PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI

DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh: LIQA YASIFA

0907414

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengaruh Pemberian Kompensasi

Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Di Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Oleh Liqa Yasifa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Liqa Yasifa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini masih rendahnya tingkat kepuasan kerja para pegawai di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Hal ini dilihat dari sikap yang ditunjukkan oleh para pegawai terhadap pekerjaannya, seperti masih kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini diduga disebabkan oleh pemberian kompensasi yang belum optimal.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data secara jelas dan aktual tentang bagaimana gambaran pengaruh pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif serta ditunjang dengan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert). Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini sekaligus dijadikan sampel penelitian yaitu seluruh Pegawai Negeri Sipil di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebanyak 38 pegawai.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) menunjukan bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk variabel X (Pemberian Kompensasi) sebesar 3,98 berada dalam kategori baik dan rata-rata kecenderungan umum untuk variabel Y (Kepuasan Kerja Pegawai) sebesar 3,94 berada dalam kategori baik. Adapun tingkat hubungan pemberian kompensasi berpengaruh sangat kuat terhadap kepuasan kerja pegawai. Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y ditunjukan dari hasil perolehan analisis koefisien determinasi (KD) sebesar 81,72%, hal ini menggambarkan bahwa pengaruh yang diberikan dari pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai adalah sangat besar yaitu sebesar 81,72% dan sisanya sebesar 18,28 % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti penempatan pegawai yang sesuai, gaya kepemimpinan yang diterapkan, dan lain sebagainya.

Rekomendasi dalam penelitian ini adalah hendaknya lembaga lebih memperhatikan lagi tingkat kesejahteraan dan kebutuhan para pegawainya, karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi, maka para pegawai akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi dan secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Semakin tinggi produktivitas kerja pegawai, maka semakin tinggi pula pegawai akan memberikan feedback atau dampak yang menguntungkan bagi kemajuan lembaga.


(5)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Compensation Against Employee Job Satisfaction In Education Elementary Education Department of West Java Province". The issues raised in this study is the low level of job satisfaction of the staff of the Education Department of Elementary Education of West Java Province. It is seen from the attitude shown by employees towards their work, such as the lack of a sense of responsibility which is owned by an employee in completing the task. This is caused by the compensation has not been optimal.

The purpose of this study is to obtain data on how clear and actual picture of the effect of compensation on job satisfaction of employees in the Basic Education Sector Education Department of West Java. The research was conducted by using descriptive and quantitative approaches to the study of literature and supported. Data collection techniques used through the questionnaire enclosed with a 5 rating scale (Likert). Population is used as a source of data in this study as well as the research sample throughout the Civil Service in the Field of Education Elementary Education Department of West Java Province as many as 38 employees .

Based on the results of data processing are calculated by using the WMS (Weight Means Scored) shows that the average general tendency for the variable X (Granting Compensation) of 3.98 is in good category and the average general tendency for the variable Y (Employee Job Satisfaction) of 3.94 is in good category. The level of compensation relationship very strong influence on employee job satisfaction. The magnitude of the effect of variable X to variable Y is shown from the results of analysis of the acquisition of determination coefficient (KD) of 81.72%, this case illustrates that the influence of the compensation awarded to the employee job satisfaction is very large that is equal to 81.72 % and the remaining 18.28 % influenced by other factors, such as appropriate staffing, leadership style is applied, and so forth.

Recommendation in this research is the agency should pay more attention to yet another level of well-being and needs of the employees, because if both of these are met, then the employee will have a high level of job satisfaction and indirectly will improve employee productivity. The higher employee productivity, the higher the employee will provide feedback or positive effect on the progress of the institution .


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 9

D.Manfaat Penelitian ... 10

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A.Kajian Pustaka ... 12

1. Konsep Dasar Kompensasi ... 12

a. Pengertian Kompensasi ... 12

b. Tujuan Kompensasi ... 13

c. Asas Kompensasi ... 15

d. Bentuk Kompensasi ... 16

e. Sistem Kompensasi ... 19


(7)

g. Pentingnya Pemberian Kompensasi ... 25

h. Bentuk Kompensasi PNS ... 27

2. Konsep Dasar Kepuasan Kerja Pegawai ... 33

a. Pengertian Kepuasan Kerja Pegawai ... 33

b. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 35

c. Teori-teori tentang Kepuasan Kerja ... 39

d. Karakteristik Kepuasan Kerja ... 47

3. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai ... 48

B.Kerangka Pemikiran ... 49

C.Hipotesis Penelitian ... 51

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

B.Desain Penelitian ... 55

C.Metode Penelitian ... 57

D.Definisi Operasional ... 58

E. Instrumen Penelitian ... 59

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 62

1. Uji Validitas Instrumen ... 63

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 66

G.Teknik Pengumpulan Data ... 69

H.Analisis Data ... 71

1. Seleksi Data ... 71

2. Klasifikasi Data ... 71

3. Hasil Pengolahan Data ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A.Hasil Penelitian ... 77


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 111

A.Kesimpulan ... 111

B.Rekomendasi ... 111


(9)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dengan tata cara yang diatur sedemikian rupa, terarah, terkoordinir untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi sebagian besar tergantung pada sumber daya organisasi yang merupakan modal dan mempunyai peran serta kedudukan yang sangat penting dalam organisasi. Dengan demikian, sumber daya organisasi perlu dikelola sehingga mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam organisasi, karena manusia merupakan penggerak seluruh aktivitas di dalam organisasi. Dalam kehidupan organisasi, tingkat keefektifan dan keefisienan organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat ditentukan oleh keberadaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk sebuah kemajuan organisasi tersebut. Bagaimana pun suatu proses berlangsung, tidak akan terlepas dari campur tangan manusia. Dengan kata lain, berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada faktor manusianya. Faktor manusia adalah semua orang yang terlibat dalam seluruh kegiatan organisasi, baik yang berkedudukan sebagai pemimpin maupun bawahannya.

Suatu organisasi dituntut mampu mengkondisikan atau mempersiapkan sumber daya manusia yang ada secara menyeluruh, terarah dan terpadu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Betapapun lengkap dan memadainya fasilitas yang dimiliki organisasi, jika sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya kurang cukup berkualitas, handal dan profesional, maka sudah jelas fasilitas tersebut tidak akan dapat diberdayakan secara optimal. Oleh karena itulah, penekanan terhadap kualitas SDM menjadi perhatian utama bagi


(10)

pimpinan dalam kehidupan organisasi, sebagaimana dikemukakan Soekidjo Notoatmodjo (2009: 7) bahwa: “Sumber daya manusia atau pegawai di suatu

organisasi sangat penting perannya dalam mencapai keberhasilan organisasi”.

Setiap organisasi pada dasarnya berusaha untuk mempertahankan pegawainya. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang dimiliki organisasi perlu diperhatikan sistem pemeliharaannya akan tingkat kebutuhan dan kesejahteraannya dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh organisasi. Jika sistem pemeliharaan tersebut tidak sesuai dengan tujuan, maka dapat menimbulkan permasalahan baik bagi pegawai maupun organisasi itu sendiri. Sistem pemeliharaan yang tidak sesuai seperti kurangnya perhatian pada pegawai, rendahnya gaji dan lingkungan kerja yang tidak menunjang dapat mengakibatkan pada rendahnya kinerja pegawai dalam bekerja, bahkan dapat menurunkan kepuasan kerja pegawainya terhadap organisasi. Menurunnya kepuasan kerja pegawai akan menghambat tercapainya tujuan organisasi, pegawai yang memiliki kepuasan kerja yang rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga pegawai tersebut bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi organisasi untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat pegawai merasa puas bekerja di organisasi tersebut. Dengan tercapainya kepuasan kerja pegawai, maka produktivitas pun akan meningkat.

Namun pada hakikatnya, pegawai akan memberikan kontribusi yang baik kepada pihak organisasi apabila kebutuhan-kebutuhan mereka terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan mereka tersebut dapat dituangkan ke dalam sebuah sistem balas jasa yang diberikan oleh pihak organisasi kepada para pegawainya yang mana hal itu disebut kompensasi.

Salah satu hal terpenting perlunya pemberian kompensasi terhadap pegawai dikemukakan oleh Soekidjo Notoatmodjo (2009: 142) bahwa:

Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja, motivasi dan kepuasan


(11)

kerja pegawai. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akan tetapi, bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja pegawai justru akan menurun.

Maka dari itu tidak dapat dihindari lagi bahwa kompensasi merupakan harapan utama bagi setiap pegawai terhadap organisasinya. Kompensasi yang diharapkan oleh pegawai terkait dengan kontribusi yang diberikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, kompensasi juga merupakan salah satu cara dominan bagi organisasi dalam mempertahankan para pegawainya. Dengan demikian, kompensasi yang diberikan organisasi pada hakekatnya merupakan cara organisasi untuk mempertahankan keberadaan para pegawai. Kenyataan tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Soekidjo Notoatmodjo (2009: 142-143) bahwa:

Kompensasi bukan hanya penting bagi pegawai saja, melainkan juga penting bagi organisasi itu sendiri. Karena program-program kompensasi adalah merupakan pencerminan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia. Bila organisasi tidak memperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi pegawainya, tidak mustahil organisasi itu lambat laun akan kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini berarti harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga baru, atau melatih tenaga yang sudah ada untuk menggantikan karyawan yang keluar.

Dengan demikian jelas bahwa ukuran kepuasan kerja yang dimiliki pegawai sebagian besar terletak pada besarnya kompensasi yang diterimanya. Namun keadaan tersebut dalam kenyataannya bersifat relatif, mengingat bahwa semakin besar penghasilan seseorang, maka akan semakin tinggi pula kebutuhannya. Oleh karena itu wajar apabila manusia dikatakan sebagai makhluk yang senantiasa merasa tidak puas terhadap segala sesuatu yang telah diterimanya, sehingga ingin mencari sesuatu yang lebih dan dapat mencapai titik puncak kebahagiaannya.

Kompensasi selalu dikaitkan dengan balas jasa organisasi terhadap kontribusi pegawai. Pemberian kompensasi yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar mempunyai kelemahan-kelemahan yang pada akhirnya dapat merugikan pegawai maupun organisasi. Kompensasi yang terlalu kecil akan


(12)

diartikan bahwa pegawai tidak memberi kontribusi yang baik kepada organisasi, sehingga akan menurunkan kepuasan kerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja pegawai.

Sebaliknya, kompensasi yang terlalu besar akan memberatkan organisasi, sehingga dapat menurunkan tingkat kompetisi organisasi, mengakibatkan kecemasan, rasa bersalah dan ketidaknyamanan di antara pegawainya. Dengan demikian, sistem kompensasi yang baik adalah sistem kompensasi yang dapat menjamin kepentingan organisasi sekaligus kepentingan pegawai. Dengan pemberian kompensasi yang baik, maka pegawai akan merasa puas dan nyaman. Selain itu, mereka akan bekerja dengan produktif yang pada akhirnya akan membantu organisasi mencapai tujuannya.

Pegawai negeri menurut ketentuan umum dalam pokok-pokok kepegawaian adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berkaitan dengan gaji pegawai negeri sipil, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kepegawaian RI. No. 43 Tahun 1999 pasal 7 tentang pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa:

1. Setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya.

2. Gaji yang diterima oleh pegawai negeri harus mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.

3. Gaji pegawai negeri yang adil dan layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Adapun kebijakan pemerintah yang berlaku mengenai sistem penilaian kinerja, yaitu Tambahan Penghasilan Berbasis Kinerja. Dengan program ini, Pegawai Negeri Sipil mendapatkan tambahan penghasilan sebagai reward yang didasarkan pada kinerja. Dan sebaliknya Pegawai Negeri Sipil akan diberikan punishment berupa pengurangan dari tambahan penghasilan jika PNS tersebut tidak memenuhi kinerja yang ditentukan.


(13)

Pada pelaksanaan tambahan penghasilan berbasis kinerja, memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pertama, penerapan tambahan penghasilan berbasis kinerja menuntaskan persoalan peningkatan kinerja, kedisiplinan dan kualitas pelayanan kepada publik. Kedua, penerapan tambahan penghasilan berbasis kinerja ini kiranya mendukung pemecahan masalah strategis daerah yang ditangani secara lintas sektoral dan integratif. Ketiga, penerapan tambahan penghasilan berbasis kinerja ini berorientasi pada pencapaian target yang terukur di masa depan. Selanjutnya, keempat, penerapan tambahan penghasilan berbasis kinerja ini memperhatikan asas kontinuitas, artinya kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dijadikan pelajaran berharga untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Demikian pula halnya yang terjadi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sistem kompensasi diberikan berdasarkan aturan yang telah ditetapkan. Pemberian kompensasi ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup organisasi berhubungan dengan penjaminan misi dan fungsi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Adapun misi dan fungsi Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Jawa Barat sebagai berikut:

Misi:

1. Mewujudkan tercapainya pemerataan, relevansi peningkatan mutu dan efisiensi pendidikan dasar

2. Mengembangkan berbagai gagasan pembaharuan pendidikan dasar 3. Memaculajukan kesinambungan sistem pembinaan profesional 4. Menggalakkan budaya pelayanan prima kepada semua pengguna jasa Fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pendidikan dasar; b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pendidikan dasar;

c. Penyelenggaraan fasilitasi pendidikan dasar. (Sumber dari Sekretariat Disdik Jabar)

Pemberian kompensasi yang diberikan kepada pegawai memiliki tujuan untuk meningkatkan motivasi, kepuasan kerja, kinerja dan produktivitas. Dengan adanya kompensasi, seorang pegawai akan senantiasa terpelihara motivasi kerjanya, mengingat dalam melaksanakan pekerjaan terdapat tujuan


(14)

yang ingin dicapai, yaitu memperoleh sebanyak-banyaknya kompensasi. Selain itu, kompensasi akan memberikan pegawai rasa puas dalam bekerja sehingga akan membuat penampilan kerjanya akan lebih bergairah dan bersemangat yang pada akhirnya mampu meningkatkan produkivitas individu dan organisasi secara optimal. Oleh karena itu jelas bahwa pemberian kompensasi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Adapun jenis-jenis kompensasi yang diberikan di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat meliputi: (a) gaji/upah, (b) insentif, (c) tunjangan pelengkap, dan (d) pelayanan kesejahteraan pegawai. Gaji/upah merupakan komponen utama dari kompensasi yang biasanya besarnya disesuaikan dengan karakteristik pegawai dan diberikan dalam periode waktu tertentu. Insentif merupakan penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pegawai agar produkivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu, misalnya transformasi dan kesejahteraan tambahan. Tunjangan pelengkap adalah hal-hal yang berhubungan dengan benefit atau program pelayanan yang pada intinya untuk mempertahankan pegawai, misalnya berupa tunjangan hari raya dan kredit perumahan. Sedangkan pelayanan kesejahteraan pegawai terdiri atas jaminan keamanan dan kesehatan yang bertujuan agar pegawai memiliki rasa aman dan kepercayaan apabila sakit akan diperhatikan oleh organisasi, misalnya dana pensiun, pengembangan karier, asuransi, cuti dan pengobatan kesehatan (ASKES).

Permasalahan yang terjadi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat adalah lebih kepada perbedaan besarnya kompensasi yang diberikan kepada pegawai. Namun perbedaan kompensasi yang diberikan cukup wajar mengingat setiap pegawai memiliki jabatan, golongan dan masa kerja yang berbeda-beda. Pemberian kompensasi yang didasarkan pada pangkat, golongan, dan lamanya kerja sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap sikap kerja para pegawai. Pegawai yang mendapatkan kompensasi (financial maupun non financial) lebih besar cenderung merasa dirinya diakui


(15)

dan dihargai. Lain dari pada itu, adanya perbedaan jumlah kompensasi serta pemberlakukan pemotongan jumlah kompensasi (insentif) berdasarkan hasil dari ketidaktaatan pegawai terhadap peraturan yang berlaku pun sering kali menjadi sumber ketidakpuasan pegawai.

Oleh karena itu sudah jelas bahwa setiap pegawai memiliki kepuasan kerja yang tidak sama, namun dalam penelitian ini pengukuran kepuasan kerja bersifat umum yang dialami oleh semua pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berhubungan dengan faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik dan faktor finansial. Menurut Moh. As’ad (2004: 115) kepuasan kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, faktor psikologis yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai meliputi minat, bakat, keterampilan kerja dan sikap kerja; faktor sosial berhubungan dengan interaksi sosial antara sesama pegawai dengan atasan maupun antara pegawai yang berbeda jenis dan unit kerjanya; faktor fisik berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan pekerjaan dan pegawai yang meliputi jenis pekerjaan, waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu dan lain-lain; dan faktor finansial yang berhubungan dengan jaminan dan kesejahteraan pegawai.

Salah satu yang tidak dapat dihindari bahwa kepuasan kerja pegawai negeri di lapangan dirasakan belum optimal, ini terbukti dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis saat melakukan Program Pengalaman Lapangan (Februari, 2013) di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menunjukkan bahwa kepuasan kerja pegawai masih kurang, salah satunya dapat dilihat dari sikap para pegawai terhadap pekerjaannya, seperti: Pertama, masih adanya pegawai yang kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pegawai yang kurang disiplin dalam mengerjakan tugasnya dengan menunda-nunda pekerjaannya, sehingga mengakibatkan penumpukan pekerjaan yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi dan hasilnya tidak maksimal. Kedua, masih adanya pegawai yang kurang disiplin dalam masalah kehadiran, seperti datang tidak tepat waktu, sehingga banyak pegawai


(16)

yang jarang mengikuti apel pagi. Ketiga, masih adanya pegawai yang kurang memiliki kompetensi kerja di bidangnya, seperti ketika ada suatu permasalahan yang datang dari luar tetapi membutuhkan wewenang mereka, mereka cenderung tidak bisa memutuskan tindakan yang tepat, sehingga sering terjadi salah informasi bagi pihak yang membutuhkan penanganannya. Dan keempat, masih adanya pegawai yang tidak mematuhi peraturan, seperti merokok di ruang kerja. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas para pegawai lainnya dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa pemberian kompensasi akan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Hal tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sutisna (2003) didapatkan hasil bahwa kontribusi pemberian kompensasi mempengaruhi kepuasan kerja pegawai dengan nilai korelasi 0,96. Dari hasil tersebut diketahui bahwa kontribusi pemberian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kompensasi memiliki kontribusi yang sangat kuat terhadap kepuasan kerja pegawai.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh M. Iqbal Zahrah (2011) dengan diperoleh hasil bahwa pemberian kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pegawai. Hal ini berarti jika kompensasi yang diberikan sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawab pegawai, maka pegawai akan memiliki loyalitas yang tinggi. Dengan adanya loyalitas yang tinggi dapat menunjukkan bahwa pegawai tersebut memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh

Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sebuah lembaga sebagai bentuk dari organisasi, memerlukan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan lembaga. Bidang Pendidikan Dasar


(17)

sebagai salah satu bidang yang berada di lembaga Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memiliki tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pendidikan dasar, tentunya harus memiliki pegawai dengan kepuasan kerja yang tinggi untuk memenuhi tugas pokok tersebut. Namun, lembaga akan menemui kendala saat kepuasan kerja pegawainya menurun yang berakibat kepada penurunan produktivitas kerja pegawai. Untuk itu, lembaga harus mencari cara untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai, yaitu dengan cara memberikan kompensasi yang sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawab pegawai.

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, perumusan masalah bisa diuraikan kedalam bentuk-bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pemberian Kompensasi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

3. Seberapa besar pengaruh Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan ke dalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai Pengaruh Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai:


(18)

a. Pemberian Kompensasi di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

b. Kepuasan Kerja Pegawai di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

c. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, diharapkan melalui penelitian ini dapat memperoleh banyak manfaat. Beberapa manfaat yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Segi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi bagi pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya dalam kajian bidang Manajemen Sumber Daya Manusia mengenai Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai. 2. Segi Kontekstual

a. Lembaga yang diteliti Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat: hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan dan kemajuan lembaga.

b. Peneliti : hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya mengenai Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini, penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor


(19)

5032/UN40/HK/2012 yang dikemas dalam sebuah buku yang berjudul

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2012” sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II menguraikan tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi pengertian dan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, teori yang sedang dikaji yaitu konsep dasar kompensasi dan kepuasan kerja, dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang ditempuh dalam merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian, setelah hubungan variabel tersebut didukung oleh teori yang dirujuk barulah hipotesis dapat dirumuskan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metodelogi penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV terdiri dari dua bagian yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Bagian pertama, peneliti akan menguraikan hasil perhitungan yang diperoleh melalui pengumpulan data/angket terhadap indikator-indikator variabel penelitian. Sedangkan untuk bagian kedua, peneliti akan menyajikan penafsiran, pembahasan hasil penelitian, dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

BAB V menguraikan mengenai kesimpulan dan saran. Bab ini berisi mengenai hasil kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pihak yang terkait.


(20)

53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Dr. Radjiman No. 6 Bandung 40171.

2. Populasi

Setiap kegiatan penelitian senantiasa memerlukan sumber data. Data yang diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis dan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti atau untuk menjawab hipotesis dan mengambil kesimpulan. Sugiyono (2011: 80) menyatakan

bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Arikunto (2010: 173) menyatakan

bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan

penjelasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek-objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 38 orang. Berikut data pegawai Bidang Pendidikan Dasar:


(21)

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Nama Seksi Jumlah Populasi

1. Seksi Pembinaan TK-SD 17

2. Seksi Pembinaan SMP 12

3. Seksi Pembinaan SSN-SBI 9

JUMLAH 38

Sumber: Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dengan menggunakan cara tertentu sehingga sumber data tersebut dapat mewakili seluruh populasi secara keseluruhan. Sejalan dengan pendapat dari Sugiyono (2011: 81) yang mengatakan bahwa,

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Jumlah sampel akan sangat bergantung pada berapa banyak jumlah populasi.

Sedangkan menurut Akdon (2008: 98) mengemukakan bahwa:

“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti”.

Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi. Sugiyono (2011: 86) berpendapat bahwa: “Makin besar jumlah sampel yang mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi

populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi”. Pengambilan sampel

penelitian harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar representatif. Artinya sampel yang diambil benar-benar dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan sehingga dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (representatif). Oleh


(22)

karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang dari 100 orang, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi yang menjadi subjek penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 86) bahwa: “Jumlah anggota sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan

jumlah anggota populasi itu sendiri”. Sejalan dengan pendapatnya

Surakhmad (1998: 100) bahwa: “Sampel yang jumlahnya sebesar jumlah

populasi sering disebut sampel total”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sumber data. Sampel sebanyak 38 orang Pegawai Negeri Sipil yang berada di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287)

merupakan “Rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”. Desain

penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menguraikan desain penelitian tersebut secara rinci, yaitu:

- Data apa yang akan dikumpulkan,

- Darimana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan, dan

- Dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan instrumen apa, bagaimana langkah-langkah pengumpulan datanya.

Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menyebutkan “Dalam setiap komponen dan langkah kegiatan, diberi penjelasan singkat disertai rumusan sasaran yang ingin dicapai serta alasan mengapa digunakan cara/teknik

tersebut”. Selain itu Suharsimi Arikunto (2006: 23) membagi langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

- Memilih masalah

- Studi pendahuluan

- Merumuskan masalah

- Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis

- Memilih pendekatan


(23)

- Menentukan dan menyusun instrumen

- Mengumpulkan data

- Analisis data

- Menarik kesimpulan

- Menyusun laporan

Adapun menurut Nasution (2009: 23) menjelaskan bahwa ”Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.” Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Desain penelitian ini memberikan deskripsi atau gambaran agar memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga jelas apa yang menjadi fokus penelitiannya. Desain penelitian ini memaparkan populasi, metodologi yang digunakan, jumlah sampel, prosedur pengumpulan data, cara menganalisis data, kesimpulan dan lain sebagainya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Fokus penelitian mengenai pemberian kompensasi meliputi gaji, insentif berbasis kinerja (IBK/TPP), tunjangan pelengkap, bonus/komisi, dan tunjangan pelayanan. Sedangkan kepuasan kerja pegawai berfokus pada faktor psikologis, faktor fisik, faktor sosial, dan faktor finansial.

Penelitian dilaksanakan di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berada di Jalan Radjiman No. 6 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 38 pegawai. Untuk pengambilan sampel, digunakan teknik sampel total dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan pada saat penelitian dilakukan. Teknik pengumpulan


(24)

data dengan menggunakan instrumen angket tertutup. Analisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menggunakan desain

survey. Nasution (2009: 250) mengemukakan bahwa: “Desain survey

bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya

besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.” Untuk

pengumpulan data, peneliti menggunakan angket atau disebut juga kuesioner. Setelah data diperoleh, maka peneliti dapat menguji kebenaran hipotesis.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau pun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Menurut Surakhmad (1998: 31), ”Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, untuk mendukung serta mempertajam teori yang relevan ditunjang oleh studi kepustakaan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 86) menyatakakan bahwa:

”Metode Deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji

permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Sedangkan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan


(25)

perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Selain menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif, penelitian ini ditunjang pula dengan studi kepustakaan terhadap sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti yang berupa buku-buku, jurnal, blog yang jelas, laporan penelitian dan lain-lain, sehingga teori-teori yang diperoleh dapat dijadikan bahan rujukan dalm mengkaji permasalahan penelitian.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu konsep yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan istilah-istilah dalam penelitian. Sebagaimana dijelaskan Komaruddin (1994: 29) bahwa “Definisi operasional adalah pengertian yang lengkap tentang satu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri

utama variabel itu”.

Berdasarkan hasil penelusuran dan pengkajian konsep-konsep atau teori-teori yang relevan dan berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti, peneliti akan menjelaskan definisi operasional setiap variabel penelitian sebagai berikut:

1. Pemberian Kompensasi

Pemberian kompensasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah balas jasa baik berupa uang maupun bukan uang seperti gaji, insentif, tunjangan pelengkap, bonus/komisi dan tunjangan pelayanan yang diberikan kepada pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat atas jasa yang telah mereka berikan terhadap lembaga dalam upaya mencapai tujuan lembaga.


(26)

2. Kepuasan Kerja Pegawai

Kepuasan kerja pegawai yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu sikap dan rasa seorang pekerja dalam menjalankan pekerjaannya yang didukung oleh faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik dan faktor finansial sebagai indikatornya dalam mendukung tercapainya tujuan suatu lembaga.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011: 137) menyatakan bahwa: “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 134) mengemukakan bahwa,

“Instrumen penelitian/pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Ibnu Hadjar (1996: 160) berpendapat bahwa “Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang

variasi karakteristik variable secara obektif”.

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 134)

bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.”

Penyusunan instrumen penelitian dari tiap-tiap variabel dituangkan ke dalam kisi-kisi sebagai berikut:


(27)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item

Pemberian Kompensasi (Variabel X)

Gaji Ketepatan waktu 1

Jumlah gaji yang

diterima

2 Kesesuaian gaji yang

diterima 3 - 4

Insentif

(Insentif Berbasis Kinerja /IBK/TPP)

Kesesuaian dengan

perilaku kerja 5

Kesesuaian dengan

tingkat kehadiran 6

Ketepatan waktu dalam

bekerja 7

Pelaksanaan

tugas/perintah kedinasan 8 Kedisiplinan dalam

bekerja 9

Ketentuan penerimaan

IBK/TPP 10 – 11

Kesesuaian dengan

prestasi kerja 12 – 13

Tunjangan Pelengkap: -Tunjangan Keluarga -Tunjangan Hari Raya

(THR)

Jumlah/besaran

tunjangan keluarga 10% dari gaji pokok

14

Penerimaan THR 15

Bonus/komisi: -Uang lembur -Gaji bulan ke 13

Penerimaan uang lembur 16 Ketentuan penerimaan

uang lembur 17


(28)

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item Tunjangan Pelayanan:

- Tunjangan Pangan -Jaminan Asuransi

Kesehatan

-Taperum (Tabungan Perumahan Umum) -Taspen (Tabungan

Pensiun) -Cuti

-Fasilitas penunjang

Jumlah/besaran

tunjangan pangan yang diterima10 kg beras

19

Penerimaan pelayanan

kesehatan 20

Penggunaan ASKES 21 – 22

Penggunaan Taperum 23

Kesediaan pemotongan

gaji untuk Taspen 24 – 25 Ketepatan waktu dalam

penerimaan taspen 26

Pelaksanaan cuti 27 – 28 Penggunaan fasilitas

kerja 29 - 31

Kepuasan Kerja Pegawai (Variabel Y)

Faktor Psikologis Minat dan bakat 1 – 2

Ketentraman kerja 3 – 4 Sikap terhadap pekerjaan 5 – 7

Keterampilan 8

Faktor Sosial Hubungan kerja 9 – 11

Interaksi sosial 12 – 14 Faktor Fisik Kondisi fisik lingkungan

pekerjaan

15 – 17

Kondisi fisik pegawai 18 – 19

Faktor Finansial Besarnya gaji 20 – 21

Jaminan sosial 22 – 23

Tunjangan 24 – 25

Ada beberapa jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti,


(29)

penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 134)

menjelaskan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban item instrumen menurut Sugiyono (2011: 135) dengan menggunakan skala Likert yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skala Penskoran Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Bobot Nilai

Variabel X Variabel Y

Selalu (SL) Selalu (SL) 5

Sering (SR) Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) Kadang-kadang (KD) 3

Jarang (JR) Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) Tidak Pernah (TP) 1

Cara mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dalam bentuk cheklist, dimana responden memberi tanda () sesuai dengan pendapatnya pada alternatif jawaban yang telah tersedia. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya cukup banyak. (Instrumen penelitian terlampir).

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini dilakukan melalui uji coba angket. Uji coba angket dilakukan sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan. Peneliti melakukan pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen


(30)

pengumpulan data yang layak adalah yang telah memenuhi syarat valid dan reliabel. Seperi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 122) mengemukakan

bahwa: “Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

reliabel”.

Dalam mengadakan uji coba instrument penelitian (angket), sebelumnya peneliti melakukan uji coba instrument penelitian (angket) kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang ada dalam penelitian sesungguhnya.

Pada penelitian ini, kegiatan uji coba angket dilakukan kepada 10 orang pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Setelah data uji coba angket terkumpul, dilakukan analisis untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan suatu instrumen. Ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 168) yang menyatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Lebih lanjut Sugiyono (2011: 173) menyatakan bahwa:

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Adapun pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Riduwan dan Akdon, 2010: 124) sebagai berikut:

a. Menggunakan rumus Pearson Product Moment


(31)

Keterangan:

= Koefisien Korelasi

= Jumlah responden

= Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item)

= Jumlah perkalian X dan Y

b. Selanjutnya hasil koefisien korelasi tersebut dihitung dengan Uji Signifikansi, dengan rumus berikut:

Keterangan:

= Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi

= Jumlah sampel

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t). Kaidah pengujian:

Jika ≥ , maka artinya valid dan

≤ , maka artinya tidak valid c. Selanjutnya yaitu mencari ttabel.

Jika diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2, 10 – 2 = 8) dengan uji satu pihak (one tail lest) maka diperoleh ttabel = 1,860.

d. Mengkonsultasikan thitung dengan ttabel

Setelah diketahui nilai kemudian dibandingkan dengan nilai . Kesimpulannya jika nilai > maka butir soal dinyatakan valid, sebaliknya jika nilai < maka butir soal dinyatakan tidak valid. Berdasarkan perhitungan dengan rumus


(32)

tersebut juga dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007, diperoleh nilai untuk setiap itemnya sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel X (Pemberian Kompensasi)

No. rhitung thitung ttabel Keputusan

1. 0,70 2,773 1,860 Valid

2. 0,68 2,657 1,860 Valid

3. 0,68 2,631 1,860 Valid

4. 0,79 3,649 1,860 Valid

5. 0,82 4,059 1,860 Valid

6. 0,87 5,106 1,860 Valid

7. 0,91 6,111 1,860 Valid

8. 0,63 2,292 1,860 Valid

9. 0,82 4,050 1,860 Valid

10. 0,84 4,337 1,860 Valid

11. 0,86 4,719 1,860 Valid

12. 0,68 2,642 1,860 Valid

13. 0,84 4,434 1,860 Valid

14. 0,58 2,030 1,860 Valid

15. 0,83 4,227 1,860 Valid

16. 0,58 2,004 1,860 Valid

17. 0,62 2,252 1,860 Valid

18. 0,55 1,876 1,860 Valid

19. 0,62 2,208 1,860 Valid

20. 0,56 1,934 1,860 Valid

21. 0,67 2,549 1,860 Valid

22. 0,62 2,238 1,860 Valid

23. 0,66 2,473 1,860 Valid

24. 0,65 2,450 1,860 Valid

25. 0,61 2,162 1,860 Valid

26. 0,60 2,100 1,860 Valid

27. 0,57 1,978 1,860 Valid

28. 0,56 1,932 1,860 Valid

29. 0,64 2,349 1,860 Valid

30. 0,71 2,831 1,860 Valid


(33)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kepuasan Kerja Pegawai)

No. rhitung thitung ttabel Keputusan

1. 0,67 2,537 1,860 Valid

2. 0,59 2,082 1,860 Valid

3. 0,59 2.082 1,860 Valid

4. 0,72 2,949 1,860 Valid

5. 0,80 3,743 1,860 Valid

6. 0,61 2,177 1,860 Valid

7. 0,61 2,180 1,860 Valid

8. 0,57 1,963 1,860 Valid

9. 0,71 2,832 1,860 Valid

10. 0,80 3,815 1,860 Valid

11. 0,72 2,912 1,860 Valid

12. 0,63 2,316 1,860 Valid

13. 0,62 2,213 1,860 Valid

14. 0,58 2,034 1,860 Valid

15. 0,63 2,283 1,860 Valid

16. 0,64 2,368 1,860 Valid

17. 0,82 3,996 1,860 Valid

18. 0,63 2,265 1,860 Valid

19. 0,70 2,773 1,860 Valid

20. 0,64 2,375 1,860 Valid

21. 0,68 2,623 1,860 Valid

22. 0,71 2,846 1,860 Valid

23. 0,62 2,223 1,860 Valid

24. 0,75 3,215 1,860 Valid

25. 0,58 1,992 1,860 Valid

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Alpha, yakni metode mencari reliabilitas internal dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Akdon, 2008: 161). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(34)

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika > berarti Reliabel dan 2) Jika < berarti Tidak Reliabel

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan:

= Varians skor tiap-tiap item

∑ 2

i

X = Jumlah kuadrat item

2

)

(

X

i = Jumlah item dikuadratkan = Jumlah responden

Langkah 2: Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan:

= Jumlah Varians semua item

            

t i S S k k r 1 1 11 N N X X S i i i

 2

2 ( )

n

i

S

S

S

S

S

1

2

3

...


(35)

S1+S2+S3….Sn = Varians item ke-1,2,3….n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan:

St = Varians total

∑ 2

t

X = Jumlah kuadrat X total

2

)

(

X

t = Jumlah total Xdikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 4: Masukan nilai Alpha dengan rumus:

Berdasarkan perhitungan uji coba reliabilitas dengan menggunakan langkah-langkah di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Distribusi Data Kesimpulan

thitung ttabel

Variabel X

(Pemberian Kompensasi) 0,956 0,660 Reliabel

Variabel Y

(Kepuasan Kerja Pegawai) 1,041 0,660 Reliabel

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa variabel X r11 = 0,956 ini

dikonsultasikan dengan nilai Tabel Product Moment dengan dk = N-1 = 10 - 1 = 9, signifikasi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,660. Kesimpulan: karena

N N X X S t t t

 2

2 ( )

            

t i S S k k r .1

1


(36)

r11 = 0,956 lebih besar dari r tabel = 0,660, maka semua data yang dianalisis

dengan metode Alpha adalah Reliabel.

Kemudian untuk variabel Y r11 = 1,041 ini dikonsultasikan dengan

nilai Tabel Product Moment dengan dk = N-1 = 10 - 1 = 9, signifikasi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,660. Kesimpulan: karena r11 = 1,041 lebih besar

dari r tabel = 0,660, maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha

adalah Reliabel. Keterangan:

r11 > r tabel = Reliabel

r11 < r tabel = Tidak Reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam melakukan penelitian, dimana peneliti mencoba memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian. Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 308) yang menyatakan bahwa:

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dan diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket). Kuesioner merupakan seperangkat pertanyaan tertutup maupun terbuka yang diberikan secara langsung maupun dikirim kepada responden untuk memperoleh informasi yang ia ketahui. Sejalan dengan pendapat Suharsimi

Arikunto (2006: 151) yang mengungkapkan bahwa: “kuesioner merupakan

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui”. Selain itu, Sugiyono (2011: 199) menyatakan bahwa:

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik


(37)

pengumpulan yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006: 225) menjelaskan prosedur dalam penyusunan kuesioner adalah:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran

kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Peneliti memilih menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data didasarkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan yang tentunya dapat membantu dalam pengumpulan data. Pertimbangan tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 152) yang menyatakan bahwa pengunaan angket memiliki keuntungan:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya

masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Meskipun demikian, penggunaan angket dalam penelitian juga memiliki kelemahan. Suharsimi Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa:

a. Responden sering kali tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.

b. Sering sukar dicari validitasnya.

c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawab yang tidak betul atau tidak jujur. d. Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut

penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson).

e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.


(38)

H. Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan penelitian yang dilakukan setelah semua data terkumpul dari responden atau sumber data lainnya. Menurut Sugiyono (2011:207) menerangkan bahwa,

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data menggunakan perhitungan statistik. Adapun dalam proses perhitungan dan pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak dari bantuan SPSS statistic 17.0 for windows dan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Proses seleksi data ini dilakukan setelah data terkumpul dari responden. Seleksi data dilakukan dengan memilih/menyortir data dengan sedemikian rupa agar data yang didapatkan adalah data yang layak dipakai dan dapat diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar data yang terkumpul dapat menjawab permasalahan penelitian.

2. Klasifikasi Data

Setelah melakukan tahap penyeleksian data langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya yaitu skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data.


(39)

3. Hasil Pengolahan Data

a. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari Masing-masing Variabel dengan Rumus Weighted Means Scored (WMS)

Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut:

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden

x = Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden n = Jumlah responden

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah :

1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih. 2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih. 3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

Tabel 3.7

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu (SL) Selalu (SL)


(40)

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00

Baik Cukup Rendah Sangat Rendah

Sering (SR) Kadang-kadang (KD)

Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)

Sering (SR) Kadang-kadang (KD)

Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)

b. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan

menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Dasar pengambilan keputusan teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors (Wijaya, 2000: 42) dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:

Ho : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.

Ha : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

(1) Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya α = 0.05 (2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

(3) Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(4) Jika signifikansi yang diperoleh < α , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal

c. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah seelesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis untuk menganaliss data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal yang akan di analisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut:


(41)

1) Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (Pemberian Kompensasi) dan variabel Y (Kepuasan Kerja Pegawai). Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik, yaitu teknik korelasi Korelasi Spearman Rank. Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang tidak normal. Dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 17,0. Dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Mengajukan hipotesis, yaitu:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Pemberian Kompensasi

terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Ha : Terdapat pengaruh antara Pemberian Kompensasi

terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

b) Pengambilan Keputusan

Sugiyono&Eri (2002:183) menyatakan bahwa “Apabila signifikasi di bawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima

dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho

diterima artinya tidak terdapat pengaruh antara pemberian kompensasi dengan kepuasan kerja pegawai, dan jika nilai

signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya

terdapat pengaruh antara pemberian kompensasi dengan kepuasan kerja pegawai.

c) Langkah selanjutnya adalah menafsirkan besaran koefisien korelasi yang didapat dengan tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008: 188)


(42)

Tabel 3.8

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah

2) Uji Signifikansi

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011: 278), hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan secara statistik sebagai berikut :

Ha : ryx ≠ 0

Ho : ryx = 0

Adapun hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian

kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai Pengambilan keputusan :

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

b) Jika nilai probababilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.


(43)

3) Uji Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan atau kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan seperti yang dikemukakan Riduwan dan Akdon (2010: 124):

Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi KP = r2 x 100%


(44)

111

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada Bab V ini akan diuraikan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data yang telah diuraikan sebelumnya. Selain itu, penulis memberikan beberapa rekomendasi pada lembaga dan pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pemberian kompensasi yang dilakukan di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat termasuk kategori baik yang menunjukkan bahwa lembaga telah memberikan kompensasi berupa gaji, insentif (Insentif Berbasis Kinerja/IBK/TPP), tunjangan pelengkap, bonus/komisi, dan tunjangan pelayanan kepada para pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Jawa Barat termasuk kategori baik pula, hal ini tercermin dari faktor-faktor seperti, faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik, dan faktor finansial, dimana faktor-faktor tersebut telah terpenuhi dengan baik sehingga kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Jawa Barat dapat tercapai.

3. Begitu juga terhadap pengaruh antara pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai memberikan pengaruh yang signifikan, hal ini menginterpretasikan bahwa keterkaitan antara pemberian kompensasi dan kepuasan kerja pegawai termasuk ke dalam kategori sangat kuat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa rekomendasi, antara lain adalah sebagai berikut:


(45)

1. Pemberian Kompensasi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh untuk variabel X (pemberian kompensasi) pada sub indikator penerimaan uang lembur dari indikator bonus/komisi memiliki nilai rata-rata terendah. Oleh karena itu, sebaiknya lembaga lebih memperhatikan kondisi kerja dan kesehatan kerja PNS dengan memberikan uang lembur bagi PNS sesuai dengan jam lemburnya. Selain itu, lembaga juga sebaiknya lebih mengacu terhadap peraturan terkait pemberian uang lembur guna menunjang peningkatkan kesejahteraan PNS itu sendiri.

Dengan adanya penghargaan dari lembaga berupa uang lembur, sebaiknya para PNS pun lebih termotivasi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, para pegawai pun harus lebih cermat dalam memilih pelaksanaan lembur, dimana perintah lembur harus sesuai dengan instruksi atasan langsung dengan adanya surat perintah kerja lembur.

2. Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh untuk variabel Y (kepuasan kerja pegawai) pada sub indikator jaminan sosial dari indikator faktor finansial memiliki nilai rata-rata terendah, dalam hal ini penggunaan ASKES. Oleh karena itu, sebaiknya lembaga lebih meningkatkan penggunaan jaminan sosial lainnya dengan bersedia berkoordinasi dengan perusahaan jaminan sosial swasta untuk memenuhi kebutuhan PNS yang belum terpenuhi oleh ASKES, sehingga kepuasan kerja pegawai akan lebih meningkat dalam penggunaan jaminan sosial.


(46)

3. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai. Selain itu, berdasarkan hasil uji korelasi pun menunjukkan bahwa pemberian kompensasi berkorelasi sangat kuat terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal tersebut perlu dipertahankan untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Pemberian kompensasi memberikan pengaruh sebesar 81,72 % terhadap kepuasan kerja pegawai, dan sisanya 18,28 % dipengaruhi oleh variabel lain, seperti gaya kepemimpinan yang diterapkan, iklim organisasi, human relation antar pegawai, pengembangan karier yang diberikan serta motivasi dan pengawasan yang diberikan oleh pimpinan. Adapun rekomendasi dalam penelitian ini adalah hendaknya lembaga lebih memperhatikan lagi tingkat kesejahteraan dan kebutuhan para pegawainya, karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi, maka para pegawai akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi dan secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Semakin tinggi produktivitas kerja pegawai, maka semakin tinggi pula pegawai akan memberikan feedback atau dampak yang menguntungkan bagi kemajuan lembaga.

4. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya adalah:

a. Hendaknya dapat meneliti, mengkaji dan memperdalam kembali pemberian kompensasi dan kepuasan kerja pegawai, mengingat kedua aspek ini memiliki kajian yang sangat luas apabila dikaji secara lebih lanjut. Tentunya penelitian dilakukan di tempat yang berbeda dengan ruang lingkup yang sama, karena hasil pengaruh yang didapatkan belum tentu sama jika dilakukan di tempat yang lain.


(47)

b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain pemberian kompensasi dan kepuasan kerja pegawai, mengingat pemberian kompensasi juga dapat mempengaruhi beberapa variabel dependen lain seperti motivasi, kedisiplinan, semangat kerja, efektifitas kerja, prestasi kerja dan lain lain. Sedangkan variabel kepuasan kerja pegawai pun dapat dipengaruhi oleh banyak variabel independen lain seperti penempatan kerja, gaya kepemimpinan, iklim organisasi, human relation antar pegawai, dan lain sebagainya.

c. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan lebih baik lagi.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Akhmadwati, Winda. (2012). Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Di Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Ali, M. (1995). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi dalam Perumahan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, Moh. (2004). Psikologi Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia). Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Faisal, S. (1982). Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional. Hadjar, Ibnu. (1996). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam

Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

Komaruddin. (1994). Metode Penelitian Skripsi & Tesis. Bandung: Angkasa Mangkunegara, A.P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Cetakan keempat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, A.P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, Ashar Sunyoto (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara


(1)

Liqa Yasifa, 2013

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

1. Pemberian Kompensasi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh untuk variabel X (pemberian kompensasi) pada sub indikator penerimaan uang lembur dari indikator bonus/komisi memiliki nilai rata-rata terendah. Oleh karena itu, sebaiknya lembaga lebih memperhatikan kondisi kerja dan kesehatan kerja PNS dengan memberikan uang lembur bagi PNS sesuai dengan jam lemburnya. Selain itu, lembaga juga sebaiknya lebih mengacu terhadap peraturan terkait pemberian uang lembur guna menunjang peningkatkan kesejahteraan PNS itu sendiri.

Dengan adanya penghargaan dari lembaga berupa uang lembur, sebaiknya para PNS pun lebih termotivasi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, para pegawai pun harus lebih cermat dalam memilih pelaksanaan lembur, dimana perintah lembur harus sesuai dengan instruksi atasan langsung dengan adanya surat perintah kerja lembur.

2. Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh untuk variabel Y (kepuasan kerja pegawai) pada sub indikator jaminan sosial dari indikator faktor finansial memiliki nilai rata-rata terendah, dalam hal ini penggunaan ASKES. Oleh karena itu, sebaiknya lembaga lebih meningkatkan penggunaan jaminan sosial lainnya dengan bersedia berkoordinasi dengan perusahaan jaminan sosial swasta untuk memenuhi kebutuhan PNS yang belum terpenuhi oleh ASKES, sehingga kepuasan kerja pegawai akan lebih meningkat dalam penggunaan jaminan sosial.


(2)

Liqa Yasifa, 2013

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

3. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai. Selain itu, berdasarkan hasil uji korelasi pun menunjukkan bahwa pemberian kompensasi berkorelasi sangat kuat terhadap kepuasan kerja pegawai. Hal tersebut perlu dipertahankan untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Pemberian kompensasi memberikan pengaruh sebesar 81,72 % terhadap kepuasan kerja pegawai, dan sisanya 18,28 % dipengaruhi oleh variabel lain, seperti gaya kepemimpinan yang diterapkan, iklim organisasi, human relation antar pegawai, pengembangan karier yang diberikan serta motivasi dan pengawasan yang diberikan oleh pimpinan. Adapun rekomendasi dalam penelitian ini adalah hendaknya lembaga lebih memperhatikan lagi tingkat kesejahteraan dan kebutuhan para pegawainya, karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi, maka para pegawai akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi dan secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Semakin tinggi produktivitas kerja pegawai, maka semakin tinggi pula pegawai akan memberikan feedback atau dampak yang menguntungkan bagi kemajuan lembaga.

4. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya adalah:

a. Hendaknya dapat meneliti, mengkaji dan memperdalam kembali pemberian kompensasi dan kepuasan kerja pegawai, mengingat kedua aspek ini memiliki kajian yang sangat luas apabila dikaji secara lebih lanjut. Tentunya penelitian dilakukan di tempat yang berbeda dengan ruang lingkup yang sama, karena hasil pengaruh yang didapatkan belum tentu sama jika dilakukan di tempat yang lain.


(3)

Liqa Yasifa, 2013

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain pemberian kompensasi dan kepuasan kerja pegawai, mengingat pemberian kompensasi juga dapat mempengaruhi beberapa variabel dependen lain seperti motivasi, kedisiplinan, semangat kerja, efektifitas kerja, prestasi kerja dan lain lain. Sedangkan variabel kepuasan kerja pegawai pun dapat dipengaruhi oleh banyak variabel independen lain seperti penempatan kerja, gaya kepemimpinan, iklim organisasi, human relation antar pegawai, dan lain sebagainya.

c. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan lebih baik lagi.


(4)

Liqa Yasifa, 2013

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan

Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Akhmadwati, Winda. (2012). Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja

Pegawai Di Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Ali, M. (1995). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi dalam Perumahan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, Moh. (2004). Psikologi Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia).

Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Faisal, S. (1982). Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional. Hadjar, Ibnu. (1996). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam

Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

Komaruddin. (1994). Metode Penelitian Skripsi & Tesis. Bandung: Angkasa Mangkunegara, A.P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Cetakan keempat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, A.P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, Ashar Sunyoto (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara


(5)

Liqa Yasifa, 2013

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Patty, dkk. (1982). Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Usaha Nasional. Peraturan Gubernur Jawa Barar Nomor 31 Tahun 2009

Pora, Antonio. D. (2011). Remunerasi: Kompensasi dan Benefit. Jakarta: Rana Pustaka

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk

Penelitian Administrasi Pendidikan, Bisnis, Pemerintahan, Sosial, Kebijakan, Ekonomi, Hukum, Manajemen, Kesehatan). Bandung:

Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Siagian, S.P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Simamora, Henry. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga.

Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono&Eri W.(2002). Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta

Summarna. (1996). Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia

Surakhmad, W. (1998). Penelitian Ilmu Alamiah Dasar (Metode dan Teknik). Bandung: Tarsito.

Sutisna. (2003). Kontribusi Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Pegawai Di Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Tertulis Bandung. Skripsi FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Suwatno dan Priansa, Donni Juni. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi

Publik dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Syaodih Sukmadinata, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Liqa Yasifa, 2013

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Ulfatus Sa’adah, Mia. (2008). Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap

Kepuasan Kerja Pegawai Di Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Usman, H. (2009). Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara

Umam, Khaerul. (2010). Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia Undang-Undang Kepegawaian RI No. 43 Tahun 1999

Warsidi. (2004). Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Guru. Tesis PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Wexley, K. (2003). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: Rineka Cipta

Wiludjeng, Sri. (2007). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Zahrah, M. Iqbal. (2011). Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Loyalitas

Karyawan Outsourcing Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Kopo Bandung. Skripsi Fakultas Bisnis dan Manajemen


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI LAMPUNG

0 16 73

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN KERJADAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Klaten.

0 3 17

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

6 34 59

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

2 6 55

PENGARUH KOMPENSASI TIDAK LANGSUNG TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KANTOR BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

0 1 53

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

0 10 64

PENGARUH SISTEM KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN LUAR BIASA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

1 1 57

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI : Kajian terhadap Karyawan di Lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

0 2 61

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA BIDANG DIKMENTI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT - repository UPI S ADP 1202666 Title

1 1 3

PENGARUH KOMPENSASI DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

0 1 16