Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo.

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACACEPAT DENGAN TEKNIK SKIMMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIASISWA

KELAS V MI ASASUL HUDA RANDEGAN TANGGULANGIN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

Rosyidatul Fitriyah D77213099

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Rosyidatul Fitriyah, 2017,Peningkatan keterampilan membaca cepat dengan teknik Skimming pada mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing I Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag, Pembimbing II Dr. Jauharoti Alfin, M,Si.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya keterampilan membaca cepat siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo. Dari 25 siswa hanya 44 % siswa yang mencapai ketuntasan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan teknik pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Untuk meningkatkan keterampilan membaca tersebut, peneliti menggunakan teknik Skimming.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui penerapan teknik Skimming dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo, 2) Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo dengan menggunakan teknik Skimming.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model PTK Kurt Lewin. Subyek penelitian ini terdiri 25 siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo. Tindakan ini menggunakan dua siklus (siklus I dan siklus II).Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi guru kelas V pelajaran Bahasa Indonesia, wawancara guru dan siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan, non tes, dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan teknik Skimming dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo, dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktifitas belajar siswa dan aktifitas guru dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I skor aktifitas siswa adalah 44 dengan prosentase 64% dan pada siklus II meningkat menjadi 59 dengan prosentase 86,76%. Pada siklus I skor aktifitas guru adalah 63 dengan prosentase 78%.Pada siklus II skor aktifitas guru meningkat menjadi 71 dengan prosentase 88,75%. 2) peningkatan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo dengan menggunakan teknik Skimming meningkat. Hal ini dapat dibuktikan ketika siklus I rata-rata nilai siswa adalah 65,12 dengan prosentase 44%. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 84,4 dengan prosentase 88%. Pada siklus I hanya 11 siswa dari 25 siswa yang tuntas, sedangkan pada siklus II 22 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang belum tuntas.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan Yang Dipilih ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8


(8)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Membaca ... 12

1. Pengertian Keterampilan ... 12

2. Pengertian Membaca ... 14

a. Faktor-faktor Membaca ... 15

b. Tujuan Membaca ... 17

c. Jenis-Jenis Membaca ... 18

d. Keterampilan Membaca Cepat ... 20

B. Teknik Skimming ... 21

1. Pengertian Teknik Skimming ... 21

2. Langkah-langkah Membaca Teknik Skimming ... 22

3. Tujuan dan Manfaat Skimming ... 23

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 26

1. Pengertian Bahasa Indonesia ... 26

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 29

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 30

4. Tenik Skimming dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 32

D. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 34

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metodologi Penelitian ... 35

B. Setting dan Subjek Penelitian ... 37

C. Variabel Penelitian ... 40

D. Rencana Tindakan ... 40

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 45

1. Data ... 45


(9)

3. Instrumen Pengumpulan Data ... 49

4. Teknik Analisis Data ... 51

F. Indikator Kinerja ... 55

G. Tim Peneliti dan Tugasnya... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 58

1. Penggunaan Teknik Skimming Dalam Keterampilan Membaca Cepat Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo ... 59

2. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo ... 76

B. Pembahasan ... 79

1. Penggunaan Teknik Skimming Dalam Keterampilan Membaca Cepat Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo ... 79

2. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo ... 82

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 91

RIWAYAT HIDUP ... 92


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu peserta didik menganal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaanya, serta berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan manusia Indonesia.

Pembelajaran membaca sebagai bagian dari pembelajaran bahasa yang mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pembelajaran membaca harus diperhatikan kebiasaan cara berpikir teratur dan baik. Hal ini disebabkan membaca sebagai suatu proses yang sangat kompleks, dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, pikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan dan pemecahan masalah.


(11)

2

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Membaca merupakan salah

satu keterampilan berbahasa di samping keterampilan

menyimak,berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan berbagai cara. 1

Adapun cara yang akan ditempuh harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambing-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.

Keterampilan membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif agar dapat meningkatkan keterampilan membaca. Untuk meningkatkan

1

Drs.Zainuddin,Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia(Jakarta: PT Melton Putra,1992)hal 124


(12)

3

keterampilan membaca efektif secara cepat dan memiliki pemahaman yang kuat dapat dilakukan dengan pembelajaran membaca cepat. Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih. Keberhasilan dalam menguasai dan mempraktikkan membaca cepat tergantung pada sikap, tingkah keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih. Terkadang guru jarang meminta siswa untuk membaca teks bacaan, menyebabkan siswa kurang dilatih untuk membaca teks sehingga siswa kurang menguasai kemampuan membaca teks secara cepat. Kecepatan membaca memiliki hubungan erat dengan pemahaman. Seseorang dapat menyelesaikan bacaannya dalam waktu yang cepat.

Adapun seorang mempunyai kemampuan membaca yang sangat lambat, dan memiliki pemahaman yang rendah, mungkin saja orang tersebut dapat terganggu ingatannya, sehingga harus berjuang keras untuk mengingat paragraf, kalimat, dan kata-kata yang telah dibacanya. Oleh karena itu, guru diharuskan sekreatif mungkin untuk bisa menggunakan sebuah teknik pembelajaran agar siswa dapat memahami suatu wacana yang sedang diajarkan.

Teknik membaca yang dipilih sangat bergantung pada tujuan membaca. Teknik membaca skimming merupakan kegiatan membaca tang lebih menyeluruh karena memerlukan penglihatan dan kompetensi yang khusus. Manfaat dari penggunaan teknik Skimming ini yaitu siswa dapat lebih mudah untuk memahami isi teks dari suatu bacaan dan dapat


(13)

4

menghemat waktu karna dalam menggunakan teknik Skimming ini siswa hanya perlu mencari topik yang mereka cari di dalam daftar isi kemudian melihat sub bab lalu membacanya dengan cepat dengan menggunakan teknik Skimming setelah menemukan topic yang siswa cari siswa dapat menormalkan kembali bacaan agar dapat memahami isi topic tersebut.2

Berdasarkan hasil wawancara dan kegiatan observasi yang peneliti lakukan dengan Ibu Henik sebagai narasumber selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas V, mengatakan bahwa salah satu masalah yang ditemukan adalah siswa kelas MI Asasul Huda dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki keterampilan membaca yang rendah. Setelah tanya jawab dengan guru kelas, rendahnya keterampilan membaca siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo, dikarenakan siswa belum pernah belajar membaca cepat dengan suatu teknik. Guru masih menerapkan proses pembelajaran konvensional yaitu guru berceramah dan siswa mengerjakan tugas. Guru hanya mengajarkan siswa untuk membaca tanpa disertai dengan teknik yang dapat memudahkan siswa untuk membaca dengan cepat serta dapat memahami bacaan dengan cepat pula. Adapun siswa yang mampu membaca cepat hanya beberapa siswa saja. Dari 25 siswa hanya 8 siswa yang dapat membaca cepat.3

2

Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat danfektif (Jakarta: Gramedia, 1999),hal. 14-15. 3


(14)

5

Berdasarkan dari masalah tersebut peneliti mencoba untuk memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini dilakukan. Dalam hal ini kegiatan dilakukan dengan memberikan teknik Skimming agar siswa tidak merasa jenuh dan dapat membangun semangat siswa dalam belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat judul penelitian:

“Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan teknik Skimming dalam meningkatkan

keterampilan membaca cepat siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik Skimming pada siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo?

C. Tindakan yang Diilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah diuraikan, penulis memiliki sebuah gagasan berupa teknik pembelajaran


(15)

6

yang tepat dan efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa. Teknik yang dimaksud yaitu teknik Skimming. Dengan menggunakan teknik Skimming ini, agar siswa dapat membaca dengan cepat serta memahaminya.

Penelitian mengenai peningkatan keterampilan membaca cepat melalui teknik Skimming mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo memiliki kaitan dengan penelitian sebelumnya yang sudah ada. Terdapat karya tulis berupa skripsi dan jurnal, berikut diantaranya: Skripsi Hilda Komalasari, mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014

dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamalung Pada Tahun Ajaran 2013/ 2014”. Penelitian ini memfokuskan pada keefektifan penerapan teknik Skimming dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat Siswa kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamalung tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan nilai tes keterampilan membaca cepat ini meliputi seluruh aspek keterampilan membaca yang dijadikan kriteria penilaian. kelas IV SD Negeri 2 Dukuh Mulyo Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2011/ 2012.


(16)

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan teknik Skimming dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca cepat pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo dengan menggunakan teknik Skimming.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada pada lembaga MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo. Banyak masalah pembelajaran yang peneliti temukan. Agar penelitian ini bisa tuntas, terfokus dan hasil penelitiannya akurat, maka permasalahan ini dibatasi pada hal-hal di bawah ini.

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo semester Genap tahun ajaran 2016/2017.

2. Implementasi pembelajaran aktif dalam penelitian ini menggunakan teknik Skimming untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.


(17)

8

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan data di lapangan yang bermanfaat bagi:

1. Peneliti

a. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap penelitian tentang keterampilan membaca.

b. Sebagai acuan pembanding dalam penelitian keterampilan membaca.

c. Sebagai informasi tambahan lebih lanjut untuk memperluas wawasan tentang keterampilan membaca.

2. Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia

a. Sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau sejauh mana keterampilan yang dimiliki siswa dalam keterampilan membaca cepat.

b. Sebagai bahan acuan masukan dalam mengajarkan pokok bahasan keterampilan membaca cepat.

c. Sebagai sumber informasi bagi guru sejauh mana kecakapan siswa menguasai keterampilan membaca cepat.

3. Bagi peserta didik

a. Siswa dapat mengetahui sejauh mana keterampilan yang mereka miliki dalam keterampilan membaca cepat.


(18)

9

b. Siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat.

G. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan apa yang dimaksud oleh istilah-istilah inti yang menjadi judul dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat judul “Peningkatan

Keterampilan Membaca Cepat Dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo”

Untuk memudahkan memahami judul di atas, maka peneliti menuliskan secara sederhana dalam definisi operasional di bawah ini:

1. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat

Peningkatan berasal dari kata dasar “tingkat” berarti menaikkan.

Peningkatan dalam hal ini adalah meningkatnya keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran bahasa Indonesia

Menurut KBBI, keterampilan adalah kecakapan orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara. Menurut Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.4

4

Dr. Alek dkk, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,(Jakarta:Kancana Prenada Media GrouP,2010)hal74-75


(19)

10

Sedangkan keterampilan Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan. Adapun Indikator keterampilan keterampilan membaca cepat yaitu Siswa membaca dengan kecepatan 120-140 kpm, Siswa membaca dengan kecepatan 150-160 kpm dan Siswa membaca dengan kecepatan 170-180 kpm.

2. Teknik Skimming

Skimming (membaca layap) ialah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Pembaca menggunakan skimming untuk mencari informasi khusus, bukan pemahaman secara menyeluruh. Ide pokok juga akan tergambar pada fakta yang diberikan pada tabel, grafik atau bagan. Tujuan dan manfaat membaca Skimming yaitu untuk mendapatkan bagian penting yang kita butuhkan tanpa membaca keseluruhan dan tidak terlalu banyak membuang-buang waktu untuk mencari sesuatu yang diinginkan. Langkah-langkah membaca cepat yaitu membuat pertanyaan tentang apa yang akan kita cari dari suatu buku, telusuri daftar isi atau mengantar, apakah informasi yang kita butuhkan itu ada, dengan penuh perhatian, bukalah halaman demi halaman, membaca judul dan sub-judul yang ada, membaca dengan kecepatan tinggi pada bacaan yang


(20)

11

sudah ditemukan, berhentilah ketika merasa menemukan apa yang anda cari, bacalah dengan kecepatan normal, dan pahami dengan baik yang anda cari tersebut.

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran bahasa yang di dalamnya terdapat beberapa aspek berbahasa. Aspek berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk meningkatkan empat keterampilan berbahasa, ada beberapa metode tertentu yang harus dipenuhi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa

“Peningkatan KeterampilanMembaca Cepat Dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesiadalam penelitian ini adalah suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan melalui teknik Skimming.


(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membaca

1. Pengertian Keterampilan

Menurut Reber (1988), keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.1 Menurut KBBI, keterampilan adalah kecakapan orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara.Menurut Nadler dalam Shvoong Business Management pengertian keterampilan adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas.

Selanjutnya menurut Dunnette keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat.2

Keterampilan membaca dibedakan menjadi beberapa klasifikasi yaitu:

a. Membaca pemahaman ialah kegiatan membaca yang dimaksudkan

untuk memahami makna yang terkandung dalam satu teks.

1

Yunus Abidin, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter ( Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hal.126.

2

Drs.Zainuddin,Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia(Jakarta: PT Melton Putra,1992)hal 124


(22)

13

b. Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas, bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang digunakan singkat dan cepat. Broughton menyebutkan yang termasuk dalam membaca ekstensif adalah membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal.

c. Membaca cepat ialah proses membaca untuk memahami isi-isi bacaan dengan cepat. Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara lebih luas, bagian-bagian bacaan yang sudah sangat dikenal atau dipahami dihiraukan saja. Perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian-bagian yang belum dikuasai. Dengan membaca cepat dapat diperoleh pengetahuan yang luas tentang ava yang dibacanya bdalam waktu yang singkat.

Sebagai suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh semua anggota komunitas yang membuka diri dalam cakrawala pemikiran positif, referensial, berpikir luasmutidemensional, dan ke arah depan dem kemajuan kualitas hidup dan kehidupan manusia.

Keterampilan membaca memengaruhi kebiasaan dan budaya membaca. Orang yang mempunyai hobi membaca secara reflektif senantiasa meningkatkankualiatas membacanya. Dalam diri seseorang akan terbina tat abaca yang ada di sekitarnya.


(23)

14

2. Pengertian Membaca

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Anderson, bahwa membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pemikiran yang terkandung didalam kata-kata yang tertulis. Lain halnya dengan Tarigan yang mendefinisikan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.3

Selain itu, Tarigan menambahkan membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo mengatakan bahwa membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh ara ahli diatas data disimpulkan bahwa membaca ialah proses memahami pesan tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Setelah memahami pengertian membaca tersebut, kita perlu memahami mengenai apa faktor, tujuan dan maksud seseorang dalam membaca.

3

Dr. Alek dkk, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,(Jakarta:Kancana Prenada Media GrouP,2010)hal74-75


(24)

15

a. Faktor-faktor Membaca

Membaca merupakan salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang berlangsung pada diri pembaca. Menutut Silitonga keberhasilan pengajaran membaca dalam tugas binanya ditentukan oleh beberapa faktor termasuk yang dominan dalam hal ini ialah: 1) Faktor dari dalam diri siswa sendiri, seperti minat, perhatian,

kematangan jiwa, dan sikap sosial.

2) Faktor dari luar siswa, seperti lingkungan sekitarnya, situasi, kondisi sosial, ekonomi keluarga, kondisi sekolah, dan kondisi program pengajaran membaca.4

Menurut penjelasan tersebut, maka dapat diuraikan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi membaca siswa dapat

dipengaruhi dari dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa. Yang dimaksud faktor dari dalam diri siswa adalah faktor yang muncul atas inisiatif siswa tersebut. Semakin tinggi inisiatif siswa untuk membaca, maka semakin tinggi pula keinginan siswa untuk membaca, dan sebaliknya semakin rendah inisiatif siswa untuk membaca, maka semakin rendah pula keinginan siswa untuk membaca. Selain inisiatif juga terdapat berbagai macam yang mempengaruhi keinginan siswa untuk

4

M. Silitonga dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesis Siswa Kelas III SMP Sumatra:Membaca dan Menulis, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1984), hal. 8.


(25)

16

membaca, diantaranya minat, perhatian, kematangan jiwa dan sikap sosial.

Sedangkan faktor dari luar adalah faktor yang muncul atas kejadian-kejadian atau rangsangan-rangsangan dari lingkungan sekitarnya diantaranya, lingkungan sekolah, lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat. Selain itu terdapat pula kondisi sosial, ekonomi keluarga, kondisi sekolah, dan kondisi program pengajaran membaca. Kedua faktor di atas perlu dikembangkan dengan sebaik-baiknya untuk dimanfaatkan dengan tepat untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu kemampuan membaca siswa.

b. Tujuan Membaca

Membaca dapat mendapatkan sejumlah manfaat, secara garis besar manfaat membaca adalah dapat mengetahui pengetahuan dan menambah wawasan. Selain itu, sesorang yang melakukan aktifitas membaca tentulah mempunyai tujuan. Tujuan membaca dapat dibedakan menjadi utama membaca menurut Cahyani adalah:5

1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui

penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh.

5

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:Angkasa, 1979), hal. 9.


(26)

17

2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari dan dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. 3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi

pada setiap bagian cerita.

Selain itu, Suhendar menjelaskan secara lebih khusus mengenai tujuan membaca sehingga dapat dibedakan atas jenis-jenis sebagai berikut.6

a) Meningkatkan keterampilan membaca yang lebih mendasar. b) Mendapatkan keterangan yang lebih pantas untuk kekeyaan

bahan bacaan yang memadai.

c) Meningkatkan kesenangan dalam membaca.

d) Meningkatkan daya tarik, sehingga benar-benar menjadi pembaca sukarela.

e) Memperoleh keterampilan membaca sebagai jalan menggali kekayaan yang diperlukan dan amat menarik.

Jadi, dapat disimpulkan secara garis besar tujuan membaca

adalah untuk mengetahui, membandingkan, menilai,

mengelompokkan, menyimpulkan, memperoleh ide, memperoleh

6


(27)

18

fakta dari isi atau cerita disetiap wacana sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut.

c. Jenis-jenis membaca

Membaca merupakan sebuah proses dalam rangka pencarian informasi yang berasal dari sebuah teks wacana. Membaca terdiri dari berbagai jenis. Adapun jenis-jenisnya adalah:7

1) Membaca Intensif

Membaca Intensif adalah membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti sekali, dan biasanya cara membacanya lambat-lambat. Tujuannya adalah untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya.

2) Membaca Kritis

Membaca Kritis adalah Kegiatan membaca yang merupakan jenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana bukan hanya mencari kesalahan belaka.

3) Membaca Cepat

Membaca cepat mencakup dua jenis kegiatan yakni skimming dan scanning. Skimming merupakan teknik membaca cepat untuk mencari hal-hal yang penting dari suatu bacaan. Sedangkan scanning merupakan suatu teknik membaca untuk

7

.Alek dan Ahmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), hal. 74.


(28)

19

mendapatkan suatu informasi tanpa bacaan yang lain-lainnya. Hambatan-hambatan dalam membaca cepat ini antara lain:8 a) Vokalisasi, yaitu membaca dengan bersuara.

b) Gerakan bibir, yaitu mengucapkan kata demi kata apa yang dibaca dengan menggerakkan bibir.

c) Gerakan kepala, yaitu membaca dengan menggerakkan kepala dari kiri ke kanan dan sebaliknya.

d) Menunjuk dengan jari, yaitu membaca sambil menunjuk kata yang kita baca dengan jari.

4) Membaca untuk keperluan praktis

Membaca untuk keperluan praktis yaitu membaca praktis yang digunakan sebagai sarana untuk memahami setiap bacaan yang perlu untuk dibaca dengan praktis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing yang ingin dicapai oleh pembaca.

5) Membaca untuk keperluan studi

Membaca untuk studi adalah membaca untuk memahami isi buku secara keseluruhan, baik pikiran pokok maupun pikiran-pikiran penjelas sehingga pemahaman yang menyeluruh tentang isi buku tercapai.

d. Keterampilan membaca cepat

8

Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas VII,(Jakarta: Depdiknas, 2008), hal. 18.


(29)

20

Membaca cepat dapat diartikan juga sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak lebih cepat melihat dan memerhatikan bahan tulisan untuk mencari serta mendapatkan informasi. Kalau kita tidak tahu bagaimana cara membaca cepat dan kapan harus

melakukannya, kita akan menghadapi kesulitan dalam

menyelesaikan bacaan yang diinginkan. Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.

Dengan demikian menurut Atikah membaca cepat merupakan salah satu kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan waktu yang relatif singkat. Jadi, ada dua faktor yang memang penting dalam membaca cepat yaitu kecepatan dan ketepatan.9

Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yakni bahwa keterampilan itu dapat dilatih. Keberhasilan anda dalam menguasai dan mempraktikkan teknik membaca cepat akan sangat bergantung pada sikap, keseriusan, dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu, apabila Anda merasa belum dapat

9

Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat danfektif (Jakarta: Gramedia, 1999),hal. 14— 15.


(30)

21

membaca cepat, Anda harus berkeinginan untuk memperbaiki dan merasa yakin bahwa akan dapat melakukan hal itu.

B. Teknik Skimming

1. Pengertian Teknik Skimming

Menurut Farida Rahim, Skimming (membaca layap) ialah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Membaca dengan cepat sering dibutuhkan ketika sedang membaca. Untuk memperlancar proses skimming, maka lakukanlah terlebih dahulu membaca daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, judul atau subjudul serta kesimpulan. Dari bagian-bagian buku ini minimal pembaca bisa menafsirkan apa inti dari isi buku yang akan dibaca tersebut. Skimming dimulai dengan previewing yaitu membaca cepat judul, subjudul, lalu membaca kalimat pertama atau terakhir dari setiap paragraf karena biasanya ide pokok ada pada posisi itu. Pembaca menggunakan skimming untuk mencari informasi khusus, bukan pemahaman secara menyeluruh. Ide pokok juga akan tergambar pada fakta yang diberikan pada tabel, grafik atau bagan.10

2. Langkah-langkah Membaca Teknik Skimming

Menurut Ahmad, langkah-langkah membaca dengan teknik skimming adalah:

10


(31)

22

a. Pertanyakan dahulu apa yang di cari atau diperlukan dari bacaan tersebut.

b. Dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar carilah kemungkinan bahwa informasi yang dibutuhkan ada dalam buku tersebut.

c. Dengan penuh perhatian, coba telusuri dengan kecepatan tinggi setiap baris bacaan yang dihadapi.

d. Berhentilah ketika merasa menemukan kalimat atau judul yang menunjukm pada apa yang dicari.

e. Bacalah dengan kecepatan normal dan pahami dengan baik apa yang di cari itu.

Jadi, secara garis besar, maka langkah-langkah membaca teknik skimming adalah:

1) Membuat pertanyaan tentang apa yang akan kita cari dari suatu buku.

2) Telusuri daftar isi atau mengantar, apakah informasi yang kita butuhkan itu ada.

3) Dengan penuh perhatian, bukalah halaman demi halaman. 4) Membaca judul dan sub-judul yang ada.

5) Membaca dengan kecepatan tinggi pada bacaan yang sudah ditemukan.


(32)

23

7) Bacalah dengan kecepatan normal, dan pahami dengan baik yang anda cari tersebut.

3. Tujuan dan Manfaat Skimming

a. Tujuan Teknik Skimming

1) Untuk mengenali topik pacaan.

2) Untuk mengetahui pendapat orang lain. 3) Untuk mengetahui organisasi penulisan.

4) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca keseluruhan.

b. Manfaat Teknik Skimming

1) Dapat mencari informasi khusus yang diperlukan dari sebuah teks bacaan atau buku secara cepat dan efisien.

2) Dapat menjelajahi banyak halaman buku dalam waktu yang singkat.

3) Tidak terlalu banyak membuang-buang waktu mencari sesuatu yang diinginkan dari buku, khususnya tidakan yang menunjang terhadap pencarian informasi tersebut.

Macam-macam teknik Skimming Pembaca yang efisien

mempunyai kecepatan membaca yang bermacam-macam, sesuai dengan bahan yang dihadapi dan keperluannya umumnya dapat dirinci sebagai berikut:


(33)

24

1. Membaca secara skimming dan scanning (kecepatan lebih 1.000 kpm) digunakan untuk :

a. Bahan yang akan dibaca.

b. Mencari jawaban atas pertanyaan tertentu.

c. Mendapatkan struktur dan organisasi bacaan serta menemukan gagasan umum dari bacaan itu.

2. Membaca dengan kecepatan yang tinggi (500-800 kpm) digunakan untuk:

a. Membaca bahan-bahan yang mudah dan dan telah dikenali. b. Membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya. 3. Membaca secara cepat (350-500 kpm) digunakan untuk:

a. Membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskriptif dan bahan-bahan nonfiksi lain yang bersifat informatif.

b. Membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan mengantisipasi akhir cerita.

4. Membaca dengan kecepatan rata-rata (250-350 kpm) digunakan untuk:

a. Membaca fiksi yang kompleks untuk analisis watak serta jalan ceritanya

b. Membaca nonfiksi yang agak sulit, untuk mendapatkan detail, mencari hubungan, atau membuat evaluasi ide penulis.


(34)

25

a. Mempelajari bahan-bahan yang sulit dan menguasai isinya. b. Menguasai bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya. c. Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik.

d. Memecahkan persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat intruksional (pedoman).11

Namun, menurut Sugono, kecepatan membaca berbeda bagi setiap orang, bergantung pada jenjang usianya. Menurut penelitian para ahli, kecepatan membaca bagi orang dewasa antara 900-1.000 kata per menit, bagi siswa sekolah dasar kelas 1: 60-80 kata, kelas 2: 90-110 kata, kelas 3: 120-140 kata, kelas 4: 150-160 kata, kelas 5: 170-180 kata, kelas 6: 190-250 kata per menit. Berdasarkan teori di atas keterampilan membaca cepat untuk siswa MI termasuk ke dalam kategori membaca dengan kecepatan rata-rata yakni 250-350 kpm yang dapat digunakan untuk membaca fiksi dan nonfiksi. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan digunakan acuan kecepatan membaca untuk kelas V MI, yakni 250-350 kata per menit.

C. Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa

11

Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat danfektif , (Jakarta: Gramedia,1999), hal. 18-19.


(35)

26

Indonesia maka diperlukan berbagai upaya. Contoh upaya untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa Inonesia dengan benar, baik komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan upaya lain yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa Indonesia adalah dengan menanamkan bahasa Indonesia sejak diri.

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasioanal. Kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus, (Bab XV Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia, yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa indoneisa.

Dengan kata lain, ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan sumpah pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara, sesuai dengan Undang-Undang


(36)

27

Dasar 1945. Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang social budaya dan

bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan

Indonesia.Kegiatan membaca sebagai kegiatan berbahasa, kegiatan menerima informasi melalui bahasa tulis. Prose membaca sebagai proses perubahan wujud lambing tanda tulisan menjadi wujud makna, sebagai proses berbahasa.

Kegiatan Bahasa Indonesia merupakan suatu kegiatan yang berencana dan bertujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya diperlukan teknik-teknik pembelajaran agar tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai. Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia tidak hanya sekedar merupakan alat komunikasi atau alat penyerap berbagai informasi. Bahasa itu juga merupakan kekayaan nasional yang sangat berharga yang mempersatukan suku-suku bangsa, serta menunjukkan jati diri bangsa Indonesia. Dengan demikian bahasa Indonesia peranannya sangat penting, yaitu sebagai sarana komunikasi juga berperan sebagai alat untuk mengantar dan


(37)

28

menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan disemua jenjang pendidikan.12

Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah membeikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan pendidikan bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dirumah. Pendidikan ini dilakukan saat anak berada di rumah bersama dengan keluarganya. Sedangkan pendidikan formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan formal ini gurulah yang berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia. Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah dan sekolah, dapat melalui kursus, pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain sebagainya.

Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal di SD. Jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas I, II, dan III sebanyak 6 jam pelajaran. Sedangkan kelas IV, V dan VI sebanyak 5 jam pelajaran. Banyaknya jumlah jam pelajaran dimaksudkan agar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta

12

Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan nasional, 2005), hal. 143.


(38)

29

mempunyai kemampuan berfikir dan bernalar yang baik yang dapat disampaikan melalui bahasa yang baik pula.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumya.13

3. Tujuan Pembelajaan Bahasa Indonesia

Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara.

13

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm. 17.


(39)

30

b. Memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.

c. Memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan social.

d. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembakna kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebgai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.14

Teknik pembelajaran bahasa Indonesia adalah teknik, cara, atau kiat yang digunakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Teknik ini biasanya lebih dikaitkan dengan kegiatan penyajian bahan dikelas serta segala cara dan upaya guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya, teknik pembelajaran bahasa lain tidak banyak bedanya. Sebagai lambang kebanggan nasional, bahasa Indonesia memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga

14


(40)

31

dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus

mempertahankannya.

Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan, untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi. Masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Bahasa Indonesia memiliki ragam bahasa yang tidak sedikit jumlahnya. Bahkan dapat dikatakan ragam atau laras bahasa itu banyak sekali jumlahnya, karena berbagai pertimbangan kepentingan dan perhitungan konteksnya, hadirlah ragam-ragam bahasa yang wujudnya dapat bermacam-macam.15

Terdapat tiga macam ragam bahasa Indonesia jika konteks waktu dijadikan bahan utama pertimbangan pembedaannya. Dalam seting waktu pula sebuah bahasa akan dapat diperinci menjadi (a) bahasa ragam lama atau bahasa ragam kuno, (b) bahasa ragam baru atau bahasa ragam modern, dan (c) bahasa ragam kontemporer, yakni ragam bahasa yang banyak mencuat akhir-akhir ini.

15

Masnur Muslich, Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi Kedudukan, Fungsi,Pembinaan, dan Pengembangan, (Jakarta: Bumi Aksara 2010) hal.6--7


(41)

32

Dengan bahasa Indonesia bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi dijajah oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasadaerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

4. Penggunaan Teknik skimming dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Penggunaan Teknik Skimming adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk menemukan gagasan utama atau ide pokok dalam suatu hal bacaan. Teknik Skimming, dilaksanakan dengan melihat secara menyeluruh teks secara cepat dan memerlukan kompetensi yang khusus untuk memeroleh intinya, untuk mengetahui bagaimana teks itu disusun, atau untuk memeroleh gagasan mengenai maksud penulis. Keterampilan membaca merupakan peran yang sangat penting dalam pembelajaran berbahasa.

Membaca adalah modal utama keberhasilan siswa dalam

pembelajaran. Dengan memiliki kemampuan membaca yang baik, siswa bisa memperoleh informasi dan menambah pengetahuan yang ada.


(42)

33

Kemampuan membaca harus diterapkan lebih dini kepada siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran, dapat diterapkan juga teknik yang baik untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa. Teknik Skimming harus diberikan pada siswa dalam melatih kemampuan membaca. Dengan teknik Skimming ini, siswa bisa mendapatkna manfaat membaca cepat serta memahaminya.

Pembelajaran membaca cepat dengan teknik Skimming

melibatkan semua siswa secara individual. Pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung untuk meningkatkan kemampuan membaca. Semua itu tidak terlepas dari pantauan guru walaupun siswa membaca cepat guru tetap memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan membacanya.

D. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Dengan Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Keterampilan membaca cepat berhubungan erat dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia maka dari itu membaca cepat itu merupakan hal yang sangat penting sekali di dalam pembelajaran, karena dengan mengajarkan ketrampilan membaca cepat dapat membuat situasi pembelajaran berlangsung dengan baik. Dengan keterampilan membaca cepat siswa dapat menghemat waktu dalam membaca dan dapat memahami isi teks atau gagasan utama.


(43)

34

Dengan menggunakan teknik skimming mampu membantu siswa meningkatkan kecepatan dalam membaca teks . siswa terlibat secara aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar. Sementara siswa dengan latar belakang belakang malas, nakal dan bosan belajar, teknik skimming membantu mempermudah siswa dalam memahami isi teks dan gagasan utama apabila dibarengi dengan perhatian intensif. Dengan Teknik membaca skimming minat membaca siswa terus meningkat.


(44)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.1

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini menjadi acuan pokok (dasar) dari berbagai model Action Research, terutama Classroom Action Research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan Action Research. Konsep action research menurut Lewin yaitu:

1) Perencanaan (Planning) 2) Aksi (Acting)

3) Observasi (Observing) 4) Refleksi (Reflecting)2

1

Muhammad Ansori, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: CV. Wacana Prima, 2007), hal. 4

2

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011), hal. 29-30.


(45)

36

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin

Secara keseluruhan empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas tersebut membentuk suatu siklus penelitian tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus ke dua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ke tiga, dilaksanakan karena siklus ke dua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya.

Perencanaan

Refleksi

Observasi Tindakan

Siklus 1

Perencanaan

Refleksi

Observasi Tindakan


(46)

37

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan observasi awal untuk menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan hipotesis tindakan pemecahan masalah, merumuskan judul perencanaan kegiatan

pembelajaran berbasis PTK.3

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK), setting penelitian tersebut yakni sebagai berikut:

a. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V MI Asasul Huda yang beralamatkan di Ds. Randegan Rt 08/02 Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo.

3


(47)

38

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2016 / 2017. Penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan kalender pendidikan sekolah.

c. Siklus PTK

PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan keterampilan membaca cepat menggunakan teknik Skimming dengan memperhatikan kelancaran membaca, kecepatan dalam membaca, serta ketepatan dalam menentukan gagasan utama siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan Prosedur perencanaan (planning), aksi tindakan (action), observasi observation), dan refleksi (reflection). Melalui dua siklus tersebut maka dapat diamati peningkatan keterampilan membaca cepat siswa V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo.

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan observasi awal untuk menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan-gagasan

pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis-hipotesis


(48)

39

pemecahan masalah, merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK.

Penelitian ini diawali dengan perekaman data kondisi pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum penerapan teknik Skimming yang dilakukan. Perekaman data ini berupa foto kondisi kelas, kumpulan nilai peserta didik, observasi, dan hasil wawancara terhadap guru. Hal ini dilakukan sebagai bahan menentukan alat ukur perubahan kondisi belajar pada saat sebelum dan sesudah dilakukan teknik Skimming. Kemudian melakukan perencanaan meliputi: menyiapkan rumusan masalah, penyusunan RPP, dan menyiapkan instrumen observasi. Selanjutnya tindakan dan observasi meliputi tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya membangun keterampilan bmembca cepat siswa, mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya teknik Skimming , serta mencatat kekurangan yang harus diperbaiki. Dan yang terakhir adalah refleksi. Disini peneliti mengkaji dan menganalisis hasil observasi untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan siklus I. Kekurangan dan kelebihan yang timbul pada siklus I tersebut dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan pada siklus selanjutnya.


(49)

40

2. Subyek Penelitian

Peneliti mengambil subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan , dengan jumlah siswa satu kelas 25siswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan objek untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel Input

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang menjadi variabel input adalah Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo. 2. Variabel Proses

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang menjadi variabel prosesadalah Teknik Skimming.

3. Variabel Output

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang menjadi variabel ouput adalah Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.


(50)

41

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti merencanakan pelaksanaan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun rancangan dari setiap aspek pokok yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian adalah sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah: a. Membuat rencana pembelajaran dengan teknik Skimming.

b. Menyediakan alat dan bahan.

c. Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan pembelajaran.

d. Menyusun lembar kerja siswa 2. Pelaksanaan

Kegiatan Pendahuluan

 Guru masuk kelas kemudian memberi salam dan mengajak siswa

berdo’a bersama.

 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk siswa disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.


(51)

42

 Guru memberikan motivasi dengan menggunakan ice breaking dengan “ tepuk 1, 2, dan 3. Dengan peraturan jika tepuk 1 ( tepuk satu kali dan berkata yes), tepuk 2 ( tepuk 2x dan berkata yes 2x), dan jika tepuk 3 (

tepuk 3 x dan berkata yes 3x jos) ” untuk membangkitkan semangat

belajar siswa.

 Guru memberikan apresepsi.

 Guru menginformasikan materi yang akan dibelajarkan yaitu tentang ” Membaca Cepat”dengan menuliskan pada papan tulis.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

Kegiatan Inti Eskplorasi

 Guru menjelaskan cara membaca cepat, dengan media buku teks Bahasa Indonesia yang telah siswa miliki.

 Perwakilan siswa diminta untuk membaca cepat menggunakan teknik skimming dengan materi dan (teks cerita) yang sudah diberikan.

 Guru bersama siswa mengidentifikasi gagasan utama dari teks cerita yang telah dibaca

Elaborasi

 Guru mengamati proses pembelajaran.

 Guru mengamati siswa satu persatu ditempat duduknya masing-masing secara bergantian.


(52)

43

 Guru memberikan pertanyaan tentang gagasan pokok dari setiap paragraf yang terkait dari teks tersebut.

Konfirmasi

 Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar.

 Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui hasil ketercapaian materi. ( penguatan).

 Siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. (refleksi)

Kegiatan Penutup

 Guru melakukan penilaian hasil belajar.  Guru melakukan tindak lanjut berupa PR.

 Guru memberikan motivasi pada siswa agar rajin belajar.

 Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdo’a kemudian mengucap

salam

3. Pengamatan (Observasi)

Tahap pengamatan ini, beberapa hal yang harus dilakukan peneliti adalah:

a. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan


(53)

44

b. Mengamati keterampilan membaca cepat siswa dengan memperhatikan kelancaran, kecepatan membaca, serta ketepatan menemukan gagasan utama.

4. Refleksi

Pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah: a. Mencatat hasil observasi.

b. Mengevaluasi hasil observasi. c. Menganalisis hasil pembelajaran.

d. Mencatat kelemahan dan kelebihan untuk dijadikan bahan penyusun rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai

Siklus II

1. Perencanaan

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b. Mengembangkan tindakan dari siklus I 2. Pelaksanaan

Beberapa tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini meliputi: a. Perbaikan tindakan berdasarkan refleksi pada siklus I.

b. Guru melaksanakan pembelajaran metode skimming yang mengacu pada RPP dan LKS.

c. Memantau proses membaca cepat dan pelaksanaan tindakan siklus II ini.


(54)

45

3. Observasi

a. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran pada siklus II.

b. Memantau kegiatan diskusi siswa-siswi ketika pembelajaraan berlangsung.

c. Mengamati keterampilan berbicara siswa dengan memperhatikan kelancaran, kecepatan membaca, serta ketepatan menemukan gagasan utama pada siklus II

4. Refleksi

Menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran guna untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dengan teknik Skimming dari siklus I sampai siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi4. Data menurut jenisnya dibagi atas data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hal. 161


(55)

46

oleh peneliti, yakni : Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dan Data kualitatif yaitu berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang kegiatan siswa dalam pembelajaran.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.5 Beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh informasi, seperti melakukan percakapan.6 Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, serta menemukan kesulitan yang dihadapi guru selama proses pembelajaran berlangsung. Wawancara ini dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggunlangin Sidoarjo yang betujuan untuk mengetahui permasalahan apa yang terjadi di kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia.

5

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 224.

6


(56)

47

b. Observasi

Observasi adalah salah satu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengetahui berbagai fenomena, baik dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.7 Observasi ini dipergunakan untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dan guru yang dilaksanakan oleh peneliti melalui lembar observasi. Pada kegiatan observasi ini peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk memperoleh data melalui penelitian terhadap benda-benda atau hal-hal yang tertulis.8 Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada lembaga sekolah sebagai data penunjang yaitu tentang profil MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo, visi dan misi sekolah, struktur organisasi, foto atau gambar proses pembelajaran berlangsung.

d. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

7

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 115.

8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 158.


(57)

48

kemampuan atau bakat yang dimliki oleh individu atau kelompok .9 Tujuannya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa antara sebelumnya dan sesudah pemberian tindakan, diawali dengan menentukan aspek-aspek yang akan diteliti, dan dilanjutkan dengan penskoran.10 Penilaian ini dilakukan pada siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Pada penelitian ini yang diukur adalah peningkatan keterampilan membaca cepat siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrument non tes. Bentuk penilaian yang digunakan berupa performance atau unjuk kerja ( Performance assessment). Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.11 Dalam penelitian ini tes unjuk kerja digunakan untuk mengukur keterampilan membaca cepat siswa dengan memperhatikan kelancaran, kecepatan membaca, serta ketepatan menemukan gagasan utama. Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen lembar pengamatan atau observasi.

9

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Grafindo Persada, 2008), hal. 99.

10

Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 271.

11


(58)

49

3. Instrument Pengumpulan Data

a. Wawancara

Kegiatan wawancara ini dilakukan pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V dan siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo.

b. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, ada beberapa dokemen penting yang dijadikan peneliti sebagai sumber data, diantaranya adalah data jumlah peserta didik, daftar nilai peserta didik, dan foto-foto kegiatan belajar peserta didik. Dokumentasi ini dilakukan di kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Observasi 1) Guru

Observasi terhadap guru kelas V MI Asasul Huda sebagai pengajar, akan dicari prosentase kemampuan guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengunakan teknik Skimming. Adapun analisis observasi dihitung dengan menggunakan rumus:

Tabel 3.1

Rumus untuk Menghitung Aktivitas Guru12

12

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014) hlm. 134


(59)

50

Keterangan:

P= Prosentase yang akan dicari F= Jumlah skor yang diperoleh guru N= Jumlah seluruh skor ideal

Adapun kriteria tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran:

Tingkat Keberhasilan (Prosentase) Kriteria

85-100 Sangat Baik

75-84 Baik

55-74 Cukup Baik

35-54 Kurang Baik

≤ 34 Kurang Sekali

Tabel 1.1

Kriteria Tingkat Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran13

2) Siswa

Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, akan dicari prosentase kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan teknik Skimming. Adapun analisis observasi dihitung dengan menggunakan rumus:

Rumus 3.2

Rumus untuk Menghitung Aktivitas Siswa

13

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014) hlm. 134


(60)

51

Keterangan:

P= Prosentase yang akan dicari F= Jumlah skor yang diperoleh siswa N= Jumlah seluruh skor ideal

Adapun kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran:

Tingkat Keberhasilan (Prosentase) Kriteria

85-100 Sangat Baik

75-84 Baik

55-74 Cukup Baik

35-54 Kurang Baik

≤ 34 Kurang Sekali

Tabel 1.2

Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Pembelajaran

4. Teknik Analisis Data

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka digunakan analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga mengetahui respon belajar siswa terhadap aktifitas proses belajar berlangsung.14

1. Data Kualitatif, yaitu data berupa informasi berbentuk kalimat, deskriptif kualitatif, dokumen pribadi, ucapan dan tindakan reponden, dokumen dan lain – lain. Memberikan gambaran tentang kegiatan

14


(61)

52

pembelajaran siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo dengan teknik Skimming yang berkaitan dengan tingkat keterampilan membaca cepat siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan memperhatikan kelancaran, kecepatan membaca, serta ketepatan menemukan gagasan utama, aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian, antusias dalam pembelajaran, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat dianalisis secara kualitatif.

2. Data kuantitatif (nilai hasil belajar yang berbentuk angka) dapat dianalisis secara kuantitatif, hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen.15 Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya: mencari nilai rata – rata dan prosentase keberhasilan membaca cepat siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo dengan teknik Skimming.

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara memberikan instrumen non tes berupa penilaian performents. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:

15


(62)

53

a) Penilaian non tes

Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja yang berupa keterampilan membaca cepat siswa dengan memperhatikan kelancaran, kecepatan membaca, serta ketepatan menemukan gagasan utama. Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik digunakan instrumen lembar observasi skala penilaian ( rating scale).

Untuk analisis hasil tes siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang diperoleh siswa menjadi nilai siswa. Dapat dituliskan dengan rumus:

.

�� �� =skor yang diperoleh � � � ×

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Sudjana menyatakan bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus:

Rumus 3.3

Rumus untuk Menghitung Nilai Rata-Rata Siswa16

16

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm. 272 X= ∑� x 100


(63)

54

Keterangan:

X= Nilai rata-rata

∑�=jumlah semua nilai siswa ∑ = jumlah siswa

Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan seperti dalam table berikut:

Nilai Huruf Predikat

80-100 A Sangat Baik

61-80 B Baik

41-60 C Cukup Baik

21-40 D Kurang Baik

0-20 E Sangat Kurang Baik

Tabel 1.3

Kriteria Tingkat Keberhasilan Peserta Didik dalam Pembelajaran17

Untuk menentukan prosentase ketuntasan membaca cepat siswa dapat digunakan rumus:

Rumus 3.4

Rumus untuk Menghitung Presentase Ketuntasan Membaca Cepat Siswa

17

Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 141


(64)

55

Rumus 3.5

Kemampuan membaca cepat18

No Kecepatan Membaca Kategori

1 170-180 kpm (kata permenit) Sangat Cepat

2 150-160 kpm (kata permenit) Cepat

3 120-140 kpm (kata permenit) Sedang

4 90-110 kpm (kata permenit) Lambat

5 60-80 kpm (kata permenit) Sangat Lambat19

Tabel 1.4

Pedoman Penelitian Kecepatan Membaca

F. Indikator Kinerja

Indikator adalah acuan peneliti untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi. Untuk megumpulkan informasi apakah suatu indikator telah tampil pada siswa, dilakukan penelitian sewaktu pembelajaran berlangsung atau sesudahnya. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Ktriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 75%. Kondisi sesudah penelitian ini dilakukan dengan harapan tingkat keterampilan membaca cepat siswa meningkat rata-rata 63, 57 menjadi 75 ataupun di atasnya, sebab Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata

18

Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, 2005), hal. 143.

19

Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, 2005), hal. 143.

Kecepatan baca = Jumlah kata teks yang telah berhasil dibaca


(65)

56

pelajaran Bahasa Indonesia kelas VA MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo ini adalah 75.20

Berdasarkan kriteria ideal ketuntasan belajar di atas, maka prosentase ketuntasan belajar yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah lebih besar dari 75%. Dan berdasarkan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut, maka siswa dikatakan tuntas dalam mengerjakan tes jika memenuhi nilai 75 baik secara klasikal maupun individu.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan saat ini merupakan penelitian kalaboratif. Dalam hal ini peneliti berkalaborator dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo. 1. Guru Kolaborasi

Nama : Henik Sulistianingsih, S. Pd

Status : Guru mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Asasul Huda Tanggulangin Sidoarjo.

Tugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran, mengamati dan mengisi lembar observasi guru dan terlibat dalam perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

20

Henik Sulistianingsih, Guru Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo, wawancara pribadi, 01 November 2016


(66)

57

2. Peneliti

Nama : Rosyidatul Fitriyah Status : Mahasiswa

Tugas : Menyusun perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, pelaksana kegiatan, menegamati dan mengisi lembar observasi siswa, melakukan diskusi dengan guru kolaborator, dan menyusun laporan hasil penelitian.


(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV, peneliti memaparkan dan menjelaskan hasil penelitian di lapangan tentang peningkatan keterampilan membaca cepat dengan menggunakan teknik Skimming pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo. Berikut data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam dua siklus. Dalam tiap siklus terdiri dari empat langkah pokok yang harus dilaksanakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini ialah siswa-siswi kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo dengan jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penerapan teknik Skimming yang belum pernah diterapkan secara maksimal di MI ini. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang terjadi di MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo ini hanya menggunakan buku paket dan LKS, sehingga siswa menjadi bosan dan mempengaruhi siswa terhadap keterampilan membacanya. Penelitian ini di lakukan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus, dan peneliti sendiri yang menerapkan penggunaan teknik Skimming pada siswa. Pada hasil penelitian


(68)

59

ini akan dibahas 2 (dua) pokok bahasan, yaitu: Siklus I dan Siklus II. Berikut adalah uraian pokok bahasan hasil penelitian:

1. Penggunaan Teknik Skimming Dalam Keterampilan Membaca Cepat Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo.

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2017 pukul 11.00 – 12.10. Siklus I ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun tahap pada siklus I akan dideskripsikan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Dalam tahap perencanaan pada tindakan kelas ini pertama peneliti dan guru berkolaborasi menentukan waktu dan tanggal yang disepakati untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan teknik skimming sebagai sarana agar siswa dapat membaca dengan cepat. ada beberapa hal yang dilaksanakan peneliti yaitu:

a) Menyiapkan Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP), yang telah di validasi oleh dosen ahli. Di dalam RPP juga mencangkup rumusan indikator embelajaran yang ingin dicapai, materi pembelajaran, teknik yang akan digunakan


(69)

60

yaitu teknik Skimming, kisi-kisi penilaian dan lembar kerja siswa.

b) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan peneliti seperti stopwact yang digunakan untuk menghitung kecepatan siswa dalam membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

c) Menyusun dan menyiapkan instrument lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

d) Menyiapkan instrument penilaian keterampilan membaca cepat.

Berdasarkan rencana yang akan dilaksanakan peneliti ingin mengetahui apakah penelitian yang dilaksanakan sudah sesuai harapan atau belum. Apabila sudah sesuai maka siklus dihentikan jika belum sesuai maka siklus selanjutnya akan direncanakan. 2) Tindakan

Setelah rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp) divalidasikan ke validator atau dosen ahli maka perangkat pembelajaran siap untuk diimplementasikan pada siklus I. Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2016 pukul 11.00 – 12.10 WIB dikelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo denga jumlah siswa sebanyak 25 siswa.


(70)

61

Siklus I ini berlangsung dalam satu kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit. Pada pembelajaran ini peneliti mengacu pada (RPP) siklus I yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiaatan penutup.

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan guru memberi salam

dan mengajak siswa untuk berdo’a bersama terlebih dahulu

sebelum pelajaran dimulai. Selanjutnya guru mengkondisikan siswa untuk tertib dan siap mengikuti pelajaran. Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengacu ada absensi siswa. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru memberikan motivasi siswa dengan menggunakan ice breaking “ tepuk warna “ dengan tujuan agar siswa bersemangatdan siap untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan anatara lain :

a) Siapa yang dirumah biasanya sering membaca? b) Apa yang kamu dapat setelah membaca?

Langkah selanjutnya yakni guru meyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yakni siswa dapat membaca cepat dengan menggunaka teknik skimming serta memahami gagasan utama dari setiap paragraph. Setelah kegiatan awal selesai, masuklah pada kegiatan inti yakni guru menjelaskan pengertian


(1)

85

selanjutnya. Dengan demikian, penggunaan teknik skimming dapat membantu tercapainya peningkatan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo.


(2)

86 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil data dalam penelitian tindakan kelas (PTK), dengna menggunakan teknik skimming untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo bahwa:

1. Penggunaan teknik Skimming dalam keterampilan membaca cepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Hal ini dapat terbukti dengan adanya peningkatan aktifitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I skor aktifitas siswa adalah 44 dengan prosentase 64%. Sedangkan pada siklus II skor aktifitas siswa adalah 59 dengan prosentase 86,76%. Selain itu penggunaan teknik Skimming dapat membantu guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif sehingga pengalaman belajar siswa lebih bermakna. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktifitas mengajar guru dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I skor aktifitas guru adalah 63 dengan prosentase 78%. Sedangkan pada siklus II skor aktifitas guru adalah 71 dengan prosentase 88,75%.


(3)

87

2. Peningkatan keterampilan membaca cepat dengan teknik Skimming pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Asasul Huda Randegan Tanggulangin Sidoarjo mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan keterampilan membaca cepat dari setiap siklus. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa yang diperoleh adalah 65,12. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,92. Untuk prosentase keterampilan membaca cepat juga meningkat. Pada siklus I, prosentase ketuntasan membaca cepat siswa adalah 44%. Sedangkan pada siklus II, prosentase ketuntasan membaca cepat siswa adalah 88%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik skimming peneliti menyarankan:

1. Bagi Siswa

Siswa seharusnya lebih senang dan lebih semangat lagi ketika belajar Bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia adalah bahasa sehari-hari dan bahasa persatuan kita. Khususnya pada keterampilan membaca agar siswa dapat membaca dengan cepat sekaligus memhami isi dari bacaan tersebut dan tidak membuang-buang waktu ktika membaca. Oleh karena itu, siswa seharusnya lebih senang dan semangat lagi saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia.


(4)

88

2. Bagi Guru

Guru diharapkan lebih memperhatikan siswanya saat proses pembelajaran berlangsung, agar tidak ada siswa yang berlarian kesana-kemari maupun berbincang-bincang dengan temannya saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Penggunaan teknik skimming dalam keterampilan membaca cepat dapat menghilangkan kejenuhan membaca pada siswa karena dengan menggunakan teknik skimming siswa dapat memperoleh pengetahuan dan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat.

3. Bagi Sekolah

Guru dan pihak sekolah hendaknya menerapkan teknik pembelajaran dan strategi-strategi pembelajaran yang inovatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran, agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran..


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter . Bandung: PT Refika Aditama,

Alek dan Ahmad H.P. dkk. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenada Media Grup,

Ansori, Muhammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Wacana Prima

Arifin, Zaenal, dkk. 1988. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa,

Arifin Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Arikunto Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik

Jakarta: Rineka Cipta,

Aqib, Zaina,l dkk. 2009. PTK untuk guru SD SLB TK. Bandung: Cv Rama Wijaya, Kunandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Kurnianto Rido. 2009. Penelitihan Tindakan Kelas. Surabaya: Aprinta Surabaya Kunjana Rahardi. 2002. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Erlangga,

Laksono, Kisyani, dkk. 2007. Membaca 2. Jakarta: Universitas Terbuka

Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution. 1996. Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara


(6)

90

Sanjaya, Wina. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Grafindo Persada, Subyantoro. 2006. Membaca Cepat dan efektif. Jakarta: Gramedia

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Sugono Dendy. 2005. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional

Supardi. 2016Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra. Surabaya: SIC

Soedarso. 1999. Speed Reading, Sistem Membaca Cepat danfektif. Jakarta: Gramedia

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta: Prenada Media Group


Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sd Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014

1 6 140

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SKIMMING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada Kelas V SDN 3 Nagri Kidul Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran

0 2 30

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA EKSTENSIF MELALUI MEDIA READING BOX DENGAN TEKNIK MEMBACA SKIMMING PADA SISWA KELAS XF SMA MUHAMMADIYAH KUDUS.

0 0 1

Penerapan teknik Dictogloss untuk meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Nurul Huda 1 Kepatihan Gresik.

12 51 117

Peningkatan keterampilan membaca teks percakapan mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Modeling The Way siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya.

0 3 87

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL BRAIN WRITING PADA SISWA KELAS V MI TANADA WADUNGASRI WARU SIDOARJO.

16 147 107

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO.

0 0 116

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE DEBAT PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL AKHLAQ GRESIK.

0 0 128

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA SISWA KELAS I MI DARUL ULUM GEDONGAN WARU SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

1 2 120