Penetapan Kadar Mineral Natrium, Kalium, Dan Kalsium Pada Daun Girang (Leea Aequata L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan
2.1.1 Morfologi tumbuhan
Tumbuhan Girang (Leea aequata L). merupakan tumbuhan perdu,
tahunan, tingginya 1½-3 m. Batang tumbuhan ini berkayu, bercabang, bentuk
bulat, masih muda berambut, dan hijau. Daun tumbuhan majemuk, anak daun
lanset, bertangkai pendek, tepi daun begerigi, ujung daun runcing, pangkal
membulat, panjangnya 6-25 cm, lebarnya 3-8 cm, berambut dan bewarna hijau.
Bunga tumbuhan majemuk, bentuk malai, kelopak bulat telur, panjang 2-5 cm,
kuning keputih-putihan. Buahnya berbentuk bulat, diameter ±12 mm, masih muda
hijau dan setelah tua ungu kehitaman dengan biji kecil, bentuk segitiga, dan
bewarna putih kekuningan. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berakar tunggang
dengan warna cokelat muda (Depkes RI, 2001).
2.1.2 Habitat
Tumbuhan ini tumbuh tersebar di seluruh pulau Jawa pada ketinggian
kurang dari 1000 m di atas permukaan laut, sebagai semak yang tidak berduri
yang tumbuh di tepi sungai-sungai dan dibawah belukar lain di lembah-lembah
(Heyne, 1950).
2.1.3 Nama umum dan nama daerah

Leea aequata L. memiliki nama umum/dagang: girang. Nama daerahnya antara
lain seperti : ginggiyang (Sunda), girang (Jawa Tengah), jirang (Madura), kayu
ajer perempuan (Melayu), mali-mali (Makasar), uka (Maluku) (Depkes RI, 2001).

6

Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Sistematika tumbuhan
Menurut Herbarium Medanense (2016), klasifikasi tumbuhan girang
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Dicotyledoneae


Ordo

: Vitales

Famili

: Vitacea

Genus

: Leea

Spesies

: Leea aequata L.

2.1.5 Manfaat tumbuhan
Daun Leea aequata L. berkhasiat sebagai obat luka baru dan pegal linu.
Untuk obat luka baru dipakai ±30 gram daun segar Leea aequata L., dicuci,
ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada luka dan dibalut dengan kain bersih

(Depkes RI, 2001).
Akar dan daun muda tanaman ini digunakan oleh masyarakat di
Bangladesh untuk mengobati luka dan bengkak di pembuluh darah yang
digunakan dengan cara meletakkan tapal akar dan daun di bagian yang sakit.
Tanaman ini juga digunakan dalam pengaobatan bisul, tukak lambung, hydocele,
rematik, ureterolithiasis, vertigo, mual, anastesi kulit, bilious fever, bronchitis,
dispepsia, gatal, kusta dan TB ulkus (Motaleb, dkk., 2013).
Akar dan batang berkhasiat sebagai astringen, dan antelmentik. digunakan
untuk gangguan pencernaaan, sakit kuning, demam kronis, dan malaria. Minyak
atsiri – menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis, juga menghambat

7

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan Micrococcuspyogenes var. aureus dan Pasteurella pestis. Akar,
umbi dan batang – sebagai mucilago, dan astringen. Daun dan ranting –
antiseptik, dan digunakan untuk mengobati luka (Khare, 2007).
2.1.6 Kandungan kimia
Hasil karakterisasi simplisia daun girang yang telah dilakukan oleh

Malinda, (2015) diperoleh kadar air 4%, kadar sari larut air 8,11%, kadar sari larut
etanol 9,61%, kadar abu total 7,58% dan kadar abu tidak larut dalam asam 0.65%.
Hasil skrining serbuk simplisia dan ekstrak etanol daun girang menunjukkan hasil
positif pada alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin, saponin, steroid/triterpenoid.

2.2. Mineral
Unsur-unsur mineral yang telah terbukti esensial dalam makanan ada
kurang- lebih tujuh belas. Analisis abu mineral menunjukkan bahwa ada lebih dari
dua puluh macam unsur yang terdapat dalam tubuh, yaitu: kalsium, fosfor,
kalium, sulfur, natrium, klor, magnesium, besi, seng, selenium, mangan, tembaga,
iodium, molibden, kobalt, krom, fluor dan sedikit (traces) vanadium, barium,
brom, strontium, emas, perak, nikel, aluminium, timah, bismuth, gallium, silicon,
arsen dan lain-lain. Sebagian besar mineral terdapat dalam tulang, dan kurang
lebih kandungan mineral tubuh adalah 4%. Mineral yang esensial sebagai zat gizi
dibagi dalam dua kategori, yaitu unsur-unsur makronutrien seperti kalsium, fosfor,
besi, magnesium, sulfur, natrium, kalium dan klor (>0,005% BB) dan unsur
mikronutrien seperti iodium, tembaga, kobalt, mangan, seng, selenium, molibden,
fluor, dan sebagainya (