Uji Suhu Penggorengan Keripik Nangka Pada Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump

57

Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian

MULAI

PERSIAPAN BAHAN
(PENGUPASAN, PEMBUANGAN
BIJI, PENYORTIRAN)

PENCUCIAN

PEMBEKUAN

PENGATURAN SUHU
PADA TEKANAN -70
PENGUJIAN
ALAT

PENGAMBILAN
PARAMETER :

1. Kehilangan Minyak
2. Kadar Air
3. Uji Organoleptik

ANALISIS
DATA

SELESAI

Universitas Sumatera Utara

58

Lampiran 2. Data kehilangan minyak goreng (gr)
Perlakuan
T1
T2
T3
T4
T5

Total
Rataan

I
105,2
64,6
55,1
41,7
14,3
280,9
56,18

Ulangan
II
93,6
71,6
45,7
36,5
21,1
268,5

53,7

III
97,8
77,5
48,4
31,8
16,9
272,4
54,48

Total

Rataan

296,6
213,7
149,2
110
52,3

821,8

98,87
71,23
49,73
36,67
17,43
54,79

Analisis Sidik Ragam
SK
DB
JK
KT
F Hitung
Perlakuan
4
11888,044 2972,011 109,332
Galat
10

271,833
27,183
Total
14
12159,877
Ket : tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata

**

F 0,05
3,48

F 0,01
5,99

KK (Koefisien Keseragaman) = 9,52 %
Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
DMRT

Jarak
Perlakuan
0,05
0,01
T5
2
9,49
13,49
T4
3
9,91
14,06
T3
4
10,16
14,42
T2
5
10,33
14,66

T1

Rataan
17,43
36,67
49,73
71,23
98,87

Notasi
0,05
a
b
c
d
e

0,01
A
B

C
D
E

Universitas Sumatera Utara

59

Lampiran 3. Data kadar air keripik nangka (%)
Perlakuan
T1
T2
T3
T4
T5
Total
Rataan

I
4,69

3,91
2,81
2,19
1,69
15,29
3,058

Analisis Sidik Ragam
SK
DB
JK
Perlakuan
4
19,308
Galat
10
0,022
Total
14
19,330

Ket : tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata

Ulangan
II
4,71
3,87
2,83
2,15
1,59
15,15
3,03

III
4,82
3,96
2,76
2,17
1,63

15,34
3,068

KT F Hitung
4,827 2161,288
0,002

Total

Rataan

14,22
11,74
8,4
6,51
4,91
45,78

4,74
3,91
2,80
2,17
1,64
3,05

**

F 0,05
3,48

F 0,01
5,99

KK (Koefisien Keseragaman) = 1,47 %
Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
DMRT
Jarak
Perlakuan
0,05
0,01
T5
2
0,081
0,116
T4
3
0,085
0,121
T3
4
0,087
0,124
T2
5
0,089
0,126
T1

Rataan
1,64
2,17
2,80
3,91
4,74

Notasi
0,05
a
b
c
d
e

0,01
A
B
C
D
E

Universitas Sumatera Utara

60

Lampiran 4. Data pengamatan nilai organoleptik terhadap warna
Perlakuan
T1
T2
T3
T4
T5
Total
Rataan

I
4,2
4,7
5,6
5,3
3,3
22,8
4,56

Analisis Sidik Ragam
SK
DB
JK
Perlakuan
4
11,347
Galat
10
0,207
Total
14
11,553
Ket : tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata

Ulangan
II
4,1
4,7
5,9
5,5
3,1
22,8
4,56

III
4,4
4,8
5,5
5,2
3,2
22,9
4,58

KT F Hitung
2,837 137,258
0,021

Total

Rataan

12,7
14,2
17
15
9,6
68,5

4,23
4,73
5,67
5,33
3,20
4,57

**

F 0,05
3,48

F 0,01
5,99

KK (Koefisien Keseragaman) = 3,13 %
Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
DMRT
Jarak
Perlakuan
0,05
0,01
T5
2
0,264
0,375
T1
3
0,276
0,391
T2
4
0,283
0,401
T4
5
0,287
0,408
T3

Rataan
3,20
4,23
4,73
5,33
5,67

Notasi
0,05
a
b
c
d
e

0,01
A
B
C
D
E

Universitas Sumatera Utara

61

Lampiran 5. Data pengamatan nilai organoleptik terhadap kerenyahan
Perlakuan
T1
T2
T3
T4
T5
Total
Rataan

I
2,0
3,3
4,4
6,0
6,2
21,9
4,38

Analisis Sidik Ragam
SK
DB
JK
Perlakuan
4
40,453
Galat
10
0,160
Total
14
40,613
Ket : tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata

Ulangan
II
1,9
3,2
4,3
5,8
6,6
21,8
4,36

III
2,1
3,1
4,3
5,8
6,5
21,8
4,36

Total

Rataan

6
9,6
13
17,6
19,3
65,5

2,00
3,20
4,33
5,87
6,43
4,37

KT
F Hitung
10,113 632,083
0,016

**

F 0,05
3,48

F 0,01
5,99

KK (Koefisien Keseragaman) = 2,90 %
Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
DMRT
Jarak
Perlakuan
0,05
0,01
T1
2
0,229
0,326
T2
3
0,240
0,340
T3
4
0,246
0,349
T4
5
0,250
0,355
T5

Rataan
2,00
3,20
4,33
5,87
6,43

Notasi
0,05
a
b
c
d
e

0,01
A
B
C
D
E

Universitas Sumatera Utara

62

Lampiran 6. Data pengamatan nilai organoleptik terhadap rasa
Perlakuan
T1
T2
T3
T4
T5
Total
Rataan

I
1,7
3,2
4,5
6,2
3,9
19,5
3,9

Analisis Sidik Ragam
SK
DB
JK
Perlakuan
4
32,911
Galat
10
0,087
Total
14
40,613
Ket : tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata

Ulangan
II
1,8
3,1
4,7
6,3
4,1
20
4

III
1,9
3,1
4,7
6,3
3,9
19,9
3,98

KT F Hitung
8,228 949,346
0,009

Total

Rataan

5,4
9,4
13,9
18,8
11,9
59,4

1,80
3,13
4,63
6,27
3,97
3,96

**

F 0,05
3,48

F 0,01
5,99

KK (Koefisien Keseragaman) = 2,40 %
Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
DMRT
Perlakuan
Jarak
0,05
0,01
T1
2
0,173
0,246
T2
3
0,181
0,256
T5
4
0,185
0,262
T3
5
0,188
0,267
T4

Rataan
1,80
3,13
3,97
4,63
6,27

Notasi
0,05
a
b
c
d
e

0,01
A
B
C
D
E

Universitas Sumatera Utara

63

Lampiran 7. Data pengamatan nilai organoleptik penerimaan keseluruhan
Perlakuan
T1
T2
T3
T4
T5
Total
Rataan

I
2,4
3,5
5,2
6,2
4,0
21,3
4,26

Ulangan
II
2,4
3,5
5,1
6,2
3,8
21
4,2

Analisis Sidik Ragam
SK
DB
JK
Perlakuan
4
25,523
Galat
10
0,073
Total
14
40,613
Ket : tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata

III
2,5
3,4
5,2
6,1
4,1
21,3
4,26

Total

Rataan

7,3
10,4
15,5
18,5
11,9
63,6

2,43
3,47
5,17
6,17
3,97
4,24

KT F Hitung
6,381 870,091
0,007

**

F 0,05
3,48

F 0,01
5,99

KK (Koefisien Keseragaman) = 1,97 %
Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
DMRT
Perlakuan
Jarak
0,05
0,01
T1
2
0,151
0,215
T2
3
0,158
0,224
T5
4
0,162
0,230
T3
5
0,165
0,234
T4

Rataan
2,43
3,47
3,97
5,17
6,17

Notasi
0,05
a
b
c
d
e

0,01
A
B
C
D
E

Universitas Sumatera Utara

64

Lampiran 8. Data Lama Pemvakuman (menit)
Perlakuan
T1
T2
T3
T4
T5
Total
Rataan

I
5,26
9,66
11,55
15,63
21,07
63,17
12,634

Ulangan
II
4,15
8,04
9,61
14,89
18,20
54,89
10,978

III
7,09
7,83
12,84
17,29
20,79
65,84
13,168

Analisis Sidik Ragam
SK
DB
JK
KT
F Hitung
Perlakuan
4
405,183 101,296 42,484
Galat
10
23,843
2,384
Total
14
429,026
Ket : tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata

Total

Rataan

16,5
25,53
34,00
47,81
60,06
183,9

5,50
8,51
11,33
15,94
20,02
12,26

**

F 0,05
3,48

F 0,01
5,99

KK (Koefisien Keseragaman) = 12,59 %
Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
DMRT
Jarak
Perlakuan
0,05
0,01
T1
2
2,809
3,995
T2
3
2,936
4,164
T3
4
3,010
4,269
T4
5
3,058
4,342
T5

Rataan
5,50
8,51
11,33
15,94
20,02

Notasi
0,05
a
b
bc
d
e

0,01
A
AB
BC
D
DE

Universitas Sumatera Utara

65

Lampiran 9. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat
diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin
banyak bahan yang digunakan. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak
tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan.
Pengukuran Biaya produksi sesuai dengan persamaan 3, dilakukan dengan
cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap
(biaya pokok).

Universitas Sumatera Utara

66

I. Unsur Produksi
A. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump
1. Biaya Pembuatan Alat (P)

= Rp 8.060.000

2. Umur ekonomi (n)

= 7 tahun

3. Nilai akhir alat (S)

= Rp 806.000

4 Jam kerja

= 8 jam/hari

5. Produksi/hari

= 2,37 kg/hari

6. Biaya operator

= Rp 40.000/hari

7. Biaya listrik

= Rp 245,83/jam

8. Biaya bahan bakar

= Rp 1.915,71/jam

9. Biaya perbaikan

= Rp 36,39/jam

10. Bunga modal dan asuransi = Rp 782.971,43/tahun
11. Biaya sewa gedung

= Rp 80.600/tahun

12. Pajak

= Rp 161.200/tahun

13. Jam kerja alat per tahun

= 2392 jam/tahun (asumsi 299 hari efektif
berdasarkan tahun 2014)

B. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner)
1. Biaya Pembuatan Alat (P)

= Rp 2.805.000

2. Umur Ekonomi (n)

= 7 Tahun

3. Nilai Akhir Alat (S)

= Rp 280.500

4. Biaya Listrik

= Rp 67,79/jam

5. Biaya Perbaikan

= Rp 25,39/jam

6. Biaya Modal dan Asuransi

= Rp 286.110/tahun

7. Biaya Sewa Gedung

= Rp 28.050/tahun

Universitas Sumatera Utara

67

8. Pajak

= Rp 56.100/tahun

9. Biaya Tetap

= Rp 717.278,57/tahun

10. Biaya Tidak Tetap

= Rp 5.087,12/tahun

II. Perhitungan Biaya Produksi
Biaya Tetap (BT)
Biaya penyusutan
D=

P−S
n

dimana :
D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alat (Rp)
S = Nilai akhir alat (10% dari P) (Rp)
n = Umur ekonomi (tahun)
1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump
D=

8.060.000−806.000
7

= Rp 1.036.285,71/tahun

2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner)
D=

2.805.000−280.500
7

= Rp 360.642,86/tahun

Total Biaya Penyusutan = Rp 1.396.928,57/tahun
Bunga modal dan asuransi
Bunga modal pada bulan Februari 15%, Asuransi 2%
Bunga modal dan asuransi
I=

i(P)(n+1)
2n

1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump

Universitas Sumatera Utara

68

I=

17% (8.060.000)(7+1)
2x7

= Rp 782.971,43/tahun

2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner)
I=

17% (2.805.000)(7+1)
2x7

= Rp 272.485,71/tahun

Total bunga modal dan asuransi = 1.055.457,14/tahun
Biaya sewa gedung
=1%.P
1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump
= 1 % x Rp 8.060.000 = Rp 80.600/tahun
2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner)
= 1 % x Rp 2.805.000 = Rp 28.050/tahun
Total biaya sewa gedung = Rp 108.650/tahun
Pajak
=2%.P
1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump
= 2 % x Rp 8.060.000 = Rp 161.200/tahun
2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner)
= 2 % x Rp 2.805.000 = Rp 56.100/tahun
Total pajak = Rp 217.300/tahun
Total Biaya Tetap (BT)
= Rp 2.778.335,71/tahun

Universitas Sumatera Utara

69

Biaya Tidak Tetap (BTT)
Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reperasi =

1,2%(P−S)
x jam

1. Alat Penggorengan Vakum (Vacuum Frying) Tipe Vacuum Pump
Biaya reperasi =

1,2%(8.060.000−806.000)
2392 jam

= Rp 36,39/jam

2. Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal (Spinner)
Biaya reperasi =

1,2%(2.805.000−280.500)
1196 jam

= Rp 25,33/jam

Total biaya reperasi = Rp 61,72/jam
Biaya listrik
Pompa Vakum 0,5 HP = 0,37 KW
Biaya listrik = 0,37 KW x Rp 334/KWH = Rp 123,58/H
(Rp 123,58/ jam)
Alat Peniris (spinner) 0,25 HP = 0,185 KW
Biaya listrik = 0,185 KW x Rp 334/KWH = Rp 61,79/H
(Rp 61,79/ jam)
Termokopel = 5 W = 0,005 KW
Biaya listrik = 0,005 KW x Rp 334/KWH = Rp 1,67/jam
Total biaya listrik = Rp 187,04/jam
Biaya Bahan Bakar
= Rp 1.915,71/jam
Biaya operator
= Rp 5.000/jam

Universitas Sumatera Utara

70

Minyak Mesin
= Rp 4.787,23/jam
Buah Nangka
= Rp 15.957,45/jam
Biaya Minyak Goreng
=

��������� ������ ������ ����� ���� � ℎ���� ������ /�����

=

(26 � � �� 10.500/�)

����� ℎ ��� ����� ������

12,5 ���

= Rp 21.840/jam

Total Biaya Tidak Tetap (BTT)
= Rp 49.749,15/jam
Biaya Produksi Pembuatan Keripik Nangka
Biaya Pokok
BP = [

BP = [

BT
x

+ BTT]C

Rp 2.778.335,71/tahun
2392 jam /tahun

+ Rp 49.749,15/jam] x 2,64 jam/kg

= Rp 134.404,15/kg

Universitas Sumatera Utara

71

Lampiran 10. Break Even Point
Analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan
tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat
membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri
(self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
N=

BT
(R−BTT )

Biaya tetap (BT)

= Rp 2.778.335,71/tahun
= Rp 3.920,88/kg
= Rp 1.485,18/jam

Biaya tidak tetap (BTT) = Rp 49.749,15/jam
= Rp 130.483,27/kg
= Rp 92.460.445,12/tahun
Penerimaan dari tiap Kg produksi (R) = (15% x (BT+BTT)) + (BT+BTT)
= (0,15 x (Rp 3.920,88/kg + Rp 130.483,27/kg)) +
(Rp 3.920,88/kg + Rp 130.483,27/kg)
= Rp 154.564,77/kg
Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan keripik salak
sebanyak :
N=

N=

BT
(R−BTT )
Rp 2.778.335,71/tahun
(Rp 154.564,77/ kg − Rp 130.483,27/kg )

N = 115,37 kg/tahun

Universitas Sumatera Utara

72

Lampiran 11. Net Present Value
NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan
finansial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria
investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu
alat layak atau tidak untuk diusahakan. Perhitungan net present value merupakan
net benefit yang telah didiskon dengan discount factor (Darun, 2002).
Secara singkat rumusnya :
CIF – COF ≥ 0
dimana : CIF = cash inflow
COF = cash outflow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan (dalam
%) bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan-perhitungan.
Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + Nilai ahir x (P/F, i, n)
Pengeluaran (COF) = Investasi + pembiayaan (P/A, i, n)
Kriteria NPV yaitu :
-

NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan;

-

NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak
menguntungkan;

-

NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan.

Berdasarkan persamaan nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

73

CIF – COF ≥ 0
Investasi

: Rp 8.060.000 + Rp 2.805.000 = Rp 10.865.000

Pendapatan

: Rp 106.290.000/tahun

Nilai akhir

: Rp 806.000 Rp 280.500 = Rp 1.086.500

Pembiayaan

: Rp 95.238.780,83/tahun

Suku bunga bank

: Rp 15%

Suku bunga coba-coba : Rp 20%
Umur alat

: 7 tahun

Cash in Flow 15%
1. Pendapatan : Pendapatan x (P/A, 15%,7)
: Rp 106.290.000 x 4,16
: Rp 442.166.400
2. Nilai akhir

: Nilai akhir x (P/F, 15%,7)
: Rp 1.086.500 x 0,3759
: Rp 408.415,35

Jumlah CIF

: Rp 442.574.815,4

Cash out Flow 15%
1. Investasi

: Rp 10.865.000

2. pembiayaan : Pembiayaan x (P/A, 15%, 7)
: Rp 95.238.780,83 x 4,16
: Rp 396.193.328,25
Jumlah COF : Rp 407.058.328,25
NPV 15%

= CIF – COF
= Rp 442.574.815,4 – Rp 407.058.328,25

Universitas Sumatera Utara

74

= Rp 35.516.487,15
Cash in Flow 20%
1. Pendapatan : pendapatan x (P/A, 20%,7)
: Rp 106.290.000 x 3,605
: Rp 383.175.450
2. Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 20%,7)
: Rp 1.086.500 x 0,2791
: Rp 303.242,15
Jumlah CIF

: Rp 383.478.692,15

Cash out Flow 20%
1. Investasi

: Rp 10.865.000

2. pembiayaan : pembiayaan x (P/A, 20%, 7)
: Rp 95.238.780,83 x 3,605
: Rp 343.335.804,89
Jumlah COF

: Rp 354.200.804,89

NPV 20%

= CIF – COF
= Rp 383.478.692,15 – Rp 354.200.804,89
= Rp 29.277.887,26

Jadi besarnya NPV 15% adalah Rp 35.516.487,15 dan NPV 20% adalah
Rp 29.277.887,26. Jadi nilai NPV dari alat ini ≥ 0 maka usaha ini layak untuk
dijalankan.

Universitas Sumatera Utara

75

Lampiran 12. Internal Rate Of Return
Internal Rate of Return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan
tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana
diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif)
atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah
harga IRR dengan menggunakan rumus berikut :
IRR = i1 –
dimana :

NPV 1
(NPV 1−NPV 2)

(i1 – i2)

i1

= Suku bunga bank paling atraktif

i2

= Suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1
NPV2 = NPV pada i2
(Kastaman, 2006).
Suku bunga bank paling atraktif (i1) = 15%
Suku bunga coba-coba ( > dari i1) (i2) = 20 %
IRR = i2 +

NPV 1
(NPV 1−NPV 2)

IRR = 20 % +

(i2 – i1)

35.516.487,15
(35.516.487,15 −29.277.887,26)

(20 % – 15 %)

= 48,47 %

Universitas Sumatera Utara

76

Lampiran 13. Syarat Mutu Keripik Nangka (SNI 01-4269-1996)
No.
1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
2
3
4
5
5.1
5.2
5.3

6
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
7
8
8.1
8.2
8.3

Kriteria uji
Keadaan
Bau
Rasa
Warna
Tekstur
Keutuhan
Air
Lemak
Abu
Bahan Tambahan Makanan
Pewarna
Pengawet
Pemanis buatan
-sakarin
-siklamat
Cemaran logam
Timbal (Pb)
Tembaga ( Cu )
Seng (Zn)
Timah (Sn)
Raksa (Hg)
Cemaran Arsen ( As)
Cemaran mikroba
Angka Lempeng Total
E. Coli
Kapang

Satuan
% b/b
% b/b
% b/b
% b/b

Persyaratan
Khas
Khas
Normal
Renyah
Min. 90
Maks 5
Maks 25
Maks 3
Sesuai SNI. 01-0222-1987
Sesuai SNI. 01-0222-1987
Negatif
Negatif

Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg

Maks 2,0
Maks 5,0
Maks 40,0
Makls 40,0
Maks 0,03
Maks 1,0

Koloni/g
APM/g
Koloni/g

Maks 10 4