Pengaruh Etika Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt. Lafarge Cement Indonesia Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melakukan pekerjaannya manusia selalu didasarkan pada aturan
dan etika organisasi yang ditetapkan dan disepakati secara bersama-sama. Etika
organiasi sangat perlu ditegakkan dalam kerja. Etika organisasi adalah suatu
perilaku manusia dala suatu organisasi yang lebih kepada penentuan mengenai
benar dan salah (Dalimunthe, 2005: 305). Etika organisasi dapat membantu orang
mendekati masalah moral dalam bisnis secara lebih sistematis dan dapat
memberikan argumentasi untuk menunjukkan bahwa suatu praktek organisasi
ataupun bisnis tidak bermoral. Praktek-praktek dalam organisasi dan bisnis yang
tidak etis dapat sangat berpengaruh tidak baik pada nilai organisasi ataupun
perusahaan. Keputusan yang tidak etis biasanya timbul jika pengambil keputusan
membuat keputusan dan dimaksudkan untuk menguntungkan diri sendiri daripada
para pemegang kepentingan.
Tetapi akhir- akhir ini garis yang membedakan aturan yang benar dan yang
salah telah menjadi kabur. Sebagian bukti dapat dilihat bahwa banyak karyawan
yang tidak berperilaku yang benar dan banyak pula pejabat yang melakukan
korupsi dan menerima uang suap dalam memperlancar urusan seseorang.
Organisasi menanggapi masalah ini dengan menulis kode etik sebagai panduan
karyawan dalam mengatasi perilaku yang tidak etis bahkan banyak manajer yang

menawarkan agar karyawan mengikuti seminar-seminar lokakarya, dan pelatihanpelatihan untuk mencoba memperbaiki perilaku yang tidak etis.

Universitas Sumatera Utara

Situasi etika di dalam bisnis dewasa ini berkembang menjadi lebih
komplek, dimana di dalamnya termasuk issu seperti harapan masyarakat,
persaingan yang wajar, perlindungan dan hak, dan tanggung jawab masyarakat
luas. Etika juga mempunyai mempunyai konsekwensi terhadap konsumen,
karyawan, pesaing, dan publik secara keseluruhan. Apalagi adanya persaingan
yang ketat dewasa ini, tidaklah mengherankan bahwa banyak karyawan merasa
tertekan sehingga mengambil jalan pintas , melanggar aturan, dan sebagainya. Hal
ini merupakan dilemma bagi karyawan dan ternyata makin banyak anggota
organisasi yang menyadarinya sehingga mereka menghadapi dilemma etis (ethical
dilemmas) yaitu suatu situasi dimana karyawan dituntut untuk mendefinisikan
tingkah laku yang benar atau salah.
Menurut Hyan dan Elfred (2001:317) ” etika organisasi memiliki tiga
tolok ukur, yaitu dorongan manajer untuk berperilaku etis, iklim etika organisasi,
dan hubungan antara perilaku etis dan kesuksesan karir yang meiliki pengaruh
dengan kepuasan kerja ”
PT Lafarge Cement Indonesia sebagai salah satu industri semen dengan

kantornya yang berkedudukan di Jalan Imam Bonjol no 42 A Medan memiliki 65
orang karyawan tetap.Perusahaan ini berdiri sejak 11 April 1980, ditandai dengan
dimulainya pembangunan pabrik semen terpadu di Lhoknga – Aceh Besar dan
resmi beroperasi pada 2 Agustus 1983.
Pihak manajemen PT. Lafarge Cement Indonesia melihat bahwa untuk
meningkatkan kinerja perusahaan, salah satu permasalahan yang dihadapi adalah
masalah kepuasan kerja. Dari hasil wawancara pendahuluan dengan pihak

Universitas Sumatera Utara

karyawan maupun pihak manajemen, diperoleh indikasi bahwa perlu diteliti lebih
lanjut masalah kepuasan kerja di perusahaan tersebut dikaitkan dengan etika
organisasi yang ada karena pada umumnya, dari hasil wawancara, keluhan yang
dirasakan karyawan antara lain ialah merasa kurangnya dukungan manajemen
terhadap pekerjaan mereka, dan lingkungan kerja yang kurang menyenangkan.
Sebagai contoh, tingkat senioritas di perusahaan ini masih tinggi, sehingga bawahan
sulit untuk menolak pekerjaan yang diberikan kepadanya. Contoh lain, di
Departemen Pembelian, ada beberapa kerjasama dengan perusahaan lain yang tidak
menggunakan kontrak perjanjian kerjasama, ini jelas melanggar kode etik
berorganisasi dalam suatu perusahaan. Ada beberapa kegiatan yang dirasa

melanggar SOP (Standard Operational Procedure), seperti pengajuan cash advance
yaitu pengambilan uang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan yang
seharusnya diajukan 2 minggu sebelumnya, diajukan menjadi 4 hari sebelumnya.Ini
juga melanggar kode etika berorganisasi di perusahaan.
Dukungan yang dapat diperoleh dari pihak manajemen terhadap perilaku
etis dalam organisasi dapat berupa pemberian seminar-seminar, program pelatihan
untuk mencoba memperbaiki perilaku etis, serta adanya sanksi-sanksi yang
mengikat. Program pelatihan tersebut seperti terlihat PT. Lafarge Cement Indonesia
mengadakan training untuk karyawan dengan tema ” Time Management” yang
bermanfaat bagi karyawan untuk memanfaatkan waktu kerja yang tersedia secara
efisien. Selain itu pula, perusahaan ini pernah mengadakan training dengan tema ”
Problem Solving and Decision Making” , yaitu etika bagaimana cara seseorang
dalam mengambil keputusan yang tepat dalam suatu permasalahan sehingga

Universitas Sumatera Utara

keputusan yang diambil tersebut tidak menyimpang dari etika dan peratuaran –
peraturan yang ada. Untuk meningkatkan etika di antara kontraktor dan perusahaan
dalam menjalin kerjasama, maka PT. Lafarge Cement Indonesia mengadakan
trainining CSM (Contractor Safety Management).

Dari hasil wawancara dengan beberapa karyawan PT. Lafarge Cement
Indonesia mengenai keterkaitan antara perilaku etis dengan kesuksesan karir,
mereka juga berkeyakinan bahwa, bila nilai etika mereka dihargai oleh organisasi
maka kepuasan kerja mereka juga akan meningkat yang secara tidak langsung akan
menunjang kesuksesan karir mereka.
Secara umum masalah kepuasan kerja selalu dikaitkan dengan kemangkiran.
Absen atau kemangkiran dalam perusahaan merupakan masalah karena
kemangkiran berarti kerugian akibat terhambatnya penyelesaian pekerjaan,
penurunan efisiensi, produktivitas, dan lain sebagainya Tingkat kemangkiran
karyawan PT. Lafarge Cement Indonesia, selama bulan Juni, Juli, dan Agustus
2011 dapat dilihat pada Tabel 1.1 :

Tabel. 1.1
Jumlah karyawan tetap yang tidak masuk kerja selama
bulan Juni, Juli dan Agustus 2011
Bagian

Juni

Juli


Agustus

Jumlah
ketidakhadiran

I
S A
∑ I
S
A
∑ I
S
A

Sales
1
0 3
4 2
0

2
4 0
1
3
4
HR
2
1 2
5 0
1
3
4 0
0
3
3
Finance
3
0 3
6 2
1

4
7 3
0
2
5
Purchasing 1
0 1
2 0
0
1
1 0
0
0
0
Marketing 2
1 2
5 1
1
1
3 2

0
2
4
Legal
1
1 1
3 0
1
1
2 1
0
2
3
Total
10 3 12 25 5
4
12 21 6
1
12 19
Sumber : Bagian administrasi kepegawaian PT. Lafarge Cement Indonesia


15
10
18
7
10
5
65

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
I = izin

S = sakit

A = tanpa keterangan

∑ = jumlah


Dari Tabel 1.1 diatas dapat dilihat tingkat ketidakhadiran kryawan tetap
yang bekerja mencapai 1,69 % untuk bulan Juni, 1,42 % untuk bulan Juli, dan
1,29 % untuk bulan Agustus Kemangkiran karyawan yang terjadi menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan masih rendah. Walaupun tingkat
ketidakhadiran karyawan PT. Lafarge Cement Indonesia masih rendah, tetapi hal
ini tetap melanggar etika organisasi di perusahaan sebab :
1. Dari table 1.1 terlihat bahwa jumlah karyawan yang tidak hadir tanpa
keterangan bulan Juni, Juli dan Agustus masih tinggi. Seharusnya
karyawan

memberitahukan

alasan

ketidakhadiran

kepada

Departement HRD.
2. Perusahaan mengalami kerugian akibat terhambatnya penyelesaian

pekerjaan, penurunan efisiensi, produktivitas, dan lain sebagainya
berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul “ Pengaruh Etika Organisasi Terhadap Kepuasaan Kerja Karyawan
Pada PT. Lafarge Cement Indonesia Medan “.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah: ”Apakah etika organisasi yang
terdiri dari dorongan manajer untuk berperilaku etis, iklim etika organisasi,
hubungan antara perilaku etis dan kesuksesan karir berpengaruh secara positif dan

Universitas Sumatera Utara

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Lafarge Cement Indonesia
Medan ?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : ”Untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh etika organisasi yang terdiri dari dorongan manajer
untuk berperilaku etis, iklim etika organisasi, hubungan antara perilaku
etis dan kesuksesan karir terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Lafarge
Cement Indonesia Medan”.
1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi PT. Lafarge Cement Indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan
dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan etika organisasi
terhadap kepuasan kerja karyawan.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna
memperluas cakrawala wawasan peneliti dalam bidang manajemen sumber
daya manusia khususnya mengenai etika organisasi dan kepuasan kerja
karyawan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya di bidang yang sama,yakni mengenai etika
organisasi dan kepuasan kerja karyawan.

Universitas Sumatera Utara