PENGARUHMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAM GAMES AND TOURNAMENT) MENGGUNAKANMEDIA SUDOKU TERHADAP PENINGKATANHASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADAPOKOK BAHASANHIDROKARBON.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAMS GAMES AND TOURNAMENT) MENGGUNAKAN
MEDIA SUDOKU TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA
POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Oleh:
Shafira Atikah Nasution
NIM 409131073
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
(Teams Games and Tournament) Menggunakan Media Sudoku Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak
Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan motivasi, bimbingan dan arahan serta saran-saran kepada
penulis sejak awal sampai terselesaikannya proposal ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si, Ibu Iis Siti Jahro, M.Si,
dan Ibu Retro Dwi Suyanti, M.Si., sebagai dosen-dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu
Lisnawaty Simatupang selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang
sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak
Badaruddin Tarigan, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
atas izin penelitian yang diberikan kepada penulis dan kepada Bapak Iswandi, Ibu
Widia, serta siswa/siswi kelas X-4 dan X-5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang
telah membantu selama penelitian ini. Teristimewa saya sampaikan terima kasih
kepada Ayahanda tercinta Khairul Nasution S.Pd, Ibunda tersayang Sri Rahmani,
S.Pd, Adinda Husein Afif Nasution, Sarah Afifah Nasution, Nurul Izzah Nasution,
dan Abangda M. Riki Fauzan Hsb, ST serta saudara-saudara saya yang sudah
berdoa dan memberikan dorongan, semangat dan kasih sayangnya serta dana
kepada saya untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Ucapan
v
terima kasih juga disampaikan kepada Dewi, Fani, Sari Ayank, Samsidar, Erwin,
Kasih, Wita, Rida dan Devi yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi
dan membantu proses penelitian berlangsung juga yang terus memberikan
semangat kepada Penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada temanteman saya : Danie, Ipat, Buser, Zulfan, Rahmat, Ifan, Viong, Sari Roti, Tuti, Ika,
Kiki, Flora, Leman, Toni, Irman, Kokom Dik A’09 (Hermansyah), Hendrina,
Rudini, Robina, Ocha, Rika, Tika, Dilla, Beby, Boy, Gaung, Fadlyanto, Bang Doli
dan Teman-teman di Kelas Kimia Pendidikan A stambuk 2009, Kelas Kimia
Pendidikan B 2009, Kelas Kimia Pendidikan Ekstensi 2009 dan kepada semua
pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Juli 2013
Penulis,
SHAFIRA ATIKAH NASUTION
NIM. 409131073
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAM GAMES AND TOURNAMENT) MENGGUNAKAN
MEDIA SUDOKU TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA
POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Shafira Atikah Nasution (409131073)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Team Games and Tournament) menggunakan media sodoku
terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon
di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan kelas X Tahun Ajaran 2012/2013. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
yang berjumlah 9 kelas. Sampel penelitian ini sebanyak 2 (dua) kelas yaitu
sebagai kelas eksperimen dan kontrol yang diambil dengan cara teknik sampling
random sederhana. Kelas eksperimen dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media sudoku. Sementara kelas
kontrol dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional menggunakan
media peta konsep.
Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen memiliki
rata-rata nilai pre-test 27,059 dan post-tes 81,912 dengan rata-rata gain sebesar
0,756. Sedangkan siswa pada kelas kontrol memiliki rata-rata nilai pre-test 28,438
dan pos-tes 77,031 dengan rata-rata gain sebesar 0,681. Sedangkan persentase
peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 75,610% dan pada kelas kontrol
68,095%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 7,515%.
Hasil uji statistik menggunakan uji t pihak kanan menggunakan nilai ratrata post test diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 73,000 sedangkan nilai ttabel
sebesar 1,657 pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga thitung>ttabel . Hal tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media Sudoku lebih tinggi dari pada
hasil belajar kimia siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional
dengan media peta konsep.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai keaktifan siswa dengan
rata-rata persentase skor keaktifan siswa di kelas eksperimen sebesar 77,287%.
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh harga rhitung = 0,930
sedangkan harga r tabel = 0,361 dengan taraf signifikansi α = 0,05, karena nilai
rhitung > r tabel yaitu 0,930 > 0,361, hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif
antara keaktifan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media
sudoku.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
5
1.3 Rumusan Masalah
5
1.4 Batasan Masalah
6
1.5 Tujuan Penelitian
6
1.6 Manfaat Penelitian
6
1.7 Defenisi Operasional
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
8
2.1.1 Pengertian Belajar
8
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar
9
2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Kimia
10
2.1.4 Model Pembelajaran
12
2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran
12
2.1.4.2. Model Pembelajaran kovensional
13
2.1.4.3 Model Pembelajaran Kooperatif
13
2.1.4.4 Model Pembelajaran TGT
15
2.1.4.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
vii
Tipe TGT
19
2.1.5 Media Pembelajaran
20
2.1.5.1 Pengertian Media Pembelajaran
20
2.1.5.2 Ciri-ciri Media Pembelajaran
20
2.1.5.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
21
2.1.5.4 Kegunaan Media Pembelajaran
22
2.1.5.5 Media Sudoku Kimia
23
2.1.5.6 Nilai Edukasi Sudoku Kimia
24
2.1.6 Ringkasan Materi Hidrokarbon
25
2.1.6.1 Hidrokarbon
25
2.1.6.2 Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
25
2.2 Kerangka Konseptual
35
2.3 Hipotesis Penelitian
37
2.3.1 Hipotesis Verbal
37
2.3.2 Hipotesis Statistik
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
39
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
39
3.3 Variabel Penelitian
39
3.4 Instrumen Penelitian
40
3.5 Rancangan Penelitian
42
3.6 Teknik Pengumpulan Data
45
3.7 Teknik analisis data
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Data Instrumen Penelitian
51
4.1.1. Validitas Butir
51
4.1.2. Tingkat Kesukaran
51
4.1.3. Daya Pembeda
52
4.1.4. Reliabilitas Test
53
viii
4.2. Penyajian dan Pengolahan Data Hasil Tes
53
4.2.1. Data Instrumen Non Tes
53
4.2.2. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir
54
4.2.3. Uji Normalitas
54
4.2.4. Uji Homogenitas
55
4.2.5. Uji Hipotesis
56
4.2.6. Uji Analisis Korelasi
56
4.2.7. Uji Gain (Peningkatan Hasil Belajar)
57
4.3. Pembahasan
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
61
5.2. Saran
61
Daftar Pustaka.
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Rumus Molekul Dan Nama Alkana
27
Tabel 2.2 Nama Dan Rumus Molekul Alkena
31
Tabel 2.3 Nama Dan Rumus Molekul Alkuna
33
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
42
Tabel 4.1 Tingkat Kesukaran Soal
52
Tabel 4.2 Disajikan Kategori Daya Beda Soal
52
Tabel 4.3 Rata-rata dan Standar Deviasi Data
54
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
55
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas
55
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis
56
Tabel 4.7 Uji Analisis Korelasi
57
Tabel 4.8 Persen Peningkatan Hasil Belajar
57
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Penempatan Siswa Dalam Meja Tumamen
16
Gambar 3.1 Diagran Alur Penelitian
43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus
62
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
67
Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal
76
Lampiran 4 Soal Hidrokarbon
78
Lampiran 5 Kunci Jawaban
86
Lampiran 6 Kisi-Kisi Soal Valid
87
Lampiran 7 Soal Valid
89
Lampiran 8 Jawaban Soal Valid
93
Lampiran 9 LKS (sudoku)
94
Lampiran 10 Kunci Jawaban LKS
99
Lampiran 11 Peta Konsep
102
Lampiran 12 Soal Tournament
103
Lampiran 13 Jawaban Tournament
108
Lampiran 14 Lembar Observasi
113
Lampiran 15 Lembar Observasi
114
Lampiran 16 Validitas Test
120
Lampiran 17 Tabel Validasi
122
Lampiran 18 Tingkat Kesukaran
124
Lampiran 19 Daya Beda
125
Lampiran 20 Reliabilitas Tes
127
Lampiran 21 Tabel Reliabilitas
128
Lampiran 22 Tabulasi Nilai
130
Lampiran 23 Standart Deviasi
132
Lampiran 24 Standart Deviasi Gain
134
Lampiran 25 Normalitas
135
Lampiran 26 Homogenitas
141
Lampiran 27 Uji Hipotesis
144
Lampiran 28 Rata-rata Nilaa Aktivitas Siswa
146
Lampiran 29 Uji Analisi Korelasi
146
xii
Lampiran 30 Gain
150
Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian
155
Lampiran 32 Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment
160
Lampiran 33 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
161
Lampiran 34 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
162
Lampiran 35 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
163
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengembangan
Kurikulum
2013
merupakan
bagian
dari
strategi
meningkatkan capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya
peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan
(skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20
Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini
sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu. Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan
Kurikulum 2013 adalah (a) Perubahan proses pembelajaran dari siswa diberi tahu
menjadi siswa mencari tahu dan proses penilaian dari berbasis output menjadi
berbasis proses dan output memerlukan penambahan jam pelajaran; (b)
Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran; (c)
Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia
relatif lebih singkat, dan (d) Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat,
tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial.
Sementara itu, Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan
diantaranya: (1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan
tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (2) Kompetensi belum
menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; (3)
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum;
(4) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) Standar proses pembelajaran
belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka
peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang
1
2
berpusat pada guru; (6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian
berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala; dan (7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum
yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir. Tiga faktor lainnya juga
menjadi alasan Pengembangan Kurikulum 2013 adalah, pertama, tantangan masa
depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis
pengetahuan. Kedua, kompetensi masa depan yang antaranya meliputi
kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan
mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga
negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda. Ketiga, fenomena sosial yang mengemuka
seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam
berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest). Yang keempat adalah
persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter
(helda, 2012).
Pengajaran yang disajikan dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik
dan terkesan sangat sulit. Hal serupa penulis temukan ketika melaksanakan
Program Pelatihan Lapangan Terpadu (PPLT) karena tidak semua peserta didik
mampu menguasai mata pelajaran kimia yang diajarkan karena keterbatasan
fasilitas yang digunakan serta proses belajar yang tidak berorientasi pada
kompetensi sehingga siswa merasa bosan dan jenuh. Siswa diarahkan kedalam
suasana iklim pembelajaran yang kondusif sesuai dengan amanah Kurikulum
Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Pengembangan KTSP perlu didukung oleh
iklim yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman, dan tertib yang
akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
bermakna (Mulyasa, 2010). Pemberlakuan KTSP mengamanahkan bahwa
pembelajaran harus berbasis siswa sehingga terjadi perubahan dari pembelajaran
absolut dimana guru adalah segala-galanya menjadi pembelajaran konstruktivisme
3
yang menganggap siswa telah memiliki pengetahuan awal sehingga tugas guru
hanya sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator (Mulyasa, 2007).
Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru kimia SMA Negeri 1
Babalan ternyata hasil belajar kimia masih sangat rendah. Hal ini di tunjukkan
oleh rata-rata nilai UH mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Babalan yaitu 6,5
dengan rentang nilai 40-72. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang masih
belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh pihak
sekolah. Siswa yang dikatakan tuntas belajar kimia harus memenuhi kriteria
ketuntasan minimal 75. Beberapa kelemahan pembelajaran kimia menurut
Rumansyah (2003) antara lain karena (1) Dalam pembelajaran masih didominasi
oleh guru (teacher center). (2) Guru masih banyak menerapkan metode ceramah
sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan sehingga siswa cepat bosan dan
tidak tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. (3) Para guru
memberikan penjelasan yang kurang cukup akan tujuan dan kegunaan suatu
konsep pembelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari sehingga diperlukan
upaya untuk memperbaiki pembelajaran kimia menjadi lebih menarik dan
menghasilkan hasil belajar siswa yang maksimal. Salah satu diantaranya adalah
keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Siswa harus terlibat aktif
dalam pengoperasian alat atau berlatih menggunakan objek konkrit dalam proses
pembelajaran sehingga siswa didorong untuk menyelesaikan masalah konsep
nyata melalui penerapan konsep-konsep dan fakta-fakta yang mereka pelajari.
Hasil penelitian Laialan Afrina (2010) menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan koloid berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa bahwa nilai rata-rata pre-test terhadap post-test sebesar 30,63%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Purwitasari (2008) menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan ikatan kimia
memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa sebesar
50,5%. Dipertegas dengan peneliti yang dilakukan Lubis (2009) menyatakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan struktur atom
memiliki peningkatan hasil belajar sebesar 60,8% dibandingkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 50,3%. Pembelajaran kooperatif
4
memiliki beberapa variasi pembelajaran dan salah satunya adalah pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). TGT adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 4-6 siswa. Dengan adanya heterogenitas anggota
kelompok, kerjasama dan bekerja dalam kelompok akan memberikan hasil lebih
baik dan diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa
yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam
menguasai materi pelajaran (Slavin, 2005).
Pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan dapat
dilaksanakan dengan mengadopsi beberapa media. Salah satu media yang dapat
digunakan adalah media sudoku. Sudoku merupakan permainan atau teka-teki
yang tersusun atas 9 x 9 kotak kecil dan terbagi menjadi 3 x 3 kotak yang disebut
subgrid. Secara tradisional tujuan dari permainan ini adalah mengisi kotak-kotak
kecil dalam kolom dan baris serta subgrid dengan angka satu sampai sembilan
sedemikian sehingga dalam satu kolom, baris dan subgrid tidak ada angka yang
muncul lebih dari satu kali (purtadi, 2007). Manfaat dari permainan ini dapat
mempertajam daya tangkap dalam belajar, meningkatkan logika berfikir,
meningkatkan ketelitian, mempertajam imajinasi, kreatif, dan inovatif, menambah
kemampuan problem solving dengan cepat, merangsang sel otak untuk selalu aktif
sehingga daya kerjanya maksimal.
Putriasih (2012) dalam penelitiannya, “Pengaruh modifikasi permainan
sudoku terhadap kemampuan pengenalan konsep bilangan dalam pembelajaran
matematika pada anak autis kelas II di SDN Inklusi Wonorejo V/316 Surabaya”
telah menunjukkan hasil yang optimal sebagai berikut: Dv mengalami
peningkatan 13%, Zn mengalami peningkatan 13%, Bg mengalami peningkatan
20%, Ad mengalami peningkatan 30%, Rn mengalami peningkatan 10%, In
mengalami peningkatan 63%.
Hidrokarbon merupakan materi pokok yang dipelajari dikelas X SMA
semester II. Materi Hidrokarbon adalah materi yang cukup penting dalam
mempelajari pelajaran kimia dan berkelanjutan dikelas XII. Dalam materi
Hidrokarbon banyak mengandung konsep yang kompleks dan teori-teori yang
5
bersifat abstrak apalagi bila menyangkut istilah-istilah atau simbol-simbol yang
hampir mirip sehingga sukar dipahami oleh siswa. Untuk itu diperlukan media
dan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
agar
siswa
dapat
lebih
memahami
pelajaran
Hidrokarbon.
Dengan
menggabungkan media sudoku kedalam pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
materi pokok Hidrokarbon diharapkan akan memberikan variasi terhadap
penggunaan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan serta tidak membosankan sehingga siswa lebih termotivasi belajar
kimia.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games
and
Tournament)
Menggunakan
Media
Sudoku
Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah
yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Siswa mengganggap kimia merupakan pelajaran yang sulit dan
menjenuhkan.
2. Hasil belajar siswa untuk pelajaran kimia masih rendah.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran koperatif tipe TGT menggunakan media sudoku lebih
tinggi secara signifikan dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar
siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional menggunakan
media peta konsep pada pokok bahasan hidrokarbon?
6
2. Apakah ada hubungan antara keaktifan dengan peningkatan hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran koperatif tipe TGT
menggunakan media sudoku?
1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi masalah pada peningkatan hasil belajar dan aktivitas
siswa mengenai pembelajaran kimia dengan model pembelajaran koperatif tipe
TGT menggunakan media sudoku pada pokok bahasan Hidrokarbon dikelas X
SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajar
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
koperatif
tipe
TGT
menggunakan media sudoku lebih tinggi secara signifikan dibandingkan
dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep pada pokok
bahasan hidrokarbon.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keaktifan dengan
peningkatan
hasil
belajar
siswa
yang
diajarkan
dengan
model
pembelajaran koperatif tipe TGT menggunakan media sudoku.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat
memilih media dan model pembelajaran alternative yang tepat dalam
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan Hidrokarbon.
2. Bagi peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bahan acuan dan bekal
untuk terjun kedunia pendidikan.
3. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar dengan adanya model dan
media yang menarik.
7
1.7 Defenisi Operasional
1. Teams Games Tournament (TGT) adalah pembelajaran kooperatif yang
didalamnya terdapat tournament atau pertandingan pada akhir pelajaran.
Dimana dalam kelompok tersebut siswa digolongkan dari tingkat
kognitifnya yaitu yang berkemampuan rendah, sedang, pintar (slavin,
2005).
2. Sudoku merupakan permainan atau teka-teki yang tersusun atas 9 x 9
kotak kecil dan terbagi menjadi 3 x 3 kotak yang disebut subgrid. Secara
tradisional tujuan dari permainan ini adalah mengisi kotak-kotak kecil
dalam kolom dan baris serta subgrid dengan angka satu sampai sembilan
sedemikian sehingga dalam satu kolom, baris dan subgrid tidak ada angka
yang muncul lebih dari satu kali (purtadi, 2007).
3. Hasil belajar Adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar biasanya dapat
diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan
data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat
kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
(Sudjana, 2009).
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab ke-IV, maka
ditetapkan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan hasil belajar kimia pada pokok bahasan Hidrokarbon
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT menggunakan
media sudoku dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
menggunakan media peta konsep pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Percut Sei Tuan tahun ajaran 2012/2013. Rata-rata peningkatan hasil
belajar kimia siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon pada kelas
eksperimen sebesar 75.610% sedangkan pada kelas kontrol mengalami
peningkatan sebesar 68.095%.
2. Model pembelajaran Kooperatif tipe TGT menggunakan sudoku lebih
efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan
Hidrokarbon bila dibandingkan dengan model pembelajaran secara
konvensional menggunakan media peta konsep.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.
2. Bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih
lanjut mengenai pembelajaran kooperatif tipe TGT ini, menambahkan
media sudoku yang dapat mempermudah pembelajaran.
(TEAMS GAMES AND TOURNAMENT) MENGGUNAKAN
MEDIA SUDOKU TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA
POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Oleh:
Shafira Atikah Nasution
NIM 409131073
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
(Teams Games and Tournament) Menggunakan Media Sudoku Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak
Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan motivasi, bimbingan dan arahan serta saran-saran kepada
penulis sejak awal sampai terselesaikannya proposal ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si, Ibu Iis Siti Jahro, M.Si,
dan Ibu Retro Dwi Suyanti, M.Si., sebagai dosen-dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu
Lisnawaty Simatupang selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang
sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak
Badaruddin Tarigan, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
atas izin penelitian yang diberikan kepada penulis dan kepada Bapak Iswandi, Ibu
Widia, serta siswa/siswi kelas X-4 dan X-5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang
telah membantu selama penelitian ini. Teristimewa saya sampaikan terima kasih
kepada Ayahanda tercinta Khairul Nasution S.Pd, Ibunda tersayang Sri Rahmani,
S.Pd, Adinda Husein Afif Nasution, Sarah Afifah Nasution, Nurul Izzah Nasution,
dan Abangda M. Riki Fauzan Hsb, ST serta saudara-saudara saya yang sudah
berdoa dan memberikan dorongan, semangat dan kasih sayangnya serta dana
kepada saya untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Ucapan
v
terima kasih juga disampaikan kepada Dewi, Fani, Sari Ayank, Samsidar, Erwin,
Kasih, Wita, Rida dan Devi yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi
dan membantu proses penelitian berlangsung juga yang terus memberikan
semangat kepada Penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada temanteman saya : Danie, Ipat, Buser, Zulfan, Rahmat, Ifan, Viong, Sari Roti, Tuti, Ika,
Kiki, Flora, Leman, Toni, Irman, Kokom Dik A’09 (Hermansyah), Hendrina,
Rudini, Robina, Ocha, Rika, Tika, Dilla, Beby, Boy, Gaung, Fadlyanto, Bang Doli
dan Teman-teman di Kelas Kimia Pendidikan A stambuk 2009, Kelas Kimia
Pendidikan B 2009, Kelas Kimia Pendidikan Ekstensi 2009 dan kepada semua
pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Juli 2013
Penulis,
SHAFIRA ATIKAH NASUTION
NIM. 409131073
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAM GAMES AND TOURNAMENT) MENGGUNAKAN
MEDIA SUDOKU TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA
POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Shafira Atikah Nasution (409131073)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Team Games and Tournament) menggunakan media sodoku
terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon
di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan kelas X Tahun Ajaran 2012/2013. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
yang berjumlah 9 kelas. Sampel penelitian ini sebanyak 2 (dua) kelas yaitu
sebagai kelas eksperimen dan kontrol yang diambil dengan cara teknik sampling
random sederhana. Kelas eksperimen dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media sudoku. Sementara kelas
kontrol dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional menggunakan
media peta konsep.
Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen memiliki
rata-rata nilai pre-test 27,059 dan post-tes 81,912 dengan rata-rata gain sebesar
0,756. Sedangkan siswa pada kelas kontrol memiliki rata-rata nilai pre-test 28,438
dan pos-tes 77,031 dengan rata-rata gain sebesar 0,681. Sedangkan persentase
peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 75,610% dan pada kelas kontrol
68,095%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 7,515%.
Hasil uji statistik menggunakan uji t pihak kanan menggunakan nilai ratrata post test diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 73,000 sedangkan nilai ttabel
sebesar 1,657 pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga thitung>ttabel . Hal tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media Sudoku lebih tinggi dari pada
hasil belajar kimia siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional
dengan media peta konsep.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai keaktifan siswa dengan
rata-rata persentase skor keaktifan siswa di kelas eksperimen sebesar 77,287%.
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh harga rhitung = 0,930
sedangkan harga r tabel = 0,361 dengan taraf signifikansi α = 0,05, karena nilai
rhitung > r tabel yaitu 0,930 > 0,361, hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif
antara keaktifan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media
sudoku.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
5
1.3 Rumusan Masalah
5
1.4 Batasan Masalah
6
1.5 Tujuan Penelitian
6
1.6 Manfaat Penelitian
6
1.7 Defenisi Operasional
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
8
2.1.1 Pengertian Belajar
8
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar
9
2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Kimia
10
2.1.4 Model Pembelajaran
12
2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran
12
2.1.4.2. Model Pembelajaran kovensional
13
2.1.4.3 Model Pembelajaran Kooperatif
13
2.1.4.4 Model Pembelajaran TGT
15
2.1.4.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
vii
Tipe TGT
19
2.1.5 Media Pembelajaran
20
2.1.5.1 Pengertian Media Pembelajaran
20
2.1.5.2 Ciri-ciri Media Pembelajaran
20
2.1.5.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
21
2.1.5.4 Kegunaan Media Pembelajaran
22
2.1.5.5 Media Sudoku Kimia
23
2.1.5.6 Nilai Edukasi Sudoku Kimia
24
2.1.6 Ringkasan Materi Hidrokarbon
25
2.1.6.1 Hidrokarbon
25
2.1.6.2 Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
25
2.2 Kerangka Konseptual
35
2.3 Hipotesis Penelitian
37
2.3.1 Hipotesis Verbal
37
2.3.2 Hipotesis Statistik
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
39
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
39
3.3 Variabel Penelitian
39
3.4 Instrumen Penelitian
40
3.5 Rancangan Penelitian
42
3.6 Teknik Pengumpulan Data
45
3.7 Teknik analisis data
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Analisis Data Instrumen Penelitian
51
4.1.1. Validitas Butir
51
4.1.2. Tingkat Kesukaran
51
4.1.3. Daya Pembeda
52
4.1.4. Reliabilitas Test
53
viii
4.2. Penyajian dan Pengolahan Data Hasil Tes
53
4.2.1. Data Instrumen Non Tes
53
4.2.2. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir
54
4.2.3. Uji Normalitas
54
4.2.4. Uji Homogenitas
55
4.2.5. Uji Hipotesis
56
4.2.6. Uji Analisis Korelasi
56
4.2.7. Uji Gain (Peningkatan Hasil Belajar)
57
4.3. Pembahasan
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
61
5.2. Saran
61
Daftar Pustaka.
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Rumus Molekul Dan Nama Alkana
27
Tabel 2.2 Nama Dan Rumus Molekul Alkena
31
Tabel 2.3 Nama Dan Rumus Molekul Alkuna
33
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
42
Tabel 4.1 Tingkat Kesukaran Soal
52
Tabel 4.2 Disajikan Kategori Daya Beda Soal
52
Tabel 4.3 Rata-rata dan Standar Deviasi Data
54
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
55
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas
55
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis
56
Tabel 4.7 Uji Analisis Korelasi
57
Tabel 4.8 Persen Peningkatan Hasil Belajar
57
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Penempatan Siswa Dalam Meja Tumamen
16
Gambar 3.1 Diagran Alur Penelitian
43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus
62
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
67
Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal
76
Lampiran 4 Soal Hidrokarbon
78
Lampiran 5 Kunci Jawaban
86
Lampiran 6 Kisi-Kisi Soal Valid
87
Lampiran 7 Soal Valid
89
Lampiran 8 Jawaban Soal Valid
93
Lampiran 9 LKS (sudoku)
94
Lampiran 10 Kunci Jawaban LKS
99
Lampiran 11 Peta Konsep
102
Lampiran 12 Soal Tournament
103
Lampiran 13 Jawaban Tournament
108
Lampiran 14 Lembar Observasi
113
Lampiran 15 Lembar Observasi
114
Lampiran 16 Validitas Test
120
Lampiran 17 Tabel Validasi
122
Lampiran 18 Tingkat Kesukaran
124
Lampiran 19 Daya Beda
125
Lampiran 20 Reliabilitas Tes
127
Lampiran 21 Tabel Reliabilitas
128
Lampiran 22 Tabulasi Nilai
130
Lampiran 23 Standart Deviasi
132
Lampiran 24 Standart Deviasi Gain
134
Lampiran 25 Normalitas
135
Lampiran 26 Homogenitas
141
Lampiran 27 Uji Hipotesis
144
Lampiran 28 Rata-rata Nilaa Aktivitas Siswa
146
Lampiran 29 Uji Analisi Korelasi
146
xii
Lampiran 30 Gain
150
Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian
155
Lampiran 32 Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment
160
Lampiran 33 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
161
Lampiran 34 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
162
Lampiran 35 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
163
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengembangan
Kurikulum
2013
merupakan
bagian
dari
strategi
meningkatkan capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya
peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan
(skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20
Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini
sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu. Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan
Kurikulum 2013 adalah (a) Perubahan proses pembelajaran dari siswa diberi tahu
menjadi siswa mencari tahu dan proses penilaian dari berbasis output menjadi
berbasis proses dan output memerlukan penambahan jam pelajaran; (b)
Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran; (c)
Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia
relatif lebih singkat, dan (d) Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat,
tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial.
Sementara itu, Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan
diantaranya: (1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan
tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (2) Kompetensi belum
menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; (3)
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum;
(4) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) Standar proses pembelajaran
belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka
peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang
1
2
berpusat pada guru; (6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian
berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala; dan (7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum
yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir. Tiga faktor lainnya juga
menjadi alasan Pengembangan Kurikulum 2013 adalah, pertama, tantangan masa
depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis
pengetahuan. Kedua, kompetensi masa depan yang antaranya meliputi
kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan
mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga
negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda. Ketiga, fenomena sosial yang mengemuka
seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam
berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest). Yang keempat adalah
persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter
(helda, 2012).
Pengajaran yang disajikan dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik
dan terkesan sangat sulit. Hal serupa penulis temukan ketika melaksanakan
Program Pelatihan Lapangan Terpadu (PPLT) karena tidak semua peserta didik
mampu menguasai mata pelajaran kimia yang diajarkan karena keterbatasan
fasilitas yang digunakan serta proses belajar yang tidak berorientasi pada
kompetensi sehingga siswa merasa bosan dan jenuh. Siswa diarahkan kedalam
suasana iklim pembelajaran yang kondusif sesuai dengan amanah Kurikulum
Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Pengembangan KTSP perlu didukung oleh
iklim yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman, dan tertib yang
akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
bermakna (Mulyasa, 2010). Pemberlakuan KTSP mengamanahkan bahwa
pembelajaran harus berbasis siswa sehingga terjadi perubahan dari pembelajaran
absolut dimana guru adalah segala-galanya menjadi pembelajaran konstruktivisme
3
yang menganggap siswa telah memiliki pengetahuan awal sehingga tugas guru
hanya sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator (Mulyasa, 2007).
Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru kimia SMA Negeri 1
Babalan ternyata hasil belajar kimia masih sangat rendah. Hal ini di tunjukkan
oleh rata-rata nilai UH mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Babalan yaitu 6,5
dengan rentang nilai 40-72. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang masih
belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh pihak
sekolah. Siswa yang dikatakan tuntas belajar kimia harus memenuhi kriteria
ketuntasan minimal 75. Beberapa kelemahan pembelajaran kimia menurut
Rumansyah (2003) antara lain karena (1) Dalam pembelajaran masih didominasi
oleh guru (teacher center). (2) Guru masih banyak menerapkan metode ceramah
sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan sehingga siswa cepat bosan dan
tidak tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. (3) Para guru
memberikan penjelasan yang kurang cukup akan tujuan dan kegunaan suatu
konsep pembelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari sehingga diperlukan
upaya untuk memperbaiki pembelajaran kimia menjadi lebih menarik dan
menghasilkan hasil belajar siswa yang maksimal. Salah satu diantaranya adalah
keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Siswa harus terlibat aktif
dalam pengoperasian alat atau berlatih menggunakan objek konkrit dalam proses
pembelajaran sehingga siswa didorong untuk menyelesaikan masalah konsep
nyata melalui penerapan konsep-konsep dan fakta-fakta yang mereka pelajari.
Hasil penelitian Laialan Afrina (2010) menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan koloid berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa bahwa nilai rata-rata pre-test terhadap post-test sebesar 30,63%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Purwitasari (2008) menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan ikatan kimia
memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa sebesar
50,5%. Dipertegas dengan peneliti yang dilakukan Lubis (2009) menyatakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan struktur atom
memiliki peningkatan hasil belajar sebesar 60,8% dibandingkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 50,3%. Pembelajaran kooperatif
4
memiliki beberapa variasi pembelajaran dan salah satunya adalah pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). TGT adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 4-6 siswa. Dengan adanya heterogenitas anggota
kelompok, kerjasama dan bekerja dalam kelompok akan memberikan hasil lebih
baik dan diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa
yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam
menguasai materi pelajaran (Slavin, 2005).
Pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan dapat
dilaksanakan dengan mengadopsi beberapa media. Salah satu media yang dapat
digunakan adalah media sudoku. Sudoku merupakan permainan atau teka-teki
yang tersusun atas 9 x 9 kotak kecil dan terbagi menjadi 3 x 3 kotak yang disebut
subgrid. Secara tradisional tujuan dari permainan ini adalah mengisi kotak-kotak
kecil dalam kolom dan baris serta subgrid dengan angka satu sampai sembilan
sedemikian sehingga dalam satu kolom, baris dan subgrid tidak ada angka yang
muncul lebih dari satu kali (purtadi, 2007). Manfaat dari permainan ini dapat
mempertajam daya tangkap dalam belajar, meningkatkan logika berfikir,
meningkatkan ketelitian, mempertajam imajinasi, kreatif, dan inovatif, menambah
kemampuan problem solving dengan cepat, merangsang sel otak untuk selalu aktif
sehingga daya kerjanya maksimal.
Putriasih (2012) dalam penelitiannya, “Pengaruh modifikasi permainan
sudoku terhadap kemampuan pengenalan konsep bilangan dalam pembelajaran
matematika pada anak autis kelas II di SDN Inklusi Wonorejo V/316 Surabaya”
telah menunjukkan hasil yang optimal sebagai berikut: Dv mengalami
peningkatan 13%, Zn mengalami peningkatan 13%, Bg mengalami peningkatan
20%, Ad mengalami peningkatan 30%, Rn mengalami peningkatan 10%, In
mengalami peningkatan 63%.
Hidrokarbon merupakan materi pokok yang dipelajari dikelas X SMA
semester II. Materi Hidrokarbon adalah materi yang cukup penting dalam
mempelajari pelajaran kimia dan berkelanjutan dikelas XII. Dalam materi
Hidrokarbon banyak mengandung konsep yang kompleks dan teori-teori yang
5
bersifat abstrak apalagi bila menyangkut istilah-istilah atau simbol-simbol yang
hampir mirip sehingga sukar dipahami oleh siswa. Untuk itu diperlukan media
dan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
agar
siswa
dapat
lebih
memahami
pelajaran
Hidrokarbon.
Dengan
menggabungkan media sudoku kedalam pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
materi pokok Hidrokarbon diharapkan akan memberikan variasi terhadap
penggunaan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan serta tidak membosankan sehingga siswa lebih termotivasi belajar
kimia.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games
and
Tournament)
Menggunakan
Media
Sudoku
Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah
yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Siswa mengganggap kimia merupakan pelajaran yang sulit dan
menjenuhkan.
2. Hasil belajar siswa untuk pelajaran kimia masih rendah.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup masalah di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran koperatif tipe TGT menggunakan media sudoku lebih
tinggi secara signifikan dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar
siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional menggunakan
media peta konsep pada pokok bahasan hidrokarbon?
6
2. Apakah ada hubungan antara keaktifan dengan peningkatan hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran koperatif tipe TGT
menggunakan media sudoku?
1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi masalah pada peningkatan hasil belajar dan aktivitas
siswa mengenai pembelajaran kimia dengan model pembelajaran koperatif tipe
TGT menggunakan media sudoku pada pokok bahasan Hidrokarbon dikelas X
SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajar
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
koperatif
tipe
TGT
menggunakan media sudoku lebih tinggi secara signifikan dibandingkan
dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep pada pokok
bahasan hidrokarbon.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keaktifan dengan
peningkatan
hasil
belajar
siswa
yang
diajarkan
dengan
model
pembelajaran koperatif tipe TGT menggunakan media sudoku.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat
memilih media dan model pembelajaran alternative yang tepat dalam
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan Hidrokarbon.
2. Bagi peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bahan acuan dan bekal
untuk terjun kedunia pendidikan.
3. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar dengan adanya model dan
media yang menarik.
7
1.7 Defenisi Operasional
1. Teams Games Tournament (TGT) adalah pembelajaran kooperatif yang
didalamnya terdapat tournament atau pertandingan pada akhir pelajaran.
Dimana dalam kelompok tersebut siswa digolongkan dari tingkat
kognitifnya yaitu yang berkemampuan rendah, sedang, pintar (slavin,
2005).
2. Sudoku merupakan permainan atau teka-teki yang tersusun atas 9 x 9
kotak kecil dan terbagi menjadi 3 x 3 kotak yang disebut subgrid. Secara
tradisional tujuan dari permainan ini adalah mengisi kotak-kotak kecil
dalam kolom dan baris serta subgrid dengan angka satu sampai sembilan
sedemikian sehingga dalam satu kolom, baris dan subgrid tidak ada angka
yang muncul lebih dari satu kali (purtadi, 2007).
3. Hasil belajar Adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar biasanya dapat
diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan
data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat
kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
(Sudjana, 2009).
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab ke-IV, maka
ditetapkan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan hasil belajar kimia pada pokok bahasan Hidrokarbon
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT menggunakan
media sudoku dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
menggunakan media peta konsep pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Percut Sei Tuan tahun ajaran 2012/2013. Rata-rata peningkatan hasil
belajar kimia siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon pada kelas
eksperimen sebesar 75.610% sedangkan pada kelas kontrol mengalami
peningkatan sebesar 68.095%.
2. Model pembelajaran Kooperatif tipe TGT menggunakan sudoku lebih
efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan
Hidrokarbon bila dibandingkan dengan model pembelajaran secara
konvensional menggunakan media peta konsep.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.
2. Bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih
lanjut mengenai pembelajaran kooperatif tipe TGT ini, menambahkan
media sudoku yang dapat mempermudah pembelajaran.