Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Peer Guidance untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga T1 132009112 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Desain Penelitian

Tujuan akhir penelitian ini adalah mengembangkan model peer guidance untuk meningkatkan self efficacy siswa SMP yang disusun melalui Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) yang merupakan salah satu bentuk dari tahapan model peer guidance yang telah dibentuk. Model ini dilaksanakan melalui layanan informasi bidang bimbingan pribadi dan sosial yang memberikan pemahaman dan pengembangan mengenai sikap bersahabat/komunikatif, kreatif, dan peduli sosial. Dengan demikian, dirancangnya model peer guidance ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pribadi dan sosial siswa sehingga diharapkan siswa memiliki keyakinan diri yang kuat dalam mengatasi permasalahan pribadi dan teman sebaya lainnya.

Langkah-langkah dalam penyusunan rancangan model layanan bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa adalah sebagai berikut: (1) Identifikasi dan penetapan masalah, dalam pengumpulan data menggunakan wawancara untuk memperoleh gambaran tentang layanan bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa dan meyebarkan skala self

efficacy untuk melihat potensi masalah mengenai kayakinan diri siswa di SMP


(2)

meningkatkan keyakinan diri siswa. (3) Perancangan desain model layanan peer

guidance dalam meningkatkan self efficacy siswa, dibuat dengan menggunakan

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan dan Konseling. (4) Melakukan validasi dengan ahli yaitu dosen program studi Bimbingan dan Konseling dan praktisi yaitu anggota ABKIN dan sekaligus menjadi guru BK di sekolah. (5) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil validasi ahli dan praktisi. (6) Melakukan uji lapangan di kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga. (7) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil feedback dari uji coba lapangan guna menyesuaikan produk yang telah dibuat dengan pengguna produk

4.2 Deskripsi hasil penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan teman sebaya

Layanan bimbingan teman sebaya belum dilaksanakan secara optimal sesuai dengan strategi implementasi program BK di sekolah berdasarkan rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Layanan bimbingan dan konseling yang sering diberikan oleh guru pembimbing ialah layanan bimbingan klasikal, konseling individual, pelayanan pengumpulan data, alih tangan kasus, kolaborasi dengan guru, orang tua, dan pihak-pihak terkait di luar sekolah, serta layanan konsultasi. Belum terlaksananya layanan bimbingan teman sebaya adalah karena belum tersedianya model layanan bimbingan teman sebaya di sekolah.


(3)

Layanan bimbingan teman sebaya ini penting, karena mengingat perbandingan antara guru BK dengan siswa yang tidak seimbang. Selain itu juga siswa SMP yang sedang berada pada masa remaja, yaitu memiliki sifat cenderung lebih percaya dan tertarik kepada teman sebayanya. Siswa yang memiliki potensi dapat diberdayakan untuk dapat menolong teman sebaya untuk meningkatkan keyakinan diri siswa yang lain. Adapun tahap pengembangan sebagai berikut:

4.2.1 Identifikasi dan Penetapan Masalah

Kegiatan prapengembangan mencakup identifikasi dan penetapan masalah yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang perlu tidaknya pengembangan model layanan bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan

self efficacy siswa. Kegiatan ini dilakukan wawancara dengan guru BK. Hasil

wawancara dengan guru BK menyatakan bahwa kegiatan tersebut sangat perlu dan bermanfaat bagi guru BK guna mengoptimalkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

4.2.2 Deskripsi Umum Pengembangan

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan keyakinan diri siswa. Produk ini disusun dengan menggunakan prosedur pengembangan yang dikemukakan Sugiyono (2011). Penyusunanan model bimbingan disajikan dalam rencana pelaksanaan layanan (RPL). Aspek yang dikembangkan dalam penyusunan


(4)

RPL mengacu pada materi mengenai pembimbing sebaya dan dimensi self

efficacy menurut Bandura, yaitu:

Tabel 4.1 Pengembangan aspek rencana pelaksanaan layanan (RPL)

4.2.3 Hasil Uji Validasi Model Layanan Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa

Tujuan uji validasi model yang diselenggarakan untuk memperoleh masukan dari berbagai pihak sehingga model peer guidance yang telah disusun layak untuk diimplementasikan melalui uji lapangan di SMP Negeri 2 Salatiga.

No Aspek yang

dikembangkan Kompetensi Dasar Topik

1 Pembimbing sebaya Membangun minat menjadi pembimbing sebaya. Pembimbing sebaya

2 Menerapkan tugas sebagai

pembimbing sebaya yang baik.

Siap menjadi pembimbing sebaya

3 Besar

pengharapan

Menganalis pilihan perilaku yang mampu untuk dilakukan.

Saya pasti bisa

4 Luas

pengharapan

Membuktikan

keyakinan/kemantapan dalam menjalankan tugas.

Impossible is nothing

5 Kemantapan

pengharapan

Bertahan dalam menghadapi tugas dan tantangan pekerjaan sebagai siswa.


(5)

Uji validasi model dilakukan dengan cara meninjau ulang rencana pelaksanaan layanan (RPL).

Tabel 4.2 hasil uji validasi model

Penguji Ahli Saran Uji Ahli Revisi

Ahli I: - Berdasarkan

pengembangan kurikulum terbaru (2013), satlan diubah menjadi Rencana

Pelaksanaan Layanan

(RPL).

- Satlan diubah menjadi RPL

- Hindari metode ceramah - Tidak memakai metode

ceramah. - Dalam uraian kegiatan,

lebih diperinci lagi.

- Uraian kegiatan menjadi lebih terperinci.

- Dalam penilaian segera, sebaiknya memakai UCA

- Penilaian segera disusun berdasarkan UCA

- Dalam laijapen dan

laijapang, tentukan kapan waktunya.

- Ditetapkan waktu dalam laijapen dan laijapang.

- Perlu dicantumkan sumber dan biaya dalam RPL

- Mencantumkan sumber


(6)

- Apabila tidak ada catatan

khusus, lebih baik

dihilangkan saja.

- Tidak mencantumkan

catatan khusus dalam

RPL.

Ahli II Penilaian proses harus

lebih rinci dan disesuaikan.

Penilaian proses telah

lebih rinci dan

disesuaikan.

4.3 Model Layanan Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa

Model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa disajikan dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL) sebagai berikut (terlampir):

Tabel 4.3

No Judul RPL

1 Pembimbing sebaya

2 Siap menjadi pembimbing sebaya

3 Saya pasti bias 4 Impossible is nothing


(7)

Tahapan dalam model bimbingan teman sebaya yang disusun berdasarkan kerangka berpikir Sunarti (2010) yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan Pembimbing Sebaya

Pembimbing sebaya dipilih berdasarkan atas kriteria sebagai berikut: hasil skala

self efficacy (siswa dengan kategori self efficacy sangat tinggi dan tinggi), prestasi

(siswa yang masuk dalam peringkat 10 besar), memiliki kemampuan sosialisasi dan kepribadian yang baik. Peran guru BK adalah menyeleksi siswa yang layak menjadi pembimbing sebaya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

2. Pelatihan Pembimbing Sebaya

Siswa yang telah terpilih sebagai calon pembimbing sebaya diberikan pelatihan mengenai materi bimbingan teman sebaya dan self efficacy yang telah disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL). Pelatihan dilaksanakan setelah selesai sekolah dan hari libur. Dalam proses pelatihan, pembimbing sebaya merasakan bahwa dirinya adalah yang dibimbing, setelah itu pembimbing sebaya merancang atau menggambarkan bentuk pertolongan dalam menolong teman sebaya yang memiliki masalah keyakinan diri. Peran guru BK adalah memberikan pelatihan kepada calon pembimbing sebaya yang terpilih menggunakan materi layanan yang telah disusun.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam kegiatan ini, peneliti memberikan serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa yang menjadi pembimbing sebaya, yaitu:


(8)

a. Mencatat dan melaporkan mengenai siapa saja teman yang memiliki masalah keyakinan diri.

b. Melakukan pendekatan pada teman-teman yang memiliki masalah keyakinan diri dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

c. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.

d. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru Bimbingan dan Konseling.

e. Menjadi sumber informasi bagi guru Bimbingan dan Konseling.

Peran guru pembimbing adalah memantau kegiatan pembimbing sebaya dan memberikan pelayanan kepada siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru pembimbing.

4. Evaluasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pembimbing sebaya dapat melaksanakan peran dan fungsinya seperti yang telah dirumuskan dan dijelaskan dalam tahap awal kegiatan. Peran guru BK adalah mengevaluasi dan merancang kegiatan selanjutnya berdasarkan hasil kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah dilaksanakan.

5. Tindak lanjut

Setelah mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya, guru BK menindaklanjuti hasil rancangan kegiatan layanan bimbingan teman


(9)

pembimbing sebaya yang belum menjalankan tugasnya secara optimal, maupun menindak lanjuti hasil laporan dari pembimbing sebaya mengenai siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru BK.

Gambar 4.4. Tahapan model peer guidance

Tahap-tahap dalam pemberian layanan kepada pembimbing sebaya adalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama Kegiatan awal

a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport

b. Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali

pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. 2. Tahap kedua

Kegiatan inti

a. Eksplorasi: Peneliti menyampaikan materi melalui kisah cerita (renungan). Pembentukan

Pembimbing Sebaya

Pelatihan Pembimbing

Sebaya

Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi


(10)

b. Elaborasi:

1. Siswa melakukan permainan.

2. Siswa melakukan simulasi mengenai makna cerita.

3. Siswa berdiskusi untuk merancang kegiatan dalam rangka menolong teman yang memiliki masalah tentang keyakinan diri.

c. Konfirmasi:

1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan pembimbing sebaya.

2. Meminta siswa untuk mempraktikannya kepada teman sebaya yang

membutuhkan pertolongan. 3. Tahap ketiga

Penutup

a. Peneliti bersama pembimbing sebaya menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Memberikan penilaian segera dengan menggunakan format yang sudah

disediakan.

c. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan.

Berdasarkan penerapan 5 keterampilan pembimbing sebaya dalam rencana pelaksanaan layanan (RPL) model bimbingan sebaya untuk meningkatkan self


(11)

1. Pada penerapan RPL pertama, aspek pembimbing sebaya I telah dikuasai oleh subyek penelitian (4 orang siswa kelas VIII H) yang dibuktikan dengan siswa mampu menjelaskan peran seorang pembimbing sebaya, yakin dan tertarik untuk menjadi seorang pembimbing sebaya.

2. Penerapan RPL kedua pada aspek pembimbing sebaya II juga telah dikuasai siswa, dibuktikan dengan kemampuan siswa dalam menjelaskan sikap yang baik dalam menolong teman sebayanya, menjelaskan cara menjadi pembimbing sebaya yang baik, dan keyakinan untuk dapat menerapkan tugas sebagai pembimbing sebaya yang baik.

3. Aspek besar pengharapan pada RPL ketiga telah dikuasai oleh siswa yang dibuktikan dengan siswa mampu menjelaskan tidak ada gunanya menghalangi diri sendiri untuk maju, memiliki keyakinan untuk mencoba, dan mempunyai gambaran untuk menolong teman sebaya agar berani mencoba.

4. Siswa dapat menguasai aspek luas pengharapan pada RPL keempat, yaitu siswa dapat membuktikan bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya, dapat meyakinkan teman sebaya lainnya bahwa kemungkinan itu ada dan mampu merancang strategi dalam membantu teman sebayanya untuk yakin terhadap kemampuan dirinya.

5. Pada RPL kelima tentang aspek kemantapan pengharapan, telah dikuasai oleh siswa. Dibuktikan dengan siswa dapat menyadari dan menunjukkan bahwa dengan ketekunan dirinya dapat sukses, serta mampu melatih dirinya dalam membantu


(12)

Dengan demikian, tujuan kelima rancangan pelaksanaan layanan (RPL) model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa telah tercapai. Oleh karena itu, dapat ditegaskan bahwa model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy berguna bagi siswa SMP.

5.4. Pembahasan

Gambar 4.5. Tahapan model peer guidance oleh Sunarti (2010)

Gambar 4.6. Tahapan model pengembangan peer guidance oleh peneliti

Selain dari segi tahapan yang sedikit berbeda, dalam proses setiap tahapan peneliti juga tidak menggunakan seluruh isi dari proses yang telah dikembangkan oleh Sunarti (2010). Peneliti menyesuaikan isi proses dengan variabel terikat yang

Pembentukan Pembimbing

Sebaya

Pelatihan Pembimbing

Sebaya

Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi

Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi

Tindak lanjut Pembentukan

Pembimbing Sebaya

Pelatihan Pembimbing


(13)

Dari hasil penelitian terhadap siswa kelas VIII H yang masih berada pada masa remaja, terbukti bahwa seorang pembimbing sebaya dalam kelompok sebayanya memiliki pengaruh yang besar dalam bagaimana ia berperilaku, kebanyakan dari remaja (siswa) lebih nyaman dan lebih sering menceritakan masalahnya kepada teman sebayanya dari pada kepada orang yang lebih dewasa.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Buhrmester (dalam Santrock, 2004) menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan teman sebaya meningkat secara drastis, dan disaat yang sama kedekatan hubungan remaja remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Hasil penelitian Buhrmester didukung oleh temuan Nickerson & Nagle (Suwarjo, 2008) bahwa pada masa remaja komunikasi dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang, dan beralih kepada teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan akan kelekatan (attachment).


(1)

a. Mencatat dan melaporkan mengenai siapa saja teman yang memiliki masalah keyakinan diri.

b. Melakukan pendekatan pada teman-teman yang memiliki masalah keyakinan diri dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

c. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.

d. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru Bimbingan dan Konseling.

e. Menjadi sumber informasi bagi guru Bimbingan dan Konseling.

Peran guru pembimbing adalah memantau kegiatan pembimbing sebaya dan memberikan pelayanan kepada siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru pembimbing.

4. Evaluasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pembimbing sebaya dapat melaksanakan peran dan fungsinya seperti yang telah dirumuskan dan dijelaskan dalam tahap awal kegiatan. Peran guru BK adalah mengevaluasi dan merancang kegiatan selanjutnya berdasarkan hasil kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah dilaksanakan.

5. Tindak lanjut

Setelah mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya, guru BK menindaklanjuti hasil rancangan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah disusun. Tindak lanjut bisa berupa pelatihan kembali kepada


(2)

pembimbing sebaya yang belum menjalankan tugasnya secara optimal, maupun menindak lanjuti hasil laporan dari pembimbing sebaya mengenai siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru BK.

Gambar 4.4. Tahapan model peer guidance

Tahap-tahap dalam pemberian layanan kepada pembimbing sebaya adalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama Kegiatan awal

a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport

b. Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari.

2. Tahap kedua Kegiatan inti

a. Eksplorasi: Peneliti menyampaikan materi melalui kisah cerita (renungan). Pembentukan

Pembimbing Sebaya

Pelatihan Pembimbing

Sebaya

Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi


(3)

b. Elaborasi:

1. Siswa melakukan permainan.

2. Siswa melakukan simulasi mengenai makna cerita.

3. Siswa berdiskusi untuk merancang kegiatan dalam rangka menolong teman yang memiliki masalah tentang keyakinan diri.

c. Konfirmasi:

1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan pembimbing sebaya.

2. Meminta siswa untuk mempraktikannya kepada teman sebaya yang membutuhkan pertolongan.

3. Tahap ketiga Penutup

a. Peneliti bersama pembimbing sebaya menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Memberikan penilaian segera dengan menggunakan format yang sudah disediakan.

c. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan.

Berdasarkan penerapan 5 keterampilan pembimbing sebaya dalam rencana pelaksanaan layanan (RPL) model bimbingan sebaya untuk meningkatkan self

efficacy siswa diperoleh indikator keberhasilan pada masing-masing aspek, sebagai


(4)

1. Pada penerapan RPL pertama, aspek pembimbing sebaya I telah dikuasai oleh subyek penelitian (4 orang siswa kelas VIII H) yang dibuktikan dengan siswa mampu menjelaskan peran seorang pembimbing sebaya, yakin dan tertarik untuk menjadi seorang pembimbing sebaya.

2. Penerapan RPL kedua pada aspek pembimbing sebaya II juga telah dikuasai siswa, dibuktikan dengan kemampuan siswa dalam menjelaskan sikap yang baik dalam menolong teman sebayanya, menjelaskan cara menjadi pembimbing sebaya yang baik, dan keyakinan untuk dapat menerapkan tugas sebagai pembimbing sebaya yang baik.

3. Aspek besar pengharapan pada RPL ketiga telah dikuasai oleh siswa yang dibuktikan dengan siswa mampu menjelaskan tidak ada gunanya menghalangi diri sendiri untuk maju, memiliki keyakinan untuk mencoba, dan mempunyai gambaran untuk menolong teman sebaya agar berani mencoba.

4. Siswa dapat menguasai aspek luas pengharapan pada RPL keempat, yaitu siswa dapat membuktikan bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya, dapat meyakinkan teman sebaya lainnya bahwa kemungkinan itu ada dan mampu merancang strategi dalam membantu teman sebayanya untuk yakin terhadap kemampuan dirinya.

5. Pada RPL kelima tentang aspek kemantapan pengharapan, telah dikuasai oleh siswa. Dibuktikan dengan siswa dapat menyadari dan menunjukkan bahwa dengan ketekunan dirinya dapat sukses, serta mampu melatih dirinya dalam membantu teman sebayanya membangun ketekunan.


(5)

Dengan demikian, tujuan kelima rancangan pelaksanaan layanan (RPL) model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa telah tercapai. Oleh karena itu, dapat ditegaskan bahwa model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy berguna bagi siswa SMP.

5.4.Pembahasan

Gambar 4.5. Tahapan model peer guidance oleh Sunarti (2010)

Gambar 4.6. Tahapan model pengembangan peer guidance oleh peneliti

Selain dari segi tahapan yang sedikit berbeda, dalam proses setiap tahapan peneliti juga tidak menggunakan seluruh isi dari proses yang telah dikembangkan oleh Sunarti (2010). Peneliti menyesuaikan isi proses dengan variabel terikat yang peneliti pakai, yaitu self efficacy.

Pembentukan Pembimbing

Sebaya

Pelatihan Pembimbing

Sebaya

Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi

Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi

Tindak lanjut Pembentukan

Pembimbing Sebaya

Pelatihan Pembimbing


(6)

Dari hasil penelitian terhadap siswa kelas VIII H yang masih berada pada masa remaja, terbukti bahwa seorang pembimbing sebaya dalam kelompok sebayanya memiliki pengaruh yang besar dalam bagaimana ia berperilaku, kebanyakan dari remaja (siswa) lebih nyaman dan lebih sering menceritakan masalahnya kepada teman sebayanya dari pada kepada orang yang lebih dewasa.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Buhrmester (dalam Santrock, 2004) menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan teman sebaya meningkat secara drastis, dan disaat yang sama kedekatan hubungan remaja remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Hasil penelitian Buhrmester didukung oleh temuan Nickerson & Nagle (Suwarjo, 2008) bahwa pada masa remaja komunikasi dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang, dan beralih kepada teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan akan kelekatan (attachment).


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202012055 BAB IV

0 0 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga T1 202009078 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling dalam Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Kelas XI TEI B SMK N 2 Salatiga T1 132009028 BAB IV

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Peer Guidance untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Peer Guidance untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga T1 132009112 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Peer Guidance untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga T1 132009112 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Peer Guidance untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga T1 132009112 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Peer Guidance untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga

0 0 49

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB IV

0 0 6

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Self Efficacy Karir Siswa Kelas X MIPA.2 SMA Negeri ertek Kabupaten Wonosobo T1 BAB IV

0 0 20