DRAMATISASI PERILAKU MENYIMPANG : STUDI KASUS MODUS PERSELINGKUHAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO.

(1)

DRAMATISASI PERILAKU MENYIMPANG

Studi Kasus Modus Perselingkuhan di Desa Sumberejo, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memeproleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) dalam Bidang

Sosiologi

Disusun Oleh :

NIZZATUL AUDHAT

NIM :B05213017

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Nizzatul Audhat, 2017,Dramatisasi Perilaku Menyimpang (Studi Kasus Modus Perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo ,Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Perilaku Menyimpang, Modus Perselingkuhan

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini hanyalah satu yakni bagaimana modus perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Namun dari satu rumusan masalah tersebut terdapat sebuah sub pembahasan didalamnya, antara lain pembahasan mengenai faktor perilaku menyimpang yakni perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo . Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena yang terjadi pada modus perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo adalah teori dramaturgi. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa; Perselingkuhan adalah penghianatan yang terjadi ketika suami atau istri memiliki hubungan spesial dengan wanita atau pria lain di belakang suami atau istri mereka tanpa di ketahui oleh keluarga masing-masing. Perselingkuhan terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi. Setiap individu yang melakukan perselingkuhan pasti memiliki tanda atau ciri-ciri. Modusnya antara lain : Saling berkomunikasi lewat HP atau alat komunikasi yang lain, Bertemu setiap hari di tempat kerja, Bertemu dengan cara janjian di suatu tempat, Sering jalan berdua dengan alasan pekerjaan, Ijin pekerjaan untuk pulang kerumah padahal menemui selingkuahnya, Bertemu dengan alasan mengantar anak sekolah, dan Keluar rumah dengan alasan berpariwisata dengan teman kerja.


(7)

i

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Persetujuan Pembimbing ii

Pengesahan Tim Penguji iii

Motto iv

Persembahan v

Pernyataan Pertanggungjawaban Penulisan Skripsi vi

Abstrak vii

Kata Pengantar viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

Tabel 4.1 56

Tabel 4.2 57

Tabel 4.3 57

Tabel 4.4 58

Tabel 4.5 59

Tabel 4.6 60

Tabel 4.7 61

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 11

C. Tujuan Penulisan 11

D. Manfaat Penelitian 12

E. Definisi konseptual 12

F. Sistematika Pembahasan 17


(8)

ii

A. Penelitian Terdahulu 19

B. Dramatisasi Perilaku Menyimpang 22

C. Kerangka Teori 39

BAB III : METODE PENELITIAN 43

A. Jenis Penelitian 44

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

C. Tahap-Tahap Penelitian 47

D. Teknik Pengumpulan Data 49

E. Teknik Analisis Data 51

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 52

BAB IV : DRAMATISASI PERILAKU MENYIMPANG DALAM PRESPEKTIF

ERVING GOFFMEN 53

A. Deskripsi Umum Subyek Penelitian 53

B. Deskripsi Hasil Penelitian 63

C. Analisis Data 82

BAB V : PENUTUP 97

A. Kesimpulan 97

B. Saran 99

DAFTAR PUSTAKA 100


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari segi etimologi, kata desa berasal dari bahasa sansekerta dari kata Deshi yang artinnya “Tanah Kelahiran” atau “Tanah Tumpah Darah”.

Sedangkan menurut beberapa tokoh pengertian desa adalah :

- Bintaro : desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi social, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain. - Kansil : desa adalah suatu wilayah yang di tempati oleh sejumlah

penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawa camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

- Boeke : desa adalah sifat ketentraman, desa itu bukan tempat untuk bekerja, tetapi tempat ketentraman. 1

1


(10)

Dipedesaan sangatlah kental dengan gotong royongnya. Pedesaan yang belum mengenal hingar bingar kemajuan teknologi sangatlah bergantung pada alam. Seperti beberapa suku di pedalaman Papua. Mereka sangat bergantung pada alam. Tetap jika desa tersebut sudah mengenal teknologi maka karakteristik desa yang bergatung pada alam akan hilang. Karena mereka sudah menggunakan gaya hidup dan kebiasaan yang di adopsi dari kota.

Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupten Sidoarjo yang terletak pada Sebelah Utara Wonokasian, Sebelah Selatan Pilang, Sebelah Barat Ketimang, dan Sebelah Timur Suko. Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu. Jumlah Dusun di Desa Sumberejo adalah 2 dusun yaitu, Dsn. Sumberejo dan Dsn. Urang Agung. Jumlah penduduk Desa Sumberejo 3.827 jiwa. Di antaranya adalah Laki – laki adalah 1.888 jiwa dan Perempuan 1.939 jiwa. Dan jumlah kepala keluarga adalah 1.020 KK. Faktor fisik yang diperlukan dalam merencanakan suatu kawasan adalah topografi, geologi, hidrografi dan kendala-kendala fisik. Kepala desa dari desa Sumberejo bernama M.Marjono beliau menjabar menjadi kepala desa selama dua periode. Desa Sumberejo terdiri dari RT 01 sampai RT 18.

Desa Sumberejo adalah desa yang sudah condong dengan cara hidup perkotaan. Dari semua yang dilakukan atau semua yang dipergunakan. Seperti cara berpenapilan cara mereka menghabiskan waktu luang. Karena akses mereka untuk ke jalan besar dan ke kota sangatlah dekat dan sangat mudah. Minimarketpun sangat dekat dengan desa Sumberejo.


(11)

3

Desa sangatlah rentan dengan perubahan, mereka yang mayoritas bependidikan rendah sangatlah muda dipengaruhi. Dan banyak masyarakat desa yang ingin bekerja di kota untuk membantu perekonomian keluarga. Mereka tidak sadar bahwa di kota sangatlah susah untuk mencari pekerjaan. Setelah mereka kembali ke desa mereka memberi perubahan. Seperti memberi gaya hidup atau kebiasan baru dan fashion baru.

Di suatu desa pasti terdiri dari beberapa kepala rumah tangga yang di kepalai seorang laki-laki. Laki-laki dan perempuan diperbolehkan tinggal dalam satu atap ketika mereka sudah menikah atau sudah sah menikah secara hukun dan agama.

Pernikahan adalah merupakan titik awal dari proses pembentukan keluarga. Kehidupan bersama yang dibentuk tidak berdasarkan perkawinan sesuai ketentuan agama atau hukum Negara, tidak termasuk kategori keluarga. Karena itu perkawinan adalah landasan penting dalam membentuk suatu keluarga, meskipun batasan pengertian keluarga tidak hanya terbatas pada perkawinan.

Keluarga secara sederhana adalahh suatu unit kesatuan hidup bagi seorang pria dengan seorang Wanita sebagai pasangan (partnership) yang hidup bersama dan diikat oleh suatu perkawinan.


(12)

Dalam strata kehidupan masyarakat, keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan sosial, minimal terdiri dari suami istri yang sudah menikah secara resmi enurut syari‟at agama atau hukum Negara. 2

Hanya melalui keluarga masyarakat itu dapat memperoleh dukungan yang diperlukan dari pribadi-pribadi. Sebaliknya keluarga hanya dapat terus bertahan jika didukung oleh masyarakat yang lebih luas. Jika masyarakat itu sebagai suatu sistem kelompok sosial yang lebih besar mendukung keluarga, sebagai sub sistem sosial yang lebih kecil atau sebagai syarat agar keluarga itu dapat bertahan maka kedua macam sistem ini haruslah saling berhubungan dalam banyak hal yang penting. Kedua hal tersebut, yaitu mengenai hubungan antar anggota keluargaa dan hubungan antar keluargaa dengan masyarakat. 3

Keluarga dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu, keluarga batih (nuclier family) yang terdiri dari suami-isteri beserta anak-anak yang dilahirkannya dan keluarga besar (extended family) yang terdiri dari keluarga batih ditambah dengan hubungan keluarga karena pertalian darah, keturunan dan kekeluargaan baik bersifat vertikal maupun horizontal. Bahkan ada yang memberi pengertian lebih luas seperti kumpulan masyarakat dari satu daerah atau suku yang tinggal di luar daerah asalnya seperti keluarga Minang di Jakarta atau keluarga Bugis di Riau dan sebagainya. 4

2

Andarus Darahim, Membina Keharmonisan & Ketahanan Keluarga, (Mataram :Institusi Pembelajaran Gelar Hidup (IPGH), 2015), 53.

3

William J.Goode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995 ), 04.

4

Andarus Darahim, Membina Keharmonisan & Ketahanan Keluarga, (Mataram :Institusi Pembelajaran Gelar Hidup (IPGH), 2015), 55.


(13)

5

Dalam satu keluarga pasti mendambakan sebuah rumah untuk tempat tinggal. Tempat tinggal untuk mereka berbagi kebahagian, rasa sayang, kesedihan dan lain-lain. Rumah semakin memperkuat keutuhan rumah tangga jika memang di dalamnya di penuhi dengan kasih sayang. Ada pendapat bahwa rumahku adalah surgaku.

Rumah adalah simbol dari eksistensi manusia, lebih tepatnya eksistensi dari fitrah manusia yang hidup berpasang-pasangan atau berkeluarga. Rumah memiliki fungsi yang jelas, yakni sebagai tempat tinggal, tempat berteduh dari panas dan hujan, tempat untuk pulang, serta menjadi pelindung wilayah privasi manusia. 5 Bagi seorang suami rumah berarti tempat pulang atau tempat kembali darii kesibukan kerjanya. bagi seorang anak, rumah adalah tempat dirinya melewati masa pertumbuhan dan perkembangan, melalui fase-fase hidup mulai dari bayi, balita, anak-anak, hingga dewasa. Sementara bagi seorang istri atau ibu, adalahh tempat dirinya bekerja dan menjalankan kewajibannya, yang di dalamnya kesenangan anggota keluarga, suami dan anak-anak, bergantung pada perannya. 6

Lain lagi jika fungsi sebagai neraka bagi anggota keluarga. Tidak adanya keharmoisan dan kasih sayang di dalam rumah. Peran-Peran yang ada di dalam rumah tidak lagi berfungsi sewajarnya. Banyak faktor yang menyebabkan rumah tidak lagi seperti surga. Seperti faktor terlalu sibuknya anggota keluarga dengan kesibukan masing-masing membuat tidak adanya

5

Ummu Salamah, Jadikan Rumahmu Seperti Surga, ( Yogyakarta : Diva Press, 2015 ), 05.

6


(14)

rasa peduli satu dengan yang lain, seringnya orang tua bertengkar dan adanya faktor salahh satu suami atau istri memiliki hubungan gelap dengan orang lain yang dapat dikatakan sebagai perselingkuhan. Maka disini membahas tentang ketidak harmonisan keluarga di karnakan perselingkuhan.

Jika membahas tentang rumah maka tidak dapat dilepaskan dari seorang istri yang dapat membuat rumah menjadi surga bagi keluarganya. Setiap wanita wajib menjadi istri yang baik bagi suaminya. Begitu pun seorang laki-laki wajib menjadi suami yang baik bagi istrinya. Dewasa ini, pembicaraan tentang seperti apa ciri-ciri istri yang baik merupakan tema pembicaraan yang menarik perhatian banyak kalangan.

Ada beberapa faktor yang melatar belakangi ketertarikan itu.

- Pertama, banyaknya fenomena kehidupan keluarga yang hancur berantakan.

- Kedua, tingginya keinginan untuk menjadi pasangan suami isrti yang baik. - Ketiga, maraknya tren perselingkuhan yang ditandai dengan istilah pria idaman lain atau wanita idaman lain yang keduanya disingkat menjadi PIL dan WIL.

Fenomena ini secara tidak langsung memicu masing-masing pasangan untuk bersikap lebih baik lagi kepada pasangannya. Seorang istri yang khawatir suaminya memiliki WIL tentu akan berusaha mengoreksi diri dan berupaya memperbaiki kesalahannya selama ini. Hal serupa seharusnya juga terjadi pada


(15)

7

suami agar upaya saling memperbaiki diri dapat menjadi tugas bersama dalam keluarga.

Secara teori untuk memiliki sikap pengertian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh setiap orang dan terutama oleh seorang isrti.

- Pertama, menyadari bahwa setiap orang memiliki keterbatasan. Demikian halnya pada diri suami. Sehebat apapun suami, pasti dia tetap sosok manusia yang penuh dengan kekurangan dan ketidak sempurnaan.

- Kedua, menyadari kekuragan yang ada dalam diri sendiri. Kalau sebelumnya kita harus menyadari bahwa orang lain pasti memiliki kekurangan di balik kelebihan yang dimiliknya, maka berikutnya adalah menyadari bahwa diri sendiri juga penuh dengan berbagai kekurangan.

Sebagai seorang istri atau sebagai pendamping, harus berusaha untuk menciptakan kedamaian bagi suami. Kedamaian dalam sebuah rumah tangga bukan ditentukan oleh tidak adanya konflik sama sekali. Sebaliknya, kedamaian dalam keluarga ditumbuhkan oleh kemampuan menyelesaikan konflik yang terjadi. Suami dituntut untuk objektif dan adil dalam memandang dan menyelesaikan sebuah persoalan. 7

Kurangnya kedamaian yang terjadi di keluarga membuat istri atau suami mencari kedamaian di tempat lain. Dan itu menimbulkan perilaku menyimpang yang disebut perselingkuhan.

7


(16)

Perselingkuhan adalah penghianatan yang terjadi ketika suami atau istri memiliki hubungan spesial dengan wanita atau pria lain di belakang suami atau istri mereka tanpa di ketahui oleh keluarga masing-masing. Perselingkuhan terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi. Setiap individu yang melakukan perselingkuhan pasti memiliki tanda atau ciri-ciri. 8

Berikut ini adalah daftar ciri-ciri umum yang biasanya ada dalam diri pasangan yang berselingkuh.

- Perubahan perasaan terhadap anda dan atau keluarga dan atau perkawinan seperti cenderung mrnghindari anda atau meningkatkan pertengkaran, kemarahan dan kritik.

- Sangat sering bekerja lembur seperti sering lembur sendirian, tidak setupun rekan di dalam timnya yang juga lembur atau sering lembur tapi tidak ada peningkatan pendapatan.

- Menggunakan internet secara berlebihan seperti laptop pribadinya tidak boleh di lihat atau selalu menghapus riwayat atau history dari situs-situs yang di akses.

- Perubahan pola pemakaian telepoon dan seluler seperti sering tidak bisa di hubungi lewat telepon seluler, baik di kantor maupun via seluler atau sering sekali orang-orang mengaku salah nomer

8

Julia Hartly Moore, Selingkuh dan Fakta-Fakta Tersembunyi di Baliknya, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,2005) , 27.


(17)

9

- Angka kilometer di odometer mobil bertambah cukup tinggi dibandingkan kalau ia hanya rutin pergi pulang kantor seperti anggaran bensin membengkak (bukan karena kenaikan BBM) atau menemukan karcis parkir yang tidak berkaitan dengan pekerjaan pasangan.

- Lebih sering berkumpul dengan teman-teman baru seperti sering berkumpul dengan teman-teman yang tidak pernah di ketahui pasangan atau adanya nomer-nomer telepon yang tidak di kenal.

- Bau parfum yang berbeda dari biasanya atau adanya bau alkohol

- Menyembunyikan tagihan kartu kredit seperti pemakain kartu kredit yang membengkak atau menyembunyikan bukti atau slip pembelian barang-barang yang tak pernah ada di rumah.

- Perubahan perilaku seksual seperti kehilangan selera atau hasrat seksual atau tidak mau di cium atau di peluk ketika pulang kerumah.

- Tidak memakain cincin kawin

- Perubahan penampilan secara mendasar seperti menjadi lebih rapi dalam berpakaian atau mulai memperhatikan bentuk tubuh.

- Perubahan pola pengaturan rumah tangga seperti perubahan gaya hidup atau sering lebih kritis terhadap sesuatu di rumah.

- Perubahan pengelolaan keuangan seperti peengeluaran semakin membesar atau tagihan hutang membengkak.


(18)

- Perubahan sikap seperti sering membicarakan orang lain yang tidak di kenal atau sering mengurangi waktu dengan keluarga. 9

Perselingkuhan juga memiliki jenis-jenis perselingkuhan yang umum terjadii adalah :

1. Selingkuh seksualitas

2. Selingkuh perasaan/emosional

3. Selingkuh online / penyelewengan di internet baik melalui email maupun chatroom

4. Keterlibatan dalam pornografi 5. Telpon seks 10

Perselingkuhan adalah perbuatan negatif yang merugikan keluarga masing-masing. Perselingkuhan juga memberi dampak negatif bagi anak-anak mereka. Jika salah satu suami atau isttri berselingkuh maka keadaan rumah tangga mereka dipastikan tidak sehat. Jika memang terlihat baik-baik maka itu hanya kamuflase dari salah satu untuk menutupi kesalahan. Seseorang yang berselingkuh pasti menyembunyikan kesalahan mereka supaya keluarga mereka tidak mengetahui. Didalam keluarga, jika salah satu orang tua berselingkuh maka keadaan rumah tidak dapaat harmonis dan rumah tiidak terasa nyaman untuk di tempati.

9

Dono Baswardono, Poligami itu Selingkuh, (Yogyakarta : Galengpress, 2007), 60.

10


(19)

11

Banyak konflik yang terjadi jika salah satu berselingkuh, karena adanya perubahan sikap satu dengan yang lain yang membuat salah satu merasa tidak nyaman dan menjadikan konflik di dalam keluarga. Jika konflik terus terjadi maka kedua orang tua tersebut pasti mengalami perceraian. Dan lagi-lagi di dalam perpisaan orang tua atau perceraian orang tua pasti anaklah menjadi korban perbuatan orang tua mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana modus perilaku menyimpang dalam mayarakat di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo ?

2. Bagaimana latar belakang perilaku menyimpang di dalam masyarakat Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui modus perilaku menyimpang dalam masyarakat di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang di dalam masyarakat Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.


(20)

D. Manfaat Penelitian

1. Bermanfaat bagi akademis, supaya dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.

2. Bermanfaat bagi peneliti, supaya dapat mengetahui bagaimana Dramatisasi Perilaku Menyimpang Studi Kasus Modus Perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoaayu Kabupaten Sidoarjo.

3. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan informasi mengenai Dramatisasi Perilaku Menyimpang Studi Kasus Modus Perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoaayu Kabupaten Sidoarjo.

4. memberikan kontribusi bagi pengembangan program studi Ilmu Sosiologi.

5. Menambah wawasan bagi pembaca.

E. Definisi Konseptual

Definisi Konseptual adalah unsur pokok daripada penelitian. Kalau masalahnya dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui pula fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok penelitian dan


(21)

13

suatu konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu.

Sehubungan dengan hal di atas, maka dalam pembahasan perlulah kiranya peneliti membatasi dari sejumlah konsep yang diajukan dalam penelitian dalam judul proposal ini “Dramatisasi Perilaku Menyimpang Studi Kasus Perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo “.

1. Dramatisasi

Dramatisasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penyesuaian cerita untuk pertunjukan sandiwara atau hal membuat suatu peristiwa menjadi mengesankan atau mengharukan atau pembawaan atau prosa secara drama.

Dramatisasi adalah dari kata drama yaitu peran atau pemain. Sedangkan dramatisasi adalah bagaian dari permainan.

11

Dramatisasi sangat berkaitan dengan drama yang memerankan sebuah cerita atau pertunjukan sandiwara yang berperan di depan panggung. Yang memiliki peran sendiri krtika di atas panggung dan memerankan sesuai cerita yang di arahkan oleh produser atau alur cerita. Dramatisasi atau drama

11

Ernawati Waridah, EYD & Seputar Kebahasaan-Indonesiaan, ( Bandung : Penerbit Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2016 ), 212.


(22)

sangat kental dengan front stage dan back stage. Proses pernafsiran mempunyai dua langkah yang khas.

2. Perilaku Menyimpang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi ( James Vander Zanden, 1979). 12

Perilaku menyimpang yang ada di sini adalah perilaku menyimpang perselingkuhan. Perselingkuhan yang terjadi pada rumah tangga, perilaku menyimpang seorang istri atau suami. Yang memiliki hubungan lain dengan seseorang dan tidak di

12

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004 ), 176.


(23)

15

ketahui oleh anggota keluarga atau suami atau istri mereka. Perselingkuhan terjadi di Desa Sumberejo, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.

3. Modus

Modus menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “cara” . Modus adalah cara bentuk verba yang mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dengan perbuatan menurut tafsiran pembicara tentang apa yang diucapkannya. "Modus" sebenarnya berasal dari bahasa latin "Modus" Operandi", yang artinya kira - kira "Mode of Operation" atau "Cara beroperasi". Modus secara garis besar di artikan sebagai cara.13

Modus sering kita dengar biasa digunakan untuk penggunaan kata modus kejahatan, modus pencurian, dan dalam remaja modus untuk mendekati seseorang atau modus perselingkuhan. Modus diartikan cara, jika di gabungkan dibeberapa kata maka menjadi cara untuk melakukan sesuatu. Contoh kata yang dapat di artikan seperti cara pencurian biasa disebut modus pencurian dll. Modus digunakan supaya tidak terlihat kita ingin melakukan hal tersebut.

4. Perselingkuhan

13

Ahmad Supeno, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, ( Yogyakarta : Pyramida Yogyakarta, 2015 ), 307.


(24)

Perselingkuhan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penghianatan. Perselingkuhan adalah perbuatan tercela atau perilaku menyimpang dari seorang suami atau istri.

Perselingkuhan adalah penghianatan yang terjadi ketika suami atau istri memiliki hubungan spesial dengan wanita atau pria lain di belakang suami atau istri mereka tanpa di ketahui oleh keluarga masing-masing. Perselingkuhan terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi. Setiap individu yang melakukan perselingkuhan pasti memiliki tanda atau ciri-ciri.14 Perselingkuhan juga menginkari janji pernikah yang di lakukan oleh seorang suami dan istri. Banyak dampak yang di sebabkan oleh adanya perselingkuhan.

Perselingkuhan adalah perbuatan negatif yang merugikan keluarga masing-masing. Perselingkuhan juga memberi dampak negatif bagi anak-anak mereka. Jika salah satu suami atau isttri berselingkuh maka keadaan rumah tangga mereka dipastikan tidak sehat.

14

Ulia Hartly Moore, Selingkuh dan Fakta-Fakta Tersembunyi di Baliknya, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2005 ), 27.


(25)

17

F. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan dilaporkan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan penelitian berisi latar belakang masalah yang berisi tentang pendahuluan tentang apa saja yang ada di dalam skirpsi ini, rumusan masalah adalah pertanyan tentang masalah yang kita bahas, tujuan adalah menjawab dari rumusan masalah, manfaat penelitian terdiri manfaat-manfaat untuk berbagai pihak yang ditujukan untuk melihat bagaimana manfaat penelitian, definisi konsep membahas tentang pengertian dari judul yang di angkat oleh peneliti, dan sistematika pembahasan berisi tentang aturan yang harus ada dalam skripsi.

2. Kerangka Teori

Menjelaskan tujuan khusu-umum penelitian, dan juga memaparkan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kontrol sosial masyarakat. Kerangka teori juga membahas tentang teori apa yang tepat untuk mendalami judul yang di ambil. Untuk penelitian terdahulu


(26)

diambil dengan tema yang sama dengan penelitian yang kita akan teliti.

3. Penyajian Data dan Analisa Data

Dalam bab penyajian data peneliti memberikan gambaran tentang data-data yang diperoleh. Penyajian data yang dibuat secara tertulis dan dapat juga disertakan gambar, table atau bagan yang mendukung. Dan data akan dilakukan penganalisihan data dengan menggunakan teori yang relevan.

4. Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang menjawab dari pertanyaan rumusan masalah dan merangkum apa saja yang ada dalam penelitian tersebut. Saran merupakan masukan peneliti untuk solusi untuk judul yang diambil.


(27)

19

BAB II

DRAMATISASI PERILAKU MENYIMPANG DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

A. Penelitian Terdahulu

1. “Dinamika Psikologi Perempuan yang Mengalami Perselingkuhan Suami “ oleh Zahratika Zalafi berkuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Penelitian ini menunjukan dinamika yang dialami perempuan yang bercerai setelah bertahan mengaalami perselingkuhan suami dapat digambarkan dengan teori roller coaster dimana fluktuasi emosi terjadi setelah mengalami perselingkuhan, berusaha bertahan dalam pernikahan hingga memutuskan utuk bercerai. Rumusan masalah dari skripsi yaitu, berdasarkan uraian yang telaah dikemukakan diatas sebagai latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimana dinamika psikologi perempuan yang bertahan dalam pernikahan setelah mengalami perselingkuhan suami ? “. Korban perempuan perselingkuhan yang memutuskan untuk bercerai setelah berusaha bertahan selama bertahun-tahun dalam pernikahan mengalami berbagai tahapan emosi, dampak psikologi dan faktor psikologi yang mempengaruhi.


(28)

2. “Probematika Perselingkuhan Suami dan Upaya Penanganannya Menurut Julia Hartley Moore dan Mohamad Surya (Perspektif Fungsi BKI) “ Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) penulis bernama Lina Rahmawati berkuliah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Negeri Islam Wali Songo Semarang tahun 2015. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa menurut Moore sebagai upaya penanganan perselingkuhan antara lain adalah mengawasi pergaulan suami atau istri, berupaya sekuat tenaga menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis, berupaya memberi contoh yang baik, dan membangun lingkungan yang kondusif. Pernyataan Moore dan Surya sebagaimana tersebut di atas menjadi indikator adanya kaitan antara problem perselingkuhan dengan fungsi bimbingan dan konseling Islam. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data primer adalah buku karya Julia Hartley Moore yang berjudul: Selingkuh dan Fakta-fakta Tersembunyi di baliknya dan karya Mohamad Surya berjudul: Bina Keluarga. Data Sekunder yaitu transkrip yang ada hubungannya dengan tema skripsi ini, internet, website, dan jurnal. Teknik pengumpulan data dengan wawancara via E-mail dengan Julia Hartley Moore dan teknik dokumentasi. Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan analisis data kualitatif. Perumusan Masalah Memperhatikan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu: (1)Bagaimana problematika perselingkuhan suami menurut Julia Hartley Moore dan Mohamad


(29)

21

Surya perspektif komparatif? (2) Bagaimana upaya penanganan perselingkuhan suami perspektif fungsi Bimbingan dan Konseling Islam?

3. “ Motif Perselingkuhan di Kalangan Pekerja Kafe di Purwokerto “ Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, oleh Riswi Rachmah Femi tahun 2016. Secara biogenetis, motif yang melatar belakangi para pekerja kafe ini melakukan tindakan perselingkuhan adalah adanya luapan kekecewaan dari pasangan suami ataupun isteri dalam rumah tangganya. Tingginya harapan mereka terhadap pasangan membuat pernikahan mereka manjadi hancur. Timbulnya kekecewaan terhadap pasangan itulah yang mengakibatkan berbagai masalah timbul. Masalah satu belum selesai sudah timbul masalah baru. Itu kerap membuat pasangan merasa bosan dan ingin mencari kesenangan atau hiburan diluar dengan pasangan lain yang dianggapnya akan memberikan kenyamanan Sebagian ada yang memiliki motif finansial dan ada juga yang hanya untuk happy fun semata. Mereka enjoy menjalani hubungan terlarang dan tersembunyi itu.penelitian tersebut menggunakan penelitian kalitatif. Rumusan Masalah (1) Apa motif perselingkuhan yang di lakukan di kalangan pekerja kafe? (2)Apa yang menjadi motif pekerja kafe X, Y, Z, dan U melakukan tindakan perselingkuhan? (3) Apa perbedaan motif perselingkuhan antara pria dan wanita di kafe X, Y, Z, dan U ? (4)


(30)

Bagaimana keadaan kafe dan kinerja karyawan di kafe X,Y,Z, dan U sehingga mereka rentan melakukan perselingkuhan antar karyawan? (5) Apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi perselingkuhan di dalam pernikahan?

B. Dramatisasi Perilaku Menyimpang

Dalam penelitian kualitatif, kajian pustaka diarahkan pada penyajian informasi terkait yang mendukung gambaran umum tema penelitian. “Dramatisasi Perilaku Menyimpang Studi Kasus Perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo” . Kajian pustaka perlu mengkaji secara mendalam tentang :

1. Dramatisasi

Dramatisasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penyesuaian cerita untuk pertunjukan sandiwara atau hal membuat suatu peristiwa menjadi mengesankan atau mengharukan atau pembawaan atau prosa secara drama. Dramatisasi adalah dari kata drama yaitu peran atau pemain. Sedangkan dramatisasi adalah bagaian dari permainan. 1

1

Ernawati Waridah, EYD & Seputar Kebahasaan-Indonesiaan, ( Bandung : Penerbit Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2016 ), 212.


(31)

23

Dramatisasi sangat berkaitan dengan drama yang memerankan sebuah cerita atau pertunjukan sandiwara yang berperan di depan panggung. Yang memiliki peran sendiri krtika di atas panggung dan memerankan sesuai cerita yang di arahkan oleh produser atau alur cerita. Dramatisasi atau drama sangat kental dengan front stage dan back stage. Proses pernafsiran mempunyai dua langkah yang khas. a. Aktor menunjukkan kepada dirinya sendiri benda-benda yang

menjadi sasaran tindakannya, dia harus menunjukkan dalam dirinya sendiri benda-benda yang mempunyai makna. Interaksi itu dengan dirinya sendiri adalah sesuatu yang lain dari suatu proses yang berkomunikasi dengan dirinya.

b. Berdasarkan proses berkomunikasi dengan dirinya sendiri tersebut, penafsiran menjadi soal menangani makna-makna, sang aktor menyeleksi, memeriksa menangguhkan, mengelompokkan kembali, dan mengubah makna-makna berdasarkan situasi tempat ia berada dan arah tindakannya. 2

Dramatisasi berhubungan dengan teori Dramaturgi dari Erving Goffman. Goffman menyadari diri bukan milik sang aktor, tetapi lebih tepatnya sebagai produk interaksi dramatik antara aktor dan audiens. Diri “adalah suatu efek dramatik yang sedang muncul dari suatu adegan yang disajikan”. Karena diri adalah suatu produk interaksi dramatik, diri rapuh terhadap kekacauan yang terjadi selama berlangsungnya sandiwara.

2


(32)

Dramaturgi Goffman berkenaan dengan proses pencegahan dan penanggulangan gangguan-gangguan semacam itu. Meskipun himpunan besar diskusinyaberfokus pada kontingen-kontingen dramaturgis, Goffman menunjukkan bahwa sebagai besar sandiwara berhasil.

Mengikuti analog teatrikal demikian, Goffman berbicara tentang panggung depan (Front Stage). Bagian depan adalah bagian dari sandiwara yang secara umum berfungsi dengan cara-cara yang agak baku dan umum untuk mendefinisikan situasi bagi orang-orang yang mengamati sandiwara itu. Di dalam panggung depan, Goffman membedakan lebih lanjut.

- bagian depan latar (setting front). Latar mengacu kepada tempat atau situasi (scene) fisik yang biasanya harus ada jika para aktor hendak bersandiwara. Tanpa itu, para aktor biasanya tidak dapat melakukan sandiwaranya. Contohnya : seorang ahli bedah pada umumnya memerlukan suatu ruang operasi, seorang supir taksi memerlukan taksi dan pemain ski membutuhkan es.

- Bagian depan pribadi (personal). Terdiri dari item-item perlengkapan ekspresif yang diidentifikasi audiens dengan para pemain sandiwara dan mengharapkan mereka membawa hal-hal itu ke dalam latar. Seorangg bedah misalnya, diharapkan berpakaian jubah medis, mempunyai peralatan-peralatan tertentu, dan seterusnya.


(33)

25

Goffman kemudian memecah-mecah bagian depan pribadi menjadi penampilan dan sikap.

- Penampilan meliputi item-item yang menceritakan kepada kita status sosial pemain sandiwara itu (misalnya, jubah medis sang ahli bedah). - Sikap menceritakan kepada audiens jenis peran yang diharapkan

dimainkan pemain sandiwara di dalam situasi ituu (contohnya, penggunaan kebiasaan fisik, kelakuan)

Suatu gaya yang kasar dan gaya yang lembut menunjukkan jenis0jenis pemain sandiwara yang sangat berbeda. Pada umumnya, kita mengharapkan penampilan dan sikap agar konsisten.

Goffman juga mendiskusikan panggung belakang (back stage) tempat fakta-fakta yang ditindas di panggung bagian depan atau berbagai jenis tindakan-tindakan infoormasi disa kelihatan. Suatu panggung belakang biasanya berdekatan dengan panggung depan, tetapi juga diputus darinya. Para pemain sandiwara dapat berharap dengan cara yang dapat dipercaya tidak ada annggota audiens panggung bagian depannya tampak di panggung bagian belakang. Selanjutnya, mereka melakukan berbagai tipe manajemen kesan untuk memastikan hal itu. Suatu sndiwara kemungkinan besar sulit dilakukan bila para aktor tidak mampu mencegah audiens memasuki pangung bagian belakang. Ada juga bagian ketiga, ranah sisa, bagian luar, yang bukan bagian depan juga bukan bagian belakang.


(34)

- Manajemen Kesan. Secara umum manajemen kesan diorientasikan untuk menjaga serangkaian tindakan yang tidak dihaarapkan, seperti gerak isyarat yang tidak diinginkan, gangguan yang tidak menguntungkan, dan kecerobohan, dan juga tindakan-tindakan yang diinginkan.

- Jarak Peran. Tertarik pada derajat sampai seorang individu memegang suatu peran tertentu. Dalam pandangannya, karena ada sangat banyak peran, hanya segelintir orang yang benar-benar terlibat secara lengkap di dalam setiap peran. Jarak peran membahas derajat ketika para individu memisahkan diri dari peran-peran mereka.

- Stigma. Tertarik pada jurang antara seperti apa seseorang seharusnya, “identitas sosial virtual” dan seperti apa seseorang secara aktual, “identitas sosial aktual”. Setiap orang yang mempunyai celah di antara dua iidentitas tersebut distigmatisasi. Stigam berfokus pada interaksi dramaturgis antara orang yang terstigmatisasi dan orang-orang normal.

- Analisis kerangka. Dalam frame analisis. Goffman menjauh dari akar-akar interaksionis simbolik klasiknya dan melangkah kearah studi struktur-stuktur kehidupan sosial beskala kecil. Mendefinisikan situasi-situasi sebagai hal yang nyata tentu saja mempunyai konsekuensi-konsekuensi, tetapi hal itu kecil sumbangannya bagi peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. 3

3


(35)

27

2. Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai -nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi ( James Vander Zanden, 1979). 4

Perilaku menyimpang yang ada di sini adalah perilaku menyimpang perselingkuhan. Perselingkuhan yang terjadi pada rumah tangga, perilaku menyimpang seorang istri atau suami. Yang memiliki hubungan lain dengan seseorang dan tidak di ketahui oleh anggota keluarga atau suami atau istri mereka.

Meskipun masyarakat telah berusaha agar setiap anggota berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, namun dalam tiap masyarakat kita selalu menjumpai adanya anggota yang menyimpang, menjumpai adanya penyimpangan atau nonkonformitas. Kita pasti menjumpai adanya anak perempuan yang berperilaku sebagai anak laki-laki lebih suka berpakaian laki-laki, bergaul dengan anak laki-laki, bermain permainan “Jantan”. Sebaliknyapun ada anak laki-laki yang perilakunya mirip dengan perilaku anak perempuan lemah lebut,

4

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004 ), 176.


(36)

bergaya berbicara seperti anak perempuan, bermain dengan anak perempuan.

Menurut Kornblum di samping penyimpangan (deviance) dan penyimpangan (deviant) kita menjumpai pula institusi menyimpang

(deviant institution). Contoh yang disajikan Kornblum mengenai

institusi menyimpang ini ialah, antara lain ialah, kejahatan terorganisasi (organized crime). Dalam masyarakat kita misalnya, kita membaca dalam mesia massa menganai komplotan pencurian kendaraan bermotor tentang adanya pihak yang mengorganisasikan dan melindungu berbagai pelaku jenis-jenis kejahatan yang terkait dengan pencurian kendaraan bermotor, orang yang melakukan pencurian, orang lain yang mengubah bentuk dan atau warna kendaraan yang dicuri, orang lain lagi yang mempersiapkan surat-surat kendaraan palsu, dan akhirnya fihak yang memasarkan kendaraan hasil kejahatan dan sebagainya. Bentuk instusi menyimpang ialah misalnyaa berbagai kegiatan yang dilaporkan dalam media massa seperti arisan seks, sindikat bordil, sindikat peredaran narkotika, dan sindikat pemalsu paspor. 5

5

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004 ),176.


(37)

29

Beberapa masalah sosial penting antara lain :

1. Kemiskinan

Kemiskinan diartikan sebagai suatau keadaan dimana seseorang tidak sanggup memeliihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

2. Kejahatan

Berdasarkan sosiologi, kejahatan disebabkan karena kondisi -kondisi dan proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya. Analisis terhadap kondisi dan proses -proses tersebut menghasilkan dua kesimpulan

- Pertama, terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan tersebut terjadi. Tinggi rendahnya angka kejahatan berhubungan erat dengan bentuk-bentuk dan organisasi -organisasi sosial dimana kkejahatan tersebut terjadi.

- Kedua, para sosiologi berusaha untuk menetukan proses -proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat. Analisis ini bersifat sosial psikologis.


(38)

3. Disorganisasi Keluarga

Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggotta-anggotanya gagal memenuhi kewajiban -kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya.

Secara sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain adalah :

a. Unit keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar perkawinan.

b. Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawinan sebab perceraian dll.

c. Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut, yaitu dalam halm komunikasi antara anggota-anggotanya.

d. Krisis keluarga, karena salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga, diluar kemampuannya sendir meninggalkan rumah, mungkin karena meninggal dunia, dihukum dll.

e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh disebabkan oleh karena faktor-faktor intern, misalnya karena terganggu keseimbangan jiwa salah seorang anggota keluarga.


(39)

31

4. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern

Masalah gerenasi mudah pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yakni keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk radikalisme, delinkuensi dan sebagainya) dan sikap yang apatis (misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran mooral generasi tua). Sikap melawan mungkin disertai dengan rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang.

5. Peperangan

Peperangan mungkin merupakan masalah sosial paling sulit dipecahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Masalah peperangan berbeda dengan masalah sosial lainnya karena menyangkut beberapa masyarakat sekaligus sehingga memerlukan kerja sama internasional yang hingga kini belum berkembang dengan baik.

6. Pelanggaran Terhadap Norma-Norma Masyarakat a. Pelacuran

Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah. Mengenai apakah pelacuran merupakan masalah sosial atau tidak, tidak akan dipersoalkan disini. Hal yang penting adalah bahwa soal tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap moral.


(40)

b. Delinkuensi Anak-Anak

Delinkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam suatu ikatan organisasi formal atau semi formal dan yang mempunyai tingkah laku yang kurang tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya. Delinkuensi anak-anak meliputi pencurian, perampokan, pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat-obatan terlarang, dan mengendarai mobil atau kendaraan bermotor lainnya tanpa mengindahkan norma-norma lalu lintas.

c. Alkoholisme

Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak berkisar pada apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Persoalan pokonya adalah siapa yang boleh menggunakanya, dimana, kapan, dan dalam kondisi yang bagaimana. Umumnya orang awam bependapat bahwa alkohol merupakan suatu stimulan, padahal sesungguhnya alkohol merupakan racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem saraf.


(41)

33

d. Homoseksualitas

Secara sosiologis, homoseksual adalah seseorang yang cenderung mengutamakan orang yang sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual. Homoseksual merupakan sikap tindak atau pola perilaku para homoseksual. Pria yang melakukan sikap tindak demikian disebut homoseksual, sedangkan lesbian merupakan sebutan bagi wanita yang berbuat demikian. Hal yang berbeda dengan homoseksual adalah yang disebut transeksual. 6

Keluarga dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu, keluarga batih (nuclier family) yang terdiri dari suami-isteri beserta anak-anak yang dilahirkannya dan keluarga besar (extended

family) yang terdiri dari keluarga batih ditambah dengan

hubungan keluarga karena pertalian darah, keturunan dan kekeluargaan baik bersifat vertikal maupun horizontal.

Bahkan ada yang memberi pengertian lebih luas seperti kumpulan masyarakat dari satu daerah atau suku yang tinggal di luar daerah asalnya seperti keluarga Minang di Jakarta atau keluarga Bugis di Riau san sebagainya. 7

6

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2012),319.

7

Andarus Darahim, Membina Keharmonisan & Ketahanan Keluarga, (Mataram :Institusi Pembelajaran Gelar Hidup (IPGH), 2015), 55.


(42)

Dalam satu keluarga pasti mendambakan sebuah rumah untuk tempat tinggal. Tempat tinggal untuk mereka berbagi kebahagian, rasa sayang, kesedihan dan lain-lain. Rumah semakin memperkuat keutuhan rumah tangga jika memang di dalamnya di penuhi dengan kasih sayang. Ada pendapat bahwa rumahku adalah surgaku.

Akah nikah hanya ditandatangani oleh dua orang yang saling mencintai dan membangun sebuah persekutuan yaitu sebuah keluarga untuk selamanya. Tidak ada pihak lain dan tidak ada akta nikah kedua atau ketiga.

Apakah cinta dapat dibagi. sangat sukar untuk membagi pikiran dan perasaan. Jangankan membagi perasaan dan cinta kepada 2 dua wanita, membagi waktu dan keberadaan mungkin sudah sangat sulit. Percintaan dan pernikahan yang utuh dan solid tercipta dan terbangun oleh satu pria, satu wanita dalam satu waktu. Tidak ada dua pria satu wanita, atau dua wanita satu pria. Adanya sumpah pada tuhan dan para saksi, dan tunjukkan bahwa anda adalah seorang pria yang jantan, yang bisa memegang teguh setiap perkataannya.. karena seorang pria bila tidak mampu memegang janjinya, melainkan seorang pengecut atau mungkin saja banci. 8

8

Freddy pieloor, Monogami Lebih Baik dari Poligami ?, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2010), 36.


(43)

35

Perselingkuhan adalah penghianatan yang terjadi ketika suami atau istri memiliki hubungan spesial dengan wanita atau pria lain di belakang suami atau istri mereka tanpa di ketahui oleh keluarga masing-masing. Perselingkuhan terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi. Setiap individu yang melakukan perselingkuhan pasti memiliki tanda atau ciri-ciri. 9

Berikut ini adalah daftar ciri-ciri umum yang biasanya ada dalam diri pasangan yang berselingkuh.

- Perubahan perasaan terhadap anda dan atau keluarga dan atau perkawinan seperti cenderung menghindari anda atau meningkatkan pertengkaran, kemarahan dan kritik.

- Sangat sering bekerja lembur seperti sering lembur sendirian, tidak setupun rekan di dalam timnya yang juga lembur atau sering lembur tapi tidak ada peningkatan pendapatan.

- Menggunakan internet secara berlebihan seperti laptop pribadinya tidak boleh di lihat atau selalu menghapus riwayat atau history dari situs-situs yang di akses.

9

Julia Hartly Moore, Selingkuh dan Fakta-Fakta Tersembunyi di Baliknya, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,2005) , 27.


(44)

- Perubahan pola pemakaian telepoon dan seluler seperti sering tidak bisa di hubungi lewat telepon seluler, baik di kantor maupun via seluler atau sering sekali orang-orang mengaku salah nomer

- Angka kilometer di odometer mobil bertambah cukup tinggi dibandingkan kalau ia hanya rutin pergi pulang kantor seperti anggaran bensin membengkak (bukan karena kenaikan BBM) atau menemukan karcis parkir yang tidak berkaitan dengan pekerjaan pasangan.

- Lebih sering berkumpul dengan teman-teman baru seperti sering berkumpul dengan teman-teman yang tidak pernah di ketahui

- pasangan atau adanya nomer-nomer telepon yang tidak di kenal. Bau parfum yang berbeda dari biasanya atau adanya bau alkohol

- Menyembunyikan tagihan kartu kredit seperti pemakain kartu kredit yang membengkak atau menyembunyikan bukti atau slip pembelian barang -barang yang tak pernah ada di rumah.

- Perubahan perilaku seksual seperti kehilangan selera atau hasrat seksual atau tidak mau di cium atau di peluk ketika pulang kerumah.


(45)

37

- Tidak memakain cincin kawin

- Perubahan penampilan secara mendasar seperti menjadi lebih rapi dalam berpakaian atau mulai memperhatikan bentuk tubuh

- Perubahan pola pengaturan rumah tangga seperti perubahan gaya hidup atau sering lebih kritis terhadap sesuatu di rumah. Dan Perubahan pengelolaan keuangan seperti peengeluaran semakin membesar atau tagihan hutang membengkak.

- Perubahan sikap seperti sering membicarakan orang lain yang tidak di kenal atau sering mengurangi waktu dengan keluarga. 10

Perselingkuhan juga memiliki jenis-jenis perselingkuhan yang umum terjadii adalah :

1. Selingkuh seksualitas.

2. Selingkuh perasaan/emosional.

3. Selingkuh online / penyelewengan di internet baik melalui email maupun chatroom.

4. Keterlibatan dalam pornografi 5. Telpon seks 11

10

Dono Baswardono, Poligami itu Selingkuh, (Yogyakarta : Galengpress, 2007), 60.

11


(46)

Perselingkuhan adalah perbuatan negatif yang merugikan keluarga masing-masing. Perselingkuhan juga memberi dampak negatif bagi anak-anak mereka. Jika salah satu suami atau isttri berselingkuh maka keadaan rumah tangga mereka dipastikan tidak sehat. Jika memang terlihat baik-baik maka itu hanya kamuflase dari salah satu untuk menutupi kesalahan. Seseorang yang berselingkuh pasti menyembunyikan kesalahan mereka supaya keluarga mereka tidak mengetahui.

Didalam keluarga, jika salah satu orang tua berselingkuh maka keadaan rumah tidak dapaat harmonis dan rumah tiidak terasa nyaman untuk di tempati. Bayak konflik yang terjadi jika salah satu berselingkuh, karena adanya perubahan sikap satu dengan yang lain yang membuat salah satu merasa tidak nyaman dan menjadikan konflik di dalam keluarga. Jika konflik terus terjadi maka kedua orang tua tersebut pasti mengalami perceraian. Dan lagi-lagi di dalam perpisaan orang tua atau perceraian orang tua pasti anaklah menjadi korban perbuatan orang tua mereka.


(47)

39

C. Kerangka Teori

Bagian ini menjelaskan tentang teori apa yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian. Kerangka teori adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penelitian.

Teori yang relevan dengan judul “Dramatisasi Perilaku Menyimpang Studi Kasus Perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo “ adalah teori Erving Goffman Dramaturgi. Analisis struktural Goffman terhadap peran, aturan, dan hubungan-hubungan antara penghuni penjara (narapidana) dan staf berbeda dengan karya sebelumnya, yakni the presentation of self in everyday life (1959). Dalam karya ini, dia mengembangkan analisis dramaturgi interaksi sosial dalam institusi total dengan melihat interaksi sebagai panggung sandiwara (theater). Dalam penggung sandiwara ini, aktor menggunakan panggung depan, script dan properti-properti, serta membangun kesepakatan dengan aktor lain untuk menjalankan manajemen impresi sebelum diperlihatkan kepada audiens. Konsep institusi total menjadi konsep yang bertahan lama dan memengaruhi kirier sejumpal teori.

Teoretikus sosiologi interpretif dan peletak teori labelling (howard Backer), etnometodologi (Harold Garfinkiel), dan gerakan antipsikiatri (Thomas Szasz, R.D.Laing). selain itu, sosiologi organisasi dan teoretikus kebijakan juga concern dengan konsep-konsep deinstitusionalisasi dan


(48)

kesehatan mental masyarakat yang di populerkan oleh karya Goffman (rubin, 2005 ; 845). 12

Dengan menggunakan analogi teatrikal, Goffman kemudian membicarakan tentang panggung depan (front stage). Bagian inilah yang berfungsi sebagai situasi untuk orang yang menyaksikan pertunjukan drama. Dalam bagian ini, Goffman kemudian membaginya dalam dua bagian, setting dan front personal. Setting merupakan pemandangan fisik yang biasanya harus ada jika seorang aktor sedang memainkan perannya. Sedangkan front personal lebih kepada barang maupun perlengkapan yang bersifat menyatakan perasaan yang memperkenalkan penonton dengan aktor tersebut.13

Perhatian utama Goffman sebenarnya terletak pada aspek interaksi. Maksudnya adalah, sang aktor ingin menunjukkan gambaran “lakon” secara sempurna dalam mempengaruhi penontonnya. Hal tersebut memaksanya untuk menyembunyikan sesuatu dalam setiap perbuatannya. Lebih jelasnya adalah bahwa aktor memiliki peran penting untuk menjadikan “lakon”nya terlihat sempurna. Goffman juga mengungkapkan bahwa sang aktor memiliki kepentingan tetap dalam menyembunyikan seluruh fakta dari audiens. Apa yang ditampilkan oleh sang aktor tidak selamanya benar dan murni seperti sediakala. Kadangkala justru aktor menjadi pemain drama dalam dirinya sendiri, bahkan cenderung terjadi split personality dalam dirinya. Maksudnya adalah aktor memainkan peran

12

Sindung Harianto, Spektrum Teori Sosial, ( Jakarta : Jogjakarta, 2012), 28.

13

George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Modern Sociological Theory, Terjemah, Alimandan, Teori Sosiologi Modern, cetakan VI (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2010), 299.


(49)

41

dalam diri yang ditampilkan sebagai aktor dan juga bertindak sebagai dirinya yang sebenarnya.

Hal inilah yang kemudian dikonstruksikannya dalam istilah panggung belakang (back stage). Back stage merupakan tempat dimana fakta disembunyikan di depan atau berbagai jenis tindakan informal yang mungkin timbul. Tempat ini merupakan wadah untuk memelihara “kesan” yang harus dijaga sang aktor selama persiapan maupun ketika pertunjukan berlangsung. Pertunjukan yang direncanakan dengan matang oleh sang aktor akan berantakan jika sang penonton masuk ke dalam back stage. Bagian ketiga dari aspek dramaturgi Goffman adalah bidang residual, yang tidak termasuk panggung depan dan belakang.

Dramaturgi tentang peran yang di jalankan di panggung dan di belakang panggung. Yang sangat tepat untuk judul yang di ambil tentang dramatisasi perilaku menyimpang studi kasus tentang perselingkuhan. Perselingkuhan adalah penghianatan, penghianatan dari salah satu orang tua istri atau suami. Penghianatan tersebut pastinya tidak diketahui oleh keluarga masing-masing. Maka dari itu dramaturgi sangat berperan di sini. Mereka menggunakan front stage ketika di depan keluarga mereka. Mereka menjadi sosok yang seperti biasa yang tidak pernah berhianat dan tetep menjadi panutan untuk anak-anak mereka. Dan mereka berpura-pura untuk tetap berperilaku sebagai keluarga yang harmonis. Para pelaku yang berselingkuh sudah biasa melakukan drama di depan keluarganya. Mereka berusaha supaya keluarganya tidak ada yang mengetahui tindakannya.


(50)

Untuk di belakang panggung atau di sebut back stage, adalah sifat sesungguhnya. Sifat yang tidak pernah dia tunjukkan di depan keluarganya. Yang hanya di lakukan ketika bersama selingkuhannya. Perilaku menyimpang yang dilakukan bersama selingkuhannnya. Perilaku-Perilaku yang tidak ingin ditiru olehh anak-anak mereka. Yang ia tunjukkan hanya ketika mereka melakukan penghianatan didalam pernikahannya.

Perbedaan perilaku yang dilakukan oleh orang-orang yang berselingkuh tersebut yang membuat teori dramaturgi sangat tepat untuk judul yang di ambil tentang “Dramatisasi Perilaku Menyimpang Studi Kasus Perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo” .


(51)

43

BAB III

Metode Penelitian

Saya melakukan penelitian di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini saya lakukan dengan wawancara dan observasi. Karena lokasi yang saya ambil adalah Desa tempat tinggal saya. Maka saya dapat melihat dan memperhatikan segala gerak gerik dan kebiasaan narasumber. Wawancara yang saya lakukan ke beberapa narasumber untuk menggali informasi yang saya butuhkan. Saya melakukan pertanyaan seperti biasa. Saat salah satu narasumber saya yang berprofesi sebagai tukang pijat. Saya embari di pijat saya melakukan wawancara dan menanyakan hal-hal tersebut. Dan dengan tidak ada paksaan dia menceritakan segala sesuatu yang saya tanyakan.

Begitu pula yang beberapa yang saya wawancarai adalah tetangga saya dan dia juga membuka dan menceritakan semuanya dengan detail dan dengan terbuka. Karena objek yang saya teliti adalah lingkungan saya. Dari pengamatan saya, kelakuan tersebut adalah dari kebiasan yang sering dia lakukan di rumah. Dan beberapa informasi yang saya dapat dari sahabat atau teman curhat pelaku atau teman curhat sang istri atau suami sang pelaku. Dari observasi yang saya lakukan saya menemukan informasi yang tidak sedikit. Dari surat ijin yang saya berikan kedes apun mengatakan bahwa judul yang saya ambil sangat sensitif. Jadi saya harus pandai-pandai mencari informan untuk saya tanyai dan saya gali apa yang sebenarnya terjadi. Maka saya putuskan untuk observasi dan wawancara. Karena dengan itu saya mendapatkan informasi yang saya inginkan. Saya


(52)

melakukan wawancara sekitan dua bulan. Dan saya melakukan observasi dari saya sebelum melakukan penelitian. Karena penelitian yang saya ambil adalah dari lingkuhan saya. Dan itu sudah terjalin sudah lama dan saya menyaksikan semuanya dengan mata kepala saya sendiri. Karena lingkuhan sudah sangat mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena tertentu dengan bertumpu pada prosedur-prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan pelaku secara hoolistik atau utuh. Penelitian ini berbeda dengan penelitan kuantitatif yang dialamnya tidak menggunakan angket melainkan menggunakan metode wawancara dan metode observasi (pengamatan secara langsung). Kemudian informasi yang didapat tersebut dibandingkan dengan teori yang ada untuk menghasilkan suatu strategi komunikasi antar persona yang tepat serta memberikan suatu solusi dan informasi kepada masyarakat.


(53)

45

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian Adalah : a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang menjadi pilihan adalah di Desa Sumberejo, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan makan penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu di Desa sumberejo.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan di Desa Sumberejo. Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.

c. Subyek Penelitian

Subyek dan informan penelitian ini adalah warga atau pelaku perselingkuhan yang ada di Desa Sumberejo, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo yang menjadi sasaran penelitian untuk mengetahui permasalahan yang sedang diteliti. Subyek penelitian primer.

- Kata – kata dan tindakan (data primer)

Kata – kata dan tindakan orang – orang yang menjadi objek penelitian merupakan sumber data utama (data primer). Sumber data utama biasanya dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman kamera, tabel, video , atau foto. Pencatatan sumber data utama melaui wawancara atau pengamatan (observasi)


(54)

merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.

- Sumber tertulis (data sekunder)

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan dan tindakan merupakan sumber kedua (sekunder). Jelas hal itu tidak bisa diabaikan dan dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.

d. Sumber Data

Menurut Lofland sumber utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan dokumen dan lain-lain merupakan sumber data tambahan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data yang akan dilakukan melalui pengamatan dan wawancara. Peneliti akan melihat, mendengarkan dan bertanya kepada informan tentang data yang dibutuhkan. Semua itu termasuk data primer. Data primer adalah segala informasi kunci yang didapat dari informasi yang bersangkutan. Sedangkan foto, gambar, dan profil desa merupakan data sekunder/ data tambahan.

Subyek penelitian dan informan dalam penelitian ini adalah warga Desa Sumberejo, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidorjo yang mengetahui tentang permasalahan yang ada.


(55)

47

Jenis data dalam penelitian ini ada tiga, yaitu:

1. Kata-kata, yakni kata-kata yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara

2. Sumber tertulis, berupa buku, jurnal, artikel, makalah, surat kabar, internet dan lain-lainnya yang dibutuhkan oleh peneliti.

3. Foto, baik yang dihasilkan oleh peneliti maupun foto yang dihasilkan oleh orang lain.

C. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah untuk melihat fenomena yang terjadi dalam suatu objek. Memberikan pemahaman bahwasanya fenomena social yang ada suatu masalah social yang layak diteliti.

Di tahap pralapangan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Di desa tersebut, meskipun sebutannya desa tetapi kebiasaan yang terjadi di dalam masyarakat di desa ini tidak seperti desa-desa yang belum tersentuh teknologi. di Desa Sumberejo ini masyarakatnya sudah menggikuti tren yang ada di kota. Karena akses mereka ke kota sangat dekat. Semenjak adanya perumahan di sekitar desa perubahan perilaku juga terlihat.


(56)

Karena sudah adanya banyak mini market didekat-dekat desa. Dan sudah banyaknya ruko-ruko yang di bangun.

Sehingga tidak sulit untuk mendapatkan keperluan sehari-hari di Desa Sumberejo ini. Untuk kebudayaan yang ada seperti gotong royong masi terlihat di Desa Sumberejo. Untuk memperingati hari-hari besar juga masi terlihat dilakukan. Tetapi untuk sikap dan norma sudah berbeda. Sudah tidak aneh jika wanita pulang larut malam karena pekerjaan. Juga tidak aneh jika adanya hamil di luar nikah mungkin hanya enjadi bahan gosip untuk sesaat tidak lama kemudia semua berlalu bergitu saja. b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini pekerjaan lapangan focus pada bagaimana mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya dan seakurat mungkin. Hal-hal yang diperlukan sebelum meneliti langsung adalah surat perizinan, karena prosedur seorang peneliti adalah adanya surat izin dari objek yang akan diteliti.

c. Tahap Analisa Data

Setelah semua data terkumpul kemudian melakukan klarifikasi data, pada proses ini pemilihan data untuk menyesuaikan data yang sesuai kebutuhan. Kemudian data yang sudah terkumpul maka yang dilakukan adalah memilih teori yang sesuai sebagai alat analisis masalah yang terungkap dilapangan.


(57)

49

d. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan merupakan taap terakhirsetelah semua hal yang terkait dengan data-data dan hasil analisa data serta mencapai suatu kesimpulan peneliti mulai menulis laporan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membeicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa, metode dalam mengumpulkan data sebagai berikut:

a. Metode Pengamatan (observasi)

Observasi adalah kegiatan yang setiap saat manusia lakukan dengan perlengkapan panca indra.1Karl mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilakudan suasana yang berkenaan dengan orgastnisme (in situ).2.Teknik ini didasarkan atas pengamatan langsung yang memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri,dapat mencatat peristiwa dalam situasi yang berkenaan dengn pengetahuan yang diperoleh dari data. Peneliti dapat mengecek benar atau tidaknya informan yang memberikan informasi.3

1

Rahmah Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenda Media Group, 2006), 108.

2

Karl Weik Teori dan Perilaku Organisasi (2002), 83.

3


(58)

b. Metode Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara ( pengumpul data ) kepada informan dan jawaban informan dicatat atau jika memungkinkan direkam dengan alat perekam.4Metode ini dilakukan dengan cara observasi terlibat untuk mendapatkan informasi yang akurat dari sumber informasi.

Informan yang diteliti antara lain adalah warga Sumberejo yang memiliki keluarga dan melakukan perselingkuhan. Seperti sebut saja “M” yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, lalu “T” berprofesi sebagai dokter bedah, “S” sebagai tukang pijet, “U” berprofesi sebagai tukang ambil sampah, “MI” berprofesi sebagai tukang kebun, itu adalah informan yang diteliti.

c. Studi Pustaka

Teknik menumpulkan data dengan menggunakan buku atau refrensi sebagai penunjang penelitian. Dengan melengkapi dan mencari data-data yang dibutuhlan dari literature, makalah dan lain sebagainya. Disini peneli memperoleh dta-data yang tertulis telaah bacaan yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.

4

Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif/RSD (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012), 181.


(59)

51

d. Data Online

Data ini diperoleh peneliti dengan cara melakukan penelusuran melalui media online yaitu internet dengan memanfaatkan jasa search engine untuk mengakses jurnal, E-book dan lain sebagainya.

e. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pencarian data dilapangan yang berbentuk gambar/arsip dan data-data tertulis lainnya.

E. Teknik Analisa Data

Dari data - data yang telah berhasil dikumpulkan, baik dari hasil wawancara maupun yang lainnya. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif, oleh karena penelitian ini bersifat kualitatif. Maka analisis yang dilakukan akan lebih bersifat uraian – uraian secara terperinci dan mendalam.Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang umum terhadap kenyataan social. Dan setelah mendapatkan pemahaman dari focus penulisan kemudian akan ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum bedasarkan kenyataan social tersebut.


(60)

Adapun berjalannya peneliti akan dilakukan seperti apa yang diungkapkan sebagai berikut:

a. Peneliti akan mencatat yang berupa catatan lapangan.

b. Peneliti akan mengumpulkan data yang diperoleh kemudian memilah-milah, mengakasifikasi, mensisntesiskan, dan membuat indeks data yang diperoleh.

c. Peneliti akan membuat agar katagori data itu mempunyai makna, mecarai dan menenukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum5. Sesuai dengan jenis penelitian yang menjadi pilihan penelitian kualitatif.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Nasution pemerikasaan keabsahan data diperlukan untuk membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai dengan sebenarnya ada atau kejadiannya. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data penelitian ini adalah teknik triangulasi (triangulate).Teknis keabsahan data dilakukan dengan cara trigulasi data. Trigulasi data merupakan upaya yang dilakukan peneliti untuk melihat keabsahan data. Trigulasi data dilakukan dengan cara membuktikan kembali keabsahan hasil data yang diperoleh dilapangan.

5


(61)

53

BAB IV

DRAMATISASI PERILAKU MENYIMPANG DALAM PRESPEKTIF ERVING GOFFMEN

A. Deskripsi Umum Subyek Penelitian

Dari segi etimologi, kata desa berasal dari bahasa sansekerta dari kata Deshi yang artinnya “Tanah Kelahiran” atau “Tanah Tumpah Darah”.

Sedangkan menurut beberapa tokoh pengertian desa adalah :

- Bintaro : desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi social, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain. - Kansil : desa adalah suatu wilayah yang di tempati oleh sejumlah

penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawa camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

- Boeke : desa adalah sifat ketentraman, desa itu bukan tempat untuk bekerja, tetapi tempat ketentraman. 1

1


(62)

Ciri-ciri desa antara lain :

- Suatu desa biasanya terdiri dari sekelompok rumah.

- Di dekat dan atau disekitar desa biasanya terdapat lahan atau pekarangan yang diusahakan, dan dimungkinkan dipakai sebagai lahan usaha untuk mendukung kehidupan atau kebutuhan sehari-hari. 2

Skripsi saya membahas tentang dramatisasi perilaku menyimpang studi kasus modus perselingkuhan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.

Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupten Sidoarjo yang terletak pada Sebelah Utara Wonokasian, Sebelah Selatan Pilang, Sebelah Barat Ketimang, dan Sebelah Timur Suko. Kepala desa dari desa Sumberejo bernama M.Marjono beliau menjabar menjadi kepala desa selama dua periode. Iklim Desa Sumberejo ada musim kemarau dan musim hujan, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu. Jumlah Dusun di Desa Sumberejo adalah 2 dusun yaitu, Dsn. Sumberejo dan Dsn. Urang Agung. Luas wilayah Desa Sumberejo adalah Pemukiman sebanyak 26,7950 Ha, Sawah 59,500 Ha, Ladang/tegalan 3,780 Ha, Pekarangan 7,0000 Ha, Hutan 0 Ha dan Perikananan/kolam 0 Ha. Jumlah penduduk Desa Sumberejo 3.827 jiwa. Di antaranya adalah Laki – laki adalah 1.888 jiwa dan Perempuan 1.939

2


(63)

55

jiwa. Dan jumlah kepala keluarga adalah 1.020 KK. Faktor fisik yang diperlukan dalam merencanakan suatu kawasan adalah topografi, geologi, hidrografi dan kendala-kendala fisik. Desa Sumberejo terdiri dari RT 01 sampai RT 18.

Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi umumnya menyugukan relief permukaan. Topologi Sumberejo sebagian besar terdiri dari Wilayah datar. Iklim adalah nilai rata-rata dari keadaan alam di udara pada suatu tempat dalam waktu yang cukup lama. Iklim merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Sebagai contoh dalam bidang pertanian, iklim merupakan pengaruh yang sangat besar, misalnya untuk penentuan masa tanam. Desa Sumberejo secara umum beriklim tropis serta suhu berkisar antara 32 celsius.

Desa sumberejo adalah desa yang sudah condong dengan cara hidup perkotaan. Dari semua yang dilakukan atau semua yang dipergunakan. Seperti cara berpenapilan cara mereka menghabiskan waktu luang. Karena akses mereka untuk ke jalan besar dan ke kota sangatlah dekat dan sangat mudah. Minimarketpun sangat dekat dengan desa Sumberejo. Meskipun membutuhkan jarak tempuh sebanyak satu kilometer untuk sampai di minimarket tersebut. Jadi begitu banyak kemudahan untuk warga desa Sumberejo. Perubahan kebiasaan itu pun juga merubah perilaku yang ada di dalamnya. Atau yang di sebut sebegai perubahan sosial, perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup


(64)

sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan. 3

Pasar dari desa Sumberjo juga sangatlah dekat yaitu sekitar dua kilometer dari Desa Sumberejo yaitu pasar Suko. Di pasar Suko serang juga didirikan beberepa ruko untu berjualan. Yang sudah berdiri adalah untuk berjualan alat elektronik seperti HP dann sebagainya dan juga ada penjual keperluan sekolah, elektronik seperti mesin cuci dan lain-lain. Semakin dekatnya kita mendapatkan apa yang dingikan maka perubahan sangatlah cepat terjadi. Sumberejo juga memiliki satu lapangan sepak bola yang terletak pada belakang TK Dharmawanita Persatuan di RT 10. Desa Sumberejo memilliki tiga TK. Seperti yang ada di bawah ini.

Tabel 4.1

No Nama Taman Kanak-Kanak Rukun Tetangga

1 Brilian RT 16

2 Dharmawanita Persatuan RT 10

3 Al-Anwar RT 07

( Sumber : Observasi Penelitian , Tahun 2017)

3


(65)

57

Desa Sumberejo memiliki dua SD. Antara lain dapat di lihat di dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.2

No Nama Sekolah Dasar Terletak Di Rukun Tetangga

1 SDN Sumberejo 1 RT 10

2 SDN Sumberejo 2 RT 01

( Sumber : Observasi Penelitian , Tahun 2017)

Adapun fasilitas mmasjid yang ada di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo antara lain sebagai berikut yang dijelaskan di dalam tabel.

Tabel 4.3

No Letak Rukun Tetangga

1 Di Villa Jasmin RT 15

2 Di Dusun Urangagung RT 12

3 Di Dusun Sumberejo RT 07


(66)

Di Desa Sumberejo memiliki beberapa Musholla yang tersebar di Rukun Tetangga yang ada di Desa Sumeberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. tidak hanya Masjid Desa Sumberejo juga memiliki beberapa Musholla yang ada di beberapa tempat di Desa Sumberejo.

Tabel 4.4

No Jumlah Rukun Tetangga

1 Satu RT 14

2 Dua RT 11

3 Satu RT 09

4 Satu RT 08

5 Satu RT 05

6 Satu RT 04

7 Satu RT 01


(67)

59

Di suatu desa pasti memiliki fasilitas TPQ, karena mayoritas warga negara indonesia adalah muslim pasti di satu desa memiliki TPQ untuk mengajarkan baca tulis al-qur‟an. Tidak luput di Desa Sumberejo juga memiliki beberapa TPQ yang tersebar di desa. Karena memang mayoritas beraga Islam.

Tabel 4.5 No Rukun Tetangga Jumlah

1 RT 14 Satu

2 RT 12 Satu

3 RT 11 Satu

4 RT 07 Dua

5 RT 05 Satu

6 RT 03 Satu

7 RT16 Satu


(68)

Fasilitas yang lain adalah pemakam yang terletak pada RT 14, RT 05 dan di belakang Yayasan Yatim Piatu. Desa Sumberejo juga memiliki satu mini market yang terletak pada RT 04. Desa sumberejo di batasi oleh sungai-sungai. Antar lain sebelah selatan di batasi oleh sungai yang memisahkan desa Sumberejo dengan desa Lebo dan Rame. Sedangkan bagian Utara dibatasi oleh sungai yang memisahkan desa Sumberejo dengan Desa Urangagung Sidoarjo. Beberapa usaha menengah antara lain dapat di lihat di tabel berikut.

Tebel 4.6

No Usaha atau Wirausaha Rukun Tetangga

1 Telor asin RT 11

2 Cat mobil RT 09, RT 14, dan RT 13

3 Paving RT 14

4 Pembuat pager besi RT 13

5 Pedagang sayur RT 13

6 Peternak lele RT 11

7 Pembuat kripik usus RT 11

8 Pembuat jamu RT 06

9 Penjual ayam potong RT 11 10 Catering kantin Rumah Sakit RT 08 ( Sumber : Observasi Penelitian , Tahun 2017)


(69)

61

Layaknya desa sebagaimana mestinya, Deesa Sumberejo memiliki tidak hanya memilki fasilitas keagamaan. Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo juga memiliki layanan kesehatan yang hanya ada beberapa Rukun Tetangga (RT). Layanan kesehatan yang ada di Desa Sumberejo hanya prakter dokter dan bidan. Belum ada klinik atau rumah sakit yang berdiri di Desa Sumberejo.

Tabel 4.7

( Sumber : Observasi Penelitian , Tahun 2017)

No Profesi Rukun Tetangga

1 Bidan RT 12

2 Dokter RT 04


(70)

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi ( James Vander Zanden, 1979). 4

Perilkau menyimpang sangat erat dengan perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan bagian perubahan budaya. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat kelahiran dan penurunan rasa kekeluargaan antaranggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus modernisasi. Perubahan kebudayaan jauh lebih baik luas dari pada perubahan sosial. Perubahan budaya menyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, aturan -aturan hidup berorganisasi, dan filsafat.

4

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004 ), 176.


(1)

96

Mereka melakukan apapun yang dia ingin lakukan di depan selingkuhannya yang tidak pernah dilakukan di depan istri atau suami mereka. Perselingkuhan memang sudah membuat kehidupan seseorang menjadi terbalik. Orang yang terlihat baik-baik saja dan taat kepada Allah belum tentu mereka tidak melakukan perselingkuhan.

Karena semua itu tidak menjamin perilaku seseorang baik atau buruknya. Yang terlihat baik ternyata tidak sebaik yang kita fikirkan. Seperti keluarga yang baik-baik saja bukan berarti mereka juga tidak menyembunyikan masalah yang besar dalam dirinya. Karena setiap orang yang berselingkuh pasti akan menyembunyikan apa yang dia lakukan supaya keluarga dan anak-anak mereka tidak mengetahui. Sehingga mereka pandai untuk melakukan drama di depan keluarga dan anak-anak mereka. Supay apa yang mereka telah lakukan tidak terlihat di depann keluarga dan anak-anak mereka. Meskipun dia memiliki jati diri yang lin di luar sana yang tidak boleh keluarga dan anaknya mengetahui hal tersebut.


(2)

97 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Modus perilaku menyimpang di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Modus perilaku menyimpang antara lain : a) Saling berkomunikasi lewat HP atau alat komunikasi yang lain dan berujung dengan rasa saling nyaman. Sehingga menimbulkan rasa tertarik kembali dan berakhir dengan janjian berdua dan selanjutnya adalah perselingkuhan. b) Bertemu setiap hari di tempat kerja. Karena satu kantor dan setiap hari bertemu mengakibatkan seringnya berinteraksi. Ketika memiliki tugas kantor berdua maka akan sering keluar berdua dan mengakibatkan perselingkuhan. c) Bertemu dengan cara janjian di suatu tempat. Untuk menghindari keluarganya maka untuk saling bertemu membutuhkan janjian di suatu tempat. d) Ijin pulang lebih awal dari kantor dengan alasan sakit atau untuk keperluan keluarga. hanya untuk bisa menemui selingkuhannya supaya memiliki waktu luang untuk mereka bersama. sehingga tidak ada yang mencurigai bahwa orang tersebut berselingkuh. e) Bertemu dengan alasan mengantar anak sekolah. Padalah untuk dapat menemui orang yang dia sukai. Sehingga lama kelamaan akan timbul rasa suka. f) Keluar rumah dengan alasan berpariwisata dengan teman kerja. Meskipun berpariwisata dengan teman-teman kerja tetapi yang ingin dia lihat


(3)

98

atau temui adalah selingkuhannya. Dia ingin berjalan-jalan dengan selingkuhannya.

2. Latar belakang terjadinya penyimpangan di Desa Sumberejo Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo adalah : a) Karena faktor penyakit dari salah satu pihak. Karena alasan sakit sehingga rumah tangganya tidak harmonis. Maka dia memilih untuk berselingkuh untuk mencari pengganti. b) Karena terlalu terbuka dengan semua orang tanpa memandang jenis kelamin. Karena menganggap laki-laki dan perempuan itu sama saja tanpa ada batasan antara laki-laki-laki-laki dan perempuan membuat seseorang mudah untuk merasa nyaman dengan orang lain sehingga terjadilah perselingkuhan. c) Kurangnya rasa bersyukur dari salah satu suami istri. Karena merasa pasangannya memiliki kekurangan yang sangat banyak. Karena mengingat manusia tidka ada yang sempurna. Tetapi sebagai manusia yang kurang bersyukur membuat dia mencari yang lebih sempurna di bandingkan pasangnnya. d) Kurangnya komunikasi antara keduanya. Sehingga mengakibatkan kurangnya keterbukaan atau kejujuran antara satu dengan yang lain. dan akhirnya muncullah kurangnya perhatian satu dengan yang lain. e) Kurangnya waktu untuk keluarga. karena terlalu sibuk di pekerjaan atau kantor membuat waktu untuk keluarganya tersita. Dan dia mencari penggangti keluarganya di tempat lain. mencari kesenangan di luar untuk menghibur diri. f) Merasa memiliki segalanya sehingga dapat


(4)

99

mendapatkan segalanya. Ketika seseorang memiliki banyak uang atau materi sehingga dia merasa dapat membeli kebahagiaan yang tidak pernah di berikan oleh suami atau istrinya. g) Kurangnya keimanan kepada Allah SWT. Iman membuat seseorang membedakan salah atau benar. Jika tidak ada iman membuat dia tidak dapat membedakan yang benar atau yang salah. h) Kurangnya perekonomian membuat seseorang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan segala sesuatu yang dia inginkan meskipun di tempuh dengan berselingkuh. i) Faktor dendam dengan seseorang. Dendam karena merasa di remehkan atau dendam karena salah satu istri atau suamii berselingkuh membuat dia terdorong untuk berselingkuh.

B. Saran

Saran yang ditujukan untuk mengurangi perselingkuhan yang anda anta lain :

a. Untuk keluarga harus menanamkan sikap jujur dan terbuka supaya setiap keluarga merasa nyaman dan selalu menceritakan apapun yang terjadi kepada keluarganya. Karena jujur adalah modal utama untuk menjadikan keluarga harmonis.

b. Untuk tokoh agama atau tetua desa harusnya ada kontrol sosial supaya tidak banyak yang melakukan perselingkuhan. harusnya ada peraturan untuk mencegah persleingkuhan.


(5)

100

DAFTAR PUSTAKA

Afiyani., Yati. Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Perempuan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2016.

Antika, Rindi. Menjadi Wanita yang Dapat Mengubah Energi negatif ke Positiif pada Pasangan, Yogyakarta : Diva, 2015.

Baswardono, Dono. Poligami itu Selingkuh, Yogyakarta : Galengpress, 2007. Darahim, Andarus. Membina Keharmonisan & Ketahanan

Keluarga, Mataram: Institusi Pembelajaran Gelar Hidup (IPGH), 2015. El-Anwari, Nurlaela. Istri yang Hebat, Yogyakarta : Diva Press, 2015.

Goode, J, William. Sosiologi Keluarga, Jakarta : Bumi Aksara, 1995 . Harianto Sindung. Spektrum Teori Sosial, jakarta : Jogjakarta, 2012.

Ihromi, T., O. Sosiologi Keluarga, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2004. Kriyanto, Rahmah. Teknik Praktis Riset Komunikasi , Jakarta: Prenda Media

Group, 2006.

Martono, Nanang. Sosiologi perubahan Sosial, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014.

Meleong, J, Lexy. Metode Penulisan Kualitatif : Bandung:PT Rosdakarya, 2001. Moore, Julia, Hartly. Selingkuh dan Fakta-Fakta Tersembunyi di Baliknya,

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,2005.

Mulyana, Deddy. Metodelogi Penelitian Kualitatif/RSD : Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012.

Nasution, S,. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, : Bandung: Tarsito, 2003.

Ritzer, George, Goodman. J, Douglas. Modern Sociological Theory, Terjemah, Alimandan. Teori Sosiologi Modern, cetakan VI , Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2010.

Salamah, Ummu. Jadikan Rumahmu Seperti Surga, yogyakarta : Diva Press, 2015.


(6)

101

Simanjuntak, julianto. Membangun Kesehatan Mental Keluarga dan Masa Depan Anak, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi, jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Supeno, Ahmad, Drs. Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Yogyakarta : Pyramida Yogyakarta, 2015.

Tohari, Amin. S.Ag., M.Si., M.Pd.I. Sosiologi Pedesaan, Surabaya: PT. Revk Petra Media, 2013.

Warida, Ernawati. EYD & Seputar Kebahasaan-Indonesiaan, Bandung : Penerbit Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2016.