PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS : Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Purnama Sidiq Nugraha 0804521

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

Oleh

Purnama Sidiq Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Purnama Sidiq Nugraha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd NIP. 194903161972111001

Pembimbing II

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP.196508171990011001


(4)

STUDENT'S INTEREST IN PHYSICAL EDUCATION LEARNING. (A descriptive study on students class X at SMA Negeri 23 Bandung)

Pembimbing : 1. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd.

2. Drs. Mudjihartono, M.Pd

Purnama Sidiq Nugraha*

This research was motivated by the lack of enthusiasm in the student's attitude and interest in physical education learning. The research problem is about: How much the influence of using learning media to attitudes and student's interests in physical education learning at SMAN 23 Bandung? The research purpose is to obtain a clear picture about The Influence of Using Learning Media to Attitudes and Student's Interest in Physical Education Learning at SMAN 23 Bandung. This research was conducted by used descriptive methods with quantitative approaches. The research sites at SMAN 23 Bandung, while the research respondents were students in class X of SMAN 23 Bandung. Based on calculations, the tendency of respondents score to the X variable (Learning Media) included in good category, with an average score of 3,39 and Y variable (Attitudes and Student's interest) included in quite well category, with an average score of 2,74. From the analysis of the correlation coefficient rxy by using SPSS 17.0 for Windows statistics was obtained value of 0,417. That figure included into the category of being or ordinary. Based on the results of significance test of correlation, it stated that variables influence of learning media toward variables attitudes and students interest has a significant effect. The influence was exerted by the X variable to Y variable of 17.4%. The results of the regression coefficient indicates the equation Y = 46,772 + 0,417 X which means that any change or increase in one unit in the X variable (Learning The suggestions is a teacher should more care again a level of attitudes motivation and interest of student's learning, because if both of these have been met will encourage students to further enhance the spirit of achievement in physical education learning.Media) then change or increase also Y variable (Attitudes and Student's Interest) for 0,417. Based on the research findings, it can be concluded that the hypothesis research of using Learning Media has the Positive Influence and Significant to Attitudes and Students' Interest in Physical Education Learning at SMAN 23 Bandung has been proven and accepted. The suggestions is a teacher should more care again a level of attitudes motivation and interest of student's learning, because if both of these have been met will encourage students to further enhance the spirit of achievement in physical education learning.


(5)

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

(Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung)

Pembimbing : 1. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd.

2. Drs. Mudjihartono, M.Pd

Purnama Sidiq Nugraha*

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih kurangnya antusias sikap dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas. Permasalahan penelitian adalah mengenai : Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas di SMA Negeri 23 Bandung? Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran yang jelas tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskripif dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian di SMA negeri 23 Bandung, adapun yang menjadi responden penelitian adalah para peserta didik kelas X di SMA Negeri 23 Bandung.Berdasarkan hasil perhitungan, kecenderungan skor responden untuk variabel X (Media Pembelajaran) termasuk dalam kategori baik, dengan rata-rata skor 3,39 dan variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) termasuk dalam kategori cukup baik, dengan rata-rata skor 2,74. Dari hasil analisis koefisien korelasi rxy dengan

menggunakan bantuan SPSS statistics 17.0 for windows diperoleh nilai 0,417. Angka itu termasuk kedalam kategori sedang. Berdasarkan hasil uji signifikansi korelasi, menyatakan pengaruh variabel media pembelajaran terhadap variabel sikap dan minat siswa berpengaruh signifikan. Adapun pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y sebesar 17,4%. Hasil koefisien regresi menunjukkan persamaan Y = 46,772 + 0,417 X yang berarti bahwa setiap adanya perubahan atau peningkatan satu unit pada variabel X (Media Pembelajaran) maka berubah atau meningkat pula variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) sebesar 0,417. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung, telah terbukti dan dapat diterima. Saran yang diajukan hendaknya Guru lebih memperhatikan lagi tingkat motivasi sikap dan minat belajar peserta didiknya, karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi akan mendorong para peserta didik untuk lebih semangat meningkatkan prestasinya dalam pembelajaran penjas.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK (ENGLISH) ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKAPEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Konsep Penggunaan Media Pembelajaran ... 8

1. Media Pembelajaran ... 8

2. Kegunaan Media Pembelajaran ... 9

3. Prinsip Umum Media Pembelajaran ... 10

4. Tujuan dan Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 11

5. Manfaat Media Pembelajaran ... 11

6. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 12

B. Konsep Sikap dan Minat ... 12

1. Pengertian Sikap ... 12

2. Pengertian Minat ... 13

3. Pengertian Belajar ... 14

4. Sikap dan Minat yang Menunjang Belajar ... 14

5. Peranan Sikap dan Minat Dalam Belajar ... 15

C. Pembelajaran Penjas ... 16

1. Pendidikan Jasmani ... 16

2. Media Pembelajaran Penjas ... 16

3. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat ... 20

D. Kerangka Pikir Penelitian ... 20

E. Asumsi/Anggapan Dasar ... 21


(7)

\

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 23

B. Desain Penelitian ... 24

C. Metode Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 31

1. Uji Validitas ... 32

2. Uji Reliabilitas ... 36

G. Teknik Pengumpulan Data ... 39

H. Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

1. Deskripsi Variabel X (Media Pembelajaran) ... 49

2. Deskripsi Variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) ... 56

B. Pembahasan ... 61

1. Skor Mentah dan Skor Baku ... 61

2. Uji Normalitas Distribusi Data ... 63

3. Analisis Koefisien Korelasi ... 65

4. Uji Signifikansi Korelasi ... 66

5. Uji Koefisien Determinasi ... 67

6. Analisis Regresi ... 68

C. Temuan Hasil Penelitian ... 69

1. Media Pembelajaran di SMAN 23 Bandung ... 69

2. Sikap dan Minat Siswa di SMAN 23 Bandung ... 69

3. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Pada Pembelajaran Penjas di SMAN 23 Bandung ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN PENGOLAHAN DATA ... 77

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 86 RIWAYAT HIDUP ...


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Golongan Media ... 17

Tabel 2.2 Alat Media Pembelajaran Penjas di SMAN 23 Bandung ... 17

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 25

Tabel 3.2 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban ... 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 31

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Angket Variabel X (Media Pembelajaran) ... 35

Tabel 3.5Hasil Uji Coba Angket Variabel Y (Sikap dan Minat) ... 36

Tabel 3.6 Uji Realibilitas Variabel X (Media Pembelajaran) ... 38

Tabel 3.7 Uji Realibilitas Variabel Y (Sikap dan Minat) ... 38

Tabel 3.8 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 44

Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi ... 46

Tabel 4.1 Skor Baku Variabel X ... 62

Tabel 4.2 Skor Baku Variabel Y ... 63

Tabel 4.3 Test Statistics Variabel X ... 64

Tabel 4.4 Test Statistics Variabel Y ... 64

Tabel 4.5 Correlations ... 65

Tabel 4.6 Pedoman Intepretasi Koefisien Korelasi ... 66

Tabel 4.7 Model Summary ... 68


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Media Pembelajaran ... 18

Gambar 2.2 Kerangka berfikir ... 21

Gambar 4.1 Histrogram Means Variabel X ... 56


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket Penelitian ... 77

2. Lampiran Uji Validitas dan Reabilitas Angket ... 82

3. Lampiran Data Mentah Variabel X (Media Pembelajaran) dan Variabel Y (Sikap dan Minat Siswa) ... 86

4. Lampiran Tabel Frekuensi dan WMS Variabel X dan Y ... 93

5. Lampiran Skor Mentah menjadi Skor BakuVariabel X dan Y... 110

6. Lampiran Uji Normalitas Distribusi Data ... 112

7. Lampiran Analisis Koefisien Korelasi, Uji Signifikansi korelasi, Uji Determinasi dan Analisis Regresi ... 114


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia misalnya, haruslah lebih mengedepankan pendidikan secara formal dikarenakan dengan pendidikan akan menjamin terjadinya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan sumber daya manusia yang baik tersebut, akan meningkatkan pula tarap hidup bangsa Indonesia.

Tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak akan berjalan dengan baik, begitu pun juga sebaliknya pendidikan jasmani tanpa pendidikan yang lain maka pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, antara pendidikan jasmani dan pendidikan yang lainnya tidak dapat berjalan sendiri-sendiri.

Hal tersebut selaras dengan pendapat Arsyad (2007:07), menyatakan bahwa “Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan, sehingga tujuan pendidikan jasmani selaras dengan tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan Indonesia”.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sadiman (2008:04), bahwa “Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental serta emosional”.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani yang diajarkan disekolah memiliki peranan yang


(12)

dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Peranan penjas sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa yang terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui akivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Di dalam proses pembelajaran penjas siswa dituntut untuk bisa bergerak aktif agar keterampilan motorik anak atau siswa bisa berkembang dengan baik.

Konsep pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Artinya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel dalam program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian yang terpenting dalam pendidikan. Melalui pendidikan jasmani diarahkan dengan baik anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan penjas diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertianya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi setiap anak setingi-tingginya yaitu meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Jadi tidak salah jika para ahli


(13)

percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan keuntungan sosial dari keterlibatan anak muda dalam aktifitas jasmani.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki sasaran pedagogis, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Salah satu yang tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran penjas dalam prakteknya dirasakan belum optimal, ini terbukti dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis saat melakukan Praktek Profesi Lapangan atau PPL (Mei-Juni,2012) di SMAN 23 Bandung, menunjukkan bahwa masih rendahnya sikap dan minat siswa siswi mengikuti pembelajaran penjas. Hal ini ditandai dengan :

1. Kurangnya antusias siswa dan siswi ketika akan mengikuti pembelajaran penjas 2. Masih adanya tindakan indisipliner siswa dan siswi dalam mengikuti

pembelajaran penjas, seperti ; terlambat berkumpul dilapangan, mangkir pada saat proses pembelajaran

3. Masih kurangnya ketersediaan media pembelajaran, seperti ; kurangnya persediaan alat, masih kurangnya fasilitas penunjang

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, ini akan berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran yang tidak optimal. Dari pemaparan permasalah di atas, permasalahan umum yang sering dijumpai dalam praktek pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan tersebut adalah terbatasnya prasarana


(14)

dan sarana, rendahnya kualitas pengajaran atau kurang relevannya model-model pembelajaran dengan perkembangan fisik dan mental anak.

Penggunaan media pembelajaran memiliki berbagai peran dalam pembelajaran, khusunya dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Dalam hal ini pembelajaran olahraga mungkin saja bergantung pada keberadaan seorang guru, bahkan dalam situasi ini guru mungkin saya bergantung penggunaan media. Namun di sisi lain, pembelajaran mungkin tidak memerlukan seorang guru. Seperti siswa mengarahkan pembelajaran yang sering disebut belajar mandiri maupun berkelompok walaupun dalam kenyataan dituntun oleh siapapun yang mendesain media. Penggunaan media dan teknologi dalam situasi pengajaran adalah untuk memberikan dukungan tambahan bagi instruktur agar lebih hidup di dalam maupun di luar kelas. Media juga dapat digunakan secara efektif dalam situasi pendidikan formal dimana guru tidak berfungsi atau bekerja dengan siswa-siwa lain.

Efektifitas penggunaan media pembelajaran bukan ditentukan oleh seberapa canggih dan modernnya alat yang disediakan guru, melainkan kesesuaian media tersebut dengan materi (contain) pelajaran yang diajarkan. Mungkin saja guru mengajar tanpa bantuan media pembelajaran, karena materi yang disajikan adalah materi yang sederhana dan tidak terlalu berat, sehingga cukup dengan memberi penjelasan secara verbal. Guru dalam menggunakan media pembelajaran harus memperhatikan secara cermat berbagai prinsip dan aturan yang harus dipatuhi dalam penggunaan media pembelajaran. Agar penggunaan media pembelajaran yang seyogyanya memberi kemudahan, justru menjadi penghalang keberhasilan pembelajaran. Akibat ketidaktahuan atau ketidakfahaman guru tentang kaidah dalam penggunaan media pembelajaran.

Proses pembelajaran akan berlangsung lancar jika keseluruhan faktor pendukungnya tersedia, fasilitas beserta perlengkapan misalnya seperti lapangan, bola, pluit. Jika semuanya lengkap, minat siswa meningkat apabila fasilitas dan perlengkapan olahraga dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang digunakan pada saat pembelajaran itu memadai dan cukup menunjang serta kesesuaian penggunaan fasilitas dan proses belajar pun akan terlaksana dengan baik secara efektif dan


(15)

efesien. Minat akan memberikan pengaruh terhadap seseorang untuk melakukan sebuah aktivitas.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis menganggap masalah ini menarik untuk diteliti, sehingga penulis memilih judul untuk meneliti seberapa besar “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian yang dilakukan tidak keluar dari masalah-masalah yang dibahas. Mohammad Ali (1985:36) mengemukakan bahwa rumusan masalah pada hakekatnya merupakan generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah penelitian dalam pembatasan dimensi dan variabel yang tercakup didalamnya. Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam praktek pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan antara lain terbatasnya prasarana dan sarana, dan rendahnya kualitas pengajaran atau kurang relevannya model-model pembelajaran. Dengan demikian rumusan masalah membatasi, menspesifikasi dan memperjelas masalah yang diteliti. Masalah pokok tersebut dirumuskan kedalam bagian-bagian yang lebih tegas agar tidak menimbulkan perbedaan terhadap masalah yang diteliti. Oleh karena itu maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 23 Bandung ?

2. Seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap minat siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 23 Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas. Berdasarkan ruang lingkup rumusan masalah di atas,


(16)

penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hal - hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran penjas.

2. Untuk mengetahui gambaran sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan media pembelajaran

terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memperkaya ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah di bidang sosio-pedagogi olahraga. Penelitian ini guna mengetahui perkembangan dimensi afektif siswa khususnya sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani

.

2. Manfaat Praktis

Untuk memberikan masukan-masukan : a. Bagi Sekolah Meliputi :

1) Untuk menunjukkan bahwa pendidikan jasmani berkontribusi langsung terhadap pengembangan ranah afektif, khususnya pengembangan sikap dan minat siswa, sehingga pendidikan jasmani bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2) Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani yang dikaitkan dengan pengembangan mutu pendidikan.

b. Bagi Guru Penjas :

1) Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran 2) Sebagai kajian untuk menyusun rencana pembelajaran

c. Bagi Pengembangan Kurikulum :

Sebagai bahan masukan dan acuan dalam menyempurnakan subtansi dan struktur kurikulum pendidikan jasmani.


(17)

d. Bagi Penelitian Lain :

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan lebih lanjut untuk penelitian yang akan datang, dalam rangka pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini, penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 5032/UN40/HK/2012 tentang “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012” sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, Pendahuluan peneliti sajikan pada bagian pertama isi skripsi yang di dalamnya merupakan uraian dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Dalam bab ini berisi tentang, Kajian Pustaka yang menjadi dasar penelitian, Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian.

BAB III menguraikan mengenai Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

BAB IV menguraikan mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi mengenai Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif dan Pembahasan/Analisis Temuan.

BAB V menguraikan mengenai Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi mengenai hasil kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pihak terkait.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 23 Bandung yang berlokasi di Jalan Antapani Bandung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:90) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memilki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi oleh peneliti adalah siswa-siswi kelas X (sepuluh) di SMAN 23 Bandung. Jumlah siswa-siswi kelas X (sepuluh) seluruhnya sebanyak 405 orang.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan berlakukan untuk populasi, maka sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2006:91), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan

cluster sampling (area sampling). Teknik tersebut digunakan dalam penelitian

ini karena populasi mempunyai anggota yang luas, terdiri dari beberapa kelas, yaitu mulai dari kelas X-1 sampai dengan kelas X-9. Namun karena jumlah


(19)

populasi itu bersrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling, adapun yang perlu dipastikan yaitu yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus merupakan siswa-siswi kelas X (sepuluh) yang bersekolah di SMAN 23 Bandung.

Dengan perhitungan untuk menentukan ukuran sampel peniliti menggunakan rumus Taro Yamane dalam Akdon dan Hadi (2005:107) yaitu :

Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Dalam penilitian ini jumlah populasi sebanyak 405 orang dimasukkan ke dalam rumus diatas dengan tingkat presisi yang ditetapkan yaitu 0,1%. Jadi dijabarkan sebagai berikut :

=

n = 80,1 = 80

B. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan desain penelitian. Pengertian desain penelitian menurut Nasution (2003:23) dijelaskan bahwa : “Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”.


(20)

dalam proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Peneliti melakukan studi pendahuluan (Mei-Juli, 2012) untuk merumuskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah apa yang akan diteliti menjadi sebuah penelitian.

2. Peneliti mengumpulkan data-data dilapangan yang dapat menunjang proses penelitian.

3. Peneliti mencari teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variable yang akan diteliti.

4. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka selanjutnya peneliti membuat kerangka berfikir, dengan kerangka berfikir ini selanjutnya peneliti dapat menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.

5. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana agar hipotesis tersebut dapat teruji secara empirik. Untuk diperlukan tahapan-tahapan seperti menentukan populasi dan sampel, menyusun instrument penelitian, teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan menentukan teknik analisis data.

Adapun untuk menggambarkan hubungan kedua variabel dalam penelitian ini maka dapat dilihat dalam gambar desain penelitian dibawah ini :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Sikap dan Minat Siswa

( Variabel Y ) Indikator :

 Attitude: sikap menerima sikap menolak

sikap acuh tak acuh

 Interesest : kondisi kelas kondisi teman

Sarwono (2000:23) Media Pembelajaran

( Variabel X ) Indikator :

 Media Berbasis Manusia

 Media Berbasis Cetakan

 Media Berbasis Visual

 Media Berbasis Audio


(21)

Hubungan Antara variabel X dan Y Keterangan :

Variabel X : Media Pembelajaran Variabel Y : Sikap dan Minat Siswa

: Hubungan variabel X dengan variabel Y

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Menurut Surakhmad (1998:31), ”Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.”

Untuk menemukan jawaban penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas”, yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Arikunto (2002:86) menyatakakan bahwa : ”Metode Deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.


(22)

metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dimana penggambaran data-data yang diperoleh benar-benar aktual yang disajikan dalam bentuk angka-angka sebagai hasil penelitian yang dilakukan terhadap populasi ataupun sampel penelitian. Sudjana (1996:53) mengemukakan pentingnya metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut, metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka yang bermakna.

Selain menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif, penelitian ini ditunjang pula dengan studi kepustakaan terhadap sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti yang berupa buku-buku, jurnal, blog yang jelas, laporan penelitian dan lain-lain, sehingga teori-teori yang diperoleh dapat dijadikan bahan rujukan dalm mengkaji permasalahan penelitian. Seperti pendapat Surakhmad (1998: 61) mengemukakan tentang pentingnya studi kepustakaan dalam penelitian, sebagai berikut :

Penyelidikan kepustakaan (bibliografis) tidak diabaikan sebab di sinilah peneliti berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yaitu teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penelitian yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

D. Definisi Operasional

Moh. Nazir (1998:152) mengemukakan bahwa; “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel penelitian.


(23)

1. Media Pembelajaran

Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sesuatu apa pun yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan kemampuan atau keterampilan pebelajar tersebut sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar atau kegiatan pembelajaran.

Secara konseptual media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Robinson (2009:24) media pembelajaran terdiri dari media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, dan media berbasis audio. Setiap jenis media mendasarkan pada hal-hal tertentu dengan tujuan dapat mempengaruhi siswa siswi untuk meningkatkan prestasinya.

Berdasarkan definisi media pembelajaran yang telah disebutkan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran merupakan suatu alat sebagai perantara untuk pemahaman makna dari materi yang disampaikan oleh pendidik atau guru baik berupa media cetak atau pun elektronik dan media pembelajaran ini juga sebagai alat untuk memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem pembelajaran tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat bertahan lama dan efektif, suasana belajar pun menjadi menyenangkan. Dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar mengajar baik berupa alat yang berfungsi sebagai perantara atau penyampai isi berupa informasi pengetahuan maupun yang berupa visual dan verbal untuk keperluan pengajaran.

Setiap sekolah pada umumnya memiliki ketersediaan media pembelajaran yang bermacam-macam, namun dapat dikatakan semakin bagus kualitas sebuah sekolah maka akan semakin lengkap pula ketersediaan media pembelajaran yang mereka miliki untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah tersebut.


(24)

2. Sikap dan Minat Siswa

Sikap dan minat merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan dalam proses belajar. Seorang siswa akan mau dan tekun dalam belajar atau tidak sangat tergantung sangatdalam sikap dan minat yang ada pada dirinya

Menurut psikologi, sikap dan minat adalah merupakan pola reaksi individu terhadap sesuatu stimulus/lingkungan. Sikap (attitude) diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh.Kecendrungan mereaksi atau sikap seseorang terhadap sesuatu hal, orang atau benda dengan demikian bisa tiga kemungkinan, yaitu suka (menerima/senang), tidak suka (menolak/tidak senang) dan sikap acuh tak acuh.

Perwujudan atau terjadinya sikap seseorang itu dapat di pengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan karena itu untuk membentuk / membangkitkan suatu sikap yang positif atau untuk menghilangkan suatu sikap yang negatif dapat dilakukan dengan memberitahukan / menginformasikan faedah atau kegunaan, dengan membiasakan atau dengan dasar keyakinan.

Dengan demikian, sikap dan minat siswa merupakan tentang bagaimana seorang siswa siswi merespon kegiatan belajar mengajar yang mereka terima, baik yang bersumber dari stimulus yang guru berikan maupun dari media pembelajaran yang mereka gunakan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002:134),”Instrumen penelitian/pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”

Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa “Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif”.


(25)

Seperti yang dikatakan Sugiyono (2006:105), Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala menurut fenomena sosial yang diukur yaitu skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian dan skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Berbagai skala sikap yang sering digunakan ada 5 macam, yaitu skala likert, skala guttman, rating scale,

sematict defferensial, dan skala thurstone.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan skala likert, karena

skala likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel. Kemudian sub variabel dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat terukur.

Komponen-komponen yang terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

Tabel 3.2 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban Dari Likert Variabel X Dan Variabel Y

Variabel Indikator Alternatif Pilihan Dalam Instrumen Media Pembelajaran 1. Media berbasis manusia Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang – kadang (KD) Jarang (JR)

Tidak Pernah (TP) 2. Media berbasis cetakan

3. Media berbasis visual 4. Media berbasis audio

Sikap dan Minat Siswa 1. Atittude Selalu (SL) Sering (SR)

Kadang – kadang (KD) Jarang (JR)

Tidak Pernah (TP) 2. Interesest


(26)

Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2006:107), yaitu :

1) Selalu diberi skor 5 2) Sering diberi skor 4

3) Kadang – kadang diberi skor 3 4) Jarang diberi skor 2

5) Tidak Pernah diberi skor 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Adapun penyusunan instrument penelitian dari tiap-tiap variabel bebas dan terkait dengan kisi-kisi sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument Penelitian

Variabel Indikator Sub indicator No.item

Media Pembelajaran

(Variabel X)

a) Media berbasis

manusia 

Guru

 Instruktur

 Tutor

 Main peran

 Kegiatan kelompok

1,2,3,4 5 6 7 8,9,10 b) Media berbasis

cetakan 

Buku penuntun

 Buku kerja / latihan

 Lembaran lepas

11,12 13 14 c) Media berbasis

visual 

Gambar / poster

 Slide (powerpoint)

 Video  Televisi 15 16 17 18 d) Media berbasis

audio 

Radio tape

 Kaset senam SKJ

19 20 Sikap dan

Minat Siswa (Variabel Y)

a) Attitude  sikap menerima

 sikap menolak

 sikap acuh tak acuh

1,2,3,4,5 6,7,8 9,10 b) Interesest  kondisi kelas

 kondisi teman

11,12 13,14,15

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrument dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka perlu didukung data yang baik pula. Sedangkan baik tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrument penelitian.


(27)

reliabel. Uji coba instrument penelitian dilakukan untuk melihat sejauhmana keberhasilan suatu penelitian, karena data-data yang peneliti peroleh berasal dari instrument penelitian (angket).

Dalam mengadakan uji coba instrument penelitian (angket) sebelumnya peneliti melakukan uji coba instrument penelitian (angket) kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang ada dalam penelitian sesungguhnya.

Kegiatan uji coba angket dilakukan kepada 20 siswa kelas X (sepuluh) di SMA Negeri 23 Bandung. Dalam uji coba angket kepada responden dilakukan analisi validitas dan reliabilitas instrument.

1. Validitas

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan valid atau tidak, artinya apakah dapat mengukur yang benar-benar dikehendaki untuk diukur dalam penelitian.Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:137), “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.Sejalan dengan pendapat Riduwan dan Sunarto (2011:348), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”.

Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item, yaitu dengan mengkorelasikan skor dari tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Perhitungan validitas dilakukan dengan bantuan SPSS statistics 17.0 for windows . Hasil perhitungan korelasi (r hitung) dilihat dari corrected item -total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r table (0,444). Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r table atau nilai r hitung > nilai r table, maka item tersebut adalah valid. Namun jika nilai r hitung < dari r table, maka item tersebut adalah tidak valid.

Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrument ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Person yang dikenal dengan korelasi


(28)

Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini.

r

xy

=

√ √ (Arikunto, 2002 : 162)

Keterangan :

n = jumlah responden ( subyek ) X = skor setiap item

Y = skor total

(∑X)² = kuadrat jumlah skor item ∑X² = jumlah kuadrat skor item ∑Y² = jumlah kuadrat skor total (∑Y)² = kuadrat jumlah skor total

rxy = koofisien korelasi variabel x dan y

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

t

hitung

=

√ Dimana :

thitung = Nilai thitung

r = koefisien korelari hasil rhitung

n = Jumlah responden

Dengan menggunakan belah dua (Slip –Half Methode), yaitu membagi item soal menjadi dua bagian. Dengan langkah-langkah :

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil (X) sebagi belahan pertama dan kelompok skor butir soal bernomor genap (Y) sebagai belahan kedua.

b. Untuk selanjutnya dikorelasikan dengan rumus korelasi Sperman dari Sujdana (1996:455)


(29)

r

1

= 1-

Keterangan :

r1 = koefisin relasi 6 & 1 = bilangan konstan

bi2 = selisih antara beda peringkat X dan Y yang data aslinya berpasangan

n = jumlah sampel (banyaknya data)

Pengujian uji validitas instrument dilakukan dengan angket (kuesioner) yang dibagikan kepada 20 siswa SMA Negeri 23 Bandung. Uji validitas dilakukan sekaligus dengan pengujian realibilitas dengan metode split half menggunakan bantuan SPSS 17.0 statistics for windows.

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari kedua variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1) Validitas variabel X (Media Pembelajaran)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS statistic 17.0 for windows untuk variabel X tentang Media Pembelajaran adalah sebagai berikut :


(30)

Tabel 3.4 Hasil Uji coba angket variabel X (Media Pembelajaran)

No item (r hitung) r table Keputusan

1 0,779 0,444 Valid

2 0,503 0,444 Valid

3 0,524 0,444 Valid

4 0,477 0,444 Valid

5 0,779 0,444 Valid

6 0,612 0,444 Valid

7 0,502 0,444 Valid

8 0,524 0,444 Valid

9 0,779 0,444 Valid

10 0,470 0,444 Valid

11 0,779 0,444 Valid

12 0,503 0,444 Valid

13 0,482 0,444 Valid

14 0,779 0,444 Valid

15 0,524 0,444 Valid

16 0,502 0,444 Valid

17 0,524 0,444 Valid

18 0,779 0,444 Valid

19 0,666 0,444 Valid

20 0,503 0,444 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X (Media Pembelajaran) dapat disimpulkan bahwa dari 20 item pernyataan yang hendak ditanyakan kepada responden dinyatakan 20 item valid (semua item valid).

2) Validitas variabel Y (Sikap dan Minat)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS statistics 17.0 for windows untuk variabel Y tentang Sikap dan Minat adalah sebagai berikut :


(31)

Tabel 3.5 Hasil Uji coba angket variabel Y (Sikap dan Minat)

No Item r hitung r table Keputusan

1 0,587 0,444 Valid

2 0,544 0,444 Valid

3 0,587 0,444 Valid

4 0,445 0,444 Valid

5 0,532 0,444 Valid

6 0,530 0,444 Valid

7 0,547 0,444 Valid

8 0,534 0,444 Valid

9 0,505 0,444 Valid

10 0,536 0,444 Valid

11 0,510 0,444 Valid

12 0,540 0,444 Valid

13 0,547 0,444 Valid

14 0,470 0,444 Valid

15 0,467 0,444 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y (Sikap dan Minat) dapat disimpulkan bahwa dari 15 item pernyataan yang hendak ditanyakan kepada responden dinyatakan 15 item valid (semua item valid).

2. Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Reriabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama (konstan). Suatu instrumen dapat akan reliabel apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten. Seperti yang dikatakan Riduwan dan Sunarto (2011:348) mengemukakan bahwa “Reabilitas


(32)

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah dianggap baik”.

Untuk mengukur realibilitas instrument, peneliti menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows, untuk variable X dengan melihat nilai korelasi Gutman Split-Half Coefficient dengan menggunakan langkah-langkah berikut : a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil (X) sebagai belahan

pertama dan kelompok skor butir soal bernomor genap (Y) sebagai belahan kedua

b. Untuk selanjutnya dikorelasikan dengan rumus korelasi Spearman sebagai berikut :

r

1

= 1-

(Sudjana 1996:455)

Keterangan :

r1 = koefisien korelasi 6 dan 1 = bilangan konstan

= selisih antara beda peringkat X dan Y yang data aslinya berpasangan

n = jumlah sampel (banyaknya data)

c. Dari nilai koefisien korelasi yang didapat, kemudian menghitung t dengan rumus :

t =

√ (Sugiyono 2006:214)

Keterangan :

t = nilai t yang dihitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel


(33)

1) Berdasarkan hasil perhitungan uji reriabilitas untuk variable X (Media Pembelajaran) diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.6 Uji Realibilitas Variabel X (Media Pembelajaran)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .849

N of Items 10a

Part 2 Value .847

N of Items 10b

Total N of Items 20 Correlation Between Forms .982 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .991 Unequal Length .991 Guttman Split-Half

Coefficient

.991

Dari perhitungan Spearman-Brown Coefficient menggunakan bantuan SPSS statistics 17.0 for windows diperoleh nilai berdasarkan Gutman Split Half = 0,991 sedangkan rtabel =0,444 dengan taraf signifikan 5%. Karena rhitung (0,991) >rtabel (0,444) maka dapat disimpulkan bahwa instrument X (Media

Pembelajaran) reliable.

2) Berdasarkan hasil perhitungan uji reriabilitas untuk variable Y (Sikap dan Minat) diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.7 Uji Realibilitas Variabel Y (Sikap dan Minat)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .803

N of Items 8a

Part 2 Value .751

N of Items 7b

Total N of Items 15

Correlation Between Forms .739

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .850

Unequal Length .851

Guttman Split-Half Coefficient

.842


(34)

>rtabel (0,444) maka dapat disimpulkan bahwa instrument Y (Sikap dan Minat) reliable

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi dan keterangan-keterangan mengenai objek penelitian. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung (pengamatan), kuisioner (angket), dan gabungan keduanya. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1998:162) :

Observasi langsung merupakan teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik observasi (pengamatan langsung) dan angket (kuisioner). Angket (kuisioner) merupakan daftar tertulis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sehingga diperolah informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sugiyono (2006:162) mendefinisikan angket sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala (1-5).

Pengumpulan data penelitian yang ditempuh peneliti lebih menitik beratkan pada pengunaan angket (kuisioner) yang ditunjang dengan teknik observasi dan studi pendahuluan. Adapun pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu a) tahap penentuan alat pengumpulan data, b) tahap penyusunan alat pengumpulan data, c) tahap uji coba angket, d) tahap penyebaran dan pengumpulan angket.


(35)

a. Tahap penentuan alat pengumpulan data

Untuk memperolah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, terlebih dahulu harus ditentukan alat apa yang akan digunakan guna mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti memilih angket tertutup sebagai alat pengumpul data yang diperlukan dalam penelitian, yang disertai pula dengan alternative jawaban. Penggunaan angket tertutup dimaksudkan agar memudahkan responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang dikemukakan, sebagaimana dikemukakan oleh Sanafiah faisal (1992:178-179) bahwa:

Angket tertutup adalah angket yang menghendaki jawab yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu.Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola tertentu, jawaban singkat yang membubuhkan tanda checklist pada item yang termuat pada alternative jawaban.Angket tertutup mudah diisi, memerlukan waktu yang singkat, memuaskna responden pada pokok pernyataan, relative objektif dan sangat mudah ditabulasi dan dianalisa.

Adapun keuntungan penggunaan dalam pengumpulan data dengan angket menurut Suharsimi Arikunto (2002:25) adalah :

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3) Memberikan kemudahan untuk menganalisa alternative jawaban yang ada 4) Pengumpulan data lebih efisien dari segi waktu, biaya, dan tenaga

5) Agar memperoleh jawaban-jawaban singkat dan objektif serta untuk memudahkan tabulasi dan perhitungan.

b. Tahap penyusunan alat pengumpulan data

Dalam penyusunan alat penentuan data, terdapat beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam penyusunan angket, yaitu :

1) Menentukan indikator yang dianggap penting untuk diteliti, yaitu variable X (Media Pembelajaran) dan variable Y (Sikap dan Minat)

2) Mengidentifikasi sub variable dari masing-masing variable penelitian yang ada pada teori yang telah dikemukakan pada BAB II.


(36)

3) Mengidentifikasi indikator dari masing-masing variable yang telah ditetapkan.

4) Menyusun kisi-kisi alat pengumpulan data.

5) Menyusun daftar pertanyaan yang disertai dengan alternative jawaban yang bisa dipilih oleh responden.

6) Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternative jawaban.

c. Tahap uji coba angket

Setelah angket disusun, biasanya angket tidak langsung disebarkan untuk penggunaan yang sesungguhnya, akan tetapi terlebih dahulu dilakukan uji coba angket yang telah disusun. Sebagaimana dikemukakan Sanafiah Faisal (1992:38) bahwa :

Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak adanya uji coba terlebih dahulu, yaitu uji coba terhadap isi maupun bahasa/redaksi dari angket yang telah selesai disusun.

Uji coba angket dapat dilakukan dengan cara menyebarkannya kepada sejumlah responden yang dapat digolongkan dalam kategori calon responden atau dengan kata lain mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan responden yang sebenarnya. Untuk uji coba angket ini, penulis melakukan uji coba terhadap 20siswa kelas X (sepuluh) di SMA Negeri 23 Bandung.

d. Tahap penyebaran angket dan pengumpulan angket

Setelah melakukan uji coba angket dan diketahui hasilnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data dari responden yang telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan penulis dengan subjek penelitian (responden).

H. Analisis Data


(37)

(2006:169). Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat beberapa dua macam statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan statistik inferensial. Adapun dalam proses perhitungan dan pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak dari bantuan SPSS statistic 17.0 for windows dan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Menurut Sugiyono (2006:170), statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.

Data yang dikumpulkan tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh karena itu, maka pengolahan data dan analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atau generalisasi tentang masalah yang diteliti. Sejalan dengan itu Surakhmad (1998:111) mengemukakan sebagai berikut:

Mengolah data adalah konkrit untuk membuat data berbicara, sebab betapapun tinggi besarnya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data) apabila tidak disusun dalam sutau organisasi dan tidak diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan yang membisu seribu bahasa.


(38)

ditetapkan serta diharapkan dari data-data tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan yang ingin dicapai.

Adapun tahapan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Menyeleksi data dan menentukan bobot nilai

Yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu memilih data yang akan diolah, melihat dan menyeleksi kelengkapan jawaban responden, dan data yang telah terkumpul dibentuk dengan sistem tabulasi atau dalam bentuk tabel. Menentukan bobot nilai dilakukan untuk setiap kemungkinan item variable penelitian dengan menggunakan skala yang telah ditentukan dan kemudian ditentukan pula skornya.

2. Menghitung uji kecenderuangan rata-rata (Weighted Means Score)

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum dari variable penelitian. Perhitungan yang dipergunakan adalah Weighted

Means Score (WMS). Teknik ini digunakan untuk mencari gambaran

kecenderungan variable X dan variable Y atau untuk menggambarkan keadaan kecenderungan Media Pembelajaran dan Sikap dan Minat Siswa, sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indicator, maka digunakan uji statistic yang sesuai dengan penelitian ini. Adapun langkah-langkah dalam pengelolahan WMS adalah sebagai berikut :

a) Memberi bobot untuk setipa alternative jawaban yang dipilih b) Menghitung frekuensi dari setiap alternative jawaban yang dipilih

c) Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada setiap pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden pada setiap pernyataan, yaitu dengan menghitung jumlah responden yang telah memilih alternative jawaban tersebut kemudian dikalikan dengan bobot alternative itu sendiri.


(39)

̅

=

Keterangan :

̅ = nilai rata-rata yang dicari

= jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot nilai untuk tiap alternative jawaban/kategori

n = jumlah responden/sampel

e) Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban

f) Mencocokkan hasil perhitungan setiap variable dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variable atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variable tersebut.

Tabel 3.8

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu Selalu

3,01 – 4,00 Baik Sering Sering

2,01 – 3,00 Cukup Baik Kadang-kadang Kadang-kadang

1,01 – 2,00 Kurang Baik Jarang Jarang

0,01 – 1,00 Tidak Baik Tidak Pernah Tidak Pernah

3. Mengubah skor mentah menjadi skor baku

Dalam mengubah skor mentah menjadi baku peneliti menggunakan bantuan dari statistic SPSS 17.0 for windows dan Microsoft Office Excel

2007. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung skor mentah menjadi

skor baku digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:104) sebagai berikut :

Ti= 50+10 (

̅

)

Keterangan :

Ti = skor baku


(40)

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi dimaksudkan untuk mengetahui apakah normal tidaknya penyebaran data. Dalam uji normalitas distribusi mempergunakan rumus digunakan Chi Kuadrat (X2) yaitu :

=

(Sudjana, 1996: 273 Keterangan :

= Chi kuadrat yang dicari

Oi = frekuensi hasil pengamatan/penelitian Ei = frekuensi yang diharapkan

5. Menguji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Media Pembelajaran terhadap Sikap dan Minat Siswa. Berikut adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini :

1) Ha : Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Sikap dan Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung.

Ho : Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Sikap Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung.

2) Ha : Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Minat Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung.

Ho : Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Minat Siswa dalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung

Adapun yang menjadi langkah-langkah untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah :


(41)

a. Mencari analisis korelasi

Perhitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah dari koefisien dan kekuatan pengaruh antara variable independen (X) terhadap variable (Y) dengan menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Secara manual penggunaan rumus ini mengikuti langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut :

1) Membuat daftar N subjek dan menentukan rangking masing-masing variable.

2) Menentukan nilai di untuk setiap subjek dengan mengurangkan rangking X

pada Y (di = X-Y), menguadratkan nilai d untuk menentukan d2 masing-masing

subjek. Menjumlahkan harga-harga d2 sehingga diperoleh ∑d2.

3) Jika jumlah rank kembar baik variable X dan variable Y maupun cukup besar, maka rumus yang digunakan ialah rumus koefisien korelasi rank spearman sebagai berikut :

r

s

= 1-

4) Menggunakan penafsiran klasifikasi berdasarkan pada criteria koefisien korelasi dari Sugiyono (2006:214) :

Tabel 3.9

Kriteria Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,88 - 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang

Kuat Sangat kuat

b. Menguji signifikasi koefisien korelasi

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011:278), hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan secara statistic sebagai berikut :


(42)

Hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai berikut :

1) Ha:Penggunaan Media Pembelajaran Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Sikap Siswadalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung.

Ho :Penggunaan Media Pembelajaran Tidak Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Sikap dan Minat Siswadalam Pembelajaran Penjas di SMA Negeri 23 Bandung.

Pengambilan keputusan :

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

2) Jika nilai probababilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

c. Uji koefisien determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variable X terhadap variable Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005: 188) sebagai berikut :

KD = r2 x 100% Keterangan :

KD = koefisien determinasi yang dicari r2 = koefisien korelasi

d. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variable independen dengan satu variable dependen. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:237), rumus persamaan umum regresi linier sederhana adalah :


(43)

Y’ = a + bX Keterangan :

Y’ = subyek/nilai dalam variable dependen yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 (hargan konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada variable independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan-temuan yang diperoleh, secara umum penelitian mengenai pengaruh media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas ini berada dalam kategori hubungan yang sedang. Secara khusus berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yang tentunya dapat merujuk pada rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Media pembelajaran yang digunakan di SMAN 23 Bandung termasuk dalam kategori baik ( ̅ . Kondis ini terbukti dengan tersedianya fasilitas yang cukup memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 23 Bandung. Sikap dan Minat Siswa pada pembelajaran penjasdi SMA Negeri 23 Bandung termasuk dalam kategori cukup baik ( ̅ . Kondisi tersebut dapat dilihat dari sikap dan minat siswa yang banyak mencapai tujuan pendidikan seperti apa yang diharapakan, dapat terlihat dari banyaknya lulusan dari SMA Negeri 23 yang berprestasi secara akademik maupun non akademik (olahraga). Pengaruh media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa pada pembelajaran penjas di SMA Negeri 23 Bandung tergolong dalam tingkat hubungan yang sedang (rxy = 0,417). Perolehan tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran sebagai variable independen (X) memiliki pengaruh yang sedang terhadap variable sikap dan minat siswa sebagai variable dependen (Y).

B. Saran

Berdasarkan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dianalisis mengenai penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas” dapat diambil kesimpulan bahwa kedua variable memiliki kategori baik. Namun demikian peneliti mengajukan


(45)

ini, yaitu pihak sekolah, pihak guru, pihak peserta didik, serta peneliti selanjutnya. Mudah-mudahan rekomendasi yang peneliti ajukan dapat bermanfaat bagi kemajuan SMA Negeri 23 Bandung dalam meningkatkan mutu sikap dan minat siswa. Adapun saran yang diajukana dalah sebagai berikut :

1. Sekolah (SMA Negeri 23 Bandung)

a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa media pembelajaran yang ada tergolong dalam kategori baik, untuk itu pihak sekolah hendaknya dapat terus mempertahankannya atau bila perlu pihak sekolah bias lebih meningkatkannya lagi, baik dalam segi media pembelajaran berbasis manusia, cetakan, visual, dan audio.

b. Guru hendaknya lebih memperhatikan lagi tingkat motivasi sikap dan minat belajar peserta didiknya, Karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi akan mendorong para peserta didik untuk lebih semangat meningkatkan prestasinya dalam pembelajaran penjas.

c. Pengawasan dari pihak sekolah hususnya guru berkaitan dengan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas harus lebih ditingkatkan lagi demi meminimalisir tingkat indisipliner yang dilakukan oleh para peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sanksi yang tegas dan sidak (inspeksi mendadak) kedisiplinanyang lebih intens.

2. PesertaDidik di SMA Negeri 23 Bandung

a. Dengan penyediaan media pemebelajaran yang tergolong baik, hendaknya peserta didik belajar secara maksimal mengabdikan diri kepada sekolah maupun bangsa dan negara, hal ini dapat dilakukan dengan bertanggung jawab atas segala sikap dan minat yang diperbuat selama berada dalam lingkungan sekolah.

b. Sikap dan Minat Siswa dalam penelitian ini berada dalam kategori cukup baik, peserta didik hendaknya dapat mempertahankan bahkan meningkatkan lagi hal tersebut dengan cara terus mengasahkan pengetahuan dan


(46)

c. Untuk terus meningkatkan prestasi belajar, hendaknya para peserta didik lebih disiplin dalam menaati peraturan yang berlaku baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.

3. Penelitiselanjutnya

a. Hendaknya dapat memiliki, mengkaji dan memperdalam kembali media pembelajaran dan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas, mengingat kedua aspek ini memiliki kajian yang sangat luas apabila dikaji secara komprehensif. Dengan syarat melakukan penelitian yang sama tetapi ditempat yang berbeda karena belum tentu besarnya pengaruh akan sama jika diteliti di tempat lain.

b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain media pembelajaran dan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas, mengingat media pembelajaran juga dapat mempengaruhi beberapa variable dependen lain seperti motivasi, kedisiplinan, semangat belajar, efektifitas belajar, prestasi siswa dan lain lain. Sedangkan variable sikap dan minat pun dapat dipengaruhi oleh banyak variable independen lain seperti kepemimpinan, motivasi, kedispilinan, dan lain-lain.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1979). Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta :Rajawali

A.M, Sardiman.(1988). Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar Jakarta : Rajawali Press

Akdon dan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen, Bandung : Dewa Ruchi.

Ali, Mohammad. (1985). Penelitian Kependidikan : Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa

Anonimos (2007) Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka dan Pusat Antar Universitas

Arief, Sadiman. (2008). Media Pendidikan ,Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar.(2007). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 8-9)

Faisal, Sanafiah. 1992. Dasar-dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya : Usaha Nasional Hadjar, Ibnu.(1996). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://lintahlaptop.blogspot.com/2013/07/pengertian-minat-belajar-siswa-menurut.html

hhtp://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/

Komarudin. (1974). Ensiklopedia Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : PT Bumi Aksara


(48)

Riduwan dan Sunarto, (2011). Pengantar Statistika Untuk Penelitian. Bandung : AlfabetaSadiman,

Sarwono, S.W. (2000). Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka

Situmorang, Robinson. (2009). Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan. Makalahpada Seminar Opimalisasi Penggunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran Tanggal 23 Mei 2009 di Unimed. PSBTK-SK Unimed

Soekamto, Toeti. (1996). Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional. Jakarta : Intermedia

.

Sudjana, Nana. (1996). Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito


(1)

48

Y’ = a + bX Keterangan :

Y’ = subyek/nilai dalam variable dependen yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 (hargan konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada variable independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.


(2)

Purnama Sidiq Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap Dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas (Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan-temuan yang diperoleh, secara umum penelitian mengenai pengaruh media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas ini berada dalam kategori hubungan yang sedang. Secara khusus berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yang tentunya dapat merujuk pada rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Media pembelajaran yang digunakan di SMAN 23 Bandung termasuk dalam kategori baik ( ̅ . Kondis ini terbukti dengan tersedianya fasilitas yang cukup memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 23 Bandung. Sikap dan Minat Siswa pada pembelajaran penjasdi SMA Negeri 23 Bandung termasuk dalam kategori cukup baik ( ̅ . Kondisi tersebut dapat dilihat dari sikap dan minat siswa yang banyak mencapai tujuan pendidikan seperti apa yang diharapakan, dapat terlihat dari banyaknya lulusan dari SMA Negeri 23 yang berprestasi secara akademik maupun non akademik (olahraga). Pengaruh media pembelajaran terhadap sikap dan minat siswa pada pembelajaran penjas di SMA Negeri 23 Bandung tergolong dalam tingkat hubungan yang sedang (rxy = 0,417). Perolehan tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran sebagai variable independen (X) memiliki pengaruh yang sedang terhadap variable sikap dan minat siswa sebagai variable dependen (Y).

B. Saran

Berdasarkan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dianalisis mengenai penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Sikap dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas” dapat diambil kesimpulan bahwa kedua variable memiliki kategori baik. Namun demikian peneliti mengajukan beberapa saran kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan penelitian


(3)

73

ini, yaitu pihak sekolah, pihak guru, pihak peserta didik, serta peneliti selanjutnya. Mudah-mudahan rekomendasi yang peneliti ajukan dapat bermanfaat bagi kemajuan SMA Negeri 23 Bandung dalam meningkatkan mutu sikap dan minat siswa. Adapun saran yang diajukana dalah sebagai berikut :

1. Sekolah (SMA Negeri 23 Bandung)

a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa media pembelajaran yang ada tergolong dalam kategori baik, untuk itu pihak sekolah hendaknya dapat terus mempertahankannya atau bila perlu pihak sekolah bias lebih meningkatkannya lagi, baik dalam segi media pembelajaran berbasis manusia, cetakan, visual, dan audio.

b. Guru hendaknya lebih memperhatikan lagi tingkat motivasi sikap dan minat belajar peserta didiknya, Karena apabila kedua hal tersebut telah terpenuhi akan mendorong para peserta didik untuk lebih semangat meningkatkan prestasinya dalam pembelajaran penjas.

c. Pengawasan dari pihak sekolah hususnya guru berkaitan dengan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas harus lebih ditingkatkan lagi demi meminimalisir tingkat indisipliner yang dilakukan oleh para peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sanksi yang tegas dan sidak (inspeksi mendadak) kedisiplinanyang lebih intens.

2. PesertaDidik di SMA Negeri 23 Bandung

a. Dengan penyediaan media pemebelajaran yang tergolong baik, hendaknya peserta didik belajar secara maksimal mengabdikan diri kepada sekolah maupun bangsa dan negara, hal ini dapat dilakukan dengan bertanggung jawab atas segala sikap dan minat yang diperbuat selama berada dalam lingkungan sekolah.

b. Sikap dan Minat Siswa dalam penelitian ini berada dalam kategori cukup baik, peserta didik hendaknya dapat mempertahankan bahkan meningkatkan lagi hal tersebut dengan cara terus mengasahkan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat mewujudkan hasil belajar penjas yang maksimal.


(4)

Purnama Sidiq Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap Dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas (Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Untuk terus meningkatkan prestasi belajar, hendaknya para peserta didik lebih disiplin dalam menaati peraturan yang berlaku baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.

3. Penelitiselanjutnya

a. Hendaknya dapat memiliki, mengkaji dan memperdalam kembali media pembelajaran dan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas, mengingat kedua aspek ini memiliki kajian yang sangat luas apabila dikaji secara komprehensif. Dengan syarat melakukan penelitian yang sama tetapi ditempat yang berbeda karena belum tentu besarnya pengaruh akan sama jika diteliti di tempat lain.

b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain media pembelajaran dan sikap dan minat siswa dalam pembelajaran penjas, mengingat media pembelajaran juga dapat mempengaruhi beberapa variable dependen lain seperti motivasi, kedisiplinan, semangat belajar, efektifitas belajar, prestasi siswa dan lain lain. Sedangkan variable sikap dan minat pun dapat dipengaruhi oleh banyak variable independen lain seperti kepemimpinan, motivasi, kedispilinan, dan lain-lain.


(5)

75

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1979). Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta :Rajawali

A.M, Sardiman.(1988). Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar Jakarta : Rajawali Press

Akdon dan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen, Bandung : Dewa Ruchi.

Ali, Mohammad. (1985). Penelitian Kependidikan : Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa

Anonimos (2007) Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka dan Pusat Antar Universitas

Arief, Sadiman. (2008). Media Pendidikan ,Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar.(2007). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 8-9)

Faisal, Sanafiah. 1992. Dasar-dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya : Usaha Nasional Hadjar, Ibnu.(1996). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://lintahlaptop.blogspot.com/2013/07/pengertian-minat-belajar-siswa-menurut.html

hhtp://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/

Komarudin. (1974). Ensiklopedia Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : PT Bumi Aksara Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia


(6)

Purnama Sidiq Nugraha, 2013

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Sikap Dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Penjas (Penelitian Deskriptif Pada Siswa – Siswi Kelas X SMA Negeri 23 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Riduwan dan Sunarto, (2011). Pengantar Statistika Untuk Penelitian. Bandung :

AlfabetaSadiman,

Sarwono, S.W. (2000). Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka

Situmorang, Robinson. (2009). Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan. Makalahpada Seminar Opimalisasi Penggunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran Tanggal 23 Mei 2009 di Unimed. PSBTK-SK Unimed

Soekamto, Toeti. (1996). Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional. Jakarta : Intermedia

.

Sudjana, Nana. (1996). Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito


Dokumen yang terkait

Gambaran Sikap Siswa Internasional SMA St. Thomas 1 Medan terhadap Penggunaan Internet Sebagai Media Pembelajaran

0 29 96

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

0 2 55

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP ANTIKORUPSI SISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 8 Bandung.

1 7 70

“PENGARUH MINAT BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X Pengaruh Minat Belajar Dan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sambung Macan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 19

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X Pengaruh Minat Belajar Dan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sambung Macan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 16

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Dan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Sma Negeri 7 Bandung.

1 1 52

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO KERUSAKAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 24 BANDUNG.

0 0 38

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Penelitian Terhadap Siswa Kelas XII IPS di SMA Negeri 18 Bandung.

1 5 40

Perbandingan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa-Siswi SMA Negeri "X" Dengan SMA Swasta "X" Kota Bandung Terhadap Infeksi Menular Seksual.

0 0 68

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Fisika Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Kelas X pada Konsep Listrik Dinamis JURNAL

0 0 6