INFLUENSI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN. docx
INFLUENSI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING LEARNING (CTL) DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR DENGAN MODERASI TINGKAT KECERDASAN DAN BAKAT
KETEKNIKAN SISWA SMK WIDYAGAMA MALANG PADA MATA PELAJARAN
PRODUKSI
PROPOSAL THESIS
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Landasan Pendidikan Kejuruan
yang dibimbing oleh Dr. Eddy Sutadji, M.Pd
Oleh:
AKBAR WIGUNA
130551818108
S2 PKJ 2013 OFF-A
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN KEJURUAN
DESEMBER 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana dengan visi makro pendidikan nasional yaitu dengan terwujudnya masyarakat
madani sebagai bangsa dan masyarakat Indonesia baru dengan tatanan kehidupan yang sesuai
dengan amanat proklamasi NKRI melalui proses pendidikan.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal
ini pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri , dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bertolak belakang dari tujuan pendidikan yang ada di atas, maka proses pendidikan harus
dilaksanakan dengan sebaik baiknya. Namun, dewasa ini banyak sekali kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan secara kurang maksimal. Hal ini terjadi karena kurangnya
kreativitas guru sebagai pengajar dalam memberikan pengajaran terhadap peserta didik.
Secara kontekstual, masalah yang menjadi dasar ide penelitian adalah hasil wawancara secara
nonformal dengan Waka Kurikulum dan Kaprodi RPL di SMK Widyagama Malang. Dari
wawancara tersebut peneliti memperoleh kesimpulan bahwa kecakapan kejuruan siswa SMK
Widyagama Malang masih sangat kurang atau lemah. Hal ini memunculkan asumsi subjektif
atau dugaan awal yang masih bersifat kasar dari kedua responden tersebut bahwa kelemahan
tersebut disebabkan karena: (1) tingkat kecerdasan (IQ) siswa yang secara umum dinilai berada
di lingkup menengah kebawah, dugaan ini muncul dikarenakan diawal proses seleksi (input
quality) tidak dilakukan pertimbangan terhadap aspek tingkat kecerdasan, (2) masih
digunakannya metode pembelajaran konvensional, (3) bakat keteknikan yang rendah, Dengan
demikian dibutuhkan suatu kajian atau penilitian yang lebih terstruktur untuk mengungkap
apakah asumsi-asumsi yang muncul tersebut benar-benar saling memiliki hubungan atau bahkan
memiliki kontribusi terhadap perkembangan kecakapan hidup siswa. Kemudian, dari hal
tersebut peneliti akan melakukan suatu penelitian untuk mencari kebenaran tentang fenomena
tersebut dengan judul penelitian “INFLUENSI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR DENGAN MODERASI TINGKAT KECERDASAN DAN BAKAT KETEKNIKAN
SISWA SMK WIDYAGAMA MALANG PADA MATA PELAJARAN PRODUKSI”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar atas penggunaan metode pembelajaran CTL dengan
Konvensional?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan tingkat kecerdasan (IQ) tinggi,
sedang, dan rendah?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan bakat keteknikan (vocational skill)
tinggi dan sedang?
C. Hipotesis Penelitian
1. H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar atas penggunaan metode pembelajaran CTL
dengan Konvensional. H1: Ada perbedaan hasil belajar atas penggunaan metode
pembelajaran CTL dengan Konvensional.
2. H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan tingkat kecerdasan (IQ) tinggi,
sedang, dan rendah.
H1: ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan tingkat kecerdasan (IQ) tinggi,
sedang, dan rendah.
3. H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan bakat keteknikan (vocational
skill) tinggi dan sedang?
H1 : Ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan bakat keteknikan (vocational skill)
tinggi dan sedang?
D. Kegunaan Penelitian
A. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapakan dapat diperoleh dari penelitian diantaranya:
1. Bagi guru.
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber informasi mengenai kondisi
pembelajaran sehingga guru dapat mengetahui tingkat ketercapaian proses dan
penyebab permasalahan pembelajaran di SMK Widyagama Malang
2. Bagi Kepala Sekolah.
Informasi dari penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan sehubungan
dengan penentuan kebijakan penyelenggaraan pembelajaran di SMK Widyagama
Malang.
3. Bagi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Bagi Departemen Pendidikan Nasional bahasan penelitian diharapkan dapat dijadikan
sebagai perbaikan kurikulum dan standar kelulusan khususnya pada SMK bidang TIK.
4. Bagi peneliti lain.
Penelitian diharapkan dapat menjadi inpirasi bagi peneliti lainnya dan dikembangkan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai proses pembelajaran di SMK bidang
TIK.
5. Bagi Universitas Negeri Malang (UM).
UM sebagai universitas pendidikan (The Learning University), melalui hasil dan
bahasan penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai kualitas
pendidikan terutama bagi proses pembelajaran di SMK Gatotkaca dan sebagai bahan
dokumentasi ilmiah yang beragam bagi penelitian selanjutnya.
E. Definisi Istilah
1. Metode Pembelajaran Contextual Teaching Learning (Ctl)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran dan
pengajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkandengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan merekasebagai individu, anggota (keluarga, masyarakat
dan bangsa). Dengan pendekatan CTL, proses belajar mengajar akan lebih konkret, lebih
realistis, lebih aktual, lebih menyenangkan, dan lebih bermakna.Proses belajar mengajar
berpendekatan CTL ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar (kualitas,
kreativitas,produktivitas, efisiensi dan efektifitas). Dengan CTL, siswa akan mampu
memecahkan masalahnya sendiri, yangpaling penting melakukan tugasnya sesuai dengan
pengetahuan yang mereka miliki
2. Hasil Belajar
Menurut Daryanto (2010:2) belajar adalah suatu proses usahan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut
Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Selain itu, menurut Slameto (2010:2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Tingkat Kecerdasan
Inteligensia sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah atau menciptakan
sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Sedangkan memasuki abad-21 Gardner
merevisi definisinya menjadi intelligensi adalah kemampuan yang didasarkan pada potensi
biopsikologi, untuk memecahkan suatu masalah atau menciptakan sesuatu yang bernilai
bagi budaya tertentu.
4. Bakat Keteknikan
Bakat keteknikan adalah kemampuan bawaan sebagai potensi tertentu seseorang yang
berkenaan pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berhubungan dengan hasil
industri, bangunan-bangunan, mesin dan sebagainya yang terwujud apabila memiliki
kesempatan untuk mengentaskannya dan melatih kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus tersebut. Tes bakat bertujuan untuk membantu memberikan gambaran
mengenai
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Pendekatan yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitaif
(quantitative research approach) dengan menggunakan metode penelitian eksperimen
(experimental research method). Desain dari penelitian eksperimen yang akan digunakan oleh
peneliti adalah eksperimen semu (quasi experimental design), dengan alasan bahwa secara
kondisi tidak mungkin melakukan pengacakan (randomisasi) terhadap siswa secara penuh
(individu) karena siswa telah terbagi di dalam 5 kelas. Kemudian karena pada penelitian ini
memperhatikan adanya variabel moderator, maka bentuk dari quasi experimental design yang
dipilih adalah Desain Faktorial (Factorial Design).
Pada Tabel A tentang rancangan eksperimen desain faktorial terlihat bahwa ada 2 macam
metode pembelajaran yang akan digunakan, yaitu: (1) Contextual Teaching Learning (CTL)
yang diberi kode A, dan (2) Konvensional yang diberi kode B. Pada bakat keteknikan
dibedakan menjadi 2 tingkat, yaitu: (1) siswa yang memiliki bakat keteknikan tinggi yang
diberi kode a, dan (2) siswa yang memiliki bakat keteknikan sedang yang diberi kode b. Pada
IQ dibebadakan menjadi 3 tingkat, yaitu: (1) siswa dengan IQ tinggi yang diberi kode 1, (2)
siswa dengan IQ sedang yang diberi kode 2, dan (3) siswa dengan IQ rendah yang diberi kode
3. Kemudian dari pengkodean tersebut, muncul pola penerapan metode pembelajaran pada
tingkat bakat keteknikan dan IQ yang berbeda, diantaranya:
a) Aa1 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
tinggi dan tingkat IQ tinggi.
b) Aa2 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
tinggi dan tingkat IQ sedang.
c) Aa3 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
tinggi dan tingkat IQ rendah.
d) Ab1 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
sedang dan tingkat IQ tinggi.
e) Ab2 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
sedang dan tingkat IQ sedang.
f) Ab3 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
sedang dan tingkat IQ rendah.
g) Ba1 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan tinggi dan tingkat IQ tinggi.
h) Ba2 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan tinggi dan tingkat IQ sedang.
i) Ba3 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan tinggi dan tingkat IQ rendah.
j) Bb1 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan sedang dan tingkat IQ tinggi.
k) Bb2 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan sedang dan tingkat IQ sedang.
l) Bb3 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan sedang dan tingkat IQ rendah.
Pada rancangan desain faktorial, dilakukan prates dan pascates, sehingga paradigma
penelitian dapat ditunjukkan pada Tabel B. Pada tahap prates semua instrumen tes di buat
sama baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Begitu pula pada tahap
pascates, semua instrumen tes dibuat sama. Kemudian, hasil dari pascates dianalisis untuk
kemudian hasil analisis dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
diutarakan.
B. Populasi dan Sampel
Menurut (Degeng, 2004:5), dalam pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol pada quasi experimental design tidak dilakukan dengan menggunakan teknik acak
individu, melainkan menggunakan teknik acak kelompok. Secara logis, hal tersebut terjadi
karena ketidakmungkinan peneliti untuk melakukan randomisasi pada kelas yang telah
tersusun di dalam 5 kelas. Peneliti menentukan diantara 5 kelas yang ada sebanyak 2 kelas
untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan asumsi bahwa kedua
kelas yang dipilih memiliki kriteria kelas yang sama. Kemudian, secara random kelompok,
peneliti menentukan salah satu kelas untuk menjadi kelas eksperimen dengan ciri khas
perlakuan dengan metode pembelajaran CTL dan yang lain untuk dijadikan kelas kontrol
dengan ciri khas perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional.
Tabel A. Desain Faktorial 2X2X3
Bakat Keteknikan
(Vocational Skill)
Tinggi (a)
Sedang (b)
Metode Pembelajaran
(Learning Methode)
CTL (A)
Konvensional (B)
Aa1
Ba1
Aa2
Ba2
Aa3
Ba3
Ab1
Bb1
Ab2
Bb2
Ab3
Bb3
Tingkat Kecerdasan
(Inttelligence Quotient)
Tinggi (1)
Sedang (2)
Rendah (3)
Tinggi (1)
Sedang (2)
Rendah (3)
Tabel B. Paradigma Penelitian
Prates
O1
O3
O5
O7
O9
O11
O13
O15
O17
O19
O21
O23
Perlakuan
CTL
CTL
CTL
CTL
CTL
CTL
Konvensional
Konvensional
Konvensional
Konvensional
Konvensional
Konvensional
Bakat
keteknikan
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tingkat
kecerdasan
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Pascates
O2
O4
O6
O8
O10
O12
O14
O16
O18
O20
O22
O24
C. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tes. Alat tes
dipergunakan untuk menggali data mengenai hasil belajar, bakat keteknikan (vocational
skill), dan tingkat kecerdasan (IQ). Alat tes dipilih oleh peneliti dikarenakan jawaban testee
(siswa) ditujukan ke arah kemampuan ranah kognitif dan psikomotor, atau dengan kata lain
peneliti ingin menggali keilmiahan testee melalui alat tes yang disusun. Peneliti tidak
menngunakan alat nontes, karena peneliti tidak memiliki tujuan untuk menggali kealamiahan
testee.
D. Analisis Data
Teknik statistik yang akan dipergunakan di dalam penelitian ini adalah ANAKOVA
(Analisis Kovarian) Jalur Ganda. Menurut Sonhadji (2004:2), anallsis ANAKOVA
dipergunakan di dalam penelitian eksperimental dengan alasan bahwa analsis tesebut
dipergunakan untuk memperbaiki hasil analisis data apabila diketahui (atau dikhawatirkan)
ada pengaruh variabel-variabel selain variabel bebas utama yang tidak dapat dikontrol dengan
modifikasi desain atau proses pengambilan sampel. Pada prinsipnya ANAKOVA memberikan
kemungkinan kepada peneliti untuk “membersihkan” analisis komparasi dari pengaruh
perbedaan bawaan dari kelompok-kelompok yang dibandingkan sehingga perbedaan yang
dideteksi dalam analisis akhir dapat sepenuhnya dikaitkan dengan perbedaan kondisi
eksperimen.
Rumus untuk ANAKOVA adalah sebagai berikut:
a) Untuk menghitung jumlah kuadrat total:
2
( ∑ X kol )
2
JK tot =∑
N
b) Menghitung jumlah Kuadrat Kolom:
2
2
( ∑ X kol ) ( ∑ X tot )
−¿
nkol
N
JK tot =∑ ¿
c) Mengitung Jumlah Kuadrat Baris:
X ¯¿
∑¿
¿
¿
¿
¿
JK tot =∑ ¿
d) Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi:
∫ ¿=JK bag−(JK bol +JK kol)
JK ¿
e) Menhitung Jumlah Kuadrat Dalam (within):
∫¿
¯¿ +JK ¿
JK kol +JK ¿
JK dal =JK tot −¿
Persayaratan analsis yang harus di[enuhi dalam pemakaian ANAKOVA adalah:
a) Data pada variabel terikat minimal memiliki skala interval.
b) Sebaran data pada variabel terikat berdistribusi normal.
c) Varian antar kelompok yang diperbandingkan adalah homogen.
d) Bentuk regresi linier, koefisien regresi tidak sama dengan nol.
e) Kovariat tidak dipengaruhi oleh perlakuan.
Persayaratan analisis tersebut merupakan pengembangan dari persayaratan analsis Analisis
Regresi (ANAREG) dan Analisis Varians (ANAVA) karena ANAKOVA meruapakan
perpaduan antara ANAREG dan ANAVA.
DAFTAR RUJUKAN
Daryanto, 2010. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Yrama Widya
Degeng, I Nyoman Sudana. 2004. Desain Penelitian Kuantitatif. Makalah disajikan dalam
Lokakarya Metodologi Penelitian Kuantitatif Tingkat Lanjut, Lembaga Penelitian, Universitas
Negeri Malang, 23 – 27 Agustus.
Kothari, C.R. 2004. Research Methodology:Methods and Techniques. New Age Publisher: New
Delhi.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Sonhadji. 2004. Analisis Kovarian. Makalah disajikan dalam Lokakarya Metodologi Penelitian
Kuantitatif Tingkat Lanjut, Lembaga Penelitian, Universitas Negeri Malang, 23 – 27 Agustus.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan
R&D).Alfabeta: Bandung.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta.
TEACHING LEARNING (CTL) DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR DENGAN MODERASI TINGKAT KECERDASAN DAN BAKAT
KETEKNIKAN SISWA SMK WIDYAGAMA MALANG PADA MATA PELAJARAN
PRODUKSI
PROPOSAL THESIS
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Landasan Pendidikan Kejuruan
yang dibimbing oleh Dr. Eddy Sutadji, M.Pd
Oleh:
AKBAR WIGUNA
130551818108
S2 PKJ 2013 OFF-A
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN KEJURUAN
DESEMBER 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana dengan visi makro pendidikan nasional yaitu dengan terwujudnya masyarakat
madani sebagai bangsa dan masyarakat Indonesia baru dengan tatanan kehidupan yang sesuai
dengan amanat proklamasi NKRI melalui proses pendidikan.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal
ini pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri , dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bertolak belakang dari tujuan pendidikan yang ada di atas, maka proses pendidikan harus
dilaksanakan dengan sebaik baiknya. Namun, dewasa ini banyak sekali kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan secara kurang maksimal. Hal ini terjadi karena kurangnya
kreativitas guru sebagai pengajar dalam memberikan pengajaran terhadap peserta didik.
Secara kontekstual, masalah yang menjadi dasar ide penelitian adalah hasil wawancara secara
nonformal dengan Waka Kurikulum dan Kaprodi RPL di SMK Widyagama Malang. Dari
wawancara tersebut peneliti memperoleh kesimpulan bahwa kecakapan kejuruan siswa SMK
Widyagama Malang masih sangat kurang atau lemah. Hal ini memunculkan asumsi subjektif
atau dugaan awal yang masih bersifat kasar dari kedua responden tersebut bahwa kelemahan
tersebut disebabkan karena: (1) tingkat kecerdasan (IQ) siswa yang secara umum dinilai berada
di lingkup menengah kebawah, dugaan ini muncul dikarenakan diawal proses seleksi (input
quality) tidak dilakukan pertimbangan terhadap aspek tingkat kecerdasan, (2) masih
digunakannya metode pembelajaran konvensional, (3) bakat keteknikan yang rendah, Dengan
demikian dibutuhkan suatu kajian atau penilitian yang lebih terstruktur untuk mengungkap
apakah asumsi-asumsi yang muncul tersebut benar-benar saling memiliki hubungan atau bahkan
memiliki kontribusi terhadap perkembangan kecakapan hidup siswa. Kemudian, dari hal
tersebut peneliti akan melakukan suatu penelitian untuk mencari kebenaran tentang fenomena
tersebut dengan judul penelitian “INFLUENSI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR DENGAN MODERASI TINGKAT KECERDASAN DAN BAKAT KETEKNIKAN
SISWA SMK WIDYAGAMA MALANG PADA MATA PELAJARAN PRODUKSI”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar atas penggunaan metode pembelajaran CTL dengan
Konvensional?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan tingkat kecerdasan (IQ) tinggi,
sedang, dan rendah?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan bakat keteknikan (vocational skill)
tinggi dan sedang?
C. Hipotesis Penelitian
1. H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar atas penggunaan metode pembelajaran CTL
dengan Konvensional. H1: Ada perbedaan hasil belajar atas penggunaan metode
pembelajaran CTL dengan Konvensional.
2. H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan tingkat kecerdasan (IQ) tinggi,
sedang, dan rendah.
H1: ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan tingkat kecerdasan (IQ) tinggi,
sedang, dan rendah.
3. H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan bakat keteknikan (vocational
skill) tinggi dan sedang?
H1 : Ada perbedaan hasil belajar pada siswa dengan bakat keteknikan (vocational skill)
tinggi dan sedang?
D. Kegunaan Penelitian
A. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapakan dapat diperoleh dari penelitian diantaranya:
1. Bagi guru.
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber informasi mengenai kondisi
pembelajaran sehingga guru dapat mengetahui tingkat ketercapaian proses dan
penyebab permasalahan pembelajaran di SMK Widyagama Malang
2. Bagi Kepala Sekolah.
Informasi dari penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan sehubungan
dengan penentuan kebijakan penyelenggaraan pembelajaran di SMK Widyagama
Malang.
3. Bagi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Bagi Departemen Pendidikan Nasional bahasan penelitian diharapkan dapat dijadikan
sebagai perbaikan kurikulum dan standar kelulusan khususnya pada SMK bidang TIK.
4. Bagi peneliti lain.
Penelitian diharapkan dapat menjadi inpirasi bagi peneliti lainnya dan dikembangkan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai proses pembelajaran di SMK bidang
TIK.
5. Bagi Universitas Negeri Malang (UM).
UM sebagai universitas pendidikan (The Learning University), melalui hasil dan
bahasan penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai kualitas
pendidikan terutama bagi proses pembelajaran di SMK Gatotkaca dan sebagai bahan
dokumentasi ilmiah yang beragam bagi penelitian selanjutnya.
E. Definisi Istilah
1. Metode Pembelajaran Contextual Teaching Learning (Ctl)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran dan
pengajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkandengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan merekasebagai individu, anggota (keluarga, masyarakat
dan bangsa). Dengan pendekatan CTL, proses belajar mengajar akan lebih konkret, lebih
realistis, lebih aktual, lebih menyenangkan, dan lebih bermakna.Proses belajar mengajar
berpendekatan CTL ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar (kualitas,
kreativitas,produktivitas, efisiensi dan efektifitas). Dengan CTL, siswa akan mampu
memecahkan masalahnya sendiri, yangpaling penting melakukan tugasnya sesuai dengan
pengetahuan yang mereka miliki
2. Hasil Belajar
Menurut Daryanto (2010:2) belajar adalah suatu proses usahan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut
Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Selain itu, menurut Slameto (2010:2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Tingkat Kecerdasan
Inteligensia sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah atau menciptakan
sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Sedangkan memasuki abad-21 Gardner
merevisi definisinya menjadi intelligensi adalah kemampuan yang didasarkan pada potensi
biopsikologi, untuk memecahkan suatu masalah atau menciptakan sesuatu yang bernilai
bagi budaya tertentu.
4. Bakat Keteknikan
Bakat keteknikan adalah kemampuan bawaan sebagai potensi tertentu seseorang yang
berkenaan pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berhubungan dengan hasil
industri, bangunan-bangunan, mesin dan sebagainya yang terwujud apabila memiliki
kesempatan untuk mengentaskannya dan melatih kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus tersebut. Tes bakat bertujuan untuk membantu memberikan gambaran
mengenai
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Pendekatan yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitaif
(quantitative research approach) dengan menggunakan metode penelitian eksperimen
(experimental research method). Desain dari penelitian eksperimen yang akan digunakan oleh
peneliti adalah eksperimen semu (quasi experimental design), dengan alasan bahwa secara
kondisi tidak mungkin melakukan pengacakan (randomisasi) terhadap siswa secara penuh
(individu) karena siswa telah terbagi di dalam 5 kelas. Kemudian karena pada penelitian ini
memperhatikan adanya variabel moderator, maka bentuk dari quasi experimental design yang
dipilih adalah Desain Faktorial (Factorial Design).
Pada Tabel A tentang rancangan eksperimen desain faktorial terlihat bahwa ada 2 macam
metode pembelajaran yang akan digunakan, yaitu: (1) Contextual Teaching Learning (CTL)
yang diberi kode A, dan (2) Konvensional yang diberi kode B. Pada bakat keteknikan
dibedakan menjadi 2 tingkat, yaitu: (1) siswa yang memiliki bakat keteknikan tinggi yang
diberi kode a, dan (2) siswa yang memiliki bakat keteknikan sedang yang diberi kode b. Pada
IQ dibebadakan menjadi 3 tingkat, yaitu: (1) siswa dengan IQ tinggi yang diberi kode 1, (2)
siswa dengan IQ sedang yang diberi kode 2, dan (3) siswa dengan IQ rendah yang diberi kode
3. Kemudian dari pengkodean tersebut, muncul pola penerapan metode pembelajaran pada
tingkat bakat keteknikan dan IQ yang berbeda, diantaranya:
a) Aa1 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
tinggi dan tingkat IQ tinggi.
b) Aa2 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
tinggi dan tingkat IQ sedang.
c) Aa3 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
tinggi dan tingkat IQ rendah.
d) Ab1 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
sedang dan tingkat IQ tinggi.
e) Ab2 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
sedang dan tingkat IQ sedang.
f) Ab3 : penerapan metode pembelajaran CTL pada siswa dengan tingkat bakat keteknikan
sedang dan tingkat IQ rendah.
g) Ba1 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan tinggi dan tingkat IQ tinggi.
h) Ba2 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan tinggi dan tingkat IQ sedang.
i) Ba3 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan tinggi dan tingkat IQ rendah.
j) Bb1 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan sedang dan tingkat IQ tinggi.
k) Bb2 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan sedang dan tingkat IQ sedang.
l) Bb3 : penerapan metode pembelajaran konvensional pada siswa dengan tingkat bakat
keteknikan sedang dan tingkat IQ rendah.
Pada rancangan desain faktorial, dilakukan prates dan pascates, sehingga paradigma
penelitian dapat ditunjukkan pada Tabel B. Pada tahap prates semua instrumen tes di buat
sama baik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Begitu pula pada tahap
pascates, semua instrumen tes dibuat sama. Kemudian, hasil dari pascates dianalisis untuk
kemudian hasil analisis dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
diutarakan.
B. Populasi dan Sampel
Menurut (Degeng, 2004:5), dalam pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol pada quasi experimental design tidak dilakukan dengan menggunakan teknik acak
individu, melainkan menggunakan teknik acak kelompok. Secara logis, hal tersebut terjadi
karena ketidakmungkinan peneliti untuk melakukan randomisasi pada kelas yang telah
tersusun di dalam 5 kelas. Peneliti menentukan diantara 5 kelas yang ada sebanyak 2 kelas
untuk dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan asumsi bahwa kedua
kelas yang dipilih memiliki kriteria kelas yang sama. Kemudian, secara random kelompok,
peneliti menentukan salah satu kelas untuk menjadi kelas eksperimen dengan ciri khas
perlakuan dengan metode pembelajaran CTL dan yang lain untuk dijadikan kelas kontrol
dengan ciri khas perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional.
Tabel A. Desain Faktorial 2X2X3
Bakat Keteknikan
(Vocational Skill)
Tinggi (a)
Sedang (b)
Metode Pembelajaran
(Learning Methode)
CTL (A)
Konvensional (B)
Aa1
Ba1
Aa2
Ba2
Aa3
Ba3
Ab1
Bb1
Ab2
Bb2
Ab3
Bb3
Tingkat Kecerdasan
(Inttelligence Quotient)
Tinggi (1)
Sedang (2)
Rendah (3)
Tinggi (1)
Sedang (2)
Rendah (3)
Tabel B. Paradigma Penelitian
Prates
O1
O3
O5
O7
O9
O11
O13
O15
O17
O19
O21
O23
Perlakuan
CTL
CTL
CTL
CTL
CTL
CTL
Konvensional
Konvensional
Konvensional
Konvensional
Konvensional
Konvensional
Bakat
keteknikan
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tingkat
kecerdasan
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Pascates
O2
O4
O6
O8
O10
O12
O14
O16
O18
O20
O22
O24
C. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tes. Alat tes
dipergunakan untuk menggali data mengenai hasil belajar, bakat keteknikan (vocational
skill), dan tingkat kecerdasan (IQ). Alat tes dipilih oleh peneliti dikarenakan jawaban testee
(siswa) ditujukan ke arah kemampuan ranah kognitif dan psikomotor, atau dengan kata lain
peneliti ingin menggali keilmiahan testee melalui alat tes yang disusun. Peneliti tidak
menngunakan alat nontes, karena peneliti tidak memiliki tujuan untuk menggali kealamiahan
testee.
D. Analisis Data
Teknik statistik yang akan dipergunakan di dalam penelitian ini adalah ANAKOVA
(Analisis Kovarian) Jalur Ganda. Menurut Sonhadji (2004:2), anallsis ANAKOVA
dipergunakan di dalam penelitian eksperimental dengan alasan bahwa analsis tesebut
dipergunakan untuk memperbaiki hasil analisis data apabila diketahui (atau dikhawatirkan)
ada pengaruh variabel-variabel selain variabel bebas utama yang tidak dapat dikontrol dengan
modifikasi desain atau proses pengambilan sampel. Pada prinsipnya ANAKOVA memberikan
kemungkinan kepada peneliti untuk “membersihkan” analisis komparasi dari pengaruh
perbedaan bawaan dari kelompok-kelompok yang dibandingkan sehingga perbedaan yang
dideteksi dalam analisis akhir dapat sepenuhnya dikaitkan dengan perbedaan kondisi
eksperimen.
Rumus untuk ANAKOVA adalah sebagai berikut:
a) Untuk menghitung jumlah kuadrat total:
2
( ∑ X kol )
2
JK tot =∑
N
b) Menghitung jumlah Kuadrat Kolom:
2
2
( ∑ X kol ) ( ∑ X tot )
−¿
nkol
N
JK tot =∑ ¿
c) Mengitung Jumlah Kuadrat Baris:
X ¯¿
∑¿
¿
¿
¿
¿
JK tot =∑ ¿
d) Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi:
∫ ¿=JK bag−(JK bol +JK kol)
JK ¿
e) Menhitung Jumlah Kuadrat Dalam (within):
∫¿
¯¿ +JK ¿
JK kol +JK ¿
JK dal =JK tot −¿
Persayaratan analsis yang harus di[enuhi dalam pemakaian ANAKOVA adalah:
a) Data pada variabel terikat minimal memiliki skala interval.
b) Sebaran data pada variabel terikat berdistribusi normal.
c) Varian antar kelompok yang diperbandingkan adalah homogen.
d) Bentuk regresi linier, koefisien regresi tidak sama dengan nol.
e) Kovariat tidak dipengaruhi oleh perlakuan.
Persayaratan analisis tersebut merupakan pengembangan dari persayaratan analsis Analisis
Regresi (ANAREG) dan Analisis Varians (ANAVA) karena ANAKOVA meruapakan
perpaduan antara ANAREG dan ANAVA.
DAFTAR RUJUKAN
Daryanto, 2010. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Yrama Widya
Degeng, I Nyoman Sudana. 2004. Desain Penelitian Kuantitatif. Makalah disajikan dalam
Lokakarya Metodologi Penelitian Kuantitatif Tingkat Lanjut, Lembaga Penelitian, Universitas
Negeri Malang, 23 – 27 Agustus.
Kothari, C.R. 2004. Research Methodology:Methods and Techniques. New Age Publisher: New
Delhi.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Sonhadji. 2004. Analisis Kovarian. Makalah disajikan dalam Lokakarya Metodologi Penelitian
Kuantitatif Tingkat Lanjut, Lembaga Penelitian, Universitas Negeri Malang, 23 – 27 Agustus.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan
R&D).Alfabeta: Bandung.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta.