Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-16

BAB 16.
PEMBANGUNAN MASJARAKAT DESA.
A. Pendahuluan :
1. Tudjuan dart pada Rentjana Pembangunan
Masjarakat
Desa
ialah
meninggikan
taraf
penghidupan masjarakat desa dengan djalan
melaksanakan pembangunan jang integral dari pada
masjarakat desa, berdasarkan azas kekuatan sendiri
dari pada masjarakat desa serta azas permufakatan
bersama antara anggauta-anggauta masjarakat desa,
dan dengan bimbingan serta bantuan alat-alat
pemerintah
jang
bertindak
sebagai
suatu
keseluruhan (kebulatan) dalam rangka suatu

kebidjaksanaan umum jang sama.
Rentjana
Pembangunan
Masjarakat
Desa
merupakan suatu bagian jang pokok dari pada
Rentjana Pembangunan jang pertama ini.
2. Jang dimaksud dengan penbangunan integral
ialah pem-bangunan jang seimbang dari pada semua
segi-segi masiarakat desa (pertanian, kesehatan,
pendidikan, perumahan, keradjinan, perkreditan, dan
sebagainja),
sehingga
terdjamin
suatu
perkembangan jang selaras dan jang tidak berat
sebelah. Tetapi perlu diingat bahwa untuk masa
permulaan titik berat terutama harus diletakkan
dalam pembangunan ekonomi, artinja tiap usaha
pembangunan jang dengan langsung menambah

produksi dan dengan demikian meninggikan tingkat
pendapatan anggauta-anggauta masjarakat desa
(misal: perbaikan sebuah djembatan atau gerakan
mempergunakan
alat-alat
serta
bahan-bahan
pertanian dan keradjinan jang lebih baik harus
memperoleh prioritet jang lebih tinggi dari pada
penjelenggaraan
sebuah
kursus
pengetahuan
umum). Hal ini bukannja berarti diabaikannja segisegi lain jang dengan tidak langsung akan
menambah tingkat produksi djuga, misalnja:
pemberantasan buta-huruf.
3. Azas kekuatan sendiri berarti bahwa tiap-tiap
usaha
pertama-tama
harus

didasarkan
pada
kekuatan masjarakat desa sendiri, baik berupa
tenaga manusia maupun dalam bentuk bahan-bahan,
alatalat, uang, dan sebagainja; Dengan demikian segala
sumber-sumber potensiil jang masih banjak terdapat

dalam masjarakat desa dipergunakan dengan sebaikbaiknja,
dengan
tidak
menunggununggu pemberian dari pemerintah. Hal ini
bukannja berarti bahwa

232

segala sesuatu sama-sekali terlepas dari usaha
pemerintah atau sama-sekali tidak memperoleh
bantuan
dari
pemerintah.

Dengan
tjara ini maka sebagian dari pada usaha-usaha
pembangunan
jang
hingga
kini
semata-mata
merupakan tanggungan pemerintah akan langsung
dilaksanakan serta ditanggunq oleh masjarakat
sendiri (misalnja: usaha-usaha mendirikan sekolah
rakjat).
Dengan
demikian akan lebih banjak biaja jang tersedia bagi
pembangunan proiek-proiek besar jang ada bahaja
terhambat
pelaksanaannja,
karena kuranania persediaan rupiah, misalnja:
projek-projek besar Asahan, Djatiluhur, dan lain-lain.
4. Azas permufakatan bersama mengandunq arti.
bahwa usaha pembangunan hams dilaksanakan

dalam lapangan-lapangan jang benar-henar dirasakan
sebagai
kebutuhan
oleh
anggauta-angnauta
masiarakat desa jang bersangkutan. sedang putusan
untuk melaksanakan proiek tertentu itu bukannia
didasarkan atas perintah atau paksaan dari fihak
atasan, melainkan merupakan putusan bersama
jang telah diambil oleh anggauta-anggauta
masjarakat desa ter-sebut.
5. Hal-hal diatas ini bukannia berarti bahwa
Pemerintah (atau alat-alat pemerintah bersikap
passif. Diustru sebaliknia: alat-alat pemerintah harus
dapat
memberikan
petundiuk-petundiuk
serta
bimbingan-bimbingan dalam menentukan matiam
proiek.

uruturutan prioritet serta pelaksanaan proiek-proiek
tersebut. dengan tidak bersifat mengharuskan halhal apa janq akan dikerdjakan. Dalam pada itu
alat-alat Pemerintah ini harus bertindak sebagai
suatu keseluruhan (atau kebulatan), dalam arti
kata
bahwa
harus
ada konvergensi dalam
kebidjaksanaan
mendekati
(approach)
serta
memetjahkan persoalan-persoalan masjarakat desa.
Untuk ini perlu adanja suatu kebidjaksanaan umum
jang sama jang dengan sadar ditentukan oleh
Pemerintah, tetapi jang dalam pelaksanaannja
selalu harus disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan
serta kemungkinan setempat.
Ketjuali
memberikan

petundjuk-petundjuk,
bimbingan-bimbingan serta pimpinan, maka alat-alat
pemerintah dapat pula memberikan bantuan dalam
bentuk alat-alat dan bahan-bahan jang mungkin tak

dapat diperoleh didaerah tersebut: dalam hal-hal
tertentu mungkin dapat diberi bantuan uang setjara
langsung
(sebaiknja
dalam
bentuk pindjaman jang kelak harus dikembalikan oleh
desa jang bersangkutan), apabila pelaksanaan projekprojek itu njata-njata tidak mungkin tanpa bantuan
uang tersebut.

233

Tetapi harus didjaga agar bantuan uang, alat-alat,
bahan-bahan, dan sebagainja dari Pemerintah
djangan sampai menghambat azas berusaha dengan
kekuatan sendiri, karena adanja bantuan-bantuan

tersebut mungkin akan mengurangi rasa tanggungdjawab
dan
menjebabkan
anggota-anggota
masjarakat
desa
terlalu
menjandarkan diri pada bantuan Pemerintah, sedang desadesa lain. jang belum memperoleh bantuan akan
menuntut bantuan tersebut sebagai sjarat untuk
menjelenggarakan sesuatu.
B. Keadaan dewasa ini:
1. azas berusaha dengan kekuatan sendiri serta
permufakatan bersama sesungguhnja sudah ada
sedjak dahulu dalam masjarakat desa, meskipun
pemakaian azas-azas ini kebanjakan kali dilakukan
dengan tidak sadar dan lebih ditudjukan untuk
mempertahankan sesuatu keadaan jang ada ( d j a d i
bukannja pertama-tama dipergunakan dengan sadar
untuk membangun sesuatu jang baru). Tolongmenolong antara penduduk desa untuk kepentingan
salah seorang diantara mereka (misalnja waktu

mendirikan
rumah)
dan
kerdja-desa
untuk
kepentingan seluruh desa (antara lain pemeliharaan
djalan-djalan
dan
saluran-saluran,
pendjagaan desa, dan sebagainja) adalah bentukbentuk jang umumnja terlihat. Meskipun berbedabeda
sebutan-sebutan
jang
dipergunakan
diberbagai
daerah,
tetapi
pada
umumnja
dipergunakan istilah gotong-rojong. Bahwasanja
azas berusaha dengan kekuatan sendiri serta permufakatan bersama dipergunakan djuga dengan

sadar serta dalam bentuk suatu organisasi jang
tertentu untuk membangun sesuatu jang baru,
njata sekali dari perkembangan gerakan koperasi
serta organisasi ekonomi rakjat jang lain
(organisasi-organisasi pen-djualan hasil bumi, dan
lain-lain).
2. Bimbingan serta bantuan dari alat-alat
pemerintah memanq sudah diselenggarakan
dengan giat sekali dan tidak sedikit hasil -hasil
memuaskan jang diperoleh dalam lapangan
masing-masing.
Kelemahan-kelemahan
serta
kekurangannja
adalah sebagai berikut:
(a) masing-masing alat-alat pemerintah dengan
struktur
vertikalnja (ada jang sampai kabupaten, ada pula jang
sampai ketjamatan) bergerak dalam suatu
lapangan

tertentu
jang
merupa-

kan hanja salah satu segi sadja dari pada
kebutuhan masjarakat desa,
(b) usaha-bersama
antara
berbagai
alat
pemerintah ini dalam
bentuk koordinasi pada berbagai tingkat masih
belum sebagaimana seharusnja, terutama dalam pemetiahan
soal-soal jang
langsung berkenaan dengan masjarakat desa,
234

( c ) masing-masing pedjabat, terutama pada tingkat
bawah, ketjakapannja sangat terbatas pada
ketjakapan tehnis masing masing lapangan,
sehingga sukar untuk dapat melihat atau
menjelenggarakan sesuatu dalam hubungan
rangka jang lebih luas.
Akibat dari pada keadaan ini ialah bahwasanja
pada tingkat desa tidak terlaksana pembangunan
jang integral sebagai usaha-bersama dari pada
semua alat-alat pemerintah berdasarkan sesuatu
rentjana pokok jang tertentu, melainkan terdjadi
pembangunan jang terpetjah-petjah dalam berbagai
segi-segi dan jang masing-masing dilaksanakan
sendiri-sendiri, berdasarkan kebidjaksanaan sendirisendiri jang tidak merupakan suatu kesatuan. Tidak
djarang
terdjadi usaha-usaha jang bersimpang-siur atau jang
merupakan doublures atau jang dengan tidak
langsung dan dengan tidak sengadja satu sama
lain saling mempersulit ataupun jang tidak sesuai
dengan kebutuhan setempat.
Lagi pula kebanjakan usaha-usaha masih terlalu
banjak disandarkan kepada keuangan Pemerintah.
Dengan
demikian
njata
bahwa,
apabila
dipandang sebagai suatu keseluruhan, azas
effisiensi
tidak
dipergunakan
sebagaimana
seharusnja,
sedang
basil
jang
diperoleh
sebenarnja masih djauh ]ebih sedikit dari pada
kemungkinan potensiil jang ada. Meskipun begitu
sesungguhnja sudah lama dirasakan oleh berbagai
alat pemerintah perlunja usaha-usaha jang
didasarkan pada pokok-pokok pikiran seperti
diuraikan diatas.
Hal ini antara lain njata dari adanja usaha-usaha
sebagai
berikut;
pembentukan
model
desa
(Kementerian Dalam Negeri), Lembaga Sosial Desa
(Kementerian
Sosial),
B , alai
Pendidikan
Masjarakat Desa (Kementerian Pertanian), Badanbadan Koordinasi Antar Djawatan (diberbagai
daerah), dan berbagai usaha lain lagi jang
didasarkan pada inisiatif serta kekuatan masjarakat
sendiri,
misalnja
pembuatan
gedung-gedung
sekolah, balai desa, dan lain-lain.
C. Pokok-pokok rentjana:
1. Mengingat akan kekurangan-kekurangan dalam
sumber keuangan dan sumber tenaga jang terlatih,
maka untuk sementara waktu pelaksanaan Rentjana
Pembangunan Masjarakat Desa agak dibatasi. Suatu

usaha besar-besaran jang meliputi seluruh negara
sekaligus dichawatirkan akan menemui kegagalan
sadja. Oleh karena itu dalam taraf pertama rentjana
ini dilaksanakan dalam daerah-daerah tertentu jang
tersebar diseluruh Indonesia, dalam djumlah jang
sesuai dengan sumber-sumber jang tersedia.

235

Kesatuan-kesatuan
daerah
dalam
mana
dilaksanakan usaha-usaha
P.M.D.
itu
disebut
Daerah
Kerdja.
Perlu
diusahakan agar luas daerah kerdja tidak terlalu
besar sehingga hubungan antara pen-duduk dan
pedjabat-pedjabat jang mengusahakan bimbingan
serta bantuan bagi usaha-usaha P.M.D. tidak
terlalu renggang, akan tetapi dilain pihak luas
daerah kerdja tersebut tidak boleh terlalu ketjil
sehingga tidak sesuai dengan besarnja ongkosongkos serta banjaknja tenaga-tenaga teknis jang
tersedia. Untuk mentjapai effisiensi dalam tjara
bekerdja dan mengingat luas daerah, djumlah
tenaga tehnis jang tersedia serta djumlah penduduk,
maka pada dasarnja daerah kerdja meliputi suatu
daerah
jang
luasnja
kurang
lebih
sebuah
kawedanan.
2. Didalam Daerah-daerah Kerdja ini diusahakan
pelaksanaan P.M.D. sesuai dengan azas-azas jang
tertera diatas dan meliputi segala lapangan
penghidupan didesa, antara lain: lapanganlapangan
pertanian,
kehewanan,
pengairan,
pendidikan (anak dan orang dewasa), kesehatan,
perhubungan,
perindustrian
ketjil,
koperasi,
perumahan, dan sebagainja. Segala usaha jang
meliputi berbagai lapangan ini bersifat suatu
pembangunan
jang
integral
dan jang didasarkan kepada azas gotong-rojong.
Alat-alat Peme-rintah menstimulir usaha-usaha
gotong-rojong ini dan memberikan bimbingan serta
bantuan setjukupnja. Dorongan-dorongan ini dapat
berbentuk
usaha-usaha
penjuluhan,
penjelenggaraan
latihanlatihan, kursus-kursus, pameran-pameran, dan
sebagainja. Untuk melaksanakan semua ini dan
untuk mendjamin koordinasi jang sebaik-baiknja,
maka hubungan kerdja antara alat-alat pemerintah
tersebut perlu diperbaiki (selandjutnja lihat dibawah
mengenai organisasi penjelenggaraan).
Masjarakat desa sendirilah jang menentukan
matjam serta luas objek-objek jang akan dibangun
sesuai
dengan
kekuatan
masjarakat desa sendiri dan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing desa. Bantuan dari Pemerintah
jang hanja merupakan sebagian sadja dari biaja
jang diperlukan, dapat diperoleh dengan melalui
saluran organisasi P.M.D.

3. Ada dua matjam Daerah Kerdja, jakni
Daerah Kerdja Pokok dan Daerah Kerdja Lengkap,
Perbedaan antara kedua matjam Daerah Kerdja ini
terletak dalam intensitet usaha-usaha organisasi
P.M.D. Dalam Daerah Kerdja Lengkap usaha-usaha
jang diselenggarakan berdjumlah lebih banjak
tenaga-tenaga
tehnis
jang
tersedia pun lebih banjak dan djumlah bantuan biaja
dari Pemerintah jang tersedia pun lebih besar.
236

Pada masa permulaan diselenggarakan Daerahdaerah Kerdja Pokok (jang sifat usaha-usahanja
lebih terbatas dari pada usaha-usaha dalam Daerah
Kerdja
Lengkap)
dan
apabila
usaha-usaha
pembangunan-pembangunan
tersebut
telah
berlangsung
dengan
subur serta kegiatan penduduk sendiri telah
mentjapai tingkat tertentu, maka Daerah Kerdja
Pokok tersebut dinaikkan tingkatnja mendjadi
Daerah Kerdja Lengkap. Ini berarti bahwa bantuan
biaja dari Pemerintah mendjadi lebih besar sehingga
lebih banjak usahausaha jang dapat dilaksanakan.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa djumlah
bantuan biaja dari Pemerintah jang lebih besar itu
bukannja berarti bahwa untuk tiap matjam projek
pembangunan di Daerah Kerdja tersebut persentase
bantuan Pemerintah djuga mendjadi semakin besar.
Djustru sebaliknja. Persentase bantuan Pemerintah
bagi tiap matjam projek makin lama harus makin
berkurang, sehingga achirnja bagi projek matjam ini
tidak lagi diperlukan bantuan Pemerintah. Dengan
demikian tersedialah lebih banjak biaja jang dapat
dipergunakan sebagai bantuan bagi penjelenggaraan
projek-projek pembangunan lain di Daerah Kerdja
Lengkap
tersebut.
Apabila
misalnja
untuk
penjelenggaraan suatu saluran air semula 50% dari
biaja-biaja disediakan oleh Pemerintah (dalam
bentuk uang atau bahan-bahan), maka apabila
kemudian didesa tersebut diselenggarakan lagi
suatu saluran air jang lain, bantuan Pemerintah
harus
kurang
dari 50% dan dikemudian hari makin berkurang pula,
sehingga sesudah djangka waktu beberapa tahun
penjelenggaraan saluransaluran air itu dapat
dipikul seluruhnja oleh masjarakat desa sendiri.
4. Dalam
tahun
pertama
dari
Rentjana
Pembangunan Lima Tahun ini diselenggarakan 16
buah Daerah Kerdja Pokok jang tersebar diseluruh
Indonesia. Penentuan 16 Daerah Kerdja . Pokok ini
sudah dilakukan dan perintjiannja dapat dilihat
dibawah pada fasal G mengenai „Tindakan-tindakan
Pertama Jang Telah Dikerdjakan”.
Dalam
tahun
kedua
dan
tahun-tahun
selandjutnja diadakan lagi 16 Daerah Kerdja
Pokok tiap-tiap tahun. Dan dari 16 Daerah Kerdja
Pokok jang terdahulu 10 diantaranja dinaikkan
mendjadi Daerah Kerdja Lengkap tiap-tiap tahun.
Ukuran jang dipergunakan didalam memilih Daerah

Kerdja mana jang akan dinaikkan harus ditentukan
lebih landjut, antara lain tergantung dari besarnja
kegiatan
penduduk
dalam
masing-masing
Daerah Kerdja tersebut.

237

5. Setjara skematis perkembangan Daerah-daerah
Kerdja ter-sebut dalam djangka waktu 5 tahun
adalah sebagai berikut:
Tahun I

Tahun II

16 D.K.
Po- kok

22 D.K.
Po- kok
10 D.K.
Leng- kap

Tahun III

Tahun IV

TahunV

28 D.K. Pokok
20 D.K.
Leng- kap

34 D.K. Pokok
30 D.K.
Leng- kap

40 D.K. Pokok
40 D.K.
Leng- kap

Dengan demikian dalam djangka waktu 5 tahun
rentjana ini akan meliputi 80 Daerah-daerah Kerdja.
6. Disamping
usaha-usaha
Pembangunan
Masjarakat Desa didalam Daerah-daerah Kerdja jang
telah ditentukan itu, maka didaerah-daerah diseluruh
wilajah
Negara
jang
belum
dipilih
sebagai Daerah Kerdja harus tetap diusahakan
pembangunan dalam berbagai lapangan berdasarkan
azas gotong-rojong. Meskipun Pemerintah belum lagi
bisa menjediakan bantuan biaja jang chusus bagi
usaha-usaha pembangunan didaerah-daerah ini
namun usaha-usaha berdasarkan gotong-rojong
tersebut harus tetap disti-mulir dan diberi bimbingan
setjukupnja. Alat-alat Pemerintah didaerah-daerah
diluar Daerah-daerah Kerdja tersebut dengan
berbagai tjara perlu pula mengusahakan kerdjasama
jang lebih baik, meskipun belum lagi terselenggara
organisasi P.M.D. sebagaimana jang terdapat di
Daerah-daerah Kerdja.
D. Organisasi penjelenggara .
1. Bentuk serta susunan organisasi jang diserahi
tugas menjelenggarakan Rentjana Pembangunan
Masjarakat Desa haruslah sedemikian rupa sehingga
benar-benar mendjamin azas-azas jang dturaikan
dalam Pendahuluan.
2. Untuk mendjamin agar alat-alat Pemerintah
dalam usahanja menjelenggarakan Pembangunan
Masjarakat Desa benar-benar hertindak sebagai
suatu kebulatan serta berdasarkan suatu kebidjaksanaan umum jang sama, maka dibentuk badanbadan chusus pada taraf-taraf pusat, propinsi,
kabupaten
dan
daerah
kerdja.
Badanbadan
tersebut
dimaksud
untuk
mendjamin
koordinasi antara kementerian-kementerian serta
djawatan-djawatan
dalam
usaha-

usaha pembangunan desa, bertugas mengatur
bimbingan serta bantuan Pemerintah kepada
masjarakat desa, menjelenggarakan pendidikan,
latihan-latihan, seminar-seminar, dan sebagainja
bagi
238

tenaga-tenaga jang diperlukan bagi pembangunan
desa, dan mendjalankan usaha-usaha lain jang
berhubungan dengan pelaksanaan Pembangunan
Masjarakat Desa.
3. Pada
taraf
pusat
dibentuk
Panitya
Pembangunan
Masjarakat
Desa jang ketua
umumnja adalah Perdana Menteri dan anggautaanggautanja
terdiri
atas
wakil-wakil
semua
kementerian-kementerian, wakil Biro Perantjang
Negara dan apabila perlu wakil-wakil dari
beberapa badan-badan kemasjarakatan jang djuga
bekerdja
melaksanakan
pembangunan
desa.
Panitya P.M.D. ini bertugas untuk memberi
bimbingan serta pengawasan dalam seluruh usahausaha Pembangunan Masjarakat Desa.
Sebagai penjelenggara harian diangkat dua orang
ketua harian, seorang sekretaris dan beberapa
anggauta harian. Panitya P.M.D. mempunjai sebuah
kantor jang disebut Biro P.M.D. dan jang dipimpin
oleh Ketua Harian I.
4. Ketjuali itu ditaraf pusat ada sebuah Dewan
Tehnis jang anggauta-anggautanja terdiri alas
Sekretaris-sekretaris
Djenderal
dari
semua
Kementerian-kementerian dan jang bertugas untuk
memberikan pertimbangan dan nasehat kepada
Panitya P.M.D. Dalam Dewan Tehnis ini Ketua Harlan
Panitya
P.M.D.
bertindak sebagai
sekretaris.
Diharapkan bahwa dengan adanja Dewan ini
koordinasi tehnis ditaraf pusat dapat lebih
terdjamin.
5. Untuk menilai hasil-hasil jang ditjapai oleh
Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa dibentuk
Badan Penilaian P.M.D. jang terdiri alas tenagatenaga ahli dan jang setjara berkala menilai tjara
bekerdja serta hash-hash jang ditjapai dengan
Rentjana P.M.D. Untuk mendjamin objektivitet
maka Badan Penilaian ini tidak ada hubungan
hierarchs dengan Panitya P.M.D. Baik Panitya P.M.D.
maupun Badan Penilaian P.M.D. masing-masing
memberi-kan laporan kepada Dewan Ekonomi dan
Perentjanaan.
6. Pada taraf Propinsi (atau daerah jang
setingkat) dan Kabupaten (atau daerah jang
setingkat) maka Gubernur dan Bupati bertindak
sebagai koordinator serta pedjabat tertinggi P.M.D.
pada taraf masing-masing. Mengingat kesibukan
sehari-hari dari kedua Kepala Daerah tersebut, maka

kepada
mereka
masing-masing
diperbantukan
seorang petugas chusus jang semata-mata bertugas
menjelenggarakan Rentjana P.M.D. pada taraf
Propinsi dan Kabupaten. Petugas-petugas chusus ini
memimpin kantor P.M.D. jang melaksanakan
administrasi P.M.D.

239

7. Selandjutnja baik di Propinsi maupun di
Kabupaten dibentuk Dewan Koordinasi jang
masing-masing diketuai oleh Gubernur dan
Bupati dan jang anggauta-anggautanja terdiri atas
wakil-wakil
djawatan-djawatanjinspeksi-inspeksi dan pemimpinpemimpin beberapa badan kemasjarakatan dalam
daerah-daerah
jang
bersangkutan, Dewan ini bertugas untuk membantu
pelaksanaan
Rentjana
P.M.D.
dengan
mengusahakan koordinasi jang sebaik-baiknja.
8. Didalam Kabupaten diselenggarakan Daerah
Kerdja P.M.D. jang luasnja kurang lebih sattt
Kawedanan. Kepala Distrik adalah Kepala Daerah
Kerdja, sedang untuk pekerdjaan pelaksanaan dibantu oleh seorang Wakil Kepala Daerah Kerdja
jang mengepalai Kantor P.M.D. di Daerah Kerdja.
Tenaga-tenaga tehnis dari Djawatan-djawatan jang
terdapat dalam Daerah Kerdja tersebut mendjadi
Staf Daerah Kerdja, demikian pula Tjamat-tjamat
dalam lingkungan Daerah Kerdja tersebut.
9. Selandjutnja dalam Daerah Kerdja terdapat
tenaga-tenaga chusus jang dinamakan Pedjabat
Pembangunan Masjarakat Desa .
Mereka
ini
bukanlah
tenaga
tehnis
jang
mempunjai lapangan kerdja chusus jang sempit,
melainkan pedjabat-pedjabat jang mempunjai tugas
serba umum ( "multipurpose "), artinja: mereka ini
harus memberikan penjuluhan dan bimbingan dalam
segala matjam segi penghidupan desa, misalnja:
lapangan-lapangan
pertanian,
kehewanan,
kesehatan, pembuatan serta pemeliharaan djalandjalan dan saluran-saluran air, pembangunan
rumah-rumah, penjelenggaraan koperasi, usahausaha industri ketjil, dan sebagainja. Pedjabatpedjabat ini dengan sendirinja tidak mempunjai
pengetahuan jang mendalam mengenai tiap-tiap hal
tersebut diatas, melainkan mempunjai pengetahuan
jang tjukup mengenai masingmasing hal tersebut,
sehingga dapat memberikan penjuluhan dan
bimbingan. Mereka ini ada dibawah pimpinan
Kepala
Daerah
Kerdja dan dengan sendirinja pula mempunjai
hubungan jang langsung serta erat dengan
pedjabat-pedjabat tehnis pada Staf Daerah Kerdja.
Sesungguhnja para Pedjabat P.M.D. inilah jang

langsung berhubungan dengan masjarakat desa dan
mereka
pulalah jang merupakan inti dari pada pelaksanaan
Pembangunan Masjarakat Desa. Merekalah jang
bertugas memberi bimbingan kepada masjarakat
desa, sehingga hasrat membangun dari masjarakat desa disalurkan kearah jang sesuai dengan
azas-azas P.M.D., jakni: pembangunan integral atas
dasar kekuatan masjarakat desa

240

sendiri serta permufakatan bersama diantara
penduduk desa. Pedjabat-pedjabat P.M.D. ini
pulalah jang melandjutkan dan menjampaikan
bimbingan
serta
bantuan
dari
alat-alat
pemerintah kepada masjarakat desa dan mereka
pula jang menghubungkan penduduk desa dengan
bermatjam-matjam pedjabat-pedjabat tehnis. Dalam
tiap Daerah Kerdja ada beberapa orang Pedjabat
P.M.D. jang lapangan pekerdjaan masing-masing
meliputi beberapa desa. Untuk sementara waktu
dalam tahun 1956 direntjanakan sebanjak sepuluh
orang Pedjabat P.M.D. dalam tiap Daerah Kerdja.
10. Oleh karena pada taraf Daerah Kerdja
tenaga-tenaga
tehnis
dari
berbagai
Inspeksi/Djawatan sudah tergabung didalam
staf Daerah Kerdja, maka pada taraf ini tidak ada
Dewan Koordinasi sebagaimana halnja pada taraftaraf propinsi dan kabupaten, melainkan dibentuk
sebuah Dewan Penasehat jang anggauta-anggautanja terdiri atas beberapa Kepala-kepala Desa
(atau Kepalakepala Daerah jang setingkat dengan
desa) jang dipilih oleh semua Kepala-kepala Desa
dari seluruh wilajah Daerah Kerdja, dan wakilwakil dari beberapa badan kemasjarakatan
didaerah kerdja tersebut. Ketuanja adalah Kepala
Daerah Kerdja.
Dewan
Penasehat
ini
bertugas
untuk
memberikan
nasehatnasehat,
saran-saran,
pertimbangan-pertimbangan,
dan
sebagainja
kepada Staf Daerah Kerdja dan merundingkan
persoalan-persoalan jang dikemukakan oleh Staf
Daerah
Kerdja.
Dengan
demikian
Dewan
Penasehat merupakan saluran untuk menampung
hasrat masjarakat di Daerah Kerdja dan dengan
demikian masjarakat di Daerah Kerdja ikut setjara
aktif
bertanggung-djawab
atas
usahausaha
pembangunan.
11. Suatu hal jang perlu diperhatikan ialah
bahwa
susunan
organisasi
penjelenggara
diberbagai tingkat daerah-daerah sebagaimana
diuraikan diatas ini bukanlah dimaksud sebagai
suatu susunan jang tidak lagi dapat dirobah.
Meskipun perlu diusahakan adanja uniformitet
sampai pada tingkat tertentu, akan tetapi harus
tetap diingat bahwa bentuk organisasi P.M.D.

didaerah-daerah harus selalu disesuaikan dengan
keadaan serta kemungkinan setempat dan dengan
mengingat perkembangan otonomi masingmasing
daerah.
Selandjutnja rangka organisasi dapat dilihat
pada skema jang berikut:

241

RANGKA ORGANISASI PEMBANGUNAN MASJARAKAT
DESA.
DEWAN
DEWAN EKONOMI DAN
PERENTJANAAN
1

PM
PANITYA
P.M.D.

BADAN
PENILAIAN P.M.D.

DEWAN
TEHNIS

BIRO P.M.D.
2

2

03
KANTOR P.M.D.
TARAF PROPINSI

DEWAN
KOORDINASI
PROPINSI

4

4

05
KANTOR P.M.D.
TARAF KABUPATEN

DEWAN
KOORDINASI
KABUPATEN

6

6

KANTOR
DAERAH 0 7
KERDJA

DEWAN
PENASEHAT
DAERAH KERDJA

STAF DAERAH

8.

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1).
Perdana Menteri.
2).
Gubernur/Kepala Daerah
Jang setingkat.
3).
Petugas chusus P.M.D. taraf
propinsi.
4).
Bupati/Kepala Daerah Jang
setingkat.
5).
Petugas chusus P.M.D. taraf
kabupaten.
6).
Wedana/Kepala Daerah Jang setingkat)Kepala Daerah

Kerdja.
7).
Wakil Kepala Daerah Kerdja.
8).
Pedjabat-pedjabat Pembangunan Masjarakat Desa.
242

E. Latihan-latihan:
1. Bagi
pelaksanaan
Rentjana
Pembangunan
Masjarakat Desa diperlukan latihan-latihan jang setjara
umum dibagi atas:
a. Latihan bagi Pedjabat-pedjabat Pemerintah jang
langsung berhubung dengan pelaksanaan rentjana
b. Latihan-latihan bagi pemimpin-pemimpin desa,
c. Latihan-latihan kedjuruan jang chusus.
d. Latihan-latihan bagi guru-guru sekolah desa.
2. Latihan-latihan bagi Pedjabat-pedjabat Pemerintah
terutama diperuntukkan Pedjabat-pedjabat P.M.D. dan
Staf Daerah Kerdja. Latihan-latihan ini terdiri atas
latihan-latihan dalam
pusat-pusat latihan dan latihan
dalam
tugas
("in-service-training"),
jang
keduaduanja meliputi latihan-latihan dalam berbagai
lapangan,
antara
lain: pertanian, peternakan, koperasi, kesehatan,
pekerdjaan umum, pendidikan masjarakat, industri
ketjil, dan sebagainja.
3. Untuk mentjiptakan "team spirit" dalam pekerdjaan
mereka dikemudian hari, maka baik sekali apabila
pusat-pusat latihan bagi segala matjam pedjabat
ditempatkan didaerah jang sama, sehingga berbagai
persoalan
dapat
dipeladjari
dan
dikerdjakan
bersamasama oleh pedjabat-pedjabat tersebut. Djuga dengan
begitu bisa dikerdjakan bersama penjuluhan desa
sebagai bagian dari latihan jang praktis.
Pusat-pusat latihan akan diperbanjak sesuai dengan
perluasan dari rentjana, sedang pada taraf pertama
pusat-pusat latihan dipusatkan dalam beberapa daerah
tertentu.
4. Langkah pertama kearah penjelenggaraan
latihan dalam tugas ("in-service training") ialah
penjelenggaraan pertemuan-pertemuan bulanan di
Pusat
Daerah
Kerdja
(Kawedanan)
bagi
semua pedjabat-pedjabat Daerah Kerdja. Dalam.
pertemuanpertemuan bulanan ini diadakan tukar menukar
fikiran serta peng-alaman mengenai tjara serta
praktek penjuluhan jang telah diker-djakan oleh
masing-masing pedjabat. Pertemuan-pertemuan ini
sebaiknja djuga dihadiri oleh anggauta-anggauta
Dewan Penasehat.
Selandjutnja diadakan seminar-seminar setjara
berkala ditingkat propinsi jang diikuti oleh pedjabat-

pedjabat Daerah Kerdja setjara berganti-ganti. Apabila
dipersiapkan serta diselenggarakan dengan baik
maka seminar-seminar ini akan memberikan basil
jang baik sekali oleh karena para Pedjabat tiap-tiap kali
pengetahuannja
makin bertambah,

243

Seminar-seminar propinsi ini selandjutnja diikuti
dengan penjelenggaraan seminar dipusat setjara
berkala pula dan diikuti setjara berganti-ganti oleh
pedjabat-pedjabat dari semua propinsi-propinsi.
Dinegara-negara lain ternjata penjelenggaraan
seminar-seminar ini memberikan hasil jang baik
sekali.
Baik pula apabila para pediabat-pedjabat saling
mengadakan kundjungan ke Daerah-daerah Kerdja
lain, baik jang ada di propinsi jang sama maupun
jang ada di propinsi lain. Djuga perlu dipertimbangkan pengiriman pedjabat-pedjabat P.M.D.
dan ahli-ahli
lainnja kenegara-negara lain untuk menindjau serta
mempeladjari
usaha-usaha
dalam
lapangan
Pembangunan Masjarakat Desa dinegara-negara
tersebut.
5. Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa ini
tidak mungkin terlaksana apabila pemimpinpemimpin
desa
tidak
bersedia
memberikan
pimpinan dalam penjelenggaraan rentjana ini.
Karena itu perlu sekali adanja latihan-latihan bagi
pemimpin-pemimpin desa mengenai segala sesuatu
jang berhubungan dengan rentjana ini. Latihanlatihan sematjam ini hanja mungkin memberikan
hasil baik
apabila dilakukan dalam rangka pelaksanaan
rentjana ini.
Dapat diselenggarakan tempat-tempat latihan bagi
mereka selama djangka-waktu tertentu, misalnja
pada waktu mereka tidak banjak
pekerdjaan disawah.
Penjelenggaraan latihanlatihan ini sebaiknja
diselenggarakan
bersama-sama
dengan
diadakannja pekan-pekan raja serta
pameranpameran dari berbagai djawatan jang masingmasing
mempertundjukkan
kegiatan-kegiatan
mereka.
6. Latihan-latihan kedjuruan jang chusus (bagi
tukang kaju, tukang besi, tukang batu, dan
sebagainja) meliputi: pendidikan tenaga-tenaga
tukang jang baru dan latihan-latihan bagi tukangtukang jang sudah ada untuk memperkenalkan
kepada mereka pemakaian alat-alat jang lebih
baik serta tjara-tjara jang lebih

praktis atau lebih effisien.
Latihan bagi tukang-tukang jang ada sebaiknja
diselenggarakan dalam pusat-pusat latihan jang
sudah
ada
atau
dengan
mengusahakan
adanja
pelatih-pelatih
jang
selalu
berkeliling.
Selandjutnja
diusahakan
latihan-latihan
kedjuruan dengan maksud menimbulkan industriindustri ketjil setjara koperatip, misalnja: industri
tali, industri genteng, perusahaan tembakau, dan
sebagainja.

244

7. Guru-guru sekolah didesa memegang peranan
jang penting dalam pelaksanaan rentjana ini, bukan
sadja oleh karena guru-guru tersebut kebanjakan
kali tergolong orang-orang terkemuka didesa,
melainkan djuga oleh karena mereka inilah jang
memberi didikan kepada anak-anak didesa jang
dikemudian hari akan melaksanakan rentjana ini
pula. Oleh karena itu perlu diselenggarakan latihanlatihan chusus bagi guru-guru sekolah mengenai
rentjana Pembangunan Masjarakat (Desa, jang
diselenggarakan selama masa liburan. Latihanlatihan ini penjelenggaraannja kurang lebih sama
dengan latihan-latihan bagi Pemimpin-pemimpin
desa. Selandjutnja azas-azas rentjana Pembangunan
Masjarakat
Desa
harus
merupakan bagian jang pokok dari pada daftar peladjaran
sekolah-sekolah guru,
F. Anggaran Beiandja:
1. Dalam Rentjana Pembangunan Lima Tahun ini
maka bagi Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa
disediakan Rp. 198 djuta.
2. Oleh karena Pembangunan Masjarakat Desa
didasarkan atas azas kekuatan sendiri dari
masjarakat desa, maka djumlah uang tersebut diatas
harus dianggap sekedar bantuan dari Pemerintah.
Diharapkan bahwa masjarakat desa sendiri akan
memberikan sumbangannja paling sedikit dalam
djumlah jang sama dengan bantuan Pemerintah dan
makin lama dalam djumlah-djumlah jang makin
besar, baik dalam bentuk tenaga kerdja maupun
bahan-bahan,
uang, dan sebagainja.
3. Biaja jang disediakan dalam sebuah Daerah
Kerdja Lengkap adalah lebih banjak dari pada jang
tersedia bagi Daerah Kerdja Pokok.
4. Sebagaimana diuraikan dalam fasal C (Pokokpokok Ren-tjana) maka dalam tahun pertama
16 Daerah Kerdja Pokok dan
. diselenggarakan
dalam tahun kedua serta tahun-tahun berikutnja
diselenggarakan lagi 16 Daerah Kerdja Pokok jang
baru, sedang 10. diantara Daerah-daerah Kerdja
Pokok jang lama didjadikan Daerah Kerdja Lengkap.
Dengan demikian pada achir tahun kelima akan
terdapat 40 Daerah Kerdja Pokok dan 40 Daerah

Kerdja
Lengkap.
Apabila
urut-urutan
ini
dilaksanakan maka ditaksir bahwa dalam djangka
waktu 5 tahun diperlukan Rp. 79 djuta untuk
Daerah-daerah Kerdja Pokok dan Rp. 80 djuta untuk
Daerahdaerah Kerdja Lengkap.
245

5. Ketjuali pengeluaran-pengeluaran langsung
untuk Daerah-daerah Kerdja masih pula diperlukan
biaja-biaja untuk keperluankeperluan lain, misalnja
untuk latihan-latihan, dan sebagainja. Untuk ini
disediakan Rp. 39 djuta bagi djangka waktu 5 tahun.
6. Djumlah
serta
perintjian
pengeluaranpengeluaran tersebut diatas untuk djangka waktu
5 tahun dapat dilihat dalam daftar dibawah ini:

Tahun ke-4

Tahun ke-5

5 tahun

Djumlah

Tahun ke-3

Daerah Kerdja
Pokok
Daerah Kerdja
Lengkap
Pengeluaran Lainlain

Tahun ke-2

Macam
Pengeluaran

Tahun ke-1

Anggaran Belandja Rentjana Pembangunan
Masjarakat Dena
(dalam 1.000.000 rupiah)

9

4

12,
4
8
6

15,
8
16
8

19,
2
24
9,5

22,
6
32
11,
5

79
80
39

1
3

26,
4

39,
8

52,
7

66,
1

19
8

7. Diharapkan bahwa dalam djangka waktu
beberapa tahun Daerah-daerah Kerdja Lengkap
dapat lebih banjak berdiri atas kekuatan sendiri,
sehingga bantuan Pemerintah lambat laun dapat
dikurangi sampai pada suatu tingkat tertentu atau
lebih baik lagi apabila sama sekali tidak
diperlukan lagi.
8. Sesungguhnja apabila keuangan jang kini
dipergunakan oleh alat-alat Pemerintah jang usahausahanja
sedjadjar
atau
jang
tudjuannja simpang-siur itu dapat dipersatukan,
maka banjak sekali jang akan dapat dipakai untuk
pelaksanaan rentjana ini.
9. Selandjutnja
disamping
keuangan
jang
diperoleh
dari
ang-

garan belandja Pemerintah, maka untuk pelaksanaan
rentjana ini banjak djuga kemungkinan untuk
memperoleh bantuan luar negeri atau bantuanbantuan internasional, lebih-lebih lagi mengingat
besarnja
perhatian
terhadap
Pembangunan
Masjarakat
Desa
dewasa ini.
246

G. Tindakan-tindakan

pertaatnla

jang

telah

dikerdjakan .
1. Dalam bulan Nopember 1955 telah berangkat
sebuah delegasi untuk mempeladjari Pembangunan
Masjarakat Desa di Birma, Sailan, India dan
Pakistan selama kurang lebih 3 bulan.
2. Dalam bulan Pebruari 1956 telah pula
berangkat sebuah delegasi wanita kenegeri-negeri
Birma, India dan Pakistan untuk maksud jang sama.
3. Telah diselenggarakan Konperensi Besar
tentang P.M.D. pada tanggal 2 dengan 3 Mei 1956
di Djakarta dibawah pimpinan Menteri Negara
Urusan Perentjanaan.
4. Sudah
dibentuk
sebuah
Panitya
Kerdja
Sementara
untuk
menjelenggarakan
sebuah
persiapan kearah pelaksanaan Rentjana P.M.D.
dengan ketetapan dari Menteri Negara Urusan
Perentjanaan tertanggal 20-6-1956 No. 288/M/1956.
5. Penentuan Daerah-daerah Kerdja Pokok tersebar
diseluruh Indonesia sebanjak 16 buah jaitu di:
Sumatera Utara
Sumatera Tengah
Sumatera Selatan
Djawa Barat
Djakarta Raya
Djawa Tengah
Daerah Istimewa
Djawa Timur
Kalimantan
Sulawesi
Nusa Tenggara
Maluku
Djumlah

2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2

,,
,,
,,
,,


,,





16 buah

6. Mengadakan latihan bagi Pedjabat P.M.D.
sebanjak 160 orang jang berasal dari ke 16

Daerah
Kerdja
jang
sudah
ter pilih. Latihan tersebut sudah diachiri pada tanggal 9
Agustus 1956 jang lalu.
247

7. Mengadakan
Seminar-seminar/Konperensi
bagi petugaspetugas chusus P.M.D. Propinsi,
petugas chusus P.M.D. taraf Kabupaten, Kepala dan
Wakil Kepala Daerah Kerdja.
8. Sudah
pula
diselenggarakan
Seminar/Konperensi bagi anggota Staf Daerah
Kerdja Pembangunan Masjarakat Desa.
Semua jang termasuk dalam 6, 7 dan 8 adalah
pegawai-pegawai dart berbagai instansi pemerintah,
djadi tidak ada penambahan pegawai baru.
9. Menerima bantuan 3 tenaga-tenaga ahli dari
luar negeri jang diperbantukan dalam penjusunan
persiapan-persiapan,
masing-masing
bekerdja
selama 2 bulan, 3 bulan dan 6 bulan.
10. Mengusahakan
penjusunan
organisasi
pelaksana P.M.D. ditaraf Propinsi dan Kabupaten,
sedang
pembentukan
Panitia
Pernbangunan
Masjarakat Desa kini masih dalam penjelesaian.
11. Sudah pula diadakan pelantikan Daerahdaerah Kerdja diseluruh Daerah-daerah Kerdja
pada tanggal 17 Agustus 1956.

248

Lampiran.
Garis2 Besar Rentjana
Tahun 1956/1960.

Pembangunan

Lima

Title page
Halaman 1, diatas: Lampiran …Rantjangan UndangUndang…
harusnja:
Lampiran
…Rantjangan
Undang-Undang…
Isi:
Halaman 3 , ............BAB 11: Hubungan perburuan
...........................................................
harusnja: Hubungan perburuhan ........
BAB 1 6 : Pembagunan masjarakat
desa ........................................................
harusnja: Pembangunan masjarakat
desa ........................................................
BAB 1:
Halaman 7 , No. 10, baris 5 dari No. 11:.., jang kedua
(1956)
harusnja : ............jang kedua (1965)
BAB 2:
Halaman

BAB 5 :
Halaman

BAB 6:
Halaman

11,...........................baris 8 dari bawah:
..........................tingkat pertambangan
penduduk ...............................................
harusnja: tingkat pertambahan penduduk
…..
6 0 , pada peta: B4 dan B5 di Atjeh,
harusnja: A4 dan A5. Lihat untuk BAB 4
dan 5 halaman terachir dari lampiran ini
!!
80,..................baris 11 dari atas:...guna
instansi dan ..............................
harusnja:......guna installasi dan ............

Halaman
Halaman
BAB 7:
Halaman
Halaman
Halaman

80,............................14 dari bawah:
...................harus ditundjukan pada ......
harusnja: ...harus ditudjukan pada
93, No. (8): diantara kurung harusnja:
(Lihat halaman 74).
9 7 , baris 1 5 dari bawah: 129.465
W w. , harusnja: 129.
4 6 5 K w.
101, baris 4 dari atas:
sebanjak 18.000 Kw.
harusnja: sebanjak 27.000 Kw.
102, pada peta: Djokdjakata harusnja:
Djokdjakarta.

BAB 8:
Halaman

Halaman

Halaman
Halaman

Halaman
Halaman
Halaman

Halaman
Halaman

BAB 10:
Halaman

105,.................baris 17 dari atas:
...............termasuk permindahan .........
harusnja: termasuk pemindahan ........
110,...........baris 5 dari bawah: Dengan
demikian ................................................
harusnja: Dengan demikian ..................
111,baris 10 dari atas:... sebesar ± Rp.
250 djuta ...............................................
harusnja :sebesar ± Rp. 425 djuta ……
112,........................................pada peta:
Projek Pro-Memori:
2. Kamar dingin ....harusnja: 2. Kamar
pendingin.
Komplek Asahan harusnja: Kompleks
Asahan.
113, baris 14 dari bawah: 1. Kontleks
Asahan.....................................................
harusnja: 1. Kompleks Asahan ............
113, baris 11 dari bawah: c ditiadakan
(pindah ke Palem-bang).
116, kolom 2, No. 2 Superfosfat:
Belawan.
harusnja: Palembang.
118,....basis 13 dari bawah:... bahanbahan jangn tersedia ..........................
harusnja:. bahan-bahan jang tersedia
124, basis pertama: Industri Barangarang Logam.
harusnja:
Industri
Barang-Barang
Logam.
143,...................baris 16 dari bawah:
.......................jang dapat dsediakan.
harusnja:.......jang dapat disediakan.

BAB 13:
Halaman

Halaman

Halaman

Halaman

201,............basis 13 dari bawah:
.......................cholera dysentri, ...........
harusnja: .....cholera, dysentri, ...........
202,..............................basis 5 dari atas:
mentjapai 400 %). harusnja:
mentjapai 400 °/00).
204,....No. 1 0 ditambah: dibelakangnja:
Disamping
itu
di
bentuk
Panitia
Perbaikan Makanan.
204, baris 11 dari bawah: Usaha preventip
dipertahankan…

harusnja:
Usaha
preventip
perlu
dipertahankan .....................................

Halaman
Halaman
Halaman

Halaman

Halaman
Halaman

BAB 15:
Halaman
Halaman

Halaman

BAB 8:

208,......baris 15 dari atas: Seperti rumah
sakit, .........................................................
harusnja: Seperti rentjana rumah sakit...
209,.........................baris 10 dari bawah:
...............................Sinas X (mase X-ray .
harusnja: Sinar X (mase X-ray ..................
210,...baris 17 dari atas:... suatu tjara jang
lebih baik.
harusnja: . suatu tjara jang ternjata lebih
murah
dengan membawa hasil jang lebih baik.
211,..........................baris 13 dari bawah :
......................................apakah ada: tikustikus ………harusnja: ………………………
apakah ada
tikus-tikus
212,.........................baris 12 dari atas:
...............................seperti lalat, njamuk .
harusnja: ................seperti lalat, njamuk .
213,..................baris 4 dari bawah
.....................disitupun termasuk;...........
harusnja: ...; disitupun termasuk: ............
227,...................baris 14 dari atas:. antara
lain: keadan .................................
harusnja: .....antara lain: keadaan ............
230, baris 15 dari atas: kebutuhan badanbadan
bangunan……………...…harusnja:…………
kebutuhan
bahan-bahan bangunan
230, baris
18
dari
atas:
………..mengadakan……penjelikikan
mengenai
……………………harusnja:
………………..
mengadakan
penjelidikan
mengenai
……………………

Halaman

Halaman

Halaman

114,............................baris 3 dari atas:
..................................asam tjoka, ............
harusnja::...................asam tjuka,.............
baris 4 dari atas: amonia, .........................
..................................
harusnja: ammonia, . ................................
baris 8 dari atas: ........jang seksama ........
harusnja: ...................jang saksama ........
121,..................baris 4 dari atas: kantor
dan kertas ..................................
harusnja: .......kantor dari kertas ..............
baris 15 dari atas: ....dan sendal..............
harusnja: ..................dan sandal...............
124,............................baris 10 dari atas:
..................................penangkapan ikan.
harusnja: ........penangkap ikan
baris 24 dari atas: .......Barang-barang dan
besi.
harusnja:
Barang-barang dari besi.

Halaman

123, baris 1 dari atas: Plastik, Gelas dan
Kramik.
harusnja: Plastik, Gelas dan Keramik.
Errata
Bab 4

Pertanian, Kehutanan, Kehewanan
dan Perikanan
(hal. 29 s/d hal. 59).
No. Hataman.
Kesalahan.
Seharusnja.
1. 40, baris ke Pinus merkusli, ..Pinus
merkusli,……
26 dari atas
2. 43, baris ke ... .disediakan, ........disediakan
…….
12 dari atas.

No. Halaman.
1. Peta

Bab 5.
Pengairan
(hal. 60 s/d hal. 70).
Kesalahan.
Seharusnja.
Nomor prejek
Dirubah dengan
di Sumatra Utara, A4 dan A5
dekat Medan,
134 dan B5.