EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE ENAM TAHAPAN BERPIKIR (SIX THINGKING HATS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BIOGRAFI :Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….i

KATA PENGANTAR……….ii

UCAPAN TERIMA KASIH………..iii

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR TABEL………x

DAFTAR LAMPIRAN………...xi

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….1

1.2Identifikasi Masalah……….5

1.3Batasan Masalah………..6

1.4Rumusan Masalah………6

1.5Tujuan Penelitian……….6

1.5.1 Tujuan Umum………...7

1.5.2 Tujuan Khusus………..7

1.6Manfaat Penelitian………..7

1.6.1 Manfaat Teoretis………...8

1.6.2 Manfaat Praktis……….8

1.7Anggapan Dasar Penelitian……….9

1.8Hipotesis Penelitian……….9


(2)

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

2.1 Metode Enam Tahapan Berpikir………..11

2.1.1Pengertian Metode Enam Tahapan Berpikir………11

2.1.2 Langkah-Langkah Menggunakan Metode Enam Tahapan Berpikir.…….13

2.1.3 Aplikasi Metode Enam Tahapan Berpikir dalam Kegiatan Menulis……..13

2.2 Ihwal Menulis………15

2.2.1 Pengertian Menulis……….15

2.2.2 Fungsi dan Tujuan Menulis……….16

2.2.3 Manfaat Menulis………..18

2.2.4 Teknik Mengembangkan Kalimat Topik……….20

2.2.5 Pengertian Karangan Narasi………21

2.2.6 Bentuk-Bentuk Khusus Narasi………22

2.2.7 Langkah-Langkah Menyusun Karangan Narasi………..25

2.2.8 Biografi………26

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………..29

3.2 Sumber Data………..31

3.2.1 Populasi………...31

3.2.2 Sampel……….32

3.3 Teknik Penelitian………...32


(3)

3.3.2 Teknik Pengolahan Data……….33

3.3.2.1 Pengolahan Data Kuantitatif………..33

3.4 Instrumen Penelitian……….37

3.4.1 Instrumen Pembelajaran……….38

3.4.2 Instrumen Evaluasi……….55

3.5 Prosedur Penelitian………...59

3.5.1 Persiapan Penelitian………59

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian………60

3.5.2.1 Pelaksanaan Pretes………..60

3.5.2.2 Penyajian Bahan Pembelajaran………...60

3.5.2.3 Pelaksanaan Postes…..………62

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian……….63

4.1.1 Analisis Data Kelas Kontrol………63

4.1.2 Analisis Data Kelas Eksperimen……….74

4.2 Analisis Nilai Pretes dan Postes Menulis Biografi………85

4.2.1 Uji Reliabilitas Antar Penimbang Kelas Kontrol………85

4.2.2 Uji Reliabilitas Antar Penimbang Kelas Eksperimen……….92

4.2.3 Uji Normalitas Kelas Kontrol………..99

4.2.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen……….105


(4)

4.2.6 Uji Hipotesis………..113

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian………...116

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan………..118

5.2 Rekomendasi………119

DAFTAR PUSTAKA………...120

RIWAYAT PENELITI………...122 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Desain Penelitian………30 Tabel 3.2 Format Penilaian Hasil Karangan………56 Tabel 4.1 Nilai Uji Realibilitas Antarpenimbang Hasil Pretes Kelas Kontrol………85 Tabel 4.2 ANAVA Pretes kelas Kontrol……….88 Tabel 4.3 Nilai Uji Realibilitas Antarpenimbang Hasil Postes Kelas Kontrol………89 Tabel 4.4 ANAVA Postes kelas Kontrol……….91 Tabel 4.5 Nilai Uji Realibilitas Antarpenimbang Hasil Pretes Kelas Eksperimen….92 Tabel 4.6 ANAVA Pretes Kelas Eksperimen……….95 Tabel 4.7 Nilai Uji Realibilitas Antarpenimbang Hasil Postes Kelas Eksperimen…96

Tabel 4.8 ANAVA Postes Kelas Eksperimen……….98

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes………..100 Tabel 4.10 Tabel Distribusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pretes …………..101 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Hasil Postes………103 Tabel 4.12 Tabel Distribusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Postes………104 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes………106 Tabel 4. 14 Tabel Distribusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Pretes…………...107 Tabel 4. 15 Distribusi Frekuensi Hasil Postes………...109 Tabel 4.16 Tabel Distribusi Frekuensi Normalitas Chi Kuadrat Postes………110 Tabel 4.17 Perbedaan Data Pretes – Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol..113


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keputusan Judul Penelitian Surat Izin Penelitian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Format Penilaian Karangan Biografi

Hasil Pretes Siswa Hasil Postes Siswa


(7)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Menulis dipergunakan untuk melaporkan/ memberitahukan, dan memengaruhi. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat. Menurut Morsey dalam Tarigan (2008 : 4).

Begitulah yang diungkap penulis Morsey yang menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar. Sebab dengan menulis seseorang dilatih untuk berpikir kemudian menuangkannya dalam sebuah tulisan.

Selain sebagai suatu keterampilan berbahasa menulis juga digunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Berdasarkan lamanya proses penguasaan keterampilan menulis selalu ditempatkan terakhir setelah menyimak, berbicara dan membaca. Namun hal ini tidak menjadikan menulis sebagai sebuah keterampilan yang tidak penting. Sebab keterampilan menulis dapat dilakukan setelah seseorang mampu atau menguasai tiga keterampilan bahasa yang lain.

Seorang penulis selain harus memahami prinsip-prinsip menulis, berwawasan, menguasai kaidah bahasa, terampil menyusun kalimat dan paragraf ia juga harus


(8)

memahami prinsip dalam berpikir. Pemahaman dalam prinsip berpikir akan membantu penulis untuk dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang informatif. Segala bentuk informasi yang dapat menunjang prinsip berpikir menulis, bisa didapatkan dari hasil membaca atau mendengar dari berbagai sumber dan media.

Dalam dunia pendidikan, menulis menjadi salah satu kegiatan yang penting. Sebab dengan menulis, siswa dilatih untuk berpikir dan menuangkan hasil pikirannya kedalam sebuah tulisan. Selain itu kemajuan suatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Maju atau tidaknya komunikasi tulis dapat dilihat dan diukur dari kualitas dan kuantitas hasil percetakannya. (Tarigan, 2008: 20)

Mengutip pernyataan Dawwon dalam Tarigan (2008 : 1) perlu diingat pengetahuan mengenai teori-teori menulis tidak menjamin seseorang untuk terampil dalam menulis. Sebab keterampilan ini tidak datang secara otomatis, tetapi melalui latihan dan praktik. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

Sayangnya keterampilan menulis masih dianggap rendah oleh sebagian kalangan. Salah satu penelitian konkret dari rendahnya kemampuan menulis, terutama di Indonesia diungkap pula oleh Alwasilah (2000)

Daya saing bangsa kita berada pada posisi ke-46 (2000), jauh di bawah negara-negara Asia lainnya. Sejumlah 84% (168 juta dari 200 juta) penduduk


(9)

Indonesia termasuk melek huruf, namun di Indonesia hanya terbit 12 buku untuk satu juta penduduk pertahun. Ini di bawah rata-rata negara berkembang lainnya yang mampu menerbitkan 55 buku untuk satu juta penduduknya pertahun atau di negara maju yang mencapai 513 buku untuk setiap satu juta penduduknya pertahun (Alwasilah, 2000).

Menghadapi kesulitan dalam menulis memang wajar. Sebab dalam menguasai kemampuan menulis diperlukan latihan yang baik. Selain itu menulis pun memerlukan sebuah keterampilan dalam mengorganisasikan pikiran dengan baik untuk kemudian mengutarakannya secara jelas dalam wujud penggunaan kata-kata dan struktur kalimat. Namun musuh besar dalam berpikir baik adalah kebingungan. Makin aktif suatu pikiran, resikonya semakin besar pula kebingungan yang dihadapi. Sebab utama kebingungan adalah berusaha melakukan segalanya sekaligus. Ketika pikiran berusaha melakukan segalanya sekaligus, yang terjadi justru pikiran melakukan satu hal secara menyeluruh dan nyaris melalaikan hal yang lainnya. (De Bono, 2009)

Itulah mengapa digunakan metode six thingking hats karya Edward de Bono sebagai alternatif berlatih berpikir agar dapat menulis dengan baik. Sebab metode ini mengajari cara berpikir secara pararel (sejajar). Dengan menerapkan enam tahapan berpikir, metode ini akan membantu seseorang untuk memetakan pikiran sehingga meminimalisasi kebingungan dalam berpikir.


(10)

Penelitian dengan menggunakan metode six thingking hats sebelumnya pernah dilaksanakan oleh Kholifah (2009). Hasil penelitiannya dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) mengalamai peningkatan dalam setiap siklusnya. Kategori sangat baik (SB) tidak terdapat pada siklus pertama, tetapi pada siklus kedua terdapat presentase sebesar 72,22%. Untuk kategori baik (B) terjadi kenaikan sebesar 25%. Adapun mengenai kategori sedang (S) terjadi kenaikan sebesar 13,88%. Sementara untuk kategori kurang (K) tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori ini.

Lain halnya dengan penelitian Wulandari (2010) yang menggunakan penelitian kuasi eksperimen. Hasil penelitiannya dalam pembelajaran berdiskusi menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang diberi metode enam topi berpikir dengan kelas yang diberi metode diskusi kelompok. Pada uji statistik (uji t) diperoleh nilai signifikasi (2-tailed) sebesar 0,000, disebabkan 0,000  0,05 maka H0 ditolak. Hasil dari kedua penelitian tersebut menunjukan bahwa metode enam langkah berpikir mampu meningkatkan keterampilan berdiskusi dan menulis karangan argumentasi.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggunakan metode enam tahapan berpikir dalam melatih keterampilan menulis. Keterampilan menulis yang akan menjadi fokus pembelajaran yaitu menulis biografi. Biografi memiliki beberapa manfaat yang akan berguna bagi para siswa. Sebagaimana dikemukakan Subandy (2007:41) bahwa fungsi yang diperankan oleh biografi yaitu:


(11)

1) Sumber sejarah 2) Sumber informasi 3) Sumber inspirasi

4) Sumber kontemplasi/ renungan

5) Sebagai kritik sejarah atau protes sosial

Dalam menulis biografi siswa diminta untuk menyampaikan informasi yang menarik mengenai kehidupan dan pengalaman-pengalaman pribadi. Informasi yang akan dituliskan diperoleh melalui berpikir. Agar cara berpikir lebih efektif maka siswa akan dilatih untuk berpikir dengan menggunakan metode enam tahapan berpikir. Dengan latar belakang tersebut maka penulis mengajukan skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Metode Enam Tahapan Berpikir (Six Thingking Hats) Dalam Pembelajaran Menulis Biografi (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Kesulitan utama menulis disebabkan oleh kebingungan pada saat berpikir.

2. Kemampuan menulis memerlukan keterampilan dalam mengorganisasikan pikiran dengan baik untuk kemudian mengutarakannya secara jelas dalam wujud penggunaan kata-kata dan struktur kalimat


(12)

3. Pembelajaran dengan menggunakan enam tahapan berpikir (Six Thingking Hats) belum pernah dilakukan dalam pembelajaran menulis biografi.

1.3Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada keefektifan penerapan metode enam tahapan berpikir (six thingking hats) dalam pembelajaran menulis biografi (eksperimen kuasi terhadap siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung tahun ajaran 2012/2013)

1.4Rumusan Masalah

Untuk memperjelas arah penelitian, penulis perlu merumuskan masalah. Adapun pertanyaan yang akan menjadi perumusan masalah ini adalah sebagai berikut:

1) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes menulis biografi siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dengan menggunakan metode ceramah di kelas kontrol?

2) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes menulis biografi siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dengan menggunakan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen?


(13)

3) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dibagi menjadi dua, yaitua; tujuan umum dan tujuan khusus.

1.5.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran secara jelas mengenai penerapan metode Enam Tahapan Berpikir dalam pembelajaran menulis biografi.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1) Perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes menulis biografi siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dengan menggunakan metode ceramah di kelas kontrol.

2) Perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes menulis biografi siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dengan menggunakan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen


(14)

3) Ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibagi berdasarkan manfaat teoritis dan manfaat praktis. Rincian manfaat penelitian dipaparkan sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan pembelajaran menulis. Khususnya dalam menulis biografi dengan menggunakan metode Enam Tahapan Berpikir.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara khusus penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: 1) Guru

Dengan penelitian ini, diharapkan guru mampu mendapatkan tambahan referensi metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis biografi. Sehingga, kreativitas guru dalam memilih


(15)

serta menggunakan metode pembelajaran pada akhirnya dapat meningkatkan minat, aktivitas, efektivitas, dan hasil pembelajaran menulis yang maksimal. 2) Siswa

Dengan penelitian ini siswa diharapkan mampu mendayagunakan kreativitas berpikir terutama dalam keterampilan menulis biografi.

3) Penulis

Dengan penelitian ini, penulis berharap untuk dapat mengetahui keefektifan penerapan metode Enam Tahapan Berpikir dalam pembelajaran menulis khususnnya menulis biografi.

1.7Anggapan Dasar Penelitian

Anggapan dasar merupakan panduan berpijak bagi penyelesaian masalah yang ditelilti. Dalam penelitian ini, peneliti bertolak dari asumsi sebagai berikut: 1. Menulis merupakan salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam silabus

mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X.

2. Penggunaan metode yang tepat dapat mendukung keberhasilan pembelajaran. 3. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis biografi

adalah metode enam tahapan berpikir.


(16)

Adapun hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H0: jika thitung lebih kecil atau sama dengan () dari harga ttabel maka Ho

diterima. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen

H1: jika thitung lebih besar () dari harga ttabel maka Ho ditolak. dengan

demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen.

1.9Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah tafsir dari pihak pembaca, sekaligus memperjelas pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini. Maka peneliti merumuskan definisi operasional variable-variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Metode six thingking hats merupakan pembelajaran menulis karangan dengan cara mengembangkan gagasan melalui enam tahapan berpikir. Pendidik berupaya untuk mendorong kemampuan peserta didik dalam membuat kerangka karangan dengan menggunakan enam tahapan berpikir. Dalam hal ini setiap tahap dalam berpikir akan membantu siswa dalam menyusun karangan dengan lebih terstuktur.


(17)

2. Menulis biografi adalah suatu proses belajar menuliskan jenis karangan narasi nonfiksi yang berupa riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.


(18)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011 : 2)

Metode penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya berdasarkan timbulnya variabel. Variabel merupakan hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian, dan menunjukan variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. (Arikunto, 2006: 10).

Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah, variabel yang diasumsikan memunculkan variabel yang lain. Sementara veriabel terikat yaitu variabel yang kemunculannya disebabkan oleh variabel lain.

Variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas (X) merupakan metode Enam Tahapan Berpikir dalam pembelajaran menulis biografi.

2. Variabel terikat (Y) merupakan kemampuan siswa dalam menulis biografi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Oleh karena itu


(19)

peneliti sengaja membangkitkan timbulnya kejadian atau keadaan, kemudian diteliti akibatnya. Hubungan sebab akibat yang ditimbulkan dalam penelitian ini adalah metode Enam Tahapan Berpikir sebagai faktor penyebab. Sedangkan kemampuan siswa dalam menulis biografi sebagai faktor akibat.

Berdasarkan desain eksperimen metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Design atau Metode Eksperimen Semu. Metode ini memiliki desain kelompok kontrol, namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Sugiyono (2011:77). Metode eksperimen semu terbagi menjadi dua bentuk desain yaitu, Time-Series Design dan Control Group Design.

Peneliti menggunakan nonquivalent control grop design dalam penelitin ini. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Sugiyono (2011:79).

Desaian penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

O1 X O2


(20)

Keterangan:

O1 : uji awal kelompok eksperimen O3 : uji awal kelompok kontrol

X : Perlakuan pada kelompok eksperimen Y : Perlakuan pada kelompok kontrol O2 : uji akhir kelompok eksperimen O4 : uji akhir kelompok kontrol

Desain penelitian menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan (mendapatkan pembelajaran menulis biografi dengan menggunakan metode enam tahapan berpikir).

Sebaliknya kelompok kontrol adalah kelompok pembanding yang tidak mendapatkan pembelajaran menulis biografi dengan menggunakan metode enam tahapan berpikir.

3.2 Sumber Data 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atasa: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2011:80)


(21)

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung tahun pelajaran 2012/2013.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Sugiyono (2011:81).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini akan menggunakan sampling sederhana. Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak. Karena anggota populasi dianggap homogen. Maka secara random, peneliti memilih dua kelas dari populasi seluruh siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung tahun pelajaran 2012/2013 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.3 Teknik Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang peneliti kumpulkan diperoleh dengan menggunakan teknik tes.Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan objek yang diteliti. Tes yang dilakukan dibagi kedalam dua tahap yaitu pretes dan postes. Dalam penelitian ini pretes dan postes masing-masing diberikan baik terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.


(22)

Pretes yang digunakan peneliti dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis biografi sebelum menggunakan metode enam tahapan berpikir. Sementara postes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menggunakan metode enam tahapan berpikir.

3.3.2 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.3.2.1 Pengolahan Data Kuantitatif

Dalam pengolahan data kuantitatif peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan nilai pretes dan postes dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

b) Melakukan uji realibilitas antar penimbang berdasarkan skor pretes dan postes. Langkah-langkah dalam pengujian realibilitas adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel data hasil uji dari penimbang berdasarkan nilai pretes dan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.


(23)

dan

Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA .

Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus

Setelah itu, nilai tersebut dilihat dalam tabel Guildfort sebagai berikut

< dari 0, 20 = tidak ada korelasi 0,20 – 0,40 = korelasi rendah 0,40 – 0,60 = korelasi sedang 0,60 – 0,80 = korelasi tinggi 0,80 – 0,99 = korelasi tinggi sekali 1, 00 = korelasi sempurna


(24)

3. Untuk menggunakan teknik statistik penulis terlebih dahulu menghitung normalitas dan homogenitas pada pretes dan postes dalam kelompok eksperimen dan kontrol. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus chi-kuadrat.

(Subana dan Sudrajat, 2005: 161) Keterangan :

Oi : Frekuensi pengamatan Ei : Frekuensi ekspektasi

Jika x2 hitung < x2 tabel maka data dinyatakan terdistribusi normal. Untuk itu harga x2 (t hitung) dikonsulatsikan pada tabel chi kuadrat dengan derajat kebebasan sebesar banyaknya kelas interval dibagi tiga (dk = k-3)

Jika diperoleh harga x2 (thitung) > x2 (tabel) maka data dapat dikatakan berdistribusi tidak normal. Jika sampel berdistribusi tidak normal, maka langsung dilanjutkan dengan uji Wicholson untuk uji hipotesis dengan rumus:


(25)

Keterangan: W : nilai Wicholson

n : jumlah rentang terkecil dari rentang positif atau negatif x : rerata selisih gain

4. Melakukan uji homogenitas varian rata-rata pretes dan postes dengan menggunakan rumus:

(Subana dan Sudrajat, 2005: 161)

Keterangan:

F hitung : nilai yang dicari Vb : varians terbesar

Vk : varians terkecil

Data dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel pada derajat kebebasan db = N-1

c) Melakukan uji siginifikasi rata-rata pretes dan postes. Serta uji signifikasi pertambahan rata-rata pretes dan postes. Langkah-langkahnya sebagai berikut


(26)

2. Mencari rata-rata dengan rumus:

3. Mencari simpangan baku dengan rumus:

4. Mencari t hitung dengan rumus:

5. Menentukan taraf signifikasi

Dalam menghitung taraf signifikasi gunakan perhitungan dk = n1 + n2 – 2

Kriteria pengujian dua pihak jika:

- t tabel t hitung + t tabel , maka Ho diterima dan H1

ditolak.


(27)

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diajukan peneliti dalam proses belajar mengajar. RPP yang digunakan untuk kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Semester : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45

A. Standar Kompetensi

Menulis

4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)

B. Kompetensi Dasar

4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif


(28)

C. Materi Pembelajaran

Paragraf naratif:

• Contoh paragraf naratif • Struktur paragraf naratif

• Ciri/ karakteristik paragraf naratif • Kerangka paragraf naratif

D. Indikator 1. Kognitif

a. Produk

 Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif.

 Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa.

 Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.

 Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD.

b. Proses:

 Menentukan topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif.


(29)

 Menentukan kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa.

 Menyusun kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.

 Mengedit paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD.

2. Psikomotor

Mengemukakan gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.

3. Afektif

a. Karekter Kerja keras  Kreatif  Mandiri

b. Keterampilan sosial  Menyumbang ide  Bekerja sama

Menghargai pendapat

E. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif


(30)

 Siswa secara individu dapat mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif dengan mengerjakan LP 1: Produk.

 Siswa secara individu dapat menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa dengan mengerjakan LP 1: Produk.

 Siswa secara individu dapat mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif dengan mengerjakan LP 1: Produk  Siswa secara individu dapat menyunting paragraf naratif yang

ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD dengan mengerjakan LP 1: Produk

b. Proses:

Siswa diberikan latihan membuat karangan naratif yang terdapat dalam LP 2: Proses. Selanjutnya siswa diharapkan dapat menemukan:

 Topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif yang tersedia pada LP2: Proses.

 Menyusun kerangka paragraf naratif yang tersedia pada LP2: Proses.

 Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif yang tersedia pada LP2: Proses.


(31)

 Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD yang tersedia pada LP2: Proses.

2. Psikomotor

Siswa dapat mengemukakan gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif yang terdapat pada LP3: Psikomotor.

3. Afektif a. Karakter

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku seperti kerja keras, kreatif, mandiri.

b. Keterampilan sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam keterampilan menyumbang ide, bekerja sama, dan menghargai pendapat.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Penugasan, Unjuk Kerja Metode pembelajaran: Metode Enam Tahapan Berpikir


(32)

No Kegiatan

Penilaian oleh Pengamat

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal (10)

1. Mengecek kesiapan siswa

2. Melakukan apersepsi tentang contoh dan ciri-ciri paragraf naratif.

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai metode enam tahapan berpikir.

1 2 3 4

B. Kegiatan Inti (70)

Penggalan 1 (pretest)

• Siswa membaca contoh paragraf naratif non fiksi. • Siswa mengidentifikasi struktur paragraf naratif. • Siswa menggunakan metode enam tahapan berpikir

untuk mendaftarkan topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.

• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil penggunaan metode enam tahapan berpikir

• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun oleh teman.


(33)

Penggalan 2 (perlakuan 1)

• Siswa diingatkan kembali mengenai metode enam tahapan berpikir.

• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun kerangka paragraf naratif.

• Siswa menggunakan metode enam tahapan berpikir untuk mendaftarkan topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.

• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil penggunaan metode enam tahapan berpikir.

• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun oleh teman.

Penggalan 3 (perlakuan 2)

• Siswa diingatkan kembali mengenai metode enam tahapan berpikir.

• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun kerangka paragraf naratif.

• Siswa menggunakan metode enam tahapan berpikir untuk mendaftarkan topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.


(34)

• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil penggunaan metode enam tahapan berpikir.

• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun oleh teman.

Penggalan 4 (postest)

• Siswa diingatkan kembali mengenai metode enam tahapan berpikir.

• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun kerangka paragraf naratif.

• Siswa menggunakan metode enam tahapan berpikir untuk mendaftarkan topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.

• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil penggunaan metode enam tahapan berpikir.

• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun oleh teman.

1 2 3 4

C. Kegiatan Akhir (20)

1. Siswa membuat simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang telah mereka ikuti.


(35)

2. Guru memberikan penguatan simpulan dan refleksi.

H. Bahan

Lembar kerja

I. Sumber Pembelajaran 1. Lembar Kerja

2. LP 1 = kognitif: produk 3. LP 2 = kognitif: proses 4. LP 3 = psikomotor

5. LP 4 = afektif: perilaku berkarakter 6. LP 5 = afektif: keterampilan sosial 7. Silabus

J. Penilaian Jenis tagihan:

- Tugas individu

Bentuk Instrumen:

- Uraian bebas

Sementara itu RPP yang digunakan untuk kelas kontrol adalah sebagai berikut:


(36)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Semester : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45

A. Standar Kompetensi

Menulis

4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)

B. Kompetensi Dasar

4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif

C. Materi Pembelajaran

Paragraf naratif:

• Contoh paragraf naratif • Struktur paragraf naratif

• Ciri/ karakteristik paragraf naratif • Kerangka paragraf naratif


(37)

1. Kognitif

a. Produk

 Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif.

 Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa.

 Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.  Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan

kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD. b. Proses:

 Menentukan topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif.

 Menentukan kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa.

 Menyusun kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.

 Mengedit paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD.

2. Psikomotor

Mengemukakan gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.


(38)

a. Karekter  Kerja keras  Kreatif Mandiri

b. Keterampilan sosial Menyumbang ide Bekerja sama

 Menghargai pendapat

E. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif

a. Produk

 Siswa secara individu dapat mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif dengan mengerjakan LP 1: Produk.

 Siswa secara individu dapat menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa dengan mengerjakan LP 1: Produk.

 Siswa secara individu dapat mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif dengan mengerjakan LP 1: Produk


(39)

 Siswa secara individu dapat menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD dengan mengerjakan LP 1: Produk

b. Proses:

Siswa diberikan latihan membuat karangan naratif yang terdapat dalam LP 2: Proses. Selanjutnya siswa diharapkan dapat menemukan:

 Topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif yang tersedia pada LP2: Proses.

 Menyusun kerangka paragraf naratif yang tersedia pada LP2: Proses.

 Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif yang tersedia pada LP2: Proses.

 Menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD yang tersedia pada LP2: Proses.

2. Psikomotor

Siswa dapat mengemukakan gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif yang terdapat pada LP3: Psikomotor.

3. Afektif a. Karakter


(40)

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku seperti kerja keras, kreatif, mandiri.

b. Keterampilan sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam keterampilan menyumbang ide, bekerja sama, dan menghargai pendapat.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Penugasan, Unjuk Kerja Metode pembelajaran: Ceramah

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan

Penilaian oleh Pengamat

1 2 3 4

A. Kegiatan Awal (10)

1. Mengecek kesiapan siswa

2. Melakukan apersepsi tentang contoh dan ciri-ciri paragraf naratif.

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai metode mengembangkan kalimat topik.


(41)

B. Kegiatan Inti (70)

Penggalan 1 (pretest)

• Siswa membaca contoh paragraf naratif non fiksi. • Siswa mengidentifikasi struktur paragraf naratif. • Siswa menggunakan metode mengembangkan kalimat

topik untuk mendaftarkan topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.

• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil penggunaan metode mengembangkan kalimat topik Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun oleh teman.

Penggalan 2 (perlakuan 1)

• Siswa diingatkan kembali mengenai metode mengembangkan kalimat topik

• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun kerangka paragraf naratif.

• Siswa menggunakan metode mengembangkan kalimat topik untuk mendaftarkan topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.

• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil penggunaan metode mengembangkan kalimat topik.


(42)

• Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun oleh teman.

Penggalan 3 (perlakuan 2)

• Siswa diingatkan kembali mengenai metode mengembangkan kalimat topik

• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun kerangka paragraf naratif.

• Siswa menggunakan metode mengembangkan kalimat topik untuk mendaftarkan topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.

• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil penggunaan metode mengembangkan kalimat topik. • Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun

oleh teman. Penggalan 4 (postest)

• Siswa diingatkan kembali mengenai metode mengembangkan kalimat topik

• Siswa menentukan topik baru untuk menyusun kerangka paragraf naratif.


(43)

topik untuk mendaftarkan topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.

• Siswa mengembangkan kerangka karangan dari hasil penggunaan metode mengembangkan kalimat topik. • Siswa menyunting paragraf naratif yang telah disusun

oleh teman.

1 2 3 4

C. Kegiatan Akhir (20)

1. Siswa membuat simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang telah mereka ikuti.

2. Guru memberikan penguatan simpulan dan refleksi.

H. Bahan

Lembar kerja

I. Sumber Pembelajaran 1. Lembar Kerja

2. LP 1 = kognitif: produk 3. LP 2 = kognitif: proses 4. LP 3 = psikomotor

5. LP 4 = afektif: perilaku berkarakter 6. LP 5 = afektif: keterampilan sosial


(44)

7. Silabus J. Penilaian

Jenis tagihan:

- Tugas individu

Bentuk Instrumen:

- Uraian bebas

3.4.2 Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar Tes

Intrumen penelitian berupa tes menulis biografi. Tes dilakukan sebanyak dua kali pada awal pertemuan dan akhir pertemuan. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberi perlakuan. Sementara postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan.

Berikut format tes yang diberikan pada siswa:

Buatlah sebuah karangan biografi sederhana dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Tentukanlah sebuah tema untuk menuliskan karangan biografi!

2. Daftarkan topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi karangan naratif.


(45)

3. Susunlah kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologis waktu dan peristiwa.

4. Perhatikan diksi dan ejaan serta hubungan setiap paragrafnya!

b. Lembar Penilaian

Lembarpenilaian merupakan format penilaian hasil karangan siswa.

Tabel 3.2

Format Penilaian Hasil Karangan

NO HAL YANG DINILAI

Skor

1 2 3 4 5

01. Penggunaan diksi 02. Penggunaan ejaan

03. Kesesuaian isi dengan tema 04. Pengembangan isi

05. Objektivitas karangan 06. Sikap Kritis dan Seimbang 07. Jujur dan Adil


(46)

JUMLAH NILAI (Maksimal 40)

Arti skala nilai:

1 = Sangat Kurang 4 = Baik

2 = Kurang 5 = Sangat Baik 3 = Cukup

Deskripsi skala penilaian karangan biografi adalah sebagai berikut: a. Penggunaan diksi

5 = penggunaan kata sesuai dengan konteks dan bervariasi

4 = penggunaan kata sesuai dengan konteks namun tidak bervariasi 3= penggunaan kata kurang tepat tetapi tidak mengganggu pemahaman 2 = penggunaan kata tidak tepat dan mengganggu pemahaman

1 = banyak penggunaan kata yang tidak sesuai dengan konteks b. Penggunaan ejaan

5 = tidak terdapat kesalahan ejaan (sempurna) 4 = terdapat sedikit kesalahan ejaan

3 = terdapata kesalahan ejaan yang tidak bersifat konstan 2 = banyak terdapat kesalahan ejaan dan bersifat konstan 1 = terdapat banyak sekali kesalahan ejaan

c. Kesesuaian isi dengan tema


(47)

4 = isi karangan sesuai dengan tema walapun terdapat hal-hal yang tidak perlu ditambahkan dalam karangan

3 = sebagian karangan tidak berhubungan dengan tema 2 = banyak karangan yang tidak berhubungan dengan tema 1 = hampir semua isi karangan menyimpang dari tema

d. Pengembangan isi

5 = isi karangan lengkap dan dikembangkan secara maksimal 4 = pengembangan karangan kurang maksimal

3 = isi karangan kurang namun masih dapat diterima 2 = banyak hal yang perlu ditambahkan dalam karangan 1 = tidak terdapat pengembangan isi

e. Objektivitas Karangan

5 = karangan sesuai dengan keadaan sebenarnya

4 = terdapat beberapa hal yang kurang masuk akal namun masih dapat diterima

3 = banyak terdapat hal-hal fiktif dalam karangan 2 = karangan tidak objektif

1 = karangan fiktif dan tidak termasuk karangan biografi f. Sikap Kritis dan Seimbang


(48)

4 = isi karangan kurang kritis namun masih bisa diterima

3 = isi karangan cukup bagus meskipun tidak terdapat pandangan yang kritis

2 = isi karangan dangkal dan tidak berbobot 1 = isi karangan sangat dangkal

g. Jujur dan Adil

5 = isi karangaan jujur dan sesuai dengan keadaan sebenarnya 4 = isi karangan sendikit mengada-ada namun masih bisa diterima 3 = isi karangan bersikap menghakimi

2 = isi karanganan terlalu melebih-lebihkan keadaan 1 = isi karangan tidak sesuai dengan kenyataan h. Pengembangan paragraf

5 = semua paragraf memenuhi kriteria dan lengkap 4 = terdapat paragraf yang kurang dikembangkan

3 = jumlah paragraf yang dikembangkan sama dengan jumlah paragraf yang tidak dikembangkan

2 = hampir seluruh paragraf tidak dikembangkan 1 = seluruh paragraf tidak dikembangkan

3.5 Prosedur Penelitian


(49)

Kegiatan yang dilalui pada tahap persiapan diantaranya melakukan studi pendahuluan untuk teori menulis biografi dan metode enam tahapan berpikir. Setelah itu peneliti mengumpulkan instrumen atau alat pengukur penelitian untuk variabel kemampuan menulis biografi oleh siswa, dan instrumen untuk mengetahui kualitas metode enam tahapan berpikir dalam keterampilan menulis biografi. Terakhir peneliti mengajukan permohonan izin melakukan penelitian untuk mengumpulkan data. Penelitian dilaksanakan di SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan kedalam beberapa tahap sebagai berikut.

4.5.2.1Pelaksanaan Pretes

Pelaksanaan pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan treatment. Tes dilaksanakan dikelas eksperimen dengan menggunakan metode enam tahapan berpikir. Dan di kelas kontrol tanpa menggunakan metode enam tahapan berpikir namun menggunakan metode ceramah.

Sebelum memulai tes peneliti terlebih dahulu menerangkan jenis karangan biografi. Selanjutnya siswa dikelas kontrol dan dikelas eksperimen diminta membuat karangan biografi sederhana dengan tema bebas.


(50)

4.5.2.2Penyajian Bahan Pembelajaran

Pada pelaksanaannya pembelajaran setelah tes dilakukan dua kali dengan rincian sebagai berikut:

Kelas Eksperimen:

1. Pertemuan pertama siswa diberikan contoh karangan non fiksi yang berupa biografi.

2. Siswa mengidentifikasi struktur paragraf yang terdapat dalam karangan non fiksi yang berupa biografi.

3. Siswa medengarkan penjelasan tentang metode enam tahapan berpikir.

4. Setelah memahami metode enam tahapan berpikir setiap siswa membuat karangan biografi sederhana dengan tema “Temanku”.

5. Pada pertemuan yang kedua peneliti menjelaskan kembali metode enam tahapan berpikir sebagai penguatan pemahaman siswa.

6. Setelah mendengarkan materi siswa kembali diberi tugas untuk menuliskan biografi dengan tema bebas.

Kelas kontrol:

1. Pertemuan pertama siswa diberikan contoh karangan non fiksi yang berupa biografi.


(51)

2. Siswa mengidentifikasi struktur paragraf yang terdapat dalam karangan non fiksi yang berupa biografi.

3. Siswa diberi penjelasan mengenai menulis dengan cara mengembangkan kalimat topik.

4. Siswa membuat karangan biografi dengan tema “temanku”. 5. Dalam pertemuan kedua siswa membuat kembali karangan

biografi dengan tema bebas.

4.5.2.3Pelaksanaan Postes

Pelaksanaan postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan atau treatment baik dikelas eksperimen maupun dikelas kontrol. Pada tahapan postes ini siswa diminta kembali membuat karangan biografi dengan tema “Temanku”.


(52)

BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan yang peneliti kemukakan pada bab ini berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4. Begitu pun rekomendasi yang disampaikan berdasarkan pada pengalaman selama melaksanakan penelitian.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian peneliti merumuskan kesimpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dalam menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 55,75 dan 55,75

2. Kemampuan siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dalam menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 58,7 dan 72,65

3. Signifikansi kemampuan menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen diperoleh data thitung sebesar (5,23) dan ttabel

sebesar (1,671) dengan db = 38 dan taraf kepercayaan 95%. Hal tersebut berarti (5,23)  t(0,05) (1,38) (1,671) dengan demikian H1 diterima dan terbukti


(53)

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran menulis biografi dengan menggunakan metode enam tahapan berpikir terbukti efektif digunakan daripada pembelajaran yang menggunakan metode atau teknik konvensional. Dengan demikian metode enam tahapan berpikir dapat menjadi alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis biografi di sekolah.

2. Guru hendaknya menerapkan metode enam tahapan berpikir dalam pembelajaran menulis biografi atau pun juga pada pembelajaran keterampilan menulis lainnya. Karena metode enam tahapan berpikir ini mampu memudahkan kesulitan siswa dalam berpikir yang sering kali menghambat proses menulis.

3. Bagi penelitian selanjutnya, peneliti berharap peneliti lain yang ingin menggunakan metode enam tahapan berpikir mampu mengaplikasikan metode ini dengan lebih kreatif, sederhana, dan dapat diterapkan dalam pembelajaran lain terutama dalam pembelajaran keterampilan berbahasa.


(54)

Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama. Anshori. Dadang. S. (2011). Mahasiswa sebagaimana dosennya: tidak suka menulis.

[Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_IN DONESIA/197204031999031-DADANG/maka_menulis.pdf. [18 November 2011]

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

Chrysant. 2010. Six Thinking Hats: Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah. [Online]. Tersedia: http://dedehsh.wordpress.com/2010/03/08/six-thinking-hats-menyelesaikan-masalah-tanpa-masalah/ [15 November 2011S]

De Bono, Edward. 2009. Pintar Memilah Informasi (6 Cara Berpikir Praktis). Tangerang: Literati

Ibrahim, Idi Subandy. 2007. Kecerdasan Komunikasi (Seni Berkomunikasi Kepada Publik). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Media Pustaka Utama. Kholifah. 2009. Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Dengan

Metode Topi Pemikiran (Six Thingking Hats) De Bono. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kurniawan, Khaerudin. (2011). Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut. 1-9.

Subana, H. M. Sudrajat. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Media.


(55)

Sugiyono. 2011. Metote Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wulandari. 2010. Penerapan Metode Six Thingking Hats Edward De Bono Dalam Pembelajaran Berdiskusi. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(1)

4.5.2.2Penyajian Bahan Pembelajaran

Pada pelaksanaannya pembelajaran setelah tes dilakukan dua kali dengan rincian sebagai berikut:

Kelas Eksperimen:

1. Pertemuan pertama siswa diberikan contoh karangan non fiksi

yang berupa biografi.

2. Siswa mengidentifikasi struktur paragraf yang terdapat dalam karangan non fiksi yang berupa biografi.

3. Siswa medengarkan penjelasan tentang metode enam tahapan

berpikir.

4. Setelah memahami metode enam tahapan berpikir setiap siswa

membuat karangan biografi sederhana dengan tema

“Temanku”.

5. Pada pertemuan yang kedua peneliti menjelaskan kembali

metode enam tahapan berpikir sebagai penguatan pemahaman siswa.

6. Setelah mendengarkan materi siswa kembali diberi tugas untuk

menuliskan biografi dengan tema bebas. Kelas kontrol:

1. Pertemuan pertama siswa diberikan contoh karangan non fiksi


(2)

2. Siswa mengidentifikasi struktur paragraf yang terdapat dalam karangan non fiksi yang berupa biografi.

3. Siswa diberi penjelasan mengenai menulis dengan cara

mengembangkan kalimat topik.

4. Siswa membuat karangan biografi dengan tema “temanku”.

5. Dalam pertemuan kedua siswa membuat kembali karangan

biografi dengan tema bebas.

4.5.2.3Pelaksanaan Postes

Pelaksanaan postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan atau treatment baik dikelas eksperimen maupun dikelas kontrol. Pada tahapan postes ini siswa diminta kembali


(3)

BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan yang peneliti kemukakan pada bab ini berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4. Begitu pun rekomendasi yang disampaikan berdasarkan pada pengalaman selama melaksanakan penelitian.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian peneliti merumuskan kesimpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dalam

menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah di kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 55,75 dan 55,75

2. Kemampuan siswa kelas X SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung dalam

menulis biografi sebelum dan sesudah menggunakan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 58,7 dan 72,65

3. Signifikansi kemampuan menulis biografi sebelum dan sesudah

menggunakan metode ceramah di kelas kontrol dan metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen diperoleh data thitung sebesar (5,23) dan ttabel

sebesar (1,671) dengan db = 38 dan taraf kepercayaan 95%. Hal tersebut berarti (5,23)  t(0,05) (1,38) (1,671) dengan demikian H1 diterima dan terbukti


(4)

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran menulis biografi dengan menggunakan metode enam tahapan

berpikir terbukti efektif digunakan daripada pembelajaran yang menggunakan metode atau teknik konvensional. Dengan demikian metode enam tahapan berpikir dapat menjadi alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis biografi di sekolah.

2. Guru hendaknya menerapkan metode enam tahapan berpikir dalam

pembelajaran menulis biografi atau pun juga pada pembelajaran keterampilan menulis lainnya. Karena metode enam tahapan berpikir ini mampu memudahkan kesulitan siswa dalam berpikir yang sering kali menghambat proses menulis.

3. Bagi penelitian selanjutnya, peneliti berharap peneliti lain yang ingin menggunakan metode enam tahapan berpikir mampu mengaplikasikan metode ini dengan lebih kreatif, sederhana, dan dapat diterapkan dalam pembelajaran lain terutama dalam pembelajaran keterampilan berbahasa.


(5)

Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama. Anshori. Dadang. S. (2011). Mahasiswa sebagaimana dosennya: tidak suka menulis.

[Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_IN DONESIA/197204031999031-DADANG/maka_menulis.pdf. [18 November 2011]

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

Chrysant. 2010. Six Thinking Hats: Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah. [Online]. Tersedia: http://dedehsh.wordpress.com/2010/03/08/six-thinking-hats-menyelesaikan-masalah-tanpa-masalah/ [15 November 2011S]

De Bono, Edward. 2009. Pintar Memilah Informasi (6 Cara Berpikir Praktis). Tangerang: Literati

Ibrahim, Idi Subandy. 2007. Kecerdasan Komunikasi (Seni Berkomunikasi Kepada

Publik). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Media Pustaka Utama. Kholifah. 2009. Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Dengan

Metode Topi Pemikiran (Six Thingking Hats) De Bono. Skripsi Sarjana pada

FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kurniawan, Khaerudin. (2011). Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing Tingkat Lanjut. 1-9.

Subana, H. M. Sudrajat. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Media.


(6)

Sugiyono. 2011. Metote Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wulandari. 2010. Penerapan Metode Six Thingking Hats Edward De Bono Dalam

Pembelajaran Berdiskusi. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak


Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Akademik Berbasis Website pada SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung

1 6 25

Aplikasi akademik pada SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung berbasis android

0 13 107

Perancangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Di SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung

0 4 30

Pembangunan Aplikasi E-Learning Management System di SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung

0 8 1

Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru SMA Kartika Siliwangi 1

5 79 56

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)

1 15 80

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Seputih Raman Tahun Ajaran 2011/

0 6 70

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA N 12 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013)

1 9 52

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE IMAGE STREAMING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS XI SMA DARUL FALAH CIHAMPELAS

0 1 6