KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING: Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.
No. Daftar: 221/S/PPB/2014
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA
UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA BAGI
BIMBINGAN DAN KONSELING
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
SANDY SUWARDI SUHERMAN 0705260
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA
UNDERACHIEVER
DAN IMPLIKASINYA BAGI
BIMBINGAN DAN KONSELING
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18
Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)
Oleh
Sandy Suwardi Suherman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Sandy Suwardy Suherman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
SANDY SUWARDI SUHERMAN 0705260
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA UNDERACHIEVER
DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Drs. Yaya Sunarya,M.Pd. NIP. 19591130 198703 1 002
Pembimbing II
Dra. S.A. Lily Nurillah, M.Pd. NIP. 19580114 198603 2 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP. 19600501 198603 1 004
(4)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever dan Implikasinya bagi Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,
(5)
Percayalah, apapun yang terjadi pada kita saat
ini,
SESULIT DAN SEPAHIT APAPUN, ITUadalah hal
terbaik yang Tuhan pilih untuk kita saat ini.
Untuk Bapak, Ibu, Adik-adik, dan Keluargaku
serta Sahabat-Sahabatku Tercinta
juga wanita yang menjadi jodohku kelak.
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GRAFIK ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ...5 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Sistematika Penulisan... Error! Bookmark not defined. BAB II KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA UNDERACHIEVER . Error! Bookmark not defined.
A. Kepribadian ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Kepribadian ... Error! Bookmark not defined. 2. Teori Kepribadian Menurut Henry A. MurrayError! Bookmark not defined.
3. Kepribadian Menurut Allen C. Edward ... Error! Bookmark not defined. B. Underachiever ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Underachiever ... Error! Bookmark not defined. 2. Karakteristik Siswa Underachiever ... Error! Bookmark not defined. 3. Jenis-jenis Underachiever... Error! Bookmark not defined. 4. Kriteria Underachiever ... Error! Bookmark not defined. C. Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
(7)
ii
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarError! Bookmark not defined.
D. Gender ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Gender ... Error! Bookmark not defined. E. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian.. Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Populasi dan Sampel Penelitian... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 1. Kepribadian ... Error! Bookmark not defined. 2. Siswa Underachiver ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. F. Langkah- langkah Pengolahan dan Analisis DataError! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.
A. Gambaran Umum Siswa Underachiever Kelas XI di SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014... Error! Bookmark not defined.
1. Hasil penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. B. Gambaran Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 Berdasarkan Hasil Tes EPPS.
Error! Bookmark not defined.
1. Hasil penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. C. Implikasi terhadap Layanan Bimbingan dan Konselong... Error! Bookmark not defined.
(8)
iii
A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
(9)
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kriteria Prestasi 4
Tabel 2.1 Skala Penskoran EPPS 23
Tabel 2.2 Kriteria Prestasi 31
Tabel 3.1 Kriteria Prestasi Siswa 42
Tabel 4.1 Kriteria Prestasi Siswa 45
Tabel 4.2 Penyebaran Siswa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014
46
Tabel 4.3 Penyebaran Siswa Underachiever Pada Setiap Kelas Berdasarkan Jenis kelamin
52
Tabel 4.4 Rata-rata Skor Presentil Dari Setiap Aspek Kepribadian Dari Sampel Secara Keseluruhan Siswa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.
57
Tabel 4.5 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa
Underachiever Kelas XI IPA dan IPS SMAN 18 Bandung
Tahun Ajaran 2013-2014.
58
Tabel 4.6 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa
Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran
2013-2014 Berdasarkan Pengelompokkan IQ
59
Tabel 4.7 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa
Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran
2013-2014 Berdasarkan Jenis Kelamin
61
Tabel 4.8 Rencana Operasional Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Siswa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014
(10)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Penyebaran Siswa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.
51
Grafik 4.2 Penyebaran Siswa Laki-laki dan Perempuan yang Terindikasi Sebagai Siswa Underachiever Pada Kelas XI IPA dan XI IPS.
52
Grafik 4.3 Siswa Underachiever Pada Setiap Mata Pelajaran di Kelas XI Semester 1 Kelas IPA
51
Grafik 4.4 Pencapaian Nilai Siswa Underachiever Kelas XI IPA Pada Setiap Mata Pelajaran Berdasarkan Standar Pencapaian Nilai Pada Setiap Tingkatan IQ
54
Grafik 4.5 Pencapaian Nilai Siswa Underachiever Kelas XI IPS Pada Setiap Mata Pelajaran Berdasarkan Standar Pencapaian Nilai Pada Setiap Tingkatan IQ.
55
Grafik 4.6 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa
Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran
2013-2014 Berdasarkan Pengelompokkan IQ
60
Grafik 4.7 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa
Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran
2013-2014 Berdasarkan Jenis Kelamin..
(11)
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Pembimbing
Lampiran 2 Data Nilai Kelas XI IPA & IPS Semester 1 Lampiran 3 Data Nilai Kelas XI IPA & IPS Semester 2 Lampiran 4 Data Nilai Kelas XI IPA & IPS Semester 3 Lampiran 5 Data Hasil Tes EPPS Berdasarkan IQ
Lampiran 6 Data Hasil Tes EPPS Berdasarkan Jenis Kelamin Lampiran 7 Satuan Layanan Kegiatan Bimbingan dan Konseling.
(12)
ABSTRAK
Sandy Suwardi Suhe rman. (2014). Karakte ristik Kepribadian Siswa Underachiever dan Implikasinya bagi Bimbingan dan Konseling. Studi Deskriptif terhadap Sis wa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.
Siswa underachiever adalah siswa yang memiliki IQ yang tinggi namun prestasi belajarnya rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran karakteristik kepribadian pada siswa underachiever. Penelitian ini menrupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa underachiever di kelas XI SMAN 18 Bandung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan indicator-indikator tertentu sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel dan didapat 37 siswa yang terindikasi sebagai siswa
underachiever. Instrumen yang digunakan adalah tes Edward Personal Preference
Schedule (EPPS), instrument ini mengukur aspek-aspek kepribadian. Hasil penelitian diantaranya: (1)berdasarkan analisis terhadap hasil tes EPPS secara keseluruhan, analisis terhadap kelas IPA dan IPS, analisis berdasarkan tingkatan IQ dan analisis berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa aspek eksibisi, otonomi dan afiliasi siswa underachiever tergolong tinggi dan aspek agresi tergolong rendah (2) terdapat perbedaan antara aksibisi antara siswa
underachiever kelas XI IPA dan IPS. Dari hasil penelitian, menghasilkan
beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada (1) guru bimbingan dan konseling, dan (2) peneliti selanjutnya.
Kata Kunci: Siswa Underachiever, Karakteristik Siswa Underachiever, Edward Personal Preference Schedule (EPPS), Aspek Kepribadian.
(13)
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
ABSTRACT
Sandy Suwardi Suhe rman. (2014). Personality Characteristics of Students Underachiever and Implications for Guidance and Counseling. Descriptive Study of the Underachiever Class XI Student of SMAN 18 Bandung Academic Year 2013-2014.
Underachiever students are students who have a high IQ but low academic achievement. The purpose of this study is to provide an overview on the personality characteristics of students underachiever. This study menrupakan quantitative research using descriptive method. The population in this study was an underachiever in class XI student of SMAN 18 Bandung. The samples in this study using purposive sampling technique with certain indicators as a consideration in the decision and obtained a sample of 37 students who indicated as an underachiever students. The instruments used are tests Edward Personal Preference Schedule (EPPS), these instruments measure aspects of personality. The results of the study are: (1) based on analysis of the EPPS test results overall, the analysis of science and social studies classes, based on the analysis of the level of IQ and gender based analysis, it was found that aspects of the exhibition, autonomy and affiliation of students underachiever aspects of aggression is high and relatively low (2) there is a difference between an underachiever aksibisi between students of class XI science and social studies. From the research, producing a number of recommendations aimed at (1) teacher guidance and counseling, and (2) further research.
Keywords: Students underachiever, Student Characteristics underachiever,
(14)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa. Kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas adalah tanggung jawab pendidikan, terutama dalam menyiapkan siswa sebagai subyek yang berperan secara aktif menampilkan keunggulan dan ketangguhan yang dimiliki, kreatif, mandiri serta profesional pada bidangnya masing- masing.
Pendidikan juga dapat dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka menggali dan mengembangkan potensi diri agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dalam bermasyarakat. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suherman (2009:2) bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang . Hal ini dapat tercapai jika proses pembelajaran yang dilaksanakan telah mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang – undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menjelaskan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab .
Dalam upaya mewujudkan tujuan Penidikan Nasional, diperlukan kualitas pendidikan yang bermutu. Sejalan dengan hal itu, Juntika (2009:1) mengemukakan bahwa:
(15)
2
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dalam manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Mutu pendidikan atau kualitas pendidikan yang diwakili oleh hasil belajar siswa tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Soekamto, 1992, Dalam Mularsih, 2010:66). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa yang meliputi kemampuan, perhatian, motivasi, sikap, retensi, dan kepribadian siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi strategi mengajar, alat evaluasi, lingkungan belajar, dan media pengajaran.
Proses pembelajaran merupakan faktor eksternal karena di dalamnya meliputi strategi mengajar, alat evaluasi, lingkungan belajar, dan media pengajaran. Dalam proses pembelajaran tentu ada kegiatan belajar yang hasilnya diharapkan menimbulkan sebuah perubahan pada diri siswa. Hergenhahn dan Olson (1993) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai perubahan yang relatif tetap di dalam perilaku atau perilaku potensial sebagai hasil dari proses pengalaman dan bukan atribut dari perubahan atau pertumbuhan kondisi fisik yang diakibatkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan. Hasil belajar adalah perolehan siswa setelah mengikuti proses belajar dan perolehan tersebut meliputi tiga bidang kemampuan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (Bloom, 1974).
Di Indonesia, prestasi belajar identik dengan angka hasil dari pengukuran tes evaluasi belajar yang dituangkan dalam buku raport siswa. Perolehan nilai raport setiap siswa bergantung pada bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Proses belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu factor internal dan factor eksternal. Sejalan dengan hal tersebut, Natawidjaja (Sulistiana, 2009:5) mengemukakan bahwa:
Fackor internal dalam belajar adalah factor-faktor yang ada pada diri individu yang mencakup intelegensi, kepribadian, bakat, motivasi,
(16)
3
metode belajar, serta sikap dan kebiasaan belajar, sedangkan factor eksternal yang mempengaruhi proses belajar individu yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Intelegensi dan kepribadian merupakan faktor internal yang mempengaruhi proses belajar. Setiap siswa, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan memiliki intelegensi dan kepribadian yang berbeda, sehingga prestasi belajar yang dicapaipun berbeda pula. Penelitian ini membatasi kajian pada faktor intelegensi, prestasi dan kepribadian siswa.
Intelegensi dipandang sebagai factor penentu keberhasilan pencapaian prestasi siswa. Sejalan dengan hal ini, Dalyono (Djamarah, 2002:160) menyebutkan bahwa seorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah dalam belajar dan hasilnya cenderung baik, sebaliknya orang yang intelegensinya rendah (IQ-nya rendah), cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir, dan pencapaian prestasi yang rendah. Namun, tidak selamanya siswa yang memiliki IQ tinggi akan meraih prestasi yang tinggi di sekolah.
Berkaitan dengan hal itu, Moh. Surya (1979:114) mengemukakan bahwa siswa yang memiliki IQ yang tergolong tinggi tetapi ptrestasi belajarnya tergolong rendah adalah siswa berprestasi kurang atau dapat disebut juga sebagai siswa underachiever. Rimm (Del Siegle & McCoah, 2008) menyatakan bahwa
underachiever adalah suatu kondisi dimana siswa tidak dapat menampilkan
potensinya. Robinson (2006) mengatakan bahwa untuk dapat diklasifikasikan sebagai underachiever, kesenjangan antara potensi dan prestasi tersebut bukan merupakan hasil diagnosa kesulitan belajar (learning disability) dan terjadi secara menetap pada periode yang panjang. Underachiever adalah orang-orang yang memiliki prestasi tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Berkaitan dengan siswa underachiever, penelitian Sulistiana (2009:9) yang dilakukan terhadap 316 siswa kelas X di SMA 11 Bandung dengan membandingkan skor tes intelegensi dan nilai rata-rata raport dengan standar prestasi dari Silvia B. Rimm, ditemukan fakta bahwa 33,54% (106 siswa) disinyalir termasuk dalam kategori underachiever. Fakta tersebut menujukan
(17)
4
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa masih banyak siswa yang tidak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN 18 Bandung dengan membandingkan IQ dan nilai raport dengan kriteria prestasi yang dikemukakan oleh silvia B. Rimm dalam bukunya yang berjudul Why Bright
Kids Get Poor Grade, didapatkan data bahwa dari 412 siswa kelas XI SMAN 18
Bandung, terdapat 101 siswa yang memiliki IQ ≥ 120, 73.27% siswa atau 74 siswa memiliki IQ antara 120-129 termasuk pada kategori cerdas dan 26.73% siswa atau 27 siswa memiliki IQ ≥130. Sebanyak 17 siswa dari 74 siswa yang memiliki IQ 120-129 dan 20 siswa yang memiliki IQ ≥130 memiliki nilai rata-rata raport yang tidak mencapai kriteria prestasi seperti pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Kriteria Prestasi
Kategori IQ Tes prestasi Rata-rata
peringkat persentil stanines
Sangat dibawah rata-rat
Dibawah 80 0-15 1 atau 2 E 40
Dibawah rata-rata 80-89 16-29 3 D 50
Rendah rata-rata 90-94 30-44 4 C-65
Rata-rata 95-104 45-54 5 C 70
Diatas rata-rata 105-109 55-69 6 C +75
Lebih di atas rata-rata 110-119 70-79 7 B 80
Unggulan 120-129 80-89 8 B+, A – 90
Sangat unggul 130 + 90-99+ 9 A
Sumber: Why Bright Kids Get Poor Grades (2000:218)
Siswa underachiever memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri karena sifat dasar manusia yang unik. Keunikan siswa underachiever berada pada IQ mereka yang lebih tinggi dari siswa lain, namun prestasinya rendah atau tidak mencapai standar. Terkait dengan kekhasan dan keunikan, setiap manusia pasti memiliki kepribadian yang berbeda, khas dan unik antara satu individu dengan individu yang lain. Begitu pula pada siswa underachiever, setiap siswa memiliki kepribadian yang berbeda, khas dan unik, tidak identik dengan orang lain dan tidak dapat digantikan atau didistribusikan oleh orang lain.
Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan para ahli. Objek kajian
(18)
5
kepribadian adalah ͞human behavior͟, perilaku manusia, yang pembahasannya
terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut. Selain itu, kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat-sifat khas diri manusia yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan-bawaan sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.
Salah satu definisi kepribadian dikemukakan Gordon W.Allport (Yusuf & Juntika, 2008:4), yaitu kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri individu tentang system psikofisik yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya
Selain itu juga, Allport (Dahlan, 1982:67) mengklasifikasikan kepribadian menjadi tiga golongan, yaitu:
a) Kepribadian dipandang sebagai efek eksternal yang juga berkenaan dengan nilai perangsang sosial, yaitu penilaian dan kesan yang dinyatakan orang lain terhadap seseorang.
b) Kepribadian dipandang sebagai efek internal atau struktur internal yang dapat dirumuskan secara obyektif. Dipandangnya pribadi seseorang dipengaruhi dunia luar yang memiliki eksistensi tersendiri. Oleh karena itu kepribadian tidak akan tergantung pada persepsi orang lain.
c) Kepribadian dipandang sebagai konseptualisasi tingkah laku seseorang pada waktu tertentu secara terperinci, dan dapat diukur (positivist view).
Kepribadian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kepribadian berdasarkan hasil tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS). EPPS adalah alat tes untuk mengukur kepribadian seseorang yang dirancang oleh Edward. Edward (Cohen, Montague, Nathanson, & Swerdlik, 1988) menyusun EPPS dengan mengacu pada 20 kebutuhan yang diungkapkan oleh Murray. Edward memilih 15 kebutuhan dari 20 kebutuhan yang dirancang oleh Murray dan setiap item dirancang untuk menilai setiap kebutuhan tersebut.
Penelitian terkait kepribadian berdasarkan hasil tes EPPS adalah penelitian Kusmayadi (2011:177) tentang kecenderungan kepribadian yang
(19)
6
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Negeri di Kabupaten Sumedang berdasarkan program studi sekolah Tahun Ajaran 2010/2011 dan diungkap melalui alat tes EPPS, menghasilkan data seperti berikut:
1. Siswa kelompok unggul dan kelompok asor pada program studi IPA dibedakan oleh aspek kepribadian: achievement, intraception, endurance,
heterosexuality, dan aggression. Siswa kelompok unggul pada program
studi IPA cenderung tinggi pada aspek achievement, intraception, dan
endurance. Sedangkan siswa kelompok asor pada program studi IPA
cenderung tinggi pada aspek heterosexuality, dan aggression.
2. Siswa kelompok unggul dan kelompok asor pada program studi IPS dibedakan oleh aspek kepribadian deference, exhibition, intraception,
dominance, abasement, heterosexuality, dan aggression. Siswa kelompok
unggul pada program studi IPS cenderung tinggi pada aspek deference,
intraception, dan abasement. Sedangkan siswa kelompok asor pada
program studi IPS cenderung tinggi pada aspek exhibition, dominance,
heterosexuality, dan aggression.
3. Siswa kelompok unggul dan kelompok asor pada program studi Bahasa dibedakan oleh aspek kepribadian exhibition, affiliation, dan change. Siswa kelompok unggul pada program studi Bahasa cenderung tinggi pada aspek affiliation, dan change. Sedangkan siswa kelompok asor pada program studi Bahasa cenderung tinggi pada aspek exhibition.
Penelitian lain tentang kepribadian berdasarkan hasil tes EPPS adalah penelitian Herni Siti Febianti (2010:86-87, dalam Kusmayadi, 2011:4).
a. Siswa yang berada pada kluster I memiliki kecenderungan dalam aspek kepribadian Exhibition(50.27), Autonomy(50.21), Affiliation(51.21),
Intraception(51.29), Dominance(50.85), Nurturance(50.12), dan
Change (50.42).
b. Siswa yang berada pada kluster II memiliki kecenderungan dalam aspek kepribadian Autonomy(50.00), Affiliation(50.43), Intraception(50.03),
Dominance(50.21), Change (50.35), Heterosexuality(50.89),
danAggression(50.98).
c. Siswa yang berada pada kluster III memiliki kecenderungan dalam aspek kepribadian Deference (50.13), Order(50.63), Exhibition(50.09),
Autonomy(50.15), Intraception(50.10), Abasement(50.91), Nurturance(50.35), danEndurance(50.92).
d. Siswa yang berada pada kluster IV memiliki kecenderungandalam aspek kepribadian Achievement (50.96), Deference (50.99),
Order(51.22), Succorance(50.73), Endurance(50.31), dan
Aggression(50.45).
Dari penelitian di atas disebutkan kecenderungan-kecenderungan kepribadian yang dimiliki siswa dalam empat klasifikasi kluster sekolah. Setiap kluster sekolah menunjukkan perbedaan kecenderungan
(20)
7
kepribadian yang signifikan. Hal itu menunjukkan bahwa kepribadian seseorang mempengaruhi prestasi seseorang.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, dibutuhkan penelitian tentang karakteristik kepribadian siswa underachiever berdasarkan data hasil tes EPPS. Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan pada kepribadian berdasarkan data hasil tes Edward personal Preference Schedule (EPPS) terhadap siswa
underachiever.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Pada dasarnya kepribadian seseorang itu relative konstan. Kepribadian pun memiliki corak perilaku, sehingga menimbulkan kecenderungan-kecenderungan berperilaku. Kecenderungan kepribadian itu ternyata bisa membentuk dan/atau mempengaruhi proses belajar seseorang, sehingga terkait dengan hasil belajar atau prestasi belajar seseorang.
Prestasi belajar berkaitan erat dengan siswa underachiever. Fenomena yang terjadi di sekolah terkait dengan siswa underachiever berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah adalah terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar pencapaian prestasi yang seharusnya dicapai oleh siswa. Standar ini dikemukakan oleh Silvia B. Rimm dalam bukunya yang berjudul
Why Bright Kids Get Poor Grade seperti pada tabel 1.1. Sebanyak 20 siswa
kelas XI yang memiliki IQ ≥130, dan sebanyak 17 siswa dari 74 siswa yang memiliki IQ 120-129 tidak mencapai standar prestasi tersebut.
Untuk mengetahui karakteristik kepribadian siswa underachiever, dapat mengacu pada hasil tes psikologis dengan menggunakan tes Edward Personal
Preference Schedule (EPPS), yang dianalisis berdasarkan jenis kelamin siswa underachiever, program studi dan klasifikasi IQ.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum siswa underachiever kelas XI di SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014?!
(21)
8
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana gambaran karakteristik kepribadian siswa underachiever kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 berdasarkan hasil tes EPPS?!
3. Bagaimana implikasinya terhadap layanan Bimbingan dan Konseling?!
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana karakteristik kepribadian siswa underachiever. Kemudian tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengungkap:
1. Gambaran umum siswa underachiever kelas XI di SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.
2. Gambaran karakteristik kepribadian siswa underachiever kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 berdasarkan hasil tes EPPS.
3. Implikasinya terhadap layanan Bimbingan dan Konseling.
D. Manfaat Penelitian 1. Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah memberikan masukan pada pihak sekolah mengenai siswa underachiever, gambaran karakteristik kepribadian siswa underachiever, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan, sehingga dapat dijadikan acuan merancang proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa undeachiever.
2. Guru Bimbingan dan konseling
Manfaat penelitian ini bagi Guru Pembimbing adalah untuk dijadikan sebagai dasar dalam pemberian bantuan terhadap siswa underachiever, baik dalam pembuataan program bimbingan dan konseling maupun dalam pembuatan satuan layanan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh siswa underachiever.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Manfaat penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai rujukan untuk meneliti permasalahan-permasalahan terkait keperibadian siswa dan siswa
(22)
9
underachiever. Peneliti selanjutnya dapat meneliti aspek lain terkait kepribadian
siswa underachiever dalam jenjang pendidikan yang lain.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab antara lain : BAB I mengungkapkan latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sitematika penulisan. BAB II terdiri atas teori-teori yang berhubungan karakteristik kepribadian siswa underachiever. BAB III terdiri atas lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional variable, instrument penelitian, pengumpulan data dan langkah-langkah pengolahan dan analisis data. BAB IV dilaporkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan. BAB V diuraikan simpulan dan rekomendasi.
(23)
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung pada Tahun Ajaran 2013-2014. Sekolah ini berada di Jalan Madesa No 18 Bandung.
2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakrteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2013:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 18 Bandung yang memiliki IQ ≥120 namun memiliki preatasi belajar yang rendah dan termasuk pada kategori siswa underachiever. Hal ini didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang menunjukan bahwa terdapat siswa yang memiliki IQ yang tinggi (≥120), namun memiliki rata-rata nilai raport yang tidak sesuai dengan kriteria prestasi dari Silvia B. Rimm (2000:218) dalam bukunya yang berjudul “Why Bright Kids Get Poor Grade”.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014, dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Kelas XI masih menggunakan kurikulum lama, belum menggunakan kurikulum 2013, sehingga lebih memudahkan dalam pengolahan data prestasi.
b. Siswa kelas XI memiliki hasil psikotes dan nilai Raport kelas X dan Semester ganjil, kelas XI dijadikan sampel dengan pertimbangan data yang diperoleh lebih dapat dipertanggung jawabkan.
Berdasarkan data IQ didapatkan data bahwa dari 412 siswa kelas XI SMAN 18 Bandung, terdapat 101 siswa yang memiliki IQ di atas 120, 73.27%
(24)
43
siswa atau 74 siswa memmiliki IQ antara 120-129 termasuk pada kategori cerdas dan 26.73% siswa atau 27 siswa memiliki IQ ≥130 termasuk pada kategori sangat cerdas. Setelah membandingkan rata-rata nilai raport dengan kriteria prestasi dari Rimm, dari 74 siswa yang memiliki IQ antara 120-129 terdapat 17 siswa yang memiliki nilai raport tidak sesuai dengan kriteria prestasi dari Rimm sehingga termasuk pada kategori underachiever. Kemudian dari 27 siswa yang memiliki IQ ≥130, 20 siswa memiliki nilai raport yang tidak sesuai dengan kriteria prestasi sehingga termasuk pada kategori underachiever. Total jumlah siswa yang memiliki IQ ≥120 yang termasuk dalam kategori siswa underachiever adalah 37
siswa dan siswa-siswa tersebut merupakan populasi dalam penelitian ini. b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Sampel penelitian dalam penelitian ini ditentukan melalui teknik purposive sampling. Menurut Sugiono (2013:68) Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (2010:33) mengungkapkan bahwa teknik purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal.
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 18 Bandung yang termasuk kedalam siswa underachiever. Kriteria siswa underachiever dalam penelitian ini siswa yang memiliki kesenjangan antara skor IQ dengan prestasi belajar yang diraih, mengacu pada kriteria prestasi yang dikemukakan oleh Silvia. B. Rim dalam bukunya yang berjudul “Why Bright Kids Get Poor Grade”.
Setelah membandingkan rata-rata nilai raport dengan kriteria prestasi dari Rimm, didapatkan data bahwa dari 74 siswa yang memiliki IQ antara 120-129 terdapat 17 siswa yang memiliki nilai raport tidak sesuai dengan kriteria prestasi dari Rimm sehingga termasuk pada kategori underachiever. Kemudian dari 27 siswa yang memiliki IQ ≥130, 20 siswa memiliki nilai raport yang tidak sesuai dengan kriteria prestasi sehingga termasuk pada kategori underachiever. Total jumlah siswa yang memiliki IQ ≥120 yang termasuk dalam kategori siswa
(25)
44
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
underachiever adalah 37 siswa dan diputuskan bahwa semua siswa underachiever
akan dijadikan sampel penelitian.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang berisi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sitematis. Selain itu juga pengumpulan data penelitian berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013:13). Pendekatan ini digunakan untuk mengolah data gambaran umum karakteristik kepribadian siswa
underachiever.
Dalam pendekatan kuantitatif, Cresswell (Emzir, 2008:21) mengemukakan bahwa terdapat beberapa disain penelitian yang dapat digunakan, diantaranya adalah disain eksperimental dan disain non-eksperimental. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain non-eksperimental. Dalam praktiknya, penelitian ini memusatkan perhatian pada penggeneralisasian dari suatu sampel ke populasi melalui berbagai teknik pengumpulan data. Desain penelitian non-eksperimental memiliki beberapa metode penelitian salah satunya adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif (descriptive reaserch) adalah metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pada saat ini atau pada saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel- variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya (Sukmadinata, 2008:54). Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang
(26)
45
berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia (Septiawan, 2011:17).
C. Definisi Operasional Variabel
Variable dalam penelitian ini adalah karakteristik kepribadian dan siswa
underachiever.
1. Kepribadian
Menurut Murray (Ehan, 2012:4), Kepribadian adalah sebuah formulasi yang didasarkan baik pada perilaku yang teramati dan pada faktor-faktor yang sekarang hanya dapat disimpulkan dari apa yang diamati. Kepribadian harus merefleksikan tidak hanya elemen perilaku bertahan dan berulang, namun juga harus merefleksikan apa yang unik dan asing. Kepribadian harus merefleksikan keaktifan orang selama rentang hidupnya, baik masa lalu, sekarang dan masa depannya.
Murray menggunakan konsep kebutuhan dalam teori kepribadiannya. Konsep kebutuhan ini digunakan untuk menjelaskan motivasi dan arah perilaku (Schultz, 2005:200). Murray (1938; dalam Cherry, 2014) [Online] menggambarkan kebutuhan sebagai, "potensi atau kesiapan untuk merespon dengan cara tertentu dalam keadaan tertentu diberikan". Teori kepribadian berdasarkan kebutuhan dan motif menunjukkan bahwa kepribadian adalah refleksi dari perilaku yang dikendalikan oleh kebutuhan. Beberapa kebutuhan bersifat sementara dan berubah, kebutuhan lain yang lebih mendalam dan menetap dalam diri individu. Menurut Murray, kebutuhan-kebutuhan psikogenik berfungsi sebagian besar pada t ingkat bawah sadar, tapi memainkan peran utama dalam kepribadian (Cherry, 2014) [Online].
Pada penelitiannya, Murray memformulasikan 20 kebutuhan. Tidak semua orang memilikinya namun ada pula yang mengalami semua kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan mendukung kebutuhan lain dan beberapa kebutuhan lain saling menentang. (Murray, 1938:144; dalam Schultz, 2005:200).
Allen C. Edward memodifikasi 20 kebutuhan Murray menjadi 15 variabel kebutuhan (needs) yang dipandang sebagai variabel kepribadian. Lima belas variabel needs tersebut disajikan dalam inventori Edward Personal Preference
(27)
46
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Schedule (EPPS). Adapun variabel- variabel kepribadian yang dimaksud adalah
sebagai berikut (M.D. Dahlan, 1982:107-112):
a. Achievement (Ach) atau berprestasi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk berusaha mencapai hasil sebaik mungkin, melaksanakan tugas yang menurut keterampilan tugas dan usaha, dikenal otoritasnya, mengerjakan tugas yang sangat berarti, mengerjakan pekerjaan yang sulit sebaik mungkin, menyelesaikan masalah yang rumit-rumit, dan ingin mengerjakan sesuatu lebih baik dari yang lain.
b. Deference (Def) atau hormat, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, mengikuti perintah dan mengerjakan apa yang di harapkan orang lain, memberikan hadiah kepada orang lain, memuji hasil pekerjaan orang lain, menerima kepemimpinan orang lain, membaca tentang orang-orang besar, menyesuaikan diri pada kebiasaan dan menghindar dari yang tidak biasa, menyerahkan kepada orang lain untuk mengambil keputusan.
c. Order (Ord) atau teratur, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk memiliki pekerjaan tetap rapih dan teratur, membuat rencana sebelum membuat tugas yang sulit, menunjukan keteraturan dalam berbagai hal, memelihara segala sesuatu tetap raph dan teratur, memperinci pekerjaan secara teratur, menyimpan surat dan arsip berdasarkan sitem tertentu, makan dan minum secara teratur.
d. Exhibition (Exh) atau eksibisi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk memperlihatkan diri agar menjadi perhatian orang, menceritakan keberhasilan diri, menggunakan kata-kata yang tidak dipahami orang lain, bertanya yang tidak akan terjawab orang lain, menceritakan pengalaman diri yang membahayakan, menceritakan hal-hal yang menggelikan.
e. Autonomy (Aut) atau otonomi, yaitu kebutuhan atau doronga n untuk menyatakan kebebasan diri untuk berbuat apapun atau mengatakan apapun, bebas mengambil keputusan, melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan orang lain, menghindari situasi yang menuntut, penyesuaian diri, melakukan
(28)
47
sesuatu tanpa menghargai pendapat orang lain, dan menghindari tanggung jawab.
f. Affiliation (Aff) atau affiliasi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok kawan, mengerjakan sesuatu untuk kawan, membentuk persahabatan baru, membuat kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, akrab dengan kawan, menulis surat persahabatan.
g. Intraception (Int) atau intrasepsi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk menganalis motif dan perasaan sendiri, mengamati orang lain untuk memahami bagaimana perasaan orang lain, menempatkan diri ditempat orang lain, menilai orang lain dengan mencoba memahami latar belakan tingkah lakunya dan bukan apa yang dilakukanya, menganalisis tingkah laku orang lain, menganalisis motif- motif tingakah laku orang lain, dan meramalkan apa yang akan dilakukan orang lain.
h. Succorance (Suc) atau berlindung, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk mengharapkan bantuan orang lain apabila berada dalam kesulitan, mencari dukungan dari orang lain, mengaharapkan orang lain berbaik hati kepadanya, mengharapkan simpati dari orang lain dan memahami masalah pribadinya, menerima belai kasih saying orang lain, mengharapkan bantuan orang lain disaat dirinya tertekan, mengharapkan dimaafkan orang lain apabila dirinya sakit.
i. Dominance (Dom) atau dominan, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk membantah pendapat orang lain, ingin menjadi pemimpin kelompoknya, ngin dipandan sebagai pemimpin orang lain, ingin selalu terpilih sebagai pemimpin, mengambil keputusan dengan mengatasnamakan kelompok, menetapkan persetujuan secara sepihak, membujuk dan mempengaruhi orang lain agar mau mengerjakan yang ia inginkan, mengawasi dan mengarahkan kegiatan yang lain, mendiktekan apa yan harus dikerjakan orang lain.
j. Abasement (Aba) atau merendah, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk merasa berdosa apbila berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang
(29)
48
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lain, merasa perlu mendapat hukuman apabila berbuat keliru, merasa lebih baik menghindar dari perkelahian, merasa lebih baik menyatakan pengakuan akan kekeliruanya, merasa rendah diri dalam berhadapan dengan orang lain. k. Nurturance (Nur) atau memberi bantuan, yaitu kebutuhan atau dorongan
untuksenang menolong kaean yang kesulitan, membantu yang kurang beruntung, memperlakukan orang lain dengan baik, dan simpatik, memaafkan orang lain, menyenangkan orang lain, berbaik hati kepada orang lain, memberikan rasa simpatik kepada yang terluka atau sakit, memperlihatkan kasih saying kepada orang lain.
l. Change (Chg) atau perubahan, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk menggaraphal- hal yang baru, berkelana, menemui kawan baru, mengalami peristiwa baru dan berbuah dari pekerjaan yang rutin, makan di tempat yang berbeda-beda, mencoba berbagai jenis pekerjaan, senang berpindah-pindah tempat, berpartisi pasi dalam kebiasaan baru.
m. Endurance (End) atau ketekunan, yaitu kebutuhan atau dorongan untukterpaku pada suatu pekejaan hingga selesai, merampungkan pekerjaan yang telah dipegangnya, bekerja keras pada suatu tugas tertentu, terpaku pada penyelesaian masalah atau teka-teki, terpaku pada suatu pekerjaan dan tidak akan diganti sebelum selesai, tidur larut malam untuk menyelesaikan pekerjaan yang dihadapinya, tekun menghadapi pekerjaan tanpa menyimpang, menghindari segala sesuatu yang dapat menyimpangkanya dari tugas.
n. Heterosexuality (Het) atau heterosexualitas, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk berpergian dengan kelompok yang berlawanan jenis kelamin, melibatkan diri dalam kegiatan yang berlawanan jenis kelamin, jatuh cinta pada jenis kelamin lain, mengagumi bentuk tubuh jenis kelamin lain, berpartisipasi dalam diskusi tentang seks, membaca buku dan bermain yang melibatkan masalah seks, mendengarkan atau menyampaikan cerita lucu tentang seks.
o. Aggression (Agg) atau agresi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda, menyampaikan pandanganya tentang
(30)
49
jalan pikiran orang lain, melukai perasaan orang lain, membaca surat kabar tentang perkosaan.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, yang dimaksud dengan kepribasian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebuah formulasi yang didasarkan baik pada perilaku yang teramati dan pada faktor-faktor yang sekarang hanya dapat disimpulkan dari apa yang diamati. Kepribadian harus merefleksikan tidak hanya elemen perilaku bertahan dan berulang, namun juga harus merefleksikan apa yang unik.
b. Kepribadian adalah refleksi dari perilaku yang dikendalikan oleh kebutuhan. Beberapa kebutuhan bersifat sementara dan berubah, kebutuhan lain yang lebih mendalam dan menetap dalam diri individu.
c. Aspek-aspek kepribadian ini dapat diungkap dengan menggunakan 15 needs dalam tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS).
2. Siswa Underachiver
Rimm (Del Siegle & McCoah, 2008) menyatakan bahwa underachiever adalah suatu kondisi di mana siswa tidak dapat menampilkan potensinya. Reis dan McMoach (Robinson, 2006) mendefinisikan underachievement sebagai
kesenjangan akut antara potensi prestasi (expected achievement) dan prestasi yang diraih (actual achievement). Menurut Peters & VanBoxtel (1999).
underachievement dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara skor tes
inteligensi (IQ) dan hasil yang diperoleh siswa di sekolah yang diukur dengan tingkatan kelas dan hasil evaluasi mengajar dari guru.
Moh. Surya (1979:110) mengidentikkan istilah underachiever dengan istilah siswa berprestasi kurang. Siswa yang tergolong berprestasi kurang adalah yang memiliki potensi tergolong tinggi tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah atau di bawah dari seharusnya dapat dicapai. Jadi prestasinya masih kurang dari yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan potensinya.
Muhammad Surya (1979:116) mengemukakan bahwa untuk mengidentifikasi siswa underachiever terlebih dahulu ditetapkan karakteristik potensi dan prestasi.
(31)
50
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Untuk potensi pada umumnya berdasarkan hasil tes intelegensi denga n menggunakan skor IQ
2) Kerekteristik prestasi dinyatakan dalam bentuk tingkatan (grade). Untuk prestasi secara keseluruhan dinyatakan dalam bentuk nilai pukul rata-rata dalam bentuk nilai komposit dari setiap bidang studi yang dipandang mewakili prestasi.
Muhammad Surya (1979:117) mengemukakan bahwa pada umumnya prosedur yang ditempuh untuk mengidentifikasi siswa underachiever adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi dengan mengelompokkan siswa yang sama taraf potensinya, kemudian membandingkan prestasi belajarnya. Jadi, terlebih dahulu harus mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi yang tergolong tinggi, dan setelah itu dibandingkan dengan prestasi belajarnya.
2) Identifikasi dengan membandingkan presentil potensi dan presentil prestasi. Siswa underachiever adalah mereka yang memiliki presentil prestasi lebih rendah dibandingkan dengan presentil potensi.
Silvia B Rimm (2000:218) mengemukakan kriteria siswa underachiever dengan membandingkan skor IQ yang dimiliki siswa dengan prestasi akademik yang diperoleh dari nilai rata-rata raportnya. Adapun batasan yang digunakan untuk membatasi luasnya underachiever pada siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Prestasi Siswa
Kategori IQ Tes prestasi Rata-rata
peringkat Persentil Stanines
Sangat dibawah rata-rata Dibawah 80 0-15 1 atau 2 F 40
Dibawah rata-rata 80-89 16-29 3 D 50
Rendah rata-rata 90-94 30-44 4 C-65
Rata-rata 95-104 45-54 5 C 70
Diatas rata-rata 105-109 55-69 6 C +75
Lebih di atas rata-rata 110-119 70-79 7 B 80
Unggulan 120-129 80-89 8 B+, A – 90
Sangat unggul 130 + 90-99+ 9 A
Sumber: Silvia B. Rimm (2000:218)
Berdasarka apa yang telah dipaparkan sebelumnya, langkah-langkah untuk menentukan siswa underachiever dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(32)
51
1) Memilih siswa-siswa yang memiliki tingkat intelegensi atau IQ yang tergolong tinggi.
2) Mengumpulkan data prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah data nilai raport yang kemudian dirata-ratakan.
3) Membandingkan skor IQ dan nilai rata-rata raport siswa dengan ksriteria prestasi dari Rimm untuk menentukan siswa underachiever. Penentuan siswa underachiever ini didasarkan pada kriteria prestasi dari Silvia B. Rimm pada tabel 3.1.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan data yang didapatkan dari hasil psikotes khususnya hasil tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS). Tes EPPS ini dijadikan sebagai instrument penelitian untuk mengungkap gambaran umum kepribadian pada siswa underachiever dengan mendeskripsikan kelima belas aspek yang terdapat didalamnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumentasi. Teknik ini digunakan karena dalam penelit ian ini membutuhkan data-data seperti data Nilai raport, data IQ dan data hasil tes EPPS, dan semua data tersebut sudah ada di sekolah sehingga tidak perlu menggunakan teknik angket untuk mengumpulkan data.
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari dan melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data meliputi data IQ siswa, data nilai raport dan data hasil test Edward Personal Preference Schedule (EPPS). Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Meminta izin kepada Kepala SMAN 18 Bandung untuk melaksanakan penelitian di SMAN 18 Bandung.
(33)
52
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menghubungi Guru- guru BK SMAN 18 Bandung untuk mendapatkan data IQ dan data nilai raport siswa kelas XI untuk menentukan siswa
underachiever.
3. Meminta data hasil test Edward Personal Preference Schedule (EPPS) siswa kelas XI.
4. Menentukan siswa underachiever untuk dijadikan sampel penelitian dengan cara mengambil rata-rata nilai rapot yang kemudian dibandingkan dengan kritesia prestasi dari Silvia B. Rimm berdasarkan IQ siswa.
5. Meminta rekomendasi siswa yang termasuk siswa underachiever kepada guru Bimbingan dan Konseling.
6. Mengumpulkan data hasil tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS) dari siswa yang dijadikan sampel penelitian.
F. Langkah-langkah Pengolahan dan Analisis Data
Adapun langkah- langkah pengolahan data yang dilakukan untuk mengetahui siswa underachiever adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pengolahan data adalah mengidentifikasi nilai raport yang tidak memenuhi standar dengan cara membandingkan nilai raport semester 1, semester 2 dan semester 3 dengan kriteria prestasi yang dikemukakan oleh Silvia B. Rimm berdasarkan IQ siswa.
2. Melakukan analisis terhadap nilai raport setiap semester untuk mengetahui jenis underachiever dan pada mata pelajaran apa saja siswa terindikasi sebagai siswa underachiever.
3. Setelah sampel siswa underachiever didapatkan, kemudian disiapkan data hasil tes EPPS dari setiap siswa yang dijadikan sampel.
4. Melakukan analisis terhadap data hasil tes EPPS dari siswa yang dijadikan sampel, melakukan analisis secara umum dengan mencari rata-rata skor secara umum dan menganalisis data hasil tes EPPS terhadap siswa
(34)
53
5. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan program studi siswa underachiever.
6. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan klasifikasi IQ siswa underachiever.
7. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan jenis kelamin sisa
(35)
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pertanyaan penelitian, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dibawah ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari penelitian ini berikut merupakan beberapa kesimpulan yang diperoleh;
1. Siswa underachiever di kelas XI SMAN 18 bandung Tahun Ajaran 2013-2014 terdiri dari siswa yang memiliki IQ 120-129 dan siswa yang
memiliki IQ ≥130. Siswa yang terindikasi sebagai siswa underachiever
terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Dari semua siswa yang terindikasi sebagai siswa underachiever, siswa dengan IQ ≥130 yang lebih banyak tidak mencapai kriteria prestasi.
2. Secara umum, kepribadian siswa underachiever dilihat dari hasil tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS) menunjukan bahwa beberapa aspek kepribadian siswa underachiever kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 tergolong tinggi, terdapat kecenderungan dalam aspek eksibisi, otonomi dan afiliasi yang tinggi, aspek agresi yang rendah serta aspek berprestasi yang tergolong sedang namun cenderung mengarah pada kategori rendah. Kemudian, untuk lebih spesifik, dilakukan analisis berdasarkan program studi IPA dan IPS, berdasarkan tingkatan IQ, dan berdasarkan jenis kelamin yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS khususnya pada aspek eksibisi, siswa kelas IPA dan siswa
underachiever yang memiliki IQ≥130 memiliki aspek eksibisi yang lebih tinggi dari kelas IPS dan siswa underachiever yang memiliki IQ 120-129. Aspek Perubahan pada siswa underachiever perempuan lebih tinggi dari siswa underachiever laki-laki.
(36)
85
3. Implikasi dari hasil penelitian ini bagi layanan bimbingan dan konseling di sekolah khususnya bagi siswa underachiever kelas XI SMAN 18 bandung Tahun Ajaran 2013-2014 adalah sebagai tahapan needs asessment terhadap siswa underachiever. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan layana bimbingan dan konseling untuk membantu siswa underachiever berdasarkan pada aspek kepribadian yang cenderung dimunculkan oleh siswa berdasarkan pengelompokkan program studi, pengelompokkan IQ dan jenis kelamin.
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu siswa
underachiever untuk meningkatkan motivasi berprestasi sehingga siswa underachiever dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu, guru
bimbingan dan konseling dapat membuat sebuah layanan bimbingan dan konseling untuk membantu mengarahkan aspek berprestasi, eksibisi, otonomi, afiliasi dan aspek perubahan pada siswa underachiever kelas XI SMAN 18 Bandung.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian yang lebih spesifik mengenai kepribadian siswa underachiever seperti korelasi antara aspek kepribadian dengan prestasi belajar siswa underachiever, kontribusi kepribadian terhadap prestasi belajar siswa underachiever dan sebagainya.
(37)
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Satwika Rahing. 2008. Pengaruh Motivasi dan Kebiasaan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi.
Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi. UPI Bandung: Tidak ditrbitkan.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Cherry. Kendra. 2014. Murray's Theory of Psychogenic Needs. [Online] Tersedia : http://psychology.about.com
Cohen, R. J., Montague, P., Nathanson, L. S., & Swerdlik, M. E. 1988.
Psychological Testing: An Introduction to Tests and Measurements.
Mountain View, CA: Mayfield Publishing Co.
Dahlan, M. Djawad. 1982. Ciri-ciri Kepribadian Siswa SPG Negeri di Jawa
Barat Dikaitkan dengan Sikapnya Terhadp Jabatan Guru. Disertasi PPS
IKIP Bandung: Tidak Diterbitkan.
Del Siegle & McCoah, DB. 2008. Understanding Underachievement: Recent
Research on Underachievement. www.aare.edu.au
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.
Ehan. 2012. Personologi Murray. [Online] Tersedia : http//file.upi.edu/direktori/FIP/JUR_PEND._LUAR_BIASA
Forqon. 2011. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Puspitawati, Herien. 2013. Konsep, Teori dan Analisis Gender. Bogor: PT IPB Press
Khuza’i, Mohammad. 2013. Problem Definisi Gender Kajian atas Konsep Nature dan Nurture. [Online] tersedia dalam https://www.academia.edu Kusmayadi, Mohamad Agus. 2011. Profil Kepribadian Siswa Berprestasi
Unggul dan Asor Berdasarkan Program Studi Sekolah Menengah Atas.
(Studi Deskriptif Terhadap Hasil Tes EPPS Siswa Berprestasi Unggul dan Asor Kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
(38)
Martino, Wayne. 2008. Boys Underachievement: Which Boys Are We Talking
About?. Ontario: The Literacy and Numeracy Secretariat. Research
Monograph #12.
Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mularsih, Heni. 2010. Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum (UPT MKU), Universitas Tarumanagara. (Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1 Juli 2010:65-74)
Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung:PT. Refika Aditama.
Peters. WA, VanBoxtel. HW. 1999. Irregular Error Pattern in Raven 's
Standar Progressive Matrices: A Sign Of Underachievement In Testing Situation?. High ability studies Vol 10, No. 2,
Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Puspitawati, Herien. 2012. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di
Indonesia. Bogor: PT IPB Press
Rimm, Sylvia B. 2000. Why Bright Kids Poor Grades. Mengapa Anak Pintar
Mendapat Niali Buruk. New York: Crown Publishing Group; Jakarta:
Grasindo.
Rimm, Silvia. B. 1986. Underachievement Syndrome Cause and Curse.
Watertown: Apple Publishing
Robinson, Linda. 2006. Combining Achievement Barriers for Adolescent
Underachieving Learners. Journal of Cognitive Affective Learning, 2(2)
(Spring 2006), 27-32 (dalam www.jcal.emory.edu)
Sabaruddin, Malik. 2013. Sekilas Teori gender dan Feminisme. [Online] Tesedia dalam www.kesehatan.kompasiana.com
Schultz. Duane P. 2005 Theory of Personality. Florida : Wadsworth, Thomson Learning.
Septiawan, Taofiq. 2011. Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Profil Gaya Belajar dalam Meningkatkan Prestasi Belajar. Skripsi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
(39)
Sandy Suwardi Suherman, 2014
Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siegle, Del & McCoah, DB. 2008. Understanding Underachievement: Recent
Research on Underachievement.www.aare.edu.au
Sugiono. 2013. Metode penelitian pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suherman, Uman. 2009. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung. Rizqi Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Diterbitkan atas Kerjasama Program Pascasarjana UPI dengan Remaja Rosdakarya.
Sulistiana, Dewang. 2009. Program Bimbingan Bagi Siswa Underachiever. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Surya.M. 1979. Pengaruh Faktor-faktor Non-intelektual terhadap Gejala
Berprestasi Kurang. Disertasi pada FPS IKIP Bandung:Tidak diterbitkan.
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya
Trismulyanti. 2012. Program Bimbingan Pribadi Social Berdasarkan Profil
Ciri-ciri Kepribadian Siswa SMA. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Windasari, M. 2010. Teori dan Konsep Gender. [Online] Tesedia dalam
www.repository.usu.ac.id
Yusuf, Syamsu & Nurikhsan, Juntika. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: Renaja Rosda Karya
(1)
53
5. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan program studi siswa underachiever.
6. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan klasifikasi IQ siswa underachiever.
7. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan jenis kelamin sisa underachiever.
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pertanyaan penelitian, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dibawah ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari penelitian ini berikut merupakan beberapa kesimpulan yang diperoleh;
1. Siswa underachiever di kelas XI SMAN 18 bandung Tahun Ajaran 2013-2014 terdiri dari siswa yang memiliki IQ 120-129 dan siswa yang memiliki IQ ≥130. Siswa yang terindikasi sebagai siswa underachiever terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Dari semua siswa yang terindikasi sebagai siswa underachiever, siswa dengan IQ ≥130 yang lebih banyak tidak mencapai kriteria prestasi.
2. Secara umum, kepribadian siswa underachiever dilihat dari hasil tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS) menunjukan bahwa beberapa aspek kepribadian siswa underachiever kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 tergolong tinggi, terdapat kecenderungan dalam aspek eksibisi, otonomi dan afiliasi yang tinggi, aspek agresi yang rendah serta aspek berprestasi yang tergolong sedang namun cenderung mengarah pada kategori rendah. Kemudian, untuk lebih spesifik, dilakukan analisis berdasarkan program studi IPA dan IPS, berdasarkan tingkatan IQ, dan berdasarkan jenis kelamin yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS khususnya pada aspek eksibisi, siswa kelas IPA dan siswa underachiever yang memiliki IQ≥130 memiliki aspek eksibisi yang lebih tinggi dari kelas IPS dan siswa underachiever yang memiliki IQ 120-129. Aspek Perubahan pada siswa underachiever perempuan lebih tinggi dari siswa underachiever laki-laki.
(3)
85
3. Implikasi dari hasil penelitian ini bagi layanan bimbingan dan konseling di sekolah khususnya bagi siswa underachiever kelas XI SMAN 18 bandung Tahun Ajaran 2013-2014 adalah sebagai tahapan needs asessment terhadap siswa underachiever. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan layana bimbingan dan konseling untuk membantu siswa underachiever berdasarkan pada aspek kepribadian yang cenderung dimunculkan oleh siswa berdasarkan pengelompokkan program studi, pengelompokkan IQ dan jenis kelamin.
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu siswa underachiever untuk meningkatkan motivasi berprestasi sehingga siswa underachiever dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu, guru bimbingan dan konseling dapat membuat sebuah layanan bimbingan dan konseling untuk membantu mengarahkan aspek berprestasi, eksibisi, otonomi, afiliasi dan aspek perubahan pada siswa underachiever kelas XI SMAN 18 Bandung.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian yang lebih spesifik mengenai kepribadian siswa underachiever seperti korelasi antara aspek kepribadian dengan prestasi belajar siswa underachiever, kontribusi kepribadian terhadap prestasi belajar siswa underachiever dan sebagainya.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Satwika Rahing. 2008. Pengaruh Motivasi dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi. Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi. UPI Bandung: Tidak ditrbitkan. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Cherry. Kendra. 2014. Murray's Theory of Psychogenic Needs. [Online] Tersedia : http://psychology.about.com
Cohen, R. J., Montague, P., Nathanson, L. S., & Swerdlik, M. E. 1988. Psychological Testing: An Introduction to Tests and Measurements. Mountain View, CA: Mayfield Publishing Co.
Dahlan, M. Djawad. 1982. Ciri-ciri Kepribadian Siswa SPG Negeri di Jawa Barat Dikaitkan dengan Sikapnya Terhadp Jabatan Guru. Disertasi PPS IKIP Bandung: Tidak Diterbitkan.
Del Siegle & McCoah, DB. 2008. Understanding Underachievement: Recent Research on Underachievement. www.aare.edu.au
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta. Ehan. 2012. Personologi Murray. [Online] Tersedia :
http//file.upi.edu/direktori/FIP/JUR_PEND._LUAR_BIASA Forqon. 2011. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Puspitawati, Herien. 2013. Konsep, Teori dan Analisis Gender. Bogor: PT IPB Press
Khuza’i, Mohammad. 2013. Problem Definisi Gender Kajian atas Konsep Nature dan Nurture. [Online] tersedia dalam https://www.academia.edu Kusmayadi, Mohamad Agus. 2011. Profil Kepribadian Siswa Berprestasi Unggul dan Asor Berdasarkan Program Studi Sekolah Menengah Atas. (Studi Deskriptif Terhadap Hasil Tes EPPS Siswa Berprestasi Unggul dan Asor Kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
(5)
Martino, Wayne. 2008. Boys Underachievement: Which Boys Are We Talking About?. Ontario: The Literacy and Numeracy Secretariat. Research Monograph #12.
Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mularsih, Heni. 2010. Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jakarta Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum (UPT MKU), Universitas Tarumanagara. (Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1 Juli 2010:65-74)
Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung:PT. Refika Aditama.
Peters. WA, VanBoxtel. HW. 1999. Irregular Error Pattern in Raven 's Standar Progressive Matrices: A Sign Of Underachievement In Testing Situation?. High ability studies Vol 10, No. 2,
Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Puspitawati, Herien. 2012. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia. Bogor: PT IPB Press
Rimm, Sylvia B. 2000. Why Bright Kids Poor Grades. Mengapa Anak Pintar Mendapat Niali Buruk. New York: Crown Publishing Group; Jakarta: Grasindo.
Rimm, Silvia. B. 1986. Underachievement Syndrome Cause and Curse. Watertown: Apple Publishing
Robinson, Linda. 2006. Combining Achievement Barriers for Adolescent Underachieving Learners. Journal of Cognitive Affective Learning, 2(2) (Spring 2006), 27-32 (dalam www.jcal.emory.edu)
Sabaruddin, Malik. 2013. Sekilas Teori gender dan Feminisme. [Online] Tesedia dalam www.kesehatan.kompasiana.com
Schultz. Duane P. 2005 Theory of Personality. Florida : Wadsworth, Thomson Learning.
Septiawan, Taofiq. 2011. Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Profil Gaya Belajar dalam Meningkatkan Prestasi Belajar. Skripsi jurusan
(6)
Siegle, Del & McCoah, DB. 2008. Understanding Underachievement: Recent Research on Underachievement.www.aare.edu.au
Sugiono. 2013. Metode penelitian pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suherman, Uman. 2009. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung. Rizqi Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Diterbitkan atas Kerjasama Program Pascasarjana UPI dengan Remaja Rosdakarya.
Sulistiana, Dewang. 2009. Program Bimbingan Bagi Siswa Underachiever. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Surya.M. 1979. Pengaruh Faktor-faktor Non-intelektual terhadap Gejala Berprestasi Kurang. Disertasi pada FPS IKIP Bandung:Tidak diterbitkan. Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Trismulyanti. 2012. Program Bimbingan Pribadi Social Berdasarkan Profil Ciri-ciri Kepribadian Siswa SMA. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Windasari, M. 2010. Teori dan Konsep Gender. [Online] Tesedia dalam www.repository.usu.ac.id
Yusuf, Syamsu & Nurikhsan, Juntika. 2007. Teori Kepribadian. Bandung: Renaja Rosda Karya