PERANAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MENEK

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG MENEKANKAN PADA AKTIVITAS SISWA DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh:

SAMSUL HUDAH, S.Pd SMP NEGERI I WONOSALAM JL. ANJASMARA KECAMATAM WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG JAWA TIMUR HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul penelitian : Peranan Strategi Pembelajaran Yang Menekankan Pada Aktivitas Siswa dalam Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

2. Ketua Peneliti :

a. Nama lengkap : Samsul Hudah, S.Pd

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 132185330

d. Pangkat/Gol. :

e. Mata Ajaran Diampu : Pendidikan Kewarganegaraan

f. Sekolah : SMP Negeri 1 Wonosalam

g. Alamat : Jl. Ajasamara Wonosalam

3. Jumlah Anggota Peneliti : 1 orang

Nama Anggota Peneliti : Dra. Nunuk Sukaryawati

4. Lama Penelitian : 3 bulan

5. Besar Biaya Penelitian : Rp. 3.500.000

( Dua juta lima ratus ribu rupiah)

Jombang, 30 Oktober 2008

Mengetahui, Ketua Peneliti

SMPN I Wonosalam

Kepala,

Drs. Umarul Faruq, M.Si Samsul Hudah, S.Pd

Pembina Tk. I

NIP. 131831789 NIP. 132185330

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul penelitian : Peranan Strategi Pembelajaran yang Menekankan Pada Aktivitas Siswa dalam Meningkatkan Minatdan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

2. Ketua Peneliti :

a. Nama lengkap : Samsul Hudah, S.Pd

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 132185330

d. Pangkat/Gol. :

e. Mata Ajaran Diampu : Pendidikan Kewarganegaraan

f. Sekolah : SMP Negeri 1 Wonosalam

g. Alamat : Jl. Ajasamara Wonosalam

3. Jumlah Anggota Peneliti : 1 orang

Nama Anggota Peneliti : Dra. Nunuk Sukaryawati

4. Lama Penelitian : 3 bulan

5. Besar Biaya Penelitian : Rp. 3.500.000

( Dua juta lima ratus ribu rupiah)

Jombang, 30 Oktober 2008

Menyetujui, Ketua Peneliti

Pembimbing

Dr. Siti Khabibah Samsul Hudah, S.Pd

NIP. 132296634 NIP. 132185330

Peranan Strategi Pembelajaran yang Menekankan Pada Aktivitas Siswa dalam Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan

Abstrak

Berdasarkan observasi awal , hasil belajar siswa SMPN I Wonosalam kelas VIII B untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih rendah. Hal ini diduga karena adanya aktivitas dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran tersebut kurang, yang berimbas pada rendahnya minat serta hasil belajar siswa itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut, dicarikan upaya-upaya yang kongkrit dan akurat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah pemilihan strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar siswa dan bukan pada aktivias mengajar guru.Penekanan aktivitas belajar siswa dengan penugasan berupa pemanfaatan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang ditengarai dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar siswa.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penerapan strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam meningkatkan minat mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalam.untuk mengetahui efektivitas penerapan startegi pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalam pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Adapun obyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN I Wonosalam sebanyak 40 . Sedangkan disain penelitian proses kajiannya menggunakan empat tahap, refleksi, rencana tindakan, implementasi tindakan, observasi-monitoring. Tindakan penelitian terdiri dari dua (2) siklus dan setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Instrumen untuk memperoleh data adalah: lembar observasi siswa, kuesioner untuk memperoleh data kualitatif dan tes untuk data kuantitatif langsung dari responden

Berdasarkan refleksi setiap siklus pembelajaran dengan menekankan aktivitas siswa yang memanfaatkan LKS disimpulkan........................................

Kata kunci: Aktivitas siswa, Minat belajar, Prestasi belajar

Kata Pengantar

Puji sukur kehadirat Alloh SWT, dengan segala kemudahan yang telah diberikan, sehingga dapat terselesaikannya penelitian tindakan kelas ini.

Tentu, dalam peneleitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang kajian pendidikan khususnya bagi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Yang muara akhirnya terdapat perbaikan dan perubahan dalam pengajaran, sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dengan segala kerendahan hati disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memfasilitasi penyelasaian penelitian tindakan kelas, antara lain:

  1. LPMP Propisnsi Jawa Timur

  2. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya

  3. Dr. Siti Khabibah, selaku pembimbing

  4. Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Jombang

  5. Drs. Umarul Faruq, M.Si, kepala sekolah SMPN I Wonosalam

  6. Teman sejawat yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Kelemahan yang ada dalam penelitian ini pasati ada , untuk itu kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan.

Semoga membawa manfaat dan kebaikan dalam PBM

Jombang, Oktober 2008

Peneliti

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................

ABSTRAK ......................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................

C. Tujuan Penelitian ..........................................................

D. Hipotesis Tindakan ..........................................................

E. Manfaat Penelitian .........................................................

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA .............................................

A. Strategi Pembelajaran ........................................................

B. Aktivitas Siswa .........................................................

C. Minat Belajar .........................................................

D. Prestasi Belajar ........................................................

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatan kualitas pendidikan nasional menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat. Disamping itu yang lebih utama adalah menjadi tugas dan tanggung jawab guru dan orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, sebagai praktisi pendidikan, perlu memikirkan dan mengambil langkah-langkah guna ikut berkiprah meningkatkan kualitas manusia Indonesia dari ketertinggalan pendidikan.

Dalam konteks persoalan tersebut, guru perlu memikirkan perbaikan mutu pendidikan dengan jalan meningkatkan kualitas dan intensitas proses belajar mengajar. Dengan perbaikan mutu pengajaran di kelas, secara tidak langsung kita telah ikut berusaha meningkatkan kualitas manusia indonesia sebagai upaya meningkatkan SDM.

Untuk itu harus ada upaya dari guru bagaimana strategi yang harus dilakukan dengan tujuan agar dalam proses belajar mengajar menjadi hidup dan tidak membosankan. Yakni munculnya minat, motivasi yang tinggi terhadap mata pelajaran yang diampu, serta semua siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi.

Namun pada kenyataan, siswa tampak kurang menunjukkan motivasi dan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Akibat dari motivasi serta minat siswa yang rendah dalam mengikuti pelajaran, maka prestasi belajarnya juga pasti rendah. Apabila hal tersebut dibiarkan akan membawa kerugian bagi siswa itu sendiri. Hal ini juga tampak pada siswa kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalam ,dari pengamatan sederhana tampak kurang antusias dan kurang aktif setiap mengikuti pelajaran matapelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tentu ini perlu mendapat perhatian. Mengingat jika hal tersebut dibiarkan, akan membawa sesuatu yang kurang baik dan tidak menguntungkan dari sisi prestasi belajar siswa

Banyak faktor yang menjadi pemicu rendahnya motivasi, minat, dan prestasi belajar siswa. Di antara yang dapat dikemukakan adalah adanya strategi pembelajaran yang cenderung monoton, secara umum masih banyak kita jumpai strategi pembelajaran eksplanatori seperti metode ceramah (centered teachear) sekalipun sekarang ini sudah melaksanakan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Namun belum diikuti perubahan dalam menyampikan materi pembelajaran.

Dengan strategi penyajian tersebut, tentu dianggap tidak menarik dan membosankan, siswa menjadi tidak termotivasi dan memunculkan minat yang rendah untuk mengikuti kegiatan proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, agar minat dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran dan prestasi belajar siswa meningkat, guru perlu mengadakan perubahan strategi penyajian pembelajaran. Strategi penyajian pelajaran inquiri yang lebih menekankan pada aktivitas siswa, salah satunya adalah metode penugasan. Ini cukup beralasan jika dipilih sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Sehingga dengan menerapkan metode penugasan, siswa dapat leluasa mengekspresikan semua kemampuan dan kemauan yang dimilikinya untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Metode penugasan yang dimaksudkan di sini adalah pemberian seperangkat tugas kepada siswa untuk menyelesaikan suatu tugas/ proyek tertentu. Dengan meyelesaikan pekerjaan tersebut siswa mempunyai kesempatan untuk menunjukkan seluruh kemampuannya agar tugas/proyek yang diberikan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Bentuk tindakan dalam penelitian ini adalah mengadakan perubahan strategi pembelajaran yang semula metode ceramah ke pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu melalui metode penugasan. Diharapan dengan meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn.

Tindakan tersebut di pilih berdasarkan beberapa argumentasi teoritis bahwa perubahan strategi penyamapaian bahan pembelajaran akan dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Walgito (1981), dalam hal minat beliau artikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut. Berdasrkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dikatakan memiliki minat terhadap sesuatu termasuk mata pelajaran tertentu ditandai dengan adanya perhatian dari yang bersangkutan. Perhatian tersebut membuat seseorang akan terdorong rasa ingin tahunyadan mempelajari lebih lanjut.

Minat terhadap suatu mata pelajaran sangat dipengaruhi oleh seberapa besar siswa dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Jika siswa kurang dilibatkan, maka siswa cenderung pasif, tidak bergairah dan kurang perhatian. Gie (1985) mengemukakan bahwa suatu mata pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila Si pelajar dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran itu. Dari sini dapat ditarik suatu pemahaman bahwa pemusatan perhaian siswa dapat menyebabkan pelajaran tersebut dapat dipelajari dengan baik. Oleh karena itu, mata pelajaran yang disajikan tanpa melibatkan siswa secara aktif akan mempengaruhi kurang terpusatnya perhatian siswa sehingga akan mempengaruhi juga pada minat siswa untu mempelajarinya lebih lanjut. Sehingga dapat dinayatakan bahwa minat menjadi sesuatu yang penting. Oleh Walgito (1981: 38) secara eksplisit “Unsur minat meliputi perhatian, kekuatan dorong, dan perasaan senang sehingga membuat individu cenderung terlibat aktif dengan obyek tetentu, dalam hal ini adalah mata pelajaran”.

Startegi penyamapaian maateri pelajraan yang kurang berusaha melibatkan siswa akan mengurangi dan menurunkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran. Ini terjadi karena siswa merasa kurang dapat mencurahkan perhatiannya kepada pelajaran, jika intesitas perhatian mereka terpaku pada penampilan guru di depan kelas.Sedangkan, siswa yang jumlahnyanya relatif banyak kurang dapat memusatkan perhatiannya tanpa tanpa terganggu oleh kondisi kelas yang besar tersebut.lain halnya jika strategipenampaian bahan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pemeblajaran, seperti melalui penugasan, maka perhatian siswa akan terpusat pada seperangkat tugas/pekerjaan yang ditugaskan. Seperti halnay penerapan metode penugasan yang memanfaatkan Lemabar Kerja siswa (LKS) karena disusun dengan memperhatikan kurikulum, karakteristik siswa, dan spesfikasi materi pelajaran, tentu lebih memusatkan perhatian sisqa untukmengerjakan LKS sesuai petunjuk yang disajikan di dalamnya. Karena penekanan terhadap keaktifan siswa dalam metode penugasan di sini ditunjukkan pada rinncian kegiatan ( langkah-angkah kegiatan) sebagai pedoman kerja yang harus dilakukan oleh siswa, sehingga metode penugasan sebagai penerapan strategi penyampaian bahan pembelajaran dapat meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran.

Strategi pemebelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa merupakan metode mengajar yang mengutamakan peran sisws secara aktif, baik fisik, mental maupun sosialnya. Peran aktif siswa terutama secara mental dan sosial akan akan menentukan fokus staretgi penyampaian bahan pemeblajaran. Akif secara mental berarti fokusnya pada aktivitas pikiran (kognitif) siswa secara perseorangan, sedangkan aktif secara sosiasal berarti lebih menekankan pada aktivitas kerja siswa secara berkelompok.

Dengan menerapkan metode penugasan yang memfaatkan LKS dapat dirancang untuk memenuhi kedua peran aktif siswa tersebut., yaitu meminta siswa ( dalam rincian kegiatan) untuk menyelesaikan LKS tersebut secara individu atau dengan cara melakukan diskusi untuk memecahkan atau menyelesaikannya. Oleh karena itu siswa diminta tugas, berarti intesitas kegiatan dan keterlibatan siswa siswa lebih tinggi, siswa akan lebih pehatian, bergairah, dan lebih berminat mengikuti pelajaran. Kondisi minat yang demikian itu mendorng siswa belajar lebih baik pula. Ini selaras dengan pendapat Koetoer (1984), bahwa minat yang kurang mengakibatkan kurangnya intensitas kegiatan, kurangnya intensitas kegiatan ini menimbulkan hasil yang kurang baik. Pendapat ini diperkuat oleh Efendi (1995: 122) Bahwa “ belajar dengan minat akan lebih baik (hasilnya) dari pada tanpa minat”.

Dari observasi sederhana, memang tampak bahwa saat siswa mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dengan metode ceramah, siswa begitu apatis. Artinya motivasi dan minat belajar siswa kelas VIII-B SMP Negeri I Wonosalam rendah, hal ini berimbas pada nilai ulangan secara klasikal yang tidak tuntas dan jauh dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pembahasan kompetensi dasar tertentu di mata pelajaran PKn.

Bersadarkan uraian dan observai sederhana di atas itulah selanjutnya disusun kegiatan penelitian tindakan kelas dengan fokus permasalahan bagaimana meningkatan motivasi, minat serta prestasi belajar siswa kelas VIII-B dan semakin aktifnya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Secara rinci masalah penelitian ini dapat dirumuskan di bawah ini

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, secara terinci masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan strategi pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dapat meningkatkan minat mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalam?

2. Apakah penerapan startegi pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalam pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pemaparan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian tindakan kelas ini dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui efektifitas penerapan strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam meningkatkan minat mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalam.

2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan startegi pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalam pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Adapun pemecahan masalah dalam penelitian ini secara ringkas adalah dengan melakukan tindakan yakni mengadakan perubahan strategi penyampaian pembelajaran yang digunakan guru. Perubahan itu,yang semula guru bersifat pasif dan berpusat pada guru, yakni metode ceramah, ke yang bersifat aktif dan berpusat pada siswa. Yaitu melalui melalui metode penugasan. Perubahan strategi penyampaian pembelajaran sebagai tindakan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat prestasi siswa dalam mengikuti pelajaran PKn.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah masalah tujuan penelitian di atas, berikut dirumuskan hipotesis tindakan:

(1) penerapan strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dapat meningkatkan minat siswa mengikuti pelajaran pendidikan kewarganegaraan;

(2) penerapan startegi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Sedangkan hasil penelitian tindakan kelas ini diharapakan dapat bermanfaat, antara lain :

  1. Bagi guru, sebagai sarana untuk mengetahui atau menemukan hambatan dan kelamahan penyelenggaraan penbelajaran serta sebagai upaya memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas sehingga menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai kondisi dan situasi.

  2. Bagi siswa, semakin aktif dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan proses belajar yang diselenggarakan. Sehingga ada perubahan sikap serta persepsi yang lebih baik dalam menerima dan melaksanakanm tugas-tugas yang diberikan oleh guru, diantaranya mengurangi ketergantungan siswa dalam menerima informasi dari guru

  3. Bagi sekolah, sebagai sarana ntuk mengetahui hambatan-hambatan atau kelemahan dalam penyelenggaraan pembelajaran, dan sebagai upaya memperbaiki kelemahan-kelemahan sehingga dapat tercapai pemeblajaran yang tepat dikelas.

  4. Bagi peneliti, diharapakan dapat menambah dan memperoleh informasi dari kegiatan proses-belajar selama ini dan sebagai bahan perbaikan kualitas pembelajaran.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran

Pembelajaran didefinisikan sebagai upaya membelajarkan siswa, (Degeng, 1990). Dalam definisi ini tekandung makna bahwa dalam pembelajaran ada dan terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau startegi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Bahkan kegiatan-kegiatan inilah yang sebenarnya merupakan kegiatan pembelajaran.

Strategi dapat diartikan sebagai suatu cara yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan strategi pembelajaran merupakan acuan dasar penataan cara-cara sehingga terwujud suatu urutan langkah prosedural yang dapat dipakai untuk mencapai hal yang diinginkan.

Metode dan strategi pembelajaran sering digunakan secara bergantian untuk menjelaskan makna yang sama (Degeng, 1989). Dalam pemahaman bahwa metode diacukan sebagai salah satu cara yang telah tersusun dalam suatu tatanan yang utuh dan urutan langkah yang jelas.

Strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

(1) Strategi pengorganisasian isi pembelajaran

(2) Strategi penyampaian isi pembelajaran

(3) Strategi pengelolaan pembelajaran

Startegi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang mengandung suatu rangkain aktivitas yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Sumantri, 1998)

Strategi pembelajaran dengan menekankan pada aktivitas dipilih sebagai suatu upaya guru bagaimana meningkatkan kamampuan siswa, hal ini dalam minat dan prestasinya. Dengan strategi tersebut siswa akan lebih mudah dan efektif menguasai proses pelajaran. Untuk itu harus secara tepat dalam mengimplmentasikan startegi pembelajaran.

Strategi pembelajaran dengan penugasan adalah memberikan tugas kepada siswa dalam selang waktu yang disesuaikan dengan bobot tugas. Adapun keuntungan dalam metoda penugasan adalah: siswa menjadi lebih aktif, siswa lebih optimal dalam menggunakan sumber belajar, mampu mengembangkan sikap mandiri, dan melatih siswa menyatakan ide-idenya. Namun demikian, terdapat pula kelemahan, antara lain: sulit diketahui apakah siswa mengerjakan sendiri, jika tugas kelompok yang bekerja hanya beberapa siswa, jika tugas monoton akan menimbulkan kebosanan,

Langkah-langkah dalam metode penugasan: pernyataan tugas harus jelas dan menarik, tenggang waktu pengumpulan tugas disesuaikan dengan bobot tugas, setiap tugas dikoreksi dan dinilai, memberi kesempatan berdiskusi dengan guru .

B. Aktivitas Siswa

Ragam aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sangat bervariatif. Hal itu tergantung bagaimana siswa menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Tentu saja dipengaruhi oleh penampilan guru dalam penyajian materi yang diberikan.

Sebagaimana dapat diamati saat proses belajar berlangsung, aktifitas yang tampak saat kita amati semisal, ada yang penuh perhatian, konsentrasi, dan siswa yang cenderung malas, dan tidak semangat saat pelajaran berlangsung.

Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran , yang meyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap suatu obyek (Kartono, 1996: 111).

Aktifitas dengan memberikan fokus kegiatan akan menambah perhatian yang baik bagi siswa. Perhatian ini cenderung bersifat statis dan dinamis, artinya siswa mengasyiki satu obyek terus-menerus,dan tidak menjadi semakin lemah.

Sedangkan aktifitas siswa dapat berupa perhatian dinamis yakni perlu dirangsang oleh guru. Karena memerlukan rangsangan secara terus-menerus agar perhatian siswa tidak mengendor dan menjadi melemah.

Pemberian penekanan berupa tugas kepada siswa oleh Kartono (1996) diperlukan kiranya untuk membangun dan mengkonsentrasikan diri tehadap suatu tugas pekerjaan. Sehubungan dengan ini diperlukan minat dan perhatian. Sebab, tugas yang dikerjakan dengan penuh minat akan memberikan buah yang lebih besar dan lebih memuaskan hati. Khususnya berlaku tugas-tugas sekolah dan studi perguuan tinggi.

Dapat dinyatakan bahwa yang utama dalam pengendalian siswa oleh guru adalah bagiamana aktivitas siswa adalah menciptkan perhatian yang baik dalam proses belajar mengajar.

Selain aktivitas siswa yang tergamabar dalam bentuk perhatian, aktivitas siswa juga nampak pada partisipasi dalam proses pembelajaran. Partisipasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Tannenbaund dan Hand (dalam Sukidin, 2002: 159) dianggap sebagai suatu tingkat sejauh mana peran anggota (individu) melibatkan diri di dalam kegiatan dan menyumbangkan tenaga pikirannya dalam suatu kegiatan . Dengan pemahaman yang tidak jauh berbeda, Dusseldorf (dalam Sukidin, 2002: 159) partisipasi diartikan sebagai suatu kegiatan atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas untuk mencapai kemanfaatan optimal

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang (siswa) baik pikiran maupun tenaga untuk memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Dalam hal ini, aktivitas siswa dalam bentuk partisipsi oleh Paula Freire (dalam Basrowi, 1997) dibedakan atas. Partisipasi kontributif yakni partisipai yang mendorong persiapan untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, mengerjakan penugasan secara tertstruktur baik di kelas dirumah dengan baik. Sementara partisipai inisiatif lebih mengarah pada aktivitas mandiri (tugas individual) tanpa tersetruktur dalam melaksanakan tugas untuk berinisiatif mengerjakan materi pelajaran yang belum diajarkan dengan catatan ringkas. Dengan demikian bentuk aktivitas siswa berupa parstisipasi kontributif dan inisitaif akan membentuk siswa selalu aktif dan kreatif sehingga mereka sadar bahwa ilmu penegathuan itu dapat dpeoleh dengan sebuah kerja keras dan menyadari arti penting belajar.

Adapaun kategori aktivitas yang digunakan menurut Memes (2001: 36) bilai nilai aktiviats siswa lebih atau sama dengan 75,6 dikategorikan aktif, bila kurang atau sama dengan 75,6 maka diketegorikan cukup aktif, dan bila aktivitas kurang dari 59,4 dikategorikan kurang aktif.

Penugasan yang diberika guru kepada siswa dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pencapaian nilai rata-rata. Hal ini merupakan hasil penelitian yang pernahan dilakukan oleh, Nilnahana (2006) dengan memberikan tindakan berupa penugasan LKS dengan hasil rata-rata nilai yang meningkat pada setiap siklusnya..

Ini menandakan bahwa dengan menekankan aktivitas siswa dengan metode penugasan, baik penugasanyang bersifat individual maupun kelompok memberikan sesuatu yang posistif terhadap hasil belajar siswa.

C. Minat Belajar

Berdasarkan prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatkan minat belajar, sebagai berikut :

  1. siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi dirinya.

  2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa sehingga mereka mengetahui tujuan belajar, siswa juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan

  3. Siswa harus diberitahu tentang kompetensi dan hasil belajarnya.

  4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik dari pada hukuman, namun sewaktu –waktu hukuman juga diperlakukan

  5. Memanfaatkan sikap, cita-cita, rasa ingin tahu dan ambisi siswa

  6. Usahakan untuk perhatikan perbedaan individual siswa terhadap sekolah/subyek tertentu.

  7. usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi pisik, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka, mengatur pengalaman belajar . (Sardiman,2003)

Minat dan motivasi untuk mencapai prestasi itu menjadi sesuatu yang penting dalam pencapaian presatsi belajar yang baik. Goodenough (dalam Mukhni, 1985: 25) “ minat-motivasi sangat menentukan keberhasilan belajar siswa”.

Dalam rangka pendidikan formal , motivasi maupun minat belajar ada dalam rekayasa pedagogis. Hal ini mempunyai pengertian bahwa tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar yang baik maka penguatan stimulus motivasi serta minat belajar siswa lebih baik.

Hal tersebut tercermin sebagaimana pendapat Hosna (Tt : 47) minat belajar siswa dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai cara, antara lain :

  • menerapkan prinsip belajar

  • mengoptimalkan unsur dinamis belajar dan pembelajaran

  • pengoptimaisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa

  • pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar

pendapat ini, sejalan dengan yang dikemukakan oleh Winkel (dalam Rahman, 1993) bahwa untuk membangun minat dan motivasi salah satunya dapat ditunjukkan dengan menampillkan antusisme dalam megajarkan bidang studi yang dipegang leh guru dan mengunakan prosedur mengajar yang sesuai.

Sedangkan pengukuran minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, oleh Yusuf (2005: 163) bahwa minat dan motif merupakan satu kesatuan yang bersifat abstrak. Oleh karena iu dalam pengukurannya yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi beberapa indikator, antara lain:

  1. Durasi kegiatannya ( kemampuan menggunaan waktu dalam suatu tugas)

  2. Frekwensi kegiatan (sering tidaknya kegiatan itu dilakukan dalam periode terentu)

  3. Devosi (pengorbanan pikiran tenaga bahkan jiwa untuk mencapai tujuan)

  4. Keuletan, kemauan dalam menghadapi kesulitan, rintangan, kesulitan untuk mencapai tujuan

  5. Tingkat kualifikasi dari prestasi (memuaskan, atau tidak memuaskan)

  6. Sikap terhadap susunan kegiatan ( senang, tidak suka, posistif atau negatif)

Ukuran tersebut menunjukan bahwa ketika strategi pembelajaran dengan penekanan tugas diberikan,diharapkan dalam tindakan penelitian ini terdapat perubahan dengan indikator-indikator tersebut.

D. Prestasi Belajar

Secara harfiah prestasi menurut Poerwadarminta (1983: 768) diartikan “ sebagai hasil yang dicapai ( dilakukan , dikerjakan) dan belajar adalah berusaha( beralatih suapaya mendapat sesuatu kedamaian”.

Sedangkan menurut Winkel (1987: 15) pengertian belajar adalah “ suatu proses mental yang mengarah pada suatu penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku progresi dan adaptif.

Dalam pemahaman yang sama, prestasi belajar menurut Sumartono (dalam Sardiman,1990) dimaknai dengan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru sebagai hasil belajar.

Untuk melengkapi pandangan tersebut, Hamalik (1982: 28) mengemukakan bahwa “ belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertinkah laku berkat pengalaman dan latihan”.

Sehingga dapat ditarik suatu pemahaman bahwa belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian proses kegiatan, misal membaca, mengamati atau mengerjakan sesuatu yang searah dengan pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi alam diri seseorang karena suatu usaha yang telah dilakukan dan usaha itu dilakukan dengan sengaja.

Dalam penelitian ini, prestasi belajar sebagaimana dengan pendapat Good, Carter (1957 : 7) adalah skor tes atau nilai pelajaran di sekolah yang menggambarkan adanya perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Secara jelas prestasi belajar tergambarkan dengan nilai haisl ulangan pada setiap kompetensi dasar dengan indikatornya.

Pemaham tersebut mengantarkan pada suatu pemaknaan, bahwa prestasi belajar dapat dicermati dari pertambahan pemahaman terhadapa sesustu yang tergambar secara kuantitatif berupa nilai belajar.

1.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum yang mempengaruhi prestasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yakni:

a. Faktor intern

Faktor intern terbagi atas faktor fisik dan psikis. Faktor fisik akan memberikan pengaruh yang baik manakala semua alat indera dapat berfungsi secara normal dalam menankap pesan dan kesan. Sedangkan faktor psikis, oleh Wingkel (1987: 139)” faktor psikis dibedakan atas faktor kognitif dan non kognitif” Faktor kognitif ini meliputi hasrat, motivasi, konsentarsi,perasaan, sikap dan minat.

Untuk itu perlu menstimulasi dorongan dalam diri siswa dari dirinya sendiri, misalnya minat. Karena dapat dinyatkan minat memegang peranan penting dalam belajar. Adanya kemauan atau minat dalam diri siswa dapat membawa kearah giat dalam belajar

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern (diluar) diri siswa dibedakan menjadi dua, yaitu faktor sosial dan faktor non sosial. Antara lain meliputi sarana prasarana, suasana sekolah, kurikulum, pengelompokan siswa, dan metode pembelajaran.

Dari salah satu uraian di atas memberikan makna bahwa pengelompokan dan pemilihan metode pembelajaran menjadi sesuatu yang penting dalam membangun minat dan memberikan pengaruh yang baik dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini melibatkan dua orang guru yang masing-masing sebagai peneliti utama dan yang lain sebagai kolaborator.

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian tindakan ini dilakukan pada salah satu kelas di SMP Negeri I Wonosalam, Kabupaten Jombang pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009. Dengan demikian, yang diapaki subyek penelitian dalam penelitiaan tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalaam, berjumlah 40 siswayang terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

Alasan mengapa kelas VIII B dipilih sebagai subyek penelitian antara lain karena kelas ini merupakan kelas yang paling apatis, tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran dan nampak kurang berminat untuk bersaing dalam hal prestasi belajarnya.

2. Metode pengumpulan data

Data dan metode pengumpulan data dapat dijabarkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Metode pengumplan data

No.

Jenis data

Metode

1.

Minat Siswa/aktifitas siswa

Lembar Observasi

2.

Prestasi Belajar siswa

Tes akhir

Dari tabel diatas dapat dijabarkan, pemanfaatan lembar observasi untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar memanfaatkan post tes berupa tes yang diberikan saat penyelesaian kompetensi dasar dengan indikator yang tetah ditentukan.Kemudian dibandingkan dengan hasil pre tes. Hal lain yang dimungkinkan menjadi temuan sampingan adalah mengenai aktivitas belajar siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.

3. Persiapan penelitian

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian adalah :

  1. menyusun jadwal penelitian

  2. merancang pedoman observasi yang meliputi:

  3. - catatan lapangan

- format pengamatan guru dalamKBM

- format pengamataan keaktifan siswa secara individual

- format keaktifan siswa dalam kelompok

- menyiapkan pembagian kelompok

- menyusun angket untuk siswa

- lembar analisa data

d. menyusun lembar kerja siswa

4. Rancangan penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan pada kelas VIII B SMP Negeri I Wonosalam, Kabupaten Jombang. Waktu penelitian adalah mulai bulan Agustus sampai Oktober 2008 ( tiga bulan).

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang menerapkan pendekatan partisipatoris-kolaboratif anatra guru mata pelajaran dan kolaboarator. Perubahan yang diinginkan sebagai hasil dari penelitian ini adalah keaktifan dan meningkatnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan kewarganegaraan serta meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sedangkan yang dipilih sebagai tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa strategi belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa dengan metoda penugasan dalam bentuk pengerjakan LKS.

Secara umum pelaksnaan tindakan dilakukan selama dua siklus yang setiap siklusnya diterapkan tindakan tertentu. Dalam setiap siklusnya, aktivitas penelitian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  • refleksi

  • rencana tindakan

  • implementasi tindakan

  • observasi

  • evaluasi dan monitoring

B. Proses pelaksanaan penelitian

1. Prasiklus

Dalam hal ini, penelitian dilakukan berdasarkan kegiatan prasiklus dengan langkah sebagai berikut:

  • menyusun RPP yang mengkodisikan kegiatan KBM berlangsung baik

  • melakukan observasi sederhana atas keadaan siswa dalam mengikuti pelajaran

  • mempelajari data siswa, berupa nilai masing-masing siswa untuk mengetahui prestasi

  • mendiskusikan hasil observasi dengan kolaborator

2. Siklus I

Subyek penelitian diberikan tindakan berupa penerapan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara perorangan, yaitu menggunakan metode penugasan dangan pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan kepada setiap individu.

3. Siklus II

Tindakan penelitian dilangsungkan berupa penerapan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara kelompok. Dalam hal ini guru memberikan tugas yang telah tertuang dalam lembar kerja siswa (LKS) yang secara lengkap memuat rincian kegiatan atau langkah-langkah kerja yang harus diikuti siswa.

Untuk mengetahui bagaimana rencana prosedur pelaksanaan tindakan dalam penelitian indakan kelas ini, dikemukakan rincian setiap tahap penelitian.

C. Persiapan Tindakan

Pada tahap persiapantindakan, guru mata pelajaran beserta kolaborator sebagai tim peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, langkah-langkah kegiatan, alat sumber belajar, dan penilaian.

Sebagai kelengkapan KBM tersebut adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dikembangkan oleh guru matapelajaran sebagai peneliti sesuai dengan strtaegi sesuai dengan standar kompetensi sebagai materi pelajaran. Untuk keperluan pengumpulan data , peneliti menyiapkan daftar pengamatan yang berbentuk check list (lembar observasi) sebagai instrumen untuk mengumpulkan data minat,keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran .Juga menyiapkan instrumen tes (post test) untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Sebelum melaksanakan rencana tindakan tersebut terlebih dahulu siswa diberi tes untuk mengetahui kemampuan awal (pre tes) sebelum mendapat tindakan penelitian

D. Implementasi Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan tindakan berupa penerapan strategi pemeblajaran yang menekankan pada aktivitas siswa, dengan perincian sebagai berikut:

Siklus pertama: Pada siklus ini rencana tindakan dilakukan selama 2(dua) pertemuan alokasi waktu selama 2 x 40 menit setiap pertemuannya. Dalam melaksanakan strategi pembelajaran, guru mengemukakan orientasi dan prosedur kerja siswa sebagai kegiatan pembuka pelajaran.Pada kegiatan inti pelajaran, guru membagi LKS sesuai dengan kompetensi dasar serta indikator pada pertemuan yang bersangkutan untuk dilaksanakan sesuai petunjuk yang tercantum didalamya. Dalamkesempatan tersebut guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Yaitu mengawasi dan membimbing siswa tertentu yang membutuhkan saja. Sedangkan pada kegiatan penutup pelajaran, guru berusaha menyimpulkan kegiatan atas hasil pembahasan dari kegiatan siswa tersebut sebagai pemantapan.

Siklus I

Siklus I (pertama) yang membahas kompetensi dasar menjelaskan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, dilaksanakan dengan skenario pembelajaran sebagai berikut :

Pertemuan I

  1. Kegiatan pendahuluan selama 10 menit meliputi apersepsi pre tes,motivasi dan membagikan LKS serta menjelaskan prosedur atau langkah –langkah cara pengerjaannya.

  2. Kegiatan pokok/inti selama 60 menit, melputi pelaksanaan tugas secara individual mengerjakan LKS kompetensi dasar menjelaskan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia dengan indikator menjelaskan sistem ketatanegaraan menurut UUD 1945, secara individual, dilanjutkan dengan dengan diskusi kelas menyampaikan hasil penyelesaian tugas LKS

  3. Kegiatan penutup selama 10 menit, meliputi guru bersama siswa membahas untuk menyimpulkan hasil diskusi kelas.

Pertemuan II

  1. Kegiatan pembuka pelajaran 10 menit meliputi membagikan LKS dan menjelaskan prosedur ataua langkah –langkah kerjanya.

  2. Kegiatan inti 60 menit, meliputi pelaksanaan tugas secara individual mengerjakan LKS kompetensi dasar menjelaskan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia dengan indikator menjelaskan sistem ketatanegaraan menurut Konstitusi RIS dan Sistem ketatanegaraan menurut UUDS 1950 dilanjutkan diskusi kelas menyampaikan hasil penyelesaian tugas LKS

  3. Kegiatan penutup selama 10 mneit, meliputi guru bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi kelas.

Siklus II

Pada siklus II (kedua), rencana tindakan disusun berdasarkan refleksi dari hasil tindakan pada siklus I (pertama).

Hasil analisis data pada siklus pertama tersebut kemudian dipergunakan sebagai bahan refleksi untuk menentukan rencana tindakan tahap kedua. Yakni dengan mengadakan revisi dan atau pengembangan dari rencana tindakan tahap pertama. Walaupun demikian sebagai ancang-ancang rencana tindakan pada siklus kedua ini, apabila pada siklus pertama aktivitas siswa dalam melaksanakan penugasan secara perseorangan (individual), maka yang kedua ini aktivitas siswa dialakukan secara berkelompok.

Dari hasil monitoring dan evaluasi pada implemenasi tindakan pada siklus pertama, diketahui bahwa pemberian pengarahan bagaimana pelaksanaan tugas /kegiatan dlam LKS perlu dibimbing oleh guru, maka untuk siklus kedua ini perlu dibimbing secara intensif.

Selanjutnya untuk siklus kedua yang masih tetap membahas standar kompetensi memahami berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia dengan kompetensi dasar menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap konstitusi yang berlaku di Indonesia., dilaksanakan dengan skenario sebagai berikut:

Pertemuan I

  1. Kegiatan pembuka pelajaran selama 10 menit meliputi membagi LKS dan menjelaskan prosedur atau langkah-langkah kerjanya .

  2. Kegiatan inti selama 60 menit pelaksanaan tugas secara kelompok dengan mengerjakan LKS kompetensi dasar menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap konstitusi yang berlaku di Indonesia, indikator menunjukan bukti-bukti penyimpangan terhadap UUD 1945 pada periode 1945 sampai dengan 1949 dan menunjukkan contoh penyimpangan terhadap UUD 1945 sesudah dekrit 5 Juli 1959 hingga munculnya gerakan reformasi, dilanjutkan diskusi kelas menyampikan hasil penyelesaian tugas LKS

E. Monitoring dan Evaluasi

Selama pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dilakukan pengamatan secara intensif, cermat tehadap setiap respon dan unjuk kerja siswa dalam melaksnakan penugasan yang diberikan. Pengamatan dilaksanakan oleh guru pengajar dibantu dengan kolaborator dengan catatan kolaborator sebatas memberikan pengamatan pada peneliti. Ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui hal apa yang dimungkinkan ada penyimpangan. Sedangkan siswa akan dilakukan langsung oleh guru dengan maksud untuk menjaga kondisi proses pembeljaran agar tetap alamiah seperti pada saat proses kegiatan belajar mengajar sebelum penelitian dilaksanakan.

Pemantauan terhadap unjuk kerja siswa lebih ditekankan pada seberapa antusias dan motivasi dalam mengejarkan LKS, seberapa banyak siswa yang merespon dan mengajukan pertanyaan, dan hal apa yang ditanyakan, serta keaktifan siswa dalam diskusi kelas. Sedangkan alat penilaian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar sisws yang dibuat oleh gruru sesuai standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

Kreteria keberhasilan dari peneliian tindakan kelas terhadap masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan dan peningkatan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan kewarganegaran dan meningkatnya prestasi beljar dari sebelum dilakukan tindakan terhadap hasil setelah dilakukan tindakan kelas.

F. Analisis dan Refleksi

Data yang telah dikumpulkan selama proses pelaksanaan tindakan pada masing-masing siklus, diolah dan di analisis untuk mengetahui seberapa besar tingat perubahan motivasi, keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran serta seberapa besar meningkatkan prestasi belajar siswa.

Untuk itu data minat, keatifan maupun prestasi belajar siswa akan dibandingkan antara sebelum pelaksanaan tindakan dan data setelah pelaksanaan tindakan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis data pada kedua siklus ini dapat diketahui jawaban terhadap permasalahan penelitian.

Hasil analisis terhadap pemantauan /monitoring untuk masing-masing siklus pelaksanaan tindakan kelas ini dijadikan pertimbangan atau bahan refleksi terhadap penyusunan rencana tindakan untuk siklus berikutnya. Pelaksana yang terlibat dalam analisis pemantauan dan refleksi ini adalah guru pelaksana dan kolaborator secara bersama-sama.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bagian terdahulu, kemudian tim pelaksana bersama-sama menyusun rencana untuk tindakan daur ulang (siklus) berikutnya.

Secara sederhana dalam penelitian ini menggunakan model alur. Model alur ini terdiri dari komponen kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu (1) reduksi data, (2) display data, (3) penarikan kesimpulan dan refleksi.

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan kuesioner yang ditulis dalam bentuk rekaman data dikumplkan, dirangkum dan dipilih hal-hal pokok untuk kemudian dicari temanya.

2. Display data

Data dideskripsikan dalam bentuk kalimat yang berupa temuan-temuan peneliti, yaitu berupa hal-hal yang perludiperbaiki dalam proses pembelajaran berikutya.

3. Penarikan kesimpulan dan refleksi

Penarikan kesimpulan dilakukan terhadap temuan penelitian setelah dilaksanakan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang menekankan akivitas siswa, metode penugasan LKS pada siswa. Berdasarkan temuan tersebut dilakukan pemaknaan atau refleksi.Sehingga diperoleh kesimpulan akhir yang selanjutnya digunakan untuk penyusunan tindakan selanjutnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Observasi Awal

Sebagaimana yang dikemukakan pada paparan pendahuluan, sebelum dilakukan penelitian. Tujuan dari observasi awal adalah untuk mengetahui keadaan awal siswa serta untuk menentukan model pembelajaran yang tepat

Dari observasi awal kepada siswa kelas VIII B SMPN I Wonosalam, dapat dideskripsikan sebagai berikut:

  1. Partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dirasa masih kurang maksimal, cenderung apatis

  2. Adanya strategi pembelajaran, serta penerapan metode yang selama ini dipakai masih konvensional, hal karena keengganan untuk berubah yakni pengajaran yang terpusat pada guru.

Sebagai akibat dari pengunaan model pembelajaran seperti yang disebutkan di atas, keaktifan siswa dalam belajar kurang. Karena siswa hanya mendengarkan informasi dan mencatat apa yan disampaikan oleh guru, serta sebagian siswa lainya tidak perhatian mengikuti pelajaran.

Untuk memperbaiki kekuangan-kekurangan ini, maka diterapkan pembelajaran dengan metode penugasan, yakni memanfaatkan Lembar Kerja Siswa,yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas minat serta prestasi beajar siswa.

B. Data Hasil Siklus I

1. Perencanaan Tindakan I

Berdasarkan observasi awal , maka disusunlah rencana tindakan untuk siklus I. Perencanaan itu berbentuk langkah-langkah perencanaan untuk mempersiapkan tindakan dan observasi untuk memperoleh data penelitian. Perencanaan pada siklus pertama, yang terbagi dalam 2 (dua) pertemuan masing-masing pertemuan alokasi waktu selama 2 x 40 menit setiap pertemuannya. Dalam melaksanakan strategi pembelajaran, guru mengemukakan orientasi dan prosedur kerja siswa sebagai kegiatan pembuka pelajaran.Pada kegiatan inti pelajaran, guru membagi LKS sesuai dengan kompetensi dasar serta indikator pada pertemuan yang bersangkutan untuk dilaksanakan sesuai petunjuk yang tercantum didalamya. Dalamkesempatan tersebut guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Yaitu mengawasi dan membimbing siswa tertentu yang membutuhkan saja. Sedangkan pada kegiatan penutup pelajaran, guru berusaha menyimpulkan kegiatan atas hasil pembahasan dari kegiatan siswa tersebut sebagai pemantapan.

2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan I didasarkan pada rencana tindakan yang telah di susun. Metode pembelajaran yang dilaksanakan adalah penugasan. Adapun penugasan pada pelaksanaan tindakan pertemuan I adalah penyelesaian LKS yang disusun oleh guru dan dikerjakan siswa secara individual.

Pada saat dilaksanakan tindakan serta pembelajaran berlangsung, guru beserta kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas individu dalam menyelasikan tugas yang diberikan oleh guru dengan menggunakan pedoman observasi.

Pelaksanaan tindakan dan observasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tindakan I Pertemuan I

Standar Kompetensi : Memahami berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia

Kompetensi dasar : Menjelaskan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia

Indikator : Menjelaskan sistem ketatanegaraan menurut UUD 1945

Hari,tanggal : Jum’at, 10 Oktober 2008

Jem ke : 2-3 kelas VIII B

Adapun pelaksanaan tindakan pada pertemuan I adalah: Kegiatan pendahuluan selama 10 menit meliputi apersepsi pre tes, motivasi dan membagikan LKS serta menjelaskan prosedur atau langkah – langkah cara pengerjaannya. Kegiatan pokok/inti selama 60 menit, meliputi pelaksanaan tugas secara individual mengerjakan LKS secara individual kompetensi dasar menjelaskan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia dengan indikator menjelaskan sistem ketatanegaraan menurut UUD 1945, dilanjutkan dengan dengan diskusi kelas menyampaikan hasil penyelesaian tugas LKS. Kegiatan penutup selama 10 menit, meliputi guru bersama siswa membahas untuk menyimpulkan hasil diskusi kelas.

Untuk menyajikan data hasil pengamatan terhadap pelaksnaan tindakan kelas berikut disampaikan secara berurutan sesuai dengan siklusanya.

Hasil Observasi Siklus I

Seperti yang telah dikemukakan pada bagian awal, bahwa penerapan startegi penyampaian bahan yang memanfaatkan LKS pada siklus I ini difokuskan pada penugasan Individual. Jadi dalam pelaksanaan tindakan kelas ini siswa diminta untuk mengerjakan tugas LKSnya secara perseorangan dengan bimbingan guru bagi yang memerlukan saja

1. Hasil observasi petemuan I

Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama berlangsung pada hari Jum’at, 10 Oktober 2008. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan pada jam 2-3 yakni setelah waktu pembiasaan Jum’at bersih. Pada pertemuan 1 (pertama) dihadiri 38 siswa dari 40 jumlah siswa seluruhnya.

Hasil pengamatan terhadap penugasan LKS yang dberikan kepada siswa diketahui bahwa waktu 45 menit yang disediakan untuk mengerjakan ternyata tidak mencukupi untuk menyelesaikan seluruh rincian kegiatan seperti yang tercantum dalam LKS No. 01, bahkan waktu 15 menit berikutnya yang semula disediakan untuk menyelesaikan diskusi kelas dipakai untuk menyelesaikan semua kegiatan tersebut.

Dengan demikian dapat diketahaui bahwa skenario pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran) yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak dapat berlangsung seperti yang dikehendaki. Dari jumlah yang hadir terdapat 4 siswa yang tidak membawa buku paket sebagai sumber buku acuan yang dipergunakan sebagai sumber untuk mengerjakan LKS. Sehingga guru terpaksa meminta yang bersangkutan untuk bergabung dengan teman sebangkunya.

Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dapat dilihat pada tebal di bawah ini:

Tabel 1.4 Aktivitas Siswa dalam PBM