Strategi Bimbingan Agama Islam Dalam Membina Akhlak Anak Asuh Di Panti Asuhan Islahul Muna Kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga - Test Repository

  

STRATEGI BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA

AKHLAK ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN ISLAHUL MUNA

KELURAHAN TINGKIR TENGAH KOTA SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Disusun Oleh:

M. Farhan Yoga Pratama (111-14-205)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2018

  

MOTTO

﴿ َعَم َّن

  ِ إَف ٱ ل

ِ سُع

سُس

  ا ٥ ﴾ [ :حارشنلاا

  5 ]

  "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (QS Al- Insyirah: 5).

  PERSEMBAHAN Alhamdulillahi Rabbil

  „Alamiin, puji syukur atas nikmat dan karunia Allah

  SWT, dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Orang tuaku tercinta bapak H. Nurcholis, SE dan Ibu Widiarti, SE, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan do‟a yang tak pernah putus untuk putra-putranya.

  2. Adekku tersayang M. Ahnaf Hilman Saputra, yang selalu memberi dukungan moral dan memberi semangat.

  3. Kekasihku tercinta Lena Tri Utami, yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam hal apapun.

  4. Bapak KH Athok Athari selaku guru ngaji dari kecil hingga sekarang.

  5. Bapak Kyai Rohmat dan Kyai Slamet Anwar selaku pembina panti asuhan Islahul Muna.

  6. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd yang telah sabar membimbing dan mendo‟akan dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Teman-temanku PAI kelas F dan angkatan 2014 yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga.

  8. Keluarga besar SD N Tingkir Tengah 02 yang selalu memberi semangat 9.

  Teman-teman PPL di SMP N 2 Tengaran

  10. Kec. Kemusu Kab. Boyolali.

11. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis tidak akan berarti apapun tanpa kontribusi dari mereka dari mereka semua, penulis sekali lagi mengucapkan banyak terimakasih, semoga amal perbuatan yang diberikan dengan ikhlas, akan dibalas kebaikanya oleh sang Illahi Rabbi Allah Ta‟ala. Aminn

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setiaNya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Ibu Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag., selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Saputra di rumah, yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya, dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb Salatiga, 12 September 2018

  Penulis, M. FARHAN YOGA PRATAMA NIM 11114205

  ABSTRAK

  Pratama, Farhan Yoga. 2018. Strategi Bimbingan Agama Islam Dalam

  Membina Akhlak Anak Asuh Di Panti Asuhan Islahul Muna Kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga . Pembimbing :

  Drs. Bahroni, M.Pd.

  Kata Kunci: Bimbingan Agama Islam Dalam Membina Akhlak Untuk Perbaikan Akhlak Anak Asuh Di Panti Asuhan Islahul Muna.

  Bimbingan agama dan pembinaan akhlak merupakan suatu usaha untuk memberikan bimbingan, pengertian, pengembangan dan peningkatan perasaan beragama sesuai dengan norma-norma agama Islam yang bertujuan untuk membentuk dan memperbaiki jiwa seorang muslim yang bertaqwa, berakhlakul karimah dan mempunyai perilaku yang soleh dan soleha. Pola bimbingan agama dan pembinaan akhlak di panti asuhan Islahul Muna mempunyai keunikan tersendiri dimana para anak asuh beserta ustadz dan kyai saling memberikan ilmu dan mencari ilmu, saling berinteraksi dalam suasana penuh kekeluargaan. Penelitian ini merupakan upaya pembinaan aklak dan pola bimbingan agama anak asuh di panti asuhan Islahul Muna Salatiga agar menjadi lebih baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) untuk mendeskripsikan pola bimbingan agama dan pembinaan akhlak di panti asuhan Islahul Muna (2) Untuk mengetahui problematika pembinaan akhlak di panti asuhan Islahul Muna (3) Untuk memberikan solusi yang ditempuh dalam mempebaiki akhlak anak asuh di panti asuhan Islahul Muna.

  Penelitian ini dilaksanakan di panti asuhan Islahul Muna Tingkir Tengah Salatiga tahun 2018. Jenis metode penelitiannya adalah penelitian deskriptif, dan analisis hasil penulis menggunakan jenis penelitian lapangan dan bersifat deskriptif kualitatif, maka data dari penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menggunakan ketekunan pengamatan dan trianggulasi sumber sebagai instrument untuk mengecek validitas data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara pengasuh, pengurus serta anak asuh, dan sumber sekunder yang dapat berupa foto-foto kegiatan terkait Panti Asuhan Islahul Muna Salatiga.

  Hasil penelitian ini menunjukkan (1) problematika pembinaan akhlak anak asuh di panti asuhan Islahul Muna yang tidak taat pada tata tertib (nakal) dikarenakan latar belakang kehidupan sebelum menjadi santri di panti asuhan Islahul Muna, (2) Pola bimbingan agama dan pembinaan akhlak diwujudkan dengan kegiatan keagamaan keseharian yang sudah terjadwal seperti di pondok pesantren dengan metode pembiasaan (3) solusi yang ditempuh untuk memperbaiki akhlak santri di panti asuhan Islahul Muna adalah dengan metode pembiasaan kegiatan yang sudah terjadwal dan pendekatan dengan santri yaitu memotivasi, memberikan ceramah, memberikan peringatan dan hukuman bagi santri yang melanggar aturan agar santri terbiasa dengan pola hidup yang baik.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN BERLOGO.............................................................................. ii HALAMAN DEKLARASI .......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... vi MOTTO........................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii KATA PENGANTAR ................................................................................. x ABSTRAK ................................................................................................... xii DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................

  1 B. Fokus Penelitian ............................................................................

  3 C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

  3 D. Kegunaan Penelitian ......................................................................

  4 E. Penegasan Istilah ............................................................................ 5

  F.

  26 F. Pengecekan Keabsahan Data .........................................................

  68 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  66 B. Saran ..............................................................................................

  Kesimpulan ....................................................................................

  60 BAB V PENUTUP A.

  50 D. Analisis Data Penelitian ................................................................

  41 C. Pembinaan Akhlak Anak Asuh di Panti Asuhan Islahul Muna .....

  30 B. Bimbingan Agama Islam di Panti Asuhan Islahul Muna ..............

  Paparan Data Deskripsi Objek Penelitian .....................................

  28 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A.

  24 E. Analisis Data ..................................................................................

  6 BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Bimbingan Agama Islam .................................................

  24 D. Prosedur Pengumpulan Data ..........................................................

  23 C. Sumber Data ...................................................................................

  22 B. Lokasi Penelitian ............................................................................

  Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................

  20 BAB III METODE PENELITIAN A.

  19 E. Kajian Penelitian Tedahulu ............................................................

  18 D. Tinjauan Mengenai Panti Asuhan .................................................

  13 C. Tinjauan Mengenai Anak Yatim ...................................................

  8 B. Pembinaan Akhlak ........................................................................

  71

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Pedoman Wawancara Lampiran 2 Verbatim Wawancara Lampiran 3 Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi Lampiran 4 Surat Keterangan Bukti Penelitian Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6 Pernyataan Publikasi Skripsi Lampiran 7 Daftar Nilai SKK Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 9 Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan potensi dan modal bagi pembangunan bangsa,

  karena anak adalah penerus perjuangan yang akan menghadapi tantangan di masa depan. Anak sebagai potensi dan modal pembangunan dalam perkembangan serta tumbuhnya, sering mengalami hambatan. Anak tumbuh dari awal yang lemah dan perlu bimbingan dan arahan dari generasi sebelumnya yaitu orang tua, guru, dan lingkungan sosial atau teman bermain (Agustiningsih, 2005 : 12).

  Dewasa ini banyak sekali pengaruh media sosial yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hal pendidikan formal maupun informal. Salah satunya yaitu pendidikan agama dan akhlak. Yang mana keduanya itu sangat penting untuk menyaring pengaruh dari luar agar tidak terpengaruh oleh dampak negatif dari perkembangan dunia telekomunikasi informasi dan komunikasi khususnya media sosial.

  Dewasa ini banyak fenomena yang dapat di lihat yaitu kriminalitas yang dilakukan anak

  • –anak maupun pemuda yaitu : pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, narkoba, tawuran antar pelajar, dan lain sebagainya. Itu semua dikarenakan pengetahuan keagamaan yang kurang dan juga faktor ekonomi yang mendorong mereka melakukan hal yang
negatif tersebut. Kita melihat perkembangan zaman membuat prihatin akan moralitas manusia dan akhlak manusia yang semakin rendah.

  Salah satu faktor untuk mencegah tindak kriminal yang pertama yaitu keluarga. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang bersifat informal. Dalam keluarga seorang mendapatkan pendidikan dan pembinaan yang pertama kalinya. Dari lingkungan keluarga yang harmonis akan mampu memberikan keteladanan kepada anak

  • –anak, maka akan tumbuh anak
  • –anak yang memiliki kepribadian dengan pola yang mantap (Gunarsa, 2002 : 22).

  Di dalam keluarga ada dua peran yang mendidik anak pertama kalinya yaitu peran ayah dan ibu. Ayah berperan sebagai pencari nafkah sekaligus mendidik anaknya dengan tegas, disiplin dalam mendidik mengenai hukum agama dan juga negara . Ibu berperan mendidik anaknya dengan kelembutan hatinya dan kesabaranya. Lalu bagaimana jika salah satu orang tua sudah meninggal atau ditinggal (terlantar), orang tua broken

  

home ? menjadi anak terlantar, anak yatim, anak piatu, bahkan anak yatim

  piatu? Peran keduanya sangat penting dan saling mengimbangi dalam pendidikan anak salah satunya pendidikan akhlak dan agama.

  Panti asuhan Islahul Muna adalah yayasan yang menampung anak yatim, piatu, dhuafa, anak jalanan, ditinggal orang tua (broken home), maupun orang tua yang tidak bisa menafkahi anaknya bisa dikatakan ekonominya lemah, mereka yang sudah berada di dalam panti dididik dan dibina sebaik mungkin oleh pembimbing Agama, ulama daerah sekitar dan didukung oleh masyarakat sekitar serta pihak

  • –pihak yang bersangkutan sehingga nantinya mereka dapat menjadi anak yang mandiri dan berakhlak baik.

  Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana bimbingan agama Islam untuk anak yatim, piatu, anak jalanan,

  broken home, maupun anak kurang mampu di panti asuhan Islahul Muna

  dan peneliti memutuskan mengangkat judul

  “STRATEGI BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN ISLAHUL MUNA KELURAHAN TINGKIR TENGAH KOTA S ALATIGA”.

  B. Fokus Penelitian

  Fokus penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana strategi bimbingan agama Islam yang diterapkan di panti asuhan Islahu Muna dalam membina anak asuh ?

  2. Kendala apa saja yang dihadapi panti asuhan Islahul Muna dalam menerapkan bimbingan agama Islam ?

  3. Bagaimana upaya atau solusi yang dilakukan pengurus panti asuhan Islahul Muna dalam mengatasi masalah yang dihadapi?

  C. Tujuan Penelitian

  Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam kajian pemikiran ini adalah :

  1. Untuk mendeskripsikan strategi bimbingan agama Islam yang diterapkan di panti asuhan Islahul Muna dalam membina akhlak anak asuh.

  2. Untuk mendeskripsikan kendala atau permasalahan yang dihadapi panti asuhan dalam menerapkan bimbingan agama Islam di panti asuhan Islahul Muna.

  3. Untuk mengetahui upaya-upaya dan solusi yang dilakukan pengurus panti asuhan panti asuhan Islahul Muna dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

D. Kegunaan Penelitian

  Manfaat hasil penelitian metode bimbingan agama Islam dan pembinaan akhlak anak asuh di panti asuhan Islahul Muna :

  1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya untuk bimbingan agama Islam anak, baik umum maupun anak asuh di panti asuhan.

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap orang tua dalam bimbingan agama Islam anak, baik anak asuh di panti asuhan maupun bagi anak. b. gunakan sebagai salah satu acuan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran terhadap judul penelitian di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu : 1.

  Bimbingan Agama Islam Bimbingan agama Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat (Amti, 2008 : 99).

  2. Pembinaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 : 152), pembinaan adalah proses atau cara untuk mengusahakan supaya lebih baik.

  Pembinaan dilakukan bertujuan agar yang dibina menjadi lebih baik seuai dengan yang diharapkan oleh orang yang membina.

  3. Akhlak Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat sorang menjadi istimewa. Karakteristik ini membentuk kerangka psikolog seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya sendiri dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda (Mahmud, 2004 :26).

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam menyusun skripsi yang penulis susun , maka diperlukan cara penulisan yang baik sehingga hasil penelitian tidak akan keluar dari batasan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, perlu adanya sistematika penulisan yang baik terdiri dari 3 bagian dengan rincianya sebagai berikut.

  1. Bagian Awal Bagian awal ini mencakup sampul, lembar berlogo IAIN Salatiga, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan.

  2. Bagian Inti

  Bagian inti terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Dalam bab ini membicarakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II Landasan Teori Pada bab landasan teori ini, berisi berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian khusunya berkaitan dengan bimbingan agama dalam membina akhlak anak-anak panti asuhan.

  BAB III Metode Penelitian Bagian ini memuat uraian tentang metode dan langkah- langkah penelitian secara operasional yang meliputi : pendekatan penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap –tahap penelitian.

  BAB IV Paparan Data dan Analisis Berisi paparan data yang diperoleh dari pengamatan, hasil wawancara dan deskripsi informasi lainya yang disajikan dengan topik pertanyaan

  • –pertanyaan penelitian dan hasil analisis data yang diperoleh dari lapangan. Dan juga menguraikan gagasan peneliti terhadap teori
  • –teori dan temuan –temuan yang diungkap dari lapangan.

  BAB V Penutup Dalam bab penutup ini diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran

  • –saran yang berhubungan dengan pihak –pihak terkait dari subjek penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Bimbingan Agama Islam 1. Pengertian Strategi Bimbingan Agama Islam Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005, 2), strategi merupakan cara atau

  metode, sedangkan secara umum strategi memiliki pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

  Adapun bimbingan, s ecara harfiyah “bimbingan” adalah “menunjukan, memberi jalan, atau menuntun” orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, dan masa mendatang. Menurut istilah, bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti menunjukkan ( Hallen, 2005: 2).

  Bimbingan menurut Amti (2008 : 99) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan indvidu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

  Ditegasakan bahwa hal yang terdapat dalam bimbingan ialah pemberian bantuan atau pertolongan yang dilakukan secara terus

  • –menerus kepada siapa saja. Karena, sesungguhnya hampir tidak ada seseorang yang secara utuh dan menyeluruh memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya dengan
optimal tanpa adanya bantuan atau pertolongan dari orang lain. Untuk itu, sejak lahir hingga akhir hayatnya setiap orang di dunia ini jelas membutuhkan bimbingan dan bantuan, supaya potensi (fitrah) yang ada pada dirinya dapat tumbuh dan berkembang secara wajar ( Lutfi, 2008 : 8).

  Menurut Samsul Munir Amin dalam bukunya mengartikan bimbingan agama Islam sebagai proses pemberian bantuan terarah, terus-menerus dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-

  Qur‟an dan Hadits ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-

  Qur‟an dan Hadits (Amin, 2010 : 19). Bimbingan agama Islam menurut Faqih (2001, 4) bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

  Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan agama Islam adalah sistem kerja pemberian bantuan secara berkesinambungan oleh pembimbing berdasarkan konsep Al-Qur`an dan sunah kepada anak yatim dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal serta mampu mencapai kemandirian sehingga mereka dapat memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2. Menurut Arifin tujuan bimbingan agama adalah untuk membantu si

  terbimbing supaya memiliki religious reference (sumber pegangan keagamaan) dalam pemecahan problema-problema. Bimbingan agama membantu si terbimbing supaya dengan kesadaran serta kemauannya bersedia mengamalkan ajaran agamanya (Amin, 2010 : 29).

  Tujuan bimbingan agama Islam menurut Sutoyo, (2013: 21) adalah sebagai berikut: a.

  Agar orang yakin bahwa Allah SWT adalah penolong utama dalam kesulitan.

  b.

  Agar orang sadar bahwa manusia tidak ada yang bebas dari masalah, oleh sebab itu manusia wajib berikhtiar dan berdo‟a agar dapat menghadapi masalahnya secara wajar dan agar dapat memecahkan masalahnya sesuai tuntunan Allah.

  c.

  Agar orang sadar bahwa akal dan budi serta seluruh yang dianugerahkan oleh Tuhan itu harus difungsikan sesuai ajaran Islam.

  d.

  Memperlancar proses pencapaian tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan kesejahteraan hidup lahir batin, serta kebahagiaan dunia dan akhirat berdasarkan ajaran Islam.

  e.

  Membantu mengembangkan potensi individu maupun memecahkan masalah yang dihadapinya (Sutoyo, 2013 : 21).

  Dengan demikian dapat disimpulkan, tujuan bimbingan agama Islam yaitu membantu individu menyelesaikan masalah, mencegah timbulnya masalah, membantu individu dalam melaksanakan tuntunan agama Islam serta menjauhi yang dilarang oleh ajaran islam agar nantinya mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

3. Fungsi Bimbingan Agama

  Menurut Dewa Ketut Sukardi, bila ditinjau dari sifatnya, layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai : a.

  Fungsi preventif yaitu layanan bimbingan ini dapat berfungsi sebagai pencegahan, artinya merupakan pencegahan terhadap timbulnya masalah.

  b.

  Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak

  • –pihak tertentu.

  c.

  Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami individu (terbimbing).

  d.

  Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam memelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh, mantap, terarah dan berkelanjutan ( Faqih, 2001 : 27).

  Dari pemaparan fungsi bimbingan diatas dapat disimpulkan bimbingan agama mempunyai fungsi yaitu : fungsi pencegahan (preventif), memberikan edukasi pemahaman tentang pentingnya perilaku yang sesuai ajaran islam, melakukan evaluasi dan perbaikan dan mengembangkan dan memelihara pribadi individu agar sesuai dengan ajaran agama islam.

  4. Untuk mendapatkan output yang maksimal dalam pelaksanaan

  bimbingan agama Islam tentu harus didukung oleh beberapa aspek yang saling berkaitan yaitu orang yang membimbing, materi serta objek bimbingan yang jelas. Adapun petugas bimbingan agama Islam idealnya memiliki karakteristik sebagai syarat pembimbing agama Islam. Adapun syarat-syarat pembimbing dalam bimbingan agama Islam adalah sebagai berikut : a.

  Kemampuan profesional (ahli) yaitu mempunyai kemampuan keahlian atau profesional di bidang keagamaan.

  b.

  Sifat pribadi yang baik (akhlak mulia) c. Kemampuan kemasyarakatan (hubungan sosial) yaitu seorang pembimbing keagamaan harus memiliki kemampuan melakukan hubungan sosial, Ukhuwah Islamiyah yang tinggi.

  d.

  Ketaqwaan kepada Allah. Taqwa kepada Allah merupakan syarat dari segala syarat yang harus dimiliki oleh pembimbing keagamaan, sebab ketaqwaan merupakan sifat yang paling baik (Faqih, 2001 : 46).

  5. Materi Bimbingan Agama

  Dalam memberikan bimbingan agama ada beberapa materi yang diberikan pedoman untuk disampaikan kepada klien atau obyek terbimbing, yang bersumber pada agama, yang terkandung dalam al-

  Qur‟an dan al-Hadis, yang meliputi aspek : a.

  Perbuatan suci yang terbit dari lubuk jiwa yang paling dalam, karenanya mempunyai kekuatan yang hebat. Menurut imam Al-Ghazali dalam Ihya‟ Ulumuddin, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa dari padanya timbul perubahan yang mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.

  b.

  Aspek Tauhid Yakni suatu kepercayaan yang menegaskan bahwahanya tuhanlah yang menciptakan, memberi hukum-hukum, mengatur dan mendidik alam semesta ini (tauhid rububiyah).

  c.

  Aspek Ibadah Mengandung pengertian sebagai bakti dan pengabdiannya umat manusia kepada Allah SWT karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid, baik yang bersegi ubudiyah maupun yang bersegi muamalah, adalah dikerjakan dalam rangka penyembahan kepada Allah SWT (Razak, 1984 : 39).

B. Pembinaan Akhlak 1. Pengertian Akhlak

  Akhlak merupakan salah satu modal penting bagi manusia sebagai makhluk sosial. Kita sering kali melakukan penilaian baik ataupun buruk, dan penilaian tersebut berpengaruh pada bagaimana kita berperilaku dan memperlakukan orang lain. Juga karena pentingnya akhlak di kehidupan manusia, maka dari situ Allah SWT mengutus nabi

  • –nabi dan Rasul sebagai
contoh bagi umat manusia. Seperti dijelaskan firman Allah SWT dalam Q.S Al-Ahzab :

  ٱۡ ن ٱ ْۡاىُج ۡ ۡ ٱ ۡ ۡ ىُكَنۡ ٌَاَك ۡ ۡ دَقَّن ۡ ىَي ۡ رَي ۡ سُأِۡ َّللَّ

َۡوَۡ َّللَّ ۡ تََُسَحٌۡةَى ِۡلىُسَرۡيِف

َۡو ٌَۡاَكًٍَِّۡن

  ۡا ٱ ۡأ ل ۡٱ ۡ ريِثَكَۡ َّللَّ َۡرَكَذَوَۡرِخ Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut nama Allah (Shihab, 2013 : 420).

  Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik- karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seorang menjadi istimewa.

  Karakteristik ini membentuk karangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda (Mahmud, 2004 :26).

  Adapun menurut Daradjat (1995 : 50), akhlak adalah kelakuan yang timbul dari panduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk satu kesatuan tindak akhlak yang ditaati dalam kenyataan hidup sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk .

  Sehingga dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang membentuk karakteristik individu dalam bertindak.

2. Proses Pembentukan Akhlak

  Akhlak adalah adab dan etika yang mengendalikan seseorang dalam bertindak. Akhlak merupakan pondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik dengan Allah dan hubungan baik dengan manusia. Akhlak yang mulia tidak lahir berdasarkan keturunan atau secara tiba-tiba, akan tetapi membutuhkan waktu yang panjang, yaitu melalui bimbingan ahklak.

  Dengan demikan dalam proses pembentukan akhlak dibutuhkan kerja keras dan kesabaran pembimbing selaku pendidik. Dan arti sebuah pembentuk akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan sikap yang baik sebagai watak seorang anak. Maka dari itu, proses pembentukan itu harus diberikan sejak anak masih kecil.

  Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam rangka pembentukan akhlak adalah melalui pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara terus menerus, karena kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat terbentuk malalui pembiasaan. Dalam tahap-tahap tertentu, pembentukan akhlak dapat dilakukan dengan cara paksaan yang lama-kelamaan tidak lagi terasa terpaksa.

  Perhatian agama Islam dalam pembentukan akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam.

  Ajaran Islam tentang keimanan misalnya sangat berkaitan erat dengan mengerjakan amal shalih dan perbuatan terpuji. Karena itu, seseorang mengaku beriman tentu harus mempunyai akhlak yang baik sebagai manifestasi dari keimanannya. Penerapan nilai-nilai akhlak dalam keluarga sebagai lingkungan terdekat anak, lingkungan sekolah sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan lingkungan masyarakat turut berperan dalam memberikan pengaruh terhadap perkembangan akhlak pada anak.

  Adapun bentuk-bentuk pembinaan akhlak itu diantaranya : a. Pembinaan budi pekerti dan sopan santun b.

  Pembinaan sikap jujur c. Pembinaan untuk menjaga rahasia d.

  Pembinaan menjaga kepercayaan e. Pembinaan menjauhi sifat dengki (Hafizh, 1999:178).

3. Pengertian Pembinaan Akhlak

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembinaan memiliki arti proses, perbuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik ( Daryanto, 2010 : 105).

  Pembinaan merupakan penataan kembali hal

  • –hal yang pernah dipelajari untuk membangun dan memantapkan diri dalam rangka menjadi lebih baik (Khalimi, 2006 : 26).

  Pembinaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara formal maupun non formal dalam rangka mendayagunakan semua sumber, baik berupa unsur manusiawi maupun non manusiawi dimana dalam proses kegiatanya berlangsung upaya membantu, membimbing dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga pada akhirnya tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

  Menurut Sudjana (2010 : 200), pembinaan meliputi dua sub fungsi yaitu pengawasan (controlling) dan supervisi (supervision). Secara umum persamaan antara pegawasan dan supervisi adalah bahwa keduanya merupakan bagian dari kegiatan pembinaan sebagai fungsi manajemen.

  Sudjana (2010 : 218), mengemukakan bahwa fungsi pembinaan, baik pengawasan maupun supervisi dapat dilakukakan dengan menggunakan pendekatan langsung (direct contact) dan pendekatan tidak langsung (indirect

  

contact). Tatap muka dengan pihak yang dibina melalui titik media massa

  seperti melalui petunjuk tertulis, korespondensi, penyebaran buletin, dan media elektronik seperti radio dan kaset.

  Pembinaan akhlak menurut Ibnu Maskawaih menitik beratkan kepada pembersihan diri dari sifat-sifat yang berlawanan dengan tuntunan agama.

  Dengan pembinaan diharapkan dapat terwujudnya akhlak yang ideal, anak yang bertaqwa kepada Allah SWT dan cerdas (Sudarsono, 2005 : 62).

  Dalam dunia pendidikan, pembinaan akhlak dititik beratkan kepada pembentukan mental anak agar tidak menyimpang. Secara moralistik, pembinaan akhlak merupakan salah satu cara ntuk membentuk pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila (Sudarsono, 2005 : 63).

  Dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlak adalah proses pelatihan untuk memperbaiki sifat yang tertanam dalam diri manusia agar lebih melahirkan perbuatan-perbuatan yang lebih baik menurut akal manusia dan ajaran agama islam.

  C.

1. Pengertian Anak Yatim Secara bahasa “yatim” berasal dari bahasa arab yatama yang artiya sedih.

  Atau bermakna sendiri. Adapun istilah syara‟ yang dimaksud dengan anak yatim yaitu anak yang ditinggal mati ayahnya pada saat masih lemah dan kecil, dalam arti mubaligh serta belum mapu berusaha batas akhir seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah sampai dewasa. Dewasa disini ketika berumur 21 tahun (Ar- Rifa‟i , 2008 : 277).

  Dari pemaparan di atas bisa diambil pengertian bahwa anak yatim adalah anak yang ditinggal ayahnya meninggal dunia selagi ia belum mencapai umur baligh. Anak yang ditinggal oleh ibunya ketika masih kecil bukanlah termasuk anak yatim, sebab bila dili hat arti kata “yatim” sendiri ialah kehilangan induknya yang menanggung nakah. Di dalam islam yang penanggung jawab urusan nafkah ialah ayah, bukan ibu.

  Seorang tidak dikategorikan sebagai anak yatim yaitu seperti dalam Al- Qur‟an surat An-Nisa‟ 6 yang artinya :

  ْۡا ٱۡ د َۡفۡا ۡ د ۡ شُر ۡ ۡ ىُه ۡ ٱ ْۡاى ۡ ۡ ٱۡ ن ْۡاىُهَت ۡ ب ۡأ ىَّتَح ۡ َتَي ۡأىُعَف ۡ ُِّيۡىُت ۡ سََاَء

  َۡوٱ ۡ ٌِإَفۡ َحاَكُِّن ُۡغَهَبۡاَذِإ ۡ ىًَ ۡا ۡ ۡ ۡأاَهىُهُك ۡ ۡ ىُهَن ۡ يَأ ۡ ۡ ْاوُرَب ۡ فاَر

  ۡ أَتۡ َلََو ۡ َى ۡ ىِه ۡ ّيَُِغۡ ٌَاَكٍَۡيَو ۡ كَيٌَۡأۡاًراَدِبَوۡا ۡ سِإ ۡ يَنِإ ۡ ۡ ىُهَن ۡ يَأ ۡ ۡ ۡ ىُت ۡ ۡ ن ۡ مُك ۡ هَفۡا ۡ ۡ عَت ۡ هَف ۡ ِفوُر ۡ أَي ۡ فِف ۡ سَي

  ۡ َى ۡ ىِه ۡ يَنِإ ۡ عَفَدۡاَذِإَف ۡ عًَ ِۡۡبٱ ۡ ريِقَفۡ ٌَاَكٍَۡيَو ا ۡ ۡ شَأَف ۡ بيِسَحِۡ َّللَّ

  ۡ ىَفَكَو ۡ ىِه ۡ يَهَعْۡاوُدِه ِۡۡبٱ

  “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya, dan jangan kamu makan harta anak yatim lebih dari batas keptusan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelakanginya) sebelum mereka dewasa.

  Barang siapa diantar pemelihara itu mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang misin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hedaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka, dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas persaksian itu)”.

  “Dan ujilah” disini yakni mengadakan penyelidikan terhadap mereka

  tentang keagamaan, usaha-usaha mereka, kelakuan dan lain-lain sampai diketahui bahwa anak iu dapat dipercayai. Dan dalam kalimat

  “cukup umur untuk menikah” pada ayat tesebut menggambarkan bahwa seorang tidak

  dikatakan sebagai anak yatim apabila sudah mampu hidup mandiri. Sebenarnya tidak ada batasan umur yang definitive, tetapi apabila seseorang sudah mampu, dewasa, dan bisa hidup mandiri tidak lagi disebut anak yatim (Ar- Rifa‟i, 2008 : 653).

D. Tinjauan Mengenai Panti Asuhan 1. Pengertian Panti Asuhan

  Panti asuhan adalah lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar serta melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar melalui pelayanan pengganti atau perwalian anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian generasi cita-cita bangsa dan sebagai insan yang turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional.

  Panti asuhan adalah proyek pelayanan dan penyantunan terhadap anak- anak yatim, piatu, yatim piatu, keluarga retak dan anak terlantar dengan cara memenuhi segala kebutuhan, baik berupa material maupun spiritual, meliputi : sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan.

  Dalam beberapa keadaan tertentu keluarga tak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam pemenuhan kebutuhan anak, yang kemudian menyebabkan keterlantaran pada anak.

  Beberapa penyebab keterlantaran anak, antara lain : a. Orang tua meninggal dan atau tidak ada sanak keluarga yang merawatnya sehingga anak menjadi yatim piatu.

  b.

  Orang tua tidak mampu (sangat miskin) sehingga dapat memenuhi kebutuhan minimal anak-anaknya.

  c.

  Orang tua tidak dapat dan tidak sanggup melaksanakan fungsinya dengan baik atau dengan wajar dalam waktu relatif lama misalnya menderita penyakit kronis dan lain-lain.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

  Sebagai bahan perbandingan dan bahan tinjauan dalam penulisan skripsi, maka penulis membaca beberapa skripsi dan buku sebagai bahan referensi.

  Rujukan penelitian yang pertama yaitu skripsi dari Alimuddin Hasibuan mahasiswa UIN Sumatra Utara Medan 2016 dengan judul Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Perkembangan Emosi Anak Di Panti Asuhan Putra

  Muhammadiyah Cabang Medan. Dalam penelitianya peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode yang digunakan untuk memperoleh data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi perpustakaan.

  Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih menekankan pada bimbingan agama dan pembinaan akhlak yang diterapkan di panti asuhan Islahul Muna. Subyek penelitian yang diteliti yaitu pengasuh dan anak

  • –anak asuh panti asuhan Islahul Muna.

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah

  pendekatan kualitatif penelitian kualitatif ini dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflekif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail (Sugiyono, 2011 : 14). Oleh karena itu, penulis akan mengambil penelitian lapangan yaitu memperoleh data melalui penyelidikan, ikut berpartisipasi dan juga mencatat kegiatan-kegiatan dan program-progam keseharian di panti asuhan Islahul Muna kelurahan Tingkir Tengah secara mendetail.

  Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metode kualitatif” sebagai prosedur penelitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011 : 3). Maka dari itu, selain melalui penyelidikan, ikut berpatisipasi, mengamati dan mencatat kegiatan-kegiatan dan program-program di panti asuhan Islahul Muna khususnya dalam mengajarkan keislaman dan pembinaan akhlak terhadap anak asuh.

  Penelitian kualitatif menyituasikan aktifitas pengamatan di lokasi tempat berbagai fakta, data, bukti, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian, dan hal-hal yang terjadi (Santana, 2010 : 5). Jadi, penelitian juga dilakukan berdasarkan fakta dan bukti yang berkaitan dengan hal-hal yang terjadi dalam pengamatan di lapangan.

  Peneliti kualitatif akan masuk ke lapangan untuk memunculkan sekumpulan representasi, yang didapat dari catatan lapangan, wawancara, pembicaraan, fotografi, rekaman dan catatan pribadi (Santana, 2010 : 5). Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data dalam upaya mengumpukan data-data di lapangan.

  Karena kehadiran peneliti secara langsung di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan, sebagi tolok ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan atau sumber data lainya.

B. Lokasi Penelitian

  Panti asuhan Islahul Muna terletak di dusun wiroyudan rt 2 rw 6 kelurahan Tingkir Tengah kecamatan Tingkir kota Salatiga atau Jl. Tingkir Raya Km 1 Tingkir Tengah Salatiga. Alasan peneliti memilih panti asuhan Islahul Muna sebagai obyek penelitian dikarenakan anak asuh/santri yang diasuh tidak hanya dari anak yatim atau piatu saja tetapi dari anak-anak masyarakat sekitar yang ekonominya rendah dan juga anak terlantar. Maka dari itu, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai bimbingan agama dan pembinaan akhlak di panti asuhan tersebut dalam mendidik anak yatim, piatu dan kurang mampu agar hak-hak mereka terpenuhi layaknya anak normal lainya.

  C.

  Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam pelitian ini yaitu : 1. Data Primer

  Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010: 22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari informan-informan yaitu pengasuh, para kyai yang mengasuh dan juga anak asuh yang ada di panti asuha Islahul Muna.

2. Data Skunder

  Sumber data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto- foto, film, rekaman, video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010 : 22). Peneliti mengunakan data skunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun sumber data skunder yang digunakan adalah data dari foto, data dari paguyuban panti asuhan se-Salatiga.

D. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam strategis penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa adanya prosedur pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang diinginkan.

  Pengumpulan data melibatkan pengamatan dan wawancara (Moleong, 2011: 237). Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang valid maka peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan dengan mengunakan metode sebagai berikut : 1.

  Metode Observasi Obeservasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam lainya (Sugiyono, 2011 :145).

Dokumen yang terkait

Analisis Pencantuman Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Penyerahan Anak Asuh Kepada Panti Asuhan (Suatu Penelitian pada Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Kabupaten Bireuen, Aceh)

7 182 162

Pengaruh Pelayanan Sosial Terhadap Perilaku Anak Asuh Di Panti Asuhan Bait Allah Medan

2 84 131

Strategi Guru Pai Dalam Membina Akhlak Siswa Di Smp Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren

2 21 98

Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Akhlak Remaja : Studi kasus Siswa SMA Darussalam Ciputat

0 7 68

Peran Guru Pendidikan Agama Islam Di Era Globalisasi Dalam Membina Akhlak Siswa Di SMAN 47 MODEL Jakarta.

4 72 108

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Pencantuman Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Penyerahan Anak Asuh Kepada Panti Asuhan (Suatu Penelitian pada Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Kabupaten Bireuen, Aceh)

0 0 24

Analisis Pencantuman Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Penyerahan Anak Asuh Kepada Panti Asuhan (Suatu Penelitian pada Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Kabupaten Bireuen, Aceh)

0 0 15

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 113

Persepsi Mahasiswa Dalam Mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi Di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Tahun 2015/2016 - Test Repository

0 0 112

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pembentukan Karakter Anak Tunagrahita di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) Wantuwirawan Salatiga 2016/2017 - Test Repository

0 1 129