Perkembangan Individu dari aspek emosi docx

BAB I
PEMBAHASAN
A. APAKAH PERKEMBANGAN ITU
Kalau kita teliti buku-buku yang membicarakan masalah ini ,maka akan
ternyata , bahwa ja waban para ahli terhadap pertanyaan “apakah perkembangan itu “
adalah bermacam-macam sekali. Akan tetapi betapun juga perbedan-bedannya
pendapat para ahli tersebut, namun samuanya mengakui bahwa pekembangan itu
adalah suatu perubahan ;perubahan kea rah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara
teknis. Perubahan tersebut biasanya disebut proses. Jadi pada garis besarnya para ahli
sependapat, bahwa perkembanagan itu adalah suatu proses. Tetapi apabila persoalan
kita lanjutkan dengan mempersoalkan proses apa maka disini kita dapatkan lagi
bermacam-macam jawaban, yang pada pokoknya berpangkal kepada pendirian
masing-masing ahli. Pendapat atau konsepsi yang bermacam-macam itu pada
pokoknya kita golongkan-golongkan kita menjadi tiga golongan, yaitu :
(1) Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran asosiasi
(2) Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti Gestlat dan Non-Gestalt, dan
(3) Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme .
1. Aliran Asosiasi
Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat, bahwa pada hakekatnya
perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bagi ahli yang mengikuti aliran ini yang
primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dulu, sedangkan

keseluruhan ada lebih kemudahan. Bagian-bagian itu terkait satu sama sama lain
menjadi suatu keseluruhan oleh asusiasi. Jadi misalnya bagian terbentuknya
pengertian lonceng pada anak-anak , mungkin aan diterangkan demikian : anakanak itu mendengar suara lonceng lalu memperoleh kesan pendengeran bagai
mana tentang lonceng; selanjutnya mungkin anak-anak itu melihat lonceng
tersebut lalu mendapat kesan pengelihatan ( mengenai warna dan bentuk ) ;
selanjutnya mungkin anak itu mempunyai kesan meraba jika sekiranya dia
mempunyai kesempatan untuk meraba lonceng tersebut. Jadi gambaran mengenai
lonceng itu makin lama makin lengkap ; kesan-kesan secara asosiatif terhubung
satu sama lain.
Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah John Locke
berpendapat bahwa pada permulaanya jiwa anak itu adalah bersih semisal
selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman

1

atau empiri. Dalam hal ini Locke membedakan adanya dua macam pengalaman,
yaitu :
a) Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca
indra, yang menimbulkan “sensations” dan
b) Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiaatan batin

sendiri, yang menimbulkan reflexions
Kedua macam pesan itu, yaitu sensations dn reflexions ,erupakan pengertian yang
sederhana, yang kemudian dengan asosiasi membentuk pengertian yang kompleks
Aliran asosiasi tersebut setidak-tidaknya dalam bentuknya seperti yang
dikemukakan diatas itu, kini tinggal ada dalam sejarah, akan tetapi pengaruhnya
dalam lapangan pendidikan dan pengajaran belum lama di tinggalkan orang. Metode
mengajar membaca dan menulis sintetis, metode menggambar secara sintetis, belum
lama kit tinggalkan, atau malah mungkin masih ada yang mengikuti ; metode-metode
tersebut dasar piskologisnya adalah piskologi asosiasi.
2. Piskologi Gastelt
Pengikut-pengikut aliran piskologi Gestalt mengemukakan konsepsi yang
berlawanan dengankonsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti
aliran asosiasi. Bagi para ahli yang menhgikuti aliran Gestlt, perkembangan itu
adalah proses diferiansasi . dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah
keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder; bagian-bagian hanya
mempunyai arti sebagai bagian daripad keseluruhan dalam hubungan fungsional
dengan bagian-bagian yang lain; keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh
bagian-bagiannya . kalau kita ketemu dengan seorang teman misalnya, dari
kejahuan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau
vuipenya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu

sebagai keseluruhan, sebagai Gestlt; baru kemudian menyusul kita
saksikanadanya hal-hal khusus tertentu, seperti misalnya bajunya yang baru,
vulpen yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya.
Seorang anak kecil yang di rumahnya ad seekor kucing yang dinamai
“Melati”;mula-mula akan menyebut semua kucing yang dijumpainya ---mungkin
juga bahkan harimau di kebun binatang ---dengan nama “Melati”, baru kemudian
dia dapat bahwa tidak semua kucing itu namanya “Melati” ; ada kucing yang
mempunyai nama-nama lain, seperti “Menir”, “Mawar”, “Pahing”, dan
sebagainya. Proses ini adalah Proses difrensiasi. Demikinlah misalnya si Jatmiko
(anak penulis yang berumur dua tahun)menyebut semua nama mobil dengan nama

2

“Memo” ( bemo): baru kemudian dia mengetahui bahwa mobil itu ada yang
namanya bemo,jeep,truck,sedan, dan sebagainya
Juga pengenalan anak kepada duni luar merupakan proses difrensasi. Mulamula anak merasa satu dengan dunia sekitarnya, baru kemudian ada difrensasi :
dia merasa (mengetahui)dirinya sebagai sesuatu yang berbeda dari dunia
sekitarnya. Lebih jauh dia dapat membedakan bahwa duni sekitarnya itu terdiri
dari manusi dan bukan manusia, dan selanjutnya manusia-manusi itu berbagi-bagi
pula , ada ibu dan bukan ibu,; dan bukan ibu itu ada yang namanya ayah ,

kakek,nenek, paman,mbok Yem, dan sebagainya.selanjutnya aliran Neo-Gastlt
yang bentuk nyatanya salah satu adalah aliran piskologis medan (yang dirintis
oleh krut lewis) terhadap proses difrensasi itu maish menambahkan lagi proses
stratifikasi. Struktur pribadi digambarkan sebagai terdiri dari lapisan-laoisan
(strata) ; lapisan-lapisan itu makin lama makin bertambah. Anak kecil pisiknya
mula-mula hanya terdiri dari satu lapis; apa yang dinampakkan keluar itu pulalah
adanya didalm: tidak ada hal yang disembunyikan. Karna itu lah anak kecil tidak
akan berdusta dengan sengaja, jika sekiranya dia berdusta, maka dia adalah dusta
khayal. Makin bertambah dewasa dia, maka lapisan-lapisan akan terbentuk dan
bertambah,. Demikianlah pada kita orang dewasa , isi btin kita dapat di
gambarkan sebagai lapisan-lapisan : lapisan paling luar gampang terpengaruh dari
luar dan dinyatakan keluar, lapisan paling dalam adalah hal yang paling bersifat
pribadi, mungkin dipandang hal yang palingbersifat “top secret”, hal yang tidak
akan dinyatakan kepada setip orang, melaikan hanya akan dinyatakan kepada
seseorang(atau orang-orang) tertentu ; juga halini merupakan hal yang paling di
pertahankan dan paling sukar untuk dipengaruhi dari luar.
Banyak ahli pisklogi mempertentangkan aliran asesiasi dan aliran piskologi
Gestlt itu sebagai piskologi lama pertentangan denan piskologi modern. Pada
waktu ini konsepsi Gstalt dan Non-Gestalt itu di terima oleh sebagian besar ahli,
walaupun denan variasi yang sedikit berbeda-beda antara yang satu dari yang lain.

3. Aliran Sosiologisnya
Para ahli yang mengikuti aliran sosiologis menganggap bahwa perkembangan
adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula bersifata a-sosial (barang kali
untuk tepatnya dapat disebut pra-sosial) yang kemudian dalam perkembangan
sedikit demi sedikit disosialisasikan. Salah seorang ahli yang mempunyai konsepsi
demikian itu yang cukup terkenal dan besar pengaruhnya adalah James Mark
Baldwin (1864-1934). Baldwin adalah seorang ahli dari lapanagn biologi,
3

sosiologi, piskologi dan fisafat.Karya utamanya dalam piskologi perkembangan
adalah : “Mental Development in the Child and the Race” .(1895).
Pengaruh Baldwin terutama karena hipotensisnya tentang “Circular reaction”.
Dengan berpangkal kepada kesajajaran pada otogesesis dan phyogenesis Baldwin
menerangkan perkembangan sebagai proses sosialisasi dalam bentuk imitasi yang
berlangsung dengan adaptasi dan seleksi . adaptasi ini dan seleksi ini berlangsung
atas dasaar hokum efek (law of effect). Juga tingkah laku pribadi diterangkan
sebagai imitasi. Kebiasaan adalah imitasi terhadap diri sendiri, sedangkan adaptasi
adalah peniruan terhadap orang lain. Oleh efeknya tingkah laku atau aktifitas
dapat di bangunkan atau dipertahankan; oleh efeknya sendiri itu aktifitas
mendapatkan faedah atau prestasi yang lebih tinggi. Dalam hal yang demikian

inilah terkadang daya kreasi, sehingga manusia menemukan dan menggunakaan
alat-alat ini timbul dari pada peniruan diri sendiri. Dengan meniru “aku”-nya
sianak adalah pemancaran kembali “aku” yang lain yang menjadi obyek
menirunya. Selanjutnya Baldwin berpendapat, bahwa setidak-tidaknya ada dua
macam, yaitu ;
a) Nondeliberate imitation, dan
b) Deliberate imitation.
Nondeliberate imitation misalnya terjadi kalau anak meniru gerakan-gerakan,
sikap orang dewasa. Deliberate imitation terjadi kalau misalnya anak-anak
bermain “Peranan social”, yaitu misalnya menjadi ibu, penjual kacang, menjadi
kondektur, menjadi penumpang kereta api, dan sebagainya.
Proses peniruan ini terjadi pada tiga taraf, yaitu :
1) taraf yang pertama yang di sebut taraf proyektif (projective stage); pada
taraf ini anak mendapatkan kesan mengenai model (obyek) yang ditiru.
2) taraf yang kedua disebut taraf subyektif (subjective stage) ;pada taraf ini
anak cenderung untuk meniru gerak-gerakkan, atau sikap model atau
obyeknya.
3) Taraf ketiga disebutnya taraf ejective stage, pada taraf ini anak sudah
menguasai apa yang ditirunya
Banyak para ahli yang terpengar oleh pendapat Baldwin tersebut antara lain

Stern, Bechterev, koffka.
B. FAKTOR-FAKTOR APAKAH YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
ITU?
Persoalan mengenai factor-faktor yang mempengarui perkembangan tersebut
dapat di golongkan menjadi tiga golongan
(1) Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Nativisme
4

(2) Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Empirisme
(3) Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Konvergensi
1. Nativisme
Para ahli yang mengikuti aliran Nativisme berpendapat bahwa perkembangan
individu itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir,
jadi perkembangan individu itu semata-mata tergantung kepada dasar. Tokoh
utama aliran ini ialah Schopenhauer, dalam artinya yang terbatas juga dapat
digolongkan dalam golongan ini adalah Plato, Descartes, Lombroso dan pengikutpengikutnya yang lain. Para ahli yang mengikuti pendirian ini biasanya
mempetahankan kebenaran konsepsi ini dengan menunjukan berbagai kesamaan
atau kemiripan antara orang tua dan anak-anaknya. Misalnya seorang ayah ahli
musik maka kemungkinanya adalah besar bahwa anaknya juga akan menjadi ahli
music

2. Empirisme
Para ahli yang mengikuti pendirian Empirisme mempunyai pendapat yang
langsung bertentang dengan pendapat atau aliran Nativisme. Kalau pengikut aliran
Nativisme berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata tergantung pada
factor-faktor dasar, maka pengikut aliran Empirisme berpendapat bahwa
perkembangan itu semata-mataterkandung pada factor lingkungan,sedangkan
dasar tidak memainkan peran apapun.tokoh utama dalam aliran ini ialah John
Locke, yang pendapatnya telah diuraikan dimuka, selanjutnya aliran ini sangat
besar pengaruhnya di Amerika Serikat, dimana banyak para ahli yang walaupun
tidak secara eksplisit menolak peranan dasar itu, namun karena dasar itu sukar
untuk di tentukan, maka praktis yang dibicarakan hanyalah lingkungan, dan
sebagai konsekuensinya juga hanyalah lingkungan yang masuk percaturan
3. Konvergensi
Faham Konvergensi ini berpendapat bahwasanya didalam perkembangan individu
itu baik dasar atau pembawaan lingkungan memainkan peranan penting. Bakat
sebagai kemungkinan telah ada didalam masing-masing individu, akan tetapi
bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai
supayadapat berkembang
Suatu pengupasan hal yang sama itu, tetapi dari sudutyang agak berbeda
adalah apa yang dikemukakan oleh Langeveld. Langeveld secara fenomenologis

mencoba menemukan hal-hal apakah yang memungkinkan perkembangan anak itu
menjadi orang dewasa, dan dia menemukan hal-hal berikut :

5

a. Justru karena anak itu adalah makhluk hidup (makhluk biologis) maka dia
berkembang.
b. Bahwa anak itu pada waktu masih sangat muda adalah sangat tidak bedaya,
dan adalah suatu keniscayaan bahwa dia perlu berkembang enjadi lebih
berdaya.
c. Bahwa kecuali kebutuhan-kebutuhan biologis anak memerlukan adanya
perasaan aman, karena itu perlu adanya pertolongan atau perlindungan dari
orang yang mendidik.
d. Bahwa di dalam perkembangan anak tidak pasif menerima pengaruh dari luar
semata-emta,melainkan ia juga aktif mencari dan menemukan.
Jika hal-halyang dikemukakan di atas itu dapat disebut azaz,maka ada empat azas
dalam perkembangan itu, yaitu :
a.
b.
c.

d.

Azas biologis,
Azas ketidak-berdayaan
Azas keamanan, dan
Azas eksplorasi.

Kenyataan yang pertama adalah bahwa anak itu adalh makhluk hidup, maka dia
berkembangan. Jika sekiranya dia itubukanlah makhluk hidup, maka perkembangan
itu tidak mungkin akan terjadi. Kecuali itu supaya perkembangan anak berlangsung
dalam rangka normal, maka keadaan biologisnya juga harus normal. Anak yang
keadaan biologisnya cacat akan menunjukan kelainan-kelainan dalam perkembangan
mereka. Kecuali diperlukan adanya keadaan bilogis yang normal, maka keutuhankebutuhan biologis juga harus dipenuhi secara nomal. Terutama pada anak-anak yang
masih muda dipenuhinya secra normal kebutuhan-kebutuhan biologis itu merupakan
hal yang mutlak; anak yang kekurangan makanan misalnya akan penyakitan, dan ha
ini akan mengakibatkan lebih lambatnya perkembangannya.
Kenyataan yang kedua ialah bahwa waktu dilahirkan anak mansia itu adalah jauh
sangat tidak berdaya jika misalnya kita dibandingkan dengan anak hewan. Hal yang
demikian itu tidaklah merupakan kekuangan manusia terhadap hewan,tetapi jutru
sebaliknya; justru karena keadaannya yang demikian itlah,justru karena ketidakberdayaannya itulah maka anak manusia mempunyai kemungkinan perkembangan

yang sanat luas. Karena hewan hidup dengan menggunakan instink-instinknya karena
hal yang demikian itu secara hakekat diperlukan untuk menjamin keberaaan di dunia

6

ini, maka peranan instink dalam kehidupan manusia tidak sepenting itu. Kalu hewan
hidup pada dunia yang tertutup, maka manusia hidup di dunia yang terbuka.
Kenyataan yang ketiga adalah bahwa karena tidak berdaya itu manusia yang
sangat muda itu sangat mebutuhkan pertolongan. Pemenuhan kebutuhan biologis saja
belumlah akan mencukupi bagi anak manusia. Anak yang telah terpenuhi kebutuhankebutuhan biologisnya masih membutuhkan yang lain, yaitu rasa terlindungi,rasa
aman, yang diterimanya dari pendidik. Inti daripada perlindungan ini iah kasih saying
orang tua.Kurangnya kasih saying ini dapat mengganggu perkembangan perasaan.
Itulah sebabnya anak-anak sukar (problem child),misalnya karena percaraian orang
tua,adanya orang tua tiri,diasuh oleh orang pengganti, dan sebagainya. Dalam rumah
tangga yang demikian itu rasa aman yang sangat dibutuhkan oleh anak itu tiadak ada
atau kurang sekali.
Dalam pada itu perlu diingat,bahwa pemberian perlindungan atau raa kasih saying
itu juga tidak boleh ecara berlebih-lebihan,justru demi kepentingan dan kesejahteraan
sang anak ; sebab perlindungan yang diberikan secara berlebih-lebihan akan berakibat
anak didik selalu menggantungkan diri kepada pendidik dan tidak berani berdiri diatas
kedua kaki sendiri.
Selanjutnya mengenai azas eksplorasi dapat dikemukakan hal berikut. Secara
fenomelogis perkembangan itu dapat digambarkan sebagai eksplorasi atau penjelajah
anak di dalam dunianya. Eksplorai ini dilakukan oleh si anak dengan berbagai cra :
mula-mula sekali terutama dengan fungsi-fungsi jamaniah (mulut,tangan, kaki, dan
sebagainya), kemnudian setelah anak bertambah umurnya maka eksplorasi itu teutama
dlaksanakannya denga fungsi-fungsi kejiwaan(angan-angan, fantasi, fikiran dan
sebagainya). Di dalam eksplorasi ini anak menemukan berbagai hal,seperti :
-

Sifat-sifat benda
Sifat-sifat manusia lain,
Sifat-sifatnya sendiri,
Bahasa,
Dan sebagainy.

Justru di dalam eksplorasi itulah anak berkembang.Karena itu eksplorasi adalah hal
yng “niscaya”, hal yang harus dilakukan oleh anak sesuai dengan hakekatnya sebagai
pribadi yang sedang berkembang kea rah kedewasaan. Karena itu rintangan terhadap
7

eksplorasi ini berate beertentangan dengan kepeningan si anak.Eksplorasi akan
belangsung dengan baik kalu kebutuhan-kebutuhan biologis dan kebutuhan akan rasa
aman itu terpenuhi dengan baik,serta mendapat kesempatan.
Adalah kewajiban para pendidik (terutama orang tua) untuk memberikan kesempatan
kepada anak untuk melakukan eksplorasi.

C. BAGAIMANAKAH SIFAT-SIFAT ANAK-ANAK PADA MASA-MASA
TERTENTU DALAM PERKEMBANGAN TERSEBUT ?
Anak-anak didik kita selama perkembanganya itu tidak mempunyai kehidupan
yang statis,melainkan dinamis, dan pendidikan yang diberikan pada mereka haruslah
disesuaikan dengan keadaan kejiwaan anak-anak didik kita pada masa tertentu dalam
perkembangan mereka itu.
Sudah barang tentu tidak ada orang yang akan menyangkal,bahwa
perkembangan itu hal yang kontinu; akan tetapi untuk dapat lebih mudah memahami
dan mempersoalkannya biasanya orang menggambarkan perkembangan itu dalam
fase-fase atau periode-periode tertentu. Masalah periodisasi ini biasanya juga masalah
yang banyak diperbincangkan para ahli; pendapat mereka mengenai dasar-dasar
mengapa perlu dilakukan periodisasi itu juga bermacam-macam, akan tetapi
umumnya para ahli sependapat bahwa periodisasi itu dasarnya lebih bersifat teknis
dari pada konsepsional.
Pendapat para ahli mengenai periodisasi itu sendiri juga bermacam-macam.
Pendapat yang bermacam-macam itu dapat pula digolong-golongkan menjadi tiga
macam, yaitu :
(1) Periodisasi-periodisasi yang berdasar biologis,
(2) Periodisasi-periodisasi yang bedasar didaktis, dan
(3) Periodisasi-periodisasi yang berdasar psikologis.
1. Periodisasi-periodisasi yang Berdasar Biologis
Sekelompok ahli dalam membuat periodisasi itu mendasarkan diri pada keadaan
atau proses biologis tertentu. Di antara pendapat-pendapat yang demikian itu misalnya
adalah (a) pendapat Aristoteles, 9b) pendapat Kretschmer, (c) pendapat Freud, (d)
pendapat Montessori, dan (e) pendapat Buhler.
(a) Pendapat Aristoteles
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai ewasa itu
dalam tiga periode yang lamanya masing-masing tujuh tahun :

8

Fase I dari 0 ; 0 sampai 7 ; 0 : masa anak kecil,masa bermain ;
Fase II dari 7 ; 0 sampai 14 ; 0 :masa anak,masa belajar atau masa sekolah rendah;
Fase III dari 14 ; 0 sampai 21 ; 0 : masa remaja atau pubertas : masa peralihan dari
anak menjadi orang dewasa.
Peridisasi ini didasarkan atas segala dalam perkembangan jasmani. Hal ini mudah
ditunjukkan : antara fase I dan fase II dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase II
dan fase III ditandai oleh mulai bekerjanya perlengkapan kelamin (misalnya
kelenjar).
(b) Pendapat Kretschmer
Krestchmer mengmukakan bahwa dari lahir sampai dewasa anak melewati empat
fase, yaitu :
Fase I dari 0 ; 0 sampai kira-kira 3 ; 0 disebut Fullungsperiode I; pada masa ini
anak kelihatan pendek gemuk;
Fase II dari kira-kira 3 ; 0 sampai kira-kira 7 ; 0 disebut sterckungsperiode II; pada
masa ini kelihatan langsing (Jawa : nduduti).
Fase III dari kira-kira 7 ; 0 sampai ira-kira 13 ;0 disebut Fullungsperiode II; pada
masa ini anak kembali kelihatan pendek gemuk.
Fase IV dari kira-kira 13 ; 0 sampai kira-kira 20 ;0 disebut Sterckungsperiode II;
pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.
Kehidupan kejiwaan anak-anak pada masa tersebut juga menunjukan sifat-sifat
yang khas. Pada periode-periode fullung anak menunjukakan sifat-sifat jiwa yang
mirip dengan orang yang berhabitus piknis, jadi seperti orang yang cyclothym :
jiwanya terbuka, mudah bergaul, mudah didekati, dan sebagainya. Pada periodeperiode sterckung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa yang mirip dengan orang
yang berhabitus leptosm, jadi seperti orang yang schizothyme : jiwa tertutup,
sukar bergaul, sukar didekati, dan sebagainya.
(c) Pendapat Sigmund Freud
Freud berpendapat, bahwa anak sampai umur kira-kira 5 melewati fase-fase yang
terdiferensiasikan scara dinamis, kemudian sampai umur 12 atau 13 mengalami
fase latent, yaitu suatu fase dimana dinamika menjadi lebih stabil. Dengan datang
nya masa remaja dinamika meletus lagi, dan selanjutnya makin tenang kalau
orang makin dewasa. Bagi Freud masa sampai umur 20 menentukan bagi
pembentukan kepribadian seseorang.

9

Tiap fase dari lahir sampai umur 5 ditentukan atas dasar cara-cara reaksi bagian
tubuh tertentu.
Adapun fase-fase tersebut adalah
(1) Fase oral 0 sampai 1
(2) Fase anal 1 sampai 3
(3) Fase falis 3 sampai 5
(4) Fase latent 5 sampai 12 atau 13
(5) Fase pubertas 12 atau 13 sampai 20
(6) Fase genital
2. Periodesasi-periodesasi yang berdasar Didaktis
Dasar Didaktis yang digunkan oleh para ahli disini ada beberapa kemungkinan
(a) Pendapat Comenius
Salah satu konsepsi dalam golongan ini yang sangat terkenal ialah konsepsi
yang dikemukakan oleh Comenius. Telah terkenal konsepsinya tentang
macam-macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak,
yaitu:
(1) Scola maternal (sekolah ibu) umur 0-6
(2) Scola Vernacula (sekolah bahasa ibu) umur 6-12
(3) Scola latina (sekolah latin) umur 12-18
(4) Akademia (akedemi) umur 18-24
Untuk masing-masing sekolah itu harus diberikan bahan pelajaran yang sesuai
dengan perkembangan jiwa anak dan pula harus dipergunakan cara-cara
mendidik yang juga harus sesuai dengan perkembangan jiwa anak.
b) Pendapat J.J. Rousseau
Rousseau dengan karyanya “Emile eu du peducation”,juga
mengemukakan periodesasi atas dasar didaktis itu. Buku tersebut terdiri atas
lima jilid.
1) 0 - 2 adalah masa asuhan
2) 2 - 12 adalah masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra
3) 12 - 15 adalah periode pendidikan akal
4) 15 - 20 adalah periode pembentukan watak dan pendidikan agama.
3. Periode yang berdasar psikologis
Tokoh utama pendapat yang semata mata mendasarkan diri kepada keadaan
psikologis ini adalah Oswald Kroh.
Kroh berpendapat bahwa apabila orang berbicara tentang psikologi maka yang
dipakai sebagai landasan haruslah juga keadaan psikologis anak, bukan keadaan
biologis atau keadaan yang lain lagiberhubung dengan itu maka ia lalu mencari
keadaan psikologis yang manakah kiranya yang pas dan dialami oleh setiap anak
dalam masa perkembangan itu , dan menemukan bahwa anak selama masa
perkembanganya mengalami masa masa kegoncangan . kalau perkembangan itu

10

sekiranya dapat di gambarkan sebagai proses evolusi maka pada masa
kegoncangan itu evolusi tersebut berubah menjadi revolusi.
Keadaan ini dialami hampir oleh seluruh anak, karena itulah maka dapat
dipakai sebagai pedoman. Oleh Kroh masa kegoncangan ini disebut
“Trotzperiode”. Selama perkembanganya anak mengalami dua kali “trotzperiode”
itu, yaitu:
a) Dalam tahun ketiga, kadang-kadang hingga pada permulaan tahun
keempat
b) Pada permulaan masa pubertas pada anak laki-laki pada tahun ketiga belas
Kedua Trotzperiode inilah yang membatasi antara fase yang satu dengan yang
lain, jadi dengan demikian lalu kita dapatkan adanya tiga fase perkembangan,
yaitu
a) Dari lahir sampai masa trotz pertama, yang biasanya disebut masa anak
anak awal
b) Dari masa trotz pertama sampai masa trotz kedua, yang biasanya disebut
masa keserasian bersekolah
c) Dari masatrotz kedua sampai akhir remaja, yang biasanya disebut masa
kematangan . unsur beberapa tepatnya berakhirnya masa remaja itu tidak
dapat dikatakan dengan pasti tetapiumumnya dapat diterima sebagai ancarancar pada umur 21
Setelah dikemukakan sederet pendapat pendapat itu, lalu timbullah
persoalan pendapat manakah yang paling tepat.pendapat mana yang paling
tepat, sukar dikatakan. Masing-masing pendapat yang telah dikemukakan itu
ada segi lemahnya. Pada hemat penulis, atas dasar pertimbangan praktis,
dalam hal ini sebaiknya kita ambil pendirian yang eklektik. Mana yang dapt
kita pergunakan dengan baik untuk memahami dan menjelaskan kehidupan
psikis anak-anakdidik kita yang masih dalam masa perkembanganya itulah
yang kita ambil. Kiranya jelas sekali bahwasanya untuk masa-masa dimana
anak masih sangat muda pandangan biologis sangat kena, tetapi pandangan ini
tidak lagi tepat untuk menjelaskan masa setelah anak melewati Trotzalter, dan
sebagainya. Pendapat yang nadanya demikian ini, yang karenanya dapat kita
pakai sebagai rangka pembicaraan, adalah pendapat kohnstamm. Kohntamm
mengemukakan periodesasi sebagai berikut
a. Umur 0 sampai kira-kira 2 masa vital
b. Umur 2 sampai kira-kira 7 masa estetis
c. Umur kira-kira 7 sampai kira-kira 13 atau 14 masa intelektual.
d. Umur kira-kira 13 atau 14 sampai kira-kira 20 atau 21 masa social

11

Nampak disini terdapat kemiripan dengan periodesasi Aristoteles (biologis)
dan Comenius (didaktis)
Disamping apa yang telah dikemukakan di atas, yang semuanya
mempersoalkan periode extra uterin (periode diluar kandungan), sejumlah ahli
menaruh perhatian juga kepada periode intra uterin(didalam kandungan).
Memang ada perlunya kita membicarakan periode intra uterin.
1. Masa intra uterin
Permulaan hidup anak di dalam kandungan dimulai saat pembuahan,
yaitu saat ovum dibuahi oleh spermatozoon. Suatu hal yang sering kali
menarik perhatian ialah adanya perbedaan yang sangat menyolok antara
mahkluk yang baru mulai kehidupanya dalam kandungan itu dengan
mahkluk yang baru mulai kehidupanya diluar kandungan. Bagaimanakah
kiranya mahkluk yang mula-mula hanya satu sel itu dalam waktu yang
demikian singkat telah menjadi mahkluk yang beratnya kira-kira 3kg.
dengan tangan dan kaki dan segala perlengkapan yang lain?
Perkembangan pada masa kandungan ini terutama bersifat pematangan.
Sel-sel tertentu karna dasarnya pada suatu saat berkembang menjadi organorgan tertentu
2. Masa vital
a. Masa ini dimulai dengan kelahiran si anak. Ada beberapa hal yang
perlu dikemukakan dalam hubungan dengan soal kelahiran anak ini.
1) Pertama-tama adalah soal apakah anak itu lahir ataukah
dilahirkan. Kelihatanya kedua istilah itu sama saja, akan tetapi
sebenarnya mengandung perbedaan ma’na, yang mungkin
perbedaan itu besar artinya. Kalau dikatakan bahwa anak itu
lahir, maka dalam proses kelahiran, anak itu aktif, sedang kalu
dikatakan anak itu di lahirkan ,maka dalam proses kelahiran
anak itu pasif, didalam keadaan yang normal kiranya istilah
lahir lebih tepat dari pada dilahirkan.
2) Soal yang kedua ialah kenyataan bahwa anak yang baru lahir itu
senantiasa menangis. Kena apakah anak pada waktu lahir itu
menangis? Keterangan mengenai hal itu bermacam-macam
a) I. Khan, ahli filsafat yang terkenal itu berpendapat
bahwa tangis bayi pada waktu lahir itu adalah

12

merupakan protes jiwa manusia terhadap belenggu
kejasmanian.
b) Beberapa ahli psikoanalisis, antara lain Freud, Ranke,
Erbernfeld memberikan keterangan bahwasanya
menurut pendapat mereka tangis itu merupakan ekspresi
ketakutan dan keinginan akan regresi. Pada waktu anak
masih dalam kandungan, ia berada didalam keadaan
yang serba sempurna, serba aman, tempat yang lembut,
suhu yang sesuai dengan keadaanya. Ketika ia datang
pertama kali di dunia sekaligus digrebek oleh keadaan
yang tidak enak, sehingga kelahiran ini merupakan
pengalaman yang traumatis yang mula-mula merupakan
malapetaka yang sangat berbeda dari keadaan didalam
kandungan. Maka karena itulah didalam jiwa seseorang
itu terdapat dorongan regresi.
c) Sis Heyster memberi interpretasi tangis pada waktu
kelahiran itu scara psikologis,yaitu sebagai pertanda
mulanya adanya kesadaran pada anak. Kiranya pendapat
ini memang tidak dapat dipungkiri.
d) disamping dapat diberikan interprestasi secara
psikologis itu tngis pada waktu kelahiran itu juga dapat
diterangkan dari segi biologis. Dari segi ini tangis
merupakan pertanda mulai berfungsinya paru-paru dan
dan karenanya juga organ-organ yang lain, yang
karenanya juga merupakan pertanda tentang adanya
kehidupan. Karena itulah kalau ada bayi yang lahir tidak
segera menangis lalu dirangsang dengan macam-macam
cara supaya menangis, seperti misalnya dipukul pelanpelan (jawah: di cablek), dikipasi/dimasukkan udara
kedalam paru-parunya dengan ditiupkan lewat
pembuluh dan sebagainya.
3) soal yang ketiga yang juga banyak dipersoalakan oleh para ahli
iyalah kenyataan bahwa anak manusia yang baru saja lahir itu
sangat tidak berdaya, dan jauh sangat tidak berdaya kalau
dibandingkan dengan anak hewan, misalnya anak ayam, anak
13

kamabing, dan sebagainya.akan tetapi sebagaimana telah
dikatakan di muka ketidak berdayaan ini tidak berarti
inferioritas manusia terhadap hewan, tetapi justru karenanaya,
justru karena pada waktu lahir sangat tidak berdaya, karena
kemungkinannya untuk berkembang yang sangat luas.
b. kemajuan-kemajuan pada tahun pertama dan kedua
pada tahun yang pertama ini penyelidikan para ahli untuk
sebagian besar masih terbatas ke padada perkembanagan fungsifungsijasmaniah, dan menafsirkan perkembangan kejiwaanya atas
dasar fungsi atau perkembangan jasmaniah . geshell (1948)
memberikan rata-rata kecakapan atau kemajuan anak-anak itu sebagai
berikut :
penguasan badan
o.1 : mengamati alt permainanya, misalnya kelentang
0.2: memutar kepala, dapat meluruskan kepala, walaupun dengan agak
susah payah
0.3: menarik-narik pakaian atau selimut
0.4: dapat meluruskan kepala, jika di angkat ke atas pada kedua
tangannya
0.5 :memperhatikan sesuatu sebentarlamanya : mengamati alat
permainannya yang dippegang
0.6: membalik badan dari menelungkup ke letak menelentang
07: dapat menggerakkan badan ke mulka jika mendapat bantuan dapt
menegakkan kepala sambil berbaring pada perutnya
0.8: dapat duduk beberapa menit
0.9: jika berbaring pada punggungnya dia dapat menggulingkan
badannya sehingga dia berbaringpada perutnya dapat duduk dengan
sedikit bantuan
10.0 : dapat duduk tanpa bantuan dan mulai merangkak
12,0 : merangkak dan dapat melangkah jika diberi bantuan
Pergaulannya dengan benda-benda :
01: memandang termangu-mangu, kemudian memandang ke pintu atau
jendela
02 : jika disentuh, kepalan tangan segera terbuka
03: dapat sebentar menggenggam sesuatu
04: dapat memegang alat permainan atau sendok
05: menggerakkan tangan ke mulutnya :mencoba menjangkau bendabenda yang ada didekatnya atau didekatkan kepadanya
06: memalingkan kepala lonceng yang berbunyi

14

07: memindahkan benda menjangkau benda-benda walaupun tak
tercapai olehnya
08: dapat sekaligus memegang dua buah benda
09:dapat membunyikan lonceng tangan merapatkan ibu jari dan
telunjuk waktu menjemput sesuatu
10,0: bermain, misalnya dengan bola atau balok
12,0: dapat membuka kotak, menyelidiki mainan melemparkan atau
menggulingkan bola.
Pergaulannya dengan manusia
01: tersenyum, memandang orang
03: menjawab dengan tertawa, mengeluarkan pelbagai
bunyi,”mengenal ibu”
04: menangis atau menunjukkan perasaan tak suka kalau hubungan
diputuskan
05 :mengikuti orang yang berjalan hilir mudik
06: reaksinya terhadap muka yang ramah dan yang marah berlainan
07:aktif mencari hubungan, misalnya dengan mengeluarkan berbagaiberbagi bunyi
08: bermain sembunyi-sembunyi dapat mengatakan “mam” atau
“papa”
10;0: mencoba menarik perhatian orang dewasa
12;0:mengerti akan isyarat-isyarat yang sederhana (misalnya
melambaikan tangan, menunjuk).
Freud menamakan masa tahun pertama dalam kehidupan anak
itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber
keenakan dan ketidakenakan. Pendapat yang demikian itu mungkin
beraalasan kepada kenataan , bahwa pada masa ini mulut mamainkan
peranan terpenting.kenyataan ini pada hemat penulis harus diberi
interpretasi lain. Bahwa anak memasukkan ke mulut apa saja yang
dijumpai itu tidaklah karena mulut merupakan sumber kenikmatan
utama akan tetapi pada waktu itu mulut merupakan alat utama untuk
melakukan eksplorasi dan belajar.
Pada tahun kedua anak telah belajar berjalan, dan dengan dapat
berjalan itu anak mulai belajar pula menguasai ruang. Mula-mula
“urraum”,selanjutnya “nahraum”,dan kemudian “fernraum”.juga pada
tahun ke dua ini biasanya terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan
(toilet training)
Beberapacataatan catatan praktis
15

Kiranya jelas sekali bahwa pada masa vital ini kebutuhan vital(biologis)
merupakan hal yang terpenting. Kebutuhan-kebutuhan biologis itu harus dipenuhi
secara layak, supaya anak dapat berkembang secara normal, dapat melakukan
eksplorai msecara wajar. Dalam hubungan dengan hal ini, masalah yang banyak
dipersoalkan orang adalah :pemberian makan kepada anak dan bottle feeding.
Mengenai masalah pemberian makan (air susu) kepada anak pada umumnya
orang beranggapan bahwa cara yang sebaik-baiknya ialah dengan memberikan makan
pada waktu –waktu tertentu (misalnya jam 06.00,09.00,12.00,15.00,18.00,21.00,24.00
dengab jangka waktu rata-rata 10 menit). Nilai pendidikan yang dapat dipetik dari
cara ini ialah anak “dilatih hidup secara teratur”
Akan tetapi menmgingat bahwa anak-anak itu mempunyai perbedaanperbedaan individual sedang pedoman di atas itu bersifat umum, maka perlulah
pedoman tersebut di terima dengan hati-hati.
Dengan makin banyaknya ibi-ibu yang bekerja, maka timbullah persoalanpersoalan mengenai cara yang sebaiknya untuk memberikan air susu dari botol (bottle
feeding). Suatu hal yang tidak boleh tidak ada dalam hal ini adalah kasih sayang yang
menyertai pemberian air susu dari botol itu, yang akan memberikan ras aman kepada
anak. Tidak adanya kasih sayang dalam pemberian bottle feeding itu adanya kasih
sayang dalam pemberian bottle feding itu dapatmengganggu perkembangan anak,
terutama perkembangan emosionalnya.

16