PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MELALUI METODE DRILL PADA SISWA TUNAGRAHITA SMA-LB NEGERI SALATIGA TAHUN 2017/2018 - Test Repository

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MELALUI METODE

  

SALATIGA TAHUN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

  

Oleh:

KHOTIBUL UMAM

NIM: 111-13-228

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2018

  

MOTTO

Salah satu golongan yang dinaungi Allah SWT dalam naungan-

Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:

  

ِالل ِةَداَبِعِب َأَشَن ٌباَش

Syaabun nasya’a bi‘ibaadatillaah

  

Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah

kepada Allah

(HR. Bukhari & Muslim)

  

PERSEMBAHAN

  Alhamdulillahi robbil ‘alamiin atas nikmat Allah SWT yang begitu agung serta rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini telah dapat diselesaikan. Teriring sholawat dan salam teruntuk baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Semoga kita semua termasuk umatnya yang diakui dan akan m endapatkan syafa’atnya di yaumul akhir kelak. Dengan terselesaikannya skripsi ini maka saya persembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tuaku beserta keluarga yang sangat saya cintai, yang telah memberikan segenap dukungan, kasih sayang, perhatian, serta doa yang senantiasa menjadi penyemangat kepada penulis dalam menjalani segala lika-liku kehidupan ini.

  2. Kepada teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Teruntuk almamaterku IAIN Salatiga sebagai tempat menimba ilmu agama Islam.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul mulia yang mejadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MELALUI METODE

  

DRILL PADA SISWA TUNAGRAHITA SMA-LB NEGERI SALATIGA

  TAHUN 2017/2018 ”. Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalan menyusun skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya sehingga penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan.

  

ABSTRAK

  Umam, Khotibul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Metode Drill Pada Siswa Tunagrahita SMA-LB Negeri Salatiga Tahun 2017/2018 .

  Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Islam Salatiga Pembimbing Dra. Maryatin, M.Pd.

  Kata Kunci : Hasil Belajar, PAI, Metode Drill, Tunagrahita.

  Hasil belajar yang diperoleh siswa SMA-LB Negeri Salatiga Tahun

  Pelajaran 2017/2018 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam masih rendah, yaitu hanya mencapai rata-rata nilai kelas 59, sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah adalah 75. Hal ini disebabkan dalam penyampaian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan masih kurang dalam pemberian latihan. Metode Drill dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa Tunagrahita. Metode ini mengarahkan kepada siswa untuk latihan secara berulang-ulang, yang dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan siswa sesuai dengan prosedur. Sehingga para siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dengan tiga siklus. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes, dokumentasi dan observasi terhadap guru. Sedangkan teknik analisis menggunakan model analisis data kualitatif deskriptif.

  Hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa Tunagrahita ringan SMA-LB Negeri Salatiga menunjukkan bahwa penggunaan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Pada siklus I peserta didik yang tuntas sebanyak 3 dan yang belum tuntas 7 dengan rata-rata kelas 61. Pada siklus II peserta didik yang tuntas sebanyak 5 dan yang belum tuntas 5 dengan rata-rata kelas 73. Pada siklus III peserta didik yang tuntas sebanyak 10 dan yang belum tuntas tidak ada dengan rata-rata kelas 87.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN BERLOGO ........................................................................ ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ...................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. v MOTTO .................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................ viii ABSTRAK .............................................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................

  1 B. Rumusan Masalah ....................................................

  10 C. Tujuan Penelitian ......................................................

  11 D. Manfaat Penelitian ....................................................

  11 E. Definisi Operasional .................................................

  13 F. Metode Penelitian .....................................................

  15 G. Indikator Keberhasilan .............................................

  22 H. Sistematika Penulisan ...............................................

  22

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Hasil Belajar ........................................

  24 B. Metode Pembelajaran PAI pada Siswa Tunagrahita ...............................................................

  34 C. Penerapan Metode Drill pada Siswa Tunagrahita ....

  46 D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .......................

  54 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.

  Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Salatiga .....................................................................

  57 B. Deskripsi Pelaksanaan Per-Siklus ............................

  63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

  Hasil Penelitian .........................................................

  78 B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................

  110

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................

  116 B. Saran .........................................................................

  117 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Pratek Azan Terhadap Peserta Didik Siklus IITabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Pengamatan KBM Terhadap Peserta DidikTabel 4.24 Rekapitulasi Nilai Rata-rata KelasTabel 4.23 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus IIITabel 4.22 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus IITabel 4.21 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus ITabel 4.20 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus IIITabel 4.19 Hasil Pengamatan Pratek Azan Terhadap Peserta Didik Siklus IIITabel 4.18 Hasil Pengamatan KBM Terhadap Peserta Didik Siklus IIITabel 4.17 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus IIITabel 4.16 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus IIITabel 4.15 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus IITabel 4.13 Hasil Pengamatan KBM Terhadap Peserta Didik Siklus IITabel 3.1 Tenaga Pengajar di SLB Negeri SalatigaTabel 4.12 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus IITabel 4.11 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus IITabel 4.10 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus ITabel 4.9 Hasil Pengamatan Pratek Azan Terhadap Peserta Didik Siklus ITabel 4.8 Hasil Pengamatan KBM Terhadap Peserta Didik Siklus ITabel 4.7 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus ITabel 4.6 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus ITabel 4.5 Data Hasil Pengamatan Guru Pra SiklusTabel 4.4 Hasil Pengamatan Terhadap Peserta Didik Sebelum TindakanTabel 4.3 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum TindakanTabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum TindakanTabel 4.1 Data Nilai Sebelum TindakanTabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Praktek Azan dan Ikamah

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Menurut Arikunto

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II Lampiran 3 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Siklus III Lampiran 4 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus I Lampiran 5 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus II Lampiran 6 Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus III Lampiran 7 Hasil Pengamatan Pratek Azan dan Ikamah Peserta Didik Siklus I Lampiran 8 Hasil Pengamatan Pratek Azan dan Ikamah Peserta Didik Siklus II Lampiran 9 Hasil Pengamatan Pratek Azan dan Ikamah Peserta Didik Siklus III Lampiran 10 Hasil Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 11 Hasil Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 12 Hasil Pengamatan Guru Siklus III Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III Lampiran 16 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 17 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 18 Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 19 Daftar SKK Lampiran 20 Daftar Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

  hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya. Karena itu pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa mutlak diperlukan manusia (Sadulloh, 2014:10). Pendidikan merupakan hal yang wajib didapatkan oleh seluruh manusia tanpa terkecuali dan merupakan hal yang melekat erat hubungannya dengan manusia.

  Pengertian pendidikan sendiri adalah semua perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah (Zuhairini, 1992:92). Pendidikan merupakan proses dan upaya untuk menyalurkan segala pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan kepada generasi penerus (generasi muda), agar generasi penerus ini nantinya diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk memenuhi fungsi hidupnya secara jasmani maupun rohani. Fungsi hidup sendiri dimaksudkan sebagai perannya nanti dalam lingkungan sekitarnya.

  Dalam istilah lain pendidikan dimaknai sebagai memanusiakan manusia, menjadikan manusia seutuhnya atau upaya yang dilakukan secara sadar dalam rangka mengembangkan potensi yang telah dimiliki oleh manusia (peserta didik) kepada kondisi yang lebih baik, yang menyangkut jasmaniah dan rohaniah (Nizar, 2001:VII dalam Kastolani, 2014:2).

  Sebagaimana yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kastolani, 2014:1). Dari Undang- Undang tersebut dijelaskan bahwasanya tujuan utama dari pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan juga mengembangkan potensi peserta didik.

  Dalam upaya merealisasikan sebuah pendidikan, pendidik harus menyediakan jalan yang menjadi perantara bagi pertumbuhan yang seimbang dari manusia, yang mencakup aspek spiritual, intelektual, perasaan, baik secara individu maupun kelompok. Secara tidak langsung, dalam pendidikan, seorang guru harus mampu memberikan reinforcement (penguatan) kepada siswa dalam upaya membantu merealisasikan penggalian potensi diri yang ada.

  Untuk mewujudkan penggalian totalitas potensi siswa tersebut guru harus mampu memberikan dan menciptakan suasana proses pembelajaran yang baik untuk menopang tujuan pembelajaran yang telah dicitakan. Guru harus memiliki kesungguhan hati dalam mengantarkan siswanya untuk lebih mengetahui segala potensi yang ia miliki. Hal ini dapat dilakukan melalui belajar sebagaimana suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang. Jadi belajar tidak akan dapat dikatakan berhasil apabila tidak terjadi sebuah perubahan dalam diri seseorang khususnya peserta didik.

  Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang sedang belajar. Proses belajar ini akan lebih berhasil jika bermakna (Kastolani, 2014:3).

  Sebagai seorang pendidik/guru harus dapat memberikan segala bentuk peluang kepada seorang peserta didik yang mencakup berbagai aspek pendidikan. Hal ini berguna agar peserta didik dapat menemukan potensi yang terdapat dalam dirinya dan terus menggalinya sehingga dapat menjadi skill atau keahlian yang dapat dimanfaatkan bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Maka dari itu, sangat diperlukan peran seorang pendidik yang professional agar dapat menumbuhkan bakat potensi terpendam yang dimiliki siswanya.

  Dalam pembelajaran setiap individu tentunya berhak untuk mendapatkan suatu layanan pendidikan tanpa terkecuali, pada anak berkebutuhan khusus (ABK) sekalipun. Allah SWT dalam al-

  Qur’an surat an-Nur (61):

  َ َ ض َ لاَى َ َ ج َ ل َ ل َ وَ ل َ لاَى ََ و َ لاَى َ عَ ل َ عَ ل ََ ع َ لَ ي َ جَ َ مَ رَ ي َ جَ َ حَى َ عَ م َ حَ ر َ حَ ر َ عَ ر َ رَ ج َ س َ ت َ ئ َ ت وَ ت َ مَا َ س َ ك َ ك َ ك َ ك ََ اَ م ََ ا ََ ك َ اَ ن َ نَ ف َ اَى َ وَ ل ََ تَ َ هَ ت َ عَ ل َ مَ َ يَ و َ اَ وَ ب َ مَ َ بَ َ يَ و َ اَ وَ ب َ مَ َ بَ يَ َ نَ َ لَ و َ مَ َ َ ت َ ت َ ما َ ت َ ت َ ت َ نا ََ ا َ ت َ ك َ ك َ ك َ ك َ مَ ت ََ ا ََ ا ََ ع َ و َ وَ بَ ي َ مََ ا َ و َ وَ بَ ي َ مََ ا َ عَ م َ و َ وَ بَ ي َ مََ ا َ و َ وَ بَ ي َ مََ ا َ يَ و َ اَ وَ ب َ خَ و َ خَ و َ ق َ ت َ َ ت َ نَ َ ك َ ك َ ك َ ك ََ ا

  َ اَ خ َ تا َ خَ ل َ لَ ي ََ ع َ لَ ي َ دَ ي َ هََ ا َ كَ ت َ حا َ جَ ن َ مَ َ مََ َ ص َ و َ مَ ف َ مَ َ ماَ ل َ وَ م َ مََ ا َ و َ وَ بَ ي َ مََ ا َ وَ لا َ س َ َ الل ََ ع َ س ََ َ تَ ي َ ك ل َ ف َ ذ َ فَ ا َ ةَ َ نَ ف َ اَى َ اَا َ جَا َ كَ ل َ نَ د َ خَ ل َ تا اَ ش َ ت َ عاَ َ دا َ ت َ مَ ن َ مَ َ مَ و َ وَ ت ََ بَ ي َ تَ م َ وََ َ يَ ع َ و َ سَ ل َ ل َ ت ََ ل َََ َ قَ ل َ ك َ ك َ ذَ ل َ لا َ ك َ ةَ رَ ك َ ك َ تَ ع َ يَ َ طَ يَ َ وَ ن َ مَ ََ لَ ع َ ي َ الل ََ يَ ب بَ ة َ مَ َ مَ بَ

  Artinya: “Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu atau di rumah bapak- bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudaramu ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu miliki kuncinya atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (-Nya) bagimu, agar kamu mengerti.

  ” Ayat tersebut mengandung makna kesetaraan yaitu tidak ada halangan bagi semua orang untuk bergabung dengan mereka yang berkebutuhan khusus seperti buta, pincang, bisu, tuli atau sakit. Mereka berhak makan bersama, berkumpul bersama layaknya orang pada umumnya, begitu pula dalam hal pendidikan. Seorang ABK tentu berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak seperti orang pada umumnya.

  Kemudian dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa Allah tidak melihat seseorang dari wajahnya, tubuhnya, akan tetapi Allah melihat seseorang dari hatinya. Bunyi hadits tersebut yaitu:

  َ ن َ ََ ه َ ن َ ثَ َ قا َ ق َ دَ ث َ ش َ دَ ث َ دَ ث َ دَ ب َ عَنا َ رَ ب َ عَ ف َ ن َ ما َ نَ كا َ نلاو َ عا َ ن َ نَ َ يَ زَ ي َ نَ ََ بَ ر َ جا َ ح يَ ب َ حد َ ح َ مَ ر َ َ نَ َ ل َ َ الل َ لَ و َ لا َ َ لا َ ب َ أ

َ ظ َ ل َ قَ: َ ق َ ةَ َ لا

َ لَ يَ ه ََ ع َ هَ َ عَم

  

َ يََ ن َ الل َ سَ ل ََ و َ اللَى َ ص َ سَ ََ ر َ نَ َ ص

َ رَ َ مََ إ َ رَ يَ ر م َ ك َ إ َ ك َ ك َ قَ َ ل َ ظ َ ك َ ل َ مَ لا َ وَ أَ ع َ مَ َ لَ وَ ب َ يَ ن َ نَ َ وَ ل َ مَ َ وَ أَ م َ مَ َ صَ َ رََ إ َ وَ لا َ وَ رَ ك

  Artinya: “Telah menceritakan kepada kami ‘Amru an-Naqid telah menceritakan kepada kami Katsir bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Burqon dari Yazid bin al-Ashom dari abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk tubuhmu dan hartamu, tetapi Dia memandang pada hati dan perbuatanmu.” (HR. Muslim).

  Dari hadits di atas menjelaskan bahwa Islam tidak mengenal diskriminasi terhadap anak berkebutuhan khusus. Setiap manusia sama di hadapan Allah kecuali amal perbuatan dan ketaqwaannya.

  Meskipun memiliki berbagai kekurangan yang ada dalam dirinya seperti kemampuan intelektual yang rendah atau kekurangan secara fisik, bukan berarti meraka tidak perlu mandapatkan layanan pendidikan seperti orang normal pada umumnya. Bisa jadi seorang ABK yang memiliki kekurangan fisik atau nonfisik memiliki kelebihan terpendam yang unik, bahkan bisa jadi bakat ataupun potensi yang ada dalam dirinya melebihi orang yang normal. Oleh sebab itu tidak dibenarkan apabila seorang ABK dilarang untuk memperoleh haknya sebagai manusia, yaitu layanan pendidikan yang layak.

  Pada Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 5 menyatakan, bahwa setiap warga mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kemudian pada pasal 8 ayat 1 dari Undang-Undang yang sama menyebutkan, bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang disesuaikan dengan kelainan peserta didik berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bersangkutan (Apriyanto, 2012:12). Berdasarkan Undang-Undang yang telah disebutkan maka sudah sangat jelas bahwa seluruh individu termasuk anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dalam hal memperoleh layanan pendidikan.

  Dalam hal layanan pendidikan, agama Islam juga mengajarkan agar tidak memilih antara individu tertentu. Agama Islam memberi keutamaan agar saling membantu dan memberi nasehat kepada sesama muslim, tanpa terkecuali. Jadi, anak berkebutuhan khusus pun juga memperoleh hak untuk belajar dan diberikan layanan pendidikan yang layak sebagaimana anak normal pada umumnya.

  Rasulullah SAW bersabda:

  ٍَة م ل س م وٍَم ل س مَ ل كَى ل عَ ة ض ي ر فَ م ل عل اَ ب ل ط

  Yang artinya: “Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan.

  ” (HR. Ibnu Majah) Dan juga dalam hadist:

  َ د ح للاَ ل إَ د ه لم اَ ن مَ م ل عل اَا و ب ل ط ا

  Artinya: “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat.” (HR. Muslim)

  Pada kedua hadist tersebut menjelaskan bahwa tidak ada pengkhususan terhadap individu tertentu dalam hal memperoleh pendidikan. Tidak ada batasan usia ataupun status, semua muslim berhak mendapatkan pendidikan. Dari hadits tersebut memperingatkan kewajiban kepada setiap muslim untuk menuntut ilmu tanpa terkecuali, baik itu laki- laki ataupun perempuan. Jadi anak berkebutuhan khusus pun juga memiliki kewajiban tersebut.

  Anak berkebutuhan khusus selain membutuhkan keterampilan dan ilmu pengetahuan umum seperti ilmu alam, membaca, berhitung dan lainnya, juga membutuhkan pendidikan agama karena bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta (Daulay dan Pasa, 2012:3).

  Jadi pendidikan yang diberikan untuk para ABK tidak hanya berfokus pada bakat dan potensi yang dimiliki seorang ABK saja, pendidikan agama juga merupakan hal yang sangat penting. Seorang ABK hendaknya diberikan pendidikan agama sejak dini dan terus dibimbing sehingga memiliki pribadi muslim seutuhnya dan memiliki hubungan yang harmonis dengan Allah, manusia dan juga alam.

  Peran seorang pendidik dalam dunia pendidikan pada umumnya sangatlah penting, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus. Karena para ABK juga berhak untuk memperoleh layanan pendidikan secara layak. Tanpa seorang pendidik seorang ABK tidak akan dapat memiliki bekal secara jasmani dan rohani, bahkan sangat kesulitan untuk menumbuhkan bakat dan potensi yang terpendam dalam dirinya. Maka dari itu salah satu harapannya yaitu seorang guru yang tulus ikhlas mengajarkan segala ilmunya kepada para ABK, sehingga para ABK dapat termotivasi dan tidak memiliki rasa minder terhadap orang disekitarnya.

  Kondisi peserta didik sebelum melakukan penelitian tindakan kelas masih menunjukkan rendahnya pemahaman peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Kondisi awal yang demikian inilah yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada peserta didik SMA-LB SLB Negeri Salatiga.

  Berdasakan hasil belajar peserta didik tunagrahita SMA-LB yang diperoleh sebelum tindakan penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kelas baru mecapai 30%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang telah tuntas hanya tiga siswa, sedangkan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (70%). Dengan hasil belajar yang demikian berarti belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan. Dari data yang diperoleh sebelum penelitian tindakan kelas tersebut menjadi dasar pijakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan metode drill pada siswa SMA-LB Negeri Salatiga.

  Berhubungan dengan hal tersebut penulis berniat untuk melaksanakan penelitian mengenai peningkatan Pendidikan Agama Islam pada ABK tunagrahita ringan pada salah satu lembaga pendidikan, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Salatiga. Penelitian dilaksanakan kepada siswa tunagrahita tingkat SMA di SLB Negeri Salatiga pada kelas tunagrahita ringan (C) saja.

  Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode drill. Metode drill sendiri yaitu latihan secara berulang-ulang yang dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dari para siswa.

  Penulis memilih menggunakan metode drill karena dalam memberikan sebuah pembelajaran yang diterapkan kepada siswa tunagrahita sangat tepat sekali apabila dilakukan pembelajaran dengan latihan berulang-ulang, dengan tujuan agar siswa tunagrahita dapat menguasai materi dengan baik. Metode ini juga bermanfaat untuk membentuk kebiasaan siswa tunagrahita, karena kebiasaan yang baik dapat terbentuk dari pembiasaan yaitu dalam bentuk latihan secara berulang- ulang.

  Disamping itu penulis juga berharap, bahwa penerapan metode drill pada siswa tunagrahita dapat menambah inovasi dalam dunia pendidikan serta dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pendidik ataupun peneliti lain, khususnya dalam lingkup layanan pendidikan agama Islam yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas pada anak berkebutuhan khusus Tunagrahita di SMA-LB Negeri Salatiga pada tahun ajaran 2017/2018 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Metode Drill Pada Siswa

  Tunagrahita SMA-LB Negeri Salatiga Tahun 2017/2018 ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui penerapan metode Drill dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa Tunagrahita SMA-

  LB Negeri Salatiga tahun ajaran 2017/2018?”

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan diadakannya penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI siswa Tunagrahita SMA-LB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 melalui penerapan metode Drill.

  D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan memberikan informasi tentang implementasi pembelajaran PAI pada siswa Tunagrahita, sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.

  Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam penelitian yang terbaru, khususnya penerapan metode Drill pada siswa Tunagrahita. Dan dapat berpartisipasi dalam pengembangan pengetahuan di IAIN Salatiga sekaligus pada pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan agama Islam pada fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan serta memberikan khasanah keilmuan bagi para pendidik sehingga menjadi pendidik yang inovatif serta kreatif.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi guru 1)

  Temuan-temuan peneliti ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh guru dalam merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan alternatif model pembelajaran.

  2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk mengimplementasikan model pembelajaran dengan menggunakan metode Drill dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAI siswa.

  b.

  Bagi siswa 1)

  Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode Drill dapat menambah wawasan pengetahuan para siswa Tunagrahita dengan mudah dan tidak kesulitan untuk menerimanya.

  2) Menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga mehilangkan rasa jenuh dan bosan yang dialami siswa pada saat proses pembelajaran.

  3) Membangun interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga siswa turut serta dan aktif dalam proses pembelajaran.

  c.

  Bagi sekolah Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta menciptakan peserta didik yang berkualitas.

  d.

  Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi peneliti lain dalam menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan metode Drill pada materi maupun mata pelajaran yang lain. e.

  Bagi pembaca 1)

  Sebagai referensi dan bahan petimbangan bagi peneliti lain jika akan melaksanakan penelitian yang seragam.

  2) Sebagai tambahan wawasan dalam dunia pendidikan, khususnya hal yang berhubungan dengan metode pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus Tunagrahita.

E. Definisi Operasional

  Dalam penelitian skripsi ini ada beberapa istilah yang perlu diperjelas sehingga dapat memudahkan pembaca untuk memahami isi dari skripsi ini. Adapun istilah-istilah tersebut antara lain: 1.

  Peningkatan Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berimbuhan pe-

  an . Kata tingkat sendiri memiliki arti tinggi rendahnya martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan dan sebagainya).

  Dan jika berimbuhkan pe-an maka menjadi kata peningkatan yang memiliki arti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya) (KBBI, 2007:1198) 2. Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini Gagne dan Briggs mengidentifikasi hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010:33).

  3. Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam (Marimba, 2002:23).

  Pembelajaran pendidikan agama Islam ialah pelaksanaan suatu kegiatan atau upaya untuk membelajarkan peserta didik yang telah disusun secara matang dan terperinci yang lebih khusus ditekankan pada pengembangan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar mampu mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan mampu mempertahankan kehidupannya di dunia dan sebagai bekal di akhirat (Achmadi, 1987:10).

  4. Metode Drill Pengertian metode drill adalah latihan secara berulang-ulang yang dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan prosedur. (Sharon & Weldon, 1977:28).

  5. Tunagrahita Anak-anak dalam kelompok di bawah normal dan atau lebih lamban daripada anak normal, baik perkembangan sosial maupun kecerdasannya disebut anak terbelakang mental: istilah resminya di Indonesia disebut anak tunagrahita (PP No. 72 Tahun 1991).

  Jadi dapat disimpulkan pengertian dari Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Metode Drill Pada Siswa Tunagrahita adalah upaya/usaha yang dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Pendidikan Agama Islam pada seorang individu menggunakan metode Drill (latihan secara berulang-ulang) pada anak berkebutuhan khusus (Tunagrahita).

F. Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Metode penelitian adalah cara yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah

  (Sarosa, 2012:36). Jadi dengan metode penelitian para peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan tersusun dan terencana yang kemudian dapat dijawab sesuai dengan permasalahan atau rumusan masalah yang dimaksud.

  Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi dan orang awam (Kunandar, 2011:44).

  Dimana peneliti akan melakukan penelitian langsung di dalam kelas terhadap anak-anak Tunagrahita yang terdapat di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Salatiga.

  PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran (Arikunto, 2008:105).

  Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil intruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, menigkatkan efisiensi pengelolaan intruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru (Aqib, 2006:127).

  Jadi PTK adalah penelitian yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas sesuai dengan rancangan kegiatan yang telah disusun dengan terencana, sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang lebih baik. PTK juga sebagai inovasi dalam mengembangkan keterampilan seorang pendidik agar senantiasa mengadakan penelitian yang dapat meningkatkan ke efisiensian pengelolaan yang membangun dalam proses pembelajaran.

  PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Skema siklus penelitian menurut Arikunto (2006:16) 2.

  Lokasi dan Waktu Penelitian a.

  Latar penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di SMA Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Salatiga.

  a

  Perencanaan

  SIKLUS I

  Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II

  Pengamatan Refleksi

  Pelaksanaan Refleksi Pelaksanaan

  ? b.

  Waktu penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

  3. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik SMA-LB Negeri Salatiga dengan jumlah peserta didik aktif 10 siswa.

  Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang melaksanakannya.

  4. Langkah-langkah Penelitian Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib 2006:21 dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah, yaitu: a.

  Perencanaan 1)

  Menyiapkan RPP PAI dengan menerapkan metode drill pada mata pelajaran PAI.

  2) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran.

  3) Menyiapkan soal tes tertulis. 4) Mempersiapkan instrument penilaian.

  b.

  Pelaksanaan tindakan Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP PAI yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti dan penutup. c.

  Pengamatan Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

  d.

  Refleksi Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan, peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui metode drill.

5. Instrumen Penilaian a.

  Tes tertulis Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode drill pada mata pelajaran PAI.

  b.

  Lembar observasi Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran, disamping itu juga obsever mendokumentasikan dengan foto-foto serta mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

6. Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode sebagai berikut: a.

  Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk menigkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

  b.

  Tes Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

  c.

  Wawancara Wawancara dilaksanakan untuk mengetahui keadaan sekolah, peserta didik ataupun guru berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan.

  d.

  Dokumentasi Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan di SMA-LB Negeri Salatiga dan aspek-aspek yang berhubungan dengan administrasi yang ada pada SMA-LB Negeri Salatiga.

  Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan siswa kelas C SMA-LB selama proses pembelajaran PAI berlangsung. Dokumentasi berupa RPP, jumlah guru dan siswa, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto dan lain sebagainya yang dianggap penting.

7. Analisis Data

  Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.

  Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes.

  b.

  Menentukan kriteria nilai (75-100 tuntas dan 0-75 tidak tuntas) c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa ketika pembelajaran, kemudian di analisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus.

  d.

  Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antara siklus.

  Nilai per tes digunakan untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan metode drill dalam pembelajaran PAI.

  Menurut Djamarah metode analisis dihitung menggunakan statistik sederhana yaitu untuk mengetahui rata-rata dari hasil observasi maka dirumuskan:

  ∑ x M =

  N Keterangan: M = Nilai rata-rata

  = Jumlah semua nilai siswa ∑ x N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000:264).

G. Indikator Keberhasilan

  Penggunaan metode drill dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah: 1.

  Secara individu Siswa diharapkan dapat mencapai skor

  ≤ (sama dengan atau lebih dari) 75 pada materi PAI.

2. Secara klasikal

  Presentase 85% sebanyak dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai lebih dari 75.

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi lima bab yang saling berkaitan, yang dapat diuraikan sebagai berikut: Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran.

  Bab I, berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, indikator keberhasilan, sistematika penulisan.

  Bab II, berisi kajian pustaka yang mencakup uraian dari peningkatan hasil belajar, metode pembelajaran PAI pada siswa tunagrahita, penerapan metode drill pada siswa tunagrahita.

  Bab III, berisi pelaksanaan penelitian yang mencakup gambaran umum lokasi penelitian, subyek penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian prasiklus, deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, deskripsi pelaksanaan penelitian siklus II.

  Bab IV, berisi hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup uraian hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan serta perbandingan hasil belajar antar siklus.

  Bab V, berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran. Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Hasil Belajar 1. Pengertian Peningkatan hasil belajar terdiri dari tiga suku kata yang masing-

  masing kata memiliki arti tersendiri. Apabila ketiga kata tersebut digabungkan akan menghasilkan arti baru. Kata yang pertama yaitu peningkatan. Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berimbuhan pe dan an. Peningkatan menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya) (KBBI, 2007:1198).

  Kata yang kedua yaitu hasil. Hasil menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha (KBBI, 2007:391). Menurut Surayin hasil adalah suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang telah dikerjakan (Surayin, 2001-2007).

  Kata yang ketiga yaitu belajar. Belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 20017:17). Jadi yang dimaksud belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Melalui belajar seseorang akan dipastikan akan berubah dalam hal tingkah lakunya dikarenakan oleh pengalaman yang diperolehnya.

  Lebih lanjut lagi Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984) mengemukakan pengertian belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan dan menyesuaikan dengan situasi baru. Definisi ini menekankan hasil dari aktifitas belajar (Lilik, 2013:14).

  Pengertian dari hasil belajar, yaitu suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini Gagne dan Briggs mengidentifikasi hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010:33).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar adalah proses/usaha meningkatkan pencapaian dalam memperoleh kebiasaan, kepandaian, ilmu pengetahuan dan berbagai sikap atau keterampilan yang diperoleh melalui aktifitas belajar, latihan dan juga pengalaman.

  Menurut Sumadi Suryabrata (2004) dalam Lilik, dkk (2013:15), hal-hal pokok dalam definisi belajar adalah: a.

  Bahwa belajar itu membawa perubahan, baik yang aktual maupun yang potensial.

  b.

  Bahwa perubahan itu pada pokoknya mendapatkannya kecakapan baru.

  c.

  Bahwa perubahan itu terjadi karena adanya usaha/disengaja.

  Jadi proses peningkatan hasil belajar tidak akan diperoleh jika tanpa membawa perubahan. Dan perubahan tersebut harus aktual, potensial, memberikan kecakapan baru serta dilaksanakan dengan adanya usaha.

2. Ciri-ciri Peningkatan Hasil Belajar

  Dalam peningkatan hasil belajar terdapat ciri-ciri tertentu dari akibat proses pembelajaran itu sendiri. Menurut Baharuddin & Esa N.W (2007), ciri-ciri belajar meliputi: a.

  Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

  b.

  Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relative permanen.

  c.

  Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

  d.

  Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

  e.

  Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KETANGGI 01 KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 2 103

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LEDOK 07 KOTA SALATIGA SKRIPSI

0 0 122

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PLEJARAN ALQURAN HADIST PADA MATERI HADIST MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS IV MI SURUH 02 KAB.SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 84

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMATERI PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 152

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMATERI PERJUANGAN MELALUI METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 151

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KITAB-KITAB ALLAH MELALUI METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIIIC SMPN 2 TUNTANG, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 135

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI KELAHIRAN DAN EMPAT PULUH TAHUN SEBELUM NUBUWAH DENGAN METODE TOWN MEETING PADA SISWA KELAS VII Di SMP ISLAM TERPADU DARUL FIKRI BAWEN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 1 123

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI TOLERANSI MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS XI BOGA 1 SEMESTER I SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test Repository

0 3 167

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI PUASA MELALUI METODE THE POWER OF TWO PADA SISWA KELAS VIII MTs SUDIRMAN GETASAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 11 142

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI THAHARAH MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 JAMBU KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMRANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 120