PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS VI SD SAWIT SEWON BANTUL SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20122013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA
BERNOMOR PADA MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS VI
SD SAWIT SEWON BANTUL SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :
DYAH AYU SAPTA RINI
091134180

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Mengajar dengan kasih adalah panggilan hidup dan pilihanku
Segala bentuk kerja keras pasti akan berbuah manis
Dimana ada kehendak, di situ ada jalan
Semangat……Tuhan Memberkati

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku,
2. Theresia Sumini ibu yang selalu mendoakanku,
3. Antonius Andriyanto, suamiku tercinta yang selalu
membimbingku,
4. Hieronymus Rangga Andryan Alfaro, malaikat kecilku yang
selalu menjadi penyemangat bunda,
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbingku selama ini,
6. Sahabat terbaikku Anita Kusumastuti, Rohmat Nurhadi dan
Thoviub Sa’bandi yang banyak membantu dan menjadi tempat
berkeluh kesah,
7. Bapak dan Ibu guru SD Sawit yang selalu memberikan
dukungan,
8. Teman-teman seperjuangan atas kerjasama dan bimbingannya.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Dyah Ayu Sapta Rini. Peningkatan Pemahaman Belajar PKn Dengan
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Pada Siswa
Kelas VI SD Sawit Sewon Bantul . Skripsi. S1. Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan pembelajaran
kooperatif teknik kepala bernomor dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa
pada mata pelajaran PKn materi politik luar negeri yang bebas aktif siswa kelas
VI SD Sawit tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
menggunakan pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Sawit Sewon Bantul tahun pelajaran
2012/2013 yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah soal pilihan ganda dan uraian serta lembar aktifitas siswa. Teknik

analisis data yang digunakan untuk mengkaji data adalah teknik perbandingan,
dimana peneliti membandingkan peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM
dari siklus 1 dan siklus 2 serta membandingkan rata-rata peningkatan skor siswa
pada kedua siklus yang pada kondisi awal hanya 60. Dalam penelitian ini, target
pencapaian KKM pada siklus 1 yang diharapkan sebesar 75% dan pada siklus 2
sebesar 80%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kelas pada siklus 1 yaitu
67,9 dan pada siklus 2 menjadi 75,67. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa pada siklus 1 siswa yang memenuhi KKM mencapai 70%, hal ini lebih
besar dari kondisi awal 60%, namun belum mencapai target yang diharapkan pada
siklus 1 yaitu 75%, sehingga dilakukan siklus 2. Pada siklus 2 siswa yang
memenuhi KKM mencapai 83,33%, hal ini sudah memenuhi target yang
diharapkan. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dari siklus 1 ke siklus ke
2 mengalami peningkatan sebesar 13,33 %.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif teknik
kepala bernomor dapat meningkatkan
pemahaman belajar PKn tentang materi politik luar negeri Indonesia yang bebas
aktif pada siswa SD Sawit Tahun Pelajarn 2012/2013.
Kata Kunci : Pemahaman Belajar, Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala

Bernomor, Politik Luar Negeri Indonesia yang Bebas Aktif

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Dyah Ayu Sapta Rini. The Understanding Improvement in Learning PKn
with Cooperative Learning in the technique of Numbered Head in the
Material of Indonesia’s Free and Active Foreign Policy to the Student on
Grade VI Elementary School Sawit Sewon Bantul in even Semester
2012/2013. Thesis 1 Teacher Education Study Program of Sanata Dharma
University Elementary School.
This study aimed at identifying the use of cooperative learning with
numbered head techniques increasing the understanding of student learning in
PKn (Civics) on the subject matter of Indonesia’s Ftrr and actice foreign policy to
the sixth grade student in learning year of 2012/2013.
The study presented a class action research (PTK), which used cooperative
learning with numbered heads techniques. The subjects in this study were sixth
grade students of Sawit Elementary School in the learning year of 2012/2013,

amounting to 30 students. Instrument of accession used in this study was the
multiple choice questions and description as well as student activity sheets. Data
analysis techniques applied to asses the data was a comparison technique, which
the researchers compared the increase in the numberof students who meet the
KKM of cycle 1 and 2 and compared the average increase in student scores on
the second cycle on the initial conditions that was only 60. In this study, the target
of KKM achievement in cycle 1 was expected to be 75% and the second cycle by
80 %.
The results showed that the class average was 67,9 in cycle 1 and cycle 2
to 75,67. The results of this study also showed that student met KKM 1 cycle of
the 70%, it was larger than the initial condition of 60%, but has not reached the
expected target, from this it chould be concluded that there was increas from cycle
1 to cycle 2 by 13,33%.
From the study that has been done could be concluded that cooperative
learning with numbered head teccniques could improvement in the Material of
Indonesia’s Free and active Foreign Policy to the Student on Grade VI Elementary
School Sawit Sewon Bantul in even Semester 2012/2013.
Keywords :

Comprehension Learning, Cooperative Learning Techniques

Numbered Head, Indonesia’s Free and active Foreign Policy The
Free Active.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………………....……………….......…….....…...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………….......….....……..


ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………….. ………….......….....……..

iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ….......……….....….........

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………….….....……

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................…........….

vi

ABSTRAK ……………………………………………………….....……..


vii

ABSTRAK ……………………………………………………….....……..

viii

KATA PENGANTAR ………………………………...……….....……….

ix

DAFTAR ISI ……………………………..…….....…………………....…

x

DAFTAR TABEL …………………………..........………………....…….

xii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………...……....…...


xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………...………....……………

xiv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………............……………………
1
B. Batasan Masalah …………………………...…………...............…………
2
C. Rumusan Masalah …………………………...……………………

3

D. Pemecahan Masalah …………………………...…………………… 3
E. Batasan Pengertian …………………………...…………………… 3
F. Tujuan Penelitian …………………………...……………………

4


G. Manfaat Penelitian …………………………...……………………

4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Belajar Pkn …………………………...……………………
6
B. Model Pembelajaran Kooperatif …………………………...………………
8

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor ……………………
15
D. Hakikat PKn …………………………...…………........………… 19
E. Ulasan KD …………………………...……………...........……..... 20
F. Keterkaitan antara Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Kepala Bernomor dengan Peningkatan Pemahaman Belajar .....

22

G. Kerangka Berpikir …………………………...…………………… 23
H. Hipotesis Tindakan …………………………...…………………… 24

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian …………………………...……………………

25

B. Desain Penelitian …………………………...……………………

25

C. Rencana Tindakan …………………………...…………………… 28
D. Pengumpulan Data …………………………...…………………… 34
E. Analisis Data …………………………...…………........………… 35

BAB IV . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian …………………………...……........………………
38
B. Pembahasan …………………………...…………...........………… 47

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………...…………...........………… 53
B. Saran …………………………...……………...................………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1

Indikator

keberhasilan

pembelajaran

dan

kriteria

capaiannya di awal, siklus I, dan Siklus II. .............................

27

Tabel 2

Pengumpulan data .....................................................................

34

Tabel 3

Format lembar observasi untuk siswa .....................................

36

Tabel 4

Hasil Tes Evaluasi Siklus 1 ......................................................

42

Tabel 5

Hasil Observasi Kegiaan Siswa Siklus I ..................................

43

Tabel 6

Hasil Tes Evaluasi Siklus II .....................................................

45

Tabel 7

Hasil Observasi Kegiaan Siswa Siklus II .................................

46

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Alur Model Penelitian Tindakan ......................................

26

Gambar 2 Nilai Rata-rata Siswa Siklus 1 ...........................................

48

Gambar 3 Kondisi siswa yang mencapai KKM Siklus 1 ................

49

Gambar 4 Nilai Rata-rata Siswa Siklus 1 dan 2 ...............................

52

Gambar 5 Kondisi siswa yang mencapai KKM Siklus 1 dan 2 ....

52

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1

Silabus PKn .........................................................................

56

Lampiran 2

RPP Siklus I Pertemuan 1 .................................................

58

Lampiran 3

RPP Siklus I Pertemuan 2 .................................................

60

Lampiran 4

RPP Siklus II Pertemuan 1 ................................................

62

Lampiran 5

RPP Siklus II Pertemuan 2 ................................................

64

Lampiran 6

LKS Siklus I ........................................................................

66

Lampiran 7

LKS Siklus II .......................................................................

69

Lampiran 8

Kisi-kisi Soal Siklus I ..........................................................

71

Lampiran 9

Kisi-kisi Soal Siklus II ........................................................

73

Lampiran 10 Soal Siklus I .........................................................................

75

Lampiran 11 Soal Siklus II .......................................................................

79

Lampiran 12 Kunci LKS Siklus I .............................................................

83

Lampiran 13 Kunci LKS Siklus I .............................................................

84

Lampiran 14 Kunci Soal Siklus I ............................................................

85

Lampiran 15 Kunci Soal Siklus II ...........................................................

86

Lampiran 16 Foto Kegiatan ......................................................................

87

Lampiran 17 Hasil Evaluasi Siswa ...........................................................

88

Lampiran 18 Surat Permohonan ijin Penelitian .....................................

92

Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……..

93

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran di sekolah akan berjalan dengan baik apabila guru
dalam mengajar tidak hanya menggunakan model ceramah, namun
menggunakan

model pembelajaran yang menarik misalnya model

pembembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dalam proses belajar
mengajar di kelas. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar
mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi
belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan
menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Oleh karena itu,
guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan
rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang
siswalah subjek utama dalam belajar ( Daryanto & Rahardjo Muljo,
2012:1).
Pada jenjang pendidikan SD, PKn merupakan pelajaran yang kurang
mendapatkan perhatian dari siswa. Dari hasil observasi, pada saat
pelajaran berlangsung siwa lebih senang ngobrol dengan teman,kurang
antusias dan sibuk sendiri. Hal ini dapat terlihat dari kesulitan siswa kelas
VI SD Sawit dalam memahami materi, yang dibuktikan dengan daftar nilai
ulangan siswa selama 2 tahun berturut-turut (tahun pelajaran 2010/2011

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

dan 2011/2012). Dari daftar tersebut dapat diketahui bahwa hasil rata-rata
ulangan harian materi “politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif”
masih di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70.Pada tahun pelajaran
2011/2012 rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa adalah 60
dan

persentase

jumlah

siswa

yang

mencapai

KKM

adalah

58%.Kemungkinan penyebab rendahnya nilai siswa kelas VI SD Sawit
adalah kurang pahamnya mereka terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mencoba meningkatkan
pemahaman belajar materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan
aktif siswa kelas VI SD Sawit Bantul dalam pembelajaran PKn
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor.
Model pembelajaran ini dapat memberikan suasana yang menyenangkan
bagi siswa, lebih menarik dengan pemakaian mahkota, siswa dapat saling
berdiskusi

dan

belajar

mengemukakan

pendapat.

Dengan

model

pembelajaran ini diharapkan siswa dapat lebih memahami dan mengerti
materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif sebelum
melanjutkan materi selanjutnya.

B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada model pembelajaran kooperatif teknik
kepala bernomor pada mata pelajaran PKn kompetensi dasar politik luar
negeri Indonesia yang bebas dan aktif siswa kelas VI SD Sawit Sewon
Bantul Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

C. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala
bernomor dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada kompetensi
dasar politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif kelas VI SD
Sawit Semester II Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ?

D. Pemecahan Masalah
Masalah yang muncul di dalam PTK ini akan diatasi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor,
yang pelaksanaan pembelajarannya diusahakan dalam suasana yang
menyenangkan dan semua siswa ikut berperan aktif.

E. Batasan Pengertian
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan :
1.

Pemahaman belajar adalah suatu proses atau perbuatan untuk
memahami dan menanamkan pada memori otak kita tentang suatu
pengertian dan makna yang sedang disampaikan.

2.

Model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor adalah suatu
metode belajar dimana setiap siswa diberi topi yang bernomor
kemudian dibuat suatu kelompok dan guru memanggil nomor dari
siswa untuk melakukan presentasi atau menjawab pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam PTK ini adalah untuk mengetahui
apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
mampu meningkatkan pemahaman belajar pada mata pelajaran PKn
kompetensi dasar politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif siswa
kelas VI SD Sawit Sewon Bantul semester genap tahun pelajaran 2012/2013?

G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1) Bagi Siswa
a. Siswa mengalami perubahan yang baik dalam proses belajar.
b. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru.
c. Siswa menjadi senang dalam mengikuti pelajaran PKn sehingga
pemahaman materi juga meningkat.
2) Bagi Guru
a. Guru dapat menambah wawasan dan pengetahuannya dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
pada mata pelajaran PKn.
b. Mendorong guru lain untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
3) Bagi Sekolah
Menambah salah satu koleksi bacaan untuk orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

4) Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman berharga mengnai
penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor pada
mata pelajaran PKn kelas VI semester II dalam materi politik luar negeri
Indonesia yang bebas dan aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pemahaman Belajar PKn
Paham berarti pengertian;

pendapat; pandangan; mengerti benar

akan; tahu benar akan; pandai dan mengerti benar. Sedangkan pemahaman
adalah proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan (KBBI,
1991:714). Berdasarkan urian di atas dapat dipahami bahwa pemahaman
merupakan kemampun diri dalam mengerti atau mengetahui dengan benar
terhadap sesuatu. Kemampuan memahami ini menjadi bagian penting dalam
mengetahui atau mempelajari sesuatu. Belajar dengan mengharapkan sesuatu
hasil yang baik, tidak cukup hanya sebatas kemampuan mangetahui.
Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses
yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan
memahami sesuatu indicator, belajar ditujukan dengan perubahan dalam
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai-sikap.
Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas (W.S.Winkel,
1984:64).

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Belajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia dan dilakukan oleh setiap orang. Teori belajar Piaget membagi
perkembangan kognitif manusia dari bayi sampai dewasa menjadi empat
tahap yaitu :
1) Fase Sensori Motor ( umur 0-2 tahun )
Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak
menggunakan system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untuk
mengenal obyek.
2) Fase Intuitif atau Pra operasional (umur 2-7 tahun)
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru
atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan
simbolisasi.
3) Fase Operasional Konkrit (umur 7-11 tahun)
Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi.
Pemikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu
memecahkan masalah secara logis.
4) Fase Operasional Formal ( umur 11-16 tahun)
Periode operasi formal merupakan tingkat puncak perkembangan
struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis
masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran
ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
pemahaman belajar merupakan salah satu bentuk peryataan belajar. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

karena itu, untuk meningkatkan pemahaman diperlukan proses belajar yang
baik dan benar. Pemahaman siswa akan dapat berkembang bila proses
pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.

B. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian pembelajaran kooperatif
Suparno (2006:71) menyatakan bahwa ”mengajar adalah suatu
proses membantu seseorang untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
”Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang membantu keaktifan siswa
dalam membentuk pengetahuannya tentang sesuatu. Keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran sangatlah penting. Oleh karena itu, melalui kegiatan
pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, diharapkan hasil belajar
siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Menurut Slavin (dalam Solihatin,2007:4),pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4
sampai 6 orang,dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Pembelajaan kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok
belum menguasai bahan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara
sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa
untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan (Kunandar, 2007: 359). Menurut Anita Lie pada
bukunya yang berjudul “ cooperative learning “ mengatakan bahwa,
pembelajaran kooperatif learning adalah cara belajar – mengajar berbasiskan
peace – education.
Model pembelajaran kooperatif dapat juga diartikan sebagai model
pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik
(academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk
interpersonal skill (Yatim Riyanto.2008:271)
Model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam
pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong
royong dalam kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan pengajar enggan
menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena adanya beberapa alasan.
Alasan utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas
dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok. Banyak
siswa juga tidak senang disuruh bekerja sama dengan yang lain, karena siswa
yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang saja
pada hasil jerih payah mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa
minder ditempatkan dalam satu kelompok dengan siswa yang lebih pandai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Kesan negatif ini sebenarnya tidak perlu muncul, karena jika prosedur
model pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan benar maka akan
memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

2.

Unsur – unsur pembelajaran kooperatif
Menurut Agus Suprijono (2009 : 58-61 ) unsur – unsur dalam model
pembelajaran kooperatif adalah :
a.

Saling ketergantungan positif
Artinya setiap anggota harus sadar bahwa keberhasilan
seseorang merupakan keberhasilan yang lain atau sebaliknya. Jadi,
keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap
anggotanya. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap
siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok
dibentuk dari sumbangan setiap anggota. Beberapa siswa yang
kurang mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan –rekan
mereka karena mereka juga memberikan sumbangan. Malah mereka
akan terpacu untuk meningkatkan usaha dan motivasi. Sebaliknya,
siswa yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena
rekannya yang kurang mampu juga telah memberikan bagian
sumbangan mereka. Hal ini akan bardampak masing-masing siswa
dapat mengukur sampai dimana kemampuan dalam memahami
materi pembelajaran, dapat saling membantu untuk mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

tugas- tugasnya dengan baik sehingga terciptalah suasana kerja sama
yang harmonis.

b.

Tanggung jawab perseorangan.
Adanya ketergantungan yang positif dalam pembelajaran
kooperatif

akan

memotivasi

siswa

untuk

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada kelompoknya,
sehingga siswa dituntut untuk berpartisipasi secara aktif. Tujuan
utama dari pembelajaran ini bukan hanya dapat diselesaikan tugas
yang

diberikan

membelajarkan

dalam

kelompok,

diantara

anggota

tetapi

siswa

kelompoknya.

mampu
Sebagai

konsekuensinya guru harus menyusun tugas individual untuk
dikerjakan oleh masing-masing anggota dalam kelompok tersebut.
Sehingga masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap
pelajarannya sendiri.

c.

Interaksi tatap muka
Setiap anggota kelompok memiliki latar belakang, pengalaman
keluarga dan sosial ekonomi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses bertukar pikiran
dalam memecahkan permasalahan. Para anggota kelompok diberi
kesempatan saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam
kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi sehingga terjalin hubungan
yang akrab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Dengan demikian maka di antara anggota kelompok dapat saling
menghargai perbedaan, saling memanfaatkan kelebihan dan mengisi
kekurangan masing-masing anggota hal ini akan berakibat hasil yang
dicapai akan jauh lebih baik bila dikerjakan sendiri.

d.

Komunikasi Antar anggota
Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan

berinteraksi

dengan

temannya

sehingga

sebelum

menugaskan siswa dalam kelompok, siswa perlu dibekali bagaimana
cara berkomunikasi yang baik. Hal ini karena tidak setiap siswa
mempunyai keahlian dalam mendengarkan dan berbicara. Keterampilan
berkomunikasi dalam kelompok merupakan proses panjang. Namun,
proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu
ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan
perkembangan mental dan emosional para siswa.

e.

Evaluasi proses kelompok
Dalam melaksanakan evaluasi proses kelompok, guru hendaknya
menjadwalkan waktu khusus. Waktu evaluasi ini tidak perlu
dilaksanakan setiap kali ada kerja kelompok melainkan bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam
pembelajaran

kooperatif.

Format

evaluasi

bergantung pada tingkat pendidikan siswa.

bermacam-macam,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

3. Keterampilan pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi
saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan
khusus yang disebut keterampilan kooperatif.
Keterampilan

kooperatif

tersebut

antara

lain

sebagai

berikut

(Lundgren,1994).
a. Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi
1). Menggunakan kesempatan
2). Menggunakan kontribusi
3). Mengambil giliran dan berbagai tugas
4). Berada dalam kelompok
5). Berada dalam tugas
6). Mendorong partisipasi
7). Mengundang orang lain untuk berbicara
8). Menyelesaikan tugas pada waktunya
9). Menghormati perbedaan individu
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi :
1). Menunjukkan penghargaan dan simpati
2). Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima
3). Mendengarkan dengan aktif
4). Bertanya
5). Membuat ringkasan
6). Menafsirkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

7). Mengatur dan mengorganisir
8). Menerima tanggung jawab
9). Mengurangi ketegangan
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi :
1). Mengelaborasi
2). Memeriksa dengan cermat
3). Menanyakan kebenaran
4). Menetapkan tujuan
5). Berkompromi

4. Karakteristik pembelajaran kooperatif
a. Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan
memberikan motivasi sehingga terjadi interaksi yang baik.
b. Adanya akuntabilitas individu dapat mengukur penguasaan materi
pelajaran setiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan
balik hasil belajarnya sehingga anggota kelompok mengetahui siapa
yang memerlukan bantuan dari anggota lainnya.
c. Kelompok belajar bersifat heterogen, baik dalam kemampuan
akademiknya, ras, jenis kelamin dan sebagainya.
d. Ketua kelompok dipilih secara demokratis atau bisa juga secara
bergilir sehingga memberi kesempatan bagi setiap anggota kelompok
untuk memimpin kelompoknya.

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e. Mampu mengembangkan keterampilan sosial anggota kelompoknya,
seperti kemampuan berinteraksi dengan baik, rasa saling percaya
kepada orang lain, dan mengelola konflik secara bersama-sama.
f. Guru

melakukan

pemantauan

dan

intervensi

jika

terjadi

permasalahan dalam kerjasama antar anggota kelompok pada saat
pembelajaran berlangsung.
g. Guru memperhatikan proses kelompok yang sedang berlangsung.
h. Penekanan pada hubungan pribadi antar anggota kelompok yang
saling menguntungkan, tidak hanya pada penyelesaian tugas saja

5. Kelebihan pembelajaran kooperatif
Dalam model pembelajaran kooperatif berlangsung interaksi yang
rileks dan terbuka namun sisi keaktifan siswa tetap ada. Mereka membuka
kesempatan untuk memberi dan menerima masukan di antara mereka
supaya dapat mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan
yang ingin dikembangkan.

C.

Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor
1. Pengertian pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
Teknik pembelajaran kepala bernomor pertama kali dikembangkan
oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban
yang paling tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Menurut Lie (1999), pembelajaran ini juga mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua memberi kesempatan
kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan
tingkatan usia siswa. Namun pada intinya pengertian pembelajaran
kooperatif teknik kepala bernomor adalah salah satu teknik pembelajarn
yang jawaban mana yang paling tepat, dengan cara membagi siswa dalam
kelompok setiap siswa diberi nomor yang sudah buat mahkota berbentuk
kepala binatang. Binatang yang dipakai bisa apa saja, mahkota itu
kemudian dipakai di kepala mereka untuk menunjukkan nomor. Nomor
yang dipanggil menjawab pertanyaan yang sudah didiskusikan bersama
dengan kelompok.

2. Langkah – langkah pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
Pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dikembangkan
oleh Spencer Kagen (1992). Pada umumnya teknik kepala bernomor
digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman
pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
adalah :

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada
siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau awal.
c. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4-5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau
nama.
d. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam
kelompok.
e. Guru mengcek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor
anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang
ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok.
f. Guru

memfasilitasi

siswa

dalam

membuat

rangkuman,

mengarahkan,dan memberikan penegasan pada akhir pelajaran.
g. Guru memberikan tes kepada siswa secara individual.
h. Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan
berdasarkan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar
ke skor kuis berikutnya.

3. Manfaat pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
Model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor memiliki
beberapa manfaat, antara lain :
a. Memudahkan dalam pembagian tugas
b. Siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling
keterkaitan dengan rekan – rekan kelompoknya
c. Teknik ini bisa digunakan untuk semua tingkatan usia anak didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

d. Menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
e. Meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif teknik kepala
bernomor
Pada dasarnya setiap teknik pembelajaran pasti ada kelebihan dan
kelemahannya, oleh karena itu guru dituntut untuk pandai memilih model
pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran kooperatif teknik kepala
bernomor juga memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu :
a. Kelebihan
1). Memudahkan dalam pembagian tugas.
2). Memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab
pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan sekelompoknya.
3). Bisa digunakan untuk semua mata pelajaran serta semua tingkatan
usia anak didik.
4) Setiap siswa menjadi siap semua.
5). Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
6). Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai
7). Siswa menjadi lebih aktif
8). Motivasi belajar siswa dapat meningkat
9). Susana pembelajaran menjadi menyenangkan
b. Kelemahan
1). Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena
membutuhkan waktu yang lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

2). Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
3). Masih membutuhkan bimbingan guru.
4). Guru memerlukan persiapan yang maksimal.
5). Memerlukan waktu yang lama karena banyak kegiatan dalam
proses pembelajaran.

D.

Hakikat PKn
1. Pengertian PKn
Menurut Drs. Paulus Wahana, M.Hum (2009) Pkn adalah program
pendidikan yang berlandaskan nilai Pancasila sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri
yang diwududkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para
siswa, baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Tujuan PKn SD
Yang merupakan tujuan PKn SD yaitu memberikan kompetensikompetensi
sebagai berikut :
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isu
kewarganegaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa – bangsa lainnya.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama-sama dengan bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
E.

Ulasan Kompetensi Dasar
1.

Pengertian Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Politik luar negeri adalah arah kebijakan sutu negara untuk
mengatur hubungannya dengan negara lain. Politik luar negeri merupakan
bagian dari kebijakan nasional yang diabdikan bagi kepentingan nasional
dalam lingkup dunia internasional. Setiap negara mempunyai kebijakan
politik luar negeri yang berbeda-beda. Hal ini dapat terjadi karena politik
luar negeri suatu negara tergantung pada tujuan nasional yang akan
dicapai. Indonesia menganut politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Bebas artinyapolitik luar negeri Indonesia terbebas dari pengaruh negaranegara atau kekuatan asing. Aktif artinya Indonesia tidak tinggal diam
dengan masalah-masalah dunia yang muncul. Bersama Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi dunia lain, Indonesia
turut aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

2. Faktor Politik Luar Negeri
Kebijakan luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh faktor luar negeri dan
faktor dalam negeri.
a.

Faktor Luar Negeri
Faktor luar negeri, misalnya akibat globalisasi. Dengan globalisasi
seakan-akan dunia ini sangat kecil dan begitu dekat. Maksudnya dunia
ini seperti tidak ada batasnya. Hubungan suatu negara dengan negara
lainnya sangatmudah dan cepat. Apalagi dengan adanya kemajuan
teknologi komunikasi seperti sekarang ini. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi di negara lain dengan mudah diketahui oleh negara lain.
b. Faktor Dalam Negeri
Faktor dalam negeri, misalnya sering terjadinya pergantian
pemimpin pemerintahan. Setiap pemimpin pemerintahan mempunyai
kebijakan sendiri terhadap politik luar negeri.

3. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia
Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada
tujuan nasionl negara itu sendiri. Tujuan politik luar negeri Indonesia,
antara lain sebagai berikut :
a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan
negara.
b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk
memperbesar kemakmuran rakyat.
c. Meningkatkan perdamaian internasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

d. Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.
Tujuan politik luar negeri tidak terlepasdari hubungan luar negeri.
Hubungan luar negeri merupakan hubungan internasional, melalui
kerjasama bilateral maupun multirateral yang ditujukan untuk kepentingan
nasional.
4. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia
Politik luar negeri Indonesia berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945. Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional.
a. Pancasila sebagai Landasan Ideal
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman dan
pijakan dalam melaksanakan politik luar negeri Indonesia.
b.

Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional politik luar negeri Indonesia tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea pertama dan alinea keempat, serta
pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13.

F.

Keterkaitan antara Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala
Bernomor dengan Peningkatan Pemahaman Belajar.
Penggunaan

model

pembelajaran

kooperatif

teknik

kepala

bernomor dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh pada
perkembangan pemahaman belajar siswa. Siswa yang mengalami kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

dalam memahami materi, tidak antusias dalam pembelajaran, asyik
ngobrol dengan teman diberi kesempatan untuk merespons dan saling
membantu satu sama lain dalam suatu kelompok. Dengan begitu, siswa
dapat mempertimbangkan lebih banyak mengenai apa yang dijelaskan oleh
guru maupun apa yang telah dialaminya, sehingga siswa mendapatkan
pengalaman belajar yang dapat meningkatkan pemahaman belajar.

G.

Kerangka berpikir
Pemahaman belajar siswa terutama dalam mata pelajaran PKn
maih rendah.Hal ini dapat dilihat dari perentase jumlah siwa yang mencapai
KKM masih sedikit. Dari hasil observasi juga menunjukkan pada saat
pelajaran berlangsung siswa tidak semangat, asyik ngobrol,sibuk dengan
kegiatan sendiri. Kurangnya variasi dalam pembelajaran dan penggunaan
metode ceramah yang monoton dapat menyebabkan prestasi belajar siswa
menjadi rendah.
Kegiatan pembelajaran yang menarik merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan pemahaman belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran
PKn. Penggunaan pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk
penguasaan materi, selain itu siswa dapat lebih aktif. Berdasarakan hal
tersebut, diharapkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

H. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat meningkatkan
pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas VI SD
Sawit Bantul semester genap Tahun Pelajaran 2012 / 2013 pada Kompetensi
Dasar politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai
Maret tahun pelajaran 2012/2013.
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SD Sawit Miri
Panggungharjo Sewon Bantul 55188 Yogyakarta.
3. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD
Sawit.
4. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah kemampuan meningkatkan pemahaman
belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

B. Desain Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
Menurut Kemmis dan Tagart (1986) Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri
adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh
pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

pekerjaannya, memahami pekerjaan serta situasi dimana pekerjaan itu
dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas sangat mendukung program
peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya adalah
peningkatan peningktan kualitas pendidikan.

2. Model Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih model penelitian dari
Kemmis dan Taggart dalam Wiraatmadja (2005:66) seperti yang terlihat
dalam gambar di bawah ini :
Perencanaan 1
Refleksi
Pengamatan
tindakan
Pelaksanaan
kemampuan I yang
akan ditingkatkan
Refleksi

Perencanaan 2

Berhasil ?
belum

Pengamatan
tindakan

Perencanaan
selanjutnya

sudah

Pelaksanaan
kemampuan II yang
akan ditingkatkan
Penulisan
Laporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Gambar 1. Alur Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Taggart
( Wiraatmadja,2005)

3. Kriteria Keberhasilan
Tabel 1. Indikator keberhasilan pembelajaran

dan kriteria

capaiannya di awal, siklus I, dan Siklus II.
Kondisi akhir
Peubah

Indikator

Pemahaman
siswa
mengenai
konsep politik
luar negeri
Indonesia yang
bebas dan aktif

Kondisi awal

Persentase
jumlah siswa
yang telah
memenuhi
KKM

Rata-rata nilai
ulangan harian
siswa

Siklus I

Siklus II

58%

75%

80%

60

70

75

Dari tabel 1 di atas dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

PT =

 ST
n

x 100%

Keterangan:
PT

= Prosentase siswa yang tuntas

 ST

= Jumlah siswa yang tuntas

n

= Jumlah semua siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

C. Rencana Tindakan
1. Persiapan
Adapun hal-hal yang dipersiapkan sebelum penelitian ini antara
lain :
a.

Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Sawit Bantul
untuk melakukan kegiatan penelitian.

b.

Mengamati kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran PKn di
kelas VI SD Negeri Sawit.

c.

Identifikasi masalah.

d.

Analisis masalah.

e.

Perumusan hipotesis

f.

Penyusunan rencana penelitian dalam setiap siklus yang ditingkatkan.

g.

Membuat gambaran aal mengenai pemahaman konsep materi politik
luar negeri Indonesia yang bebas aktif siswa kelas VI dengan
melakukan tes awal.

h.

Penyusunan silabus, RPP, LKS, Membuat Silabus, RPP, LKS, KisiKisi, Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, Pedoman Penskoran, Lembar
Observasi Kegiatan Siswa.

2. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini ada 2 rencana tindakan yang akan dilakukan
sebagai upaya peningkatan prestasi belajar mata..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

a. Siklus I
Pertemuan 1 (2x40 menit)
1) Rencana Tindakan
a. Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa agar
siap menerima pelajaran.
b. Guru merumuskan permasalahan tentang topik pelajaran
dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Siapakah di antara kalian yang tidak ingin hidup bebas?
Apakah alasannya mengapa hampir seluruh manusia ingin
hidup bebas?
c. Memberi pretes mengenai materi politik luar negeri
Indonesia yang bebas dan akif.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari
kegiatan ini.
e. Guru melakukan tanya jawab mengenai pengertian politik
luar negeri dan faktor politik luar negeri Indonesia.
f. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara merata, setiap
siswa diberi nomor yang dibentuk mahkota gambar
binatang yang dipakai di kepala.
g. Siswa

menempati

tempat

duduk

sesuai

dengan

kelompoknya masing-masing.
h. Guru

membagi

LKS

kemudian

tiap-tiap

mendiskusikan jawaban yang paling tepat.

kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

i. Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor
yang dipanggil menjawab pertanyaan dari guru secara lisan
dengan

jawaban

yang

telah

didiskusikan

dengan

kelompoknya.
j. Kelompok yang lain memberi tanggapan.
k. Siswa membuat kesimpulan bersama dari hasil kegiatan
pembelajaran.
l. Melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.
m. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan
selanjutnya.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi
Peneliti mencatat kejadian-kejadian yang muncul dengan instrument
lembar pengamatan. Hal-hal yang perlu dicatatat antara lain tentang
proses pengerjaan yang dilakukan siswa dalam kelompok dan
ketepatan jawaban.
4) Refleksi
Mengidentifikasi dan melihat kesulitan anak serta hambatannya
dalam proses pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari
pertemuan pertama di siklus I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Pertemuan 1I (2x40 menit)
1) Rencana Tindakan
a.

Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa agar siap
menerima pelajaran.

b.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c.

Guru menyampaikan petunjuk pengerjaan soal.

d.

Siswa mengerjakan evaluasi secara individu..

e.

Melakukan refleksi kegiatan pembelajaran

f.

Guru merencanakan kegiatan pada siklus selanjutnya.

2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi
Peneliti mencatat kejadian-kejadian yang muncul dengan instrument
lembar pengamatan. Hal-hal yang perlu dicatatat antara lain tentang
proses pengerjaan yang dilakukan siswa.
4) Refleksi
Mengidentifikasi dan melihat kesulitan anak serta hambatannya
dalam proses pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari pertemuan
kedua di siklus I.
a. Siklus II
Pertemuan 1 (2x40 menit)
1) Rencana Tindakan
a. Menyiapkan kondisi kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

b. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Melakukan apersepsi.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
e. Guru mengkoordinasikan siswa untuk berkelompok seperti
pertemuan sebelumnya.
f. Guru

membagi

LKS

untuk

didiskusikan

bersama

kelompoknya.
g. Guru memanggil salah satu nomor untuk menyampaikan
jawaban hasil diskusi.
h. Setelah selesai kemudian guru dan siswa secara bersamasama bertanya jawab untuk menarik kesimpulan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi:
Peneliti mencatat kejadian-kejadian yang muncul dengan instrument
lembar pengamatan. Hal-hal yang perlu dicatatat antara lain tentang
ketepatan siswa dan guru dalam penggunaan alat peraga, keaktifan
siswa, serta ketepatan jawaban siswa.
4) Refleksi:
Mengidentifikasi dan melihat kesulitan anak serta hambatannya
dalam proses pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari pertemuan
pertama di siklus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Pertemuan 2 (2x40 menit)
1) Rencana Tindakan
a. Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa agar siap
menerima pelajaran.
b. Guru menyampaikan petunjuk pengerjaan soal.
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
d. Melakukan refleksi kegiatan pembelajaran
2) Rencana Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan.
3) Observasi:
Peneliti

mencatat

kejadian-kejadian

yang

muncul

dengan

instrument lembar pengamatan. Hal-hal yang perlu dicatatat antara
lain tentang kerjasama dalam kelompok,keaktifan siswa, serta
ketepatan jawaban siswa.
4) Refleksi:
Guru merefleksikan secara menyeluruh dari hasil perlakuan siklus
II. Lalu menganalisis data tersebut dengan membandingkan antara
kondisi awal, KKM, kondisi pada akhir siklus I, kondisi pada akhir
siklus II dan target ketuntasan siklus serta menarik kesimpulan
tentang ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa atas perkalian
dan pembagian pecahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

D. Pengumpulan Data
Peubah dalam penelitian ini adalah kemampuan menjelaskan tentang
politik luar negeri yang bebas dan aktif. Data yang diperlukan adalah skor
hasil evaluasi. Untuk instrument

yang dipilih dalam pengumpulan data

berupa butir soal. Secara jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Pengumpulan data
Peubah

Indikator

Data yang
Diperlukan

Kemampuan Kemampuan

Skor hasil

menjelaskan

siswa dalam

tes tertulis

politik luar

menjawab

negeri yang

soal-soal yang

bebas dan

berkaiatan

aktif.

dengan politik

Pengumpulan Instrumen
Data
Tes tertulis

Butir soal

luar negeri
Indonesia
yang bebas
dan aktif.

Tes Tertulis
Tes dilaksanakan di setiap akhir siklus untuk melihat apakah terjadi
peningkatan pemahaman materi politik luar negeri Indonesia setelah proses
pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

E. Analisis Data
1. Data Hasil Tes Tertulis
Data hasil tes dianalisis dengan rumus sebagai berikut :
N=

R
 100
SM

N = Nilai akhir yang diperoleh siswa
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimal ideal dari tes
100 = Bilangan tetap

Rata-rata kelas =

Total nilai yang diperoleh seluruh siswa
Jumlah siswa

Prosentase ketuntasan =

Jumlah seluruh siswa tuntas
x100%
Jumlah siswa

Presentase ketidak tuntasan =

Jumlah seluruh siswa tidak tuntas
x100%
Jumlah siswa

2. Data Hasil Observasi
Observasi dilakukan dengan cara observasi sistemati

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK SIPIL PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 6

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD KANISIUS KEMBARAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 143

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN MIND MAP MATA PELAJARAN PKn BAGI SISWA KELAS IV SD KANISIUS KADIROJO SLEMAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 227

PENINGKATAN PRESTASI BELA JAR DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN MIND MAP MATA PELAJARAN PKn BAGI SISWA KELAS IVB SDN GLAGAHOMBO I SLEMAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

0 1 160

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN MIND MAP MATA PELAJARAN PKn BAGI SISWA KELAS IV SDN TAWANGSARI TEMANGGUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 142

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS IV SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

0 0 124

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE BERMAIN PERAN MATA PELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD KANISIUS MANDING, BANTUL SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

0 3 182

PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG CAMPURAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TGT SISWA KELAS IV SD BOPKRI WONOSARI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 257

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 20122013 SKRIPSI

0 1 179

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IVA SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 110