EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDI.

(1)

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN

KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Kota Sukabumi)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi

oleh

Ratu Pertiwi Putri P 1101816

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Kota Sukabumi)

oleh

Ratu Pertiwi Putri P. 1101816

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosioogi pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Ratu Pertiwi Putri P. Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian Dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

(4)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN

RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Ratu Pertiwi Putri P.

1101816 ABSTRAK

Kemampuan resolusi konflik sangat penting untuk dimiliki oleh peserta didik. Berdasarkan hasil observasi, banyak peserta didik memiliki kemampuan resolusi konflik yang rendah, dibuktikan dengan banyak terlibatnya dalam tawuran antar pelajar dan banyaknya perselisihan didalam kelas yang tidak ada solusi. Hal ini mungkin diakibatkan oleh pembelajaran yang kurang bermakna dimana guru selalu memakai model pembelajaran konvensional yang membuat peserta didik jenuh sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif sedangkan dalam mata pelajaran sosiologi model pembelajaran konvensional dirasa kurang efektif jika di pakai karena sebagian objeknya ada di masyarakat. Padahal, dari pembelajaran yang bermakna, kemampuan resolusi konflik peserta didik secara tidak langsung akan terbentuk dalam kepribadian peserta didik. Alasan utama dilakukannya penelitian ini selain dikarenakan model pembelajaran konvensional sudah banyak digunakan oleh guru,penelitian ini juga untuk mengetahui keefektifan penggunaan model controversial issues dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik karena pada saat ini banyak kasus tawuran yang melibatkan peserta didik, yang diakibatkan karena ketidaktahuan peserta didik mengenai resolusi konflik yang baik dalam menangani konflik sehingga peserta didik lebih menggunakan kekerasan dalam penyelesaian konflik. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dimana untuk pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu uji statistik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui dimana pertama, terdapat kemampuan resolusi konflik yang rendah di kelas kontrol yang memakai model pembelajaran konvensional, kedua terdapat kemampuan resolusi konflik yang tinggi di kelas eksperimen yang memakai model controversial issues, dan ketiga terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan resolusi konflik di kelas kontrol dan di kelas eksperimen dimana kemampuan resolusi konflik di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol hal ini membuktikan bahwa model controversial issues efektif digunakan pada mata pelajaran sosiologi dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik bagi peserta didik.

Kata Kunci : Model Controversial Issues, Mata Pelajaran Sosiologi Kemampuan Resolusi Konflik, Peserta Didik.


(5)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFECTIVITY IN USING LEARNING MODEL OF CONTROVERSIAL ISSUES IN INCREASING STUDENT’S KNOWLEDGE MANAGING THE

CONFLICT ON SOCIOLOGY STUDY. Ratu Pertiwi Putri P.

110186 ABSTRACT

Managing conflict is important for students to have. Based on observation, many students do not have skill to manage the conflict, school fight among the students proves that the students cannot manage the conflict. It can be probably caused by the teacher cannot provide the meaning of his/her teaching for the students when teaching always uses conventional model so that learning becomes boring and not very effective. Whereas, the meaningful learning can shape student’s skill and personality to manage the conflict. Nowadays, many teachers have taught with using conventional model. The main reason of this study is to find out the effectivity in using learning model of controversial issues to increase student’s skill in handling the conflict because students have got a quarrel but do not understand how to solve it. This study is quantitative approach but firstly tested by statistic. Based on the result of this study, first it shows that skill to handle the conflict in the control class which uses conventional model, the student’s knowledge and skill are lower than the experiment class which uses controversial issues. Second, the student’s knowledge and skill are hingher in the experiment class which uses learning model of controversial issues . third, there is significant different between the experiment class and the control class which means the experiment class is better than the control class and it can be concluded that controversial issues is more effective to increase student’s skill managing the conflict in teaching sociology study.

Keyword: model of controversial issues,sociology study, managing the conflict,student.


(6)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Struktur Organisasi ... 5

BAB II KAJIAN TEORI,KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 7

2.1 Model Pembelajaran ... 7

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran... 7

2.1.2 Karakteristik Model Pembelajaran... 11

2.1.3 Fungsi dan Manfaat Model Pembelajaran... 13

2.1.4 Jenis-jenis Model Pembelajaran... 13

2.2 Tinjauan Pembelajaran Controversial Issues dalam Mata Pelajaran Sosiologi... 16

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Controversial Issues... 16

2.2.2 Tujuan Model Pembelajaran Controversial Issues... 19 2.2.3 Karakter Model Pembelajaran Controversial Issues dalam Pembelajaran


(7)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sosiologi... 19 2.2.4 Prinsip Model Pembelajaran Controversial Issues...

21

2.2.5 Keunggulan Model Pembelajaran Controversial Issues... 23 2.2.6 Kelemahan Model Pembelajaran Controversial Issues... 24


(8)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.7 Langkah-langkah Model Pembelajaran Controversial Issues... 2.3 Kemampuan Resolusi Konflik... 2.3.1 Pengertian Resolusi Konflik... 2.3.2 Macam-macam Pola Resolusi Konflik... 2.3.3 Kemampuan Dasar Resolusi Konflik... 2.4 Hipotesis Penelitian... 2.5 Kerangka Pemikiran... 2.6 Penelitian Terdahulu...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 3.1 Desain Penelitian ... 3.2 Partisipan ... 3.3 Populasi dan Sampel... 3.4 Lokasi Penelitian... 3.5 Operasional Variabel………... 3.6 Instrumen Penelitian………... 3.7 Uji Validitas Instrumen………... 3.8 Uji Reabilitas Instrumen………... 3.9 Uji Tingkat Kesukaran………... 3.10 Daya Beda………... 3.11 Prosedur Penelitian………... 3.12 Analisis Data………... 3.13 Uji Normalitas Data………... 3.14 Uji Homogenitas ………... 3.15 Uji Hipotesis………...

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Lokasi

Penelitian... 24 25 25 26 27 30 30 32 34 34 35 36 37 38 39 41 44 46 48 50 51 52 54 55 57 57 57 57


(9)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1.1 Gambaran Umum

Sekolah... 4 .2 Temuan Penelitian ...

4.2.1 Hasil Test Peserta Didik Mengenai Penguasaan Materi Sosiologi Tentang

Konflik Sosial………... 59


(10)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.1.1 Rata-rata Hasil Pre Test dan Post Test Penguasaan Materi Sosiologi

Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 59 4.2.1.2 Analisis Indeks Gain Penguasaan Materi Konflik Sosial Pada Kelas

Eksperimen ... 62 4.2.1.3 Analisis Indeks Gain Penguasaan Materi Konflik Sosial Pada Kelas

Kontrol ... 63

4.2.1.4 Uji Statistik Pre Test Penguasaan Materi Konflik Sosial Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 64

4.2.1.5 Uji Statistik Post Test Penguasaan Materi Konflik Sosial Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 67 4.2.2 Hasil Angket Kemampuan Resolusi Konflik Peserta Didik ... 68

4.2.2.1 Hasil Rekapitulasi Skor Rata-rata Kemampuan Resolusi Konflik Peserta Didik ... 68 4.2.2.2 Uji Normalitas Angket Kemampuan Resolusi Konflik ... 72 4.2.3 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Controversial

Issues... 72 4.2.3.1 Uji Korelasi Aktivitas Peserta Didik dalam Model Pembelajaran

Controversial Issues Terhadap Penguasaan Materi Konflik Sosial

... 73 4.2.4 Uji Korelasi Aktivitas Peserta Didik dalam Model Pembelajaran

Controversial Issues Terhadap Kemampuan Resolusi Konflik Peserta Didik ... 75 4.3 Pembahasan………... 77 4.3.1 Kemampuan Resolusi Konflik dengan Model Pembelajaran Konvensional pada Kelas Kontrol………... 77 4.3.2 Kemampuan Resolusi Konflik dengan Model Controversial Issues Pada Kelas Eksperimen………... 78


(11)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3.3 Perbedaan Efektifitas Penggunaan Model Controversial Issues pada Kelas Eskperimen dengan Penggunaan Model Konvensional Pada Kelas Kontrol... 83

4.3.3.1 Penguasaan Materi Konflik Sosial Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 83

4.3.3.2 Perbedaan Efektifitas Model Pembelajaran Konvensional dan Controversial Issues dalam Menumbuhkan Kemampuan Resolusi Konflik

Peserta Didik... 84

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 85

5.1 Simpulan Umum... 85

5.2 Simpulan Khusus ... 86

5.3 Implikasi... 86

5.4 Rekomendasi... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 89

RIWAYAT HIDUP ... 99


(12)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(13)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memiliki fungsi dapat mengubah watak bangsanya dan menjadikan peserta didik lebih memiliki iman yang baik, dapat berkreasi dengan ilmu yang didapatnya serta dapat menjadi seseorang yang diharapkan bangsa dan negaranya. Di dalam pelaksanaan pendidikan, ada dua faktor yang sangat mempengaruhi yaitu pendidik dan peserta didik. Pendidik dan peserta didik ini akan saling mempengaruhi dalam suatu proses yang mana proses tersebut adalah proses pembelajaran atau lebih sering kita kenal sebagai KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Keberhasilan pembelajaran dapat kita lihat dari bermakna tidaknya suatu pembelajaran. Pembelajaran akan terlihat bermakna ketika para peserta didik sudah mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapatnya dari proses pembelajaran.

Pada saat ini kasus tawuran antar pelajar bukan merupakan hal yang asing untuk di perbincangkan. Setiap mendengar kata tawuran pasti kita akan tertuju pada peserta didik yang masih duduk di bangku SMA. Di Sukabumi sendiri, tawuran sangat meresahkan. Banyak sekali kasus tawuran yang terjadi di kota Sukabumi hingga menimbulkan korban jiwa. Melihat banyaknya kasus tawuran, ini menunjukkan bahwa para siswa SMA tidak akan terlepas dari konflik dan mereka memiliki resolusi konflik yang rendah hal ini di buktikan dengan cara mereka menyelesaikan konflik dengan kekerasan bukan dengan cara yang damai.

Dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM), melalui materi yang disampaikan oleh guru, peserta didik diharapkan akan peka terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungannya yang nantinya akan memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai permasalahan yang mungkin akan diterima oleh peserta didik terutama ketika peserta didik mengalami konflik. Sehingga peserta didik akan mendapatkan resolusi konflik yang tepat untuk permasalahan yang akan mereka hadapi di kehidupan nyata. Resolusi konflik sangat penting bagi peserta


(14)

didik. Tugas dari guru adalah menjadi pembimbing atau fasilitator bagi peserta didik agar peserta didik dapat termotivasi dan memiliki semangat untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk

1

mengembangkan materi pembelajaran terutama dalam pembelajaran sosiologi yang sebagian besar ada di kehidupan nyata masyarakat. Dengan pengembangan materi tersebut, diharapkan peserta didik yang awalnya tidak mengerti menjadi mengerti dan yang awalnya tidak tahu menjadi tahu serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan pembelajaran sosiologi sendiri adalah agar kita terhindar dari konflik dan bisa menempatkan diri kita sesuai dengan harapan masyarakat. Adapun salah satu tujuan pengajaran ips di sekolah (termasuk sosiologi) menurut Numan Soemantri (2001,hlm.261 ) di maksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup. Maksudnya ialah bahwa dengan mempelajari bahan pelajaran yang pantang (tabu) untuk dibicarakan, para peserta didik akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan konflik intrapesonal maupun antar personal. Bahan pelajaran IPS yang tabu itu dapat timbul dari bidang ekonomi, politik, sejarah, sosiologi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Hal diatas dapat menggambarkan bahwa sosiologi sebagai bagian dari pelajaran IPS dapat membantu para siswa untuk memecahkan masalah termasuk jika mereka mendapatkan konflik. Kebermaknaan pembelajaran sosiologi dapat terlihat dari bagaimana siswa bisa beradapatasi dengan lingkungannya, bagaimana siswa bisa memiliki resolusi konflik yang tepat dan bagaimana siswa bisa berinteraksi dengan baik.

Kemampuan resolusi konflik sangat penting untuk dimiliki oleh peseta didik. Berdasarkan hasil observasi, kemampuan resolusi konflik peserta didik di SMAN 2 kota Sukabumi masih rendah. Terbukti dengan terlibatnya dalam tawuran dan peselisihan didalam kelas yang tidak ada solusi. Hal ini mungkin diakibatkan oleh pembelajaran yang kurang bermakna dimana guru selalu memakai model pembelajaran konvensional yang membuat peserta didik jenuh sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif sedangkan dalam mata pelajaran sosiologi sebagian besar objeknya adalah masyarakat. Resolusi konflik sendiri adalah suatu proses analisis dan penyelesaian masalah yang mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu dan kelompok seperti identitas dan pengakuan juga


(15)

perubahan-perubahan institusi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan.

Melihat masalah diatas model pembelajaran yang inovatif dan kreatif menjadi salah satu aspek yang dinilai penting. Model pembelajaran akan menjadi pendukung untuk guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sehingga, pembelajaran akan menjadi efektif serta materi yang diampaikan oleh pendidik akan di pahami siswa. Menurut Joyce tahun 1985 (dalam Hidayat,2011,hlm.40) model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya proses belajar.pola pembelajaran menjelaskan karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak.

Dari sekian banyaknya model pembelajaran yang ada, model pembelajaran controversial issues merupakan model pembelajaran yang cocok untuk digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran sosiologi.Menurut Muessiq model Controversial Issues (dalam Komalasari,2010,hlm.60-61) adalah sesuatu yang mudah diterima oleh seseorang atau kelompok tetapi juga mudah ditolak oleh orang atau kelompok lain. Kecenderungan seseorang atau kelompok untuk memihak didasari oleh pertimbangan-pertimbangan pemikiran tertentu.

Model diatas dinilai cocok karena model ini mendasarkan proses pembelajaran dengan berdasarkan masalah yang mana dapat mendukung mata pelajaran sosiologi agar peserta didik peka terhadap konflik sosial serta dapat memiliki resolusi konflik yang tepat.

Dari uraian diatas mengenai model controversial issues peneliti ingin mengetahui bagaimana efektifitas model pembelajaran tersebut dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik bagi peserta didik. Model ini belum digunakan oleh guru sebagai pendukung dalam memberikan materi ajarnya kepada peserta didik. Model ini diharapkan dapat menjadikan KBM lebih efektif sehingga jika KBM menjadi efektif siswa akan tahu lingkungan sekitarnya dan permasalahan yang terjadi dilingkungannya serta solusi yang harus mereka lakukan ketika mendapatkan masalah atau konflik yang tidak diinginkan


(16)

Maka, berdasarkan berbaga asumsi latar belakang diatas merupakan dasar bagi pentingnya penelitian ini dilakukan. Hal ini didasarkan pada kondisi pembelajaran sosiologi di sekolah SMAN 2 Sukabumi yang mana pembelajaran kurang efektif serta model yang digunakan guru masih menggunakan model konvensional. Maka peneliti mengambil alternative model pembelajaran yang diharapkan dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif sehingga dapat menumbuhkan kemampuan resolusi konflik bagi peserta didik yang dapat mendorong siswa memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengambil

tema mengenai “Efektifitas Penggunaan Model Controversial Isssues pada Mata

Pelajaran Sosiologi dalam Menumbuhkan Kemampuan Resolusi Konflik Bagi Peserta Didik(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Kota Sukabumi)

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam permasalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat kemampuan resolusi konflik pada siswa kelas XI IPS 2 SMAN 2 kota Sukabumi dengan menggunakan model konvensional ? 2. Apakah terdapat kemampuan resolusi konflik pada siswa kelas XI IPS 1

SMAN 2 kota Sukabumi dengan menggunakan model contoversial Issues? 3. Apakah terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model controversial

issues dibandingkan model konvensional dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik bagi peserta didik ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kemampuan resolusi konflik pada siswa kelas XI IPS 1

SMAN 2 kota Sukabumi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui kemampuan resolusi konflik pada siswa kelas XI IPS 2 SMAN 2 kota Sukabumi dengan menggunakan model pembelajaran controversial issues.


(17)

3. Untuk mengetahui perbedaan efektifitas penggunaan model controversial issues dibandingkan model konvensional dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik bagi peserta didik.

1.4 Manfaat Penelitian

1.Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang model pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran sosiologi.

2.Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti : dapat memberikan pengetahuan sejauh mana keefektifan penggunaan model pembelajaran controversial issues dalam mata pelajaran sosiologi.

b) Bagi Guru : dapat memberikan informasi mengenai penggunaan model dalam pembelajaran. Sehingga, guru dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan di sampaikan secara efektif.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Didalam skripisi yang peneliti buat, skripsi ini memuat lima bab utama, berikut ini adalah penjabarannya :

1. BAB I PENDAHULUAN : terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan skripisi, manfaat penulisan skripsi dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA : terdiri dari pengertian model pembelajaran, ciri model pembelajaran, macam-macam model pembelajaran, fungsi dan manfaat model pembelajaran, pengertian model controversial issues, tujuan model controversial issues, kelebihan model controversial issues, kelemahan model controversial issues, langkah-langkah model controversial issues.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN : terdiri dari lokasi dan subjek populasi dan sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi, metode penelitian dan justifikasi, definisi operasional, instrumen penelitian, proses uji instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.


(18)

4. BAB IV PENEMUAN DAN HASIL PENELITIAN : terdiri dari hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti dan berisi semua jawaban dari rumusan masalah.

5. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI : terdiri dari simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi untuk penelitian

6. DAFTAR PUSTAKA : terdiri dari sumber-sumber data yang digunakan oleh peneliti berupa

7. LAMPIRAN-LAMPIRAN : teridiri dari surat izin penelitian, foto-foto disaat penelitian dilakukan, SK skripsi, RPP dan Silabus yang digunakan ketika penelitian.


(19)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian

Desain penelitian menurut McMillan dan Shumacher (dalam Taniredja, 2011,hlm. 54-57) terdapat tiga jenis yaitu sebagai berikut :

(1) Pra eskperimen (pre-experimental ), yang terdiri dari pengujian akhir satu kelompok (one group posttest-only), pengujian awal-pengujian akhir satu kelompok (one group pretest-postest), dan pengujian akhir pada kelompok yang tidak sama (nonequivalent groups posttest-only) (2)Eskperimen yang benar ( True esperimental ), yang terdiri dari penandaan acak (random assigment), pngujian awal-pengujian akhir kelompok kontrol (pretest-posttest control group) dan pengujian akhir kelompok kontrol (posttest –only control group) (3) Eskperimen tak sebenarnya (quasi experimental) yang terdiri dari pengujian awalpengujian kelompok yang tidak sama (nonequivalent groups pretestposttest ) dan rentetan waktu ( time series ).

Desain penelitian yang penulis gunakan adalah desain penelitian quasi eksperimen yang bersifat rancangan pretest-posttes yang tidak ekuivalen ( the ekuivalen, prestest-posttest design ). Menurut Best (dalam Taniredja,2011,hlm. 56-57) jenis rancangan penelitian ini kontrolnya lebih baik dari para pre eksperimen, tetapi masih ada kelemahan-kelemahan, karena lazimnya tak mencapai ekuilevansi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Menurut Tukiran (dalam Taniredja,2011,hlm. 56-57) rancangan nya sebagai berikut :

O1 X O2 O3 X O4

Jenis rancangan ini biasanya di pakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperikaran sama keadaan/kondisinya.

Sebelum melaksanakan eksperimen atau penerapan model pembelajaran, siswa terlebih dahulu di berikan pre test untuk mengukur kemampuan resolusi konfliknya. Setelah di berikan pre test, siswa di berikan perlakuan yaitu


(20)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diterapkan model pembelajaran. Setelah diberikan perlakuan, selanjutnya siswa diberikan post test sehingga dapat diketahui perbedaan ketika pre test (sebelum diberikan perlakuan) dan ketika post test (setelah diberikan perlakuan).

34

Selain itu dalam penelitian ini dibutuhkan juga metode penelitian untuk mengetahui tujuan dari penelitian ini. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian eskperimen. Penelitian eksperimen berdasarkan pendapat Best ( dalam Taniredja,2011,hlm.52 ) adaah sebagai berikut :

merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab

pertanyaan “jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan terjadi?” dalam hubungan ini peneliti memanipulasikan sesuatu stimuli, treatment, atau kondisikondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan scara sengaja dan logis

Metode penelitian eksperimen digunakan oleh peneliti dengan alasan peneliti ingin mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan model controversial issues dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik bagi peserta didik di SMAN 2 kota Sukabumi. Maka, dalam penelitian ini akan terlihat apakah model controversial issues di sini mampu menumbuhkan kemamouan resolusi konflik peserta didik ataukah tidak.

3.2Partisipan

Partisipan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah responden yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi partisipan adalah sebagai berikut :

1. Satu orang guru dari SMAN 2 Kota Sukabumi yaitu Ibu Tuti Kosman S.Pd. Beliau merupakan salah satu guru SMAN 2 Kota Sukabumi yang menjabat sebagai guru mata pelajaran sosiologi yang mengajar kelas XI IPS 1 dan 2 di mana dikelas tersebut peneliti melakukan penelitian. Selain itu juga beliau bisa memberikan informasi mengenai model controversial issue.


(21)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Siswa dan siswi kelas XI IPS 1 dan 2 di SMAN 2 Kota Sukabumi. Alasan kelas tersebut menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah karena peneliti telah mewawancarai sebagian siswa dan siswi nya yang memberi gambaran bagaimana kondisi pembelajaran sosiologi di kelas tersebut.

3.3Populasi dan Sampel a.Populasi

Menurut Burhan Bungin (2004,hlm.109) populasi dalam penelitian digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas XI SMAN 2 Kota Sukabumiyang berjumlah 332 orang Adapun rincian untuk populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel.3.1 Jumlah Populasi di SMAN 2 Kota Sukabumi

NO Nama Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 XI IPA I 17 23 40

2 XI IPA 2 12 25 37

3 XI IPA 3 15 24 39

4 XI IPA 4 17 21 38

5 XI IPS 1 14 27 41

6 XI IPS 2 13 26 39

7 XI IPS 3 10 28 38

8 XI IPS 4 11 28 39

9 XI IPS 5 4 17 21

JUMLAH 113 219 332


(22)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat populasi untuk penelitian ini adalah 332 siswa yang mana terdiri dari 113 siswa laki-laki dan 219 siswa perempuan. Selain itu, untuk jumlah kelasnya terdiri dari 9 kelas, 4 kelas untuk kelas IPA dan 5 kelas untuk kelas IPS.

3.Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Adapun sampel yang digunakan peneliti apada penelitian ini adalah purposive sample. Dimana peneliti memilih sample berdasarkan kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel.3.2 Jumlah Sampel diteliti

No Kelas

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1 XI IPS 1 14 27 41

2 XI IPS 2 13 26 39

JUMLAH 27 53 80

Sumber:Hasil data oleh peneliti

Yang di jadikan sampel adalam penelitian ini adalah kelas XI IPS I dan kelas XI IPS 2 dimana kelas XI IPS I sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 2 sebagai kelas kontrol. Dapat terlihat dalam tabel diatas bahwa jumlah kelas XI IPS 1 adalah 41 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan sedangkan untuk kelas XI IPS 2 jumlah siswa terdiri dari 80 siswa, 13 siswa lakilaki dan 26 siswa perempuan. XI IPS 1 akan dijadikan untuk sambel model konvensional sedangkan XI IPS 2 akan dijadikan sampel untuk model controversial issues.

3.4Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah SMAN 2 Kota Sukabumi. SMAN 2 Kota Sukabumi berada di Jalan Karamat no.93. salah satu alasan


(23)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengapa peneliti memilih sekolah ini karena lokasi penelitian ini tidak jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga jika dibutuhkann data lebih lanjut akan terjangkau

Selain itu, para peserta didik dari SMAN 2 yang memang memiliki kemampuan resolusi konflik rendah. Hal ini dibuktikan dengan keterlibatan peserta didik yang sering memiliki konflik dengan guru, bolos sekolah, tawuran dan mempunyai perselisihan didalam kelas yang memang tidak solusinya. Mengingat hal tersebut, maka peneliti perlu melakukan penelitian ini dengan menerapkan model controversial issues guna menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik itu sendiri.

Adapun alasan memilih kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 adalah karena melihat kondisi siswa yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Hal ini disebabkan karena peneliti sudah mengenal para peserta didik. Selain itu, para peserta didik yang mempunyai kemampuan berfikir yang cukup baik dan kemampuan dalam menerima materi pelajaran namun guru di sini belum bisa mengembangkan motivasi belajar siswanya.

3.5Operasional Variabel

Adapun operasional variabel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel.3.3 Operasional Variabel


(24)

39

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Controve

rsial Issues ( X

)

Komariah,2010,hlm.60-61 ) pembelajaran controversial issues adalah sesuatu yang

mudah diterima oleh

seseorang atau kelompok

tetapi juga mudah ditolak oleh seseorang atau kelompok lain.

Kecenderungan seseorang

atau kelompok untuk

memihak didasari oleh

pertimbanganpertimbangan pemikiran tertentu. Model Controversia l Issues permasalahan dilingkungan sekitar.

Belajar menghargai

perbedaan pendapat. Memecahkan masalah melalui diskusi. Kemampu an Resolusi Konflik ( Y )

enurut Wirawan ( 2009 : 177 ) a mengungkapkan bahwa

yang dimaksud dengan

resolusi konflik adalah proses untuk mencapai keluaran konflik dengan menggunakan metode resolusi konflik. Metode resolusi konflik adalah proses manajemen

konflik yang digunakan

untuk menghasilkan keluaran konflik. Karateristik kemampuan Resolusi Konflik 1. Kemampuan orientasi 2. Kemampuan persepsi 3. Kemampuan emosional 4. Kemampuan komunikasi 5. Kemampuan berfikir kreatif 6. Kemampuan berfikir kritis Ordinal


(25)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e

Sumber:Hasil data oleh peneliti

3.6Instrumen Penelitian

Menurut Burhan Bungin ( 2011,hlm.104-105 ) pengertian dasar dari instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

pertama, instrumen penelitian menempati posisi teramat penting da;am hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data dilapangan. Kedua, instrumen penelitian adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses penelitian. Kesalahan dibagian ini dapat dipastikan suatu penelitian akan gagal atau berubah da2konsep semula. Oleh karena itu, kerumitan dan kerusakan instrumen penelitian pada dasarnya tidak terlepas dari peranan desain penelitian yang telah dibuat itu. Ketiga, bahwa pada dasarnya instrumen penelitian kuantitatif memiliki dua fungsi yaitu sebagai substitusi dan sebagai suplemen.

Adapun instrumen dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Tes

Menurut Zainal Arifin (2009,hlm.117) tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tes ini berisi soal sebanyak 15 soal untuk pre test dengan jenis pilihan ganda dan 20


(26)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal untuk post test dengan jenis pilihan ganda dan essay yang mana karakternya disesuaikan dengan kemampuan resolusi konflik menurut Crawford dan Bodine.

Selain itu untuk mengukur tes dalam bentuk essay peneliti menggunakan rubrik penilaian. Adapaun rubrik penilaiannya sebagai berikut :

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Essay

Nilai Keterangan

Amat Baik ( 4 ) - Secara akurat memberikan

jawaban lengkap dan benar - Memahami materi

Baik ( 3 ) - Secara akurat jawaban singkat

- Pemahaman materinya baik.

Cukup ( 2) - Memberikan jawaban kurang jelas

dan tidak akurat

- Memperlihatkan pemahaman materi yang kurang konsentrasi

Kurang ( 1 ) - Tidak membuat jawaban dan tidak

membuat penjelasan

- Tidak memahami materi yang di pelajari

2.Non Tes a. Angket

Angket disini digunakan untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal. Adapun keuntungan dan kelemahan angket menurut Zainal Arifin ( 2009,hlm.166 ) adalah sebagai berikut :

Keuntungan : (1). Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai dan waktu relatif lama sehingga objektivitas dapat terjamin (2). Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen (3). Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang lebih besar yang dijadikan sampel. b. Kelemahan : (1). Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain (2). Hanya diperuntukkan


(27)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi yang dapat melihat saja. (3). Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada.

Angket yang digunakan untuk penelitian ini adalah anget skala SSHA (Survey of Study Habits and Attitude) dari brown dan Holtsman. Pola skala SSHA ini tidak berbeda dengan skala likert yaitu bernilai favourable dengan lima option sebagai berikut ( dalam Septiyuni,2014,hlm.69 ) : Tabel.3.5 Penilaian Skala likert

Alternatif Jawaban Variabel Bobot

Selalu ( S ) 5

Sering ( SR ) 4

Kadang-kadang ( KD ) 3

Jarang ( J ) 2

Tidak Pernah ( TP ) 1

Sumber: Septiyuni ( 2014 halaman 69 )

Keunggulan skala model ini tidak mengukur kemampuan seseorang untuk menjawab soal. Sebab seseorang dituntut berdasarkan pengetahuannya melainkan berdasarkan aktivitasnya sehari-hari . jadi, peserta didik akan dinilai sikapnya melalui jawaban berdasarkan aktivitas yang mereka lakukan seharihari.

Adapun untuk angketnya berjumlah 36 pernyataan yang berisi indikator dari kemampuan resolusi konflik peserta didik yaitu kemampuan orientasi, kemampuan persepsi, kemampuan emosi, kemampuan komunikasi, kemampuan berfikir kreatif dan berfikir kritis.

3.Studi Literatur

Dalam studi literatur peneliti mencari sumber data baik melalui media cetak ataupun yang lainnya guna memperkuat data dan hasil penelitian.

4.Studi Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumentar, data yang relevan penelitian (dalam Riduwan,2002,hlm.31 ). Dalam studi dokumentasi peneliti lebih kepada


(28)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fotofoto ketika penelitain dilakukan sebagai bukti bahwa peneliti sudah melakukan penelitian.

3.7Uji Instrumen

a.Uji Validitas Instrumen

Validitas menurut Syofian Siregar ( 2012,hlm.46 ) adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur ( a valid measure if it succesfully measure the phenomenon ). adapun rumusnya sebagai berikut ( dalam Nurhasan 2011 : 263-264 ) :

Keterangan :

r : Koefisien Korelasi tes n : Jumlah peserta tes X1 : Skor X ( Variabel X ) Y1 : Skor Y ( Variabel Y ) ∑ X1 : Jumlah Skor X ∑ Y1 : Jumlah Skor Y

Adapun langkah-langkah menghitung uji validitas intrumen adalah sebagai berikut ( dalam Nurhasan,2011,hlm.264-267 ) :

1. Langkah Pertama

Setelah koreksi soal selesai, kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam tabel persiapan untuk menghitung koefesien korelasi tes.

2. Langkah Kedua

Membuat Tabel analisis korelasi dengan memindahkan tabel dilangkah pertama kedalam tabel persiapan analisis korelasi dengan menghilangkan nama-nama siswa.


(29)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memasukkan angka-angka yang sudah di hitung didalam tabel sebelumnya kedaam rumus sebagai berikut:

Jika koefisien korelasinya sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrument dinyatakan valid.Akan tetapi jika kurang dari 0,3 maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak baik untuk digunakan.

Dalam menghitung validitas berupa angket peneliti sendiri lebih memilih menggunakan SPSS ver 22 windows dimana langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Membuka aplikasi spss ver 22 windows 2. Mengklik variable view

3. Dalam variable view masukkan kata angket

4. Setelah itu klik data view, lalu masukkan hasil nilai nilai angket 5. Klik analyze

6. Klik correlation 7. Klik bivariat

8. Maka keluar output yang mana hasilnya seperti dibawah ini :

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Kemampuan Resolusi Konflik

No Keterangan Keterangan

2,7,10,11,17,18,19,20,21 Tidak Valid Diganti

1,2,3,4,5,6,8,9,12,13,14,15,16,22,23,24 ,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36

Valid Tetap


(30)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada sembilan ( 9 ) angket yang tidak valid sedangkan sisanya adalah valid. Menanggapai hal tersebut, peneliti disini mengganti angket yang tidak valid menjadi pernyataan yang lain yang dapat mewakili variabel dari yang ingin diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya menggunakan angket. Peneliti disini juga menggunakan soal pre test dan post test. Adapun hasil uji validitas untuk soal adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Soal Pre Test Dan Post Test Pilihan Ganda ( PG )

Hasil Perhitungan Soal PG ( Pilihan Ganda ) Perhitungan 5% r= 0,3

NO Hasil Jumlah Valid/Tidak

Valid

Keterangan

1 0,056 Tidak Valid Diganti

2 1,192 Valid Tetap

3 2,914 Valid Tetap

4 3,391 Valid Tetap

5 2,548 Tidak Valid Diganti

6 0,173 Valid Tetap

7 0,850 Valid Tetap

8 0,554 Valid Tetap

9 1,103 Valid Tetap

10 1,561 Valid Tetap

11 2,019 Tidak Valid Diganti

12 -0,270 Valid Tetap

13 2,036 Valid Tetap

14 0,869 Valid Tetap

15 1,790 Valid Tetap

Sumber : hasil data oleh peneliti


(31)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Soal Post Test Essay

Hasil Perhitungan Soal Essay

Perhitungan 5 % , N-34, di peroleh r tabel = 0,339

No Hasil Valid atau

Tidak Valid

Keterangan

1 9,275 Valid Tetap

2 0,0722 Tidak Valid Diganti

3 0,381 Valid Tetap

4 0,888 Valid Tetap

5 0,610 Valid Tetap

Sumber : hasil data oleh peneliti

3.8 Uji Reabilitas Instrumen

Reabilitas menurut Nurhasan (2011,hlm.263-264) adalah derajat keterandalan atau keajegan suatu tes atau alat pengukur, yang apabila tes itu (alat pengukur) itu dipergunakan hasilnya akan memberikan keajegan atau kemantapan.

Ukuran tinggi rendahnya derajat keterandalan suatu tes disebut indeks reliabilitas yang digambarkan melalui koefisien dari tes itu. Besarnya reliabilitas berkisar antara 1,0 sampai +1,0. Apabila hubungan itu sempurna dan searah, maka nilai indeks reliabilitasnya adalah (r)=1,0, sedangkan apabila itu sempurna tetapi berlawanan arahnya maka nilai indeks reliabilitasnya (r) =1,0 . Bila (r) itu =0,0 maka berarti tida ada hubungan dari kedua variabel tersebut. Rumus reliabilitas tes nya adalah sebagai berikut ( dalam Nurhasan 2011 : 266 ) :

Khusus untuk analisis korelasi dengan cara gasa genap atau dengan cara belah dua, angka korelasi yang didapat pada langkah sebelumnya dengan menggunakan rumus diatas, masih perlu dikoreksi dengan rumus Spearman Brown. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut ( dalam Nurhasan 2011 : 266 ):


(32)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Barry L.Johnson 1974 (dalam Nurhasan,2011,hlm.267 ) koefisien korelasi tes diklasifikasikan sebagai berikut :

r = 0,00 Tidak ada hubungan r = ±0,01 - ± 0,20 Rendah

r = ±0,21 - ± 0,50 Sedang r = ±0,51 - ± 0,70 Cukup r = ±0,71 - ± 0,90 Tinggi r = ± 1,90 - ± 1,00 Sempurna

Dalam penelitian ini, untuk menghitung nilai reliabilitas instrumen berupa angket, digunakan juga teknik pengujian dengan SPSS ver 22 windows , yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.Mengkoding data mentah yang didapatkan dari kuisioner yang sudah diisi oleh responden

2.Menjumlah nilai (score) yang diperoleh dari masing-masing responden 3.Mengcopy-paste data tersebut ke SPSS

4.Lalu klik Analyze → Correlate → Relability Analysis

5.Memasukan seluruh item pernyataan ke kolom sebelah kanan, hal ini berfungsi untuk menganalisis reliabilitas seluruh data

6.Pilih Alpha untuk option model peneliti gunakan, lalu klik OK 7.Hasil reliabilitas dapat dilihat di tabel „Reliability Statistic‟ 8.maka dalam output akan keluar hasil seperti dibawah ini :


(33)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9 Hasil Uji Reabilitas Instrumen

Cronbach's Alpha N of Items

,873 35

Sumber : hasil data oleh peneliti

Berdasarkan data pada tabel 3.9 dapat diketahui bahwa nilai reabilitas adalah 0,837 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang akan digunakan dinyatakan memiliki ketepatan yang tinggi untuk merepresentasikan hasil yang terjadi pada subyek penelitian

3.9Uji Tingkat Kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran soal (dalam Arifin,2009,hlm.266 ) adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Soal yang digunakan peneliti adalah soal dalam bentuk objektif. Adapun untuk menghitung tingkat kesukaran soal dalam bentuk objektif berikut ini adalah rumusnya :

Keterangan :

WL : Jumah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah

WH : Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas

nL : Jumlah kelompok bawah nH : Jumlah kelompok atas

Sebelum menggunakan rumus diatas, ada langkah-langkah yang harus dilakuka terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah nya sebagai berikut (Arifin, 2009,hlm.266-267):


(34)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Menyusun lembar jawaban peserta didik dari skor tertinggi sampai skor terendah.

2) Mengambil 27% lembar jawaban dari atas yang selanjutnya disebut kelompok atas (higher group ), dan 27 % lembar jawabn dari bawah yang selanjutnya disebut kelompok bawah (lower group). Sisa sebanyak 46% disisihkan.

3) Membuat tabel untuk mengetahui jawaban (benar atau salah) dari setiap peserta didik, baik untuk kelompok atas maupun untuk kelompok bawah. Jika jawaban peserta didik benar, diberi + sebaliknya jika angka salah,diberi angka - .

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut :

1. Jika jumlah presentasi sampai dengan 27% termasuk mudah 2. Jika jumlah presentasi 28%-72 % termasuk sedang

3. Jika jumlah presentase 73% keatas termasuk sukar.

Berikut di bawah ini adalah hasil uji tingkat kesukaran dari soal yang telah di berikan kepada responden untuk menguji soal :

Tabel 3.10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

No Soal Presentase Keterangan

1 50% Sedang

2 66% Sedang

3 54,16% Sedang

4 41,66% Sedang

5 45,83% Sedang

6 50% Sedang

7 41,66% Sedang

8 41,66% Sedang


(35)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 31,5% Sedang

11 41,66% Sedang

12 54,16% Sedang

13 31,5% Sedang

14 33,33% Sedang

15 45,83% Sedang

Sumber : Hasil data oleh peneliti

Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa karakteristik dari soal yang di berikan kepada objek penelitian itu bersifat sedang artinya soal yang diberikan tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.

3.10Daya Beda

Arifin (2009,hlm.273) mengatakan bahwa Perhitungan daya beda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun langkah-langkah untuk mengkalkulasi daya beda adalah sebagai berikut menurut Prasetya ( 2001, hlm. 178 ) :

1. Susunlah urutan peserta tes berdasarkan skor yang diperolehnya, mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah.

2. Bagilah peserta tes tersebut menjadi dua kelompok yang sama jumlahnya. Bila jumlah peserta tes ganjil, maka peserta yang di tengah-tengah tak usah dimasukkan kedalam salah satu kelompok. Kelompok pertama dinamakan kelompok prestasi tinggi (kelompok atas) dan kelompok kedua dinamakan kelompok prestasi rendah (kelompok bawah). Bila jumlah peserta cukup besar


(36)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(lebih dari 50) maka diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah.

3. Hitunglah jumlah kelompok atas yang menjawab benar terhadap butir soal yang akan dikalkulasi daya bedanya. Demikian pula untuk kelompok bawah.

4. Kalkulasilah proporsi peserta yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut untuk masing-masing kelompok.

5. Kurangilah proporsi kelompok atas dari kelompok bawah, dan di perolehlah indeks daya beda butir soal tersebut.

Adapun rumus untuk menghitung daya beda adalah sebagai berikut :

D =

Keterangan : D : daya beda

Ba : jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb : jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

T : jumlah peserta tes ( bila jumlah peserta tes ganjil, maka T = jumlah peserta tes kurang satu )

Daya beda yang dianggap masih memadai untuk sebutir soal ialah apabila sama atau lebih besar dari + 0,25. Bia lebih kecil dari itu, maka butir soal tersebut dianggap kurang mampu membedakan peserta tes yang mempersiapkan diri dalam menghadapi tes tersebut dari peserta tes yang tidak mempersiapkan diri. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti,berikut hasil daya beda dari soal yang telah di berikan pada saat uji instumen penelitian : Tabel 3.10 Hasil Daya Beda Soal

No Soal

Daya Beda Keterangan

1 0,11 Tidak bisa membedakam

2 0,11 Tidak bisa membedakan


(37)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 0,35 Bisa membedakan

5 0,17 Tidak bisa membedakan

6 0,11 Tidak bisa membedakan

7 0,35 Bisa membedakan

8 0,23 Tidak bisa membedakan

9 0 Tidak bisa membedakan

10 0,17 Tidak bisa membedakan

11 0 Tidak bisa membedakan

12 0,29 Bisa membedakan

13 0,17 Tidak bisa membedakan

14 -0,11 Tidak bisa membedakan

15 0,11 Tidak bisa membedakan

Sumber : hasil data oleh peneliti

Berdasarkan hasil data di atas sebagian besar soal itu tidak bisa membedakan mana peserta didik yang mempersiapkan test dan mana peserta didik yang tidak mempersiapkan test oleh karena itu untuk mensiasati hal tersebut maka peneliti mengganti beberapa soal.

3.11 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian nya adalah sebagai berikut : 1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam penelitian ini terdiri dari : a.Menentukan masalah yang akan di teliti.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menentukan terlebih dahulu apa yang akan di teliti ketika berada di lapangan.


(38)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah menentukan masalah, peneliti mulai membuat RPP dan silabus yang digunakan saat melakukan penelitian sesuai dengan materi ajar dan sesuai dengan indikator ketercapaian kompetensi. c. Membuat Instrumen

Peneliti disini mulai membuat instrumen penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data yang akan diperlukan untuk hasil penelitian.

d. Melakukan Uji Instrumen

Setelah membuat instrumen peneliti disini melakukan uji instrumen terlebih dahulu agar mengetahui apakah instrumen itu bersifat valid atau tidak.

e. Melakukan Pre test

Setelah melakukan uji instrumen peneliti disini melakukan pre test terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi peserta didik sebelum diberikan treatment oleh peneliti.

2) Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan KBM sesuai RPP dan Silabus

Setelah peneliti mendapatkan hasil dari pre test maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan KBM sesuai dengan RPP dan silabus. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan treatment baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.

b. Pos Test

Pos test disini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kemampuan resolusi konflik peserta didik sebelum dan sesudah di berikan treatment oleh peneliti.


(39)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket disini dilakukan untuk mengukur sejauh mana sikap dari peserta didik yang berguna untuk mengukur kemampuan resolusi konflik peserta didik.

3) Tahap Mengolah Data a. Melakukan Uji Statistik

Setelah melakukan kegiatan penelitian. Peneliti melakukan uji statistik untuk mengetahui apakah hipotesa yang telah diuji daat di terima atau tidak.

b. Menarik Kesimpulan Penelitian

Setelah melakukan uji statistik, peneliti disini menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan termasuk hasil penelitian itu sendiri.

c. Menyusun Skripsi

Setelah semua data yang mendukung penelitian terkumpul, peneliti melakukan penyusunan skripsi.

3.12 Analisis Data a.Analisis Indeks Gain

Adapun untuk analisis indeks gain rumusnya adalah sebagai berikut (Nurhaeni,2013,hlm.36) :

Indeks Gain= Skor post test – skor pre test Skor maksimum- skor pre test

Untuk interpretasi nilai indeks gain antara lain sebagai berikut :

Prosentase Kategori

0,00 < <g> ≤ 0,30 Rendah

0,30 < <g> ≤ 0,70 Sedang

0,70 < <g≤ 1,00 Tinggi Sumber :Nurhaeni ( 2013 halaman 36 )


(40)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.13Uji Normalitas Data

Adapun untuk uji normalitas data ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

a) Menentukan rentang skor (r) dengan menggunakan rumus sebagai berikut (dalam Arifin 2009,hal.241 ) :

r = Skor terbesar – Skor terkecil

b) Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( dalam Sudjana 2013,hal.47) :

Banyak Kelas = 1 + (3,3) log.n

c) Menentukan panjang kelas interval (p), secara ancer-ancer ditentuka oleh :

P = rentang Banyak Kelas

d) Menentukan daftar distribusi frekuensi

e) Menghitung Mean, yang mana rumusnya sebagai berikut ( dalam Wachidah 2013,hal.43 ) :

f) Menghitung simpangan baku, yang mana rumusnya sebagai berikut ( dalam Wachidah 2013,hal.70 ) :

g) Menghitung harga baku, yang mana rumusnya sebagai berikut ( dalam Sudjana 2013,hal.100 ) :

Keterangan :


(41)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu K = Batas Kelas

S = Simpangan Baku

= Mean

h) Menghitung luas interval, yang mana rumusnya sebagai berikut ( sudjana 2013,hal.46 ) :

Li = L1 –L2 Keterangan :

L1 = Nilai peluang baris atas L2 = Nilai peluang baris bawah

i) Menghitung Chi Kuadrat (x2), yang mana rumusnya sebagai berikut ( dalam Sudjana 2013 :273 ) :

Keterangan :

x2 = Chi Kuadrad hitung Ei = Frekuensi ekspektasi = Data hasil pengamatan

Hasil perhitungan X2 hitung selanjutnya dibandingkan dengan X2 tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Tingkat kepercayaannya 95% 2) Derajat kebebasannya (dk=k−1)

3) Apabila x2 hitung <x2tabel berarti data distribusi normal Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi program SPSS ver 22 windows,

adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Membuka program SPSS ver 22 windows

2. Mengklik variable view


(42)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Setelah itu klik data view, lalu masukkan hasil nilai pre test peserta didik

5. Klik analyze

6. Klik descriptive statistic

7. Klik explore, lalu masukkan variable pre tes kontrol ke dalam kolom dependent list

8. Lalu klik plots dan klik histogram dan normality plots with test 9. Maka keluar output

3.14Uji Homogenitas Data

Untuk menghitung uji homogenitas data, peneliti melakukan langkahlangkah sebagai berikut :

a. Menghitung variansi (S2 ) tiap kelompok dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( dalam Wachidah 2013:73 ) :

b. Menghitung harga variansi ( F) dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( Sudjana 2013 :303) :

c. Menghitung derajat kebebasan (dk) dk = n−1 d. F hitung> F tabel maka varians sampel homogeny

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi program SPSS ver 22 windows, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Membuka program SPSS ver 22 windows 2. Mengklik variable view

3. Dalam variable view masukkan kata homogen

4. Setelah itu klik data view, lalu masukkan hasil nilai pre test peserta didik baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen


(43)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Klik one way anova

7. Klik options

8. Klik homogenity variance 9. Klik Ok

10.Maka keluar output

3.15Uji Hipotesis

Adapun untuk uji hipotesa pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 : Model controverial issues tidak efektif digunakan untuk menumbuhkan kemampuan resolusi konflik bagi peserta didik.

H1 : Model controversial issues efektif digunakan untuk menumbuhkan kemampuan resolusi konflik bagi peserta didik.

Untuk menghitung uji hipotesa, langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung Uji-t dengan menggunakan rumus sebagai berikut (dalam Wachidah,2013,hlm.91 ):

2. Menentukan derajat kebebasan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : dk = n-1

3. Menentukan Nilai Tabel dan penarikan kesimpulan :

Jika :


(44)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aplikasi program SPSS ver 22 windows, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Membuka program SPSS ver 22 windows 2. Mengklik variable view

3. Dalam variable view masukkan kata model dan post test

4. Setelah itu klik data view, lalu masukkan hasil nilai aktivitas peserta didik dalam pembelajaran controversial issues dan hasil post test peserta didik kelas eksperimen

5. Klik analyze

6. Klik correlate lalu klik bivariate

7. Masukkan model ke dependent list, lalu post test ke factor list dan klik pearson lalu klik ok

8. Lalu lihat dalam output dan muncul tabel


(45)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN,IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 SIMPULAN UMUM

Kemampuan resolusi konflik pada kelas kontrol tergolong sedang Hal ini menunjukkan bahwa model konvensional dapat meningkatkan penguasaan materi dikelas kontrol, namun tidak begitu dapat meningkatkan kemampuan resolusi konflik.

Kemampuan resolusi konflik pada kelas eksperimen tergolong tinggi hal ini menunjukkan bahwa model controversial issues, selain dapat meningkatkan kemampuan penguasaan materi peserta didik, model controversial issues juga dapat menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik. Sesuai dengan tujuan dari model pembelajaran controversial issues, bahwa dengan model ini peserta didik dapat ditingkatkan kemampuan berfikir kritis dalam memahami isu dan permasalahan yang terjadi dilingkungan kehidupan peserta didik. Melalui model ini, peserta didik diajak untuk mengambil keputusan yang tepat. Dengan melihat kemampuan resolusi konflik yang berada pada kategori tinggi, menunjukkan bahwa model controversial issues dapat menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik sehingga model ini dianggap efektif digunakan pada mata pelajaran sosiologi dalam menumbuhkan kemampuan resolusi peserta didik.

Terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model pembelajaran konvensional dengan model controversial issues dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik. Peserta didik yang berada pada kelas kontrol, yang memakai model konvensional cenderung memiliki kemampuan resolusi konflik yang rendah di bandingkan dengan peserta didik yang berada pada kelas eksperimen yang memakai model controversial issues. Selain itu, pada penguasaan materi mengenai konflik terdapat pula perbedaan antara kelas kontrol dan kelas


(46)

nilai pre test dan post test yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen yang memakai model controversial issues. Melihat pemaparan diatas serta disamping, dapat disimpulkan bahwa model controversial issues lebih

85

efektif digunakan untuk menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik dibandingkan dengan model konvensional.

5.2 SIMPULAN KHUSUS

Berdasarkan simpulan umum diatas, dapat dirumuskan simpulan khusus sebagai berikut :

1. Kemampuan resolusi konflik peserta didik dapat ditingkatkan salah satunya dengan penguasaan materi konflik peserta didik itu sendiri. Model pembelajaran yang konvensional dinilai kurang cukup mampu untuk menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik namun dinilai cukup baik dalam meningkatkan penguasaan materi konflik peserta didik.

2. Kemampuan resolusi konflik peserta didik dapat ditumbuhkan salah satunya dengan penggunaan model controversial issues oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Model controversial issues dinilai baik dalam meningkatkan penguasaan materi tentang konflik peserta didik. Disamping itu, model controversial issues dinilai efektif dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik.

3. Model pembelajaran yang inovatif dinilai efektif untuk menjadikan pembelajaran bermakna. Model konvensional dan model controversial issues yang digunakan guru dikelas kontrol dan eksperimen dalam menumbuhkan kemampuan resolsui konflik peserta didik memiliki pengaruh yang berbeda dimana model controversial issues lebih efektif digunakan dibandingkan dengan model konvensional dalam menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik.


(47)

1.Bagi Guru

a.Guru harus memakai langkah-langkah pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.

b.Guru harus bertindak sebagai fasilitator bagi peserta didik yakni membimbing peserta didik dan memberikan apa yang peserta didik butuhkan ketika pembelajaran.

c.Guru harus mampu menyusun jadwal kegiatan belajar mengajar peserta didik diluar jam belajar peserta didik.

d.Guru harus mampu memahami setiap karakter peserta didik.

e.Guru harus bersikap netral dan tidak menunjukkan adanya diskrimanasi pada setiap siswa.

2.Bagi Peserta Didik

a.Peserta didik harus menyediakan waktu belajar diluar jam pelajaran dengan tujuan agar lebih memahami materi yang berikan oleh guru. b.Peserta didik harus menyediakan waktu belajar kelompok bersama

teman-temannya diluar jam pelajaran sekolah.

c.Peserta didik harus mampu berkomunikasi dengan temannya secara baik dan memakai kata-kata yang tidak menyinggung perasaan temannya.

d.Peserta didik harus berinteraksi secara baik, baik dengan temannya maupun dengan guru.

5.4 REKOMENDASI

Rekomendasi untuk penelitian ini adalah :


(48)

teapat guna meningkatkan lagi motivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

b. Lebih menggunakan contoh materi sosiologi yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

c. Lebih menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariatif agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna.

d. Menjadikan model pembelajaran sebagai langkah untuk meningkatkan nilai kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Bagi Peserta Didik

a. Diharapkan dapat lebih menambah pengetahuan peserta didik serta peserta didik dapat lebih mengaplikasikan ilmu yang di peroleh dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

b. Model controversial issues harus dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan resolusi konflik peserta didik itu sendiri.

c. Model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat lebih menjadikan peserta didik peka terhadap permasalahan yang ada disekitar peserta didik itu sendiri.

3. Bagi peneliti Selanjutnya

a. Dapat mengembangkan model controversial issues terhadap mata pelajaran lain sehingga model ini dapat diketahui manfaat nya dalam pembelajaran

b. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih bermakna lagi, sehingga akan menambah keyakinan bahwa model controversial issues memang layak untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.


(49)

referensi guna meningkatkan pembelajaran sosiologi lebih PAIKEM. b. Diharapkan agar penelitian ini dijadikan salah satu referensi bahwa

model controversial issues efektif digunakan pada mata pelajaran sosiologi.


(50)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(51)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(52)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI TENTANG KONFLIK SOSIAL ( Kelas Kontrol )

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

oleh

Ratu Pertiwi Putri Pamungkas 1101816

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(53)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

( RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Mata Pelajaran : Sosiologi Kelas : XI IPS

Materi Pokok : Konflik dan Integrasi Sosial Alokasi Waktu : 1 x 45 menit ( 1x pertemuan)

A.Standar Kompetensi

1. Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan

mobilitas sosial

B.Kompetensi Dasar

1.2 Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat.

C.Indikator Pencapaian Kompetensi

1.Siswa mampu menjelaskan pengertian konflik sosial.

D.Tujuan Pembelajaran

Melalui proses menyimak, tanya jawab dan diskusi siswa mampu : 1.Siswa mampu menjelaskan pengertian konflik sosial.

E.Materi

Pada pertemuan ini guru melaksanakan pre test.

F.Pendekatan : Keterampilan Proses

G.Metode :Ceramah Bervariasi

H.Media pembelajaran : Tradisional. I. Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Deskripsi Waktu

1. Pendahuluan

a.Pembukaan

Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam. Setelah itu guru


(54)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Absen

c. Apersepsi

mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa.

Kemudian guru melihat dan menanyakan kesiapan peserta didik untuk memulai pembelajaran.

Guru memeriksa kehadiran peserta dengan menyebutkan nama siswa yang tertera dalam absen. Lalu menyampaikan indicator.

Guru memberikan apersepsi kepada peserta didik dengan memberikan sedikit gambaran mengenai materi yang akan dipelajari dan membacakan indicator pencapaian.

8 menit

2. Inti Guru Melakukan Pre Test 30 menit

3. Penutup guru menutup kegiatan

pembelajaran dengan membaca doa bersama-sama yang diakhiri dengan ucapan

salam.


(55)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JUMLAH 45 Menit

J. Alat/bahan/Sumber Alat:

a. Papan tulis b. Spidol

K.Penilaian

1. Instrument a.Test

Soal Pre Test

Nama :

Kelas :

Petunjuk ! Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang benar.

1.Andi bertengkar dengan ayahnya karena tidak diizinkan untuk bermain bersama temannya. Andi marah terhadap ayahnya. Berdasarkan cerita disamping, bisa diartikan bahwa konflik adalah...

a.Suatu hubungan sosial yang negatif b.Suatu pertengkaran antar individu c.Sebuah interaksi yang tidak baik

d.Suatu proses sosial yang tidak harmonis antar manusia e.Sebuah komunikasi yang negatif

2.Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan dan otoritas adalah pengertian konflik menurut...

a.Soerjono Soekanto b.Robert M.Z.Lawang c.Karl Marx

d.George Simmel e.Ralf Dahrendorf

3.Proses sosial ketika orang perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan dsebut...

a.Pertikaian b.Konflik c.Pertentangan d.Perang


(56)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e.Genjatan Senjata

4.1). Terjadi benturan kepentingan untuk memperebutkan sesuatudengan kekerasan.

2). Pihak yang bertikai saling mencurigai dan hubungannya tidak harmonis lagi.

3). Mulai timbul rasa benci, antipasti, marah dan dendan terhadap lawannya. 4). Saling menyabar isu-isu negative, fitnah dan dendan terhadap lawannya. 5). Terjadi benturan fisik, kerusuhan sosial, gerakan separatis dan

peperangan.

Diatas ini merupakan... a. Arti konflik

b. Gejala konflik c. Solusi konflik d. Dampak konflik

e. Macam-macam konflik

5.Berikut ini yang termasuk faktor penyebab konflik adalah... a. Perbedaan individu

b. Rasa emosional yang tak terkendali c. Semakin kuatnya integritas kelompok d. Adanya perubahan perilaku individu e. Adanya tujuan yang ingin dicapai

6.Konflik yang kadang-kadang terjadi antara generasi muda dan tua ditandai dengan adanya pandangan sikap, tingkah laku, tutur kata. Contoh konflik disamping adalah konflik... a. Antar Generasi

b. Antar Usia

c. Golongan muda dan tua d. Individu dan individu e. Kelompok dan kelompok 7.1 ). individu

2). Perbedaan kepentingan 3). Perbedaan kebudayaan 4). Perbedaan adat

5). Perbedaan pemahaman


(57)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. 1,2,3 b. 2,3,4 c. 1,4,5 d. 1,2,5 e. 1,3,5

8.Konflik antara masyarakat yang memiliki lahan dengan para pejabat perusahaan merupakan salah satu contoh konflik yang disebabkan karena adanya...

a. Perbedaan kebudayaan b. Perbedaan antar individu c. Perbedaan kepentingan d. Perubahan sosial e. Perbedaan status sosial

9.Kasus tawuran yang terjadi di kalangan remaja yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa merupakan salah satu contoh konflik a.Antar individu

b. Antar remaja c. Antar kelompok d. Antar kelas e. Antar ras

10.Aby bertengkar dengan ayahnya karena ia main hingga larut malam. Terjadilah perdebatan diantara mereka. Konflik yang terjadi antara andi dan ayahnya adalah konflik yang diakaibatkan karena... a. Perubahan Sosial

b. Bentrokan kepentingan c. Perbedaan kebudayaan d. Kuatnya kesatuan in group e. Perbedaan generasi

11.Dampak positif dari tawuran adalah...

a. Adanya perubahan perilaku yang lebih baik b. Meningkatkan solidaritas in group

c. Meningkatkan solidaritas out group d. Meningkatkan solidaritas antar kelompok

e. Meningkatkan interaksi yang baik antar individu

12.Konflik positif ( persaingan ) yang terjadi dalam bermain sepak bola adalah konflik...

a. Individu dengan individu b. Individu dengan kelompok c. Kelompok dengan kelompok d. Kelompok dengan individu e. Kelompok dengan masyarakat


(1)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(2)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta Didik melakukan Presentasi dengan tujuan untuk mengungkapkan

pandangan akan kasus tawuran tersebut


(3)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru dan peserta didik mendiskusikan kasus tersebut dan siswa

memberikan pandangannya


(4)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(6)

Ratu Pertiwi Putri P. , 2015

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL CONTROVERSIAL ISSUES PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK