PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2012-2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)
PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
(PERIODE 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
IKA SRI WULANDARI
NIM 21313031
PROGRAM STUDIS1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
i
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
JalanTentaraPelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706 Faksimili(0298) 323433 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara: Nama : Ika Sri Wulandari NIM : 21313031 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi : Perbankan Syariah (S1) Judul : PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2012-2016)
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 14 September 2017 ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
iii
JalanTentaraPelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706 Faksimili(0298) 323433 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id PENGESAHAN
PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNENANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA (PERIODE 2012-2016) DISUSUN OLEH
Telah dipertahankan di depanPanitiaDewanPengujiSkripsiFakultas EkonomidanBisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
Tanggal 22September 2017 dantelahdinyatakanmemenuhisyaratguna memperolehgelarSarjana S1 Ekonomi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ika Sri Wulandari NIM : 213 12 031 Program Studi : S1 Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Judul Skripsi : Pengaruh Karakteristik Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2012-2016) Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benarkarya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ika Sri Wulandari NIM : 213 13 031 Program Studi : Perbankan Syariah S1 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh Karakteristik
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia (Periode 2012- 2016)” benar-benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
vi
“Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus tetap bergerak (Albert Einstein)
”
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Kedua orang tua tercinta saya (Gatot dan Sri), adik saya (Briatma Kresna Wijaya), Bapak Dr. Ahmad Mifdlol M.Lc, M.Si. dan Ibu Dr. Hikmah Endraswati, SE, M.Si.yang telah sabar dalam membimbing saya hingga skripsi saya selesai, semua dosen saya, serta seluruh teman-teman yang telah membantu saya khususnya untuk (Nike, Eva, Mita, Shidiq, Ammar), dan semua mahasiswa Perbankan Syariah S1 khususnya angkatan 2013.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Pengaruh Karakteristik Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2012-2016)
” dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi agung baginda Rasulullah SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh ilmu dan iman.
Skripsi ini diajukan gun amemenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam jurusan Program Studi Perbankan Syariah. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
3. Ibu Fetria EkaYudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. vii
4. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol M.Lc, M.SI. selaku dosen pembimbing yangtelah membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas dalam menyelesaikan Skripsi ini.
5. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, M.Si. selaku dosen pembimbing pengganti yang telah membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Kedua Orangtuaku tercinta, yang telah memberikan dorongan do’a, moril, dan materil, serta yang senantiasa menjadi inspirasi bagi penulis.
8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan S1 Perbankan Syariah. viii
ABSTRAK
Wulandari, Ika Sri. 2017. Pengaruh Karakteristik Corporate Govenance
Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2012-2016). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol M.Lc, M.Si.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja keuangan pada Bank Umum Syariah. Penelitian ini menguji beberapa variabel yang diduga dapat mempengaruhi kinerja keuangan pada Bank Umum Syariah, yaitu jumlah rapat Dewan Komisaris, ukuran Dewan Direksi, proporsi Dewan Komisaris Independen, jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah, dan ukuran Komite Audit.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia. Teknik Pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive samplingdan kriteria yang memenuhi ada 10 bank. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jumlah rapat Dewan Komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, variabel ukuran Dewan Direksi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA), variabel proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keungan (ROA), variabel jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA), dan variabel ukuran Komite Audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Kemampuan prediksi kelima variabel independen terhadap ROA sebesar 38,9% yang di tunjukkan dari besarnya R² sisanya 61,1% dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian.
Kata Kunci : Karakteristik Corporate Governance, Dewan Komisaris, Dewan
Direksi, Dewan Komisaris Independen, Dewan Pengawas Syariah, Komite Audit, Return On Asset (ROA). ix
DAFTAR ISI
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rasio Keuangan ROA BUK dan BUS.................................................3Tabel 1.2 Tabel Penelitian Terdahulu..................................................................9Tabel 2.1 Penelitian Research GAP...................................................................21Tabel 4.1 Descriptive Statistic...........................................................................75Tabel 4.2 Uji Stasioneritas.................................................................................78Tabel 4.4 Uji Kolmogrov-Smirnov.....................................................................81Tabel 4.5 Uji VIF...............................................................................................82Tabel 4.6Uji Run Test........................................................................................84 Tabel 4.7Hasil Uji White....................................................................................86
Tabel 4.8 Hasi Uji Linieritas..............................................................................87Tabel 4.9 Hasil Uji Determinasi........................................................................88Tabel 4.10 Hasil Uji F.......................................................................................89Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda.........................................90Tabel 4.12 Ringkasan Pengujian Hipotesis.......................................................97 xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian...........................................................................52Gambar 4.1 Uji P-Plot...........................................................................................80Gambar 4.2 Uji Scatter Plot..................................................................................85xiii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Hasil Uji Penelitian
1. Uji Stasioneritas
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Ketepatan Model
4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda
B. Daftar Riwayat Hidup xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu gambaran dari pencapaian pelakasanaan
suatu kegiatan dalam perusahaan. Dimana salah satu tujuan penting didirikannya perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Menurut Ermayanti (2009) kinerja keuangan perusahaan adalah suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.
Di Indonesia, bank syariah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
Pada Desember 2003 hanya terdapat 2 Bank Umum Syariah (BUS) dan 8 Unit Usaha Syariah (UUS). Sedangkan pada Desember 2016 di Indonesia terdapat 13 Bank Umum Syariah (BUS) dan 22 Unit Usaha Syariah (UUS) Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa industri perbankan syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang (Statistik Bank Syariah,Desember 2003 dan Desember 2016).
Semakin ketatnya persaingan antar bank syariah maupun dengan bank konvensional, bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang baik, agar dapat bersaing dalam pasar perbankan nasional di Indonesia. Sistem perbankan yang sehat dinilai dari kinerja keuangan bank yang baik. Kinerja keuanganbank yang sehat dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat begitu pula sebaliknya,penurunan kinerja keuangan bank dapat menurunkan kepercayaan masyarakat. Perbankan diIndonesia terdapat duajenis, yaitu bank yang melakukan usaha secara konvensional dan bankyang melakukan usaha secara syariah. Kegiatan usaha bank konvensional berdasarkan padapembayaran bunga, sedangkan bank syariah menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah (UU No. 21 Tahun 2008).
Sebagaimana disebutkan oleh Syofyan dalam Andreani dan David (2011) bahwa kinerja keuangan merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Adapun ukuran kinerja keuangan pada perbankan yang digunakan pada umumnya adalah Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan ROE mengukur
return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam suatu bisnis
oleh Siamat dalam Andreani dan David (2011). Penelitian ini menggunakan ROA sebagai ukuran dari kinerja suatu perbankan. Kinerja perusahaan yang baik, stabil dan cenderung meningkat akan senantiasa disenangi oleh para investor. Sedangkan perusahaan yang memiliki kinerja buruk, tidak stabil serta profit yang cenderung menurun tidak akan dilirik oleh investor (Nugroho, 2014).
Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROAdigunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Sebagaimana disebutkan oleh Dendawijaya (2009) menambahkan semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dan segi penggunaan aset. Di bawah ini adalah tabel mengenai perbandingan ROA bank konvensional dan ROA bank syariah periode 2012 sampai 2016 :
Tabel 1.1 Rasio Keuangan ROA Bank Umum Konvensional dan ROA Bank Umum Syariah (dalam persen)Rasio 2012 2013 2014 2015 2016 ROA BUK 3,11 3,08 1,78 1,25 1,41
ROA BUS 2,14 2,00 0,41 0,49 0,63
Sumbe
Pada tabel 1.1, data tahun 2012 hingga 2016 ROA Bank Umum Syariah (BUS) mengalami perubahan yang fluktuatif. ROA Bank Umum Syariah (BUS) cenderung menurun di tahun 2013 sebesar 2,00% sedangkan pada tahun 2014 hanya sebesar 0,41%, dan prosentase ROA juga belum memenuhi standar rasio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, menurut SE No. 6/ 73/ INTERN 24 Desember 2004 yaitu minimal 0,5%.
Keadaan yang sama juga terjadi di tahun 2015, meskipun naik sebesar 0,08 prosentase ROA pada tahun 2015 juga belum memenuhi standar rasio.
Dari tabel 1.1 rata-rata ROA Bank Umum Syariah (BUS) juga lebih rendah daripada ROA Bank Umum Konvensional (BUK). Ini menunjukkan bahwa kemampuan Bank Umum Syariah (BUS) dalam menghasilkan laba operasional dari penggunaan asetnya, masih jauh tertinggal dengan Bank Umum Konvensional (BUK).
Berdasarkan fenomena di atas, tingkat ROA Bank Umum Syariah (BUS) harus diberi perhatian lebih, karena tingkat ROA yang tinggi dapat merefleksikan pertumbuhan perbankan yang baik pula. Sebagaimana disebutkan oleh Dendawijaya (2009) menambahkan semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dan segi penggunaan aset.
Dan juga tugas utama bank syariah sebagaimana bank umum lainnya adalah mengoptimalkan laba, meminimalkan resiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. Potensi resiko yang dihadapi bank syariah sama halnya yang dialami oleh bank konvensional, kecuali resiko tingkat bunga dalam memperoleh imbal jasa atas usaha operasionalnya. Kinerja keuangan atauprofitabilitas dalam bahasa arab mempunyai makna pertumbuhan dalam dagang. Rasio yang biasa dipakai untuk mengukur kinerja bank adalah ROA karena ROA merupakan perbandingan antara perndapatan bersih (income) dengan rata-rata aktiva (average assets) atau perbandingan laba sebelum pajak dan zakat terhadap total aset (Arifin, 2005).
Salah satu kasus masih lemahnya penerapan Corporate
Governance di Indonesia yaitu munculnya berbagai skandal akuntansi
yang terjadi pada perusahaan-perusahaan telah mengakibatkan turunnya kepercayaan publik terutama investor terhadap pelaporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Good Corporate Governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis yang dapat membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan diantara elemen dalam perusahaan (Dewan komisaris, Dewan Direksi dan para pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam paradigma ini, Dewan Komisaris berada pada posisi untuk memastikan bahwa manajemen telah bekerja dengan benar demi kepentingan perusahaan sesuai strategi yang telah ditetapkan serta menjaga kepentingan para pemegang saham yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomis perusahaan. Demikian juga komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya Good Corporate Governance (Lestari, 2011).Ini menunjukan bahwa penerapan Good Corporate Governance tidak hanya berakibat positif bagi pemegang saham, tetapi juga kepada masyarakat.
Penerapan Good Corporate Governancepada bank syariah menjadi sangat penting. Ini dikarenakan bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar dengan bank konvensional, salah satunya adalah penerapan
shariah compliance . Penerapan shariah compliance inilah yang menjadi
pilar penting keberlangsungan entitas bank syariah. Salah satu turunan dari penerapan shariah complianceini adalah adanya Dewan Pengawas Syariah (Takarini,2014). Keberadaan Dewan Pengawas Syariah dalam struktur perbankan syariah mempunyai tugas utama untuk mengawasi jalannya operasional bank syariah sehari-hari agar sesuai dengan petunjuk dan ketentuan-ketentuan syariat islam. Atau dengan kata lain DPS bertindak sebagai penyaring pertama atas produk yang telah di fatwakan oleh Dewan Syariah Nasional (Antonio, 2001). Oleh karena itu, perbankan syariah sebagai salah satu lembaga keuangan yang berlandaskan syariat islam diharapkan menjadi uswah hasanah dalam penerapan Good Corporate
Governance . Bank-bank syariah harus berada di garis terdepan dalam
implementasi Good Corporate Governance (Wibowo, 2014).Didalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, ditentukan bahwa dalam melaksanakan usahanya, Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib memenuhi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko. Selain itu Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah diwajibkan pula untuk mengenal perlindungan nasabah termasuk menjelaskan kepada nasabah mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui Bank Syariah. Penerapan Good
Corporate Governance dalam perbankan syariah dapat meingkatkan nilai
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).Bukti keseriusan pemerintah untuk meningkatkan penerapan Good
CorporateGovernance dalam dunia perbankan juga dilakukan dengan
menetapkan kebijakan melalui Bank Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 dan disempurnakan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan
Good CorporateGovernance bagi Bank Umum. Didalam Undang-Undang
No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, ditentukan bahwa dalam melaksanakan usahanya, Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib memenuhi tata kelola perusahaan yang baik (good corporategovernance), prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko. Selain itu Bank Syariah diwajibkan pula untuk menerapkan prinsip mengenal nasabah dan perlindungan nasabah termasuk kewajiban untuk menjelaskan kepada Nasabah mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui Bank Syariah.
Penerapan Good Corporate Governancedalam perbankan syariah diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Sistem corporate governance memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu menciptakan lingkungan yang kondusif dan terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor corporate. Corporate
governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan
hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (Wibisana, 2014).
Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan syariah harus berlandaskan kepada lima prinsip dasaryaitu transparansi (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional (proffesional), kewajaran (fairness). Selain itu, khusus dalam perbankan syariah dikenal juga adanya prinsip-prinsip syariah yang mendukung bagi terlaksananya prinsip GCG yang dimaksud, yakni keharusan bagi subjek hukum termasuk bank untuk menerapkan prinsip kejujuran (shiddiq), edukasi kepada masyarakat (tabligh), kepercayaan (amanah), dan pengelolaan secara professional (fathanah) (Rifka, 2010).
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik corporate
governance melalui strukturnyaterhadap kinerja keuangan. Struktur
Corporate Governance yang dimakasud dalam penelitian ini merujuk pada
Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah dalam menjalankan tugasnya pada bank syariah. Ketiga bagian board ini menjalankan fungsi pengawasan pada perusahaan. Fungsi pengawasan ini bertujuan agar apa yang dilakukan perusahaan sesuai dengan kepentingan pemilik. Struktur Corporate Governance dalam penelitian ini meliputi jumlah rapat Dewan Komisaris, ukuran Dewan Direksi, proporsi Dewan Komisaris Independe, jumlah rapat Dewan Pengawas Syariah, dan ukuran Komite Audit (Endraswati, 2017).
Penelitian terdahulu atau research gap mengenai variabel kinerja keuangan adalah sebagai berikut :
Tidak berpengaruh signifikan
Modal Intelektual terhadap kinerja keuangan
Berpengaruh signifikan
4. Abdul Aziz (2017)
Perusahaan Pada Sektor Pertambang an yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Good Corporate Governance , Struktur
Modal, dan Leverage terhadap kinerja keuangan
5. Cherrya Dhia Wenny (2012)
Pengungkapan Identitas Etis Islam,
Pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Selatan
Pendapatan Asli Daerah (Rasio Kemandirin, Rasio Upaya Fsikal, Rasio Desentralisasi Fiskal) terhadap kinerja keuangan
Berpengaruh signifikan
6. Achmad Komara, Sri Hartoyo, dan Trias Andati (2016)
Perusahaan pembiayaan yang tercatat di BEI
Struktur Modal terhadap kinerja keuangan
Agency Cost , dan
Bank Umum Syariah di Indonesia
Tabel 1.2 Penelitian Terdahuluterhadap kinerja keuangan (ROE dan NIM)
No .
Peneliti Tempat Variabel Penelitian Terdahulu
Hasil
1. Like Monisa Wati (2012)
Perusahaan di Bursa Efek Indonesia
Good Corporate Governance (Corporate Governance Perception Index)
Positif dan signifikan
3. Azzara Muhibbai dan Hasan Basri (2017)
2. Bambang Sudiyatno (2010)
Perbankan yang Go
Public di
Bursa Efek Indonesia
Dana pihak ketiga, BOPO, CAR, dan LDR terhadap kinerja keuangan
Tidak berpengaruh signifikan
Berpengaruh negatif dan signifikan
7. Wikan Budi Utami dan Sri Laksmi Pardanawati (2016)
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota Pulau Jawa
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan inkonsistensi hasil, maka penelitian ini menggunakan variabel karakteristik
Dari penelitian tersebut, ditemukan hasil yang berbeda-beda dari tiap pengaruh variabel terhadap kineja keuangan. Adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian tersebut, masih menunjukkan terbuka secara luas terhadap penelitian yang akan dilakukan.
Tidak berpengaruh signifikan
Kinerja Lingkungan dan Biaya Lingkungan terhadap kinerjakeuangan
Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI
11. Anis Fitriani (2013)
Berpengaruh signifikan
Inflasi, Suku Bunga BI, Produk Domestik Bruto terhadap kinerja keuangan
Bank Syariah di Indonesia
10. Ayu Yanita Sahara (2013)
Tidak berpengaruh signifikan
Karakteristik Pemerintah Daerah dan Hasil Pemeriksaan Audit BPK terhadap kinerja keuangan
9. Nandhya Marfiana dan Lulus Kurniasih (2013)
Perusahaan
Berpengaruh signifikan
Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional terhadap kinerja keuangan
terdaftar di BEI
Estate yang
dan Real
Property
Perusahaan
8. Maria Fransisca Widyati (2013)
Berpengaruh signifikan
Lukuiditas, Solvabilitas, dan Manjemen Aset terhadap kinerja keuangan
yang Terdaftar dalam Kompas 100 di Indonesia
Go Public
corpoarate governance yaitu jumlah aktivitas (rapat) dewan komisaris, jumlah dewan direksi, dewan komisaris independen, jumlah rapat dewan pengawas syariah, dan jumlah komite audit.
Oleh karena itu, merujuk pada penelitian-penelitain tersebut, peneliti tertarik untuk untuk melakukan penelitian kembali yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya dengan tahun yang berbeda dan sampel yang berbeda. Yaitu tahun yang lebih up to date yaitu tahun 2012-2016 yang digunakan pada penelitian ini.
Maka berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Karakteristik Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2012-2016).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh jumlah rapat Dewan Komisaristerhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh ukuran Dewan Direksi terhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia ?
3. Bagaimana pengaruh proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia ?
4. Bagimana pengaruh rapat Dewan Pengawas Syariah terhadap kinerja keungan pada bank umum syariah di Indonesia
5. Bagaimana pengaruh ukuran Komite Audit terhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh jumlah rapat Dewan Komisaristerhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh ukuran Dewan Direksi terhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia.
4. Untuk menganalisis pengaruh rapat Dewan Pengawas Syariah terhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia.
5. Untuk menganalisis pengaruh ukuran Komite Audit terhadap kinerja keuangan pada bank umum syariah di Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak yang terlibat didalamnya. Diantaranya adalah:
1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya mengenai Return on Asset (ROA). Sebagai pengembangan teori yang sudah diperoleh selama kuliah dan menambah pengetahuan serta wawasan.Hasil penelitian juga dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa jurusan perbankan syariah untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk penelitian lebih lanjut. Menambah masukan agar penelitianya bisa lebih di fokuskan, mendalam, dan luas.
2. Bagi Institusi Diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah rujukan untuk pembaca yang ingin meneliti tentang kinerja keuangan bank syariah yang dilihat dari rasio Return on Asset (ROA).
3. Bagi praktisi Hasil penelitian mengenai ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam peningkatan kinerja manajemen operasional perbankan syariah, khususnya dalam pengoptimalan rentabilitas/ profitabilitas yang tertuang dalam rasio utama yaitu
Return on Asset (ROA).
E. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan ini bertujuan untuk menggambarkan alur pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun rencana sistematika pembahasan dari awal hingga akhir kesimpulan adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta yang ada, yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan kegunaan penelitian yang merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai mengacu pada latar belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.
BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan menguraikan variabel penelitian dan efisiensi operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan dengan jumlah populis, jumlah sampel yang diambil dan metode pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data yang digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini menjelaskan tentang diskripsi objek penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang sederhana yang mudah dibaca dan yang mudah diintrepretasikan melipuuti diskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan intrepretasi untuk memaknai implikasi penelitian.
BAB V: PENUTUP Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan ini. Seluruh hasil penelitian akan dirangkum dalam bab ini. Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Penelitian mengenai pengaruh karakterisiktik Corporate Governance terhadap kinerja keuangan telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Jumlah rapat dewan komisaris terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan jumlah rapat dewan komisaris untuk mengukur kinerja keuangan. Penelitian dari Wijayanti dan Mutmainah (2012) dengan variabel kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi, aktivitas (rapat) dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah komite audit, dan ukuran perusahaan meniliti pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia menunjukkan hasil bahwa aktivitas (rapat) dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal yang sama dikemukakan oleh Lestari dan Muid (2011) dimana studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dengan variabel aktivitas (rapat) dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris independen, keberadaan komite audiut yang menunjukkan hasil bahwa aktivitas (rapat) dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Hal berbeda dikemukakan oleh Handayani (2013) studi kasus di Perusahaan BUMN (Persero) di Indonesia dengan variabel aktivitas (rapat)
16 dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dewan komisaris independen, keberadaan komite audit menyatakan bahwa aktivitas (rapat) dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Ukuran dewan direksi terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan jumlah dewan direksi untuk mengukur kinerja keuangan.
Penelitian dari Sukandar (2014) studi kasus perusahaan manufaktur sektor
consumer good yang terdaftar di BEI dengan variabel jumlah dewan
direksi dan dewan komisarismenunjukkan hasil bahwa jumlah dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut juga dibuktikan oleh Syafiqurrahman, Andiarsyah, dan Sucingsih (2014) studi kasus perusahaan perbankan di Indonesia dengan variabel proporsi dewan komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, jumlah dewan direksi, KAP Big Four, proporsi komite audit independen, kompetensi komite audit, Debt to Assets Ratio, dan Long Term Debt to Equity
Ratio menunjukkan hasil bahwa jumlah dewan direksi tidak ada pengaruh
terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini didukung juga oleh Adestian (2015) studi kasus perusahaan perbankan yang listing di BEI dengan variabel dewan komisaris, dewan direksi, dewan komisaris independen, komite audit, dan ukuran perusahaan yang menunjukkan hasil bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhap kinerja perusahaan. Dan Widyati (2013) studi kasus pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI menunjukkan hasil bahwa dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Hal yang berbeda dikemukakan oleh Laksana (2015) studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dengan variabel dewan direksi, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan kepemilikan institusioanal yang menunjukkan hasil bahwa jumlah dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Proporsi dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan jumlah dewan komisaris independen untuk mengukur kinerja keuangan. Penelitian dari Syafiqurrahman, Andiarsyah, dan Sucingsih (2014) studi kasus perusahaan perbankan di Indonesia dengan variabel proporsi dewan komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, jumlah dewan direksi, KAP Big Four, proporsi komite audit independen, kompetensi komite audit, Debt to Assets Ratio, dan
Long Term Debt to Equity Ratio menunjukkan hasil bahwa proporsi dewan
komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Penelitian Raja (2016) studi kasus perusahaan sektor
Property dan Ral Estate yang terdaftar di BEI dengan variabel dewan
komisari, komisaris independen, dan komite audit menunjukkan hasil bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas atau kinerja keuangan. Dan juga penelitian dari Nathania (2014) studi kasus pada seluruh perusahaa yang listing di BEI dengan variabel independent comissioner, board size, dan female directors menunjukkan hasil bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
Hal yang berbeda dikemukakan oleh peneliti Candradewi dan Sedana (2016) studi kasus pada perusahaan otomotif dan komponen di BEI dengan variabel kepemilikan manjerial, kepemilikan institusional, dan dewan komsaris independen yang menunjukkan hasil bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Dan peneliti Putra (2016) studi kasus perusahaan manufaktur dengan variabel dewan komisaris dan proporsi komisaris independen menunjukkan hasil bahwa dewan komisaris independen mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).
Jumlah rapat dewan pengawas syariah terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan jumlah rapat dewan pengawas syariah untuk mengukur kinerja keuangan. Penelitian menurut Fauzi (2015) studi kasus pada perbankan syariah di Indonesia dengan variabel ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite auidit, dan ukuran dewan pengaawas syariah yang menunjukkan hasil bahwa rapat dewan pangawas syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dan juga penelitian dari Kartika (2014) studi kasus bank umum syariah di Indonesia dengan variabel dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan dewan pengawas syariah menunjukkan hasil bahwa dewan pengawas syariah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Peneliti Novitasari (2017) studi kasus di Bank Umum Syariah yang terdaftar di BEI dengan variabel independensi dewan komisaris, dewan direksi, dewan komisaris independen, komite audit, dan dewan pengawas syariahmenunjukkan hasil bahwa dewan pengawas syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Hal yang berbeda dikemukakan oleh peneliti Sunarwan (2015) studi kasus pada bank umum syariah dan unit usaha syariah dengan variabel dewan komisaris, dewan direksi, dewan komisaris independen, komite audit, dan dewan pengawas syariah yang menunjukkan hasil bahwa dewan pengawas syariah berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Ukuran komite audit terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan jumlah komite audit untuk mengukur kinerja keuangan.
Penelitian menurut Hermiyetti dan Katlanis (2017) studi kasus pada perusahaan manufaktur di BEI dengan variabel kepemilkan manajerial, kepemilikan institusioanal, kepemilikan asing, dan komite audi tmenunjukkan hasil bahwa komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Penelitian menurut Gunawan (2016) studi kasus pada perusahaan di indeks LQ 45 dengan variabel dewan direksi, komisaris independen, dan komite audit dengan hasil ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Peneliti Riniati (2015) studi kasus pada perusahan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dengan variabel komisaris independen dan komite audit menunjukkan hasil bahwa komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Penelitian dari Dewi (2016) studi kasus pada perusahaan manufaktru yang terdaftar di BEI dengan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage menunjukkan hasil bahwa komite auidit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba dampaknya pada kinerja keuangan.
Hal yang berbeda dikemukakan oleh Penelitian menurut Rimardhani, Hidayat, dan Dwiatmanto (2016) studi kasus pada perusahaan BUMN di BEI dengan variabel kepemilikan institusioanal, dewan komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit menunjukkan hasil bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka disajikan dala tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Research GAP No Peneliti Judul Sumber Hasil Penelittian Pengaruh Jumlah Rapat Dewan Komisaris Terhadap Kinerja Keuangan1 Sri Wijayanti dan Siti Mutmainah (2012)
“Pengaruh Penerapan
Corporate Governance
Terhaddap Kinerja Keuangan Pada Perussahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonsesia (BEI) Tahun 2009-2011
” Jurnal Akuntansi Volume. 1, Nomor. 1, Tahun 2012
Variabel aktivitas (rapat) dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2 Ekowati Dyah
“Pengaruh Good
Corporate
Skripsi Ekonomi, 2011
Variabel aktivitas (rapat) Lestari dan Dul Muid (2011)
Governance
Good yang
Jurnal Akuntansi Vol. XVIII, No. 1, Januari 2014
Pengaruh Keputusan Pendanaan
Corporate Governance dan
“Analisis Pengaruh
Syafiqurrah man, Wahyu Andiarsyah, dan Wahyu Suciningsih
2 M.
Variabel jumlah dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
” Skrisi Ekonomi, 2014
Terdaftar di BEI Tahun 2010- 2012
“Pengaruh Dewan Direksi dan Dewan Komisaris serta Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer
Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007- 2009)
1 Panky Pradana Sukandar (2014)
Pengaruh Ukuran Dewan Direksiterhadap Kinerja Keuangan
6380 Variabel aktivitas (rapat) dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
e -ISSN: 2502-
Jurnal Akuntansi Akrual 4 (2) (2013): 183-198
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan BUMN (Persero) di Indonesia”
Corporate Governance
“Pengaruh
3 Susi Handayani (2013)
” dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Variabel jumlah dewan direksi tidak ada pengaruh terhadap kinerja keuangan.
(2014) Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Indonesia
Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008- 2012)”
Jurnal Akuntansi Vol. XVIII, No. 1, Januari 2014
Pengaruh Keputusan
Corporate Governance dan
“Analisis Pengaruh
Syafiqurrah man, Wahyu Andiarsyah, dan Wahyu
1 M.
Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap Kinerja
Keuangan1, 2015 Variabel jumlah dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan