TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD).

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA

TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN

MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI

(Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Anita Rukmini NPM. 0643010290

YAYASAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS

PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

SURABAYA


(2)

Judul Penelitian : TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD)

Nama Mahasiswa : Anita Rukmini

NPM : 0643010290

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Seminar

Menyetujui Pembimbing Utama

Drs. Saifuddin Zuhri, MSi NPT. 3 7006 94 0035 1

Mengetahui,

Ketua Progdi Ilmu Komunikasi

Juwito, S.Sos, M.Si NPT : 3 6704 95 0036 1


(3)

Judul Penelitian : TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD)

Nama Mahasiswa : Anita Rukmini

NPM : 0643010290

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Menyetujui,

DOSEN PEMBIMBING T I M P E N G U J I : 1.

Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si Juwito, S.Sos, M.Si NPT. 3 7006 94 0035 1 NPT. 367049500361

2.

Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si NPT. 3 7006 94 0035 1 3.

Dra. Diana Amalia, M.Si

NIP. 19630907199103 2001

Mengetahui,

DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP:19550718 198302 2 001


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD di Televisi)

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan, hal ini disebabkan sangat terbatasnya ilmu dan kurangnya pengalaman Penulis dalam penyusunan skripsi. Meskipun demikian, dalam penyusunan skripsi ini Penulis telah mendapatkan bimbingan, saran dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula, Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi skripsi ini, diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

2. Dra. Hj. Suparwati, MSi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, MSi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(5)

 

4. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, MSi Dosen Pembimbing Utama Penulis yang telah

memberikan bimbingan dan saran, khususnya dalam memberikan teori.

5. Kedua Orangtuaku yang selalu mendukung dan memberi semangat serta

doa-nya selama ini,my little brother,little sister u all the special’s people in this world. Thx full God u give me the special parent’s like them...mom n dad maaf yah jika belum bisa membuat kalian bahagia...but i promise one time i will make u proud of me...loph u...

6. For my beloved ”dindun” thx u always side me when i felt sad or happy...

much my loph always 4 u past,present,n future...

7. Special thx 4 ”fauka” my best partner,best pren,n everything ”best” 4 u boss.

Don’t forget one mission bos ”CCTV” should must go on...

8. For IDIOT community Ririn ”siwe”,Woro ”gendhenk”,winda ”manohana”, epin

”komodo”, adek ”dila”,vivi,n warsiti i said:”loph u all...spent time with u all are the unforgettable moments...”

9. For my family F2 boardinghouse, ovi,putri’mamakin’, dince”brekele, u all are

the best family,the best fren,n the crazyfull partner...

10.Kepada semua pihak yang membantu penulis dan tidak dapat disebut satu persatu

thx all

Demikian atas segala bantuan, baik moril maupun materiil yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

Surabaya, November 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL………. x

ABSTRAKSI………. xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Iklan ... 10

2.1.2. Komunikasi Periklanan ... 12

2.1.3. Periklanan sebagai Komunikasi Persuasif ... 13

2.1.4. Televisi sebagai Media Periklanan ... 16

2.1.4.1. Proses Komunikasi Visual Periklanan ... 19

2.1.4.2. Pesan Visual ... 20


(7)

2.1.5. Sasaran Periklanan ... 23

2.1.6. Tujuan Periklanan ... 23

2.1.7. Jenis-Jenis Iklan ... 23

2.1.8. Unsur-Unsur Iklan ... 25

2.1.9. Iklan Non Komersial... 28

2.1.10.Komunikasi Efektif... 31

2.2. PAUD... 32

2.2.1. Kurikulum PAUD ... 38

2.2.2. Isi Pesan Iklan PAUD ... 39

2.3. Tingkat Pengetahuan... 40

2.4. Teori S-O-R ... 44

2.5. Kerangka Berpikir ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 50

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 54

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.4. Metode Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 64


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 94 5.2. Saran ... 94


(9)

ABSTRAKSI

Anita Rukmini, Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD Di Televisi)

Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. tanpa pesan, iklan tidak akan berwujud. Bila di media, ia hanya ruang kosong tanpa tulisan, gambara atau bentuk apapun. Pesan sebuah iklan merupakan makna setral yang merupakan inti dari iklan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Tingkat Pengetahuan Orang Tua di Surabaya Tentang Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD di televisi.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survey dengan analisis deskriptif. Penyebaran kuesioner pada 100 responden dilakukan dengan teknik penarikan sampel multistage cluster random sampling dengan tujuan untuk mengetahui tinggi, sedang, dan rendah Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD Di Televisi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ibu rumah tangga di Surabaya juga sangat mengetahui isi pesan iklan yang disampaikan dalam iklan layanan Masyarakat PAUD di televisi, hal ini berdasarkan dari skor penelitian pada ibu rumah tangga sangat tinggi. Tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga terhadap unsur – unsur iklan layanan Masyarakat PAUD ini tergolong tinggi, karena unsur dalam iklan ini dibuat dengan sangat sederhana dan mudah dipahami bagi pemirsa.

Pemerintah hendaknya membuat iklan layanan masyarakat yang lain untuk mendukung mesukseskan PAUD. Program tersebut sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat secara utuh dan berkesinambungan

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Ibu Rumah Tangga, Iklan Televisi, Iklan Layanan Masyarakat PAUD


(10)

ABSTRACT

Anita Rukmini, Knowledge Level Housewife About Public Service Ads PAUD (Descriptive Study of Knowledge Levels About Housewife In Surabaya About Content Public Service Advertising Messages PAUD On Television)

An ad would not exist without a message. without a message, the ad will not be tangible. When the media, he just empty space with no writing, gambara or any other form. Message is an advertisement setral meaning that form the core of the ad. The purpose of this study was to find out How Parents Knowledge Levels in Surabaya About Messages Public Service Announcements on television early childhood.

In this research method used is method survey with descriptive analysis. Distributing questionnaires to 100 respondents carried out by multistage cluster sampling technique of random sampling in order to identify high, medium, and low level Housewife Knowledge About Content Early Childhood Community Service Ads Messages In Television.

The results of this study indicate that the housewife in Surabaya are also very aware the content of advertising messages delivered in early childhood community service announcements on television, this is based on the scores of research on housewives are very high. The level of knowledge of the elements Housewives - Public service advertising elements of this early childhood is high, since elements in this ad is made with very simple and easy to understand for viewers.

The government should make another public service ads to support early childhood mesukseskan. The program is in dire need support from society as a whole and continuous

Keywords: Level of Knowledge, Housewife, Television Commercials, Public Service Ads PAUD


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Prasekolah dan tempat penitipan anak memiliki pengertian yang berbeda tetapi memiliki ruang lingkup pelayanan yang sama yaitu sebuah wadah yang memberikan pelayanan kepada anak. Di tempat itu anak-anak dapat belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan teman-teman sebayanya. Prasekolah adalah sebuah tempat dimana anak-anak pada usia dini dapat melatih perkembangan emosional dan mentalnya dengan benar dan belajar untuk bersosialisasi, baik dengan lingkungannya maupun sesamanya. Dalam hal ini mengupayakan anak-anak untuk dapat memberikan rangsangan pendidikan yang membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Prasekolah termasuk yang bersifat non-formal. Hal ini mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat menurut Sektor Pendidikan UNESCO di Indonesia hanya 20% terhadap anak-anaki(prasekolah), sehingga menyebabkan banyak anak-anak tingkat Sekolah Dasar (SD) yang tidak mengikuti prasekolah memiliki emosi dan mental yang kurang baik karena kurangnya persiapan mental dan emosi yang tidak mereka dapatkan di prasekolah. Oleh karena itu kebutuhan akan prasekolah perlu di tingkatkan dan diperhatikan lebih lagi. Jika dilihat di


(12)

2

sisi yang lain, pada zaman sekarang banyak sekali orang tua yang sibuk pekerjaannya bahkan sekarang banyak ibu-ibu yang bekerja, hal tersebut tidak dapat dihindari karena zaman sudah semakin berkembang. Sehingga mereka kurang waktu dalam memperhatikan anaknya bahkan tidak sedikit para orang tua menggunakan jasa baby sitter untuk membantu dalam hal mengurus anak, sebagian besar kegiatan anak diserahkan kepada baby sitter sehingga anak cenderung bergantung pada baby sitter. Hal tersebut tidak baik untuk perkembangan anak, selain itu pada zaman sekarang sangat susah mencari jasa

baby sitter yang benar-benar dapat dipercaya.

Program studi PAUD dibentuk dengan pertimbangan bahwa masyarakat Indonesia dewasa ini sedang berada dalam kondisi moral dan mentalitas yang memprihatinkan, yang menjadi akar dari kompleksitas persoalan bangsa. Perbaikan terhadap kondisi moral dan mentalitas kolektif bangsa Indonesia perlu dilakukan melalui pendidikan bagi generasi penerus sejak usia dini. Karena itu, perhatian terhadap pendidikan anak usia dini mejadi suatu keharusan dalam upaya mempersiapkan generasi penerus yang dapat membawa kehidupan bangsa ke arah perbaikan yang bermatabat. Masyarakat sendiri sudah tampak menyadari pentingnya pendidikan anak usia dini. Hal ini terlihat dari berkembang pesatnya lembaga-lembaga pendidikan bagi anak-anak usia balita seperti kelompok bermain (play group),taman kanak-kanak dan sekolah dasar, baik yang dikelola yayasan maupun berbagai lembaga keagamaan. Pendidikan anak usia dini sendiri tidak ditekankan semata kepada pemberian stimulus pengayaan pengetahuan anak, tetapi lebih diarahkan kepada pengembangan potensi dan daya kreatifitas anak, dan yang


(13)

3

sangat penting adalah pada pembentukan sikap mental dan kepribadian anak yang berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama. Hal itu semua akan menjadi pondasi bagi perkembangan watak dan kepribadian anak sampai mereka dewasa dan siap menjalankan berbagai peran kemanusiaan. Program PAUD diarahkan untuk mempersiapkan para pendidik, guru, praktisi dan konsultan di bidang pendidikan anak usia dini khususnya mengenai kemandirian anak. (www.ngobrolaja.com/2008).

Kemandirian dapat diartikan sebagai suatu bentuk kepribadian yang terbebas dari sikap ketergantungan. Akan tetapi bukan sebagai person yang tanpa sosialisasi melainkan sebagai suatu kemandirian yang terarah melalui pengaruh lingkungan (orang tua/pendidik) yang postif. Kemandirian seorang anak menurut (Suwarsiyah,1999) akan terwujud dengan kehadiran orang tua terutama seorang ibu terhadap anaknya, terlebih sebelum anak mencapai usia dua tahun, Secara umum kemandirian bisa diukur melalui bagaimana anak bertingkah laku secara fisik. Namun, tidak hanya itu, kemandirian juga bisa berwujud pada perilaku emosional dan sosialnya. Contoh sederhana, anak usia 3-4 tahun yang sudah bisa menggunakan alat makan, seharusnya bisa makan sendiri, ini adalah bentuk kemandirian secara fisik. Anak yang bisa masuk ke kelas dengan nyaman karena mampu mengontrol dirinya adalah bentuk kemandirian emosional. Contoh kemandirian sosial yaitu apabila anak mampu berhubungan dengan orang lain secara independen sebagai individu, dan tidak selalu hanya berinteraksi dengan orang tua atau pengasuhnya.


(14)

4

Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya, sebab PAUD merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik, mental, yang itu akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas dari sinilah berawal kemandirian dari seorang anak yang nantinya tumbuh kembangnya menjadi potensial. Pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD yang diselenggarakan pada jalur pendidikan non formal dapat berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Dalam pasal 28 ayat 1 dijelaskan Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.(Wahyuni,2005).

Kini zaman sudah berubah. Kita sudah sampai pada zaman teknologi canggih. Sayang kita kurang siap memanfaatkannya. Mestinya peran si tukang cerita yang hampir punah itu digantikan dengan penggalakan aktivitas budaya baca bagi orangtua - sebagai model yang dapat ditiru anak. Namun, kenyataannya terbalik. Minat baca masih kurang. Kurangnya aktivitas membaca orang dewasa adalah salah satu indikasi, kita tidak tahu banyak tentang kemajuan suatu ilmu serta kurangnya wawasan tentang perikehidupan yang beradab.


(15)

5

Tidak semua orang tua mampu menyekolahkan balitanya di play

group. Padahal pendidikan pra sekolah atau belakangan sering disebut

pendidikan usia dini (PAUD) ini diyakini bisa merangsang motivasi belajar anak untuk memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Menyadari pentingnya pendidikan usia dini ini, namun anak-anak yang sudah melalui PlayGroup itu akan keliatan sekali bedanya, tahu aturan, tahu bersosialisasi, lebih mandiri sebagian besar juga 'lebih pintar' karena sudah mengenal huruf, angka, hari, tanggal, bulan, dan lain sebagainya. Sehingga saat di TK mereka lebih mudah diurus, tidak terlalu bikin repot guru. Anak- anak yang langsung ke TK akan merasakan juga bedanya, mereka akan merasa sedikit tertinggal dari yang lain, walaupun memang pada akhirnya bisa mengejar dan jadi sama dengan yang lain. Tapi ada beberapa yang kemudian jadi minder, ketinggalan, tidak mengerti, sehingga tidak senang bersekolah. (www.ngobrolaja.com/2008). Memilih PlayGroup juga perlu dilakukan dengan teliti, karena sekolah sekarang menawarkan program yang sangat beragam. Orang tua perlu mencari yang paling sesuai dengan anaknya, dengan kemauan orang tua bagaimana bagaimana anak-anak dididik, termasuk pengetahuan budi pekerti dan agama. Jadi tidak heran lagi jika mendapatkan anak yang tiba-tiba minta maaf saat melakukan sebuah kesalahan.

Pada intinya memasukkan anak-anak ke PlayGroup pada usia dini cukup baik dan menimbulkan efek positif bagi orang tua dan anak-anak, banyak hal yang tidak bisa diterapkan dirumah sehingga ada baiknya mereka


(16)

6

mendapatkannya di sekolah. Kalau menunggu sampai TK terlalu lama dan bisa sulit kalau sudah terlanjur jadi anak manja

Fenomena seperti yang dipaparkan itu tentunya harus diantisipasi dalam pengembangan PAUD. selama ini walau dengan terpaksa. Contoh, salah satu orangtua si anak - umumnya ibu - memilih mengasuh anak daripada meneruskan bekerja sebagai sumber nafkah keluarga. Berhenti dari pekerjaan demi si anak merupakan bukti bahwa peran keluarga dalam PAUD sangat menentukan. Semua itu dirasakan sebagai suatu risiko dalam keluarga yang memiliki balita atau anak. Keputusan berhenti bekerja sangat beralasan karena tidak dapat disangkal memberi makan kepada si balita bisa dilakukan siapa saja. Namun, yang bisa memberikan PAUD sesuai dengan harapan keluarga yang bersangkutan tidak bisa digantikan siapa pun. Peran orangtua itulah yang paling menentukan kekeliruan dalam pendidikan, pengasuhan dan perawatan bisa saja terjadi karena pengetahuan dan pengalaman orang tua tentang itu sangat terbatas, atau pendidikan orang tua cukup tinggi tetapi tidak tahu pengasuhan dan pendidikan yang benar di sinilah komunikasi orangtua dan anak yang turut andil besar. Selain itu, bisa saja karena pengaruh orang tua, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitarnya (ekologi manusia) yang salah.

Sudah jadi aksioma bahwa anak terlebih lagi anak-anak di usia dini lebih mudah diberi contoh daripada dinasihati. Oleh karena itu, pendidikan di usia dini belum dapat mandiri. Pasalnya, pendidikan semacam itu melibatkan keluarga dan masyarakat sekitar. Untuk itu pula, para orangtua dituntut


(17)

7

mengembangkan potensi diri, dengan menambah pengetahuan, sehingga bisa jadi pusat informasi bagi anaknya.

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulan terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun (Kurikulum PAUD, Direktorat PAUD, 2007). Walaupun demikian besar dukungan dari pemerintah bagi masyarakat tentang pendidikan dilaksanakan sejak dini bahkan namun (tanpa bermaksud untuk meminimalisir peran dan kesadaran orang tua yang sudah ada) masih saja terjadi juga bahwa pertama, kepedulian orang tua siswa belum maksimal atau rendah. Ini bisa terjadi karena kurangnya informasi dan rendahnya pemahaman betapa pentingnya pendidikan usia dini. Di samping itu juga karena keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh orang tua tentang potensi luar biasa yang dimiliki anak pada usia dini, yang akhirnya menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak berkembang. Kedua, tidak semua orang tua punya kesempatan untuk menyertakan anaknya ikut pendidikan di usia dini pada lembaga formal dan non-formal yang ada karena masalah ekonomi keluarga.


(18)

8

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa proses pendidikan PAUD yang dilakukan sangat interaktif sekali yang dapat menumbuhkembangkan anak, namun banyak lagi penuturan bahwa anak yang mengikuti penddikan di Playgroup lebih mengerti dan mudah diatur tetapi belum tentu juga banyak kecenderungan anak-anak yang mengikuti pendidikan di playgroup lebih manja

Dari permasalahan yang telah dijabarkan diatas maka timbul minat peneliti untuk mengkaji secara khusus untuk meneliti Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Iklan Layanan Masyarakat PAUD di televisi.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah yang akan diangkat dalam adalah Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Orang Tua di Surabaya Tentang Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD di televisi ?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

 Untuk mengetahui Bagaimana Tingkat Pengetahuan Orang Tua di Surabaya

Tentang Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD di televisi.

             


(19)

9

1.4. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu komunikasi, sehingga dapat memberikan masukan dan tambahan pengetahuan.

2. Secara praktis

Penelitian ini dapat menjadikan bantuan kepada masyarakat umum untuk lebih memahami isi berita atau informasi yang terkandung dalam pemberitaan pendidikan PAUD.


(20)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Televisi Sebagai Media Beriklan

Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas dan penyampaian dibatasi oleh durasi ( jam, menit, detik ). Pesan di televisi memiliki kelebihan tersendiri karena tidak hanya didengar tetapi juga dapat dalam gambar yang bergerak ( audio visual ).

Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pengiklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang merupakan unsur audio dan visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya tarik iklan dan televisi juga diyakini sangat berorientasi meningkatkan khalayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan ( Kasali, 2003 : 242 ). Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan terlihat pada kepercayaan iklan yang kuat terhadapnya serta selalu menggunakannya secara tetap. Penyebabya antara lain karena kekuatan yang dimiliki televisi yaitu :

a. Efisiensi biaya yang merupakan keunggulannya mampu

menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi tidak hanya menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lain tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau sekalipun. Jangkauan ini menimbulakan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang.


(21)

11

b. Memberi dampak atau pengaruh yang kuat. Dalam hal ini televisi

mempunyai kemampuan menimbulkan tekanan pada dua indera sekaligus, penglihatan dan pendengaran ( Kasali, 2003 : 242 )

Selain membawa pesan dalam bentuk audio visual juga karena jangkauan dan efisiensi biayanya telah dapat dibuktikan sehingga mencapai khalayak sasaran dengan biaya rendah ( Katoppo, 1994 : 64 ).

Iklan juga dapat disebut proses komunikasi karena dalam iklan mencakup unsur komunikator yaitu pengiklan, pesan yaitu isi pesan iklan itu sendiri, media yaitu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan ( media massa atau media elektronik ), komunikan yaitu masyarakat luas ( pemirsa iklan ), efek yaitu hasil dari iklan yang telah disampaikan dilihat dari perubahan pada segi kognitif ( pengetahuan ), segi efektif ( perasaan ) dan segi behavior ( tindakan ) dalam terwujudnya yaitu membeli atau menggunakan produk atau jasa yang diiklankan tersebut ( Jefkins,1997 : 15 ).

Iklan sebagai teknik penyampaian pesan, secara teoritis melaksanakan fungsi – fungsi yang diemban oleh media massa lainnya. Semuanya ini karena pesan – pesan iklan itu tetap mengandung fungsi informasi dan penerangan, fungsi mendidik, fungsi menghibur dan fungsi mempengaruhi sikap tertentu.

2.1.2 Periklanan

Periklanan bertujuan didalam mengubah atau mempengaruhi sikap – sikap khalayak ( Jefkins, 1997 : 17 ). Sehingga sikap khalayak terhadap iklan


(22)

12

akan terpengaruh, apabila terlebih dahulu mempengaruhi kognisi khalayak. Kognisi merupakan usaha untuk mengembangkan diri lewat tindakan bepikir. Dalam Webster Dictionary mendefinisikan kognisi sebagai pernyataan dari kemampuan seseorang untuk menangkap obyek dan ide – ide, atau dapat dikatakan bahwa kognisi merupakan kemampuan khalayak di dalam merespons obyek, benda – benda atau ide – ide yang berada diluar dirinya dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan kegiatan penyebaran informasi mengenai produk barang atau jasa dari komunikator kepada komunikan dan menimbulkan egfek kognitf.

Sedangkan Kasali ( 1995 : 9 ) menyebutkan iklan adalah suatu pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Masyarakat periklanan Indonesia ( Kasali, 1995 : 1 ) menyebutkan iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Dari pengertian iklan yang disebut diatas, peneliti berkesimpulan iklan adalah suatu bentuk pesan baik berupa ide, gagasan, pemberitahuan, barang atau produk yang disampaikan kepada sebagian atau seluruh masyarakat melaui media dengan melakukan pembayaran ataspenayangannya. Untuk dapat menarik perhatian, maka iklan haruslah menerapkan prinsip – prinsip VIPS yang terdiri dari : visibilitas artinya mudah dilihat atau mudah memikat perhatian masyarakat, identitas periklanan, dan promiseatau janji perusahaan kepada konsumen ( Jefkins, 1997 : 15 – 16 )


(23)

13

2.1.3 Sasaran Periklanan

Sasaran periklanan adalah tugas komunikasi khusus yang akan dicapai pada suatu audiens sasaran khusus dalam suatu kurun waktu tertentu. Sasaran periklanan dapat diklasifikasikan :

1. Periklanan informatif.

Banyak digunakan dalam memperkenalkan suatu kategori produk baru, mejelaskan kegunaan produk baru tersebut, memperbaiki kesan yang keliru, membangun citra perusahaan.

2. Periklanan persuasif.

Menjadi lebih penting apalagi persaingan merk semakin meningkat. Beberapa iklan persuasif telah menjadi iklan perbandingan yang membandingkan satu merk secara langsung dengan satu atau lebih merk lain.

3. Periklanan mengingatkan.

Mempertahankan ingatan pelanggan terhadap suatu produk. ( Kotler, 1996 : 148 ).

2.1.4 Tujuan Periklanan

Pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap – sikap khalayak, dalam hal ini terutama adalah sikap – sikap konsumen. ( Jefkins, 2004 : 17 )

Tujuan – tujuan periklanan ( advertising objectives ) adalah tujuan – tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan. Penyusunan tujuan


(24)

14

periklanan yang baik merupakan tugas paling sulit dari manajemen periklanan, namun tujuan – tujuan tersebut menjadi fondasi bagi seluruh keputusan periklanan yang ditetapkan. ( Shimp, 2003 : 365 )

Iklan didesain untuk mencapai beberapa tujuen : ( 1 ) membuat pasar sasaran menyadari ( aware ) akan suatu merk baru, ( 2 ) memfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut ddan manfaat merk yang diiklankan dibandingkan merek – merek pesaing, ( 3 ) meningkatkan sikap – sikap dan mempengaruhi niatan untuk membeli, ( 4 ) menarik sasaran untuk mencoba produk, dan ( 5 ) mendorong perilaku pembelian ulang. ( Shimp, 2003 : 368 )

Menurut Sutisna , tujuan periklanan ada tiga, yaitu : 1. Menginformasikan.

Dalam hal ini iklan cenderung menonjolkan aspek manfaat produk dan hal – hal penting lainnya mengenai produk. Pesan iklan ini biasanya untuk peluncuran produk.

2. Membujuk.

Periklanan bersifat membujuk, berperan penting bagi produk dengan tingkat persaingan tinggi, oleh karena itu pesan – pesan dalam iklan ini berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk lainnya yang sejenis.

3. Mengingatkan.

Iklan yang bersifat mengingatkan sangat penting terutama bagi produk – produk yang dibeli dengan keterlibatan rendah.


(25)

15

2.1.5 Jenis – Jenis Iklan

Tidak ada standart baku tentang penggolongan iklan. Iklan sering kali diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan / jenis. Penggolongan iklan bisa dilakukan berdasarkan segmentasinya. Secara teoritik iklan terdiri atas dua jenis, yaitu :

1. Iklan Komersial.

Merupakan iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa.

2. Iklan non Komersial.

Merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan “ menjual “ gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan ( public service ). Iklan jenis ini biasanya disebut iklan layanan masyarakat. Termasuk dalam iklan undangan tender, orang hilang, lowongan kerja, duka cita dan sebagainya. ( Madjadikara, 2004 : 17 )

2.1.6 Unsur – Unsur Iklan

Iklan di televisi merupakan suatu rangkaian gambar kartun yang dibuat dalam bentuk serupa layar TV atau persegi panjang yang menampilkan alur cerita iklan yang diusulkan, hal ini disebut storyboard ( Jefkins, 2000 : 149 ). Dalam proses pembuatan iklan di televisi, produsen iklan merancang unsur – unsur iklan sedemikian rupa agar pesan iklan dapat dipahami oleh khalayak. Unsur – unsur iklan ini menurut Effandy (1993 : 178 ) antara lain :


(26)

16

1. Model ( talent )

Merupakan salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi adalah model iklan yang berperan dalam menyampaikan pesan terhadap produk.

2. Alat peraga dan gambar ( props )

Merupakan alat peraga dengan tujuan untuk menjelaskan gamabr yang digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari statu produk.

3. Setting

Lokasi atau tempat dalam pengambilan gambar seang berlangsung yang dilengkapi dengan lampu ( lighting ) seta didukung oleh model sebagai penyempurnaan dalam pembuatan iklan

4. Jinggel

Lirik yang dinyanyikan di akhir oleh artis atau model pesan yang disampaikan

5. Dialog

Percakapan atau pembicaraan yang diucapkan oleh artis atau model dalam menyampaikan pesan dari produk

6. Audio

Cara yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan secara cepat hádala dengan menggunakan unsur musik atau audio dengan tujuan agar menarik perhatian pemirsanya seperti adanya dialog yang diperagakan leh model


(27)

17

Gambar – gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam, tampak pada televisi tidak berasal dari bahan yang mempunyai wujud sehingga dapat diperhatikan sebuah obyek dalam berbagai jarak dan berbagai sudut pengambilan gambar

2.1.7 Iklan Layanaan Masyarakat

Menurut Jefkins dalam buku ” periklanan ”, menyatakan bahwa iklan layanan masyarakat berisi mengenai penjelasan dan informasi terhadap segala sesuatu yang terjadi di masyarakat dimana iklan yang dijelaskan itu bermaksud mengundang respon langsung dari sebanyak mungkin masyarakat.

Iklan layanan masyarakat merupakan media yang disampaikan oleh pemerintah berkaitan dengan segala kegiatan di pemerintahan maupun situasi yang terjadi di masyarakat secara urgent ( mendesak ) yang menjadi informasi nasional dalam negara. Data dan fakta terkandung dalam iklan layanan masyarakat karena sesuai dengan fungsi awal dari iklan tersebut yaitu memberikan penjelasan terhadap masyarakat awam dari kebutuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat ( Jefkins, 1997 : 356 ).

Menurut kutipan dari Christopher Gilson dan Harold W. Berkman mendefinisikan sebagai komunikasi yang dihadirkan dalam bentuk periklanan yang sesuai dengan adat kebiasaan ( meliputi ruang di surat kabar dan majalah, kesatuan waktu di radio dan televisi, poster – poster di pusat kota ) yang mendesak para pendengar maupun pemirsa untuk menerapkan atau mendukung


(28)

18

persoalan – persoalan sosial atau ekonomi yang dianggap menguntungkan masyarakat umum secara luas ( Gutami, 1998 : 23 )

2.2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Ilmu Pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi; salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-8 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya sehingga pendidikan untuk anak usia tersebut dipandang perlu untuk dikhususkan. PAUD telah berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju karena mengembangkan sumberdaya manusia lebih mudah jika dilakukan sejak usia dini.

PAUD adalah ilmu multi dan interdisipliner, artinya tersusun oleh banyak disiplin ilmu yang saling terkait. Ilmu Psikologi perkembangan, ilmu Pendidikan, Neurosains, ilmu Bahasa, ilm Seni, ilmu Gizi, ilmu Biologi perkembangan anak, dan ilmu-ilmu terkait lainnya saling erintegrasi untuk membahas setiap persoaan PAUD. Untuk mengembangkan kemampan intelektual anak, diperlukan berbagai kegiatan yang dilandasi dengan ilmu psikologi, ilmu pendidikan, ilmu matematika untuk anak, sains untuk anak, dan seterusnya. Beberapa komponen yang terkait dengan pendidikan anak usia dini adlah sebagai berikut.

2.2. 1. Kurikulum PAUD

Kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh


(29)

19

seuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Ia belum mengetahui tatakrama, sopan-santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan dengan orang lain diperlukan untuk belajar agar anak mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan akhlak yang mulia. Usia dini merupakan saat yang amat berharga untuk menenamkan nilai-nilai nasionalisme, kebangsaan, agama, etika, moral, dan sosial yang berguna untuk kehidupannya dan strategis bagi pengembangan suatu bangsa.

2.2.2. Pembelajaran PAUD

Pembelajaran bersifat holistik dan terpadu. Pembelajaran mengembangkan semua aspek perkembangan, meliputi (1) moral dan nilai-nilai agama, (2) sosial- emosional, (3) kognitif (intelektual), (4) bahasa, (5) Fisik-motorik, (6) Seni. Pembelajaran bersifat terpadu yaitu tidak mengajarkan bidang studi secara terpisah. Satu kegiatan dapat menjadi wahana belajar berbagai hal bagi anak. Bermain sambil belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap kegiatan pembelajaran amat penting bagi PAUD. Esensi bermain meliputi perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka menjadi jiwa setiap kegiatan. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga


(30)

20

menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta, dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain tersebut, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal. Materi pembelajaran PAUD juga amat variatif. Ada pendapat yang menyatakan bahwa PAUD hanya mengembangkan logika berpikir, berperilaku, dan berkreasi. Adapula yang menyatakan bahwa PAUD juga mempersiapkan anak untuk siap belajar (ready to

learn); yaitu siap belajar berhitung, membaca, menulis. Ada pula yang

menyatakan bahwa materi pembelajaran bebas, yang penting PAUD mengembangkan aspek moral-agama, emosional, sosial, fisik-motorik, kemampuan berbahasa, seni, dan intelektual. PAUD membimbing anak yang

premoral agar berkembang ke arah moral realism dan moral relativism.

Pembelajaran membimbing anak dari yang bersifat egosentris-individual, ke arah prososial, dan sosial-komunal. Pembelajaran juga melatih anak menganal jati dirinya (self identity), menghargai dirinya (self esteem), dan kemampuan akan dirinya (self efficacy). Banyak pertanyaan dari guru dan orangtua tentang bolehkan mengajarkan anak berhitung, membaca, dan menulis. Bukannya tidak boleh mengajarkan semua itu, tetapi yang penting ialah anak sudah siap dan guru menggunakan cara-cara yang sesuai untuk belajar anak.

2.3 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan ( Engel, 1994 : 316 ). John R. Enderson dalam Engel ( 1994 : 316 ) terdapat dua jenis pengetahuan dasar yaitu deklaratif dan prosedural.


(31)

21

Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapta digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas subjektif.

Menurut Poedjawijatna ( 2004 : 14 ) orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan tidak lain dari hasil tahu. Pengetahuan bersal dari kata tahu, bahwa manusia itu tahu sesuatu, rasanya tak disangkal seseorang. Manusia tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, akan orang – orang lain, ia tahu akan yang baik dan buruk, akan yang indah dan tidak indah. Oleh karena itu dalam pengetahuan dan pengakuan sesuatu terhadap sesuatu adalah dua sesuatu dalam putusan, sehingga putusan selalu ada bagiannya, yaitu menjadi dasar pengakuan dan yang akan diakui terhadap dasar itu.

Banyak penggunaan pengetahuan manusia itu untuk hidupnya sehari – hari. Pengetahuan terutama pengetahuan umum sangat bermanfaat bagi manusia untuk keperluan sehari – hari. Pengetahuan yang dipergunakan orang, terutama untuk hidupnya sehari – hari tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam – dalamnya dan seluas – luasnya tidak mengetahui sebabnya demikian dan apa sebabnya harus demikian dinamakan pengetahuan biasa ( Poedjawijatna, 2004 : 23 ).

Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggilan kembali ingatan individu tentang apa yang dilihatnya dalam iklan. Tingkat dalam


(32)

22

tingkat pengetahuan disini adalah variabel, pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari kesadaran perubahan yang terjadi dari efek kognitif. Efek kognitif terjadi apabila terjadi perubahan dari apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak serta terkait dengan transmisi pengetahuan ( Rakhmat, 1994 : 219 ). Definisi tinkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasu daru suatu isu tersebut, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap isu tersebut ( Eriyanto, 1999 : 238 ). Sikap atau pendapat seseorang terhadap suatu masalah tergantung kepada pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai masalah tersebut ( Eriyanto, 1999 : 239 ). Pada penelitian ini melihat sejauh mana komunikan menerima atau mengingat unsur – unsur iklan layanan masyarakat PAUD di televisi yang ditangkap oleh panca indera.

Menurut Moekijat ( 1993 : 137 ), penggunaan kata –kata baik tertulis maupun lisan disebut dengan verbal. Jadi pengukuran subyek penelitian adalah skor pernyataan verbal mengenai unsur – unsur iklan yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat di televisi. Indikator untuk tingkat pengetahuan adalah melalui kualitas jawaban dari pertanyaan – pertanyaan kuesioner, yang mana nantinya jawaban responden tersebut diberi skor sehingga dapat diketahui tinggi, sedang dan rendahnya tingkat pengetahuan (Eriyanto, 1999 : 239 ). Jadi yang dimaksud tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejauh mana pemirsa Surabaya dalam menerima atau mengingat isi pesan iklan layanan masyarakat tentang PAUD di televisi, yang


(33)

23

diukur melalui skor jawaban yang diberikan oleh pemirsa di wilayah Surabaya.

2.4 Teori S- O – R ( Stimulus – Organisme – Respons )

Untuk mempermudah penelitian yang sistematis dan logis dalam menganalisis suatu masalah, maka penulis mengemukakan teori yang dianggap sesuai dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menunjang penelitian yaitu teori S – O – R. Teori S – O – R merupakan singkatan dari Stimulus – Organism – Response. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur – unsur dalam model ini adalah pesan ( stimulus ), komunikan ( organism ), dan efek ( respons ).

Dalam proses komunikasi berkenan dengan perubahan sikap adalah aspek how, bagaimanakah merubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tersebut akan tampak bahwa sikap dapat berubah hanya sikap stimulus yang menerpa benar – benar melebihi semula. Hovlan, Janis dan Kelly dalam Effendy ( 2000 : 255 ), menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada 3 variabel penting yaitu : perhatian, pengertian dan penerimaan. Jadi perubahan sikap bergabung pada proses yang terjadi pada individu.


(34)

24

Unsur – unsur dalam model S – O – R adalah :

a. Pesan ( stimulus ), merupakan pesan yang disampaikan

komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang.

b. Komunikan ( organism ), merupakan keadaan komunikan disaat

menerima pesan. Pesan yang disampaikan komunikator diterima sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan sikap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan komunikator.

c. Efek ( respons ), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek

dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu sikap afektif ( perasaan ), kognatif ( pengetahuan ),konatif ( tindakan atau perilaku ). Efek kognatif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan ( Effendy, 2000 : 225 ).

Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organism berupa perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan, dan unsur respon berupa efek maka sangat tepat jika peneliti menggunakan teori S – O – R untuk dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian. Teori S- O – R dapat digambarkan sebagai berikut


(35)

25

Organism :

- perhatian

- pengertian

- penerimaan

Stimulus

Respons :

- Kognatif

- Afektif

- Konatif

Gambar 1. Teori Stimulus – Organism – Respons ( S – O – R )

Menurut dari gambar model diatas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan yang disampaiakan oleh komunikator kepada komunikan berupa isi pesan yang berisi pemberitahuan tentang adanya program PAUD yang diselenggarakan oleh pemerintah mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesedian diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi ( Effendy, 1993 : 256 ).

2.5 Kerangka Berpikir

Televisi merupakan sebagai salah satu media elektronik yang dapat menyampaikan informasi kepada khalayak atau masyarakat secara luas. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan visual sehingga mampu memenuhi segala macam tujuan komunikasi, yakni memiliki jangkauan dan dapat menyentuh pendengaran dan pengelihatan


(36)

26

manusia, memilik jangkauan dan dapat menghadirkan obyek yang amat keci atau besar, selain itu dapat menyebarkan informasi secara serentakdengan cepat dan dapat dikatakan “ meniadakan “ perbedaan jarak dan waktu sehingga televisi disukai oleh pengiklan termasuk iklan layanan masyarakat.

Iklan layanan masyarakat yang berupa pesan, informasi dan berita seputar bimbingan atau ajakan dari pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat yang dibuat sedemikian rupa agar memiliki daya tarik tertentu dalam menarik perhatian khalayaknya. Dengan adanya terpaan iklan layanan masyarakat dan diharapkan khalayak dapat mengerti isi pesan yang disampaikan oleh pihak pengiklan. Dengan hal ini iklan layanan masyarakat yang dimaksud adalah iklan layanan masyarakat tentang program PAUD yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun ajaran 2009 / 2010.

Khalayak atau masyarakat mengenal iklan layanan masyarakat PAUD setelah mendapatkan stimulus dari komunikator melalui tahapan penerimaan, perhatian dan pengertian. Untuk kemudian direspon sebagai hasil memproses komunikasi. Respon itulah nantinya menimbulkan efek kognitif, sehingga dari stimulus atau pesan dalam hal ini terpaan iklan layanan masyarakat PAUD di televisi yang terus menerus disampaikan oleh komunikator membuat komunikan atau khalayak menjadi lebih mengerti dan mengetahui isi pesan tayangan iklan layanan masyarakat tentang adanya program PAUD tahun ajaran 2009 / 2010. Maka peneliti mencoba mengetahui tingkat pengetahuan (efek kognitif ) pemirsa khususnya warga Surabaya


(37)

27

Orang Tua di Surabaya

Tingkat Pengetahuan iklan layanan masyarakat PAUD :

 Tinggi

 Sedang

 rendah

Stimulus yang berupa isi isi pesan

dan unsur – unsuriklan layanan masyarakat PAUD

Gambar 2.

Bagan Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Orang Tua di Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat PAUD di Televisi.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada penelitian tingkat pengetahuan pemirsa televisi di Surabaya tentang isi pesan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan atau medeskriptifkan dengan tujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasisecara faktual dan cermat ( Rakhmat, 1999 : 22 ). Peneliti akan menggambarkan secara sistematis tingkat pengetahuan warga Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat PAUD ditelevisi. Untuk dapat lebih mudah pengukurannya, maka dapat dioperasionalkan sebagai berikut :

3.1. Definisi Operasional

3.1.1. Tingkat Pengetahuan dan Pengukurannya

Tingkat pengetahuan adalah suatu proses menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya kedalam kesadaran psikologis. Tingkat pengetahuan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan warga Surabaya terhadap isi pesan dan unsur – unsur iklan layanan masyarakat PAUD di televisi..

Unsur – unsur iklan yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain unsur talent, props, setting, slogan, jinggel, dialog, audio dan visual yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat PAUD.


(39)

29

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga didasarkan oleh skor dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.. Dalam membuat kuesioner faktor dari organisme harus dijadikan pedoman sehingga bisa mendapatkan hasil penelitian yang maksimal. Faktor organisme yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yang perlu diperhatikan dalam membuat kuesioner adalah tingkat perhatian, tingkat pengertian dan tingkat penerimaan ibu rumah tangga dalam menerima pesan yang disampaikan dalam iklan layanan masyarakat PAUD.

3.1.2. Ibu Rumah Tangga di Surabaya

Pengertian dari ibu rumah tangga itu sendiri adalah wanita yang sudah bersuami ( menikah ) yang mengatur penyelenggaraan rumah tangga. Dalam penelitian ini, ibu rumah tangga yang akan diteliti adalah ibu rumah tangga yang pernah menyaksikan iklan layanan masyarakat PAUD di televisi. Selain itu, ibu rumah tangga yang akan diteliti adalah ibu rumah tangga yang berdomisili di Surabaya.

Ibu rumah tangga dijadikan obyek dalam penelitian ini karena ibu rumah tangga adalah pemirsa aktif dalam menyaksikan iklan layanan masyarakat PAUD ini, dan ibu rumah tangga memiliki waktu lebih banyak untuk menonton televisi

Tinggi, sedang, rendahnya tingkat pengetahuan warga Surabaya tentang iklan layanan masyarakat PAUD dapat diketahui melalui skor jawaban yang didapat dari responden dari pengisian kuesioner yang mana skor jawaban akan dikategorikan pada tinggi, sedang, rendah.


(40)

30

Pengukuran tingkat pengetahuan dalam penelitian ini, menggunakan skala pengukuran ordinal yang terdiri dari isi pertanyaan dengan jawaban dan memiiki dua pilihan jawaban dan pemberian skornya adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui → 2 b. Tidak mengetahui → 1

Setiap responden diberi nilai bilangan ( skor ), responden positif diberi skor paling tinggi dan skor negatif diberi skor paling rendah. Nilai yang diperoleh dari masing – masing indikator variabel kebutuhan dijumlahkan lalu ditentukan termasuk jenjang tinggi, sedang, rendah. Untuk mengetahui tingkatan tinggi, sedang, rendah dengan mencari lebar interval kelas dari masing – masing variabel tingkat pengetahuan dengan menggunakan rumus :

R ( range ) = Skor jawaban tetinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan

Keterangan :

a. Skor tertinggi diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah keseluruhan item yang terdapat dalam kuesioner.

b. Skor terendah diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan nilai terendah dikalikan dengan jumlah keseluruhan item yang terdapat dalam kuesioner.

c. Jenjang yang diinginkan sebanyak 3, yang selanjutnya dijadikan dalam bentuk tingkat pengetahuan yaitu tinggi, sedang, rendah. Jadi jenjang yang


(41)

31

ditemukan disini yang digunakan untuk melihat bagaimana tingkat pengetahuan warga Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat PAUD di televisi.

Jumlah pertanyaan yang terkait dengan tingkat pengetahuan warga Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat PAUD di televisi maka dalam penelitian ini disediakan 12 pertanyaan dengan perhitungan :

Skor terendah : 12 x 1 = 12 Skor Tertinggi : 12 x 2 = 24 Skor Interval : 24 – 12 = 4

Jadi batasan skor dalam lebar interval tingkat pengetahuan warga Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat PAUD di televisi adalah rendah, sedang, tinggi.

Kategori Rendah : 12 – 15 Kategori Sedang : 16 – 20 Kategori Tinggi : 21 - 24

Maka dari penghitungan lebar interval tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 12 – 15 maka tingkat pengetahuan rendah.

b. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 16 – 20 maka tingkat pengetahuan sedang.

c. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 21 - 24 maka tingkat pengetahuan tinggi.


(42)

32

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri – cirinya akan diduga. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tinggal di Surabaya yang menikah. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang mempunyai anak dan mengikuti Program PAUD di Surabaya. Pemilihan Kota Surabaya karena Surabaya memiliki Lembaga PAUD tersebesar di Jawa Timur.

Setelah diketahui populasi maka hal selanjutnya yang dilakukan yaitu pengambilan sampel karena sebagai perwakilan dari populasi yang diteliti didasarkan pada pendugaan proporsi populasi yang diberikan perlakuan khusus yaitu dengan menonton iklan layanan masyarakat PAUD.

3.2.2 Sampel

Pemilihan sampel bagi penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Surabaya yang pernah menyaksikan iklan layanan masyarakat PAUD di televisi. Pemilihan ibu rumah tangga sebagai sampel adalah peneliti menganggap bahwa ibu rumah tangga adalah pemirsa aktif dalam menyaksikan iklan layanan masyarakat PAUD di televisi. Selain itu ibu rumah tangga adalah pihak yang berkewajiban mendidik putra-putrinya, sehingga dampak yang dirasakan dengan adanya program PAUD ini adalah ibu rumah tangga.


(43)

33

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Mengingat responden dalam penelitian ini banyak dan tersebar luas dalam wilayah kota Surabaya, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik penarikan sampel multistage cluster random sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan wilayah tempat tinggal atas dasar luas kota Surabaya dan banyaknya responden maka secara sistematis teknik penarikan sampel dapat digambarkan sebagai berikut :

N

N1 N2

N1 N1b N2a N2b

n.1 n.2 n.3 n.4 n.5 n.6 n.7 n.8

Keterangan :

N : Level kota

N1, N2 : Level Wilayah

N1, N1b, N2a, N2b : Level Kecamatan n.1, n.2, n.3, n.4, n,5, n.6, n.7, n.8 : Level Kelurahan

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi stage random sampling, maka secara sistematis teknik penarikan sampel dapat dilakukan melalui tiga tahap yang digambarkan sebagai berikut :


(44)

34

a. Tahap Pertama

Dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian kota Surabaya. b. Tahap Kedua

Dilakukan pemilihan pada wilayah Kecamatan, yang mana wilayah Surabaya Timur.

c. Tahap Ketiga

Dilakukan pemilihan pada wilayah kelurahan.

Setelah dilakukan penyaringan beberapa kali maka diperoleh populasi dari masing – masing kelurahan sebagai berikut :

Jumlah populasi ibu rumah tangga di delapan kelurahan adalah 42. 250 orang. Sampel ibu rumah tangga akan diambil dengan menggunakan rumus Yamane.

n = _____N______ Nd² + 1

Keterangan :

n : jumlah sampel d : presisi 10 % derajat ketelitian N : Jumlah populasi

Berdasarkan rumus yamane, diperoleh sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

n = ____42. 250_______ 42. 250. (0,1)² + 1


(45)

35

n = __42.250___ 423, 5

n = 99, 76 dibulatkan menjadi 100

Guna lebih proporsional dalam menentukan sampel yang digunakan maka dari jumlah populasi tersebut dapat diperoleh sampel untuk masing – masing wilayah kelurahan sebagai berikut :

1. Kelurahan Rungkut Kidul 6. 254 x 100 = 14, 8 42. 250

Dibulatkan menjadi 15

2. Kelurahan Medokan Ayu 4.820 x 100 = 11, 4 42. 250

Dibulatkan menjadi 11

3. Kelurahan Rungkut Menanggal 8. 417 x 100 = 19, 9

42. 250

Dibulatkan menjadi 20

4. Kelurahan Gunung Anyar 5.527 x 100 = 13, 08 42.250


(46)

36

5. Kelurahan Jambangan 2.860 x 100 = 6, 7 42.250

Dibulatkan menjadi 7 6. Kelurahan Pagesangan

6.616 x 100 = 15, 6 42.250

Dibulatkan menjadi 16

7. Kelurahan Dukuh Menanggal 3.848 x 100 = 9, 1

42. 250

Dibulatkan menjadi 9

8. Kelurahan Menanggal 3.908 x 100 = 9, 2 42. 250

Dibulatkan menjadi 9

Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Tabel 2

Penarikan Jumlah Responden Tiap Kelurahan

No. Wilayah Jumlah Responden

1. Kelurahan Rungkut Kidul 15

2. Kelurahan Medokan Ayu 11

3. Kelurahan Rungkut Menanggal 20


(47)

37

5. Kelurahan Jambangan 7

6. Kelurahan Pagesangan 16

7. Kelurahan Dukuh Menanggal 9

8. Kelurahan Menanggal 9

Total 100

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini menurut cara memperolehnya, dilakukan dengan cara pendekatan. Pertama, dengan mengumpulkan data primer. Kedua, dengan melakukan pengumpulan data sekunder.

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari daftar pertanyaan ( kuesioner ) yaitu proses pengambilan data melalui bentuk daftar pertanyaan secara tertulis yang mana wajib harus dijawab secara tertulis oleh responden dari hasil kuesioner ini adalah data yang diolah. Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan ( observasi ) yaitu teknik pengambilan data yang mana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek dan subyek penelitian yang mendapatkan data – data yang diharapkan dapat membantu proses pemecahan masalah.

Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui narasumber informasi kedua, seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, pusat penelitian, dan lain


(48)

38

sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.

3.4 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap dan tersusun secara sitematis, yang ditempuh selanjutnya adalah analisis data. Dalam penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan cara menganalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi data yang telah diklarifikasikan, dihitung untuk ditampilkan dalam prosentase, yaitu prosentase dari masing – masing data yang ada. Terakhir data diinterpretasikan agar memberikan suatu kesimpulan dari data yang sudah diperoleh.

P = F x 100 % N

Keterangan :

P : Prosentase Responden F : Frekuensi

N : Jumlah Sampel Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh prosentase yang diinginkan dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya akan disajikan dalam tabel agar mudah dibaca dan diinterpretasikan.


(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Obyek Penelitian

4.1.1 Iklan Layanan Mayarakat PAUD

Ilmu Pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi; salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-8 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya sehingga pendidikan untuk anak usia tersebut dipandang perlu untuk dikhususkan. PAUD telah berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju karena mengembangkan sumberdaya manusia lebih mudah jika dilakukan sejak usia dini.

PAUD adalah ilmu multi dan interdisipliner, artinya tersusun oleh banyak disiplin ilmu yang saling terkait. Ilmu Psikologi perkembangan, ilmu Pendidikan, Neurosains, ilmu Bahasa, ilm Seni, ilmu Gizi, ilmu Biologi perkembangan anak, dan ilmu-ilmu terkait lainnya saling erintegrasi untuk membahas setiap persoaan PAUD. Untuk mengembangkan kemampan intelektual anak, diperlukan berbagai kegiatan yang dilandasi dengan ilmu psikologi, ilmu pendidikan, ilmu matematika untuk anak, sains untuk anak, dan seterusnya. Beberapa komponen yang terkait dengan pendidikan anak usia dini adlah sebagai berikut.

Kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh


(50)

49

seuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Ia belum mengetahui tatakrama, sopan-santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan dengan orang lain diperlukan untuk belajar agar anak mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan akhlak yang mulia. Usia dini merupakan saat yang amat berharga untuk menenamkan nilai-nilai nasionalisme, kebangsaan, agama, etika, moral, dan sosial yang berguna untuk kehidupannya dan strategis bagi pengembangan suatu bangsa.

Pembelajaran bersifat holistik dan terpadu. Pembelajaran mengembangkan semua aspek perkembangan, meliputi (1) moral dan nilai-nilai agama, (2) sosial- emosional, (3) kognitif (intelektual), (4) bahasa, (5) Fisik-motorik, (6) Seni. Pembelajaran bersifat terpadu yaitu tidak mengajarkan bidang studi secara terpisah. Satu kegiatan dapat menjadi wahana belajar berbagai hal bagi anak. Bermain sambil belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap kegiatan pembelajaran amat penting bagi PAUD. Esensi bermain meliputi perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka menjadi jiwa setiap kegiatan. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta, dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain tersebut, sehingga


(51)

50

anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal. Materi pembelajaran PAUD juga amat variatif. Ada pendapat yang menyatakan bahwa PAUD hanya mengembangkan logika berpikir, berperilaku, dan berkreasi. Adapula yang menyatakan bahwa PAUD juga mempersiapkan anak untuk siap belajar (ready to

learn); yaitu siap belajar berhitung, membaca, menulis. Ada pula yang

menyatakan bahwa materi pembelajaran bebas, yang penting PAUD mengembangkan aspek moral-agama, emosional, sosial, fisik-motorik, kemampuan berbahasa, seni, dan intelektual. PAUD membimbing anak yang

premoral agar berkembang ke arah moral realism dan moral relativism.

Pembelajaran membimbing anak dari yang bersifat egosentris-individual, ke arah prososial, dan sosial-komunal. Pembelajaran juga melatih anak menganal jati dirinya (self identity), menghargai dirinya (self esteem), dan kemampuan akan dirinya (self efficacy). Banyak pertanyaan dari guru dan orangtua tentang bolehkan mengajarkan anak berhitung, membaca, dan menulis. Bukannya tidak boleh mengajarkan semua itu, tetapi yang penting ialah anak sudah siap dan guru menggunakan cara-cara yang sesuai untuk belajar anak.

4.1.2 Responden Penelitian

Masyarakat Surabaya yang heterogenitas ini menyebabkan kompleksitas permasalahan yang ditimbulkannya. Berbagai tingkatan ekonomi masyarkat menyebabkan cara pandang, pengetahuan, pemahaman, sikap dan perilaku masyarakat yang berbda – beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian kepada ibu rumah tangga yang


(52)

51

berdomisili di Surabaya dengan melakukan klarifikasi berdasarkan cluster agar dapat diperoleh sampel yang benar – benar mewakili ibu rumah tangga yang menjadi obyek penelitian.

Alasan penulis mengambil ibu rumah tangga sebagai obyek penelitian yaitu responden sudah memiliki pemahaman bahasa, pemahaman dengan lingkungan, dan pertumbuhan yang menarik untuk dicermati terhadap apa yang dilakukan masyarakat mengenai interaksi dengan lingkungan sekitar yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan.

Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tinggal dan berdomisili di wilayah Surabaya Timur dan Surabaya Selatan, kemudian dengan tahap ( multistage random sampling ), maka diperoleh Rungkut dan Kecamatan Gunung Anyar dari wilayah Surabaya Timur, Kecamatan Jambangan dan Kecamatan Gayungan dari Surabaya bagian Selatan, sehingga jumlah sampel yang diperoleh 100 orang.

Sedangkan dalam penelitian ini kebanyakan berumur 31 – 40 tahun, mempunyai pekerjaan sebagai pegawai swasta dan dalam sampel ini kebanyakan lulusan SMU.


(53)

52

4.2 Penyajian dan Analisis Data 4.2.1 Identitas Responden

1. Usia Responden

Responden penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang berdomisili di Surabaya yana berumur 20 tahun sampai dengan 60 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3 Usia Responden

No. Usia ( Tahun ) F Presentase ( % )

1. 20 – 30 26 26

2. 31 – 40 53 53

3. 41 – 50 17 17

4. 51 - 60 4 4

Jumlah 100 100

Sumber data : Kuesioner Bagian A No. 1

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa ibu rumah tangga yang menjadi responden adalah umur 20 tahun sampai dengan 60 tahun. Dari tabel juga tampak bahwa responden paling banyak berumur 31 – 40 tahun yaitu 53 orang ( 53 % )diikuti dengan responden yang berusia 20 – 30 tahun sebanyak 26 orang ( 26 % ) dan responden yang berumur 41 – 50 tahun sebanyak 17 orang ( 17 % ) serta yang paling sedikit adalah responden berusia 51 – 60 tahun sebanyak 4 orang ( 4 % ).

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa usia responden terbanyak berkisar 31 – 40 tahun yang asumsinya bahwa responden dengan usia tersebut


(54)

53

memiliki anak umur sekolah SD dan SMP. Tabel tersebut juga menggambarkan orang tua murid yang tentunya selalu mencari informasi mengenai kebutuhan dan kepentingan anak – anaknya, khusunya yang berkaitan dengan Sekolah Gratis.

2. Pendidikan Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden pada umumya adalah SMU dan Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4

Pendidikan Responden

No. Pendidikan F Presentase ( % )

1. <SD 0 0

2. SD 2 2

3 SMP 18 18

4. SMU 47 47

5. PT 33 33

Jumlah 100 100

Sumber Data : Kuesioner Bagian A No. 2

Berdasarkan tabel 4 tersebut diatas bahwa responden paling banyak adalah lulusan SMU sebanyak 47 orang (47 %). Berikutnya adalah lulusan Perguruan Tinggi (pt) sebanyak 33 orang (33 %), diikuti lulusan SMP sebanyak 18 orang (18 %) dan lulusan SD sebanyak 2 orang (2 %). Dari table tampak pendidikan yang paling banyak dimiliki responden adalah SMU atau yang


(55)

54

sederajat, ini mengingat responden yang paling banyak adalah perempuan yang umumnya sekedar membantu pekerjaan suami atau murni sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus anak – anaknya.

3. Pekerjaan Responden

Pekerjaan yang dimili8ki responden bervariatif, seperti karyawan, wiraswasta, dll. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 5

Pekerjaan Responden

No. Pekerjaan F Prosentase (%)

1. Wiraswasta 17 17

2. Karyawan 27 27

3. Ibu Rumah Tangga 53 53

4. Pensiunan 3 3

Jumlah 100 100

Sumber Data : Kuesioener A No. 3.

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 53 orang (53 %), selanjutnya diikuti responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan sebanyak 27 orang (27 %), responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 17 orang (17 %), sedangkan sebanyak 3 orang (3 %) adalah pensiunan. Dari tabel diatas tampak bahwa pekerjaan yang paling banyak adalah ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan


(56)

55

pendidikan masyarakat yang menjadi sampel paling banyak berpendidikan SMU atau sederajat yang memiliki persaingan yang sangat ketat dalam memperoleh pekerjaan lebih sulit.

4.2.2 Penggunaan Media Massa

1. Menonton iklan layanan Masyarakat PAUD

Responden pada umumnya menonton iklan layanan Masyarakat PAUD seperti tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 6

Menonton iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Menonton Iklan F Prosentase (%)

1. Ya 100 100

2. Tidak 0 0

Jumlah 100 100

Sumber Data : Kuesioner Bagian B No. 1

Tabel 6 memberikan bukti bahwa responden yang pernah menonton iklan layanan Masyarakat PAUD 100 orang (100 %). Sedangkan responden yang tidak pernah melihat tayangan iklan layanan Masyarakat PAUD tidak ada ( 0 %). Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden seluruhnya pernah menonton iklan layanan Masyarakat PAUD. Hal ini menunjukkan bahwa iklan layanan masyarakat tersebut sudah tidak asing lagi di masyarakat dan masyarakat juga membutuhkan informasi yang disampaikan dalam iklan tersebut.


(57)

56

2. Stasiun Televisi yang sering ditonton dlaam menyaksikan iklan layanan Masyarakat PAUD.

Tabel 7

Stasiun Televisi Yang Sering Ditonton Masyarakat Dalam Menayangkan Iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Stasiun TV F Prosentase (%)

1. RCTI 21 21

2. SCTV 17 17

3. TRANS TV 28 28

4. TV ONE 13 13

5. INDOSIAR 10 10

6. LAIN – LAIN 11 11

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian B No. 2

Tabel 7 menggambarkan bahwa responden yang paling banyak mengetahui tayangan iklan layanan Masyarakat PAUD adalah Trans TV sebanyak 28 orang (28%), selanjutnya RCTI sebanyak 21 orang (21 %), kemudian TV One sebanyak 13 orang (13 %), kemudian SCTV sebanyak 17 orang (17 %), serta stasiun televisi lain –lain yaitu Metro TV dan Lativi sebanyak 11 orang (11 %), serta Indosiar 10 orang (10 %).

Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat paling sering menonton iklan layanaan masyarakat Sekolah Gratis di Trans TV. Hal tersebut karena Trans TV merupakan stasiun televisi yang paling diminati oleh pemirsa.


(58)

57

3. Frekuensi Menonton Iklan layanan Masyarakat PAUD dalam Satu Minggu Tabel 8

Frekuensi Menonton Iklan Layanan Masyarakat Sekolah Gratis

No. Frekuensi Menonton F Prosentase (%)

1. 1 kali 12 12

2. 2 kali 14 14

3. 3 kali 34 34

4. 4 kali 29 29

5. >4 kali 11 11

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian B No. 3

Dari tabel 8 tersebut tampak bahwa frekuensi menonton dalam 1 minggu paling banyak adalah 3 kali dengan jumlah responden sebanyak 34 orang (34 %), sedangkan yang menonton 4 kali dalam 1 minggu sebanyak 29 orang (29 %), sedangkan yang menonton 2 kali dalam 1 minggu sebanyak 14 orang (14 %), dan yang memiliki frekuensi menonton 1 kali dalam 1 minggu sebanyak 12 orang (12 %) serta yang menonton lebih dari 4 kali sebanyak 11 orang (11 %).dari tabel tampak bahwa rata – rata responden melihat iklan layanan Masyarakat PAUD sebanyak 3 kali dala seminggu. Hal ii dikarenakan banyaknya program pilihan yang dapat ditonton sehingga iklan yang biasanya berada dalam program, chanelnya dipindah pada saat iklan keluar.


(59)

58

4.2.3 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Terhadap Iklan layanan Masyarakat PAUD di Televisi

1. Isi Pesan Iklan layanan Masyarakat PAUD

Pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan Masyarakat PAUD dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9

Isi Pesan Iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Isi Pesan F Prosentase

1. Mengetahui 90 90

2. Tidak Mengetahui 10 10

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C No. 1

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa responden mengetahui isi pesan yang disampaikan dalam iklan layanan Masyarakat PAUD. Hal ini dibuktikan dengan responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 90 orang (90 %) dan yang memilih jawaban tidak mengetahui sebanyak 10 orang (10 %). Dari tabel tampak sebagian besar ibu rumah tangga mengetahui dengan baik isi pesan yang disampaikan dalam iklan layanan masyarakat tersebut adalah biaya pendidikan gratis bagi siswa kurang mampu. Isi pesan dalam iklan ini dapat dimengerti dengan mudah karena dalam penyampaiannya digunakan bahasa yang mudah dimengerti dan visual yang sederhana.


(60)

59

2. Mengetahui Isi Pesan Yang Disampaikan Model Dalam Iklan layanan Masyarakat PAUD

Pengetahuan ibu rumah tangga terhadap isi pesan yang disampaikan oleh model dalam iklan layanan Masyarakat PAUD tertera pada tabel berikut :

Tabel 10

Isi Pesan yang disampaikan Model

No. Isi Pesan Yang Disampaikan

model

F Prosentase (%)

1. Mengetahui 88 88

2. Tidak Mengetahui 12 12

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C No. 2

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ibu rumah tangga dapat mengetahui dengan jelas pesan – pesan yang disampaikan oleh model dalam iklan layanan Masyarakat PAUD di televisi, hal ini terbukti dengan jumlah responden sebanyak 86 orang (86 %) memilih jawaban mengetahui, sedangkan sebanyak 14 orang (14 %) tidak mengetahui isi pesan yang disampaikan oleh model. Hal ini membuktikan bahwa isi pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh ibu rumah tangga. Karena dalam iklan layanan masyarakat ini, dialog atau pesan – pesan yang disampaikan oleh model disampaikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pemirsa.


(61)

60

3. Mengetahui Slogan Iklan layanan Masyarakat PAUD

Pengetahuan ibu rumah tangga tentang slogan yang ada pada iklan layanan Masyarakat PAUD dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 11

Slogan iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Slogan Iklan F Prosentase (%)

1. Mengetahui 86 86

2. Tidak Mengetahui 14 14

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C No. 3

Berdasarkan data dalam tabel diatas tampak bahwa ressponden mengetahui slogan yang disampaikan oleh iklan layanan Masyarakat PAUD. Hal ini dibuktikan dengan responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 88 orang (88 %) dan yang memilih jawaban tidak mengetahui sebanyak 12 orang (12 %). Dari tabel tampak bahwa ibu rumah tangga secara keseluruhan mengetahui slogan yang ada pada iklan layanan Masyarakat PAUD. Hal ini juga menunjukkan bahwa masyarakat sudah tidak asing lagi mengenai slogan iklan tersebut, terbukti bahwa 88 orang mengetahui slogan “ sekolah, harus bisa “ tersebut.

4. Mengetahui Segmentasi Iklan layanan Masyarakat PAUD

Pengetahuan masyarakat tentang segmentasi yang dituju dalam iklan layanan Masyarakat PAUD di Surabayadigunakan alat bantu kuesioner. Hasil dari kuesioner tersebut dapat dilihat sebagai berikut :


(62)

61

Tabel 12

Segmentasi iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Segmentasi Iklan F Prosentase (%)

1. Mengetahui 88 88

2. Tidak mengetahui 12 12

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C No. 4

Dari data tabel diatas tampak bahwa para ibu rumah tangga di Surabaya pada umumnya mengetahui segmentasi yang dituju dalam iklan layanan Masyarakat PAUD. Hal ini terbukti dengan responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 90 orang (90 %) dan yang memilih jawaban tidak mengetahui sebanyak 10 orang (10 %). Dari tabel tampak bahwa masyarakat juga mengetahui tentang segment dari iklan layanan Masyarakat PAUD yaitu masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah yang membutuhkan bantuan biaya untuk kelanjutan sekolah anak – anaknya. Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap segment iklan ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rata – rata berpendidikan akhir SMU.

5. Anjuran yang disampaikan dalam iklan layanan Masyarakat PAUD

Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga di Surabaya tentang anjuran iklan layanan Masyarakat PAUD digunakan alat Bantu kuesioner. Hasil dari kuesioner tersebut dapat dlihat dalam tabel berikut :


(63)

62

Tabel 13

Anjuran Iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Anjuran Iklan F Prosentase (%)

1. Mengetahui 8 88

2. Tidak Mengetahui 12 12

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C no. 5

Tabel diatas menunjukkan bahwa para ibu rumah tangga umumnya mengetahui anjuran iklan layanan Masyarakat PAUD. Hal ini dibuktikan dengan responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 83 orang (83 %) dan yang memilih jawaban tidak mengetahui sebanyak 17 orang (17 %). Dari tabel tampak bahwa masyarakat sangat mengetahui anjuran pada iklan layanan Masyarakat PAUD yakni mensukseskan wajib belajar 9 tahun. Hal ini dikarenakan ibu rumah tangga di Surabaya yang rata – rata memiliki pendidikan terakhir SMU keatas sudah dapat memahami iklan tersebut dan juga iklan tersebut memang dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami.

6. Pengetahuan tentang alat peraga yang digunakan dalam iklan layanan Masyarakat PAUD

Agar dapat dengan mudah mengetahui pengetahuan masyarakat tentang alat – alat peraga yang digunakan dalam iklan layanan Masyarakat PAUD digunakan alat bantu kuesioner. Hasil dari kuesioner tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :


(64)

63

Tabel 14

Alat - alat peraga dalam iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Alat – alat peraga F Prosentase (%)

1. Mengetahui 84 84

2. Tidak Mengetahui 16 16

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C No. 6

Dari tabel diatas tampak bahwa ibu rumah tangga pada umumnya mengetahui alat – alat peraga yang digunakan dalam iklan layanan Masyarakat PAUD. Hal ini terbukti dengan banyaknya responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 84 orang (84 %), sedangkan yang memilih jawaban tidak mengetahui sebanyak 16 orang (16 %). Dari tabel tampak bahwa ibu rumah tangga mengetahui alat – alat peraga yang digunakan dalam iklan tersebut. Karena pada iklan tersebut ditampilkan sangat sederhana berkaitan dengan alat peraga tersebut, misalnya mobil angkot, sepeda tua.

7. Pengetahuan tentang jinggel lagu dalam iklan layanan Masyarakat PAUD Dalam iklan layanan masyarakat Sekolah digunakan jinggel lagu yang bernuansa melayu untuk menarik perhatian pemirsa, dan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga terhadap jinggel lagu iklan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(65)

64

Tabel 15

Jinggel Dalam Iklan Layanan Masyarakat SekolahGratis

No. Jinggel lagu F Prosentase

1. Mengetahui 87 87

2. Tidak Mengetahui 13 13

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner bagian C No. 7

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu rumah tangga di Surabaya mengetahui dengan jelas jinggel lagu yang digunakan dalam iklan tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan pemilihan jawaban oleh responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 87 orang (87 %), sedangkan yang memilih tidak mengetahui sebanyak 13 orang (13%). Dalam tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu rumah tangga sudah sangat mengenal jinggel dalam iklan layanan Masyarakat PAUD ini yang bernuansa melayu dan dinyanyikan oleh Cut Mini.

8. Pengetahuan tentang tingkat pendidikan yang digratiskan oleh pemerintah dalam iklan layanan Masyarakat PAUD

Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang tingkat pendidikan yang digratiskan oleh pemerintah maka digunakan alat bantu kuesioner, dan hasil dari kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut :


(66)

65

Tabel 16

Tingkat Pendidikan Yang Digratiskan Oleh Pemerintah

No. Tingkat pendidikan F Prosentase

1. Mengetahui 89 89

2. Tidak mengetahui 11 11

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner bagian C No. 8

Pada tabel diatas dapat diketahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang tingkat pendidikan yang digratiskan oleh pemerintah cukup tinggi, hal ini berdasarkan dari hasil perolehan jawaban responden yang menyatakan mengetahui sebanyak 89 orang (89 %), sedangkan responden yang tidak mengetahui sebanyak 11 orang (11%). Dari tabel tampak bahwa ibu rumah tangga mengetahui tingkat pendidikan yang digratiskan adalah tingkat SD dan SMP. Hal ini dikarenakan dalam iklan tersebut juga untuk mensukseskan program wajib belajar 9 tahun, selain itu dalam iklan ini juga terdapat kalimat yang menyatakan tentang program wajib belajar 9 tahun.

9. Pengetahuan terhadap makna kalimat “ sekolah, mau tak ? ”pada iklan layanan Masyarakat PAUD

Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang makna kalimat ” sekolah gratis, mau tak ? ” maka digunakan alat bantu kuesioner, dan hasil dari kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut :


(67)

66

Tabel 17

Makna kalimat ” sekolah gratis, mau tak ? ”

No. Makna ” sekolah gratis, mau tak ? ” F Prosentase (%)

1. Mengetahui 87 87

2. Tidak Mengetahui 13 13

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C No. 9

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa para ibu rumah tangga mengetahui makna dari kalimat ” sekolah gratis, mau tak ? ” , yaitu sebesar 87 responden (87 %) memilih jawaban mengetahui, sedangkan sebanyak 13 responden (13 %) memilih jawaban tidak mengetahui. Pengetahuan ibu rumah tangga tentang makna kalimat ” sekolah gratis, mau tak ? ” daapt diketahui dengan mudah karena kalimat tersebut bersifat ajakan untuk mau membantu pemerintah dalam mensukseskan program sekolah Gratis sehingga anak –anak usia sekolah maupun yang putus sekolah dapat melanjutkan sekolah dengan sebaik mungkin

10. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga terhadap setting iklan layanan Masyarakat PAUD

Pengetahuan masyarakat mengenai tema iklan layanan Masyarakat PAUD digunakan alat bantu kuesioner. Hasil dari kuesioner dapat dilihat dalam tabel berikut :


(68)

67

Tabel 18

Setting Iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Setting iklan F Prosentase

1. Mengetahui 88 88

2. Tidak Mengetahui 12 12

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C No. 10

Dari data tabel diatas tampak bahwa responden mengetahui setting dalam iklan layanan Masyarakat PAUD. Hal ini dapat dibuktikan bahwa dengan reponden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 88 orang (88 %), sedangkan yang memilih jawaban tidak mengetahui sebanyak 12 orang (12 %). Dari hasil kuesioner yang disebar tampak bahwa masyarakat mengetahui setting dari iklan tersebut adalah disebuah jalan raya dan didalam sebuah angkot.

11. Pengetahuan tentang sekolah mana saja yang digratiskan dalam iklan layanan Masyarakat PAUD

Tabel 19

Sekolah Yang digratiskan dalam Iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Sekolah Yang Digratiskan F Prosentase

1. Mengetahui 90 90

2. Tidak Mengetahui 10 10

Jumlah 100 100


(69)

68

Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu rumah tangga di Surabaya mengetahui sekolah apa saja yang menyelenggarakan sekolah gratis. Hal ini dpat dibuktikan dengan pemilihan jawaban yang diberikan oleh responden yaitu sebesar 90 orang (90 %) memilih jawaban mengetahui, seangkan sebanyak 10 orang (10 %) tidak mengetahui. Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu rumah tangga mengetahui bahwa sekolah gratis diselenggarakan hanya di sekolah – sekolah negeri milik pemerintah.

12. Pengetahuan tentang model dalam iklan layanan Masyarakat PAUD

Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang model dalam iklan layanan Masyarakat PAUD dibantu dengan kuesioner, dan hasil dari kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 20

Model Iklan layanan Masyarakat PAUD

No. Model Iklan F Prosentase (%)

1. Mengetahui 88 88

2. Tidak Mengetahui 12 12

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Bagian C No. 12

Data tabel diatas menunjukkan responden mengetahui model dalam iklan layanan masyarakatSekolah Gratis. Hal ini dibuktikan dengan responden yang memilih jawaban mengetahui sebanyak 88 orang (88 %) dan yang memilih jawaban tidak mengetahui sebanyak 12 orang (12 %). Ibu rumah tangga


(1)

sedangkan sisanya 12 orang (12 %) responden memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang iklan layanan Masyarakat PAUD.

Faktor yang penting mengenai sedangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan layanan Masyarakat PAUD adalah dikarenakan Surabaya merupakan kota industri yang banyak menyerap tenaga kerja sebagai karyawan. Namun demikian, ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan sedang terhadap iklan layanan Masyarakat PAUD, bukan berarti masyarakat kota Surabaya tidak mengetahui tentang iklan layanan Masyarakat PAUD tersebut. Bahkan saat ini ibu rumah tangga dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang terdapat dalam iklan layanan Masyarakat PAUD.

Dari penjelasan diatas yang berdasar pada tabel 19, reponden yang berjumlah 100 orang mewakili warga kota Surabaya diketahui tingkat pengetahuannya tentang iklan layanan Masyarakat PAUD adalah tinggi.

Ibu rumah tangga di Surabaya yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang iklan layanan Masyarakat PAUD dikarenakan ibu rumah tangga ingin memperoleh informasi tentang sekolah gratis, yang berkaitan dengan semua kebutuhan untuk anak –anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.

Tingkat pengetahuan masyarakat tinggi tentang iklan layanan masyarakat tidak terlepas dari pendidikan yang dimiliki ibu rumah tangga yaitu paling banyak berpendidikan SMU dan perguruan tinggi.

Selain itu responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga , yang mana pada umumnya ibu rumah tangga bertugas mengurusi semua kebutuhan


(2)

71

anak – anaknya, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan – kegiatan sekolah.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa ibu urmah tangga Surabaya mengetahui dan benar – benar memahami informasi yang disampaikan iklan layanan Masyarakat PAUD.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pengamatan, pembahasan, dan pengolahan data – data yang ada, penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitan ini.

1. Tingkat pengetahuan ibu rumah tangga mengenai iklan layanan Masyarakat PAUD tergolong tinggi berdasarkan skor penelitian pada ibu rumah tangga di Surabaya

2. Ibu rumah tangga di Surabaya juga sangat mengetahui isi pesan iklan yang disampaikan dalam iklan layanan Masyarakat PAUD di televisi, hal ini berdasarkan dari skor penelitian pada ibu rumah tangga sangat tinggi. 3. Tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga terhadap unsur – unsur iklan

layanan Masyarakat PAUD ini tergolong tinggi, karena unsur dalam iklan ini dibuat dengan sangat sederhana dan mudah dipahami bagi pemirsa.

5.2 Saran

Setelah penulis melakukan penelitian, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Pemerintah hendaknya berupaya menambah pengetahuan masyarakat mengenai iklan layanan Masyarakat PAUD.


(4)

98

2. Pemerintah hendaknya membuat iklan layanan masyarakat yang lain untuk mendukung mesukseskan PAUD. Program tersebut sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat secara utuh dan berkesinambungan.

3. Bagi para peneliti lain, kiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang membahas kontribusi menonton iklan televisi terhadap peningkatan pengetahuan orang tua murid.


(5)

Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2007, Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum

Pendidikan Anak Usia Dini

Effendy, Onong, 2000, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, Aditya Bakti

_____________, 1993, TV Siaran Teori dan Praktek, CV. Mandar Maju, Bandung

Jefkins, Frank, 1997, Periklanan, Edisi ke – 3, Jakarta, Penerbit Erlangga Kasali, Renald, 2005, Manajemen Periklanan, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti Madjadikara, Agus, S, 2004, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Jakarta,

PT. Gramedia Pustaka Utama

Moekijat, 1993, Teori Komunikasi, Bandung, CV. Mandar Maju Poedjawijatna, 2004, Tahu dan Pengetahuan, Jakarta, Rineka Cipta

Rakhmat, Jalaludin, 1999, Psikologi Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Terrence, Shimp, 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu, Bandung, Erlangga

Mulyana, 1997, Bercinta Dengan TV, Ilusi, Impresi, Sebuah Kotak Ajaib, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Katoppo, Irena, 1994, Dimensi Komunikasi Politik, Jakarta, LP3ES

Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Millennium, Prenhallindo, Jakarta.

Kriyantono, Rachmat. 2006, Teknik Praktik Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.


(6)

Internet :

www.paud.depdiknas.go.id www.forum.um.com

www.pnfi.depdiknas.go.id www.ngobrolaja.com www.infogue.com


Dokumen yang terkait

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi).

0 1 80

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL”DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi).

0 0 80

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI.

0 1 74

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI.

1 1 74

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT VERSI SME TOWER (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat Versi SME Tower di Televisi).

1 3 82

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PAUD DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Surabaya Tentang Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat PAUD)

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “KADAR GULA PADA ANAK” DI TELEVISI

0 0 19

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL”DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi)

0 0 20

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “JAMPERSAL” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Keluruhan Sawahan Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Jampersal” Di Televisi)

0 1 20