PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMA.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

DAHLIA MEGAWATI PARDEDE NIM. 8126176004

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Dahlia (NIM : 8126176004) Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMA.

Penelitian ini bertujuan: (a) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran menggunakan inquiry training dengan pembelajaran langsung, (b) perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dan motivasi yang rendah, (c) interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster random sampling sebanyak dua kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas kedua sebagai kelas kontrol diterapkan pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar fisika dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal dan angket motivasi sebanyak 25 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: bahwa (a) terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training dan pembelajaran langsung. (b) hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran langsung. (c) terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang memiliki moyivasi tinggi dan motivasi rendah. (d) hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih baik dari hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah. (e) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Inquiry Training dipengaruhi juga oleh motivasi, sedangkan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran langsung tidak dipengaruhi oleh motivasi siswa.


(6)

ii ABSTRACT

Dahlia (NIM: 8126176004). The Effect of Inquiry Training Models and Motivation Towards Physics Learning Outcomes SMA.

The purposes of the research are: (a) to determine differences in learning outcomes of students with Inquiry Training models and Direct Instruction models, (b) to determine differences in physics learning outcomes of students who have high motivation and low motivation, (c) to determine the interaction between learning models with the level of motivation in improving student Physics learning outcomes. The sample in this study conducted in a cluster random sampling of two classes, where the first class as a class experiment applied Inquiry Training models as a class and the second class of controls implemented Direct Instruction models. The instrument is used in this study is physics learning outcomes tests in multiple choise form as many as 15 questions and quessioner of motivation as 25 questions that have been declared valid and reliable. The results were found: (a) there are differences in physical students learning outcomes are taught by Inquiry Training models and Direct Instruction models. (b) learning outcomes of students who are taught by Inquiry Learning Model Training better than student learning outcomes are taught with Direct Instruction model. (c) there is a difference in student's learning outcomes that have high motivation and low motivation. (d) Student learning outcomes that have a high motivation better than student learning outcomes than have a low motivation. (e) there is interaction between learning and motivation to student learning outcomes. Learning outcomes of students who are taught by the model is influenced also by the motivation, while learning outcomes of students who are taught with Direct Instruction models are not affected by motivation.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan Gelar Magister Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada suami, anakku tercinta dan segenap keluarga yang selalu memberikan dukungan, baik material maupun spiritual. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis juga menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Sahyar, M.S, M.M., Bapak Dr. H. Ridwan A. Sani, M.Si. dan Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, S.Pd., M.Si., selaku narasumber yang banyak membantu penulis dalam penyempurnaan penulisan dan memberikan masukan untuk penyempurnaan isi dari tesis ini.

3. Ibu Lasma Siagian, S.H selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Kalam Kudus yang telah memberi izin dan membantu penulis untuk melakukan penelitian di sekolah SMA Swasta Kalam Kudus Medan.


(8)

4. Teman-teman perkuliahan, semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga.

5. Para pihak yang telah berkontribusi memberi bantuan yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih.

Adapun yang menjadi judul tesis ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih perlu disempurnakan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2015

Dahlia Megawati Pardede NIM. 8126176004


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN i

ABSTRAK ii

ABSTRACTS iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I: PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Definisi Operasional 8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Hakekat Hasil Belajar 10

2.1.2. Hakekat Motivasi Belajar 13

2.1.2.1. Ciri-ciri Motivasi 15

2.1.2.2. Macam-macam Motivasi 16

2.1.2.3. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah 17 2.1.2.4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar 18 2.1.2.5. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran 19

2.1.3. Hakekat Pembelajaran Fisika 20

2.1.4. Hakekat Model Pembelajaran Inquiry 22 2.1.5. Hakekat Model Pembelajaran Inquiry Training 27 2.1.6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry Training 32 2.1.7. Model Pembelajaran Konvensional 34 2.7.1. Ciri-ciri Model Pembelajaran Konvensional 36 2.7.2. Kelebihan Model Pembelajaran Konvensional 36 2.7.3. kekurangan Model Pembelajaran Konvensional 37

2.1.8. Teori yang Mendukung 40

2.1.8.1. Teori Konstruktivisme 40

2.1.8.2. Teori Belajar David Ausebel 42 2.1.8.3. Teori Belajar Perkembangan Kognitif Piaget 43

2.1.9. Penelitian yang Relevan 44

2.2. Kerangka Konseptual 45


(10)

model pembelajaran inquiry training dengan

pembelajaran konvensional 45 2.2.2. Perbedaan hasil belajar fisika siswa antara kelompok siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dengan kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah 46

2.2.3. Interaksi antara model pembelajaran dan motivasi terhadap

hasil belajar fisika siswa 48

2.2.2. Hipotesis 48

BAB III: METODE PENELITIAN 49

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 49

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 49

3.2.1. Populasi Penelitian 49

3.3. Variabel Penelitian 49

3.4. Metode dan Desain Penelitian 50

3.4.1. Metode Penelitian 50

3.4.2. Desain Penelitian 50

3.5. Prosedur Penelitian 51

3.6. Teknik Pengumpulan data Instrumen Penelitian 54 3.6.1. Instrumen Tes Hasil Belajar 54 3.6.2. Instrumen Motivasi Belajar 54

3.7. Alat Pengumpul data 55

3.7.1. Tes Hasil Belajar 55

3.7.1.1. Validitas Tes 55

3.7.1.2. Analisis Validitas Tes 55

3.7.1.3. Reabilitas Tes 57

3.7.1.4. Tingkat Kesukaran 58

3.7.1.5. Daya Pembeda 60

3.8. Teknik Analisis Data 61

3.8.1. Menghitung Mean dan Standar Deviasi 61

3.8.2. Uji Normalitas Data 62

3.8.3. Uji Homogenitas 63

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN 67

4.1. Deskriptif Hasil Penelitian 67

4.1.1. Pretes Hasil Belajar 67

4.1.2. Motivasi 71

4.1.3. Perlakuan 73

4.1.4. Postes Hasil Belajar 74

4.2. Pengujian Hipotesis 78

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 83

4.3.1. Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan

pembelajaran konvensional 83 4.3.2. Perbedaan hasil belajar fisika siswa antara kelompok


(11)

siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dengan

kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah 90 4.3.3. Interaksi antara model pembelajaran dan motivasi

terhadap hasil belajar fisika siswa 92

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 94

5.1. Kesimpulan 94

5.2. Saran 95


(12)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Hasil Belajar Fisika Siswa 3

Tabel 2.1. Fase-fase Model Inquiry Training 30

Tabel 2.3. Penelitian Yang Relevan 44

Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian 50

Tabel 3.2. Desain penelitian Anava Faktorial 2 x 2 51

Tabel 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 54

Tabel 3.4. Spesifikasi Angket Motivasi 55

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar 57 Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar 58 Tabel 3.7. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 59 Tabel 3.8. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes 61

Tabel 3.9. Ringkasan Anava Dua Jalur 6

Tabel 4.1. Nilai Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 67 Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Pretes Hasil Belajar Siswa 68

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Pretes 70

Tabel 4.4. Hasil Uji Kesamaan Kemampuan Awal 71

Tabel 4.5. Nilai Motivasi Kelas DI dan IT 72

Tabel 4.6. Hasil Pembagian Kelompok Motivasi 72 Tabel 4.7. Pembagian Kelompok Motivasi Tinggi dan Rendah 73 Tabel 4.8. Nilai Rerata Postes Hasil Belajar Kelas Kontrol dan

Eksperimen 75

Tabel 4.9. Nilai Rerata Hasil Belajar Motivasi Tinggi dan Rendah 76 Tabel 4.10. Hasil Belajar Berdasarkan Model Pembelajaran dan

Motivasi 77

Tabel 4.11. Hasil faktorial Rerata Hasil Belajar Antar Model

Pembelajaran dan Motivasi 77

Tabel 4.12. Hasil Faktor Antar Subjek 78

Tabel 4.13. Hasil Uji Homogenitas Antar Kelompok 78

Tabel 4.14. Statistik Anova 79


(13)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training 34

Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian 53

Gambar 4.1. Grafik Pretes Hasil Belajar 68

Gambar 4.2. Hasil Diagram Distribusi Normal Kelas Kontrol 69 Gambar 4.3. Hasil Diagram Distribusi Normal Kelas Eksperimen 70 Gambar 4.4. Grafik Interaksi Model Pembelajaran dan Motivasi 80


(14)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP 1 100

Lampiran 2 RPP 2 123

Lampiran 3 RPP 3 146

Lampiran 4 Angket Motivasi Siswa 170

Lampiran 5 Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa 173 Lampiran 6 Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa 178 Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Hasil Berlajar Siswa 181 Lampiran 8 Data Angket Motivasi Siswa Kelas Eksperimen

dan Kontrol 188

Lampiran 9 Tabulasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 190 Lampiran 10 Tabulasi Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 192 Lampiran 11 Lembar Validasi Angket Motivasi Siswa 194 Lampiran 12 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Siswa 196 Lampiran 13 Analisis Validitas dan Reabilitas 199 Lampiran 14 Tabulasi Angket Motivasi Siswa 203


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan suatu kunci pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan siswa agar kelak menjadi sumber daya manusia berkualitas yang mampu mengantar Indonesia ke posisi terkemuka, paling tidak sejajar dengan negara-negara lain, baik dalam pembangunan ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi siswa sebagai calon sumber daya yang handal untuk dapat bersikap kritis, logis, dan inovatif dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya.

Pendidikan pada dasarnya merupakan tolok ukur dari kualitas suatu bangsa. Keberhasilan dalam bidang pendidikan, akan membuat kualitas suatu bangsa mendapat pengakuan di seluruh dunia. Namun, pada kenyataannya kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Driana, (2013) menyatakan hasil Trends in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) 2011, yang baru dipublikasikan, semakin menegaskan kondisi pendidikan di tanah air sangat memprihatinkan hasil sains tak kalah mengecewakan. Indonesia di urutan ke 40 dari 42 negara dengan nilai rata-rata 406 di bawah Indonesia ada Maroko dan Ghana. Yang paling mengherankan nilai


(16)

2

matematika dan sains siswa kelas VIII Indonesia bahkan berada di bawah Palestina yang negaranya didera konflik berkepanjangan.

Rendahnya kemampuan siswa-siswi Indonesia di matematika, sains, dan membaca juga tercermin dalam Programme for International Student Assessment (PISA) Kemdhy (2013) menyatakan kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains, dan membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia masih rendah. Hasil Programme for International Student Assessment 2012, Indonesia berada di peringkat ke 64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes. Indonesia telah ikut serta dalam siklus tiga tahunan penilaian tersebut yaitu 2003, 2006, dan 2009 hasilnya sangat memprihatinkan. Siswa-siswi Indonesia secara konsisten terpuruk di peringkat bawah. Benar bahwa ada anak-anak yang meraih medali dalam berbagai olimpiade sains. Namun, jumlah mereka tak sebanding total populasi anak-anak di Indonesia.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas pendidik, serta penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada aspek-aspek yang bermuara pada peningkatkan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetisi peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri dan berhasil dimasa yang akan datang.

Pengkajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mutu hasil belajar merupakan usaha awal yang seharusnya dilakukan agar dapat menetapkan langkah dan cara-cara yang tepat dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu hasil belajar. kualitas lulusan sekolah juga harus diperhatikan, karena banyak sekali


(17)

3

faktor yang mempengaruhinya, ditinjau dari unsur siswa masih banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor yang ada dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Faktor yang ada dalam diri anak didik adalah faktor fisiologis dan psikologis. Misalnya: persepsi, minat, sikap, motivasi, bakat, IQ. Sedangkan faktor yang berada di luar diri anak didik misalnya lingkungan tempat tinggal, keadaan sosial ekonomi orang tua.

Fisika merupakan ilmu sains yang diajarkan di sekolah dan salah satu pelajaran yang dinilai dalam PISA. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru di SMA Kalam Kudus Medan menyatakan pelajaran fisika sering kali dianggap siswa merupakan pelajaran yang sulit dan sangat membosankan, tidak mengherankan nilai pelajaran fisika lebih rendah dibandingkan pelajaran lain. Terlihat dari nilai rata-rata hasil ulangan harian fisika siswa di SMA Kalam Kudus Medan masih banyak di bawah Kriteria ketuntasan Minimal (KKM). Seperti pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Hasil belajar fisika siswa SMA Kalam Kudus Medan dalam dua tahun terakhir

Tahun Pelajaran Kelas KKM Rata-rata nilai

siswa

2011/2012 X-1 70 68

X-2 70 65

X-3 70 66

2012/2013 X-1 72 69

X-2 72 66

X-3 72 68

Sumber : Arsip tata usaha SMA Kalam Kudus Medan

Konsep fisika yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu yang relatif terbatas menjadikan ilmu fisika menjadi salah satu mata pelajaran


(18)

4

yang paling sulit bagi siswa sehingga banyak siswa yang gagal dalam belajar. Pada umumnya siswa cenderung dengan menghapal rumus dari pada secara aktif membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep fisika. Hal inilah yang terjadi di sekolah SMA Kalam Kudus Medan. Proses pembelajaran yang masih tecaher centered tidak memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berkembang secara mandiri, dimana guru hanya menekankan pada pemahaman konsep melalui hafalan-hafalan.

Guru harus mampu memperbaiki hasil belajar fisika siswa yang rendah dengan memilih model pembelajaran yang sesuai, dan untuk mengatasi hal tersebut salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat sasaran ketika menyampaikan materi pembelajaran. Belajar harus sesuatu yang menyenangkan, simpel, menyenangkan dan efektif bagi diri siswa. Dengan begitu hasil belajar siswa akan meningkat, dan akan semakin memberikan kontribusi yang besar baik kegiatan proses belajar mengajar. Pemberian motivasi yang tinggi kepada anak dibandingkan dengan pemberian motivasi yang rendah pada anak pasti sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model inquiry training Joyce, dkk, (2009) menyatakan model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat, tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan


(19)

5

keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahu.

Perolehan pengetahuan akan diperoleh melalui pengalaman secara inkuiri dan tidak cukup hanya diamati, mendengarkan penjelasan atau melihat demonstrasi. Siswa mampu memperoleh pengetahuan melalui kegiatan inkuiri, pembelajaran inkuiri juga menumbuhkan kemampuan berpikir, dan bekerja.

Melalui model pembelajaran inquiry training siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelek yang dapat digunakan untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Model pembelajaran inquiry training dimulai dengan mengajukan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa. Siswa siswi yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban masalah masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai dengan langkah langkah model pembelajaran inquiry training.

Hasil penelitian Pandey (2011) menyatakan model inquiry training lebih baik digunakan dalam mengajar fisika karena memberikan efek yang sangat baik jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Calik (2013) menyatakan bahwa guru harus memiliki keyakinan bahwa memberikan model pembelajaran yang mampu membuat siswa menyelidiki dan memecahkan masalah harus diberikan diterapkan dalam pengajaran.


(20)

6

Penelitian Setiawati & Juwaedah (2012) diperoleh dengan menggunakan model inquiry training hampir seluruh mahasiswa meningkat prestasinya. Penelitian lainnya menyimpulkan bahwa model inquiry training secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan model pembelajaran konvensional (Damanik, 2013), (Hakim, 2012), (Hayati, 2013), (Mustachfidoh, dkk, 2013), (Sirait, 2010), (Sani, 2011), (Setiawati, 2013).

Motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar kearah yang lebih positif. Tella (2007) menyatakan siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah akan memiliki prestasi belajar yang berbeda pula. Siswa yang dimotivasi cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Dev (1997) meyatakan bahwa kurangnya keterlibatan siswa dalam belajar karena kurangnya motivasi di dalam diri siswa, motivasi harus dimiliki siswa karena motivasi merupakan kebutuhan, keinginan dan paksaan untuk berpatisipasi dalam proses pembelajaran. Hal yang sama juga disimpulkan Peklaj (2010 menyatakan bahwa motivasi intrinsik berhubungan positif dengan prestasi belajar siswa. Hamdu & Agustina (2011) menyatakan motivasi belajar siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berkeinginan untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar fisika siswa dengan mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMA Kalam Kudus Medan.”


(21)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.

2. Pelaksanaan pembelajaran fisika sebagian besar dilakukan melalui hafalan dan ceramah, pembelajaran berpusat pada guru.

3. Kurangnya motivasi belajar siswa, karena kurangnya dorongan belajar yang diberikan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar.

1.3. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan masalah yang akan diatasi, maka dibuat batasan-batasan masalahnya. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran inquiry training.

2. Penelitian memfokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa.

3. Subjek Penelitian adalah siswa kelas X SMA Kalam Kudus Medan pada materi pokok listrik dinamis.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional?

2. Apakah hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki motivasi rendah?


(22)

8

3. apakah ada interaksi model pembelajaran inquiry training dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran menggunakan inquiry training dengan model konvensional. 2. Perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dan

motivasi yang rendah.

3. Interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi dalam mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bahan informasi bagi guru fisika bahwa di dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru tentang pelaksanaan model pembelajaran inquiry training dalam proses belajar mengajar di kelas.

3. Sebagai bahan masukan yang bermamfaat bagi peneliti. 1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam pengertian yang dikehendaki pada penelitian ini, maka penulis membuat defenisi operasional sebagai berikut:


(23)

9

1. Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dan tujuan tertentu (Sani, 2013). Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kekonvensionalan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2011).

2. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2010). Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa.

3. Model inquiry training adalah model yang dirancang berdasarkan konfrontasi intelektual, yang di dalamnya siswa dibawa pada situasi teka-teki pada suatu permasalahan untuk diselesaikan atau dicari solusinya (Joyce, dkk, 2009).


(24)

94 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai motivasi tinggi dan motivasi rendah. Hasil belajar siswa yang mempunyai motivasi tinggi lebih baik dari hasil belajar siswa yang mempunyai motivasi rendah.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model inquiry training dipengaruhi juga oleh motivasi, sedangkan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional signifikan dipengaruhi motivasi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk menerapkan model pembelajaran inquiry training sebagai berikut:

1. Dalam penerapan model pembelajaran inquiry training guru harus memperhatikan motivasi siswa, karena model ini tepat untuk siswa yang motivasi tinggi.

2. Untuk siswa yang memiliki motivasi rendah disarankan untuk tidak diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training karena siswa akan kesulitan dalam melakukan proses inquiry (penemuan) selama pembelajaran, siswa sulit menganalisis data dan fenomena alam yang mereka temukan selama pembelajaran.


(25)

95

3. Disarankan kepada peneliti lanjutan, kiranya dapat melanjutnya penelitian ini dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training dengan bantuan metode ataupun media pembelajaran kreatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(26)

96

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R (2010) A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. A Bridged Edition. Addison Wesley Longman, Inc.

Arends, R (2007) Belajar Untuk Mengajar. Jakarta: Pustaka Belajar

Arends. R (2007) Learning to Teach (seven edition). New York: Mc Grawn Hill Companies. Inc

Arikunto, S (2010) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Aunurrahman (2009) Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Calık, M (2013) Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education diakses: 16 april 2013

Dahar, R.,W (2011) Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Damanik,P.,D (2013 e-Journal Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Jurusan Pendidikan Fisika diakses: Nopember 2013

Dev (1997) Journal of Teacher Education.Diakses: November 2013

Dimyati&Mudjiono (2009) Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S., B (2006) Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Driana (2013) Gawat Darurat Pendidikan Nasional. Diakses: November 2013. Hakim, A (2012) Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model

Pembelajaran Inquiry Training Dan Konvensional Pada Materi Pokok Gaya Dan Hukum Newton Di Kelas Viii Smp Negeri 17 Medan. e-jurnalJurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan . Diakses: 1 juni 2012

Hamalik, O (2004) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamd, Ghullam & Agustina, Lisa. (2011) Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA. Tersedia : jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu.pdf. diakses : 11 april 2011

Hayati. (2013).Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Multimedia dan motivasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal penelitian inovatif pendidikan fisika 2(1): 24-39. Diakses: 1 april 2013


(27)

97

Heny. (2011) Penerapan Model Pembelajaran based Learning Dengan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Proses Sains dan Penugasan Konsep Elastitas.Jurnal penelitian inovatif pendidikan fisika 3(1): 1-10

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E (2003) Model Of Teaching (fifth edition). New Delhi: Prentice Hall

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E (2009) models of teaching (edisi kedelapan). Model-Model Pengajaran ( Terjemahan Achmad Fawai & Ateila Mirza). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kanginan, M (2007) Fisika SMA Kelas X A. Jakarta: Erlangga

Kemdikbud (2013) Survey internasional Pirls.Tersedia di: kemdikbud.go.id. Diakses: 8 april 2013

Eidy. (2013) Posisi Indonesia Berdasarkan Skor PISA. Tersedia di: kopertis12.or.id. Diakses: 5 desember 2013

Klausmeier, J. H. (1980) Learning and Teaching Concepts. London: Academic Press, INC

Kemdhy. (2013) Posisi Indonesia Berdasarkan Skor PISA. Jakarta: Kompas

Lia, S. E. & Suyoso. (2013) Optimalisasi Keterampilan Penggunaan Alat-Alat Peraga Di Laboratorium Dengan Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Di Kelas X Sma Negeri 1 Imogiri. Tersedia: journal.student.uny.ac.id. Diakses: Agustus 2013 Levy, S & Campbell, H (2008) Student Motivation Premise, Effective Practice and

Policy.Australian Journal of Teacher Education. Diakses: Agustus 2008 Mudjiono. (2009) Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan

Media Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia. Jurnal Penelitian Inovasi Pendidikan Kimia 3(4): 15-20

Mustachfidoh (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau Dari Inteligensi Siswa SMA Negeri 1 Srono.e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Sains 3(5): 20-23. Diakses: Agustus 2013

Pandey (2011). Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achivement of Student in India. Journal of Innovative Research in Education 1(1): 21-27. Maret, 2011. Dhanbad-India.


(28)

98

Peklaj, C. & Levpuscek P., M (2012) Students’ motivation and academic success in relation to the quality of individual andcollaborative work during a course in educational psychology. University of Ljubljana Slovenia. Diakses: Juni 2013 Poerwanto, N (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya

Purwoko. (2010) Fisika Kelas X. Jakarta: Yudhistira

Pramukantoro, J & Wiratam, D. Perbedaan Model Pembelajaran Quided Inquiry dan MPL terhadap Prestasi Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Prestasi Berbeda Mada mata Pelajaran Teknik Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 3(1): 179-185. Diakses: November 2014

Rahel (2012) Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Training Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris 5(4): 25-30. Diakses: nopember 2014

Ratni (2013) Analisis penguasaan konsep awal fisika dan hasil belajar fisika pada pembelajaran menggunakan model inquiry training pada materi listrik dinamis. Tesis. Medan. Perpustakaan Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Sagala, S (2011) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sani, A. R. (2013) Inovasi Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara

(2011). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri dengan Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran Fisika.Jurnal penelitian inovasi pendidikan Fisika.Vol. 3. ISSN 2085-5281

Sardiman (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grafindo Persada

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Suwondo & Wulandari, S (2013) Inquiry-Based Active Learning: The Enhancement of Attitude and Understanding of the Concept of Experimental Design in Biostatics Course. Asian Social Science, 9(3): 33-39. Diakses: 30 Agustus 2013

Siddiqui, M., H (2013) Inquiry Training Model of Teaching.IJSR-International Journal of Scientific Research vol 2.Tersedia: globaljournals.com, diakses: 25 nopember 2013


(29)

99

Simge dan Yasemin (2011). The Effect of Inquiry Based Learning Environment in Science and Technology Course on The Students’Academic Achivement. Western Anatolia Journal of Educational Science. Izmir-Turki

Sirait. R. (2010) Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTS N-3 Medan.Jurnal Pendidikan Fisika, ISSN 2252732 X

Sudjana, N (2010) Penelitianhasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Setiawati, T & Juwaedah, A. (2012) Belajar Praktek Industri. Tersedia: jurnal.upi.edu. diakses: 28 Nopember 2014

Tella, A. (2007) The impact of motivation on student’s Academic Achievement and learning Outcomes in School Students in Nigeria.Journal of innovation Research Education. Diakses: 28 Nopember 2014

Trianto. (2010) Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Vaishnav, R.S (2013). Effectivness of Inquiry Training Model for Teaching Science. Scholarly Reseach Journal for Interdisciplinary Studies. 1(5):32-40. April 2013. Nagpur-India

Wenning, C. J. & Khan, M. A. (2011). Sample Learning Sequences based on The Level Of Inquiry model Of Science Teaching. Journal of physics teacher education Tersedia: phy.ilstu.edu. diakses: 28 Nopember 2014

Wiley, R. & Weller, H (1981). Physiologi. Boston: Prindle, weber and Schmidt Zubaidah, S (2008). Pembelajaran Kontekstual dengan metode inkuiri dan motivasi


(1)

94 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai motivasi tinggi dan motivasi rendah. Hasil belajar siswa yang mempunyai motivasi tinggi lebih baik dari hasil belajar siswa yang mempunyai motivasi rendah.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model inquiry training dipengaruhi juga oleh motivasi, sedangkan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional signifikan dipengaruhi motivasi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk menerapkan model pembelajaran inquiry training sebagai berikut:

1. Dalam penerapan model pembelajaran inquiry training guru harus memperhatikan motivasi siswa, karena model ini tepat untuk siswa yang motivasi tinggi.

2. Untuk siswa yang memiliki motivasi rendah disarankan untuk tidak diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training karena siswa akan kesulitan dalam melakukan proses inquiry (penemuan) selama pembelajaran, siswa sulit menganalisis data dan fenomena alam yang mereka temukan selama pembelajaran.


(2)

95

3. Disarankan kepada peneliti lanjutan, kiranya dapat melanjutnya penelitian ini dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training dengan bantuan metode ataupun media pembelajaran kreatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(3)

96

Arends, R (2007) Belajar Untuk Mengajar. Jakarta: Pustaka Belajar

Arends. R (2007) Learning to Teach (seven edition). New York: Mc Grawn Hill Companies. Inc

Arikunto, S (2010) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Aunurrahman (2009) Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Calık, M (2013) Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education diakses: 16 april 2013

Dahar, R.,W (2011) Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Damanik,P.,D (2013 e-Journal Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Jurusan Pendidikan Fisika diakses: Nopember 2013

Dev (1997) Journal of Teacher Education.Diakses: November 2013

Dimyati&Mudjiono (2009) Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S., B (2006) Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Driana (2013) Gawat Darurat Pendidikan Nasional. Diakses: November 2013. Hakim, A (2012) Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model

Pembelajaran Inquiry Training Dan Konvensional Pada Materi Pokok Gaya Dan Hukum Newton Di Kelas Viii Smp Negeri 17 Medan. e-jurnalJurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan . Diakses: 1 juni 2012

Hamalik, O (2004) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamd, Ghullam & Agustina, Lisa. (2011) Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA. Tersedia : jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu.pdf. diakses : 11 april 2011

Hayati. (2013).Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Multimedia dan motivasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal penelitian inovatif pendidikan fisika 2(1): 24-39. Diakses: 1 april 2013


(4)

97

Heny. (2011) Penerapan Model Pembelajaran based Learning Dengan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Proses Sains dan Penugasan Konsep Elastitas.Jurnal penelitian inovatif pendidikan fisika 3(1): 1-10

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E (2003) Model Of Teaching (fifth edition). New Delhi: Prentice Hall

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E (2009) models of teaching (edisi kedelapan). Model-Model Pengajaran ( Terjemahan Achmad Fawai & Ateila Mirza). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kanginan, M (2007) Fisika SMA Kelas X A. Jakarta: Erlangga

Kemdikbud (2013) Survey internasional Pirls.Tersedia di: kemdikbud.go.id. Diakses: 8 april 2013

Eidy. (2013) Posisi Indonesia Berdasarkan Skor PISA. Tersedia di: kopertis12.or.id. Diakses: 5 desember 2013

Klausmeier, J. H. (1980) Learning and Teaching Concepts. London: Academic Press, INC

Kemdhy. (2013) Posisi Indonesia Berdasarkan Skor PISA. Jakarta: Kompas

Lia, S. E. & Suyoso. (2013) Optimalisasi Keterampilan Penggunaan Alat-Alat Peraga Di Laboratorium Dengan Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Di Kelas X Sma Negeri 1 Imogiri. Tersedia: journal.student.uny.ac.id. Diakses: Agustus 2013

Levy, S & Campbell, H (2008) Student Motivation Premise, Effective Practice and Policy.Australian Journal of Teacher Education. Diakses: Agustus 2008 Mudjiono. (2009) Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan

Media Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia. Jurnal Penelitian Inovasi Pendidikan Kimia 3(4): 15-20

Mustachfidoh (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau Dari Inteligensi Siswa SMA Negeri 1 Srono.e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Sains 3(5): 20-23. Diakses: Agustus 2013

Pandey (2011). Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achivement of Student in India. Journal of Innovative Research in Education 1(1): 21-27. Maret, 2011. Dhanbad-India.


(5)

Peklaj, C. & Levpuscek P., M (2012) Students’ motivation and academic success in relation to the quality of individual andcollaborative work during a course in educational psychology. University of Ljubljana Slovenia. Diakses: Juni 2013

Poerwanto, N (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Purwoko. (2010) Fisika Kelas X. Jakarta: Yudhistira

Pramukantoro, J & Wiratam, D. Perbedaan Model Pembelajaran Quided Inquiry dan MPL terhadap Prestasi Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Prestasi Berbeda Mada mata Pelajaran Teknik Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 3(1): 179-185. Diakses: November 2014

Rahel (2012) Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Training Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris 5(4): 25-30. Diakses: nopember 2014

Ratni (2013) Analisis penguasaan konsep awal fisika dan hasil belajar fisika pada pembelajaran menggunakan model inquiry training pada materi listrik dinamis. Tesis. Medan. Perpustakaan Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Sagala, S (2011) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sani, A. R. (2013) Inovasi Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara

(2011). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri dengan Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran Fisika.Jurnal penelitian inovasi pendidikan Fisika.Vol. 3. ISSN 2085-5281

Sardiman (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grafindo Persada

Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Suwondo & Wulandari, S (2013) Inquiry-Based Active Learning: The Enhancement of Attitude and Understanding of the Concept of Experimental Design in Biostatics Course. Asian Social Science, 9(3): 33-39. Diakses: 30 Agustus 2013

Siddiqui, M., H (2013) Inquiry Training Model of Teaching.IJSR-International Journal of Scientific Research vol 2.Tersedia: globaljournals.com, diakses: 25 nopember 2013


(6)

99

Simge dan Yasemin (2011). The Effect of Inquiry Based Learning Environment in Science and Technology Course on The Students’Academic Achivement. Western Anatolia Journal of Educational Science. Izmir-Turki

Sirait. R. (2010) Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTS N-3 Medan.Jurnal Pendidikan Fisika, ISSN 2252732 X

Sudjana, N (2010) Penelitianhasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Setiawati, T & Juwaedah, A. (2012) Belajar Praktek Industri. Tersedia: jurnal.upi.edu. diakses: 28 Nopember 2014

Tella, A. (2007) The impact of motivation on student’s Academic Achievement and learning Outcomes in School Students in Nigeria.Journal of innovation Research Education. Diakses: 28 Nopember 2014

Trianto. (2010) Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Vaishnav, R.S (2013). Effectivness of Inquiry Training Model for Teaching Science. Scholarly Reseach Journal for Interdisciplinary Studies. 1(5):32-40. April 2013. Nagpur-India

Wenning, C. J. & Khan, M. A. (2011). Sample Learning Sequences based on The Level Of Inquiry model Of Science Teaching. Journal of physics teacher education Tersedia: phy.ilstu.edu. diakses: 28 Nopember 2014

Wiley, R. & Weller, H (1981). Physiologi. Boston: Prindle, weber and Schmidt Zubaidah, S (2008). Pembelajaran Kontekstual dengan metode inkuiri dan motivasi