Skema Pemecatan Pegawai Negeri Sipil Har (1)

Skema Pemecatan Pegawai Negeri Sipil
Harus Profesional
disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Kapsel Hukum Administrasi Negara

disusun oleh :

MADA PRATAMA ( 8111415009 )

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ruang Lingkupan Hukum Administrasi yang sangat luas, selain membahas
mebahas mengenai penguasa juga membahas mengenai pegawai yang melayani
masyarakat dalam urusan pemerintahan. Ada aturan yang berlaku bagi pegawai dalam

menjalankan tugasnya melayani masyarakat dan perlundungan hukum bagi profesinya
tersebut. Hukum kepegawaian yang dipelajari dalam hukum administrasi negara
adalah hukum yang berlaku bagi pegawai yang bekerja pada administrasi negara
sebagai pegawai negeri. Dalam hukum kapagawaian yang biasanya dikenal dalam
studi hukum administrasi negara adalah hukum mengenai subyek hukum (persoon)
dalam lapangan administrasi negara yng dalam status kepegawaian itu mereka
mempunyai hubungan dinas publik.
Peraturan perundangan yang mengatur tentang kepegawaian adalah Undang –
Undang Nomor 43 Tahun 1999 perubahan dari Undang- Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. Undang – undang ini mengatur pokok pokok mengenai kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan pegawai negeri. Dalam
hal ini kita akan membahas apa pengertian pegawai negeri, kewajiban pegawai negeri,
hak kewajiban pegawai negeri, tanggung jawab pegawai negeri, jenis – jenis
hukuman, pemberhentian pegawai negeri.
Namun di dalam dinamika kepegawaian banyak pelanggaran – pelanggaran
administrasi yang di lakukan oleh pejabat tata usaha negara terhadap pegawai negeri,
baik itu dari penurunan pangkat, mutasi, sampai pemecatan yang tidak di dasarkan
pada undang – undang pokok kepegawaia-an. Terkhususnya kasus dan analisi tentang
pemecatan pegawai negeri yang tidak memiliki dasar legalitasnya bahkan
bertentangan terhadap asas – asas umum pemeritahan yang baik (AAUPB) akan saya
bahas pada makalah ini.

Oleh itulah penulis memilih judul Skema Pemecatan Pegawai Negeri Sipil
Yang Harus Profesional. Agar setiap pejabat yang ingin melakukan pemecatan
terhadap pegawai negeri sipil, harus benar – benar lebih objektif berdasarkan undang
– undang yang mengatur tentang itu. Bukan hanya hanya karena wewenang yang di

milikinya pejabat bisa melakukan pemecatan terhadap seorang pegawai negeri sipil
secara kepentingan pribadinya.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian kepegawaian ?
2. Apa yang dimaksud dengan hukum kepegawaiaan ?
3. Bagaimana hukum kepegawaan saat ini ?

II.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pegawai Negeri
Menurut UU No. 43 tahun 1999, Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara
Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat

yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pegawai
Negeri Sipil (PNS) bertugas menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan. Pegawai negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja untuk
pemerintah suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen kadang juga
dikategorikan sebagai pegawai negeri.
Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap PNS berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adapun kewajiban-kewajiban PNS tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Kewajiban yang berhubungan dengan tugas di dalam jabatan : Kewajiban ini terkait
dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja masing masing PNS
2. Kewajiban yang berhubungan dengan kedudukan PNS pada umumnya : kewajiban ini
terkait dengan PNS sebagai unsur aparatur Negara , abdi Negara dan abdi masyarakat
. dapat dirinci sebagai berikut :


Kewajiban yang ditetapkan dalam UU no 8 tahun 1974




Kewajiban menurut Peraturan Disiplin Pegawai



Kewajiban menurut Peraturan Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS;



Kewajiban mentaati jam kerja kantor dan pemberitahuan jika tidak masuk kerja



Kewajiban menjaga keamanan negara dan menyimpan surat-surat rahasia



Kewajiban mentaati ketentuan tentang pola hidup sederhana dan larangan
penerimaan pemberian hadiah




Kewajiban sebagai anggota KORPRI;



Kewajiban mentaati larangan bekerja dalam lapangan swasta dan usahausaha/kegiatan-kegiatan yang wajib mendapat ijin;



Kewajiban mentaati larangan menurut kitab UU hukum pidana;



Kewajiban mentaati peraturan tentang larangan korupsi;



Kewajiban mentaati peraturan tentang larangan mengerjakan judi;




Kewajiban mentaati peraturan tentang keanggotaan partai polotik;

3. PNS yang tidak berhubungan dengan tugas dalam jabatan dan tidak berhubungan
dengan kedudukan sebagai PNS pada umumnya.
Kewajiban ini terkait dalam pasal 5 , 28 , 29 UU no 8 tahun 1974.
Hak-hak Kewajiban Pegawai Negeri adalah sesuatu yang diterima oleh
Kewajiban Pegawai Negeri dengan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi,
antara lain:
1) Gaji


Gaji PNS



Perhitungan masa kerja




Kenaikan gaji pokok



Tunjangan

2) Kenaikan pangkat
3) Daftar penilaian pelaksanaan kerja
4) Cuti
5) Tunjangan cacat dan uang duka
6) Kesejahteraan
7) Pension

B. Hukum Kepegawaian
Hukum kepegawaiaan merupakan suatu pedoman norma dasar bagi Pegawai
Negeri dalam menjalankan fungsi dan wewengannya, sebagai pelayan dari masyarakat.
Aturan – aturan bagi pegawai negeri ini selain tertuang dalam aturan tertulis juga adanya
aturan tidak tertulis bagi pegawai negeri ialah AAUPB. Setiap aturan yang ada bagi

pegawai negeri memiliki konsekuensi hukumnya masing – masing sesuai dengan apa

yang telah di lakukan dan setiap tindakan pegawai negeri harus dapat di pertanggung
jawabkan.
Tanggung Jawab pegawai negeri menurut siti soetami ada tiga pertanggung
jawaban yaitu ;


Pertanggung jawaban kepidanaan



Pertanggung jawaban keuangan perdata



Pertanggung jawaban kedisiplinan atau administratif
Jenis – jenis Hukuman Disiplin Ringan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53

Tahun 2010 pasal 7, sebagaimana di maksud Pada Ayat (1) Huruf A Terdiri Dari :



Teguran lisan



Teguran tertulis



Pernyataan tidak puas secara tertulis
Jenis Hukuman Disiplin Sedang Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1) Huruf B

Terdiri Dari


Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun



Penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun




Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun
Jenis Hukuman Disiplin Berat Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1) Huruf C

Terdiri Dari:


Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun



Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah



Pembebasan dari jabatan




Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS



Pemberhentian tidak hormat sebagai PNS
Sedangkan untuk pemberhentian pegawai negeri memiliki berbagai penyebab

baik itu di sebabkan pemberhentian secara hormat sampai pemberhentian dengan tidak
hormat, sebab pemberhentian itu di antaranya adalah ;


Meninggal dunia



Atas permintaan sendiri
Pada prinsipnya Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan permintaan berhenti,
dapat diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Permintaan

berhenti tersebut dapat ditunda untuk paling lama 1 tahun, apabila kepentingan
dinas yang mendesak. Permintaan berhenti dapat ditolak apabila Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan masih terikat dalam keharusan bekerja pada Pemerintah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau masih ada sesuatu
hal yang harus dipertanggungjawabkan.


Mencapai batas usia pension
Batas Usia Pensiun (BUP) Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada dasarnya telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 1979 tentang
Pemberhentian PNS, yaitu 56 (lima puluh enam) tahun. Dan PP Nomor 32 Tahun
1979 ini telah dua kali mengalami perubahan yaitu dengan PP Nomor 1 Tahun
1994 dan PP Nomor 65 Tahun 2008.



Adanya penyerdahanaan organisasi
Perubahan satuan organisasi negara adakalanya mengakibatkan kelebihan
pegawai. Apabila terjadi hal yang sedemikian maka Pegawai Negeri Sipil yang
kelebihan itu disalurkan pada satuan organisasi negara lainnya. Kalau penyaluran
dimaksud tidak mungkin dilaksanakan, maka Pegawai Negeri Sipil yang
kelebihan itu diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau dari
jabatan negeri dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.



Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani berdasarkan peraturan
undang-undangan yang berlakuyang dinyatakan dengan surat Keterangan Tim
Penguji Kesehatan dinyatakan:
1. Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena kesehatannya
2. Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi diri sendiri atau
lingkungan kerjanya
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan

sendiri atau tidak dengan hormat karena :
1. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
ancaman hukumannya 4 tahun atau lebih; atau
2. Melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat

Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena :
1. Melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena
tidak setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan
Pemerintah;
2. Melakukan penyelewengan terhadap Ideologi Negara, Pancasila, UndangUndang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang Negara dan
Pemerintah; atau
3. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan
jabatan.

C. Dinamika hukum kepegawaian
Memasuki era reformasi pelayanan pegawai negeri selalu di tuntut untuk bekerja
lebih profesional dan peribahan secara yuridis pun di lakukan untuk memenuhi kepuasan
masyarakat dalam pelayanan publik. Namun di pesat perkembangan tersebut banyak pula
penyelewengan yang di lakukan oleh pejabat TUN kepada pegawai negeri dalam
penyelenggaraan negara, seperti memecat pegawai negeri tanpa memiliki alasan yang
tidak logis dan tidak memiliki dasar yang kuat untuk memecat seorang pegawai yang
sudah di lindungi oleh undang – undang. Pemecatan seperti ini akan mencedrai nilai
keadilan bagi pegawai negeri sipil, yang mana seharusnya untuk mencapai keadilan
selain melihat dari sub tertulis juga harus memperhatikan setiap keadilan sosial.
Keadilan yang sesungguhnya, tidak hanya terbatas pada tataran keadilan formal
yang tunduk pada kekerasan teks prosedural. Dalam mengemban amanat mewujudkan
keadilan sosial tersebut, penegakan hukum yang di butuhkan adalah penegakan hukum
yang bertipe progresif dan responsif, selalu terbuka dan siap mengadopsi paradigma baru
dan meninggalkan paradigma lama manakala tidak searus dengan tujuan keadilan dalam
hukum (Martitah, 2013:48).
Pada pembahasan di bawah ini akan di bahas salah satu contoh kasus pemecatan
terhadap pegawai negeri yang tidak memiliki alasan yang jelas.

Contoh salah satu kasus itu ialah pemecatan yang terjadi di Sampit Kalimantan
Tengah atas nama DWI RACHMATIKA MAHARANI, S.PD yang di lakukan oleh
Bupati Kota Waringin Timur pada tahun 2011. Ulasan kasus :
Kronologi singkat ;
DWI RACHMATIKA MAHARANI yang merupakan guru SMKN 3 Sampit
yang mana di dengan di keluarkannya Surat Keputusan Bupati Kotawaringin Timur
(KOTIM) Nomor 542 Tahun 2011 tanggal 30 Juni 2011 Perihal Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil atas nama : DWI RACHMATIKA
MAHARANI/ NIP : 19730417 201001 2 004. Surat keputusan ini di keluarkan oleh
Bupati Kotim ialah berawal dari permintan kepala SMKN 3 Sampit. Dalam kasus ini
Kepala SMKN 3 Sampit meminta kepada Bupati Kotim untuk segera mengeluarkan surat
pemberhentian Dwi Rachmatika Maharani atas dasar status pernikahan Dwi yang
suaminya memiliki satu isteri lagi selain dwi. Yang mana dalam hal ini Dwi telah
mengajukan surat izin perceraian. Dan akhirnya Dwi membawa perkara kasus ini ke
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Palangkaraya dan pengadilan menerima gugutan
SK Bupati Kotim dengan register perkara Nomor : 12/G/2011/PTUN.PLK. yang telah
diperbaiki pada tanggal 3 Oktober 2011. Akhirnya dalam kasus ini di menegkan oleh
Dwi dengan adanya pencabutan SK Bupati Kotawaringin Timur (KOTIM) Nomor 542
Tahun 2011.
Analisi :
Pada kasus kepegawaian seperti ini menurut saya adalah hal yang aneh ketika
seorang kepala sekolah memecat salah satu bawahannya hanya berdasarkan status
pernikahannya. Memang benar tentang status pernikahan seorang pegawai negeri di atur
dalam Peraturan Pemerintah 45 Tahun 1990 pada pasal 4, yang berbunyi ;
1) Pegawai Negeri Sipil pria yang akan beristri lebih dari seorang, wajib
memperoleh izin lebih dahulu dari Pejabat.
2) Pegawai Negeri Sipil wanita tidak di izinkan untuk menjadi istri kedua/ ketiga/
keempat.
3) Permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis.

4) Dalam surat permintaan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), harus
dicantumkan alasan yang lengkap yang mendasari permintaan izin untuk beristri
lebih dari seorang
Dalam kasus ini saya menilai bahwa ada kesalahan penafsiran yang di lakukan
oleh Kepala SMK 3 Sampit yang mana dia mengira bahwa Dwi merupakan isteri kedua
dari suaminya. Sedangkan Dwi merupakan isteri pertama yang sah dari suaminya, dan
kemudia suaminya menikah lagi dengan wanita lain. Namun pada saat mengetahui itu
Dwi langsung mengajukan izin perceraian terhadap suaminya. Ketika menafsirkan kata
dalam ayat 2 pada pasal itu sudah dikatakan dengan jelas bahwa yang dilarang bagi PNS
ialah menjadi isteri kedua dan seterusnya berarti seorang wanita yang menjadi PNS tidak
boleh menikahi orang yang sudah memiliki isteri. Dengan penjelasan seperti itu maka
bukan atas dasar itu penerbitan dari SK bupati, andai pun SK itu di dasarkan pada
pelanggaran kode etik dan sumpah pegawai negeri adalah poin yang mana telah di
langgar. Sedangkan perbuatan yang dilakukan oleh Dwi tersebut tidak mengandung
adanya pelanggaran kode etik kepegawaian secara sengaja maupun secara tidak sengaja.
Jadi dasar penerbitan SK tersebut dapat di pertanyakan, jika pun penerbitan SK tersebut
berdasarkan AAUPB, tidak dapat di jelaskan asas – asas mana yang digunakan dalam SK
tersebut.

III.

PENUTUP

Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pegawai Negeri Sipil
bertugas menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan.
Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap PNS berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adapun kewajiban-kewajiban PNS tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
Kewajiban yang berhubungan dengan tugas di dalam jabatan;
1. Kewajiban ini terkait dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja masing-masing PNS.
2. Kewajiban yang berhubungan dengan kedudukan PNS pada umumnya.

Kasus – kasus tentang pemecatan kepegawai harus lebih di cermati oleh semua
pejabat TUN, karena ketika pemecatan di lakukan hanya berlandaskan pada emosional
masalah pribadi maka akan dapat menurunkan integritas dari pejabat TUN. Selain itu
pula dapat menjadi awal kemunculan dari kesewenang – wenengan penguasa. Terlebih
ketika pemecatan yang tanpa dasar yuridis yang jelas maka dapat menurunkan jumlah
kesejahteraan bagi pihak yang menerima dampaknya. Oleh kerana itu seorang pejabat
TUN

harus

bekerja

secara

profesional

terhadap

bawahannya.

Dengan

mengenyampingkan masalah pribadi dalam pekerjaan di dalam menggunakan wewenang
dan tugas yang di milikinya.
Diharapkan dengan makalah ini dapat menjadi referensi bagi seluruh pejabat
TUN agar lebih bijak lagi dalam menjalankan tugas dan wewenang yang dimiliki serta
lebih menciptakan suatu skema kepegawaian yang berkeadialan bagi seluruh pegawai.
Sehingga ketika kesejahteraan pegawai negeri sipil lebih di perhatikan sehingga
meningkatkan kualitas mereka dalam melakukan pelayanan publik sesuai dengan tugas
dan fungsinya masing – masing dalam menjalankan fungsi pemerintahan (eksekutif) di
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Asshiddiqie, Jimly. 2015. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
HR, Ridwan. 2014. Hukum Administrasi Negara Edisi Revisi. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
Martitah. 2013. Mahkamah Konstitusi Dari Negative Legislature ke Positive
Legislature?. Jakarta : Konstitusi Press (Konpress).
Ridwan. 2009. Tiga Dimensi Hukum Administrasi dan Peradilan Administrasi.
Yogyakarta : FH UII Press.

Dasar Hukum :
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 Tentang Izin Perkawinan Dan Perceraian
Bagi Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2008 Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil.
Undang – Undang Nomor 43 Tahun 1999 perubahan dari Undang – Undang Nomor 8
Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Dokumen yang terkait

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa di perpustakaan SMP Negeri Ciputat Tangerang-Banten

2 44 99

Aplikasi forecasting untuk memprediksi kepadatan penduduk di Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur

9 92 261

Sistem Informasi Akademik Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandung

21 159 139

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten Kantor Area Sumedang

17 106 69

Pembangunan aplikasi e-learning sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar di SMA Negeri 3 Karawang

8 89 291

EFEKTIVITAS MEDIA PENYAMPAIAN PESAN PADA KEGIATAN LITERASI MEDIA (Studi pada SMA Negeri 2 Bandar Lampung)

15 96 159

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60