PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG Oleh

ERLANGGA ANDALAS SAKTI

Pembelajaran dengan metode ceramah akan menahan siswa dalam keadaan pasif, tidak merangsang siswa untuk memecahkan masalah dan sulit untuk mengukur belajar siswa. Kelemahan metode ceramah antara lain inefesiensi atau tidak efesien, artinya pendekatan ini hanya sekedar memberi, sementara itu siswa hanya cenderung mendengarkan dan terbatas untuk memberikan timbal balik. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran terprogram dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh penerapan metode pembelajaran terprogram terhadap pembentukan minat belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode pembelajaran terprogram dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Sampel penelitian adalah 120 siswa Kelas VII A sampai dengan VII D SMP Negeri 23 Bandar Lampung. Pengumpulan data dilakukan teknik observasi, angket dan dokumentasi. Data dinalisis dengan rumus uji t (t-student).

Berdasarkan hasil penelitian dengan caranya menyebarkan kuisioner penelitian pada 120 siswa Kelas VII A sampai dengan VII E pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terprogram berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu dengan nilai uji thitung > ttabel yaitu 12.316> 1.658. Artinya metode pembelajaran terprogram merupakan suatu cara yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal, sehingga apabila kualitas pembelajaran terprogram ditingkatkan maka minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu juga akan mengalami peningkatan.


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

OLEH

ERLANGGA ANDALAS SAKTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG

( SKRIPSI )

Oleh

ERLANGGA ANDALAS SAKTI NPM 0913033084

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(5)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS .. 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran Terprogram ... 10

2. Tinjauan Tentang Minat Belajar ... 21

B. Kerangka Pikir ... 26

C. Hipotesis ... 28

III. METODE PENELITIAN ... 30

A. Desain Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Variabel Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Uji Persyaratan Instrumen ... 34

F. Uji Persyaratan Analisis ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35


(6)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 37

B. Hasil Uji Persyaratan Instrumen ... 49

C. Deskripsi Data ... 51

D. Analisis Data ... 55

E. Pembahasan ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis Pelanggaran Disiplin oleh Siswa SD Negeri 1 Sumber Jaya

Lampung Barat Tahun Pelajaran 2009/2010... 7 2. Jumlah Siswa Kelas V dan VI SD Negeri 1 Sumber Jaya Lampung

Barat Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 34 3. Pengujian Validitas Variabel X ... 43 4. Pengujian Validitas Variabel Y ... 44 5. Jumlah Siswa SD Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat Tahun

Pelajaran 2009/2010 ... 48 6. Keadaan Guru SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat ... 49 7. Ruangan SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat ... 50 8. Jumlah dan Jenis Buku pada Perpustakaan Guru SD Negeri 1

Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat ... 50 9. Alat Penunjuang KBM pada SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten

Lampung Barat ... 51 10.Alat-Alat Pembelajaran pada SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten

Lampung Barat ... 52 11.Kategori Pola Asuh Anak oleh Orang Tua SD Negeri 1 Sumber Jaya

Kabupaten Lampung Barat ... 54 12.Kategori Disiplin Belajar Siswa SD Negeri 1 Sumber Jaya Kabupaten

Lampung Barat ... 56 13.Hubungan Antara Pola Asuh Anak oleh Orang Tua dengan Disiplin


(8)

(9)

(10)

(11)

MOTO

Ilmu Pengetahuan Adalah Pelita yang Menerangi Kehidupan Manusia


(12)

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

Atas izin dan ridha-Nyalah, kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Kedua Orang Tuaku Tercinta

Terima kasih telah membesarkan dan mendidikku dengan kasih sayang Kedua Kakakku

yang selalu memberikan motivasi

Para Pendidikku yang Kuhormati Terima kasih atas ilmu yang diberikan

Almamater Tercinta Universitas Lampung


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan Bandar Lampung pada tanggal 11 Desember 1990 dengan nama lengkap, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, puteri pasangan Bapak Amat Jauhari dan Ibu Mahsawati Umar, BBA.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Perumnas Way Halim, selesai pada tahun 2004.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 21 Bandar Lampung, selesai pada

tahun 2007.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 Bandar Lampung selesai pada

tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri Lokal. Pada tahun 2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan tahun 2012 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Ketapang Lampung Selatan.


(14)

SANWACANA

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Pengaruh

Penggunaan Metode Pembelajaran Terprogram dalam Pembentukan Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung. Skripsi ini merupakan salah satu syarat meraih gelar kesarjanaan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulisan menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, masukan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si selaku plt. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan,

Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Bapak Drs. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


(15)

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Syaiful, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. H. Maskun, M.H., sebagai Pembimbing I, atas bimbingan dan

masukan yang diberikan dalam proses penyusunan Skripsi.

7. Bapak Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., sebagai Pembimbing II, atas bimbingan dan masukan yang diberikan dalam proses penyusunan Skripsi.

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

9. Kedua orang tuaku tercinta yang tulus menyayangiku dan mendoakan untuk

keberhasilanku. Terima kasih atas perjuangan dan pengorbanannya dalam mendidik dan membesarkanku hingga saat ini.

10.Kedua orangtuaku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

11.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Demikianlah, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya. Melalui pendidikan diharapkan terbentuk manusia-manusia yang mampu membangun bangsa sendiri baik secara lahir dan batin dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya.

Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang terampil dan produktif sebagai subyek sekaligus obyek dalam mengisi pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan memperhatikan tantangan perkembangan global.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, penyelenggaran pendidikan formal di Indonesia diformulasikan dalam bentuk Sistem Pendidikan Nasional, yang meliputi jenjang pendidikan dasar, menengah sampai dengan pendidikan tinggi pada dasarnya dilakukan sebagai satu usaha yang bertujuan untuk mempersiapkan warga negara dalam


(17)

2

menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsa yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Muhibin Syah, 2006: 5).

Sekolah sebagai institusi formal lembaga pendidikan dituntut menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan akademis tertentu, keterampilan, sikap dan mental, serta kepribadian lainnya sehingga para lulusan tersebut dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja pada lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan keterampilannya. Kemampuan akademis dapat diperoleh di sekolah melalui proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar di sekolah dimaksudkan sebagai usaha membantu siswa agar dapat tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya di dalam mencapai kedewasaan, sehingga menjadi manusia yang mampu berdiri sendiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain.

Permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini adalah masih rendahnya prestasi atau hasil belajar anak didik. Hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas antara lain tujuan, materi, sumber belajar, metode, suasana kelas dan evaluasi belajar. Secara ideal prestasi anak didik setelah mengikuti pendidikan melalui pembelajaran di dalam kelas adalah memiliki hasil belajar yang optimal, sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya (Daryanto, 1999:34).


(18)

3

Kenyataan serupa juga terjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu,

yaitu pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered learning) yang

meletakkan guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengetahuannya cenderung masih didominasi dengan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah tersebut menyebabkan partisipasi siswa rendah, sehingga kemajuan belajar, perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau dengan maksimal oleh guru (Pudyo, 2004:7).

Hasil belajar yang diperoleh siswa secara garis besar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, sebagaimana dikemukakan Slameto (2010: 54-71), yaitu sebagai berikut:

1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

b. Faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, cara belajar, kematangan, dan kesiapan)

c. Faktor kelelahan

2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)

b. Faktor sekolah (metode pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah)

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Keberhasilan anak didik dapat diketahui dari hasil belajar yaitu nilai-nilai yang diperoleh pada mata pelajaran yang ditempuh. Kemampuan anak didik dalam menguasai pelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil belajar, akan tetapi tidak semua keberhasilan hasil belajar dapat berjalan tanpa kendala karena


(19)

4

hasil belajar banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Berdasarkan kedua faktor tersebut maka kajian dalam penelitian ini dikhususkan pada metode pembelajaran sebagai variable X (variabel bebas) dan minat belajar siswa sebagai variabel Y (variabel terikat).

Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran terprogram. Menurut Rusman (2010: 44), pembelajaran yang terprogram merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan khusus dalam pembelajaran. Pembelajaran terprogram biasanya dapat diterima baik oleh guru maupun oleh siswa. Materi terprogram digunakan untuk menghasilkan peningkatan capaian individu siswa pada semua tingkatan kemampuan siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah.

Permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini adalah masih rendahnya prestasi atau hasil belajar anak didik. Hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas antara lain tujuan, materi, sumber belajar, metode, suasana kelas dan evaluasi belajar. Secara ideal prestasi anak didik setelah mengikuti pendidikan melalui pembelajaran di dalam kelas adalah memiliki hasil belajar yang optimal, sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.

Kenyataan serupa juga terjadi pada pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, yang meletakkan guru sebagai


(20)

5

pemberi pengetahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengetahuannya cenderung masih didominasi dengan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah tersebut menyebabkan partisipasi siswa rendah, sehingga kemajuan belajar, perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau dengan maksimal oleh guru.

Kondisi ideal pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu seharusnya berorientasi pada keterlibatan atau partisipasi aktif siswa di dalam kelas. Pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengambil bagian dalam pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan kondisi ideal dan kondisi riil dalam pembelajaran IPS Terpadu tersebut maka ditemukan adanya ketimpangan atau kesenjangan, sehingga dapat dinyatakan adanya permasalahan dalam pembelajaran yang diterapkan guru dengan metode ceramah. Pembelajaran dengan metode ceramah akan menahan siswa dalam keadaan pasif, tidak merangsang siswa untuk memecahkan masalah dan sulit untuk mengukur belajar siswa. Kelemahan metode ceramah antara lain inefesiensi atau tidak efesien, artinya pendekatan ini hanya sekedar memberi, sementara itu siswa hanya cenderung mendengarkan dan terbatas untuk memberikan timbal balik (inaktif).

Berdasarkan hasil pra riset yang penulis lakukan pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung, maka diketahui bahwa data prestasi siswa kelas VII A - VII E pada Mata Pelajaran IPS Terpadu adalah sebagai berikut:


(21)

6

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar IPS Terpadu pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung

No Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 > 7,5 9 15.52

2 6,6-7,5 8 13.79

3 5,5-6,5 18 31.03

4 5,0-5,4 12 20.69

5 <5,0 11 18.97

Jumlah 58 100,00

Sumber: Data Observasi Awal

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diketahui bahwa dari 58 siswa Kelas VII A - VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung, hanya sebanyak 17 siswa (29,31%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebagian besar siswa yaitu 41 siswa (70,69%) belum mencapai KKM atau belum mencapai ketuntasam belajar yang ditetapkan yaitu di atas 6,5.

Belum tercapainya ketuntasan belajar atau masih rendahnya hasil belajar siswa tersebut, diduga kuat akibat motivasi, minat dan aktivitas dalam proses pembelajaran yang rendah, karena guru dalam pembelajaran tidak menggunakan pembelajaran terprogram. Metode pembelajaran terprogram dalam penelitian ini diduga berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Menurut Djamarah (2008: 166), minat belajar adalah suatu penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Seseorang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Minat sebagai sesuatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Pernyataan


(22)

7

tersebut menjelaskan bahwa minat merupakan pemusatan perhatian terhadap pelajaran tertentu.

Penerapan pembelajaran terprogram diharapkan dapat diciptakan suatu proses pembelajaran, yaitu siswa dapat belajar dengan mengingat informasi dari suatu bahan bacaan, dan dapat membantu guru untuk mengaktifkan kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Sehingga, siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat mengaitkan materi pokok yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan

penelitian yang berjudul: ”Pengaruh Metode Pembelajaran Terprogram dalam

Pembentukan Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar

Lampung”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh

penerapan metode pembelajaran terprogram terhadap pembentukan minat

belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode pembelajaran

terprogram dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung


(23)

8

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan penjelasan secara ilmiah, terperinci dan sistematis mengenai penerapan metode pembelajaran terprogram untuk Mata Pelajaran IPS Terpadu terhadap minat belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai penerapan metode pembelajaran terprogram terhadap minat belajar siswa, sehingga dapat berguna bagi pihak-pihak lain yang akan

melakukan penelitian dengan kajian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa di masa-masa yang akan datang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah metode pembelajaran

terprogram dan minat belajar siswa. 2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang berjumlah 120 (populasi) yang selurunya dijadikan sebagai sampel.


(24)

9

3. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung

4. Waktu Penelitian


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Metode Pembelajaran Terprogram

1.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan efisien kegiatan mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa pada akhirnya akan menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru.

Metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Dalam pembelajaran terdapat berbagai jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Guru dapat memilih metode yang dipandang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. penggunaan metode pembelajaran perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya.


(26)

11

Tujuan penggunan metode tersebut agar materi pelajaran yang diberikan guru dapat diserap peserta didik dengan baik. Kedudukan metode pembelajaran sebagaimana diungkapkan Djamarah (2008:82) adalah:

(1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik (motivasi belajar yang berasal dari luar diri siswa).

(2) Metode sebagai strategi pembelajaran.

(3) Metode pembelajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Metode pembelajaran sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran tercapai. Agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode pembelajaran.

Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode pembelajaran dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling

berkaitan. Pemilihan salah satu metode pembelajaran tertentu akan

mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang


(27)

12

turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

1.2 Manfaat Metode Pembelajaran

Menurut Darwin Syah (2007:134), manfaat metode pembelajaran dapat menciptakan terjadinya interaksi belajar mengajar yang baik, efektif dan efisien. Karena dengan pemilihan metode pembelajaran yang baik dan tepat guna serta tepat sasaran akan semakin menciptakan interaksi edukatif yang semakin baik pula.

Kriteria pemilihan metode pembelajaran menurut Djamarah (2008:76), mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran:

(1) Tujuan yang bermacam-macam jenis dan fungsinya.

(2) Anak didik yang bermacam-macam tingkat kematangannya. (3) Situasi yang bermacam-macam.

(4) Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya. (5) Pribadi guru serta kemampuan profesional yang berbeda-beda.

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan metode pembelajaran bahwa metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya metode ceramah. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi kerja suatu benda yang nyata maka metode demonstrasi. Kalau tujuan pembelajaran bersifat mandiri dan


(28)

13

terstruktur, maka metode proyek yang bisa digunakan. Disamping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer),seperti ketepat gunaan, keadaan peserta didik, dan mutu teknis.

1.3 Metode Pembelajaran Terprogram

Menurut Rusman (2010: 44), Pembelajaran yang terprogram merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan khusus dalam pembelajaran. Pembelajaran terprogram biasanya dapat diterima baik oleh guru maupun oleh siswa. Materi terprogram digunakan untuk menghasilkan peningkatan capaian individu siswa pada semua tingkatan kemampuan siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah.

Menurut Rusman (2010: 46), Ciri-ciri pembelajaran terprogram adalah:

1) Pembelajaran terprogram melibatkan penyajian materi yang terkontrol dengan langkah-langkah pengurutan pelajaran yang direncanakan secara cermat.

2) Siswa secara aktif dapat berpartisipasi dengan merespon pelajaran secara terus- menerus.

3) Siswa dapat melihat apakah setiap responnya yang diberikannya betul atau salah.

4) Setiap siswa mengalami kemajuan dengan sendiri-sendiri.

5) Material yang dilibatkan terlebih dahulu dirancang agar dapat digunakan secara mandiri, walaupun para siswa bekerja dalam situasi kelompok.


(29)

14

Keunggulan Metode Pembelajaran Terprogram menurut Etin Solihatin (2009: 32-33), adalah sebagai berikut:

1) Program dapat berjalan sendiri, sehingga memungkinkan bagi setiap siswa untuk terus maju melalui urutan kerangka yang sesuai dengan kecepatan siswa masing-masing.

2) Guru dibebaskan dari rutinitas dan penguasaan latihan tugas-tugas dalam aktifitas kreatif dan interpersonal guru dengan siswanya.

3) Program dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai keterampilan. 4) Materi terprogram adalah sangat efisien sehingga hal yang bertele-tele

harus dihilangkan, dan hanya informasi yang penting dalam mencapai tujuan yang diutamakan.

5) Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual.

6) Program berdasarkan pada teori-teori yang dapat diterima oleh para pendidik dan para psikolog.

7) Penguasaan materi, siswa, suatu orientasi dan motivasi dapat mempelajari secara bebas baik dalam setting pendidikan formal maupun non formal. 8) Guru tunggal dapat memantau dan membantu siswa secara individual yang

sedang mengerjakan berbagai program dalam beberapa waktu.

9) Belajar lebih berkualitas bagi semua siswa karena kemajuan secara individu terkontrol dengan baik.

10) Kesalahan rata-rata relatif rendah karena sebahagian besar materi terprogram adalah sebuah alat motivasional yang berguna khususnya bagi siswa yang lambat.


(30)

15

Menurut Rusman (2010: 49-53), Materi yang terprogram dirancang secara khusus untuk beberapa jenis pembelajaran dalam bentuk teks yang terprogram atau program-program khusus yang digunakan dalam mesin-mesin mengajar. Materi ini direncanakan dalam unit-unit yang disebut dengan kerangka-kerangka. Setiap kerangka menyediakan sejumlah kecil informasi bagi siswa. Informasi yang disajikan melalui serangkaian kerangka tadi berada dalam sebuah urutan logika yang memandu siswa dari apa yang telah diketahuinya kepada pengetahuan yang baru. Pada saat siswa yang sedang mempelajari materi yang terprogram, mereka diharuskan berpartisipasi melalui pemberian respon secara aktif pada setiap kerangka.

1. Jenis-jenis materi yang terprogram

Berdasarkan dari bagaimana respon-respon seorang siswa, maka program

dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok. Pertama program

membangun respon dan kedua program dalam beberapa pilihan respon.

Program yang pertama dibutuhkan oleh siswa oleh siswa untuk menuliskan jawaban dalam belangko kosong yang diberikan dalam sebuah lembaran kerja. Program yang kedua memberikan sejumlah respon dan siswa diharuskan untuk memilih respon yang benar. Ada 4 jenis materi yang terprogram yaitu.

(a) Program Linier

Pada program linier urutan kerangka untuk semua siswa. Informasi program diatur untuk setiap siswa yang diproses sejak item pertama sampai item terakhir. Setiap siswa harus menyelesaikan kolom jawaban dengan selembar kertas dan siswa selanjutnya mempelajari


(31)

16

informasi yang diberikan dalam kerangka mempersiapkan sebuah respon. Respon ini selanjutnya dibandingkan dengan jawaban yang benar yang diberikan program. Siswa memproses kerangka selanjutnya dan mengikuti seluruh prosedur dalam program

(b) Program Cabang

Apabila lebih dari satu urutan atau rangkaian kerangka yang menjadikan sebuah program percabangan maka ini dikenal sebagai instrinsik atau adaptif. Setiap siswa mengikuti urutan yang ditentukan oleh responnya masing-masing. Apabila siswa menyajikan dan merespon materi dengan benar maka ia dapat : 1. Disajikan informasi tambahan lain yang mendalam, 2. Diijinkan untuk melompati beberapa informasi, 3. Disajikan informasi yang terfokus pada topik berikutnya. Respon yang benar dapat menuntun siswa untuk terfokus pada informasi jawaban yang benar. Pada saat siswa belum merespon dengan benar biasanya dipersilahkan untuk kembali pada kerangka dasar dan membuat respon-respon lain.

(c) Program Kombinasi

Sebuah program sederhana mengkombinasikan ciri-ciri urutan program linier atau bercabang. Salah satu bagian dari program kombinasi dibuat berdasarkan urutan kerangka identik bagi semua siswa, sedangkan salah satu atau bagian program tambahan dibuat dari kerangka melalui pengurutan siswa yang ditentukan oleh respon siswa masing-masing.


(32)

17

(d) Program Matetik Matetik merupakan sebuah jenis program yang relatif baru. Formatnya adalah ketika kerangka digunakan harus dapa menyerupai sebuah program percabangan. Latihan-latihan dilibatkan sedapat mungkin dapat dilompati seluruhnya oleh siswa yang betul-betul pintar tetapi mungkin juga dilengkapi melalui kebutuhan informasi lebih lanjut. Corak utama dari jenis ini merupakan derajat dari tugas simulasi yang digunakan. Para pendukung program jenis ini meyakini bahwa ketika beberapa simulasi digunakan maka transfer belajar telah terjadi. Beberapa program matetik biasanya diisi dengan diagram atau gambar dalam berbagai variasi langkah penyelesaian. Menurut konsep matetik respon aktif dibutuhkan siswa seperti menyelesaikan sebuah diagram secara lengkap yang merangsang capaian dari tugas yang dipelajari siswa.

2. Metode dalam Menyajikan Pembelajaran Terprogram

Informasi tentang pembelajaran yang terprogram dapat disajikan pada siswa melalui sebuah teks yang terprogram atau beberapa jenis mesin mengajar. Teks yang terprogram merupakan metode yang paling umum digunakan.

(a) Teks Terprogram

Teks ini tidak diberikan dengan menggunakan alat-alat tambahan dalam menyajikan informasi. Sebuah program linier mungkin berada pada sebuah format horizontal atau vertikal sedangkan format campuran digunakan dalam program cabang. Dalam format horizontal sebuah program linier kerangka terdiri dari satu halaman sedangkan


(33)

18

respon yang benar atas pertanyaan dalam kerangka itu berada pada halaman yang lain. Siswa mempelajari kerangka dengan membuat respon yang dibutuhkan dan kembali ke halaman pertama untuk mendapatkan respon yang benar, dan berkemungkinan juga berlaku pada kerangka selanjutnya.

Format vertikal digunakan, pada sebuah program linier, kerangka berada pada urutan akhir halaman. Rancangan ini mangharuskan siswa menyelesaikan seluruh materi kerangka dibacanya dengan sebuah tameng, jika jawaban benar dicetak disamping atau setelah kerangka dibaca. Rancangan ini tidak melibatkan pemutaran halaman secara

konstan yang dibutuhkan adalah format horizontal yang

memungkinkan peninjauan kembali kerangka sebelumnya. Hal yang lebih khusus dari jenis dari teks terprogram adalah teks campuran yang

digunakan untuk menyajikan program percabangan yang

menggunakan berbagai pilihan pertanyaan. Kerangka dalam teks campuran, tidak disajikan dalam urutan tetapi dalam bentuk sebaran yang menyeluruh. Setiap siswa memulai dengan kerangka awal dan membuat responnya. Respon ini menentukan kerangka selanjutnya yang akan dipelajari. Jika respon benar yang diberikan oleh siswa maka siswa akan dipandu pada kerangka dengan informasi tambahan ataupun informasi yang baru. Ketika sebuah respon yang benar diberikan belum mampu diserap maka siswa akan dipandu untuk memperbaiki informasi.


(34)

19

(b) Mesin Mengajar

Metode lain dari penyajian pembelajaran yang terprogram dan yang dapat membantu untuk memberdayakan teks terprogram adalah dengan menggunakan mesin mengajar. Sebuah mesin mengajar merupakan sebuah alat atau sistem yang mekanis, elektrik, atau elektronik dengan beberapa persyaratan yaitu : 1. Memungkinkan informasi untuk disajikan dalam urutan yang logis dan teratur, 2. Membutuhkan catatan untuk merespon siswa, 3. Menyajikan umpan balik dengan segera melalui pengidikasian respon yang benar. Mesin mengajar sesungguhnya bukan mengajar. Mengajar tergantung pada materi pembelajaran yang disajikan oleh mesin tersebut. Ada beberapa jenis mesin mengajar yang sederhana yaitu menggunakan materi

mimeograph sampai dengan komputer elektronik yang membutuhkan sistem program yang lengkap. Mesin mengajar biasanya disediakan untuk program linier dalam membangun respon. Inovasi terbaru mesin mengajar adalah mesin audio visual dan komputer. Mesin ini sudah sangat sukses dalam mempersiapkan para pendidik yang akan mengembangkan studi yang tergantung pada materi yang dipakai siswa.

Pembelajaran terprogram seharusnya digunakan di dalam kelas sebagai metode yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan belajar. Dalam menentukan metode pembelajaran yang mana yang paling efektif, maka kita harus mempertimbangkan karakteristik siswa, sasaran dari pelajaran


(35)

20

atau unit, materi pelajaran yang dibahas, waktu yang tersedia dan biaya yang dipertimbangkan dari berbagai jenis metode pembelajaran.

Hal ini bukanlah sebuah keputusan yang mudah. Ini dapat didemonstrasikan dalam pembelajaran yang terprogram yang dapat digunakan pada sebahagian besar materi pengajaran. Siswa juga dapat diajarkan informasi yang bersifat kognitif seperti defenisi begitu pula dengan keterampilan psikomotor seperti penggunaan berbagai alat-alat tukang. Bagaimanapun pembelajaran yang terprogram akan sangat efektif jika digunakan pengajaran materi kognitif dan afektif.

Materi terprogram biasanya digunakan pada setting pendidikan formal seperti di dalam kelas dan di laboratorium atau dapat juga di dalam setting informal seperti di rumah siswa. Pada setting formal, pembelajaran terprogram dapat digunakan sebagai dasar metode belajar atau dapat juga digunakan dengan metode pembelajaran yang lain seperti diskusi dan demonstrasi. Penggunaan materi terprogram memungkinkan kita untuk mengganti pemberian salah satu materi dalam panduan, menganalisa hasil belajar siswa.

Siswa dalam setting formal biasanya mempunyai seorang guru yang bersedia untuk membantu siswa dalam meninjau ulang materi pelajaran yang telah selesai diajarkan atau mempersiapkan materi yang akan

diajarkan. Materi terprogram dapat menjadi “tutor” privat dalam meninjau

ulang tujuan atau memperkenalkan mata pelajaran penting dalam sebuah materi. Materi terprogram ini juga digunakan dalam memperbaiki


(36)

tugas-21

tugas bagi siswa yang membutuhkan bantuan ekstra bagi yang

pemahamannya lambat atau untuk mengakselerasikan siswa yang

berkualitas tinggi bagi yang pemahamannya cepat.

2. Minat Belajar

2.1 Pengertian Minat Belajar

Minat belajar adalah suatu penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Seseorang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu (Djamarah, 2008: 166). Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara Konsisten dengan rasa senang.

Menurut Agus Sujanto (2004:92), minat merupakan bagian dari perubahan afektif yaitu suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa minat merupakan pemusatan perhatian.

Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin dicapai, (Syah, 2006: 84). Ada beberapa cara untuk meningkatkan minat belajar siswa, cara tersebut antara lain adalah sebagai berikut (Sardiman, 2007:102):

(1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

(2) Menghubungkan degnan persoalan pengalaman yang lampau (3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik (4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar


(37)

22

Seorang siswa harus memiliki minat belajar yang besar agar dapat menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang rendah akan menghasilkan prestasi yang rendah. Menurut Djaali (2007:121), minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pernyataan tersebut mengidentifikasikan bahwa orang yang berminat memiliki beberapa hal sebagai berikut:

1) Rasa Tertarik

Rasa tertarik menurut Slameto (2010:57) adalah wujud dari rasa senang pada sesuatu. Hal ini berkaitan dengan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang. Beberapa pendapat diatas menunjukkan adanya unsur perasaan senang yang menyertai minat seseorang. Melihat beberapa pendapat dari para ahli diatas, dapat diketahui ciri-ciri adanya minat pada seseorang dari beberapa hal, antara lain: adanya perasaan senang, adanya perhatian, adanya aktivitas yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian.

2) Rasa Senang

Menurut Ahmadi (1991:36), rasa senang adalah peryataan jiwa yang sedikit banyak bersifat subyektif dalam merasakan senang atau suka terhadap suatu hal, objek atau keadaan tertentu. Menurut Suryabrata (2002:66), gejala psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Penilaian subjek terhadap sesuatu objek membentuk perasaan subjek yang bersangkutan. Karena itu perasaan pada umumnya bersangkutan dengan


(38)

23

fungsi mengenai, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati,

menanggapi, membayangkan, mengingat atau memikirkan sesuatu.

3) Perhatian

Menurut Suryabrata (2002:14), perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Menurut Baharudin (2009:178), bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu sekumpulan objek. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian merupakan pemusatan yang ditujukan kepada suatu objek.

4) Aktivitas

Menurut Ali (1996:26), aktivitas adalah keaktifan atau kegiatan. Aktivitas yang dimaksud adalah keaktifan atau partisipasi langsung dalam suatu kegiatan. Pendapat ini didukung oleh Suryabrata (2002:72), bahwa aktivitas adalah banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Sesuai dengan beberapa pendapat diatas, aktivitas merupakan perilaku yang aktif dalam melakukan tindakan yang merupakan penjelmaan dari perasaan.

2.2 Pentingnya Peningkatan Minat Belajar Siswa

Menurut Dalyono (2001:56-57), minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.


(39)

24

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi. Menurut Djamarah (2008:167), bahwa minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajaran anak didik dalam kurun waktu tertentu. Melihat dari pendapat diatas, maka minat penting untuk ditingkatkan karena mempermudah proses belajar siswa dan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Menurut Muhibin Syah (2002:129), bahwa minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Guru seyogyanya membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama dengan membangun sikap positif. Menurut Winkel (2004:30), perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Diantara kedua hal tersebut timbul lebih dahulu sukar ditentukan secara pasti. Pada umumnya berlaku urutan psikologis sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Munculnya Minat

(Sumber: Winkel, 2004: 30).

Perasaan tidak senang menghambat dalam belajar, karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam belajar. Menurut

Perasaan Senang


(40)

25

Dalyono (2001:56-57), bahwa minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Pendapat-pendapat diatas menunjukkan bahwa minat dapat ditingkatkan dengan daya tarik dari luar, perasaan senang, dan sikap yang positif yang akan dapat meningkatkan kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu.

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat Belajar

1) Faktor Lingkungan

Menurut Sulhan (2006: 21), lingkungan adalah suatu norma, harapan, dan kepercayaan dari personil-personil yang terlibat dalam organisasi tempat belajar, yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak dan mengarahkan pada prestasi siswa yang tinggi. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Di dalam lingkunganlah seorang anak didik saling berinteraksi antara lingkungan biotik dan abiotik. Selama hidup, anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari 2 aspek yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap belajar anak didik, yaitu (Djamarah, 2008:166):

(a) Lingkungan alami atau lingkungan hidup, merupakan lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya.

(b) Lingkungan sosial, merupakan suatu hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan antara sutu dengan lainnya.

Menurut Ginting (2005:61), lingkungan merupakan pusat pembelajaran yang bermakna dan sebagai proses sosialisasi dan pembudayaan kemampuan, serta pusat pengembangan minat.


(41)

26

2) Faktor Instrumental

Faktor instrumental dari beberapa bagian yaitu (Djamarah, 2008:166): (a) Kurikulum

Kurikulum adalah sebuah rencana pembelajaran (a plan for learning) yang

merupakan unsur dalam substansial dalam pendidikan. (b) Program

Setiap sekolah memiliki program pendidikan yang disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana prasarana.

(c) Sarana dan fasilitas

Misalnya, gedung sekolah yang memiliki ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, perpustakaan, laboratorium dan semua yang bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.

(d) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang menarik disajikan guru dalam pembelajaran di dalam kelas akan berkaitan dengan tumbuhnya minat siswa dalam pembelajaran tersebut

B. Kerangka Pikir

Metode pembelajaran terprogram merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan khusus dalam pembelajaran. Pembelajaran terprogram biasanya dapat diterima baik


(42)

27

oleh guru maupun oleh siswa. Materi terprogram digunakan untuk menghasilkan peningkatan capaian individu siswa pada semua tingkatan kemampuan siswa baik yang berkemampuan tinggi, sedang maupun rendah.

Metode pembelajaran terprogram dalam penelitian ini diduga berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Minat pada dasarnya merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penerapan metode pembelajaran terprogram dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung, sebagaimana dapat dilihat pada bagan kerangka pikir di bawah ini:


(43)

28

Keterangan:

Garis Proses Garis Pengaruh

Gambar 2

Kerangka Pikir Penelitian

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Penerapan metode pembelajaran terprogram dalam mata Pelajaran IPS

Terpadu tidak berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa Kelas VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung

Ha : Penerapan metode pembelajaran terprogram dalam mata Pelajaran IPS

Terpadu berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa Kelas VII A sampai dengan Kelas VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung

Metode Pembelajaran Terprogram (Variabel X)

1. Penyajian materi secara terkontrol

2. Keaktifan Siswa 3. Respon Siswa 4. Kemajuan Siswa 5. Perancangan Material

Siswa

Minat Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

(Variabel Y)

Indikator Afektif: 1. Rasa Tertarik 2. Rasa Senang 3. Perhatian 4. Aktivitas


(44)

29

Hipotesis akhir (Ha) diterima berarti Hipotesis awal (Ho) ditolak. Berarti ada pengaruh signifikan penerapan metode pembelajaran terprogram pada mata Pelajaran IPS dalam pembentukan minat belajar siswa Kelas VIIA SMP Negeri 23 Bandar Lampung.


(45)

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono,

(2009: 6), penelitian eksperimen (experimental research) adalah kegiatan

penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/

treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu. Test yang diberikan kepada siswa adalah test akhir (post test) untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran terprogram untuk mata Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 108), populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Berdasarkan definisi tersebut, maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VII A sampai dengan VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang berjumlah 120 siswa. Adapun rincian jumlah siswa pada tiap-tiap kelas sebagai berikut:


(46)

31

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 VII A 24

2 VII B 23

3 VII C 24

4 VII D 25

5 VII E 24

Total Populasi 120

Sumber: SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun 2015

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel populasi (total sampling), yaitu seluruh anggota populasi tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian maka sampel penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VII A sampai dengan VII E SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang berjumlah 120 siswa.

Alasan penulis menggunakan total sampling adalah karena seluruh siswa Kelas VII A sampai dengan VII E di SMP Negeri 23 Bandar Lampung telah mendapatkan pembelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan metode pembelajaran terprogram, sehingga penulis akan mengetahui minat belajar seluruh siswa tersebut setelah dilaksanakannya pembelajaran terprogram, sehingga penelitian ini menjadi lebih komprehensif dibandingkan dengan hanya meneliti beberapa perwakilan siswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah hal atau sesuatu yang menjadi perhatian suatu penelitian. Menurut Arikunto (2006:116) variabel penelitian merupakan objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:


(47)

32

a). Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah

Pembelajaran Terprogram (X)

b) Variabel terikat (dependent variable) pada penelitian ini adalah minat belajar siswa SMP Negeri 23 Bandar Lampung (Y)

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006: 126-127), beberapa teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data lapangan tentang pelaksanaan metode pembelajaran terprogram, dengan cara turun secara langsung ke lokasi penelitian.

2. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada subjek/responden penelitian untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan umum lokasi penelitian.


(48)

33

E. Uji Persyaratan Instrumen

Sebelum angket disebarkan kepada responden penelitian, terlebih dahulu diadakan uji coba angket untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap item atau butir pertanyaan yang diajukan.

1. Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau ketepatan

suatu instrumen, yang diukur dengan menggunakan rumus Korelasi Product

Moment, dengan maksud untuk memperoleh nilai r hitung (rh) sebagai nilai uji

validitas yang akan dibandingkan dengan nilai r table (rt). Kriteria pengujian,

apabila rh > rt dengan taraf signifikan 0,05 maka alat ukur dikatakan valid dan

sebaliknya (Riduwan, 2004: 112).

2.Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki tingkat kepercayaan dan dapat dihandalkan, yang diukur dengan

menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

                

St Si k k r 1 1 11 Keterangan :

r11 = Reliabilitas yang dicari Si = jumlah baris butir

St = varians total

k = banyaknya soal

Selanjutnya untuk menginterpretasikan besarnya nilai reliabilitas angket digunakan skala sebagai berikut:


(49)

34

0,800 – 1,000 = Reliabilitas Sangat tinggi

0,600 – 0,799 = Reliabilitas Tinggi

0,400 – 0,599 = Reliabilitas Cukup

0,200 – 0,399 = Reliabilitas Rendah

0,000 – 0,199 = Reliabilitas Sangat rendah

Kriteria pengujian apabila rh<rt pada taraf signifikan 0,05 maka angket sebagai

instrumen memenuhi syarat reliabel dan sebaliknya (Riduwan, 2004: 116 ).

F. Uji Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogrov Smirnov. Dalam uji ini Smirnov

diasumsikan bahwa distribusi variabel yang sedang diuji mempunyai sebaran kontinyu. Syarat hipotesis yang digunakan yaitu :

Ho : Distribusi variabel mengikuti distribusi normal

Ha : Distribusi variabel tidak mengikuti distribusi normal

Rumus yang digunakan: D = max │Fo (Xi) – Sn (Xi)│; i = 1,2,3...

Keterangan:

Fo (Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif dari distribusi teoritis dalam

kondisi Ho.

Sn (Si) = Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n.

Kriteria pengujiannya yaitu dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel Kolmogrov Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika :


(50)

35

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.

Ha : Data berasal dari populasi yang tidak bedistribusi normal.

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Tolak Ho apabila nilai probabilitas (sig) < 0,05 berarti sampel berdistribusi tidak normal.

b. Terima Ha apabila nilai probabilitas (sig) > 0,05 berarti sampel berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji ini merupakan untuk menguji apakah data sampel yang diambil dari populasi itu bervariasi homogen ataukah tidak. Uji dilakukan dengan uji F lavene Test dengan Rumusan Hipotesis:

Ho : Varians populasi adalah tidak homogen Ha : Varians populasi adalah homogen

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika probabilitas (Sig.) ≤ 0.05 maka Ho diterima berarti varian populasi homogen

b. Jika probabilitas (Sig.) > 0.05 maka Ho ditolak berarti varian populasi tidak homogen


(51)

36

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif untuk menguji hipotesis ada tidaknya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran terprogram terhadap minat belajar dengan menggunakan rumus uji t (t-student) pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat kebebasan df = (n-k-1).

Kriteria pengujiannya adalah:

1. Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung> t tabel; -t hitung <- t tabel 2. Ha diterima dan Ha ditolak, jika t hitung < t tabel; -t hitung > - t tabel

H. UJI HIPOTESIS

Jika Ho ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Jika Ho diterima berarti peubah bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat (Sugiyono, 2003: 126).


(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan caranya menyebarkan kuisioner penelitian pada 120 siswa Kelas VII A sampai dengan VII E pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terprogram berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu dengan nilai uji thitung > ttabel yaitu 12.316> 1.658. Artinya metode

pembelajaran terprogram merupakan suatu cara yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal, sehingga apabila kualitas pembelajaran terprogram ditingkatkan maka minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu juga akan mengalami peningkatan.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru dalam proses pembelajaran terprogram untuk

menggunakan waktu seefisien mungkin dalam melaksanakan tahap-tahap pembelajaran IPS Terpadu, sehingga minat belajar dan hasil belajar dapat tercapai secara maksimal.


(53)

65

2. Kepala SMP Negeri 23 Bandar Lampung disarankan untuk meningkatkan

pembinaan kepada guru untuk secara lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode pembelajaran kepada siswa. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa menjadi lebih optimal, tidak hanya pada mata pelajaran IPS Terpadu, tetapi juga pada mata pelajaran lainnya.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu.1991. Psikologi Umum. Bandung Mandar Maju.

Ali, Mohammad. 1996. Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Prenada

Media. Jakarta.

Baharudin, 2009. Perkembangan Belajar. Binacipta. Jakarta.

Dalyono, M .2001 Psikologi Pendidikan. Jakarta PT. Rineka Cipta.

Daryanto, 1999.Dasar-Dasar Pendidikan. Studia Press. Jakarta

Darwyn Syah. 2007 Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan. Gaung Persada

Press. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

---. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta

Djaali, 2007. Psikologi Pendidikan.Jakarta PT.Bumi Aksara.

Ginting, Anthony. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan, Bina Aksara. Jakarta.

Muhibbin Syah.2006. Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru..Remaja

Rosdakarya.Bandung.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung Sinar Baru

Algensindo.

Nasib Sulhan. 2006. Pembangunan Karakter Pada Anak Manajemen

Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif, Surabaya SIC.

Pudyo, Hamdan. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung.

Rusman, Mohammad. 2010. Metode dan Strategi Pembelajaran Efektif. Pustaka

Setia. Semarang.


(55)

Sardiman. A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2002. Metode Penelitian Survey. Edisi

Revisi. LP3ES. Jakarta

Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.

Jakarta.

Solihatin, Etin. 2009. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Bumi Aksara. Jakarta.

Sujanto, Agus. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Pengantar Ilmu Pendidikan. Rajagrafindo. Jakarta

Sugiyono,2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


(1)

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.

Ha : Data berasal dari populasi yang tidak bedistribusi normal.

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Tolak Ho apabila nilai probabilitas (sig) < 0,05 berarti sampel berdistribusi tidak normal.

b. Terima Ha apabila nilai probabilitas (sig) > 0,05 berarti sampel berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji ini merupakan untuk menguji apakah data sampel yang diambil dari populasi itu bervariasi homogen ataukah tidak. Uji dilakukan dengan uji F lavene Test dengan Rumusan Hipotesis:

Ho : Varians populasi adalah tidak homogen Ha : Varians populasi adalah homogen

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika probabilitas (Sig.) ≤ 0.05 maka Ho diterima berarti varian populasi homogen

b. Jika probabilitas (Sig.) > 0.05 maka Ho ditolak berarti varian populasi tidak homogen


(2)

36

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif untuk menguji hipotesis ada tidaknya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran terprogram terhadap minat belajar dengan menggunakan rumus uji t (t-student) pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat kebebasan df = (n-k-1).

Kriteria pengujiannya adalah:

1. Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung> t tabel; -t hitung <- t tabel 2. Ha diterima dan Ha ditolak, jika t hitung < t tabel; -t hitung > - t tabel

H. UJI HIPOTESIS

Jika Ho ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Jika Ho diterima berarti peubah bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat (Sugiyono, 2003: 126).


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan caranya menyebarkan kuisioner penelitian pada 120 siswa Kelas VII A sampai dengan VII E pada SMP Negeri 23 Bandar Lampung maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terprogram berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu dengan nilai uji thitung > ttabel yaitu 12.316> 1.658. Artinya metode

pembelajaran terprogram merupakan suatu cara yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal, sehingga apabila kualitas pembelajaran terprogram ditingkatkan maka minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu juga akan mengalami peningkatan.

B. Saran

Beberapa saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru dalam proses pembelajaran terprogram untuk menggunakan waktu seefisien mungkin dalam melaksanakan tahap-tahap pembelajaran IPS Terpadu, sehingga minat belajar dan hasil belajar dapat tercapai secara maksimal.


(4)

65

2. Kepala SMP Negeri 23 Bandar Lampung disarankan untuk meningkatkan pembinaan kepada guru untuk secara lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode pembelajaran kepada siswa. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa menjadi lebih optimal, tidak hanya pada mata pelajaran IPS Terpadu, tetapi juga pada mata pelajaran lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu.1991. Psikologi Umum. Bandung Mandar Maju.

Ali, Mohammad. 1996. Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Prenada Media. Jakarta.

Baharudin, 2009. Perkembangan Belajar. Binacipta. Jakarta. Dalyono, M .2001 Psikologi Pendidikan. Jakarta PT. Rineka Cipta. Daryanto, 1999.Dasar-Dasar Pendidikan. Studia Press. Jakarta

Darwyn Syah. 2007 Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan. Gaung Persada Press. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. ---. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta

Djaali, 2007. Psikologi Pendidikan.Jakarta PT.Bumi Aksara.

Ginting, Anthony. 2005. Pengantar Ilmu Pendidikan, Bina Aksara. Jakarta. Muhibbin Syah.2006. Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru..Remaja

Rosdakarya.Bandung.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung Sinar Baru Algensindo.

Nasib Sulhan. 2006. Pembangunan Karakter Pada Anak Manajemen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif, Surabaya SIC.

Pudyo, Hamdan. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung.

Rusman, Mohammad. 2010. Metode dan Strategi Pembelajaran Efektif. Pustaka Setia. Semarang.


(6)

Sardiman. A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2002. Metode Penelitian Survey. Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta

Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Solihatin, Etin. 2009. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Sujanto, Agus. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Suryabrata, Sumadi. 2002. Pengantar Ilmu Pendidikan. Rajagrafindo. Jakarta Sugiyono,2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Winkel, W.S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Rineka Cipta Jakarta


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 25 83

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 23 91

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101

PENGARUH MINAT DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN Pengaruh Minat Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Ekonomi Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu Ta

1 3 18

PENGARUH MINAT DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN Pengaruh Minat Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Ekonomi Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu Ta

0 1 15

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE INQUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA ( Kelas VII Semester I SMP Negeri 3 Kartasura ).

0 0 8

MINAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2015/2016 DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN SERAM IRAMA.

0 1 95

PENGARUH MINAT DAN PENGGUNAAN METODE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JAYAPURA

1 3 15