Undang Undang Partai Aceh

UNDANG-UNDANG PARTAI ACEH

UNDANG UNDANG PARTAI ACEH NO:008/DPA/PA/IV/2008 TENTANG PEMERINTAHAN PARTAI ACEH Menimbang

1. Konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai Fasafah hidup Bangsa Indonesia, yang mengakui kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan selalu terlibat dalam menjaga perdamaian dunia.

2. Pasal 18b. Undang-undang Dasar 1945 tentang daerah- daerah yang bersifat chusus di Indonesia

3. Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki antara Pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) 15 Agustus 2005.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) dimana perjalanan Pemerintah di Aceh yang memiliki sifat khusus.

5. Surat Mandataris Pimpinan Politik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam proses pempentukan Partai Politik yang berbasis lokal di Aceh yang diamanatkan kepada Jahja Tengku Mu’ad atau disebut juga Muhamad Yahya tanggal 19 Februari 2007.

6. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Aceh dengan Akta Notaris Pendirian Partai Aceh dari segala

Perubahannya dari Notaris Nasrullah. SH diseluruh Aceh No. 07 tanggal 07 Juni 2007, Perubahan Anggaran Dasar Partai GAM No. 29, Perubahan Anggaran Dasar Partai GAM No. 37 dan Perubahan Anggaran Dasar Partai Gerakan Aceh Mandiri No. 34, Perubahan Anggaran Dasar Partai Aceh No. 24.

7. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana disebutkan dalam angka 1, angka 2, angka 3, angka 4, angka 5 dan angka

6, maka perlu pembentukan Undang- undang dan peraturan- peraturan tentang pelaksaan Pemerintahan Partai Aceh.

Mengingat

1. Poin 1.2.1 Memorandum of Understanding ( MoU ) Helsinki antara Pemerintahan Republik (RI) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

2. Bab XI pasal 75 s/d pasal 95 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang pemerintah Aceh, yang menjelaskan tentang Partai Politik lokal.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Partai Politik Lokal di Aceh.

4. Pentingnya aturan-aturan stuktur pelaksanaan keputusan Partai.

Memutuskan Menetapkan, UNDANG – UNDANG PARTAI ACEH

Tentang

ORGANISASI PEMERINTAHAN PARTAI ACEH BAB I Ketentuan Umum

Dalam Undang- undang ini yang dimaksud dengan :

1. Partai Aceh adalah Partai Politik yang dibentuk berdasarkan Nota Kesepahaman Bersama di Helsinki antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka, yang dijabarkan di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh, yang di implementasikan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tentang Partai Politik Lokal di Aceh. Pembentukan Partai politik ini diberikan Mandat oleh Pimpinan Politik GAM Tgk. Malek Mahmud kepada Jahja Tengku Mu’ad atau disebut juga dengan Muhammad Yahya.

2. Majelis Tuha Peuet Aceh, yang selanjutnya disebut Majelis Tertinggi Tingkat Aceh, merupakan Penasehat dan Pembina Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang mempunyai wewenang untuk mengontrol Organisasi Pemerintahan Partai Aceh dan berwenang membuat rancangan keputusan untuk kepentingan Partai Aceh sebagaimana disebut dalam AD/ART Partai Aceh.

3. Majelis Tuha Lapan Aceh, yang selanjutnya disebut unsur Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang berwenang memberikan Pertimbangan dan usulan sebagai yang di masukan kepada Majelis Tuha Peuet Aceh menyangkut hal- hal yang mendasar, strategis untuk dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Partai Aceh.

4. Majelis Pertimbangan Partai Aceh, yang selanjutnya disebut unsur Majelis Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang berwenang memberikan pertimbangan kepada Majelis Tuha Peuet Aceh untuk keseimbangan dalam perjalanan Partai Aceh.

5. Organisasi Pemerintahan Partai Aceh yang selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh adalah pengurus Harian Partai Aceh.

6. Pimpinan Partai Aceh adalah terdiri dari ketua umum, sekretaris jenderal.

7. Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh adalah:

a. Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Tingkat Tinggi terdiri dari ketua umum dan wakil-wakil ketua umum, sekretaris jenderal dan wakil-wakil sekretaris jenderal, bendahara umum dan wakil-wakil bendahara umum.

b. Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Tingkat Aceh terdiri dari ketua umum dan wakil-wakil ketua umum, sekretaris jenderal dan wakil-wakil sekretaris jenderal, bendahara umum dan wakil-wakil bendahara umum dan ketua-ketua bidang dan ketua biro-biro yang merupakan bagian Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang b. Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Tingkat Aceh terdiri dari ketua umum dan wakil-wakil ketua umum, sekretaris jenderal dan wakil-wakil sekretaris jenderal, bendahara umum dan wakil-wakil bendahara umum dan ketua-ketua bidang dan ketua biro-biro yang merupakan bagian Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang

8. Organisasi Pemerintahan Partai Aceh dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh ketua-ketua bidang dan ketua-ketua biro sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

9. Dewan Pimpinan Partai Aceh dalam menjalankan tugas- tugasnya dibantu juga oleh ketua-ketua lembaga, ketua- ketua komisi yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

10. Dewan Pimpinan Partai Aceh dilantik dan disahkan kepengurusannya oleh Majelis Tuha Peuet Aceh setelah dipilih dalam musyawarah besar setiap 5 (lima) tahun sekali dan struktur kepengurusannya akan dibuat dan dibentuk dengan 1(satu) Surat Keputusan Ketua Dewan Pimpinan Partai Aceh, yang ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris jenderal partai.

11. Majelis Tuha Peuet Aceh merupakan Majelis Tertinggi Aceh, Majelis Tuha Peuet Wilayah adalah Majelis tertinggi di Wilayah, Majelis Tuha Peuet Sagoe, Mukim dan Gampong merupakan majelis yang menjalankan fungsi dan tugas kewenangan sesuai tugas dan kewenangan masing-masing sesuai tingkatan majelis.

12. Dewan Pimpinan Wilayah merupakan Dewan Pimpinan Wilayah yang dipilih dalam musyawarah wilayah setiap 4 (empat) tahun sekali dan kepengurusannya dibantu oleh bidang, badan dan komisi-komisi tingkat wilayah, yang 12. Dewan Pimpinan Wilayah merupakan Dewan Pimpinan Wilayah yang dipilih dalam musyawarah wilayah setiap 4 (empat) tahun sekali dan kepengurusannya dibantu oleh bidang, badan dan komisi-komisi tingkat wilayah, yang

13. Majelis Tuha Lapan Wilayah disebut juga Majelis Tuha Lapan Wilayah Partai yang berwenang memberikan usulan dan pertimbangan kepada Majelis Tuha Peuet Wilayah sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang masing-masing.

14. Ketua-ketua bidang, ketua-ketua badan/lembaga dan ketua- ketua komisi dipilih dan diangkat oleh Pimpinan Partai Aceh dengan suatu surat keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditanda tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

anggota-anggota biro kepengurusannya ditentukan dan dipilih oleh ketua-ketua bidang dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditanda tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

15. Ketua-ketua biro

dan

16. Komisi khusus yang menangani strategi khusus dan tugas- tugas khusus dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan Aceh dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

17. Legislatif Aceh Partai Aceh merupakan perpanjangan tangan Partai Aceh di legislatif Aceh yang bertugas menjalankan tugas-tugas atau amanah-amanah partai sesuai dengan strategi dan petunjuk Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh disamping menjalankan tugas-tugas legislasi, budgeting dan pengawasan Pemerintahan Aceh.

BAB II KETENTUAN KHUSUS

Bagian Pertama

Majelis Tuha Peuet Aceh Pasal 1 Kedudukan Tuha Peuet Aceh

1. Tuha Peuet Aceh merupakan Majelis Tertinggi Aceh.

2. Tuha Peuet Aceh merupakan lembaga pembina dan penasehat Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

3. Tuha Peuet Aceh terbentuk dengan sendirinya karena sejarah perjuangan Aceh.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan Majelis Tuha Peuet Aceh, sistem dan mekanisme kerja lembaga ini akan diatur dalam peraturan tersendiri sesusai mekanisme yang berlaku

Pasal 2 Perangkat Majelis Tuha Peuet Aceh

1. Perangkat Majelis Tuha Peuet Aceh terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota-anggota.

2. Keanggotaan Majelis Tuha Peuet Aceh terdiri dari pengasas perjuangan Aceh.

3. Majelis Tuha Peuet Aceh merupakan lembaga panutan dan payung dari Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Penunjukan sebagai ketua dan sekretaris Majelis Tuha Peuet Aceh dilakukan oleh yang tertua dan berkonsultasi deangan para anggota.

Pasal 3 Fungsi dan Tugas Tuha Peuet Aceh

Fungsi dan Tugas Tuha Peuet Aceh meliputi :

1. Mengajukan rancangan keputusan dan membuat kebijakan- kebijakan yang mendasar dan strategis untuk dilaksanakan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Mengambil keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan politis dan strategis terhadap pelaksanaan kerja Pimpinan Partai Aceh, yang secara kolektif yang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

3. Menjadi mediator dan fasilitator untuk menyelesaikan konflik dan sangketa internal partai dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

Pasal 4 Kewenangan Tuha Peuet Aceh

Kewenangan Tuha Peuet Aceh meliputi :

1. Kewenangan politik tentang proses lahirnya partai sebagaimana diatur di dalam MoU Helsinki dan Undang-

Undang serta Peraturan Pemerintah yang berlaku tentang Partai Politik Lokal di Aceh.

2. Berwewenang dalam penetapan keputusan kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh pada pembentukan pertama Dewan Pimpinan Aceh.

3. Berwewenang dalam penetapan pergantian atau dilakukan perubahan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh bila mendadak dilakukan promosi jabatan kejabatan lain bila diperlukan. Perubahan dilakukan setelah melakukan koordinasi, masukan dari ketua umum dan sekretaris jendral Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Melantik dan mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dengan satu surat keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditanda tangani oleh ketua umum dan sekretaris jenderal atas persetujuan Ketua Majelis Tuha Peuet Aceh

5. Pengukuhan dan pelantikan kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh sesuai bunyi poin 4 (empat) di atas yang dilakukan dan dilaksanakan oleh Majelis Tuha Peuet Aceh atau orang yang ditunjuk untuk itu dengan suatu surat tugas ketua Majelis Tuha Peuet Aceh kepada Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yaitu kepada ketua umum dan atau sekretaris jendral.

Bagian Kedua Pasal 5 Majelis Tuha Lapan

1. Tugas dan wewenang Majelis Tuha Lapan adalah memberikan pertimbangan dan masukan- masukan untuk Majelis Tuha Peuet Aceh mengenai hak-hak dan atau kebijakan- kebijakan yang harus dan mesti dilakukan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Mengkoordinasikan dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dalam memajukan tugas-tugas koordinasi dengan Dewan Majelis Tuha Peuet.

3. Ketentuan lebih lanjut dengan kedudukan dan tata cara pelaksanaan tugas dan fungsi Majelis Tuha Lapan Partai akan diatur dalam peraturan tersendiri sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang berlaku.

BAB III DEWAN PIMPINAN ACEH PARTAI ACEH Bagian Pertama Ketua Umum Pasal 6 Kedudukan Ketua Umum

1. Ketua Umum, pada tahap awal Pembentukan Partai ditunjuk dan dipilih oleh Tuha Peuet Aceh atau Pimpinan Politik Gerakan Acheh Merdeka (GAM).

2. Ketua Umum Partai untuk periode berikutnya akan dipilih dan diangkat dalam Musyawarah Besar Aceh Parta Aceh yang dilaksanakan dalam waktu 5 (lima) tahun sekali dan dapat dipilih dan diangkat kembali untuk Jabatan berikutnya selama 2 (dua) kali periode pemilihan.

3. Pengangkatan ketua umum yang dipilih dan dilantik dalam musyawarah besar Partai Aceh dilakukan setelah mendapat rekomendasi dan masukan Tuha Peuet Aceh dan atau pertimbangan Majelis Tuha Lapan Aceh, Majelis Tuha Peuet Wilayah, Majelis Tuha Lapan Wilayah, Dewan Pimpinan Aceh dan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh dan merupakan hasil dari musyawarah besar Partai Aceh.

4. Ketua umum dapat diberhentikan dan dinonaktifkan bila melanggar kode etik partai, melakukan perbuatan tercela dan melanggar syariah agama, melanggar peraturan-peraturan dan kebijakan Partai Aceh. Pemberhentian Ketua Umum

Partai dapat dilakukan setelah mendapat teguran lisan, teguran tulisan berturut-turut 3 (tiga) kali dari Majelis Tuha Peuet Aceh dan atau sebagaimana hasil musyawarah luar biasa tingkat Aceh yang dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan ¾ (tiga perempat) kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, ¾ (tiga per empat) Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh dan atau seluruh Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh.

Pasal 7 Tugas dan Fungsi Ketua Umum

1. Bertanggungjawab terhadap jalannya organisasi kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Bertanggungjawab terhadap jalannya pelaksanaan keputusan- keputusan dalam musyawarah besar Aceh Partai Aceh.

3. Membuat laporan tertulis tentang perkembangan jalannya roda organisasi Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh sekurang-kurangnya sekali dalam setahun setiap akhir tahun berjalan.

4. Membuat program-program kerja partai dan kebijakan- kebijakan partai bersama-sama dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

5. Mengambil kebijakan dan keputusan-keputusan yang bersifat penting dan strategis bersama ketua umum dan sekretaris jenderal dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Tingkat Tinggi.

6. Melakukan koordinasi dan meminta petunjuk Majelis Tuha Peuet Aceh dalam menjalankan kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan partai.

Pasal 8 Wewenang Ketua Umum

1. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh mempunyai hak dan berwewenang melakukan evaluasi terhadap kinerja Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dalam menjalankan keputusan- keputusan musyawarah besar Aceh dan keputusan- keputusan Majelis Tuha Peuet Aceh.

2. Ketua umum atas nama pimpinan Partai dan Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak dan berwewenang meminta keterangan dan penjelasan penggunaan pelaksana anggaran umum partai dari pada bendahara umum partai dan pemegang anggaran pelaksanaan bidang dan atau pelaksana anggaran kegiatan dan program partai sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.

3. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan Pimpinan Aceh Parta Aceh berwewenang memberikan sanksi-sanksi terhadap Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang melanggar kode etik partai dan segenap kader Partai Aceh bila melanggar AD/ART Partai Aceh.

4. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan komisi yang ditunjuk Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak dan berwewenang

meminta keterangan, penjelasan dan meminta keterangan, penjelasan dan

Rakyat Kabupaten/Kota atau DPR Kabupaten/Kota.

5. Berhak dan berwewenang untuk menarik dan atau merecall anggota legislatif partai yang duduk di legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh dan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota atau DPR Kabupaten/Kota, bila dibutuhkan, diperlukan dan ditunjuk untuk dan dalam jabatan lain dan atau bila melanggar aturan- aturan dan kebijakan-kebijakan partai, melanggar kode etik partai, kode etik anggota legislatif atau anggota DPR Aceh dan anggota DPR Kabupaten/Kota sesuai persyaratan yang telah ditentukan dalam pemenuhan syarat-syarat sebagai anggota legislatif partai, setelah melakukan rapat terbatas dewan pimpinan partai.

6. Wewenang penarikan dan atau merecall anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh dan anggota

Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota atau DPR Kabupaten/Kota dapat dilakukan setelah mendapat teguran, peringatan panggilan, peringatan Lisan, dan peringatan tulisan, dan setelah mendapat hasil rekomendasi komisi yang ditunjuk untuk itu oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh

legislatif

Dewan

7. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh untuk meringankan tugas dan 7. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh untuk meringankan tugas dan

8. Berhak dan berwewenang mengeluarkan surat-surat keputusan partai atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

9. Ketua umum partai dalam melakukan tugas dan wewenang sesuai fungsinya dibantu oleh wakil-wakil ketua umum sesuai bidang tugas koordinasi masing-masing wakil ketua umum.

Bagian Kedua Wakil Ketua Umum Pasal 9 Kedeudukan Wakil Ketua Umum

1. Kedudukan Wakil Ketua Umum Partai adalah :

a. Wakil ketua umum dipilih dan ditetapkan oleh ketua umun dan sekretaris jenderal atas nama pimpinan partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang terpilih pada musyawarah besar Aceh Partai Aceh dengan suatu surat keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditandatangani oleh ketua imum dan sekretaris jenderal.

b. Pengangkatan wakil ketua umum yang dipilih merupakan hasil pertimbangan dan rekomendasi dari pada Majelis Tuha Peuet Aceh.

c. Masa kerja jabatan wakil ketua umum selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama selama-lamanya 2 (dua) kali periode pemilihan.

d. Wakil ketua umum yang dipilih harus yang dapat dan bisa bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

e. Wakil ketua umum yang dipilih harus dapat membantu dan meringankan tugas-tugas Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Wakil ketua umum dapat diberhentikan dan dinon aktifkan bila melanggar kode etik partai, melakukan perbuatan tercela dan melanggar syariah Agama, melanggar peraturan- peraturan dan kebijakan partai. Pemberhentian wakil ketua umum dilakukan setelah mendapat teguran lisan, teguran tulisan berturut-turut 3 (tiga) kali dari ketua umum dan sekretaris jenderal atas nama pimpinan partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan merupakan hasil rekomendasi dan pertimbangan Majelis Tertinggi Aceh dan atau Majelis Tuha Peuet Aceh.

3. Wakil ketua umum adalah berjumlah sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang sesuai dengan amanat AD/ART Partai dengan kedudukan sebagai berikut :

a. Wakil Ketua Umum Bidang Koordinator Politik , Keamanan dan Kelembagaan.

b. Wakil Ketua Umum Bidang Koordinator Hukum, Pendidikan dan Dewan Pakar.

c. Wakil Ketua Umum Bidang Koordinator Kesejahteraan dan Pengembangan Ekonomi.

Pasal 10 Tugas dan Fungsi Wakil Ketua Umum

Tugas dan Fungsi Wakil Ketua Umum Partai adalah :

1. Membantu tugas-tugas ketua umum sesuai bidang koordinator tugas yang telah ditetapkan.

2. Melakukan koordinasi dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dalam menjalankan tugas- tugas strategis yang dibebankan Pimpinan Partai.

3. Dapat menjalankan tugas sementara sebagai ketua umum bila ditunjuk dan atau dinota tugaskan sementara dalam jabatan ketua umum karena ketua umum berhalangan atau selama tidak dapat menjalankan tugas.

4. Dapat menjalankan dan melaksanakan tugas-tugas khusus bila ditunjuk pimpinan partai.

5. Dalam menjalankan tugas-tugas koordinatif wakil-wakil ketua umum harus selalu meminta petunjuk dan pertimbangan ketua umum dan sekretaris jenderal.

Pasal 11 Wewenang Wakil Ketua Umum

Wewenan-Wewenang Wakil Ketua Umum Partai adalah : Wewenan-Wewenang Wakil Ketua Umum Partai adalah :

b. Wakil ketua umum berhak dan berwenang meminta keterangan dan penjelasan pelaksanaan anggaran umum partai, anggaran bidang-bidang dan atau anggaran panitia pelaksanaan program kerja bidang sesuai dengan bidang tugas koordinasi yang telah ditetapkan.

c. Wakil ketua umum atas nama Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak untuk mendapat keterangan dan penjelasan

dari anggota legislatif partai yang berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota.

d. Berhak dan berwewenang menjalankan tugas-tugas pengawasan, evaluasi dan kordinasi internal dan eksternal partai.

e. Berwewenang menjalankan roda organisasi partai sebagai pelaksanaan tugas sementara ketua umum, bila ketua umum mengundurkan diri, meninggal dunia dan atau berhalangan tetap, sakit dan atau tidak dapat menjalankan tugas tetap dalam waktu berturut-turut selama 6 (enam) bulan. Penunjukan di antara wakil ketua umum sebagai pelaksana tugas ketua umum sementara ditunjuk setelah dilakukannya rapat terbatas Dewan Pimpinan Partai.

Bagian Ketiga Sekretaris Jenderal Pasal 12 Kedudukan Sekretaris Jenderal

1. Sekretaris Jenderal pada tahap awal pembentukan partai dipilih dan diangkat oleh Majelis Tuha Peuet Aceh atau Pimpinan Politik Gerakan Acheh Merdeka (GAM).

2. Sekretaris jenderal partai pada tahap berikutnya yang dipilih dan diangkat merupakan hasil musyawarah besar Aceh Partai Aceh yang dilakukan dan dilaksanakan dalam waktu 5 (lima) tahun sekali dan dapat dipilih dan diangkat kembali untuk jabatan berikutnya selama-lamanya 2 (dua) kali periode pemilihan.

3. Pengangkatan sekretaris jenderal yang dipilih dan dilantik dalam musyawarah besar Aceh Partai Aceh adalah setelah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Majelis Tuha Peuet Aceh dan atau pertimbangan Majelis Tuha Lapan Aceh, Majelis Tuha Peuet Wilayah, Majelis Tuha Lapan Wilayah, Dewan Pimpinan Aceh dan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh dan merupakan hasil dari musyawarah besar Aceh Partai Aceh.

4. Sekretaris jenderal dapat diberhentikan dan dinon aktifkan bila melanggar kode etik partai, melakukan perbuatan tercela dan melanggar syariah Agama, melanggar peraturan- peraturan dan kebijakan partai. Pemberhentian dapat dilakukan setelah mendapat teguran lisan, teguran tulisan 4. Sekretaris jenderal dapat diberhentikan dan dinon aktifkan bila melanggar kode etik partai, melakukan perbuatan tercela dan melanggar syariah Agama, melanggar peraturan- peraturan dan kebijakan partai. Pemberhentian dapat dilakukan setelah mendapat teguran lisan, teguran tulisan

Pasal 13 Tugas dan Fungsi Sekretaris Jenderal

1. Bertanggung-jawab dalam jalannya roda administrasi Pemerintahan Partai Aceh.

2. Bertanggung-jawab dalam perencanaan dan pengorganisasian Partai Aceh sesuai strategi yang telah direncanakan.

3. Menyusun blue print atau legislasi-legislasi yang diperlukan untuk pembangunan dan arah pertumbuhan Partai Aceh.

4. Melakukan dan membuka hubungan kerja dengan para pihak baik eksekutif, legislatif dan yudikatif Aceh maupun badan- badan non pemerintah.

5. Melakukan evaluasi kerja Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan bidang-bidang partai, komisi-komisi partai dan badan-badan khusus yang dibangun dalam rangka peningkatan kinerja partai.

6. Mengarahkan, mengevaluasi dan memberi petunjuk kepada segenap anggota legislatif Partai Aceh baik anggota Legislatif Aceh maupun anggota Legilatif Kabupaten/Kota.

Pasal 14 Wewenang Sekretaris Jenderal

1. Untuk memudahkan garis evaluasi kerja komisi-komisi, badan-badan atau lembaga yang dibentuk di atas, sekretaris jenderal berhak dan berwewenang mendapat laporan dan penjelasan dari pimpinan bidang-bidang, komisi-komisi, badan-badan dan lembaga-lembaga yang ditunjuk dan dibentuk Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Sekretaris jenderal atas nama pimpinan partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak dan berwewenang meminta

penjelasan penggunaan pelaksanaan anggaran umum partai dan atau bendahara umum dan pemegang anggaran pelaksanaan bidang dan atau pelaksana anggaran kegiatan dan program partai sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.

keterangan

dan

3. Sekretaris jenderal atas nama pimpinan partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak dan berwewenang untuk menarik dan atau merecall anggota legislatif yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh dan anggota

Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota yang melakukan kesalahan-kesalahan dan atau melanggar kode etik partai dan atau kode etik anggota legislatif untuk kebutuhan dan kepentingan partai sesuai dengan persyaratan dan peraturan-peraturan yang telah ditanda tangani calon legislatif dalam pemenuhan syarat- syarat sebagai calon legislatif Partai Aceh.

legislatif

Dewan

4. Wewenang penerikan dan merecall anggota legislatif yang mewakili Partai Aceh dilakukan setelah mendapat hasil evalusi dan rekomendasi komisi yang ditunjuk untuk itu oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan dilakukan dalam papat terbatas pimpinan partai.

5. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sekretaris jenderal berhak meminta keterangan dan penjelasan dari anggota legislatif yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh dan anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, tentang sesuatu hal yang perlu ditangani segera demi kepentingan partai.

6. Sekretaris jenderal berhak dan berwewenang untuk menandatangani surat-surat penting dan strategis dan atau surat-surat lainnya termasuk nota tugas Partai Aceh kepada kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berikut surat perintah kerja harian atau Jabatan Sementara Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal bila diperlukan sesuai dengan Peraturan yang berlaku.

7. Sekretaris Jenderal Partai berhak dan berwewenang untuk menandatangani surat-surat penting dan strategis termasuk nota tugas Partai dan Nota Kesepahaman (MoU) dengan pihak luar demi kepentingan Partai.

8. Melakukan Konsultasi dan Koordinasi dengan Majelis Tuha Peuet Aceh dalam menjalankan tugas-tugas harian Partai.

9. Sekretaris Jenderal dalam menjalankan tugas-tugas harian dan fungsi-fungsi susuai wewenang yang diberikan dibantu oleh 3 (tiga) orang Wakil Sekretaris Jenderal sesuai bidang.

Bagian Keempat Wakil Sekretaris Jenderal Pasal 15 Kedudukan Wakil Sekretaris Jenderal

1. Kedudukan wakil Sekretaris Jenderal Partai adalah sebagai berikut :

a. Wakil Sekretaris Jenderal Partai dipilih dan ditetapkan oleh Ketua Umun dan Sekretaris Jendral Partai atas Nama Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang terpilih pada Musyawarah Besar Aceh Partai Aceh dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

b. Pengangkatan Wakil Sekretaris Jenderal Partai yang dipilih dan diangkat merupakan hasil persetujuan dan rekomend Tuha Peut Aceh.

c. Wakil Ketua Sekretaris Jenderal yang dipilih harus dapat membantu dan meringankan tugas-tugas Sekretaris Jenderal.

d. Wakil Sekretaris Jenderal Partai dapat diberhentikan dan dinon aktifkan bila melanggar Kode Etik Partai, melakukan Perbuatan Tercela dan Melanggar Syariah Agama, melanggar Peraturan-peraturan dan Kebijakan Pimpinan Partai. Pemberhentian Wakil Sekretaris Jenderal dilakukan setelah diadakan Rapat Terbatas Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Wakil Sekretaris Jenderal Partai adalah berjumlah sebanyak- banyaknya 3 (tiga) orang sesuai dengan amanat AD/ART Partai dengan kedudukan sebagai berikut :

a. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Notulen dan Administrasi Perkantoran.

b. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pengembangan Kelembagaan

c. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kerja sama

Pasal 16 Tugas dan Fungsi Wakil Sekretaris Jenderal

1. Membantu Tugas-tugas Administrasi Organisasi Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Menyiapkan Program dan petunjuk pelaksanan tugas-tugas Bidang-bidang Partai dalam rangka perencanaan dan pengorganisasian Partai Aceh sesuai strategi yang telah direncanakan.

3. Membantu penyusunan legislasi administrasi dan arah pertumbuhan administrasi Partai.

4. Membantu membuka hubungan kerja dengan para pihak baik Eksekutif, Legislatif, yudikatif maupun lembaga non pemerintah lainnya.

5. Melakukan Evaluasi administrasi kerja Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan Bidang-bidang Partai, Komisi-komisi Partai dan badan khusus yang dibangun dalam rangka peningkatan kinerja Partai.

6. Membantu, mengarahkan, dan memberi petunjuk strategis administratif kepada segenap Anggota Legislatif Partai Aceh baik Anggota Legislatif Aceh maupun anggota Legilatif Kabupaten/Kota.

Pasal 17 Wewenang Wakil Sekretaris Jenderal

1. Dapat menjelankan tugas-tugas sementara Sekretaris Jenderal Partai apabila Sekretaris Jenderal berhalangan dan atau tidak dapat menjalankan tugas tetap sebagai Sekretaris Jenderal karna meninggal dunia, mengundurkan diri dan tidak dapat menjelankan tugas karna sakit selama-lamanya 6 (enam) bulan.

2. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Wakil Sekretaris Jenderal Partai berhak meminta keteranga dari Anggota Legislatif Aceh dan Legislatif Kabupaten/kota Partai Aceh tentang sesuatu hal yang perlu ditangani segera untu bahan evaluasi dan analisis tentang pelaksanaan tugas anggota legislatif.

3. Berwewenang mengarahkan Pelaksanaan Administrasi untuk bidang-bidang dalam rangka persiapan dan penyiapan regulasi bidang tugas partai.

4. Berwewenang mengingatkan dan berkonsultasi dengan Sekretaris Jenderal bila diperlukan dalam rangka pengelolaan Administrasi sesuai dengan petunjuk dan aturan yang berlaku.

Bagian Kelima Bendahara Umum Pasal 18 Kedudukan Bendahara Umum Partai

1. Bendahara Umum berkedudukan :

a. Bendahara Umum Partai adalah merupakan Jabatan Fungsional, karena sesuai fungsi dan tugasnya khusus bidang administrasi Perbendaharaan dan Pengelolaan Perbendaharaan.

b. Bendahara Umum Partai dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai hasil Musyawarah Besar Aceh Partai Aceh.

c. Bendahara Umum Partai dipilih dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Aceh dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

d. Bendahara Umum Partai yang dipilih dan diangkat setelah mendapat Pertimbangan dan Rekomendasi Majelis Tuha Peuet Aceh.

e. Masa kerja jabatan Bendahara Umum Partai selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk jabatan yang sama selama-lamanya 2 (dua) kali periode pemilihan.

f. Bendahara Umum Partai yang dipilih harus dapat bekerjasama dengan Ketua Umum, Sekretaris Jenderal Partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Bendahara Umum Partai dapat diberhentikan dan dinon aktifkan bila melanggar Kode Etik Partai, melakukan Korupsi dan Manipulasi Anggaran Partai, melanggar Perbuatan Tercela dan Melanggar Syariah Agama, melanggar Peraturan-peraturan Partai dan Kebijakan Pimpinan Partai. Pemberhentian Bendahara Umum Partai dilakukan setelah mendapat Teguran lisan, Teguran Tulisan berturut-turut 3 (tiga) kali dari Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai atas nama Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan merupakan Hasil Rekomendasi dan Pertimbangan Majelis Tertinggi Aceh dan atau Tuha Peuet Aceh.

3. Bendahara Umum Partai dibantu oleh Wakil-wakil bendahara umum, sebanyak-banyaknya berjumlah 2 (dua) orang atau sesuai AD/ART Partai.

Pasal 19 Fungsi dan Tugas Bendahara Umum

Fungsi dan Tugas Bendahara Umum Partai adalah sebagai berikut :

1. Bertanggungjawab terhadap aset-aset Partai.

2. Menginventarisir semua aset-aset Partai.

3. Bertanggungjawab untuk membuka Rekening baik Tabungan, Giro atau Deposito Partai pada Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, Bank Swasta Umum dan Bank Pembangunan Daerah dan atau Bank yang ditunjuk untuk 3. Bertanggungjawab untuk membuka Rekening baik Tabungan, Giro atau Deposito Partai pada Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, Bank Swasta Umum dan Bank Pembangunan Daerah dan atau Bank yang ditunjuk untuk

4. Membuat dan mencatat semua jenis pembukuan Partai baik pengeluaran uang dan pemasukan uang Partai sesuai standar yang berlaku di Indonesia.

5. Membuat dan menjalankan Blue Print perbendaharaan Partai sesuai dengan undang-undang dan peraturan- peraturan perbendaharaan negara.

6. Setiap pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan dari kas partai harus sepengetahuan Pimpinan Partai yaitu Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

7. Membuat laporan periodik keuangan dan perbendaharaan partai minimal 1 (satu) bulan sekali atau sesuai dengan petunjuk Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal Partai.

8. Menjalankan kebijakan keuangan dan perbendaharaan Partai dalam rangka kegiatan-kegiatan strategis Partai sesuai petunjuk Sekretaris Jenderal, Ketua Umum Partai dan atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

9. Membantu tugas dan tanggung jawab Pimpinan Partai dalam rangka menjalankan program-program perbendaharaan partai.

Pasal 20 Wewenanga Bendahara Umum

Kewenangan Bendahara Umum Partai adalah sebagai berikut :

1. Berhak melakukan pengeluaran-pengeluaran keuangan Partai atas persetujuan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

2. Berhak melakukan perhitungan ulang pengeluaran- pengeluaran program-program kerja Partai yang dilakukan bidang-bidang, komisi-komisi, badan-badan atau lembaga- lembaga Partai atas persetujuan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

3. Berhak melakukan penagihan anggaran sumbangan wajib sukasukarela atau yang diwajibkan Partai dari Anggota Legislatif Aceh dan Anggota Legislatif Kabupaten/kota dan atau kader partai sesuai syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Berhak menetapkan dan memilih Akuntan Publik untuk membantu pekerjaan pengauditan anggaran pertai sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

5. Berhak melakukan perhitungan perpajakan yang dibebankan pada kader partai dan atau pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan partai.

Bagian Keenam Wakil Bendahara Umum Pasal 21 Kedudukan Wakil Bendahara Umum

Kedudukan Wakil Bendahara Umum Partai adalah sebagai berikut :

1. Wakil Bendahara Umum Partai dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal hasil Musyawarah Besar Aceh.

2. Wakil Bendahara Umum Partai diangkat dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Aceh dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

3. Wakil Bendahara Umum Partai yang dipilih dan diangkat setelah mendapat pertimbangan dan rekomendasi Bendahara Umum.

4. Masa kerja jabatan Wakil Bendahara Umum Partai selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk jabatan yang sama selama-lamanya 2 (dua) kali periode pemilihan.

5. Wakil Bendahara Umum Partai yang dipilih harus dapat bekerjasama dengan Bendahara Umum, dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

6. Wakil Bendahara Umum Partai dapat diberhentikan dan dinon aktifkan bila melanggar Kode Etik Partai, Korupsi dan manipulasi Anggaran Partai, melakukan Perbuatan

Tercela dan Melanggar Syariah Agama, melanggar Peraturan-peraturan dan Kebijakan Pimpinan Partai. Pemberhentian dilakukan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai setelah dilakukan Rapat Terbatas Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh

7. Wakil Bendahara Umum Partai paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang atau sesuai AD/ART partai, meliputi :

a. Wakil Bendahara Umum Bidang Pembukuan dan Perpajakan.

b. Wakil Bendahara Umum Bidang tatalaksana perbendaharaan dan aset

Pasal 22 Fungsi dan Tugas Wakil Bendahara Umum

Fungsi dan Tugas Wakil Bendahara Umum Partai adalah sebagai berikut :

1. Membantu tugas-tugas yang dibebankan oleh Bendahara Umum.

2. Menjalankan peraturan dan kebijakan-kebijakan perbendaharaan partai bersama-sama dengan Bendahara Umum Partai.

3. Melakukan koordinasi pembukuan dan menjalankan kebijakan keuangan dan perbendaharaan partai sesuai petunjuk Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Melakukan koordinasi dengan segenap pengurus bidang- bidang dan biro-biro di Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

5. Dapat menjalankan tugas-tugas Bendahara Umum apabila Bendahara Umum berhalangan tetap sesuai pelaksana tugas yang diberikan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

6. Dapat menggantikan dan atau mewakili Bendahara Umum Partai pada rapat-rapat khusus dan strategis dalam bidang pelaporan keuangan, inventaris aset keuangan partai dan atau perbendaharaan partai bila ditunjuk untuk itu dengan nota tugas Bendahara Umum Partai.

7. Membuat laporan keuangan dan perbendaharaan termasuk pelaporan perpajakan kepada pihak internal atau eksternal sesuai aturan yang berlaku.

Pasal 23 Wewenang Wakil Bendahara Umum

1. Berwewenang melakukan koordinasi dan memberi masukan tentang tata cara pelaksanaan anggaran kepada Bendahara Umum tentang sistim dan mekanisme perbendaharaan sesuai ketentuan dan undang-undang perbendaharaan negara.

2. Berhak melakukan pemeriksaan anggaran bidang-bidang, dan pengawasan anggaran pelaksanaan program kerja partai.

3. Berhak dan berwewenang melakukan perhitungan perpajakan yang dibebankan kepada kader partai dan pihak lain yang berhubungan dengan program kerja partai.

BAB IV Bagian Ketujuh BIDANG BIDANG PARTAI

Tugas, Fungsi, Kedudukan dan Wewenang Bidang-bidang

Pasal 24 Kedudukan Bidang-bidang

1. Bidang-bidang dipilih dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh. Sesuai Anggaran Dasar/Rumah Tangga Partai Aceh Pasal 16, bahwa tugas Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh mempunyai hak dan tanggungjawab membentuk kepengurusannya yang didelegasikan kepada bidang-bidang.

2. Bidang-bidang merupakan bagian dari Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang bertugas sesuai fungsi dan wewenang masing-masing.

3. Bidang-bidang dapat membentuk biro-biro kepengurusan dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Perangkat-perangkat bidang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan bendahara dibantu oleh beberapa anggota sesuai kebutuhan orgasisasi.

5. Bentuk dan Struktur organisasi Bidang-bidang akan ditetapkan kemidian sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

6. Kepengurusan bidang-bidang diangkat dan atau diberhentikan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dengan suatu Surat Keputusan.

Pasal 25 Bidang-bidang Organisasi

Untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya maka bidang- bidang yang dibentuk adalah 13 (tiga belas) bidang, yaitu :

1. Bidang Organisasi dan Kelembagaan.

2. Bidang Pendidikan dan Kaderisasi.

3. Bidang Keuangan dan Logistik.

4. Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Industri.

5. Bidang Informasi dan Komunikasi.

6. Bidang Hukum dan HAM.

7. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan.

8. Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Teknologi.

9. Bidang Pelestarian Alam dan Lingkungan Hidup.

10. Bidang Adab dan Kebudayaan.

11. Bidang Kesehatan.

12. Bidang Perhubungan.

13. Bidang Pertanian dan Kehutanan.

Pasal 26 Fungsi dan Tugas Bidang Organisasi dan Kelembagaan

1. Membuat Inventarisasi Anggota dan Kader Partai.

2. Menyelesaikan Administrasi dan Proses Pengeluaran Kartu Tanda Anggota Partai.

3. Membangun Struktur dan Infrastruktur Partai sampai ke Gampong.

4. Menyelesaikan sengketa awal internal Partai sebelum dibawa pada penyelesaian tingkat yang lebih tinggi.

5. Menjaga Disiplin Keanggotaan Partai sesuai AD/ART.

6. Membangun Organisasi-organisasi Underbow Partai.

Pasal 27 Fungsi dan Tugas Bidang Pendidikan dan Kaderisasi

1. Merencanakan Draft Blue Print pendidikan Aceh.

2. Menyusun sillabus pendidikan partai.

3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendidikan partai dengan Wakil Ketua Umum Bidang Koordinasi Hukum, Pendidikan dan Dewan Pakar.

4. Kerja sama dengan lembaga pendidikan di luar partai dalam rangka peningkatan kuwalitas Sumber Daya Manusia (SDM).

5. Membangun sistim dan mekanisme rekrutmen tenaga pendidikan sesuai dengan tingkat kebutuhan pendidikan di Aceh.

6. Mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan pendidikan luar sekolah dalam rangka peningkatan lapangan kerja sektor pendidikan di Aceh.

Pasal 28 Fungsi dan Tugas Bidang Keuangan dan logistik

1. Bertanggungjawab terhadap pendanaan Partai.

2. Bertanggungjawab terhadap pengadaan logistik partai.

3. Bertindak sebagai pengawas keuangan dan logistik partai.

4. Membangun sarana dan prasarana keuangan untuk kepentingan partai.

5. Menyusun sistem manajemen keuangan partai.

6. Menyusun draft regulasi keuangan Aceh.

7. Melakukan pengawasan dan koordinasi dengan sektor keuangan publik di Aceh

Pasal 29 Fungsi dan Tugas Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Industri

1. Mendesain draft blue print ekonomi makro di Aceh.

2. Menyusun draft regulasi perekonomian Aceh.

3. Menyusun tata perkembangan perekonomian, perdagangan dan Perindustrian di Aceh

4. Membentuk sistem perekonomian sesuai keanggotaan yang dimiliki masing-masing wilayah.

5. Bersama-sama komisi yang membidangi perekonomian dan industri membangun regulasi bidang Pertanian.

6. Membangun sistem dan mekanisme investasi dalam negeri dan luar negeri.

7. Mengawasi Industri-industri dan sektor perdagangan yang sedang dan akan dilakukan di Aceh.

Pasal 30 Fungsi dan Tugas Bidang Informasi dan Komunikasi

1. Menjadikan Pusat Informasi dan Komunikasi Partai.

2. Melakukan sosialisasi kebijakan-kebijakan dan perundang- undangan partai.

3. Mengkoordinasikan pers dan regulasinya.

4. Menciptakan alat-alat komunikasi partai.

5. Menjalin komunikasi dengan element penting dalam masyarakat.

6. Mobilisasi massa.

7. Menghitung kembali biaya-biaya penggunaan inprastruktur komonikasi dan informasi yang telah ada.

8. Bertindak sebagai juru bicara partai.

9. Menginventarisir masyarakat Aceh di luar Aceh.

10. Mengawasi Produk informasi dan sistim komunikasi di Aceh sesuai dengan peraturan dan kebiasaan peradaban di Aceh.

Pasal 31 Fungsi dan Tugas Bidang Hukum dan HAM

1. Menyelesaikan sengketa hukum publik menyangkut partai.

2. Bertindak sebagai konsultan hukum partai.

3. Melakukan pengkajian terhadap produk perundang- undangan baru.

4. Merancang draft produk perundang-undangan baru sesuai dengan MoU.

5. Membentuk tim advokasi partai.

6. Membangun kerjasama Hukum dengan unsur-unsur Yudikatif yang telah ada.

Pasal 32 Fungsi dan Tugas Bidang Sosial dan Kemasyarakatan

1. Menginventarisasi keadaan dan kedudukan sosial masyarakat Aceh.

2. Menyusun draf blue print keadaan sosial masyarakat Aceh.

3. Membangun kerjasama antar lembaga masyarakat.

4. Menyusun dan draf regulasi sosial budaya masyarakat Aceh.

5. Mengawasi semua kegiatan dan tatalaksana pemerintahan bidang kesejahteraan masyarakat di Aceh.

Pasal 33 Fungsi dan Tugas Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Teknologi

1. Melakukan inventarisasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Energi Aceh.

2. Mendesain Draft Blue Print Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Energi Aceh.

3. Menyusun draft regulasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan energi untuk kepentingan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Aceh.

4. Melakukan kerjasama dengan pihak luar partai untuk kepentingan pengembangan sumber daya alam dan energi.

5. Mengawasi sistem dan mekanisme eksplorasi dan exploritas Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat merusak kelestarian dan keberlanjutan.

Pasal 34 Fungsi dan Tugas Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup

1. Mendesain draft blue print pelestarian lingkungan hidup.

2. Menyusun draft regulasi yang berkaitan dengan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.

3. Bekerjasama dengan pihak luar dalam program pelestarian lingkungan hidup.

4. Mengawasi sistim dan mekanisme pelestarian alam dan lingkungan.

Pasal 35 Fungsi dan Tugas Bidang Adab

1. Membentuk dan memberdayakan lembaga peradaban Aceh.

2. Meningkatkan taraf hidup rakyat melalui pemberdayaan budaya.

3. Meningkatkan solidaritas sosial masyarakat Aceh.

4. Melakukan promosi wisata dan kebudayaan Aceh.

5. Menyusun draft regulasi berkaitan dengan perlindungan sosial dan budaya.

6. Membangun sistem dan infra struktur bidang Adab.

7. Mengawasi Infrastruktur peradaban dan Norma Masyarakat Aceh sesuai dengan kebiasaan yang ada.

Pasal 36 Fungsi dan Tugas Bidang Kesehatan

1. Menyusun draft blue print kesehatan Aceh.

2. Melakukan advokasi kesehatan kepada masyarakat.

3. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak luar partai dalam hal pelayanan kesehatan.

4. Menyusun Regulasi bidang kesehatan yang bersifat kerakyatan.

5. Membangun dan mengawasi infrastruktur Farmasi dan Makanan termasuk regulasi undang-undang dan peraturan medis.

Pasal 37 Fungsi dan Tugas Bidang Perhubungan

1. Menyusun draft blue print bidang perhubungan dan telekomunikasi.

2. Meregulasi undang-undang perhubungan dan telekomunikasi.

3. Mengawasi produk pelayanan perhubungan dan telekomunikasi.

4. membangun teknis dan sistem regulasi perencanaan pekerjaan umum dan Sumber Daya Perhubungan.

5. Mengawasi produk-produk peralatan perhubungan dan mekanisasi Perhubungan.

Pasal 38 Fungsi dan Tugas Bidang Pertanian dan Kehutanan

1. Mendesain draft blue print agro-bisnis dan agro-industri.

2. Menyusun draft regulasi tentang agro-bisnis dan agro- industri.

3. Bekerjasama dengan pihak-pihak luar dalam rangka pelaksanaan program pertanian, peternakan , perkebunan dan kelautan.

4. Menyusun Draf Blue Print Kehutanan Aceh.

5. Mengawasi sektor kehutanan dan Manajemen Hutan.

6. Memberdayakan sektor kehutanan sesuai keunggulan koompratif yang dimiliki wilayah hutan.

7. Mengawasi Produk-produk hasil kehutanan Aceh.

Bagian Ketujuh

Tugas, Funsi, kedudukan lembaga-lembaga, Komisi- komisi dan Badan-badan.

Pasal 39 Lembaga-Lembaga Partai

1. Kedudukan lembaga-lembaga Partai.

a. Lembaga-lembaga partai dapat dibentuk dan dibubarkan oleh ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai rapat Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

b. Lembaga-lembaga partai dibentuk dengan tujuan membantu Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

c. Lembaga yang dibentuk harus sesuai dengan Peraturan dan Perundang undangan yang berlaku.

d. Lembaga-lembaga dapat dibubarkan jika sudah tidak layak untuk dipertahankan.

e. Lembaga-lembaga dibentuk dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

2. Tugas dan fungsi lembaga sesuai dengan jenis dan bahan lembaga yang ditetapkan.

3. Wewenang Lembaga akan ditentukan sesuai lembaga yang dibentuk.

Pasal 40 Komisi-Komisi

Adapun Komisi-komisi yang dibentuk adalah meliputi :

1. Komisi Investasi dalam Negeri.

2. Komisi Keamanan dan Ketertiban.

3. Komisi Evaluasi dan Kinerja Anggota Legislatif Partai

4. Komisi Intelijen Partai.

Pasal 41 Kedudukan Komisi-Komisi

1. Komisi dapat dibentuk dan dibubarkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai dengan rapat koordinasi Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Komisi dibentuk dengan tujuan membantu Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

3. Komisi dibentuk dengan pertimbangan sebagai badan untuk memberikan rekomendasi pengambilan keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh merupakan hasil akhir rekomendasi komisi-komisi.

5. komisi-komisi dibentuk dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

Pasal 42 Tugas, Fungsi Komisi-Komisi

1. Komisi-komisi bertugas sesuai dengan komisi yang dibentuk.

2. Komisi-komisi merupakan lembaga Partai evaluasi dan koordinasi untuk kepentingan strategis Partai.

3. Komisi-komisi menyampaikan laporan kepada ketua umum dan sekretaris jenderal baik diminta keterangan maupun tidak.

4. Komisi-komisi membuat laporan secara tertulis maupun lisan untuk bahan perhitungan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

5. Komisi-komisi berfungsi sebagai perpanjang tangan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

Pasal 43 Kewenangan Komisi-komisi

1. Komisi-komisi berhak dan berwewenang menilai, mengevaluasi dan merekomendasi hasil kerja komisi yang dibentuk.

2. Hak dan Wewenang Komisi merupakan mutlak dijadikan sebagai bahan pertimbangan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

3. Komisi-komisi berhak dan berwewenang menganalisis kerja Komisi dan pelaksanaan tugas-tugas komisi yang dibentuk Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

BAB V DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI Bagian Kedelapan Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Wewenang Dewan

Pimpinan Wilayah Partai Pasal 44 Dewan Pimpinan Wilayah

Adapun Dewan-Dewan Pimpinan Wilayah Partai, yang sudah terbentuk adalah meliputi :

1. Dewan Pimpinan Wilayah Kota Banda Aceh berkedudukan di Banda Aceh

2. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Barat berkedudukan di Meulaboh

3. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Barat Daya berkedudukan di Blang Pidie

4. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Besar Berkedudukan di Kota Janthoe

5. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Jaya berkedudukan di Calang

6. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Tamiang berkedudukan di Kuala Simpang