Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

(1)

PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

SISWA KELAS V MI AL-KHAIRIYAH

MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

oleh

Rohaithoh

NIM 18090183000038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Nama : Rohaithoh

NIM : 18090183000038

Jurusan / Parodi : PGMI / Dual Mode

Alamat : Jalan Rasamala VII

Kelurahan Menteng Dalam Kecamatan Tebet Jakarta Selatan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun

Pelajaran 2013-2014 adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Dindin Ridwanudin, M. Pd.

NIP : 197711212011011001

Jurusan/Program Studi : KI/Bahasa Indonesia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerim segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, Desember 2014 Yang Menyatakan

Rohaithoh

Materai 6000


(3)

SISWA KELAS V MI AL-KHAIRIYAH MAMPANG PRAPATAN

JAKARTA SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh,

Rohaithoh

NIM 18090183000038

Dosen Pembimbing,

Dindin Ridwanudin, M. Pd. NIP

197711212011011001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014


(4)

Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI

Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014

disusun oleh Rohaithoh, NIM. 18090183000038, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Desember 2014 Yang mengesahkan,

Pembimbing

Dindin Ridwanudin, M. Pd. NIP

197711212011011001


(5)

Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI

Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014

disusun oleh Rohaithoh, Nomor Induk Mahasiswa 18090183000038, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 28 Januari 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang pendidikan Bahasa Indonesia.

Jakarta, 28 Januari 2015 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan

Tanda Tangan

Dr. Fauzan, MA. --- --- NIP.19761107 200701 1 013

Sekretaris

Asep Ediana Latif, M.Pd --- --- NIP.198106230091 1 003

Penguji I

Dra. Hindun, M. Pd --- --- NIP.19701215 200912 2 001

Penguji II

Nuryati Djihadah, M.Pd. --- --- NIP.19520520 198103 1 001

Mengetahui: Dekan,

Dra. Nurlena, MA. Ph.D. NIP.19591020 198603 2 001


(6)

ROHAITHOH (18090183000038)

Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014

Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) untuk meningkatkan keterampilan membaca mata pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) untuk meningkatkan keterampilan membaca.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengunaan metode SQ3R

(Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Namun, untuk menghindari anggapan bahwa hasil penelitian pada siklus I hanya kebetulan, peneliti melanjutkan penelitian ke dalam siklus berikutnya (siklus II) dengan hasilnya meningkat menjadi 82,74 yang berarti bahwa angka tersebut telah melampaui target minimal kelengkapan, dengan rata-rata naik sebesar 11,12, dimana seluruh siswa mendapatkan nilai melebihi nilai KKM yang telah ditentukan (KKM sebesar 70).

Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review)

dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.

Kata kunci: Keterampilan Membaca, Metode SQ3R


(7)

Alhamdulillah, dan segala puji bagi Allah Swt Tuhan Semesta Alam, berkat rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terwujud. Shalawat

serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabiyyina, Wasyafi‟ina, Wamaulana

Muhammad beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam yang shalih dan Shalihah.

Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Waktu, tenaga, dan pikiran telah dicurahkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, demi terselesainya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis menimba ilmu di fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada:

1. Dra. Nurlena, M.A. Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2. Fauzan M.A, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

3. Dindin Ridwanudin, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas segala waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi,

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan tuntunan kepada penulis selama perkuliahan,


(8)

mengadakan penelitian di sekolah MI Al-Khairiyah Jakarta dan dapat meluangkan waktunya untuk wawancara,

6. Suamiku tercinta, dengan kesabaran dan do‟a yang selalu mengiringi setiap langkahku menjadi kekuatan yang tak terhingga,

7. Kawan-kawan PGMI Dual Mode System khususnya kelas A , yang selalu menghiasi hari-hariku selama masih kuliah,

8. Semua pihak yang tiada dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepada semuanya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang mereka berikan. Dan apabila penulis ada kesalahan, kekurangan, kekhilafan mohon dimaafkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran, dan kritik, dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin

Jakarta, Desember 2014

Penulis,

Rohaithoh


(9)

Halaman

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ………... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ………... ii

LEMBAR PENGESAHAN ..………... iii

KATA PENGANTAR………... iv

DAFTAR ISI……….... vii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR GRAFIK……… x

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A.Latar Belakang ……….……….. 1

B.Identifikasi Masalah………...……….... 3

C.Pembatasan Masalah………...………... 3

D.Rumusan Masalah………...……… 3

E. Tujuan Penelitian………...………..…………... 4

F. Manfaat Penelitian……….. 4

BAB II KAJIAN TEORETIK, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR….……….……...…………..………. 5

A. Keterampilan……… 5

B. Membaca…….……….……… 6

C. Metode SQ3R……….. 25

D. Hasil Penelitian yang Relevan………... 30

E. Kerangka Berpikir……….. 30

F. Hipotesis Tindakan………. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian………. 32

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian………. 32

C. Subjek Penelitian……….………... 35 viii


(10)

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan…………...………….... 38

G. Data dan Sumber Data……….... 38

H. Instrumen Penelitian………..……….………. 38

I. Teknik Pengumpulan Data……….. 39

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (trustworthiness)………... 40

K. Analisis Data dan Interprestasi Data………... 40

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan……….. 41

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN…………... 42

A. Deskripsi Data………. 42

B. Pemeriksaan Keabsahan Data………..………...…... 49

C. Analisis Data………...……… 62

D. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian….………...… 64

BAB V PENUTUP………... 66

Kesimpulan………. 66

Saran ………... 66

DAFTAR PUSTAKA………... 68

LAMPIRAN……… 69


(11)

Halaman

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian..……….... 32

Tabel 3.2. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas………... 37

Tabel 4.1. Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat di MI. Al Khairiyah…………... 43

Tabel 4.2. Keadaan Guru MI. Al Khairiyah………..……… 46

Tabel 4.3. Keadaan Siswa MI. Al Khairiyah Tahun Pelajaran 2012-2013……...… 47

Tabel 4.4. Data Tanah dan Bangunan MI. Al KHairiyah………..…... 48

Tabel 4.5. Data Ruang Gedung MI. Al Khairiyah………..…….. 49

Tabel 4.6. Hasil observasi guru………..………. 51

Tabel 4.7. Hasil observasi siswa……….………. 52

Tabel 4.8. Hasil belajar siklus I……….……….………... 53

Tabel 4.9. Refleksi kegiatan tindakan siklus I……..….……..………... 55

Tabel 4.10. Hasil observasi guru siklus II….………...………... 59

Tabel 4.11. Hasil observasi siswa siklus II……….…………...………….... 60

Tabel 4.12. Hasil belajar siswa siklus II….………..……….... 61

Tabel 4.13. Rekapitulasi tingkat keterampilan membaca ……….……….…. 63


(12)

Halaman

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas……….... 34

Gambar 4.1. Peta Lokasi MI Al Khairiyah………..……... 42

Gambar 4.2. Struktur Organisasi MI. Al Khairiyah……….……… 48

Grafik 4.1. Tingkat keterampilan membaca siswa siklus I………. 54

Grafik 4.2. Tingkat keterampilan membaca siswa siklus II………..…… 63


(13)

Halaman

Grafik 4.1. Tingkat keterampilan membaca siswa siklus I………. 54

Grafik 4.2. Tingkat keterampilan membaca siswa siklus II………..…… 63


(14)

Halaman

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi……….. 97

Lampiran 2 Observasi Awal Wawancara Responden Guru Pra-Penelitian….. 101

Lampiran 3 Kisi-kisi Hasil Belajar IPS Kelas IV Siklus I………. 103

Lampiran 4 Pretest dan Posttest Siklus I……… 108

Lampiran 5 Kunci Jawaban Pretest dan Posttest Siklus I……….. 110

Lampiran 6 Kisi-kisi Hasil Belajar IPS Kelas IV Siklus II……… 111

Lampiran 7 Pretest dan Posttest Siklus II……….. 114

Lampiran 8 Kunci Jawaban Pretest dan Posttest Siklus II………. 116

Lampiran 9 Skoor Data Dibobot……… 117

Lampiran 10 RPP Siklus I……… 127

Lampiran 11 RPP Siklus II……….. 133

Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa………. 142

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Guru……….. 143

Lampiran 14 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran………. 145

Lampiran 15 Angket Pemahaman Siswa Terkait Nilai Praktis……… 146

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian……… 147

Lampiran 17 Surat Keterangan Selesai Penelitian………... 148


(15)

A. Latar Belakang

Bahasa adalah sarana dan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa kita dapat mengetahui kecermatan, kelogisan, dan keteraturan jalan pikir seseorang serta mengungkapkan segala ide atau gagasan.

Bahasa Indonesia dalam kurikulum sekolah mendapatkan posisi yang cukup penting dan strategis. Penting, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa komunikasi di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Strategis, karena bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi yang dapat terintegrasi

dalam proses pemyampaian pembelajaran, baik formal maupun non formal. “Pada

dasarnya ruang lingkup pembelajaran bahasa mencakup empat aspek, yakni (1)

menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis.”1

Setiap keterampilan berbahasa erat hubungannya dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa maka semakin jelas dan terang pikirannya. Untuk mengasah keterampilan diperlukan latihan secara terus menerus agar dikuasai dan terlatih, melatih berbahasa berarti melatih proses berpikir juga.

“Hakikat pengajaran keterampilan berbahasa itu adalah (1) berorientasi pada pelatihan penggunaan bahasa dan (2) berorientasi pada siswa sebagai

subjeck belajar.”2

Orientasi pada pelatihan penggunaan bahasa ditandai oleh adanya kegiatan yang secara langsung melatih siswa berbahasa dan kegiatan itu harus mendominasi sebagian besar waktu belajar. Sedikitnya dua pertiga dari waktu belajar digunakan berlatih bahasa.

1

Abd.Rozak,dkk, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta, FITK Press.,2010) h.361

2

Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta, Universitas Terbuka.,2008) h. 1.4


(16)

Membaca merupakan salah satu keterampilan penting dan paling efektif untuk melihat cakrawala dunia secara objektif, mandiri, dan kreatif. Dengan membaca, kita akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman. Bahkan dengan membaca kita akan menjadi seorang yang kreatif, kritis, dan bijak atau sekurang-kurangnya kita bisa hijrah dari orang yang tidak tahu menjadi orang yang tahu.

Keterampilan membaca bertujuan agar siswa dapat membaca dan memahami isi bacaan/pesan yang disampaikan oleh penulis. Tujuan mengisyaratkan adanya satu kemampuan yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan membaca.

Pembelajaran keterampilan membaca siswa di kelas V MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, bahkan kerapkali siswa hanya ditugaskan untuk membaca buku lalu mengerjakan soal yang telah disediakan. Penggunaan metode ceramah yang digunakan guru dalam pembelajaran keterampilan membaca sampai sekarang masih monoton. Kondisi tersebut mengakibatkan siswa menjadi jenuh, serta proses belajar mengajar mejadi kurang efektif. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang menggemari kegiatan membaca hingga kemampuan siswa dalam keterampilan membaca sangat rendah. Selain itu pengetahuan guru terhadap metode pembelajaran keterampilan membaca yang minim mengakibatkan faktor ketidaktertarikan dan ketidakseriusan dalam pembelajaran keterampilan membaca.

Guna meningkatkan keterampilan membaca siswa perlu diberikan solusi. Salah satu alternatif solusi tersebut adalah penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran keterampilan membaca.

Metode SQ3R dapat melatih siswa dalam keterampilan membaca dengan dilakukan Survey untuk meneliti hal-hal yang penting dari setiap bacaan, lalu ada

Question, siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari apa yang sudah siswa lakukan di tahap Survey. Selanjutnya, ada Read, siswa diminta untuk membaca secara keseluruhan isi teks bacaan tersebut dengan teliti. Lalu di tahap Recite, siswa mencari jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuatnya setelah membaca, untuk mengingatkan siswa kembali isi bacaannya. Kemudian, tahap terakhir adalah Review, di tahap ini siswa diminta untuk membacakan kembali isi teks


(17)

tersebut dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri, dengan ini guru dapat melihat kemampuan siswa dalam keterampilan membaca.

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis akan melakukan

sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penggunaan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta

Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi:

1. Proses pembelajaran bahasa Indonesia di MI. Al-Khairiyah kelas V masih berjalan dengan metode konvensional, yaitu ceramah..

2. Beberapa siswa merasa malas untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia ketika diminta untuk membaca.

3. Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, karena kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan metode yang efektif.

4. Hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, peneliti perlu membatasi masalah sebagai berikut: Peningkatan keterampilan membaca melalui penggunaan metode SQ3R pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014?


(18)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat: 1. Bagi guru bahasa Indonesia

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman guru bahasa Indonesia dan dijadikan metode pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran keterampilan membaca. b. Sebagai arah dan pedoman bagi para guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan keterampilan membaca.

2. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan membuat siswa lebih kompeten membaca dalam bidang mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan membaca.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan lebih lanjut dalam menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan fungsional khusunya metode SQ3R untuk meningkatkan keterampilan membaca.

4. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah untuk memperbanyak, memperluas dan memperjelas bahasan materi dalam pembelajaran yang lebih kreatif dan fungsional khusunya metode SQ3R.


(19)

DAN KERANGKA BERPIKIR

Teori Membaca

Guna mengkaji lebih dalam lagi tentang judul skripsi ini, maka perlu di ketengahkan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Untuk itu penulis mengambil beberapa pendapat dan pikiran pokok para ahli, yang kemudian dijadikan acuan guna menunjang penelitian ini.

A.Keterampilan

Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa maka salah faktor penunjang adalah tingkat keterampilan siswa itu sendiri. Semakin tinggi tingkat keterampilan seorang siswa, maka akan dapat meningkatkan kinerja.

Defenisi/ pengertian dari keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.

Keterampilan/ kemampuan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.

Sehingga untuk menjadi seorang yang terampil yang memiliki keahian khusus pada bidang tertentu haruslah melalui latihan dan belajar dengan tekun supaya dapat menguasai bidang tersebut dan dapat memahami dan mengaplikasikannya.

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan tersebut dapat dilatih sehingga mampu melakukan sesuatu, tanpa adanya latihan dan proses pengasahan akal, fikiran tersebut tidak akan bisa menghasilkan sebuah keterampilan yang khusus atau terampil karena keterampilan bukanlah bakat yang bisa saja didapat tanpa melalui proses belajar yang intensif dan merupakan kelebihan yang sudah diberikan semenjak lahir.


(20)

B.Membaca

a. Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri.

“Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu:

1) Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.

2) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal.

3) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna”.1

Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.

Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”2.

Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap

1 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10


(21)

pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word)

dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process).

Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca.

Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali informasi

dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari

kombinasi itu semua”3

Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks

dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”4.

DP. Tampubolon berpendapat bahwa “Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan”5

.

Bahkan ada pula beberapa penulis yang beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemauan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui suatu metode pengajaran membaca seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan.

3 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122 4 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 4 5 DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986) hlm. 228


(22)

Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.

b. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

“Henry Guntur Tarigan mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai

berikut:

1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta

(reading for details or facts).

2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). 3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita

(reading for sequence or organization).

4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk

mengklasifikasikan (reading to classify).

6) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).

7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).“6

Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta misalnya untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.

Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita seperti menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.


(23)

Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.

Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.

Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.

Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.

“Nurhadi berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut:

1. Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku. 2. Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat. 3. Mendapatkan informasi tentang sesuatu.

4. Mengenali makna kata-kata.

5. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar.

6. Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra.

7. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.

8. Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli. 9. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang.

10.Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan. 11.Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang

(ahli) tentang definisi suatu istilah.”7

7 Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca (Bandung: CV. Sinar Baru 1989) hlm. 14


(24)

c. Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya.

“Secara garis besar aspek-aspek membaca dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup: a) Pengenalan bentuk huruf

b) Pengenalan unsur-unsur liguistik (fonem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain).

c) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).

d) Kecepatan membaca bertaraf lambat.

2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal). b) Memahami signifikasi atau makna (misalnya maksud dan tujuan

pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).

c) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.8

d. Jenis-jenis Membaca

Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas:

1) Membaca yang Bersuara

Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:

a) Membaca nyaring dan keras

Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca untuk orang lain atau pendengar, guna


(25)

menangkap serta memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain.

b) Membaca Teknik

Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:

(1) Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.

(2) Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.

(3) Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.

c) Membaca Indah

Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam apresiasi sastra.

2) Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)

Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang mencakupi:

a) Membaca teliti.

b) Membaca pemahaman. c) Membaca ide.

d) Membaca kritis.

e) Membaca telaah bahasa. f) Membaca skimming. g) Membaca cepat.


(26)

Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.

Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi.

Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.

Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:

a) Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.

b) Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi.

Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok9.

”Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan”10.

a. Kemampuan Membaca

“Menurut DP. Tampubolon yang dimaksud dengan kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan”13.

9 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 84 10 Ibid., hlm. XIV-XV


(27)

Menurut Akhmad bahwa “Kemampuan membaca adalah

kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam

materi cetak”14

.

Sedangkan menurut Yeti Mulyati, bahwa “Kemampuan

membaca adalah kesanggupan melihat serta memahami isi dari pada

yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati”15

.

Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efektif dan efisien. Membaca pemahaman dan efektif bukan berarti asal membaca pemahaman saja, sehingga karena cepatnya begitu selesai baca tak ada yang diingat dan dipahami.

Kemampuan membaca harus diimbangi oleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Pembaca yang efektif dan kritis harus mampu menemukan bagian penting dari bahan bacaan tersebut secara tepat. Biarkan bagian yang kurang penting bahkan melewatinya bila memang tidak diperlukan.

b. Teknik Pengajaran Membaca 3) Lihat dan Baca

Teknik ini dapat berupa Fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-kata mutiara, semboyan dan puisi pendek.

4) Menyusun Kalimat

Melalui kegiatan ini siswa dapat belajar menyusun kalimat. Teknik pengajaran membaca melalui penyusunan kalimat melibatkan keterampilan membaca dan menulis.

5) Menyempurnakan Paragraf

Suatu paragraf yang telah disusun oleh guru dihilangkan sebuah kata pada setiap kalimat. Paragraf ini kemudian diberikan kepada

14 Akhmad, Membaca 2 (Jakarta: Cipta Karya 1996) hlm. 88 15 Yeti Mulyati, Membaca (Jakarta: Cipta Karya 1997) hlm. 65


(28)

guru untuk dibaca kemudian mengisi kotak kosong dengan kata yang tepat.

6) Mencari Kalimat Topik

Suatu bacaan yang panjang dalam suatu cerita dapat disingkat dengan mengambil kalimat topik.

7) Menceritakan Kembali

Melaui kegiatan ini siswa mampu menceritakan kembali suatu informasi yang telah diterimanya melalui suatu bacaan.

8) Parafrase

Guru mempersiapkan bahan bacaan puisi bila perlu menerangkan makna kata-kata puisi yang dianggap sukar, setelah itu siswa membaca kembali puisi itu dengan teliti lalu mengekspresikan isinya dengan kata-kata sendiri.

9) Melanjutkan Cerita

Guru memilih suatu cerita yang cocok untuk siswa, cerita tiu dihilangkan sebagian. Bagian yang dihilangkan boleh permulaan cerita atau akhir cerita, setelah siswa membawa cerita yang sebagian itu mereka ditugaskan melengkapi cerita yang kemudian dibandingkan dengan cerita aslinya.

10)Mempraktikkan Petunjuk

Membaca petunjuk sering kali kita praktikkan dalam hidup sehari-hari. Obat yang kita beli selalui mengikuti petunjuk cara pemakaiannya. Radio yang kita belipun ada petunjuk pengoperasiannya.

11)Baca dan Terka

Kecermatan membaca dan menangkap isi dalam baca dan terka sangat diperlukan. Tidak hanya isi yang tersurat kadang-kadang pun isi yang tersirat. Beda yang tidak pernah disebutkan


(29)

namanya secara ekplisit. Karena itu diperlukan kejelian dan ketajaman pemahaman.

12)Membaca Sekilas

Membaca sekilas dilakukan untuk memperoleh kesan umum dari sesuatu bacaan. Bila yang dibaca daftar isi maka perhatian pembaca hanya kepada butir-butir yang dibicarakan. Dalam membaca sekilas terkandung makna mencari intisari bahan bacaan.

13)Membaca Sepintas

Dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara tepat. Informasinya sudah ditentukan sebelumnya. Membaca sepintas walaupun cepat harus teliti dan penuh kesiapan menangkap informasi.

14)SQ3R

Salah satu teknik pengajaran membaca yang digunakan dalam kelas 3 tinggi ialah metode telaah tugas atau SQ3R. S adalah singkatan dari Survey, Q adalah singkatan dari Question, R1

adalah singkatan dari Read, R2 adalah singkatan dari Ricite dan

R3 adalah singkatan dari Review.

15)IndividualizeIntruction

Salah satu teknik pengajaran membaca yang tergolong maju dan modern ialah Individualize Intruction. Prinsip dasar yang mendasari teknik pengajaran ini adalah bahwa anak normal dapat belajar membaca dan dapat mempunyai sikap cinta membaca.

c. Metode Pengajaran Membaca

Metode pengajaran membaca akan sedikit banyak dipengaruhi oleh materi, tugas metode-metode yang lazim di pakai antara lain:

a) Metode Ceramah


(30)

b) Metode Diskusi

Yakni bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Metode ini berusaha mendiskusikan suatu masalah dan mencari jalan keluarnya serta melatih keterampilan berpikir murid secara kritis.

c) Metode Pemberian Tugas

Yakni memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tugas yang berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soal-soal.

d) Metode Tanya Jawab

Yakni metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat terarah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.

e) Metode Sosio Drama atau Bermain Peran Dan lain-lain

Semua metode pada dasarnya baik. Hal ini berhubungan dengan jenis materi, tujuan materi, tujuan dan situasi serta keterampilan guru yang menggunakannya. Pemilihan metode yang tepat dalam pelaksanaan pengajaran membaca inilah yang dinamakan teknik. Jadi teknik adalah operasional yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran membaca.

f) Metode Karyawisata

Mengajar dengan peragaan secara langsung berupa objek pelajaran yang sesungguhnya, sehingga murid memperoleh gambaran langsung tentang apa yang dipelajarinya.


(31)

g) Metode Demontrasi dan Eksperimen

Mencoba mengusahakan agar para murid memperoleh pengertian lebih jelas tentang suatu hal, misalnya dengan peragaan atau murid mencoba sendiri.

h) Metode Drill

Metode mengajar dengan latihan-latihan.

d. Faktor yang menyebabkan anak tidak mampu membaca, diantaranya ialah:

1) Faktor Eksternal

Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari luar anak didik, meliputi:

a) Lingkungan Keluarga

(1) Perhatian orang tua terhadap minat baca anak masih bersikap masa bodoh.

(2) Kemampuan ekonomi orang tua yang rendah.

(3) Perpustakaan rumah belum dibina karena terbentur perekonomian yang tidak menunjang.

(4) Kondisi orang tua dan keluarga masih bersikap tradisional, yaitu lihat, dengar, dan ngomong.

b) Lingkungan Sekolah

(1) Kurangnya dorongan guru terhadap anak didik.

(2) Kurangnya bahan bacaan yang bermutu tentang membaca, baik substansi maupun metedologi membaca serta penataan perpustakaan sekolah yang masih amburadul.

c) Lingkungan Masyarakat

(1) Suasana lingkungan sosial masyarakat yang tidak kondusif (bising).

(2) Teman sebaya yang lebih suka melakukan hal-hal yang negatif.


(32)

(3) Media elektronik yang digunakan secara berlebihan dan tidak pada tempatnya, seperti TV, radio, komputer dan sejenisnya.

2) Faktor Internal

Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari dalam diri anak didik, meliputi:

a) Rasa ingin tahu yang minim terhadap fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi dan sebagainya.

b) Tak merasa haus akan informasi, karena merasa tidak membutuhkannya.

c) Belum tertanam “membaca merupakan kebutuhan rohani”

e. Pengembangan Keterampilan Membaca

Tugas guru ialah membimbing dan membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini adalah keterampilan membaca.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki keterampilan membaca ialah:

1) Membantu siswa untuk memperkaya kosakata dengan cara: a) Memperkenalkan sinonim, antonim, parafrase, kata-kata

dasar yang mendasar sama.

b) Memperkenalkan imbuhan (awalah, sisipan dan akhiran). c) Mengira-ngira makna kata-kata dari konteks atau

hubungan kalimat.

d) Menjelaskan arti suatu kata abstrak.

2) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan sebagai dan diberikan seperlunya.

3) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, pribahasa.


(33)

4) Guru mengajukan pertanyaan menanyakan ide pokok suatu paragraf, menunjukan kalimat yang kurang baik, menyuruh membuat rangkuman.

5) Guru menyuruh membaca dalam arti dengan waktu yang terbatas, bibir tidak boleh digerak-gerakkan. Agar hal ini dapat berhasil dengan baik di informasikan kepada siswa tentang tujuan membaca itu, misalnya: Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pikiran pokok dan sebagainya.

Apabila langkah-langkah itu telah dilakukan oleh guru, besar kemungkinan keterampilan siswa dalam membaca akan meningkat. Maka perlu sekali calon guru memahami langkah-langkah seperti yang disebutkan di atas.

Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan keterampilan membaca. Beberapa contoh langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan-kemapuan membaca:

1) Melatih kemampuan membaca ide pokok sebuah wacana, langkah-langkah sebagai berikut:

a) Setiap paragraf, kelompok menentukan ide pokok.

b) Setelah itu didiskusikan untuk menetapkan judul yang tepat.

c) Setiap pasangan memusatkan perhatian pada kalimat topik serta paragraf wacana tersebut.

d) Setiap pasangan memperhatikan/membaca rangkuman bab terakhir. 2) Melatih kemampuan memahami bagian sebuah wacana, langkah-langkahnya

sebagai berikut:

a) Bahan bacaan ditentukan guru.

b) Setiap kelompok mencatat sebanyak-banyaknya bagian yang terdapat pada bacaan untuk mempermudah digaris bawahi.

c) Setelah itu pasangan membacakan hasil kerjanya, kemudian dicocokkan dengan yang asli.

d) Guru dan siswa memeriksa hasil jawaban yang berpedoman pada kunci jawaban.


(34)

3) Melatih kemampuan mengenal kalimat yang tak ada hubungannya dalam wacana. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Bahan bacaan ditentukan guru.

b) Setiap pasangan atau kelompok menentukan tempat kalimat yang salah (tidak berhubungan).

c) Mendiskusikan.

d) Diperiksa bersama hasil dari tiap-tiap kelompok, dibicarakan kesalahan-kesalahan.

4) Melatih kemampuan untuk kritis terhadap bacaan, langkah-langkahnya sebagai berikut:

a) Setiap kelompok membuat pertanyaan-pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai isi bacaan.

b) Setelah itu antara kelompok tukar pekerjaan dan memberikan penilaian yang sebelumnya telah diarahkan oleh guru.

DP. Tampubolon mengatakan bahwa “Kemampuan membaca ialah

kecepatan membaca dan pemahaman isi.”16 Kemampuan membaca ditentukan oleh faktor-faktor pokok yang berikut:

1) Kompetensi Kebahasaan

Penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia) secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata.

2) Kemampuan Mata

Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien.

3) Penentuan Informasi Fokus

Yaitu menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum mulai membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.


(35)

4) Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca

Yakni cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan informasi fokus yang diperlukan. Teknik-teknik yang umum ialah baca pilih, baca lompat, baca-layap, dan baca-tatap.

5) Fleksibilitas Membaca

Yaitu kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi baca. Yang dimaksud dengan strategi membaca ialah teknik dan metode membaca, kecepatan membaca, dan gaya membaca (santai, serius, dengan konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi baca ialah tujuan membaca informasi fokus, dan materi bacaan dalam arti keterbacaan.

6) Kebiasaan Membaca

“Yaitu minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya secara maksimal dalam diri seseorang.”17 Faktor kebiasaan membaca akan penulis kemukakan lebih lanjut lagi.

C.Keterampilan Membaca

a. Pengertian Keterampilan Membaca

Apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik maupun mental, telah mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan/terampil. Terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu adalah proses perkembangan yang memakan waktu relatif lama.

Menurut DP. Tampubolon, kebiasaan membaca adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari segi kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam suatu masyarakat)18.

17 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 244


(36)

Sedangkan Dewa Ketut Sukardi berpendapat bahwa “apabila membaca

buku itu diwajibkan untuk mengulang berkali-kali maka akan terbentuklah kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca akhirnya akan menimbulkan

kegemaran membaca”19

.

b. Kebiasaan Sejak Kecil

Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara struktural, yaitu dari kiri ke kanan dan mengamati tiap kata dengan seksama pada susunan yang ada. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan berikut:

1) Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca. 2) Menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.

3) Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata20.

Secara tidak disadari, cara membaca yang dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa.

c. Membentuk Kebiasaan membaca Efisien

Membentuk kebiasaan membaca yang efisien memakan waktu yang relatif lama. Selain waktu, faktor keinginan dan kemauan serta motivasi perlu ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus diperkuat oleh motivasi. Selain itu faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan tidak mendorong, dan bahkan menghambat, maka kebiasaan sukar, atau bahkan tidak akan terbentuk.

Oleh karena itu, usaha-usaha pembentukan hendaklah dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa anak-anak. Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam arti peletakkan pondasi minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu sesudah anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan berbicara).

19 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak (Jakarta: Ghalia Indonesia 1987) hlm. 105


(37)

d. Usaha-usaha Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak Banyak usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak. Namun usaha-usaha itu memiliki sasaran yang berbeda. Bagi anak-anak yang belum dapat membaca, bertujuan utama untuk menumbuhkan minat membaca, yang sendirinya juga untuk mencapai kesiapan membaca. Akan tetapi, bagi anak-anak yang sudah dapat membaca, usaha-usaha itu mempunyai tujuan bukan hanya menumbuhkan, melainkan juga mengembangkan minat dan kebiasaan membaca.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Pengaruh dan Peranan Orang tua

Komisi Plowden (1964) mengadakan survei nasional atas Sekolah-sekolah Dasar menyimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kemajuan anak di sekolah adalah tingkat perhatian orang tua pada anak di rumah.

Begitu pula Komisi Bullock (1975) menyimpulkan penelitiannya bahwa peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak, terutama pada tingkat prasekolah dan SD, khususnya dalam membaca dan perkembangan bahasa. Pengaruh dan peranan orang tua dapat dilakukan dengan:

a) Mendorong perkembangan bahasa anak. b) Menjadi teladan dalam membaca. c) Membaca dan bercerita.

d) Bermain dengan bacaan dan tulisan. e) Memanfaatkan sarana-sarana lingkungan21

Mendorong perkembangan bahasa anak dapat dilakukan terutama melalui percakapan-percakapan dengan anak. Cara mendorong perkembangan bahasa anak yaitu melalui peniruan, penyempurnaan, pengomentaran, dan responsi dorongan.

21 DP. Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak (Bandung: Angkasa 1991) hlm. 45-61


(38)

Orang tua harus menjadi teladan bukan hanya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam membaca.

Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak.

Bermain-main dengan bacaan dan tulisan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca dan menulis dalam diri anak-anak.

Selain dari kegiatan-kegiatan di rumah dengan memanfaatkan sarana-sarana yang ada, orang tua juga perlu memanfaatkan berbagai sarana-sarana yang terdapat dalam lingkungan seperti toko buku, perpustakaan, kantor pos, televisi (TV), plaza, dan toko swalayan, dan lain-lain.

2) Membaca Dini

Membaca dini ialah membaca yang diajarkan secara terprogram (secara formal) kepada anak prasekolah.

DP. Tampubolon mengemukakan ada empat keuntungan mengajar anak membaca dini dilihat dari segi proses belajar mengajar:

a) Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak.

b) Situasi akrab dan informal di rumah dan di kelompok bermain (KB) atau taman kanak-kanak (TK) merupakan faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar.

c) Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan, serta dapat diatur.

d) Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat.22

Bertitik tolak dari pengertian bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, dan membaca dini merupakan usaha mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar, DP. Tampubolon menyebutkan lima prinsip pokok membaca dini, yaitu:


(39)

(a) Materi bacaan harus terdiri dari kata-kata, frase-frase, dan kalimat-kalimat. Ini berarti bahwa bacaan itu harus mempunyai makna yang dapat dipahami oleh anak.

(b) Membaca terutama didasarkan pada kemampuan memahami bahasa lisan, dan bukan pada kemampuan berbicara.

(c) Mengajarkan membaca bukan mengajarkan aspek-aspek kebahasaan seperti tata bahasa, kosa kata, dan lain-lain, dan bukan mengajarkan logika atau cara berpikir (walaupun membaca tidak terlepas dari proses berpikir). Bahan-bahan pelajaran membaca dini haruslah yang berada dalam ruang lingkup kemampuan bahasa dan berpikir anak.

(d) Membaca tidak harus bergantung pada pengajaran menulis. Ini berarti bahwa anak dapat diajar membaca, walaupun dia belum dapat menulis. (e) Pengajaran membaca harus menyenangkan bagi anak.

Dari penjelasan di atas kiranya dapat dilihat bahwa pengajaran membaca adalah bersifat individual. Program dan metode harus disesuaikan dengan perkembangan setiap anak. Dengan demikian, pada dasarnya orang tua atau guru KB atau TK dapat juga menyusun dan mengembangkan program (bahan-bahan pelajaran) nya sendiri dan juga metode mengajar sesuai dengan perkembangan anak atau anak-anak yang bersangkutan.

C. Metode SQ3R

1. Pengertian metode SQ3R

Ada banyak metode membaca yang ditawarkan ilmuwan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan.

Metode SQ3R yang di kembangkan oleh Prof.Francis P.Robinson,seorang guru besar psikologi dari Ohio State Unifersity sejak tahun 1941. SQ3R merupakan metode yang sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional.


(40)

Metode ini lebih tepat di perlukan untuk keperluan studi. Karena itu metode ini di rancang menurut jenjang yang memungkinkan siswa untuk belajar sistematis, dan efisien.

SQ3R merupakan singkatan dari sejumlah kegiatan yang seharusnya dipahami dilampaui oleh pembaca. Model ini merupakan sebuah system yang diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca atau belajar berupa Survei

(Survey), Bertanya (Question), membaca (Read), Menyatakan kembali (Recite),

dan Mereviu (Mereviw)-SQ3R. dikatakan „sistem‟, karena model ini merupakan sebuah mata rantai yang setiap bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman

yang maksimal.”3

Berikut penjelasan Lima Tahap Metodae SQ3R

1. Survey

Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?Baca Judul Hal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab.Baca Pendahuluan Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab Baca kepala judul/subbab Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran

Perhatikan grafik, diagram Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks. Perhatikan alat Bantu baca Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.

2. Question

Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.

3


(41)

Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama

membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA” dan kepala judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”. Pertanyaan yang dapat kita mundulkan adalah “Mengapa kita harus

memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa

ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?”. 3. Read

Dengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan.Ingat, Jangan Membaca di Tempat Tidur !!

4. Recite

Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.

Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.

5. Review

Review membantu kita untuk meyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.


(42)

Kegiatan membaca cepat merupakan suatu kebutuhan. Realita menuntut kita untuk memiliki kemampuan membaca cepat mengingat begitu banyaknya informasi melalui berbagai medi cetak yang terbit berjuta_juta eksemplar setiap harinya atau karena kebutuhan penyelesaian tugas atau lainnya.Membaca cepat pada hakikatnya merupakan kegiatan membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak melupakan masalah pemahaman serta mengatur irama sesuai dengan keadaan bahan yang dibacanya.

Membaca cepat memiliki tujuan antara lain untuk: mengenali topic bacaan, mengetahui pendapat orang lain (opini); untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya; mengetahui organisasi penulisan,urutan ide pokok; dan untuk menyegarkan kembali apa yang pernah dibaca.

Ada beberapa faktor yang menghambat kecepatan membaca, yaitu vokalisasi atau membaca dengan suara atau bergumam,menggerakkan bibir atau pada saat membaca,menunjuk dengan jari atau benda lain,kebiasaan selalu kembali (regresi) ke belakang,dan subvokalisasi atau melafalkan dalam hati atau pikiran kata-kata yang dibaca.

Ada dua teknik membaca cepat yang digunakan, yaitu Skimming dan Scaning. Skiming adalah upaya untuk mengambil intisari dari suatu bacaan,yaitu ide pokok atau detil penting. Scaning adalah teknik membaca cepat untuk memperoleh suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, tetapi langsung pada masalah yang dicari.

2. Langkah-langkah pembelajaran keterampilan membaca metode SQ3R.

Langkah-langkah pembelajaran keterampilan membaca metode SQ3R antara lain:

1. Langkah Pertama: memberi tugas membaca Buku.

Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menelaah suatu buku. Buku tersebut sebaiknya buku mata pelajaran. Dalam menelaah buku ini siswa melaksanakan


(43)

langkah-langkah survey, bertanya, baca, menceritakan kembali dan meninjau kembali isi bahan bacaan.

2. Langkah kedua: Apersepsi

Saat pembelajaran dimulai, guru melakukan apersepsi. Apersepsi hendaknya diarahkan pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana cara membaca dan mempelajari buku. Apersepsi ini diajukan dengan memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa.

3. Langkah ketiga: melakukan survey buku

Pada kegiatan survey buku, guru meminta siswa untuk mengeluarkan buku yang seragam dimiliki. Selanjutnya mengajak siswa memperhatikan sampul luar dari buku itu. Lalu tanyakan kepada siswa informasi apa saja yang dapat ditemukan dari sampul luar buku tersebut ? dari judul buku, pengarang dan penerbitnya? Apakah hal tersebut penting diketahui? Informasi dari sebuah buku perlu diketahui sebagai gambaran umum dari isi buku tersebut. Selain itu pembaca dapat mempertimbangkan tingkat kadaluarsa atau tidaknya buku tersebut, serta terkenal atau tidak pengarang tersebut.

4. Langkah keempat: Latihan Membuat Pertanyaan (Question)

Apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan maka cara membaca lebih hati-hati serta seksama dan siapapun akan mengingat lebih baik apa yang dibacanya. Dalam survey buku, seseorang mungkin telah menemui beberapa butir yang telah membangkitkan rasa ingin tahu: mengapa gambar ini dipakai di sini? Mengenai apakah diagram itu? Latihan siswa dalam membuat pertanyaan-pertanyaan itu.

5. Langkah kelima: Membaca

Langkah selanjutnya adalah kegiatan membaca sendiri. Setiap siswa diminta untuk membaca uraian bab tersebut. Kegiatan membaca mula-mula dilakukan secara bertahap di bawah bimbingan dan instruksi guru. 6. Langkah keenam: Mencatat Jawaban Pertanyaan

Setelah kegiatan membaca selesai, selanjutnya diikuti oleh kegiatan penceritaan ulang hasil baca. Sebagai tolok ukur, para siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu


(44)

penceritaan hasil baca. Jika siswa sudah merasa yakin bahwa dirinya dapat memahami buku yang dibacanya, kegiatan dapat dilanjutkan dengan pembahasan jawaban untuk deretan pertanyaan yang sudah dibuatnya.

7. Langkah ketujuh: meninjau Ulang Kegiatan dan Hasil Membaca

Sebelum menutup pelajaran, guru dan siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-bagian buku itu, mulai dari halaman judul hingga akhir halaman buku. Bagian-bagian yang diperiksa itu hanyalah bagian-bagian penting yang dianggap dapat menyegarkan kembali ingatan dan pemahaman kita terhadap hasil baca kita.

D.Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan berbagai kajiannya akan menjadi masukan untuk melengkapi penelitian ini. Penelitian relevan tersebut antara lain: 1. Skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Baca Buku Teks Siswa Dalam

Membaca Buku Bahasa Indonesia Dengan Metode SQ3R (Penelitian Tindakan Kelas XI, Jurusan Akademik Perkantoran SMK Bintang Nusantara Cileduk Tangerang). Penulis Rukiza Nim: 208013000209 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

2. Skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Penerapan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas IV SD Attoyibah Sawangan Baru Kota Depok. Penulis Nuryati Nim: 107013000091 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

E.Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari Penelitian Tindakan Kelas ini disusunlah kerangka pikir penelitian ini, yaitu pembelajaran keterampilan membaca di sekolah dasar melalui metode SQ3R.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu media atau buku bacaan yang kurang menarik yang tersedia di perpustakaan, penggunaan model pembelajaran yang kurang inovatif dalam pembelajaran keterampilan membaca.


(45)

Pembelajaran membaca siswa cenderung hanya disuruh menganalisis isi bacaan dan menjawab pertanyaan dengan murid membaca kembali bagian yang berisi jawaban pertanyaan isi bacaan, dengan demikian proses membaca dilakukan berulang-ulang sebanyak jumlah pertanyaan isi bacaan.

Kondisi semacam ini tentu sangat mengganggu mentalitas siswa untuk menggali pengetahuan dengan membaca. Oleh karena itu, agar tidak berlanjut kondisi tersebut perlu dicarikan solusi yang dapat menyadarkan siswa membaca tanpa membebani siswa dengan kegiatan rutinitas yang membosankan. Salah satu solusi yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui penggunaan model SQ3R

(Survey, Question, Read, Ricete, Review) dalam pelaksanaan model pembelajaran yang inovatif. Model SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete, Review) ini diyakini dapat mengembangkan berbagai aspek pada diri siswa.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah “Metode SQ3R Dapat Meningkatkan Keterampilan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.

.

MI Al Khairiyah Mampang Prapatan

Jakarta Selatan

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses peningkatan

keterampilan membaca siswa kelas

V semester ganjil

Dengan menggunakan Metode SQ3R (Survey, Question, Read,


(46)

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Sekolah yang menjadi tempat penelitian tindakan kelas ini adalah MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V, tepatnya yang beralamat di Jalan Mampang Prapatan IV No.71 Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Waktu yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014 mulai bulan September sampai dengan bulan Desember 2013.

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan

Agustus Sept Okt Nop Des Jan‟14

Persiapan dan Perencanaan

Observasi (Studi Lapangan)

Kegiatan Penelitian

Analisis dan Deskripsi data

Laporan penelitian

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:

1. Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan yang mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan: menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam peelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas: dalam hal ini terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah


(47)

kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.4

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan kegiatan mengumpulkan data untuk meningkatkan kualitas dengan melakukan kegiatan atau tindakan yang sengaja dilakukan baik dalam ruang kelas maupun luar kelas yang penting terdapat sekelompok siswa dan guru serta pelajaran yang sama.

Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan mengungkapkan pengertian penelitian tindakan sebagai berikut:

Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.5

Sehingga dalam hal ini penelitian tindakan merupakan penyempurnaan terhadap suatu kegiatan agar lebih baik lagi dengan melakukan tindakan-tindakan yang disengaja, jika dalam lingkungan pendidikan penelitian tindakan ini dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, dan konselor.

Sedangkan menurut Kunandar dalam bukunya yang berjudul Penelitian

Tindakan Kelas mengunkapkan “Penelitian tindakan kelas dapat juga diartikan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.”6

Sehingga dalam hal ini masing-masing siklus meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai yaitu telah tercapainya KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan perbandingan nilai pretest dan post-test meningkat.

4

Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII, h. 2-3.

5

Nana Syaodih Sukmadinata, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. VI, h. 140.

6


(48)

Menurut David Hopkins dalam buku Penelitian Tindakan Kelas karangan

Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi “PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru yang menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan

melaksanakan seluruh prioritas program sekolah”.7

Sehingga dalam hal ini, PTK dilakukan untuk menguji anggapan dan melaksanakan program agar lebih baik. Suharsimi Arikunto, dkk. Dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas juga mengungkapkan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Sehingga tahapan tersebut dapat divisualisasikan dalam gambar di bawah ini:

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

7

Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Tinta Emas, 2008), Cet. I, h. 4.

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN


(49)

Tahap 1: Perencanaan (planning), sebelum penelitian dilakukan maka peneliti melakukan perencanaan yang matang mengenai apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Setelah itu mempersiapkan semua instrument yang dibutuhkan seperti lembar tes hasil belajar, lembar observasi, lembar catatan lapangan, lembar angket, dan lembar wawancara yang telah divalidasi baik secara konstruk maupun empirik.

Tahap 2: Pelaksanaan (acting), pelaksanaan penelitian dengan menerapkan metode SQ3R sesuai dengan rancangan peneliti, dalam pelaksanaan ini terdiri dari dua kegiatan yaitu selain melaksanakan tindakan juga mengamati proses pembelajaran dan siswa.

Tahap 3: Pengamatan (observasi), Suharsimi Arikunto, dkk dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas mengungkapkan bahwa

“Pengamatan sebetulnya sedikit kurang tepat kalau dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu

tindakan sedang dilakukan.”8

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dalam pelaksanaan ini terdiri dari dua kegiatan yaitu selain melaksanakan tindakan juga mengamati proses pembelajaran dan siswa sehingga kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan melainkan satu kesatuan.

Tahap 4: Refleksi (reflecting), Suharsimi Arikunto, dkk. Dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas juga mengungkapkan bahwa “Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflekction yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan.9 Dalam hal ini, peneliti mendiskusikan tindakan dan proses pembelajaran dengan menerapkan Metode SQ3R .

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang berjumlah 34 orang pada tahun ajaran 2013-2014.

8

Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2007) h.19.

9


(50)

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah guru peneliti dengan bantuan rekan sejawat sebagai kolaboratif untuk melakukan pengamatan terhadap proses berlangsungnya tindakan.10

Dalam penelitian ini peneliti dibantu seorang pengamat (observer) yaitu dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di MI Al-Khairiyah. Observer membantu penelitian dalam mengamati proses pembelajaran, baik yang dilakukan guru maupun siswa.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan 1, peneliti akan dilanjutkan dengan tindakan II jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III, dan seterusnya. Adapun uraian rencana kegiatan penelitian adalah:

1. Pra penelitian

a. Observasi keadaan kelas.

Pada kegiatan ini, peneliti melihat pembelajaran dalam keterampilan membaca siswa masih terlihat kurang baik, siswa masih terlihat belum bisa memahami bacaan, dengan penerapan metode ceramah. Kegiatan ini bertujuan mengetahui proses pembelajaran keterampilan membaca dengan penerapan metode ceramah.

b. Analisis dan refleksi

Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini dilakukan menganalisis data yang diperoleh pada pra penelitian dan

10


(51)

kemudian dilakukan refleksi untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran nanti.

Tabel 3.2. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I

Perencanaan:

Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah

- Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran (RPP)

- Menentukan pokok bahasan

- Mengembangkan skenario pembelajaran - Membuat instrument-instrumen

penelitian

- Menyiapkan sumber belajar - Mengembangkan format evaluasi

pembelajaran

Tindakan - Menerapkan tindakan mengacu pada

skenario rencana pembelajaran (RPP)

Pengamatan - Melakukan pengamatan tentang

pelaksanaan pembelajaran metode SQ3R dalam proses pembelajaran keterampilan membaca siswa dan aktivitas pembelajaran guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

Reffleksi - Melakukan evaluasi tindakan yang telah

dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan

- Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang scenario RPP - Memperbaiki pelaksanaan tindakan

sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya

- Evaluasi tindakan I

Siklus II

Perencanaan: - Identifikasi masalah dan penetapan

alternative pemecahan masalah - Pengembangan program tindakan II

Tindakan - Pelaksanaan program tindakan II

Pengamatan - Pengumpulan data tindakan II


(52)

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan 1. Nilai ketuntasan membaca mencapai KKM 70.

2. Aktivitas pembelajaran berjalan sesuai dengan bentuk-bentuk pembelajaran SQ3R.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif:

1. Data kualitatif seperti: lembar observasi, catatan lapangan dan hasil dokumentasi.

2. Data kuantitatif: hasil tes keterampilan membaca siswa. Sumber data peneliti adalah siswa atau peneliti.

H. Instrument Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Instrument Tes

“Teknik tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian

pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh testi”.11

Pelaksanaan tes yang dilakukan peneliti adalah tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda. Tes tertulis adalah penilaian dilakukan dengan memberikan tes secara tertulis dan jawaban dari testi juga secara tertulis. Tes yang dilakukan peneliti merupakan bentuk tes obyektif.

Soal bentuk pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan kemungkinan jawaban. Pokok soal dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan tidak lengkap atau dalam bentuk pertanyaan. Tipe soal ini mampu mengungkap jenjang kemampuan siswa yang kompleks, peluang untuk menebak jawaban lebih kecil karena pokok soal dibuat lebih banyak. Kaidah-kaidah penyusunan soal bentuk pilihan ganda adalah persoalan yang digambarkan dalam pokok soal harus jelas dan tegas, kemungkinan jawaban disusun secara homogen,

alternatif jawaban yang disediakan hendaknya konsisten dengan pokok

11


(53)

persoalan, jumlah jawaban yang benar pada setiap soal hendaknya disediakan sesuai dengan petunjuk, hati-hati penggunaan kata-kata negatif.

Tes digunakan unuk mengetahui keterampilan membaca siswa dalam menyelesaikan soal keterampilan membaca dengan metode SQ3R. tes diberikan pada setiap akhir siklus.

2. Instrumen Non Tes

Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai dengan tes, tetapi juga dapat dinilai oleh teknik dan alat penilaian bukan tes atau non-tes. “Teknik non-tes digunakan untuk menilai aspek-aspek pada diri siswa yang sulit atau

tidak dapat diukur dengan angka”.12

a. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi sebagai instrument non tes.

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa yang berhubungan dengan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R. peneliti berperan sebagai pelaksana selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam penelitian tindakan kelas.

b. Dokumentasi

Dokumentasi berupa foto proses pembelajaran keterampilan membaca dengan penerapan metode SQ3R. dokumentasi dibuat untuk melengkapi kejadian-kejadian penting yang terjadi di dalam kelas dan sebagai data pendukung penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan berdasarkan lembar observasi terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran, dan hasil tes kemampuan membaca siswa setiap akhir siklus.

12


(1)

Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/……../2013 Jakarta, 20 Juni 2013 Lamp. : Outline/Proposal

Hal : Permohonan Izin Penelitian Kepada Yth:

Kepala MI. Al-Khairiyah Pagi di-

Tempat

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

Nama : ROHAITHOH

NIM : 18090183000038 Jurusan : PGMI Dual Mode Semester : VIII

Judul Skripsi : PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V MI AL-KHAIRIYAH MAMPANG

PRAPATAN JAKARTA SELATAN

Adalah benar mahasiswa/I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan Mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian yang dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

a.n. Dekan

Kasubbag. Akd.&Kemahasiswaan

Imam Thobroni, SE.


(2)

YAYASAN WAQFIYAH PERGURUAN AL-KHAIRIYAH

MI. AL-KHAIRIYAH PAGI

Status Terakreditasi “B”

Alamat: Jl. Mampang Prapatan IV No.71 Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790 Telp.021-7996110

SURAT KETERANGAN

Nomor : 84.101/MI-AK/A/VII/2013

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan menerangkan bahwa:

Nama : Rohaithoh

NIM : 18090183000038

Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/PGMI Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

Bahwa nama tersebut di atas telah diterima untuk melaksanakan Penelitian/riset di MI Al-Khairiyah Pagi. Sehubungan dengan penyelesaian Skripsi dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.”

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 20 Juli 2013 Kepala Madrasah,

Ma’mun Syarbani, S. Pd. I.


(3)

YAYASAN WAQFIYAH PERGURUAN AL-KHAIRIYAH

MI. AL-KHAIRIYAH PAGI

Status Terakreditasi “B”

Alamat: Jl. Mampang Prapatan IV No.71 Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790 Telp.021-7996110

SURAT KETERANGAN

Nomor : 85.107/MI-AK/A/I/2014

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan menerangkan bahwa:

Nama : Rohaithoh

NIM : 18090183000038

Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/PGMI Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI

Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.

Bahwa nama tersebut di atas telah selesai melaksanakan Penelitian/riset di MI Al-Khairiyah Pagi dengan hasil Baik.

Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 20 Januari 2014 Kepala Madrasah,

Ma’mun Syarbani, S. Pd. I.


(4)

DOKUMENTASI KEGIATAN

Persiapan proses pembelajaran dengan memberikan pengarahan mengenai metode SQ3R


(5)

Guru memberikan penjelasan bagi siswa yang belum mengerti tentang metode SQ3R


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ROHAITHOH, lahir di Jakarta pada tanggal 15 Februari 1961 Putri dari pasangan H. Tamudji dengan Ibu Hj. Ruqoyah. Bertempat tingal di jalan Rasamala VII Kelurahan Menteng Dalam Kecamatan Tebet Kota Madya Jakarta Selatan. Menikah dengan Hasanuddin, M. Mn. Pada tahun 1983 dan telah dikaruniai 2 orang putri bernama Rifka Jamalia dan Rizki Amelia, dan 1 orang putra bernama Koko Baiquni.

Riwayat Pendidikan:

Lulus MI. RPI pada tahun 1975 lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Al Khairiyah dan lulus pada tahun 1978 selanjutnya melanjutkan ke Madrasah Aliyah Al Khairiyah dan lulus pada tahun 1981 selanjutnya melanjutkan pendidikan D3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus pada tahun 2001, selanjutnya melanjutkan S-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Bekerja:

Sebagai guru di MI Al Awwabin dari tahun 1980 sampai 1981. Sebagai guru di MI Al Khairiyah sejak tahun 1994 sampai sekarang.


Dokumen yang terkait

Korelasi minat belajar al-Qur'an Hadis dengan prestasi belajar siswa MTS al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan

0 3 108

Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sd Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014

1 6 140

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MELALUI Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Melalui Metode Sosiodrama Di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3 Purwantoro Ke

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE INISIASI DEBAT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 BOLON TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 21

Peningkatan keterampilan membaca teks percakapan mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Modeling The Way siswa kelas V A MI Badrussalam Surabaya.

0 3 87

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS V MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO.

0 0 116

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE DEBAT PADA SISWA KELAS V MI TARBIYATUL AKHLAQ GRESIK.

0 0 128

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MEMERANKAN DRAMA PADA SISWA KELAS V A MI AL-ITTIHAD JOMBANG.

13 62 106

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DI MI. RIYADUL ULUM BICORONG PAKONG PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015.

0 0 58