T2 942009046 BAB III

(1)

37

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk memaparkan tentang penyelenggaraan program Pengembangan Diri siswa sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang dan kendala-kendala yang ada. Gambaran yang ingin diperoleh adalah pemahaman kepala sekolah dan guru tentang program Pengembangan Diri, keberadaan Program Pengembangan Diri di sekolah masing-masing, pelaksanaan program Pengembangan Diri serta kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam pelaksanaan program Pengembangan Diri tersebut.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian terdiri dari kepala sekolah, guru, dan Pengawas Satuan Pendidikan TK/SD Dabin 1 Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Jumlah kepala sekolah yang menjadi subyek penelitian adalah 8 orang dari 8 sekolah dasar, 8 orang guru dari 8 sekolah, dan pengawas sebanyak 2 orang. Untuk menentukan 8 orang guru sebagai responden didasarkan atas pertimbangan dari kepala sekolah terhadap guru yang dinilai mengetahui tentang Program Pengembangan Diri di


(2)

38

sekolah dasar masing-masing. Disamping juga kesediaan dari guru yang bersangkutan dalam mengikuti kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu pemilihan subjek oleh kepala sekolah terhadap guru juga didasarkan atas lama mengajar, sehingga responden yang dimaksud sudah mengalami masa pemberlakuan Kurikulum 1994, KBK, dan KTSP.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam, yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 1989). Kegiatan ini dilakukan karena dengan wawancara, peneliti mendapatkan tidak hanya apa saja yang diketahui dan dialami subyek, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh dari dalam diri subyek penelitian. Selain itu apa yang ditanyakan kepada informan dapat mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang (Patilima, 2005).


(3)

39

Adapun permasalahan dalam wawancara penelitian ini meliputi 4 hal, yaitu: pemahaman tentang konsep Pengembangan Diri dan kebijakan pemerintah daerah, penyusunan dan pengembangan pedoman pelaksanaan Program Pengembangan Diri, pelaksanaan Program Pengembangan Diri di sekolah, dan kendala-kendala dalam penyelenggaraan Program Pengembangan Diri. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Pengembangan Diri Indikator / Pertanyaan Pemahaman

Pengembangan Diri, dan kebijakan pemerintah dalam Pengembangan Diri

1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan Pengembangan Diri di sekolah?.

2. Apa saja wujud kebijakan pemerintah daerah terhadap Program Pengembangan Diri? 3. Bagaimana pelaksanaan

kebijakan tersebut di sekolah? 4. Usaha-usaha apa yang

dilakukan sekolah dalam melaksanakan Program Pengembangan Diri? Penyusunan dan pengembangan pedoman pelaksanaan Pengembangan Diri

1. Sudah adakah kurikulum/ model/panduan pelaksanaan Program Pengembangan Diri di sekolah?

2. Jika sudah ada, siapakah yang menyusun kurikulum/model/ panduan pelaksanaan Program Pengembangan Diri tersebut?


(4)

40 Pengembangan Diri Indikator / Pertanyaan

3. Apakah sekolah diberi kebebasan dalam

mengembangkan kurikulum, model, atau panduan

pelaksanaan Program Pengembangan Diri? Penyelenggaraan program Pengembangan Diri di sekolah

1. Apakah Program Pengembangan Diri itu penting? Jelaskan!

2. Apakah perlu dibuat alokasi waktu tersendiri untuk Program Pengembangan Diri tersebut?

3. Bagaimana pelaksanaan Program Pengembangan Diri di sekolah Anda?

4. Apakah saran untuk pelaksanaan Program Pengembangan Diri ini? 5. Apakah penyelenggaraan

Program Pengembangan Diri di sekolah sudah cukup

membuat siswa berkembang secara optimal?

6. Apakah ada evaluasi mengenai penyelenggaraan Program Pengembangan Diri ini? Jelaskan!

7. Apakah ada pengawasan dalam pelaksanaan Pengembangan Diri ini? Bagaimanakah pengawasan dilakukan terhadap

pelaksanaan program ini? Kendala-kendala

dalam

penyelengaraan program

Pengembangan Diri

1. Apa saja yang menjadi kendala dalam memahami konsep program Pengembangan Diri di sekolah?

2. Apa saja yang menjadi kendala dalam menyusun dan

mengembangkan program Pengembangan Diri di sekolah?


(5)

41 Pengembangan Diri Indikator / Pertanyaan

3. Apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program Pengembangan Diri di sekolah?

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur- unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terhadap tempat penelitian yaitu masing-masing sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis, perilaku subjek selama wawancara dan selama melakukan kegiatan, interaksi subjek dengan peneliti, pelaksanaan kegiatan dan hal-hal yang dianggap relevan, sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton dalam Soegiyono (2006) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting

yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Salah satu hal yang


(6)

42

penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena:

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. e. Observasi memungkinkan untuk peneliti

merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.


(7)

43

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara lebih kredibel (dapat dipercaya) bila didukung dokumen yang ada dan sesuai. Dalam penelitian ini studi dokumen sekaligus merupakan triangulasi data.

D. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari kemudian membuat kesimpulan yang mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2006).

Analisa data dilakukan sebelum dan selama di lapangan. Untuk analisis selama di lapangan, penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2006) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas


(8)

44

dalam analisis data yaitu data reduction, data

display dan conclution drawing/verification.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana penyelenggaraan Program Pengembangan Diri di sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis terutama pada aspek perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan serta kendala-kendala yang ditemui dalam penyelenggaraan program tersebut.

Data display (penyajian data) adalah

menyajikan data yang dapat dilakukan dengan mengorganisasikan data dalam pola hubungan tertentu sehingga mudah difahami. Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel berupa tabel hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi tentang perencanaan, pelaksanaan, penilain dan pengawasan terhadap Program Pengembangan Diri di sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.


(9)

45

Selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Setelah sajian data, peneliti mencoba menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada kemudian memverifikasi temuan kepada masing-masing sekolah dalam hal ini subyek penelitian. E. Uji Keabsahan Data

Sugiyono (2006) menyebutkan penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek validitas. Temuan atau data yang dilaporkan peneliti dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula. Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/konsisten/stabil.

Uji validitas atau uji kepercayaan dan kebenaran dalam penelitian kualitatif salah satunya menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2006). Penelitian ini melakukan triangulasi dengan mengecek data melalui studi dokumentasi. Kegiatan ini dilakukan di luar kegiatan wawancara dan saat subjek melakukan kegiatannya. Dokumen-dokumen yang dipelajari oleh peneliti antara lain adalah dokumen KTSP, jadwal pelajaran, buku daftar kelas,


(10)

46

buku daftar nilai, buku bimbingan konseling, buku kunjungan rumah, pajangan-pajangan di kelas, piala-piala, piagam, foto-foto kegiatan, buku catatan prestasi siswa, dan buku rapor siswa.


(1)

41

Pengembangan Diri Indikator / Pertanyaan

3. Apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program Pengembangan Diri di sekolah?

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur- unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat

memahami proses wawancara dan hasil

wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah

observasi terhadap tempat penelitian yaitu masing-masing sekolah dasar di wilayah Dabin I

Kecamatan Pakis, perilaku subjek selama

wawancara dan selama melakukan kegiatan, interaksi subjek dengan peneliti, pelaksanaan kegiatan dan hal-hal yang dianggap relevan, sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton dalam Soegiyono (2006)

tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting

yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang

berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Salah satu hal yang


(2)

42

penting, namun sering dilupakan dalam

observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena:

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih

baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk

bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat

hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh

data tentang hal-hal yang karena berbagai

sebab tidak diungkapkan oleh subjek

penelitian secara terbuka dalam wawancara.

e. Observasi memungkinkan untuk peneliti

merefleksikan dan bersikap introspektif

terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian

dari data yang pada giliranya dapat

dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.


(3)

43

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara lebih kredibel (dapat dipercaya) bila didukung dokumen yang ada dan sesuai. Dalam penelitian ini studi dokumen sekaligus merupakan triangulasi data.

D. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari kemudian membuat kesimpulan yang mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2006).

Analisa data dilakukan sebelum dan selama di lapangan. Untuk analisis selama di lapangan, penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2006) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas


(4)

44

dalam analisis data yaitu data reduction, data

display dan conclution drawing/verification.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan. Penelitian ini memfokuskan

pada bagaimana penyelenggaraan Program

Pengembangan Diri di sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis terutama pada aspek

perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan

pengawasan serta kendala-kendala yang ditemui dalam penyelenggaraan program tersebut.

Data display (penyajian data) adalah

menyajikan data yang dapat dilakukan dengan mengorganisasikan data dalam pola hubungan tertentu sehingga mudah difahami. Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel berupa tabel hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi tentang perencanaan, pelaksanaan,

penilain dan pengawasan terhadap Program

Pengembangan Diri di sekolah dasar di wilayah Dabin I Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.


(5)

45 Selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Setelah sajian data, peneliti mencoba menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada kemudian memverifikasi temuan kepada masing-masing sekolah dalam hal ini subyek penelitian.

E. Uji Keabsahan Data

Sugiyono (2006) menyebutkan penelitian

kualitatif lebih menekankan pada aspek validitas.

Temuan atau data yang dilaporkan peneliti

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara

yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula. Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/konsisten/stabil.

Uji validitas atau uji kepercayaan dan kebenaran dalam penelitian kualitatif salah satunya

menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2006).

Penelitian ini melakukan triangulasi dengan

mengecek data melalui studi dokumentasi. Kegiatan ini dilakukan di luar kegiatan wawancara dan saat subjek melakukan kegiatannya. Dokumen-dokumen yang dipelajari oleh peneliti antara lain adalah dokumen KTSP, jadwal pelajaran, buku daftar kelas,


(6)

46 buku daftar nilai, buku bimbingan konseling, buku kunjungan rumah, pajangan-pajangan di kelas, piala-piala, piagam, foto-foto kegiatan, buku catatan prestasi siswa, dan buku rapor siswa.