TERA DAN TERA ULANG TANGKI TUTSIDA UNIT
LAPORAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN MATIUS CELCIUS SINAGA 142411034 PROGRAM STUDI D PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI 3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PRAKATA
Metrologi dalam abad ini memiliki fungsi dan peran yang sangat dominan. Hal ini ditandai dengan banyaknya kesepakatan, aturan, atau konvensi internasional yang berhubungan dengan sistem keseragaman penggunaan satuan ukur, standar ukuran, dan metode pengukuran serta alat-alat ukurnya.
Hal tersebut membuktikan bahwa pengukuran merupakan kebutuhan fundamental bagi pemerintah, pedagang, pengusaha, konsumen dan masyarakat luas. Bahkan, pengukuran memegang peran yang sangat signifikan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Pengukuran berkontribusi pada mutu kehidupan setiap masyarakat melalui perlindungan konsumen, pelestarian lingkungan, pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, serta peningkatan daya saing industry jasa dan manufaktur. Oleh karna itu, muncul pula Metrologi Legal, yaitu proses pengukuran yang diatur oleh peraturan perundang undangan. Sejalan dengan hal itu, maka laporan dengan judul“Tera Dan Tera Ulang Tangki TUTSIDA Unit Pelaksana Teknis Daerah Metrologi Legal Kota Batam”ini disusun. Pada judul ini, penulis memamaparkan secara khusus prosedur tera dan tera ulang pada Bejana Ukur dalam penggunaannya sebagai alat stadar untuk mengukur atau menguji alat UTTP lainnya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mempersembahkan laporan ini semoga menambah sedikit banyak nya pengetahuan dibidang kemetrologian secara terkhus terhadap Bejana Ukur. Penulis kembali mengucap banyak terimakasi kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan dan pelatihan dalam pengerjaan laporan ini, terkhusus kepada semua pihak yang ada di UPTD METRLOGI KOTA BATAM baik staff Penera maupun Staff Teknis serta teman teman yang selalu ada disetiap pengerjaan laporan ini. Semoga Tuhan selalu memberkati setiap usaha kita.
Batam, 06 September 2016
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Lapangan dan dapat pula menyelesaikan laporan ini.
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dimulai pada tanggal
11 Juli sampai tanggal 11 September 2016 di Unit Pelayanan Teknis Daerah, banyak pengalaman baru yang diperoleh, baik buruk, suka duka, pahit manis, serta halangan dan rintangan telah penulis lalui. Semua hal itu memberikan pengaruh sekaligus latihan pada diri pribadi khususnya bagi penulis dalam rangka proses pendewasaan sebagai seorang mahasiswa yang menjalani hidup di kota yang belum pernah sebelumnya penulis kunjungi. Dalam pelaksanaan Praktek Profesi Lapangan selama kurang-lebih 2 bulan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan berupa dorongan, semangat, bimbingan, petunjuk, nasehat dan kerjasama dari berbagai pihak, yaitu kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya yang memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan PKL dan laporan ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan D-3 Metrologi dan Instrumentasi.
2. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan segala dukungan dan doa kepada penulis.
3. Dosen kami Diana A. Barus, M.Sc selaku ketua jurusan D-3 Metrologi dan Instrumentasi di Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ahmad Elfasi, SE selaku kepala UPTD Metrologi Legal Kota Batam yang telah memberikan kami kesempatan untuk melakukan PKL dan baik memberikan nasehat-nasehat, ilmu dan dukungan dalam melakasakan Praktek Kerja Lapangan.
5. Bapak Abu Bakar, SH selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Metrologi Legal Kota Batam.
6. Bapak Aprizal, ST selaku divisi massa UPTD Metrologi Legal Kota Batam.
7. Bapak Abdul Banjarnahor selaku divisi panjang dan volume UPTD Metrologi Legal Kota Batam.
8. Bapak Ondri, ST selaku penanggung jawab Mutu dan Laboratorium UPTD Metrologi Legal Kota Batam selaku Pembimbing selama Melaksanakannya Praktek Kerja Lapangan di UPTD Metrologi Legal Kota Batam.
9. Bapak Resdiyanto, ST selaku penanggung jawab Teknis UPTD Metrologi Legal Kota Batam.
10. Seluruh Staff Administrasi Ibu Dewi Arif Prihatini, Amd dan Ibu Adelina yang telah membantu dalam melengkapi Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk laporan ini
11. Seluruh Staff senior D-3 Metrologi Instrumentasi Universitas Sumatera Utara, Gatra Novandra,Amd; Rifanti Nadia,Amd; Seh Malem Tarigan,Amd; dan Yunus Firdaus Kacaribu,Amd yang telah membantu dan membimbing penulis.
12. Seluruh Satuan Polisi Pamong Praja (SatpolPP) UPTD Metrologi Legal Kota Batam, Sapriadi, Raja Nurmala dan Beni Silvia
13. Bang Rahyman selaku Kepala reparatir UPTD Metrologi Legal Kota Batam.
14. Ibu Yeni Sri Wahyuni Penanggung jawab Kebersihan UPTD Metrologi Legal Kota Batam
15. Teman-teman D-3 Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU, Rugun Gladys Sianipar, Eureka Grace Simanjuntak, Alfransisko Pasaribu, Ibrena Githa Sinuhaji, dan Andy Bintang Sinaga yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di UPTD Metrologi Legal Kota Batam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini masih kurang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendukung demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi semuapihak, terutama dalam lingkungan Metrologi dan Instrumentasi khususnya, dan masyarakat pada umumnya.
Batam, 06 September 2016
Matius Celcius Sinaga
DAFTAR ISI
PRAKATA x KATA PENGANTAR
x DAFTAR ISI
x BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Defenisi TUTSIDA
4 BAB II TINJAUAN UMUM
1.4 Maksud dan Tujuan
2.1 Sejarah Singkat UPDT Metrologi Kota Batam
2.2 Dasar Hukum UPTD Metrologi Kota Batam
2.3 Visi, Misi, Motto dan Kebijakan Mutu UPTD Metrologi Kota Batam
2.3.1 Visi
2.3.2 Misi
2.3.3 Motto Aparatur Metrologi
2.3.4 Kebijakan Mutu
2.4 Tugas Pokok dan Fungsi UPTD Metrologi Kota Batam
2.4.1 Tugas Pokok
2.5 Struktur Organisasi
2.6 Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab
2.6.1 Kepala UPTD Balai Metrologi
2.6.2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha
2.6.3 Pejabat Fungsional Penera
2.7 Cap Tanda Tera
2.8 Kegiatan UPTD Metrologi Kota Batam
2.9 Laboratorium dan Instalasi Pengujian
2.10 Alur Pelayanan Tera dan Tera ulang UPTD Metrologi Kota Batam
2.11 Landasan Teori
BAB III PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN
3.1 Persyaratan Teknis
3.2 Persyaratan Kemetrologian
3.3 Pemeriksaan
25 3.5.Prosedur Pengujian Dan Data
3.4 Pengujian Tera Dan Tera Ulang
4.1 Pembubuhan Cap Tanda Tera
43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.2 Tempat Meletakan Cap Tanda Tera
1. Gambar Pada Pembahasan
2.1 Lambang Metrologi
2.2 Gambar Struktur Organisasi UPTD Metrologi Kota Batam
2.3 Penunjukan Pembacaan Skala bergerak 0
2.4 Posisi pengukuran TUTSIDA
2.5 Bagian Tutup TUTSIDA
2.6 Posisi pengukuran panjang cincin TUTSIDA
2.7 Penjelasan keseluruhan TUTSIDA Tabel Pada Pembahasan
3.1 Tabel Volume TUTSIDA
2. Absensi Selama mengikuti Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam meningkatkan suatu pembelajaran diperlukan kinerja dan usaha. Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu pembelajaran mahasiswa untuk mencapai AhliMadya. Oleh karena itu setiap mahasiswa harus melaksanakan praktek kerja lapangan. Dengan melaksanakan praktek kerja lapangan mahasiswa bisa belajar dan mengerti bagaimana melakukan pekerjaan yang dilakukan setiap pekerja. Tidak dapat dipungkiri lagi penyerapan tenaga kerja dari suatu pekerjaan tidak terlepas dari keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut, untuk itu perusahaan merekrut sumber daya manusia yang siap pakai yang memiliki keterampilan dan keahlian yang akan ditempatkan dalam pekerjaan sesuai dengan bidangnya itu dapat kita lihat dari begitu ketatnya persaingan dalam dunia bisnis saat ini.
Praktek kerja lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap, kemampuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan diberbagai perusahaan dan instansi akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk dapat menimba ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III Metrologi dan Instrumentasi Universitas Sumatera Utara. Melalui praktek kerja lapangan ini mahasiswa akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan cara berfikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuan mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan kepadanya. Penulis mendapatkan tempat PKL pada Unit Pelayanan Teknis Daerah kota Batam .Selama melaksanakan kegiatan PKL, penulis banyak mendapatkan pengalaman baru tentang dunia kerja yang nantinya akan menjadi bekal di masa mendatang.
1.2 Rumusan Masalah Untuk mewujudkan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan tera dan tera ulang Tangki Ukur Tetap Bentuk Silinder Datar.
1.3 Defenisi TUTSIDA
1. Tangki adalah tempat penyimpanan fluida pada tekanan kerja (operasional) yang juga dapat digunakan untuk pengukuran kuantitas dari cairan atau gas yang terdapat didalamnya.
2 Tangki Ukur Tetap Bentuk Silinder Datar yang selanjutnya disingkat TUTSIDA adalah tangki ukur yang mempunyai penampang melintang berbentuk lingkaran atau elips yang diletakkan mendatar secara tetap baik yang tertanam di dalam tanah maupun ditumpu oleh pondasi di atas tanah.
3 Volume nominal adalah nilai dari volume cairan maksimum yang terdapat di dalam TUTSIDA pada kondisi penggunaan normal.
4 Ukuran nominal adalah ukuran dimensi TUTSIDA yang terdiri dari diameter nominal, tinggi nominal dan panjang nominal.
5 Diameter nominal adalah diameter dalam rata-rata semua cincin.
6 Tinggi nominal adalah tinggi TUTSIDA.
7 Panjang nominal adalah panjang rata-rata TUTSIDA.
8 Lemping volume nominal adalah lemping logam yang memuat Tanda Daerah, Tanda Pegawai Berhak, Tanda Sah dan nilai volume nominal.
9 Lubang ukur adalah lubang bertutup pada TUTSIDA, terletak tepat di atas meja ukur yang digunakan sebagai tempat untuk mengukur tinggi cairan.
10 Sumbu pengukuran vertikal adalah garis vertikal yang melewati tengah-tengah pipa pengarah yang letaknya sesuai dengan lubang ukur dan sesuai dengan posisi yang diarahkan untuk pengukuran ketinggian.
11 Meja ukur adalah pelat datar yang dipasang tepat di bawah lubang ukur TUTSIDA digunakan sebagai awal pengukuran tinggi cairan yang berada di dalamnya.
12 Titik ukur kedalaman atau titik referensi nol adalah persimpangan antara sumbu pengukuran vertikal dengan permukaan meja ukur TUTSIDA.
13 Ullage adalah jarak antara permukaan cairan dengan titik referensi atas, diukur sepanjang sumbu pengukuran vertikal
14 Titik referensi atas adalah titik yang terletak pada sumbu pengukuran vertikal yang dijadikan sebagai referensi untuk mengukur ullage.
15 Tinggi referensi adalah jarak antara titik ukur kedalaman dengan titik referensi atas.
16 Alat ukur ketinggian otomatis adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menampilkan ketinggian cairan yang berada dalam TUTSIDA secara otomatis dengan memperhatikan referensi tetap, sekurang-kurangnya terdiri dari sensor ketinggian cairan, transduser dan perangkat penunjukan.
17 Benda koreksi (deadwood) adalah benda yang terpasang di dalam TUTSIDA yang mempengaruhi volume TUTSIDA.
18 Depth tape adalah alat ukur panjang untuk mengukur ketinggian cairan.
19 Pengujian metode volumetri adalah penentuan volume TUTSIDA dengan penakaran masuk atau penakaran keluar dengan menggunakan standar ukuran volume memakai cairan.
20 Penakaran masuk adalah mengalirkan cairan dari standar ukuran volume ke dalam tangki.
21 Penakaran keluar adalah mengalirkan cairan dari tangki ke dalam standar ukuran volume statis atau dinamis.
22 Pengujian metode geometri adalah penentuan volume TUTSIDA dengan mengukur dimensi luar atau dimensi dalam TUTSIDA dengan memperhitungkan semua koreksi.
23 Cincin adalah bagian dinding TUTSIDA berbentuk silinder yang pinggir sampingnya dibatasi oleh sambungan dengan las.
24 Lubang masuk (manhole) adalah lubang pada TUTSIDA, berupa silinder yang ujungnya tertutup dan dapat dibuka untuk masuk atau keluar orang.
25 Pipa masukan adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan cairan ukur masuk ke dalam TUTSIDA.
26 Pipa keluaran adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan cairan ukur keluar TUTSIDA.
27 Pipa pengarah adalah pipa yang dipasang tetap dan vertikal pada lubang ukur.
28 Rawa adalah bagian dari cairan ukur setinggi meja ukur yang tidak bisa dikeluarkan melalui pipa keluaran.
29 Kondisi referensi adalah kondisi yang diterapkan atau dicantumkan pada sertifikat tabel volume tangki.
30 Tabel volume tangki adalah pernyataan dalam bentuk tabel, fungsi matematika V(h) yang mewakili hubungan antara tinggi h (variabel bebas) dan volume (variabel terikat).
31 Ketidakpastian yang diperluas (expanded uncertainty) adalah suatu interval sekitar nilai hasil pengukuran, dimana dapat diharapkan nilai hasil pengukuran terletak didalamnya dan juga merupakan sifat dari besaran yang diukur tersebut.
1.4 Maksud dan Tujuan
1. Maksud Untuk mewujudkan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan tera dan tera ulang Tangki Ukur Tetap Bentuk Silinder Datar.
2. Tujuan Tersedianya pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan Tangki Ukur Tetap Bentuk Silinder Datar.
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat Uptd Metrologi Legal Kota Batam Unit Pelaksana Teknis Daerah Metrologi Legal Kota Batam adalah salah satu Unit Pelaksana TeknisDaerah (UPTD) pada Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam.Selama Periode tahun 2014 sampai tahun 2015, UPTD Metrologi Legal dipimpin oleh diantaranya :
1. TONI RAHAYUTOTO, SE = Tahun 2013
2. ABDUL MADIAN, ST
= Tahun 2013 - 2014
3. AHMAD ELFASI, SE = Tahun 2014 s/d sekarang Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang dinas di bidang kemetrologian. Tepat pada Bulan Desember UPTD Metrologi Kota Batam resmi menempati kantor baru yang beralamat di Jl. Pemuda No. 7M Batam Centre dan pada Hari Kamis, 2 Oktober 2014 diresmikannya kantor UPTD Metrologi Legal Kota Batam Oleh Dirjen SPK, Maka UPTD Metrologi Legal Kota Batam resmi beroperasi penuh. Pada Tahun 2011 Dinas Perindag dan ESDM Kota Batam mendapatkan jatah Pendidikan untuk 1 orang Penera Ahli di Pusat Pengembangan SDM Kemetrologian (PPSDMK) melalui dana APBN.Diterbitkannya Peraturan Walikota No. 5 Tahun 2012 tentang pembentukan Unit Pelaksana teknis Daerah (UPTD) Metrologi Legal Kota Batam pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM.UPTD Metrologi Kota Batam mendapat bantuan peralatan dan kendaraan Operasional (Mobil Sidang Tera) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan Tahun 2012.15 Oktober 2012 Pengangkatan kepala dan kepala sub bagian UPTD Metrologi Legal di lingkungan Pemerintah Kota Batam dan berkantor sementara di BPSK yang beralamat di Gedung bersama, Jln. Engku Putri Lt. 5 Batam Centre. Sebelumnya Tahun 2013 UPTD Metrologi Legal Kota Batam menyewa kantor dan laboratorium yang beralamat di Komp. First City Blok B1 No.8 Batam Centre. Diterbitkannya Perda No. 8 Tahun 2013 tentang Retribusi jasa umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu.Pada Tahun 2013 UPTD Metrologi Kota Batam mendapatkan
DAK untuk melengkapi sarana dan prasarana berupa pembangunan Gedung, Peralatan Standar, Kendaraan Operasional Roda 4 (1 unit) dan Roda 2 (3 unit) dan Prasarana pendukung lainnya.Tepat pada bulan Desember 2013 UPTD Metrologi Kota Batam resmi menempati kantor Baru yang beralamat Jl. Pemuda No. 7 M Batam Centre. Tanggal 3 Maret 2014 UPTD Metrologi Kota Batam mendapatkan surat rekomendasi Penyelenggaraan Pelayanan Tera dan Tera Ulang dari Disperindag Provinsi Kepri.Pada bulan April 2014 dilakukan penilaian terhadap kelembagaan dan dokumen mutu oleh Direktorat Metrologi melalui Kasubdit Kelembagaan dan Penilaian.Tanggal 4 Juli 2014 UPTD Metrologi Kota Batam memperoleh Surat Keterangan Kemampuan Pelayanan Tera dan Tera Ulang (SKKPTTU) dengan memperoleh 23 kewenangan. Tanggal 20 Agustus 2014 Penera pada UPTD Metrologi Kota Batam telah disahkan sebagai pegawai berhak oleh Dirjen SPK.Tanggal 17 September 2014 penera pada UPTD Metrologi Kota Batam mendapatkan Cap Tanda Tera (CTT) dari Direktorat Metrologi.Pada hari kamis tanggal 2 Oktober 2014 diresmikannya kantor UPTD Metrologi Kota Batam Oleh Dirjen SPK, Maka UPTD Metrologi Kota Batam resmi beroperasi penuh. Pengembangan Tahun 2014 Dalam rangka memaksimalkan DAK mengalokasikan untuk pembangunan gedung labaoratorium dan peralatan yang beralokasi dibelakang gedung utama UPTD Metrologi Kota Batam direncanakan selesai dan beroperasi pada bulan November. Gedung yang di bangun antara lain :
1. Laboratorium Volume
2. Laboratorium BDKT
3. Laboratorium Taksi Meter
4. Laboratorium Tangki Ukur Mobil (TUM)
5. Gudang Penyimpanan Wilayah kerja UPTD Metrologi Legal Kota Batam mencakup seluruh wilayah kota Batam yang terdiri dari 12 Kecamatan, adapun 12 kecamatan tersebut ialah :
1. Kecamatan Batam Kota
2. Kecamatan Nongsa
3. Kecamatan Bengkong
4. Kecamatan Batu Ampar
5. Kecamatan Lubuk Baja
6. Kecamatan Sekupang
7. Kecamatan Batu Aji
8. Kecamatan Sei Beduk
9. Kecamatan Sagulung
10. Kecamatan Belakang Padang
11. Kecamatan Bulang
12. Kecamatan Galang
2.2 Dasar Hukum Uptd Metrologi Legal Kota Batam Ketentuan hukum yang di jadikan dasar organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksanaan Teknis Daerah Metrologi Legal Kota Batam adalah :
1. Peraturan Walikota Batam Nomor: 05 Tahun 2012 tentang pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis Metrologi Legal pada Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No: 08/M-DAG/PER/3/2010 Tentang Alat- alat ukur,Takar,Timbang dan Perlengkapannya(UTTP) yang wajib ditera dan tera ulang.
3. Peraturan Walikota Batam nomor : 16 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Perjalanan Dinas di Lingkungan Pemerintah kota Batam.
4. Peraturan Walikota BatamNomor : 33 Tahun 2012 Tentang Perubahan Pertama Atas peraturan Walikota Batam Nomor : 22 Tahun 2012 Tentang Standar Biaya dan Harga Satuan Belanja Daerah Kota Batam.
5. Peraturan Walikota Batam Nomor : 49 Tahun 2014 Tentang Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang.
6. Lampiran Perda Kota Batam Tentang Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 51/M-DAG/PER/10/2009 Penilaian Terhadap Unit Pelkasana Teknis dan Unit Pelaksana Teknis Daerah Metrologi Legal.
8. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor :37/PMK/02/2012 Tentang Sandar Biaya Tahun Anggaran 2013.
9. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 16 Tahun 1986 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1983 tentang Tarif Biaya Tera.
10. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 22 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kelima Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1997 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
11. Peraturan Pemerintah RI Nomor :45 Tahun 2012 Tentang Jenis Tarif atas Jenis Penerimaan Negara bukan Pajak yang berlaku pada Kementrian Perdagangan.
12. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 58 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksana Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana.
13. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 19-1 Tahun 2010 Tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Batam.
14. Peraturan Pemerintah RI Nomor :6 Tahun 2002 Tentang Retribusi Biaya Tera dan Tera Ulang dan Kalibrasi Alat-alat Ukur, Takar Timbangan dan Perlengkapannya Serta Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus.
15. Peraturan Pemerintah RI Nomor :6 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 31/M-DAG/PER/10/2011 Tentang Barang Dalam Keadaan Terbungkus.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor :48/M-DAG/PER/12/2010 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kemetrologian.
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 50/M-DAG/PER/10/2009 Tentang Unit Kerja Dan Unit Pelaksana Teknis Metrologi Legal.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 54/M-DAG/PER/9/2014 Tentang Tanda Sah Tahun 2015.
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 74/M-DAG/PER/12/2012 Tentang Alat-alat Ukur,Takar,Timbang dan Perlengkapannya Asal Impor.
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor :75/M-DAG/PER/12/2012 Tentang Tanda Sah Tahun 2013.
2.3 Visi, Misi Motto dan Kebijakan Mutu UPTD Metrologi Legal Kota Batam
2.3.1 Visi Melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran guna mendukung terwujudnya Batam sebagai Kota Industri Dan Perdagangan Berdaya Saing Global Bertumpu pada kearifan lokal.
2.3.2 Misi
1. Secara berkelanjutan melakukan proses tera dan tera ulang terhadap semua Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang ada di tengah masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Terus menerus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia UPTD Metrologi Kota Batam demi terwujudnya sumber daya manusiametrologi yang profesional dan memiliki integritas.
3. Melakukan pengelolaan standar ukuran secara berkelanjutan demi menjamin kebenaran, keakuratan dan sifat mampu telusur.
2.3.3 Motto Aparatur Metrologi Memperdaya Ukuran Menghilangkan Kepercayaan Motto aparatur UPTD Metrologi Legal Kota Batam mengikuti gambar (lambang)
Gambar 2.1 Lambang Metrologi
Arti Lambang :
1. Neraca sama lengan dalam keadaan seimbang (dimuati beban/barang dan anak timbangan) : melambangkan keadilan dan tertib ukur yang merupakan misi Direktorat Metrologi.
(dibawah neraca) : melambangkan/menggambarkan penampang dari meter –lembaga (standard induk) yang berbentuk X dan kilogram lembaga (standard induk) yang berbentuk silinder sama sisi. Kedua standar induk tersebut merupakan dasar utama menegakkan tertib ukur di Indonesia.
2. Huruf
X dan
bujur
sangkar
3. Bentuk lingkaran : melambangkan kestabilan yang bergerak dengan pasti dan berkesinambungan.
2.3.4 Kebijakkan Mutu
1. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan menyediakan sarana prasarana serta lingkungan kerja yang memadai.
2. Menggunakan tegnologi informasi sebagai media terwujudnya kepuasan pelanggan.
3. Mengkomunikasikan dan meninjau secara terus menerus kebijakan mutu agar mencapai kesetaraan pemahaman di UPTD Metrologi Legal Batam.
2.4 Tugas Pokok dan Fungsi UTPD Metrologi Legal Kota Batam
2.4.1 Tugas Pokok Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 58 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan, Balai Pelayanan Kemetrologian mempunyai tugas pembinaan, pengendalian, fasilitasi, koordinasi pelayanan tera dan tera ulang alat UTTP berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kabupaten/kota.
2.4.2 Fungsi Mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan teknis operasional bidang
kemetrologian yaitu pelaksanaan kegiatan teknik dan kegiatan standar ukuran di bidang kemetrologian yang meliputi :
1. Perencanaan dan program penyelenggaraan kemetrologian dibidang pengelolaan 16tandard an laboratorium kemetrologian.
2. Pengelolaan standar ukuran, Cap Tanda Tera dan sarana kemetrologian lainnya.
3. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan pengujian standar tingkat III untuk UTTP.
4. Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan tera dan tera ulang UTTP Metrologi Legal dan kalibrasi UTTP bukan Metrologi Legal.
5. Pengelolaan interkomparasi dan verifikasi standar ukuran.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Atasan sesuai Tupoksi Dari Kewenangan tersebut diatas, didapat hasil sebagai berikut:
1. Terciptanya ketertiban dalam menggunakan alat ukur disegala bidang
2. Terjaminnya kepentingan umum, baik produsen maupun konsumen
3. Terciptanya iklim yang baik terhadap dunia usaha
4. Meningkatnya pendapatan asli daerah dari biaya tera
2.5 Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPTD Metrologi Kota Batam
2.6 Tugas Pokok dan Wewenang dan Tanggung Jawab Sesuai dengan struktur organisasinya, sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dari masing- masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.6.1 Kepala UPTD Balai Metrologi Tugas pokok 2.6.1.1 Bertanggung jawab terhadap tugas pokok dalam melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam di bidang kemetrologian.
2.6.1.2 Menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan rencana teknis operasional bidang kemetrologian; 2. Pelaksanaan
kebijakan
teknis
operasional bidang
kemetrologian; 3. Pemantauan monitoring, evaluasi, dan pelaporan bidang
kemetrologian. 2.6.1.3 Bertindak selaku Penanggung Jawab Puncak di UPTD Metrologi Legal Kota Batam. 2.6.1.4 Kepala UPTD Metrologi Legal Kota Batam dalam dalam hal ini dapat menunjuk Management Representative untuk menjamin mutu yang dipersyaratkan laboratorium, yang bertanggungjawab dan berwenang untuk memastikan sistem manajemen mutu diterapkan, diikuti setiap waktu dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan, Penanggung Jawab Teknik sebagai pejabat yang
dan berwenang mengkoordinir atas pelaksanaan teknis Tera/Tera Ulang UTTP dan Penanggung Jawab Administrasi dan Keuangan sebagai pejabat yang sepenuhnya bertanggungjawab dan berwenang menyusun keadministrasian dan pelaporan keuangan.
sepenuhnya
bertanggungjawab
2.6.2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Tugas pokok 1. Mengumpulkan,
dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, program, keuangan, administrasi data dan pelaporan.
mengolah
data
2. Menyiapkan rencana, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan laporan pelaksanaan kegiatan UPTD Metrologi Legal Kota
Batam. 3. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan umum, kepegawaian, program, keuangan, administrasi data dan pelaporan.
4. Menyiapkan bahan koordinasi dan petunjuk teknis kebutuhan, perumusan sistem dan prosedur, tata hubungan kerja, serta
permasalahan yang berkaitan dengan organisasi dan tata laksana. 5. Memberikan pelayanan naskah dinas, kearsipan, pengetikan, pengadaan dan pendistribusian. 6. Memberikan pelayanan penerimaan tamu, kehumasan dan keprotokolan. 7. Melaksanakan pengurusan perjalanan dinas, keamanan kantor dan pelayanan kerumahtanggaan lainnya. 8. Melayani keperluan dan kebutuhan serta perawatan ruang kerja, ruang rapat/pertemuan, kendaraan dinas, telepon dan sarana/prasarana kantor.
9. Menyusun analisa kebutuhan pemeliharaan gedung dan sarana prasarana kantor. 10. Membuat usulan pengadaan pemeliharaan gedung dan sarana prasarana kantor.
11. Mengimplementasikan dan meningkatkan perbaikan secara berkesinambungan sistem manajemen mutu Peraturan Menteri Perdagangan
51/M-DAG/PER/10/2009dilingkungan kerjanya untuk peningkatan kinerja. 2.6.3 Penjabat Fungsional Penera Tugas Pokok 2.6.3.1 Pejabat fungsional penera mempunyai tugas melakukan kegiatan tera, tera ulang UTTP sesuai dengan kewenangannya 2.6.3.2 Bertindak sebagai Auditor Internal berdasarkanpenunjukan/penugasan. 2.6.3.3 Mengimplementasikan dan meningkatkan perbaikan secara berkesinambungan sistem manajemen mutu Peraturan Menteri Perdagangan No. 51/M-DAG/PER/10/2009kerjanya untuk peningkatan kinerja. Untuk melaksanakan kegiatan operasional UPTD Metrologi Legal Kota Batam maka kepala UPTD menunjuk petugas di lingkungan UPTD Metrologi Legal Kota Batam Tahun 2014 berdasarkan Surat Penunjukan Nomor : 34/UPTDMET- 18/II/2014 tanggal 17 Februari 2014sebagai berikut :
No.
2.6.3.4 Management Representative 1. Menyiapkan bahan dan pelaksanaan kegiatan standar ukuran di bidang kemetrologian.
2. Bertindak sebagai penanggung jawab mutu untukmemastikan sistem manajemen yang terkait dengan mutu diterapkan dan diikuti setiap waktu.
3. Bertanggungjawab terhadap pengendalian seluruh dokumen sistem mutu.
4. Memeriksa dan melakukan Amandemen terhadap Panduan dan Prosedur Mutu.
5. Merencanakan dan melaksanakan audit internal dibantu oleh auditor.
6. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan sumber daya manusia.
7. Menyelesaikan pengaduan/komplain yang diajukan Wajib Tera/Pemilik UTTP dan berkoordinasi dengan yang terkait. 8. Mempersiapkan bahan dan mengusulkan Kaji Ulang Manajemen kepada Kepala UPTD.
9. Mengimplementasikan dan meningkatkan perbaikan secara berkesinambungan sistem manajemen mutu Peraturan Menteri
51/M-DAG/PER/10/2009 dilingkungan kerjanya untuk peningkatan kinerja. 2.6.3.5 Penanggung Jawab Teknik 1. Menyiapkan bahan dan pelaksanaan kegiatan teknik kemetrologian UPTD Metrologi Legal Kota Batam. 2. Menyiapkan Panduan Mutu dan Prosedur MutuUPTD Metrologi Legal Kota Batam.
Perdagangan
No.
3. Merencanakan dan mengembangkan ruang lingkup UPTD Metrologi Legal
4. Bertanggung jawab atas metode tera/tera ulang, dan pengendalian rekaman teknis.
5. Bertanggung jawab atas ketertelusuran pengukuran dan menjamin mutu hasil tera/tera ulang UTTP. 6. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tera/tera ulang UTTP. 7. Menyelesaikan pengaduan/komplain dari Wajib Tera/Pemilik
UTTP berkoordinasi dengan Management Representative. 8. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh penera. 9. Mengimplementasikan dan meningkatkan perbaikan secara
berkesinambungan sistem manajemen mutu Peraturan
51/M-DAG/PER/10/2009 dilingkungan kerjanya untuk peningkatan kinerja. 2.6.3.6 Penanggung Jawab Administrasi dan Keuangan
mengagendakan, dan
mengklasifikasi surat masuk/keluar.
2. Menyediakan formulir, label/stiker tera, tera ulang, kartu order serta kebutuhan sarana lainnya.
3. Menerima alat ukur, kemudian mencatat dan memberi Kartu Order.
4. Melakukan pengetikan Keterangan Hasil Pengujian. 5. Menyerahkan UTTP yang telah di tera/tera ulang. 6. Menyiapkan draft surat mengenai uraian retribusi tera dan tera
ulang UTTP, serta menangani pembayaran dari Wajib Tera / Pemilik UTTP.
7. Menerima, mencatat dan menyetorkan keuangan ke Kas Daerah Pemko Batam.
8. Membuat Laporan Keuangan ke Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
9. Menyiapkan keuangan untuk biaya operasional. 10. Mengimplementasikan dan meningkatkan perbaikan secara berkesinambungan sistem manajemen mutu Peraturan Menteri
51/M-DAG/PER/10/2009 dilingkungan kerjanya untuk peningkatan kinerja.
Perdagangan
No.
2.7 Cap Tanda Tera Sebagai tanda pada alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) yang telah dilakukan pengujian tera/tera ulang yang dilakukan oleh pegawai berhak (penera), maka dibubuhkan Cap Tanda Tera. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal telah diatur jenis tanda tera, antara lain :
1. Tanda Sah
15 (tanda tera sah tahun 2015)
Tanda Sah dibubuhkan pada UTTP setelah dilakukan pengujian untuk tera/tera ulang yang dilakukan oleh Pegawai Berhak (Penera), sebagai bukti alat tersebut memenuhi syarat untuk digunakan UTTP tersebut sebagai transaksi perdagangan.
2. Tanda Batal
Tanda Batal dibubuhkan pada UTTP yang hasil pengujian tera/tera ulang tidak memenuhi persyaratan teknis kemetrologian, UTTP tersebut tidak boleh/dilarang digunakan sebagai transaksi perdagangan.
3. Tanda Jaminan
Tanda Jaminan dibubuhkan pada bagian tertentu UTTP yang telah disahkan, dimaksudkan untuk mencegah untuk dilakukankan perubahan/kecurangan oleh pemilik.
4. Tanda Daerah
63 (kode wilayah Batam)
Tanda Daerah dibubuhkan pada UTTP sebagai tanda wilayah kerja Metrologi mana UTTP untuk pertama kalinya ditera.
5. Tanda Pegawai Berhak xX
( xX contoh inisial pegawai berhak) Tanda Pegawai Berhak dibubuhkan pada UTTP sebagai tanda Pegawai Berhak yang melakukan peneraan pertama kali.
2.8 Kegiatan UPTD Metrologi Legal Kota Batam Secara garis besar kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Tera/Tera Ulang alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP). 2. Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT).
2.9 Laboratorium dan Instalasi Pengujian Laboratorium dan Instalasi Pengujian yang dimiliki oleh UPTD Metrologi Legal Kota Batam antara lain :
1. Laboratorium Massa. 2. Laboratorium Volume. 3. Laboratorium Ukuran Panjang. 4. Laboratorium Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) 5. Instalasi Pengujian Tangki Ukur Mobil. 6. Instalasi Pengujian Meter Taxi. 7. Ruang pengujian tera/tera ulang timbangan 8. Laboratorium Massa. 9. Laboratorium Volume.
10. Laboratorium Ukuran Panjang.
11. Laboratorium Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) 12. Instalasi Pengujian Tangki Ukur Mobil. 13. Instalasi Pengujian Meter Taxi. 14. Ruang pengujian tera/tera ulang timbangan
2.10 Alur Pelayanana Tera/Tera Ulang UPTD Metrologi Legal Kota Batam ALUR PELAYANAN TERA/TERA ULANG UPTD DI KANTOR UPTD
METROLOGI LEGAL KOTA BATAM
TUGAS DAN
Mulai
TANGGUNG JAWAB
PENGISIAN FORMULIR PENDAFTARAN PEMILIK UTTP/
DAN PENYERAHAN UTTP WAJIB TERA
INFORMASI BIAYA, ESTIMASI PETUGAS LOKET TANGGAL PENYELESAIAN DAN
PENYERAHAN BUKTI SERAH TERIMA
TIDAK
1.PJ TEKNIS PENERIMAAN ALAT
PELAKSANAAN TERA/TERA
PERBAIKAN OLEH
ULANG
REPARTIR DENGAN PERSETUJUAN PEMILIK
PENYELESAIAN ADMINISTRASI 1.PETUGAS LOKET SERTA PENYERAHAN ALAT DAN
2.PEMILIK UTTP /
SKHP
WAJIB TERA
2.11 Landasan Teori Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali
merupakan bagian depan atau awal dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, density dan lain sebagainya.
Elektronika dan Instrumentasi merupakan cabang ilmu rekayasa yang menggabungkan antara pengetahuan elektronika dan instrumentasi yang diperlukan dalam suatu industri. Dalam bidang industri, pengetahuan elektronika sangat diperlukan untuk mendukung sistem pengukuran dan pengontrolan instrumentasi dari industri yang dikendalikan. Perkembangan dan kemajuan teknologi telah menciptakan banyak alat-alat yang mampu mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Alat-alat bantu ini menggunakan sistem instrumentasi yang banyak digunakan di tempattempat umum terlebih pada transaksi pedagangan. Pengukuran dalam transaksi perdagangan secara langsung biasanya kita gunakan alat ukur yang menggunakan sistem instrumen yang sudah dikembangkan teknologinya karena ketepatan dalam pengukuran sangat diperlukan jika berlaku sebagai konsumen. Dimana biasanya untuk mendapatkan pengukuran fluida dalam suatu bejana atau Tangki Ukur Tetap Silinder DAtar (TUTSIDA) atau yang lebih dikenal pada masyarakat awam yaitu tangki adalah dilihat dari kapasitas volume yang bisa ditampung oleh sebuah bejana atau tangki dengan Elektronika dan Instrumentasi merupakan cabang ilmu rekayasa yang menggabungkan antara pengetahuan elektronika dan instrumentasi yang diperlukan dalam suatu industri. Dalam bidang industri, pengetahuan elektronika sangat diperlukan untuk mendukung sistem pengukuran dan pengontrolan instrumentasi dari industri yang dikendalikan. Perkembangan dan kemajuan teknologi telah menciptakan banyak alat-alat yang mampu mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Alat-alat bantu ini menggunakan sistem instrumentasi yang banyak digunakan di tempattempat umum terlebih pada transaksi pedagangan. Pengukuran dalam transaksi perdagangan secara langsung biasanya kita gunakan alat ukur yang menggunakan sistem instrumen yang sudah dikembangkan teknologinya karena ketepatan dalam pengukuran sangat diperlukan jika berlaku sebagai konsumen. Dimana biasanya untuk mendapatkan pengukuran fluida dalam suatu bejana atau Tangki Ukur Tetap Silinder DAtar (TUTSIDA) atau yang lebih dikenal pada masyarakat awam yaitu tangki adalah dilihat dari kapasitas volume yang bisa ditampung oleh sebuah bejana atau tangki dengan
Tangki sebagai penampung fluida sangat banyak digunakan pada kegiatan industri atau di sektor minyak dan gas, tangki yang umum digunakan adalah Tanki Ukur Tetap Silinder DAtar yang banyak di jumpai pada stasiun pengisian bahan bakar minyak atau pada pabrik kelapa sawit yang sering mereka gunakan sebagai tempat menyimpan fluida atau pun minyak solar, tetapi fluida yang ada di dalam tangki biasanya berubah sesuai dengan pemakaian maka dari latar belakang tersebut penulis membuat sebuah aplikasi yaitu sebuah alat ukur yang dijadikan sebagai pemantau volume fluida yang ada dalam TUTSIDA sehingga volume dalam tangki dapat terpantau dengan akurat dengan alat ukur yang akan dikembangkan sistem instrumentasinya
BAB III PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN
3.1 Persyaratan Teknis 3.1.1 Bahan 1) TUTSIDA harus dibuat dari logam dan/atau bahan lain yang baik dan kuat sehingga tidak berubah bentuk untuk menjamin kebenaran pengukuran volume cairan;
2) Dinding TUTSIDA yang dibuat dari lembaran pelat logam disambung dengan las sehingga TUTSIDA tersusun dari satu atau beberapa cincin; dan
3) Ketebalan pelat dinding pada semua cincin TUTSIDA harus sama. 3.1.2 Konstruksi
1) TUTSIDA terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu: 1) bagian silinder; dan 2) bagian tutup silinder;
2) TUTSIDA dapat mempunyai bagian sambungan antara silinder dan tutup.
3) TUTSIDA harus dibuat dengan bentuk, ukuran, konstruksi dan pemasangan sedemikian rupa, sehingga:
1) tidak ada udara terkurung saat pengisian atau cairan tertinggal saat pengeluaran; dan
2) memudahkan saat pelaksanaan pengujian dengan metode geometri.
4) Sambungan antara masing-masing pelat dapat dilakukan dengan dilas tumpu, las lurus atau dilas lapis.
5) Pembuatan TUTSIDA dari bahan selain logam dilakukan dengan memakai suatu teknologi yang sesuai.
6) Kedua ujung silinder ditutup dengan pelat yang sama dengan bentuk yang dapat berupa :
1) bidang datar; 2) cembung setengah bola atau elips; atau 3) tembereng bola.
7) Bagian silinder badan TUTSIDA dengan bagian tutup silinder dapat disambungkan secara langsung atau disambungkan dengan ditambah sambungan lurus.
8) Dasar TUTSIDA harus terletak di atas pondasi yang kokoh, sehingga dalam pemakaian tidak terjadi perubahan volume.
9) TUTSIDA dapat dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan untuk mengurangi kehilangan akibat penguapan yang pemasangan dan penggunaannya tidak boleh menyebabkan kesalahan pengukuran.
10) Bentuk, bahan, ketahanan, konstruksi dan perakitan harus sedemikian rupa, sehingga TUTSIDA tahan terhadap pengaruh lingkungan, cairan yang dikandungnya dan pada penggunaan normal tidak mengalami
mungkin mempengaruhi volumeTUTSIDA.
deformasi
yang
11) TUTSIDA harus mempunyai: 1) pipa masukan; 2) pipa keluaran; 3) lubang masuk (manhole); 4) meja ukur; dan 5) lubang ukur.
12) Pipa pengarah 1) Ujung bawah pipa pengarah harus sedemikian rupa, sehingga
tidak mengganggu pengukuran tinggi cairan ukur; dan 2) Bagian dinding pipa pengarahTUTSIDA harus berlubang.
13) Meja ukur 1) Meja ukur harus dibangun pada posisi yang tetap dan stabil; 2) Kedudukan meja ukur harus serendah mungkin, harus lebih
rendah dari pipa keluaran dan terletak tepat di bawah lubang ukur; dan
3) Meja ukur dipasang di bawah pipa pengarah. 14) Lubang ukur harus: 1) berkedudukan di dekat ujung tangga; dan 2) dilengkapi dengan tanda sebagai posisi pengukuran tinggi cairan.
15) Titik referensi atas harus ditetapkan pada posisi yang tetap dan stabil. 16) TUTSIDA dapat dilengkapi tangga sebagai jalan masuk untuk
melakukan pembersihan.
17) TUTSIDA dapat mempunyai perlengkapan alat ukur ketinggian cairan.
18) Alat ukur ketinggian cairan sebagaimana dimaksud pada huruf q harus bertanda tera sah yang berlaku
19) TUTSIDA dapat dilengkapi dengan gelas duga dan pelat skala. 20) TUTSIDA yang dipakai untuk cairan ukur yang dipanaskan dan
TUTSIDA yang dipakai untuk gas cair dindingnya dapat dilapisi dengan bahan isolator.
3.2 Persyaratan Kemetrologian 1. Satuan yang dipergunakan harus dalam satuan ukuran yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Ketidakpastian hasil pengukuran maksimum dalam pengujian adalah ±
0,3%. 3.3 Pemeriksaan
3.3.1 Tera 1) Pemeriksaan konstruksi dan peralatan TUTSIDA dilakukan dengan
membandingkannya dengan gambar konstruksi; 2) Pemeriksaan uji kebocoran dilaksanakan dengan memperhatikan
sambungan pada dinding, keran, lubang masuk dan lain-lain, dalam keadaan TUTSIDA berisi cairan uji; dan
3) Pemeriksaan kemiringan dilakukan dengan mencatat hasil pengujian kemiringan.
3.1.2 Tera ulang Pemeriksaan konstruksi dan penampilan luar dan dalam TUTSIDA
untuk memastikan tidak ada modifikasi. 3.4 Pengujian Tera Dan Tera Ulang Proses pengujian tera dan tera ulang dilakukan dengan proses-proses sebagai
berikut: 3.4.1 Pengujian TUTSIDA dalam rangka tera dapat dilaksanakan di tempat
terpasang tetap didasarkan pada kriteria TUTSIDA tidak mudah dipindahkan dan/atau mempunyai kekhususan dari segi konstruksi, ukuran dan bobot.
3.4.1 Pengujian TUTSIDA dalam rangka tera ulang dilaksanakan di tempat TUTSIDA terpasang tetap, sesuai dengan maksud
penggunaannya. 3.4.2 Selama diuji untuk tera atau tera ulang kondisi TUTSIDA
harus dalam keadaan tidak dioperasikan.
3.5 Prosedur Pengujian Dan Data 3.5.1 Prosedur Pengujian Metode Volumetri Pelaksanaan pengujian 1. Pengujian dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1) Penakaran masuk yaitu cairan uji dialirkan melalui meter arus standar atau
diukur dengan bejana ukur standar, kemudian dialirkan ke dalam TUTSIDA; dan
2) Penakaran keluar yaitu cairan uji pertama dimasukkan ke dalam TUTSIDA
sampai penuh, kemudian cairan uji dialirkan melalui bejana ukur standar. 2. Khusus pengujian dengan metode volumetri menggunakan meter arus standar
harus dilakukan dengan penakaran masuk untuk menjaga kestabilan kecepatan alir.
3. Setiap penakaran masuk melalui meter arus standar harus dengan kecepatan alir konstan sesuai dengan kecepatan alir Meter Faktor (MF) yang dimiliki oleh meter arus standar.
4. Setelah volume cairan yang dimasukan dan/atau dikeluarkan telah sesuai dengan yang diinginkan, dilakukan pengukuran tinggi cairan dalam TUTSIDA.
5. Apabila TUTSIDA dilengkapi dengan gelas duga (gelas penglihat), tinggi cairan sebelum dan sesudah dikeluarkan atau dimasukkan diberi tanda pada pelat
skalanya. 6. Setiap kali memasukan atau mengeluarkan cairan harus dilakukan pengukuran
suhu cairan pada standar. 7. Pengukuran suhu cairan dalam TUTSIDA dilakukan saat cairan telah mencapai
volume nominal.
3.5.2 Prosedur Pengujian Metode Geometri Metode geometri dilakukan dengan menggunakan pengukuran dimensi. 1. Metode pengukuran secara geometri berlaku untuk tangki yang memiliki
kemiringan sampai dengan 10% dari kedudukan mendatar. 2. Prosedur pengujian Sesuai dengan kondisi TUTSIDA berada/terpasang, maka pengukuran dimensi
TUTSIDA dapat dilakukan baik dari bagian luar maupun bagian dalam.
Gambar 2.3. Lokasi dilakukannya pengukuran keliling (1. Bagian sambungan las; 2. Lebar cincin; 3. Lokasi pengukuran keliling)
1) Pengukuran dari bagian luar:
1) Pengukuran pada tera dilakukan pada kondisi kosong; 2) Pengukuran pada tera ulang dilakukan pada saat TUTSIDA dalam
keadaan kosong dan/atau berisi cairan; 3) Apabila TUTSIDA dalam keadaan berisi cairan maka catat tinggi,
suhu dan massa jenis; 4) Pengukuran keliling TUTSIDA:
1) Ukur keliling TUTSIDA dengan melingkarkan pita ukur dalam posisi luruspada posisi 20%, 50% dan 80% dari panjang
masing-masing cincin seperti ditunjukkan dalam Gambar 1; 2) Pita ukur diberi tarikan sesuai dengan spesifikasinya (misal: 5
kg), kemudian baca penunjukan pita ukur; 3) Pita ukur diulur dan amati apakah masih dalam keadaan lurus; 4) Lakukan pengukuran sebagaimana huruf b) dan c) sebanyak 3
(tiga) kali pada satu posisi dalam 1 (satu) cincin; 5) Catat hasil pengukuran ke dalam satuan millimeter (mm) dan
perbedaan antara 2 (dua) pengukuran berurutan tersebut harus berada dalam rentang ± 0,03% atau 3 mm (dipilih yang terbesar);
6) Ulangi pengukuran jika hasil pengukuran belum memenuhi syarat sebagaimana disebutkan pada huruf e).
7) Rata-rata dari 3 (tiga) pengukuran keliling sebagaimana pada huruf f) dinyatakan sebagai hasil pengukuran keliling pada titik
tersebut; 8) Lakukan sebagaimana huruf b) sampai dengan g )pada titik
yang lain dalam satu cincin;
9) Rata-rata dari pengukuran keliling pada posisi 20%, 50% dan 80% dari panjang cincin merupakan keliling dari cincin tersebut;
10) Lakukan sebagaimana huruf b) sampai dengan i) pada cincin yang lain; dan
11) Rata-rata dari pengukuran keliling tiap cincin merupakan keliling silinder.
5) Pengukuran keliling sambungan lurus: a) Lakukan pengukuran keliling pada posisi bagian tengah
sambungan lurus sebanyak 3 (tiga) kali; dan b) Rata-rata dari 3 (tiga) kali pengukuran sebagaimana huruf a)
merupakan keliling sambungan lurus. 6) Pengukuran tebal pelat:
a) Lakukan pengukuran tebal pelat dan tebal cat dinding TUTSIDA pada setiap cincin atau dapat diambil dari gambar
konstruksi tangki; dan b) Catat data tebal pelat dan tebal cat ke dalam satuan mm. 7) Pengukuran panjang cincin: a) Bagi cincin 1(satu) menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian atas,
50% dan bagian bawah; b) Beri tanda pada masing-masing bagian sebagaimana huruf a); c) Lakukan pengukuran panjang bagian atas cincin 1 (satu)
sebanyak 3 (tiga) kali; d) Catat hasil pengukuran ke dalam satuan millimeter (mm) dan
perbedaan antara 2 (dua) pengukuran berurutan tersebut harus berada dalam rentang ± 0,03% atau 3 mm (dipilih yang terbesar);
e) Ulangi pengukuran jika hasil pengukuran belum memenuhi syarat sebagaimana disebutkan pada huruf d);
f) Rata-rata dari ketiga pengukuran sebagaimana huruf c) dinyatakan sebagai panjang bagian atas cincin 1 (satu);
g) Lakukan pengukuran pada bagian 50% dan bagian bawah sebagaimana huruf c) sampai dengan f);
h) Rata-rata panjang pada bagian atas, 50% dan bagian bawah dari cincin 1 (satu) dinyatakan sebagai panjang cincin tersebut;
i) Lakukan sebagaimana huruf a) sampai dengan h) untuk cincin- cincin yang lain; dan i) Lakukan sebagaimana huruf a) sampai dengan h) untuk cincin- cincin yang lain; dan
8) Pengukuran panjang sambungan lurus: a) Bagi sambungan lurus menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian
atas, 50% dan bagian bawah; b) Beri tanda pada masing-masing bagian sebagaimana huruf a); c) Lakukan pengukuran panjang sambungan lurus pada bagian
atas sebanyak 3 (tiga) kali; d) Hitung rata-rata dari ketiga pengukuran sebagaimana huruf c)
dinyatakan sebagai panjang sambungan lurus bagian atas; e) Lakukan pengukuran pada bagian 50% dan bagian bawah
sebagaimana huruf c) dan d); f) Rata-rata panjang pada bagian atas, 50% dan bagian bawah