PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO

PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Gelar Kesarjanaan Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Oleh : Catharina Renitya Mila Nugraha NIM C0705008 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Konsep karya Tugas Akhir dengan judul

PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO

disetujui untuk dipertahankan dihadapan penguji

Pembimbing I, Pembimbing II,

Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19711115 200604 1 001

NIP. 19790327 200501 1 002

Mengetahui Koordinator TA,

Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002

commit to user

iii

PENGESAHAN

Konsep Karya Tugas Akhir

PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO

Oleh

CATHARINA RENITYA MILA NUGRAHA C0705008

Dinyatakan Lulus Ujian Tugas Akhir oleh Tim Penguji dalam Sidang Ujian Tugas Akhir Pada hari ___________ Tim Penguji,

Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir

Drs. M.Suharto, M.Sn.

(…………………..) NIP. 19561220 198603 1 003

Sekretaris Sidang Ujian Tugas Akhir

Esty Wulandari, S.Sos., M.Si.

(…………………..) NIP. 19791109 200801 2 015

Pembimbing I Tugas Akhir

Hermansyah Muttaqin, S.Sn., M.Sn.

(…………………..) NIP. 19711115 200604 1 001

Pembimbing II Tugas Akhir

Arief Iman Santoso, S.Sn

(…………………..) NIP. 19790327 200501 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ketua Jurusan Sastra dan Seni Rupa

Desain Komunikasi Visual

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D Drs. M.Suharto, M.Sn

NIP.19600328 198601 1 001 NIP.19561220 198603 1 003

commit to user

iv

ABSTRAK

2011. Chatarina Renitya Mila Nugraha. C0705008. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Kemasan Baru Floren Chocolate, Mojosongo-Solo. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memberikan brand image baru melalui media kemasan untuk produk Floren chocolate dan upaya untuk mempromosikan kemasan baru tersebut. Floren Chocolate adalah home’s industry yang membuat beberapa macam bentuk dari coklat olahan. Salah satu andalan dari Floren chocolate adalah “chocolate batik peanut ”nya. “Batik peanut” adalah coklat olahan berbentuk menyerupai ampyang. Lengkap dengan kacang oven dan kemasan lama bercor ak batik, “batik peanut“chocolate ini dapat menjadi salah satu alternative oleh-oleh khas Solo. Namun, keberadaan Floren chocolate ini belum begitu dikenal oleh masyarakat Solo, sehingga perlu dilakukan promosi yang tepat untuk menyampaikan pesan maupun informasi tentang keberadaan Floren chocolate ini. Dengan adanya brand image pada kemasan dan promosinya, Floren chocolate diharapkan dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas, terutama warga Solo. Brand image yang dibentuk melalui perancangan kemasan dan promosi kemasan baru ini bertujuan agar Floren Chocolate lebih dikenal oleh masyarakat, memiliki suatu ciri khas yang unik, serta mengidentitaskan bahwa Floren Chocolate adalah “asli gaweyane wong solo” dan dapat dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Solo. Promosi yang meliputi iklan indoor,outdoor, above the line, below the line, serta ambient media.

commit to user v

ABSTRACT

2011. Chatarina Renitya Mila Nugraha. C0705008. The title of this study is Perancangan Promosi Kemasan Baru Floren Chocolate, Mojosongo-Solo ‘Designing the Promotion of Newly Packaged Floren Chocolate, Mojosongo- Solo’. The objectives of the study are to describe how to give a new brand image to Floren chocolate products through a medium of packaging and the efforts to promote the new packaging. Floren chocolate is a home industry which produces several kinds of chocolate, one of which is its favorite Batik peanut chocolate. The form of this chocolate is like that of ampyang, a local snack made of peanut and palm sugar. Mixed with oven-baked peanuts and in the old packaging with batik motif, Batik peanut chocolate deserves to be an alternative special food from Solo. However, Floren chocolate is not yet recognized extensively by people around the city. Therefore, its promotion is worth doing to spread information related to the products. The shaping of the brand image through the new design and promotion aims at socializing the chocolate products, promoting its unique characteristics and showing that the chocolate products are originally made by a Solonese producer. The products are then expected to become one of food icons of Solo. The promotion includes indoor-out door, above and below the line, and ambient media advertising.

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Teruntuk semua yang tersayang, eyang, ibu, momo, mimi, keluarga, dan fate …

commit to user vii

MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia, yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sebab atas campur tangan dan rencana-Nya yang teramat indah, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini dengan baik.

Dalam penyelesaian Karya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa,M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

2. Drs. M.Suharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual

3. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn. selaku pembimbing pertama

4. Arif Iman Santoso, S.Sn., Pembimbing Akademis.

5. Bambang Purwoko, S.IP., staf bidang akademik jurusan Desain Komunikasi Visual.

6. Yusak Yani Tendean dan keluarga, selaku pengelola Floren Chocolate.

7. Theresia Kartini dan Florentina Retno K, S.Pd

8. Segenap kelurga yang penulis kasihi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Konsep Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya besar harapan penulis bahwa penulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya dalam memperkenalkan produk Floren Chocolate kepada masyarakat luas.

Teriring Salam dan kasih, Penulis

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i HALAMAN PERSTEJUAN ………………………………………………

ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..

iii ABSTRAK ………………………………………………………………...

iv HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………...

vi HALAMAN MOTTO ……………………………………………………...

vi KATA PENGANTAR …………………………………………………….

viii DAFTAR ISI ………………………………………………………………

ix BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah………………………………………...

1 rumusan Masalah…………………………………………….. B. Pe

C. Tujuan …………………………………………………………..

D. Target Market dan Tar get Audience……………………………

E. Metode Penciptaan dan Perancangan……………………………

4 BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………….

A. Cokelat…………………………………………………………

1. Sejarah Cokelat…………………………………………

2. Kandungan Dalam Cokelat dan Manfaatnya……………

B. Kemasan………………………………………………………..

1. Definisi Ke masan……………………………………….

2. Definisi Desain Kemasan ………………………………..

3. Sejarah Desain Kemasan ………………………………..

10

commit to user

5. Daya Tarik Kemasan ……………………………..……...

14

6 . Pengembangan Kemasan………………………………..

16

C. Promosi……………………………………………………….....

18

D. Media …………………………………………………… ………

21 BAB III IDENTIFIKASI DATA ………………………………… ………

26

A. Sekilas Floren Chocolate……………………………….. ……...

24

1. Logo Perusahaan………………………………… ……...

24

2. Sejarah Floren Chocolate …………………………….......

25

3. Sistem / Konsep Strategi Pemasaran ……………..………

26

4. Jenis-Jenis Cokelat yang diproduksi …………….. ………

26

5. Promosi yang pernah dilakukan …………………………

28

6. Stuktur Organisasi……………………………………….

29

7. Alur pemasaran Floren Chocolate …………………........ .

30

B. KOMPETITOR…………………………………………............ ..

30

1. Pingu’s Chocolate………………………………………...

30

2. Monggo Chocolate………………………………………..

32

C. Analisis Riset (Calon) Konsumen & Produk……………….........

34

D. Analisa SWOT……………………………………………………

35

E. Positioning……………………………………………… ………..

36

F. Unique Selling Prepotition ………………………………………..

39 BAB IV KONSEP PERANCANGAN ……………………………………...

40

A. Metode Perancangan………………………………………………

40

B. Konsep Kreatif…………………………………………………….

41

C. Standar Visual……………………………………………………..

42

commit to user xi

5. Lay Out ……………………………………………………

48

D. Pemilihan Media…………………………………... …………….

49

E. Media Placement………………………………... ……………….

58

F. Perincian Biaya………………………………………… …………….

59

1. Perincian Biaya Untuk Kemasan ………………………………….

59

2. Perincian Biaya Untuk Promosi …………………………………...

67

3. Sumb er Informasi………………………………………………….

68 BAB V VISUALISASI KARYA ………………………………………... …

99 BAB VI PENUTUP ………………………………………………………….

100 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

102 DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...

103

commit to user

PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO

Catharina Renitya Mila Nugraha 1 Hermansyah Muttaqien, S.Sn., M.Sn 2 Arif Imam Santosa, S.Sn 3

ABSTRAK

2011. Chatarina Renitya Mila Nugraha. C0705008. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Kemasan Baru Floren Chocolate, Mojosongo-Solo. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memberikan brand image baru melalui media kemasan untuk produk Floren chocolate dan upaya untuk mempromosikan kemasan baru tersebut. Floren Chocolate adalah home’s industry yang membuat beberapa macam bentuk dari coklat olahan. Salah satu andalan dari Floren chocolate adalah “chocolate batik peanut ”nya. “Batik peanut” adalah coklat olahan berbentuk menyerupai ampyang. Lengkap dengan kacang oven dan kemasan lama bercor ak batik, “batik peanut“chocolate ini dapat menjadi salah satu alternative oleh-oleh khas Solo. Namun, keberadaan Floren chocolate ini belum begitu dikenal oleh masyarakat Solo, sehingga perlu dilakukan promosi yang tepat untuk menyampaikan pesan maupun informasi tentang keberadaan Floren chocolate ini. Dengan adanya brand image pada kemasan dan promosinya, Floren chocolate diharapkan dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas, terutama warga Solo. Brand image yang dibentuk melalui perancangan kemasan dan promosi kemasan baru ini bertujuan agar Floren Chocolate lebih dikenal oleh masyarakat, memiliki suatu ciri khas yang unik, serta mengidentitaskan bahwa Floren Chocolate adalah “asli gaweyane wong solo” dan dapat dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Solo. Promosi yang meliputi iklan indoor,outdoor, above the line, below the line, serta ambient media.

1 Mahasiswa jurusan desain komunikasi visual fakultas sastra dan senirupa, dengan NIM C0705008 2 Hermansyah Muttaqien, S.Sn., M.Sn, sebagai pembimbing pertama 3 Arif Imam Santosa,S.Sn, sebagai pebimbing kedua

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Coklat memang sangat digemari oleh semua orang dan kalangan. Walaupun kandungan gula yang terdapat dalam coklat dapat meningkatkan berat badan, merusak gigi, atau dapat menyebabkan diabetes. Tetapi, coklat sendiri mengandung banyak hal yang bermanfaat bagi tubuh. Coklat mengandung antioksidan yang dapat menjaga kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah dan dalam segi psikis manusia, coklat dapat menimbulkan perasaan rileks. Namun ternyata coklat juga bermanfaat bagi kecantikan.

Coklat merupakan salah satu macam produk low involvement (produk yang tidak membutuhkan perhatian khusus atau pemikiran terlebih dahulu sebelum membeli memutuskan transaksi) dari banyak macam produk low involvement yang lain. Adanya produk low involvement di pasaran dapat memberikan suatu keuntungan yang besar bagi sutua perusahaan.

Menjamurnya chocolate’s home industry yang ada, membuat para pembuat

coklat harus bersaing ketat untuk mendapatkan konsumen. Pembuat coklat harus pintar-pintar mengeluarkan ide kreatifnya untuk menjangkau pasar dan menarik minat masyarakat agar mengkonsumsi coklat buatannya. Salah satu chocolate’s home industry disini adalah Floren Chocolate. Floren Chocolate yang berlokasi di daerah Mojosongo ini juga berusaha menguasai pasar. Dengan motivasi dan pengalaman kesepuluh pegawainya, Floren Chocolate mampu mendistribusikan coklat buatan mereka hingga keluar dari area kota Surakarta.

commit to user

home industry , pengusaha coklat harus mampu memberikan keunikan tersendiri untuk produk coklat buatannya. Selain rasa dan berbagai macam bentuk yang berbeda, kemasan coklat bisa menjadi suatu faktor untuk menarik minat konsumen. Seperti yang dituliskan oleh Hermawan ke rtajaya bahwa “ ketertarikan pada kemasan yang atraktif, display menonjol, harga murah, dan bujukan SPG tentu saja akan membuat pembeli membeli di luar rencana semula”. Dalam kalimat tersebut, disinggung bahwa kemasan yang atraktif memberikan dampak impulse buying yang kemungkinan besar bisa memberikan keuntungan lebih. Banyak chocolate’s home industry yang menyajikan produk coklatnya hanya dengan wadah mika berbentuk kotak atau sekadar plastik bertuliskan brand dari produk mereka. Hal ini bisa memberikan suatu peluang kesempatan yang baik untuk Floren Chocolate. Floren Chocolate bisa memberikan keunikan tersendiri untuk produknya agar memiliki ciri khas

dibandingkan produk chocolate’s home industry yang lain. Jika hanya mengubah kemasan, hal ini dirasa tidak cukup untuk

memperkenalkan Floren Chocolate kepada masyarakat. Agar masyarakat tahu dengan adanya kemasan baru ini maka harus diadakan pula suatu promosi. Promosi dilakukan supaya masyarakat tahu bahwa di sekitar mereka terdapat chocolate’s home industry yang hadir dengan kemasan baru, lebih menarik, dan lebih mengugah selera. Maka dari itu, penulis melihat Floren Chocolate memiliki peluang bisa memberikan sentuhan lain pada kemasannya. Hal ini penulis lakukan agar Floren Chocolate terlihat memiliki keunikan yang berbeda dibanding dengan coklat buatan chocolate’s home industry yang lain. Dan untuk lebih memperkenalkan Floren Chocolate kepada masyarakat, penulis juga ingin melakukan promosi atas kemasan baru yang akan dibuat. maka dari itu penulis mencoba mengangkat perancangan promosi ini dalam

commit to user

FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO ”

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO ini adalah :

1. Bagaimana merancang konsep dan desain kemasan yang coklat yang memiliki

daya tarik untuk Floren Chocolate?

2. Bagaimana merancang strategi promosi yang efektif guna membangun citra Floren chocolate di mata masyarakat Solo dan sekitarnya melalui desain

kemasannya?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO ini adalah :

1. Merancang kemasan coklat yang memiliki daya tarik. Melalui logo yang telah dibangun sejak awal, sedikit perubahan pada bentuk kemasan serta sentuhan desain pada kemasannya, diharapkan bisa dihasilkan kemasan yang unik dan mengena di hati masyarakat.

2. Merancang strategi promosi yang efektif melalui berbagai media antara lain brosur, name board, spanduk, guna memperkenalkan kemasan barunya serta membangun citra Floren chocolate di mata masyarakat se karisidenan Surakarta.

commit to user

D. Target Market dan Target Audience

1. Target Market

Target market dari Floren Chocolate dibagi menjadi 2 segmen, yaitu :

a. Segmen Demografi

1) Kelompok usia : 15 hingga 25 tahun

2) Jenis kelamin

: perempuan &laki-laki

3) Agama

: semua agama

4) Pendidikan

: SMP hingga Perguruan Tinggi

5) Tingkat Ekonomi : Menengah ke atas

b. Segmen Geografi yang meliputi para remaja yang berlokasi di karesidenan Surakarta.

2. Target Audience

Target audience maliputi segmen psikografi yang didalamnya merupakan para remaja yang antusias dengan berbagai produk coklat dan mejadikan kebiasaan mengkonsumsi coklat sebagai salah satu gaya hidup mereka.

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dari PERANCANGAN PROMOSI KEMASAN BARU FLOREN CHOCOLATE, MOJOSONGO-SOLO terdiri dari 3 (tiga) cara, yaitu:

1. Survey

Penulis secara langsung datang ke lapangan yaitu Floren Chocolate untuk mengamati, melihat lokasi serta situasi dan kondisi lapangan.

commit to user

Penulis melakukan wawancara mendalam yang dilakukan secara formal dan non formal, suasana akrab, sifat pertanyaan yang lentur dan ada jaminan keamanan informasi dengan owner Floren Chocolate

3. Studi Pustaka

Yaitu penulis menggunakan sarana pustaka dari beberapa buku yang dapat memperkuat hasil analisis ini, seperti majalah, buku-buku, situs internet yang berhubungan langsung dengan bidang coklat dan kemasan.

commit to user

BAB II KAJIAN TEORI

A. Cokelat

1. Sejarah Cokelat

Kata cokelat berasal dari suku Maya Kuno di Meksiko. Cokelat berasal dari kata Xocolat yang merupakan kombinasi kata xocolli yang artinya pahit dan alt yang artinya air.

Menurut sumber The Field Museum di Chicago, suku Maya adalah suku pertama yang menemukan rahasia cokelat pada tahun 250 M. Pada sekitar tahun 900M biji cokelat menjadi komoditas utama penduduk Meso-Amerika. Pada masa kerajaan Aztec di Meksiko yang berkuasa pada tahun 1400M, daerah yang meliputi Kota Meksiko, saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika, paling kaya biji cokelat. Bagi suku Aztec, biji cokelat

merupakan “makanan para dewa” atau dalam bahasa Yunani theobroma. Biasanya biji cokelat digunakan dalam upacara-upacara keagamaan, sebagai hadiah, dan sebagai alat tukar

perdagangan yang dikenal sebagai mata uang dalam peradaban modern. Sampai pada tahun 1500M, tidak satu pun Negara di eropa mengetahui cokelat, yang akhirnya menjadi sajian yang terkenal di dunia. Sampai dengan tahun 1521 M, Hernan Cortes mengambil alih Meksiko dan Spanyol, dan ia mulai mendalami kaya rasa cokelat. Pasukan Spanyol meminta secara paksa suku Aztec untuk menyerahkan harta kekayaan mereka atau dibunuh. Biji cokelat yang merupakan barang berharga dan mata uang bagi suku Aztec, menjadi brang sitaan dalam perang. Tidak lama kemudian, biji cokelat dan cokelat mulai merambah spanyol. Dalam waktu 100 tahun, kecintaan kepada cokelat mewabah di seluruh Eropa.

Sekitar tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, diataranya minuman cokelat. Pada awal abad ke-17, cokelat

commit to user

menyebar di antara kaum elite Eropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah. Dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangan Eropa, Cokelat sangat terkenal di London sampai didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, yang dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada tahun 1657. Pada tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika, yang awalnya diminum oleh suku Apothekari. Namun, minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara. Pada tahun 1765 didirikan pabrik cokelat di Massachusetts, Amerika Serikat. Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman, dan baru pada tahun 1984 ditemukan coklat padat. (Carolina Brotodjojo, 2008 : 7)

2. Kandungan Dalam Cokelat dan Manfaatnya

Menurut sumber dari The Field Museum Chicago, Rhonda Parkison, Wikipedia, dan Athens Medical School Yunani, cokelat memiliki beberapa kandungan dan manfaat, diantaranya adalah :

a. Asam Oleat. Asam lemak tak jenuh. Ditemukan pada minyak zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk mediterania yang banyak mengkonsumsi asam oleat dari minyak zaitun, menyimpulkan efek positif bagi kesehatan jantung.

b. Katekin Antioksidan kuat yang terkandung dalam cokelat. Fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi.

c. Theobromine

Membantu membangun perasaan tenang dan meringankan sakit tenggorokan.

commit to user

Memberikan efek terjaga atau segar bagi yang mengkonsumsinya

e. Phenethyylamine Memberikan dampak dopamine atau munculnya perasaan senang dan perbaikan suasana hati. (Carolina Brotodjojo, 2008 : 8)

B. Kemasan

1. Definisi Kemasan

Mengemas merupakan tindakan membungkus atau menutup suatu barang atau sekelompok barang. Cellophane, kertas, tekstil, kaca, plastik, kain dan logam adalah beberapa material kemasan dari ratusan material yang ada yang digunakan untuk tujuan pengemasan. Kotak, kaleng, pembungkus, karton, tas, toples, dan tube merupakan beberapa dari ratusan bentuk kemasan yang ada. Sedangkan kemasan mengacu pada objek fisik itu sendiri. Kata kemasan mengimplikasikan hasil akhir dari proses mengemas. (Marianne Rosner Klimchuk, 2007 : 34)

Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, Kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai "pelindung " makanan. Tidak semua bahan kemasan makanan itu baik untuk kesehatan, malah ada bahaya yang mengancam kita dari kemasan makanan tersebut yang kadang kurang kita sadari.

Mittleman, Robinson Design Associates mengatakan “Packaging is crusial. It’s the silent salesman. It’s the last thing the customers see before they make a purchase decision” yang kurang lebih mengatakan bahwa pengemasan itu penting sekali. Pengemasan merupakan penjualan yang dilakukan secara diam-diam. Pengemasan adalah hal terakir yang

commit to user

Menurut Kamus Wikipedia, packaging is the science, art, and technology of enclosing or protecting products for distribution, storage, sale, and use . Artinya kemasan adalah ilmu, seni, dan , teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan, atau dijajakan. (Majalah Concept, 2007 : 12)

Menurut Marianne Rosner Klimchuk dalam bukunya Desain Kemasan “Perencanaan merek produk yang berhasil dimulai dari konsep sampai penjualan” diungkapkan bahwa kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu:

a. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.

b. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.

c. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.

commit to user

Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar sehingga pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Melalui metode desain yang komprehensif, desain kemasan menggunakan banyak sarana untuk menangani masalah pemasaran yang rumit. Brainstorming, eksplorasi, eksperimen, dan pemikiran strategis adalah beberapa cara dasar dimana informasi visual dan verbal menjadi suatu konsep, ide, atau strategi desain. Melalui suatu strategi desain produk yang disusun dengan efektif, informasi produk disampaikan kepada konsumen. Desain kemasan harus berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan yang berbeda. (Marianne Rosner Klimchuk, 2007)

3. Sejarah Desain Kemasan

Sejarah desain kemasan berkaitan erat dengan setiap aspek perubahan budaya manusia. Perkembangan teknologi, material, produksi, dan kondisi masyarakat konsumen yang terus berubah mengakibatkan peningkatan perlunya kemasan untu melindungi, menyimpan, dan mengirimkan barang.

Sejarah awal desain kemasan dimulai dari kebutuhan manusia untuk memiliki barang, dan sejak 8000 SM material-material alami seperti anyaman rumput dan kain, kulit pohon, daun, kerang, kerajinan tanah liat, da peralatan kaca yang kasar digunakan sebagai peti kemas untuk menyimpan barang. Sayur labu yang berongga dan kandung kemih binatang

commit to user

kertas dan pembungkus plastik. Pada tahun 1980 pertumbuhan pusat perbelanjaan dan supermaket meningkatkan permintaan akan lebih banyak produk. Supermareket memperluas rak makanan mereka, menawarkan semua jenis makanan siap saji untuk dibawa pulang.

Dalam periode persaingan ketat ini, produk-produk yang dijual di supermarket menjadi sangat tergantung pada desain kemasan untuk meraih kesuksesan. Dari hal ini, desain kemasa mulai meraih pengakuan dari dunia luas.

Pada tahun 1990-an produsen, dengan banyaknya merek-merek produk dijual bersamaan dengan yang mereka miliki, memberikan tuntutan akan kenyamanan dan nilai. Efisiensi ruang, daur ulang, dan keprihatinan lingkungan juga mendapat perhatian sebagai cerminan nilai masyarakat konsumen yang berubah. Kaleng soda berubah dari tutup cabut menjadi tutup yang lebih mudah dibuka, kaca digantikan plastik untuk menjawab kekhawatiran konsumen tentang kemungkinan pecah, dan laminasi serta lapisan khusus pada kardus memberikan peluang desain baru bagi desainer kemasan.

Untuk saat ini, dengan kemewahan menjadi salah satu nilai utama bagi konsumen pada awal abad ke-21, desain telah melangkah ke depan sebagai sarana untuk membedakan kualitas. Dengan kepekaan sensitivitas estetika konsumen yang lebih tajam denga kualitas desain, mereka lebih menyadari kekuatan desain kemasan dan pengaruhnya pada keputusan pembelian.

Desain kemasan masa kini memiliki beragam tujuan. Meskipun tidak ada satu tema atau pendekatan yang dapat dijadikan suatu pernyataan umum desain kemasan pada awal abad ke-

21, “kesederhanaan” tampaknya menjadi filosofi yang berkembang. (Marianne Rosner Klimchuk, 2007)

commit to user

Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barang- barang hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya seperti:

a. Tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari kemungkinan rusak. Sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli, bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut masih menyandang fungsi iklannya).

b. Mutu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan pelengkap citra diri dan mempengaruhi calon pembeli untuk menjatuhkan pilihan terhadap barang yang dikemasnya.

c. Rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan kesan yang benar tentang jenis isi barang yang dikemas.

d. Melalui bentuk dan tata rupa yang dimilikinya kemasan berfungsi sebagai alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Sedangkan di dalam kemasan modern, fungsi kemasan dibagi menjadi 3 kategori.

Antara lain :

a. Primary Packaging (kemasan sachet/satuan): kemasan yang pertama kali bersentuhan langsung dengan isi produk.

b. Secondary Packaging (kemasan innerbox): kemasan yang lebih besar yang membungkus/mewadahi beberapa primary packaging sekaligus.

c. Tertiary Packaging (kemasan masterbox): kemasan yang digunakan untuk melindungi

produk saat pengiriman atau pendistribusian. (Majalah Concept, 2007 : 13)

commit to user

desain-grafisnya, sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri. Jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran, fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor-faktor penting antara lain sebagai berikut :

a. Faktor Pengamanan Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya : cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman, serangga, dll

b. Faktor Ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proposi manfaatnya.

c. Faktor Pendistribusian Mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.

d. Faktor Komunikasi Sebagai media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami,dan diingat.

e. Faktor Ergonomi Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa, dipegang, dibuka, dan mudah diambil/dihabiskan isinya.

f. Faktor Estetika

commit to user

warna,bentuk, merek/logo, ilustrasi, huruf, dan tata letak untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

g. Faktor Identitas Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk yang lain.

Seluruh faktor fungsional ini sama penting satu dengan lainnya dan merupakan satu kesatuan yang sangat vital untuk mendukung keberhasilan penjualan. Sebuah kemasan yang buruk akan memberikan citra yang jelek terhadap suatu produk dan tidak dapat menolong dalam penjualan produk apapun. Dan sebaliknya kemasan yang baik akan lebih berdaya guna dan membangkitkan serta menarik minat pembeli.

5. Daya Tarik Kemasan

Bauran dari fungsi fungsional kemasan, menciptakan suatu daya tarik kemasan untuk seorang konsumen dalam memutuskan untuk mekonsumsi suatu produk. Hal ini terjadi karena suatu daya tarik kemasan, tidak akan lepas dari suatu persepsi, yakni proses dimana manusia mengadakan kontak dengan lingkungannya dan bagaimana manusia bereaksi pada bentuk dan visual suatu objek tertentu. Persepsi dapat juga dikatakan sebagai suatu proses penerimaan rangsang inderawi dan penafsirannya. Rangsangan inderawi dapat terjadi melalui indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera peraba (kulit), indera penciuman (hidung), dan indera pengecap (lidah). Melalui beberapa macam saluran penginderaan di atas itulah pengalihan pesan dapat berlangsung.

commit to user

dan keseimbangan dalam segala hal yang dilihat. Setiap orang, secara sengaja atau tidak, akan menghindari rangsangan yang menerpanya. Otak dan mata hanya akan melihat kemasan-kemasan tertentu yang menarik perhatiannya pada rak-rak penjualan. Dan apapun yang terlihat oleh konsumen akan direkam lewat otak yang

Daya tarik kemasan meliputi 2 daya tarik, yaitu :

a. Daya tarik visual Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu produk, yang mencakup warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, serta tata letak. Seluruhnya dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan menyeluruh untuk memberikan mutu daya tarik visual secara optimal.

Daya Tarik visual berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia, desain yang baik memiliki efek positif yang sebagian besar tidak disadari karena konsumen umumnya tidak menyadari bahwa mereka dipengaruhi oleh desain dan mereka tidak menganalisis setiap unsur.

b. Daya tarik praktis Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi sutau kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor/ pengecer. Beberapa daya tarik praktis yaitu :

1) Kemasan yang mejamin dapat melindungi produk

2) Kemasan yang mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan

3) Kemasan dengan porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman, atau dengan alternative volume untuk pembelian eceran.

4) Kemasan yang dapat digunakan kembali

5) Kemasan yang mudah dibawa, dijinjing, atau dipegang

commit to user

isinya dan mengisinya kembali untuk jenis produk yang dapat diisi ulang Dapat disimpulkan bahwa daya tarik suatu kemasan sangat penting artinya karena akan mempengaruhi tindakan konsumen baik secara sadar maupun tanpa sadar. Dan faktor inilah yang akan menentukkan keberhasilan penjualan.

6. Pengembangan Kemasan

Kesempurnaan dalam kemasan adalah merupakan perpaduan dari berbagai sudut pandang yang berhubungan dengan produk atau kebutuhan pasar yang disebutkan oleh pihak pengelola, pemasaran, penjualan, pengolahan, penelitian dan pengembangan pengendali mutu dan sebagainya. Pengemasan akan mempunyai dampak dan pengaruh jangka panjang pada keseluruhan laba dan penjualan, maka hal ini harus dipikirkan secara awal untuk mendapatkan hasil yang baik.

Bagaimana cara pengemasan ini akan dikembangkan tentunya tergantung dengan organisasi dari tiap perusahaan tetapi yang terpenting tiap perusahaan harus menyadari beberapa hal yang sangat penting antara lain:

a. Keadaan yang sekarang dan perkembangan dari bahan pengemasan masa kini sesuai dengan sifat dan biayanya.

b. Perkembangan pemasaran dan teknologi permesinan.

c. Posisi yang dihadapi berkenaan dengan kemasan produk pesaing.

d. Perubahan yang dapat merubah penempatan dari produk.

e. Pengaruh sosial pada lingkungan seperti masalah daur ulang dan pembuangan.

f. Sistim pengemasan masa kini dan perkembangannya. Kita juga harus memikirkan pengembangan kemasan sebagai suatu hal yang wajar tapi juga harus diingat bahwa pengembangan kemasan juga harus ditempatkan pada tahap-

commit to user

memikirkan sasaran pengembangan kemasan dari sudut pandang dari kemasan baru untuk produk lama atau kemasan baru untuk produk baru.

Jika kemasan dirasa layak untuk dikembangkan, maka akan diperoleh kemasan yang baik untuk produk yang akan dipasarkan. Beberapa hal yang kita peroleh jika kemasan itu baik antara lain :

a. Mengurangi biaya per unit.

b. Mempromosikan penjualan, penjualan eceran serta penerimaan produk oleh konsumen.

c. Meningkatkan kinerja penjualan dan keuntungan / laba.

d. Mengurangi limbah atau bahan terbuang pada proses pengemasan.

e. Menambah jangkauan pasar dan membina pasar yang baru.

f. Meningkatkan kenyamanan konsumen.

g. Mengurangi kerusakan produk.

h. Meningkatkan pengendalian pada transportasi. Menurut Iwan Wirya, dalam bukunya “Kemasan Yang Menjual” dituliskan

pengembangan desain kemasan yang merupakan identitas produk memang diperlukan, akan tetapi pengembangan desain tidak dianjurkan untuk mengubahnya secara drastis, karena dapat menyebabkan menjauhnya loyalitas merek dan memberi kesan pada konsumen adanya perubahan produk secara keseluruhan. Perubahan juga tdak dianjurkan sesering mungkin karena hal ini dapat mengaburkan citra merek.

Beberapa alasan sebagai pertimbangan untuk mengembangkan desain kemasan, antara

lain :

a. Turunnya penjualan.

b. Perubahan kencenderungan konsumen.

commit to user

d. Perubahan kondisi pasar.

e. Perubahan pesaing lebih unggul.

f. Perkembangan bahan dan teknologi.

g. Perkembangan eceran baru

h. Kebijakan pemasaran baru.

C. Promosi

Promosi merupakan salah satu unsur 4P yang ada dalam bauran pemasaran (product, place, price, promotion ) yang diterapkan oleh para akademisi dengan mengacu pada semua bentuk komunikasi pemasaran (periklanan, promosi penjualan, public relations, personal selling , dsb)

Ada dua tipe promosi, yaitu :

1. Promosi yang bersifat personal, merupakan upaya promosi langsung yang dilakukan dari penjual ke pembeli.

2. Promosi yang sifatnya non personal. Promosi ini mencakup :

a. Pengiklan (Advertising)

b. Publisitas

c. Desain kemasan

d. Display pada tempat penjualan dan

e. Exhibits Dalam suatu promosi penjualan yang berorientasi pada perdagangan mempunyai

berbagai tujuan, yaitu :

1. Untuk memperkenalkan produk-produk baru atau yang direvisi (diperbarui)

commit to user

3. Untuk menyelenggarakan persediaan eceran.

4. Untuk mempertahankan atau meningkatkan luas rak penyimpanan barang (share of shale

space) produsen.

5. Untuk mendapatkan display di samping lokasi rak yang normal.

6. Untuk mengurangi kelebihan persediaan dan meningkatkan perputaran.

7. Untuk mencapai fitur produk dalam periklanan pengecer.

8. Untuk menghadapi aktivitas pesaing

9. Untuk menjual sebanyak mungkin kepada konsumen akhir. (Terence A.Shimp,2001:147) Ada enam macam jenis promosi yang tergolong komunikasi pemasran yang tergolong komunikasi pemasaran, yaitu :

1. Penjualan Perorangan (Personal Selling) Bentuk komunikasi antar invidu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, an melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa prusahaan.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mecoba merangsang terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat.

3. Publisitas/ Humas ( Purel, Public Relation) Seperti iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa namun juga tidak seperti iklan, pihak sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan runag beriklan. Biasanaya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai perusahaan.

4. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship marketing) Merupakan aplikasi dalam mempromosikan perusahaan atau merek dengan kegiatan tertentu.

commit to user

Melibatkan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yang didesain untuk mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian.

6. Iklan (Advertising) Bentuk iklan yang dibiayai oleh sponsor tertentu (si pengiklan), tetapi dikategorikan sebagai komunikasi massa (nonpersonal) karena perusahaan sponsor tersebuta secara simultan berkomunikasi dengan penerima pesan yang beranekaragam, bukan kepada individu tertentu/personal atau kelompok kecil. (Terence A.S.himp, 2001:6)

Adapun beberapa fungsi periklanan menurut Terrence A. Shimp (Shimp 2003:357) dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Informing Periklanan membuat konsumen sadar akan keberadaan merk-merk baru, menginformasikan mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merk, serta memfasilitasi penciptaan citra merk yang positif. Pada intinya, fungsi periklanan sebagai sumber informasi bertujuan untuk meningkatkan TOMA atau Top Of Mind Awareness (puncak kesadaran dalam benak konsumen).

b. Persuading Iklan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan.

c. Reminding

Iklan menjaga agar merk perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.

d. Adding Value Periklanan memberi nilai tambah merk dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Mempengaruhi persepsi konsumen merupakan nilai tambah bagi penawaran- penawaran yang dilakukan oleh produsen.

commit to user

Periklanan hanyalah salah satu alat dari bauran komunikasi pemasaran. Periklanan dapat membantu perwakilan penjualan, meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnnya, juga bisa meningkatkan efektivitas transaksi harga. Peran utama periklanan adalah pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya perusahaan dalam komunikasi pemasaran.

D. Media

Perencanaan media merupakan proses penyusunan rencana penjadwalan yang menunjukkan bagaimana waktu dan ruang periklanan akan mencapai tujuan pemasaran. Perencanaan media harus dikooordinasikan dengan strategi pemasaran dan aspek-aspek lain dari strategi periklanan.

Media menurut istilah periklanan yang ditulis oleh Fank Jefkins merupakan kata jamak dari medium, yaitu wahana untuk menyampaikan pesan-pesan periklanan. Bentuknya sangat bervariasi, ada media pers (Koran, majalah), radio, televisi, media luar ruangan, penawaran lewat pos, dan sebagainya. (Jefkins, Frank, 1996:392)

Dalam periklanan terdapat beberapa jenis media, diantaranya :

1. Media Lini Atas (Above The Line Media) Yaitu jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada biro iklan. Media Lini Atas terdiri dari :

a. Media cetak, yaitu media yang penyebarannya melalui teknik cetak (printing), antara lain : surat kabar, tabloid, majalah, jurnal, buku, katalog, annual report dan sebagainya

b. Media elektronik, yaitu sebuah media yang penyelenggaranya melalui peralatan

commit to user

c. Media luar ruang, yaitu media yang sosialisasinya secara fisik berada di luar ruangan, antara lain : Billboard, Baliho, Mobile Ad, Spanduk.

2. Media Lini Bawah ( Below the Line Media ) Yaitu jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi. Media Lini Bawah terdiri atas seluruh media yang ada, kecuali yang telah disebutkan di atas. Seabagai contoh pameran, souvenir, kalender, direct mail.

3. Media Antar Lini ( Through the Line Media) Yaitu media yang merupakan gabungan dari media lini atas dan media lini bawah. Biro iklan yang menanganinya biasa disebut through the line agencies atau biro periklanan antar lini. (Jefkins, Frank, 1996:28)

Saat semakin menyusutnya media iklan, kebutuhan produk untuk tampil tidak lagi cukup hanya sekedar beriklan di televisi, radio, atau koran. Banyaknya iklan yang diputar di setiap acara ber-rating tinggi malah membuat iklan tersebut tidak mau dilihat penonton. Dengan gampang, penonton tinggal berganti saluran, menunggu beberapa saat, lalu menekan kembali saluran sebelumnya berharap iklan sudah berlalu. Brand akan membuang biaya placement yang percuma saat iklannya tampil di tengah-tengah deretan iklan, tanpa ada yang menyaksikannya. Tentunya, akan lebih baik bila budget tersebut dimanfaatkan untuk upaya- upaya lain yang lebih strategis untuk membangun brand. Beberapa cara dilakukan dengan mencoba memanfaatkan media ruang luar dengan cara seunik mungkin sehingga setiap orang yang melewatinya bisa tersenyum, tertawa, dan ingat akan pesan iklan tersebut. Saat mendengar tentang media ruang luar, yang terpikir pertama kabillboard. Tapi, semakin banyaknya billboard dan penempatannya yang tidak teratur juga malah membuat pandangan menjadi tidak enak. Padahal media ruang luar tidak sesempit itu. Apapun yang kita lihat di sekitar kita, dipandu oleh kreativitas kita dalam mengolahnya, pasti bisa menjadi media iklan.

commit to user

ambient media . Ada beberapa alasan terjadinya pertumbuhan ambient media, diantaranya :

1. Sebuah penurunan kekuatan media konvensional.

2. Permintaan yang lebih besar untuk titik penjualan komunikasi.

3. Kemampuan untuk menawarkan pemirsa tepat sasaran.

4. Umum yang beraneka ragam. Ambient media menyampaikan pesan sebuah merek kepada konsumen dengan cara yang tidak biasa sehingga akan lebih mengenang di ingatan target. Hal ini memberi peluang untuk pengiklan dapat menjaga brand awareness (kesadaran akan merek). Ambient media massa dapat menghasilkan perhatian terpusat di lokasi, atau langsung berinteraksi dengan konsumen biasa setiap hari selama kegiatan.

Ambient media merupakan salah satu strategi beriklan yang tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan feeling dan mood konsumen agar merasa nyaman dan suka ketika berinteraksi dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen. Semangat yang dibawa oleh ambient media adalah memberikan memorable experience (pengalamana yang mengesankan) kepada konsumen. Dalam perkembangannya ambient media menjadi sebuah kegiatan below the line yang terintegrasi dengan media. Ambient media juga bisa disebut sebagai media lingkungan.

commit to user

BAB III IDENTIFIKASI DATA

A. Sekilas Floren Chocolate

Floren Chocolate adalah home industry yang bergerak di bidang perdagangan dengan produk utama coklat yang diolah menjadi beberapa kreasi. Floren chocolate didirikan kurang lebih 12 tahun yang lalu di kediaman bapak Yusak Yani Tendean. Awal tujuan dari didirikannya Floren chocolate ini berawal dari keinginan pak Yusak agar masyarakat Surakarta bisa lebih mengenal coklat. Nama perusahaan

: FLOREN Chocolate

Alamat

: Jalan Sibela Timur 1 no 4

Mojosongo - Solo

: DEP.KES.RI.SP.0314/11.06/00

Owner

: Yusak Yani Tendean

Anak Cabang : Jl. Tanggul Mas Raya A3 Semarang (024)3554866 dan Jl. Nangka Selatan 30A Semarang (024) 8442856

1. Logo Perusahaan

Gambar1.1. Logo Floren Chocolate

commit to user

keluarga, kata Floren juga dianggap pak Yusak sebagai lambang keindahan dan cinta. Bunga yang berada di bawah tulisan Floren juga melambangkan keindahan dan cinta. 2 daun dan 2 batang tunas melambangkan ayah, ibu, dan 2 anak yang disebut sebagai keluarga, dimana kekeluargaan adalah system yang diterapkan oleh pak Yusak dalam menjalankan usahanya. Warna merah marun yang digunakan memiliki arti merah sebagai lambang cinta, dan campuran warna marun merupakan campuran dari warna cokelat, yang merupakan warna dasar dari produk Floren Chocolate.

2. Sejarah Floren Chocolate

Selama ini mungkin kurang diketahui bahwa pada jaman dahulu coklat hanya menjadi sajian bagi raja-raja dan orang-orang istana. Hingga saat inipun coklat masih dianggap sebagai makanan untuk masyarakat golongan kelas atas. Dengan kata lain coklat hanya bisa dikonsumsi oleh masyarakat yang memiliki uang lebih untuk membeli sebatang coklat.

Berawal dari melihat ampyang yang merupakan makanan rakyat, pak Yusak memiliki keinginan untuk mengangkat ampyang tersebut menjadi makanan yang digemari layaknya coklat. Karena menurut pak Yusak, pembuatan ampyang sangatlah rumit, pak Yusak menganti bahan-bahan untuk membuat ampyang menggunakan coklat. Dengan ini, pak Yusak berharap coklat yang dirasa hanya bisa dinikmati masyarakat golongan kelas atas, bisa juga menjadi makanan rakyat (keinginan untuk memasyarakatkan coklat). Setelah ampyang yang tebuat dari coklat itu terbentuk, pak Yusak membagi-bagikan kepada teman-teman kantornya. Setelah mendapat respon yang baik dari teman-temannya, pak Yusak mencoba membuat kemasannya. Pak Yusak berharap agar ampyang coklatnya ini bisa dikenal masyarakat sebagai oleh-oleh khas Solo, maka kemasan yang pak Yusak pilihpun bercorakkan batik, dimana kota Solo terkenal dengan batiknya. Setelah kemasan dan produk

commit to user

produk pertama yang dianggap juga sebagai pioneer produk chocolate’s home industry di kota Solo ini.

3. Sistem / Konsep Strategi Pemasaran

Floren Chocolate melakukan “jemput bola” dalam konsep strategi pemasarannya. Floren Chocolate hanya menjadi produsen, setelah itu coklat olahan Floren Chocolate dititipkan di toko-toko yang mau menjadi tempat distribusi terhadap konsumen sesungguhnya. Sebagai contoh, toko yang menyalurkan coklat floren antara lain Mitra toserba, toko buku Nuria, outlet Dr Oen, toko Asia Baru, Laris swalayan, dan lain-lain.

4. Jenis-Jenis Coklat yang diproduksi

Beberapa produk yang di ciptakan oleh Floren Chocolate, antara lain :

a. Chocolate Lollipop (Coklat Tusuk )

b. Chocolate love kecil

Coklat lolipop adalah coklat yang mengunakan tusuk sehingga menyerupai permen lollipop. Bentuknya bermacam- macam, ada yang hati, smiley, dll. Harga pasarannya untuk saat ini, bekisar ± Rp. 2500,00

Coklat love kecil adalah coklat berbentuk hati, akan tetapi bentuk ukurannya kecil. Panjangnya kira-kira 5cm x 5cm. Harga pasarannya saat ini sekitar ± Rp 4500,00

commit to user

c. Chocolate love medium

d. Chocolate top love

e. Chocolate praline mika

f. Chocolate praline top

Coklat love medium adalah coklat berbentuk hati, akan tetapi bentuk ukurannya sedang. Panjangnya kira-kira 7,5cm x 5cm. Harga pasarannya saat ini sekitar ± Rp 7200,00

Coklat love besar adalah coklat berbentuk hati, akan tetapi bentuk ukurannya paling besar. Besarnya kira- kira 18cm x 15cm. Harga pasarannya saat ini sekitar Rp17.500,00

Praline kecil adalah coklat praline (coklat kecil). Dalam satu kemasannya terdapat 6 biji praline. Bentuk dan warna dapat berubah sesuai tema atau pesanan. Ada bentuk ketupat, Christmas tree, dsb. Harga pasarannya saat ini sekitar ± Rp. 7500, 00