PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERJUANGAN TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI KELAS V SDN KARANGNANGKA I KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI KELAS V SDN KARANGNANGKA I

KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Oleh

DEWI NINGSIH 0811581

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI KELAS V SDN KARANGNANGKA I

KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

DEWI NINGSIH 0811581

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing Pembimbing I,

Drs. H. Dede Tatang S, M.Pd NIP. 195703251985031005

Pembimbing II,

Nurdinah Hanifah, M.Pd NIP. 197403152006042001

Mengetahui,

Ketua Program SI PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M. Si. NIP. 198011252005012002


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Tokoh Pejuang Pada Masa Penjajahan Belanda Di Kelas V SDN Karangnangka I Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan saya ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada yang mengklaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

Dewi Ningsih NIM. 0811581


(4)

(5)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

RENUNGAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah Dan PemecahanMasalah... 6

1. RumusanMasalah ... 6

2. PemecahanMasalah ... 7

C. Tujuan Dan ManfaatPenelitian ... 10

1. TujuanPenelitian ... 10

2. ManfaatPenelitian ... 11

D. BatasanIstilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPS ... 14

1. Pengertian IPS ... 14

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS ... 15

3. Tujuan Pembelajan IPS ... 16

4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS ... 17

5. Hasil Belajar IPS ... 18

B. Model Pembelajaran ... 19

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 19

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif teknik Berpikir- Berpasangan-Berempat ... 20

3. Teori Belajar yang mendukung Pembelajaran Kooperatif ... 22

a. Teori Perkembangan Kognitif Piaget ... 23

b. Teori Belajar Bermakna David Ausabel ... 23

c. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky ... 24

C. Materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda ... 24

D. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29


(6)

C. Metode dan Desain Penelitian... 32

1. Metode penelitian ... 32

2. Desain Penelitian ... 33

D. Prosedur Penelitian ... 35

1. Tahapan Perencanaan Tindakan... 35

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ... 35

3. Tahapan Observasi ... 37

4. Tahapan Analisis dan Repleksi ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 39

1. Teknik Pengolahan Data ... 39

2. Analisis Data ... 41

G. Validasi Data ... 42

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Paparan Data Awal... 44

B. Paparan Data Tindakan ... 46

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 46

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 46

b. Paparan Data Proses Siklus I ... 49

c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 52

d. Analisis dan Repleksi Siklus I ... 58

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 61

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 61

b. Paparan Data Proses Siklus II ... 63

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 66

d. Analisis dan Repleksi Siklus II ... 72

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 75

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III... 75

b. Paparan Data Proses Siklus III ... 77

c. Paparan Data Hasil Siklus III ... 80

d. Analisis dan Repleksi Siklus III ... 85

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru... 88

1. Paparan PendapatGuru ... 88

2. Paparan Pendapat Siswa ... 89

D. Pembahasan ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 104 RIWAYAT HIDUP


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Keadaan guru SDN Karangnangka I ... 30

Tabel 3.2 Keadaan siswa SDN Karangnangka I ... 30

Tabel 3.3 Data siswa kelas V ... 31

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian... 32

Tabel 4.1 Data awal hasil test belajar... 45

Tabel 4.2 Pedoman observasi penilaian kinerja guru siklus I ... 52

Tabel 4.3 Pedoman observasi penilaian aktifitas siswa siklus I... 54

Tabel 4.4 Daftar test hasil belajar siklus I ... 56

Tabel 4.5 Analisis pelaksanaan tindakan siklus I... 58

Tabel 4.6 Pedoman observasi penilaian kinerja guru siklus II... 66

Tabel 4.7 Pedoman observasi penilaian aktifitas siswa siklus II ... 68

Tabel 4.8 Daftar test hasil belajar siklus II ... 70

Tabel 4.9 Analisis pelaksanaan tindakan siklus II ... 72

Tabel 4.10 Pedoman observasi penilaian kinerja guru siklus III ... 80

Tabel 4.11 Pedoman observasi penilaian aktifitas siswa siklus III ... 82

Tabel 4.12 Daftar test hasil belajar siklus III ... 84

Tabel 4.13 Analisis pelaksanaan tindakan siklus III ... 85

Tabel 4.14 Rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus ... 87


(8)

Halaman

Grafik 4.1 Persentase aktifitas siswa pada tindakan siklus I ... 56

Grafik 4.2 Persentase hasil belajar siswa pada tindakan siklus I ... 60

Grafik 4.3 Persentase aktifitas siswa pada tindakan siklus II ... 70

Grafik 4.4 Persentase hasil belajar siswa pada tindakan siklus II ... 74

Grafik 4.5 Persentase aktifitas siswa pada tindakan siklus III ... 83

Grafik 4.6 Persentase hasil belajar siswa pada tindakan siklus III ... 88


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Thomas Matulessy (Pattimura) ... 25

Gambar 2.2 Tuanku Imam Bonjol ... 26

Gambar 2.3 Pangeran Diponegoro ... 27

Gambar 2.4 Pangeran Antasari ... 27

Gambar 2.5 Raja Buleleng ... 28


(10)

Halaman LAMPIRAN A SIKLUS I

Lampiran A.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 105

LampiranA.2Hasil observasi penilaian kinerja guru siklus I ... 115

LampiranA.3Hasil observasi penilaian aktifitas siswa siklus I ... 117

Lampiran A. 4 Daftar test hasil belajar siklus I ... 119

Lampiran A. 5 Lembar Kerja Siswa ... 121

Lampiran A. 6 Catatan Lapangan Siklus I ... 131

Lampiran A. 7 Soal test Hasil Belajar Siklus I ... 133

LAMPIRAN B SIKLUS II LampiranB.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 137

LampiranB. 2 Hasil observasi penilaian kinerja guru siklus II ... 147

LampiranB. 3 Hasil observasi penilaian aktifitas siswa siklus II... 149

Lampiran B. 4 Daftar test hasil belajar siklus II ... 150

Lampiran B. 5 Lembar Kerja Siswa ... 151

Lampiran B. 6 Catatan Lapangan Siklus II ... 161

Lampiran B. 7 Soal test Hasil Belajar Siklus II ... 165

LAMPIRAN C SIKLUS III Lampiran C. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... ... 167Lampir anC. 2 Hasil observasi penilaian kinerja guru siklus III ... 177

LampiranC. 3 Hasil observasi penilaian aktifitas siswa siklus III ... 179

Lampiran C. 4 Daftar test hasil belajar siklus III ... 180

Lampiran C. 5 Lembar Kerja Siswa ... 181

Lampiran C. 6 Catatan Lapangan Siklus III... 191

Lampiran C. 7 Soal test Hasil Belajar Siklus III ... 194

LAMPIRAN D INSTRUMEN PENELITIAN LampiranD. 1 Lembar observasi kinerja guru ... 197

LampiranD. 2 Lembar observasi aktifitas siswa ... 199

Lampiran D. 3 Daftar test hasil belajar ... 201

Lampiran D. 4 Lembar Kerja Siswa ... 203

Lampiran D. 5 Catatan Lapangan ... 213

Lampiran D. 6Lembar test hasil belajar siklus I ... 215

Lampiran D. 7 Lembar test hasil belajar siklus II ... 216

Lampiran D. 8 Lembar test hasil belajar siklus III... 217

LAMPIRAN E DOKUMENTASI PENELITIAN LAMPIRAN E PERLENGKAPAN PENELITIAN Lampiran E. 1 Surat Keputusan Pembimbing ... 206


(11)

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Ahmadi (2003: 2) adalah “ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di Sekolah Dasar dan menengah (elementary and secondary school). Sedangkan menurut Samlawi (1998: 1) ilmu pengetahuan sosial merupakan “mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.”Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.

Pendidikan IPS sebagai salah satu program pendidikan yang dihadapkan kepada berbagai tantangan untuk mempersiapkan manusia Indonesia yang mampu berkiprah dalam kehidupan masyarakat.Tantangan yang dihadapi oleh bangsa kita semakin kuat dan cepatsekali, kita dihadapkan pada permasalahan sosial yang muncul dalam hitungan detik.Permasalahan sosial yang menunggu diselesaikan membuat para pengambil keputusan pembuatan kurikulum memberikan materi pembelajaran tidak sebatas persoalan di sekolah, melainkan persoalan yang mengandung aspek Ipoleksosbudhankam harus bisa diatasi oleh pembelajaran IPS.Disamping itu, perkembangan ilmu dan teknologi dalam era informasi modern yang ditandai dengan banyak terjadinya pergeseran nilai dalam perubahan


(13)

2

sosial budaya, harus dapat terantisipasi secara konstruktif dalam kurikulum yang diajarkan di persekolahan.

Dalam kenyataan dilapangan kadang-kadang pembelajaran IPS sering dianggap materi yang membosankan, tidak ada gairah untuk mempelajarinya karena pelajaran IPS terkesan hanya hapalan saja, padahal IPS merupakan suatu mata pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari karena sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran IPS, guru masih berorientasi pada siswa yang dijadikan objek bukan sebagai subjek dalam pembelajaran, guru mengajarkan materi dengan model ceramah saja, tanpa alat peraga dan terkesan sangat membosankan sehingga siswa tidak bergairah dalam mengikuti pembelajaran.

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan menganalisa peserta didik terhadap keadaan sosial masyarakat Indonesia sekarang.Seperti yang tertuang dalam tujuan mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut(Sapriya, 2008: 161):

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global.

Sedangkan tujuan dari pengetahuan sosial diajarkan untuk siswa SD/MI berdasarkan KTSP (depdiknas, 2006) adalah sebagai berikut:


(14)

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis, dan psikologis.

2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global. Tujuan-tujuan mata pelajaran IPS tersebut akan dapat tercapai apabila dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah di jalankan dengan baik dan benar.

Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran IPS tanggal 18 Juli 2012 di kelas V SDN Karangnangka I dengan kompetensi dasar “Mendeskripsikan perjuanganpara tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang”, penulis menemukan ada beberapa kendala atau masalah pada aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Dalam penyampaian materinya, guru tidak menerapkan media pembelajaran secara optimal, guru menerapkanmodel pembelajaran yang kurang sesuai, guru tidak menyiapkan lembar kerja untuk siswa, guru tidak menerapkan diskusi kelompok dalam kegiatan pembelajarannya, guru tidak melaksanakan evaluasi proses, guru tidak melaksanakan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penyampaikan materinya dilakukan secara verbal atau ceramah saja, dengan contoh-contoh yang disajikan secara abstrak tanpa menerapkan media atau alat peraga yang konkrit.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran pun tidak optimal. Hal ini terlihat dari siswa tidak aktif dan kurang dapat bekerjasama dengan temannya dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang termotivasi untuk mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat baik pada guru maupun pada temannya, dan siswa merasa jenuh karena harus terus mencatat materi pelajaran yang cukup banyak, Hal ini


(15)

4

sangat berdampak pada hasil evaluasi siswa yang sangat tidak memuaskan dan sebagian besar siswa mendapatkan skor di bawah KKM.

Dari gambaran pembelajaran di atas, dapat penulis simpulkan bahwa proses pembelajaran IPS tentang materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I masih kurang berhasil baik dari segi proses maupun hasil pembelajarannya. Berikut data hasil test belajar pembelajaran IPS di kelas V SDN Karangnangka I Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedangyang diperoleh ketika pengambilan data awal.

Maka data awal yang didapat siswa pada pembelajaran IPS dengan materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dapat disimpulkan bahwa dari 20 orang siswa yang tuntas mencapai KKM adalah sebanyak 6 orang (30%), sedangkan 14 orang siswa (70%) masih belum tuntas/belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran IPS pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda masih belum tercapai dengan optimal.Dengan demikian, kemampuan siswa kelas V SDN Karangnangka I dalam pembelajaran IPS pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda masih rendah.

Dari data di atas dapat terlihat jelas bahwa sebagian besar siswa yakni sebanyak 14 siswa (70%) dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran tentang tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.Keempat belas siswa tersebut memperoleh nilai di bawah nilai ketuntasan yang telah ditetapkan pihak sekolah yakni 65.

Maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V tersebut mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPS tentang materi tokoh pejuang


(16)

pada masa penjajahan Belanda. Adapun kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengikuti proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran, penyebabnya guru tidak menggunakan media yang sesuai.

2. Pembelajaran kurang menyenangkan, sehingga siswa terlihat tidak aktif dalam pembelajaran.

Melihat kondisi seperti itu, maka peneliti bermaksud menerapkanmodel pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Peneliti memilih penerapan model pembelajaran kooperatif TeknikBerpikir-Berpasangan-Berempatkarena dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat ini proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, karena model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat ini menurut Trianto (2009: 134) mempunyai keuntungan sebagai berikut:

1. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar

2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran masing-masing.

3. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.

4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.


(17)

6

5. Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

Berdasarkan paparan data di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas pada permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut dengan mengambil judul “penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di Kelas V SDN Karangnangka I Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan data hasil observasi yang penulis lakukan pada pembelajaran IPS tentang Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I, siswa kurang mampu memahami materi pembelajaran yang berdampak pada hasil akhir pembelajaran. Hal ini diduga karena selama proses pembelajaran guru kurang mampu menerapkan strategi pembelajaran dan model pembelajaran, sehingga banyak siswa yang tidak memahami materi pelajaran yang telah dibahas. Dalam proses pembelajarannya guru hanya menerapkan model ceramah dan penugasan saja, sehingga proses pembelajarannya terkesan sangat membosankan bagi siswa. Terlebih apabila kegiatan pembelajaran ini dilakukan pada saat setelah jam istirahat.

Melihat kondisi di atas maka penulis terdorong untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempatpada pembelajaran IPS di kelas V tentang tokoh pejuang pada masa penjajahan


(18)

Belanda. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Karangnangka I tentang materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Karangnangka I tentang materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda?

c. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas V tentang materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat?

2. Pemecahan masalah

Untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN Karangnangka I, perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat menyelesaikan masalah melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Adapun alternatif pembelajarannya yaitu melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat.

Model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat menurut Frank Lyman (Lie, 2005: 57) „teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan oranglain.‟Disamping itu Frank Lyman (Lie, 2005: 57) juga menjelaskan bahwa melalui model ini, „memberi


(19)

8

kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan patisipasi mereka kepada oranglain.‟

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, karena model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat ini menurut Trianto (2009: 134) mempunyai keuntungan sebagai berikut:

a. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar

b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran masing-masing.

c. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.

d. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.

e. Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempatmenurut Frank Lyman (Lie, 2005: 58) adalah:

a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok.

b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan

berdiskusi dengan pasangannya.

d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.

Sementara itu, menurut Trianto (2009: 81) menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1: berpikir (Thinking)

Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit


(20)

untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. b. Langkah 2: berpasangan (pairing)

Pada langkah ini guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interakasi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.

c. Langkah 3: berbagi (sharing)

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka diskusikan.

Dari dua langkah-langkah di atas, langkah-langkah kooperatif teknik berpikir-berpasangan-berempat yang digunakan oleh penulis adalah pendapat dari Frank Lyman, yakni:

a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok dengan membagikan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep dan kartu soal.

b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.

c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya.

d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.

Dari gambaran di atas, diharapkanmodel pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempatini dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I. Oleh karena itu peneliti membuat target sebagai berikut:


(21)

10

a. Target Proses

Dalam pembelajaran IPS tentang Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda diharapkan kinerja guru 100% diantaranya memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok, menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik berpikir-berpasangan-berempat. Sedangkan untuk aktifitas siswa diharapkan80% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa dapat bekerjasama dalam proses pembelajaran.

b. Target hasil

Batas yang digunakan dalam target hasil adalah KKM=65. Setelah pembelajaran IPS tentang materi Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda dengan menerapkanmodel pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempatdiharapkan 80 % siswa dapat mencapai KKM.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan hasil pembelajaran IPS di SD khususnya tentang materi Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Adapun tujuan khususnya yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempatdalam


(22)

meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belandadi kelas V SDN Karangnangka I.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan perencanaan pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempatpada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I.

c. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempatpada materi tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I.

2. Manfaat penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan memberikan banyak manfaat bagi guru, siswa dan sekolah. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Guru

1) Memperoleh wawasan dan pengalaman dalam mengikuti pembelajaran IPS yang berbeda dan lebih efektif.

2) Meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

3) Menghilangkan kejenuhan guru dalam proses pembelajaran. b. Bagi Siswa

1) Meningkatkan minat, antusias dan keaktifan siswa dalam belajar IPS. 2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri dan tidak


(23)

12

3) Meningkatkan hubungan sosial diantara siswa. 4) Meningkatkan kemampuan mengeluarkan gagasan.

5) Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.

6) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar di rumah dalam memahami materi pelajaran secara lebih rinci.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas dan fungsi sekolah dasar sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan.

2) Lebih khususnya lagi meningkatkan mutu SDN Karangnangka I secara keseluruhan karena bisa dijadikan awal dari pelaksanaan penelitian-penelitian selanjutnya.

d. Bagi Peneliti, dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga dalam kegiatan penelitian tindakan kelas serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran.

D. Batasan istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dan salah penafsiran terhadap judul penelitian, maka rumusan batasan istilahnya adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi


(24)

para perancang pembelajaran dan bagi para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Soekamto dkk. Dalam Trianto, 2007: 5)

2. Model pembelajaran koperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yag teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih (Karli dan Sriyuliariatiningsih, 2002: 70) 3. Model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat

menurut Frank Lyman (Lie, 2005: 57), „teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan oranglain.‟Disampaing itu Frank Lyman (Lie, 2005: 57) juga menjelaskan bahwa melalui model ini, „memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan patisipasi mereka kepada oranglain.‟ 4. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti

program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. (Badudu, 2006:17). Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

a. Aspek kognitifnya diperoleh berdasarkan hasil tes tertulis pada akhir pelajaran.

b. Aspek psikomotornya adalah keterampilan siswa dalam memcocokkan kartu konsep dan kartu soal.

c. Aspek afektifnya adalah siswa mampu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan mengajukan pendapatnya serta menghargai pendapat teman-temannya.


(25)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah SD Negeri Karangnangka I, yang beralamat di Babakanjati Desa Karangheuleut Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Alasan pemilihan tempat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melaksanakan tugas mengajar, sehingga akanmempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

b. Di sekolah tersebut ditemui sejumlah permasalahan dalam pelaksanaan program sekolah, khususnya dalam pembelajaran IPS. Hal tersebut menggugah minat peneliti dan praktisi di sekolah untuk mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS. c. Peneliti lebih memahami latar belakang dan karakter siswa sehingga

memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi siswa yang selama ini dianggap mengalami kesulitan, serta memudahkan peneliti untuk memantau, merevisi dan mencari data-data yang diperlukan selama penelitian.

1) Keadaan guru

SDN Karangnangka I mempunyai tenaga pengajar sebanyak 11 orang, yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil 8 orang dan sukwan 3 orang.Selain itu juga


(26)

ada sukwan penjaga sekolah 1 orang.Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah tabel tenaga pendidik dan penjaga SDN Karangnangka I.

Tabel 3. 1

Keadaan Guru SDN Karangnangka I

No. Nama Guru Pendidikan

Terakhir Jabatan Golongan

1. Cece Sukardi D2 Kepala Sekolah IV/a

2. Tuti Hadijah S1 Guru kelas IV/a

3. Mia Resmiati S1 Guru kelas IV/a

4. Iyah Eliyawati D2 Guru PAI IV/a

5. Deni Danisman S1 Penjas Guru PJOK IV/a

6. Otang S1 Guru kelas III/d

7. Asep Kosasih S1 Guru kelas III/c

8. Dewi Ningsih SPG Guru kelas II/b

9. Tita Hidayati S1 Sukwan -

10. Yeni Diryaeni SMEA Sukwan -

11. Puji Istianingsih D2 Sukwan -

12. Endang Sukmana SMP Sukwan Penjaga -

2) Keadaan murid

Jumlah siswa SDN Karangnangka I secara keseluruhan ada 100 orang.Yang terdiri dari 55 orang laki-laki dan 45 orang perempuan, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Keadaan siswa SDN Karangnangka I

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. I 9 10 19

2. II 12 5 17

3. III 9 2 11

4. IV 8 9 17

5. V 9 11 20

6. VI 8 8 16


(27)

31

3) Daftar siswa kelas V

Sementara itu daftar siswa kelas V SDN Karangnangka I Tahun ajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Data siswa kelas V

No Nama Siswa Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Isti Sukmawati √

2 Ahmad Suherlan √

3 Andriansyah √

4 Anisa Solihat √

5 Astri Anjani √

6 Cici Sukmasari √

7 Cucu Sukma R. √

8 Dadan Wira P. √ 9 Dena Supriatna √

10 Desna H. √

11 Irna Nurliana √

12 Isep Somantri √ 13 M. Deni F. R. √

14 M. Hassidiq √

15 Nenden Putri A. √

16 Nuri Susilawati √

17 Nurul Assyifa S. √

18 Sandi K. √

19 Silvi Septiani √

20 Puri Sipatigani √

Jumlah 9 11

2. Waktu Penelitian

Lamanya tindakan dalam penelitian ini diperkirakan selama ± 6 bulan, terhitung mulai bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012.


(28)

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Tahun 2012 (Bulan/Minggu ke-)

Ket Juli Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perijinan ke SD

2 Pengambilan Data Awal 3 Wawancara dan Observasi 4 Pembuatan Proposal 5 Seminar Proposal 6 Revisi dan Perencanaan 7 Pelaksanaan

a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III 8 Pengolahan

9 Penyusunan dan Revisi

10 Sidang Skripsi Bulan Desember 2012

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Karangnangka I tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 orang siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau

Classroom Action Research.Kasbolah (1998: 13) mengemukakan bahwa

“penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas”. Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan langsung yang berhubungan dengan tugas seorang guru dilapangan, dengan tujuan memperbaiki praktik pembelajaran yang telah ada sebelumnya.


(29)

33

2. Desain Penelitian

Adapun alur pelaksanaan tindakan kelas setiap siklus dapat dilihat pada gambar spiral refleksi yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Metode Spiral menurut Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

Dari gambar 3.1 di atas dapat dijelaskan bahwa “penelitian terdiri dari beberapa siklus yang tiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect).” Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan (plan) merupakan bagian awal dari rancangan penelitian tindakan kelas berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah di tetapkan. Arikunto, dkk (2006: 17) mengemukakan, “Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan”. Kemudian dalam tahap ini, peneliti menentukan titik atau focus


(30)

peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati dan membuat instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama pengamatan berlangsung.

b. Tahap pelaksanaan tindakan (act) adalah pelaksanaan yang merupakan penetapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan dikelas (Arikunto, dkk 2006: 18).

Sedangkan Sumarno (dalam Kasbolah, 1998) menyatakan bahwa dalam tahap ini peneliti terutama guru melakukan tindakan-tindakan yaitu sebagai aktifitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan perbaikan dalam proses pembelajaran dan praktik pendidikan dalam kondisi kelas tertentu.

c. Tahap observasi (observe) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kasbolah (1998: 91) mengemukakan bahwa, “observasi adalah semua kegiatan yang ditunjukkan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indicator dari proses dan hasil yang dicapai”. Dalam pelaksanaan observasi, yang dicari adalah data tentang pelaksanaan dari rancangan tindakan.Hasil observasi kemudian dijadikan bahan kajian untuk mengukur keberhasilan tindakan.

d. Tahap refleksi (reflect) pada dasarnya merupakan kegiatan analisis, sintesis, interprestasi, dan ekplansi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi.

Data yang telah terkumpul harus secepatnya dianalisis dan diinterprestasi (diberi makna) sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Interprestai (pemaknaan) hasil observasi menjadi dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan (Kasbolah, 1998)


(31)

35

Selama melakukan perputaran tersebut, yaitu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi artinya telah melakukan satu siklus.Selanjutnya jika dari hasil analisis dan refleksi belum sesuai dengan yang diharapkan, maka mengadakan perencanaan kembali untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya sampai mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah diterapkan.

Dengan demikian, tahapan atau banyaknya siklus akan ditentukan oleh tercapainya tujuan penelitian. Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali pertemuan yang terdiri dari 2 jam pelajaran. Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yaitu peningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Karangnangka I Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang dalam pembelajaran IPSmateri tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Permohonan ijin kepada kepala sekolah dan kesediaan guru kelas yang kelasnya akan diteliti,

b. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data,

c. Memperkenalkan model pembelajaran yang dianggap lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran,

d. Menyusun persiapan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat,

e. Mengumpulkan instrument pengumpul data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan.


(32)

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahapan yang akan dilaksanakan dalam tindakan penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

1) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif 2) Mengajak siswa untuk berdoa sebelum belajar.

3) Melakukan apersepsi dengan melakukan Tanya jawab mengenai perjuanagn para tokoh pejuang.

4) Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan inti

1) Menjelaskan materi mengenai perjuangan para tokoh pada masa penjajahan Belanda.

2) Melibatkan siswa dalam setiap kegiatan melalui Tanya jawab. Elaborasi

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep, satu bagian kartu soal.

2) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok.

3) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. 4) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan

berdiskusi dengan pasangannya.

5) Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.


(33)

37

6) Selama siswa melakukan diskusi kelompok, guru melakukan penilaian dan memberikan bantuan berupa bimbingan kepada siswa yang membutuhkan.

7) Menyuruh perwakilan dari tiap kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya.

8) Memberi penghargaan dan komentar terhadap persentasi dari tiap kelompok.

Konfirmasi

1) Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti 2) Bersama siswa menyimpulkan materi

c. Kegiatan akhir

1) Mengadakan evaluasi.

2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar. 3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.Penelitian melakukan observasi selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat untuk mengetahui kenerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. 4. Tahap Analisis dan Repleksi

Peneliti menganalisis dan menginterpretasikan data dan hasil observasi untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang ditetapkan atau belum. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian akan dijadikan dasar untuk melakukan penyusunan langkah-langkah tindakan selanjutnya.


(34)

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi

Menurut (Hermawan, dkk. 2007: 184), “observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu.”Lembar observasi disusun untuk mengarahkan pengamatan yang dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi ini digunakan untuk memperoleh gambaran kinerja guru dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. (format terlampir).

2. Wawancara

Menurut Kunandar (2008: 30), “wawancara merupakan pertanyaan -pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi.”Pedoman wawancara disusun untuk mengarahkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada saat wawancara kepada guru dan siswa. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat. (format terlampir).

3. Catatan lapangan

Menurut Kunandar (2008: 197) ”catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan terhadap objek atau subjek penelitian tindakan kelas ini.”

Sehubungan dengan penelitian penulis, maka catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang didengar, dilihat, dialami, dan


(35)

39

dipikirkan selama pembelajaran berlangsung, yang lebih difokuskan pada kinerja guru dan aktivitas siswa.

4. Tes

Menurut Kunandar (2008: 186), “tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya.”

Lembar tes berisi sejumlah soal yang harus dikerjakan oleh siswa kelas V SDN Karangnangka I setelah pembelajaran materi perjuangan tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda selesai dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa.Tes yang digunakan adalah tes tertulis.Alat tes yang digunakan adalah soal.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti akan melaksanakan pengolahan data secara:

1. Teknik Pengolahan Data Proses

Aspek yang dinilai dalam proses terdiri dari 3 aspek yaitu situasi belajar, kerjasama dan keaktifan. Masing-masing aspek memiliki skor tertinggi 3, jadi jumlah skor tertinggi dari tiap aspek = 9. Kriteria penilaian apabila jumlah nilai siswa antara 0 sampai 3 maka nilainya K (kurang).Apabila jumlah nilai antara 4 sampai 6 maka nilainya C (cukup).Apabila jumlah nilai siswa antara 7 sampai 9 maka nilainya B (baik).


(36)

(Format penilaian proses dan descriptor terlampir dalam RPP) 2. Teknik Pengolahan Data Hasil

Teknik pengolahan data hasil yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan KKM sebagai kriteria tuntas dan belum tuntas bagi siswa kelas V SDN Karangnangka I. Dalam penilaian hasil, penulis menggunakan alat penilaian berupa soal.Adapun jumlah soal yang digunakan terdiri dari 4 soal.Dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

a. Untuk soal nomor 1

Skor 3 = jika siswa dapat menuliskan 4-5 nama pejuang dengan benar Skor 2 = jika siswa dapat menuliskan 2-3 nama pejuang dengan benar Skor 1 = jika siswa hanya menuliskan 1 nama pejuang dengan benar b. Untuk soal nomor 2

Skor 3 = jika siswa dapat menuliskan 4-5 kurun waktu perjuangan para pejuang dengan benar

Skor 2 = jika siswa dapat menuliskan 2-3 kurun waktu perjuangan para pejuang dengan benar

Skor 1 = jika siswa hanya menuliskan 1 kurun waktu perjuangan para pejuang dengan benar

c. Untuk soal nomor 3

Skor 3 = jika siswa dapat menuliskan 4-5 nama tempat perjuang para pejuang dengan benar


(37)

41

Skor 1 = jika siswa hanya menuliskan 1 nama tempat perjuang para pejuang dengan benar

d. Untuk soal nomor 4

Skor 3 = jika siswa dapat menuliskan riwayat salah satu pejuang dengan lengkap (nama pejuang, tahun perjuangan, tempat perjuangan) Skor 2 = jika siswa dapat menuliskan riwayat salah satu pejuang namun

masih kurang lengkap

Skor 1 = jika siswa dapat menuliskan riwayat salah satu pejuang namun tidak lengkap

e. Jumlah skor ideal adalah 12.

f. Skor ketuntasan ditetapkan bersadarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). g. KKM IPS = 65

h. Persentase Jumlah Skor x 100%

i. Persentase Tiap Soal x 100%

Persentase Tafsiran = x 100%

(Format penilaian, soal dan kunci jawaban terlampir dalam RPP). 2. Analisis Data

Dalam suatu penelitian, analisis data sangat penting dilakukan.Menurut Goets dan Lecomte (Wiriaatmadja, 2005: 137) „Hal ini penting, karena akan membantu peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang ditelitinya‟.Sedangkan menurut Patton (Moleong, 1994: 103), analisis data adalah „Proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar‟.


(38)

Analisis data dalam penelitian ini dilakukansepanjang penelitian. Sebagaimana proses analisis data menurut Moleong (1994: 190), yaitu “Mengumpulkan dan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, Reduksi data, menyusun data dalam satuan-satuan, dikategorisasikan, mengadakan pemeriksaan keabsahan data”.

a. Pengumpulan data, pada tahap ini akan dikumpulkan data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian.

b. Reduksi data, setelah data terkumpul kemudian dibuat rangkuman-rangkuman inti/penting.

c. Menyusunnya dalam satuan-satuan, data yang telah direduksi disusun dalam satuan-satuan tertentu dan diberi kode-kode tertentu sesuai dengan jenis dan sumbernya.

d. Mengkategorisasikan, yaitu penyusunan kategori data dan perumusan sejumlah hipotesa mengenai rencana tindakan selanjutnya.

Memeriksa keabsahan data, yaitu melakukan interprestasi terhadap keseluruhan data penelitian dengan member check, triangulasi, audit trail,

dan expert opinion.

G. Validasi Data

Validasi dilakukan untuk mengukur ketepatan instrumen terhadap tujuan penelitian. Pada penelitian ini validasi data berpedoman pada pendapat Hopkin (Wiriatmadja, 2005: 168), yaitu :

1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi yang diperoleh selama pengamatan dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan


(39)

43

kolaboratif dan mempertimbangkan bahwa masing-masing instrument mempunyai kelebihan dan kekurangan.

3. Audi Trial, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data

dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

peneliti kepada pakar professional, dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan kepada dosen pembimbing.

Adapun validasi data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Member Chek, Triangulasi, Audit Trial dan Expert Opinion. Alasan menerapkan

member chek karena kegiatan ini bisa langsung dilakukan tidak lama setelah pembelajaran selesai dengan berdialog dengan guru maupun siswa untuk mengecek ulang kebenaran data yang diperoleh tentang penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat yang kemudian akan dibandingkan dengan data yang diperoleh oleh mitra peneliti (triangulasi). Kemudian untuk mengetahui kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing Audit Trial dan Expert Opinion. Dalam hal ini penulis mendiskusikannya dengan Bapak Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Nurdinah Hanifah, M.Pd selaku dosen pembimbing 2.


(40)

A. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan dan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik berpikir-berpasangan-berempat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I dapat ditarik kesimpulanya itu sebagai berikut: 1. Perencanaan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

berpikir-berpasangan-berempat pada materi perjuangan parato koh pejuang pada masa penjajahan Belanda dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik berpikir-berpasangan-berempat. RPP tersebut dibuat untuk satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran.

b. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

c. Menyiapkan alat evaluasi hasil belajar untuk melihat hasil belajar siswa sesuai dengan indikator yang ingin dicapai, berupa lembar tes hasil belajar. 2. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

berpikir-berpasangan-berempat pada materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda di kelas V SDN Karangnangka I berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan dapat membuat anak lebih aktif dan terlibat secara langsung dalam pembelajaran.


(41)

98

3. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik berpikir-berpasangan-berempat yang dilaksanakan dalam setiap siklus meliputi: guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok dengan membagikan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep dan kartu soal, setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri,

Siswaberpasangandengansalahsaturekandalamkelompokdanberdiskusidengan pasangannya, keduapasanganbertemukembalidalamkelompokberempat. siswamempunyaikesempatanuntukmembagikanhasilkerjanyakepadakelompok berempat.Dalampelaksanaanpembelajaransetiapsiklusnyaterjadipeningkatanp

adakinerja guru danaktivitassiswa,

diantaranyadapatdipaparkansebagaiberikut. a. Kinerja Guru

Kinerja guru padasetiapsiklusnyaselalumengalamipeningkatan.Padasiklus I persentasekinerja guru mencapai 73%, padasiklus II meningkatmenjadi 92% danpadasiklus III berhasilmencapai 100%.

b. AktivitasSiswa

Aspek yang dinilaidariaktivitassiswaselama proses pembelajaranperjuanganparatokohpejuangpadamasapenjajahanBelandamelalu ipenerapan model pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatmeliputiaspektanggungjawab, kerjasamadankeaktifan. Padasiklus Iaspektanggungjawabbarumencapai67%, aspekkerjasamasiswabarumencapai 57% danaspekkeaktifansiswabarumencapai57%.Padasiklus II aspektanggungjawabsudahmencapai77%, aspekkerjasamasiswatelahmencapai


(42)

77% danaspekkeaktifansiswabarumencapai72%. Sedangkanpadasiklus III mengalamipeningkatanyaituaspektanggungjawabsudahberhasilmencapai90%, aspekkerjasamasiswatelahmencapai87%

danaspekkeaktifansiswasudahmencapai 90%.

4. Hasilbelajar yang dicapaisiswasebagaihasildaripenerapan model

pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatpadamateriperjuanganparatokohpejuangpadamasapenjajahanBeland adalamsetiapsiklusmengalamipeningkatan. Hal initerbuktidenganbertambahnyasiswa yang dinyatakantuntaspadasetiapsiklus. Padasiklus I siswa yang dinyatakantuntassebanyak10 orang atausebesar 50%. Padasiklus II siswa yang dinyatakantuntasbertambah 5 orang menjadi 15 orang atausebesar 75%.Sedangkanpadasiklus III siswa yang dinyatakantuntasmeningkatmenjadi18 orang atausebesar 90%.

B. Saran

Berdasarkanpelaksanaantindakandantemuan-temuandarihasilpenelitian yang dilakukandalampenerapan model pembelajarankooperatifteknikberpikir-

berpasangan-berempatpadamateriperjuanganparatokohpejuangpadamasapenjajahanBelanda di kelas V SDN Karangnangka I KecamatanSiturajaKabupatenSumedang, makadapatdikemukakanbeberapa saran sebagaiberikut.

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknyamampumerencanakandenganmatangmengenaipokok-pokokkegiatan yang akandilaksanakanberdasarkantahap-tahapmodel


(43)

100

pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatdandalampelaksanaannya guru haruskonsistenterhadaprancangan yang dibuat.

b. Guru

hendaknyamampumempersiapkandanmenyajikanalatperagapembelajaran yang dapatmemberikankemudahanbagisiswadalampelaksanaanpembelajaran. c. Guru hendaknyamerancangkegiatanpembelajaranberdasarkanpenerapan

model pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatdenganpertimbanganwaktu yang baik.

d. Guru hendaknyamemberikanmotivasidankesempatan yang banyakpadasiswauntukdapatmenjawabpertanyaan yang diajukan, mengajukanpendapat,

mengembangkankemampuanberpikirnyadalamkegiatandiskusikelompok. 2. BagiSiswa

a. Untuklebihmeningkatkanhasilbelajarnya, siswaharuslebihaktifdalam proses pembelajarandengancaraberdiskusidengantemannya.

b. Untuklebihmenumbuhkanminatdanmotivasibelajar,

Siswaharusberanimengemukakanpendapatapabilaternyatapenyampaian yang disampaikanoleh guru kurangsesuaidenganapa yang telahdipelajari.

c. Apabilaadasesuatuhal yang tidakdimengertijanganmaluuntukbertanyakepada

guru untukmemintapenjelasan,

halinidimaksudkansupayapembelajaranlebihbermaknabagisiswa. 3. BagiPeneliti Lain


(44)

a. Semogahasilpenelitianinidapatdijadikanreferensibagipeneliti lain yang akanmelakukanpenelitian, khususnyabagipeneliti lain yang akanmelakukanpenelitiandenganmenerapkan model pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempat.

b. Semogapenelitilain yang melakukanpenelitiandenganmenerapkan model

pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatdapatmenggunakansumberreferensi yang lebihbanyaksehinggatemuan-temuandalampelaksanaanpenerapan model

pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatinilebihsempurna. 4. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya lebih terbuka dalam inovasi pembelajaran, karena perubahan dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan kualitas sekolah tersebut.

b. Sekolah dapat menyediakan media yang lebih bervariasi sebagaisarana pendukung terhadap pembelajaran dan mendukung kepada setiap perubahan yang disarankan oleh para pengajar ataupun pendidik.


(45)

102

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Badudu. J. S. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

Bundu, Patta, (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.

BSNP. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: BP. Dharma Bakti. Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2006.Standar Pendidikan Mata Pelajaran Kelas V. Departemen Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Paduan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta : BP. Dharma Bhakti.

Djahiri, Kosasih, A, dkk.(1995). Petunjuk Guru Ilmu Pengetahuan Sosial 3

Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta: Depdikbud.

Kasbolah, Kasihami. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjendikti. Kunandar, (2008).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Propesi Guru, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning

di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasana Indonesia.

Moleong, Lexi, J, Dr, MA. (1994). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful, M.Pd. Dr. H. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.

Samlawi, Fakih (1998). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Depdikbud. Sapriya, dkk.(2007). Konsep Dasar IPS.Bandung:UPI PRESS.

Trianto.(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto, (2009).Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.


(46)

Wiriaatmadja, Rochiati, (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk

Meningkatkan Kinerja Guru Dan Dosen.Bandung : PT Remaja


(1)

3. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik berpikir-berpasangan-berempat yang dilaksanakan dalam setiap siklus meliputi: guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok dengan membagikan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep dan kartu soal, setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri,

Siswaberpasangandengansalahsaturekandalamkelompokdanberdiskusidengan pasangannya, keduapasanganbertemukembalidalamkelompokberempat. siswamempunyaikesempatanuntukmembagikanhasilkerjanyakepadakelompok berempat.Dalampelaksanaanpembelajaransetiapsiklusnyaterjadipeningkatanp adakinerja guru danaktivitassiswa, diantaranyadapatdipaparkansebagaiberikut.

a. Kinerja Guru

Kinerja guru padasetiapsiklusnyaselalumengalamipeningkatan.Padasiklus I persentasekinerja guru mencapai 73%, padasiklus II meningkatmenjadi 92% danpadasiklus III berhasilmencapai 100%.

b. AktivitasSiswa

Aspek yang dinilaidariaktivitassiswaselama proses pembelajaranperjuanganparatokohpejuangpadamasapenjajahanBelandamelalu ipenerapan model pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatmeliputiaspektanggungjawab, kerjasamadankeaktifan. Padasiklus Iaspektanggungjawabbarumencapai67%, aspekkerjasamasiswabarumencapai 57% danaspekkeaktifansiswabarumencapai57%.Padasiklus II aspektanggungjawabsudahmencapai77%, aspekkerjasamasiswatelahmencapai


(2)

99

77% danaspekkeaktifansiswabarumencapai72%. Sedangkanpadasiklus III mengalamipeningkatanyaituaspektanggungjawabsudahberhasilmencapai90%, aspekkerjasamasiswatelahmencapai87%

danaspekkeaktifansiswasudahmencapai 90%.

4. Hasilbelajar yang dicapaisiswasebagaihasildaripenerapan model

pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatpadamateriperjuanganparatokohpejuangpadamasapenjajahanBeland adalamsetiapsiklusmengalamipeningkatan. Hal initerbuktidenganbertambahnyasiswa yang dinyatakantuntaspadasetiapsiklus. Padasiklus I siswa yang dinyatakantuntassebanyak10 orang atausebesar 50%. Padasiklus II siswa yang dinyatakantuntasbertambah 5 orang menjadi 15 orang atausebesar 75%.Sedangkanpadasiklus III siswa yang dinyatakantuntasmeningkatmenjadi18 orang atausebesar 90%.

B. Saran

Berdasarkanpelaksanaantindakandantemuan-temuandarihasilpenelitian yang dilakukandalampenerapan model pembelajarankooperatifteknikberpikir-

berpasangan-berempatpadamateriperjuanganparatokohpejuangpadamasapenjajahanBelanda di kelas V SDN Karangnangka I KecamatanSiturajaKabupatenSumedang, makadapatdikemukakanbeberapa saran sebagaiberikut.

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknyamampumerencanakandenganmatangmengenaipokok-pokokkegiatan yang akandilaksanakanberdasarkantahap-tahapmodel


(3)

pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatdandalampelaksanaannya guru haruskonsistenterhadaprancangan yang dibuat.

b. Guru

hendaknyamampumempersiapkandanmenyajikanalatperagapembelajaran yang dapatmemberikankemudahanbagisiswadalampelaksanaanpembelajaran. c. Guru hendaknyamerancangkegiatanpembelajaranberdasarkanpenerapan

model pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatdenganpertimbanganwaktu yang baik.

d. Guru hendaknyamemberikanmotivasidankesempatan yang banyakpadasiswauntukdapatmenjawabpertanyaan yang diajukan, mengajukanpendapat,

mengembangkankemampuanberpikirnyadalamkegiatandiskusikelompok. 2. BagiSiswa

a. Untuklebihmeningkatkanhasilbelajarnya, siswaharuslebihaktifdalam proses pembelajarandengancaraberdiskusidengantemannya.

b. Untuklebihmenumbuhkanminatdanmotivasibelajar,

Siswaharusberanimengemukakanpendapatapabilaternyatapenyampaian yang disampaikanoleh guru kurangsesuaidenganapa yang telahdipelajari.

c. Apabilaadasesuatuhal yang tidakdimengertijanganmaluuntukbertanyakepada

guru untukmemintapenjelasan,

halinidimaksudkansupayapembelajaranlebihbermaknabagisiswa. 3. BagiPeneliti Lain


(4)

101

a. Semogahasilpenelitianinidapatdijadikanreferensibagipeneliti lain yang akanmelakukanpenelitian, khususnyabagipeneliti lain yang akanmelakukanpenelitiandenganmenerapkan model pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempat.

b. Semogapenelitilain yang melakukanpenelitiandenganmenerapkan model

pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatdapatmenggunakansumberreferensi yang lebihbanyaksehinggatemuan-temuandalampelaksanaanpenerapan model

pembelajarankooperatifteknikberpikir-berpasangan-berempatinilebihsempurna. 4. Bagi sekolah

a. Sekolah hendaknya lebih terbuka dalam inovasi pembelajaran, karena perubahan dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan kualitas sekolah tersebut.

b. Sekolah dapat menyediakan media yang lebih bervariasi sebagaisarana pendukung terhadap pembelajaran dan mendukung kepada setiap perubahan yang disarankan oleh para pengajar ataupun pendidik.


(5)

102

Ahmadi, Abu. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Badudu. J. S. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

Bundu, Patta, (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.

BSNP. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: BP. Dharma Bakti. Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2006.Standar Pendidikan Mata Pelajaran Kelas V. Departemen Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Paduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta : BP. Dharma Bhakti.

Djahiri, Kosasih, A, dkk.(1995). Petunjuk Guru Ilmu Pengetahuan Sosial 3 Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta: Depdikbud.

Kasbolah, Kasihami. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjendikti. Kunandar, (2008).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Propesi Guru, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasana Indonesia. Moleong, Lexi, J, Dr, MA. (1994). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful, M.Pd. Dr. H. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.

Samlawi, Fakih (1998). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Depdikbud. Sapriya, dkk.(2007). Konsep Dasar IPS.Bandung:UPI PRESS.

Trianto.(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta : Prestasi Pustaka.

Trianto, (2009).Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.


(6)

103

Wiriaatmadja, Rochiati, (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dan Dosen.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN TEHNIK BERPIKIR BERPASANGAN BEREMPAT Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Tehnik Berpikir Berpasangan Berempat Siswa Kelas IV SDN Klumpit Pati.

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN TEHNIK BERPIKIR BERPASANGAN BEREMPAT Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Tehnik Berpikir Berpasangan Berempat Siswa Kelas IV SDN Klumpit Pati.

0 3 18

PENERAPAN TEKNIK MEMPERLIHATKAN DAN BERBICARA (SHOW AND TELL) MELALUI PERMAINAN HIMPUNAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS II SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA SUMEDANG.

0 1 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN. Gajahdepa Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang).

0 4 56

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN PAHLAWANTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA (Penelitian Eksperimen di Kelas V SDN Sepat dan SDN Panjalin Kidul IV Kecamatan Sumberjaya Kabup

0 0 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KERTAS PETAK BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN LUAS JAJARGENJANG DI KELAS IV SDN KARANGNANGKA II KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 50

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERJUANGAN PARA TOKOH PEJUANG MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH.

0 0 4

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERJUANGAN TOKOH PEJUANG PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG SISWA KELAS V SDN BANDUNG REJO 01 JEPARA

0 0 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT BERBANTUAN FILM DOKUMENTER PENJAJAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Popongan Kecamatan Karanganyar Kab

0 0 17

PENINGKATAN PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH PEJUANG MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DI KELAS V SD NEGERI 1 KEJAWAR

0 0 15