Konsep Pendidikan Akhlak Istri Terhadap Suami dalam Kitab Al-Mar’ah Ash-Shalihah Karya KH. Masruhan Al-Maghfuri - Test Repository

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK ISTRI TERHADAP SUAMI

DALAM KITAB AL- MAR’AH ASH-SHOLIHAH

KARYA KH. MASRUHAN AL-MAGHFURI

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Disusun oleh:

Siti Munadiroh

NIM: 111-14-110

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK ISTRI TERHADAP SUAMI

DALAM KITAB AL- MAR’AH ASH-SHOLIHAH

KARYA KH. MASRUHAN AL-MAGHFURI

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Disusun oleh:

Siti Munadiroh

NIM: 111-14-110

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

MOTTO

:َلاَق ْمَلَسَو ِهْيَلَع ُالله ىَلَص ِالله ُلْىُسَر َنَااَمُهْىَع ُالله َيِضَرَرَمُع ِهْب ِاللهِدْبَع ْهَع

} 871 /

  4 اَتَماَيْوُدلا :ملسم{ ُتَحِلاَصلاُةَاْرَمْلا اَيْوُدلا ِعاَتَمُرْيَخَو ُع

  

Artinya: Diriwayatkan dari „Abdullah bin „Umar R.A: Rasulullah

SAW bersabda,“Dunia itu kesenangan, dan sebaik-baik

kesenangan dunia adalah wanita (istri) shalihah.” (4:178-Sahih

Muslim). (Hafizh, 2009: 430)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Robbil „Alamin Maha suci Allah yang telah memberi

  kebahagiaan, rasa syukur yang terdalam terpancar dalam butiran-butiran bening di kala hati mulai tersenyum. Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Keluargaku Bapak Sunardi dan Ibu Maryatun. Selaku orang tua yang dengan ridho dan do‟a mereka yang tiada henti, telah menemukan secercah cahaya dalam tiap-tiap keinginan yang terus menggema.

  2. Untuk adik-adikku yang manis Taufiku Rohmah dan Salsa Khoirun Nada, semoga cita-citamu yang mulia dapat didengar oleh Allah dan dikabulkan pada waktu yang telah tercatat dalam lauhul mahfudz.

  3. Almaghfurllah Bapak Kyai Hawari Ichsan Al-Hafidz yang senantiasa selalu memberikan arahan serta nasihat-nasihatnya terhadap penulis.

  4. Almaghfurllah pengasuh Pondok Pesantren Modern Bina Insani Bapak Kyai Muhsoni dan Ibu Nyai Si ti Munawaroh yang saya ta‟dzimi.

  5. Almaghfurllah pengasuh Pondok Pesantren Al-Hasan Ibu Nyai Rasilah, Bapak Kyai Ma‟arif, Ibu Nyai Kamalah Isom, S.E. dan Ustadz Khusnul Kirom, S.Ag. serta keluarga besar pondok pesantren Al-Hasan yang senantiasa mendo‟akan dan membimbing dalam menuntut ilmu.

  6. Adik-adikku PP Al-Hasan dek Dani, Isti, Asri, Tika, Izza, Alif, Binti, Baiti, Aini, Iis, Karimah dan saudaraku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, do‟a serta semangatnya.

  7. Keluarga, teman, musuh, dan sahabat Bina Insani mbk Pik, mbk Mboel, mbk Ina, mbk Epa, mbk Lina, mbk Ook, mbk Prili yang sama-sama berjuang bersama dari SMA hingga sekarang.

  8. Keluarga PPL Griduta mb Mir, mb Mey, mb Copi, mb Eny, umik Apin, mb Ismi, ms Farhan, ms Kamal, dan ms Masruhan.

  9. Keluarga KKN Posko 59 ms Farid, ms Devan, ms Riyanto, mb Syawala, mb Fatia, mb Halim, mb Lisna, dan mb Wiwin.

  10. Teman-teman PAI angkatan 2014 dan teruntuk teman olah roso Kang Sani yang selalu berkata heuheu.

  11. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setiaNya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Ibu Dra. Hj. Maryatin, M,Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Bapak dan ibu serta saudara di rumah, yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya, dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb Salatiga, 07 September 2018

  Penulis,

  

ABSTRAK

  Munadiroh, Siti. 2018. Konsep Pendidikan Akhlak Istri Terhadap Suami dalam

  Kitab Al- Mar‟ah Ash-Shalihah Karya KH. Masruhan Al- Maghfuri . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Maryatin, M,Pd.

  Kata Kunci: Konsep Pendidikan, Akhlak Istri Terhadap Suami.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Shalihah karya KH. Masruhan

  Al-Maghfuri, serta bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Shalihah jika dikaitkan dengan konteks kekinian.

  Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library research). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mencari, menelaah, dan menggunakan sumber-sumber pustaka yang relevan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Kemudian data dianalisis menggunakan metode deskriptif, dokumen/teks, dan grounded theory/teori dasar. Kemudian peneliti menganalisa, mengkategorikannya kedalam unsur-unsur yang hendak diteliti kemudian membuat sebuah analisa temuan dan kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Shalihah yaitu di dalam suatu

  rumah tangga hendaknya memiliki hubungan komunikasi yang baik, seorang istri harus menjaga kehormatan baik pada dirinya maupun suaminya, menjaga penampilan diri agar suami merasa betah jika berada di dekat istri, meminta izin suami ketika ingin pergi keluar rumah, serta taat terhadap perintah suami.2) Relevansi konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  

Mar‟ah Ash-Shalihah di kaitkan dengan konteks kekinian pada wanita karir

  yaitu jangan sampai seorang istri memerintah suami, menyuruh pada suami yang suami tidak berkenan untuk melakukannya atau menyuruh yang tidak pantas untuk dikerjakan oleh laki-laki. Begitu juga sebaliknya ketika seorang suami menyuruh istri untuk melakukan suatu perbuatan yang di larang agama maka istri wajib menolaknya.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL............................................................................ i HALAMAN BERLOGO...................................................................... ii HALAMAN DEKLARASI.................................................................. iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. v MOTTO................................................................................................ vi PERSEMBAHAN................................................................................. vii KATA PENGANTAR.......................................................................... ix ABSTRAK............................................................................................ xi DAFTAR ISI......................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah................................................

  B.

  8 Rumusan Masalah.........................................................

  C.

  9 Tujuan Penelitian...........................................................

  D.

  9 Kegunaan Penelitian......................................................

  E.

  10 Penegasan Istilah...........................................................

  F.

  14 Sistematika Penulisan....................................................

  BAB II LANDASAN TEORI A.

  17 Karya KH. Masruhan Al-Maghfuri...............................

  B.

  27 Tinjauan Pustaka............................................................

  C.

  59 BAB IV ANALISIS DATA A.

  93 B. Saran...........................................................................

  Kesimpulan.................................................................

  91 BAB V PENUTUP A.

  85 C. Kritik Terhadap Kitab Al-Mar‟ah Ash-Shalihah........

  60 B. Analisis Kitab Al-Mar‟ah Ash-Shalihah.....................

  Temuan Penelitian.......................................................

  57 F. Tahap-Tahap Penelitian................................................

  Kajian Pustaka...............................................................

  57 E. Analisis Data.................................................................

  56 D. Prosedur Penelitian........................................................

  56 C. Sumber Data..................................................................

  56 B. Lokasi Penelitian...........................................................

  Jenis Penelitian..............................................................

  52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

  94 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengalami

  proses perubahan ke arah yang lebih baik. Apa pun bentuknya, selama suatu konsep atas objek yang diamati atau objek itu sendiri mengalami proses perbaikan dalam arti perubahan ke arah yang lebih baik, maka objek atau konsep tersebut berhak disebut sebagai pendidikan. Hal ini juga sejalan dengan konsep yang dibuat Redjo Mudyaharjo bahwa pendidikan adalah salah satu bentuk kegiatan dalam kehidupan manusia yang berawal dari hal-hal yang bersifat aktual menuju kepada hal-hal yang ideal. Oleh sebab itu, wajar bila pendidikan disebut proses pembelajaran yang berlangsung seumur hidup dan disemua tempat (Assegaf, 2004: 99).

  Pendidikan Islam adalah suatu proses penggalian, pembentukan, pendayagunaan dan pengembangan fitrah, dzikir dan kreasi serta potensi manusia, melalui pengajaran, bimbingan, latihan, dan pengabdian yang dilandasi dan dinapasi oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk pribadi muslim yang sejati, mampu mengontrol, mengatur, dan merekayasa kehidupan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan nilai- nilai ajaran Islam (Ahid, 2010: 19).

  Akhlak adalah sifat yang sudah tertanam dalam jiwa yang mendorong perilaku seseorang dengan mudah sehingga menjadi perilaku kebiasaan. Jika sifat tersebut melahirkan suatu perilaku yang terpuji menurut akal dan agama dinamakan akhlak baik (akhlak

  

mahmudah) . Sebaliknya, jika ia melahirkan tindakan yang jahat, maka

  disebut akhlak buruk (akhlak mazmumah). Menurut Al-Abrasy, pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam. Usaha maksimal untuk mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari proses pendidikan Islam. Oleh karena itu, pendidikan akhlak menempati posisi yang snagat penting dalam pendidikan Islam, sehingga setiap aspek proses pendidikan Islam selalu dikaitkan dengan pembinaan akhlak yang mulia (Makbuloh, 2013: 142)

  Pernikahan merupakan perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri dengan resmi (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2006: 800). Pernikahan yaitu ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, 782 ). Dari pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pernikahan yaitu hubungan yang dijalin antara laki-laki dan perempuan melalui ikatan perjanjian sesuai dengan hukum ajaran agama masing-masing untuk menjadikan pasangan tersebut telah menjadi pasangan yang sah.

  Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, dan instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam yang merumuskan demikan: ”Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Suma, 2005: 46).

  Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari hubungannya dengan individu yang lain. Hubungan tersebut ada yang bersifat formal, yang hanya sekedar basa-basi sehingga tidak mendalam dan ada pula hubungan yang mendalam, seperti mencurahkan isi hati, berkeluh kesah, dan meminta tolong dalam kesulitan.

  Setiap makhluk hidup diciptakan berpasang-pasang untuk saling menyayangi dan mengasihi. Ungkapan ini menunjukkan bahwa hal ini akan terjadi dengan baik melalui hubungan pernikahan, dalam rangka membentuk keluarga yang sakinah. Keluarga pada dasarnya merupakan upaya untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, keluarga dibentuk untuk memadukan rasa kasih dan sayang diantara dua makhluk berlainan jenis.

  Untuk membentuk suatu keluarga perlulah untuk mempersiapkan diri dengan matang, baik dalam segi biologis maupun pedagogis atau pun dalam rasa tanggung jawab. Bagi seorang pria yang sudah siap untuk berkeluarga, hendaknya harus siap untuk memikul beban tanggung jawab sebagai kepala keluarga, seperti berkewajiban dalam hal memberi nafkah kepada setiap anggota keluarga. Sedangkan bagi seorang wanita tentu saja harus siap menjadi ibu rumah tangga yang mana dalam hal ini wanita memiliki kewajiban untuk mengendalikan rumah tangga, melahirkan, mendidik, dan mengasuh anak.

  Sebagai seorang pria, ketika sudah berkeinginan untuk berkeluarga hendaknya bisa memilah dan memilih pasangan mana yang baik baginya dan keturunannya kelak. Begitupula dengan wanita, hendaknya ia juga bisa menentukan mana pria yang baik dan bisa menjadi imam bagi keluarga. Seperti firman Allah dalam surat an-Nur ayat 26

  َ ََثْيِبَخْلَا َ َكِئنَلَاَ ِتَبِيَطِللََنْوُ بِيَطلاَوََنْيِبِيَطِللَُت ََبِيَطلاَوَ ِتَثْيِبَخْلِلََنْوُ ثْيِبَخْلاَو ََنْيِثْيِبَخْلِلَُت ) 62 :رونلا( َ

  ٌَمْيِرَكٌَقْزِرَوٌةَرِفْغَمَْمُهَلََنْوُلْوُقَ ياَمِمََنُؤَرَ بُم Artinya: Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula) mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu), bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga) (QS.An-Nuur:26) . (Departemen Agama RI, 2009:

  352) Modernisasi, banyak sekali wanita yang memilih untuk berkarir walaupun sudah berkeluarga. Hal ini dapat dilihat dari perubahan zaman yang semakin maju dan berkembang membuat perempuan tidak mau terus-menerus berdiam diri didalam rumah, apalagi bagi yang sudah mengenyam bangku pendidikan tinggi. Ketika pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang mana kebijakan tersebut memberikan suatu emansipasi terhadap wanita berupa bahwa perempuan dan laki-laki itu sama, tidak ada perbedaan diantara laki-laki maupun perempuan atau yang disebut dengan kesetaraan gender, dalam perspekif Islam gender merupakan suatu bentuk yang dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan yang menjadi haknya dan menghilangkan suatu persoalan yang dapat menjatuhkan harkat dan martabat perempuan. Maka dapat diketahui bahwa dengan adanya kesetaraan manusia ini perempuan masih bisa memilih untuk kelangsungan hidup yang hendak dicapai. Firman Allah surat An-Nahl:

  97

  َ َ َ َْمُى ََرْجَاَْمُهَ نَ ي َِزْجَنَلَو ًَةَبِيَطًةوَيَحَُوَنَ يِيْحُنَلَ فٌَنِمْؤُمَوُىَوَىَثْ نُاْوَاٍرَكَذَْنِماًحِلاَصََلِمَعَْنَم ) 79 : لحنلا( َ

  ََاِبَ ََنْوُلَمْعَ ياوُناَكاَمَِنَسْح Artinya: Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS. An-Nahl:97) . (Departemen Agama RI, 2009: 278)

  Akan tetapi, terkadang tidak sedikit dari pasangan suami istri dapat menjalani kehidupan rumah tangga dengan begitu mudahnya, masalah demi masalah akan bermunculan, dari yang kecil hingga besar. Perselisihan yang terjadi didalam rumah tangga merupakan sesuatu yang wajar karena setiap individu yang sudah memilih untuk berkeluarga pastilah akan mengalami hal-hal yang demikian, walaupun permasalahan tersebut berbeda dengan permasalahan yang di alamai oleh keluarga yang lain.

  Sebagai perempuan hendaknya mengetahui etika ketika sudah berkeluarga, perempuan yang baik mampu untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan rumah tangganya sehingga kehidupan didalam rumah tangga pun akan terjalin dengan baik dan harmonis.

  Dalam hal ini, peran seorang istri sangatlah penting karena perempuan itu memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam keluarga, seperti menghormati suami, menjaga rahasia keluarga, menata rumah agar selalu bersih dan rapi, dan masih banyak lagi yang lainnya yang menjadi tanggung jawab istri di dalam sebuah keluarga. Seperti dalam sabda Nabi:

  : َ َ ََلاَق َْمَلَسَوَِوْيَلَعَُللهاَىَلَصَِللهاَُلْوُسَر ََنَااَمُهْ نَعَُللهاََيِضَرَرَمُعَِنْبَِللهاِدْبَعَْنَع } 871 \ 4 َملس {م َا ا َُةَحِلاَصلاُةَاْرَمْلاَاَيْ نُدل َِعاَتَمُرْ يَخَوَُعاَتَماَيْ نُدل Artinya: Diriwayatkan dari

  „Abdullah bin „Umar R.A: Rasulullah SAW be rsabda, “Dunia itu kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan

  dunia adalah wanita (ist ri) shalihah.” (4:178-Sahih Muslim).

  (Hafizh, 2009: 430) Patuh dan bersikap baik terhadap suami merupakan salah satu akhlak yang harus ada pada seorang istri. Yang dimaksud patuh dalam hal ini tentu saja kepatuhannya dalam hal-hal yang baik dan dapat dibenarkan oleh syariat, termasuk juga untuk hal-hal yang mubah. Hal ini terkesan gampang, padahal di zaman sekarang tidak sedikit perempuan-perempuan masa kini yang belum tentu bisa patuh terhadap suami.

  Saat ini, banyak dari kalangan istri yang mulai tidak menuruti perintah suami. Hal ini disebabkan karena kebanyakan para wanita terlalu terlena dalam menerapkan emansipasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Terutama bagi perempuan yang bekerja dan memiliki karir di luar rumah. Dengan kata lain setiap perempuan yang berkarir pastilah merasa bahwa dengan hal ini tidak perlu mematuhi suami karena merasa mampu memperoleh penghasilan sendiri. Dengan adanya penurunan akhlak istri terhadap suami yang terjadi dikalangan masyarakat saat ini, hal ini menarik perhatian penulis untuk lebih mengetahui lagi akhlak yang seperti apa dan bagaimana yang seharusnya dimiliki seorang istri terhadap keluarganya pada zaman ini.

  Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan mengetahui apakah kosep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah

Ash-Shalihah masih bisa diterapkan di zaman yang semakin maju ini, setelah melihat fenomena-fenomena yang terjadi dalam permasalahan rumah tangga saat ini. Selain itu penulis juga akan mengetahui apakah kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Shalihah ini bisa diterapkan diluar pesantren atau

  tidak. Karena kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah ini banyak sekali

  digunakan sebagai bahan kajian didalam pesantren, kitab ini merupakan salah satu kitab yang membahas tentang akhlak seorang wanita shalihah. Kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah merupakan salah satu kitab

  yang mana didalamnya berisi tentang tata cara atau bagaimana sikap yang seharusnya dimiliki oleh perempuan-perempuan yang shalihah terutama di dalam berkeluarga. Kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Shalihah ini

  merupakan salah satu kitab yang dapat dikategorikan sebagai kitab yang mudah untuk dipahami dan diterapkan bagi pembacanya dalam kehidupan sehari-hari. Kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Shalihah terdiri dari 64 halaman dan terbagi dalam 16 bab.

  Dengan demikian penulis bertujuan mengkaji lebih jauh dalam sebuah penelitian dengan judul

  “KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK

  ISTRI TERHADAP SUAMI DALAM KITAB AL- MAR’AH ASH- SHOLIHAH KARYA KH. MASRUHAN AL-

  MAGHFURI”.

  B.

  Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami yang terkandung dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah?

  2. Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah dengan konteks kekinian pada

  wanita karir? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah.

  2. Menemukan relevansi konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah dengan konteks kekinian pada wanita karir.

D. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat nantinya, adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis a.

  Memberi kejelasan secara teoritis tentang konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah karya KH. Masruhan Al-Maghfuri.

  b.

  Menambah wawasan dan memperkaya keilmuan dalam dunia pendidikan.

  c.

  Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

2. Manfaat Praktis

  Setelah penelitian ini diselesaikan, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan penjelasan tentang konsep pendidikan akhlak istri terhadap suami dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash- Sholihah dan relevansinya dalam zaman kekinian, karena di dalam

  kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah ini berisikan tentang bagaimana perilaku seorang istri dalam keluarga terutama terhadap suami.

  Dengan demikian penulis berharap dalam penulisan ini bisa memberikan manfaat di dalam dunia pendidikan maupun di dalam keluarga, yaitu berupa wacana baru yang bisa dijadikan sebagai cara pandang dan landasan pijak dalam memahami bagaimana relevansi pendidikan akhlak istri terhadap suami untuk menghadapi zaman.

  E.

  Penegasan Istilah Untuk memudahkan atau menjaga agar tidak terjadi kesalahfahaman, maka penulis kemukakan penegasan istilah dari judul skripsi berikut: 1.

  Konsep Pendidikan a.

  Konsep Konsep adalah ide abstrak dari peristiwa konkret yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (KBBI, 2007: 588). b.

  Pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (KBBI, 2003:204). Atau pendidikan merupaan upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan peruahan sikap dan perilaku seseorang melalui pengajaran dan latihan (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004: 365).

  Jadi dengan kata lain, pendidikan merupakan ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia berkembang sampai kepada titik maksimal yang dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

2. Akhlak Istri Terhadap Suami

  Menurut bahasa akhlak berasal dari kata akhlaqun (bentuk jamak), sedangkan bentuk tunggalnya adalah khuluq yang berarti perangai atau kelakuan, budi pekerti atau moral, kebiasaan atau tabiat. Menurut istilah syar‟I akhlak merupakan ungkapan kondisi jiwa, yang begitu mudah bisa menghasilkan perbuatan tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Jika perbuatan itu baik, maka disebut akhlak yang baik, dan jika buruk disebut akhlak yang buruk. (Hadhiri, 2015:14).

  Pendidikan akhlak dapat di artikan sebagai wujud usaha manusia dalam mewujudkan manusia ke dalam tujuan utama manusia di ciptakan yaitu mewujudkan kebaikan di dunia dan di akhirat.

  a.

  Akhlak Istri wanita atau istri adalah pemimpin dalam urusan ruma tangga (Indra dkk, 2004: 6). Seorang istri tentu saja memiliki kewajiban yang harus di laksanakan terhadap suaminya baik berupa kewajiban jasmani maupun rohani. Sepertihalnya menjaga kehormatan, harta dan keluarga serta patuh terhadap suami.

  Selain itu, menjadi seorang istri tentu saja harus memiliki perangan yang baik karena hal itu merupakan cerminan bagi anak-anaknya kelak, ketika seorang ibu mampu mendidik anak- anaknya dengan baik maka akan terciptalah generasi yang baik pula.

  b.

  Akhlak Suami Suami adalah pemimpin dalam urusan keluarga. (Indra dkk,

  2004: 6). Laki-laki (suami) merupakan sebagai pelindung bagi perempuan (istri), jadi sudah sepantasnya seorang suami melindungi, mengasihi, dan menyayangi keluarganya karena laki-laki memiliki kedudukan tertinggi di dalam keluarga yaitu sebagai kepala keluarga. Seorang suami juga memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan, selain melindungi, mengasihi, dan menyayangi tugas seorang suami adalah memberikan nafkah

  (mencari nafkah) bagi keluarganya dan menjaga kerukunan antar anggota keluarga.

  Jadi dari paparan di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa akhlak istri terhadap suami sangatlah penting untuk dipahami dan dipraktikkan di dalam lingkungan keluarga, ketika istri memiliki akhlak yang baik sudah pasti keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang baik dan harmonis. Karena di dalam sebuah keluarga peran seorang istri sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan keluarga. Berbakti serta taat terhadap suami merupakan kunci menjadi keluarga yang sakinah.

  Ketaatan seorang istri kepada suami merupakan suatu kewajiban bagi istri, karena ridha seorang suami merupakan ridha Allah.

  Maka untuk menjadai keluarga yang bahagia perlu adanya kebijakan dari keduanya. Oleh sebab itu akhlak di dalam berkeluarga sangatlah penting untuk dipraktikkan agar kehidupan di dalam rumah tangga bisa berjalan dengan baik.

3. Kitab Al-Mar‟ah Ash-Sholihah

  Kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah adalah kitab yang berisikan

  tentang akhlak seorang perempuan yang shalihah. Kitab ini membahas tentang akhlak baik yang seharusnya dimiliki oleh seorang perempuan seperti akhlak terhadap suami, orang tua, guru, maupun keluarga. Dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah ini

  dijelaskan bahwa ketika seorang perempuan memiliki akhlak yang baik maka apa yang ada di sekitarnya pun akan menjadi baik pula, akan tetapi ketika seorang perempuan memiliki akhlak yang buruk maka hal itu juga akan berdampak buruk bagi kehidupannya. Karena dalam hal ini perempuan adalah salah satu kunci kemajuan dan kesuksesan dalam Negaranya. Ketika seorang wanita mampu mencetak generasi penerus bangsa yang baik maka Negara pun akan maju. Kitab ini ditulis oleh seorang Ulama‟ yang bernama KH. Masruhan Al-Maghfuri, beliau dilahirkan di Mranggen, Demak. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang mudah untuk di pahami dan juga mudah untuk di praktikkan di dalam kehidupan sehari-hari.

  Dalam penulisan kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah ini, pengarang

  menggunakan Arab Pegon, yang mana kitab ini bertulisan arab tetapi bahasa yang di gunakan adalah bahasa jawa. Sehingga hal ini dapat mempermudah pembaca untuk memahami apa maksud dari isi kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah ini. kitab Al-Mar‟ah Ash-Sholihah terdiri dari 64 halaman dan terbagi dalam 16 bab.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah, maka penulis memberikan sistematika penulisan dengan penjeasan secara garis besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan, yaitu sebagai berikut: BAB I :PENDAHULUAN, Bagian ini merupakan pendahuluan, yang mana didalamnya terdapat beberapa sub bab diantaranya, yaitu: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu, sistematika penulisan.

  BAB II : LANDASAN TEORI, Karya KH. Masruhan Al-Maghfuri terdiri dari: Biografi KH. Masruhan Al-Maghfuri, pengertian kitab Al-

  

Mar‟ah Ash-Shalihah, sistematika penulisan kitab Al-Mar‟ah Ash-

Shalihah , isi kitab Al- Mar‟ah Ash-Shalihah. Kajian pustaka yang berupa

  tinjauan umum tentang konsep pendidikan akhlak istri terhadap suamai dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah karya KH. Masruhan Al-

  Maghfuri, terdiri dari beberapa sub bab, diantaranya: telaah pustaka yang terdiri dari konsep pendidikan, akhlak, akhlak istri terhadap suami, dan kajian pustaka.

  BAB III :METODE PENELITIAN, Bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur penelitian, analisis data, dan tahap-tahap penelitian.

  BAB IV :TEMUAN PENELITAN DAN ANALISIS, Bab ini terdiri dari temuan penelitian dan analisis data dari kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah

  karya KH. Masruhan yang dikaitkan dengan konteks kekinian pada wanita karir. Serta kritik terhadap kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Shalihah.

  BAB V :PENUTUP, Merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana pada bab ini berisikan kesimpulan penulis dari seluruh pembahasan yang telah dikemukakan dalam skripsi dan saran dari peneliti.

BAB II LANDASAN TEORI A. Karya KH Masruhan Al-Maghfuri 1. Biografi KH. Masruhan Al-Maghfuri KH. Masruhan memiliki nama lengkap KH. Masruhan Ichsan

  dengan gelar Al-Hafidz, karena beliau adalah seorang penghafal Al- Qur‟an. Beliau lebih dikenal dengan nama KH. Masruhan Al- Maghfuri. KH. Masruhan lahir di desa Bandungrejo, kecamatan Mranggen, kabupaten Demak pada tahun 1925 M. dari pasangan Ichsan dan Pariah. Beliau bukan berasal dari keturunan darah biru atau kalangan bangsawan, kedua orang tua beliau adalah dari kalangan masyarakat biasa.

  Terlahir dari keluarga biasa membuat perjalanan hidup beliau diwarnai dengan perjuangan yang cukup keras untuk mencapai apa yang menjadi cita-cita dan harapan beliau. KH. Masruhan menuntut ilmu dan menghafal Al-

  Qur‟an di Pondok Pesantren Tremas yang didirikan oleh KH. Dimyati Abdullah. Setelah mendapatkan banyak ilmu dan selesai menghafalkan Al-

  Qur‟an, beliau pulang ke Mranggen, disana beliau mendirikan sebuah pondok pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Putra Putri Al-Maghfuri, pondok tersebut merupakan pondok pertama yang telah berdiri di daerah tersebut. Selain sebagai pendiri pondok, KH. Masruhan merupakan pengasuh pondok yang telah beliau dirikan. Pondok pesantren ini selain memberikan pendidikan informal, juga memandang pentingnya pendidikan formal bagi putra-putri dan para santri. Hal tersebut ditunjukkan dengan didirikannya SMP Al-Maghfuri yang didirikan atas prakarsa KH. Masruhan pula.

  Pada tahun 1949, beliau menikah dengan Nyai Hj. Masunah Masruhan binti KH. Muchdlor dan dikaruniai delapan putra, yaitu: KH. Agus Sholeh, M. Ag., Hj. Azizah Tahiyah, H. Abdullah Adib, Lc., M.Pdi., Hj. Faridah Nasiyah, Muhlisin, Abdul Hayyi, S.Pd., Malichatul Basyiroh, S.Pd., dan Istijabatul Aisyah, S.T., M.T.

  Dalam mendidik putra-putri dan santri-santri, beliau dikenal dengan sosok yang tegas dan protektif. Terutama dalam hal yang kurang bermanfaat bagi pendidikan, seperti menonton televise atau menggunakan teknologi lainnya yang dianggap lebih banyak sisi negatifnya. Selain mengasuh pesantren, beliau juga aktif dalam organisasi masyarakat, terutama dalam organisasi Nahdatul Ulama (NU) dan pada tahun 1970 beliau menjabat sebagai ketua NU se Jawa Tengah.

  Di tengah keseriusan mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Pesantren Al-Maghfuri dan organisasi NU, beliau juga menyusun kitab yang masih dipakai sampai saat ini yaitu kitab Al-

  

Mar‟ah Ash-Shalihah dan kitab Risalah Al-Mahid. Beliau memandang akan pentingnya pendidikan akhlak bagi generasi muslimah dan permasalahan bagi perempuan seperti udhur, haid,

  nifas, wiladah, dan lain-lain. Selain itu beliau juga memiliki jiwa

  seni yang tinggi, terutama dalam bidang seni rupa khususnya seni kaligrafi. Sebagai contoh semua peralatan untuk menguburkan orang mati beliau lukis dengan kaligrafi-kaligrafi yang indah. Mulai dari payung sampai kain penutup keranda, beliau lukis dengan kalam- kalam Illahi. Pada tanggal 24 Juni 1982 M/2 Ramadhan 1402 H, KH. Masruhan Ichsan berpulang ke sisi-Nya, karena penyakit rematik dan hipertensi (darah tinggi) yang sudah diderita selama lima tahun (Mahmudah, 2011: 34).

2. Pengertian Kitab Al-Mar‟ah Ash-Shalihah

  Kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Shalihah merupakan salah satu kitab

  yang menjelaskan tentang akhlak perempuan yang sahalihah. Kitab ini memberikan pemahaman tentang bagaimana mendidik akhlak perempuan yang sesuai dengan hukum agama Islam agar generasi muda terutama perempuan tidak terjerumus ke jalan yang salah (tidak sesuai dengan syariat Islam). Kitab ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi perempuan agar mereka mampu melaksanakan kewajiban setiap perempuan baik di dalam rumah tangga, masyarakat, maupun Negaranya. Selain memberikan pengertian tentang akhlak karimah yang harus dimiliki oleh seorang perempuan, kitab ini juga menjelaskan tentang larangan-larangan/ hal-hal yang harus di jauhi oleh perempuan shalihah.

3. Sistematika Penulisan Kitab Al-Mar‟ah Ash-Sholihah

  Kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah karya KH. Masruhan memiliki

  sistematika penulisan sebagai berikut: pertama-tama adalah halaman judul, yang diikuti nama pengarangnya, halaman berikutnya KH.

  Masruhan menuliskan hadis tentang wanita shalihah, dilanjutkan dengan gambar yang menjelaskan tentang berbagai gambaran akhlak yang dimiliki oleh setiap orang terutama perempuan.

  Halaman berikutnya yaitu pembukaan kitab atau yang sering disebut pengantar dari penyusun. Dengan menggunakan gaya bahasa yang halus dan sopan, penulisannya didahului dengan bacaan basmalah dan hamdalah kemudian diikuti dengan penjelasan tentang pentingnya pendidikan akhlak kepada anak perempuan, supaya dapat mengetahui apapun yang menjadi hak dan kewajiban sehingga tidak akan terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak baik, hal tersebut yang mendorong KH. Masruhan untuk menyusun kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah. Pembahasan berikutnya tentang materi yang

  berhubungan dengan akhlak perempuan shalihah yang di akhiri dengan daftar isi.

  KH. Masruan menyusun kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah

  dengan membagi menjadi 16 bab sesuai dengan pembahasan masalah yang ada, sehingga memudahkan bagi pembacanya untuk memahami isi kitab tersebut.

  Secara ringkas, sistematika penulisan kitab Al-

  Mar‟ah Ash- Sholihah dapat dibagi menjadi tiga bagian diantaranya, yaitu:

  a.

  Halaman judul.

  b.

  Pembukaan dan kata pengantar kitab.

  c.

  Isi atau kandungan kitab yang diakhiri dengan daftar isi.

4. Isi kitab Al-Mar‟ah Ash-Sholihah

  Kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah terdiri dari 16 bab atau pokok

  bahasan yang membahas tentang ilmu akhlak, bagaimana akhlak perempuan yang baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam.

  Adapun yang dibahas dalam kitab Al-

  Mar‟ah Ash-Sholihah adalah

  sebagai berikut: a.

  Akhlak terhadap suami Dalam Islam seorang istri mempunyai kewajiban yang harus di penuhi terhadap suaminya, yaitu:

  1) Dalam menghadapi suatu permasalah hendaknya dibicarakan antara suami dan istri.

  2) Ketika istri akan berpergian (keluar rumah), hendaknya meminta ijin terlebih dahulu kepada suami.

  3) Ketika suami berpergian, istri harus menjaga baik harta maupun jiwanya dari hal-hal yang beresiko.

  4) Jika ada tamu laki-laki dan bukan muhrimnya, istri tidak boleh menemui, kecuali ada wakil (muhrim) untuk menemui tamu tersebut.

  5) Ketika berbicara hendaknya menggunakan bahasa yang sopan dan lemah lembut, sehingga dapat menarik hati sang suami.

  6) Ketika bersama dengan suami jangan memberikan wajah yang cemberut, akan tetapi dengan wajah yang berseri dan penuh senyum.

  7) Ketika dipanggil oleh suami hendaknya segera memberikan jawaban yang lembut.

  8) Ketika suami memberikan sesuatu (hadiah), hendaknya menerima dengan menggunakan kedua tangan dan dengan ekspresi yang menarik (manja).

  9) Ketika suami membelikan barang apa saja, jangan sampai mencela pemberiannya terlebih dengan wajah yang tidak suka dan tidak menghargai pemberiannya.

  10) Semua rahasia antara suami istri atau dengan orang lain harus di simpan dengan rapat.

  11) Ketika suami hendak berpergian atau pulang dari berpergian, dibiasakan istri bersalaman sambil mencium tangannya, mengantar suami sampai ke depan pintu, selain itu ketika suami pulang dari sholat jum‟at hendaknya istri bersalaman.

  12) Jika suami ketiduran dan lupa belum mengerjakan sholat, istri hendaknya membangunkan dengan tutur kata yang halus. Begitu juga ketika suami lupa dengan janji-janjinya atau lupa dalam hal apa saja.

  13) Ketika makan diusahakan untuk bersama, agar ketika salah bisa satu lupa belum membaca do‟a

  َِمْيِحَرلاَ ِنَمْحَرلاَِللهاَ ِمْسِب

  saling mengingatkan. Ketika mengingatkannya ditengah- tengah menyantap makanan hendaknya ditambahi dengan .

  َُهَرِخَاَوَُوَلَوَاَِمْيِحَرلاَِنَمْحَرلاَِللهاَِمْسِب

  14) Ketika suami menyisakan makanannya, alangkah lebih baik jika istri yang menghabiskannya.

  15) Apabila ketika makan ada makanan yang berceceran, lebih baik di ambil kemudian dimakan siapa tau makanan tersebut yang membawa berkah.

  16) Pakaian seorang suami sesungguhnya bukanlah kewajiban seorang istri untuk mencucinya. Tetapi apabila tidak ada atau suami tidak punya waktu untuk mencuci sendiri karena kesibukannya maka lebih baik istrilah yang mencucikan pakaian suaminya.

  17) Jangan sampai seorang istri itu membantah pada suami, bila ada ketidak sanggupan tidak berkenan ataupun kesalahan pada perintah suami ingatkanlah dengan baik-baik musyawarah yang baik dan dengan di sertai tutur kata yang halus dan lembut.

  18) Bila suaminya kedatangan tamu dan si suami ada di rumah, maka istri cepat-cepatlah keluarkan apa-apa yang ada di rumah (jamuan/hidangan) untuk segera di suguhkan.

  19) Supaya bersih, rapi dan rajin mengatur dapur, kamar, badan juga pakaian (istri).

  20) Tidak usah untuk meminta dibelikan pakaian pada suami, tetapi lebih utama untuk menunggu di belikan oleh suami.

  21) Pangkat, dunia atau kelebihan dari suaminya jangan di ceritakan kepada orang lain.

  22) Jangan membanding-bandingkan suaminya dengan suami tetangga ataupun dengan orang lain (mengunggulkan orang lain, melebihkan orang lain di depan suami).

  23) Jangan sampai seorang istri memerintah suami, menyuruh pada suami yang suami tidak berkenan untuk melakukannya atau menyuruh yang tidak pantas untuk dikerjakan oleh laki- laki.

  24) Seorang istri tidak baik apabila bersikap terlalu royal (boros) juga tidak baik terlalu pelit (sedang-sedang saja).

  25) Jangan sampai menyembunyikan makanan, atau apapun yang itu adalah hak seorang suami.

  26) Apabila dalam berumah tangga, suami istri sedang cekcok

  (bertengkar) jangan sampai pertengkaran mereka di dengar oleh anak-anaknya.

  27) Seorang istri jangan terbiasa hutang, kecuali bila dalam keadaan dhorurot (terpaksa sekali) itupun atas seizin suaminya.

  28) Lebih utama seorang istri dalam melaksanakan sholat fardhu berjama‟ah (menjadi makmum suami) sebab sholat berjama‟ah itu menyimpan begitu banyak berkah dan pahala.