Studi deskriptif tentang motivasi pengecer pulsa di Mlati Sleman - USD Repository

  

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MOTIVASI PENGECER PULSA

DI MLATI, SLEMAN

  S k r i p s i Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Thomas Rahadito Sugoro

NIM: 049114017

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF TENTANG MOTIVASI PENGECER PULSA DI MLATI, SLEMAN

  Disusun Oleh: Thomas Rahadito Sugoro

  NIM: 049114017 Skripsi Ini Telah Disetujui Oleh:

  Dosen Pembimbing Tanggal: Oktober 2009 (P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si)

  

SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MOTIVASI PENGECER PULSA

DI MLATI, SLEMAN

  Dipersiapkan dan ditulis oleh Thomas Rahadito Sugoro

  NIM: 049114017 Telah Dipertahankan di depan Panitia Penguji

  Pada tanggal 7 September 2009 Dan dinyatakan memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan

  Ketua : P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si ___________ Sekretaris : Dr. A. Priyono Marwan, SJ ___________ Anggota : Minta Istono, S.Psi, M.Si ___________

  Yogyakarta, Oktober 2009 Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Dekan,

  (P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.)

  

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

  “Semua kesuksesan dan peraihan cita-cita berawal dari sebuah angan-angan dan impian”

  Skripsi ini kupersembahkan untuk :

  • Allah Bapa di Surga, Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Roh Kudus • Kedua orang tuaku Pantalion Suwardiyono dan Anastasia Iswindarti

    • Kedua kakakku Gregorius Mega Wijananto, S.E dan Evarista Maria Setyorini

    Wiyono, S.Si
  • Yang tercinta Yoanna Rissa Mayasari Sugiyarto, S.Farm, Apt • Semua orang yang telah mendoakan keberhasilanku

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 5 September 2009 (Thomas Rahadito Sugoro)

   ABSTRAK

  Studi Deskriptif tentang Motivasi Pengecer Pulsa di Mlati, Sleman Thomas Rahadito Sugoro

  049114017 Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan motivasi para pengecer pulsa di Mlati, Sleman. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya bekerja untuk masa depan individu. Individu yang memiliki motivasi akan bekerja dengan penuh semangat dan melakukan pekerjaannya dengan suka cita. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 80 pengecer pulsa di Mlati, Sleman, laki-laki atau perempuan, dan telah berjualan pulsa di wilayah tersebut lebih dari 1 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar skala motivasi. Estimasi realibilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang menghasilkan Koefisian Reliabilitas sebesar 0,941.

  Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki motivasi yang tinggi. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik yang secara signifikan lebih besar dari pada mean teoritik yaitu 108,8 > 107,5. Aspek sosial merupakan aspek yang paling dominan diantara aspek-aspek motivasi dengan mean empirik sebesar 26,83. Aspek ini diikuti aspek keamanan dengan mean empirik 25,55; penghargaan sebesar 25,08; fisiologis sebesar 24,19; serta aktualisasi diri sebesar 23,45.

  Kata kunci: Motivasi

  

ABSTRACT

  Descriptive Study on the Work Motivation of Cell Phone Credit Retailers In Mlati, Sleman

  Thomas Rahadito Sugoro 049114017

  Psychology Faculty Sanata Dharma University

  Yogyakarta This research aims to describe cell phone credit retailers motivation in

  Mlati, Sleman. The background of this research is the need of the people to work for the future. The people who have motivation will be interested and do the duty happily. The motivation will support individual quality to study, work, or do another activity.

  This research is a quantitative descriptive. The subjects are eighty cell phone credit retailers in Mlati, Sleman males and females, with working experience of more than one years. The gathering data was done by distributing motivation scale. The researcher used reliability estimation of Alpha Cronbach technique that resulted the reliability coefficient of 0.941.

  The data analysis concludes that generally the research subjects have high motivation. The empirical mean is significanty higher than theoretical mean; that is 108.8 > 107. The social aspect shows the highest score with the empirical mean of 26.83; followed by the safety aspect with empirical mean of 25.55; recognition aspect with empirical mean of 25.08; then physiologycal aspect with empirical mean of 24.19; and self actualization aspect with empirical mean of 23.45.

  Keyword: Motivation

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Thomas Rahadito Sugoro Nomor Mahasiswa : 049114017

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

"Studi Deskriptif Tentang Motivasi Pengecer Pulsa di Mlati, Sleman"

  beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media cetak lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 5 September 2009 Yang menyatakan, (Thomas Rahadito Sugoro)

KATA PENGANTAR

  Segenap puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala cinta, penyertaan, kekuatan, dan berkat yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif Tentang Motivasi Pengecer Pulsa di Mlati, Sleman” dengan sebaik-baiknya.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) pada Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis telah mendapatkan penyertaan, dukungan dan segala bentuk bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.

  Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing dan selalu memberikan semangat kepada penulis 2. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 3. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menempuh studi di Fakultas Psikologi 4. Dr. A. Priyono Marwan, SJ selaku dosen penguji 5. Minta Istono, S.Psi, M.Si selaku dosen penguji

  Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 6. Yogyakarta Kedua orang tua penulis Pantalion Suwardiyono dan Anastasia Iswindarti 7. atas dukungan moril dan materiil Keluarga Darmowiyoto dan Keluarga Darmopuspito yang tidak henti- 8. hentinya selalu mendoakanku Yoanna Rissa Mayasari yang selalu memberikan semangat, saran dan 9. penghiburan kepada penulis.....terimakasih ya dek atas kasih sayangmu selama ini..

  10. Kedua kakakku Gregorius Mega Wijananto dan Evarista Maria Setyorini atas doanya

  11. Teman-teman pemilik counter pulsa terutama di Sleman yang telah sanggup meluangkan waktunya untuk mengisi angket dan selalu memberikan semangat...ayo geri sedhilit gek dirampungke skripsine...matur nuwun boz...

  12. Seluruh karyawan d2tronik Badhegh, Mbedhex’s, Toenk, Mbeddy Jr, Duyung, Parji. Karyawan d2gamestation Kenthus dan Kencong dan Mas Rudi yang selalu sabar mengembangkan d2transport

  13. Irul Masterlink, Saryanto ECC, Rohmad Prestasi Nusantara, Nanang ECC, Boby Komunika, Lia Komunika, Novi Komunika, Arif ECC, Andi Telkomsel, Dian Novalindo, Wawan Larizzo, Sibot Deska, Pawiro Munyuk, Adi HS Selullar, Jaya phone, Pas Ringin Cell, Sami Jaya Phone Centre, Awan Nusa Pro, Celullar Shop terimakasih atas jalinan kerja samanya sehingga counter d2tronik bisa lebih berkembang

14. Erol, Japar, Sumekel, Bleguk, Wisnu, Tha2t, Thi2t, Pakde Dul, Anung,

  Sronggot, Nipeng, Simin yang selalu memberikan semangat dan canda tawa di KBT

  15. Teman-teman PBB (Psychology Beyond Border) terima kasih atas kerja samanya

  16. Pak Siswo terima kasih sekali untuk kepercayaannya kepada saya dalam mengcover transportasi seluruh kegiatan PBB

  17. Mudika Cebongan Hasim, SiBot, Timbul, Bulus, Manyu, Kriyip, BR, Totok, Tongsong, Bandrek..kapan ke Jatiningsih lagi...

  18. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini yang belum disebutkan disini Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan dan membangun.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ........................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBIMBING ........................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... v ABSTRAK ............................................................................................ vi ABSTRACK ......................................................................................... vii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............ viii KATA PENGANTAR .......................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN...…………………………………………..

  1 A. Latar Belakang Masalah...………………………………………...

  1 B. Rumusan Permasalahan...………………………………………… 6

  C. Tujuan Penelitian..…………………………………………………

  6 D. Manfaat Penelitian..........................................................................

  6 BAB II. DASAR TEORI.......................................................................

  7 A. Motivasi...........................................................................................

  7 1. Pengertian Motivasi.....................................................................

  7 2. Teori Motivasi.............................................................................

  9 3. Penggolongan Motivasi...............................................................

  12 4. Aspek-Aspek Motivasi................................................................

  16 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi..............................

  18 B. Dinamika Motivasi Pengecer Pulsa.................................................

  20

  BAB III. METODE PENELITIAN.......................................................

  22 A. Variabel Penelitian............................................................................

  22 B. Definisi Operasional..........................................................................

  22 C. Subyek Penelitian..............................................................................

  23 D. Metode Pengumpulan Data...............................................................

  23 E. Validitas dan Reliabilitas...................................................................

  24

  1. Validitas.......................................................................................... 24

  2. Seleksi Item..................................................................................... 25 3. Reliabilitas......................................................................................

  27 F. Metode Analisis Data.........................................................................

  28 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................

  31 A. Uji Coba Penelitian............................................................................

  31 B. Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 31 C. Hasil Penelitian..................................................................................

  32 1. Uji Normalitas...............................................................................

  32 2. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum ...................................

  33 3. Kategorisasi Motivasi Pengecer Pulsa di Mlati, Sleman...............

  34

  4. Deskripsi Kedudukan Masing-Masing Aspek Motivasi................ 35 D. Pembahasan.......................................................................................

  36 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 38

   A. Kesimpulan......................................................................................... 38

  B. Keterbatasan Penelitian....................................................................... 38

  C. Saran.................................................................................................... 38

  1. Bagi Para Pengecer Pulsa............................................................... 38

  2. Bagi Peneliti Selanjutnya............................................................... 39

  

Daftar Pustaka.......................................................................................... 40

Lampiran................................................................................................... 42

  

DAFTAR TABEL

Halaman

  Tabel 1. Blue Print Skala Motivasi...........................................................

  24 Tabel 2. Distribusi Item Skala Motivasi pada Penjual Pulsa Setelah Seleksi.......................................................................................... 27 Tabel 3. Koefisien Reliabilitas Motivasi Penjual Pulsa Setelah Seleksi...

  28 Tabel 4. Norma Kategorisasi Jenjang........................................................ 30 Tabel 5. Penggolongan Subjek Try Out..................................................... 31 Tabel 6. One Sample Kolmogorov-Smirnov Test...……………………... 32 Tabel 7. Deskrisi Data Penelitian Secara Umum....................................... 33 Tabel 8. Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritik One Sample Statistics.... 33 Tabel 9. Kategorisasi Motivasi Pengecer Pulsa di Mlati, Sleman............. 34 Tabel 10. Deskripsi Data Masing-Masing Aspek Motivasi........................ 35

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran A. Skala Try Out......................................................................

  42 Lampiran B. Skala Penelitian...................................................................

  46 Lampiran C. Tabulasi Data Item..............................................................

  50

  1. Uji Coba.................................................................................... 50 2. Penelitian..................................................................................

  56 Lampiran D. Uji Reliabilitas.....................................................................

  68 Lampiran E. Penelitian..............................................................................

  70 1. Uji Asumsi atau Prasyarat.........................................................

  70 2. Uji Hipotesis..............................................................................

  71

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Salah satu bisnis di bidang telekomunikasi yang tergolong mudah dan

  menguntungkan adalah berjualan voucher atau pulsa isi ulang (http://bisnisinvestasi.wordpress.com/, diakses tanggal 7 Mei 2009). Jaman modern seperti sekarang ini pulsa sudah menjadi kebutuhan pokok dan sangat diperlukan oleh semua orang. Perkembangan teknologi telekomunikasi seluler yang sangat pesat disertai dengan permintaan masyarakat terhadap voucher pulsa elektronik yang sangat besar mendorong pelaku usaha mulai tertarik pada bisnis ini. Fakta yang menunjukkan bahwa 91% dari 69 juta pengguna ponsel di Indonesia (data awal tahun 2009) menggunakan kartu prabayar yang harus diisi pulsa secara rutin. Survey menunjukkan pelanggan kartu prabayar tersebut isi pulsa setiap bulannya rata-rata 2-3 kali dengan pecahan paling diminati adalah

  voucher 5.000-50.000. Pada tahun 2007 diprediksi pelanggan operator seluler

  meningkat menjadi 73 juta orang dan dari jumlah itu 90% menggunakan produk kartu prabayar. Fakta yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa 80% dari pengguna kartu prabayar tersebut menggunakan cara isi pulsa secara elektronik, yang berarti di Indonesia ada sekitar 117 juta permintaan isi pulsa voucher elektronik di setiap bulannya (http://bisnisinvestasi.wordpress.com/, diakses tanggal 7 Mei 2009).

  Seiring dengan perkembangan yang relatif pesat di dunia bisnis pulsa ponsel maka peluang masuknya pemain baru masih terbuka. Beberapa pakar

  2 telekomunikasi memprediksi bahwa jumlah pengguna ponsel di Indonesia akan mencapai setengah dari jumlah penduduk Indonesia (http://bisnisinvestasi.wordpress.com/, diakses tanggal 7 Mei 2009). Fakta inilah yang membuat bisnis di bidang ini menjadi sangat dinamis dan semakin kompetitif. Pasar yang amat besar tentu saja menjadi daya tarik utama berkerumunnya orang-orang di bidang bisnis ini. Jumlah pelanggan telepon seluler tentu akan terus bertambah, seiring pesatnya laju pertumbuhan pengguna telepon seluler di tanah air.

  Persaingan usaha pengecer pulsa telepon seluler (ponsel) memang semakin sengit tetapi masih banyak juga peluang untuk pendatang baru. Bisnis pulsa ponsel ini margin keuntungannya tipis maka pengecer pulsa harus bisa meningkatkan omzet setinggi-tingginya. Sejak krisis ekonomi mendera Indonesia di tahun 1997, banyak bidang bisnis yang terpuruk, stagnan, atau bahkan mati. Ternyata tak semua bidang bisnis mengalami nasib yang mengenaskan itu. Ada satu bisnis yang justru berkembang pesat yang mana bisnis ini adalah bisnis pulsa ponsel (http://www.cikalmart.com. diakses tanggal 7 Mei 2009).

  Dalam kurun waktu lima tahun belakangan, jumlah kios penjual pulsa ponsel terus bertambah. Hampir di setiap kios, ruko, pasar, perumahan, perkantoran, dan persimpangan jalan selalu ada orang-orang yang membuka gerai penjualan pulsa ponsel (http://www.suaramerdeka.com, diakses tanggal 7 Mei

  2009 ). Fenomena ini muncul karena industri ponsel di Indonesia memang

  berkembang sangat pesat. Setiap tahun jumlah pemilik ponsel terus bertambah dan sekarang sudah mencapai puluhan juta orang. Mengingat peluang pasarnya masih terbuka lebar, operator-operator ponsel baru juga terus bermunculan. Setiap

  3 operator biasanya juga memiliki beberapa produk sekaligus. Misalnya, selain

  IM3, PT. Indosat memiliki produk Matrix dan StarOne. PT. Telkom memiliki produk Telkomsel (Simpati, Jitu, dan lainnya) dan Telkom Flexi. Selain itu di pasar masih ada Pro XL, Fren (Mobile-8), dan Esia (Bakrie Telecom). Jika melihat gambaran ini, bukan hal yang aneh jika permintaan pulsa ponsel juga semakin membengkak dari tahun ke tahun. "Peningkatannya bisa mencapai sekitar 30% (berdasarkan nilai transaksi),". Ketika permintaan pulsa terus bertambah, jumlah penjualnya pun juga ikut bertambah (http://www.cikalmart.com, diakses tanggal 7 Mei 2009).

  Dilihat dari berkembangnya usaha jual beli pulsa yang sangat pesat sehingga memunculkan banyak pesaing dan resiko yang harus dihadapi, peneliti berminat untuk mengetahui apakah yang memotivasi para retailer pulsa dalam mendirikan usahanya di tengah persaingan yang kian ketat. Maraknya usaha jual beli pulsa ini juga mengarah pada keuntungan dan resiko kerugian yang harus diterima. Salah satu keuntungannya yaitu dapat mengisi pulsa sendiri dengan harga yang lebih murah dan relatif lebih praktis dan mendapatkan keuntungan (http://bisnisinvestasi.wordpress.com/, diakses tanggal 7 Mei 2009). Sedangkan kerugiannya antara lain kemungkinan salah mengirimkan pulsa ke nomor orang lain yang menyebabkan penjual menderita kerugian sebesar nominal yang salah dikirimkan.

  Kemudahan untuk menjadi pengecer pulsa merupakan faktor penyebab maraknya penjualan pulsa eceran. Bahkan trotoar pun menjadi salah satu lahan untuk berjualan pulsa. Dalam keadaan mudah tersebut, individu membuat tempat penjualan pulsa eceran di Mlati, Sleman.

  4 Para penjual pulsa yang sering berganti-ganti merupakan masalah di tempat penjualan pulsa. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang pengecer pulsa pada tanggal 11 Februari 2009, diketahui bahwa motivasi mereka untuk bekerja menjual pulsa hanya mengisi kekosongan waktu yang mereka miliki, sehingga cenderung bekerja secara asal-asalan. Hal itu mengakibatkan kadang mereka melakukan penjualan dan kadang tidak. Akibatnya pedagang pulsa eceran silih berganti penjualnya.

  Masalah lainnya adalah penjual pulsa di Mlati, Sleman umumnya adalah pemilik langsung atau bukan karyawan. Berdasarkan observasi penulis hal itu mengakibatkan penjualan yang dilakukannya tidak serius dalam arti memberikan pelayanan yang buruk terhadap konsumen. Pelayanan yang diberikan juga cenderung biasa saja, tidak memperhatikan kepuasan konsumen.

  Mutu pelayanan kepada konsumen dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Handoko (1992) motivasi adalah daya penggerak yang mendorong terjadinya tingkah laku. Motivasi tidak dapat dilihat oleh indera mata dan lebih berada di balik tingkah laku seseorang. Motivasi juga diartikan dorongan seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

  Pada dasarnya motivasi terbagi menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Bernard (1989) motivasi intrinsik dapat diartikan sebagai tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari dalam diri individu sendiri seperti contohnya motif ingin tahu, motif memanipulasi, motif bergiat, dan motif bergerak. Sedangkan motivasi ekstrinsik

  5 diartikan sebagai tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab dari luar diri individu misalnya orang yang bekerja giat untuk mendapatkan gaji yang besar dan pujian, seorang pengecer pulsa membuka gerainya dari pagi sampai malam dengan harapan mendapatkan hasil yang maksimal.

  Motivasi intrinsik berarti sebagai sesuatu hal yang mempengaruhi tindakan seorang (wirausaha) untuk bertindak atau mengembangkan usahanya seperti halnya seorang pengecer pulsa yang tergolong dalam pengusaha kecil. Hal pertama yang harus ditumbuhkan pada seorang pengecer pulsa adalah keinginan dalam diri sendiri atau dapat diartikan dalam motivasi intrinsik. Seorang pengecer pulsa harus bisa mengisi pikirannya sendiri bahwa suatu saat nanti kita akan mampu menjadi pengusaha sukses. Berawal dari keinginan yang timbul dari diri sendiri atau motivasi intrinsik seperti motif mencari uang, motif mencari kesibukan, motif menggunakan modal yang ada atau motif merealisasikan keinginan untuk berwirausaha yang kuat nantinya akan berpengaruh pada cara kerja yang cenderung lebih bersemangat karena tidak ada unsur paksaan maupun tuntutan dari pihak luar. Berdasarkan fakta-fakta di lapangan maka penulis ingin mencoba untuk mengetahui tentang motivasi intrinsik yang menyebabkan seseorang untuk menjadi pengecer pulsa terutama di wilayah Mlati, Sleman, Yogyakarta.

  Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam bekerja menjual pulsa. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Untuk memahami motivasi yang

  6 dimiliki pengecer pulsa maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Studi Deskriptif Tentang Motivasi Pengecer Pulsa di Mlati, Sleman”.

  B. Rumusan Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran motivasi pengecer pulsa di Mlati, Sleman?

  C. Tujuan Penelitian

  Dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai motivasi pengecer pulsa di Mlati, Sleman.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk memotivasi kinerja pengecer pulsa di Mlati, Sleman.

  2. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang psikologi industri dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan motivasi; secara khusus untuk mengetahui aspek motivasi mana yang paling kuat.

BAB II DASAR TEORI A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

  Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti mendorong atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan untuk sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan agar mau bekerjasama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

  Sperling (1991) mengemukakan bahwa motivasi itu didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Stanton (1989) mendefinisikan motivasi “Suatu motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas”.

  Menurut Ritha (2007), bahwa kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah movere yang memiliki arti dorongan, sebab atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sugiyono (2002), bahwa kata motivasi memiliki arti suatu daya pendorong (driving force) yang menyebabkan orang berbuat sesuatu.

  Contohnya, apabila individu bermotivasi ingin naik pangkat atau ingin naik gaji, maka motivasi yang timbul akan menunjang usaha untuk mencapai keinginannya.

  Yang menjadi pendorong dalam hal mencapai usaha tersebut adalah bermacam- macam faktor di antaranya adalah faktor untuk ingin lebih terpandang di antara

  8 rekan kerja atau lingkungan dan kebutuhannya untuk berprestasi. Motivasi dapat didefinisikan sebagai berikut “kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan atau mengurangi ketidak seimbangan” Bernard (1989). Buchari (2007) mendefinisikan motivasi sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya menimbulkan ketegangan, kemudian menyebabkan timbulnya tindakan yang mengarah pada tujuan dan akhirnya dapat memuaskan.

  Motivasi menurut Handoko (1992) adalah suatu tenaga yang terdapat di dalam diri setiap individu, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Motivasi sendiri bukanlah suatu yang bersifat independent dan bersifat netral, akan tetapi motivasi dapat dipengaruhi oleh adanya pengalaman masa lalu, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan lain- lainnya.

  Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi adalah semangat atau suatu kondisi yang mendorong atau menjadikan sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu. Motivasi merupakan suatu daya pendorong (driving force) yang menyebabkan orang berbuat sesuatu.

2. Teori Motivasi

  Sebenarnya teori mengenai motivasi sudah ada sejak jaman Yunani pada saat kehidupan Aristoteles dan masa filosuf kuno. Akan tetapi mereka lebih

  9 mengatakan bahwa tingkah laku yang ada pada manusia bukan suatu tingkah laku yang timbul karena adanya motivasi atau keinginan dari individu, akan tetapi karena adanya rasio atau penjumlahan dari pertimbangan keuntungan atau kerugian yang akan diperolehnya. Tingkah laku merupakan suatu hasil pemikiran manusia sendiri. Pemikiran ini dipengaruhi karena pada saat itu masih banyak berpengaruh mengenai pemikiran-pemikiran yang berdasarkan rasionalitas.

  Motivasi dulunya tidak berbeda dengan rasio, karena motivasi menekankan pada dorongan dari diri individu yang kadang rasional kadang tidak, sedangkan rasio lebih menggunakan pertimbangan akal atau pikiran.

  Menurut McClelland (1987), mengartikan bahwa semua rangsang yang terdapat dilingkungan sekitar pada hakikatnya dapat menimbulkan keadaan nikmat atau keadaan sakit. Rangsang yang menyebabkan keadaan nikmat akan menjadikan seseorang berusaha mendekati rangsang itu. Sebaliknya rangsang yang menimbulkan keadaan tidak nikmat menyebabkan orang bereaksi tidak mendekati rangsang itu. Pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa tindakan seseorang sangat tergantung pada ekspektansi seseorang terhadap objek atau rangsang yang dihadapinya.

  Menurut teori Maslow (1980) setiap motivasi yang dimiliki oleh manusia berdasarkan taraf kehidupannya. Motivasi memiliki hirarkhi atau tingkatan.

  Menurutnya suatu motif akan menguasai tingkah laku manusia bila motif yang berada di hirarkhi bawahnya sudah terpenuhi, sesuai dengan hirarki kebutuhan Maslow. Dari berbagai pandangan tokoh-tokoh tersebut, maka dapat diambil suatu bentuk pengertian umum dari motivasi. Motivasi adalah dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu pekerjaan ataupun suatu tindakan.

  10 Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow (1980) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu: (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti: rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem

  

needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan

  (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

  Robbins (2004) menjelaskan bahwa Maslow (1980) membagi lima kebutuhan tersebut menjadi dua kelompok yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah.

  Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan termasuk dalam golongan tingkat rendah, sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri termasuk golongan tingkat tinggi. Pembagian ke dalam dua kelompok tersebut berdasarkan alasan bahwa kebutuhan tingkat tinggi dipenuhi secara internal (dalam diri individu itu), sedangkan kebutuhan tingkat rendah terutama dipenuhi secara eksternal (misalnya dengan upah, kontrak serikat buruh, dan masa kerja). Artinya, kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan yang dasar dan lebih dahulu ingin dipenuhi oleh individu, sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang berasal dari stimulus dari dalam diri individu.

  11 Sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.

  Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

  Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua, dalam hal ini keamanan, sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.

  Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan.

  Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa:

  12 a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang.

  b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.

  c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.

  Kendati pemikiran Maslow (1980) tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

3. Penggolongan Motivasi

  Menurut Robbins (1990), atas dasar jenisnya maka motivasi dapat digolongkan menjadi: a. Motif primer dan motif sekunder

  Kedua motif ini didasarkan pada latar belakang perkembangan motif. Motif primer lebih di latarbelakangi oleh proses fisio-kemis di dalam tubuh. Dengan kata lain dorongan ini berdasarkan kondisi fisik dan biologis individu seperti haus, lapar, seks, bernafas, dan lain-lain. Motif primer ini sangat berhubungan dengan keadaan keseimbangan atau equilibrium sistem tubuh.

  13 Dorongan sekunder tidak didasarkan pada proses fisio-kemis yang terjadi di dalam tubuh. Oleh karena itu semua motif yang tidak langsung pada keadaan organisme digolongkan pada dorongan sekunder.

  b. Motif mendekat dan motif menjauh Penggolongan motif ini didasarkan pada reaksi organisme terhadap rangsangan yang datang. Suatu motif dapat dikatakan sebagai motif mendekat bila reaksi terhadap rangsang yang datang bersifat mendekati rangsang, sedangkan motif menjauh bila reaksi terhadap rangsang menghindari rangsang atau menjauhi rangsang yang datang. Rangsang yang bersifat mendekat disebut sebagai rangsang positif, sedangkan rangsang yang menjauh disebut sebagai rangsang negatif.

  c. Motif sadar dan tidak sadar Penggolongan motif ini berdasarkan pada taraf kesadaran manusia akan motif yang sedang melatarbelakangi tingkah lakunya. Jika seseorang bertingkah laku tertentu akan tetapi tidak mengetahui motivasi apa yang menyebabkan perilakunya itu, maka disebut sebagai motivasi tidak sadar. Hal ini juga berlaku sebaliknya, ketika seseorang melakukan tingkah laku dan ia tahu motivasi apa yang menyebabkan perilakunya tersebut, maka motivasi ini disebut sebagai motivasi sadar.

  d. Motif biogenetis dan motif sosiogenetis Kedua motif ini didasarkan pada asal motif, motif biogenetis merupakan motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Contohnya: lapar, haus, bernafas, istirahat dan lain sebagainya. Motif sosiogenetis berasal dari lingkungan sosial tempat orang berada dan berkembang. Motif ini terbentuk karena adanya interaksi sosial dengan orang

  14 atau hasil kebudayaan. Kadang-kadang motif ini juga bersumber kepada motif biogenetis.

  Secara umum, motif sosiogenetis dapat dibedakan menjadi dua macam, terdiri motif darurat dan motif objektif.

  a) Motif darurat Motif yang muncul untuk berusaha menguasai lingkungan, menaklukkan lingkungan, terutama untuk membela diri dalam keadaan darurat. Yang dapat digolongkan dalam motif ini adalah: 1) Motif untuk melepaskan diri dari bahaya.

  2) Motif untuk melawan, muncul jika seseorang merasa dihalangi ketika dalam usahanya mencukupi kebutuhan.

  3) Motif untuk mengatasi rintangan, muncul jika seseorang memperoleh rintangan ketika sedang dalam menjalankan pekerjaannya.

  4) Motif mengejar, muncul jika ada rangsang yang bersifat mangsa.

  Motif darurat ini pada dasarnya juga tidak dipelajari, sedangkan yang dipelajari adalah objek dan cara memenuhi motif.

  b) Motif objektif Motif ini bertujuan semata-mata untuk berhubungan dengan lingkungan dan muncul tidak dalam keadaan darurat. Motif objektif dapat digolongkan menjadi:

  1) Motif eksplorasi Motif ini bersifat memeriksa dan menyelidiki, dapat juga disebut sebagai motif untuk mengetahui dan dimiliki oleh manusia maupun binatang. Ketika seseorang melihat barang yang baru atau aneh, maka orang tersebut akan segera menyelidikinya.

  15 2) Motif manipulasi

  Motif ini dapat dimasukkan dalam motif ekplorasi, karena kegiatan ekplorasi sering juga bertujuan untuk berekplorasi. Ekplorasi sendiri berarti mengerjakan sebuah objek, misalnya anak kecil yang sedang memainkan mainannya.

  3) Motif tunggal dan motif kompleks Motif ini didasarkan pada intensitas motif yang bekerja di belakang tingkah laku manusia. Disebut motif tunggal bila motif yang menggerakkan perilaku manusia hanya terdiri dari satu motif saja, sedangkan motif kompleks terjadi bila banyak motif yang mendorong manusia di dalam melakukan pekerjaan atau perilaku. 4) Motif intrinsik dan motif ekstrinsik

  Kedua motif ini dibedakan berdasar pada datangnya penyebab suatu tindakan. Jika motivasi berasal dari dalam diri individu, maka disebut sebagai motif intrinsik, sedangkan motivasi yang berasal dari luar individu disebut sebagai motif ekstrinsik.

  Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu ada perangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tingkah laku yang dilakukan seseorang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dorongan dari luar .

  Motivasi yang berasal dari dalam diri individu (intrinsik) lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksa dari luar (ekstrinsik). Hal ini berdasarkan kepuasan yang diperoleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri individu itu sendiri. Walaupun demikian, motivasi ekstrinsik tetap diperlukan, sebab keadaan

  16 seseorang itu bersifat dinamis (berubah-ubah), terkadang mempunyai motivasi yang tinggi, kadang mempunyai motivasi yang rendah bahkan motivasi tersebut hilang sama sekali. Dengan adanya motivasi ekstrinsik tersebut pada akhirnya akan mendukung motivasi intrinsik yang telah ada, bahkan dapat ikut membangkitkannya. Dengan demikian, sebagai daya pengggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat penting karena motivasi tersebut akan menentukan intensitas usaha yang dilakukan seseorang.

4. Aspek-Aspek Motivasi

  Atas dasar definisi dari motivasi sebagai suatu dorongan, maka McClelland (1987) menyatakan beberapa aspek dari motivasi pada individu, yaitu: a. Kepercayaan diri, yaitu sikap positif individu tentang dirinya bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan.

  b. Daya tahan terhadap tekanan, yaitu kemampuan individu dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi, agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya untuk terus melangsungkan aktivitas atau pekerjaan.

  c. Mempunyai tanggungjawab dalam menyelesaikan masalah, yaitu kesediaan individu untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

  17 d. Ketidakputusasaan, yaitu sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuannya.

  e. Menyukai tujuan yang sesuai kemampuan, yaitu kemampuan individu untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi secara realistis dan aktif, efektif, serta efisien. Alderfer (1988) memiliki pendapat yang berbeda dengan McClelland

  (1987). Alderfer (1988) berpendapat bahwa manusia mempunyai tiga aspek motivasi, yaitu: eksistensi (existence), hubungan (relatedness), dan perkembangan (growth) yang disebut dengan teori ERG. Kebutuhan eksistensi mencakup kebutuhan fisiologis, dan kebutuhan perlindungan, keamanan, serta keselamatan fisik. Kebutuhan hubungan mencakup kebutuhan sosial atau hubungan antar pribadi. Kebutuhan perkembangan mencakup kebutuhan pengembangan diri atau aktualisasi diri (Berry dan Houston, 1993).

  Aspek motivasi menurut Maslow (1980) meliputi:

  a. Fisiologis, antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain; b Keamanan, antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional; c Sosial, mencakup kasih sayang rasa memiliki, menerima dengan baik, dan persahabatan; d Penghargaan, mencakup faktor internal berupa harga diri, otonomi dan prestasi serta faktor eksternal berupa status, pengakuan, dan perhatian;

  18 e. Aktualisasi diri, merupakan dorongan yang ada dalam diri seorang untuk menjadi individu yang sesuai kemampuannya.

  Penelitian ini menggunakan aspek motivasi dari Maslow, yaitu fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, serta aktualisasi diri. Aspek ini dipilih oleh peneliti karena dianggap dapat digunakan untuk memahami motivasi secara kompleks. Kelebihan dari aspek Maslow, menurut peneliti adalah karena individu pada akhirnya akan berusaha mencapai suatu aktualisasi diri.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi

  Menurut Amstrong (1980), motivasi dasar dipengaruhi oleh penurunan dorongan, dimana ketika motivasi diarahkan untuk menurunkan keadaan psikologis yang dialami oleh seseorang sebagai ketegangan, dan akhirnya orang itu mengalami kesenangan dari penurunan ketegangan atau dorongan. Misalkan ketika kita lapar, maka akan mengalami ketegangan dan akan merasa enak jika kita makan sebagai suatu bentuk penurunan ketegangan.

  Motivasi juga dipengaruhi oleh tingkat rangsangan menurut Amstrong (1980), hal ini lebih dipengaruhi oleh banyaknya stimulus yang masuk terhadap suatu individu. Stimulus yang muncul di sini misalkan stimulus dari lingkungan, kebaruan, atau bahkan stimulus seksual.

  Motivasi seseorang dapat pula dipengaruhi oleh adanya pengalaman masa lalu, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan sebagainya. Hal ini dikarenakan motivasi bukanlah suatu yang independen akan tetapi merupakan sesuatu yang memiliki penyebab tertentu (Handoko, 1992).

  19 Amstrong (1980) menyatakan bahwa motivasi juga dapat dipengaruhi oleh:

  a. Pengharapan Individu akan termotivasi jika mereka berpikir mereka akan memperoleh apa yang mereka inginkan, atau menghindari apa yang tidak mereka inginkan.

  b. Sistem imbal jasa Sejauh mana imbal jasa memenuhi atau memuaskan kebutuhan akan keamanan, penghargaan sosial, dan pemenuhan diri.

  c. Kemampuan Kecerdasan, ketrampilan, dan pengetahuan individu yang bersangkutan.

  d. Persepsi tentang pekerjaan Apa yang dilakukan individu tersebut atau apa yang dipikirkan oleh individu tersebut harus dilakukannya.

  e. Pengaruh terhadap orang lain Tekanan yang diberikan orang lain di lingkungan mempengaruhi kebutuhan sosial dan kebutuhan akan penghargaan.

  f. Pekerjaan individu Sampai sejauh mana pekerjaan memberikan peluang untuk pencapaian, tanggung jawab dan kepuasan.

  Motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah (a) Persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) Harga diri; (c) Harapan pribadi; (d) Kebutuhaan; (e) Keinginan; (f) Kepuasan kerja; (g) Prestasi kerja yang dihasilkan.

  20