STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SDN SUKARASA 3.

(1)

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SDN SUKARASA 3

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Tata Boga

Oleh

Annida Aulia Fauziah 0907259

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP

BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA

SISWA SDN SUKARASA 3

Oleh

Annida Aulia Fauziah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Annida Aulia Fauziah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ANNIDA AULIA FAUZIAH

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SDN SUKARASA 3

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I Jurusan PKK FPTK UPI

Dr. Ellis Endang Nikmawati, M.Si NIP. 19630311 199001 2 001

Pembimbing II Jurusan PKK FPTK UPI

Rita Patriasih, S.Pd, M.Si NIP. 19700811 199802 2 002

Mengetahui

Ketua Jurusan PKK FPTK UPI

Dra. Tati Abas, M.Si NIP. 19560201 198403 2 001


(4)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa SDN Sukarasa 3

Anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan, seperti infeksi akibat cacing. Upaya dalam mencegah masalah kesehatan melalui program Promosi Kesehatan Sekolah dalam bentuk Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Salah satu bentuk kegiatan UKS adalah mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa. Tujuan penelitian ini memperoleh gambaran PHBS pada siswa SDN Sukarasa 3. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Subyek penelitian seluruh siswa SDN Sukarasa 3 dengan sampel sebanyak 107 siswa. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku responden yang mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir yang bersih selalu dilakukan oleh (39.09%) dan sering dilakukan oleh (22.98%), mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah selalu dilakukan oleh (38.94%) dan sering dilakukan oleh (25.86%), menggunakan jamban yang bersih dan sehat selalu dilakukan oleh (46.42%) dan sering dilakukan oleh (23.68%), berolahraga yang teratur dan terukur selalu dilakukan oleh (40.50%) dan kadang-kadang dilakukan oleh (37.69%),memberantas jentik nyamuk kadang-kadang dilakukan oleh (41.12%) dan tidak pernah dilakukan oleh (38.08%), membuang sampah pada tempatnya selalu dilakukan oleh (46.42%) dan sering dilakukan oleh (24.61%), mengukur BB dan TB setiap enam bulan sering dilakukan oleh (19.16%) dan kadang-kadang dilakukan oleh (49.53%), tidak pernah merokok di sekolah dilakukan oleh (75.07%). Saran untuk warga sekolah terutama guru dan karyawan, masyarakat sekitar sekolah maupun orang tua siswa sebaiknya lebih mengupayakan dalam memahami pentingnya program PHBS di SD dan memberikan pemahaman tersebut kepada siswa.

Kata kunci : Studi, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS), Siswa SDN Sukarasa 3.


(5)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Studies Of Clean And Healthy Behavior Students Of Sukarasa 3 Elementary School

School-age children are prone to health problems, such as infections caused by worms. Efforts in preventing health problems through Health Promoting School programme in the form of UKS. The UKS programme maintains a clean and healthy Behaviors (PHBS) in students. The purpose of this research obtained a description of the PHBS in students of Sukarasa 3 Elementary School. The method used is descriptive method. The subject of research throughout the students of Sukarasa 3 Elementary School with sample as many as 107 students. Data collection techniques in the form a questionnaire. The results showed that the respondents conduct hand washing using soap and clean water is always done by (39.09%) and often done by (22.98%), eating healthy snacks in the school cafeteria is always done by (38.94%) and often done by (25.86%), using the toilets are clean and healthy is always done by (46.42%) and often done by (23.68%), exercising regularly and the measured always done by (40.50%) and occasionally performed by (37.69%), eradicating the mosquito larva sometimes done by (41.12%) and never been done by (38.08%), dispose of trash in its place is always done by (46.42%) and often done by (24.61%), measuring BB and TB every six months is often done by (19.16%) and occasionally performed by (49.53%), never smoke in schools conducted by (75.07%).Advice to citizens, especially teachers and school employees, community around the school and parents of students should be made in understanding the importance of PHBS programme in Elementary School and provide the understanding to the students.

Key words: Study, Clean and healthy Behaviors (PHBS), Students of Sukarasa 3 Elementary School.


(6)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Sekolah ... 6

2. Peneliti ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Anak Usia Sekolah ... 8

B. Promosi Kesehatan Di Sekolah ... 9

1. Aspek Populasi ... 10

2. Aspek Perkembangan Individu ... 10

3. Aspek Organisasi ... 11

C. Perilaku dan Perilaku Kesehatan ... 12

1. Gambaran Umum Perilaku ... 12

2. Perilaku Kesehatan ... 13


(7)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Konsep Dasar PHBS ... 13

2. Sasaran PHBS Di Sekolah ... 15

3. Manfaat PHBS Di Sekolah ... 15

4. Dukungan dan Peran PHBS Di Sekolah ... 16

E. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Sekolah ... 17

1. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Menggunakan Sabun ... 17

2. Mengonsumsi Jajanan Sehat di Kantin Sekolah ... 20

3. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat ... 23

4. Olahraga yang Teratur dan Terukur ... 24

5. Memberantas Jentik Nyamuk ... 26

6. Tidak Merokok di Sekolah ... 27

7. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Enam Bulan ... 29

8. Membuang Sampah pada Tempatnya ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian ... 32

1. Lokasi ... 32

2. Subjek Populasi ... 32

3. Sampel Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 33

C. Metode Penelitian ... 34

D. Definisi Oprasional ... 34

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Sekolah ... 34

E. Instrumen Penelitian atau Alat Mengukur Data ... 35

1. Angket ... 35

2. Pedoman Wawancara ... 35

3. Pedoman Observasi ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Kuesioner ... 36

2. Wawancara ... 36

3. Observasi ... 36

G. Analisis Data ... 37

1. Verifikasi Data ... 37

2. Tabulasi Data ... 37

3. Pengolahan Data ... 37

4. Penafsiran Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50


(8)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 64 B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Jumlah Siswa Kelas 3 di SDN Sukarasa ... 32 4.1. Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa

Sukarasa 3 berkaitan dengan indikator Mencuci Tangan Dengan Air Mengalir yang Bersih dan Menggunakan Sabun ... 41 4.2. Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa

SDN Sukarasa 3 berkaitan dengan indikator Mengonsumsi Jajanan Sehat Di Kantin Sekolah ... 43 4.3. Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa

SDN Sukarasa 3 berkaitan dengan indikator Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat ... 45 4.4. Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa

SDN Sukarasa 3 berkaitan dengan indikator Olahraga yang Teratur dan Terukur ... 46 4.5. Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa

SDN Sukarasa 3 berkaitan dengan indikator Memberantas Jentik Nyamuk ... 47 4.6. Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa

SDN Sukarasa 3 berkaitan dengan indikator Tidak Merokok Di Sekolah ... 49 4.7. Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa

SDN Sukarasa 3 berkaitan dengan indikator Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Enam Bulan ... 50 4.8. Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa

SDN Sukarasa 3 berkaitan dengan indikator Membuang Sampah pada Tempatnya ... 50 .


(9)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun yang Benar ... 19

2.2. Jamban yang Bersih ... 24

4.1. Tempat untuk Mencuci Tangan dan Lap untuk Mengeringkan Tangan ... 51

4.2. Petunjuk untuk Mencuci Tangan yang Benar ... 51

4.3. Kantin ... 53

4.4. Toilet ... 55

4.5. Lapangan Olahraga ... 57

4.6. Timbangan Berat Badan ... 60

4.7. Alat Ukur Tinggi Badan ... 60


(10)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 68 2 Angket ... 72 3 Hasil Observasi Daya Dukung berupa Sarana PHBS di SDN Sukarasa 3

... 78 4 Kartu Bimbingan Skripsi ... 83 5 SK Pembimbing ... 87


(11)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam beraktifitas sehingga memberikan hasil yang maksimal. Dengan adanya kesehatan sumber daya manusia akan berkualitas secara fisik, mental, dan sosial serta mempunyai produktivitas yang optimal. Kesadaran akan pentingnya kesehatan perlu ditanamkan sejak usia sedini mungkin pada anak usia sekolah. Kesehatan pada anak usia sekolah dapat mempengaruhi hasil belajar yang optimal sehingga anak akan berprestasi serta dapat melakukan kegiatan sosial. Pemerintah memiliki peran dalam mengupayakan kesehatan bagi anak sehingga dapat tercipta masyarakat yang sehat salah satunya pada masyarakat sekolah. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu melalui program Promosi Kesehatan Sekolah atau Health Promoting School (HPS). Program promosi kesehatan sekolah merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit di masyarakat sekolah.

Program promosi kesehatan sekolah menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan kesehatan bagi anak sebagai salah satu anggota dari komuitas sekolah. “HPS memiliki tujuan utama, yakni membina komunitas sekolah

sehingga menjadi sekolah yang sehat atau “Healthy School”. Sekolah adalah salah satu tatanan yang sangat potensial dalam promosi kesehatan” (Notoatmodjo, 2012: 9). Promosi kesehatan sekolah bertujuan untuk mewujudkan hidup sehat tidak hanya untuk subjek tertentu, tetapi untuk seluruh warga di sekolah seperti siswa, guru dan karyawan, masyarakat sekitar sekolah maupun orang tua siswa. Upaya dalam promosi kesehatan di sekolah, yaitu menciptakan sekolah yang sehat bagi seluruh warga sekolah. Notoatmodjo (2012: 40) mengemukakan promosi kesehatan di sekolah adalah “Suatu upaya menciptakan sekolah menjadi komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui penciptaan lingkungan sekolah yang sehat, pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah


(12)

2

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan upaya pendidikan kesehatan yang berkesinambungan”. Promosi kesehatan di sekolah diupayakan melalui pemeliharaan, pelayanan dan pendidikan kesehatan. Dengan upaya-upaya tersebut adanya promosi kesehatan sekolah sangat diperlukan di sekolah. Sekolah menjadi tempat yang cukup strategis dalam mengupayakan kesehatan. Sekolah sebagai tempat pendidikan bagi semua orang, dari usia anak-anak hingga usia remaja. Sekolah merupakan tempat aktivitas sosial sehingga mudah untuk mendapatkan informasi.

Bentuk dari upaya promosi kesehatan di sekolah, yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS mengupayakan kesehatan melalui pemeliharaan, pelayanan dan pendidikan (TRIAS UKS). Pendidikan kesehatan pada UKS dilakukan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam mata pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada umumnya pendidikan kesehatan secara intrakurikuler diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah, seperti melaksanakan penyuluhan tentang gizi dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orang tua. Selain itu, melaksanakan pelatihan UKS sekolah bagi peserta didik, guru pembina UKS, kader kesehatan serta melaksanakan kebiasaan hidup bersih. UKS memiliki tujuan dengan hasil akhir yang ingin dicapai yaitu membentuk kebiasaan untuk memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sedini mungkin pada anak serta anak dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungannya. Nilai-nilai PHBS didapatkan melalui pendekatan UKS.

Terdapat indikator untuk mengukur PHBS di sekolah. Indikator PHBS digunakan sebagai acuan dalam menilai pencapaian dari perilaku yang diharapkan. Kholid (2011: 116 - 117) mengemukakan bahwa, Indikator PHBS pada program promosi kesehatan di sekolah, sebagai berikut :

Mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun, mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas


(13)

3

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan, membuang sampah pada tempatnya.

Terwujudnya PHBS pada tatanan sekolah perlu untuk diupayakan, terutama dalam meningkatkan kesadaran diri sasarannya, yaitu siswa dan warga sekolah serta didukung dengan adanya saran dan prasarana. Kesadaran diri tersebut timbul karena adanya pengetahuan yang didapat melalui program promosi kesehatan sekolah dalam bentuk UKS. Selain kesadaran diri, dukungan dari sarana dan prasarana yang ada dapat mempengaruhi maksimal atau tidaknya PHBS yang dilakukan. Sebagai contoh jika memiliki kesadaran diri sebelum dan sesudah makan harus mencuci tangan didukung dengan tersedianya tempat untuk mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, maka PHBS dapat terwujud dengan baik. Kesadaran diri pada siswa menjadi yang utama dalam upaya dilakukannya PHBS di sekolah. Siswa merupakan sasaran yang sangat efektif dalam hal merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat. Selain itu, siswa atau anak usia sekolah merupakan usia yang rawan akan masalah kesehatan sehingga dapat mempengaruhi proses pertumbuan dan perkembangan serta prestasi belajar. Hal tersebut didukung oleh Dosen PSIK-FK UNAND, Nurdin yang mengemukakan alasan perlunya UKS pada anak usia skolah, sebagai berikut :

Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan, usia sekolah sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat, sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik, keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai, anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak-anak yang menerapkan wajib belajar dan pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat umumnya.

PHBS yang dilakukan warga sekolah terutama oleh siswa di sekolah diupayakan sepenuhnya optimal. Idealnya secara keseluruhan kedelapan indikator PHBS di sekolah terlaksana dengan baik. Data penelitian dilapangan menunujukan bahwa PHBS di lingkungan sekolah perlu diupayakan secara optimal salah satunya mengenai penyakit yang dapat ditimbulkan, seperti


(14)

4

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecacingan atau infeksi akibat cacing. Berikut ini data penelitian yang dikemukakan oleh Farida (2013: 125) terkait terjadinya kecacingan pada siswa sekolah dasar :

Dari hasil penelitian Purba, diketahui bahwa siswa SD yang tidak membiasakan diri memotong kuku menderita kecacingan lebih tinggi yaitu 15,38 % dibandingkan dengan siswa yang memiliki kebiasaan memotong kuku yaitu sebesar 14,29 %. Hasil yang berbeda ditemukan di SDN Cempaka 1 dimana kebersihan kuku tidak memiliki hubungan dengan kejadian kecacingan yang terjadi. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan oleh faktor lain dari aspek higiene perorangan siswa SDN Cempaka 1 selain kebersihan kuku. Aspek higiene perorangan lainnya yang dapat mengurangi resiko kecacingan pada siswa SDN Cempaka 1 yaitu kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, sesudah bermain dengan tanah dan setelah buang air besar.

Terjadinya kecacingan pada siswa sekolah dasar dapat disebabkan karena kebiasaan tidak memotong kuku dan kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitas. Kebiasaan yang tidak dilakukan tersebut tidak sesuai dengan salah satu indikator PHBS, yaitu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Jika siswa memiliki kesadaran diri untuk membiasakan mencuci tangan didukung dengan adanya tempat mencuci tangan secara khusus di sekolah, maka kasus kecacingan pada siswa sekolah dasar secara perlahan dapat berkurang.

Data penelitian yang telah diuraikan menujukan bahwa kesadaran siswa akan PHBS di sekolah perlu diupayakan sepenuhnya secara optimal. PHBS di sekolah dapat diupayakan melalui UKS. UKS merupakan program promosi kesehatan sekolah yang memiliki tujuan utama menjadi sekolah yang sehat dengan mengaplikasikan PHBS. Pada umumnya di sekolah dasar terdapat UKS. Salah satu sekolah dasar yang memiliki UKS di kecamatan Sukasari kota Bandung yaitu SDN Sukarasa 3. Berdasarkan data yang didapat dari SDN Sukarasa 3 dan bidang pendidikan di kecamatan Sukasari, SDN Sukarasa 3 merupakan salah satu SDN cukup baik dalam penyelenggaraan program UKS di tingkat kecamatan. Secara umum sarana maupun prasarana di SDN Sukarasa 3 cukup mendukung dalam pelaksanaan program UKS.


(15)

5

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Atas dasar pemikiran di atas peneliti sebagai Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga yang mempelajari tentang Sanitasi dan Hygiene tertarik untuk melakukan penelitian tentang PHBS di sekolah dasar, dengan judul studi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah dasar negeri Sukarasa 3.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka identifikasi masalah pada penelitian ini, sebagai berikut :

a. Kesehatan perlu diupayakan pada anak usia sekolah karena anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan.

b. Masalah kesehatan yang timbul pada anak usia sekolah dapat mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

c. Upaya dalam mencegah masalah tersebut melalui program Promosi Kesehatan Sekolah atau Health Promoting School (HPS) dalam bentuk Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

d. Program UKS perlu mengupayakan hasil akhir berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasai masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah pada penelitian ini, ialah “Bagaimanakah perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) pada siswa di SDN Sukarasa 3?”. Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dapat dibatasi pada siswa kelas tiga SDN Sukaras 3 dengan mengacu pada indikator PHBS, sebagai berikut :

1) Mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun. 2) Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. 4) Olahraga yang teratur dan terukur.

5) Memberantas jentik nyamuk. 6) Tidak merokok di sekolah.


(16)

6

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8) Membuang sampah pada tempatnya.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum :

Tujuan secara umum dilakukannya penelitian ini, yaitu memperoleh gambaran mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa di sekolah SDN Sukarasa 3.

2. Tujuan Khusus :

Tujuan secara khusus dilakukannya penelitian ini, sebagai berikut :

a. Memperoleh gambaran penerapan PHBS pada siswa SDN Sukarasa 3, dibatasi dengan mengacu pada indikator PHBS, sebagai berikut :

1) Mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun. 2) Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. 4) Olahraga yang teratur dan terukur.

5) Memberantas jentik nyamuk. 6) Tidak merokok di sekolah.

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan. 8) Membuang sampah pada tempatnya.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Peneiliti maupun siswa dan guru SDN Sukarasa 3, sebagai berikut :

1. Sekolah : Dapat digunakan sebagai informasi terkait perilaku hidup bersih


(17)

7

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Peneliti : Diharapkan memberikan wawasan maupun pengalaman setelah

melakukan penelitian mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN Sukarasa 3.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia 2012, sebagai berikut: BAB I Pendahuluan berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka berisi mengenai teori-teori yang terkait dengan penelitian.

BAB III Metode Penelitian menjabarkan mengenai lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan menjabarkan mengenai pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis hasil temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian dalam bentuk kesimpulan.


(18)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah di SDN Sukarasa 3 Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Peneliti memilih SDN Sukarasa 3 sebagai lokasi penelitian didasarkan pada permasalahan yang akan teliti yaitu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. PHBS di sekolah dapat diupayakan melalui usaha kesehatan sekolah (UKS).

2. Subjek Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono, 2011: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah SDN Sukarasa 3 dan subyek populasinya adalah seluruh siswa SDN Sukarasa 3. SDN Sukarasa 3 merupakan salah satu sekolah di kecamatan Sukasari yang memiliki program UKS. Program UKS memiliki tujuan utama, yaitu menjadi sekolah yang sehat dengan mengaplikasikan PHBS. Seluruh siswa SDN Sukarasa 3 dijadikan sebagai subyek populasi karena sekolah tersebut memiliki program UKS. Terdapatnya program UKS di SDN Sukarasa 3 mengindikasikan bahwa siswa mendapatkan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah.

3. Sampel Penelitian

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili)”

(Sugiyono, 2011: 118). Untuk mengambil sampel di dalam penelitian, peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu tidak memberikan peluang yang sama untuk anggota populasi. Seluruh siswa SDN Sukarasa 3 merupakan anggota populasi. Peneliti tidak memberikan peluang yang sama karena adanya pertimbangan terkait tingkatan kelas pada anggota populasi. Tingkatan kelas yang


(19)

33

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimaksud terkait pengetahuan yang didapat melalui program UKS serta tingkat prioritas yang menjadi sasaran di program UKS. Berdasarkan Nurdin dosen PSIK-FK UNAND, pada tingkat SD prioritas sasaran dari UKS, sebagai berikut :

Kelas satu merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar serta saat yang baik untuk diimunisasi ulangan. Kelas tiga merupakan waktu untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS. Kelas empat merupakan waktu untuk mempersiapkan kesahatan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya, memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

Teknik nonprobability sampling yang digunakan oleh peneliti yaitu sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti mengambil sampel siswa kelas tiga dengan pertimbangan bahwa siswa kelas tiga sebagai salah satu sasaran prioritas dari program UKS. Sampel yang diambil oleh peneliti di SDN Sukaras 3 memiliki total siswa sebanyak 107 dengan jumlah masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 3.1. Jumlah siswa kelas 3 di SDN Sukarasa 3, sebagai berikut :

Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas 3 di SDN Sukarasa 3

No. Kelas Jumlah siswa

1. 3A 36

2. 3B 37

3. 3C 34

Jumlah 107

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan cross sectional study yaitu studi satu tahap pada subyek sekelompok orang tertentu. Data yang diteliti dan kemudian diolah merupakan data temuan di lapangan pada saat ini. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya bertujuan untuk memberikan gambaran dari hasil penelitian. Gambaran yang dimaksud mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 sehingga rumusan


(20)

34

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang digunakan secara deskriptif. Rumusan masalah deskriptif berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, yaitu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Variabel mandiri tersebut kemudian menjadi indikator variabel sebagai acuan dalam menyusun item instrumen.

Tahap selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data melalui penyebaran instrumen berupa angket kepada responden. Data yang telah dikumpulkan melalui penyebaran angket selanjutnya dideskripsikan melalui penyajian data serta dilakukan penafsiran data untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa di SDN Sukarasa 3.

C. Metode Penelitian

Di dalam penelitian terdapat metode yang digunakan untuk mendapatkan data. “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiono, 2011: 3).

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis deskriptif. Metode deskriptif yang digunakan untuk memberikan gambaran apa adanya mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN Sukarasa 3. Peneliti menggunakan metode tersebut karena untuk mengetahui bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa di sekolah yang terdapat program UKS. Data penelitian yang disajikan oleh peneliti berupa angka dan analisis deskriptif.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah antara pembaca dan penulis sebagai peneliti, dengan judul penelitian “Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Siswa

SDN Sukarasa 3”. Definisi oprasional dalam judul penelitian, sebagai berikut : 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Sekolah

„PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil


(21)

35

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat‟ Promosi Kesehatan (POMKES) (Maryunani, 2013: 150).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah yang dimaksud mengenai praktik PHBS yang dilakukan oleh peserta didik atau siswa berdasarkan hasil pembelajaran dari program UKS. Praktik PHBS yang dilakukan mengacu kepada delapan indikator PHBS di sekolah. Delapan indikator yang digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh gambaran mengenai PHBS siswa di sekolah. Delapan indikator PHBS di sekolah adalah mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun, mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan, dan membuang sampah pada tempatnya.

E. Instrumen Penelitian atau Alat Mengukur Data

Instrumen di dalam penelitian digunakan sebagai alat bantu untuk mendapatkan data. “Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi dan angket” (Sugiono, 2011: 305). Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian, sebagai berikut :

1. Angket

Peneliti menggunakan angket yang diberikan kepada reponden berupa serangkaian pernyataan dengan hanya memberikan tanda, seperti tanda centang (cheklist).

2. Pedoman Wawancara

Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk mengetahui program PHBS yang diselenggarakan di SDN Sukarasa 3 dari sumber sekunder, yaitu Pembina UKS maupun guru yang terlibat dalam program UKS.


(22)

36

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pedoman observasi yang digunakan oleh peneliti adalah untuk memperoleh gambaran mengenai daya dukung sekolah terhadap program PHBS di sekolah. Daya dukung sekolah yang dimaksud seperti tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang program PHBS di sekolah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian terdapat teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan diharapkan mampu memberikan data yang dinginkan oleh peneliti sehingga peneliti harus mengetahui teknik pengumpulan data yang tepat untuk digunakan.

“Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data” (Sugiyono, 2011: 305). Dilihat dari segi sumber data, maka pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti melalui sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah siswa kelas tiga di SDN Sukarasa 3, sedangkan sumber data sekunder adalah dari pihak sekolah seperti bagian kurikulum kesiswaan, pembina UKS dan guru yang terlibat dalam program UKS.

Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dalam penelitian, maka peneliti menggunakan, sabagai berikut :

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data berupa kuesioner yang digunakan oleh peneliti diberikan kepada sumber data primer, yaitu siswa kelas tiga di SDN Sukarasa 3 dengan jumlah 107 siswa responden penelitian. Teknik pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan cara mengajukan serangkai pernyataan kepada responden. Peneliti menggunakan kuesioner karena teknik ini cocok untuk responden dengan jumlah yang cukup banyak.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara yang dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan mengajukan pertanyaan


(23)

37

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada sumber data sekunder untuk mengetahui program PHBS yang di selenggarakan di SDN Sukarasa 3.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang terhadap program PHBS di sekolah sebagai daya dukung dari sekolah.

G. Analisis Data

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan pengumpulan data yaitu analisis data. Analisis data dilakukan pada sumber data yang telah terkumpul. “Analisis data merupakan kegiatan setelah dari seluruh

responden atau sumber data terkumpul” (Sugiyono, 2011: 207). Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Peneliti menggunakan statistik deskriptif karena peneliti hanya mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Kegiatan dalam analisis data dalam penelitian dilakukan terhadap jawaban responden melalui penyebaran angket yang terdiri dari :

1. Verifikasi Data

Peneliti melakukan pengumpulan data melalui angket kemudian dicek tentang kelengkapan jawaban dari responden pada setiap item berdasarkan pedoman jawaban angket.

2. Tabulasi Data

Tabulasi merupakan proses penempatan data dalam bentuk tabel. Peneliti melakukan tabulasi data untuk meringkas semua data yang akan dianalisis. Tabulasi data bertujuan untuk menjelaskan gambaran mengenai jumlah skor pada setiap pilihan di dalam item angket, sehingga terlihat jelas frekuensi jawaban tersebut.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan, menentukan persentase dari jawaban responden untuk mengetahui perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban


(24)

38

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angket. Rumus perhitungan persentase (Sudjana dan Ibrahim, 1989:129), sebagai berikut :

Keterangan :

P = Persentase

f = Jumlah jawaban dari responden n = Jumlah sample

100% = Bilangan tetap 4. Penafsiran Data

Penafsiran data dilakukan terhadap nilai persentase dari jawaban responden. Kriteria dalam penafsiran data mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Efendi dan Tukiran (2012:304) :

… Pembahasan tidak semua angka atau data yang ada pada tabel dibahas

secara rinci satu persatu.Cukup menggunakan rangkaian kata sebagaian besar (80%), hampir semua (95%), sekitar seperempat (25%), sebagian kecil (15%) dan seterusnya.

Kriteria penafsiran data yang dikemukakan oleh Efendi dan Tukiran, kemudian penulis kembangkan sesuai dengan tujuan penelitian menjadi tujuh kriteria dibawah ini :

100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya

50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil


(25)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian mengenai Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa SDN Sukaras 3 berkaitan dengan delapan indikator PHBS di sekolah pada siswa kelas tiga sebagai responden, sebagai berikut :

1. Kurang dari setengah responden selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun. Responden belum sepenuhnya melakukan langkah-langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan benar dan mencuci tangan pakai sabun pada waktu-waktu yang diharuskan (CTPS). 2. Kurang dari setengah responden selalu mengonsumsi jajanan sehat di kantin

sekolah. Responden belum sepenuhnya mengonsumsi makanan jajanan sehat. 3. Kurang dari setengah responden selalu menggunakan jamban yang bersih dan

sehat. Responden belum sepenuhnya menggunakan jamban atau toilet dengan cara yang benar dan memeliharanya.

4. Kurang dari setengah responden selalu melakukan olahraga yang teratur dan terukur. Responden belum sepenuhnya melakukan olahraga secara rutin satu minggu sekali yang diadakan oleh sekolah dan berolahraga dengan cara yang benar.

5. Kurang dari setengah responden tidak pernah melakukan memberantas jentik nyamuk. Responden belum sepenuhnya melakukan memberantas jentik nyamuk dengan cara 3M Plus dan memeriksa jentik nyamuk secara berkala. 6. Sebagian besar responden tidak pernah melakukan merokok di sekolah.

Responden tidak pernah merokok di rumah, di sekolah atau di lingkungan luar sekolah, menolak jika ada yang menawarkan rokok dan berani menegur jika ada penjual rokok di sekitar sekolah.


(26)

65

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Kurang dari setengah responden kadang-kadang menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan. Responden belum sepenuhnya menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan.

8. Kurang dari setengah responden selalu membuang sampah pada tempatnya. Responden belum sepenuhnya membuang sampah pada tempatnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian siswa belum sepenuhnya melakukan kedelapan indikator PHBS di sekolah dengan optimal, dengan demikian warga sekolah terutama guru dan karyawan, masyarakat sekitar sekolah maupun orang tua siswa sebaiknya lebih mengupayakan dalam memahami pentingnya program PHBS di SD dan memberikan pemahaman tersebut kepada siswa. Pemahaman dari siswa terkait pentingnya program PHBS di sekolah dengan delapan indikator sebaiknya diaplikasikan dengan optimal terutama untuk indikator mencuci tangan menggunakan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun, mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan dan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, sebaiknya melengkapi sarana untuk mendukung optimalnya PHBS di sekolah, contoh sarana yang dapat dilengkapi seperti sabun untuk mencuci tangan di setiap tempat mencuci tangan dan toilet, tempat sampah di dalam toilet dan tempat sampah sesuai dengan jenisnya maupun pamflet ataupun media lainnya yang berisikan ajakan untuk semua indikator PHBS di sekolah sehingga siswa diingatkan ketika membaca pamflet tersebut.


(27)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Candra, R N. (2013). Hubungan Pola Konsumsi Makanan Jajanan Dengan Status Kesehatan Anak Usia Sekolah Di SDN Ketintang I Surabaya. Ejournal Boga. 2, (1), 183 – 189.

Effendi, S. dan Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Faridan, K dkk. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Cempaka 1 Kota Banjarbaru. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Bintang. 4, (3), 121 – 127.

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Khomsan, A. (2006). Solusi Makanan Sehat. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans

Info Media “TIM”.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

______________. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S dkk. (2012). Promosi Kesehatan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Patriasih, R. (2003). Perkembangan Fisik Pada Manusia. Program Pasca Sarjana, Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Ramayulis, R. dan Sumedi, E.H. (2009). 75 Bekal Anak Sekolah. Jakarta: Penebar Plus.


(28)

67

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widajanti, L, dkk. (2009). Pengaruh Komik Makanan Jajanan Sehat dan Bergizi untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar. The Indonesian Journal of Public Health. 6, (1), 19 – 23.

Sumber lain:

Anonim. (2012). Tips Memilih Jajanan Sehat. [Online]. Tersedia: http://adnkuliner.wordpress.com/kuliner-sehat/tips-memilih-jajanan-sehat/ [4 Februari 2014].

Astuti, Y dkk. (2013). Modul Field Lab Semester V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). [Online]. Tersedia: http://www.gobookeee.com/get_book. [23 November 2013].

Cwasta dan Soedjono. (2011). Definisi Jamban Sehat dan Tujuh Syarat Membuat

Jamban Sehat [Online]. Tersedia:

http://puskesmaskelay.blogspot.com/2011/03/definisi-jamban-sehat-dan-tujuh-syarat.html [4 Februari 2014].

Buku Panduan Kesehatan Olahraga. (2002). Panduan Kesehatan Olahraga Bagi

Petugas Kesehatan. [Online].

Tersedia:http://www.depkes.go.id/downloads/PanduaKesehatanOlahraga.p df. [28 November 2013].

Kemenkes RI Pusat Promosi Kesehatan, Leaflet PHBS di Sekolah. (2011). Aku Sehat, Sekolahku Sehat, Prestasiku Meningkat. [Online]. Tersedia: http://blogkesmas-unsoed.blogspot.com/2011_09_01_archive.html [5 Desember 2013].

Kesmas. (2013). Syarat Sehat Makanan Jajanan. [Online]. Tersedia:


(1)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada sumber data sekunder untuk mengetahui program PHBS yang di selenggarakan di SDN Sukarasa 3.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang terhadap program PHBS di sekolah sebagai daya dukung dari sekolah.

G. Analisis Data

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan pengumpulan data yaitu analisis data. Analisis data dilakukan pada sumber data yang telah terkumpul. “Analisis data merupakan kegiatan setelah dari seluruh responden atau sumber data terkumpul” (Sugiyono, 2011: 207). Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Peneliti menggunakan statistik deskriptif karena peneliti hanya mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Kegiatan dalam analisis data dalam penelitian dilakukan terhadap jawaban responden melalui penyebaran angket yang terdiri dari :

1. Verifikasi Data

Peneliti melakukan pengumpulan data melalui angket kemudian dicek tentang kelengkapan jawaban dari responden pada setiap item berdasarkan pedoman jawaban angket.

2. Tabulasi Data

Tabulasi merupakan proses penempatan data dalam bentuk tabel. Peneliti melakukan tabulasi data untuk meringkas semua data yang akan dianalisis. Tabulasi data bertujuan untuk menjelaskan gambaran mengenai jumlah skor pada setiap pilihan di dalam item angket, sehingga terlihat jelas frekuensi jawaban tersebut.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan, menentukan persentase dari jawaban responden untuk mengetahui perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban


(2)

38

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angket. Rumus perhitungan persentase (Sudjana dan Ibrahim, 1989:129), sebagai berikut :

Keterangan :

P = Persentase

f = Jumlah jawaban dari responden

n = Jumlah sample 100% = Bilangan tetap 4. Penafsiran Data

Penafsiran data dilakukan terhadap nilai persentase dari jawaban responden. Kriteria dalam penafsiran data mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Efendi dan Tukiran (2012:304) :

… Pembahasan tidak semua angka atau data yang ada pada tabel dibahas secara rinci satu persatu.Cukup menggunakan rangkaian kata sebagaian besar (80%), hampir semua (95%), sekitar seperempat (25%), sebagian kecil (15%) dan seterusnya.

Kriteria penafsiran data yang dikemukakan oleh Efendi dan Tukiran, kemudian penulis kembangkan sesuai dengan tujuan penelitian menjadi tujuh kriteria dibawah ini :

100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil


(3)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian mengenai Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa SDN Sukaras 3 berkaitan dengan delapan indikator PHBS di sekolah pada siswa kelas tiga sebagai responden, sebagai berikut :

1. Kurang dari setengah responden selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun. Responden belum sepenuhnya melakukan langkah-langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan benar dan mencuci tangan pakai sabun pada waktu-waktu yang diharuskan (CTPS). 2. Kurang dari setengah responden selalu mengonsumsi jajanan sehat di kantin

sekolah. Responden belum sepenuhnya mengonsumsi makanan jajanan sehat. 3. Kurang dari setengah responden selalu menggunakan jamban yang bersih dan

sehat. Responden belum sepenuhnya menggunakan jamban atau toilet dengan cara yang benar dan memeliharanya.

4. Kurang dari setengah responden selalu melakukan olahraga yang teratur dan terukur. Responden belum sepenuhnya melakukan olahraga secara rutin satu minggu sekali yang diadakan oleh sekolah dan berolahraga dengan cara yang benar.

5. Kurang dari setengah responden tidak pernah melakukan memberantas jentik nyamuk. Responden belum sepenuhnya melakukan memberantas jentik nyamuk dengan cara 3M Plus dan memeriksa jentik nyamuk secara berkala. 6. Sebagian besar responden tidak pernah melakukan merokok di sekolah.

Responden tidak pernah merokok di rumah, di sekolah atau di lingkungan luar sekolah, menolak jika ada yang menawarkan rokok dan berani menegur jika ada penjual rokok di sekitar sekolah.


(4)

65

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Kurang dari setengah responden kadang-kadang menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan. Responden belum sepenuhnya menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan.

8. Kurang dari setengah responden selalu membuang sampah pada tempatnya. Responden belum sepenuhnya membuang sampah pada tempatnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian siswa belum sepenuhnya melakukan kedelapan indikator PHBS di sekolah dengan optimal, dengan demikian warga sekolah terutama guru dan karyawan, masyarakat sekitar sekolah maupun orang tua siswa sebaiknya lebih mengupayakan dalam memahami pentingnya program PHBS di SD dan memberikan pemahaman tersebut kepada siswa. Pemahaman dari siswa terkait pentingnya program PHBS di sekolah dengan delapan indikator sebaiknya diaplikasikan dengan optimal terutama untuk indikator mencuci tangan menggunakan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun, mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan dan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, sebaiknya melengkapi sarana untuk mendukung optimalnya PHBS di sekolah, contoh sarana yang dapat dilengkapi seperti sabun untuk mencuci tangan di setiap tempat mencuci tangan dan toilet, tempat sampah di dalam toilet dan tempat sampah sesuai dengan jenisnya maupun pamflet ataupun media lainnya yang berisikan ajakan untuk semua indikator PHBS di sekolah sehingga siswa diingatkan ketika membaca pamflet tersebut.


(5)

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Candra, R N. (2013). Hubungan Pola Konsumsi Makanan Jajanan Dengan

Status Kesehatan Anak Usia Sekolah Di SDN Ketintang I Surabaya.

Ejournal Boga. 2, (1), 183 – 189.

Effendi, S. dan Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Faridan, K dkk. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Cempaka 1 Kota Banjarbaru. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Bintang. 4, (3),

121 – 127.

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Khomsan, A. (2006). Solusi Makanan Sehat. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Maryunani, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans

Info Media “TIM”.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

______________. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S dkk. (2012). Promosi Kesehatan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Patriasih, R. (2003). Perkembangan Fisik Pada Manusia. Program Pasca Sarjana, Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Ramayulis, R. dan Sumedi, E.H. (2009). 75 Bekal Anak Sekolah. Jakarta: Penebar Plus.


(6)

67

Annida Aulia Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Sukarasa 3 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widajanti, L, dkk. (2009). Pengaruh Komik Makanan Jajanan Sehat dan Bergizi

untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar. The

Indonesian Journal of Public Health. 6, (1), 19 – 23. Sumber lain:

Anonim. (2012). Tips Memilih Jajanan Sehat. [Online]. Tersedia: http://adnkuliner.wordpress.com/kuliner-sehat/tips-memilih-jajanan-sehat/ [4 Februari 2014].

Astuti, Y dkk. (2013). Modul Field Lab Semester V Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS). [Online]. Tersedia: http://www.gobookeee.com/get_book.

[23 November 2013].

Cwasta dan Soedjono. (2011). Definisi Jamban Sehat dan Tujuh Syarat Membuat

Jamban Sehat [Online]. Tersedia:

http://puskesmaskelay.blogspot.com/2011/03/definisi-jamban-sehat-dan-tujuh-syarat.html [4 Februari 2014].

Buku Panduan Kesehatan Olahraga. (2002). Panduan Kesehatan Olahraga Bagi

Petugas Kesehatan. [Online].

Tersedia:http://www.depkes.go.id/downloads/PanduaKesehatanOlahraga.p df. [28 November 2013].

Kemenkes RI Pusat Promosi Kesehatan, Leaflet PHBS di Sekolah. (2011). Aku

Sehat, Sekolahku Sehat, Prestasiku Meningkat. [Online]. Tersedia:

http://blogkesmas-unsoed.blogspot.com/2011_09_01_archive.html [5 Desember 2013].

Kesmas. (2013). Syarat Sehat Makanan Jajanan. [Online]. Tersedia: