari tahap perkembangan manusia menuju

  tahap kedewasaan. Seiring dengan perkembangannya kaum muda semakin bertumbuh di bidang seksual dan selaras dengan itu juga semakin bertumbuh kemampuan kognitifnya. Penghayatan hidup seksualitas kaum muda sangat dipengaruhi oleh pendidikan seksual yang mereka terima. Perkembangan budaya dan dunia teknologi informatika atau media elektronik pun sangat mempengaruhi pemahaman dan penghayatan mereka tentang seksualitas.

  Banyak sumber menyajikan informasi seksualitas yang membingungkan sehingga mempengaruhi pemahaman yang kadang keliru pada kaum muda yang sedang mencari identitas diri. Tidak jarang mereka menjadi bingung sendiri menghadapi gejala-gejala pertumbuhan phisik-biologis, khususnya gejolak-gejolak seksualitas dalam dirinya.

  Kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi-Batam sedang mencari identitas diri, sama seperti kaum muda pada umumnya.

  Merekapun memperoleh pendidikan seksualitas dari berbagai sumber informasi tentang seksualitas yang dapat mempengaruhi pemahaman dan penghayatan mereka akan hidup seksualitas mereka, oleh karena itu penulis membuat suatu penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang pendidikan seksualitas yang telah

  10 A. METODOLOGI PENELITIAN 1.

   Tujuan Penelitian a.

  Untuk memperoleh gambaran identitas kaum muda Katolik di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi Batam.

  b.

  Untuk memperoleh informasi pendidikan seksualitas yang telah diterima kaum muda di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi Batam.

  2. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian mengenai pendidikan seksualitas bagi kaum muda katolik dilakukan di paroki Maria Pembantu Abadi, Tembesi Batam. Dari letak geografis Batam berada dekat Singapore dan Malaysia. Dari segi struktur daerah paroki ini berada di Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Madya Batam Propinsi Riau Kepulauan. Menurut wilayah teritorial gerejawi, paroki Maria Bunda Pembantu Abadi Tembesi ini berada di wilayah Dekenat Utara Riau kepulauan, Keuskupan Pangkal Pinang. Penelitian tersebut dilaksanakan selama dua belas hari, dari tanggal 25 Mei sampai 6 Juni 2010.

  3. Responden Penelitian

  Responden penelitian adalah kaum muda Katolik di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi Batam. Jumlah populasi kaum muda menurut ketua seksi kepemudaan di paroki ini adalah kurang lebih dua ratus orang. Menurut Ridwan (2007:65) bahwa untuk menentukan ukuran sampel pada populasi yang yang sudah diketahui, maka rumus yang dipakai untuk teknik pengambilan sampel

  11 N__ n = Jml sampel n = N.d²+1 N = Jumlah populasi d² = presisi yang ditetapkan yaitu 7%

  Berdasarkan rumus tersebut di atas dan jumlah populasi yang diketahui adalah 200 orang maka hasil populasi yang didapatkan adalah sebagai berikut: 200______ n = (200)x(0.07)²+1 200_______ n = (200)x(0.0049)+1 200_ n = 1.98 n = 101.0101 n = 101 responden

  Maka peneliti mengambil seratus satu orang untuk representatif populasi tersebut sebagai sampel. Jumlah responden yang dijadikan sampel mengalami perubahan setelah penyebaran dan pengembalian kuesioner. Dari seratus satu kuesioner yang diedarkan, hanya tujuh puluh tujuh kuesioner yang diisi dan dikembalikan. Maka peneliti memakai hanya jumlah responden yang mengembalikan kuesioner sebagai sampel, sehingga jumlah responden yang dipakai sebagai sampel adalah tujuh puluh tujuh orang.

4. Metode Penelitian

  Dalam melaksanakan penelitian tentang pendidikan seksualitas kaum muda katolik di paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Tembesi Batam, peneliti menggunakan metode survey, dengan mempelajari data dari sampel yang diambil dari populasi responden. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada kaum muda untuk memperoleh gambaran identitas mereka serta pemahaman mereka

  12 Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah dibagikan, secara pribadi di rumah mereka masing-masing.

  5. Instrumen Penelitian

  Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner jenis tertutup. Isi dari kuesioner adalah pertanyaan-pertanyaan tentang informasi pendidikan dan pengetahuan seks, seksualitas, tubuh dari segi teologi dan penghargaan terhadap tubuh. Peneliti menyiapkan kuesioner dalam bentuk pilihan ganda dan responden diminta untuk memilih sesuai dengan pemahaman yang mereka miliki.

  6. Variabel Penelitian

  Variabel penelitian terdiri dari identitas responden, informasi pendidikan seksualitas, pemahaman tentang seks, pemahaman tentang seksualitas, pembinaan seksualitas, pemahaman dan penghargaan terhadap tubuh sebagai teologi. Variabel penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

  Table 1. Variabel penelitian No Variabel yang diungkap No Item Jml 1 2

  3

  4

  1 Identitas responden 1, 2, .3, 4

  4

  2 Informasi tentang pendidikan seksualitas 5, 6, 7

  3

  3 Pemahaman tentang Seks 8, 9, 10, 11, 12

  5

  4 Pemahaman tentang seksualitas 13, 14, 15, 16, 17,

  9 18, 19, 20, 21

  5 Kegiatan pembinaan seksualitas 22, 23, 24

  3

  6 Pemahaman dan penghargaan terhadap 25, 26, 27, 28, 29,

  10 tubuh sebagai teologi 30, 31, 32, 33, 34

  Jumlah 34

  13 B. HASIL PENELITIAN 1.

  88.31% 3.90%

  SMP c. SMA/SMK d.

  Perguruan tinggi

  2

  4

  68

  3 2.60% 5.19%

  4 Pekerjaan: a.

  3 Pendidikan terakhir: a.

  Pelajar dan mahasiswa b.

  Karyawan PT elektronik c. Menganggur

  9

  58

  10 11.69% 75.32% 12.99%

  Tabel 2 menunjukkan identitas kaum muda Katolik di paroki Maria Pembantu Abadi Tembesi-Batam. Kebanyakan kaum muda di paroki ini adalah perempuan yakni sebanyak lima puluh dua orang (67.53%). Dipandang dari segi usia, kebanyakan mereka adalah berusia tujuh belas sampai dua puluh empat tahun yaitu sebanyak lima puluh orang (64.94%) responden.

  SD b.

  8 64.94% 24.67% 10.39%

   Identitas Responden

  a. Laki-laki

  Identitas Responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Gambaran identitas responden penelitian tersebut terungkap dalam tabel 2 sebagai berikut:

  Tabel 2. Identitas responden ( N=77)

  Item Aspek yang diungkap Frekuensi Persentase 1 2

  3

  4

  1 Jenis Kelamin:

  b. Perempuan

  19

  25

  52 32.47% 67.53%

  2 Usia : a.

  17-24 tahun b.

  25-32 tahun c. Lebih dari 33 tahun

  50

  Mayoritas dari mereka berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak enam puluh delapan orang (88.31%) responden. Kebanyakan mereka adalah pendatang dari

  14 berbagai daerah. Mereka datang di Batam untuk mencari pekerjaan. Ada lima puluh delapan orang (75.32%) responden bekerja sebagai karyawan perusahaan elektronik

2. Variabel Informasi Tentang Pendidikan Seksualitas

  Tabel 3. Informasi tentang pendidikan seksualitas (N=77)

  Sejak SD b.

  Tabel 3 ini menunjukkan bahwa kebanyakan kaum muda pertama kali mendapatkan pengetahuan seksualitas lewat sekolah yaitu sebanyak enam puluh orang (77.92%) responden. Mereka yang mendapat pengetahuan seksualitas pertama kali dari keluarga hanya sembilan orang (11.69%) responden. Hal ini dikarenakan latar belakang budaya keluarga yang masih menganggap seksualitas sebagai hal yang tabu dan kotor, sebagaimana terlihat dalam tabel ada lima puluh lima orang (71.43%) responden yang menjawab demikian. Kebanyakan dari

  22 44.16% 27.27% 28.57%

  21

  34

  Hal yang kotor c. Hal biasa

  Hal yang tabu b.

  7 Pandangan keluarga terhadap seksualitas adalah: a.

  23 23.38% 46.75% 29.87%

  36

  18

  Sejak SMP c. Sejak SMA

  6 Mendapat pengetahuan seksualitas sejak: a.

  No Aspek yang diungkap Frekuensi Persentase 1 2

  Informasi tentang pendidikan seksualitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  1 11.69% 77.92%

  7

  60

  9

  Yang tidak menjawab

  Di sekolah c. Di internet dan buku-buku d.

  Di keluarga b.

  5 Pertama kali mendapat pengetahuan seksualitas: a.

  4

  3

  9.09% 1.30%

  15 sebanyak lima puluh sembilan orang (76.62%) responden. Hanya ada delapan belas orang (23.38%) responden yang mendapatkan pendidikan sejak usia SD, sebagaimana terbaca dalam tabel 3 di atas.

  3. Variabel Pemahaman Tentang Seks Tabel 4. Pemahaman tentang Seks (N=77)

  No Aspek yang diungkapkan Frekuensi Prosentase 1 2

  3

  4

  8 Perilaku yang terkait dengan alat kelamin disebut: a.

  40 51.95% Seks b.

  21 27.27% Seksual c.

  15 19.48% Seksualitas d.

  1 1.30% Tidak menjawab

  9 Seks itu menunjuk pada: a.

  22 28.57% Dorongan yang menunjuk pada persetubuhan b.

  26 33.77% Hal yang mendorong untuk berelasi dan mencintai c.

  29 37.66% Jenis kelamin

  10 Tindakan persetubuhan disebut: a.

  20 25.97% Seks b.

  41 53.25% Seksual c.

  16 20.78% Seksualitas

  11 Seks adalah soal: a.

  41 53.25% Apa yang kita lakukan b.

  16 20.78% Siapa kita c.

  20 25.97% Bagaimana kita ada

  12 Perbedaan seks sebagai laki-laki dan perempuan bertujuan diantaranya untuk: a.

  6 7.79% Menunjukan keunikan dan keindahan fisik b.

  57 74.03% Membangun kesatuan dan meneruskan keturunan c.

  14 18.18% Menimbulkan daya tarik dan daya tolak

  Tabel 4 menggambarkan pemahaman tentang seks oleh kaum muda Katolik di paroki Maria Pembantu Abadi Tembesi-Batam. Ada empat puluh orang (51.95%) responden yang sudah memahami bahwa prilaku yang terkait dengan alat kelamin adalah seks, namun ada tiga puluh enam orang (46.75%) responden

  16 yang memahaminya sebagai seksual dan seksualitas, serta satu orang (1.30%) responden yang tidak diketahui pemahamannya karena tidak menjawab.

  Seks itu menunjuk pada jenis kelamin. Kebanyakan mereka mempunyai pemahaman yang keliru yaitu ada empat puluh delapan orang (62.34%) responden yang memahami bahwa seks itu menunjuk pada hal yang mendorong orang untuk berelasi dan mencintai, serta dorongan yang mengarah ke persetubuhan. Ada empat puluh satu orang (53.25%) responden memahami bahwa tindakan persetubuhan disebut seksual dan enam belas orang (20.78%) yang memahaminya sebagai seksualitas. Pada bagian lain seks adalah soal siapa kita yaitu kita sebagai laki-laki atau perempuan. Ada empat puluh satu orang (53.25%) responden yang masih memahami seks adalah soal apa yang kita lakukan dan dua puluh orang (25.97%) responden yang memahami bahwa seks adalah soal bagaimana kita ada, bukan soal siapa kita.

  Kebanyakan mereka sudah memahami tujuan Allah menciptakan perbedaan seks sebagai laki-laki dan perempuan, sebagaimana terlihat dalam tabel tersebut di atas terdapat lima puluh tujuh orang (74.03%) responden yang menjawab bahwa tujuan Allah menciptakan perbedaan seks sebagai laki-laki dan perempuan adalah untuk membangun kesatuan dan meneruskan keturunan.

  4. Variabel Pemahaman tentang Seksualitas Tabel 5. Pemahaman tentang seksualitas (N=77)

  No Aspek yang diungkap Frekuensi Persentase 1 2

  3

  4

  13 Seksualitas itu meliputi aspek: a.

  8 10.39% Biologis

  17 1 2 3 4 b. Biologis c. Sspiritual dan psikologis d.

  Seks b.

  24

  35

  15

  3 31.17% 45.45% 19.48%

  3.90%

  18 Daya tarik antara pria dan wanita adalah salah satu sifat dari: a.

  Seks b.

  Seksual c. Seksualitas

  18

  25

  34 23.38% 32.47% 44.15%

  19 Membangun relasi sosial adalah salah satu tujuan dari: a.

  Seksual c. Seksualitas d.

  Seksualitas

  Tidak menjawab

  10

  13

  52

  2 12.99% 16.88% 67.53%

  2.60%

  20 Berbicara tentang seksualitas dengan orang tua: a.

  Hal yang tabu b.

  Hal yang memalukan c. Hal biasa

  27

  23

  27 35.07% 29.87% 35.06%

  d. Tidak menjawab

  b. Seksual c.

  Biologis, spiritual dan psikologis

  Jenis kelamin

  8

  6

  63 10.39%

  7.79% 81.82%

  14 Seksualitas adalah: a.

  Hal yang baik dan suci b.

  Hal yang porno c. Hal yang kotor

  23

  27

  27 29.88% 35.06% 35.06%

  15 Seksualitas itu menunjuk pada: a.

  Dorongan yang menuju pada persetubuhan b. Hal yang mendorong untuk berelasi dan mencintai c.

  38

  Seks

  29

  10 49.35% 37.66% 12.99%

  16 Energi dalam diri yang mendorong kita untuk mencintai, berkomunikasi, membangun persahabatan, gembira, mempunyai afeksi, dan membangun intimasi dan berelasi disebut: a. Seks

  b. Seksualitas

  c. Seksual

  d. tidak mengisi

  10

  14

  52

  1 12.99% 18.18% 67.53%

  1.30%

  17 Suatu ciri dasar pribadi manusia dan secara mendalam ikut menentukan hubungan antar pribadi disebut: a.

Dokumen yang terkait

Hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

1 36 163

Peran film video untuk memperlancar proses pembinaan iman kaum muda di wilayah ST. Paulus Sambeng, Paroki St. Petrus dan Paulus Kelor, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 183

Upaya meningkatkan pendampingan iman kaum muda di Paroki Santa Maria Mater Dolorosa, Soe, Keuskupan Agung Kupang melalui katekese umat model shared christian praxis - USD Repository

0 0 138

Upaya inovasi pelaksanaan liturgi perayaan ekaristi di Paroki ST. Fransiskus Xaverius Kidul Loji Yogyakarta demi keterlibatan kaum muda - USD Repository

0 0 123

Peranan Paus Yohanes Paulus II dalam keruntuhan komunisme Polandia - USD Repository

0 0 242

Studi deskriptif mengenai pendidikan seksualitas oleh orang tua pada individu autistik remaja - USD Repository

0 2 269

Pembinaan iman kaum muda Santa Lucia di Lingkungan Santo Petrus Gancahan II Paroki Gamping melalui katakese - USD Repository

0 1 154

Karya musik daerah sebagai usaha pengembangan evangelisasi baru bagi kaum muda di Keuskupan Agung Pontianak - USD Repository

0 5 159

Pengaruh Ibadat Taize terhadap perkembangan iman kaum muda di Paroki Santo Yakobus, Bantul - USD Repository

0 0 110

Pengaruh perayaan ekaristi bagi keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di wilayah Brayat Minulya, Balecatur, Paroki Santa Maria Assumta, Gamping, Yogyakarta - USD Repository

1 3 135