集団意識 Dalam Serial Drama Team Medical Dragon.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ゴン

集団意識

分析

文学人類学

プロ

フ ン フ ウ タ

0542027

タク

教大学

文学部日本文学科

バン


(2)

Universitas Kristen Maranatha

ゴン

集団意識

分析

文学人類学

プロ

序論

日本 近代的 先進国 あ 国際化時代 叫 中 日本 中

え え 文化 採 入 い 昔 深 根付い 自己 文化 以前 守

っ い あ

社会生活 常 い 日本人 集団 役割 重要視 い あ 本

論文 日本人 っ 集団 いう 何 あ 之 秩序 逸脱 者

い いう 分析 分析 当 っ マ テ

カ ゴン 使い 文学人類学 以っ

本論

周知 う 以前 日本 農業国 あっ 農業 あ 国民 大部分

農業 携わ 農民 古 い あ 仕業 当 農民 相互扶助 いう

概念大事 あ 相互扶助 農家間 家族的 関係 生

あ 之 課俗 関係 基 社会生活 教え 儒教 中国 入っ


(3)

Universitas Kristen Maranatha

現在 集団意識 会社 昔 あ 程度異 っ 出来 っ

い あ 集団 関係 守 い あ

以 マ テ カ ゴン 主人 朝田竜

太炉 焦点 絞っ 彼 集団 い い 行動 取っ い 之 そ 結果

彼 い ふ 集団意識 見 マ 朝 竜太

炉 個人主義者 あ 先輩 後輩 関係 無視 人間 描 い 以

彼 集団意識年 序列 反 行動 例 挙 そ そ 彼 い

結果 記

 朝田竜太炉 許可 手術 権限 引 継 シ ン そ 行動 彼

同僚 嫌わ 村 分 せ あ

 藤秋医師 朝田竜太炉 過去 朝 竜太炉 談話 彼 司

指示 従わ い そ 彼 日本 医学界 村 分

 以前 シ ン 比べ 朝田竜太炉 個人主義 重要視 集団意識

重 う 彼 主導 バ タ テ 藤秋医師 存


(4)

Universitas Kristen Maranatha

結論

 日本 社会 い 集団意識 社会生活 営 い 重要 あ

 集団 いう秩序 場合 そ 人 社会 排斥


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………... i

KATA PENGANTAR………. …… ii

DAFTAR ISI……… iv

BAB I : PENDAHULUAN………. 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH………... 1

1.2 PEMBATASAN MASALAH………... 5

1.3 TUJUAN PENULISAN………... 6

1.4 METODE PENELITIAN (PENDEKATAN ANTROPHOLOGI SASTRA)……….………… 6

1.5 ORGANISASI PENULISAN……….. 8

BAB II : KESADARAN BERKELOMPOK MASYARAKAT JEPANG……… …… 10

2.1 ASAL 集団意識 ゅ う い (KESADARAN BERKELOMPOK) DALAM MASYARAKAT JEPANG……….. 10

2.2 PENTINGNYA 集団意識 ゅ う い (KESADARAN BERKELOMPOK)…… 12

2.3 集団意識 ゅ う い DALAM PERUSAHAAN……….. 20


(6)

Universitas Kristen Maranatha

BAB III : KAJIAN MASALAH BERDASARKAN SERIAL TEAM MEDICAL DRAGON 25

3.1 TINDAKAN ASADA RYUUTARO YANG MENENTANG PERINTAH

ATASAN………... 25 3.2 TINDAKAN ASADA RYUUTARO YANG INDIVIDUALISTIS…….. 38 3.3 PERUBAHAN YANG TERJADI DALAM DIRI ASADA RYUUTARO 52

BAB IV : KESIMPULAN……….……… 56 SINOPSIS

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(7)

TEAM MEDICAL DRAGON 1

EPISODE 1

Diawal cerita dikisahkan bahwa Asada Ryuutaro yang bekerja sebagai dokter di Northern University of Japan ikut serta dalam MSAP, yaitu tim pengobatan darurat untuk korban perang, atas perintah dari rumah sakit tersebut. Namun setengah tahun kemudian saat Northern University of Japan mengundurkan diri dari MSAP dan memerintahkan Asada untuk kembali ke Jepang, Asada menolaknya dan tetap tinggal memberi bantuan di MSAP hingga empat tahun. Namun sekembalinya ia ke Jepang, ternyata ia telah dikucilkan dari masyarakat kedokteran Jepang sehingga tidak satu rumah sakit pun yang mau menerima dirinya karena penentangannya tersebut.

Hingga akhirnya Dr. Katou Aki, seoran asisten profesor dari Meishin University Hospital datang mencarinya. Dr. Katou pernah menyaksikan kehebatan Asada Ryuutaro dalam melakukan operasi saat ia membantu MSAP. Hal ini membuat Dr. Katou tertarik utuk memanfaatkan kehebatan tersebut untuk penulisan thesisnya mengenai operasi Batista. Dr. Katou lalu membujuk Asada Ryuutaro untuk membantunya. Pada awalnya Asada menolaknya, namun mendengar bahwa riset yang dilakukan Dr. Katou adalah mengenai operasi Batista yang diketahui Asada Ryuutaro sebagai salah satu jenis operasi tersulit, Asada Ryuutaro lalu memutuskan akan meninjau terlebih dahulu keadaan di Meishin University Hospital.

Dalam peninjauannya di Meishin University Hospital Asada Ryuutaro melihat seorang dokter praktek bernama Ijyuuin yang sedang menjalankan pelatihannya. Ia pun melihat seorang dokter di Meishin University Hospital, bernama Dr. Fujiyoshi yang menahan pentransferan seorang pasien ke Bagian Bedah karena dirasanya kondisi pasien belum sampai kondisi harus menjalani pembedahan. Di saat lain Asada Ryuutaro pun bertemu dengan seorang dokter anaesthesiologi dari Bagian Gawat Darurat yang sedang mabuk di rumah sakit, Asada Ryuutaro tertarik pada dokter bernama Arase ini setetah Dr. Arase menebak berat tubuhnya dengan jitu, yang membuktikan kemampuan Dr. Arase sebagai ahli anaesthesiologi. Asada Ryuutaro pun berkesempatan menyaksikan proses operasi yang dijalankan oleh Dr. Kitahara. Melihat bahwa Dr. Kitahara tidak dapat menyelamatkan nyawa pasiennya, Asada lalu turun keruang operasi dan mengambil alih operasi tersebut. Tindakan Asada ini tentu saja membuat Dr. Kitahara merasa marah karena Asada telah melanggar batas otoritasny sebagai dokter kepala operasi. Dr Kitahara lalu mengajukan protes kepada Dr. Katou yang


(8)

menjadi atasannya, namun Dr. Katou yang membutuhkan tenaga Asada Ryuutaro menawarkan jasa atas operasi tersebut atas nama Dr. Kitahara dengan syarat Dr. Kitahara tidak mengatakan apa-apa lagi mengenai hal ini.

Namun demikian Dr. Katou pun mengajukan tegurannya kepada Asada Ryuutaro, hal mana yang membuat Asada Ryuutaro tidak senang dan memutuskan tidak membantu Dr. Katou, sehingga akhirnya Miki, seorang suster operasi yang selalu mengikuti Asada Ryuutaro yang juga menderita sakit paru-paru kolapse di depan matanya. Miki bersikeras tidak akan menerima pemgobatan selain dari Asada Ryuutaro, keadaan ini yang membuat Asada Ryuutaro kembali menjalani profesi sebagai seorang dokter, namun Asada Ryuutaro meminta kepada Dr. Katou agar ia diijinkan memilih sendiri anggota tim-nya, hal mana yang dikabulkan Dr. Katou. Dan Asada Ryuutaro lalu meminta Miki menjadi anggota pertama tim-nya setelah kesehatantim-nya pulih.

EPISODE 2

Saat Asada Ryuutaro telah bergabung dengan Meishin Uniersity Hospital, ia terlibat suatu operasi usus buntu dengan Dr. Ijyuuin. Namun Asada Ryuutaro yang ditujuk untuk menjadi dokter kepala operasi malah tidak mau menjalankan operasi melainkan menyuruh Dr. Ijyuuin yang merupakan seorang dokter magang untuk mengambil alih operasi tersebut. Awalnya Dr. Ijyuuin tidak mau melakukannya namun setelah mendapat desakan dari para suster operasi yang mengatakan bahwa operasi ini hanya sebuah operasi kecil, Dr. Ijyuuin terpaksa menjalankan operasi ini. Dalam prosesnya Dr. Ijyuuin menjadi panik saat ia tidak dapat menemukan lokasi usus buntu yang dicarinya. Ini membuat Asada Ryuutaro lalu memberikan petunjuk kepada Dr. Ijyuuin. Dr. Ijyuuin yang marah kepada Asada Ryuutaro, akhirnya tidak dapat berbuat apa-apa setelah Asada Ryuutaro mengatakan bahwa seorang dokter bedah di luar negeri dalam setahun melakukan 100 kali operasi sehingga para dokter itu menjadi sangat ahli.

Setelah itu Asada Ryuutaro bertemu seorang pasien kanker yang ditangani oleh Dr. Shirizawa di Meishin University Hospital dengan terapi obat-obatan terbaru. Pasien tersebut, yang ternyata akrab dengan Dr. Ijyuuin telah berada dalam stadium 4 yang merupakan tingkatan paling parah dalam penyakit kanker. Melihat keadaan pasien yang menderita karena pengaruh obat-obatan pencegah kanker yang diberikan, Asada Ryuutaro lalu menemui


(9)

Dr Shirazawa dan memintanya menghentikan penggunaan obat-obatan yang memiliki efek samping tersebut. Dr. Shirazawa lalu mengadukan Asada Ryuutaro kepada Prof. Noguchi yang tentu saja menjadi marah kepada Asada Ryuutaro. Namun Asada yang mendapat teguran agar sebagai seorang anggota kelompok ia dapat mematuhi aturan kelompok, menjawab bawha sebelum menjadi anggota kelompok ia adalah seorang dokter.

Setalah itu ia lalu memberitahukan keadaan pasien kanker tersebut kepada keluarga pasien diluar tahunya Dr. Shirizawa untuk mengusulkan agar pasien tersebut diberhentikan dari terapi obat yang sedang dilakukannya dan dibawa pulang kerumah agar dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang. Kelancangan yang dilakukan Asada Ryuutaro ini tentu saja membuat banyak pihak merasa tidak senang padanya, terutama Dr. Shirizawa. Namun kejadian ini juga mengajarkan kepada Dr. Ijyuin makna seorang dokter.

Suatu hari Meishin University Hospital Bagian Emergency Room diminta untuk menangani seorang pasien gawat darurat yang merupakan orang asing. Dikarenakan orang asing dianggap tidak memiliki asuransi maka sesuai kebijakan di Meishin University Hospital, para dokter dibagian ER menolak untuk melakukan perawatan dan meminta ambulance yang membawa pasien tersebut mencari rumah sakit lain. Disaat ambulance tersebut akan meninggalkan Meishin University Hospital, Asada lalu muncul dan menghadang ambulance tersebut serta memaksa menurunkan pasien tersebut untuk diberi pertolongan. Hal ini tentu saja memicu ketidak-senangan para dokter di bagian ER, walaupun sebaliknya para suster mendukung tindakan Asada ini. Akan tetapi ketika hal ini di bawa kedalam rapat profesor, Asada Ryuutaro akhirnya mendapat hukuman untuk membantu di ER.

EPISODE 3

Ketika Asada sedang menonton proses suatu operasi, ia melihat dokter kepala operasi yang menangani operasi tersebut menderita suatu trauma dalam melakukan operasi sehingga dokter kepala operasi tersebut tidak dapat melakukan operasi dengan baik, dan bahkan lari meninggalkan operasi yang sedang dijalankannya. Menyadari bahayanya situasi pasien tersebut lalu Asada turun ke meja operasi dan mengambil alih operasi tersebut.

Suatu ketikaAsada Ryuutaro melihat Dr. Fujiyoshi sedang berlutu mengantarkan kepergian jenasah salah seorang pasiennya yang telah mengalami kematian saat sedang menjalankan operasi. Dr. Fujiyoshi merasa bahwa ia-lah yang telah mengantarkan pasien tersebut menuju kematian dengan menyetujui operasi yang dijalankan pasien tersebut. Dr. Fujiyoshi pun mengeluhkan kepada Asada Ryuutaro bahwa para dokter yang ada saat ini


(10)

tidak menghargai nyawa pasiennya dan para dokter seperti itu tidak pantas disebut dokter. Asada Ryuutaro yang merasa tertarik kepada Dr. Fujiyoshi lalu meminta Miki yang juga telah bekerja di Meishin University Hospital untuk memeriksa latar belakang Dr. Fujiyoshi. Hal ini membuat Asada Ryuutaro mengetahui panyakit yang diderti Dr. Fujiyoshi dan putrinya.

Saat Dr. Fujiyoshi mendengar bahwa putrinya yang juga di rawat di Meishin University Hospital diajukan untuk menjalankan operasi di bawah pimpinan Asada Ryuutaro, Dr. Fujiyoshi lalu memutuskan untuk memindahkan putrinya ke rumah sakit lain karena menurut pemeriksaannya putrinya tersebut tidak memerlukan operasi. Di saat yang sama Asada Ryuutaro pun meminta agar Dr. Ijyuuin masuk menjadi tim-ya, hal mana yang sesungguhnya tidak disetujui oleh Dr. Katou dan Dr. Ijyuuin sendiri.

Ketika Asada mengantarkan Dr. Fujiyoshi yang akan memindahkan putrinya ke rumah sakit lain, Dr. Fujiyoshi l mengalami serangan jantung di tengah jalan. Asada Ryuutaro lalu mengambil tindakan penyelamatan setelah menyuruh Dr Ijuuin memanggil ambulane, Asada Ryuutaro lalu meminta alat bantu pesanan seorang pasien lain yang berada dibawah tanggung jawab Dr. Ijyuuin untuk digunakan menyelamatkan Dr. Fujiyoshi. Dr. Ijuuin yang merasa bahwa tindakan Asada Ryuutaro ini tidak boleh dilakukan lalu menentang keinginan Asada Ryuutaro ini, namun Asada Ryuutaro lalu melakukan tindakan keras untuk merebut alat tersebut dari tangan Dr. Ijyuuin sehingga Dr. Fujiyoshi dapat terselamatkan.

Setelah Dr. Fujiyoshi pulih, ia mendengar tindakan yang dilakukan oleh Asada Ryuutaro ini untuk menyelamatkannya. Kejadian in membuat Dr. Fujiyoshi rela melepaskan putrinya untuk menjalani operasi di bawah pimpinan Asada Ryuutaro. Akan tetapi setelah Asad ryuutaro melihat hasil pemeriksaan itu, Asada Ryuutaro menyatakan bahwa putri Dr. Fujiyoshi tersebut memang tidak memerlukan operasi. Perkataan Asada Ryuutaro ini membuat Dr. Fujiyoshi meminta untuk disertakan dalam tim operasi Batista Asada Ryuutaro.

EPISODE 4

Suatu saat, ketika sedang berjalan Dr. Ijyuuin menemukan seorang anak perempuan yang mendapat luka di kepalanya. Dr. Ijyuuin lalu membawa anak itu secepatnya ke Meishin University Hospital untuk mendapat perawatan. Akan tetapi saat akan menjahit luka di kepala anak tersebut, Dr. Ijyuuin dihentikan oleh Asada Ryuutaro. Asada Ryuutaro lalu menjalin ikatan operasi dengan menggunakan


(11)

rambuta anak trsebut sehingga luka di kepala anak tersebut tidak akan menimbulkan bekas. Disini Dr. Ijyuuin mendapat pelajaran dari Miki yang menjelaskan tindakan Asada ryuutao itu. Miki mengatakan kepada Dr. Ijyuuin yang merasa heran kenapa dirinya yang tidak mampu apa-apanya dipilih Asada Ryuutaro untuk menjadi anggota tim-nya, bahwa Dr. Ijyuuin dipilih karena ia adalah seorang penakut, karena dengan perasaan takutnya itu ia akan berusaha lebih baik lagi untuk kepentingan pasiennya.

Saat Asada Ryuutaro sedang bertugas di ER sebagai hukumannya yang telah merugikan perusahaan dengan menerima pasien orang asing, ia mendapatkan adanya kelainan pada beberapa pasien yang berada dibawah tanggung jawab Dr. Oki. Setelah melakukan pemeriksaan Asada Ryuutaro menemukan bahwa para pasien tersebut merupakan pasien yang ditanamkan alat bantu jantung oleh Dr. Oki, namun alat bantu jantung tersebut merupakan produk cacat. Akhirnya Asada memutuskan untuk mengganti semua alat bantu jantung tersebut dengan merek lain yang lebih bagus. Tindakan yang ingin dilakukan Asada ini mendapat tentangan dari Dr. Oki dan Profesor Noguchi, karena alat bantu jantung yang cacat tersebut adalah alat bantu jantung resmi Meishin University Hospital. Walaupun demikian Asada tetap tidak menyerah sehingga Profesor Noguchi tambah tidak menyukainya seperti halnya beberapa dokter lain yang ikut bertanggung jawab terhadap pasien-pasien tersebut. Namun Asada Ryuutaro tidak perduli akan hal itu. Saat Dr. Oki akan melakukan operasi penggantian alat pacu jantung itu, Asada Ryuutaro lalu menghentikannya. Ketika Dr. Oki member teguran keras kepada Asada Ryuutaro, ia malah merebut alat pacu jantung itu dan menginjak hancur alat tersebut.

EPISODE 5

Di awal episode ini diceritakan bahwa ada dua orang pasien untuk operasi Batista. Salah satunya adalah mantan perawat di Meishin university Hospital memerlukan perawatan berupa operasi sesegera mungkin. Akan tetapi Dr Katou menolak untuk melakukannya karena resiko operasi yang sangat tinggi. Sekalipun pasien tersebut merupakan orang yang paling banyak membantunya ketika Dr. Katou pertama kali bergabung di Meishin University hospital. Dr. Katou lalu melempar tanggung jawab operasi tersebut kepada Dr. Maruyama. Dan catatan kesehatan pasien


(12)

tersebut yang awalnya dicalonkan sebagai pasien untuk operasi Batista pun lalu disembunyikan Dr. Katou. Sehingga Asada Ryuutaro hanya mendapat satu laporan kesehatan saja.

Sementara itu keberadaan Dr. ijyuuin di tim operasi Batista dipertanyakan oleh Prof. Noguchi, namun setelah Dr. Katou membujuknya Prof. Noguchi menyetujui setelah memberi Dr. Ijuuin ujian untuk membantu Dr. Katou melakukan sebuah operasi.

Pada akhirnya Asada Ryuutaro mendengar tentang pasien kedua ini, dan ia mendatangi Dr. Katou untuk meminta laporan kesehatan pasien ini. Awalnya Dr, Katou menolak untuk memberikannya sehingga terjadi pertengkaran dengan Asada Ryuutaro. Namun saat telah bertemu dengan pasien tersebut Dr. Katou berubah pikiran dan menyerahkan laporan kesehatan tersebut kepada Asada Ryuutaro. Dan Asada Ryuutaro memutuskan untuk melakukan operasi ini.

EPISODE 6

Di episode ini tim operasi yang dipimpin oleh Asada Ryuutaro pertama kali melakukan operasi Batista. Operasi ini menarik perhatian para dokter sehingga banyak di antara mereka yang menonton operasi ini. Setelah mengalami beberapa kesulitan operasi Batista yang dipimpin tim Asada Ryuutaro telah berhasil, namun operasi tidak selesai sampai disitu saja. Setelah operasi Batista, Asada Ryuutaro menemukan adanya bagian jantung yang terhambat sehingga kekurangan oksigen. Saat itu karena kekurangan tenaga, Asada sebagai kepala operasi lalu memerintahkan Miki yang merupakan suster pembantu operasi untuk melakukan operasi pengambilan pipa darah. Sebenarnya suster operasi tidak diijinkan untuk melakukan operasi, dank arena tindakan Asada Ryuutaro ini seluruh tim yang terlibat dalam operasi tersebut akan mengalami penyelidikan dan mungkin pemecatan. Lebih dari itu Meishin University Hospital pun mungkin akan menderita kesulitan. Walaupun anggota tim yang lainnya tidak setuju untuk membiarkan seorang suster melakukan operasi bahkan para dokter dan professor yang menyaksikan operasi tersebut pun tidak setuju, namun Asada Ryuutaro bersikeras. Dan pada akhirnya setelah Asada


(13)

Ryuutaro memohon agar Miki diijinkan untuk mengambil pembuluh darah tersebut, Dr. Katou setuju untuk membiarkannya. Opersi pun berhasil dengan sukses.

Akan tetapi setelahnya, para anggota yang membantu tim Asada Ryuutaro meninggalkannya seorang demi seorang, hingga akhirnya hanya tersisa Asada Ryuutaro, Miki, Dr. Katou, dan Dr. Ijyuuin. Dr. Katou Aki pun langsung menghadap Prof. Noguchi untuk menghindarkan anggota tim Asada Ryuutaro, dengan berbagai bujukan akhirnya Prof. Noguchi memaafkan mereka. Miki pun mendapat teguran dari kepala suster di Meishin University Hospital, namun sebagai seorang pribadi kepala suster itu menyatakan kagum dan bangga kepada Miki.

Akan tetapi ternyata keberhasilan tim Asada Ryuutaro ini telah didahului oleh Dr. Kirishima Gunji dari Northen Japan University Hospital, yang merupakan saingan Asada Ryuutao dan juga kekasih dari Dr. Katou, juga merukan kakak tiri dari Miki.

EPISODE 7

Di episode ini diceritakan sekilas masa lalu Asada Ryuutaro dan Miki di Northen Japan University Hospital bersama Dr. Kirishima Gunji. Tentang masalah antara Miki dan kakak tirinya itu, juga tentang masalah Asada Ryuutaro dengan Dr. Kirishima. Juga diceritakan sekilas antar hubungan Dr. Katou dan Dr. Kirishima.

Pada episode ini juga diketahui sekilas mengenai masa lalu Dr. Arase yang kelam. Dimana dulunya Dr. Arase merupakan seorang dokter yang menggunakan pasien sebagai bahan percobaannya mengenai obat-obatan. Namun setelah mengetahui masa lalu Dr. Arase, minat asada Ryuutaro untuk meminta Dr. Arase bergabung dengan tim-nya tetap tidak berubah. Saat Asada Ryuutaro menemui Dr. Arase untuk memintanya bergabung, Dr. Arase lalu bertanya kepada Asada Ryuutaro berapa ia akan dibayar untuk membantu operasi Asada Ryuutaro. Sebuah pertnyaan yang dijawab Asada Ryuutaro dengan pernyataan bahwa seorang ahli anaesthesiologi terbaik pasti ingin melakukan operasi bersama dengan ahli bedah terbaik.


(14)

Di episode ini dimulai proses pemilihan profesor. Juga diceritakan lebih jauh mengenai masa lalu Dr. Arase.

Diceritakan Dr. Ijyuuin menemukan Dr. Arase sedang mabuk di lobby rumah sakit, sehingga Dr. Ijyuuin akhirnya mengantarkan Dr. Arase kesebuah bar kenalan Dr. Arase. Saat sedang berada di bar itu, Dr. ijuuin akhirnya dapat memahami Dr. Arase melalui cerita dari pemilik bar tersebut dan Kaori. Tapi saat Kaori yang merupakan pelayan bar tersebut pergi untuk membeli beberapa barang, ia tertembak di dua tempat oleh perampok yang sedang merampok di tempat itu. Dr. Arase dan Dr. Ijyuuin yang kebetulan mengetahuinya langsung melakukan pertolongan pertama untuk menghentikan pendarahan. Dan lantas meminta ambulance untuk membawa Kaori ke Meishin University Hospital dengan harapan Asada saat itu sedang bertugas di ER. Saat itu memang Asada sedang bertugas di ER, sehingga dapat melakukan operasi secepatnya. Namun saat melihat luka tembaknya berada di dua tempat, Asada merasa tidak akan mampu menolong pasien tersebut. Maka oleh itu Asada meminta bantuan Prof. Kitou, yang merupakan kepala bagian ER, yang ia ketahui sangat berpengalaman untuk menangani luka tembak. Namun keadaan Kaori tetap dalam kondisi kritis sampai pada akhirnya Dr. Arase memutuskan untuk membantu, hal ini menarik seluruh kemampuan Asada Ryuutaro dalam melakukan operasi. Dan Kaori pun selamat. Dr. Arase lalu memutuskan untuk bergabung dengan tim Asada Ryuutaro.

EPISODE 9

Di episode ini diceritakan bahwa Dr. Katou digeser dari pencalonan professor dan posisinya digantikan oleh Dr. Kirishima. Dan dikarenakan oleh sebab ini tim Batista yang dipimpin Asada terancam akan dibubarkan. Dalam keadaan ini operasi Batista kedua dilakukan dengan hasil sukses tanpa hambatan apapun. Menghadapi ancaman pambubaran tim Batista ini, Dr. Katou telah mengatur tempat bagi setiap dokter yang bergabung dalam tim ini termasuk Asada Ryuutaro sendiri agar dapat tetap bekerja di Meishin University Hospital sehingga yang akan dipindahtugaskan hanya Dr. Katou sendiri. Namun Asada, Dr. Arase, Dr. Ijyuuin, Dr. Fujiyoshi, dan


(15)

Miki tidak meyetujuinya. Apalagi setelah mendengar Asada Ryuutaro menyatakan bahwa tim Batista-nya tidak akan menjadi tim tanpa kehadiran Dr. Katou.

Demi Dr. Katou, Asada Ryuutaro lalu menemui Prof. Kitou dan memintanya mencalonkan Dr. Katou menjadi professor. Sayangnya Prof. Kitou menolaknya. Sementara itu Dr. Kirishima yang telah menyaksikan kemampuan Dr. Ijyuuin, melakukan pendekatan untuk menariknya ke tim Batistanya sendiri.

Di dalam rapat professor, Prof. Kitou secara tidak terduga justru mengajukan agar pemilihan yang biasanya hanya diikuti para professor saja, menjadi diikuti semua golongan staf yang tergabung dalam Mishin University Hospital. Selain itu Prof. Kitou juga mencalonkan Dr. Katou seperti yang diminta oleh Asada Ryuutaro.

Di tengah kesibukan pemilihan professor ini, pasien Batista ketiga ditemukan. Ia adalah seorang bayi berusia 9 bulan, yang posisi organnya semua terbalik dan kelainan pada jantungnya. Pasien ini merupakan pasien buangan dari Northen University Hospital, yang awalnya berada di bawah perawatan Dr. Kirishima.

EPISODE 10

Diceritakan bahwa Dr. ijyuuin memutuskan untuk bergabung dengan Dr. Kirishima. Dan di saat yang bersamaan Asada Ryuutaro pun menyatakan kepada Prof. Noguchi bahwa ia menyerah terhadap pasien ini. Dan di lain pihak kedua orang tua dari pasien terus mendesak untuk dilakukan operasi sesegera mungkin untuk anak mereka. Walaupun Asada Ryuutaro menyatakan menyerah terhadap operasi ini namun anggota tim yang lainnya tetap melakukan persiapan untuk menghadapi operasi ini operasi.

Melihat perkembangan keadaan Asada Ryuutaro dan Dr. Katou lalu menemui orang tua pasien dan menyatakan bahwa operasi tidak mungkin dilakukan dan pasien akan dipindahkan ke rumah sakit lain, hal ini membuat ibu dari pasien menjadi sangat marah dan mencerca mereka berdua.

Akan tetapi ternyata saat pemindahan pasien diadakan bersamaan waktunya dengan dimulainya rapta professor. Dan dengan mengambil kesempatan ini, dengan alasan pasien mengalami perubahan kondisi, operasi Batista pun dilaksanakan oleh


(16)

seluruh anggota tim Batista Asada Ryuutaro. Kejadian ini menggegerkan seluruh Meishin University Hospital.

EPISODE 11

Di episode ini operasi Batista ketiga dilaksanakan .Saat operasi sedang dilaksanakan ternyatakan ditemukan kelainan lain pada tubuh pasien, yaitu bahwa pasien tidak dapat menerima tranfusi darah. Ditemukannya kondisi ini membuat tim Batista kebingungan dan akhirnya Asada Ryuutaro memutuskan untuk melakukan beberapa operasi pendahuluan. Di saat bersamaan Dr Kirishima mengalami kecelakaan sehingga harus menjalani operasi, Dr. Kitahara yang memimpin operasi Dr. Kirishima terkejut saat mengetahui siapa pasiennya. Dan ketika ia merasa tidak dapat menyelamatkan Dr. Kirishima, ia lalu menerobos ruang operasi Batista dilaksanakan dan meminta Asada Ryuutaro untuk melakukan operasi penyelamatan bagi Dr. Kirishima. Mendengar itu Asada Ryuutaro lalu menyatakan kesanggupan Dr. Ijyuuin untuk melakukan operasi sementar pada pasien mereka dan pergi melakukan operasi untuik Dr. Kirishima. Pada akhirnya Dr. Kirishima dan bayi tersebut tertolong. Akhirnya tim Batista Asada Ryuutaro mendapat pujian dan kekaguman dari seluruh staf rumah sakit. Dr. Katou pun dipilh menjadi Profesor Bagain Bedah Jantung menggantikan Prof. Noguchi yang dipindah tugaskan.

Di akhir cerita, Asada memutuskan untuk meninggalkan tim-nya dan pergi memperdalam pengetahuannya. Sementara Dr. Kirishima memutuskan pergi ke Amerika untuk membentuk tim-nya sendiri.


(17)

TEAM MEDICAL DRAGON 2

EPISODE 1

Diawal cerita, dikisahkan tentang seorang Profesor Bagian Bedah Meishin University Hospital, Profesor Egami , sedang menjalankan operasi, namun karena keadaan pasien berubah ia menjadi panic. Dalam kepanikan itu asisten oprerasi Dr. Ijyuuin, yang mantan team operasi Asada Ryuutaro lantas langsung mengambil alih operasi tersebut. Hal ini membuat Profesor kehilangan muka dan akhirnya memindah-tugaskan Dr. Ijyuuin ke rumah sakit lain yang berada didaerah terpencil.

Lalu diceritakan bahwa setiap anggota tim Batista yang pernah dipimpin Asada Ryuutaro mendapat pemberitahuan u ntuk berkumpul di Mishin University Hopital. Dan beberapa waktu setelah itu Meishi University Hospital digemparkan oleh kabar kembalinya Prof. Noguchi sebagai manajemen tertinggi di Meishin University Hospital.

Dilain bagian seorang wartawan majalah kesehatan, Kataoka Kazumi, mendapat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkannya harus menjalani operasi. Namun para dokter bedah di Meishin saat itu tidak mampu untuk menyelamatkannya. Disaat yang kritis tersebut muncul Asada Ryuutaro yang langsung mengambil alih operasi. Asada Ryuutaro yang melihat gawatnya situasi dan merasa bahwa anggota medis yang berada disana kurang berpengalaman lalu meminta dipanggilkan Dr. Arase. Sehingga pasien itu akhirnya dapat terselamatkan. Tapi hal ini menyebabkan kemarahan Profesor Egami yang menjadi kepala Bagian Bedah sehingga mengadukannya kepada Prof. Noguchi. Namun Prof. noguchi seara mengejutkan memaafkan tindakan Asada Ryuutaro ini.

Setelah kedatangan Asada Ryutaro ke Meishin University Hospital, Prof. Noguchi

mengumumkan operasi ‘Live Action’, dimana kepala operasinya adalah Asada Ryuutaro. Lalu Dr. Fujiyoshi pun datang kembali ke Meishin University Hospital dengan membawa pasien untuk Asada Ryuutaro. Pasien ini merupakan seorang wanita yang telah mengandung tua yang mengalami pembengkakan jantung.

Saat menangani pasien operasi yang sedang mengandung tersebut, Asada ingin menyelamatkan kedua ibu dan calon anak tersebut, namun ia tidak mendapat ijin untuk melakukan operasi tersebut karena operasi tersebut mempertaruhkan nama baik Meishin University Hospital. Setelah membicarakannya dengan Profesor Noguchi, Asada akhirnya bersedia melakukan operasi Live Action seperti yang diinginkan Profesor Noguchi asal ia


(18)

diberi ijin untuk menjalankan operasi pasien mengandung itu. Namun Prof. Noguchi tetap tidak mengijinkannya. Sampai akhirnya Kataoka Kazumi yang merasa berhutang budi pada Asada Ryuutaro turut membantu membujuk Prof. Noguchi. Akan tetapi Prof. Noguchi juga menetapkan bahwa operasi tersebut tidak boleh dijalankan di Meishin Iniversity Hospital.

Ketika operasi ‘Live Action’ ini dilangsungkan pada pertengahan operasi Asada Ryuutaro menyatakan pergantian dokter, dan ternyata yang menggantikannya adalah Dr. Kirishima.

Kejadian ini tentu saja mengejutkan seluruh peserta ‘Life Action’ ini. Sementara itu Asada

Ryuutaro lalu pergi untuk menjalankan operasi wanita hamil itu. Namun Asada Ryuutaro yang tidak paham mengenai proses penanganan kelahiran, lalu meminta bantuan Prof. Kitou

yang juga hadir dalam ‘Live Action’ sebagai MC. Sehingga kedua ibu dan anak tersebut

dapat terselamatkan.

EPISODE 2

Di episode ini diketahui bahwa Kataoka Kazumi selain merupakan wartawan kesehatan juga merupakan pemilik Rumah Sakit Houkuyou, yang menjalin kerjasama dengan Meishin University Hospital.

Suatu saat ada seorang tua yang diduga pengklaim,yaitu orang yang mengira dirinya mengidap suatu penyakit namun sebenarnya tidak, datang memeriksakan diri ke Meishin. Tetapi kedatangan orang tua tersebut ke Meishin malah mendapat pengusiran dan bukannya pemeriksaan. Peristiwa itu terlihat oleh Dr. Fujiyoshi yang lalu membawa orang tua tersebut menjalani pemeriksaan. Setelah diperiksa ternyata orang tua tersebut bukanlah pengklaim namun seorang pasien. Mengetahui team Asada Ryuutaro menerima orang tua tersebut sebagai pasiennya, Profesor Noguchi merasa marah dan mengultimatum Asada untuk lepas tangan dari pasien tersebut. Tentu saja Asada menolak dan tetap melakukan perawatan. Tindakan Asada Ryuutaro ini akhirnya membuat team Asada dipisahkan. Dan Asada Ryuutaro, Dr. Fujiyoshi, dan Dr. Ijyuuin dipindahkan kerumah sakit Houkuyou, sebuah rumah sakit yang diputuskan akan menjadi tempat perawatan bagi pasien-pasien buangan dari Meishin University Hospital.

EPISODE 3

Di episode ini diceritakan kehidupan Asada Ryuutaro di Rumah Sakit Houkuyou. Mengenai keanehan para dokternya, seperti Dr. Todama Seiji ahli bedah saluran darah yang sering menimbulkan masalah, Dr. Kodaka Nanami sang ahli


(19)

anaesthesiologi yang selalu menentang kepala operasi, Dr. Matsudaira Kotaro ahli bedah gastreonterologi yang pemabuk yang pernah menimbulkan masalah besar sehingga tidak pernah lagi memegang pisau operasi, Dr. Nomura Hiroto staf co-medical yang anti-sosial sehingga tidak prnah tergabung dalam tim operasi mana pun. Di episode ini juga pasien yang diduga pengklaim itu menjalani operasi di Rumah Sakit Houkuyou, namun Asada Ryuutaro harus memulai operasi ini tanpa mendapatkan bantuan dari para dokter lainnya. Saat para dokter lain berdatangan, Asada Ryuutaro mulai menyadari keahlian masing-masing dokter dalam bidangnya masing-masing. Dan akhirnya diketahui bahwa pasien itu merupakan pasien Prof. Noguchi yang telah mengalami malpraktek oleh Prof. Noguhi.

EPISODE 4

Di episode ini Asada Ryuutaro mendapat pasien seorang siswa SMU yang menderita radang usus buntu yang diantar temannya datang ke Rumah Sakit Houkuyou. Menyaksikan kesungguhan para dokter di RS Houkuyou membuat teman dari pasien gadis SMU tersebut memutuskan untuk memeriksakan diri disitu. Penyakit gadis ini pertama kali diketahui Dr. Kodaka dari denyut jantungnya yang ternyata menderita Marfan syndrome. Dr. Kodaka lalu memberitahukan masalah ini kepada Asada Ryuutaro yang memutuskan bahwa perlu bagi gadis ini untuk menjalani operasi.

Namun ayah dari gadis ini yang ternyata seorang anggota kongres menganjurkannya untuk dirawat di Meishin University Hospital. Akan tetapi gadis ini yang telah mempercayai Asada Ryuutaro bersikeras untuk menjalankan operasi dibawah pimpinan Asada Ryuutaro. Apalagi setelah melihat kebingungan para staf medis di Meishin University Hospital terhadap penyakit yang dideritanya. Bahkan gadis ini melarikan diri dari Meishin University Hopital ke RS Houkuyou.

Di episode ini juga diungkapkan masa lalu Dr. Nomura yang pernah dikambing-hitamkan seorang dokter bedah yang melakukan kesalahan operasi.

EPISODE 5

Diceritakan bahwa operasi untuk gadis tersebut akan dilaksanakan akan tetapi terdapat masalah dalam penyediaan darah, sehingga Dr. Ijyuuin harus pergi mencari stok. Demi melihat pasien ini merupakan gadis yang pernah berbincang dengannya,


(20)

Dr. Kodaka bersedia memberikan tenaganya dalam operasi kali ini. Walaupun sulit operasi ini akhirnya berhasil.

EPISODE 6

Di episode ini diceritakan mengenai ketidak puasan Dr. Toyama yang tidak diikutsertakan dalam operasi sebelumnya kepada Asada ryuutaro. Suatu ketika ada pasien ER yang meminta penanganan operasi Asada, namun saat itu Asada sedang menjalankan operasi. Kebetulan Dr. Toyama mendengar permohonan tersebut, lalu dia tanpa sepengetahuan Asada mengambil alih pasien tersebut dengan mengatakan bahwa Asada-lah yang akan melakukan operasi, tentu saja itu tidak benar yang akan menjalankan operasi sebenarnya adalah Dr. Toyama. Memang akhirnya operasi tersebut berhasil dan Asada pun tidak mempermasalahkannya, akan tetapi setelah beberapa lama operasi terjadi, dalam tubuh pasien yang dioperasi Dr. Toyama mendapat kelainan karena kesalahan operasi. Setelah mendapat pukulan ini Dr. Toyama mengalami perubahan menjadi lebih dapat menghargai orang lain dan bergabung dengan tim operasinya. Apalagi dalam operasi perbaikan yang dilakukannya ditengah kegelapan karena matinya listrik, ia mendapat bantuan dari seluruh rekan kerjanya yang menyorotkan lampu senter sehingga operasi tetap dapat dilaksanakan dengan sukses sekalipun ditengah kegelapan. Setelah kejadian ini Dr. Toyama merasa menyesal atas tindakan-tindakannya dan meminta Asada Ryuutaro untuk memasukkannya ke dalam tim.

EPISODE 7

Kali ini diceritakan mengenai Dr. Matsudaira yang dipanggil sebagai dokter super oleh seorang anak perempuan. Di episode inilah masa lalu Dr. Matsudaira terungkap. Ternyata pada awalnya ia adalah seorang staf medis di Seinan University Hospital dan dikenal sebagai salah seorang staf dari tim pertama yang berhasil melakukan pencangkokkan hati. Seorang ahli pencernaan. Namun setelah keberhasilannya dalam operasi pencangkokkan hati tersebut. Dr. Matsudaira berubah menjadi lebih mementingkan penelitiannya daripada pasien, sehingga akhirnya setelah mendapat masalah dalam penelitiannya, ia memalsukan hasil penelitiannya tersebut. Hal mana yang sangat disesalinya.

Kali ini pasien yang harus dirawat adalah bekas pasien Dr. Matsudaira dalam operasi pencangkokkan hati yang pernah dijalankannya tersebut. Dan operasi yang harus dijalankan adalah operasi hati yang menjadi keahlian Dr. Matsudaira. Dalam operasi kali ini dokter-dokter di RS Houkuyou mendapat bantuan Dr. Arase dan operasi dilakukan bergantian oleh Dr. Matsudaira dan Asada Ryuutaro. Setelah melalui beberapa saat bersama pasien ini, Dr.


(21)

Matsudaira kembali terkenang pada saat-saat dimana ia masih merupakan dokter yang hebat dan ingatan ini memulihkan semangatnya sebagai seorang dokter. Dr. Matsudaira pun akhirnya membuang seluruh minumannya dan berhenti bermabuk-mabukan.

EPISODE 8

Dalam episode kali ini diceritakan mengenai Dr. Kodaka. Pasien yang datang ke RS Houkuyou kali ini adalah putra dari Dr. Kodaka.

Diceritakan bahwa Dr. Kodaka pada awalnya adalah seorang dokter yang sangat memperhatikan keadaan pasiennya. Hingga pada suatu saat dikarenakan kesibukan di tempat ia bekerja, ketika anaknya tersebut yang baru berusia 4 tahun mengalami serangan asma terlambat mendapat pertolongan yang mengakibatkan kelumpuhan. Karena kejadian itu ia lalu diceraikan dan tidak pernah dapat bertemu dengan putranya lagi. Dr. Kodaka yang merasa bersalah lalu tidak pernah mengikuti operasi lagi.

Sekarang di saat putranya mendapat tumor, mantan suaminya tidak mengijinkannya untuk mengikuti operasi. Bahkan putranya yang menjalani perawatan pun tidak mau melihatnya. Sekalipun begitu, saat putranya tresebut menjalani operasi ia bersikeras memasuki ruang operasi dan membantu proses operasi demi agar putranya tersebut bisa mendapatkan perawatan terbaik.

Setelah operasi ini, mantan suami Dr. Kodaka lalu mengijinkan Dr. Kodaka untuk bertemu dengan putranya.

EPISODE 9

Kali ini Asada Ryuutaro dihadapkan pada pencangkokkan jantung dan pendonoran hati untuk anak berusia 9 tahun. Namun yang menjadi kendala adalah bahwa RS Houkuyou tidak memiliki peralatan yang memadai untuk melakukan pencangkokkan ini, ditambah pula untuk melakukan pencankokkan jantung harus ada jantung yang sesuai. Sementara itu Prof. Noguchi pun diduga menderita suatu penyakit. Dan Dr. Ijyuuin pun dihadapkan pada masalah kepercayaan diri dalam menjalankan operasi.

Menyadari keadaannya, Prof. Noguchi memutuskan untuk melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Houkuyou, dan mempercayakan hidupnya kepada Asada Ryuutaro. Mendengar kabar ini para dokter di RS houkuyou mengatakan keberatannya untuk merawat Prof. Noguchi, akan tetapi Asada Ryuutaro yang sangat memandang tinggi nyawa manusia itu menyetujui untuk merawat Prof. Noguchi. Akhirnya diadakan pertukaran syarat, bahwa setelah Prof. Noguchi menjalani perawatan tim Asada Ryuutaro diijinkan untuk menggunakan fasilitas


(22)

Meishin University hospital untuk melakukan pencangkokkan jantung.Akan tetapi setelah sembuh, Prof. Noguchi justru berniat untuk melanggar kesepakatan ini.

EPISODE 10

Di episode ini seluruh tim Asada Ryuutaro berkumpul untuk mempersiapkan operasi pencangkokkan jantung dan pendonoran hati tersebut. Mereka terus melakukan persiapan hingga saat untuk operasi tiba. Asada ryuutaro memulai operasinya dengan pembedahan untuk persiapan pencangkokkan sambil menantikan kedatangan Dr. Ijyuuin dengan jantung yang akan dicangkokkan. Dan di saat bersamaan juga Prof. Kitou melakukan operasi serupa. Akan tetapi pasien Prof. Kitou ternyata tidak dapat menerima jantung yang akan dicangkokkan padanya, sehingga jantung tersebut diberikan pada pasien Asada Ryuutaro. Namun saat itu pasien Asada Ryuutaro sedang menjalani operasi hati, sehingga tidak dapat dilakukan operasi pencangkokkan sesegera mungkin. Sehingga Asada Ryuutaro memutuskan untuk melakukan operasi ganda yang sangat beresiko. Sedemikian beresikonya sehingga Prof. Noguchi tidak mungkin akan meluluskan operasi ini. Dalam saat demikian Kataoka Kazumi dan Dr. Kitahara, akhirnya bersedia membantu mengalihkan perhatian Prof. Noguchi agar tidak memiliki waktu untuk membaca laporan mengenai rencana operasi Asada Ryuutaro ini.

EPISODE 11

Ini merupakan episode terakhir. Dalam episode ini menceritakan mengenai proses operasi pencangkokkan jantung dan pendonoran hati yang dilakukan tim Asada Ryuutaro. Di saat yang mendesak mobikl yang digunakan Dr. Ijyuuin untuk membawa jantung yang akan dicangkokkan mengalami kecelakaan sehingga Dr. Ijyuuin harus membawa jantung tersebut dengan berlari menembus hutan. Walaupun mendapat beberapa masalah, namun akhirnya operasi ini berjalan sukses.

Sementara itu ternyata operasi pencangkokkan yang dijalankan Prof. Kitou pun telah berhasil berkat jantung buatan yang dibawakan Dr. Kirishima dari Amerika.

Dan di waktu bersamaan, masa lalu Prof. Noguchi yang penuh masalah pun terungkap, sehingga ia kehilangan kedudukkannya. Kataoka Kazumi lalu mengambil alih posisi Prof. Noguchi dan merencanakan perombakan yang lebih baik lagi denga berpusat di Meishin University Hospital.


(23)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jepang merupakan sebuah negara yang telah kita kenal baik melalui berbagai hasil produksinya. Siapa yang tidak mengetahui tentang Honda, Suzuki, Toshiba dan lain sebagainya yang merupakan perusahaan-perusahaan besar dari Jepang. Siapa yang tidak pernah membaca manga ataupun menonton anime dari Jepang. Karena itu sesungguhnya Jepang bukanlah sebuah negara yang asing lagi bagi kita.

Saat ini Jepang merupakan negara maju satu-satunya di Asia, dengan sendirinya perekonomian dan perindustrian Jepang masih lebih maju daripada negara-negara Asia lainnya. Namun Jepang pun merupakan salah satu negara-negara dan bangsa yang memiliki tradisi leluhur yang sangat kental. Dalam kehidupan masyarakatnya tradisi warisan dari leluhur mereka tidak pernah hilang dari dalam diri setiap

individunya. Sebut saja 武士道

ぶ しど う

(bushido: semangat samurai) dan 集団意識

し ゅ う だ ん い し き

(shuudang ishiki: kesadaran berkelompok) mereka. Hingga saat ini masyarakat Jepang tetap memelihara warisan leluhur mereka tersebut, walaupun memang saat ini perwujudannya tidak sama betul seperti jaman dahulu. Contohnya 武士道, saat ini orang-orang Jepang tetap memegang teguh semangat ini namun bukan lagi sebagai semangat samurai tetapi lebih kearah semangat perjuangan untuk tidak mudah


(24)

2 Universitas Kristen Maranatha menyerah dan kesungguhan hati dalam melakukan suatu hal. Oleh karena itu Jepang dapat dikatakan sebagai sebuah negara maju dengan kebudayaan kuno yang kuat.

Merupakan hal yang menarik untuk mengetahui bahwa di tengah kemajuan ekonomi masyarakat Jepang terdapat suatu kehidupan tradisional yang mendukung tercapainya kemajuan tersebut. Kehidupan atau kebudayaan tradisional itu disebut

集団意識. 集団意識 ini dipercaya berakar dari budaya menanam padi di sawah pada

masa lalu yang harus dikerjakan secara bergotong royong dengan berdasar sistem kerjasama kelompok dan rasa kekeluargaan. Di tengah gotong royang tersebut terdapat keteraturan kerja dalam mengolah sawah sehingga suasana ini terbawa ketengah komunitas sehari-hari. Akhirnya jiwa berkelompok ini diperkokoh dengan masuknya ajaran Confusius dari China yang berdasarkan sisitem kekeluargaan.

集団意識 ini dapat dikatakan merupakan kehidupan orang Jepang itu sendiri karena

selain terdapat dalam kehidupan kerja masyarakat Jepang, 集団意識 juga dapat ditemukan hampir dalam setiap segi kehidupan mereka. Dalam sekolah, dalam pergaulan, dalam dunia maya sekalipun mereka hidup dengan berkelompok. Dan kehidupan berkelompok tersebut dirasakan jauh lebih penting daripada kehidupan pribadi mereka. Demi kepentingan kelompoknya orang Jepang rela melakukan apa pun walaupun terkadang hal itu mungkin bertentangan dengan kepentingan pribadi mereka sendiri. Saat orang Jepang memasuki sebuah kelompok, ia akan berusaha menyumbangkan yang terbaik bagi kelompoknya tersebut. Prestasi individu dalam kelompok bukan menjadi prestasi pribadi melainkan telah menjadi prestasi


(25)

3 Universitas Kristen Maranatha kelompoknya. Oleh sebab itu orang Jepang sangat bangga dengan kelompoknya. Saat mereka telah mempunyai kelompok, mereka lebih menekankan nama kelompok mereka daripada nama pribadi. Seperti seorang karyawan yang sebut saja bernama Takada Ryutaro yang bekerja diperusahaan A, dalam mengenalkan dirinya ia akan menyebutkan A no Takada Ryutaro (Takada Ryutaro dari perusahaan A). Dalam cara mengenalkan diri seperti ini, kita dapat memahami betapa bangganya orang Jepang dengan kelompok tempatnya berada. Mereka sangat bangga dapat masuk kedalam suatu kelompok dan mereka ingin orang lain mengetahui bahwa dirinya telah bergabung dengan kelompok tersebut. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa bagi masyarakat Jepang kehidupan berkelompok tersebut sangat penting dan besar artinya bagi mereka.

Dengan adanya pandangan akan kehidupan berkelompok yang demikian dan kecendrungan berkelompok dalam setiap segi kehidupan masyarakat Jepang yang seperti itu, masyarakat Jepang pada umumnya tidak dapat menerima sikap individualisme yang mencolok seperti yang terdapat dalam kebudayaan Barat. Lalu bagaimana jika dalam kehidupan berkelompok tersebut terdapat seseorang yang tidak dapat berbaur dengan kelompoknya tersebut? Bagaimana orang-orang Jepang lainnya dalam kelompok tersebut menyikapi orang Jepang yang berbeda ini? Dapatkah mereka tetap bekerja sama? Ataukah mereka pada akhirnya akan memisahkan diri?

Hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas dan diketahui karena pada dasarnya dalam sesuatu yang dominan pasti tetap ada yang berbeda. Demikian


(26)

4 Universitas Kristen Maranatha juga didalam kebudayaan masyarakat Jepang yang kehidupan berkelompoknya sangat dominan pasti juga terdapat segelintir orang yang tidak dapat berkelompok. Dan bagaimana yang segelintir ini dapat bertahan di tengah kedominanan tersebut?

Perbedaan yang dimiliki segelintir masyarakat Jepang seperti yang telah diuraikan di atas dapat ditemukan dalam serial drama berjudul Team Medical Dragon produksi Fuji TV Japan pada tahun 2003 yang disutradarai oleh Tetsuya Nomura. Serial ini menceritakan tentang seorang dokter bernama Asada Ryuutaro dengan berbagai perangainya yang individualis. Dalam serial ini dikisahkan bahwa Asada Ryuutaro merupakan seorang dokter jenius yang karena perilakunya yang tidak menaati perintah atasan menyebabkan ia dikucilkan dari masyarakat kedokteran Jepang. Hal ini membuat ia tidak dapat diterima bekerja di satu rumah sakit pun. Hingga pada suatu hari datang Dr. Katou Aki, seorang asisten profesor dari Meishin University Hospital, yang mengajak Asada bergabung di Meishin untuk membantu penelitian Dr. Katou tentang operasi yang disebut BATISTA 1. Walaupun pada awalnya Asada menolak, namun setelah beberapa kejadian akhirnya ia menerima tawaran tersebut. Setelah bergabung dalam regu penelitian BATISTA di Meishin University Hospital, Asada tetap tidak berubah dengan perangainya yang individualis tersebut. Ia tidak pernah mempedulikan apa yang telah ditetapkan oleh Profesor Noguchi sebagai standar dalam operasional di Meishin University Hospital. Ia tidak terlalu memperdulikan nasib anggota dalam tim operasinya jika ia melakukan

1BATISTA merupakan suatu operasi jantung dengan membuang bagian jantung yang terinfeksi


(27)

5 Universitas Kristen Maranatha kesalahan dalam operasi. Asada Ryuutaro tidak peduli akan aturan maupun orang-orang di sekitarnya, ia hanya peduli pada apa yang dicapainya.

Keadaan tokoh Asada Ryuutaro ini tepat seperti keadaan segelintir orang yang tidak dapat berbaur dalam kelompok seperti telah dibahas sebelumnya. Oleh karena itu maka skripsi ini akan penulis susun dengan berfokus kepada tokoh Asada Ryuutaro dalam serial drama Team Medical Dragon tersebut. Dan dengan mengacu pada serial drama Team Medical Dragon ini penulis akan membahas dan mencari jawaban akan pertanyaan-pertanyaan seputar sikap individualisme di tengah masyarakat Jepang yang memiliki kesadaran berkelompok yang demikian kuatnya, seperti telah dipaparkan diatas.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam skripsi ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai kuatnya budaya berkelompok dalam dunia kerja masyarakat Jepang. Yang akan menjadi pembahasan adalah tentang pengaruh 集団意識 dalam kehidupan kerja masyarakat Jepang, tanggapan masyarakat Jepang dalam menghadapi orang yang individualistis di tengah dunia kerjanya, serta bagaimana seseorang yang individualistis dapat diterima di dunia kerja yang berlandaskan 集団意識 .

Dalam melakukan pembahasan ini penulis menggunakan serial drama berjudul Team Medical Dragon produksi Fuji TV Japan yang diproduksi pada tahun


(28)

6 Universitas Kristen Maranatha 2003 oleh Tetsuya Nomura sebagai data analisis, dan analisis akan berfokus kepada tokoh utama yang bernama Asada Ryuutaro.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk memahami bagaimana seseorang harus mempunyai 集団意識 dalam dunia kerja di Jepang berdasarkan serial drama Team Medical Dragon.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif.

Secara harafiah, metode deskripsi merupakan metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai suatu situasi atau kejadian. Telah banyak ahli yang mencoba memaparkan dan menjelasan mengenai pengertian metode deskriptif ini, antara lain adalah Moh. Nazir, Ph.D (1983) yang berpendapat bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun mengenai suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, meneliti dengan cermat berdasarkan kenyataan mengenai fakta-fakta, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.


(29)

7 Universitas Kristen Maranatha Sedangkan Whitney (1960) dalam Metode Penelitian Sastra yang disusun Prof. Drs. M. Atar Semi berpendapat bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan memberikan suatu tafsiran yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah yang terdapat dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk mengenai hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Prof. Drs. M. Atar Semi (1990) berpendapat bahwa penelitian deskriptif adalah data yang terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka-angka. Data yang digunakan pada umumnya adalah data yang berupa pencatatan, foto-foto, rekaman, dokumen, dan catatan-catatan resmi.

Menurut Sukmadinata (2006), penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya.

Jadi dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu bentuk metode yang digunakan untuk menafsirkan dan menggambarkan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat atau sekelompok manusia dan menguraikan fakta-fakta mengenai fenomena atau peristiwa tersebut dalam bentuk kata-kata.


(30)

8 Universitas Kristen Maranatha Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini terdapat beberapa langkah yang akan dilakukan, antara lain:

1. Menentukan tema yang dilanjutkan dengan menetapkan judul. Tema yang diambil harus memiliki nilai untuk dibahas, sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca. Judul yang dipakai harus dapat menggambarkan inti dari tema.

2. Mengumpulkan data dan menentukan teori yang akan digunakan. Data

diambil dari berbagai buku referensi, website, maupun literature lainnya yang terkait dengan tema.

3. Memilah-milah data yang diambil dari sumber data. Langkah ini dilakukan agar penulis memiliki pegangan yang kuat dalam menulis laporan, tanpa menggunakan data yang tidak terkait.

4. Menulis laporan dan menyimpulkan.

5. Melaporkan dalam presentasi.

Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan mempelajari, mendalami dan mengutip berbagai teori dan konsep dari berbagai literature seperti koran, majalah, buku-buku, skripsi dan thesis, serta dari literature-literatur lainnya selama literature tersebut memiliki kaitan dengan topik penulisan atau dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan.

1.5 Organisasi Penulisan


(31)

9 Universitas Kristen Maranatha Dalam bab I akan dibabarkan mengenai latar belakang penulisan, pembatasan masalah, tujuan penulisan, serta metode penelitian yang akan digunakan. Dalam latar belakang masalah akan dijelaskan sekilas tentang pentingnya 集団意識 di tengah kehidupan masyarakat Jepang dan sekilas mengenai serial drama Team Medical

Dragon. Sedangkan untuk pembatasan masalah akan dibahas mengenai berbagai

masalah yang akan di kaji dalam penulisan ini. Dan dalam tujuan penulisan akan dijelaskan alasan penulis melakukan penulisan ini. Dalam metode penelitian akan diberikan penjelasan mengenai metode penelitian yang akan digunakan penulis dalam menyelesaikan penulisan ini. Kemudian dalam bab II penulis akan mengkaji berbagai hal mengenai kesadaran berkelompok masyarakat Jepang. Di bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai kesadaran kelompok masyarakat Jepang atau 集団意識 dari

asal mula timbulnya kesadaran ini sampai berbagai teori mengenai 集団意識.

Selanjutnya dalam bab III akan akan dibahas berbagai adegan-adegan yang terkait

dengan permasalahan 集団意識, yaitu adegan-adegan saat Asada Ryuutao menentang

atasan dan aturan, bersikap individualistis, serta adegan-adegan yang menunjukan perubahan dalam diri Asada Ryuutaro. Dan dalam BAB IV penulis akan menuliskan semua hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sehingga berbagai pertanyaan yang timbul dalam latar belakang penulisan akan terjawab.

Penelitian ini disusun dengan cara demikian dengan tujuan agar pembaca dapat mengikuti pemikiran penulis secara terstruktur.


(32)

56 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Kesadaran berkelompok atau 集団意識 merupakan kebudayaan bangsa

Jepang yang telah diwariskan secara turun-temurun tanpa kehilangan tempatnya dalam kehidupan modern saat ini. Dari jaman dahulu hingga saat ini orang Jepang selalu mengikatkan dirinya dalam suatu kelompok. Baik dalam bekerja, sekolah, bermain dan sebagainya, mereka selalu membentuk suatu kelompok di mana mereka bisa membaur dengan anggota masyarakat lainnya.

Saat orang Jepang bergabung dalam suatu kelompok, maka ia akan membela kelompok tersebut dengan sepenuh jiwanya. Ia akan merasa bangga dengan mengetahui bahwa ia telah bergabung dalam kelompok tersebut dan menjadikannya sebagai identitas diri. Dalam menjalani kehidupan berkelompok ini orang Jepang memandang tinggi senioritas. Mereka akan mematuhi pendapat orang-orang yang menjadi senior mereka. Bagi mereka seorang senior dalam suatu kelompok maka akan tetap menjadi senior dalam segala hal. Oleh karena itu, saat mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan seniornya, mereka tidak mengungkapkannya secara berterang dan terbuka. Mereka akan menempuh jalan yang berputar-putar secara sedemikian rupa sehingga tidak menyinggung perasaan seniornya.

Dalam skripsi ini penulis telah menganalisis teori ini dengan melakukan pengamatan melalui serial drama Team Medical Dragon secara terfokus terhadap


(33)

57 Universitas Kristen Maranatha

tokoh utamanya Asada Ryuutaro. Pengamatan ini dilakukan dengan

mempertimbangkan akan penerimaan orang Jepang terhadap sikap individualistis yang sangat berbeda dengan kebudayaan berkelompok mereka. Mengenai tanggapan mereka terhadap sikap seperti ini dan dapat tidaknya sikap individualistis seperti ini di terima ditengah kebudayaan Jepang yang masyarakatnya cendrung berkelompok.

Dari hasil analisis seperti yang telah diuraikan dalam bab III, penulis berkesimpulan bahwa masyarakat Jepang sebagai masyarakat yang tertutup sangat tidak terbiasa dengan adanya sikap atau pun tindakan yang tidak sesuai dengan kebiasaan dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat mereka. Mereka tidak dapat menerima tindakan-tindakan yang individualistis dan menanggapi sikap seperti ini dengan takut. Saat seseorang melakukan tindakan yang individualistis, mereka akan merasa takut untuk mendekat dan bahkan akan menjauhi orang tersebut. Hal ini membuat seorang yang individualistis tidak dapat di terima di tengah lingkungan masyarakat Jepang.

Keadaan seperti ini membuat orang yang berada di tengah mereka mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan mereka. Seseorang yang individualistis tidak akan dapat bertahan untuk tetap berada lingkungan mereka dengan mempertahankan sikap individualistisnya tersebut terus menerus. Mereka pada akhirnya akan terpengaruh suasana berkelompok yang ada dalam setiap segi kehidupan masyarakat Jepang. Sehingga biar bagaimana pun sikap orang Jepang pada awalnya, pada akhirnya ia tetap harus kembali kepada kehidupan berkelompok. Pada akhirnya ia


(34)

58 Universitas Kristen Maranatha tetap harus mengabdikan dirinya bagi kelompok tempat ia bergabung. Karena masyarakat dan lingkungan disekitarnya hanya dapat menerima seseorang yang dapat berbaur di tengah kehidupan berkelompok.

Sedemikian kuatnya rasa kesadaran untuk berkelompok hidup dalam pemikiran orang Jepang membuat tidak adanya kesempatan bagi orang-orang bergaya barat yang individualistis untuk berbaur di antara mereka. Hal ini menimbulkan suatu tekanan dan pengaruh yang kuat bagi orang-orang bersifat individualistis yang hidup di tengah masyarakat Jepang. Kuatnya kesadaran berkelompok dalam pemikiran orang Jepang memberi pengaruh dan ajakan pada orang-orang individualistis yang ada di antara mereka untuk ikut memiliki kesadaran ini. Keadaan ini ibarat satu tetes cat putih yang diteteskan ke dalam bak berisi cat hitam, pada akhirnya setelah diaduk cat dalam bak tersebut tetap berwarna hitam. Demikian juga halnya dengan pengaruh masyarakat ini. Satu orang yang berbeda sendiri pada akhirnya akan terpengaruh dan mengikuti kebiasaan kebanyakan orang.


(35)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Website:

http://www.gayajapan.blogspot.com

http://www.andyku.wordpress.com/2008/04/17/10-resep-sukses-bangsa-jepang/

http://www.yuzuv17.blogspot.com/2008/12/analisis-dinamika-kelompok-pada.html

http://www.akbartrisa.blog.friendster


(36)

Universitas Kristen Maranatha

Referensi:

March, Robert M.1995.Bekerja Untuk Perusahaan Jepang.Jakarta:Megapoin

Nakane,Chie.1970.Japan Society.London:University of California Press,Ltd

Nazir, Moh.1988.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia

Ratna, Nyoman Kutna.2004.Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Semi, M. Atar.1993.Metodologi Penelitian Sastra.Bandung:Erlangga


(1)

9 Universitas Kristen Maranatha

Dalam bab I akan dibabarkan mengenai latar belakang penulisan, pembatasan masalah, tujuan penulisan, serta metode penelitian yang akan digunakan. Dalam latar belakang masalah akan dijelaskan sekilas tentang pentingnya 集団意識 di tengah

kehidupan masyarakat Jepang dan sekilas mengenai serial drama Team Medical Dragon. Sedangkan untuk pembatasan masalah akan dibahas mengenai berbagai masalah yang akan di kaji dalam penulisan ini. Dan dalam tujuan penulisan akan dijelaskan alasan penulis melakukan penulisan ini. Dalam metode penelitian akan diberikan penjelasan mengenai metode penelitian yang akan digunakan penulis dalam menyelesaikan penulisan ini. Kemudian dalam bab II penulis akan mengkaji berbagai hal mengenai kesadaran berkelompok masyarakat Jepang. Di bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai kesadaran kelompok masyarakat Jepang atau 集団意識 dari

asal mula timbulnya kesadaran ini sampai berbagai teori mengenai 集団意識.

Selanjutnya dalam bab III akan akan dibahas berbagai adegan-adegan yang terkait dengan permasalahan 集団意識, yaitu adegan-adegan saat Asada Ryuutao menentang

atasan dan aturan, bersikap individualistis, serta adegan-adegan yang menunjukan perubahan dalam diri Asada Ryuutaro. Dan dalam BAB IV penulis akan menuliskan semua hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sehingga berbagai pertanyaan yang timbul dalam latar belakang penulisan akan terjawab.

Penelitian ini disusun dengan cara demikian dengan tujuan agar pembaca dapat mengikuti pemikiran penulis secara terstruktur.


(2)

56 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Kesadaran berkelompok atau 集団意識 merupakan kebudayaan bangsa Jepang yang telah diwariskan secara turun-temurun tanpa kehilangan tempatnya dalam kehidupan modern saat ini. Dari jaman dahulu hingga saat ini orang Jepang selalu mengikatkan dirinya dalam suatu kelompok. Baik dalam bekerja, sekolah, bermain dan sebagainya, mereka selalu membentuk suatu kelompok di mana mereka bisa membaur dengan anggota masyarakat lainnya.

Saat orang Jepang bergabung dalam suatu kelompok, maka ia akan membela kelompok tersebut dengan sepenuh jiwanya. Ia akan merasa bangga dengan mengetahui bahwa ia telah bergabung dalam kelompok tersebut dan menjadikannya sebagai identitas diri. Dalam menjalani kehidupan berkelompok ini orang Jepang memandang tinggi senioritas. Mereka akan mematuhi pendapat orang-orang yang menjadi senior mereka. Bagi mereka seorang senior dalam suatu kelompok maka akan tetap menjadi senior dalam segala hal. Oleh karena itu, saat mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan seniornya, mereka tidak mengungkapkannya secara berterang dan terbuka. Mereka akan menempuh jalan yang berputar-putar secara sedemikian rupa sehingga tidak menyinggung perasaan seniornya.

Dalam skripsi ini penulis telah menganalisis teori ini dengan melakukan pengamatan melalui serial drama Team Medical Dragon secara terfokus terhadap


(3)

57 Universitas Kristen Maranatha

tokoh utamanya Asada Ryuutaro. Pengamatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan akan penerimaan orang Jepang terhadap sikap individualistis yang sangat berbeda dengan kebudayaan berkelompok mereka. Mengenai tanggapan mereka terhadap sikap seperti ini dan dapat tidaknya sikap individualistis seperti ini di terima ditengah kebudayaan Jepang yang masyarakatnya cendrung berkelompok.

Dari hasil analisis seperti yang telah diuraikan dalam bab III, penulis berkesimpulan bahwa masyarakat Jepang sebagai masyarakat yang tertutup sangat tidak terbiasa dengan adanya sikap atau pun tindakan yang tidak sesuai dengan kebiasaan dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat mereka. Mereka tidak dapat menerima tindakan-tindakan yang individualistis dan menanggapi sikap seperti ini dengan takut. Saat seseorang melakukan tindakan yang individualistis, mereka akan merasa takut untuk mendekat dan bahkan akan menjauhi orang tersebut. Hal ini membuat seorang yang individualistis tidak dapat di terima di tengah lingkungan masyarakat Jepang.

Keadaan seperti ini membuat orang yang berada di tengah mereka mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan mereka. Seseorang yang individualistis tidak akan dapat bertahan untuk tetap berada lingkungan mereka dengan mempertahankan sikap individualistisnya tersebut terus menerus. Mereka pada akhirnya akan terpengaruh suasana berkelompok yang ada dalam setiap segi kehidupan masyarakat Jepang. Sehingga biar bagaimana pun sikap orang Jepang pada awalnya, pada akhirnya ia tetap harus kembali kepada kehidupan berkelompok. Pada akhirnya ia


(4)

58 Universitas Kristen Maranatha

tetap harus mengabdikan dirinya bagi kelompok tempat ia bergabung. Karena masyarakat dan lingkungan disekitarnya hanya dapat menerima seseorang yang dapat berbaur di tengah kehidupan berkelompok.

Sedemikian kuatnya rasa kesadaran untuk berkelompok hidup dalam pemikiran orang Jepang membuat tidak adanya kesempatan bagi orang-orang bergaya barat yang individualistis untuk berbaur di antara mereka. Hal ini menimbulkan suatu tekanan dan pengaruh yang kuat bagi orang-orang bersifat individualistis yang hidup di tengah masyarakat Jepang. Kuatnya kesadaran berkelompok dalam pemikiran orang Jepang memberi pengaruh dan ajakan pada orang-orang individualistis yang ada di antara mereka untuk ikut memiliki kesadaran ini. Keadaan ini ibarat satu tetes cat putih yang diteteskan ke dalam bak berisi cat hitam, pada akhirnya setelah diaduk cat dalam bak tersebut tetap berwarna hitam. Demikian juga halnya dengan pengaruh masyarakat ini. Satu orang yang berbeda sendiri pada akhirnya akan terpengaruh dan mengikuti kebiasaan kebanyakan orang.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Website:

http://www.gayajapan.blogspot.com

http://www.andyku.wordpress.com/2008/04/17/10-resep-sukses-bangsa-jepang/

http://www.yuzuv17.blogspot.com/2008/12/analisis-dinamika-kelompok-pada.html

http://www.akbartrisa.blog.friendster


(6)

Universitas Kristen Maranatha

Referensi:

March, Robert M.1995.Bekerja Untuk Perusahaan Jepang.Jakarta:Megapoin

Nakane,Chie.1970.Japan Society.London:University of California Press,Ltd

Nazir, Moh.1988.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia

Ratna, Nyoman Kutna.2004.Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Semi, M. Atar.1993.Metodologi Penelitian Sastra.Bandung:Erlangga


Dokumen yang terkait

玛拉拿达基督教大学文学院的万隆华族与非华族大学生的同化谈.

0 0 9

单音节阳平和上声发音问题(对玛拉拿达基督教大学文学院中文本科 2009 çº§çš„æ¡ˆä¾‹ç ”ç©¶ï¼‰.

0 0 7

ä¸‡éš†æ’­é“ä¸­å­¦é«˜ä¸­éƒ¨äºŒæ ¡é«˜ä¸€çš„å­¦ç”Ÿå†™è§„èŒƒæ±‰å­—çš„å›°éš¾åŠå ¶è§£å†³æ–¹æ³•.

0 1 7

ä¸‡éš†çŽ›æ‹‰æ‹¿è¾¾åŸºç£æ•™å¤§å­¦æ¥è‡ªè‹é—¨ç­”è Šå²›çš„åŽè£”å¤§å­¦ç”Ÿçš„äº¤é™ æ–¹å¼åˆ†æž.

0 0 7

é€šè¿‡å›¾ç”»å’Œéƒ¨é¦–æ•™å¸Œæœ›ä¹‹å ‰åˆçº§ç­çš„å­¦ç”Ÿå†™æ±‰å­—.

0 0 8

万隆玛拉拿达基督教大学文学院万隆玛拉拿达基督教大学文学院 中文本科汉语教学方向毕业论文 解决BPK Penabur 第一基督教高 ä¸­çš„ä¸­æ–‡æ•™å¸ˆåœ¨è¯¾å ‚æ•™å­¦ 用板书的困难.

0 3 7

万隆玛拉拿达基督教大学文学院中文本科毕业论文 客家方言对万隆客家人的汉语普通话语音的影响.

0 0 9

åŠ¨è¯é‡å å°æ±‰ç¿»è¯‘é”™è¯¯åˆ†æž.

0 1 12

Laporan Kerja Praktik di å¦‚ä½•æé«˜é˜ è¯»æ°´å¹³.

0 1 5

正确的发音部位及发音方法对汉语发音的角色.

0 1 9