PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEDISIPLINAN TER

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS KARYAWAN
(STUDI KASUS PT GUNUNG SELATAN LESTARI PALEMBANG)
Eni Cahyani1, Dessy Hendriyanti2
Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Anika
email : eni_japung27@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh komunikasi dan kedisiplinan pada
PT Gunung Selatan Lestari, karena berdasarkan teori Menurut Permana (2003:18)
“komunikasi di dalam sebuah organisasi tidak lain dari sebuah kekuatan yang
mempertahankan eksistensi organisasi, tanpa komunikasi itu tidak berfungsi” adanya
komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Pengambilan
sampel Jenuh sebanyak 32 orang karyawan dengan teknik pengumpulan data dengan
kuesioner dan wawancara. Pengujian instrument menggunakan SPSS dengan metode regresi
berganda dengan uji hipotesis uji t dan F. diperoleh hasil bahwa secara parsial komunikasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas karyawan, kedisiplinan berpengaruh
terhadap produktivitas karyawan PT Gunung Selatan Lestari. Sedangkan secara simultan
komunikasi dan kedisiplinan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan
PT. Gunung Selatan Lestari
Kata Kunci : Komunikasi, Kedisiplinan, karyawan dan Produktivitas kerja

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas
dasar manusia, dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu
sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari,
di tempat pekerjaan, rumah, pasar, dalam
masyarakat atau dimana saja manusia
berada. komunikasi dilakukan manusia di
hampir semua tempat dan aktifitas bahkan
Surtaryo (2005:41) menegaskan bahwa
sebagai
makhluk
homososiologicus
manusia akan melakukan komunikasi dari
sejak bangun tidur hingga tidur kembali.
Hal
ini
menunjukkan
pentingnya

komunikasi bagi manusia tidaklah dapat
dipungkiri bagi suatu organisasi atau
perusahaan.
Komunikasi merupakan dasar bagi
tindakan dan kerja sama untuk sebuah
pencapaian. Menurut Permana (2003:18)

“komunikasi di dalam sebuah organisasi
tidak lain dari sebuah kekuatan yang
mempertahankan eksistensi organisasi,
tanpa komunikasi itu tidak berfungsi”
adanya komunikasi yang baik, suatu
organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil. Di dalam suatu perusahaan, atasan
dan bawahan penting untuk menjalin
hubungan emosional yang dapat dilakukan
dengan memperkuat komunikasi sehingga
mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan
perusahaan.
Selain komunikasi, kedisiplinan kerja

karyawan merupakan unsur penting karena
tanpa disiplin karyawan,
sulit bagi
perusahan mencapai hasil yang optimal.
Selain itu kedisiplinan kerja akan
membentuk perilaku kerja yang efektif dan
efisien, tetapi apabila dalam suatu
perusahaan tenaga kerjanya kurang disiplin
terhadap
ketentuan-ketentuan
yang
1

ditetapkan perusahaan, maka kemungkinan
adanya kesalahan kerja. seperti yang
dijelaskan oleh Hasibuan (2003:193)
“kedisiplinan merupakan fungsi operatif
manajemen sumber daya manusia yang
terpenting, karena semakin baik disiplin
karyawan maka semakin tinggi prestasi

kerja yang dicapainya”.
Secara
umum,
produktivitas
merupakan perbandingan antara keluaran
(output) yang dicapai dengan masukan
(input) yang diberikan. Produktivitas juga
merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan
masukan dan efektivitas pencapaian
sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang
tinggi akan menghasilkan produktivitas
yang tinggi. Menurut Sinungan (2000:12)
produktivitas
kerja
adalah
suatu
perbandingan antara hasil keluaran dan
masukan atau output : input. Masukan
sering dibatasi dengan masukan tenaga
kerja, sedang keluaran diukur dalam

kesatuan fisik bentuk dan nilai.
Beberapa peneliti telah menguji
pengaruh motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan, antara lain
Abdul Hakim (2006) tentang “Analisis
pengaruh motivasi, komitmen organisasi,
dan iklim organisasi terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Perhubungan dan
Telekomunikasi Provinsi Jawa Tengah”,
disimpulkan bahwa secara parsial (individu)
terdapat pengaruh secara signifikan dan
positif antara motivasi kerja, komitmen
organisasi, dan iklim organisasi terhadap
kinerja pegawai. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Maslan Banni, Nilam
Korompot dan Robiansyah terhadap kinerja
pegawai PT. PLN wilayah Kalimantan
Timur juga membuktikan bahwa disiplin
dan motivasi berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai.

Penelitian
terdahulu
mengenai,
Pengaruh Komunikasi Lingkungan Kerja
Fisik dan Disiplin Kerja Karyawan
Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT
Pembangunan Daerah Bali Kantor, oleh Ni
Kadek
Desy
Arisanthi
Hasilnya

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang dilakukan pada bab sebelumnya maka
diperoleh simpulan sebagai berikut: secara
simultan komunikasi (X1), lingkungan
kerja fisik (X2) disiplin kerja (X3)
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
(Y) sebesar 63,1%, sedang sisanya 36,9%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak diteliti. Hasil uji parsial menunjukkan
bahwa komunikasi, lingkungan kerja fisik
dan disiplin kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja. Ini
dapat dibuktikan dari nilai t hitung yang
lebih besar dari nilai t tabel. Hasil uji
tersebut menyatakan bahwa diantara
variabel komunikasi, lingkungan kerja fisik
dan disiplin kerja, disiplin kerja merupakan
variabel dominan yang mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan pada PT.
Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor
Pusat.
Penelitian
mengenai
Pengaruh
Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Pada PT. Food Station
Tjipinang Jaya, yang ditelitih oleh Dr
Darma Tintri E S. SE, AK, MBA dan

Fitriatin, Dari hasil analisis Dapat memberi
arti bahwa setiap adanya perubahan pada
tingkat disiplin kerja karyawan (variabel X)
maka akan memberi dampak pada tingkat
produktivitas kerja (variabel Y) seorang
karyawan PT. Food Station Tjipinang Jaya.
Sehubungan
dengan
penelitian
terdahulu mengenai komunikasi dan
kedisiplinan terhadap produktivitas penulis
tertarik melakukan penelitian pada PT
Gunung Selatan Lestari.
1.2 Perumusan Masalah
a) Apakah terdapat pengaruh komunikasi
terhadap produkivitas karyawan pada
PT Gunung Selatan Lestari Palembang
secara parsial ?
b) Apakah terdapat pengaruh kedisiplinan
terhadap produkivitas karyawan pada

PT Gunung Selatan Lestari Palembang
secara parsial ?
2

c)

Apakah terdapat pengaruh komunikasi
dan kedisiplinan terhadap produkivitas
karyawan pada PT Gunung Selatan
Lestari Palembang secara simultan ?

1.3 Tujuan Penelitian
a) Mengetahui pengaruh komunikasi
terhadap produkvitas karyawan pada
PT Gunung Selatan Lestari Palembang
b) Mengetahui pengaruh kedisiplinan
terhadap produkvitas karyawan pada
PT Gunung Selatan Lestari Palembang
c) Mengetahui pengaruh komunikasi dan
kedisiplinan terhadap produkvitas

karyawan pada PT Gunung Selatan
Lestari Palembang
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
komunikasi menurut Sutanto (2005:100)
dari bahas inggris communication dari
bahsa latin communicates yang mempunyai
arti berbagi atau manjadi milik bersama,
komunikasi diartikan sebagai proses sharing
diantara pihak-pihak yang melakukan
aktifitas komunikasi tersebut.
Komunikasi menjalankan empat fungsi
utama dalam organisasi atau perusahaan
yaitu (Robbins, 2006:392) :
a. Pengendalian
Fungsi
komunikasi
ini
untuk
mengendalikan perilaku anggota dengan

beberapa cara. Setiap organisasi
mempunyai wewenang dan garis
panduan formal yang harus dipatuhi oleh
pegawai. Bila pegawai, misalnya,
diminta
untuk
terlebih
dahulu
mengkomunikasikan setiap keluhan yang
berkaitan dengan pekerjaan ke atasan
langsungnya, sesuai dengan uraian
tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan
perusahaan, komunikasi itu menjalankan
fungsi pengendalian. Namun komunikasi
informal juga mengendalikan perilaku.
b. Motivasi
Komunikasi
memperkuat
motivasi
dengan menjelaskan ke para pegawai apa

yang
harus
dilakukannya.
Seberapa baik mereka bekerja, dan apa
yang
dapat
dikerjakan
untuk
memperbaiki kinerja yang dibawah
standar.
c. Pengungkapan emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok atau organisasi merupakan
mekanisme fundamental dimana para
anggota menunjukkan kekecewaan dan
kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi
memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi
perasaan dan pemenuhan kebutuhan
sosial.
d. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan
dan
kelompok
untuk
mengambil
keputusan
melalui
penyampaian data guna mengenali dan
mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
Menurut Mangkunegara (2004:148)
ada dua tinjauan faktor yang mempengaruhi
komunikasi, yaitu faktor dari pihak sender
atau disebut pula komunikator, dan faktor
dari pihak receiver atau komunikan.
a. Faktor
dari
pihak sender atau
komunikator, yaitu keterampilan, sikap,
pengetahuan sender, media saluran yang
digunakan.
1) Keterampilan Sender
Sender sebagai pengirim informasi,
ide, berita, pesan perlu menguasai
cara-cara penyampaian pikiran baik
secara tertulis maupun lisan.
2) Sikap Sender
Sikap sender sangat berpengaruh pada
receiver. Sender yang bersikap
angkuh terhadap receiver dapat
mengakibatkan informasi atau pesan
yang diberikan menjadi ditolak oleh
receiver. Begitu pula sikap sender
yang ragu-ragu dapat mengakibatkan
receiver menjadi tidak percaya
terhadap informasi atau pesan yang
disampaikan. Maka dari itu, sender
harus bersikap meyakinkan receiver
3

terhadap pesan yang diberikan
kepadanya.
3) Pengetahuan Sender
Sender yang mempunyai pengetahuan
luas dan menguasai materi yang
disampaikan
akan
dapat
menginformasikan kepada receiver
sejelas mungkin. Dengan demikian,
receiver akan lebih mudah mengerti
pesan yang disampaikan oleh sender.
4) Media Saluran yang Digunakan oleh
Sender
Media atau saluran komunikasi sangat
membantu dalam penyampaian ide,
informasi atau pesan kepada receiver.
Sender perlu menggunakan media
saluran komunikasi yang sesuai dan
menarik perhatian receiver.
b. Faktor dari pihak receiver (penerima)
1) Keterampilan penerima
Pesan yang diberikan oleh pengirim
akan dapat dimengerti dengan baik,
jika
penerima
mempunyai
keterampilan
mendengar
dan
membaca
2) Sikap Penerima
Sikap penerima terhadap pengirim
sangat mempengaruhi efektif tidaknya
komunikasi. Maka dari itu penerima
haruslah bersikap positif terhadap
pengirim
3) Pengetahuan Penerima
Penerima
yang
mempunyai
pengetahuan lebih luas akan mudah
dalam menginterprestasikan idea tau
pesan yang telah diterimanya dari
pengirim
4) Media Saluran Komunikasi
Media saluran yang digunakan sangat
berpengaruh dalam penerimaan ide
dan pesan
5) Komunikasi Efektif
6) Kualitas Komunikasi
2.2 Kedisiplinan
Hani Handoko (2001:209) berpendapat
bahwa “Maksud pendisiplinan adalah untuk
memperbaiki kegiatan di waktu yang akan

datang bukan menghukum kegiatan di masa
lalu. Sedangkan sasaran-sasaran tindakan
pendisiplinan hendaknya positif, bersifat
mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan
negatif yang menjatuhkan karyawan yang
berbuat salah”. Tindakan negatif ini
biasanya mempunyai berbagai pengaruh
sampingan
yang merugikan seperti
hubungan emosional terganggu, absensi
meningkat, apati atau kelesuan, dan
ketakutan pada penyelia.
Menurut Bejo Siswanto (2005:292),
Maksud dan sasaran dari disiplin kerja
adalah terpenuhinya beberapa tujuan seperti
:
1. Tujuan umum disiplin kerja adalah demi
kelangsungan perusahaan sesuai dengan
motif perusahaan. yang bersangkutan,
baik hari ini maupun hari esok.
2. Tujuan khusus disiplin kerja
a. Agar para tenaga kerja menepati
segala peraturan dan kebijakan
ketenagakerjaan maupun peraturan
dan kebijakan perusahaan yang
berlaku, baik yang tertulis maupun
yang
tidak
tertulis,
serta
melaksanakan perintah manajemen.
b. Dapat
melaksanakan
pekerjaan
sebaik-baiknya
serta
mampu
meberikan servis yang maksimum
kepada
pihak
tertentu
yang
berkepentingan dengan perusahaan
sesuai dengan bidang pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
c. Dapat menggunakan dan memelihara
sarana dan prasarana barang dan
jasa perusahaan
dengan
sebaikbaiknya.
d. Dapat
bertindak
dan
berperilaku sesuai dengan normanorma yang berlaku pada perusahaan.
e. Tenaga kerja mampu memperoleh
tingkat produktivitas yang tinggi
sesuai dengan harapan perusahaan,
baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
4

Sutrisno (2012:88) mengemukakan tujuan
disiplin kerja adalah:
1. Disiplin dibutuhkan untuk tujuan
organisasi mencapai efisiensi dengan
mencegah dan mengoreksi tindakantindakan individu dalam itikad tidak
baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh
lagi, disiplin berusaha untuk melindungi
perilaku yang baik dengan menetapkan
respons yang dikehendaki.
2. Disiplin kerja sangat diperlukan untuk
menunjang kelancaran segala aktivitas
organisasi agar tujuan organisasi dapat
dicapai secara maksimal. Meskipun
bukan hal yang mustahil bahwa
menghindari
kondisi-kondisi
yang
memerlukan disiplin itu lebih baik
daripada program pendisiplinan yang
paling memuaskan, namun disiplin itu
sendiri menjadi penting karena manusia
dan kondisinya yang tidak sempurna,
seharusnya mempunyai tujuan yang
positif.

2.3 Produktivitas
Menurut
Sinungan
(2000:12)
produktivitas
kerja
adalah
suatu
perbandingan antara hasil keluaran dan
masukan atau output : input. Masukan
sering dibatasi dengan masukan tenaga
kerja, sedang keluaran diukur dalam
kesatuan
fisik
bentuk
dan
nilai.
Produktivitas adalah nilai output dalam
hubungan input tertentu, produktivitas
biasanya dunyatakan sebagai imbangan dari
hasil kerja rata – rata dalam hubungannya
dengan jam rata – rata dari tenaga kerja
yang diberikan dalam proses tertentu. Jadi
hasil kerja yang dicapai (produktivitas
kerja) adalah target di dapat melalui
kualitas kerja para karyawan melakukan
tugasnya yang sesuai dengan waktu yang
ditentukan ketepatan.
Menurut
Mulyono
(2004:3)
berpendapat bahwa “produktivitas adalah
hasil yang terdapat dari setiap proses
produksi dengan menggunakan satu atau
lebih faktor produksi”.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Disiplin
Menurut keith Davis dalam Mangkunegara
(2004:129) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi disiplin yaitu
1. Jam Kerja
Jam kerja adalah jam datang katyawan
ketempat kerja maupun pulang kerja
yang telah ditetapkan olah perusahaan
2. Izin Karyawan
Izin bagi karyawan adalah karyawan
yang meninggalkan pekerjaannya pada
jam kerja atau jam kantor, baik untuk
kepentingan
perusahaan
ataupun
kepentingan pribadi dengan terlebih
dahulu ada izin dari atasan begitu juga
bagi karyawan yang mengambil cuti
3. Absensi Karyawan
Absensi karyawan adalah tingkat
kehadiran karyawan ditempat kerja yang
diadakan
perusahaan untuk melihat
kehadiran para karyawan ditempat kerja

Faktor-Faktor yang mempengaruhi naik
turunnya produktivitas kerja, seorang
pegawai. Menurut Panji dan Anoraga
(Nimas, 2007, antara lain :
1. Pendidikan
Pada
umumnya
seseorang
yang
mempunyai pendidikan yang lebih tinggi
akan mempunyai produktivitas kerja
yang lebih baik. Dengan demikian
pendidikan merupakan syarat yang
penting
dalam
meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Tanpa
bekal pendidikan mustahil orang akan
mudah dalam mempelajari hal-hal yang
bersifat baru.
2. Motivasi
Pimpinan perusahaan perlu mengetahui
dan memahami motivasi kerja dari setiap
karyawannya.
Dengan
mengetahui
motivasi itu, maka pimpinan dapat
membimbing dan mendorong karyawan
untuk bekerja lebih baik.
5

3. Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan
seseorang
atau
kelompok
yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti
dan memahami segala peraturan yang
telah
ditentukan.
Disiplin
kerja
mempunyai hubungan yang erat dengan
motivasi. Kedisiplinan dapat dibina
melalui latihan-latihan antara lain
dengan bekerja menghargai waktu dan
biaya yang akan memberikan pengaruh
positif terhadap produktivitas karyawan.
4. Ketrampilan
Ketrampilan
banyak
pengaruhnya
terhadap
produktivitas
kerja
karyawan.Ketrampilan kerja karyawan
dalam perusahaan dapat ditingkatkan
melalui kursus-kursus atau latihan kerja.
5. Sikap dan etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang
dalam membina hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang di dalam kelompok
itu sendiri maupun dengan kelompok
lain dan etika dalam hubungan kerja
sangat
penting
artinya,
dengan
tercapainya hubungan dalam proses
produksi
akan
meningkatkan
produktivitas.
6. Gizi dan kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya
dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang
dikonsumsi setiap hari. Gizi yang baik
akan mempengaruhi kesehatan karyawan
dan semua itu akan berpengaruh
terhadap produktivitas karyawan.
7. Tingkat penghasilan
Semakin tinggi prestasi kerja karyawan
akan semakin besar upah yang diterima.
Dengan penghasilan yang cukup akan
memberikan
kepuasan
terhadap
karyawan yang menjadi karyawan
tersebut mempunyai semangat kerja.
8. Lingkungan kerja dan iklim kerja
Lingkungan kerja dari karyawan disini
termasuk hubungan antar karyawan,
hubungan dengan pimpinan, lingkungan
kerja, penerangan dan lain-lain. Hal ini
sangat penting untuk mendapatkan

perhatian perusahaan karena karyawan
enggan bekerja karena tidak ada
kekompakan kerja atau ruang kerja yang
tidak menyenangkan. Hal ini dapat
mengganggu kerja karyawan.
9. Teknologi
Adanya kemajuan tekhnologi meliputi
peralatan yang semakin otomatis dan
canggih yang dapat mendukung tingkat
produksi dan mempermudah manusia
dalam melaksanakan pekerjaan.
10.Sarana Produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai
dan saling mendukung dalam proses
produksi.
11.Jaminan Social
Perhatian dan pelayanan perusahaan
kepada setiap karyawan menunjang
kesehatan dan pelayanan keselamatan.
Dengan harapan supaya karyawan
semakin bergairah dan mempunyai
semangat kerja.
12.Manajemen
Adanya manajemen yang baik, maka
karyawan akan terorganisasi dengan baik
pula. Dengan demikian produktivitas
kerja akan maximum.
13.Kesempatan berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya, dengan
diberikan kesempatan berprestasi maka
karyawan
akan
meningkatkan
produktivitasnya.
Menurut Nasution dalam buku Manajemen
Mutu Terpadu yang dikutip dari Ross
(2001;209) mengemukakan cara untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan
sebagai berikut :
1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
Reduksi
biaya
berarti
dalam
menghasilkan output dengan kuantitas
yang sama, kita menggunakan input
dalam jumlah yang lebih sedikit. Jadi,
peningkatan
produktivitas
melalui
program reduksi biaya berarti output
yang tetap dibagi dengan input yang
lebih sedikit. Program reduksi biaya
6

2.

3.

4.

5.

mengacu kepada menghilangkan biayabiaya yang dikeluarkan pada aktivitasaktivitas yang tidak perlu.
Mengelola Pertumbuhan
Peningkatan
produktivitas
melalui
mengelola pertumbuhan berarti kita
meningkatkan output dalam kualitas
yang lebih besar melalui peningkatan
penggunaan input dalam kuantitas yang
lebih kecil. Artinya, output meningkat
lebih
banyak,
sedangkan
input
meningkat
lebih
sedikit.
Dalam
pendekatan peningkatan produktivitas
melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu
investasi atau tambahan biaya yang
dikeluarkan akan menghasilkan lebih
banyak output dari investasi itu sehingga
angka rasio output terhadap input akan
meningkat.
Bekerja Lebih Tangkas
Peningkatan produktivitas melalui jurus
ini adalah dengan menggunakan input
yang sama, kita meningkatkan output.
Jadi, produksi meningkat, tetapi jumlah
input tetap sehingga akan diperoleh
biaya produksi per unit output yang
rendah. Meningkatkan arus perputaran
inventori dan memperbaiki desain
produk merupakan aktivitas nyata dari
jurus bekerja lebih tangkas.
Mengurangi Aktivitas
Jurus ini mengajarkan pada kita untuk
mengurangi aktivitas produksi serta
menghilangkan atau membuang asset
yang tidak produktif. Jadi, kita
meningkatkan produktivitas perusahaan
melalui pengurangan sedikit output dan
mengurangi banyak input yang tidak
perlu.
Bekerja Lebih Efektif
Peningkatan produktivitas melalui jurus
ini adalah meningkatkan output, tetapi
mengurangi penggunaan input. Caranya
adalah dengan bekerja lebih efektif
sehingga kita akan memperoleh output
yang lebih banyak dengan menggunakan
input yang lebih sedikit.

III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan sampel
3.1.1 Populasi
Dalam penelitian ini, menggunakan
populasi adalah jumlah keseluruhan dari
satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti. Jumlah dari
populasi yang menjadi objek penelitian
adalah karyawan PT. Gunung Selatan
Lestari.
3.1.2 Sampel
Data dalam penelitian ini, menggunakan
Sampel yang merupakan sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampel jenuh,
dimana jumlah karyawannya kurang dari 30
orang. Sehingga peneliti mengambil seluruh
karyawan PT Gunung Selatan Lestari
sebagai sampel yang berjumlah 20 orang
karyawan.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Teknik pengumpulan data
Data dalam penelitian ini, menggunakan
teknik pengumpulan data, seperti mencatat
menganalisa dan memberikan uraian
singkat terhadap data yang ada sehingga
kesimpulan yang diambil mendekati
kenyataan yang ada, adapun teknik yang
dipergunakan adalah:
a) Kuesioner
Penulisan melakukan tanya jawab secara
tulisan dengan membagikan kuisioner
kepada responden.
b) Wawancara
Penulisan melakukan wawancara secara
langsung kepada karyawan
PT.
Gunung
Selatan
Lestari
guna
mendapatkan bahan dari judul yang akan
dibahas dalam penelitian ini.
3.2.2 Sumber Data
Adapun data penelitian ini menggunakan
jenis data yaitu:
a. Data Primer
7

Data ini diambil dan dikumpulkan secara
langsung
dengan
mengadakan
wawancara dan menyebarkan kuesioner
dengan responden.
b. Data Sekunder
Data
dikumpulkan
dengan
cara
memanfaatkan buku-buku, dokumendokumen, searching di internet dan lainlain yang berhubungan dengan kajian
yang diamati.

3.3 Identifikasi dan Definisi operasional
variabel
3.3.1 Variabel independent
a. Komunikasi (X1)
Menurut Herbert T mengemukakan
bahwa “ Comminication is the process
by which meaning or knowledge is
tranferreed from one person to another,
usually for the purpose of obtaining
some specific goal”. Komunikasi adalah
proses mentransfer pengetahuan atau
makna untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Harold d. lasswell dalam Heru
Puji Winarso (2005:4) dan wiryanto
(2006:3) menyatakan bahwa komunikasi
adalah “who says what in which channel
to whom and with what effect”.
b. Kedisiplinan (X2)
Disiplin merupakan sikap tingkah laku
dan perbuatan yang sesui dengan
peraturan perusahan baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis, peraturan
yang dimaksud termasuk absensi, lambat
masuk, serta cepat pulang karyawan.
Jadi hal hal ini merupakan suatu sikap
indisipliner karyawan yang perlu
disikapi dengan baik oleh pihak
manajemen. Banyak yang mengartikan
disiplin itu bilamana karyawan selalu
datang serta pulang tepat pada waktunya.
Pendapat itu hanya salah satu yang
dituntut oleh organisasi, oleh karena itu
kedisiplinan dapat diartikan sebagai
tingkah laku yang tertulis maupun yang
tidak tertulis (Hasibuan, 2009:212)

3.3.2 Variabel independent
Variabel independent yang digunakan
Produktivitas karyawan (Y) Secara umum,
produktivitas merupakan perbandingan
antara keluaran (output) yang dicapai
dengan masukan (input) yang diberikan.

3.2.5 Metode Analisis
a. Metode Pengujian Kualitas Data
(1) Pengujian Validitas Data
Alat ukur yang digunakan dalam
pengujian validitas suatu kuesioner.
Jenis korelasi yang digunakan adalah
corrected item total correlation,
dimana konsep ini mewakili variabel
yang dibentuk apabila Corrected item
total Correlation tiap pertanyaan lebih
besar rtabel, barulah dapat dikatakan
valid. Cara memperoleh angka dalam
uji
validitas
tersebut
dengan
menggunakan alat bantu software SPSS
(Statistical Package for Social Science)
(2) Uji Reliabilitas Data
Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
didapatkan
jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil apabila digunakan berulang
kali pada waktu yang berbeda, atau dari
waktu ke waktu. Untuk mengetahui
apakah alat ukur reliabel atau tidak,
maka akan diuji dengan menggunakan
metode Alpha Cronbach.
Suatu
instrume n dikatakan reliabel jika alfa
cronbach ≥ 0,6. Jika nilai alfa cronbach
< 0,6 maka instrumen dianggap tidak
reliabel.
(3) Transformasi Data
langkah-langkah mentransformasi data
ordinal ke dalam data interval adalah
dengan
menggunakan
bantuan
Microsoft successive interval, yang
terintegrasi dalam Mirosoft Excel.
b. Pengujian Asumsi dasar klasik
(1) Uji Normalitas Data
Digunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov dengan menggunakan taraf
8

signifikansi 0,05. Data dinyatakan
berdistribusi normal jika signifikansi
lebih besar dari 5% atau 0,05.
(2)Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dan
residual pengamatan yang lain dengan
dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut
(a) Jika ada data yang membentuk pola
tertentu, seperti titik-titik yang
membentuk pola tertentu dan teratur
(bergelombang, melebar kemudian
menyamping) maka telah terjadi
Heteroskedastisitas.
(b) Jika tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi Heteroskedastisitas.
(3)Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (indenpenden). Jika
variabel bebas ada korelasi cukup tinggi
(umumnya R2 di atas 0,90) maka
mengindikasikan
adanya
multikolinearitas dapat dilihat dari
Varians inflation factor (VIF). Bila nilai
VIF > 10 terjadi multikolinearitas.
c. Metode dan Rancangan Hipotesis
Penelitian ini menggunakan metode analisis
kuantitatif, tahapan adalah :
(1)Analisis Regresi
Untuk mengetahui terdapat pengaruh
motivasi dan kepuasan kerja secara
parsial terhadap variabel Kualitas
pelayanan Internal
pada Politeknik
Swasta di Kota Palembang digunakan
analisis regresi linier berganda dengan
formulasi :

Dimana :
Y
a

= Produktivitas
= Konstanta

b1, b2
= koefisien regresi
variabel X1 dan X2
X1
= komunikasi
X2
= Kedisiplinan
= Error term
(2)Uji Hipotesis
(a) Uji Serentak (uji F)
Dalam penelitian ini uji F digunakan
untuk mengetahui apakah variabel
motivasi dan kepuasan kerja secara
serentak berpengaruh signifikan
terhadap variabel kualitas Pelayanan
Internal dengan asumsi :
1) Apabila Sig F < α (0,05), maka
Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti ada pengaruh yang
signifikan variabel komunikasi
dan kedisiplinan secara serentak
terhadap variabel produktivitas
kerja (F Hitung > F Tabel ) .
2) Apabila Sig. F > α (0,05), maka
Ho diterima dan Ha ditolak,
berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan variabel komunikasi
dan kedisiplinan secara serentak
terhadap variabel produktivitas
(F Hitung < F Tabel ) .
Oleh karena itu, hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
- Ho : Tidak terdapat pengaruh
yang
signifikan
variabel
komunikasi, kedisiplinan secara
serentak
terhadap
variabel
produktivitas
- Ha : Terdapat pengaruh yang
variabel
komunikasi
dan
kedisiplinan secara serentak
terhadap variabel produktivitas
(b)Uji Parsial (Uji t)
Dalam penelitian ini uji t digunakan
untuk mengetahui apakah variabel
komunikasi dan kedisiplinan secara
parsial terhadap variabel produktivitas
karyawan pada PT. Gunung Lestari.
dengan asumsi :
9

1) Apabila Sig t < α (0,05) dan t
hitung > t tabel , maka Ho ditolak,
berarti terdapat pengaruh yang
signifikan variabel
komunikasi
secara parsial terhadap variabel
Produktivitas
2) Apabila Sig. t > α (0,05) dan t
hitung < t tabel, maka Ho diterima,
berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan variabel kedisiplinan
secara parsial terhadap variabel
produktivitas.

(X1),
kedisiplinan
(X2)
terhadap
produktivitas kerja karyawan, berdasarkan
penggujian menunjukkan bahwa nilai t
hitung dilihat dari Corrected item-total
Corelation > dibandingkan t tabel 0,30
seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dan
Wibowo (2004). dan Hasil dari penelitian
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.1.2 uji validitas
Regression
Correlations
Y

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisa
4.1.1 Karakteristik Responden
Responden berjumlah 32 orang terdiri
dari 1 orang pimpinan direktur, 2 orang staf
keuangan bendahara, 3 orang penanggung
jawab PBF, 5 orang staff administrasi, 7
orang dari bagian marketing penawaran, 5
orang staff invoce, 5 orang staff gudang dan
4 orang dari bagian umum.

Pearson
Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Tabel 4.1.1 karakteristik responden
Jumlah
Karyawan
1
2
3
5
7
5
5
4
32

Jabatan
Pimpinan
direktur
Staff
keuangan
bendahara
Penanggung
jawab pbf
Staff
administrasi
Marketing
penawaran
Staff
invoce
Staff
gudang
Bagian
umum

X1

X2

Y

1.000

.516

.850

X1

.516

1.000

.716

X2

.850

.716

1.000

.

.010

.000

Y
X1

.010

.

.000

X2

.000

.000

.

Y

32

32

32

X1

32

32

32

X2

32

32

32

4.1.3 Uji Reabilitas
Uji reliabilitas terhadap seluruh item
yang ada pada masing-masing variabel
menunjukkan bahwa seluruh item tersebut
mempunyai nilai reliability coefficients
lebih besar dari 0,6 (Alpha > 0,6). Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa seluruh
item tersebut bersifat reliabel. Hasil uji
reliabilitas untuk seluruh item pada masingmasing dimensi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1.3 uji reabilitas

Jenis
Kelamin
P
L

Pendidikan
SMA

SMK

D3

S1

-

1

-

-

-

1

2

-

-

1

1

-

2

1

1

-

2

-

2

3

2

3

-

-

5

2

4

3

-

-

4

1

2

3

-

-

-

5

2

3

-

-

2

2

2

2

-

-

Y

64.80

25.853

.751

.833

X1

62.70

26.326

.652

.914

total

X2

64.40

19.937

.894

.689

4.1.2 Uji Validitas
Uji menggunakan program SPSS
versi 16 variabel yang diuji komunikasi

Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if
Item Deleted

Cronbach's
Corrected ItemAlpha if Item
Total Correlation
Deleted

Dari hasil uji reliabilitas pada data di
atas, pada kedua variabel bebas dan terikat
menunjukkan data yang reliabel yaitu
dengan nilai alpha secara keseluruhan
berada di atas 0,6. Hal ini berarti alat ukur

10

yang digunakan dapat diandalkan atau
dipercaya.
4.1.4 Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Uji asumsi ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari
pengamatan residual satu pengamatan ke
pengamatan lain berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Adapun model regresi
yang
baik
adalah
tidak
terjadi
heteroskedatisitas.

4.1.5 Uji Asumsi Normalitas
Uji asumsi normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependent, variabel
independent atau keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah distribusi normal atau
mendekati normal.

Gambar 4.1.5. Uji asumsi Normalitas
Gambar 4.1.4 Uji Asumsi
Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar diatas, terlihat titiktitik menyebar secara acak, tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas,
serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
terjadi Heteroskedastisitas pada model
regresi sehingga model regresi layak
dipakai untuk prediksi Produktivitas Hal ini
berdasarkan pengambilan keputusan yang
menyatakan bahwa:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur, maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan Gambar 2, terlihat titik
menyebar disekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Maka model regresi layak dipakai
untuk prediksi Produktivitas. Hal ini
berdasarkan pengambilan keputusan:
a)

Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal,
maka
model
regresi
memenuhi asumsi normalitas
b) Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas

11

4.1.7 Uji Determinasi (R2)
Untuk melihat hubungan antara
variabel bebas dan variabel tidak bebas,
nilai
R² (koefisien determinasi) dapat
dijadikan sebagai acuan.

4.1.6 Uji Regresi
Tabel 4.1.6 Uji Regresi
Coefficients
Model

Unstandardized
Coefficients
B

1

(Const
10.854
ant)

Std.
Error
3.821

a

Standardized
Coefficients

t

Sig.

Model Summaryb

Beta
2.840 .011

X1

-.171

.160

-.190 -1.072 .299

X2

.822

.148

.986 5.575 .000

a. Dependent Variable: Y

Arti angka-angka dalam persamaan di
atas menunjukkan bahwa nilai konstanta (a)
adalah 10.854 artinya, jika komunikasi dan
kedisiplinan bernilai 0, maka produktivitas
bernilai positif (10.854) dan sebaliknya.
Diketahui nilai koefisien regresi variabel
komunikasi bernilai negative yaitu -.171
artinya, setiap berkurangnya komunikasi
sebesar 1 akan mengurangi kedisplinan
sebesar -.171 dengan asumsi variabel lain
bernilai tetap.
Nilai koefisien regresi
variabel kedisiplinan bernilai positif yaitu
.822 artinya, peningkatan kedisiplinan
sebesar 1 satuan akan meningkatkan
kualitas pelayanan sebesar 0,822 dengan
asumsi variabel lain dengan nilai tetap.
Hasil
analisis
regresi
juga
menunjukkan bahwa kedua variabel
tersebut, yaitu komunikasi dan kedisiplinan
mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap Produktivitas karyawan pada PT
tersebut, karena mempunyai tingkat
kemaknaan (P) < 0,05. Komunikasi dengan
Signifikasi (P) = 0,299 dan Kedisiplinan
dengan tingkat kemaknaan (P) = 0,000.
Jika dilihat secara deskriptif, Variabel
kedisiplinan mempunyai tingkat pengaruh
yang dominan terhadap Produktivitas.
Variabel Kedisiplinan mempunyai koefisien
regresi paling besar sebesar 0,822
menunjukkan bahwa variabel kedisiplinan
mempunyai pengaruh yang dominan
dibandingkan dengan komunikasi.

Model

1

R

.861a

R
Square

Adjusted
R
Square

.741

.710

Change Statistics
Std.
Error
R
Sig. F
of the
F
Estimate Square Change df1 df2 Chan
Change
ge
1.283

.741 24.269

2

a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Nilai R² (koefisien determinasi) adalah .741
atau 71%, berarti bahwa 71% variabel
Produktivitas pada PT Lestari dapat
dijelaskan oleh variabel Komunikasi dan
Kedisiplinan.
Sedangkan sebesar 29%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
4.1.8 Uji t
Uji t, yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebasnya
secara sendiri-sendiri terhadap variabel
terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan
mambandingkan
t
hitung
dengan t
tabel atau
dengan
melihat
kolom
signifikansi pada masing-masing t hitung.
Tabel 4.1.7 uji T
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

(Constant)

B

Std. Error

10.854

3.821

X1

-.171

.160

X2

.822

.148

Standardized
Coefficients
Beta

t

Sig.

2.840 .011
-.190 -1.072
.986

.299

5.575 .000

a. Dependent Variable: Y

4.1.7.1 Uji Parameter Komunikasi (X1)
Hipotesis Uji : Ho : b1 = 0, Ha : b1 ≠
0 Taraf Signifikansi : Pilih nilai  = 5%.
12

17

.000

Daerah Kritis : Dengan nilai signifikansi
5% dan derajat bebas df = n-2 = 20-2 = 18,
maka diperoleh t-tabel = 2,101. Statistik
Uji : Diperoleh t-hitung = -1,072 dan nilai
p-value = 0,299. Keputusan : Nilai t-hitung
= -1,072 > t-tabel = -2,101 atau nilai pvalue = 0,299 > 0,05. Jadi Ho diterima dan
Ha ditolak.
Kesimpulan : Dengan signifikansi 5%
ternyata komunikasi tidak berpengaruh
terhadap Produktivitas karyawan PT.
Gunung Selatan Lestari tersebut. Hal ini
dikarenakan komunikasi adalah kebutuhan
pokok yang sangat dibutuhkan oleh semua
orang dalam kehidupan sehari-hari. Jadi ada
atau tidak adanya komunikasi terhadap
karyawan, tetap bisa berproduktivitas
dengan sebaik mungkin.
4.1.7.2 Uji parameter Kedisiplinan (X2)
Hipotesis Uji : Ho : b2 = 0, Ha : b2 ≠
0, Taraf Signifikansi : Pilih nilai  = 5%.
Daerah Kritis : Dengan nilai signifikansi
5% dan derajat bebas df = n-2 = 20-2 = 18,
maka diperoleh t-tabel = -2,101. Statistik
Uji : Diperoleh t-hitung = 5,575 dan nilai pvalue = 0,000. Keputusan : Nilai t-hitung =
5,575 > t-tabel = 2,101 atau nilai p-value =
0,000 < 0,05. Jadi Ho ditolak dan Ha
diterima.
Kesimpulan :
Dengan
signifikansi 5% ternyata kedisiplianan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyaan PT. Gunung Selatan Lestari
tersebut.
4.1.8 Uji F
Berdasarkan hasil uji Anova atau F test,
diperoleh F hitung sebesar 24.269 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Ini menunjukkan
bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka model regresi bisa di pakai untuk
memprediksi Produktivitas karyawan PT.
Gunung Selatan Lestari tersebut Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa variasi
variabel bebas yaitu variabel komunikasi
dan kedisiplinan secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap

produktivitas. Dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.1.8 uji F
ANOVAb
Model
1

Sum of
Squares

Mean
Square

Df

Regression

79.838

2

39.919

Residual

27.962

17

1.645

107.800

19

Total

F
24.269

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Hipotesis Uji : Ho : b1 = b2 = 0, Ha :
Terdapat bi ≠ 0 dengan i = 1 dan 2 Taraf
Signifikansi : Pilih nilai  = 5% Daerah
Kritis : Dengan nilai signifikansi 5%,
derajat bebas pembilang dk = 2 dan derajat
bebas penyebut df = n-k-1 = 20-2-1 = 17,
maka diperoleh F-tabel =3,592. Statistik Uji
: Diperoleh F-hitung = 24,269 dan nilai pvalue = 0,000, Keputusan : Nilai t-hitung =
24,269 > F-tabel = 19,39 atau nilai p-value
= 0,000 < 0,05. Jadi Ho ditolak dan Ha
diterima.
Kesimpulan dengan signifikansi 5%
bahwa komunikasi tidak berpengaruh
terdadap produktivitas karyawan PT
Gunung
Selata
Lestari,
sedangkan
kedisiplinan
berpengaruh
terhadap
produktivitas karyawan PT Gunung Selata
Lestari.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh komunikasi terhadap
produktivitas karyawan pada PT.
Gunung Selatan Lestari Palembang
secara parsial
Komunikasi merupakan upaya yang
bertujuan
berbagi
untuk
mencapai
kebersaaman.
Jika
dua
orang
berkomunikasi maka pemahaman yang
sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan
adalah
tujuan
yang
diinginkan oleh keduannya.
Menurut
Robbins,
(2006:392)
Komunikasi
13

menjalankan empat fungsi utama dalam
organisasi atau perusahaan yaitu :
a. Pengendalian
Fungsi
komunikasi
ini
untuk
mengendalikan perilaku anggota dengan
beberapa cara. Setiap organisasi
mempunyai wewenang dan garis
panduan formal yang harus dipatuhi oleh
pegawai. Bila pegawai, misalnya,
diminta
untuk
terlebih
dahulu
mengkomunikasikan setiap keluhan yang
berkaitan dengan pekerjaan ke atasan
langsungnya, sesuai dengan uraian
tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan
perusahaan, komunikasi itu menjalankan
fungsi pengendalian. Namun komunikasi
informal juga mengendalikan perilaku.
b. Motivasi
Komunikasi
memperkuat
motivasi
dengan menjelaskan ke para pegawai apa
yang harus dilakukannya. Seberapa baik
mereka bekerja, dan apa yang dapat
dikerjakan untuk memperbaiki kinerja
yang dibawah standar.
c. Pengungkapan Emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok atau organisasi merupakan
mekanisme fundamental dimana para
anggota menunjukkan kekecewaan dan
kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi
memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi
perasaan dan pemenuhan kebutuhan
sosial.
d. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan
dan
kelompok
untuk
mengambil
keputusan
melalui
penyampaian data guna mengenali dan
mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.
Berdasarkan
teori
di
atas,
menjelaskan komunikasi sangat berperan
dalam kehidupan Manfaat komunikasi
adalah sebagai berikut: Kelancaran tugastugas lebih terjamin, Biaya biaya dapat
ditekan, Dapat meningkatkan partisipasi
dan Pengawasan dapat dilakukan dengan
baik. Pada penelitian yang peneliti lakukan

ternyata komunikasi tidak berpengaruh
terhadap Produktivitas karyawan PT.
Gunung Selatan Lestari tersebut. Hal ini
merupakan kebalikan dari penelitianpenelitian terdahulu, seperti Pengaruh
Komunikasi Lingkungan Kerja Fisik dan
Disiplin Kerja Karyawan Terhadap
Produktivitas
Karyawan
Pada
PT
Pembangunan Daerah Bali Kantor, yang
ditelitih oleh Ni Kadek Desy Arisanthi,
Hasil uji parsial menunjukkan bahwa
komunikasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan pada PT. Bank Pembangunan
Daerah Bali Kantor Pusat.
Begitu juga Penelitian yang dilakukan
oleh Setyawati Wahyuningsih – Siti Rahayu
Binarsih – Istiatin mengenai Pengaruh
kepemimpinan
disiplin
kerja
dan
komunikasi terhadap motivasi kerja
pegawai badan kepegawaian daerah kota
Surabaya dilakukan di Badan Kepegawaian
Daerah Kota Surakarta bahwa hasil uji t
variabel komunikasi berpengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kota Surakarta.
Begitupun
dengan
penelitian
Pengaruh Motivasi Kerja Dan Komunikasi
Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja
Melalui Kepuasan Kerja (Studi Pada
Karyawan Bagian Pabrikasi PT. PG Kebon
Agung Malang) oleh
Kristin Juwita
(Berdasarkan hasil analisis terbukti adanya
pengaruh positif yang signifikan antara
komunikasi
organisasi
terhadap
produktivitas kerja karyawan PG Kebon
Agung Malang. Dalam penyelesaian tugastugas kerja, karyawan PG Kebon Agung
sering berkomunikasi dengan sesama rekan
atau atasan. Hal ini mereka lakukan agar
pekerjaan tersebut tidak menyimpang dan
hasil kerja atau hasil produksinya sesuai
dengan kualitas yang telah distandartkan.
Jika
komunikasi
kurang
terjalin,
dikhawatirkan akan menghambat jalannya
pekerjaan dan akhirnya menghambat
produktivitas kerja karyawan.
14

Pada penelitian ini, komunikasi
pada PT Gunung Selatan Lestari tidak
berpengaruh bisa terjadi karena pesan tidak
tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai
keinginan sang komunikator, menunjukkan
bahwa komunikasi belum berjalan secara
efektif. Agar komunikasi bisa berlangsung
efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Menurut Scoot M
Cultip dan Allen dalam bukunya "Effective
Public Relations", faktor-faktor tersebut
disebut
dengan "The
Seven
Communication" yaitu :
1. Credibility
Kredibilitas berkaitan erat dengan
kepercayaan. seorang komunikator yang
baik harus memiliki kredibilitas agar
pesan yang disampaikan dapat tersasar
dengan baik. Beberapa hal yang
berhubungan
dengan
kredibilitas
misalnya kualifikasi atau tingkat
keahlian seseorang.
2. Context
Konteks
berupa
kondisi
yang
mendukung
ketika
berlangsungnya
komunikasi. Supaya komunikasi berjalan
efektif, konteks yang tepat menjadi hal
yang menarik perhatian audiens.
3. Content
Isi pesan merupakan bahan atau ,materi
inti dari apa yang hendak disampaikan
kepada audiens. Komunikasi menjadi
efektif apabila isi pesan mengandung
sesuatu yang berarti dan penting untuk
diketahui oleh audiens.
4. Clarity
Pesan
yang
jelas
alias
tidak
menimbulkan
penafsiran
yang
bermacam-macam
adalah
kunci
keberhasilan komunikasi. Kejelasan
informasi adalah hal penting yang bisa
mengurangi dan menghindari risiko
kesalahpahaman pada audiens.
5. Continuity and Consistency
Agar komunikasi berhasil, maka pesan
atau informasi perlu disampaikan secara
berkesinambungan
atau
kontinyu.
Misalnya, pesan pemerintah yang

menganjurkan
masyarakat
untuk
menggunakan
kendaran
umum
dibandingkan kendaraan pribadi harus
selalu disampaikan melalui berbagai
media secara terus menerus supaya
pesan itu dapat tertanam dalam benak
dan mempengaruhi perilaku masyarakat.
6. Capability of Audience
Komunikasi dapat dikatakan berhasil
apabila penerima pesan memahami dan
melakukan apa yang terdapat pada isi
pesan.
Dalam
hal
ini,
tingkat
pemahaman seseorang bisa berbeda-beda
tergantung beberapa faktor, contohnya
latar belakang pendidikan, usia ataupun
status social.
7. Channels of Distribution
Selain berbicara secara langsung kepada
audiens,
ada
cara
lain
untuk
berkomunikasi, yaitu menggunakan
media. Bentuk-bentuk media komunikasi
yang biasa digunakan saat ini adalah
media
cetak
ataupun
elektronik.
Pertimbangkan secara matang pemilihan
media yang sesuai dan tepat sasaran agar
tidak terjadi komunikasi yang sia-sia

4.2.2 Pengaruh kedisiplinan terhadap
produktivitas karyawan pada PT.
Gunung Selatan Lestari Palembang
secara parsial
Disiplin
kerja
menurut
Sastrohadiwiryo (2004:291) merupakan
suatu sikap menghormati, menghargai,
patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan
yang berlaku, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis serta sanggup
menjalankan dan tidak mengelak untuk
menerima sanksi-sanksinya apabila ia
melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya. Adapun Tulus Tu’u
(2004:38) yang mengemukakan beberapa
fungsi disiplin antara lain :
a. Menata kehidupan bersama
b. Membangun kepribadian
c. Melatih kepribadian
15

d. Pemaksaan
e. Hukuman
f. Menciptakan
Disiplin
berfungsi
mengatur
kehidupan bersama, dalam suatu kelompok
tertentu atau dalam masyarakat dengan
begitu, hubungan yang terjalin antara
individu satu dengan individu lain menjadi
lebih baik dan lancar. Penelitian Pengaruh
Kedisiplinan Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Pada Perusahaan Keripik
Kentang Di Junrejo Batu oleh Dadang
Iman Eka Sanjaya bahwa
pengaruh
kedisiplinan terhadap produktivitas kerja
menunjukkan bahwa faktor mendominasi
atau
yang
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja adalah kedidisiplinan
yang berupa tujuan dan kemampuan,
kedeladanan pimpinan, balas jasa, keadilan,
waskat, sanksi hukuman, ketegasan, dan
hubungan kemanusiaan.
Pada penelitian ini, kedisiplinan di
PT Gunung Selatan Lestari berpengaruh
terhadap produktifitas kerja karyawan PT.
Gunung Selatan Lestari dengan signifikansi
0.05 ternyata hasil menunjukkan bahwa
kedisiplinan
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja karyawan PT. Gunung
Selatan Lestari tersebut. Selain Kesiplinan,
Menurut keith Davis dalam Mangkunegara
(2004:129) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi produktivitas yaitu
1. Jam Kerja
Jam kerja adalah jam datang katyawan
ketempat kerja maupun pulang kerja
yang telah ditetapkan olah perusahaan
2. Izin Karyawan
Izin bagi karyawan adalah karyawan
yang meninggalkan pekerjaannya pada
jam kerja atau jam kantor, baik untuk
kepentingan
perusahaan
ataupun
kepentingan pribadi dengan terlebih
dahulu ada izin dari atasan begitu juga
bagi karyawan yang mengambil cuti
3. Absensi Karyawan
Absensi karyawan adalah tingkat
kehadiran karyawan ditempat kerja yang

diadakan
perusahaan untuk melihat
kehadiran para karyawan ditempat kerja.
4.2.3
Pengaruh
komunikasi
dan
kedisiplinan terhadap produktivitas
karyawan pada PT. Gunung Selatan
Lestari Palembang secara simultan
Secara simultan komunikasi dan
kedisiplinan
berpengaruh
terhadap
produktivitas karyawan pada PT. Gunung
Selatan
Lestari
Palembang
yang
menggunakan dengan signifikansi 0,05
hasil penelitian ini sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ni Kadek Desy
Arisanthi mengenai Pengaruh Komunikasi
Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja
Karyawan
Terhadap
Produktivitas
Karyawan Pada PT Pembangunan Daerah
Bali Kantor. Hasil analisis dan pembahasan
yang dilakukan maka diperoleh simpulan
sebagai berikut: Hasil uji simultan
menunjukkan bahwa komunikasi (X1),
lingkungan kerja fisik (X2) disiplin kerja
(X3) berpengaruh terhadap produktivitas
kerja (Y) sebesar 63,1%, sedang sisanya
36,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak diteliti. Hal ini menunjukkan
bahwa kedisiplinan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi produktivitas
seseorang. menurut Panji dan Anoraga
(Nimas, 2007) kedisiplinan merupakan
faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja, ada 11 faktor lain yaitu pendidikan,
motivasi, keterampilan, sikap dan etika
kerja, kesehatan dan gizi, tingkat
penghasilan, lingkungan kerja dan iklim
kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan
social, manajemen dan kesempatan
berprestasi.
Sedangkan menurut Lexi Cographer
(ahli kamus bahasa), komunikasi adalah
upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersaman. Jika dua orang
berkomunikasi maka pemahaman yang
sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan
adalah
tujuan
yang
diinginkan oleh keduannya. Agar Tujuan
tersebut tercapai diperlukan interaksi seperti
16

komunikasi sehingga kegiatan perusahaan
berjalan dengan rencana sehingga mencapai
produktivitas.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian dan
kajian yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Persamaan regresi yang diperoleh adalah
Y' = 10,854 - 0,171(X1) – 0,822(X2)
2. Berdasarkan Nilai t-hitung = -1,072 < ttabel = 2,101 atau nilai p-value = 0,299
> 0,05. Jadi Ho diterima dan Ha ditolak.
dan dengan signifikansi 5% ternyata
komunikasi tidak berpengaruh terhadap
Produktivitas karyawan PT. Gunung
Selatan Lestari tersebut. Hal ini
dikarenakan komunikasi berjalan dengan
baik.
3. Berdasarkan Nilai t-hitung kedisiplinan
= 5,575 > t-tabel = 2,101 atau nilai pvalue = 0,000 < 0,05. signifikansi 5%
ternyata kedisiplianan berpengaruh
terhadap produktivitas kerja karyaan PT.
Gunung Selatan Lestari tersebut, hal ini
dikarenakan datang tidak tepat pada
waktu yang telah ditentukan, dalam
bekerja waktu sangatlah penting, jika
pegawai atau karyawan tidak bisa
memanfaatkan waktu dengan baik maka
pekerjaan akan tertunda dan akan
memakan waktu yang lama untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
4. Diperoleh F-hitung = 24,269 dan nilai pvalue = 0,000 Nilai t-hitung = 24,269 >
F-tabel = 19,39 atau nilai p-value =
0,000 < 0,05. bahwa komunikasi dan
kedisiplinan
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja
karyawan PT.
Gunung Selatan Lestari.
Dari kesimpulan yang telah diperoleh, maka
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya agar kedisiplinan kerja
karyawan pada PT. Gunung Selatan
Lestari Palembang pimpinan dapat
menjadi teladan bagi bawahannya yaitu

dengan cara meningkatkan peran
pimpinan
dalam
komunikasi
bawahannya serta menegakkan peraturan
yang berlaku terutama dalam hal masuk
dan pulang kerja sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku di PT. Gunung
Selatan Lestari Palembang.
2. Penulis berharap agar komunikasi dan
kedisiplinan dapat terus ditingkatkan
seperti halnya mengadakan rapat
bulanan untuk sharing antar karyawan
lain, dan memberi ketegasan terhadap
karyawan
yang
tidak
mematuhi
peraturan yang sudah ada
3. Pada penelitian selanjutnya agar
ditambahkan variabel yang lain, agar
diketahui faktor-faktor lain yang
berpengaruh
dalam
meningkatkan
produktivitas kerja pada PT. Gunung
Selatan Lestari.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga Panji. 2006. Psikologi Kerja.
Rhneka Cipta Jakarta
Anwar Prabu Mangkunegara. 2004.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan
cetakan
pertama,
penerbit PT. Remaja Rsodakarya.
Bandung
Anwar Prabu Mangkunegara. 2007.
Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia.
Bandung. PT Refika
Aditama
Bejo, Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga
Kerja
Indonesia
Pendekatan
Administratif
dan
Operasional.
Jakarta: Bumi Aks