PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA.
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT
PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi S1
Lestari Nuryandini 0907337
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT
PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA
Oleh Lestari Nuryandini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Lestari Nuryandini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan LESTARI NURYANDINI
(0907337)
PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT
PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA
Disetujui dan disahkan oleh: PEMBIMBING I
Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd NIP. 19700524 199402 2 001
PEMBIMBING II
Drs. Sururi M.Pd NIP. 19701109 199802 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001
(4)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini menyangkut pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja dan pengaruhnya terhadap motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia. Penelitian ini dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia Bandung dengan objek penelitian karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket tertutup yang didukung dengan metode dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 482 orang, yaitu keseluruhan karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia, dan untuk sampel berjumlah 83 orang karyawan.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Weight Means
Score (WMS), gambaran umum variabel X (pemberian insentif berdasarkan
prestasi kerja) berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 1,34. Sementara gambaran umum variabel Y (motivasi kerja karyawan) berada pada kategori sangat baik dengan skor rata-rata 2,23. Korelasi variabel X dan Variabel Y memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,883% yang ada pada kategori sangat kuat dan signifikan, dengan koefisien determinasi sebesar 77,96%.
Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia.
(5)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
ABSTRACT
The study is titled " The Effect of Incentive Based Job Performance Against Employee Motivation in the Environment Directorate of the Ministry of Production Operations Division Final Assembly PT . Indonesian Aerospace " . The problems discussed in this study involves performance-based incentives and the impact on employee motivation in the Environment Directorate of the Ministry of Production Operations Division Final Assembly PT . Indonesian Aerospace . This research was conducted at PT . Indonesian Aerospace Bandung with the object of research staff in the Environment Directorate of the Ministry of Production Operations Division Final Assembly PT . Indonesian Aerospace .
The purpose of this study was to obtain an overview of the influence of performance-based incentives on employee motivation in the Environment Directorate of the Ministry of Production Operations Division Final Assembly PT . Indonesian Aerospace . This study uses descriptive quantitative approach . Data was collected by questionnaire covered a method supported with documentation . The population numbered 482 people , the entire staff at the Environment Directorate of the Ministry of Production Operations Division Final Assembly PT . Indonesian Aerospace , and for the total sample of 83 employees .
Based on calculations using the formula Weight Means Score ( WMS ) , an overview of the X variable ( performance-based incentives ) are in both categories with an average score of 1.34 . While an overview of variable Y ( employee motivation ) is in very good category with an average score of 2.23 . Correlation of variables X and Y variables have a significant relationship . It can be seen from the correlation coefficient is 0.883 % which is in the category of very strong and significant , with a coefficient of determination of 77.96 % .
The conclusion of this study stated that performance-based incentives have a positive and significant impact on employee motivation in the Environment Directorate of the Ministry of Production Operations Division Final Assembly PT . Indonesian Aerospace .
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
ABSTRAK ... .i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka... 10
1. Konsep Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja ... 10
a. Definisi Insentif ... 15
b. Jenis dan Bentuk Insentif... 17
c. Tujuan Pemberian Insentif ... 21
d. Manfaat Pemberian Insentif ... 22
e. Sistem Pelaksanaan Pemberian Insentif ... 23
(7)
vi
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT
2. Konsep Motivasi Kerja Pegawai ... 29
a. Definisi Motivasi Kerja Pegawai... 29
b. Tujuan Motivasi Kerja ... 30
c. Jenis Motivasi ... 31
d. Asas-Asas Motivasi Kerja ... 32
e. Proses Motivasi Kerja... 33
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ... 34
g. Teori Motivasi Kerja ... 35
3. Hubungan Insentif Terhadap Motivasi Kerja Pegawai ... 38
B. Kerangka Pemikiran... 39\
C. Hipotesis Penelitian ... 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
B. Desain Penelitian ... 46
C. Metode Penelitian ... 50
D. Definisi Operasional ... 52
E. Instrumen Penelitian ... 54
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 58
G. Teknik Pengumpulan Data ... 66
H. Analisis Data ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 83
1. Objek Penelitian ... 83
2. Pemeriksaan dan Penyeleksian Angket ... 83
3. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 83
4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 91
(8)
6. Pengujian Hasil Hipotesis Penelitian ... 95
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 108
A. Kesimpulan ... 108
B. Rekomendasi ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 114
(9)
1
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Motivasi tumbuh berdasarkan stimulus yang diberikan terhadap faktor psikis yang ada dalam diri seseorang, seperti harapan (karier), prestasi (penghargaan), peningkatan kemampuan (misalnya diberi pelatihan) dan lain-lain.
Produktivitas karyawan tergantung pada lingkungan kerja, pengetahuan, kemampuan individu, serta besar usaha seseorang untuk mencapai hasil. besar usaha ini ditentukan oleh motivasi yang tergantung atas preferensi seseorang atas penghargaan yang diterima dan prestasi yang diperoleh. Penghargaan karyawan yang diterima atas prestasinya dapat berupa tanda jasa, promosi (karier), berupa insentif, dan peningkatan individu (pendidikan formal dan informal). Jenis penghargaan yang tepat akan dapat memberikan tingkat kepuasan karyawan yang tinggi, dan selanjutnya dapat mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap penghargaan.
Apabila kebutuhan karyawan telah terpenuhi, maka dari dalam akan tumbuh rangsangan motivasi, atas keinginan sendiri bukan paksaan dan dari luar diberi tambahan bekal pengetahuan. Bertambahnya kemampuan ini akan menimbulkan rasa bangga diri dan juga berdampak positif terhadap motivasi, dan selanjutnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Keahlian manajemen mempunyai dampak langsung terhadap pengorganisasian, penugasan, memotivasi, serta kelancaran kerja anggota/karyawannya. Disamping itu manajemen dituntut agar mampu memberikan isyarat kepada karyawan untuk memahami tentang sistem penghargaan (reward system), sehingga (1) mereka merasakan pentingnya produktivitas, (2) mereka mempunyai keinginan keras dalam usaha memperbaiki produktivitas melalui unit organisasi, (3) mereka bermaksud
(10)
2
menyesuaikan penghargaan yang diterima dengan menambah produktivitas kerja.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi dari perusahaan sangat penting diberikan terhadap karyawan yang memiliki prestasi salah satunya berbentuk insentif. Insentif yang diberikan kepada karyawan berprestasi lebih dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan yang selanjutnya dapat berdampak pada peningkatan produktivitas perusahaan. Selain itu dengan diberikannya insentif kepada karyawan yang berprestasi, maka karyawan tersebut akan merasakan pengakuan dan perhatian oleh perusahaan terhadap dirinya.
PT Dirgantara Indonesia (PT.DI) merupakan salah satu perusahaan industri pesawat terbang terbesar di Indonesia yang menerapkan pemberian insentif terhadap karyawannya yang memiliki prestasi lebih. Perusahaan sangat memberikan perhatian kepada perbaikan atau peningkatan produktivitas yang diperlihatkan melalui kebijaksanaan perusahaan (KEP/03/030.02/IPTN/HR0000/07/99). berdasarkan kebijaksanaan tersebut perusahaan dalam kegiatannya akan mengukur tingkat keberhasilannya melalui variabel prestasi keuangan, operasi, dan variabel berdasarkan respon karyawan. Dengan pengukuran tingkat keberhasilan tersebut maka akan memudahkan perusahaan dalam memberikan insentif bagi karyawan.
Namun pada kenyataannya, di lapangan terdapat beberapa kendala yang dialami oleh unit-unit organisasi PT.DI. Kendala yang dialami dalam usaha meningkatkan tingkat produktivitas karyawan pada umumnya disebabkan antara lain :
1. Kurang adanya perhatian dan dukungan manajemen terhadap program perbaikan produktivitas, khususnya pada level top manajemen.
2. Kurang adanya kesediaan manajemen untuk menghitung produktivitas kerja (karena kemungkinan tidak ingin diketahui hasil kerjanya, apalagi untuk dibandingkan dengan hasil kerja di unit organisasi lain).
(11)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
3. Kurangnya komunikasi internal berkaitan dengan pekerjaan utama (sering tidak ada penjelasan dari manajemen tentang kontribusi kerja yang ditugaskan kepada anggotanya).
4. Inefisiensi dalam investasi (ketidaksesuaian dalam mendistribusikan fasilitas/perangkat kerja). Sebagai contoh, ada beberapa orang manajemen memprioritaskan dirinya untuk memiliki fasilitas kerja (bukan berdasarkan tingkat kepentingan), misalnya menyimpan seperangkat komputer di ruang kerjanya, yang sebenarnya kurang didayagunakan. Tetapi sementara anggotanya sangat memerlukan komputer tersebut untuk menunjang pekerjaan operasional, yang sebetulnya menjadi tanggung jawabnya.
5. Kurangnya orientasi karyawan terhadap manajemen, hal ini dikarenakan kurang adanya perhatian atasan dalam memberikan motivasi kepada bawahannya.
6. Inefektif sistem reward (ketidak sesuaian jenis dan kualitas penghargaan yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi). 7. Kurang adanya keterbukaan dan perlakuan adil. Misalnya dalam
pemberian AT (sebelum JEGS diterapkan), dan dalam pemberian Grade pada saat JEGS diberlakukan.
8. Kekurang mampuan dalam level foreman dan supervisor dalam membuat sistem kerja bagi anggotanya, sehingga sulit untuk membuat standarisasi kerja, yang pada akhirnya mengalami kesulitan dalam memberikan evaluasi atau penilaian.
Selain kendala/masalah umum yang dihadapi perusahaan di atas, dampak dari kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan belakangan ini juga menimbulkan berbagai masalah seperti: ketatnya persaingan bisnis, sulitnya penyerahan pesanan sesuai jadwal, pelanggan yang meminta kualitas yang lebih baik, serta sulitnya menekan biaya produksi. Hal-hal tersebut menyebabkan tersendatnya perusahaan memperoleh keuntungan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perusahaan perlu memberikan dorongan lebih
(12)
4
kepada karyawan agar terus termotivasi dalam perbaikan serta peningkatan prestasi kerjanya. Dengan begitu maka produktivitas perusahaan akan meningkat dan perusahaan akan memperoleh keuntungan yang besar. Perusahaan dapat memberikan reward berupa insentif terhadap karyawannya sebagai salah satu bentuk motivasi untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Berdasarkan masalah umum tersebut, maka dalam penelitian ini akan difokuskan pada sistem reward yang tidak efektif. Sistem reward yang tidak efektif ini diakibatkan oleh krisis yang dialami oleh PT.DI dalam organisasinya pada tahun 2003 yang sempat memberhentikan hampir setengah dari karyawannya, sehingga semua kegiatan yang berhubungan dan membutuhkan uang sangat diminimalkan. Hal ini menyebabkan pemberian insentif terhadap karyawan yang berprestasi menjadi tidak efektif dan tidak konsisten, serta tidak diberlakukan secara adil.
Selanjutnya berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh team produktivitas, yaitu sebuah team fungsional yang dibentuk oleh perusahaan yang terdiri dari beberapa fungsi dalam rangka pengukuran produktivitas karyawan yang dibentuk berdasarkan kebijaksanaan perusahaan (KEP/03/030.02/IPTN/HR0000/07/99), menunjukan bahwa belakangan ini banyak karyawan yang merasakan kurang adanya motivasi kerja, walaupun mereka telah memperoleh penghasilan yang lebih baik karena perusahaan telah menerapkan sistem penggajian yang baru, yaitu Job Establishment and Grading Systems (JEGS). Hal ini disebabkan antara lain karena ada beberapa hasil kerja karyawan yang mempunyai kontribusi positif terhadap perusahaan, dan diakui keahliannya oleh sesama profesi di bidangnya pada tingkat nasional maupun internasional, yang ditunjukan dengan diperolehnya hak paten, dipublikasikan tulisannya di journal national/international dan lain-lain, akan tetapi prestasi yang mereka capai tersebut, belum mendapatkan perhatian khusus dari perusahaan, karena bentuk penghargaan yang tidak efektif. Apabila perhatian dan penghargaan diberikan secara merata dan adil oleh perusahaan terhadap karyawan yang berprestasi tersebut, maka
(13)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
karyawan untuk bekerja lebih efisien dan produktif, dan pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi kerja serta tercipta etos kerja perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, peneliti sangat tertarik untuk melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui sejauh mana pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja mempengaruhi motivasi kerja pegawai di PT. Dirgantara Indonesia. Oleh karena itu peneliti membuat judul “Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia. Motivasi kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan puas sehingga pegawai yang bekerja di PT. DI di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly memiliki dorongan karena terpenuhinya kebutuhan pegawai untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi dorongan memperoleh prestasi kerja, memperoleh pengakuan dan penghargaan, memperoleh tanggung jawab, memperoleh kemajuan dan perkembangan, tetap memperoleh pekerjaan tersebut, karena pemberian kompensasi yang layak, karena terciptanya hubungan kerja yang harmonis antar karyawan, karena adanya supervisi, karena kondisi lingkungan kerja, karena kebijakan lembaga, dan karena proses administrasi.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan, salah satunya adalah pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja. Dalam penelitian ini yang dimaksud pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja adalah salah satu bentuk tanda jasa dari perusahaan terhadap karyawannya
(14)
6
yang memiliki prestasi melebihi karyawan lain dengan maksud memberikan motivasi terhadap karyawan agar terus bekerja dengan giat sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan tersebut dan adanya rasa bangga dengan adanya pengakuan dan penghargaan dari organisasi atas usaha yang mereka lakukan. Pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: pastikan bahwa usaha dan imbalan langsung terkait, buatlah rencana yang dapat dipahami dan mudah di kalkulasi oleh karyawan, dan tetapkanlah standar yang efektif.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gambaran pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia?
2. Bagaimana motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia?
3. Seberapa besar pengaruh pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini merupakan suatu pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Tujuan penelitian ini dapat diperoleh setelah penelitian selesai dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
(15)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah untuk memperoleh gambaran empirik di lapangan mengenai “Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia”.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh gambaran mengenai pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja di Lembaga Pemerintah PT. Dirgatara Indonesia (PT.DI).
b. Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia.
c. Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia.
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman berharga serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam mengembangkan ilmu Administrasi Pendidikan yaitu dalam Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), khususnya dalam pemahaman tentang bagaimana pemberian insentif
(16)
8
berdasarkan prestasi kerja dalam suatu organisasi yang kaitannya erat dengan motivasi kerja pegawai dalam organisasi tersebut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Organisasi hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan yang sangat positif bagi kemajuan PT. Dirgantara Indonesia dalam meningkatkan profesionalitas dan efektivitasnya dalam pelaksanaan pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja ini sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya terhadap organisasi dengan harapan tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai secara maksimal.
b. Bagi Peneliti diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk menganalisa fakta, gejala dan peristiwa yang terjadi, dan dapat menarik kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan secara objektif dan ilmiah.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dan memperjelas dalam memahami dan mempelajari penelitian ini, serta mengetahui pokok bahasan, maka akan di deskripsikan dalam sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 Bab, dimana setiap bab memuat sub-sub bab. Adapun sistematika skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 5032/UN40/HK/2012 yang dikemas dalam sebuah buku yang berjudul “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2012” adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Bab I merupakan pendahuluan dari penelitian, Dalam Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
(17)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Bab II mengemukakan suatu konsep atau teori yang relevan dengan judul penelitian yaitu memaparkan mengenai konsep manajemen sumber daya manusia dalam hal pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja dan motivasi kerja pegawai, serta diuraikan mengenai kerangka pemikiran penelitian dan hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian. Bab III ini mengemukakan mengenai metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi lokasi penelitian, populasi penelitian dan sample penelitian. Dalam bab ini juga memaparkan desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab IV ini mengemukakan mengenai deskripsi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Meliputi gambaran umum objek penelitian, gambaran variable yang diamati, analisis data dan pengujian hipotesis serta pembahasannya.
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab V merupakan bagian akhir dari penelitian yang mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi yang berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan referensi bagi pihak yang berkepentingan. Dengan kesimpulan ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami hasil penelitian.
(18)
43 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian. Maka yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah PT. Dirgantara Indonesia di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly yang bertempat di Jl. Pajajaran 154 Bandung 40174, Tlp: (022) 6040606, 6031717, Fax (022) 6033912.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subyek dari penelitian. Menurut Sugiyono (2012:80) mengemukakan :
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Kemudian menurut Purwanto (2010:24) mengemukakan :
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.
Populasi merupakan narasumber dalam penelitian yang dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti, sehingga dapat membantu memecahkan permasalahan. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT. Dirgantara Indonesia di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly yang berjumlah 482 karyawan.
(19)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
NO
UNIT
K. Outs K. PKWT K.
Tetap TOTAL FABRIKASI
MANUFAKTUR 1 Sheet press
Forming
3 52 13 68
2 Profile Press Forming
25 16 41
3 Shetch Forming 35 6 41
4 Heat Treatment 1 3 6 10
5 Sub Assy Welding 15 9 24
184 FIX WING
1 Program CN235 53 32 85
2 Program A380 10 8 18
3 Program A320 & A321
8 42 9 59
4 Program C212 Fuselage
2 28 2 32
5 C212 Wing 5 28 8 41
235 ROTARY WING
1 Tailboom Assy 13 2 15
2 Fuselage Assy 19 2 21
3 Integration & Junction
25 2 27
63
TOTAL KARYAWAN 482
(20)
45
3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dengan menggunakan cara tertentu yang dianggap mewakili seluruh dari populasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Akdon dan Hadi (2005:96), yang mengungkapkan bahwa : “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”. Selain
untuk memudahkan peneliti dalam mengetahui jumlah responden, banyak keuntungan yang dapat diambil apabila peneliti menggunakan sampel. Akdon dan Hadi (2005:98) mengemukakan beberapa keuntungan menggunakan sampel, yaitu sebagai berikut :
a.Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibanding dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati.
b.Peneliti lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu dan tenaga).
c.Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya banyak dihawatirkan adanya bahaya, bisa dari orang-orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data dan mengalami kelelahan sehingga pencatatan tidak akurat.
Menurut Purwanto (2010:174), mengemukakan bahwa “Sampel
adalah sebagian populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan
populasi, sehingga sampel dapat menjadi representasi populasi”.
Disebabkan karena tersedianya waktu, tenaga dan biaya yang terbatas, maka peneliti akan membatasi jumlah subjek penelitian yang diambil. Karena penelitian ini lebih dari 100, maka untuk menentukan sampel dengan cara menggunakan metode sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:95), menjelaskan bahwa :
(21)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25%-30% dari jumlah subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100-150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek diambil seluruhnya.
Karena jumlah populasi dalam penelitian ini lebih dari 100, maka harus dilakukan perhitungan secara pasti jumlah besaran sampelnya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip dari Akdon (2008:107), sebagai berikut :
Keterangan :
n Jumlah sampel yang dicari N Jumlah Populasi
d Nilai presisi yang ditetapkan (0,1) Maka :
n 82,81 83
Berdasarkan penggunaan rumus tersebut, maka menghasilkan jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 83 orang.
B. Desain Penelitian
Menurut Nasution (2009:23), mengemukakan bahwa “Desain penelitian
merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar
(22)
47
Desain penelitian memberikan gambaran yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Desain penelitian memaparkan populasi, metode yang dipilih, besarnya sampling, prosedur pengumpulan data, cara menganalisis data, kesimpulan dan lain sebagainya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menggunakan desain
survey. Menurut Nasution (2009:25), mengemukakan “Desain survey
bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya
besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu”. Untuk
memperoleh pengumpulan data dapat digunakan questionnaire atau angket, wawancara dan observasi langsung. Berdasarkan data yang diperoleh, maka peneliti dapat menguji kebenaran hipotesis. Nasution (2009:27), mengemukakan kebaikan dan kelemahan desain survey :
Kebaikan desain survey antara lain :
1. Dalam survey biasanya dilibatkan sejumlah besar orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan yang bersifat umum yang dapat dipertanggungjawabkan. Perlu diusahakan agar sampel itu benar-benar mewakili keseluruhan kelompok yang diteliti.
2. Dalam survey dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti angket, wawancara, dan observasi menurut pilihan si peneliti. 3. Dalam survey sering tampil masalah-masalah yang sebelumnya tidak
diketahui atau diduga, sehingga sekaligus bersifat eksploratoris. 4. Dengan survey peneliti dapat membenarkan atau menolak teori
tertentu.
5. Biaya survey relatif murah ditinjau dari besarnya jumlah orang yang memberi informasi.
Kelemahan desain survey antara lain :
1. Survey biasanya meneliti pendapat atau perasaan populasi secara tidak mendalam, apalagi bila menggunakan angket.
2. Pendapat populasi di survey antara lain mengenai soal-soal yang mengandung unsur emosi dan politik.
(23)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
Berdasarkan pemaparan di atas, maka desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian Insentif
Berdasarkan Prestasi Kerja Indikator :
Imbalan langsung terkait, rencana yang mudah dipahami dan dikalkulasi, serta standar yang efektif.
Motivasi Kerja ( Variabel Y ) Indikator :
Motivator: Prestasi kerja,
pengakuan/penghargaan,tanggung jawab, kemajuan &
perkembangan, dan pekerjaan itu sendiri.
Hygiene Factors:
Kompensasi, hubungan kerja, supervisi, kondisi kerja, kebijakan lembaga dan proses administrasi. Pemberian reward yang tidak efektif
akibat dari krisis ekonomi pada tahun 2003, yang menyebabkan motivasi kerja
karyawan menurun.
Seberapa besar pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi kerja Karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi
(24)
49
Pada gambar desain penelitian di atas, variabel pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja (variabel X), indikatornya diambil dari beberapa sifat dasar insentif yang harus dipenuhi agar sistem pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja dapat berhasil. Menurut Agus Dharma (2000:117) yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di PT. DI, sehingga didapatkan indikator yaitu :
1. Usaha dan imbalan langsung terkait.
2. Rencana yang mudah dipahami dan dikalkuklasi oleh pegawai. 3. Standar yang efektif.
Selanjutnya untuk variabel motivasi kerja (variabel Y), indikatornya diambil dari pendapat Herzberg yang diadaptasi oleh Nawawi (1997:354). Maksud dari teori Hezberg ini dapat dikatakan bahwa para pegawai dapat dibagi menjadi dua golongan besar: mereka yang termotivasi oleh faktor intrinsik, yaitu daya dorong yang timbul dalam diri masing-masing dan faktor ekstrinsik yaitu pendorong yang datang dari luar, terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Kedua faktor tersebut adalah :
Intrinsik
1. Prestasi kerja
2. Pengakuan/penghargaan 3. Tanggung jawab
4. Kemajuan & perkembangan 5. Pekerjaan itu sendiri
Ekstrinsik
1. Kompensasi 2. Hubungan kerja 3. Supervisi 4. Kondisi Kerja 5. Kebijakan Lembaga 6. Proses administrasi
(25)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara C. Metode Penelitian
Menurut Purwanto (2010:164), kata metode berasal dari kata “methodos”
yang berarti cara atau jalan. Sebuah proses membutuhkan cara atau jalan yang disebut metode. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk memperoleh data dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis.
Sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian yang sesungguhnya apabila tidak menggunakan metode penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun tehnik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang dengan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Berikut merupakan penjelasan dari metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Metode Deskriptif
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:234), mengemukakan pengertian
penelitian deskriptif yaitu “Penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.” Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan mencari sebab-sebab dari suatu gejala.
Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai untuk digunakan karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data, mengklasifikasikan data, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.
(26)
51
2. Pendekatan Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2012:7) “metode ini disebut dengan kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik”. Menurut Purwanto (2010:164), mengemukakan pengertian penelitian kuantitatif bahwa “ Penelitian kuantitatif merupakan sebuah
paradigma dalam penelitian yang memandang kebenaran sebagai sesuatu
yang tunggal, objektif, universal dan dapat diverifikasi”.
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian (Arikunto, 2006:86).
Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris.
Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian (variabel x dan variabel y) untuk kemudian dicari hubungan antar variabel tersebut. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini, karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dalam penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai segala sesuatu yang terjadi dan sejalan dengan masalah yang diteliti yang diperoleh dari
(27)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
sumber-sumber tertulis baik buku, artikel, jurnal ataupun internet. Menurut Sugiyono (2012:291) “studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya dan norma yang
berkembang pada situasi sosial yang diteliti”. Metode ini dimaksudkan
untuk menambah keterangan melalui penelaah berbagai sumber tertulis dari buku-buku, maupun dari berbagai karya ilmiah.
Dengan demikian, metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang dengan studi kepustakaan. Melalui studi kepustakaan ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis dan memecahkan permasalahan yang diteliti. Sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran pembaca, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga terdapat keseragaman landasan berpikir antara peneliti dengan pembaca berkaitan dengan judul penelitian. Definisi operasional merupakan penjabaran dari batasan pengertian yang dibuat oleh peneliti terhadap variabel penelitian sehingga diharapkan terdapat suatu kejelasan arahan akan pemahaman terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun definisi istilah yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksudkan dengan
pengaruh adalah “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan”.
Berdasarkan pengertian di atas, pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hubungan yang memiliki pengaruh antara variabel X
(28)
53
yaitu pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja dengan variabel Y yaitu Motivasi Kerja Pegawai.
2. Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja
Insentif berdasarkan prestasi kerja merupakan upah/bonus yang diberikan kepada seorang karyawan dalam bentuk uang yang ditetapkan berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja (kualitas kerja, Waktu penyelesaian pekerjaan dan biaya) karyawan yang bersangkutan.
3. Motivasi Kerja Karyawan
Siagian (2004:138), mengatakan bahwa :
Motivasi kerja merupakan daya dorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Motivasi kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan puas sehingga karyawan yang bekerja di PT. Dirgantara Indonesia di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly memiliki dorongan karena terpenuhinya kebutuhan karyawan untuk mencapai tujuan PT. DI yang telah ditetapkan, yang meliputi dorongan memperoleh prestasi kerja, memperoleh pengakuan dan penghargaan, memperoleh tanggung jawab, memperoleh kemajuan dan perkembangan, tetap memperoleh pekerjaan tersebut, karena pemberian kompensasi yang layak, karena terciptanya hubungan kerja yang harmonis antar pegawai, karena adanya supervisi, karena kondisi lingkungan kerja, karena kebijakan lembaga, dan karena proses administrasi.
(29)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara E. Instrumen Penelitian
Meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2012:102), bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.
Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yang secara spesifik berhubungan dengan variabel penelitian. Alat ukur atau instrumen yang digunakan harus berdasarkan pada karakteristik sumber data dari variabel yang diteliti, sehingga mempermudah peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.
Selain itu, instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dalam sebuah penelitian. Menurut
Arikunto (2006:134), “Instrumen penelitian/pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Langkah -langkah dalam menyusun instrumen dikemukakan oleh Arikunto (2009:135) sebagai berikut :
1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian.
2. Menjabarkan variabel menjadi sub bagian variabel. 3. Mencari indikator setiap sub variabel.
4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen/ 6. Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi.
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode angket. Amgket adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Angket tidak selalu berbentuk pertanyaan, melainkan dapat pula berupa
(30)
55
pernyataan. Jenis angket yang digunakan adalah angket berstruktur atau
tertutup. Menurut Arikunto (2009:102), “Angket merupakan daftar
pernyataan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang kemudian dibuat dalam sebuah instrumen angket berupa pernyataan.
Penyusunan instrumen penelitian dari tiap-tiap variabel dengan kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penelitian
VARIABEL INDIKATOR SUB
INDIKATOR NO ITEM SUMBER DATA VARIABEL X PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA (Agus Dharma, 2000:117) Imbalan langsung terkait: sesuai dengan prestasi. Insentif berdasarkan prestasi kerja (individu/kelom pok). 1-6 Seluruh karyawan di PT. Dirgantara Indonesia di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly Merangsang minat untuk bekerja lebih baik, berprestasi dan berkompetisi. 7-10 Rencana yang mudah dipahami dan mudah dikalkulasi: mengetahui Mudah dipahami dan dimengerti. 11-14 Dapat dihitung dengan prestasi yang dilakukan. 15-17
(31)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
besaran sesuai upaya (prestasi). Standar yang efektif Dilakukan secara berkala. 18 Prosedur pembayaran sesuai aturan yang berlaku. 19 Diberikan secepatnya atau tepat pada waktunya. 20 Pembayaran diberikan secara layak dan adil.
21-22 Memberikan informasi apabila ada keterlambatan. 23 Adanya penilaian prestasi kerja 24
VARIABEL INDIKATOR SUB
INDIKATOR NO ITEM SUMBER DATA VARIABEL Y MOTIVASI KERJA PEGAWAI (Herzberg yang Diadaptasi oleh
Faktor Intrinsik Dorongan untuk memperoleh prestasi kerja 1-2 Dorongan untuk memperoleh pengakuan/peng 3-4
(32)
57 Nawawi, 1997:354) hargaan Seluruh karyawan di PT. Dirgantara Indonesia di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly Dorongan untuk memperoleh tanggung jawab 5-7 Dorongan untuk memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam bekerja khususnya promosi 8-9 Dorongan untuk tetap memperoleh pekerjaan itu sendiri 10-11
Faktor Ekstrinsik Dorongan karena memperoleh kompensasi 12-14 Dorongan karena hubungan kerja antar pegawai 15-18 Dorongan karena adanya supervisi 19-20 Dorongan karena kondisi lingkungan kerja 21-22
(33)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
Dorongan
karena kebijakan lembaga
23-24
Dorongan karena proses administrasi lembaga
25-26
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen merupakan segala sesuatu yang menyangkut langkah-langkah dalam kegiatan mengolah data instrumen. Berikut ini tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pengembangan instrumen :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini merupakan kegiatan awal penelitian antara lain sebagai berikut :
a. Melakukan studi pendahuluan untuk melihat kondisi permasalahan. b. Menyiapkan segala keperluan surat izin untuk penelitian.
c. Menyusun langkah-langkah penelitian dengan dosen pembimbing. 2. Tahap Uji Coba Instrumen
Tahap uji coba instrumen ini dilakukan sebelum seorang peneliti menyebarkan angket pada responden yang sebenarnya. Uji coba instrumen ini bermaksud untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan angket yang telah disusun, untuk perbaikan selanjutnya agar memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur/ketepatan) dan reliabel (bila digunakan berkali-kali menghasilkan data yang sama/konsisten). Sebagaimana tujuan uji coba instrumen dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2009:165) adalah :
(34)
59
Tujuan uji coba yang berhubungan dengan kualitas instrumen adalah upaya untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan objektivitas. Tujuan lainnya adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas instrumen yang digunakan, yaitu informasi mengenai sudah dan belumnya instrumen yang bersangkutan memenuhi persyaratan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:167) “Instrumen dapat dikatakan
memenuhi persyaratan sebagai alat pengumpul data adalah sekurang-kurangnya instrumen tersebut valid dan reliabel. Setelah dilakukannya tahap uji coba, maka dilakukan statistik untuk menguji validitas dan reliabilitas dari angket penelitian tersebut.
a. Uji Validitas
Validitas merupakan kemampuan alat ukur mengukur secara tepat untuk mengetahui tingkat kebenaran suatu instrumen penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:167) mengungkapkan “Validitas
adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur”. Sugiyono
(2012:121) “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Adapun pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Riduwan dan Akdon, 2010: 124) sebagai berikut:
a) Menggunakan rumus Pearson Product Moment
Keterangan:
= Koefisien Korelasi
= Jumlah responden = Jumlah skor item
(35)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
= Jumlah skor total (seluruh item)
= Jumlah perkalian X dan Y
b) Selanjutnya hasil koefisien korelasi tersebut dihitung dengan Uji Signifikansi, dengan rumus berikut:
Keterangan: = Nilai t
= Nilai Koefisien Korelasi
= Jumlah responden
Hasil dari nilai thitung dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t). Kaidah pengujian:
Jika thitung ≥ ttabel , maka artinya valid dan thitung ≤ ttabel , maka artinya tidak valid c) Selanjutnya yaitu mencari ttabel.
Jika diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk
= n - 2, 10 – 2 = 8) dengan uji satu pihak (one tail lest) maka diperoleh ttabel = 1,860.
d) Mengkonsultasikan thitung dengan ttabel
Setelah diketahui nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel. Kesimpulannya jika nilai thitung > ttabel maka butir soal dinyatakan valid, sebaliknya jika nilai thitung < ttabel maka butir soal dinyatakan tidak valid.
Uji coba instrumen dilaksanakan di PT. Dirgantara Indonesia yang berjumlah 10 karyawan yang bukan termasuk ke dalam sampel penelitian. Uji coba ini dilakukan pada tanggal 01 Oktober 2013. Adapun hasil uji validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :
(36)
61
1. Uji validitas variabel X
Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan di atas mengenai variabel X pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Uji Validitas X
(Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja)
NO ITEM
HARGA thitung
HARGA ttabel
KETERANGAN
1 9,859 1,860 Valid
2 4,332 1,860 Valid
3 2,066 1,860 Valid
4 2,130 1,860 Valid
5 2,184 1,860 Valid
6 3,481 1,860 Valid
7 5,788 1,860 Valid
8 6,159 1,860 Valid
9 8,099 1,860 Valid
10 8,495 1,860 Valid
11 10,01 1,860 Valid
12 4,067 1,860 Valid
13 7,542 1,860 Valid
14 2,118 1,860 Valid
15 8,876 1,860 Valid
16 2,460 1,860 Valid
17 5,838 1,860 Valid
18 8,099 1,860 Valid
19 6,014 1,860 Valid
20 9,859 1,860 Valid
(37)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
22 6,276 1,860 Valid
23 9,168 1,860 Valid
Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X dapat disimpulkan bahwa 23 item pernyataan dinyatakan valid.
2. Uji validitas variabel Y
Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan di atas mengenai variabel Y motivasi kerja karyawan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Uji Validitas Y (Motivasi Kerja Karyawan)
NO ITEM
HARGA thitung
HARGA ttabel
KETERANGAN
1 2,408 1,860 Valid
2 2,932 1,860 Valid
3 2,932 1,860 Valid
4 3,494 1,860 Valid
5 2,801 1,860 Valid
6 2,447 1,860 Valid
7 2,447 1,860 Valid
8 2,923 1,860 Valid
9 2,923 1,860 Valid
10 2,102 1,860 Valid
11 2,762 1,860 Valid
12 1,946 1,860 Valid
13 2,612 1,860 Valid
(38)
63
15 2,002 1,860 Valid
16 3,210 1,860 Valid
17 2,742 1,860 Valid
18 2,300 1,860 Valid
19 7,184 1,860 Valid
20 2,906 1,860 Valid
21 2,612 1,860 Valid
22 7,042 1,860 Valid
23 5,889 1,860 Valid
24 3,153 1,860 Valid
25 2,605 1,860 Valid
Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y dapat disimpulkan bahwa 25 item pernyataan dinyatakan valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Suharsimi Arikunto (2009:178) mengemukakan bahwa
“Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.
Setelah item-item dinyatakan valid, maka langkah selanjutnya adalah menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen tersebut. Dalam penelitian ini, untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen dengan menggunakan metode Alpha yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari suatu pengukuran. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
t i S S k k r 1 1 11(39)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
Keterangan:
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total
= Jumlah item
Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika > berarti Reliabel dan
2) Jika < berarti Tidak Reliabel
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:
Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
3)
Keterangan:
= Varians skor tiap-tiap item
∑ 2 i
X = Jumlah kuadrat item
2
)
(
Xi = Jumlah item dikuadratkan = Jumlah respondenLangkah 2: Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
Keterangan:
= Jumlah Varians semua item
S1+S2+S3….Sn = Varians item ke-1,2,3….n
Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:
N N X X S i i i
22 ( )
n
i
S
S
S
S
S
1
2
3...
(40)
65
Keterangan:
St = Varians total ∑ 2
t
X = Jumlah kuadrat X total 2
)
(
Xt = Jumlah total Xdikuadratkan N = Jumlah respondenLangkah 4: Masukan nilai Alpha dengan rumus:
Dalam implementasinya penulis melakukan uji reliabilitas instrumen metode Alpha dengan menggunakan bantuan program
Microsoft Office Excel 2007. Dengan dk = (n-1) = 10-1= 9, pada
tingkat kekeliruan 5% maka diperoleh rtabel = 0,666. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Hasil uji reliabilitas variabel X (Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja)
r11 = 0,982
Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X menggunakan metode
Alpha diperoleh rhitung = 0,982 sedangkan rtabel = 0,666. Karena r11 (0,982) > rtabel (0,666) maka dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen X reliabel.
2. Hasil uji reliabilitas variabel Y (Motivasi Kerja Karyawan)
N N X X S t t t
22 ( )
t i S S k kr . 1
1 11 00 , 508 86 , 30 1 1 23 23 11 r
(41)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
r11 = 0,956
Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel Y menggunakan metode
Alpha diperoleh rhitung = 0,956 sedangkan rtabel = 0,666. Karena r11 (0,956) > rtabel (0,666) maka dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen Y reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha memecahkan masalah
dalam penelitian ini. Menurut Purwanto (2010:212) “Dalam penelitian
kuantitatif, untuk mendapatkan objektivitas pengamatan itu, maka pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur atau instrumen
penelitian”. Adapun langkah-langkah proses pengumpulan data sebagai berikut :
1. Menentukan Alat Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa angket. Suharsimi Arikunto (2009:101), mengemukakan bahwa :
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dapat mempermudah dalam mengumpulkan data.
Dalam hal ini instrumen yang akan digunakan untuk mengungkapkan data variabel penelitian ini adalah angket tertutup, dimana setiap item telah diberikan sejumlah jawaban sehingga subjek penelitian tinggal memilih mana yang paling tepat sesuai kondisi yang ada. Angket merupakan komunikasi secara tidak langsung kepada responden dengan mengajukan
(42)
67
beberapa daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah pada penelitian ini.
Pengertian angket menurut Suharsimi Arikunto (2009:101) adalah
“Kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis”.
Instrumen angket ini berguna untuk mengukur besar pengaruh antara pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi kondisi yang ada atau hal lainnya yang berkaitan dengan pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan.
Dengan demikian, alasan peneliti memilih angket sebagai teknik pengumpulan data adalah :
a. Memberikan kemudahan bagi responden dalam menjawab pertanyaan.
b. Pengumpulan data lebih mudah.
c. Adanya efesiensi dari segi waktu, biaya dan tenaga dalam mengumpulkan data.
d. Hasil pengumpulan data yang diperoleh lebih mudah diolah, diberi skor dan diberi kode pada saat proses pengolahan data.
2. Menyusun Alat Pengumpul Data
Dalam menyusun alat pengumpul data, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja untuk variabel X dan motivasi kerja karyawan untuk variabel Y.
2. Menentukan indikator dari setiap variabel.
3. Mengidentifikasi indikator dari masing-masing sub-variabel penelitian berdasarkan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada BAB II.
(43)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
4. Menyusun kisi-kisi angket.
5. Menyususn pernyataan-pernyataan dari setiap variabel, disertai dengan alternatif jawabannya.
6. Menetapkan kriteria pemasukan skor untuk setiap alternatif jawaban, dengan menggunakan skala rating scale (Sugiyono, 2012:93). Kriteria bobot penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Skala Pengukuran Rating Scale Alternatif Jawaban Untuk Setiap Item
ALTERNATIF JAWABAN KETERANGAN
3 SELALU
2 SERING
1 JARANG
0 TIDAK PERNAH
(Sumber: Sugiyono 2012:93)
H. Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang tidak boleh dilupakan dalam kegiatan penelitian. Melalui proses analisis data ini, peneliti mencoba menginformasikan hasil temuannya kepada orang lain agar hasil penelitiannya dapat dipahami. Ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011: 335) yang menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih
(44)
69
mana yang penting, dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seleksi Data
Proses seleksi data ini dilakukan setelah data terkumpul dari responden. Seleksi data dilakukan dengan memilih/menyortir data dengan sedemikian rupa agar data yang didapatkan adalah data yang layak dipakai dan dapat diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar data yang terkumpul dapat menjawab permasalahan penelitian.
2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari Masing-masing Variabel dengan Rumus Weighted Means Scored (WMS)
Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut:
Keterangan:
= Rata-rata skor responden
x = Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden n = Jumlah responden
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah :
1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih. 2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih. 3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung
(45)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.
5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.
Tabel 3.6
Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang
Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y
2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00
0,00
Sangat Baik Baik Cukup Rendah
Selalu (SL) Sering (SR) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)
Selalu (SL) Sering (SR) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)
3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku pada setiap variabel penelitian dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Ti = Skor baku X = Rata-rata
Xi = Data skor dari masing-masing responden S = Simpangan baku
(46)
71
Untuk menggunakan rumus simpangan baku, berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai rentangan (R), dimana skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR) dengan rumus:
3) Mencari banyak kelas (BK), dengan rumus:
4) Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (Bk)
5) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui.
6) Mencari rata-rata (mean), dengan rumus:
7) Mencari simpangan baku (standard deviasi), dengan rumus:
8) Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus :
R = ST - SR
Bk = 1 + (3,3) log n
i =
(47)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
4. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis data parametrik atau non parametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu menggunakan rumus Chi Kuadrat ( ) Akdon (2008: 171) sebagai berikut:
Keterangan:
= Kuadrat Chi yang dicari = Frekuensi hasil penelitian = Frekuensi yang diharapkan
Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Mencari skor terbesar dan terkecil;
b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR);
c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess;
d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas interval (BK);
e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui;
(48)
73
f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:
g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:
h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
3) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi batas baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).
i. Mencari chi kuadrat
j. Membandingkan dengan untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika ≥ , artinya Distribusi Data Tidak Normal, dan
(49)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
Jika ≤ , artinya Data Berdistribusi Normal.
5. Menguji Hipotesis Penelitian a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan variabel X (Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja) dengan variabel Y (Motivasi Kerja Karyawan). Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik, yaitu teknik Korelasi Spearman Rank. Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang tidak normal. Dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 16,0. Dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Mengajukan hipotesis, yaitu H0: Tidak terdapat pengaruh antara Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan.
Mengajukan hipotesis, yaitu Ha: Terdapat pengaruh antara Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan.
2) Pengambilan Keputusan
Sugiyono&Eri (2002:183) menyatakan bahwa “Apabila
signifikansi dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak”. Maka, jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima
artinya terdapat pengaruh antara Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan, dan jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan.
3) Langkah selanjutnya adalah menafsirkan besaran koefisien korelasi yang didapat dengan tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008:18)
(50)
75
Tabel 3.7
Kriteria Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000
0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Sangat Kuat Kuat
Cukup Kuat Rendah
Sangat Rendah
b. Uji Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan atau kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan seperti yang dikemukakan Riduwan dan Akdon (2010: 124):
Keterangan:
KP = Nilai koefisien determinan
(51)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
c. Uji Signifikansi
Uji signifikansi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan untuk uji signifikansi seperti yang dikemukakan oleh Riduwan dan Akdon (2010: 127):
Keterangan: t = Nilai
= Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian terhadap uji satu pihak dengan derajat kebebasan (dk = n-2) pada tingkat signifikansi tertentu. Kaidah pengujian adalah jika hasil konsultasi harga thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dapat dikatakan bahwa keofisien korelasi antara variabel X dan Y adalah signifikan. Tetapi jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.
d. Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi seberapa jauh nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Adapun analisis regresi sederhana, dengan rumus berikut (Riduwan dan Akdon, 2010 : 133) yaitu :
Keterangan:
(52)
77
= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
= Nilai konstanta harga Y jika X = 0
= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y
Dimana harga a dan b harus dicari terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(53)
Lestari Nuryandini, 2013
Pengaruh Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Lingkungan Direktorat Produksi Diskusi Operasi Departemen Find Assemldy PT Dirgantara
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bagian ini merupakan akhir dari seluruh kajian terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Oleh karena itu pada bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan serta beberapa saran terkait dengan penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh kesimpulan dengan rincian sebagai berikut.
1. Pemberian Insentif Berdasarkan Prestasi Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja termasuk ke dalam kategori baik. Keadaan ini menunjukkan bahwa proses pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan sistem pelaksanaan pemberian insentif. Hal ini dapat terlihat dari sistem pelaksanaan pemberian insentif yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi dalam bekerja, sistem pelaksanaan pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja yang dapat merangsang minat karyawan untuk berkompetisi secara sehat dalam meraih prestasi kerja, adanya pemberitahuan sebelumnya kepada karyawan perihal keterlambatan dalam pembayaran insentif sehingga karyawan tidak merasa kecewa, dan adanya penilaian prestasi kerja yang dilakukan lembaga terhadap karyawannya untuk menentukan besaran insentif berdasarkan prestasi kerja yang akan diperoleh.
Namun, masih terdapat sistem pelaksanaan pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja yang dalam pelaksanaannya belum optimal. Hal ini sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah ditemukan
(1)
yang tidak diteliti oleh penulis, seperti faktor intrinsik (dorongan untuk memperoleh promosi, dorongan untuk memperoleh pengakuan, dll) dan faktor ekstrinsik (iklim organisasi yang baik, adanya supervisi yang dilakukan oleh lembaga, dll).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja memiliki pengaruh terhadap terhadap motivasi kerja karyawan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia.
B. Rekomendasi
Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain :
1. Bagi pihak lembaga
Berdasarkan temuan penelitian mengenai pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia dilihat dari sistem pelaksanaan pemberian insentif masih ada yang belum optimal. Oleh karena itu pada kesempatan ini, peneliti menghimbau kepada seluruh jajaran terkait dalam sistem pelaksanaan pemberian insentif terhadap karyawan berprestasi lebih ditingkatkan kembali sosialisasi perihal cara untuk memperoleh insentif berdasarkan prestasi kerja, adanya keterbukaan/transparansi kepada karyawan perihal sumber dana yang digunakan untuk pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja, serta tata kembali sistem keuangan yang ada sehingga pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja ini dapat diberikan secara berkala (bulanan) kepada karyawan.
(2)
Lestari Nuryandini, 2013
2. Bagi karyawan
a. Diharapkan seluruh karyawan mampu menjadikan insentif berdasarkan prestasi kerja ini sebagai motivasi untuk berkompetisi secara sehat dalam meningkatkan prestasi kerja. Dengan prestasi kerja meningkat, semua hasil pekerjaan akan menjadi optimal dan produktivitas lembagapun akan terus meningkat.
b. Dalam hal motivasi kerja, karyawan harus lebih meningkatkan lagi kesadarannya dalam mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya saat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik dan tepat waktu dan harus menjadikan sanksi/hukuman sebagai pemicu untuk bekerja lebih baik lagi. Berusaha untuk selalu berkompetisi secara sehat dalam meraih prestasi kerja di perusahaan. Dengan prestasi kerja yang bagus, maka perusahaan akan memberikan pengakuan/penghargaan kepada karyawan yang bersangkutan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Adapun rekomendasi untuk penelitian kedepannya yaitu dengan referensi yang didapat dari hasil penelitian terkait pengaruh pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja terhadap motivasi kerja karyawan yang peneliti lakukan di Lingkungan Direktorat Produksi Divisi Operasi Departemen Final Assembly PT. Dirgantara Indonesia, penelitian ini kedepannya diharapkan dapat dilanjutkan dengan melakukan pendekatan kualitatif atau eksperimen, karena penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang peneliti lakukan lebih terfokus pada pengolahan data-data berupa angka yang didapatkan dari hasil angket berupa instrumen. Dengan rekomendasi yang peneliti berikan yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif atau eksperimen, diharapkan penelitian kedepannya dapat menggali informasi lebih banyak melalui kegiatan observasi maupun
(3)
wawancara, sehingga implementasi dari sistem pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja dapat diamati dan dikaji lebih mendalam, operasional sistem pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja terhadap karyawannya seperti apa. Dengan rekomendasi yang peneliti berikan, diharapkan memberikan kontribusi dan tindak lanjut yang positif baik untuk PT. Dirgantara Indonesia itu sendiri, karyawannya, serta stakeholder, terlebih lagi dalam rangka peningkatan layanan jasa (industri pesawat terbang) di Indonesia.
(4)
113 Lestari Nuryandini, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi. Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk
Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Pustaka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Studi Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dessler, Gary. (1998). Personnel Management, yang Diterjemahkan Oleh Agus Dharma Dalam Manajemen Personalia (edisi ketiga). Jakarta: Erlangga. Dessler, Gary. (1997). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA:Human
Resource Management 7e, Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.
Dharma, Agus. (1991). Manajemen Prestasi Kerja: Pedoman Praktis Bagi Para Penyelia Untuk Meningkatkan Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali.
Handoko, T. Hani. (2002). Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia (cetakan keduabelas). Yogyakarta: BPFE.
Handoko, T. Hani. (1987). Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia (edisi kedua). Yogyakarta: BPFE.
Handoko, T. Hani. (1996). Manajemen Perencanaan dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT. BPFE.
Hasibuan, M.S.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, M.S.P. (2001). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
(5)
114
Hasibuan, M.S.P. (2003). Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
Hasibuan, M.S.P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, M.S.P. (2008). Organisasi dan Motivasi (Dasar Peningkatan Produktivitas). Jakarta: Bumi Aksara.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moekijat. (1989). Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju. Moekijat. (1999). Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju.
Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nawawi, Hadari. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nitisemito, Alex S. (1996). Manajemen Personalia (Manajemen Ssumber Daya Manusia). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nitisemito, Alex S. (2001). Manajemen Personalia. Edisi Kedua, Jakarta: PT Ghalia Indonesia
Panggabean, Mutiara S. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ranupendjaja, Heidjrachman. dan Husnan Saud. (1984). Manajemen Personalia (edisi ke empat). Yogyakarta: BPFE.
Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, dari Teori ke Praktik, Edisi 1, Cetakan 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
(6)
115
Lestari Nuryandini, 2013
Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sarwoto. (2000). Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Sedarmayanti. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama
Siagian, Sondang. P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
Siagian, Sondang. P. (1998). Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara Siagian, S.P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif and R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif and R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujak, A. (1990). Kepemimpinan Manajer. Jakarta: Rajawali Press.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Suwatno. (2001). Asas-asas Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Suci Press.
Syadam, Ghozaly. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Mikro. Jakarta: Djambatan.
UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Departemen Pendidikan Nasional UPI.
Wahjosumidjo. (1992). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja (edisi ke tiga). Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
http://id.shvoong.com/business-management/management/2134371-pengertian-prestasi-kerja/