PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI ADAB MAKAN DAN MINUM DENGAN METODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI
MATERI ADAB MAKAN DAN MINUM DENGAN METODE
JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
1 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh
JAZULI
NIM : 11113092
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
2017

i

ii


PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI
MATERI ADAB MAKAN DAN MINUM DENGAN METODE
JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
1 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh
JAZULI
NIM : 11113092
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
2017

iii

iv


v

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali
tampak mustahil ; kita baru yakin kalau kita
telah berhasil melakukannya dengan baik.”
- Evelyn Underhill-

PERSEMBAHAN

Ayahanda Bp. Muslikin dan Ibunda Mujiyem
yang tidak henti-hentinya selalu mendo’akan , membimbing dan
mendukungku dalam setiap langkah hidupku.
Kakak dan Adikku yang selalu menyemangati dan mendukungku .
Keluargaku yang telah memotivasi dan menyemangati dalam
menyelesaikan skripsi, teman-teman seperjuangan PAI 2013, temanteman yang telah menemaniku dalam keadaan apapun.


vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan

rahmat,

hidayah

dan

taufiqNya,

sehingga

penulis


dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini
adalah “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI ADAB MAKAN
DAN MINUM DENGAN METODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN
2016/2017”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati,M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga dan selaku
Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan
waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan

pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan
hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Dr. Maslikhah, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dari awal hingga akhir sehingga penulis bisa mengikuti
kegiatan akademik dengan lancar.

viii

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
6. Bapak Indarto, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Banyubiru.
7. Bapak Drs.Edy Umar selaku guru PAI SMP N 1 Banyubiru serta segenap
dewan guru dan staff SMP N 1 Banyubiru yang telah banyak membantu.
8. Bapak dan Ibuku Muslikin dan Mujiyem yang telah memberi dukungan dan
motivasi tiada henti-hentinya.
9. Teman-temanku PAI yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu yang selalu
memberi komentar manis hingga penulisan ini selesai
10. Saudara, sahabat


semua

yang telah memberikan dukungan dalam

penyelesaikan skripsi ini.
11. Semua pihak

yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca
pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia
pendidikan.

Salatiga, 30 Agustus 2017

Penulis,

Jazuli
ix

111-13-060

ABSTRAK
Jazuli. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Adab Makan dan Minum
dengan Metode Jigsaw Learning Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banyubiru
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama
Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci : Prestasi belajar, Metode Jigsaw Learning.
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pada bab Adab Makan dan Minum, hal ini dikarenakan guru banyak
menggunakan metode ceramah. Sehingga guru perlu melakukan pembelajaran

aktif yang berpusat pada siswa dengan menggunakan metode jigsaw learning.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah dengan metode
jigsaw learning dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi Adab Makan dan
Minum pada siswa kelas VIII SMP N 1 Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017?.
Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang
dilakukan 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu; perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. PTK dilaksanakan di SMP Negeri 1 Banyubiru
KecaMatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara observasi dan tes.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode jigsaw
dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi adab makan
dan minum pada siswa kelas VIII SMP N 1 Banyubiru Kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil belajar siswa pada Siklus
I siswa yang tutas sebanyak 5 siswa atau 16,6% dan yang belum tuntas sebanyak
25 atau 83,3% dengan rata-rata 60,93. Pada siklus II siswa yang tutas sebanyak 25
siswa atau 83,3% dan yang belum tuntas sebanyak 5 atau 16,6% dengan rata-rata
89,16. Sedangkan pada Siklus III mengalami peningkatan dengan siswa yang
tuntas sebanyak 28 atau 93,33% dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau
6,67% dengan rata-rata 92,23. Dalam pencapaian ketuntasan klasikal siklus III

sebanyak 93,3% atau 28 siswa yang tuntas maka siklus dihentikan dan dan
dinyatakan berhasil.

x

DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................

i

LEMBAR BERLOGO ..................................................................................

ii

JUDUL ..........................................................................................................

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................


iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................

vii

KATA PENGANTAR………………………………………… ...................

viii

ABSTRAK………………………………………… .....................................


x

DAFTAR ISI………………………………………… ..................................

xi

DAFTAR TABEL………………………………………… ..........................

xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………… .....................

xv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… ..................

xvi

DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

1

B. Rumusan Masalah .......................................................................

5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................

5

D. Hipotesis Penelitian .....................................................................

5

xi

E. Manfaat Penelitian ......................................................................

6

F. Penegasan Istilah ........................................................................

6

G. Metode Penelitian ........................................................................

8

H. Sistematika Penulisan …………………………………………... 12
BAB II Kajian Pustaka
A. Prestasi Belajar ............................................................................

14

1. Pengertian Prestasi Belajar.................………………………… 14
2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ………… 16
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ...................................

18

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam…………………………

18

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam……………. 20
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam..…………………………….. 22
C. Adab Makan dan Minum .............................................................

24

D. Metode Jigsaw Learning………………………………………. .

28

1. Pengertian Metode Mengajar……………………….............… 28
2. Metode Jigsaw Learning……………………………………….. 31

BAB III Pelaksanaan Penelitian
A. Gambaran Umum Sekolah ……………. ..................................... ... 36
1. Sejarah SMP Negeri 1 Banyubiru ………………………... .... .. 38
2. Visi Misi SMP Negeri 1 Banyubiru……………………….. ... . 38
3. Sejarah Kepemimpinan SMP Negeri 1 Banyubiru……..……

38

4. Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Banyubiru ……………………. 39
5. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Banyubiru………………... 40
6. Daftar Guru SMP Negeri 1 Banyubiru........................ ……….. 41
7. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Banyubiru ……….. 43
8. Kegiatan Ekstrakurikuler ……………………………………… 44
B. Obyek Penelitian .........................................................................

45

C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................

47

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ………………………………

47

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ……………………………..

50

xii

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III……………………………..

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ..........................................

58

1. Siklus I…..……………………………………………………. 58
2. Siklus II …..........……………………………………………..

63

3. Siklus III .............…………………………………………….. 68
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... . 73

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................

78

B. Saran ............................................................................................

78

xiii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil SMP Negeri 1 Banyubiru …………………....……............. 36
Tabel 3.2 Sejarah Kepemimpinan SMP Negeri 1 Banyubiru….......………. .. 39
Tabel 3.3 Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Banyubiru ……………………. .. 39
Tabel 3.4 Daftar Guru SMP Negeri 1 Banyubiru..................….………....... ... 41
Tabel 3.5 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Banyubiru ….…...… 43
Tabel 3.6 Data Siswa ……………………………………………….……...…...45
Tabel 3.7 Hasil Observasi Guru Siklus I ……………………………….…….. 49
Tabel 3.8 Hasil Observasi Siswa Siklus I . ....................................................... 50
Tabel 3.9 Hasil Observasi Guru Siklus II ...………………………………….. 52
Tabel 3.10 Hasil Observasi Siswa Siklus II ...................................................... 53
Tabel 3.10 Hasil Observasi Guru Siklus III ...……………………………… . 56
Tabel 3.11 Hasil Observasi Siswa Siklus III...................................................... 56
Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Siklus I …………….........……………….…….…. 60
Tabel 4.2 Daftar Hasil Tes Siklus II…………….........……………….………. 65
Tabel 4.3 Daftar Hasil Tes Siklus III…………….........……………….………70
Tabel 4.4 Hasil Prestasi Belajar Per Siklus …..……………………….……… 73

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2

Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 4

Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III

Lampiran 6

Soal Evaluasi Siklus III

Lampiran 7

Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran 8

Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 9

Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 10 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 11 Laporan SKK
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

xv

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Ketuntasan Prestasi Belajar …………...........…………………… 61
Grafik 4.2 Nilai Prestasi Belajar Per Siklus….......………………………….. 68
Grafik 4.3 Peningkatan Hasil Observasi .................................................…… 70

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang kompleks yang mengatur seluruh
kehidupan manusia melalui firman-Nya dengan Al-Qur’an maupun Hadist.
Di dalamnya terdapat rambu-rambu bagi para hamba-Nya untuk menjalani
hidup sebagai bekal di dunia maupun di akhirat nanti. Karena itu agama
bisa dijadikan sebagai jalan untuk mengarungi kehidupan. Dengan
demikian agama Islam diturunkan kepada umat manusia agar mereka
selamat di dunia maupun di akhirat nanti.
Pendidikan merupakan satu istilah yang sering dilontarkan
berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap
kehidupan suatu masyarakat ke arah yang lebih baik. Pendidikan tidak
hanya memberikan pemahaman dan pengetahan saja kepada para peserta
didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan
kepribadian anak. Pendidikan dapat dilihat sebagai proses yang terus
berkembang dan serentak dengan perkembangan seorang individu anak
yang mempelajari apa saja yang ada di sekitar lingkungannya. Dengan
kemahiran yang diperolehnya anak akan mengaplikasikannya dalam

xvii

konteks yang bermacam-macam dalam kehidupan keseharianya disaat itu
maupun sebagai persiapan dalam kehidupanya di masa yang akan datang.
Manusia hanya akan menjadi manusia karena peendidikan.
Mendidik berarti memanusiakan. Untuk menjadi manusia beriman
diperlukan pendidikan. Ajaran-ajaran Allah SWT berupa petunjuk yang
harus dikerjakan dan larangan yang harus ditinggalkan, perlu disampaikan
dari generasi ke generasi melalui proses pendidikan. Setiap generasi
bahkan setiap individu akan selamat didunia dan akhirat, bila mana
dididik dengan mengikuti petunjuk petunjuk Allah SWT, meskipun
dalam kenyataannya banyak ditemui manusia yang menjadi ingkar.
(Hadari Nawawi, 1993:101-102 ) Allah berfirman di dalam surat Yunus
ayat 57 yang berbunyi :

  
  
 
  
 
 
Artinya : Hai manusia, telah sampai kepadamu sebuah kitab yang
berisi pelajaran yang kamu butuhkan untuk memperbaiki akhlak dan
amalmu yang berfungsi pula sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit
jiwa disamping petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun
demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.
xviii

Salah satu diantaranya mengatakan bahwa pendidikan adalah hasil
peradaban suatu bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup
bangsa yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya, suatu cita-cita atau
tujuan yang menjadi motif cara suatu bangsa berpikir dan berkelakuan,
,yang dilangsungkan turun temurun dari generasi ke generasi (Siti
Meichati, 1975:5).
Sedangkan Ki Hajar Dewantara (Wiji Suwarno, 2014:21)
menyatakan bahwa pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan
anak-anak. Artinya, pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada
pada diri anak-anak, agar mereka sebagai manusia sekaligus sebagai
anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.
Di dalam UU No.20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional
menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus
melalui pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses
belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring dengan
pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Eksistensi guru tetap penting
xix

karena peran guru tidak dapat digantikan oleh peran teknologi. Akan tetapi
seorang

guru

juga

membutuhkan

teknologi

sebagai

alat

untuk

mengembangkan sebuah pendidikan.
Di

lapangan

ternyata

masih

banyak

guru

yang

enggan

melaksanakan kegiatan pembelajaran belajar aktif (active learning).
Terlebih lagi peserta didik masih menyesuaikan diri akibat pergantian
kurikulum dari KTSP menuju Kurikulum 2013. Hal tersebut masih
mengakibatkan

peserta

didik

masih

belum

mampu

mengikuti

pembelajaran secara maksimal. Kondisi ini juga terjadi di SMP Negeri 1
Banyubiru, dimana guru-guru di sekolah tersebut yang sebelumnya
menggunakan metode ceramah sehingga menyebabkan siswa menjadi
pasif dan bosan diubah menjadi pembelajaran aktif yang belum dapat
diikuti peserta didik. Hal ini ditunjukkan dari indikator hasil belajar pada
ulangan harian yang diperoleh rata-rata nilai mata pelajaran PAI kelas VIII
masih dibawah KKM yaitu 75. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai
ulangan harian sebelum penelitian dengan rata-rata nilai 66,30 dengan
ketuntasan sebesar 46,6%. Sedangkan yang tidak tuntas sebesar 53,3%.
Dari permasalahan di atas dapat dilakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) sebagai alternatif dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Dari permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi
Adab Makan Dan Minum Dengan Metode Jigsaw Learning Pada

xx

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banyubiru Tahun Pelajaran
2016/2017”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Apakah dengan metode jigsaw learning dapat meningkatkan
prestasi belajar PAI materi adab makan dan minum pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Banyubiru Tahun Pelajaran 2016/2017 ?”
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas,maka
tujuan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah :
“Untuk mengetahui Apakah dengan penerapan metode jigsaw
learning dalam pembelajaran PAI pada materi adab makan dan minum
dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Banyubiru Tahun Pelajaran 2016/2017.”
D. Hipotesis

xxi

Penggunaan metode jigsaw learning dapat meningkatkan prestasi
belajarPAI materi adab makan dan minum pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Banyubiru Tahun Pelajaran 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam
proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran
PAI kemudian untuk melihat metode jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Secara Praktis
a. Siswa
1) Siswa

termotivasi

untuk

belajar

karena

proses

proses

pembelajarannya dilakukan bervariasi dan menantang.
2) Memperoleh pengalaman pembelajaran yang lebih baik dan
menarik sehingga memudahkan untuk pemahamannya sehingga
dapat menumbuhkan semangat belajar yang tinggi.
b. Guru
1) Akan menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan bagi
guru.
2) Dapat membantu permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan
belajar mengajar.
c. Sekolah

xxii

Dapat memberikan sumbangan pendidikan dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan.
F. Penegasan Istilah
1. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilaksanakan),
dikerjakan (Depdikbud, 1992:706). Belajar adalah sebuah proses
penambahan bagian demi bagian informasi yang telah mereka
ketahui dan kuasai sebelumnya (Abdul Majid, 2012:107).
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai atau diperoleh dari
aktivitas blajar yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Metode Jigsaw Learning
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu teknik
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam
satu kelompok yang bertanggung jawab atas pengguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya (M. Faturrohman, 2015:63).
Menurut Arend model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
merupakan model pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen
dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang

xxiii

harus dipelajari, dan menyampaikan materi tersebut kepada
anggota kelompok yang lain (Ameliasari, 2013:15).
3. Adab Makan dan Minum
Putra (2012) menyatakan “Adab makan dan minum
adalah sopan santun atau tata karma makan dan minum.” Adab
makan dan minum di sini yang dimaksud adalah tata cara (kaifiyal)
seseorang melakukan makan dan minum sesuai dengan ketentuan
syariat islam yaitu sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan sunnah
Rasulullah SAW. (Http://yuciapin.blogspot.com).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian
tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti
prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007:2). Penelitian ini terdiri
dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan,pengamatan dan refleksi.
2. Subyek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa kelas
VIII C SMP Negeri 1 Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang yang terdiri dari laki-laki 11 anak dan perempuan 19
anak berjumlah 30 siswa.
3. Langkah – Langkah Penelitian

xxiv

Langkah-langkah prosedur penelitian yang digunakan
peneliti adalah prosedur tindakan kelas Lewin Kemmis dan Mc.
Taggart yang terdiri dari beberapa siklus yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (Ismail, 2013:24). Untuk
lebih jelasnya rangkaian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara
rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
a. Perencanaan dalam tahap ini peneliti melakukan persiapan seperti
membuat RPP dan menyiapkan materi yang diperlukan saat tindakan
penelitian tersebut dilakukan.
b. Pelaksanaan tahap ini merupakan pelaksanaan atau penerapanrancangan
sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan secara wajartanpa dibuatbuat.

Dengan

mempersiapkan

semua

yang

dibutuhkan

untuk

mendukung proses pembelajaran tentang Pendidikan Agama Islam
xxv

materi Adab Makan dan Minum maka peneliti melakukan pembelajaran
dikelas berdasarkan metode jigsaw learning dan tindakan peneliti
dilakukan setelah satu siklus selesai berdasarkan hambatan yang ada.
c. Pengamatan merupakan tahap yang dilakukan pada waktu tindakan
sedang dilakukan. Pada tahap ini guru dan peneliti mengumpulkan data
atau informasi yang berkaitan dengan penguasaan konsep siswa tentang
Pendidikan Agama Islam materi Adab Makan dan Minum, dalam
peningkatan prestasi belajar serta perubahan tindakan yang mendukung
proses pembelajaran tersebut.
d. Refleksi merupakan tahap terakhir dari kegiatan guna mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Tahap ini dilakukan setelah
diperoleh informasi melalui proses pembelajaran tersebut. Kemudian
dari data yang ada dilakukan analisis tertentu. Hasil analisis
dibandingkan dengan acuan pembelajaran yang akan dicapai. Apabila
hasil yang dicapai belum maksimal, maka akan diadakan perubahan
baik dalam bentuk perangkat pembelajaran, tindakan, maupun proses
pembelajaran, melalui perencanaan yang lebih lanjut pada siklus
berikutnya secara berulang.
4. Instrumen Penelitian
a. Tes Tertulis
b. Lembar Observasi

xxvi

Dalam penelitian ini peneliti langsung mengamati keadaan,
gejala atau proses yang terjadi selama diterapkan metode
jigsaw learning dalam pembelajaran
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengupulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas adalah :

a. Tes Tertulis
Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk
mengetahui pemahaman siswa dalam mata pelajaran PAI
dan untuk mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam
materi Adab Makan dan Minum.
b. Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap guru selama
pembelajaran

berlangsung

untuk

mengetahui

tingkat

kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran PAI dengan
menggunakan metode jigsaw learning.
c. Dokumentasi
Instrumen peneliti yang dapat peneliti kumpulkan
dalam teknik dokumentasi adalah berupa foto kegiatan
dengan menggunakan metode jigsaw learning.
6. Analisis Data

xxvii

Dalam peneltian ini analsis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengn KKM yang
telah ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Oleh karena itu
setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika
perolehan nilai siswa ≥ 75. Sebaliknya jika siswa memiliki nilai ˂
75 maka tidak tuntas atau belum memenuhi KKM.
Untuk menentukan akhir perbaikan melalui silus-siklus
digunakan tolok ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun
Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yang dipilih sebesar 85%
(Trianto,2009:241).
Peneliti

menggunakan

perhitungan

presentase

untuk

menentukan Kriteria Ketuntaan Klasikal dengan rumus :

𝑃=

𝐹
𝑋 100
𝑁

Keterangan : F = Frekuensi
N= Jumlah siswa seluruhnya
P= Jumlah nilai dalam persen (Djamarah,2005:264)
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka
disusun dengan sistemtematika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, menggambarkan secara global tentang bab-bab yang
meliputi, Latar Belakang Masalah, Rumusan, Masalah, Tujuan

xxviii

Penelitian, Mafaat Penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi
Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II: Kajian Pustaka, memuat tentang: Prestasi Belajar, Pendidikan
Agama Islam, Materi Adab Makan dan Minum, Metode Jigsaw
Learning.
Bab III : Pelaksanaan Penelitian, meliputi: Gambaran umum sekolah,
fasilitas sarana prasarana, data guru dan staf, subyek penelitian,
deskripsi pelaksanaan per siklus.
Bab IV:Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi: Deskripsi Per siklus
dan Pembahasan.
Bab V:Penutup, meliputi: Kesimpulan dan Saran.

Daftar pustaka
Lampiran-lampiran

xxix

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena
adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau raport setiap bidang studi setelah mngalami proses belajar
mengajar (M.Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:118). Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai

(dari

yang

telah

dilakukan,

dikerjakan,

dan

sebagainya)(Hoetomo, 2005:390).
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tigkah laku yang baru secara
xxx

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Istilah belajar sering
dikaitkan juga dengan proses pembelajaran yang menekankan pada
pembahasan siswa dalam bentuk perubahan tingkah laku dengan
interaksi lingkungan. KamusBesarBahasaIndonesia (2007: 17)
mendefinisikan kata “pembelajaran” berasal dari kata “ajar” yang
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
atau diturut, sedangkan “pembelajaran” berarti proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Selain itu, Rombepajung (1988) juga berpendapat bahwa
pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau
pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman,
atau pengajaran.
Menurut Kimble dan Garmezy (dalam Pringgawidagda,
2002: 20), pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang
relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.
Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus
dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah
siswa atau disebut juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan
belajar.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan
proses kegiatan belajar mengajar.

xxxi

Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari,
menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah,
dan menyimpulkan suatu masalah. Pembelajaran membutuhkan
sebuah proses yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan
mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan
informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi
kognitif. Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara
praktis pada keaktifan siswa dalam merespons dan bereaksi
terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri siswa ataupun
lingkungannya (M.Tobroni, 2016:17).
Menurut Burhanuddin dan Wahyuni (2007:15-17), ciri-ciri
belajar adalah sebagai berikut :
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior).
b) Perubahan perilaku relatif permanen.
c) Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses

belajar

berlangsung,

perubahan

tersebut

bersifat

potensial.
d) Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pencapaian prestasi yang baik merupakan usaha yang tidak
mudah, karena prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa

xxxii

faktor. Dalam pendidikan formal, guru sebagai pendidik harus
dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar tersebut, karena dapat membantu siswa dalam pencapaian
prestasi belajar yang diharapkan.
Menurut Slameto (dalam M.Fathurrohman danSulistyorini,
2012:120) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :

a. Faktor Internal (berasal dari dalam diri siswa) terdiri dari :
1) Faktor Jasmaniah (fisiologis)
Faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi pada organorgan tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan manusia.
Siswa yang memiliki kelainan seperti cacat tubuh, kelainan fungsi
kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku dan kelainan
panca indra akan sulit menyerap informasi yang diberikan guru
didalam kelas.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
faktor yang berasal dari sifat bawaan siswa dari lahir maupun dari apa
yang telah diperoleh dari belajar. Adapun faktor yang tercakup dalam
faktor psikologis antara lain tingkat intelegensia, perhatian dalam
belajar, minat terhadap materi dan proses pembelajaran, jenis bakat
yang dimiliki, jenis motivasi yang dimiliki untuk belajar, faktor

xxxiii

kelelahan mental atau psikologis, tingkat kemampuan kognitif siswa,
afektif, psikomotorik dan kepribadian siswa.
b. Faktor Eksternal (berasal dari luar ) terdiri dari :
1) Faktor Keluarga
Keluarga mempunyai peranan penting terhadap keberhasilan anakanaknya dan merupakan tempat pertama kali anak merasakan
pendidikan.

2) Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa karena
itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar
yang lebih giat.
3) Faktor Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor
yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena
lingkungan masyarakat membentuk kepribadian anak dalam
pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan
dengan kebiasaan lingkungannya.
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan
salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa mulai dari

xxxiv

tingkat dasar sampai perguruan tinggi yang syarat dengan muatan
nilai.

Dalam

konteks

NKRI

yang

notabenya

mayoritas

masyarakatnya memeluk agama islam, seharusnya PAI mendasari
pendidikan-pendidikan lain, serta menjadi core/inti dan primadona
bagi masyarakat, orang tua, dan peserta didik. Mata pelajaran PAI
juga sebaiknya mendapat waktu yang proporsional bukan hanya di
madrasah atau sekolah-sekolah yang bernuansa islam, tetapi juga
di sekolah umum (Abdul Majid, 2012:2).
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertakwa,dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antarumat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa

(Kurikulum PAI).
Menurut Zakiah Drajat dalam (Abdul Majid, 2012:2)
menyatakan, Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar
generasi tua untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa daat memahami kandungan ajaran Islam secara

xxxv

menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Dalam buku belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Abdul Majid mengatakan bahwa ajaran pokok Islam meliputi
hal-hal berikut : a.) Masalah Akidah ( keimanan) bersifat iktikad
batin, mengajarkan ke-Esaan Allah, Esa sebagai Tuhan yang
mencipta, mengatur, dan meniadakan alam ini. b.) Masalah Syariah
berhubungan dengan amal lahir dalam rangka menaati semua
perturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antar
manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan
kehidupan manusia. c.) Masalah Akhlak adalah suatu amalan yang
bersifat pelengkap atau penyempurna bagi kedua amal diatas dan
yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia. Tiga
inti ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk Rukun
Iman, Rukun Islam, dan Akhlak.
Mata

pelajaran

Pendidikan

Agama

Islam

secara

keseluruhannya terliput dalam ruang lingkup Al-Quran dan AlHadis, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah,dan sejarah sekaligus
menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
hubungan manusia dengan Allah Swt, diri sendiri, sesama manusia,
mahluk lainnya maupun lingkungannya.
2. Dasar- Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

xxxvi

Pendidikan Agama Islam di sekolah pasti memiliki dasar
yang kuat agar pendidikan tersebut mampu memenuhi tujuan yang
diharapkan. Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamlan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, seta untuk
dapat melanjutkan pada jenjng yang lebih tinggi (Kurikulum
PAI:2002).
Adapun untuk mewujudkan tujuan tersebut pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam mempunyai dasar yang kuat. Menurut
Zuhairini dkk dalam (Abdul Majid:2012) dasar terebut dapat
ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut.
a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan
agama yang berasal dari perundang-undangan yang secara
tidak

langsung

dapat

menjadi

pegangan

dalam

melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal.
Dasar yuridis tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :
a) Dasar ideal, yaitu falsafah negara Pancasila, sila pertama :
Ketuhanan Yang Maha Esa.

xxxvii

b) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam
Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi:1) Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara
menjamin

kemerdekaan

tiap-tiap

penduduk

untuk

memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agama dan kepercayaan itu.
c) Dasar opersional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No
IV/MPR/1973 yang kemudian dikukuhkan dalam Tap
MPR

No.IV/MPR1978

jo.

Ketetapan

MPR

Np.

II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No.II/MPR 1993
tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada
pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan
agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum
sekolah-sekolah formal,mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi.
b. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam.
Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah dari Tuhan dan
merupakan perwujudkan ibadah kepada-Nya.
c. Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupya,
manusia baik sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat

xxxviii

dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tentram
sehingga memerlukan pegangan hidup.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid (2012:15) Pendidikan Agama Islam untuk
sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut.
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peerta didik
kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam keluarga. Pada dasarnya
dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan
dilakukan oeh setiap orang tua dalam keluarga. sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Penegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

xxxix

f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiki bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi
orang lain.

C. Materi Adab Makan dan Minum
Seiring dengan perkembangan zaman dan cara berpikir manusia,
adab makan dan minum di pandangan manusia adalah hal biasa dan
sebagian besar dari mereka memandang sepele terhadap masalah ini.
Sebagian besar manusia tidak menyadari bahwa adab makan dan minum
akan berdampak pada kesehatan manusia. Akan tetapi mereka tidak
membiasakannya walaupun sudah mengetahui dampak bagi kesehatan
apabila makan dan minum tidak menggunakan adab yang baik dan benar.
Tidak hanya dalam ilmu etika, dalam islam juga menjelaskan
bagaimana tata cara makan dan minum yang baik serta sesuai dengan
syariat islam. Makan dan minum adalah hal yang setiap orang lakukan
setiap hari, sehingga kebanyakan orang menyepelekan hal ini. Akan tetapi
tidak dalam agama islam, walaupun makan dan minum merupakan hal

xl

kecil dan merupakan hal yang sangat sepele, akan tetapi islam tetap
mengaturnya.
Menurut Yusuf Qardhawi (2007:31) mengatakan halal adalah
sesuatu yang dengannya terurailah buhul yang membahayakan dan Allah
membolehkan untuk dikerjakan. Sedangkan haram adalah sesuatu yang
Allah melarang untuk dilakukan dengan larangan yang tegas, setiap orang
menentangnya akan berhadapan dngan siksaan Allah di akhirat. Bahkan
terkadang ia juga terancam saksi syariah di dunia ini.
Dengan melakukan makan dan minum sesuai dengan adab atau tata
cara yang di atur dalam islam, maka itu juga mencerminkan seseorang
memiliki akhlaq yang baik / berakhlaqulkarimah. Adab-adab makan terdiri
dari tiga bagian penting, yaitu : adab sebelum makan, adab saat makan,
dan adab sesudah makan.
Putra (2011) membagi adab makan dan minum menjadi 3 bagian
dan penjelasannya sebagai berikut :
1. Adab sebelum makan
a) Hendaknya berusaha (memilih untuk) mendapatkan makanan dan
minuman yang halal dan baik serta tidak mengandung unsurunsur yang haram.
b) Meniatkan tujuan dalam makan dan minum untuk menguatkan
badan, agar dapat melakukan ibadah, sehingga dengan makan
minumnya tersebut ia akan diberikan ganjaran oleh Allah.

xli

c) Mencuci kedua tangannya sebelum makan, jika dalam keadaan
kotor atau ketika belum yakin dengan kebersihan keduanya.
d) Meletakkan hidangan makanan pada sufrah (alas yang biasa
dipakai untuk meletakkan makanan) yang digelar di atas lantai,
tidak diletakkan di atas meja makan, karena hal tersebut lebih
mendekatkan pada sikap tawadhu’. Hal ini sebagaimana hadits
dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak pernah makan di atas meja makan dan
tidak pula di atas sukurrujah” [HR. Al-Bukhari no. 5415]
e) Hendaknya duduk dengan tawadhu’, yaitu duduk di atas kedua
lututnya atau duduk di atas punggung kedua kaki atau berposisi
dengan kaki kanan ditegakkan dan duduk di atas kaki kiri.
f) Hendaknya merasa ridha dengan makanan apa saja yang telah
terhidangkan

dan

tidak

mencela-nya.

Apabila

berselera

menyantapnya, jika tidak suka meninggalkannya.
g) Hendaknya makan bersama-sama dengan orang lain, baik tamu,
keluarga, kerabat, anak-anak atau pembantu.
h) Berdoa sebelum makan.

‫اب النَّ ِار‬
َ ‫ َوقِنَا‬،‫الَّل ُه َّم بَ ِار ْك لَنَا فِي َما َر َز ْقتَنَا‬
َ َ‫عذ‬
Artinya : “ Ya Allah berilah barakah pada kami dan
jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Dengan menyebut asma
Allah, pada awal aku makan dan akhir aku makan” (Moh.
Fachrurrozy,2005:111).
2. Adab ketika makan (Http://yuciapin.blogspot.com)
a) Memulai makan dengan mengucapkan, ‘Bismillaah.’
xlii

b) Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan.
c) Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya
dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya.
d) Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan
tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin.
e) Hendaknya memulai makan dan minum dalam suatu jamuan
makan dengan mendahulukan (mempersilahkan mengambil
makanan terlebih dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya
atau yang lebih memiliki derajat keutamaan. Hal tersebut
merupakan bagian dari adab yang terpuji. Apabila tidak
menerapkan adab tersebut, maka berarti mencerminkan sifat
serakah yang tercela.
f) Hendaknya tidak memandang kepada temannya ketika makan,
dan tidak terkesan mengawasinya karena itu akan membuatnya
merasa malu dan canggung. Namun sebaiknya menundukkan
pandangan dari orang-orang yang sedang makan di sekitarnya dan
tidak melihat ke arah mereka karena hal itu menyinggung
perasaannya atau mengganggunya.
g) Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan
manusia dianggap menjijikkan, tidak pula membersihkan
tangannya dalam piring, dan tidak pula menundukkan kepalanya
hingga dekat dengan piring ketika sedang makan, mengunyah
makanannya agar tidak jatuh dari mulutnya, juga tidak boleh

xliii

berbicara dengan ungkapan-ungkapan yang kotor dan menjijikkan
karena hal itu dapat mengganggu teman (ketika sedang makan).
3. Adab sesudah makan
a) Menghentikan makan dan minum sebelum sampai kenyang, hal
ini semata-mata meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, menghindarkan diri dari kekenyangan yang menyebabkan
sakit perut yang akut dan kerakusan dalam hal makan yang dapat
menghilangkan kecerdasan.
b) Hendaknya menjilati tangannya kemudian mengusapnya atau
mencuci tangannya. Dan mencuci tangan itu lebih utama dan
lebih baik.
c) Memungut makanan yang jatuh ketika saat makan, sebagai bagian
dari kesungguhannya dalam menerapkan adab makan dan hal itu
termasuk cerminan rasa syukurnya atas limpahan nikmat yang
ada.
d) Berdoa setelah makan.
Doa setelah makan :

َ‫س ِل ِميْن‬
ْ ‫سقَانَا َو َج َعلَنَا ِمنَ ْال ُم‬
َ ‫ا َ ْلحَمْ دُ ِهللِ الَّ ِذيْنَ ا َ ْط َع َمنَا َو‬
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang memberi kami
makan dan minum dan telah menjadikan kita sebagai orang
islam” (Moh. Fachrurrozy,2015:111).
e) Membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela giginya,
dan berkumur untuk membersihkan mulutnya.
D. Metode Jigsaw Learning
xliv

1. Pengertian Metode Megajar
Metode merupakan cara untuk mencapai sesuatu. Untuk
melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode
tertentu. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang
harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar tercipta iklim
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibnu
Khaldun dalam Abdul Majid (2012:133) yang mengatakan metode
pengajaran sepantasnya melalui tiga langkah berikut ini, yaitu :
a. Murid belajar dengan memulai dari pengetahuan-pengetahuan
umum yang sederhana dengan topik yang dipelajarinya, serta
memperhatikan apakah pengetahuan tersebut sesuai dengan taraf
pemikiran murid, seingga tidak berada diluar kemampuan
persepsinya. Ibnu Khaldun menganggap langkah ini sebagai
persiapan untuk memasuki langkah atau tahapan kedua.
b. Guru kembali menyajikan kepada murid pengetahuan yang sama,
tetapi tarafnya lebih tinggi dari taraf yang disajikannya pada
langkah pertama. Pendidik mengambil point-point yag beraneka
ragam dalam pembelajaran itu dengan penjelasan dan keterangan
tidak secara global. Dengan demikian, anak didik akan sampai
pada taraf persepsi yang lebih tinggi.

xlv

c. Pendidik kembali untuk ketiga kalinya mengajarkan topik yang
sama secara terperici, mencakup dan mendalam pada segala segi,
dan lebih terperinci dalam pembahasan.
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru
dalam membelajarkan peserta didik agar terjadi interaksi dan
proses

belajar

yang

efektif

dalam

pembelajaran.

Dengan

mencermati dan mendalami serta mempertimbangkan teori-teori di
atas, penulis memilih metode jigsaw dalam penelitian tindakan
kelas ini.
Roger dan Johnson dalam M. Thobroni (2016: 236)
mengungkapkan terdapat lima unsur dalam Cooperative Learning
agar pembelajaran dapat maksimal, yaitu :
a. Saling Ketergantungan Positif
Dalam

pembelajaran

kooperatif,

guru

perlu

menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa mersa
saling membutuhkan. Nurhadi (2004:61) mengatakan rasa
saling membutuhkan tersebut dapat dicapai melalui rasa
saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, saling
ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan
hadiah atau penghargaan.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Dalam kelompok belajar, setiap siswa memiliki
tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dikelompoknya

xlvi

secara baik. Meskipun dalam penilaian ditujukan untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap pembelajaran
secara individu, baik buruknya skor atau nilai yang
didapatkan oleh kelompok bergantung pada seberapa baik
skor atau nilai yang dikumpulkan oleh masing-masing
anggota kelompok.
c. Tatap Muka
Interaksi antar anggota kelompok sangat enting
karena siswa membutuhkan bertatap muka dan berdiskusi.
Dengan adanya tatap muka ini, antar anggota kelompok
akan membentuk hubungan yang menguntungkan untuk
semua anggota.
d. Komunikasi Antar Anggota
Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru
perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi yang efektif
seperti bagaimana cara menyanggah pendapat orang lain
tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih
efektif.
2. Metode Jigsaw Learning

xlvii

a. Pengertian Metode Jigsaw Learning
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan
kawan-kawanya dari Universitas Texas dan kemudian
diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya menurut
Nurhadi

(dalam

M.Thobroni

2016:243).

Pembagian

anggota tim terdiri dari 4-6 siswa dan bersifat heterogen.
Bahan ajar yang diberikan dalam bentuk teks dan setiap
anggota tim bertanggung jawab untuk mempelajari
bagiannya masing-masing. Kemudian, para anggota dari
berbagai tim yang berbeda bertanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian yang sama. Lalu, mereka
berkumpuk membentuk “kelompok pakar” (expert group)
yang bertugas mengkaji bahan tersebut. Selanjutnya, siswa
yang berada di kelompok semula (home teams) untuk
mengajarkan anggota lainnya mengenai bahan yang telah
dibahas

dalam

kelompok

pakar.

Setelah

diadakan

pertemuan dan diskusi dalam home teams, siswa dievaluasi
secara individu mengenai bahan yang telah dipelajari.
Lie, A dalam Ameliasari (2013:

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 TALANGPADANG

0 6 110

145 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 RA’AS

0 0 24

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI ASPEK KOGNITIF MELALUI METODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SMP ISLAM SUDIRMAN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 20152016

0 0 176

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI AKHLAK TERCELA DENGANMETODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS VIII C SEMESTER I SMP NEGERI 04 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 2 112

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PAI MATERI SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN MASA ABBASIYAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP IT AL-MA’RUF CANDISARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untu

0 2 125

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PAI MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII F SMP N 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 105

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI TAHARAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 126

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI IMAN KEPADA ALLAH DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS VII

0 0 125

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MENGHINDARI PERILAKU TERCELA DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII A SMP ISLAM SUNAN GIRI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018

0 3 128

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI ADAB MAKAN DAN MINUM DENGAN METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 7 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 0 166