UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : DEVI SETIYANA SARI

NIM F1309021

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

commit to user

commit to user

commit to user

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. AR RA’D: 11)

“Anyone who has never made a mistake has never tried anything new”

(Albert Einstein) “Success is not only about how much money you have won, but also about what experience you have got”

(Anonim)

Tidak ada kata yang sia-sia dalam setiap proses yang kita lalui, jatuh bangun dalam proses mencapai finish akan menjadi pelajaran berharga dalam hidup

(Penulis)

Manis pahitnya sebuah proses kita tetap harus menjalaninya dengan senyum, just enjoy it and do the best

(Penulis)

Karya ini penulis persembahkan teruntuk; 

Bapak-Ibu, Kakak-Adik Dan Keluarga Besar yang telah memberikan semabgat dan dukungan dalam penyusunan tulisan ini

 Guru-guru dan dosen yang telah mentrnasfer ilmunya sehingga dapat memudahkan saya dalam menyelasaikan tulisan ini

 Universitas Sebelas Maret

commit to user

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, Hidayah Dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Perdana Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia) ” dengan baik sebagai persyaratan guna melengkapi tugas- tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperolah gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Dalam menyelesaikan skripsi penulis menyadari tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Wisnu Untoro, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak, selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Setyaningtyas H, Dra, MM, selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktu dan memberikan pengarahan dengan sabar kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak, Ibu tersayang, yang tiada hentinya memberikan do’a setiap waktu,

bantuan, dukungan, dan semangat serta kasih sayang setiap waktu.

5. Segenap Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ilmu dan bantuannya kepada penulis.

6. Kakak-kakakku, adik-adikku, dan keluarga besar atas dorongan, semangat, dan kebersamaannya.

commit to user

commit to user

TABEL HALAMAN

IV.1 Perolehan Sampel Penelitian ............................................................... 53

IV.2 Descriptive Sattistic ............................................................................. 54

IV.3 Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test ...................... 57

IV.4 Uji Multikolinearitas ............................................................................ 59

IV.5 Uji Autokorelasi .................................................................................. 60

IV.6 Koefisien Regresi ................................................................................ 62

IV.7 Nilai Koefisien Determinasi ................................................................ 64

IV.8 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........................................... 65

IV.9 Uji Statistik t ........................................................................................ 66

commit to user

GAMBAR HALAMAN

II.1 Prosedur Pendaftaran Sekuritas di BEI ............................................... 23

II.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 41

IV.1 Scatterplot Uji Normalitas ................................................................... 58

IV.2 Scatterplot Uji Heterokedastisitas ........................................................ 61

commit to user

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA DEVI SETIYANA SARI F1309021

Tujuan dari penelitian ini adalah: menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing saham perdana perusahaan go public di bursa efek indonesia. Analisa faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap underpricing baik secara parsial maupun simultan.

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling dengan kriteria perusahaan yang mengalami underpricing tahun 2007 - 2010. Terdapat 46 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda (t-test) dan menggunakan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap underpricing antara lain financial leverage, reputasi underwriter, return on assets dan current ratio. Secara simultan faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap underpricing ternyata berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Kata Kunci: underpricing, financial leverage, reputasi underwriter, return on assets, current ratio .

commit to user

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE LEVEL UNDERPRICING PRIME STOCK, COMPANY WHICH GO PUBLIC IN STOCK EXCHANGE INDONESIA DEVI SETIYANA SARI F1309021

The purpose of this study are: analyzes the factors that influence the level of underpricing the IPO company go public on stock exchanges Indonesia. Analysis of the factors thought to influence the underpricing either partially or simultaneously.

The sample in this study were obtained by the method of purposive sampling with the criteria that companies underpricing years of 2007 to 2010. There are 46 companies that meet the criteria of the study sample. The method of analysis used in this study were different test (t-test) and using regression analysis.

The results showed that: Factors thought to affect the underpricing among others, financial leverage, reputation underwriter, return on assets and current ratio. Simultaneously the factors that supposedly influence the underpricing was significant effect on underpricing.

Keywords: underpricing, financial leverage, reputation underwriter, return on assets, current ratio.

commit to user

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perusahaan, hal ini mengharuskan pihak manajemen untuk memperoleh tambahan dana baru. Jika manajemen memutuskan untuk menambah jumlah kepemilikan saham maka dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menjual kepada pemegang saham yang sudah ada, menjual langsung kepada pemilik tunggal secara privat, menjual kepada karyawan melalui ESOP (employee stock ownership plan), menambah saham melalui dividen yang tidak dibagi (dividen reinvestment plan), atau menawarkan kepada publik (Hartono, 2000) dalam (Ardiansyah, 2004).

Sebelum perusahaan menawarkan sahamnya di pasar sekunder (secondary market), perusahaan harus melalui tahap penawaran saham pada pasar perdana (primary market) yang lebih dikenal sebagai Initial Public Offering (IPO) atau go-public. Perusahaan akan melakukan go-public apabila dengan melakukan go-public tersebut perusahaan akan memperoleh keuntungan. Harga yang ditawarkan pada pasar penawaran perdana (IPO) belum memiliki harga pasar sekunder. Di dalam kegiatan penawaran umum perdana (IPO) terdapat suatu fenomena menarik yang disebut dengan underpricing dimana harga saham yang ditawarkan pada pasar perdana lebih

commit to user

sekunder. Fenomena underpricing di dalam IPO ini dikenal hampir diseluruh dunia. Penelitian tentang underpricing telah banyak dilakukan antara lain oleh Yasa (2002), Ardiansyah (2004), Trisnaningsih (2005), Yolana dan Martini (2005), Handayani (2008), Boulton, et all. (2010), Islam, et all. (2010), dengan hasil yang inkonsisten antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lainnya.

Masalah yang dihadapi ketika perusahaan pertama kali melakukan penawaran sahamnya ke pasar modal adalah penentuan harga di pasar perdana tersebut. Ketepatan penentuan harga penawaran pada pasar perdana akan memiliki konsekuensi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan perusahaan emiten. Perusahaan emiten tidak ingin menjual kepemilikan sahamnya dengan harga terlalu murah (mengalami underpricing) kepada investor, sedangkan investor ingin memperoleh capital gains dari pembelian saham perdana tersebut. Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dengan underwiter (penjamin emisi efek). Underwriter dalam hal ini memiliki informasi lebih baik mengenai permintaan terhadap saham-saham emiten, dibandingkan emiten itu sendiri.

commit to user

perbedaan kepentingan antara emiten dengan investor, mengindikasikan terjadinya underpricing saham pada penawaran perdana (IPO). Underpricing merupakan kondisi dimana harga saham di pasar sekunder lebih tinggi dari harga perdananya atau dengan kata lain, saham perdana (offering price) ditawarkan lebih rendah (Kartini dan Payamta, 2002). Underpricing bisa dikatakan sebagai selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham perdana dan merupakan initial return bagi investor.

Menurut Carter dan Manaster (1990) dalam Kartini dan Payamta (2002), keadaan underpricing adalah merugikan bagi perusahaan emiten, karena perusahaan tidak dapat memperoleh dana lebih besar. Terjadinya underpricing karena perusahaan dinilai lebih rendah dari kondisi sesungguhnya oleh underwriter dalam rangka untuk mengurangi tingkat resiko yang harus dihadapi karena fungsi penjaminnanya. Di lain pihak emiten tidak mengetahui harga pasar modal yang sungguhnya. Dalam hal ini underwriter sebagai pihak yang sering berhubungan dengan pasar modal yang sesungguhnya. Underwriter sebagai pihak yang sering berhubungan dengan pasar modal mempunyai informasi yang lebih baik mengenai pasar modal dibandingkan dengan calon emiten. Adanya asimetri informasi inilah maka harga saham pada penawaran perdana lebih rendah dari harga saham di pasar sekunder.

Harga saham yang ditawarkan pada saat penawaran di pasar perdana merupakan faktor penting yang menentukan berapa jumlah dana yang akan diperoleh perusahaan (emiten). Hal inilah yang mengakibatkan emiten menginginkan harga di pasar perdana yang lebih tinggi agar dapat memperoleh

commit to user

menginginkan harga perdana yang rendah sehingga dapa t memperoleh “return” pada pasar sekunder yang berupa “agio saham”. Harga perdana yang tinggi

akan mengurangi atau bahkan menghilangkan return awal (initial return) yang bisa diperoleh investor di bursa efek.

Perbedaan kepentingan tersebut, dimana emiten ingin memperoleh dana yang lebih besar dan investor menginginkan return yang tinggi mengakibatkan terjadinya underpricing. Underpricing merupakan selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga perdana yang disebut sebagai initial return bagi investor. Bagi emiten underpricing ini tentunya merugikan karena perusahaan tidak memperoleh dana lebih besar. Bagaimana terjadinya fenomena underpricing ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi underpricing yaitu Financial Leverage (FL), Reputasi Underwriter, Return on Assets (ROA) dan Current Ratio (CR).

Meskipun studi tentang underpricing telah banyak dilakukan, namun penelitian di bidang ini masih dianggap masalah yang menarik untuk diteliti karena adanya inkonsistensi hasil penelitian, serta kebanyakan penelitian lebih memfokuskan pada informasi non keuangan. Banyak rasio-rasio keuangan yang mungkin mempengaruhi underpricing. Hal inilah yang mendorong penelitian dilakukan di bidang ini. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini menggunakan variabel rasio keuangan dan non keuangan guna mengukur tingkat underpricing.

Variabel rasio keuangan yang digunakan disini adalah Return on Assets, financial leverage, Current Ratio, sedangkan untuk variabel non keuangan

commit to user

menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya adalah dengan cara menganalisis rasio-rasio pada laporan keuangan emiten. Selain dengan menganalisis kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba perlu diperhitungkan juga kemampuan perusahaan untuk bertahan dan membayar hutang. Salah satu rasio tersebut adalah rasio financial leverage. Penelitian Ardiansyah (2004) menemukan bahwa financial leverage suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap initial return (underpricing). Adapun hasil penelitian ini inkonsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2005) yang menyatakan bahwa variabel financial leverage berpengaruh signifikan positif terhadap initial return (underpricing). Hasil berbeda ditunjukkan oleh Ghozali dan Mansyur (2002) dalam Trisnaningsih (2005) yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.

Pengukuran profitabilitas perusahaan dapat dilihat melalui Return on Assets (ROA) emiten tersebut. ROA merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan asset yang dimilikinya. Investor yang hendak menanamkan modalnya dapat mempergunakan rasio ini sebagai bahan pertimbangan apakah emiten dalam operasinya nanti dapat memperoleh laba. Dengan kemampuan emiten yang tinggi untuk menghasilkan laba atas asetnya maka akan terlihat bahwa resiko yang akan dihadapi investor akan kecil. Ini berarti bahwa perusahaan dapat memanfaatkan seluruh asetnya dalam memperoleh laba sehingga tingkat underpricing menjadi rendah. Penelitian yang dilakukan oleh

commit to user

ROA berpengaruh signifikan positif terhadap underpricing. Hasil penelitian tersebut dikuatkan oleh penelitian Trisnaningsih (2005) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan positif terhadap underpricing. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah (2004) memberikan hasil berbeda yaitu bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap underpricing.

Ghozali dan Mansyur (2002) dalam Trisnaningsih (2005), menyatakan bahwa reputasi underwriter berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing dengan signifikansi 10%. Hasil yang berbeda didapat oleh Ardiansyah (2004) yang menyatakan bahwa reputasi underwriter tidak berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing. Adapun faktor-faktor yang menpengaruhi underpricing di atas memiliki inkonsistensi hasil penelitian diantara penelitian terdahulu, baik yang dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga masih perlu dilakukan penelitian kembali terhadap variabel- variabel tersebut.

Ardiansyah (2004), dalam penelitiannya menemukan bahwa current ratio tidak berepngaruh secara signifikan terhadap underpricing. Karena untuk current ratio belum banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya maka perlu diuji lagi konsistensinya.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Trisnaningsih (2005) yang menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap underpricing pada saham perdana, yang meliputi variabel financial leverage, reputasi underwriter, dan Return on Assets ; dengan periode pengamatan tahun 2002 sampai 2004. Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah

commit to user

return 15 hari setelah IPO, yang meliputi variabel return on asset, financial leverage, earning per share, ukuran perusahaan, pertumbuhan laba, current ratio, besaran perusahaan, umur perusahaan, reputasi auditor, penjamin emisi, jenis industri dan kondisi perekonomian, dengan periode pengamatan tahun 1995 sampai 2000.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya pada periode pengamatan, penelitian ini menggunakan tahun 2007 sampai 2010. Dalam penelitian ini hanya mengambil beberapa variabel yang diduga berpengaruh terhadap tingkat underpricing saham perdana, yaitu : financial leverage, reputasi underwriter, return on assets dan current ratio terhadap tingkat underpricing .

Karena dari beberapa penelitian terdahulu terdapat inkonsistensi hasil penelititan baik dari luar negeri maupun Indonesia. Hal ini menunjukkan perlunya dilakukan penelitian kembali terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada penawaran saham perdana. Maka dari it u, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI TINGKAT

UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA”.

commit to user

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh financial leverage, reputasi underwriter, return on assets dan current ratio

secara simultan terhadap tingkat underpricing ?”.

2. Apakah ada pengaruh financial leverage, reputasi underwriter, return on assets dan current ratio secara parsial terhadap tingkat underpricing ?”.

3. Apakah ada pangaruh yang paling dominan di antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh financial leverage, reputasi underwriter, return on assets dan current ratio secara simultan terhadap tingkat underpricing .

2. Untuk mengetahui pengaruh financial leverage, reputasi underwriter, return on assets dan current ratio secara parsial terhadap tingkat underpricing .

3. Untuk mengetahui pangaruh yang paling dominan di antara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing.

commit to user

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penawaran saham perdana, terutama kepada:

1. Investor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai hal-hal yang berpengaruh secara signifikan initial return (tingkat underpricing) yang diterima saat IPO, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi di saham perdana.

2. Emiten. Diharapkan bermanfaat dalam menentukan harga yang tepat dalam penawaran saham perdana, sehingga perusahaan akan memperoleh modal dengan biaya yang relatif murah.

3. Ilmu pengetahuan. Diharapkan dapat menambah wawasan pustaka bagi yang berminat mengadakan penelitian mengenai bidang pasar modal, khususnya fenomena underpricing dalam saham perdana.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi penelitian ini, sistematika penulisan yang digunakan terdiri dari lima bab dan pada masing-masing bab tersebut dapat diuraikan seperti berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

commit to user

Berisi tentang penggambaran teori yang melandasi penelitian ini meliputi: tinjauan pustaka, faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing, penelitian terdahulu, penentuan hipotesis dan kerangka pemikiran.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Terdiri dari populasi dan sampel, data dan sumber data, definisi operasional dan pengukuran variabel, metode analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pembahasan secara rinci tentang analisis data serta pembahasan hasil yang diperoleh secara teoritik baik secara kuantitatif dan statistik.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian berikutnya.

commit to user

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pasar Modal

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (Kepmenkeu RI No.1548/KMK/90, tentang Peraturan Pasar Modal). Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham- saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.

Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no.8 tahun 1995: ”Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

Menurut Sunariyah (2000), pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus funds) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, ditempat itu pula perusahaan

commit to user

listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Menurut Mishkin dan Eatkins (200:16) dalam Setyaningrum (2005),

pengertian pasar modal adalah sebagai berikut: “Capital market is the market which longer term debt (originaly maturity of

year or greater ) and equity instrument are treaded”.

2. Peranan Pasar Modal

Menurut Sunariyah (2000), pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara, yang pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara satu Negara dengan Negara yang lain. Hampir semua Negara di dunia mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Terkecuali dalam Negara dengan perekonomian sosialis atupun tertutup, pasar modal bukanlah suatu keharusan. Seberapa besar peranan pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari 5 (lima) aspek berikut ini:

a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual- belikan. Di tinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara tidak langsung). Kemudahan tersebut dapat dilakukan dengan lebih sempurna setelah adanya sistem perdagangan efek melalui fasilitas perdagangan berkomputer.

commit to user

hasil (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para investor untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Jadi, pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan (emiten) untuk memuaskan keinginan para investor melalui kebijakan deviden dan stabilitas harga sekuritas yang relative normal. Pemuasan yang diberikan kepada pemegang saham tercermin dalam harga sekuritas. Tingkat kepuasan hasil yang diharapkan akan menentukan bagaimana investor menanam dananya dalam surat berharga (sekuritas), sedangkan tingkat harga sekuritas dipasar mencerminkan kondisi perusahaan.

c. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki tersebut setiap saat. Apabila pasar modal tidak ada, maka investor terpaksa harus menunggu pencairan surat berharga yang dimilikinya sampai dengan saat perusahaan dlikuidasi. Keadaan semacam ini akan menjadikan investor kesulitan mendapat uangnya kembali, bahkan tertunda-tunda dan berakibat menerima risiko rugi yang sulit diprediksi sebelumnya. Eksistensi operasi pasar modal memberikan kepastian dalam menghindarkan risiko rugi, yang pada dasarnya tidak satupun investor yang bersedia meanggung kerugian tersebut. Jadi, operasi pasar modal dapat menghindarkan ketidakpastian dimasa yang akan datang.

commit to user

berpartisipasi dalam perkembangan suatu pererkonomian. Masyarakat umum mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang mereka. Selain menabung, mereka dapat melakukan investasi melalui pasar modal, yaitu dengan membeli sebagian kecil saham perusahaan publik. Apabila saham masyarakat tersebut berkembang dan meningkat jumlahnya, maka ada kemungkinan bahwa masyarakat dapat memiliki saham mayoritas.

e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi para investor, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat menyediakan kebutuhan terhadap informasi bagi para investor secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan memerlukan biaya sangat mahal. Dengan adanya pasar modal tersebut, biaya memperoleh informasi ditanggung oleh seluruh pelaku pasar modal, dengan demikian biayanya akan lebih murah.

Kelima aspek tersebut diatas memperlihatkan aspek mikro yang ditinjau dari sisi kepentingan para pelaku pasar modal. Namun demikian, peranan pasar modal dalam perekonomian nasional (tinjauan secara Makro Ekonomi) lebih luas jangkauannya. Peranan pasar modal dalam suatu perekonomian Negara adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Tabungan (Savings Function).

Menabung dapat dilakukan dibawah bantal, celengan atau di bank. Tetapi harus diingat bahwa nilai mata uang cenderung akan turun di masa

commit to user

dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang, inflasi dan risiko hilang. Apabila seseorang ingin mempertahankan nilai sejumlah uang yang dimilikinya, maka perlu mempertimbangkan agar kerugian yang akan dideritanya tetap minimal.

Dengan melihat gambaran tersebut para penabung perlu memikirkan alternatif selain menabung yaitu investasi. Surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal member jalan yang begitu murah dan mudah, tanpa risiko adanya penurunan nilai mata uang untuk menginvestasikan dana. Dana tersebut dapat digunakan untuk memperbanyak jasa dan produk-produk disuatu sektor perekonomian Dengan membeli surat berharga, masyarakat diharapkan bisa mengantisipasi standar hidup yang lebih baik. Hal tersebut akan mempertinggi standar hidup suatu masyarakat.

b. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)

Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak mengalami depresiasi (penyusutan) seperi aktiva lain. Contohnya, mobil, gedung, kapal laut, dan aktiva lainnya. Semakin bertambah umur kekayaan tersebut akan semakin besar nilai penyusutannya Akan tetapi obligasi, saham, deposito, dan instrument sura berharga lainnya tidak akan mengalami depresiasi. Surat berharga mempunyai kekuatan beli (purchasing power) pada masa yang akan datang.

commit to user

Kekayaan yang disimpan dalam surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat. Dengan kata lain, pasar modal adalah ready market untuk melayani pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga. Bagaimanapun uang sebagai alat denominasi mudah terganggu oleh inflasi dari waktu ke waktu. Hampir semua mata uang Negara-negara yang ada di dunia mengalami inflasi structural, yang mengakibatkan daya beli uang semakin menurun (devaluasi). Oleh karena itu, masyarakat lebih memilih instrument pasar modal sampai mereka memerlukan dana untuk dicairkan kembali.

d. Fungsi Pinjaman (Credit Function)

Terakhir, pasar modal merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi atau investasi. Pinjaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu perekonomian Negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari msyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertubuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang labih mudah dan murah. Karena, melihat kenyataan bahwa pinjaman dari bank dunia mempunyai tingkat bunga yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan juga menjual obligasi di pasar modal untuk mendapatkan dana dengan biaya bunga rendah dibandingkan dengan bunga dari bank. Dana tersebut dapat dipakai untuk ekspansi atau sebagai jaminan dividen terhadap pemegang saham.

commit to user

Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual-belikan. Janis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam (Sunariyah, 2000), yaitu:

a. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder (Menurut Paket Desember 1987, tentang Pasar Modal Indonesia). Pengertian tersebut menunjukkan, bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa.

Harga saham dipasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten) berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Peranan penjamin emisi pada pasar perdana selain menentukan harga saham, juga melaksanakan penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon investor. Dari uraian diatas menegaskan bahwa pada pasar perdana, saham yang bersangkutan untuk pertama kalinya diterbitkan emiten dan dari hasil penjualan saham tersebut keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan.

commit to user

Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pasar perdana. Jadi, pasar sekunder merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Besarnya permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh dua factor yaitu:

 Faktor internal perusahaan, merupakan factor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang

telah dicapai. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen.

 Faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau diluar kemampuan manajemen untuk mengendalikan.

Perdagangan pasar sekunder mempunyai volume perdagangan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana. Namun demikian hasil penjualan saham disini biasanya tidak lagi masuk modal perusahaan, melainkan masuk kedalam kas para pemegang saham.

c. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa. Di Indonesia, pasar ketiga ini disebut bursa parallel. Bursa parallel merupakan suatu system perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan

commit to user

diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal.

d. Pasar keempat (Fourth Market)

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar investor atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa mealui perantara pedagang efek.

4. Pengertian Saham

Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten (Sunariyah,2000). Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Ada dua jenis pemilikan saham yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Sekarang ini saham yang diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama, yaitu saham yang nama pemilik tertera diatas saham tersebut.

5. Pengertian IPO

Saat perusahaan membutuhkan tambahan modal, perusahaan dapat melakukan penerbitan sekuritas yang di pasarkan kepada masyarakat umum (disebut go public), dan IPO merupakan penawaran saham di pasar perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go public atau belum mempunyai sekuritas di pasar modal. Perusahaan yang melakukan IPO secara otomatis perusahaan tersebut telah go public di pasar modal. Penawaran perdana ini dilakukan setelah mendapat ijin dari BAPEPAM dan sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek)

Pengertian IPO menurut Carter & Manaster (1990) dalam Hartono (2005) adalah usaha perusahaan untuk meningkatkan modal dari pasar

commit to user

IPO suatu perusahaan akan berubah statusnya dari perusahaan tertutup (privat company) menjadi perusahaan terbuka (public company). Dalam penelitian ini penawaran perdana (IPO) dikhususkan dalam bentuk penawaran saham pertama kali, untuk emiten adalah perusahaan yang telah melakukan IPO dan terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia.

6. Syarat-Syarat Go Public

Tidak semua perusahaan dapat menjadi perusahaan publik. Terdapat beberapa persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk suatu perusahaan agar dapat menjadi perusahaan publik, syarat-syarat tersebut antara lain yaitu:

a. Setiap Perseroan Terbatas (PT) yang telah beroperasi sekurang-kurangnya

12 bulan, memiliki aktiva bersih sekurang-kurangnya Rp. 5000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

b. Laporan keuangan auditan tahun buku terakhir memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik yang terdafar di Bapepam.

c. Menjual sekurang-kurangnya 50.000.000 (lima puluh juta) saham atau 35 (tiga puluh lima) persen dari jumlah saham yang diterbitkan (mana yang lebih kecil).

d. jumlah pemegang saham publik sekurang-kurangnya 500 (lima ratus) pihak dapat menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa.

Untuk membantu kelancaran penyiapan berbagai dokumen yang diperlukan, termasuk proses penawaran umum saham kepada publik, calon

commit to user

persiapan yang diperlukan hingga saham perusahaan dapat diperdagangkan di bursa. Calon perusahaan terbuka dapat menunjuk satu atau lebih underwriter untuk menunjang proses go public.

7. Proses Go Public

Sesuai dengan ketentuan SK Ketua Badan Pengawas Pasar Modal: KEP-03/PM/1995, yang dapat melakukan penawaran umum adalah emiten yang telah menyampaikan pendaftaran kepada Bapepam untuk menjual atau menawarkan efek kepada masyarakat. Selain itu, pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif. Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek hal-hal yang harus dipersiapkan calon emiten dalam rangka go public yaitu (Sunariyah, 2000) :

a. Manajemen perusahaan menetapkan rencana penggunaan dana yang diperoleh dari penjualan saham melalui go public.

b. Persetujuan pemegang saham pendiri melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).

c. Menunjuk profesi penunjang dan lembaga penunjang untuk membantu menyiapkan kelengkapan dokumen.

 Penjamin emisi (underwriter), adalah pihak yang bertindak sebagai

penjamin dan membantu emiten dalam proses emisi.  Profesi penunjang, yang terdiri dari

 Akuntan public (auditor independen), untuk melakukan audit atas

laporan keuangan emiten dua tahun terakhir.

commit to user

akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.

 Konsultan hukum, untuk member pendapat dari segi hokum.  Perusahaan penilai, untuk melakukan penilaian atas aktiva yang

dimiliki emiten.  Lembaga penunjang  Wali amanat akan bertindak selaku wali bagi kepentingan

pemegang obligasi (untuk emisi obligasi)  Penanggung (Guarantor)  Biro administrasi efek  Tempat penitipan harta

d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi Dengan koordinasi dengan underwriter, perusahaan menyiapkan berbagai dokumen yang diperlukan seperti :

 Laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan public yang terdaftar di Bapepam-LK;  Anggaran dasar berikut amandemennya yang disiapkan notaries dan disahkan oleh instansi yang berwenang;  Legal audit dari konsultan hukum yang terdaftar di Bapepam-LK;

 Laporan penilai independen, jika ada;  Prospektus penawaran umum; dan beberapa dokumen lain

sebagaimana yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.

commit to user

f. Mengadakan public expose, kepada masyarakat luas.

g. Membuat penanda-tanganan berbagai perjanjian-perjanjian emisi.

h. Khusus penawaran obligasi atau efek lain yang bersifat hutang, terlebih dahulu harus memperoleh peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga peringkat efek.

i. Menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumennya kepada Bapepam Prosedur pendaftaran sekuritas di BEI secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 lembar pernyataan pendaftaran

efektif

Gambar II.1 Peosedur Pendaftaran Sekuritas di BEI

Kontak Pendahuluan dengan BEI

CALON PERUSAHAAN GO PUBLIC

BAPEPAM Melakukan review

- persyaratan

disclosure

PASAR PERDA NA

BEI melakukan review untuk Listing : - disclosure - kinerja

perusahaan - likuiditas sekuritas.

Perse- tujuan

TERDAFTAR Fee DI PASAR SEKUNDER

commit to user

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, perusahaan perlu memperoleh persetujuan dari BEI dengan mengajukan permohonan pencatatan kepada BEI dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Sepanjang dokumen-dokumen dan informasi yang disampaikan telah mencukupi dan lengkap, BEI hanya memerlukan waktu 10 hari bursa untuk memberikan persetujuan pencatatan.

Jika memenuhi syarat, BEI memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah perjanjian pendahuluan pencatatan efek. Setelah mendapat perjanjian pendahuluan dari BEI, calon perusahaan terbuka tersebut mengajukan pernyataan pendaftaran ke badan pengawas pasar modal lembaga keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum. Jika pernyataan pendaftaran calon emiten telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM-LK, maka calon emiten tersebut melakukan penawaran umum.

Pada umumnya keseluruhan proses penawaran umum hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 hari kerja, tergantung berapa lama masa penawaran kepada public yang ditentukan oleh calon perusahaan terbuka dan underwriter. Setelah masa penawaran umum tersebut berakhir, maka perusahaan resmi menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa.

Untuk memperjelas proses penawarana umum, tahapan dalam penawaran umum dapat dikelompokan menjadi 4 tahapan sebagai berikut:

commit to user

Tahapan ini merupakan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Calon Perusahaan Tercatat adalah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan, Calon Perusahaan Tercatat Melakukan penunjukan Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal, antara lain:  Penjamin Emisi (Underwriter) merupakah pihak yang paling banyak

terlibat dalam membantu Calon Perusahaan Tercatat dalam rangka penerbitan saham dengan menyiapkan berbagai dokumen, membantu membuat Prospektus dan memberikan Penjaminan atas penerbitan Efek.

 Akuntan Publik (Auditor Independen) merupakan pihak yang bertugas untuk melakukan audit atau pemeriksaan atas Laporan Keuangan Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat.

 Penilai Independen yang merupakan pihak yang melakukan penilaian atas Aktiva Calon Perusahaan Tercatat dan memenentukan nilai wajar dari Aktiva tersebut.

 Konsultan Hukum merupakan pihak yang memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).  Notaris merupakan pihak yang membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum dan juga notulen-notulen rapat.

commit to user

pemesanan saham dan mengadministrasikan kepemilikan saham.

b. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini, Calon Perusahaan Tercatat melengkapi dokumen pendukung untuk menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dan LK sampai dengan Bapepam dan LK menyatakan bahwa Pernyataan Pedaftaran telah menjadi efektif.

c. Tahap Penawaran Saham

Tahap ini merupakan tahap utama karena Calon Perusahaan Tercatat menawarkan sahamnya kepada masyarakat (investor). Investor dapat membeli saham melalui agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran umum ini paling kurang 1 hari kerja dan paling lama 5 hari kerja. Perlu diingat bahwa seluruh keinginan investor atas saham Calon Perusahaan Tercatat dapat dipenuhi seluruhnya dalam hal terjadi kelebihan permintaan (oversubsribe). Sebagai contoh, saham yang ditawarkan ke masyarakat melalui Pasar Perdana sebanyak 100 juta saham, sementara permintaan pembelian saham dari seluruh investor sebesar 150 juta saham. Dalam hal investor tidak mendapatkan saham yang dipesan melalui Pasar Perdana, maka investor tersebut dapat membeli saham tersebut di Pasar Sekunder yaitu pasar dimana saham tersebut telah dicatatkan dan diperdagangakan di Bursa Efek.

d. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesainya penjualan saham di Pasar Perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

commit to user

Di negara-negara maju, salah satu indikator keberhasilan perusahaan, adalah apabila perusahaan tersebut dicatat dan diperdagangkan di pasar modal. Dengan penawaran perdana saham kepada masyarakat umum (go public) memberikan beberapa manfaat, antara lain yaitu :

a. Memperoleh sumber pendanaan baru.

Sumber pendanaan baru tersebut digunakan baik untuk penambahan modal kerja maupun untuk ekspansi usaha. Kendala pendanaan akan lebih mudah dielesaikan yaitu dengan cara: Perolehan dana melalui hasil penjualan saham kepada publik; dengan menjadi perusahaan publik akan mempermudah akses kepada perbankan; mempermudah akses perusahaan untuk masuk ke pasar uang melalui penerbitan surat hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha. Dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan akan memperoleh banyak competitive advantage untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang, yaitu antara lain : Melalui penjualan saham kepada publik perusahaan berkesempatan untuk mengajak para partner kerjanya seperti pemasok dan pembeli untuk turut menjadi pemegang saham perusahaan; dengan menjadi perusahaan publik, perusahaan dituntut oleh banyak pihak untuk dapat selalu meningkatkan kualitas kerja operasionalnya, seperti dalam hal pelayanan kapada pelanggan ataupun kepada para stakeholders lainnya, sistem pelaporan, dan aspek pengawasan.

commit to user

pembiayaan melalui penerbitan saham baru.

Hal tersebut banyak diminati untuk mempercepat pengembangan skala usaha perusahaan.

d. Peningkatan Kemampuan Going Concern

Kemampuan going concern bagi perusahaan adalah kemempuan untuk tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi yang dapat mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti terjadinya kegagalan pembayaran hutang kepada pihak ketiga, perpecahan diantara pemegang saham pendiri, atau bahkan karena adanya perubahan dinamika pasar yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bertahan di bidang usahanya.

e. Meningkatkan Citra Perusahaan

Dengan go public suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media dan komunitas keuangan. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut mendapat publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat meningkatkan citranya.

f. Meningkatkan Nilai Perusahaan

publik yang sahamnya diperdagangkan di Bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap penigkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan akan mempunyai dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada akhirnya akan menigkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

commit to user

Perusahaan yang beroperasi sebagai perusahaan publik, pada dasarnya harus siap dengan berbagai konsekuensinya, yaitu memenuhi ketentuan yang berlaku dalam perundang-undangan beserta aturan yang mengikutinya. Beberapa konsekuensi yang harus dipenuhi oleh perusahaan go public yaitu:

a. Keharusan untuk keterbukaan (full disclosure)

Sebagai perusahaan publik yang sahamnya telah dimiliki oleh masyarakat, harus menyadari keterbukaan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, emiten harus memenuhi persyaratan keterbukaan dalam berbagai aspek sesuai dengan kebutuhan pemegang saham dan masyarakat serta peraturan yang berlaku.

b. Keharusan untuk wajib memberi laporan

Setelah perusahaan go publik mencatatkan efeknya di bursa, maka emiten sebagai perusahaan publik wajib menyampaikan laporan secara rutin maupun laporan lain jika ada kejadian kepada Bapepam dan BEI. Kewajiban pelaporan ini dimaksudkan untuk membantu penyediaan informasi, sehingga informasi tersebut dapat sampai secara tepat waktu dan tepat guna bagi investor.

c. Perubahan hubungan dari informal ke formal

Sebelum go publik manajemen tidak mempunyai kewajiban untuk menghasilkan laporan apapun, tetapi sesudah go publik manajemen harus mempunyai komunikasi dengan pihak luar, misalnya Bapepam, akuntan publik, dan stakeholder.

commit to user

Investor membeli saham karena mengharapkan ada keuntungan, dalam hal ini dividen yang dibagi setiap periode. Perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayarkan dividen tersebut kepada investor. Apabila hal tersesbut tidak terpenuhi, kredibilitas perusahaan akan turun. Oleh karena itu,manajemen harus bekerja keras untuk meyakinkan para investor, yang selanjutnya berkewajiban membayar dividen secara teratur dan konstan atau naik.

e. Berusaha meningkatkan pertumbuhan perusahaan

Selain kewajiban membayar dividen, perusahaan harus menunjukkan kemampuannya untuk bertahan dalam dunia persaingan, selanjutnya berusaha keras untuk memenangkan persaingan. Hal itu semua memerlukan dana. Di damping itu, perusahaan harus mencapai titik yang optimal supaya dapat membagi dividen yang memadai dan dapat melakukan investasi secara fisik sesuai dengan lingkungan bisnis.

10. Lembaga yang Terlibat di Pasar Modal

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pasar modal sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 adalah sebagai berikut:

a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

BAPEPAM merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas yaitu: pertama mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga saham (efek) dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan

commit to user

terhadap lembaga dan profesi-profesi penunjang yang terkait dengan pasar modal; ketiga memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar mosal beserta kebijakan operasional.

b. Pelaksana Bursa

Bursa Efek menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal merupakan pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

c. Perusahaan yang Go Public (Emiten)

Perusahaan yang Go Public (Emiten) merupakan pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran umum surat berharga.

d. Perusahaan Efek

Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manajer investasi atau penasehat investasi.

e. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan

Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, serta menyimpan efek dan penitipan harta untuk pihak lain.

commit to user