KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB TAISIRUL KHALAK KARYA HAFIDZ HASAN AL MAS’UD SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM KITAB TAISIRUL KHALAK

KARYA HAFIDZ HASAN AL MAS’UD

SKRIPSI

  

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

M. NUR FAIZIN

  

111 11 057

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2017

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM KITAB TAISIRUL KHALAK

KARYA HAFIDZ HASAN AL MAS’UD

SKRIPSI

  

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

M. NUR FAIZIN

  

111 11 057

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2017

  

SKRIPSI

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB TAISIRUL KHALAK

KARYA HAFIDZ HASAN AL MAS’UD

  disusun oleh

  

M. NUR FAIZIN

111-11-057

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Pada Tanggal 31 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji Ketua penguji : Achmad Maimun, M.Ag. ..............................

  Sekertaris Penguji : Dr. M. Ghufron, M.Ag. .............................. Penguji I : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. .............................. Penguji II : Sutrisna, S.Ag, M.Pd. ..............................

  Salatiga, 31 Maret 2017 Dekan Suwardi, M.Ag.

  NIP. 19670121 199903 1 002

  

MOTTO

“Mengajak kepada kebaikan adalah baik, tetapi memaksa orang lain

kepada suatu yang kita an ggap baik adalah tidak baik” KH. Ahmad

  

Mustofa Bisri (Gus Mus).

  

PERSEMBAHAN

1.

   Kedua orang tua tersayang Bapak Ahmad dan Ibu Harmini yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya, dukungan serta do ’anya sehingga skripsi ini akhirnya selesai.

  2. Adik tersayang M. Nur Kholis yang selalu mendukung dan mensuport setiap langkahku.

  3. Abah yai Muhlasin dan Umi Khoiriyatik yang senantiasa ’anya sehingga mencurahkan kasih sayangnya, dukungan serta do skripsi ini akhirnya selesai.

  4. Teman-teman kepengurusan PP.Pancasila yang selalu memberikan semangat dan dukungan .

  5. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Salatiga.

  6. Sahabat-sahabati Gerakan Angkatan 2011 (GANAS) PMII Kota Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Ruchayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag. Selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam membimbing penulis.

  5. Ibu Maslikhah, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik selama kuliah di IAIN Salatiga.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah menjadi perantara ilmu.

  7. Segenap ustad, pengurus, dan santri Pondok Pesantren Pancasila.

  8. Abah K. Muhlasin yang telah memberikan do‟anya.

  9. Ayah Ibu, Adikku yang selama ini selalu memberikan do‟a, serta selalu memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Salatiga.

  11. Sahabat-sahabati Gerakan Angkatan Dua Ribu Sebelas (GANAS) PMII Kota Salatiga.

  12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya, khususnya kepada penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca. Dan pada akhirnya penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 09 Maret 2017 Penulis

  M. NUR FAIZIN NIM 11111057

  

ABSTRAK

  Faizin. M. Nur. 2017. Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisirul Khalak

  Karya Hafidz Hasan Al Mas‟ud. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. M. Ghufron, M.Ag. Kata kunci : Konsep Pendidikan Akhlak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan akhlak menurut Hafidz Hasan Al Mas‟ud dalam karyanya yaitu kitab Taisirul Khalak.

  Beberapa hal yang akan disampaikan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah konsep pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab Taisirul

  

Khalak . (2) Bagaimanakah relevansi konsep pendidikan akhlak kitab Taisirul

Khalak karya Hafidz Hasan Al Mas

  ‟ud terhadap kehidupan saat ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti menggunakan pendekatan Library research. Sumber utama dalam penelitian adalah kitab

  

Taisirul Khalak , serta terjemahan dari kitab Taisirul Khalak, adapun sumber

pendukungnya adalah buku-buku lain yang bersangkutan dengan materi.

  Temuan ini menunjukkan bahwa Konsep Pendidikan Akhlak yang terdapat dalam kitab Taisirul Khalak adalah kesempurnaan seseorang dalam berbuat baik terhadap Allah SWT, sesama manusia, dan Alam sekitar. Relevansi pendidikan akhak dalam kitab Taisirul Khalak bahwa seorang guru harus dapat menyiapkan peserta didik yang dapat menjadi manusia yang sempurna dan dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat sekarang dan akan datang.

  Konsep pendidikan akhlak dalam kitab Taisirul Khalak sangat praktis dan didasarkan pada Al-

  Qur‟an dan Hadits. Dengan demikian, memberikan motivasi untuk melaksanakan kebaikan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

  Keberadaan kitab Taisirul Khalak dapat membentuk manusia yang memiliki ketaqwaan sejak dini serta dapat mengarungi kehidupan yang kompleks dan penuh dengan tantangan zaman yang semakin hari semakin rusak. Manusia yang menerima ajaran dari kitab Taisirul Khalak akan dapat menguasai tiga aspek, yaitu hablum minallah, hablum minan nas, dan hablum minal alam, sehingga tercipta keseimbangan antara jasmani dan ruhaninya.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ ii PENGESAHAN............................................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iv MOTTO......................................................................................................... v PERSEMBAHAN........................................................................................ vi KATA PENGANTAR................................................................................. vii ABSTRAK................................................................................................... ix DAFTAR ISI................................................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5 D. Kegunaan Penelitian......................................................................... 6 E. Metode Penelitian.............................................................................. 6 F. Penegasan Istilah.............................................................................. 8 G. Sistematika Penulisan....................................................................... 11 BAB II BIOGRAFI A. Profil Hafidz Hasan Al Mas‟ud......................................................... 13 B. Faktor-faktor Hafidz Hasan Al Mas‟ud melakukan penelitian......... 14 C. Catatan Perjalanan Hafidz Hasan Al Mas‟ud.................................. 15 D. Karya-karya Hafidz Hasan Al Mas‟ud............................................. 18 BAB III KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB TAISIRUL KHALAK KARYA HAFIDZ HASAN AL MAS’UD A. Hubungan dengan Allah SWT ........................................................ 22 B. Hubungan Guru dan Murid............................................................... 24 1. Tatakrama (adab) seorang guru (Adabul Mu‟allimi) ................ 24

  2. (adab) seorang pelajar/siswa (Adabul

  25 Tatakrama Muta‟allimi)...............................................................................

  C.

  26 Hubungan dengan sanak family 1. Hak-hak dan kewajiban kepada kedua orang tua (Huququl Walidaini )..................................................................................

  26 2. Hak-hak kepada kerabat (Huququl Qorobati) .......................... 27 D. Hubungan dengan sesama manusia.................................................. 28 1.

  Hak-hak dan kewajiban kepada tetangga (Huququl Jironi) ..... 28 2. Tatakrama (adab) dalam pergaulan (Adabul Mu‟asyaroti)....... 29 3. Kerukunan.................................................................................. 29 4. Persaudaraan.............................................................................. 30 5. Tatakrama (adab) dalam pertemuan (Adabul Majalisi)............. 31 E. Hubungan dengan diri sendiri........................................................... 32 1.

  Tatacara Makan ( Adabu Akli).................................................... 32 2. Tatacara Minum (Adabu Syurbi)................................................ 34 3. Tatacara Tidur (Adabu Naumi)................................................... 34 4. Tata krama (Adab) di dalam masjid (Adabul Masjidi)............... 35 5. Kebersihan (An-Nadhofatu)....................................................... 36 6. Jujur dan dusta ( Ash-Sidqu wal Kadzibu)................................. 36 7. Amanah ( Al-Amanatu).............................................................. 38 8. Terjaga ( Al-‟Iffah)..................................................................... 39 9. Harga diri ( Al-Muru‟ah)............................................................ 39 10.

  Kesabaran ( Al-Hilmu)............................................................... 40 11. Kemurahan atau dermawan ( As-Sakhou).................................. 40 12. Merendahkan diri ( Tawadlu‟).................................................... 41 13. Ketinggian Jiwa („Izzatun Nafsi)................................................ 42 14. Keadilan ( Al-„Adlu)................................................................... 42 F. Akhlak yang harus dihindari............................................................. 43 1.

  Dendam ( Al-Hiqdu)................................................................... 44 2. Dengki ( Al-Hasadu)................................................................... 44 3. Ghibah (Al-Ghibatu)................................................................... 44

  4. Adu domba( An-Namimatu)...................................................... 45 5.

  Sombong ( Al-Kibru)................................................................. 46 6. Tertipu oleh diri sendiri ( Al-Ghururu)...................................... 46 7. Aniaya atau Dholim (Adh-Dhulmu).......................................... 47

  BAB IV PEMBAHASAN A. Konsep Pendidikan Aakhlak dalam Kitab Taisirul Kholak.............. 48 1. Hubungan Makhluk dengan Tuhannya....................................... 49 2. Hubungan antara Guru dan Murid..............................................

  3. Hubungan antara orang tua dan anak..........................................

  51

  54 4. Hubungan dengan keluarga......................................................... 56 5. Hubungan dengan Masyarakat.................................................... 58 6. Hubungan dengan Diri Sendiri.................................................... 62 B. Relevensi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Taisirul Khalak............. 72 1.

  Tujuan Pendidikan Akhlak.......................................................... 73 2. Materi Pendidikan.......................................................................

  3. Pendidikan dan Peserta Didik.....................................................

  74

  75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................................... 77 B. Saran..................................................................................................

  C.

  Penutup..............................................................................................

  78

  78 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak sebagai ilmu merupakan bahasan pokok dan subtansial dalam Islam, yang kajiannya tidak terbatas pada tingkah laku manusia dari aspek fisik, tetapi terikat pula dengan aspek batin dan kebahagiannya. Kajian yang

  menyangkut dimensi penting yang meliputi persoalan kebaikan dan keburukan hidup manusia di dunia, bahkan menyangkut pula dengan kehidupannya di hari kemudian. Dalam sejarah umat manusia, antara lain sebagian diungkapkan dalam Al-

  Qur‟an, bahwa bangsa yang kokoh adalah bangsa yang baik akhlaknya, sebaliknya suatu bangsa menjadi runtuh disaat akhlaknya rusak. Firman Allah SWT:             

                   .

  Artinya:” Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan Al- Maidah: 8).

  ”(

  Manakala hal ini dikaitkan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini, yang bisa dikatakan dalam kondisi krisis moral, apakah suatu saat kehancuran juga akan melanda bangsa ini. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

  Krisis moral dalam kehidupan umat manusia khususnya bangsa Indonesia pada zaman modern ini, seringkali menafikan kemaslahatan manusia. Krisis itu menunjukan adanya perpecahan antara nilai-nilai moral dengan sains yang berkembang dalam kerangka netralitis akhlak yang memiliki nilai spiritual tinggi.

  Akibatnya akhlak masyarakat modern merosot, kehidupan mereka menjadi kacau balau yang disebut dis-orientasi.

  Tidak hanya itu, pengaruh arus globalisasi dan modernisasi yang semakin marak juga menambah buruknya krisis moral bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan laju globalisasi dan modernisasi tidak diimbangi dengan penguatan akhlaknya.

  Budaya globalisasi yang melanda kehidupan masyarakat juga merambah ke kehidupan para pelajar, sehingga para pelajar ikut terpengaruh oleh budaya globalisasi yang merusak moral.

  Adanya kemerosotan akhlak yang terjadi pada masyarakat ini dapat dilihat dengan adanya kenakalan remaja yang menyebabkan rusaknya lingkungan masyarakat.

  Kenakalan remaja itu dapat berupa perbuatan kejahatan, ataupun penyiksaan terhadap diri sendiri, seperti perampokan, narkoba, dan minuman keras, yang semua itu merupakan imbas dari modernisasi industri dan pergaulan.

  Dalam mengatasi berbagai problematika di atas, nampaknya perbaikan akhlak menduduki peringkat yang pertama. Relevansi ajaran agama merupakan suatu penerapan proses, ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Relevansi penanaman nilai religious atas agama tersebut diharapkan mampu membentuk kepribadian muslim. Pendidikan selain mencangkup proses mentransfer dan transmisi ilmu pengetahun juga merupakan proses yang sangat strategis dalam menanamkan nilai dalam rangka membentuk muslim anak.

  Pendidikan akhlak merupakan bagian besar dari isi pendidikan Islam, posisi ini terlihat dari kedudukan Al-

  Qur‟an sebagai referensi paling penting tentang akhlak bagi kaum muslimin: individu, keluarga, masyarakat, dan umat. Firman Allah SWT:

  .    

  Artinya :” dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung ”(Al Qalam: 4).

  Akhlak merupakan buah ajaran Islam yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan serta membuat hidup dan kehidupan menjadi baik. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia tidak akan berbeda dari binatang.

  Salah seorang ulama yang mengkaji dan memberikan pendidikan akhlak secara mendalam adalah Hafidz Hasan Al Mas‟ud yang nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan Ali Ibn Al Husayn Ibn Ali Al-

  Mas‟udi salah satu guru senior di Darul Ulum, Al-Ahzar Mesir. Dia dilahirkan di Baqdad, Iraq dan meninggal dunia di Fustat Mesir pada tahun 345 H/956 M. Al-

  , zoologi, ensiklopedi dalam

  Mas‟udi adalah ahli sejarah, geografi, geologi bidang ilmu Islam. Salah satu karya dari Hafidz Hasan Al Mas‟ud dalam bidang pendidikan adalah kitab Taisirul Khalak yang banyak dikaji di berbagai pendidikan pondok pesantren khususnya di pondok pesantren salaf.

  Kitab Taisirul Khalak adalah kitab yang berisi ringkasan ilmu akhlak untuk pelajar tingkat dasar. Sedangkan pendidikan akhlak sebagaimana dirumuskan oleh ibnu Maskawaih dan dikutip oleh Abudin Nata, merupakan upaya ke arah terwujudnya sikap batin yang mendorong secara spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari seseorang.

  Dalam pendidikan akhlak ini, kriteria benar dan salah untuk menilai perbuatan yang muncul merujuk pada Al- Qur‟an dan Sunah sebagai sumber hukum tertinggi Islam .

  Di dalam Kitab Taisirul Khalak berisi tentang konsep-konsep akhlak yang merupakan hasil pemikiran Hafidz Hasan Al Mas‟ud yang bertujuan untuk disyiarkan ke masyarakat luas agar mampu mempunyai akhlak yang baik. Kitab ini tergolong praktis, di dalamnya terdapat berbagai ulasan- ulasan yang berhubungan dengan pendidikan akhlak beserta dalil-dalilnya (dasar-dasarnya), yang bisa dijadikan acuan untuk mempengaruhi dan memformulasikan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari para siswa (pelajar).

  Dalil-dalil di dalam Al- Qur‟an, Hadits Nabi, serta perumpamaan dan keutamaan bagi orang yang berakhlak juga diikutsertakan dalam memberikan dasar dalam pendidikan akhlak. Konsep pendidikan akhlak dalam Kitab menggabungkan tasawuf dan akhlak. Sehingga akan

  Taisirul Khalak

  membentuk manusia dengan akhlak yang baik dan dibaluti dengan kebersihan hati.

  Dari latar belakangdi atas, penulis tertarik untuk menggali konsep pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab Taisirul Khalak, yang memuat ulasan-ulasan pemikiran dari Hafidz Hasan

  Al Mas‟ud. Untuk itu, maka dalam penelitian ini penulis memberi judul: “KONSEP PENDIDIKAN

  AKHLAK DALAM KITAB TAISIRUL KHALAK KARYA HAFIDZ HASAN AL MAS‟UD”. Penulis akan berusaha mengulas konsep pendidikan akhlak yang ada dalam kitab Taisirul Khalak dan bagaimana relevansinya terhadap kehidupan saat ini.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.

  Bagaimanakah konsep pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab

  Taisirul Khalak ? 2.

  Bagaimanakah relevansi konsep pendidikan akhlak kitab Taisirul Khalak karya Hafidz Hasan Al Mas ‟ud terhadap kehidupan saat ini? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1.

  Mengetahui bagaimanakah konsep pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab Taisirul Khalak.

  2. Mengetahui bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlak kitab Taisirul karya Hafidz Hasan Al Mas

  

Khalak ‟ud terhadap kehidupan saat ini.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Teoritis a.

  Memperkaya khasanah keilmuan tentang konsep pendidikan akhlak yang terkandung di dalam kitab Taisirul Khalak.

  b.

  Memperkaya pemahaman ajaran agama Islam sebagai agama yang berwawasan luas cakupanya.

2. Praktis a.

  Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan salah satu bentuk pelatihan bagi peneliti dalam menganalisis kandungan khususnya konsep pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Taisirul Khalak untuk dijadikan sebagai salah satu karya ilmiah (Skripsi).

  b.

  Bagi Masyarakat Umum Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiyah yang berkaitan dengan pendidikan akhlak dan mempermudah masyarakat umum untuk mengetahui isi kandungan kitab Taisirul Khalak kususnya konsep pendidikan akhlak yang terkandung pada kitab tersebut.

E. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan Library

  research . Yaitu pendekatan yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan

  angka secara langsung. Dalam hal ini hendak diuraikan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Kitab Taisirul Khalak dan relevansinya terhadap kehidupan saat ini.

  2. Sumber Data Dalam pengambilan dan pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode pencarian data berupa buku, artikel, dan dokumen lain yang sinergis dengan penelitian ini. Penelitian ini berisi kutipan- kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Kemudian data- data tersebut terdiri dari dua sumber yaitu: a.

  Sumber utama, adalah sumber yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang didapat yaitu: Kitab Taisirul Khalak beserta terjemahannya.

  b.

  Sumber pendukung, adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk memperjelas data utama. Yaitu buku-buku lain yang ada hubungannya dengan pendidikan akhlak.

  3. Analisis data Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Moloeng

  (2003:103) dalam bukunya “Metode Penelitian Kualitatif“ yaitu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Dalam penelitian ini peneliti berusaha menganalisa isi Kitab Taisiru Khalak dengan cara memilah-milah (seleksi) data atau materi-materi dalam yang sesuai dengan fokus pembahasan dalam penelitian ini, yaitu yang berkaitan dengan konsep pendidikan akhlak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deduktif dan induktif. Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Metode Research menyatakan bahwa metode deduktif adalah merupakan alur pembahasan yang berangkat dari realita yang bersifat umum menuju sebuah pemahaman yang bersifat khusus. Dengan kata lain peneliti berusaha menganalisa materi yang bersifat umum (isi Kitab Taisirul Khalak) kemudian mengkhususkannya dengan cara menseleksi materi-materi yang sesuai dengan pembahasan (konsep pendidikan akhlak menurut Hafidz Hasan Al Mas‟ud).

  Selain itu peneliti juga menggunakan Metode induktif menurut Sutrisno Hadi, bahwa berfikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus atau kongkrit, kemudian peristiwa-peristiwa yang kongkrit itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum. Metode ini digunakan untuk mengambil garis besar dari hal-hal yang bersifat khusus menjadi hal-hal yang bersifat umum. Dalam hal ini peneliti akan mengungkapkan konsep pendidikan akhlak dalam kitab Taisirul Khalak dan menganalisa konsep pendidikan akhlak karya Hafidz Hasan Al Mas

  ‟ud dan relevansinya dalam kehidupan saat ini, kemudian dilakukan penyimpulan.

F. Penegasan Istilah

  Skripsi ini berjudul “Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Taisirul

  Khalak karya Hafidz Hasan Al Mas‟ud” Untuk menghindari kekeliruan dan

  kesalah pahaman dalam penafsiran judul yang dimaksudkan, ada beberapa istilah yang perlu di jelaskan disini:

1. Konsep Pendidikan akhlak

  Konsep adalah rancangan ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret. Pengertian disini adalah ruang lingkup tentang suatu nilai tentang pendidikan, dengan kata lain konsep disini adalah gambaran besar atau suatu gagasan besar tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada kitab Taisirul Khalak karya Hafidz Hasan Al Mas ‟ud.

  Sedangkan pendidikan menurut UUD 1945 yakni terdapat pada pasal 31 ayat 1 yang berbunyi, tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Ayat 2 menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan Undang-undang. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Peraturan pemerintah nomor 19 tahun tentang Standar Nasional Pendidikan.

  Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional BAB I pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Secara etimologi, pengertian pendidikan yang diberikan oleh ahli John Dewey, menyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju kearah tabiat manusia dan manusia biasa.

  Sedangkan pengertian akhlak secara etimologi dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak dan tabiat. Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun (

  قلخ) yang menurut lughot diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat (KBBI, 1994:15).

  Sedangkan pendidikan akhlak sebagaimana dirumuskan oleh ibnu Maskawaih dan dikutip oleh Abudin Nata, Merupakan upaya kearah terwujudnya sikap batin yang terwujudnya sikap batin yang mendorong secara spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari seseorang. Dalam pendidikan akhlak ini, kriteria benar dan salah untuk menilai perbuatan yang muncul merujuk pada Al-Qur ‟an dan Sunah sebagai sumber hukum tertinggi islam.

  Sehingga dari gambaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan akhlak adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk membentuk tabiat yang baik pada seorang peserta didik, sehingga membentuk pribadi yang taat kepada Allah SWT. Pendidikan akhlak harus dilakukan dengan kesinambungan dengan tidak ada paksaan dengan pihak manapun.

2. Kitab Taisirul Khalak

  Kitab Taisirul Khalak adalah kitab karangan Hafidz Hasan Al Mas‟ud dalam bidang pendidikan khususnya ilmu akhlak. Dalam Kitab tersebut terdapat 31 bab baik itu akhlak terpuji maupun akhlak tercela. Alasan penulis menggunakan kitab Taisirul Khalak karangan Hafidz Hasan Al Mas‟ud dan tidak menggunakan kitab-kitab akhlak lain sebagai objek penelitian adalah karena penulis beranggapan bahwa kitab Taisirul

  Khalak karya dari seorang ulama yang hebat yang berisikan materi-materi

  dasar ilmu akhlak yang ditulis secara ringkas sehingga di anggap pas sebagai bahan penelitian. Kemudian penulis juga melihat bahwa kitab

  Taisirul Khalak sendiri banyak diajarkan pada pesantren-pesantren di

  Indonesia, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian dan pendalaman kitab Taisirul Khalak itu sendiri khususnya dalam konsep pendidikan akhlak yang terkandung di dalamnya.

  Harapanya hasil dari penelitian ini dapat mempermudah bagi masyarakat untuk memahami isi kitab Taisirul Khalak.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan yang penulis maksud di sini adalah sistematika penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

  Bab Pertama. Pendahuluan, menguraikan tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Penegasan Istilah, dan sistematika Penulisan sebagai gambaran awal dalam memahami skripsi ini.

  Bab Kedua: Biografi yang memuat: Biografi Hafidz Hasan Al Mas‟ud, dan karya-karyanya.

  Bab Ketiga: Deskripsi pemikiran yang memuat: konsep pendidikan akhlak dalam kitab Taisirul Khalak karangan Hafidz Hasan Al Mas‟ud.

  Bab Keempat: Pembahasan yang memuat analisis: konsep pendidikan akhlak kitab Taisirul Khalak dan relevansinya dalam kehidupan saat ini.

  Bab Kelima: Penutup yang memuat : Kesimpulan dan Saran.

BAB II BIOGRAFI HAFIDZ HASAN AL MAS’UD A. Profil Hafidz Hasan Al Mas’ud Hafidz Hasan Al Mas‟ud adalah seorang ulama‟ yang hidup kisaran

  ab ad 9 Masehi. Nama lengkap Hafidz Hasan Al Mas‟ud adalah Abu Hassan Ali Bin Husayn Bin Ali Al Mas‟udi atau Abu Hasan Ali Bin Al Husyn Bin Abdullah Al Mas‟udi. Beliau dilahirkan di Baqdad, Iraq dan meninggal dunia di Fustat Mesir pada tahun 345 H/956 M. Beliau adalah keturunan Arab yaitu dari keturunan Abdullah Bin Mas‟udi seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang dihormati. Hal ini sama dengan pernyataan dalam Ad-Dhahabi dan surat tulisan Al-

  Musabihi yang menyatakan Hafidz Hasan Al Mas‟ud meninggal dunia pada bulan Jumadil Akhir 345 H.

  Sebagaimana anak- anak pada umumnya Hafidz Hasan Al Mas‟ud pada waktu kecil hidup dengan kedua orang tuanya dan mendapat pendidikan pertama kali langsung dari kedua orang tuanya. Kemudian setelah dewasa Hafidz Hasan Al Mas‟ud melalukan pelayaran. Pada waktu dewasa, rancangan pertama yang dicanangkan ialah beralih kebidang sejarah dan adat istiadat dan cara hidup setiap negeri. Hafidz Hasan Al Mas‟ud juga banyak mempelajari ajaran Kristen dan Yahudi, serta sejarah barat dan timur yang berlatar belakang Kristen dan Yahudi (Tayibah, “Tokoh Islam (Hafid Hasan Al Mas‟udi)” .http://tayibah.e.Islam.com. diakses pada tanggal 04 februari 2017, Pukul 01.17 WIB).

  Dia adalah tipe orang yang bercita-cita tinggi. Atas dasar itu Hafidz Hasan Al M as‟ud menjalankan penyelidikan dan melakukan pelayaran keseluruh pelosok negeri. Dan ketika diperjalanan Hafidz Hasan Al Mas‟ud sempat berguru kepada sejumlah ulama besar. Ketika di Hammah ia berguru kepada Syaikh Asy-Syuyukh bin Izzun, dan ketika di Damaskus ia berguru kepada Abi Al-

  Yasr, Ibnu „Ilaq Ad-Dimasyqi, dan lain-lain, ketika di Kairo ia berguru kepada Taqiyuddin bin Razim, Jamaluddin bin Malik, Rasyid Al-Athar, dan lain-lain.

  B.

  

Faktor-faktor Hafidz Hasan Al Mas’ud melakukan pelayaran dan

penyelidikan

  Adapun faktor-faktor yang mendorong Hafidz Hasan Al Mas‟ud melakukan pelayaran dan penyelidikan yang pertama yaitu karena Hafidz

  Hasan Al Mas‟ud mempunyai cita-cita yang tinggi, dan juga ada hubungannya dengan kebiasaan (adat istiadat) para leluhurnya yaitu para bangsa Arab.

  Hubungan antara ilmu geografi dan pelayaran dalam masyarakat Arab tidak bisa dipisahkan. Berlayar merupakan asas yang harus dilakukan karena hal ini sangat penting untuk mendukung perdagangan mereka. Oleh karena itu ilmu geografi pun menjadi sesuatu yang harus dipelajari untuk menunjang pelayarannya. Dalam masyarakat arab hal ini telah menjadi tradisi. Selain bertujuan untuk berdagang mereka juga mengambil kesempatan untuk melakukan penelitian. Berikut adalah faktor-faktor yang menggalakan melakukan pelayaran dan juga penyelidikan:

  1. Faktor geografis, yaitu karena kebanyakan kawasan bangsa Arab meliputi padang pasir. Oleh sebab itu setiap perjalanan haruslah dilakukan pada waktu malam hari. Hal inilah yang mengharuskan bangsa Arab menguasai ilmu geografis, ilmu astronomi, cuaca yang kemudian dapat menunjang perjalanan mereka dan juga karena daerah mereka merupakan kawasan jalan perdagangan antara timur dan barat.

  2. Faktor budaya, faktor pekerjaan (dagang) dan juga adat istiadat mereka dan juga kegiatan keagamaan mereka yang mengharuskan mereka mengetahui ilmu astronomi dan melakukan penyelidikan.

  3. Faktor nilai dan sikap, dimasa peradaban Yunani kuno aktifitas pelayaran dan geografi berada ditaraf yang rendah. Kemudian setelah Islam datang kedua bidang ini mengalami peningkatan, sebab Islam menyerukan umatnya untuk melakukan penyelidikan (mencari ilmu) dan pelayaran (sebagai media dakwah ke berbagai negeri) diakses pada tanggal 07 februari 2017).

C. Catatan perjalanan Hafidz Hasan Al Masud

  Hafidz Hasan Al Mas‟ud lahir di Baqdad pada tahun 895 M. Setelah menyelesaikan pendidikan pertama yang diterima dari ayahnya, Hafidz Hasan Al Mas‟ud merencanakan segera untuk mendalami sejarah, adat istiadat, kebiasaan, dan cara hidup setiap negeri. Hafidz Hasan Al Mas‟ud juga banyak mempelajari ajaran Kristen dan Yahudi, serta sejarah barat dan timur yang berlatar belakang Kristen dan Yahudi.

  Catatan terawal menegaskan bahwa Hafidz Hasan Al Mas‟ud memulai perjalanannya kisaran tahun 914-915 M. Perjalanan intelektual Hafidz Hasan Al Mas‟ud dimulai dengan mengunjungi Persia (Iran) dan Kirman pada tahun 915 M. Ia juga bermukim di Ustukhar, Persia dan dari sana pergi ke India. Ketika di India Hafidz Hasan Al Mas‟ud mengunjungi Mutan dan Al Manshura, kemudian beliau pergi lagi bersama rombongan pedagang ke daerah Ceylon, Srilangka. Hafidz Hasan Al Mas

  ‟ud juga ikut pergi mengarungi laut Cina. Dalam perjalanan pulang, Hafidz Hasan Al Mas

  ‟ud juga sempat mengelilingi samudra Hindia dan juga mengunjungi Oman, Zanzibar, pesisir Afrika Timur, Sudan, dan Madagaskar.

  Pada tahun 926 M, Hafidz Hasan Al Mas ‟ud mengadakan perjalanan keduanya. Pada perjalanan ini Hafidz Hasan Al Mas ‟ud mengunjungi Tiberias, Suriah dan Palestina.

  Kemudian pada tahun 943 M, Hafidz Hasan Al Mas‟ud mengadakan perjalanan ke Antioch, Suriah. Hafidz Hasan Al Mas‟ud sempat mengelilingi Irak dan kawasan Arab Selatan. Kemudian ia menetap di Suriah dan Mesir, kemudian tinggal di Mesir serta meninggal dunia disana.

  Mansura pada zaman Hafidz Hasan Al Mas‟ud adalah kota yang paling maju di India Barat dan menjadi Ibu Kota negeri bagian Sind dalam karyanya

  

Muruj Ad- Dhahab Wa Ma‟adin Al-Jawahir, dia menceritakan bahwa kota

  tersebut terletak ditepi sungai Indus (dekat Hyderabad Slang). Nama daerah itu diambil dari nama Mansur Bin Jumhur (Gubernur pemerintahan dimasa Bani Umayyah di Sind). Di india Hafidz Hasan Al Mas‟ud juga meneliti tentang flora dan fauna. Penelitiannya dilakukan di tepi laut dekat dengan Bombay.

  Objek dari penelitian Hafidz Hasan Al Mas‟ud antara lain gajah, burung merak, burung kakatua, jeruk, kelapa, dan lain-lain.

  Kemudian Hafidz Hasan Al Mas‟ud melanjutkan perjalannya bersama dengan penjelajah lainnya melanjutkan perjalanan melalui Bombay, Deccan, dan Sri Langka serta berlayar ke Asia Tenggara, Indocina dan negeri Cina. Dalam perjalanan pulang Hafidz Hasan Al Mas‟ud singgah di Madagaskar, Zanzibar, Oman, dan sampai di Basroh. Di Basrah Hafidz Hasan Al Mas

  ‟ud menetap beberapa waktu untuk menulis karya besarnya yang berjudul Muruj

  

Ad-Dhahab , buku ini menceritakan perjalanan pribadinya di berbagai negeri.

  Buku ini menyebutkan beberapa tempat di Asia Tenggara, termasuk di dalamnya semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa. Dalam tulisanya Hafidz Hasan Al Mas‟ud menyebutkan kekayaan dan kejayaan kerajaan Sribuza yang tak lain adalah Sriwijaya. Digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang kaya raya, dengan tentara yang sanagat banyak. Disebutkan pula bahwa kapal yang tercepat saja tidak akan mampu untuk mengelilinginya dalam jangka waktu 2 tahun. Ada kemungkinan Hafidz Hasan Al Mas‟ud singgah di Sriwijaya pada waktu ia akan melakukan perjalanan ke Cina

  

diakses pada tanggal 2

februari 2017, Pukul 01:05 WIB).

  Hafidz Hasan Al Mas‟ud juga mengunjungi pantai laut Kaspia, dan berkelana mengelilingi Asia tengah dan Tukistan. Dia juga mengunjungi Tiberias, dan disini ia memperoleh kesan-kesan relief Kristen. Setelah itu ia mengunjungi Gujarat (303 H) dan menemukan Chamur, pelabuhan Gujarat yang dihuni 10 ribu orang Arab dan sisanya keturunan mereka. Di sini ia mendapat keterangan dari orang-orang Yahudi, Persia, dan uskup-uskup Kristen. Setelah meninggalkan Basrah dan Suriah ia kembali ke Fusat, Mesir dan melanjutkan hidupnya di sana. Di fusat inilah ia menulis karya yang kedua berjudul Qoran Al-Zaman (cerita-cerita sejarah) yang terdiri dari 30 jilid. Dua puluh jilid diantaranya tersimpan di perpustakaan Aya Sofia Instanbul Turki, dan satu jilid di temukan di Aleppo dan dibawa ke Wina Austria. Karyanya yang terakhir ditulis ditahun kematianya (956 M) adalah kitab At-Tanbih Waal-

  Insaf. Dalam kitab ini diamembuat dan melengkapi karya-karyanya sebelumnya.

D. Karya-karya Hafidz Hasan Al Mas’ud

  Hafidz Hasan Al Mas‟ud merupakam ulama yang ahli dalam berbagai bidang ilmu, seperti geografi, pelayaran, sampai dalam bidang ilmu keagamaan. Selain dikenal sebagai ahli dalam bidang geografi Hafidz Hasan Al Mas‟ud terkenal juga sebagai ahli pelayaran. Sumbangsih karya-karyanya dalam dunia pelayaran diantaranya yaitu cacatan perjalanan pribadi Hafidz Hasan Al Mas

  ‟ud yang banyak memberi manfaat bagi dunia pelayaran. Selain itu, Hafidz Hasan Al Mas ‟ud telah dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dikalangan pelaut dan ahli pelayaran yang keliru menyebutkan nama- nama sungai yang mereka lalui dalam pelayaran. Hafidz Hasan Al Mas

  ‟ud memberikan gambaran yang jelas jalur dari Teluk Persia pergi ke Laut Cina.

  Sungai pertama yang disebut adalah bahr al fars khasybah al basrah. Di pantai Larwi terdapat bandar-bandar lama di Gujarat dan Konkan yaitu Cemur, Surbarh, Thana dan Khambayat. Lautan Hargind, Kalah, Sruff (sungai Campa), dan Laut Cina yang diberi nama Tinji.

  Selain mahir dalam ilmu geografi dan pelayaran Hafidz Hasan Al Mas‟ud juga banyak menyumbangkan pemikiranya di dalam kajian Islam.

  Diantara karya-karyanya, bidang akhlak adalah kitab Taisirul Khalak, dalam ilmu hadis beliau berhasil menulis sebuah kitab yang berjudul Minhah al- Mugis, sedangkan kitab Akhbar az-Zaman dan al-Ausat adalah karyanya dalam bidang sejarah. Tidak banyak para pendahulu yang mengulas sejarah Hafidz Hasan Al Masud, para ahli waris juga sangat sulit untuk dilacak karena keberadaan penyusun yang tidak memungkinkan melacaknya sampai negara asal atau tempat dimana beliau berkiprah. Hafidz Hasan Al Mas‟ud banyak menghasilkan karya diantaranya: a.

  Taisirul Khalak (ilmu akhlak) b.

  Zakha'ir Al-Ulum Wa Ma Kana Fi Sa'ir Ad Duhur (Khazanah Ilmu pada Setiap Kurun).

  c.

  Al-Istizhar Lima Marra Fi Salif Al-A'mar tentang peristiwa-peristiwa masa lalu. Buku ini telah diterbitkan kembali di Najaf pada tahun 1955.

  d.

  Tarikh Al-Akhbar Al-Umam min Al-Arab Wa Al'ajam (sejarah Bangsa Arab dan Persia) e. Akhbar Az-Zaman Wa Man Abadahu Al-Hidsan Min Al-Umam Al- Madiyan Wa Al-Ajyal al-Haliyah Wa Al-Mamalik Al-Dasirah.

  f.

  Al-Ausat, berisi kronologi sejarah Umum.

  g.

  Muruj Az-Zahab Wa Ma'adin Al-Jawahir (Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Permata) disusun tahun 947 M.

  h.

  At-Tanbih Wa Al-Israf (Indikasi dan Revisi) ditulis tahun 956. i.

  Al-Qadaya Wa At-Tajarib (Peristiwa dan Pengalaman). j.

  Mazahir Al-Akhbar Wa Tara'if Al-Asar (Fenomena dan Peninggalan Sejarah) diakses pada tanggal 5 februari 2017 pukul 02.04 WIB).

BAB III KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB TAISIRUL KHALAK KARYA HAFIDZ HASAN AL MAS’UD Pada hakikatnya konsep pendidiikan akhlak, adalah petunjuk yang sangat

  diperlukan oleh seorang muslim khususnya generasi muda yang seharusnya semenjak dini harus diajarkan dengan nilai-nilai pendidikan akhlak. Hal ini supaya para generasi muda sejak dini sudah kuat pondasi akhlaknya. Hal ini sejalan dengan tujuan mempelajari akhlak, yaitu dengan ilmu akhlak diharapkan manusia menyadari bagaimana wajib mereka hidup, bukan bagaimana mereka hidup. Manusia mampu mempelajari gerak jiwanya, perkataan dan perbuatan apa yang biasanya, sampai mampu menemukan mana yang benar dan mana yang salah, dan mampu menemukan mana yang baik dan mana yang buruk. Semua hal itu akan tercapai mana kala pendidikan akhlak sudah diajarkan sejak dini (zainudin, 2014:49).

Dokumen yang terkait

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK IMAM AL GHAZALI (Studi Analisis Kitab Ihya’ Ulumuddin) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 90

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

0 1 108

MANAJEMEN PEMBINAAN AKHLAK PADA SISWA DI SMK KARYA NUGRAHA BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 131

KONSEP PENDIDIKAN JASMANI DALAM KITAB ZAADUL MA’AD KARANGAN IBNU QAYYIM AL JAUZIYAH SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

0 3 81

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 122

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL – MARZUKI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 2 112

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ PADA SYAIR TEMBANG DHANDHANGGULA DALAM SERAT WULANGREH KARYA PAKUBUWANA IV SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 97

KONSEP HATI PERSPEKTIF AL-GHAZALI DALAM KITAB IHYA’ ULUMUDDIN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 111

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA SYEIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 111

NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL MENURUT SYEKH JA’FAR AL-BARZANJI (STUDI ANALISIS TENTANG KITAB AL-BARZANJI) SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 98