PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQH MATERI SALAT BERJAMAAH DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I MTs ARROSYIDIN SECANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQH
MATERI SALAT BERJAMAAH
DENGAN METODE SNOWBALL THROWING
PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I
MTs ARROSYIDIN SECANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
VIVI WIJAYANTI
NIM : 11414014
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
MOTTO
اًقُلُخ ْمُهُ نَسْحَاأًناَمْيِإ َنْيِنِم ْؤُمْلا ُلَمْكَاَو
“Dan orang mukmin yang paling sempurna Imanya adalah mereka
yang paling baik Akhlaknya “
(HR. Ahmad)
PERSEMBAHAN
Syukur nikmat atas apa yang Allah selalu berikan sehingga apa yang terasa sulit menjadi ringan semua karena pertolongan Allah. Dengan segenap hati skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1.
Ibuku adalah pahlawanku sejak aku kecil hingga seperti sekarang, segala bantuan, keikhlasanmu ibu untuk selalu membantu dan mendoakan apapun yang menjadi cita-citaku.
2. Almarhum bapak tercinta, nasehatmu selalu ku ingat untuk selalu berjuang demi masa depanku yang barakah.
3. Suami tercinta yang selalu memberikan semangat memotivasi akan segala usahaku sepanjang waktu dan selalu mendampingiku setiap saat.
4. Ibu bapak mertuaku yang setiap saat mendoakanku.
5. Anakku kakak Naila, mas Ikram penyemangatku.
6. Untuk semua keluargaku yang selalu membantu mendoakan atas urusanku sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi dengan iringan doa dari keluarga.
7. Seluruh sahabatku seperjuangan yang selalu memberi motvasi untuk terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Dan tidak lupa untuk semua pembantu terselesainya skripsi ini dan para pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Syukur atas nikmat yang Allah berikan petunjuk dan pertolonganNya untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini selesai sesuai yang direncanakan dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Berjamaah dengan Metode
Snowball Throwing pada Siswa Kelas VII Semester 1 MTs Arrosyidin Secang
Tahun Pelajaran 2 017/2018”.
Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga;
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga;
4. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. selaku pembimbing dengan ikhlas mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan;
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga, Maret 2018 Vivi Wijayanti NIM. 11414014
ABSTRAK
Wijayanti, Vivi. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Berjamaah
dengan Metode Snowball Throwing pada Siswa Kelas VII Semester 1 MTs Arrosyidin Secang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
Kata Kunci: fiqih, metode snowball throwing, shalat berjamaah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, melalui formal maupun tidak formal. Pendidikan dapat diterapkan dalam bentuk interaksi antara pendidik dengan peserta didik sebagai upaya untuk menguasai tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) siklus. Subyek penelitian adalah Kelas VII B Semester 1 MTs Arrosyidin Secang dengan jumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data dengan metode angket, tes dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan metode Snowball Throwing. Pencapaian tersebut dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata yang didapatkan siswa; Pra Siklus 31,25% dengan jumlah ketuntasan 10 siswa, Siklus I 72,81 dengan jumlah ketuntasan 18 siswa, Siklus II 77,66 dengan ketuntasan 27 siswa, dan Siklus III 81,09 dengan jumlah ketuntasan 32 siswa. Dengan demikian persentase ketuntasan Pra Siklus 31,25%, Siklus I 56,25%, Siklus II 84,38, dan Siklus III 100%.
Berdasarkan analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode Snowball Throwing efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan metode tersebut sudah baik, sehingga berdampak positif dalam peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah.
DAFTAR ISI
SAMPUL LEMBAR BERLOGO JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................ iv PERSEMBAHAN ......................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................. vi ABSTRAK .................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B.
Rumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 D.
Hypotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ....................... 3 E. Manfaat Penelitian....................................................................... 4 F. Definisi Operasional .................................................................... 5 G.
Metode Penelitian ........................................................................ 8 H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... 13 BAB II KAJIAN TEORI ...............................................................................
15 A. Hasil Belajar ................................................................................ 15 1.
Pengertian Hasil belajar ....................................................... 15 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................... 16
B.
Mata Pelajaran Fiqih ................................................................... 19 1.
Pengertian Fiqih ................................................................... 19 2. Tujuan Pembelajaran Fiqih .................................................. 21 C. Shalat Berjamaah......................................................................... 21 1.
Pengertian Shalat Berjamaah ............................................... 21 2. Dasar Hukum Pelaksanaan Shalat Berjamaah ..................... 22 3. Manfaat dan Hikmah Shalat Berjamaah .............................. 23 4. Tata Cara Shalat Berjamaah ................................................. 25 5. Syarat Sah menjadi Imam dan Makmum Shalat Berjamaah 26 D. Metode Snowball Throwing ....................................................... 27 1.
Pengertian Metode Snowball Throwing ............................... 27 2. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing .................... 28 3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Snowball Throwing ..... 29 E. Kajian Pustaka ............................................................................ 31 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ...................................................
34 A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Arrosyidin Secang .... 34 1.
Sejarah berdirinya MTs Arrosyidin Secang ......................... 34 2. Identitas MTs Arrosyidin Secang ........................................ 34 3. Keadaan MTs Arrosyidin Secang ........................................ 35 4. Visidan Misi MTs Arrosyidin Secang.................................. 36 5. Daftar Guru/ Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan ... 36 6. Daftar Siswa Kelas VIIB ..................................................... 38 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 39 C. Penyajian Data dan Hasil Penelitian ........................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
47 A. Hasil Penelitian ........................................................................... 47 1.
Pra Siklus ............................................................................. 47 2. Siklus I ................................................................................ 50 3. Siklus II ............................................................................... 56 4. Siklus III .............................................................................. 62 B. Pembahasan ................................................................................. 68 1.
Aktifitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ........................ 68 2. Peningkatan Prestasi dan Ketuntasan Belajar Siswa ............ 69 BAB V PENUTUP ........................................................................................
72 A. Kesimpulan ................................................................................. 72 B.
Saran ........................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, melalui formal maupun tidak formal. Pendidikan secara umum merupakan segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003:16).
Pendidikan dapat diterapkan bentuk interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya untuk menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Interaksi pendidikan dapat berlangsung di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau madrasah, maupun lingkungan masyarakat. Namun proses interaksi pendidikan pada di lingkungan sekolah juga memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan sekolah sebagai sebuah institusi yang didirikan dengan fasilitas, metode dan alat ukur tertentu untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang dimaksud.
Dalam interaksi pendidikan di lingkungan sekolah tersebut pada umumnya didominasi interaksi antar guru dengan siswa atau murid sebagai anak didiknya. Sehingga pendidikan anak dalam lingkungan sekolah harus diperhatikan oleh guru dalam hal sebagai pendidik dan pengajar. Seorang guru dalam hal ini sebagai pendidik dituntut lebih kreatif, professional dan menyenangkan sehingga proses interaksi pendidikan yang berlangsung dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya.
Berdasarkan survei yang peneliti lakukan, kondisi yang terjadi saat ini, khususnya proses pembelajaran pendidikan agama Islam di MTs Arrosyidin Secang masih banyak guru menggunakan metode yang sangat membatasi siswa terlibat dalam proses belajar mengajar. Tidak menutup kemungkinan dengan metode pembelajaran yang kurang efektif dapat mempengaruhi hasil sehingga pencapaiannya tidak maksimal. Untuk itu perlu adanya metode atau cara lain dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat terwujud.
Metode Snowball Throwing dapat menjadi salah satu alternatif yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam terutama mata pelajaran Fiqih materi shalat. Dengan metode ini akan terwujud pola pembelajaran yang interaktif dengan memaksimalkan keaktifan peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
Berdasarkan gambaran dari latar belakang di atas, maka peneliti ingin mempelajari lebih dalam dengan melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT BERJAMAAH DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VII SEMESTER 1 MTs ARROSYIDIN SECANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 ”.
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah; bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa Kelas VII Semester 1 dalam mata pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah di MTs Arrosyidin Secang Tahun Pelajaran 2017/2018? C.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penerapan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah pada siswa Kelas VII Semester I di MTs Arrosyidin Secang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Kata hipotesis berasal dari kata, yaitu “hypo” yang berarti dibawah dan kata “thesa” yang berarti kebenaran (Arikunto, 1998: 67-68).
Berdasarkan definisi tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sehingga akan diterima apabila kebenarannya dapat diuji dan begitu juga sebaliknya, akan ditolak apabila setelah pengujian tidak terbukti kebenarannya.
Dari beberapa uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian dengan menggunakan metode snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran Fiqih dalam materi shalat berjamaah pada siswa kelas VII MTs Arrosyidin Secang tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Snowball Throwing dikatakan efektif, apabila mencapai indikator yang diharapkan. Adapun indikator yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Nilai hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 72.
b.
KKM Klasikal mencapai 85% Siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. (Trianto, 2010: 241) E.
Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan metode snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran Fiqih dalam materi shalat berjamaah pada siswa kelas VII MTs Arrosyidin Secang. Sedangkan secara umum, penelitian ini bermanfaat:
1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dalam merancang metode pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan menerapkan metode Snowball Throwing.
2. Bagi Siswa Dengan diterapkannya metode Snowball Throwing siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat memahami pelajaran Fiqih khususnya materi shalat berjamaah.
3. Bagi Guru Dengan adanya metode Snowball Throwing guru dapat memiliki cara lain dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran di kelas.
Selain itu guru juga dapat memperbaiki proses belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa sebagai peserta didik.
4. Bagi Sekolah Dengan diterapkannya metode Snowball Throwing dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan informasi sekaligus bahan acuan dalam usaha peningkatan hasil belajar melalui Penelitian Tindakan Kelas.
F. Definisi Operasional
Dalam hasil penelitian banyak yang relevan dengan pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing. Sehingga untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah, maka perlu adanya penegasan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa. Hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar siswa. (Slameto, 2008:7-8). Jadi dapat diambil pemahaman bahwa hasil belajar digunakan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir proses pembelajaran.
2. Metode Snowball Throwing Menurut Saminanto (2010:37), metode pembelajaran Snowball
Throwing adalah metode pembelajaran yang disebut juga metode
pembelajaran gelundungan bola salju. Tujuannya melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
Metode Snowball Throwing ini merupakan salah satu metode dari pembelajaran aktif yang mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Dalam metode ini, dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru. Setelah itu, masing-masing siswa membuat pertanyaan pada suatu kertas yang dibentuk seperti bola dan berisi pertanyaan atau soal lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh sehingga siswa bisa terlatih untuk bekerja secara berkelompok (Suprijono. 2010: 128).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode Snowball Throwing merupakan suatu model pembelajaran aktif dalam melatih siswa untuk bekerja secara berkelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.
3. Fiqih Menurut istilah yang digunakan para ahli Fiqh (fuqaha). Fiqh artinya faham atau tahu. Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, Fiqh ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas atau memuat hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-
Qur’an, Sunnah dalil-dalil Syar’i yang lain; setelah diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan kaidah-kaidah Ushul Fiqh. (Abdul Rokhim. 2004: 26) Dengan demikian bahwa fiqih merupakan formulasi dari Al- Qur’an dan Sunnah yang berbentuk hukum amaliyah yang akan diamalkan oleh ummatnya.
4. Sholat Berjamaah Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan yang satu lagi sebagai makmum. (Ash-shilawy. 2009: 122) Dengan demikian dalam shalat berjamaah terdapat sebuah ketergantungan shalat makmum kepada shalat imam berdasarkan syarat-syarat tertentu.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru melalui refleksi yang bertujuan memperbaiki kinerja untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Wardhani, Wihardit, 2008:14). Sehingga dapat diartikan juga bahwa PTK merupakan penelitian yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.
Dalam penelitian ini meliputi beberapa metode, antara lain:
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian korelasional. Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar Fiqih materi shalat berjamaah dengan metode Snowball Throwing pada siswa Kelas VII MTs Arrosyidin Secang tahun pelajaran 2017/2018.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di MTs Arrosyidin Secang, Jalan Temanggung No. 28 Secang.
3. Populasi dan Sampel 1)
Populasi Menurut Sugiono (2007: 60), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan definisi diatas, penelitian ini mengambil populasi seluruh siswa Kelas VII MTs Arrosyidin Secang tahun pelajaran 2017/2018 sebagai subyek penelitian, yang terdiri dari 2 (dua) kelas dengan jumlah keseluruhan 65 siswa. Dengan rincian 32 siswa Kelas VII-A dan 33 Kelas VII-B. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, khususnya pelajaran Fiqih. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa memperoleh nilai ulangan harian maupun nilai akhir semester yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2) Sampel Sampel adalah himpunan bagian dari suatu populasi (Gülo, 2002: 78).
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan cara random
sampling , dimana proses pemilihan sampel seluruh anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dengan tujuan untuk menentukan kelas mana yang akan menjadi kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dari data populasi yang ada, peneliti menjadikan 2 kelas VII MTs Arrosyidin Secang tahun pelajaran 2017/2018 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah diadakan random maka dapat diketahui sampel penelitian yang meliputi kelas VII-B dengan jumlah 32 siswa adalah kelas eksperimen dan kelas XI VII-A dengan jumlah 33 siswa adalah kelas kontrol.
4. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2005: 100). Data yang diperoleh berupa angka, keterangan dalam bentuk tulisan, informasi melalui ucapan atau lisan serta beragam fakta yang berkaitan dengan focus penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode angket dan dokumentasi.
a. Metode Angket (Observasi)
Angket merupakan tehnik pengumpulan data yang diadakan dengan jalan mengajukan sejumlah pertanyaan dan pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi maupun hal-hal yang diketahui. (Arikunto, 2010: 124). Metode angket ini digunakan sebagai media observasi yang digunakan untuk memperoleh jawaban sementara dari siswa sesuai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti setelah menerapkan metode Snowball Throwing. Metode yang digunakan adalah angket tertutup, responden hanya tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Angket akan diberikan secara langsung dari peneliti kepada responden, yaitu kepada siswa di kelas atau tempat yang sudah ditentukan untuk melakukan penelitian.
b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui data berupa administrasi, agenda, lokasi penelitian, gambar, serta data lain yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian.
5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah: a.
Silabus; yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
b.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
c.
Lembar observasi kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari dua bagian, yaitu: 1)
Lembar observasi aktivitas siswa, untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
2) Instrumen observasi kegiatan guru, sebagai instrumen kegiatan guru selama proses pembelajaran.
d.
Tes formatif yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tes ini diberikan pada setiap akhir putaran.
6. Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan belajar sebagai perwujudan dari adanya peningkatan prestasi belajar siswa setelah proses pembelajaran setiap siklusnya, maka dilakukan evaluasi dengan tes formatif pada setiap akhir putaran.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelajaran Fiqih materi shalat berjamaah sebelum dan sesudah menggunakan metode
snowball throwing , dengan rumus:
P = x 100% N
Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah responden (Sugiono, 2010: 250) H.
Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika merupakan gambaran secara umum tentang isi skripsi.
Dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, meliputi bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.
Bagian awal dalam skripsi ini terdiri dari sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran. Bagian isi terdiri dari pendahuluan sampai dengan penutup, dan bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup peneliti. Adapun sistematika secara keseluruhan adalah sebagai berikut: BAB I : Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Berisi landasan teori mengenai peningkatan hasil belajar Fiqih materi shalat berjamaah dengan metode Snowball Throwing pada siswa. BAB III : Berisi pelaksanaan penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, antara lain sejarah berdirinya MTs Arrosyidin Secang, visi dan misi, kurikulum, keadaan fisik MTs dan penyajian data yang meliputi jawaban angket tentang hasil dalam penelitian yang sudah dilaksanakan di MTs Arrosyidin Secang.
BAB IV : Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis data dan analisi deskriptif. BAB V : Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN TEORI I. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha
setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa. Hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar siswa. (Slameto, 2008: 7-8).
Secara umum hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. (Abdurrahman, 1999: 38).
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. (Purwanto, 2002:82).
Menurut Dimyati dan Mudjiono, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan. (Dimyati dan Mujiyono, 2006: 3).
Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar (perubahan tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran
information search dan metode resitasi yang dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.
2. Faktor Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya faktor jasmani dan rohani siswa, hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan siswa baik kondisi fisiknya secara umum, sedangkan faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi. Hasil belajar siswa di madrasah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. (Sudjana dan Rivai, 2001: 39)
Menurut Sabri, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu factor internal dan eksternal. (Sabri, 2010: 59-60).
1) Faktor internal siswa
a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
2) Faktor-faktor eksternal siswa
a) Faktor Lingkungan Siswa
Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya.
b) Faktor Instrumental
Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi pembelajaran.
Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu:
1) Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:
a) Aspek fisiologis
b) Aspek psikologis
2) Faktor eksternal meliputi:
a) Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial ini meliputi lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah serta masyarakat. Lingkungan sosial yang paling banyak berperan dan mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah lingkungan orang tua dan keluarga. Siswa sebagai anak tentu saja akan banyak meniru dari lingkungan terdekatnya seperti sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga. Semuanya dapat memberi dampak dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai siswa. Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf
- – staf administrasi di lingkungan sekolah, dan teman
- – teman di sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi karena siswa juga berada dalam suatu kelompok masyarakat dan t
- –teman sepermainan serta kegiatan–kegiatan dalam
- –hari yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
b) Faktor lingkungan nonsosial
Faktor yang meliputi lingkungan nonsosial adalah adalah gedung sekolah dan bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar siswa. (Muhibbin Syah, 2011: 132)
Dari beberapa pemaparan kajian teori tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil belajar peserta didik dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
J. Mata Pelajaran Fiqih 1.
Pengertian Fiqih Fiqih artinya faham atau tahu. Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama Islam, Fiqih ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas atau memuat hukum- hukum Islam yang bersumber pada Al-
Qur’an, Sunnah dalil-dalil Syar’i yang lain; setelah diformulasikan oleh para ulama dengan mempergunakan kaidah-kaidah Ushul Fiqh. (Abdul Rokhim. 2004: 26) Selanjutnya pengertian Fiqih, secara bahasa berarti faham yang mendalam, mengetahui batinya sampai kedalam. Secara istilah, Fiqih adalah ilmu tentang hukum- hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang digali dan dutemukan dari dalil-dalil yang tafsili. (Muyyazin, 2010: 15)
Mata Pelajaran Fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life). Pendidikan ini melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. (Depag RI, 2004: 46)
Mata pelajaran Fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Dalam penyampaian materi ini peneliti berusaha dengan semaksimal mungkin agar apa yang disampaikan mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses pengajaran senantiasa memilih metode-metode yang dinilai paling baik, tepat sasaran, sesuai dengan porsi pemahaman siswa, mudah dipahami dan dicerna akal serta mudah diingat. (Ghuddah, 2005 : 57)
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari ilmu pengetahuan yang membahas atau memuat hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al- Qur’an, Sunnah dalil-dalil
Syar’i yang lain, dengan tujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya.
2. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk memberi bekal kepada peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam Fiqih ibadah dan juga hubungan manusia dengan sesama manusia yang diatur dalam Fiqih muamalah. Selain itu dengan tujuan lain dari pembelajaran Fiqih adalah melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dengan melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial/ bermasyarakat.
Dengan didapatkannya pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan dalam menjalankan hukum-hukum Islam, disiplin serta dapat bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
K. Shalat Berjamaah 1.
Pengertian Shalat Berjamaah Shalat menurut bahasa adalah doa (Azzam, dkk. 2010: 145).
Sedangkan shalat menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Hasbiyallah, 2013: 175). Kata jamaah diambil dari kata
al-ijtima’ yang berarti kumpul. (Abdurraziq, 2007: 66). Jamaah berarti sejumlah orang yang dikumpulkan oleh satu tujuan (Said, 2008: 19).
Menurut Kamus Istilah Fiqih shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum (Mujieb, dkk, 2002: 318).
Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan yang satu lagi sebagai makmum (Ash-shilawy. 2009: 122). Apabila dua orang sembahyang bersama-sama dan salah seorang diantara mereka mengikuti yang lain, keduanya dinamakan shalat berjamaah. (Rasyid, 1995: 109)
Dari beberapa pendapat di atas mengenai arti salat berjamaah adalah salat jamaah adalah salat yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin oleh imam, dan makmum mengikuti gerakan imam dengan syarat-syarat tertentu.
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Shalat Berjamaah
Shalat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah. Dengan berjamaah shalat makmum akan terhubung dengan shalat imamnya.
Hukum shalat berjamaah menurut sebagian ulama ’yaitu fardu ‘ain (wajib
‘ain), sebagian berpendapat bahwa shalat berjamaah itu fardu kifayah,
dan sebagian lagi berpendapat sunat muakkad (sunat istimewa). Pendapat terakhir inilah yang paling layak, kecuali bagi shalat jum ’at. (Rasjid, 1994: 107).
Jadi shalat berjamaah hukumnya adalah sunat muakkad, hal ini dikarenakan sesuai dengan pendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang benar. Bagi laki-laki shalat lima waktu berjamaah di masjid lebih baik dari pada shalat berjamaah di rumah, kecuali shalat sunah maka di rumah lebih baik. Sedangkan bagi perempuan shalat di rumah lebih baik karena hal itu lebih aman bagi mereka.
3. Manfaat dan Hikmah Shalat Berjamaah
1) Manfaat Shalat Berjamaah
Shalat jamaah memiliki faedah-faedah (manfaat-manfaat) yang banyak dan kebaikan-kebaikan yang agung, antara lain: a)
Allah SWT mensyariatkan kepada umat agar berkumpul pada waktu-waktu tertentu untuk shalat berjamaah, Hal itu dimaksudkan agar dapat saling menyambung silaturahmi diantara mereka, berbuat kebajikan, saling mengasihi dan memperhatikan.
b) Menanamkan rasa saling mengasihi, yaitu saling mencintai antara yang satu dengan yang lain sehingga saling mengerti dan memahami keadaan yang lain. Seperti menjenguk yang sakit, mengantar jenazah, membantu yang kesusahan dan kesulitan.
c) Saling mengenal, karena apabila manusia shalat bersama-sama maka terjadi saling kenal diantara mereka.
d) Kaum muslimin merasakan persamaan dan hancurnya perbedaan-perbedaan sosial. Karena mereka berkumpul di masjid, orang yang paling kaya berdampingan dengan orang yang paling fakir, atasan berdampingan dengan bawahan, yang muda berdampingan dengan yang tua, demikian seterusnya. Maka manusia merasa mereka adalah sama sehingga dengan itu terjadi keakraban.
e) Menghindari kesalahan arah kiblat, karena belum tentu semua orang muslim mengetahui arah kiblat secara tepat, terkadang ada juga yang lupa jika berada di tempat yang masih asing. Sehingga dengan melakukan shalat secara berjamaah di masjid dapat mengurangi dan menghindari kesalahan arah kiblat.
f) Membiasakan manusia untuk berdisiplin, karena jika telah terbiasa mengikuti imam secara detail, tidak mendahului dan tidak tertinggal banyak, dan tidak membarenginya tapi mengikutinya maka ia akan terbiasa disiplin. (Said, 2008: 53)
2) Hikmah Shalat Berjamaah
Allah SWT telah mensyari ’atkan shalat berjamaah karena mempunyai hikmah-hikmah yang besar, diantaranya: a)
Persatuan umat, Allah SWT menginginkan umat Islam menjadi umat yang satu, maka disyariatkan shalat berjamaah sehari semalam lima kali. Lalu Islam memperluas jangkauan persatuan ini dengan mengadakan shalat jum
’at seminggu sekali supaya jumlah umat semakin besar. Hal itu menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang satu. b) Mensyiarkan syiar Islam. Allah SWT mensyariatkan shalat di masjid, dengan shalat berjamaah di masjid, maka berkumpul umat Islam di dalamnya, sebelum shalat ada pengumandangan adzan di tengah-tengah mereka, semua itu adalah pemaklumatan dari umat akan penegakan syiar Allah SWT di muka bumi.
c) Merealisasikan penghambaan kepada Allah Tuhan semesta alam. Tatkala mendengar adzan maka menyegerakan untuk memenuhi panggilan adzan tersebut kemudian melaksanakan sholat berjamaah dan meninggalkan segala urusan dunia. Maka itulah bukti atas penghambaan kepada Allah.
d) Menumbuhkan kedisiplinan. Dengan melaksanakan shalat berjamaah secara rutin, maka seseorang akan terbiasa berdisiplin dalam mengatur dan menjalani kehidupan.
e) Menghilangkan perbedaan status sosial. Ketika melakukan shalat berjamaah di masjid, maka sudah tidak ada perbedaan lagi antara yang kaya dan yang miskin, antara atasan dan bawahan, demikian seterusnya. Semua dihadapan Allah SWT sama, yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. (Mahir Manshur, 2007: 70) 4.
Tata Cara Shalat Berjamaah Sebelum memulai shalat berjamaah setelah muadzin selesai mengumandangkan azan dan qamat, maka imam berdiri paling depan dan menghadap makmum untuk mengatur shaf terlebih dahulu. Jika sudah lurus, rapat dan rapi imam menghadap kiblat untuk mulai ibadah shalat berjamaah dengan khusuk. Dalam shalat berjamaah, seseorang yang dianggap paling kompeten akan ditunjuk sebagai imam shalat dan yang lain akan berlaku sebagai makmum.
Bacaan dua rakaat awal untuk shalat zuhur dan ashar pada surat Al Fatihah dan bacaan surat pengiringnya dibaca secara sirran atau lirih yang hanya bisa didengar sendiri, orang lain sebagai makmum tidak jelas mendengarnya. Sedangkan pada shalat maghrib, isya dan subuh dibaca secara jahran atau nyaring yang dapat didengar makmum. Untuk shalat sunah jumat, Idul Fitri, Idul Adha, gerhana, istisqa’, tarawih dan witir dibaca nyaring, sedangkan untuk shalat malam dibaca sedang, tidak nyaring dan tidak lirih.
5. Syarat Sah menjadi Imam dan Makmum Shalat Berjamaah
Syarat untuk menjadi imam adalah:
a) Lebih banyak mengerti dan paham masalah ibadah shalat.
b) Lebih banyak hapal surat-surat Alquran.
c) Lebih fasih dan baik dalam membaca bacaan-bacaan shalat.
d) Lebih senior / tua daripada jamaah lainnya.
e) Tidak mengikuti gerakan shalat orang lain.
f) Laki-laki, tetapi jika semua makmum adalah wanita, maka imam boleh perempuan.
Sedangkan syarat sah menjadi makmum adalah:
a) Niat untuk mengikuti imam dan mengikuti gerakan imam. b) Berada satu tempat dengan imam.
c) Laki-laki dewasa tidak sah jika menjadi makmum imam perempuan.