PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI “SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU” DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di Surat Kabar Jawa Pos).

(1)

PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI “SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU” DI MEDIA CETAK

(Studi Semiotik tentang Pemaknaan Iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di Surat Kabar Jawa Pos)

SKRIPSI

OLEH :

ERWIN DONI KATUUK 0543010326

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JAWA TIMUR


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena karuniaNya, penulis bisa melaksanakan dan menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pemaknaan Iklan Honda Supra X 125 Versi Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”. Tujuan penulis meneliti iklan ini adalah untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam iklan tersebut.

Selama melakukan penulisan penelitian ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih pada Pembimbing Penulis Bapak Drs Saifuddin Zuhri. M,Si. serta pihak-pihak yang telah membantu penulis selama melakukan proposal ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNYA, sehingga penulis mendapatkan kemudahan selama proses penelitian dan penyusunan laporan. 2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, Msi. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi. 4. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan

dorongan dalam menyelesaikan laporan praktek magang ini.

Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:

a. Mama, Bapak, kakak dan adikku yang telah memberikan dorongan, semangat, dan pengertiannya bagi penulis baik secara moril dan materiil. b. Andi Trilana Aswat , for the best support ever.


(3)

d. Dan Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis, yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya teman-teman program studi Ilmu Komunikasi.

Surabaya, Agustus 2010


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN SIDANG LISAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Iklan Media Cetak ... 8

2.1.2. Pemaknaan Warna ... 13

2.1.3. Semiotika ... 17

2.1.4. Model Semiotika Charles S.Pierce... 20

2.1.5. Konsep Makna ... 22

2.1.6. Kata “Sang Raja” dan Makna yang Tersirat dari Bintang Sepakbola Indonesia “Ponaryo Astaman” ... 26


(5)

2.1.6.2 Bintang Sepakbola Indonesia Ponaryo Astaman 26

2.2. Kerangka Berpikir………... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 29

3.2. Korpus Penelitian ... 30

3.2.1. Unit Analisis ... 30

3.2.1. 1 Ikon (icon)... 31

3.2.1. 2 Indeks (index)... 31

3.2.1. 3 Simbol (symbol) ... 32

3.3 Penempatan Ikon, Indeks dan Simbol ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 35

4.2 Penyajian Data ... 38

4.2.1 Ikon, Indeks, Simbol ... 38

4.2.2 Tanda dan Acuan Tanda ... 39

4.3 Gambar Iklan Supra X 125 ... 39


(6)

4.5 Analisis Iklan Supra X 125 ... 43

4.5.1 Ikon ... 43

4.5.2 Indeks ... 50

4.2.1 Simbol ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR LAMPIRAN


(8)

ABSTRAKSI

ERWIN DONI KATUUK. PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI “SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU” DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di Surat Kabar Jawa Pos).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang ada dalam iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di surat kabar Jawa Pos.

Teori yang digunakan adalah teori mengenai tanda dalam iklan media cetak, yang ingin mendalami makna dibalik penggambaran iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di media cetak, melalui teori Semiotika Charles Sanders Pierce.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semiotik yang bersifat Deskriptif Kualitatif dengan menggunakan iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” sebagai korpus penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah tanda-tanda dan lambang yang ada dalam iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini peneliti mengetahui mengapa iklan tersebut meggunakan Ponaryo Astaman sebagai bintang iklan dan fungsi background lapangan sepakbola yang digunakan dalam iklan tersebut. Serta makna dari kata sang raja dalam iklan tersebut.

Kesimpulan penelitian ini iklan Supra X 125 sudah menggunakan tanda-tanda yang tepat dalam menyampaikan pesannya melalui media cetak kepada konsumen atau khalayak pembaca Jawa pos

Key word : Semiotik iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”, di media cetak.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini, berdampak terhadap meningkatnya arus informasi, pengetahuan, serta tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah informasi. Setiap saat manusia selalu diterpa oleh segala jenis informasi yang berasal dari berbagai media. Karena itu media menjadi komoditas vital terhadap perkembangan kehidupan manusia, siapa yang menguasai pemanfaatan media, akan mampu untuk menguasai dunia. Hal ini dapat dipahami melihat kenyataan akan luasnya ruang lingkup media massa dalam proses penyampaian pesan.

Media cetak merupakan bagian dari perkembangan teknologi komunikasi yang mampu memberikan berbagai macam informasi tertulis yang dibutuhkan oleh masyarakat. Media cetak dalam menyajikan kedalaman variasi dalam hal reportase jauh lebih baik daripada media elektronik, karena kata-kata yang ada didalamnya memiliki keakuratan dan kekuatan dalam membentuk opini publik tentang informasi yang dimuat. Selain itu media cetak juga dapat dibaca kembali oleh pembaca yang ingin mengulang bacaannya.

Surat kabar merupakan salah satu media massa cetak selain majalah, buku-buku, brosur, dan materi cetakan lain. Surat kabar sebagai penyebar informasi kepada khalayak luas selain menyajikan berbagai informasi berupa berita, ruang bagi komentar pembaca atau biasa disebut dengan surat pembaca juga menyajikan


(10)

iklan yang merupakan salah satu penghasil uang bagi media. Iklan sering kita jumpai dalam media massa seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Di tempat-tempat keramaian seperti mall-mall, jalan raya atau gedung-gedung tinggi pun kita selalu dengan mudah melihatnya. Bahkan tidak jarang sarana umum di kota-kota besar seperti jembatan penyebrangan dan tiang-tiang listrik tampak dipasang iklan dari suatu produk atau jasa tertentu yang ditawarkan.

Istilah iklan sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu advertising yang menunjukkan suatu proses atau kegiatan kommunikasi yang melibatkan pihak-pihak sponsor (pemasang iklan atau advertiser), media massa, atau agen periklanan (bro iklan). Cirri utama dari kegiatan tersebut adalah kegiatan pembayaran yang dilakukan para pemasang iklan melalui biro iklan atau langsung kapada media massa terkait atas dimuatnya atau disiarkannya penawaran barang atau jasa yang dhasilkan si pemasang iklan tersebut (Aaker dalam Rendra, 2007:7) Periklanan adalah suatu sarana penyebaran informasi dari produsen ke konsumen. Periklanan digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mencapai tujuan pemasaran barang atau jasa, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk atau membangkitkan kesadaran akan merek (brand awareness), citra merek (brand image), citra perusahaan (corporate image), membujuk khalayak membeli produk yang ditawarkan, memberikan informasi dan lain-lain. Pada dasarnya iklan merupakan salah satu teknik komunikasi massa untuk menyiarkan barang atau jasa yang ditawarkan oleh si pemasang iklan. Dengan adanya iklan tersebut produsen mengharapkan suatu produk dapat memberikan nilai yang lebih untuk


(11)

merangsang ketertarikan konsumen. Iklan merupakan sebuah produk yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pemasang iklan dan didesain untuk mencapai beberapa tujuan, yakni membuat pasar sasaran menyadari (aware) akan suatu merek baru, memfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut dan manfaat merek yang diiklankan dibandingkan merek-merek pesaing, meningkatkan sikap-sikap dan mempengarhi niatan untuk membeli, menarik sasaran agara mencoba produk, mendorong perilaku pembelian ulang. (Shimp dalam Kustadi, 2004:189).

Untuk maksud tersebut pengiklan memanfaatkan kekuatan pencitraan terhadap suatu produk atau gaya yang akan dipasarkan dengan perantara media, sehingga iklan dapat menjadi realitas baru dari produk komoditas yang dimediakan. Bahasa (Language) dan tanda (Sign) merupakan insrumennya. Namun iklan tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi lainnya seperti gambar, warna, dan bunyi. Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal, lambang non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan yang tidak secara khusus meniru rupa atau bentuk realitas.

Terkadang sebuah iklan senantiasa diingat oleh konsumen dari tanda-tandanya, seperti gambar yang menarik atau tulisan yang unik. Pada akhirnya jika seseorang mengingat tanda-tanda khas daru suatu iklan yang akan terdorong untuk mengingat dan mengidentifikasikan hal-hal yang penting lainnya yang tertera pada iklan tersebut. (Jefkins,1995:16)


(12)

Kreatifitas dalam iklan sangat diperlukan, hal tersebut diharapkan mampu menarik perhatian konsumen terhadap suatu produk. Membuat sesuatu yang simple menjadi rumit adalah hal yang biasa, tetapi membuat hal yang rumit menjadi simple, sederhana dan mengagumkan itulah sebuah kreatifitas yang diperlukan dalam beriklan (Shimp, 2003:418)

SupraX 125 yang mem-plot dirinya sebagai “Rajanya Motor Bebek” mengiklankan produknya pada surat kabar Jawa Pos dengan versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”. Versi lain dari iklan Supra X 125 adalah “Pesta Honda Piala Dunia 2010”. Penulis mengambil iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”, karena iklan tersebut menimbulkan pertanyaan menarik kepada penulis. Yaitu apa maksud Honda menampilkan seorang Ponaryo Astaman sebagai bintang iklan dalam produk yang memposisikan diri sebagai Sang Raja dalam kelas motor bebek dan mengapa sepeda motor tersebut berada di dalam lapangan sepakbola.

Honda sebagai pengiklan menampilkan SupraX 125 yang berada di tengah lapangan sepakbola bersama seorang pemain sepakbola yang sedang beraksi individual dengan sebuah bola. Penggambaran sebuah sepeda motor yang berada di lapangan sepakbola dalam iklan tersebut merupakan hal yang tidak wajar, karena sepeda motor biasanya berada di jalan raya. Selain itu gambar Ponaryo Astaman yang juga berada di lapangan sepakbola dapat menimbulkan pertanyaan, mengapa Ponaryo Astaman digambarkan beraksi sendirian dengan sebuah bola dan tidak menaiki sepeda motor SupraX atau memegang kendaraan tersebut. Hal lain yang menjadi perhatian peneliti adalah slogan dari SupraX itu sendiri yaitu


(13)

“Rajanya Motor Bebek”, apakah seorang Ponaryo Astaman memiliki cirri-ciri sebagai Sang Raja juga seperti ikon sepeda motor SupraX 125 yang memplot dirinya sebagai sang raja. Maka dari permasalahan tersebut peneliti ingin memaknai maksud dari simbol dan tanda-tanda yang ada pada iklan HONDA SupraX 125.

Dari iklan HONDA SupraX 125 versi “Sang Raja Tampil Keren dengan Warna Baru” pengiklan pasti menginginkan akan terjadinya keinginan untuk membeli dari khalayak pembacanya. Akan tetapi kegagalan untuk menyampaikan pesan yang benar membawa konsekuensi lebih serius dari pada sekedar tidak mencapai penjualan, hal tersebut dapat memutuskan keterkaitan konsumen dengan merek tersebut (Johnson, 2004:34). oleh sebab itu iklan dibuat semenarik mungkin dengan perpaduan konsep gambar, warna dan kata-kata yang tepat agar tidak terjadi salah penafsiran dan memiliki stopping power . seperti halnya dengan iklan HONDA SupraX 125 sebagai produk yang memiliki persaingan ketat, merupakan suatu keharusan untuk lebih kreatif dalam menyampaikan pesan melalui media cetak agar mampu menarik minat pembaca untuk memilih produk yang ditawarkan.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas peneliti mencoba mengetahui lebih lanjut tentang makan iklan SupraX 125 versi “Sang Raja Tampil Keren dengan Warna Baru”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotik yaitu studi mengenai tanda dan segala yang berhubungan dengannya. Seperti cara berfungsinya, hubungan dengan tanda yang lain, pengiriman, dan penerimaan oleh mereka yang menggunakannya. Sehingga dapat


(14)

diperoleh suatu pemahaman makna yang jelas oleh khalayak akan tampilan sebuah iklan, khususnya pesan yang disampaikan oleh pengiklan itu sendiri. Peneliti akan menginterpretasikan mengenai pemaknaan iklan HONDA SupraX 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” yang ada di media cetak dengan menggunakan metode semiotika Charles Sander Pierce, dimana dalam iklan tersebut terdapat hubungan sebab akibat yang melatarbelakangi tampilan iklan tersebut.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana pemaknaan Bintang Sepakbola Indonesia pada Iklan HONDA SupraX 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di media cetak.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan bintang sepakbola Indonesia pada iklan HONDA SupraX 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di media cetak menggunakan teori semiotika Charles Sander Pierce.

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat member masukan pada perkembangan dan pendalaman studi komunikasi tentang analisis iklan dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders


(15)

Pierce, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi mengenai studi Semiotik Ilmu Komunikasi.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pihak pengiklan agar semakin kreatif dan tepat dalam pemilihan ikon atau tanda-tanda yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang menarik.


(16)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Iklan Media Cetak

Media cetak merupakan salah satu sarana bagi pembuat iklan, yang dalam hal ini adalah pihak advertising untuk menuangkan pesan-pesan dari pihak produsen ke dalam bentuk iklan media cetak. Dalam buku “ Komunikasi Periklanan Cetak “ Dendi Sudiana, periklanan didefinisikan sebagai sarana komunikasi diantara produsen dan konsumen. Tujuan akhir komunikasi periklanan untuk menciptakan respon perilaku di pasaran, perilaku tersebut dapat berupa pembelian pertama terhadap suatu merk, kunjungan ke suatu etalase pedagang eceran, atau hanya melanjutkan tindakan pembelian merk tersebut. Jika periklanan tanpa respon perilaku akhir, maka periklanan hanya merupakan hiburan baik dan buruk.

Dari definisi iklan media cetak tersebut, dapat dikatakan tujuan penampilan iklan media cetak adalah untuk membawa pesan yang ingin disampaikan oleh pihak produsen melalui penggambaran dari isi pesan produsen tersebut pada pembaca. Media massa cetak dalam hal ini berupa surat kabar menampilkan iklan dengan penggambaran tentang apa yang dimiliki oleh produsen, sehingga konsumen menyadari sampai terpengaruhi. Karena media massa cetak merupakan salah satu sarana media massa yang mampu mengkomunikasikan pesan pada khalayak dalam jangkauan yang sangat luas.


(17)

Pengaruh iklan yang ditampilkan media massa cetak terhadap pembacanya mampu memberikan pengetahuan tambahan maupun pengetahuan yang bersifat baru, dimana iklan yang ditampilkana pada media massa cetak dibuat sangat menarik untuk merebut perhatian pembaca media massa cetak.

Seperti semua media periklanan lainnya, media cetak juga memiliki kelebihan serta keterbatasan. Berikut ini beberapa kelebihan yang dimiliki oleh media cetak dalam memuat sebuah iklan :

1. Jangkauan khalayak lebih luas

2. Kemampuan untuk menyajikan materi pesan dengan rinci 3. Waktu yang tidak terbatas (timeliness)

4. Fleksibel (Shimp, 2004 : 515)

Selain memiliki kelebihan media cetak juga memiliki beberapa kelemahan bila dibandingkan dengan media massa yang lain, antara lain:

1. Ketidak beraturan

2. Bukan media yang selektif

3. Komposisi pembaca bisa berubah (Shimp, 2004 : 515)

Dari penjelasan mengenai kelebihan media massa cetak, dapat disimpulkan bahwasannya, iklan yang ditampilkan pada media massa cetak dapat menyampaikan pesan-pesan iklan dengan lebih jelas dan tahan lama. Selain itu media cetak juga memiliki kelemahan, dan merupakan hal yang harus diketahui dan dipahami oleh pihak pengiklan agar tepat dalam memilih media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan.


(18)

Hampir setiap orang melakukan kegiatan komunikasi, persepsi, dan pemrosesan informasi termasuk terhadap pesan-pesan iklan. Dengan kemampuan memantau lingkungan, manusia dapat memilih dan menetapkan yang baik dan buruk, memahami sebab akibat serta mempu mengendalikan atau mempengaruhi lingkungan demi peningkatan taraf hidupnya (Mulyana, 2003:48).

Iklan oleh Lavidge dan Gary Steiner yang dikutip oleh John S. Wright dalam bukunya advertising, dikemukakan bahwa, pesan yang telah disampaikan kepada pembaca, saat itu juga komunikasi periklanan secara tidak langsung membentuk perilaku pembaca sesuai dengan yang diharapkan dan pembentukan perilaku merupakan efek atau akibat penyampaian pesan dalam bentuk komunikasi periklanan (Nuryanto, dalam Sudiana, 1986:10).

Secara umum periklanan dihargai sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi nirlaba lainnya. Adapun fungsi dari kegiatan periklanan adalah sebagai berikut :

1. Informing (memberi informasi)

Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat sebuah merek, serta memfasilitasi penciptaan merek yang positif.

2. Persuanding (mempersuasi)

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan


(19)

3. Remainding (mengingatkan)

Iklan harus dapat menjaga agar sebuah merek tetap segar dalam ingatan konsumen.

4. Adding Value (memberikan nilai tambah)

Periklanan dapat memberikan nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

5. Assisting (mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)

Periklanan hanyalah salah satu bagian dari bauran pemasaran. Pada suatu saat iklan bisa berdiri sendiri dalam fungsinya sebagai bagian dari bauran pemasaran, akan tetapi pada saat-saat lainnya harus berperan sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dalam perusahaan proses komunikasi pemasaran (Shimp, 2003:357)

Pemahaman terhadap tujuan serta fungsi dari periklanan, tentu akan lebih memudahkan pihak produsen beserta biro iklan dalam menciptakan iklan-iklan yang kreatif, memiliki daya tarik serta pesan yang ingin disampaikan mengena kepada khalayak sasarannya. Pesan dari sebuah iklan merujuk pada isi maupun penggarapannya sebagai suatu totalitas yang akan mengalami proses persepsi pemirsanya. Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan sebuah iklan adalah :


(20)

1. Membuat pasar sasaran menyadari (aware) akan sesuatu merek baru. 2. Memfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut dan merek

yang diiklankan dibandingkan dengan merek-merek pesaing.

3. Meningkatkan sikap-sikap dan mempengaruhi niatan untuk membeli 4. Menarik sasaran untuk mencoba produk

5. Mendorong perilaku pembelian ulang (Shimp, 2003:368)

Penggarapan pesan dapat digambarkan dalam pengertian pendekatan kreatif. Albert C. Book dan Norman D. Cary (1970) mengatakan bahwa ada tiga bentuk pendekatan kreatif : (1) dogamtis, (2) memaparkan alasan/reason why, dan (3) emosional. Dalam pendekatan dogmatis, sumber mengajukan suatu proposisi langsung, misalnya : “ Pepsi-Cola bagi yang berjiwa muda”. Pendekatan reason why membubuhkan fakta dan argumentasi, mengapa produk atau jasa yang ditawarkan itu perlu dibeli. Pendekatan emosional tepat untuk produk yang memiliki potensi daya tarik/selera (sense appeals), misalnya makanan dan minuman atau yang dapat membangkitkan kecemasan (fear appeals) bila tidak menggunakan produk yang di tawarkan, misalnya dalam iklan asuransi dan alat pemadam kebakaran. (Sudiana, 1986:34)

Untuk iklan HONDA SupraX 125 “ Sang raja tampil makin keren dengan warna baru” dimana HONDA menawarkan keunggulan produk motor bebeknya. Selain itu iklan tersebut menjelaskan beberapa hal, bahwa SupraX 125 merupakan motor bebek injeksi pertama di Indonesia, dipakai lebih dari 10 juta orang,


(21)

tangguh dan irit. Maka dapat disimpulkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan reason why.

2.1.2 Pemaknaan Warna

Para teoritis bahasa mengemukakan bahwa kebanyakan kata memiliki makna majemuk. Setiap kata-kata seperti : merah, kuning, hitam, dan putih memiliki makna (konotatif) yang berlainan. Dalam Roget’s Thesaurus, seperti dikutip Mulyana (2003:260-261), terdapat kira-kira 12 sinonim untuk kata hitam, dalam beberapa kepercayaan warna-warna seperti warna hitam dan abu-abu memiliki asosiasi yang kuat dengan bahasa, hitam tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang bersifat buruk dan negatif, misal : daftar hitam, dunia hitam, kambing hitam, sedangkan terdapat 134 sinonim untuk kata putih, dan semua artinya positif.

Warna putih kebalikan dari warna hitam, putih mewakili sesuatu yang menyenangkan dan mencerminkan segala sesuatu yang bersifat kebaikan, seperti : murni, bersih, suci, dan inosen. Jadi kata hitam umumnya berkonotasi negative, sedangkan putih berkonotasi positif (sobur, 2001:25). Warna mampu memberikan pemaknaan tentang suatu hal, misal wana merah, merah bisa berarti api atau darah, dibeberapa kata merah darah lebih tua dibandingkan dengan kata merah itu sendiri, namun dibeberapa bahasa kata merah digunakan pada saat bersamaan menjadi merah darah, karena unsure-unsur terssebut, merah dapat diartikan sebagai hasrat yang kuat dalam hubungannya dengan ikatan, kebenaran dan kejayaan. Namun tak jarang pula warna merah diartikan sebagai suatu kebencian dan dendam, tergantung dari situasi.


(22)

Kuning bisa diartikan sebagai sebuah optimis, filosofi dalam budaya barat. Sedangkan warna ungu menandakan nuansa spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekasaran, keangkuhan. Warna oranye yang berarti energy, keseimbangan, kehangatan, menekankan suatu produk yang tidak mahal, menurut budaya barat (Mulyana, 2003:376)

Warna menurut Hoed dan Benny Hoedoro 1992, dalam bukunya “Periklanan” memiliki beberapa makna dalam menunjang kegiatan periklanan menggunakan media cetak, karena perpadua dan kombinasi warna yang menarik akan mempunyai nilai ketertarikan tersendiri dibenak khalayak, diantaranya:

1. Merah merupakan warna power, energy, kehangatan, cinta, nafsu, agresif, bahaya, kekuatan, kamauan, aktif, bersaing, warna ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat. Sering juga diapresiasikan untuk menunjukkan emosi atau debaran jantung.

2. Oranye merupakan wana energy, keseimbangan, kehangatan, antusiasme, perluasan, pencapaian bisnis, karir, kesuksesan, keadilan, penjualan, persahabatan, kesehatan pikiran dan pengetahuan, daya tahan, kegembiraan, gerak cepat, sesuatu yang tumbuh, tekanan social, modal kecil, murah, ketertarikan, independen.

3. Warna kuning bersifat menonjol, semangat untuk maju dan toleransi tinggi. Pengaruh warna ini antara lain riang, dermawan, dan sukses. Kuning adalah warna yang terkesan optimis, dan termasuk golongan warna yang mudah menarik perhatian. Warna ini dapat digunakan untuk menaikkan metabolism.


(23)

4. Merah muda memiliki asosiasi yang kuat dengan cinta, keberanian dan kesenangan. Ikatan antara merah dan kehidupan memiliki peranan yang penting dalam kebudayaan di bumi.

5. Hijau melambangkan alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan, warna bumi, fisik, kesuksesan materi, kelimpahan, kesuburan, keajaiban, tanaman dan pohon, pertumbuhan, pencapaian personal, kebangkitan, muda, stabilitas, daya tahan, kesegaran, lingkungan, keamanan, rujukan, cinta, keseimbangan, ketenangan, harapan, ketergantungan, persahabatan. Warna hijau melambangkan elastisitas keinginan, cenderung pasif, bertahan,mandiri, posesif, susah menerima pemikiran orang lain. Pengaruh dari warna ini antara lain teguh dan kokoh, mempertahankna miliknya, keras kepala, dan berpendirian tetap.

6. Biru melambangkan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi, spiritual, kelembutan, dinamis, air, laut, kreatifitas, cinta, kedamaian, kepecayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealism, empati, dingin, konservatisme, persahabatan dan harmoni, serta kasih saying, kalem, ketenangan, menenangkan, namun juga dapat berarti dingin dan depresi. Sebagai dari akibat efek menenangkan, warna biru dapat membuat orang lebih konsentrasi.

7. Abu-abu melambangkan intelek, masa depan (seperti warna milenium), kesederhanaan, kesedihan, keamanan, realibilitas, kepandaian, tenang dan


(24)

serius, kesederhanaan. Kedewasaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, professional, kualitas, diam dan tenang.

8. Putih melambangkan positif, ketepatan, ketidak bersalahan, steril, kematian, kedamaian, pencapaian ketinggian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kebersihan, kesempurnaan, keamanan, cahaya, persatuan, lugu, murni, ringan, netral, dan fleksibel. 9. Hitam melambangkan power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri,

ketakutan, kesedihan, keanggunan, perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negative, mengikat, formalitas, kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam, kemarahan, harga diri, dan ketangguhan.

10. Ungu / Jingga melambangkan spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekasaran, keangkuhan, pengaruh, pandangan ketiga, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, upacara, kebijakan, pencerahan, arogan, intuisi, mimpi, ketidaksadaran, telepati, empati, imajinasi, kepercayaaan yang dalam, harga diri, independensi, kontemplasi dan meditasi, ambisi, kemewahan, kekayaan, feminim, artistic, dan romantik.

Dalam iklan HONDA SupraX-125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di media cetak, perpaduan warna hijau dan biru menjadi warna dominan pada background iklan. Sedangkan warna hitam dan merah tampak jelas sebagai warna yang menonjolkan produk SupraX 125 yang diiklankan dan bintang sepakbola Indonesia “Ponaryo Astaman” pada iklan


(25)

tersebut . Warna putih dan merah menjadi warna yang dipadu untuk menampilkan tag line “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” pada iklan tersebut, serta logo dari HONDA dan MPM motor. Serta tulisan “Honda jelas lebih berkelas” dalam iklan yang menggunakan font italic berwarna merah dan hitam yang bergaris tepi warna putih yang mempunyai asosiasi warna seperti yang sudah dijelaskan di atas. Semua warna yang ada dalam iklan tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang akan dijelaskan lebih mendalam pada Bab IV.

2.1.3 Semiotika

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa obyek-obyek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi system terstruktur dari tanda. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu obyek atau ide dan suatu tanda. (Barthes, dalam Sobur 2004:67).

Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan symbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan


(26)

bagaimana tanda disusun. Secara umum, studi tentang tanda merujuk kepada semiotika. Dengan tanda-tanda kita mencari keteraturan di tengah-tengah dunia yang centang-perenang, setidaknya agar kita sedikit punya pegangan. “ Apa yang dikerjakan oleh semiotika adalah mengajarkan kita bagaimana menguraikan aturan-aturan tersebut dan membawanya pada sebuah kesadaran”. Ujar (Pines dalam Sobur, 2004:34).

Dengan semiotika kita lantas berurusan dengan tanda. Semiotika seperti kata (Lechte dalam Wulandari 1998:11), adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs tanda-tanda yang berdasarkan pada sign system (code) tanda-tanda (Segers, dalam Sobur 2004:38). Yang perlu kita garis bawahi dari berbagai definisi di atas adalah bahwa para ahli melihat semiotika atau semiosis itu sebagai ilmu atau proses yang berhubungan dengan tanda. Begitulah semiotika berusaha menjelaskan jalinan tanda atau ilmu tentang tanda, secara sistematik menjelaskan esensi, cirri-ciri, dan bentuk suatu tanda, serta proses signifikasi yang menyertainya.

Tokoh-tokoh dalam ilmu semiotika itu adalah Ferdinand de Saussure, seorang ahli linguistic asal Swiss dan Charles Sanders Pierce, seorang ahli filsafat dari Amerika. Berdasarkan objeknya Pierce membagi tanda atas ikon (icon), indeks (index) dan simbol (symbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tandanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi.


(27)

Tanda seperti itu adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan pentandanya. Simbol tidak harus mempunyai kesamaan, kemiripan, atau hubungan dengan objeknya (Sobur,2004:41).

Beberapa pengertian dalam SEMIOTIK CHARLES S. PIERCE : 1. MODEL ANALISIS CHARLES S.PIERCE

Semiotik berangkat dari elemen utama yang disebut Pierce teori segitiga makna (Triangle meaning):

 Tanda : adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk / merepretasikan hal lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek.

 Acuan tanda (objek): adalah konteks social yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

 Pengguna tanda (interpretan): adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hubungan tanda, Objek dan Interpretan:

Gb.2.1 Hubungan Tanda, Objek dan Interpretan Pierce

Sign


(28)

2.1.4 Model Semiotika Charles S. Pierce

Semiotik untuk studi media massa tak hanya terbatas sebagai kerangka teori, namun sekaligus juga sebagai metode analisis (Sobur,2004:83). Bagi Pierce tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capacity”. Kita misalnya dapat menjadikan teori segitiga makna (triangle meaning) menurut Pierce salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Pierce disebut ground. Kosekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat pada sebuah triadik, yakni ground, object, dan interpretant (Sobur,2004:41)

Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antar suatu objek atau ide dan suatu tanda ( Littlejohn dalam Sobur, 2004 : 12-16).

Charles S. Pierce membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi tiga kategori yaitu: icon, indeks, dan symbol. Icon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain icon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya, potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan.


(29)

Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu pada denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut symbol. Jadi symbol tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi atau perjanjian masyarakat. (Sobur,2004:42). Hubungan segitiga makna Pierce lazimnya ditampilkan dalam gambar berikut ini : (Fiske dalam sobur.2001:85)

SIGN (kode)

Object Interpretant Gambar 2.2

Sumber John Fiske dalam Sobur, 2001:115

Charles S. Pierce membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi tiga kategori, yaitu: ikon, indeks, dan simbol. ketiga kategori tersebut digambarkan dalam sebuah model segitiga sebagai berikut:

IKON

SIMBOL INDEKS Gambar 2.3 Model Kategori Tanda oleh Pierce Sumber: Fiske dalam Wulandari, 1998:46


(30)

2.1.5 Konsep Makna

Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan kata atau istilah membingungkan. Dalam bukunya the meaning of meaning, (Ogden dan Richards dalam Wulandari 1998:27) telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna. Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah, sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu tertentu, yakni dalam bidang linguistic (Pateda, dalam Sobur 2004:257). Dalam penjelasan Umberto Eco (Budiman,1997:7), makna dari sebuah wahana tanda (sign-vehicle) adalah satuan kultural yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang lainnya serta dengan begitu, secara semantic mempertunjukkan pula ketidaktergantungannya pada wahana tanda sebelumnya.

Makna, sebagai dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur 2004:248), merupakan konsep yang abstrak, yang telah menarik perhatian para ahli filsafat dan para teoritis ilmu social selama 2000 tahun silam. Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan “ultrarealitas”, para pemikir besar telah sering menggunakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat luas yang merentang sejak pengungkapan mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner. Tetapi, kata Jerold Katz ( dalam Budiman 1997:27), setiap usaha untuk memberikan jawaban yang langsung telah gagal. Beberapa, seperti misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan spekulatif. Yang lainnya memberikan jawaban salah.

Dari mana datangnya makna? “Makna ada dalam diri manusia”, menurut Devit, makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. “Kita”, lanjut


(31)

Devito menggunakan kata-kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata-kata ini secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Demikian pula, makna yang didapat pendengar dari pesan-pesan kita akan sangat berbeda dengan makna yang ingin kita komunikasikan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar, apa yang ada dalam benak kita. “Reproduksi” ini adalah sebuah proses parsial dan selalu bisa salah.” (Devito, 1997:123-124).

Ada tiga hal yang dijelaskan para filusuf dan linguis sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal itu, yakni (1) menjelaskan makna secara alamiah, (2) mendeskripsikan kalimat secara alamiah dan (3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson dalam Sobur,2004:258).

Agar dapat mengungkapkan makna, perlu dibedakan beberapa pengertian antara (1) terjemah dan translation, (2) tafsir atau interpretasi, (3) ekstrapolasi, dan (4) pemaknaan atau meaning. Menurut Muhadjir (dalam Wulandari 1998:36), terjemah merupakan upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan media yang berbeda: media tersebut mungkin berupa bahasa yang satu ke bahasa yang lain, dari verbal ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran tetap berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konteksnya agar dapat dikemukakan konsep atau gagasan yang lebih jeas.

Ekstrapolasi lebih menekankan pada kemampuan daya piker manusia untuk menangkap hal dibalik yang tersajikan. Sedang memberikan makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran, dan mempunyai kesejajaran dan ekstrapolasi. Pamaknaan lebih menuntut pada kemampuan integratif manusia :


(32)

indrawinya, daya pikirnya, dan akal budinya. Materi disajikan, seperti ekstrapolasi dilihat tidak lebih dari tanda-tanda atau indicator bagi sesuatu yang lebih jauh. Hanya saja ekstrapolasi terbatas dalam arti empiric logic, sedang pada pemaknaan dapat menjangkau yang etik ataupun transedental. Lebih konkret lagi Dan Nimmo dalam Mulyana (2003:79-80), menjelaskan dalam kegiatan simbolik bahwa orang menginterpretasikan objek-objek dengan cara-cara yang bermakna, dan suatu simbol disebut bermakna bila simbol itu membangkitkan respon yang sama dari penyampai kepada yang dituju. (Mulyana,2006:77-78).

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep makna. Model konsep makna Johnson (dalam Devito 1997:123-125) sebagai berikut:

1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan, tetapi kata-kata itu tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar apa yang ada dibenak kita dan proses ini adalah proses parsial, yang bisa saja salah.

2. Makna berubah, kata-kata relatif statis, banyak dari kata-kata yang kita gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini berubah, dan ini khusus terjadi pada dimensi emosional makna.

3. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.


(33)

4. Penyingkatan berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan erat dengan gagasan bahwa acuan tersebut kita butuhkan bilamana terjadi masalah komunikasi yang akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengaitkan dengan acuan yang diamati. Bila kita berbicara tenang cerita, persahabatan, kebahagiaan, kejahatan dan konsep-konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannya dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi makna dengan lawan bicara.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang berkomunikasi.

6. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita perolah dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks. Tetapi hanya sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal dalam benak kita. Karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan yang kita capai tetap tidak pernah tercapai (Sobur,2003:285-289).


(34)

2.1.6 kata “Sang Raja” dan makna yang tersirat dari Bintang Sepakbola Indonesia “Ponaryo Astaman”

2.1.6.1 Kata “Sang Raja”

Kata “sang”menurut kamus besar Bahasa Indonesia merupakan kata yang dipakai di depan nama orang, binatang, atau benda yang dianggap hidup atau dimuliakan. Sedangkan kata”Raja” memiliki beberapa arti, yaitu (1) penguasa tertinggi pada suatu kerajaan, orang yang mengepalai dan memerintah suatu bangsa atau negara (2) kepada daerah istimewa;kepala suku;sultan (3) sebutan untuk penguasa tertinggi dari suatu kerajaan (4) orang yang besar kekuasaannya. (kamus bahasa Indonesia,2008,1156), Maka dapat disimpulkan Sang Raja berarti orang atau benda yang dimuliakan dan memiliki kekuasaan lebih dibandingkan dengan orang atau benda yang lainnya.

2.1.6.1 Bintang Sepakbola Indonesia Ponaryo Astaman

Ponaryo Astaman adalah seorang pemain sepakbola profesional yang saat ini merumput bersama Sriwijaya FC. Pemain kelahiran Balikpapan, 25 September 1979, ini pun merupakan pilar inti timnas senior sepakbola Indonesia. Akurasi tendangan dan akselerasinya di lapangan tengah yang cukup brilian membuat ia selalu mendapat tempat di tim inti. Baik itu di klub maupun di timnas. Bahkan karena itu pula, ban kapten timnas senior sempat melengket dipundaknya beberapa waktu lalu.

Prestasi pemain dengan tinggi badan 172 centimeter dan berat 70 kilogram ini terbilang cemerlang. Itu ditandai dengan pinangan klub asal Malaysia,


(35)

Telekom Malaka, pada tahun 2004. Penampilan ciamik yang ditunjukkannya bersama PSM membuat klub asal Malaysia, Telekom Malaka, tertarik merekrutnya. Ia pun diboyong ke Negeri Jiran dengan nilai transfer yang cukup menggiurkan. Konon menembus angka Rp1 milyar lebih. Sepulang dari Telekom Malaka, ia diperebutkan beberapa klub di tanah air. Di antaranya bekas klubnya PSM Makassar dan Persija Jakarta.

Memulai karir sepakbola profesional bersama tim asal Kalimantan Timur, PKT Bontang, pada musim kompetisi 2000, ia baru dikenal publik sepakbola nasional sejak hengkang ke PSM Makassar dan bergabung dengan sejumlah pemain top tanah air lainnya di Juku Eja kala itu. Bersama Budi sudarsono, ia pernah mencetak gol di ajang Piala Asia 2004 dan membawa Indonesia mengukir kemenangan pertamanya di Piala Asia, menaklukkan Qatar dengan skor 2-1. Ia diangkat menjadi kapten tim nasional dan memimpin Indonesia termasuk di Piala Asia 2007. Dimana Indonesia termasuk salah satu tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam. (www.wikipedia.org) diakses 17 Juni 2010:07.16.

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dalam memaknai suatu peristiwa atau objek. Hal ini dikarenakan adanya pengalaman (Field of Experience) dan pengetahuan (Frame of Reference) yang berbeda-beda pada individu tersebut. Begitu juga peneliti dalam memaknai tanda dan lambing yang ada dalam objek, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti.


(36)

Pada penelitian ini peneliti melakukan pemaknaan atau menginterpretasikan dengan cara mengidentifikasi secara keseluruhan dan iklan dianalisa menggunakan metode semiotic Pierce. Sehingga akhirnya dapat diperoleh hasil dari interpretasi data mengenai penggambaran iklan HONDA SupraX 125. Hal ini dilakukan karena dalam ilustrasi iklan HONDA SupraX 125 terangkum berbagai makna dan tanda. Maka digunakan ikon, indeks, dan symbol untuk mengklasifikasikan sebuah tanda secara spesifik.

Yang diutamakan di sini adalah peristiwa yang melatarbelakangi pembuatan ilustrasi iklan HONDA SupraX 125 sebagai signifikan dalam pembuatan makna. Realitas sosial tersebut dipaparkan secara eksplisit dalam pemilihan ikon yaitu sebuah motor SupraX 125 berwarna hitam dan bintang sepakbola Indonesia “Ponaryo Astaman”. Lapangan sepakbola yang menjadi latar belakang dengan warna hijau rumput dan langit biru berawan putih serta warna-warna lainnya yang ada pada iklan. Serta semua kata-kata yang terdapat dalam iklan HONDA SupraX 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”. Pierce menggunakan teori segitiga makna (triangle meaning) yang terdiri dari sign (tanda), object (obyek), dan interpretant (interpretan). Menurut Pierce salah satu bentuk tanda adalah kata, sedangkan obyek adalah sesuatu yang dirujuk tanda, sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini menginterpretasikan pemaknaan iklan yang diperoleh melalui media cetak. Dalam hal ini iklan yang dijadikan penelitian adalah iklan HONDA SupraX 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”. Alasan digunakannya metode deskriptif kualitatif ada beberapa faktor pertimbangan, yaitu pertama metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, kedua metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, dan ketiga metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong,2005:5).

Untuk menginterpretasikan pencitraan bintang sepakbola Indonesia “Ponaryo Astaman” sebagai ikon SupraX 125 yang memposisikan diri sebagai Rajanya motor bebek dan mengapa sepeda motor SupraX 125 tersebut berada di lapangan sepakbola, maka terlebih dahulu harus diketahui system tanda dan gambar yang terdapat pada iklan yang akan dijadikan korpus atau sampel penelitian ini. Seperti yang menjadi tujuan dari pembuatan iklan, bahwa iklan juga memberikan pengaruh kepada konsumen. Maka iklan HONDA SupraX 125 akan memberikan sensasi bahwa disatu sisi apakah seorang Ponaryo Astaman pantas


(38)

untuk mewakili posisi SupraX 125 yang memposisikan diri sebagai sang raja. Sedangkan latar belakang Ponaryo Astaman sebagai pemain sepakbola, dimana perkembangan sepakbola Indonesia tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan, terbukti belum berhasilnya Indonesia untuk menembus Piala Dunia. Sehingga dapat menimbulkan pertanyaan mengapa tidak menggunakan seorang atlit yang lebih mengharumkan nama Indonesia dalam bidangnya, misalnya Chis John dengan latar belakang juara dunia tinju.

3.2 Korpus Penelitian

Korpus merupakan sekumpulan bahan yang terbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisa dengan semacam kesemenaan, korpus haruslah cukup luas untuk member harapan yang beralasan bahwa unsure-unsur yang memelihara sebuah sistem, kemiripan dan perbedaan yang lengkap. Korpus juga bersifat sehomogen mungkin, baik homogen pada taraf substansi maupun homogen pada taraf waktu (sinkroni) (kurniawan,2001:70)

Korpus bertujuan khusus digunakan untuk analisis semiotik dan analisis wacana, korpus dari penelitian semiotik ini adalah iklan HONDA SupraX 125 di media media cetak.

3.2.1 Unit Analisis

Unit analisis pada penelitian ini adalah tanda-tanda berupa gambar, tulisan dan warna yang menjadi latar belakang dalam iklan HONDA SupraX 125, dimana menggunakan bintang sepakbola Indonesia “Ponaryo Astaman” dan


(39)

sebuah motor SupraX 125 sebagai model iklan, kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan ikon (icon), indeks (index) dan simbol (symbol).

3.2.1.1 Ikon (icon)

Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan (Sobur,2003:41). Dengan kata lain suatu tanda memiliki cirri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Apabila pada iklan HONDA SupraX 125 ditunjukkan dengan :

1. Sebuah motor SupraX 125 yang berada di lapangan sepakbola

2. Seorang Ponaryo Astaman yang sedang beraksi dengan sebuah bola dalam lapangan sepakbola

3. Background lapangan sepakbola 4. Sebuah bola berwarna putih 3.2.1.2 indeks (index)

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat (Sobur.2004:42). Pada ilustrasi iklan HONDA SupraX 125 ditunjukkan dengan:

1. Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru

2. Tanda tangan Ponaryo Astaman (bintang sepakbola Indonesia)

3. Motor bebek injeksi pertama di Indonesia, dipakai lebih dari 10 juta orang, tangguh, irit

4. Honda jelas lebih berkelas

5. Segera hubungi Dealer Honda terdekat di kota Anda 6. Baru


(40)

7. Rajanya motor bebek

8. Garansi mesin 3 tahun 39.000 KM 9. Motor irit pasti Honda

10. Honda merk favorit 2008 survei Deteksi Jawa Pos 11. www.welovehonda.com

3.2.1.3 simbol (symbol)

Symbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian masyarakat) (Sobur,2004:42). Pada ilustrasi iklan HONDA SupraX 125 ditunjukkan dengan :

1. Logo Brand HONDA 2. Logo MPM Motor 3. Logo TOP BRAND 2010 4. Logo SupraX 125

3.4 penempatan Ikon, Indeks dan Simbol

Penempatan sebuah tanda menjadi ikon, indeks dan symbol tergantung dari kebutuhan dan sudut pandang khalayak (Point of Interest) yang memaknainya. Sehingga penempatan tanda-tanda dalam iklan HONDA SupraX 125 seperti yang sudah penulis berikan contohnya di atas, yang mana sebagai ikon, mana sebagai indeks, dan mana sebagai simbol tersebut hanya sebatas subyektifitas peneliti, bukan menjadi sesuatu yang mutlak, karena hal ini kembali lagi kepada sudut pandang khalayak yang memaknai iklan HONDA SupraX 125 sesuai dengan kebutuhan masing-masing.


(41)

Sebagai contoh bila seseorang menganggap simbol SupraX 125 adalah tulisan Supra X 125 dan “Rajanya Motor Bebek” maka dapat dikatakan tulisan slogan “Rajanya Motor Bebek” dan logo SupraX 125, adalah sebagai simbol. Hal ini karena orang akan paham secara alamiah dan berdasarkan perjanjian, bisa dikatakan sebagai trade mark dari brand HONDA bahwa SupraX 125 adalah rajanya motor bebek, juga sebaliknya “Rajanya motor bebek itu adalah SupraX 125, juga telah menjadi pakem bahwa logo dari SupraX 125 adalah seperti itu, dan masyarakat telah mengetahui semua. (www.wikipedia.org) topik pencarian: icon, indeks, symbol Pierce diakses 18 Juni 2010:08.30.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap iklan HONDA SupraX 125 yang terdapat pada media cetak yang juga dapat disebut data primer dalam penelitian. Selanjutnya data tersebut akan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotik Pierce, dan data dari penelitian ini kemudian akan digunakan untuk mengetahui penafsiran makna iklan HONDA SupraX 125 tersebut ke dalam sistem tanda komunikasi berupa gambar-gambar, tulisan dan warna-warna yang menjadi latar belakang yang ada dalam iklan tersebut.

Teknik pengumpulan data lainnya, melalui penggunaan bahan documenter seperti surat kabar, buku-buku serta penggunaan internet. Sumber bahan tersebut digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal mengenai makna iklan HONDA SupraX 125 yang menjadi bahan dalam penelitian ini.


(42)

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Hal ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif, selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi jawaban terhadap objek yang diteliti. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian berdasarkan Model Semiotik dari Charles Sanders Pierce, yaitu sistem tanda (sign) dalam iklan yang dijadikan korpus (sample) dalam penelitian, dikategorikan ke dalam tanda dengan acuannya yang dibuat oleh Charles Sanders Pierce. Terdiri dari tiga kategori, yaitu ikon (icon), indeks (index), dan symbol (symbol). Dengan studi semiotik penelitian dapat memaknai gambar dan pesan yang terdapat pada iklan HONDA SupraX 125 serta membentuk berbagai pemaknaan terhadap iklan tersebut. Iklan HONDA SupraX 125 akan diinterpretasi dengan cara mengidentifikasi tanda-tanda yang terdapat dalam setiap penggambaran iklan, untuk mengetahui makna yang ada dalam iklan tersebut.

Untuk mengetahui hubungan antara tanda, penggunaan tanda, dan realitas eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan Model Semiotik dari Pierce. Sistem tanda (gambar, kata-kata, warna, perilaku nonverbal, dan atribut pendukung) yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian kualitatif dengan metode deskriptif iklan HONDA SupraX 125 versi Sang Raja Tampil makin keren dengan warna baru.


(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan Honda didirikan pada 24 September 1948 oleh Soichiro Honda. Dengan kapasitas produksi lebih dari 14 juta mesin yang dibuat setiap tahunnya, Honda merupakan salah satu produsen otomotif terbesar di dunia. Prototype pertamanya sendiri lahir pada bulan Agustus 1948 yang dinamai “Dream” (Seperti filosofi yang dimiliki oleh Honda Company, yaitu “The Power of Dream”). Pada awalnya Honda memproduksi Super Cup 50cc dimana nantinya produk ini menjadi perintis untuk produk Honda kedepannya. Soichiro Honda dengan cepat memperbaharui dari kekurangan yang ada. Penjualan motor pertama kali tahun 1974 ( satu tahun sebelum dibukanya perusaaan). Sewaktu motor buatannya dijual, respon dari masyarakat sangat luar biasa.

Perusahaan Honda bermarkas di Tokyo. Setelah bekembang di negaranya (Jepang), Honda mulai merambah pasar Amerika dengan pusatnya di Torrance, California. Honda pertama kali masuk di Indonesia pada tanggal 11 Juni 1971 dengan nama PT Federal Motor, kemudian pada tanggal 31 Oktober 2000 berubah menjadi PT Astra Honda Motor. Sejak saat itu, perusahaan Honda mendapat sambutan yang baik dari konsumen di Indonesia. Honda menjadi salah satu produsen motor terbesar di Indonesia. Hal ini dikarenakan Honda selalu memperhatikan kualitas produk yang dibuatnya. Tradisi yang ada dalam perusahaan Honda dalam proses produksinya yaitu kualitas produk yang bagus


(44)

dan hemat bahan bakar masih tetap dipertahankan. Honda memiliki kekuatan untuk menguasai pasar di Indonesia, terutama untuk kendaraan roda dua dibandingkan dengan buatan Eropa. Hal ini karena Honda telah membangun brand image yang baik kepada masyarakat Indonesia.

PT Astra Honda Motor selaku pemegang brand Supra X 125 merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia yang menghasilkan sarana transportasi roda dua yang aman dan ekonomis. Honda Supra X 125 adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang diproduksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncukan pada tahun 2005 menggantikan Honda Karisma. Motor yang diluncurkan pada tahun 2005 ini dimaksudkan untuk mengantisipasi makin populernya motor bebek otomatis di pasar motor Indonesia.

Ada banyak merek sepeda motor keluaran Honda yang dijual di Indonesia selain merek Supra X 125, antara lain Revo, Beat, Megapro, Tiger, Vario, City Sport, dan Scoopy. Dan semua merek tersebut selalu dapat dengan mudah kita jumpai di jalan raya, dimana hal ini membuktikan bahwa kualitas merek Honda di mata masyarakat sangat diakui.

Dalam segi jaringan Honda memiliki tiga pelayanan untuk melayani konsumen di seluruh Indonesia, yang dibagi menjadi gerai penjualan, gerai pemeliharaan dan gerai suku cadang. Pada gerai penjualan Honda menandai showroom resminnya dengan logo H1 pada eksteriornya, dan selalu memberikan kepuasan bagi konsumen sepeda motor Honda, serta menyediakan koleksi lengkap sepeda motor Honda. Dan pada gerai penjualan konsumen akan mendapatkan informasi lengkap mengenai spesifikasi sepeda motor seperti:


(45)

Harga, pilihan kredit pembelian dan pembiayaan, pengurusan dokumen, dan program garansi. Lalu ada gerai pemeliharaan yang diberi logo H2 yang berarti bengkel resmi Honda, jaringan pemeliharaan adalah bagian dari PT. Astra Honda Motor yang salah satu tugasnya adalah sebagai layanan purna jual. Dan beberapa hal yang dilakukan antara lain ; menjadi terbaik dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, yaitu dengan memberikan perbaikan dan pelayanan terbaik di bengkel resmi Honda/AHASS (Astra Honda Authorized Service Station). Bengkel Honda jumlahnya yang cukup banyak letaknya juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang dipilih sesuai dengan jumlah penyebaran sepeda motor Honda dan kebutuhan akan perlunya layanan purna jual yang baik.

Kemudian gerai suku cadang yang diberi logo H3 pada showroom resminya, merupakan layanan ketersediaan suku cadang sepeda motor Honda bagi pemilik sepeda motor Honda. Produk suku cadang Honda yang dipasarkan oleh PT. Astra Honda Motor (AHM) yaitu HGP (Honda Genuiene Parts) dimana suku cadang tersebut sama dengan komponen yang ada di setiap sepeda motor merk Honda. Sebagai suku cadang asli sepeda motor Honda, PT. Astra Honda menjamin kualitas produk Honda Genuiene Parts sama dengan yang terpasang pada sepeda motor Honda. dalam bidang pemasaran dan purna jual sepeda motor Honda untuk wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur Honda mempercayakan kepada PT.Mitra Pinasthika Mustika Motor sebagai main dealer. www.astra-honda.com


(46)

4.2. Penyajian Data

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada gambar iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”, selanjutnya akan diinterpretasikan dan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotika Charles Sanders Pierce untuk mengetahui makna yang terkandung dalam iklan Supra X 125 versi “ Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”.

Pierce membagi tanda menjadi tiga kategori yaitu: ikon, indeks, dan simbol. untuk melihat pengungkapan peristiwa serta pesan yang disampaikan dalam penggambaran iklan tersebut, sistem tanda dibagi berdasarkan fungsi tanda Pierce.

4.2.1 Ikon, Indeks, Simbol

Dalam pendekatan semiotik Pierce terdapat tiga komponen yaitu: Tanda (sign), Obyek (object), dan Interpretan (interpretan).

Sebagai interpretan, peneliti menganalisa gambar iklan Supra X 125 di media cetak yanga dijadikan korpus (sample terbatas) dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model semiotik Pierce yang membagi tanda atas tiga bagian kategori yaitu: ikon, indeks, dan simbol, sehingga akan diperoleh interpretasi dari iklan melalui kategori tanda tersebut.

Ikon dalam tampilan iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” adalah sebuah sepeda motor SupraX 125 dan seorang pemain sepakbola yaitu Ponaryo Astaman. Sedangkan indeks dalam iklan tersebut antara lain tulisan “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”, tanda


(47)

tangan Ponaryo Astaman (bintang sepakbola Indonesia), tulisan “motor bebek injeksi pertama di Indonesia dipakai lebih dari 10 juta orang, tangguh, irit. tulisan Honda jelas lebih berkelas, tulisan segera hubungi Dealer Honda terdekat di kota Anda, tulisan baru, tulisan rajanya motor bebek, tulisan garansi mesin 3 tahun 39.000 KM, tulisan motor irit pasti Honda, tulisan Honda merk favorit 2008 survei Deteksi Jawa Pos, tulisan www.welovehonda.com, background lapangan sepakbola dan sebuah gambar bola . Lalu simbol dalam iklan Supra X 125 antara lain, logo Brand Honda, logo MPM Motor, logo TOP BRAND 2010, dan Logo SupraX 125.

4.2.2 Tanda dan Acuan Tanda

Dalam menganalisa hubungan antara tanda dengan acuan tanda berdasarkan model Pierce yang membagi tanda menjadi : ikon, indeks, dan simbol, maka peneliti akan mengkaji tanda yang berupa gambar iklan tersebut.

4.3 Gambar Iklan Supra X 125

Iklan Supra X 125 yang diinterpretasikan adalah iklan versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di surat kabar Jawa Pos yang merupakan surat kabar terbesar di Jawa Timur. Pada dasarnya iklan tersebut menggunakan sistem tanda bahasa dan sistem tanda visul atau gambar.

Pada iklan Supra X 125 ini pembuat iklan menampilkan kalimat “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” yang ditulis dengan warna merah bergaris tepi putih dengan sedikit bayangan hitam, dengan ukuran font yang


(48)

paling besar diantara kalimat atau kata lain yang ada di dalam iklan tersebut. Hal tersebut diharapkan mampu menarik perhatian konsumen terhadap produk yang sedang ditawarkan, bahwa ada warna baru dari Supra X 125. Dalam iklan Supra X tersebut ada berbagai macam gambar, kata, dan warna, sehingga pengiklan harus mampu untuk memadukan sistem tanda dan lambang agar tidak terlihat rumit dan sulit untuk dimengerti. Membuat sesuatu yang simple menjadi rumit adalah hal biasa, tetapi membuat hal yang rumit menjadi simple, sederhana secara mengagumkan itulah sebuah kreatifitas yang diperlukan dalam beriklan (Shimp, 2003:418). Tetapi dalam iklan Supra X 125, creator iklan tersebut mampu untuk membuat sebuah iklan dengan berbagai sistem tanda yang simple dan mudah untuk dipahami.

Adanya banyak persepsi atau pemaknaan ganda antara audience dengan seorang creator iklan adalah hal yang sering terjadi, dalam sebuah studi semiotika ini memanglah hal yang wajar, karena sebuah pemaknaan yang berbeda-beda ini tergantung dari field of experience dan frame of reference. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah dalam sebuah iklan, misalnya pada iklan Supra X 125. Pembaca dari surat kabar Jawa Pos yang melihat iklan Supra X 125 tentu mengetahui apa yang dimaksud oleh iklan tersebut, yaitu Supra X mengeluarkan warna baru. Apabila ada persepsi lain yang timbul dari pembaca ketika melihat iklan tersebut, tetapi dia mengetahui dari iklan itu bahwa Supra X 125 mengeluarkan warna baru, maka di sini pengiklan sudah berhasil untuk menyampaikan pesan nya dan creator iklan dapat dikatakan mampu mengemas semua sistem tanda yang menarik, simple, dan tepat sasaran.


(49)

4.4 Iklan Supra X 125 dalam model Pierce

Menurut Pierce, sebuah tanda itu adalah segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Dalam pendekatan semiotik model Pierce, peneliti akan menganalisa iklan yang dijadikan korpus, yaitu iklan Supra X 125 versi “ Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di media cetak secara keseluruhan dengan menggunakan hubungan antara tanda dengan acuan tanda dalam model kategori tanda yang dimiliki Pierce, yaitu: ikon, indeks, dan simbol. sehingga akan diperoleh makna dalam iklan tersebut.

Apabila digambarkan hubungan antara tanda, obyek, dan interpretan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Obyek

Keseluruhan makna yang tergambar dari sepeda motor Supra X 125, Ponaryo Astaman,dan semua tulisan pada iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di

media cetak.

Tanda

Setiap bentuk penggambaran yang dapat ditimbulkan oleh

iklan Interpretan

Hasil interpretasi peneliti dalam melihat hubungan antara tanda dan petandanya


(50)

Gambar iklan Supra X 125 versi “ Sang raja Tampil Makin Keren dengan warna Baru”” dalam elemen makna Pierce.

Dalam menganalisa hubungan antara tanda dan acuannya berdasarkan studi semiotik Pierce, yaitu : ikon, indeks dan simbol, maka peneliti akan menginterpretasikan segala bentuk pemaknaan yang terdapat dalam iklan Supra X 125 versi “Sang raja Tampil Makin Keren dengan warna Baru” berupa makna denotatif dan makna konotatif. Berdasarkan model semiotik Pierce dapat digambarkan hubungan ikon, indeks dan simbol. sebagai berikut :

Gambar 4.2

Gambar iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” dalam kategori Pierce.

Iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” merupakan obyek dalam penelitian ini dan keseluruhan dari tampilan iklan

Ikon

Sebuah sepeda motor Honda Supra X 125 dan seorang bintang sepakbola Indonesia Ponaryo

Astaman

Simbol

Logo brand Honda, logo MPM Motor, logo TOP BRAND 2010, dan

logo Supra X 125 Indeks

Semua kata yang membentuk kalimat dan warna-warna dalam

iklan, tanda tangan Ponaryo Astaman, kata Baru, sebuah bola, dan background lapangan sepakbola


(51)

yang berupa gambar, teks, dan warna yang menjadi latar belakang maupun visual dari iklan tersebut merupakan tanda-tanda yang terkandung dalam suatu iklan. Iklan Supra X 125 versi “ Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” ini akan diinterpretasi menggunakan model Semiotik Pierce. Dalam semiotik Pierce sebuah acuan dan representasi adalah fungsi utamanya, hal ini sesuai dengan definisi dari tanda itu sendiri, yaitu sebagai sesuatu yang memiliki bentuk fisik dan harus merujuk pada sesuatu yang lain dari tanda tersebut.

4.5 Analisis Iklan Supra X 125

Berdasarkan tiga kategori tanda Pierce, yaitu ikon, indeks, dan simbol, maka peneliti akan berusaha untuk memaparkan (menganalisa) iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” berdasarkan tiga kategori tersebut.

4.5.1 Ikon

Ikon adalah gambar objek tiga dimensi yang menyerupai dengan bentuk asli yang ditandai, dalam iklan Supra X 125 ada empat ikon antara lain:

5. Gambar Ponaryo Astaman 6. Gambar Supra X 125

7. Background lapangan sepakbola 8. Sebuah bola berwarna putih


(52)

4.5.1.1 Gambar Ponaryo Astaman

Gambar pria yang menjadi model dari iklan tersebut yaitu Ponaryo Astaman merupakan ikon dari Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”, begitu juga dengan sepeda motor Supra X 125 berwarna ungu. Gambar Ponaryo, gambar Sepeda motor Supra X 125, pakaian, dan sepatu yang digunakan merupakan tanda yang serupa dengan realitas yang ditandai. Karena sesuai dengan pengertian ikon itu sendiri yaitu suatu benda fisik dua atau tiga dimensi yang menyerupai apa yang diinterpretasikan.

Pria dipersepsi sebagai pribadi yang menganggap dirinya memiliki cirri-ciri minat, kegemaran, dan keterampilan bermasyarakat yang secara khusus dikaitkan dengan kejantanan. Dalam kehidupan sosialnya, laki-laki dibentuk untuk tumbuh menjadi makhluk yang kuat dan keras. Laki-laki dianugrahi tubuh yang gagah, jantan, keras dan kuat. Sehingga bertanggung jawab dalam memimpin, berpolitik dan urusan sejenisnya yang menggambarkan superioritas laki-laki dalam segenap aspek kehidupan sehari-hari. Laki-laki juga identik dengan mobilitas, gerak, gairah berkompetisi dan bertanding. Apalagi pria dalam iklan Supra X 125 adalah seorang pemain sepakbola, yang dikenal dengan olahraga yang keras dan memiliki persaingan yang ketat dalam setiap kompetisinya. dan sepakbola merupakan olahraga yang merajai perhatian manusia di seluruh dunia secara menyeluruh dari segala jenis usia, jenis kelamin dan tingkat sosial. Sehingga penggunaan pria yang juga sebagai pemain sepakbola dalam iklan Supra X 125 tersebut, juga mempunyai maksud agar pesan dari iklan tersebut memiliki karakter yang lebih kuat dan dapat diterima oleh semua


(53)

kalangan. Selain itu penggunaan Ponaryo Astaman yang beraksi dalam sebuah lapangan sepakbola juga karena iklan Supra X 125 versi Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru dibuat pada bulan Mei sebelum bulan Juni berlangsungnya Piala Dunia sepakbola yang diadakan 4 tahun sekali.

Dalam iklan tersebut Ponaryo Astaman sedang melompat dengan kedua tangan terangkat setinggi bahu dengan posisi tubuh ke arah samping kanan dan menatap sebuah bola berwarna putih. Sedangkan posisi kaki kiri Ponaryo terbuka 30 derajat ke samping kiri dan ujung sepatu ke arah bawah, lalu kaki kanan menekuk ke samping kiri sampai posisi tumit sepatu sejajar dengan lutut. Dari sikap tubuh Ponaryo dia akan melakukan aksi menyundul bola, arah bola itu menuju Ponaryo berasal dari atas, hal tersebut terlihat dari tatapan Ponaryo terhadap bola yaitu mengangkat kepala ke atas setinggi 45 derajat dengan dada membusung, dan jarak bola tersebut dengan Ponaryo adalah setengah lengan kanan Ponaryo. Dari gaya Ponaryo yang beraksi dengan bola tersebut, dia bagaikan raja sepakbola di dalam lapangan tersebut, karena hanya dia saja disorot sedang beraksi dan tidak ada pemain lain yang ditonjolkan dalam lapangan tersebut, sedangkan kita tahu ada banyak sekali pemain sepakbola di Indonesia. Ponaryo menggunakan pakaian olahraga berwarna merah bernomor dada 11 dengan kaos kaki berwarna merah setinggi lutut dan sepatu polos berwarna putih, nomor 11 merupakan nomor yang digunakan Ponaryo dalam klub dan tim nasional Indonesia. Warna bola dan pakaian Ponaryo selaras dengan warna brand image HONDA dan logo MPM Motor sebagai pihak pengiklan, yaitu merah dan putih. Hal ini menunjukkan bahwa Ponaryo adalah wakil dari brand imagae


(54)

HONDA dan dari MPM Motor. Dimana warna merah melambangkan power, energy, agresif, kemauan kuat, bersaing dan penuh semangat, sedangkan warna putih melambangkan positif, ketepatan, kesucian, kesempurnaan, keamanan, persatuan, murni. Kaos yang digunakan oleh Ponaryo memiliki corak bergaris putih, apabila kita melihat logo Honda maka dapat dijelaskan mengapa corak berwana putih yang ada pada kaos yang digunakan oleh Ponaryo berbentuk seperti sebuah sayap, hal ini karena pada logo Honda ada gambar sebuah sayap dengan model garis putih yang terbagi menjadi 5 bagian dan berbentuk sayap. Bila kita melihat corak sayap yang sama antara kaos yang digunakan oleh Ponaryo dan gambar yang ada pada logo Honda, maka angka 11 pada nomor dada yang ada pada kaos Ponaryo juga ada hubungannya. Jadi selain karena angka tersebut merupakan nomor dada yang biasa dipakai Ponaryo ketika bermain sepakbola, angka 11 merupakan angka yang paling cocok dengan corak bergaris yang ada pada kaos yang digunakan Ponaryo dalam iklan. Karena angka sebelas merupakan angka yang terbentuk dari dua garis dan bentuknya sama. Dari data yang diperoleh peneliti terhadap kegunaan angka 11 pada kaos Ponaryo dalam iklan tersebut, peneliti merasa bahwa salah satu alasan pihak pengiklan memilih Ponaryo selain karena kehebatannya di lapangan sepakbola adalah nomor punggung Ponaryo ada hubungannya dengan Logo Brand Image Honda.

4.5.1.2 Gambar Ponaryo Astaman

Selain Ponaryo yang terlihat menguasai lapangan tersebut bagaikan seorang raja, ada sebuah sepeda motor yang juga tampak berdiri gagah di dalam lapangan itu bersama Ponaryo. yaitu sebuah sepeda motor bebek dengan merek


(55)

Supra X 125 berwarna ungu yang dipadu dengan warna abu-abu, hitam dan putih. Walaupun dikatakan sepeda motor tersebut berwarna ungu, sebenarnya tidak sepenuhnya warna yang ada pada sepeda motor Supra X tersebut berwarna ungu. Tetapi untuk membedakan warna Supra X 125 dengan warna yang lain dapat dicirikan dari warna spakboard depan, samping dan belakang. Sehingga meskipun warna suatu sepeda motor tidak mendominasi pada sebuah sepeda motor, namun apabila warna tersebut berada pada spakboard maka warna tersebut yang menjadi warna utama. Honda Supra X 125 adalah sepeda motor jenis bebek dengan transmisi manual 4 stroke yang dilengkapi dengan pendingin udara serta system SOHC (Single Over Head Cam).

Supra X 125 memiliki beberapa type yaitu, Supra X 125 R CW, Supra X 125 R SW dan Supra X 125 PGM-FI. Dalam gambar iklan Supra X 125 sepeda motor yang dijadikan sebagai ikon adalah Supra X 125 PGM-FI. Dari type ini dapat kita jelaskan mengapa Honda berani mengatakan atau memposisikan diri sebagai rajanya motor bebek. Hal ini karena teknologi fuel injection yang dimiliki oleh Supra X 125 PGM-FI. Teknologi ini adalah kemajuan daripada teknologi karburator, karburator berdasarkan namanya “carburetion” berfungsi mengkabutkan bahan bakar serta mencampur bbm dengan udara agar terjadi campuran yang homogeny, bukan heterogen. Pada kenyataannya karburator tidak mampu mengkabutkan bbm 100% pada semua tingkat kecepatan, maka injektor teknologi yang dapat memberikan pengkabutan yang lebih baik pada semua tingkat kecepatan. Injector adalah suatu piranti dengan lubang kecil yang dialiri oleh bbm bertekanan sehingga menghasilkan kabut atau spray. Bahkan mesin


(56)

sekelas moto GP sekalipun, ternyata sangat membutuhkan teknologi fuel injection karena teknologi injeksi mampu memberikan campuran bbm-udara yang ideal mendekati stochiometric yaitu 15:1 (a/f ratio) pada semua tingkat kecepatan. Hal ini yang tidak mampu diberikan oleh teknologi karburator. Supra X 125 yang merupakan motor pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi fuel injection. Karena itu Honda Supra x 125 mem-plot dirinya sebagai rajanya motor bebek.

Supra X 125 yang ada dalam iklan berada di dalam sebuah lapangan sepakbola. Maka dapat dikatakan posisi nya sama dengan Ponaryo, yaitu bagaikan raja karena terlihat menguasai sebuah lapangan sepakbola tanpa terlihat sepeda motor bebek yang lain. Warna ungu dari sepeda motor itu merupakan warna baru dari Supra X 125, dimana sebelumnya berwarna hitam dan merah. Warna ungu sendiri yang ada pada iklan tersebut mengartikan kebangsawanan ,imajinasi, kemewahan, kekayaan, harga diri, artistic. Dalam iklan tersebut sepeda motor supra X 125 itu tepat berada di lapangan sepakbola dengan posisi berdiri tanpa standart samping atau tengah yang menyangga. Supra X 125 terlihat dari depan dengan posisi roda depan menggeser 45 derajat ke samping kiri sehingga dapat terlihat bagian Supra X dari depan sampai knalpot dan roda belakang. Sama hal nya dengan Ponaryo Astaman, sehingga kedua ikon dalam iklan ini posisinya sama-sama menggeser 45 derajat ke arah samping atau tidak terlihat langsung dari arah depan. Posisi Supra X 125 tersebut di lapangan sepakbola lebih ke depan daripada Ponaryo Astaman yang juga ada di lapangan tersebut. Itu terlihat dengan lebih kecilnya gambar Ponayo Astaman dibandingkan dengan gambar Supra X


(57)

125, dengan posisi Ponaryo dan Supra X 125 yang sama-sama terlihat bagaikan raja yang menguasai lapangan sepakbola tersebut, Supra X 125 tampak lebih unggul daripada Ponaryo, karena gambar Supra X 125 tampak lebih besar daripada Ponaryo Astaman dan Supra X 125 berada di depan dan Ponaryo di belakangnya. Jadi memang benar bahwa Supra X memang sang raja, bahkan Ponaryo Astaman juga kalah pamor dalam iklan tersebut.

4.5.1.3 Background lapangan sepakbola

Lapangan sepakbola yang menjadi background dalam iklan tersebut di ambil sewaktu sore, ini terlihat dari warna langit yang biru. Sedangkan warna rumput seperti layaknya rumput pada lapangan sepakbola pada umumnya yang berwarna hijau. Sedangkan pada tempat duduk penonton warna disamarkan dengan adanya cahaya berbinar, mengapa warna tersebut disamarkan sudah peneliti jelaskan sebelumnya. Warna biru langit bermakna teknologi, peruntungan yang baik, kepercayaan diri, sedangkan warna hijau rumput bermakna kesegaran, pembaharuan, kesuburan,dan keberuntungan. Dari makna yang terkandung pada background lapangan sepakbola tersebut, yaitu kesegaran, pembaharuan, teknologi dan kepercayaan diri sangat berhubungan dengan apa yang ditampilkan oleh iklan tersebut, yaitu adanya warna baru yang masih segar dari sebuah produk Supra X 125 dan pihak Honda percaya diri dengan produknya tersebut. Selain itu latar belakang lapangan sepakbola juga dipakai karena iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” dicetak pada bulan Mei sebelum bulan Juni tepat diadakannya Piala Dunia 2010. Jadi di sini iklan tersebut


(58)

seakan ikut menyambut datannya Piala Dunia 2010, atau menyesuaikan iklan dengan suasana sepakbola yang sedang hangat saat itu.

4.5.1.4 Gambar Sebuah Bola

Lalu indeks lain yang muncul karena adanya Ponaryo yaitu sebuah bola berwarna putih, dimana putih bermakna positif, kedamaian, kesempurnaan, keamanan. Maka dengan bola tersebut pihak pengiklan ingin mengatakan kepada pembaca bahwa produk mereka aman, sempurna, bernilai positif dan akan menimbulkan kedamaian bagi penggunanya.

4.5.2 Indeks

Indeks adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi penanda yang mengisyaratkan petandanya. Indeks dalam iklan ini adalah kata-kata yang terbentuk menjadi sebuah kalimat, karena kata atau kalimat dalam iklan ini memiliki hubungan yang bersifat asosiatif dengan Supra X 125. Lalu ada indeks lain yaitu beberapa gambar yang berhubungan dengan Brand Image HONDA atau Ponaryo Astaman. Sesuai dengan pengertian indeks itu sendiri adalah tanda yang hadir secara asosiatif akibat terdapatnya hubungan dengan ciri acuannya yang bersifat kausal atau tanda yang secara alamiah mempresentasikan obyek lainnya yang muncul berdasarkan hubungan sebab akibat. Dalam iklan Supra X 125 indeks yang ada antara lain:

12. Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru 13. Honda jelas lebih berkelas


(59)

14. Motor bebek injeksi pertama di Indonesia, dipakai lebih dari 10 juta orang, tangguh, irit

15. Baru

16. Rajanya motor bebek

17. Segera hubungi Dealer Honda terdekat di kota Anda 18. www.welovehonda.com

19. Garansi mesin 3 tahun 39.000 KM 20. Motor irit pasti Honda

21. Honda merk favorit 2008 survei Deteksi Jawa Pos

22. Tanda tangan Ponaryo Astaman (bintang sepakbola Indonesia)

4.5.2.1 Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru

Ada beberapa bentuk tulisan dalam iklan tersebut yang membentuk kalimat, pertama tulisan sang raja tampil makin keren dengan warna baru, tulisan tersebut menggunakan warna merah dengan garis tepi berwarna putih dan sedikit garis tepi hitam. Dengan penggunaan warna merah yang mempunyai arti kekuatan, bersaing dan penuh semangat, lalu di balut dengan warna putih yang mempunyai makna positif, kesucian, kebersihan, dan persatuan. Kemudian diberi sedikit sentuhan warna hitam yang memiliki makna power, harga diri dan ketangguhan. Tulisan tersebut memiliki ukuran font yang paling besar diantara tulisan lain yang berada dalam iklan itu, hal ini menunjukkan bahwa tulisan tersebut menjadi raja dari tulisan lain yang lebih kecil. Maka tulisan tersebut sesuai dengan isi yang dikandungnya dengan adanya kata “Sang Raja”, maka


(60)

dapat di hubungkan juga dengan sepeda motor Supra X 125 yang merupakan raja nya motor bebek. Jenis font yang digunakan dalam tulisan tersebut adalah font Kimberley, contoh ( ). Penggunaan font Kimberley mungkin merupakan keinginan dari desainer untuk menyamakan tulisan Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru dengan kota Kimberley. Mengapa demikian, di sini peneliti menemukan bahwa ada dua kota di dunia yang bernama kota Kimberley, dan dua-duanya merupakan kota yang indah dan menjadi objek wisata. Kota yang satu berasa di Afrika Selatan, sedangkan yang satunya berada di Australia Barat. Maka selain melalui maksud tulisan yang dikandung dari indeks ini, pengiklan ingin mengatakan bahwa ada sesuatu yang indah atau menakjubkan dalam iklan ini, yang tidak lain Supra X 125 itu sendiri.

Indeks lain dalam iklan tersebut yang menggunakan jenis font Kimberley adalah tulisan Motor bebek injeksi pertama di Indonesia, dipakai lebih dari 10 juta orang, tangguh dan irit. Hal ini menunjukkan isi tulisan tersebut berhubungan dengan tulisan dari Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru. dan hal tersebut memang benar, isi dari tulisan tersebut menjelaskan tentang kelebihan dari Supra 125 yaitu, motor injeksi pertama di Indonesia, dipakai lebih dari 10 juta orang, tangguh, irit, maka sangat berhubungan dengan tulisan Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru, dimana kata sang raja di sini mengacu kepada sepeda motor Supra X 125.

Ukuran point tulisan Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru tersebut sebesar 32 point, dan merupakan ukuran yang paling besar daripada


(61)

tulisan lain yang ada dalam iklan tersebut. Cara peneliti untuk mengetahui berapa besar ukuran font dari iklan Supra X 125 adalah dengan cara mengukur besarnya iklan Supra X 125 di Surat kabar, lalu dari ukuran tersebut peneliti buat halaman baru dalam program computer yaitu photoshop sesuai dengan ukuran dari iklan Supra X 125. Tetapi sebelumnya gambar iklan Supra X di scan terlebih agar bisa dibuka pada program photoshop, sehingga peneliti tinggal menyamakan ukuran font dengan gambar iklan Supra X hasil scan, lalu setelah semua jenis font dan ukuran sama peneliti cetak dan hasil cetakan memperlihatkan semua ukuran font iklan Supra X 125 dari cetakan sama dengan ukuran font iklan Supra X 125 pada media cetak Surat Kabar Jawa Pos.

Dengan ukuran tulisan Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru orang pasti akan langsung membacanya karena lebih besar dan berwarna terang, perbedaan ukuran dalam penulisan sebuah iklan media cetak digunakan untuk menarik perhatian khalayak (Kusrianto, dalam Dinar 1999:23). Keuntungan dari huruf yang dicetak lebih besar adalah agar dapat dibaca dalam jarak yang lebih jauh dibanding dengan huruf yang dicetak lebih kecil . (Anastasi, dalam dinar 1999:41). Faktor lain yang mempengaruhi kejelasan dalam penulisan sebuah iklan adalah pengenalan baik tipe maupun pengaturan. Sifat yang tidak dikenal cenderung memperlambat pembaca (Anastasi, dalam Wahyudi 2001:29).

4.5.2.2 Honda Jelas Lebih Berkelas

Lalu tulisan “Honda jelas lebih berkelas”, dalam iklan tersebut ditulis dengan menggunakan jenis tulisan huruf script yang dapat menimbulkan kesan elegan. Huruf script adalah bentuk huruf yang ditulis tangan (hand writing) hal ini


(1)

jelas terlihat, karena apabila warna stadion tampak jelas tanpa disamarkan ikon dalam iklan tersebut tidak terlihat menonjol.

Penggunaan pria yaitu Ponaryo Astaman dalam iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” hal ini karena pria mempunyai karakter tubuh yang gagah, jantan, keras dan kuat. Sehingga bertanggung jawab dalam memimpin, berpolitik dan urusan sejenisnya yang menggambarkan superioritas laki-laki dalam segenap aspek kehidupan sehari-hari. Laki-laki juga identik dengan mobilitas, gerak, gairah berkompetisi dan bertanding. Apalagi pria dalam iklan Supra X 125 adalah seorang pemain sepakbola yang dikenal dengan olahraga yang memerlukan kekuatan fisik dan kemampuan dalam bertarung dengan lawan. Sehingga pemilihan model pria pemain sepakbola sebagai model dalam iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” dimaksudkan untuk menunjang slogan dari Supra X 125 yaitu “Rajanya Motor Bebek” dan mewakili kata “Sang Raja” yang ada pada kalimat “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Penelitian dalam Skripsi ini mengkaji tentang sistem tanda yang terdapat dalam iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru”. Iklan Supra X 125 inilah yang menjadi korpus dalam penelitian ini.

Dari analisa yang dilakukan terhadap ikon, indeks dan simbol yang ada dalam iklan Honda Supra X 125 peneliti menemukan adanya hubungan diantara tanda-tanda tersebut. Misalnya hubungan antara ikon Ponaryo Astaman dengan simbol dari Honda, yaitu hubungan keduanya dijalin melalui persamaan warna dan makna yang muncul dari kedua tanda tersebut. Dari persamaan warna dapat dilihat dari warna merah dan diperjelas lagi dengan corak berwarna putih yang semakin memperlihatkan kesamaan warna kedua tanda tersebut, sedangkan dari makna yang muncul dapat dilihat dari gambar sayap pada logo Honda yang bermakna bahwa Honda selalu berada di atas dan penggambaran ini sama dengan ikon Ponaryo Astaman yang sedang meloncat sehingga dia juga berada di atas. Dari contoh di atas peneliti memperlihatkan salah satu hubungan yang ada dalam iklan tersebut dari tanda-tanda yang terdapat dalam iklan. Hal ini membuktikan akan kebenaran dari teori Charles Sanders Pierce bahwa setiap tanda itu memiliki hubungan.

Tetapi dengan adanya hubungan yang ada dari setiap tanda pada iklan Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” peneliti


(3)

menemukan adanya hubungan yang seharusnya lebih ditonjolkan tetapi tidak diperhatikan oleh pengiklan, yaitu indeks sang raja tampil makin keren dengan warna baru dengan ikon sepeda motor Supra X 125. Dimana iklan tersebut dibuat untuk mempromosikan warna baru dari Supra X 125 maka seharusnya indeks tersebut berwarna sama dengan warna baru dari Supra X 125 agar hubungan yang terjadi memiliki makna yang mendukung tujuan dari iklan itu sendiri.

5.2 SARAN

Alasan peneliti mengangkat iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” yaitu tertarik dengan iklan jumlah ikon, indeks dan simbol yang jumlahnya begitu banyak dalam iklan tersebut. Sehingga peneliti ingin mengetahui apakah semua tanda yang ada dalam iklan tersebut memiliki makna dan hubungan sehingga digunakan oleh pihak pengiklan dalam mempromosikan warna baru dari Supra X 125. Setelah melakukan penelitian peneliti mendapatkan bahwa ada makna dan hubungan dari setiap tanda yang ditampilkan pengiklan.

Tetapi sebelum peneliti melakukan analisis terhadap iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” peneliti sempat bingung dengan maksud dari gambar Ponaryo Astaman yang sedang meloncat, selain itu peneliti merasa indeks dari Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru kurang mendukung atau berhubungan dengan sepeda motor Supra X 125, di sini peneliti berpikir mengapa indeks dengan ukuran font yang paling besar tersebut tidak menggunakan warna baru dari Supra X 125 yang sedang


(4)

dipromosikan. Maka saran peneliti agar pihak pengiklan lebih memperhatikan tujuan dari iklan itu sendiri agar pembaca langsung mengerti maksud dari pengiklan tanpa berpikir terlalu lama.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Devito, Joseph, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Profesional books, Jakarta Jefkins, Frank, 1995, Periklanan, Erlangga, Jakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1980, Karya Anda, Surabaya

Mulyana, Dedi,2003,Pengantar Ilmu Komunikasi, Remadja Rosdakarya, Bandung _____________2006, Metodologi Komunikasi Penelitian Kualitatif, Remadja . Rosdakarya, Bandung

Moleong, Lexy, 2002,Metodologi Penelitian Kualitatif, Remadja Rosdakarya, . Bandung

Suhandang, Kustadi, 2004, Pengantar Junalistik Seputar Organisasi, Produk dan . Kode Etik, Nuansa, Jakarta.

Sudiana, Dendi, 1986, Komunikasi Periklanan Cetak, Remadja Karya, Bandung Sobur, Alex, 2001, Analisis Teks Media, Bandung, Remaja Rosdakarya

___________2004, Semiotika Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya

Shimp, Terence, 2003, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran, , Erlangga, Jakarta

Widyatama, Rendra, 2007, Pengantar Periklanan, Pustaka, Yogyakarta Wiryanto, 2000, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta

Media On Line :

Search Engine : Google Chrome go to: www.pusatbahasa.diknas.com , www.wikipedia.org , www.astra-honda.com

Skripsi :

Wulandari, Dewi, 1998, Pemaknaan Iklan Simpati Hoki veri Celengan Ayam, , FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI Jurusan Ilmu Komunikasi UPN “VETERAN” Jawa Timur.


(6)

Dokumen yang terkait

SISTEM KONTROL ELEKTRONIK PADA HONDA SUPRA X 125 PGM FI

6 58 72

ANALISIS MINAT BELI SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X SERIES ( 125 CC ) DI SURABAYA.

0 0 86

“PEMAKNAAN IKLAN EXTRA JOSS VERSI LAKI DI TELEVISI” (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Iklan Extra Joss Versi Laki di Media Televisi).

1 7 96

PEMAKNAAN IKLAN LA.LIGHTS MENTHOL VERSI “LUKISAN MONALISA DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik Pemaknaan Iklan LA. Lights Menthol Versi “Lukisan Monalisa” di Media Cetak).

0 3 74

PEMAKNAAN IKLAN ATTACK VERSI “AIR” DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik mengenai pemaknaan iklan Attack versi Air di media cetak Nyata edisi 2018).

0 0 77

PEMAKNAAN IKLAN DUNLOP “DRIVING TO THE FUTURE” ( Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Iklan Ban Dunlop Di Media Cetak).

1 16 87

PEMAKNAAN IKLAN ATTACK VERSI “ AIR “ DI MEDIA CETAK ( Studi Semiotik Mengenai Pemaknaan Iklan Attack Versi Air di Media Cetak Nyata Edisi 2018 )

0 0 18

PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI “SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU” DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Iklan Honda Supra X 125 versi “Sang Raja Tampil Makin Keren dengan Warna Baru” di Surat Kabar Jawa Pos) SKRIPSI

0 0 15

PEMAKNAAN IKLAN LA LIGHTS MENTHOL VERSI ”LUKISAN MONALISA” DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Iklan L.A Lights Menthol versi “Lukisan Monalisa” di Media Cetak)

0 0 15

Analisis sikap konsumen terhadap dimensi kualitas produk sepeda motor Honda Supra X 125 : studi kasus Supra X 125 di daerah Baciro, Demangan Baru, Klitren, Kotabaru, Terban - USD Repository

0 1 101