PEMBELAJARAN DENGAN MODUL MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA SMP TERBUKA NEGERI 5 MEDAN.

(1)

PEMBELAJARAN DENGAN MODUL MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

DAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA SMP TERBUKA NEGERI 5 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika Oleh

SITI LISIANI NIM 809171044

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

PEMBELAJARAN DENGAN MODUL MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

DAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA SMP TERBUKA NEGERI 5 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika Oleh

SITI LISIANI NIM 809171044

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

Siti lisiani. (2012). “Pembelajaran Dengan Modul Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Belajar Matematika Siswa Smpn 5 Terbuka Medan”.

Akar masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman konsep dan kreativitas siswa pada pembelajaran matematika. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada penelitian ini diterapkan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle). Pertanyaan dalam penelitian adalah (1) apakah model pembelajaran siklus belajar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, (2) apakah model pembelajaran siklus belajar dapat meningkatkan kreativitas siswa, (3) apakah model pembelajaran siklus belajar dapat meningkatkan aktivitas siswa, (4) apakah model pembelajaran siklus belajar dapat meningkatkan kemampuan guru mengelola pembelajaran, (5) apakah model pembelajaran siklus belajar dapa meningkatkan respon siswa dalam belajar matematika.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII negeri 5 terbuka medan dengan jumlah siswa 39 objek yang diaamati dalam penelitian ini adalah pembelajarn model siklus belajar (learning cycle) dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep, kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika, aktivitas siswa, kemampuan guru mengelola pembelajaran dan respon siswa dalam pembelajaran matematika.

Dalam penelitian ini disusun perangkat pembelajaran seperti: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Modul siswa, lembar aktivitas siswa (LAS). Dari hasil validasi keseluruhan perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa secara keseluruhan perangkat pembelajaran dapat digunakan.menyusun instrumen tes untuk mengetahui pemahaman konsep, kreativitas siswa dan lembar observasi siswa. Sebelum instrumen digunakan, tersebut dahulu diujicoba dan hasilnya untuk instrumen pemahaman konsep koefisien realibitasnya sebesar 0,864 siklus I dan siklus II sebesar 0,901 sedang untuk intrument kreativitas koefisen realibilitasnya sebesar 0,827 siklus I dan siklus II sebesar 0,785 dinyatakan valid dengan tingkat realibitasnya tinggi dan sedang keduannya memiliki korelasi validasi katagori valid.

Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan diperoleh melalui model pembelajaran siklus belajar dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini diketahui dari rata-rata pada siklus 1 sebesar 38,69 dan pada siklus II menjadi 70,86 pembelajaran model siklus belajar dapat meningkatkan kreativitas siswa pada siklus 1 sebesar 37,5 dan pada siklus II sebesar 67,15. Persentase pemahaman konsep siklus I dan siklus II meningkat 79,31 % sedangkan kreativitas siklus I dan siklus II meningkat 76,8 %. Aktivitas aktif siswa meningkat 0,99. Kemampuan guru mengelola pembelajaran model siklus belajar pada siklus I 3,4 dengan kategori " cukup baik “ sedangkan pada siklus II

4,32 dengan kategori “ baik “. Respon siswa terhadap komponen dan kegiatan pembalajaran model siklus belajar adalah positif.


(7)

ii ABSTRACT

Siti Lisiani. (2012). "Learning With Model Module Learning Cycle As Efforts Enhance Understanding of Mathematics Concepts And Creative Learning in Junior High School Government 5 Open Field Medan.

Root of the problem in this study is the lack of understanding of concepts and creativity of students in learning mathematics. To overcome this problem, in this study applied the learning cycle model of learning (learning cycle). Questions in the study were (1) whether learning cycle can increase students' understanding of concepts, (2) whether the learning cycle can raise the creativity of students, (3) whether the learning cycle can increase the activity become active students, (4) whether the learning cycle can increase the ability of teachers to manage learning, (5) whether the learning cycle can be used in an effort to improve response in learning mathematics.

This research is a class action is the subject of this study for grade VIII students in junior high school government 5 open field medan with the number of students who research 39 objects in this study is learning cycle in an effort to increase understanding of the concept, the creativity of students in learning mathematics, the activity become active students, the ability of teachers to manage learning and student responses in mathematics learning.

In this research sets of learning tools such as:

Learning implementation plan (RPP), module for students, the student activity sheet (LAS). Overall validation of the results of the study showed that overall learning devices can use arrange test instruments to determine the understanding of the concept, the creativity of students and student observation sheet. Before the instrument is used, the first in the trial and the results for understanding the concept of the instrument coefficient of 0.864 realibility cycle I and cycle II of 0.901 is as instrument creativity realibility coefficient of 0.827 cycle I and cycle II of 0.785 is valid with a high level and are realibility, both of them have a valid category correlation validation.

The results were analyzed descriptively and obtained through the learning cycle model of learning in enhancing students' understanding of mathematical concepts. It is known from the average of the first cycle of 38.69 and 70.86 in the second cycle to the learning cycle model of learning can improve students' creativity in a cycle of 37.5 and 67.15 for the second cycle. Percentage of understanding the concept of cycle I and cycle II increased 79.31% while the creativity cycle I and cycle II increased 76.8%. Active student activity increased 0.99. The ability of teachers to manage the learning cycle model study on the cycle I 3.4 with the category of "good enough" while in the second cycle 4.32 with the category of "good". Response of students to the components and activities learning cycle model is positive.

Based on the conclusions of this study suggest (A) teaching learning cycle model can be used in an effort to improve students' understanding of the concept of creativity in the field of mathematical study, (B) to the teachers, are expected to implement the learning cycle model of learning in other subjects in the learning of mathematics or as appropriate subject.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’ alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah

Yang Maha Sempurna dan Mengetahui segalannya. Atas rahmatNya tesis ini mampu penulis selesaikan dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kekurangan dan keterbatasan penyusunan tesis ini tidak akan teratasi dengan baik oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah berjasa, yaitu kepada :

1. Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, selaku pembimbing 1 yang penuh dengan kesabaran telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dari proses awal penulisan hingga selesai. Dengan sifat yang kritis telah berhasil membentuk wawasan berpikir penulis dalam menyikapi dan mengatasi berbagai permasalahan.

2. Bapak Prof. Dr. Asmin Panjaitan, M.Pd, selaku pembimbing II. Dengan kharisma dan sifat kebijaksanaannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi serta nasehatnya yang menyejukkan pada awal penyusunan tesis ini, dapat mengurangi beban psikologis penulis yang telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dari proses awal penulisan hingga selesai.

3. Kepada saudara-saudaraku seangkatan di prongram S-2 pendidikan matematika PPs UNIMED yaitu , Nurlaili, feritiona, Sakinah yang telah berjasa dan banyak membantu penulis baik selama masa penulisan.

4. Kepada Bapak kepala SMP N Terbuka Medan beserta guru-guru matematika pada sekolah tersebut yang selama pelaksanaan penelitian menunjukkan kerjasama yang harmonis dan saling menunjang terutama dalam memberikan penilaan dan pertimbangan instrumen tes hasil belajar dalam rangka keberhasilan penelitian ini.


(9)

iv

5. Kepada Suami, saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas semua kasih sayang dan doa yang telah diberikan kepada penulis agar senantiasa tabah, sabar, semangat dalam menyelesaikan penelitian ini

6. Kepada adik-adik, penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas semua kasih sayang dan doa yang telah diberikan kepada penulis agar senantiasa tabah, sabar, semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

Semoga Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua pihak yang telah disebutkan di atas yang telah berjasa membantu penulis dalam meraih cita-citanya yang mulia ini. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, ... 2012


(10)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 13

1.3 Batasan Masalah. ... 14

1.4 Rumusan Masalah ... 15

1.5 Tujuan Penelitian ... 15

1.6 Manfaat Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17

2.1Kerangka Teoritis ... 17

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajara Matematika ... 17

2.1.2 Hakekat Strategi Pembelajaran Modul Model Siklus ... 21

2.1.3 Meningkatkan Pemahaman Konsep ... 28

2.1.4 Kreativitas Belajar Matematika ... 32

2.1.5 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran... 36

2.1.6 Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ... 42

2.1.7 Respon Siswa Dalam Pembelajaran Matematika ... 42

2.2 Teori Belajar Pendukung ... 44

2.3 Ciri – Ciri Pembelajaran Modul Model Siklus Belajar... 51

2.4 Tujuan Pembelajaran Modul Model Siklus Belajar ... 52

2.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Modul Model Siklus Belajar ... 53

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Modul Model Siklus Belajar... 57

2.7 Pelaksanaan Pembelajaran Model Siklus Belajar ... 58

2.8 Peran Modul dan Las Pada Pembelajaran Siklus Belajar ... 62

2.9 Materi Matematika ... 65

2.10Penelitian Yang Relevan ... 83

2.11 Kerangka Konseptual ... 84


(11)

vi

BAB. III METODE PENELITIAN ... 92

3.1 Jenis Penelitian. ... 92

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 93

` 3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 93

3.4 Mekanisme dan Rancangan Penelitian. ... 94

3.5 Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data ... 107

3.6 Tehnik Analisis Data ... 130

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 138

A. HASIL PENELITIAN. ... 138

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 138

2. Hasil Pelaksanaan pada Siklus I ... 139

a. Perencanaan ... 139

b. Pelaksanaan ... 140

1. Hasil Tes Kemampuan pemahaman konsep siklus I ... 142

2. Hasil Tes Kreativitas Matematis ... 144

c. Observasi ... 146

1. Hasil observasi pengelola pembelajaran ... 147

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 161

3. Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ... 164

d. Refleksi ... 165

1. Refleksi Terhadap Pemahaman Konsep... 165

2. Refleksi Terhadap Kreativitas Matematis ... 177

3. Refleksi Terhadap Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran ... 189

4. Refleksi Terhadap Kemampuan Guru MengelolaPembelajaran ... 190

5. Refleksi Terhadap Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ... 191

6. Temuan Penelitian Siklus I ... 191

7. Revisi Instrumen Tes dan Perangkat Pembelajaran ... 193

II. Hasil Penelitian Siklus 2 ... 199

a. Perencanaan ... 200

b. Pelaksanaan ... 200

1. Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep ... 201

2. Hasil Tes Kemampuan Kreativitas matematis ... 205

c. Observasi ... 208

1. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran ... 208

2. Hasil Observasin Aktivitas Siswa ... 217

3. Hasil Respon siswa Terhadap Pembelajaran ... 221

d. Refleksi ... 224

1. Refleksi Terhadap Kemampuan Pemahaman konsep ... 224 2. Refleksi Terhadap Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa236


(12)

vii

e. Refleksi Terhadap Aktivitas Siswa ... 247

f. Refleksi Terhadap Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 247

g. Refleksi Respon siswa Terhadap pembelajaran ... 248

B. PEMBAHASAN PENELITIAN ... 249

1. Kemampuan Pemahaman konsep Siswa ... 249

2. Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa ... 255

3. Aktivitas Siswa ... 259

4. Pengelolaan terhadap pembelajaran ... 261

5. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran ... 262

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN ... 266

A. SIMPULAN . ... 266

B. SARAN ... 267


(13)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Dengan Menggunakan Learning Cycle... 27

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Siklus Belajar ... 41

Tabel 3.1 Rancangan Tahapan Siklus I Dan Siklus 2 ... 101

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pemahaman Konsep Matematika Siklus 1 ... 108

Tabel 3.3 penskoran Pemahaman Konsep Matematika ... 109

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Siklus 2 ... 110

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kreativitas Matematis Siklus 1 ... 111

Tabel 3.6 Pedoman penskoran tes kreativitas matematika siswa ... 112

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Tes Kreativitas Matematis Siklus 2 ... 113

Tabel 3.8 Kategori Pegamatan Aktivitas Siswa ... 114

Tabel 3.9 Kategori Pengamatan Respon siswa ... 117

Tabel 3.10 Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 121

Tabel 3.11 Hasil Validasi Modul Siswa ... 122

Tabel 3.12 Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ... 123

Tabel 3.13 Hasil Reliabilitas Uji Coba Tes ... 126

Tabel 3.14 Hasil Validitas Pemahaman Konsep ... 126

Tabel 3.15 Hasil Validasi Kreativitas Matematis ... 127

Tabel 3.16 Hasil Validasi Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep (Siklus 1) ... 128

Tabel 3.17 Hasil Validasi Uji Coba Tes Kemampuan Kreativitas Matematis(Siklus 1) ... 128

Tabel 3.18 Hasil Validasi Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep (Siklus 2) ... 129

Tabel 3.19 Hasil Validasi Uji Coba Tes Kemampuan Kreativitas Matematis (Siklus 2) ... 129

Tabel 3.20 Hasil Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep (Siklus I) ... 130

Tabel 3.21 Hasil Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes Kemampuan Kreativitas Matematis (Siklus 1) ... 130

Tabel 3.22 Hasil Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep (Siklus 2) ... 131

Tabel 3.23 Hasil Tingkat Kesukaran Uji Coba Tes Kemampuan Kreativitas Matematis (Siklus 2) ... 131

Tabel 3.24 Hasil Daya Pembeda Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep (Siklus I) ... 132

Tabel 3.25 Hasil Daya Pembeda Uji Coba Tes Kemampuan Kreativitas Matematis (Siklus 1) ... 132

Tabel 3.26 Hasil Daya Pembeda Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Konsep (Siklus 2) ... 132

Tabel 3.27 Hasil Daya Pembeda Uji Coba Tes Kemampuan Kreativitas Matematis (Siklus 2) ... 133


(14)

vi

Tabel 3.28 Kriteria kemampuan Guru Mengelola pembelajaran ... 135

Tabel 3.29 Persentase Waktu Ideal dan Batas Toleransi Aktivitas siswa.... 135

Tabel 4.1 Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep siklus I ... 142

Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan pemahaman Konsep perindikator Siklus I 143

Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan pemahaman Konsep Siklus I ... 143

Tabel 4.4 Nilai tes Kreativitas Matematis Siklus I ... 145

Tabel 4.5 tingkat kemampuan Kreativitas Matematis Siklus I ... 145

Tabel 4.6 tingkat tes Kreativitas Matematis Siklus I ... 145

Tabel 4.7 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I... 147

Tabel 4.8 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 162

Tabel 4.9 Hasil Respon Siswa Terhadap kegiatan Pembelajaran ... 164

Tabel 4.10 Hail revisi perangkat pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I ... 194

Tabel 4.11 Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep siklus II ... 201

Tabel 4.12 tingkat Kemampuan pemahaman konsep perindikator pada Siklus II . ...202

Tabel 4.13 tingkat Kemampuan pemahaman konsep Siklus II ... 202

Tabel 4.14 Deskripsi peningkatan Kemampuan pemahaman konsep secara klasikal ... 204

Tabel 4.15 nilai tes kemampuan kreativitas matematis Siklus II ... ... 205

Tabel 4.16 tingkat Kemampuan kreativitas pada siklus II ... 205

Tabel 4.17 tingkat Kemampuan kreativitas pada siklus II ... 206

Tabel 4.18 deskripsi Peningkatan kemampuan kreativitas matematis ... 207

Tabel 4.19 Hasil observasi kemampuan pengelolaan pembelajaran siklus II ... ... 208

Tabel 4.20 Peningkatan kemampuan guru mengelola pembelajaran ... 216

Tabel 4.21 aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 218

Tabel 4.22 Peningkatan aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran ... 220

Tabel 4.23 Hasil Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ... 221

Tabel 4.24 Peningkatan Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ... 223

Tabel 4.25 Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Dilihat dari Usia ……… 257


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: pola jawaban pemahaman konsep matematis ... 8

Gambar 1.2: pola jawaban kreativitas matematis siswa ... 9

Gambar 2.1 Bangun ruang kubus ... 65

Gambar 2.2 Bangun ruang kubus ... 66

Gambar 2.3 Bangun ruang balok ... 66

Gambar 2.4 Bangun ruang diagonal kubus ... 67

Gambar 2.5 Bangun ruang diagonal sisi balok ... 68

Gambar 2.6 Bangun ruang bidang diagonal kubus ... 68

Gambar 2.7 Bidang diagonal kubus ... 69

Gambar 2.8 Bidang diagonal balok ... 69

Gambar 2.9 Bangun ruang kubus ... 70

Gambar 2.10 Bangun ruang Balok ... 70

Gambar 2.11Bangun ruang kubus ... 72

Gambar 2.12 Bangun ruang kubus ... 73

Gambar 2.13 Prisma ... 74

Gambar 2.14 Bangun ruang Limas segi empat ... 75

Gambar 2.15 Macam-macam limas ... 75

Gambar 2.16 Limas segi empat ... 75

Gambar 2.17 Bangun ruang prisma ... 76

Gambar 2.18 Jaring-jaring limas segi empat... 78

Gambar 2.19 Prisma ... 80

Gambar 2.20 Bangun ruang limas ... 81

Gambar 3.1: Kajian Berdaur 4 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ... 103

Gambar 3.2: spiral PTK ... 104

Gambar 3.3: A revised version of lewin”s model action ... 106

Ganbar 4.1: Diagram Batang Kemampuan pemahaman konsep Siklus I ... 144

Gambar 4.2: Diagram Batang Kreativitas Matematis Siklus I ... 146

Gambar 4.3: Diagram Batang Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus I ... 148

Gambar 4.4 : Lembar Jawaban Siswa Tugas I pada Modul ... 151

Gambar 4.5: Lembar Jawaban siswa tugas I ... 152

Gambar 4.6: Lembar Jawaban siswa tugas I ... 153

Gambar 4.7: Lembar Jawaban siswa Kelompok 4 ... 155

Gambar 4.8: Lembar Jawaban siswa Kelompok 2 ... 155

Gambar 4.9: Lembar Jawaban siswa Kelompok ... 156

Gambar 4.10 : Lembar Jawaban siswa Kelompok I ... 157

Gambar 4.11: Lembar Jawaban siswa Kelompok 7 ... 158

Gambar 4.12: Lembar Jawaban siswa Kelompok 4 ... 159

Gambar 4.13: Lembar Jawaban siswa Kelompok 8 ... 160

Gambar 4.14: Lembar Jawaban siswa Kelompok 5 ... 160

Gambar 4.15: Diagram Batang Aktivitas Siswa Siklus I ... 162

Gambar 4.16: Diagram Batang Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Siklus I ... 164


(16)

Gambar 4.17: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 Lengkap dan Benar ... 166 Gambar 4.18: Lembar jawaban siswa Butir soal No.1 benar tetapi kurang sempurna ... 167 Gambar 4.19: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 Diisi tapi salah ... 168 Gambar 4.20: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 Lengkap dan Benar ... 169 Gambar 4.21: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 hasil Diisi tapi kurang sempurna... 169 Gambar 4.22: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 Benar tetapi siswa belum dapat menggambar bangun ruang kubus ... 170 Gambar 4.23: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 Benar dan lengkap ... 171 Gambar 4.24: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 jawaban benar dan lengkap tetapi siswa belum dapat menggambarkan jaring-jaring balok dengan benar ... 172 Gambar 4.25: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 benar tetapi belum sempurna sesuai dengan konsep ... 173 Gambar 4.26: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 hanya menggambarkan bangun ruang kubus dan jaring-jaring ... 173 Gambar 4.27: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 Lengkap dan Benar ... 174 Gambar 4.28: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 benar dan menuliskan ide namun belum memadai ... 175 Gambar 4.29: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 Kosong ... 175 Gambar 4.30: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 Lengkap dan Benar ... 176 Gambar 4.31: lembar jawaban siswa Butir Soal No.5 benar namun menuliskan ide belum lengkap ... 177 Gambar 4.32: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 benar dan lenkap ... 179 Gambar 4.33: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 benar diberikan satu cara digunakan untuk menyelesaikan soal ... 179 Gambar 4.34: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 tidak lengkap cara yang digunakan salah ... 180 Gambar 4.35: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 benar dan lenkap... 181 Gambar 4.36: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 benar tetapi kurang lengkap ... 182 Gambar 4.37: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 Diisi tetapi salah total ... 182 Gambar 4.38: lembar siswa Butir Soal No.2 kosong ... 183


(17)

Gambar 4.39: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 benar dan lengkap

... 184

Gambar 4.40: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 benar tetapi kurang lengkap ... 185

Gambar 4.41: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 Benar tetapi kurang lengkap ... 185

Gambar 4.42: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 kosong ... 186

Gambar 4.43: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 benar dan lengkap ... 187

Gambar 4.44: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 benar tetapi kurang lengkap ... 187

Gambar 4.45: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 diisi tapi salah total ... 188

Gambar 4.46: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 kosong ... 189

Gambar 4.47: Diagram Batang Kemampuan pemahaman Konsep siklus II ... 203

Gambar 4.48: Diagram Garis Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep ... 204

Gambar 4.49: Diagram Batang Kemampuan Kreativitas Matematis Siklus II ... 206

Gambar 4.50: Diagram Garis Peningkatan Kemampuan kreativitas Matematis ... 207

Gambar 4.51: Diagram Batang Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 209

Gambar 4.52: lembar jawaban siswa pada LAS ke II ... 210

Gambar 4.53: lembar jawaban siswa pada LAS II ... 212

Gambar 4.54: Lembar jawaban siswa pada LAS II ... 213

Gambar 4.55: Lembar jawaban siswa pada LAS II ... 215

Gambar 4.56: Diagram Garis Peningkatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 217

Gambar 4.57: Diagram Batang Aktivitas Siswa Siklus II ... 218

Gambar 4.58: Diagram Garis Peningkatan Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran ... 220

Gambar 4.59: Diagram Batang Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II ... 222

Gambar 4.60: Peningkatan Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ... 223

Gambar 4.61: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 Penyelesaian Lengkap Dan Benar ... 225

Gambar 4.62: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 Penyelesaian Benar, Sedikit kesalahan Tetapi Memuaskan... 225

Gambar 4.63: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 Penyelesaian Benar tetapi kurang lengkap ... 226


(18)

Gambar 4.64: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 Lengkap dan benar... 227 Gambar 4.65: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 benar tetapi kurang lengkap

... 228 Gambar 4.66: lembar jawaban siswa butir Soal No. 2 jawaban kosong ... 228 Gambar 4.67: lembar jawaban siswa Butir Soal No.2 benar dan lengkap... 229 Gambar 4.68: lembar jawaban siswa Butir Soal No.3 benar tetapi kurang lengkap ... 230 Gambar 4.69: lembar jawaban siswa butir soal No.4 lengkap dan benar ... 231 Gambar 4.70: lembar jawaban siswa butir Soal No.4 benar tetapi kurang lengkap ... 232

Gambar 4.71: lembar jawaban siswa Butir Soal No.4 kosong ... 232

Gambar 4.72: lembar jawaban siswa Butir Soal No.5 Benar dan Lengkap... 234 Gambar 4.73: lembar jawaban siswa butir Soal No.5 hampir mendekati sempurna

... 235 Gambar 4.74: lembar jawaban butir soal No.5 kosong ... 236 Gambar 4.75: lembar jawaban siswa Butir Soal No.1 Benar dan Lengkap ... 237 Gambar 4.76: lembar jawaban butir soal No.1 benar dan mendekati kesempurnaan ... 238 Gambar 4.77: lembar Jawaban siswa Butir Soal No.1 benar tetapi kurang lengkap... 239 Gambar 4.78: lembar jawaban Butir Soal No.2 Benar dan Lengkap ... 240 Gambar 4.79: lembar jawaban Butir soal No.2 benar dan mendekati

kesempurnaan ... 241 Gambar 4.80: lembar jawaban Butir Soal No.2 benar tetapi kurang lengkap ... 241 Gambar 4.81: lembar jawaban siswa Butir soal No.3 benar dan lengkap

... ……….. 243 Gambar 4.82: lembar Jawaban siswa butir soal No.3 benar dan mendekati

kesempurnaan ... 243 Gambar 4.83: lembar jawaban butir soal No.3 benar tetapi kurang lengkap

... ……….. 244 Gambar 4.84: lembar jawaban Butir Soal No.3 kosong ... 244 Gambar 4.85: lembar jawaban siswa butir soal No.4 benar dan mendekati

kesempurnaan ... 245 Gambar 4.86: lembar jawaban siswa butir soal No.4 benar solusi masih umum tetapi tidak lengkap ... ……….. 246


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) ... 272

Lampiran II. Modul Siswa ... 294

Lampiran III. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ... 345

Lampiran IV. Instrumen Tes ... 357

Lampiran V. Lembar Validasi... 380

Lampiran VI. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 394

Lampiran VII. Uji Coba Instrument Tes ... 405

Lampiran VIII. Hasil Penelitian ... 457

Lampiran IX. Lampiran Dokumentasi Penelitian ... 522

Lampiran X. Surat Menyurat ……….. 525


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kecakapan hidup manusia, pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Menurut Sudirman

dalam Hasbalah (2001:1) “Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan

oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental”. Kemudian oleh Buchori (Trianto, 2001:1) “Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari”.

Matematika merupakan ilmu yang diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan tanpa bantuan matematika semua ilmu tidak mendapat kemajuan yang berarti. Melihat pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehari- hari maka matematika perlu dipahami siswa melalui jenjang pendidikan prasekolah sampai perguruan tinggi.

Sinaga (1999: 1) mengatakan bahwa :

Matematika merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi. Karena itu penguasaan tingkat tertentu terhadap matematika diperlukan bagi semua peserta didik agar kelak dalam hidupnya memungkinkan untuk mendapatkan pekerjaan layak karena abad globalisasi, tiada pekerjaan tanpa matematika.


(21)

2

Kutipan di atas memberi penekanan bahwa pembelajaran matematika menjadi fokus perhatian para pendidik dalam memampukan siswa mengaplikasikan berbagai konsep dan prinsip matematika dalm kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran matematika pendidikan dasar dan pendidikan menengah pada kurikulum 2004 atau KTSP 2006 adalah:

1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalm menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan menggembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4. Mengembangkan kemampuan dalam menyampaikan informasi atau mengkomuniksikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram untuk menjelaskan gagasan.

Hal yang sama juga dikemukakan soejadi (2004: 45) “Bahwa pendidikan

matematika seharusnya memperhatikan dua tujuan: 1). Tujuan yang bersifat formal, yaitu penataan nalar serta pembentukan pribadi anak didik dan 2). Tujuan yang bersifat material, yaitu penerapan matematika serta keterampilan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika akan menuju arah yang benar dan berhasil apabila mengetahui karakteristik yang dimiliki matematika. Matematika memiliki karakteristik tersendiri baik ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, maupun dari aspek materi yang dipelajari untuk menunjang


(22)

3

tercapainya kompetensi. Ditinjau dari aspek kompetensi yang dicapai, matematika menekankan penguasaan konsep serta keterampilan memecahkan masalah.

Tetapi pada kenyataannya masih banyak guru yang masih menganut paradigma lama yang dikenal dengan istilah transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa kini. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa- siswa merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga guru lebih banyak memaksa siswa dengan rumus-rumus atau prosedur-prosedur matematika dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan penalaran mereka dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan kreativitas siswa. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang dinyatakan oleh (Hodoyo, 2001: 164) bahwa “ Tujuan pembelajaran matematika saat ini adalah agar siswa mampu memecahkan masalah (problem solving) yang dihadapi dengan

berdasarkan pada penalaran dan kajian ilmiah”.

Selanjutnya dikatakan pula bahwa pembelajaran dewasa ini hanya digunakan untuk mengaplikasikan konsep dan kurang matematis. Ini terbukti bahwasannya guru lebih sering memaksa siswa menghapal rumus-rumus sehingga dalam menyelesaikan soal siswa tidak terbiasa untuk mengeluarkan ide-ide sehingga membuat siswa menjadi pasif. Oleh karena itu perlu adanya pergeseran paradigma pembelajaran dari siswa pasif ke siswa aktif dan siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pendamping atau pembimbing bagi siswa. Jadi, faktor yang dianggap dominan dalam menentukan keberhasilan belajar adalah cara guru menyajikan materi pada waktu proses pembelajaran dan fakta materi yang abstrak dalam melaksanakan


(23)

4

pembelajaran guru harus mampu mengaitkan dengan realita, artinya matematika harus dekat dengan kehidupan siswa dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Keadaan seperti itu akan mengakibatkan siswa mengingat materi matematika lebih lama.

Penomena tersebut diungkapkan juga oleh Ruseffendi (1991: 2) bahwa bagian terbesar dari matematika yang dipelajari siswa disekolah tidak diperoleh melalui eksplorasi matematika, tetapi melalui pemberitahuan keadaan dilapangan juga menunjukkan yang demikian, bahwa pembelajaran dengan menggunakan paradigma lama itu membuat siswa pasif, sehingga menyebabkan merosotnya pemahaman matematika siswa padahal pelajaran matematika memiliki sifat yang abstrak.

Matematika sebagai ilmu dasar mempunyai peranan penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, ini terungkap dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Selain itu, pada salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dari lulusan sekolah menengah pertama pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikemukakan bahwa setiap lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) diharapkan memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif.


(24)

5

Kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas matematika merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika yang perlu mendapat perhatian dari setiap guru dan peneliti untuk meningkatkannya. Karena kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas diperlukan dalam proses berpikir untuk menyelesaikan masalah termasuk soal matematika. Hal ini dapat dilihat dari tujuan mata pelajaran matematika sendiri yaitu melatih cara berpikir dan menalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan yang mengembangkan pemikiran divergen orisinil.

Namun sampai saat ini hasil belajar matematika siswa Indonesia belum menunjukkan hasil yang memuaskan, tentunya ini juga menunjukkan kemampuan kreativitas matematika siswa Indonesia juga rendah. Karena kemampuan kreativitas berkaitan dengan kelancaran mengungkapkan ide-ide dalam menyelesaikan berbagai persoalan matematika Utami Munandar (1992) dalam (Reni Akbar dkk, 2001: 4). Rendahnya hasil belajar ini terlihat jelas dari hasil TIMMS 2007 (http://infopendidikankita.blogspot.com) yang menempatkan siswa Indonesia berada diperingkat 34 dari 50 negara peserta dalam penguasaan matematika. Demikian juga dari hasil perolehan PISA 2009 (http://www.pisa.oecd.org) yang menempatkan Indonesia dalam hal kemampuan matematika pada urutan ke-61 dari 65 negara peserta jauh dibawah Singapura yang berada diurutan 2 dan masih dibawah Thailand yang berada diurutan ke-50.


(25)

6

Berdasarkan pengamatan penulis sebagai peneliti di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Terbuka Medan. Kegiatan proses belajar mengajar sekolah terbuka berbeda dengan sekolah reguler. Proses belajar mengajar di SMP terbuka menggunakan dua cara, yaitu belajar mandiri di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dengan Guru Pamong dengan menggunakan bahan ajar modul dan belajar tatap muka dengan Guru Bina disekolah induk.

Para siswa SMP Terbuka wajib datang ke TKB selama 4 atau 5 hari/minggu dan setiap hari belajar selama 3 atau 4 jam. Di TKB siswa-siswa dibantu oleh Guru Pamong. Siswa belajar secara mandiri atau kelompok dengan menggunakan modul. Bila mengalami kesulitan dalam memahami sendiri isi modul siswa dapat mendiskusikan dengan teman atau menanyakan kepada Guru Pamong. Bila diskusi dengan temanya atau Guru Pamong belum tuntas, maka masalah itu dicatat oleh Guru Pamong pada lembar kesulitan belajar siswa dan disampaikan kepada Guru Bina untuk dibahas pada waktu kegiatan tatap muka.

Belajar secara tatap muka pada umunya dilaksanakan bersama-sama dengan Guru Bina di SMP Induk selama 2 atau 1 hari dalam seminggu 6 jam pelajaran setiap hari. Kegiatan melalui belajar tatap muka antara lain mendiskusikan masalah-masalah yang belum tuntas dapat dipecahkan selama di TKB. Selain itu, Guru Bina juga membahas bagian-bagian yang dianggap sulit oleh siswa jika dipelajari secara mandiri, melakukan penilaian kemajuan belajar siswa. Dalam kegiatan tatap muka para siswa dapat dihimpun dalam beberapa kelas paralel seperti layaknya sekolah biasa. Selama kegiatan tatap muka para siswa berkesempatan belajar dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di


(26)

7

SMP Induk, seperti Ruang Laboratorium IPA, Ruang Perpustakaan, Ruang Komputer.

Kurikulum yang digunakan pada SMP Terbuka sama dengan kurikulum yang digunakan pada SMP Reguler. Oleh karena itu, lulusan SMP terbuka juga sama dengan lulusan SMP Reguler. Meskipun kurikulumnya sama, tetapi prongram-prongram pembelajaran pada SMP terbuka dirancang sedemikan rupa sehingga sesedikit mungkin melibatkan bantuan dari para guru, karena yang lebih dipentingkan pada SMP Terbuka adalah sikap kemandirian siswa. Namun pengelolaan pembelajaran SMP Terbuka perlu penanganan khusus oleh Guru Bina dan Guru Pamong, sesuai karasterisik yang dimiliki oleh SMP Terbuka dan wawancara dengan guru matematika pada SMP Terbuka bahwa kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas siswa sangat rendah. Penulis juga telah melakukan uji coba terhadap siswa kelas IX TA 2010/2011 untuk melihat kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas matematik siswa. Penulis membuat 1 soal statistik untuk dijawab oleh siswa. Adapun soalnya sebagai berikut :

1. Berikut ini adalah data tentang jenis olahraga favorit dari 100 murid kelas IX. Jumlah murid yang menyukai olahraga sepak bola ada 30 murid.

Jumlah murid yang menyukai olahraga bulutangkis ada 25 murid. Jumlah murid yang menyukai olahraga kasti ada 10 murid. Jumlah murid yang menyukai olahraga basket ada 20 murid. Jumlah murid yang menyukai olahraga voli ada 15 murid. Dari data di atas buatlah tabel frekuensi dan diagram batangnya.


(27)

8

Di bawah ini adalah lembar dari jawaban siswa yang akan dilihat pemahaman konsep siswa dalam menjawab soal tersebut.

Lembar hasil kegiatan siswa Keterangan

Dilihat dari jawaban siswa - Dapat menuliskan

jawaban tapi salah. - Tidak mengaplikasikan

konsep dalam pemecahan maslah - Tidak ada kelancaran

kejelasan dan elaborasinya

Gambar 1.1 Lembar jawaban Pemahaman konsep Matematis siswa

Dari soal statistik di atas disimpulkan lemahnya kemampuan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika dalam mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah terbukti 3 orang siswa atau 7,69% dari 39 siswa mampu membuat tabel dan diagram batangnya dengan menggunakan bahasa sendiri secara tepat dan benar dan memunculkan ide-ide. (Sumarno, 1994: 11) Kemampuan pemecahan masalah pada dasarnya merupakan satu diantara hasil belajar yang akan dicapai dalam pembelajaran matematika ditingkat sekolah manapun. Oleh karena itu pembelajaran matematika hendaknya selalu ditujukan agar terwujudnya kemampuan pemecahan masalah, sehingga selain dapat menguasai matematika dengan baik siswa juga berprestasi secara optimal. Dengan demikian pembelajaran matematika tidak hanya dilakukan dengan menstrafer pengatahuan kepada siswa, tetapi juga membantu siswa untuk membentuk pengetahuan mereka sendiri serta memperdayakan siswa untuk mampu


(28)

9

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam memecahkan masalah siswa dituntut juga kreativitas, terlihat untuk menjawab soal di bawah ini.

1. Pada data ulangan matematika dari 20 orang siswa yaitu :

Nilai-nilai matematika siswa kelas VIII di suatu SMP Terbuka adalah sebagai berikut:

50 55 55 47 52 60 60 60 72 80 75 77 89 90 85 35 42 50 52 52

Dari data nilai di atas buatlah tabel frekuensi tersebut ?

a. Sebutkan informasi penting yang kamu ketahui dari data di atas tersebut ? b. berapa banyak carakah untuk membuat tabel pada data di atas?

c. Buatlah tabel frekuensinya ?

d. Sebutkan semua cara untuk membuat tabel dari data di atas, berikan minimal 2 cara:

Gambar 1.2 : Lembar jawaban kreativitas matematis siswa

Dilihat dari jawaban siswa masih belum mampu untuk memunculkan kreativitas flexibility siswa tidak mampu untuk menghasilkan bermacam pendekatan untuk menyelesaikan soal 1b, elaboration siswa dapat membuat tabel tetapi siswa belum dapat mengisi tabel tersebut dan originality siswa belum mampu menyelesaikan sama sekali soal tersebut dan tidak mampu mengeluarkan ide - ideya. Pada hal untuk menjawab soal tersebut di butuhkan kreativitas siswa karena dalam menjawab soal tersebut harus kelihatan komponen kreativitas sesuai dengan pendapat Conny R. Setiawan (1984) dalam (Reni Akbar dkk, 2001: 4) yakni meliputi: Kelancaran (fluency) yakni kemampuan untuk menghasilkan


(29)

10

ide. Keluwesan atau fleksibilitas (flexibility) yakni kemampuan menghasilkan bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan terhadap suatu masalah. Kerincian atau elaborasi (elaboration) yakni kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci. Orisinalitas (originality) yakni kemampuan untuk menghasilkan ide yang tak biasa di antara kebanyakan atau jarang.

Kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman konsep dan kreativitas siswa dapat lebih mengerti materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman konsep matematik juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan, memahami keterkaitan antar konsep dan memberi arti. Karena tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dan Menengah (Siskandar, 2004) harus mencakup pada:

(1) Melatih cara berfikir dan bernalar siswa dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan atau eksplorasi, percobaan atau eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi (2) Mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan cara mengembangkan pemikiran secara divergen, orsinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi, menduga dan mencoba (3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

Sumarmo (2001: 3) bahwa “Guru matematika hendaknya dapat mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan siswa terhadap prinsip, nilai dan proses matematika sehingga tumbuh daya nalar, berpikir logis, sistematik, kritis, kreatif, rasa keindahan, keterbukaan, dan rasa ingin tahu.


(30)

11

Selanjutnya diharapkan agar guru matematika dapat mengembangkan daya matematika siswa”.

Pembelajaran matematika yang diharapkan saat ini adalah pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Seperti yang diuraikan di atas bahwa pada SMP Terbuka siswa dituntut untuk aktif dan mandiri membangun sendiri pengetahuannya, guru hanya sebagai fasilisator dan pendamping. Namun pada kenyataannya masih ada guru yang menggunakan paradigma lama yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered), bukan pada siswa (student centered). Masih ada guru yang beranggapan bahwa belajar matematika adalah penuangan ilmu atau transfer of knowledge secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Guru sebagai pemberi informasi dan siswa mendengarkan, guru memberikan contoh soal dan mengerjakannya kemudian memberikan soal yang akan dikerjakan siswa yang mirip dengan soal yang diberikan guru. Hal ini membuat siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengemukakan ide dan gagasan, siswa hanya sampai pada berfikir tingkat rendah sementara tujuan yang ingin dicapai adalah berfikir rasional, kritis, logis, kreatif dan bernalar yang merupakan bagian dari berfikir tingkat tinggi.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran matematika di kelas. Akan tetapi tetap saja masih ada kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Kesulitan ini dapat timbul akibat materi yang sulit, metode mengajar guru yang kurang tepat, teori belajar yang digunakan kurang sesuai atau tidak adanya media yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas. Sebagaimana yang dikemukakan Abdurrahman (2003: 38) bahwa :


(31)

12

“Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar. Misalnya, dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam

proses belajar mengajar sebagai pendengar”.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka pembelajaran matematika di kelas yang diharapkan adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, proses pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, atau pun siswa dengan media pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran dan media yang tepat akan sangat membantu proses pembelajaran matematika di kelas.

Model pembelajaran yang menggunakan modul model siklus belajar dengan pemahaman konsep untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran bersiklus (learning cycle) diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya pemahaman konsep dan kreativitas mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Dengan pembelajaran modul model siklus diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kreativitas belajar matematika.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tentang kondisi kegiatan belajar siswa sehari-hari yang penulis temukan di dalam kelas, bahwa pertama, guru harus mampu membentuk pola belajar dan kreativitas siswa. Kedua, dalam membentuk pola belajar harus terlihat kreativitas belajar siswa tersebut, guru harus membuat dan menggembangkan modul sebagai bahan ajar. Kegiatan pembelajaran terancang dengan modul diharapkan nantinya akan melibatkan siswa secara aktif


(32)

13

yang diharapkan akan memotivasi siswa dalam memunculkan pertanyaan-pertanyaan aplikasi konsep. Ketiga, dengan mengembangkan modul ajar diharapkan nantinya siswa dapat melakukan pembelajaran secara mandiri dan kelompok. Dengan demikian, kreativitas belajar matematika siswa dalam kategori baik.

Pengajaran dengan mengembangkan modul model siklus ini dirancang dengan cakupan lima fase yaitu: (1) pendahuluan, (2) penggalian, (3) penjelasan, (4) penerapan konsep dan (5) evaluasi. Hal ini disebabkan melalui modul model siklus belajar, siswa yang telah memiliki kesiapan dapat mengembangkan pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba dan berpikir (hands on activities and minds on activities), sehingga siswa memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian dan keterperincian dalam mengemukakan gagasan serta dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Pembelajaran dengan modul model siklus belajar (Learning cycle ) sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep dan kreativitas belajar matematika siswa SMP Terbuka”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun masalah - masalah tersebut dapat di identifikasi sebagai berikut : 1. Kurang relevannya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru


(33)

14

2. Rendahnya pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika. 3. Rendahnya kreativitas siswa dalam pemecahan masalah matematika 4. Kurangnya respon siswa pada saat pembelajaran di kelas

5. Sistem pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berfikir kreatif dalam memecahkan masalah.

6. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang terindentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas dan kompleks, agar penalitian ini lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis membatasi masalah pada:

1. Upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran modul model siklus belajar.

2. Upaya meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa dalam pemecahan masalah dengan pembelajaran modul model siklus belajar.

3. Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan modul model siklus belajar.

4. Aktivitas aktif siswa selama pembelajaran modul model siklus belajar 5. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran modul model siklus belajar.


(34)

15

1.4 Rumusan Masalah

Sebagaimana yang tersirat dalam judul dan berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah matematika siswa:

1. Apakah pembelajaran modul model siklus belajar (learning cycle) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa ?

2. Apakah pembelajaran modul model siklus belajar (learning cycle) dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika ? 3. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran modul model siklus

belajar (learning cycle) ?

4. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan modul model siklus belajar (learning cycle) ?

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan yang diajukan dalam penelitian ini, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah pembelajaran dengan modul model siklus belajar meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.

2. Mengetahui apakah pembelajaran dengan modul model siklus belajar meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika . 3. Mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran dengan pendekatan


(35)

16

4. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran modul model siklus belajar dalam kaitanya dengan pemahaman konsep dan kreativitas matematis.

1.6 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi para guru untuk menerapkan pendekatan

pembelajaran modul model siklus belajar yang memperhatikan meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas khususnya dalam bidang matematika.

2. Sebagai alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif dalam penemuan sendiri akan konsep-konsep matematika dan mengoptimalkan pemahaman konsep dan kreativitas.

3. Sebagai bahan informasi dalam mendesain bahan ajar matematika yang berorientasi pada aktivitas siswa.

4. Bahan informasi lanjutan bagi peneliti lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pengembangan dalam inovasi proses belajar dan usaha-usaha perbaikan proses pembelajaran.


(36)

266

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan masalah, analisis data dan temuan penelitian dapat disimpulkan beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan Pemahaman konsep belajar matematika siswa setelah melewati siklus I dan siklus II. Pada siklus I untuk pemahaman konsep telah diperoleh bahwa yang memenuhi ketuntasan individu sebanyak 3 orang atau sebesar 7,69 % dari 39 orang siswa. Sedangkan pada siklus II diperoleh yang memenuhi ketuntasan individu sebanyak 34 orang atau sebesar 87 %.

2. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa setelah melewati siklus I dan siklus II, dilihat dari kreativitas siswa disiklus II pada aspek elaborasi memperoleh persentase yang tinggi sebesar 46 % maka hasil tes siklus I untuk kreativitas telah diperoleh bahwa yang memenuhi ketuntasan individu sebanyak 4 orang atau sebesar 10,26 % dari 39 orang siswa, sedangkan pada siklus II diperoleh ada 34 orang atau sebesar 87 % mencapai ketuntasan individual. Bila dilihat pada kesenjangan usia bahwa hasil tes pemahaman knsep dan kreativitas pada siklus I dan II untuk siswa yang usia lebih muda memiliki tingkat pemahaman konsep dan kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang usianya lebih tua.


(37)

267

3. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa dimana pada siklus I hanya 4 dari 6 kategori pengamatan aktivitas siswa yang efektif . Untuk siklus II 6 dari 6 kategori pengamatan aktivitas siswa yang efektif telah berada pada batas toleransi yang ditetapkan. 4. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata persentase yang diperoleh siswa yaitu pada siklus I sebesar 68,89 % 80 % maha dikatakan respon siswa terhadap pembelajaran tidak positif dan pada siklus II sebesar 86,55 % 80 % maka dikatakan respon siswa terhadap pembelajaran positif.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan penelitian yang diusulkan di atas dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) mampu meningkatkan pemahaman konsep serta Kreativitas matematika siswa. Temuan penelitian, hasil analisis data, perangkat pembelajaran, maupun instrumen yang dihasilkan dalam penelitian dapat dijadikan referensi dalam upaya merubah aktivitas siswa dan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas matematika siswa.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi sekolah untuk mengambil kebijakan peningkatan mutu dan inovasi pembelajaran di sekolah,


(38)

268

karena dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas matematika siswa.

3. Informasi mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan aktivitas siswa untuk pemahaman konsep dan kreativitas matematika siswa.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan karena dapat memberikan respon positif terhadap terhadap kegiatan pembelajaran siklus belajar (learning cycle).

5. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) pada fase eksplorasi dengan metode kelompok perlu dipertimbangkan sebab pada fase ini terjadi kendala yaitu keaktifan siswa menjadi tidak terkendali karena keheterogenan taraf usia siswa. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan fase eksplorasi dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dengan metode kelompok dapat dilakukan di SMP Reguler.


(39)

269

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M, (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta.

Ansari, B.I. (2009). Komunikasi Matematik : Konsep Aplikasi Banda Aceh : Pena.

Arends, Richard (1997) Classroom Instructional and Management. New York: MC Graw-Hill.

Arikunto, suharsimi (2005) Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto ( 2009 ) Dasar–dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara Costa, A.L. (1986) Develoving Mind : Resource Book for Teaching Thingking association for supervision and curriculum development.virginia

Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta. Pt Rineka Cipta.

BNSP ( 2006 ) Petunjuk teknis pengembangan silabus dan contoh / model silabus

Jakarta Departeman Pendidikan Nasional – BSNP.

Budiningsih, C.A. (2005) Belajar dan pembelajaran. Jakarta. PT Rineka cipta. Conny. R, Setiawan (1984) Kreativitas keterbakatan, PT indeks: Jakarta. Dahar, R.W (1988). Teori-Teori Belajar. Bandung : Erlangga.

Dasna I, Wayan (2005) Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Kajian Teoritis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang

Depdikbud. (2003) Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas, (2005) Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jakarta. Departemen pendidikan nasional Depdikbud. (1999) Penelitian tindakan Kelas. Jakarta.Diretorat Jendral

Pendidikan Tinggi.

Elfrianto, Dkk. (2010). EURUKA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA.

Medan: Program Studi Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Fakultas Pasca sarjana (2007). Pedoman Pembimbing Tesis : Fps Unimed Fakultas FKIP. (2010). Jurnal Pendidikan Matematika : UMSU

Hamalik. O (2003) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hill, Bonnie Campball and Cynfia Ruptic (1994) Practical Aspects Of Authentic Assessment: Putting The Pieces Togather. Washington: MCGraw-Hill. Hudoyo, H (2001) Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Malang. Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Negeri Malang.

Ibrahim, dan Nur, M. (2000). Pembelajaran Berdasarkan Masalah, UNESA University Press: Surabaya.

Joyce, Bruce and Marshal Will. (1992) Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

269


(40)

270

Kempennas (2010) Modul SMP Terbuka Matematika kelas IX Semester 1. Jakarta. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah.

Kempennas (2011) Panduan pelaksana penyelenggara SMP Terbuka. Jakarta Lorsbach, W,A. The Learning Cycle as a Tool of Planning Scince Intruction.

Illinois State University (http:// www.google.com.)

Makmur, Agus.( 2011). Upaya meningkatkan Pemahaman konsep dan Kreativitas siswa SMP Dengan Menerapkan Model Pencapaian Konsep. Medan : Prongram Studi Pendidikan Matematika, UNIMED.

Mukhlis. (2004). Evaluasi pendidikan. Rhineka Cipta: Jakarta.

Munandar, Utami (1990) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia.

Munandar,Utami (1995) Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: P.T Rineka Cipta.

Munandar,utami (2009) Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

National council of teacher of mathematic (2000) principles standars for school mathematics. Reason. VA : NCTM.

Nur, M (2000) Pengajaran berpusat pada siswa dan pendekatan kontruktivis dalam pengajaran. Surabaya : PSMS Program Pasca Sarjan Unesa.

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004. Jakarta : Gramedia Media Sarana.

Nasution. S (1997) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama, Jakarta: Bina Aksara.

National Council of Teacher of Mathematics (1989) Principles and Standarts for School Mathematics. Reaston.Va: NCTM.

Purba, Rosliana (2010:58) Pengaruh Strategi Pembelajaran Dengan Modul dan Motivasi Berprestasi Terhadap hasil belajar Biologi. Medan : Prongram Studi Pendidikan Biologi, UNIMED.

Polya, G. (1987) How to solve it. A new aspect of mathematical method. New jersey : Princeton University press.

Reni Akbar, dkk. 2001. Buku Kedua Dari Tiga Kreativitas: Panduan Bagi Penyelenggara program Penerapan Belajar. Jakarta : Grasindo.

Russeffendi. (1991). Pengantar membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Setyosari, dkk (1990) Pengajaran Modul. Malang: Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas IKIP Malang.

Sinaga, B (2007), Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM –B3). Disertasi pendidikan Matematika UNESA, Universitas Negeri Medan : Medan.

Slameto (2003) Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengarui. Penerbit Rineka Cipta.Jakarta

Soedjadi, R. (1995) Memantapkan Matematika Sekolah Sebagai Wahana Pendidikan dan Pembudayaan Penalaran (Makalah). Disampaikan Pada seminar Nasional Pendidikan Matematika FPMIPA – IKIP Medan.

Soedjadi, R. (1999) Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.


(41)

271

Soedjadi. 2004. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta : Depdiknas. Soedarsono, FX. (1997). Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK), Rencana,

Desain, dan Implementasi. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Slameto (2009). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta.

Straver, J, dan Shroyer. Teaching Elementary Teachers How to Use The Learning Cycle For guided inguiry instruction in science. Kansas University (http://www.google.com.)

Sudjana, N. (2005) Penilaian hasil proses Belajar Mengajar Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyanto. (2005) Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika. Malang: UM

Sumarmo, U. (1987) Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Surapranata, S. (2004). Analisis Validitas, Realibilitas dan Interpretasi hasil tes. Rosda: Jakarta.

Suryaningsih (1999) Pengaruh Pengajaran Menggunakan Modul Terhadap Prestasi Siswa Kelas I Cawu II di SMU PGRI Lawang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FPMIPA IKIP Malang.

Suryosubroto (1983) interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : Rhineka cipta.

Syamsuddin (2003). Peran Guru dalam Pendidikan. Sinar baru Algensindo: bandung.

Trianto, (2010) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Utami Munandar (1992 ) Pengembangan kreativitas anak berbakat.Jakarta : P.T.Rineka Cipta.

Wawan (2011). Aktivitas Aktif Siswa (online). No.2. (Http: // Warung Pendidikan Blogspot.Com/2009/01 Aktivitas-Aktif-Siswa Html, Diakses 04 januari 2011.


(1)

266

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan masalah, analisis data dan temuan penelitian dapat disimpulkan beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan Pemahaman konsep belajar matematika siswa setelah melewati siklus I dan siklus II. Pada siklus I untuk pemahaman konsep telah diperoleh bahwa yang memenuhi ketuntasan individu sebanyak 3 orang atau sebesar 7,69 % dari 39 orang siswa. Sedangkan pada siklus II diperoleh yang memenuhi ketuntasan individu sebanyak 34 orang atau sebesar 87 %.

2. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa setelah melewati siklus I dan siklus II, dilihat dari kreativitas siswa disiklus II pada aspek elaborasi memperoleh persentase yang tinggi sebesar 46 % maka hasil tes siklus I untuk kreativitas telah diperoleh bahwa yang memenuhi ketuntasan individu sebanyak 4 orang atau sebesar 10,26 % dari 39 orang siswa, sedangkan pada siklus II diperoleh ada 34 orang atau sebesar 87 % mencapai ketuntasan individual. Bila dilihat pada kesenjangan usia bahwa hasil tes pemahaman knsep dan kreativitas pada siklus I dan II untuk siswa yang usia lebih muda memiliki tingkat pemahaman konsep dan kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang usianya lebih tua.


(2)

3. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa dimana pada siklus I hanya 4 dari 6 kategori pengamatan aktivitas siswa yang efektif . Untuk siklus II 6 dari 6 kategori pengamatan aktivitas siswa yang efektif telah berada pada batas toleransi yang ditetapkan. 4. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata persentase yang diperoleh siswa yaitu pada siklus I sebesar 68,89 % 80 % maha dikatakan respon siswa terhadap pembelajaran tidak positif dan pada siklus II sebesar 86,55 % 80 % maka dikatakan respon siswa terhadap pembelajaran positif.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan penelitian yang diusulkan di atas dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) mampu meningkatkan pemahaman konsep serta Kreativitas matematika siswa. Temuan penelitian, hasil analisis data, perangkat pembelajaran, maupun instrumen yang dihasilkan dalam penelitian dapat dijadikan referensi dalam upaya merubah aktivitas siswa dan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas matematika siswa.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi sekolah untuk mengambil kebijakan peningkatan mutu dan inovasi pembelajaran di sekolah,


(3)

268

karena dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kreativitas matematika siswa.

3. Informasi mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dapat meningkatkan aktivitas siswa untuk pemahaman konsep dan kreativitas matematika siswa.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan karena dapat memberikan respon positif terhadap terhadap kegiatan pembelajaran siklus belajar (learning cycle).

5. Pembelajaran dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) pada fase eksplorasi dengan metode kelompok perlu dipertimbangkan sebab pada fase ini terjadi kendala yaitu keaktifan siswa menjadi tidak terkendali karena keheterogenan taraf usia siswa. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan fase eksplorasi dengan Modul Model Siklus Belajar (learning cycle) dengan metode kelompok dapat dilakukan di SMP Reguler.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M, (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta.

Ansari, B.I. (2009). Komunikasi Matematik : Konsep Aplikasi Banda Aceh : Pena.

Arends, Richard (1997) Classroom Instructional and Management. New York: MC Graw-Hill.

Arikunto, suharsimi (2005) Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto ( 2009 ) Dasar–dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara Costa, A.L. (1986) Develoving Mind : Resource Book for Teaching Thingking association for supervision and curriculum development.virginia

Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta. Pt Rineka Cipta.

BNSP ( 2006 ) Petunjuk teknis pengembangan silabus dan contoh / model silabus Jakarta Departeman Pendidikan Nasional – BSNP.

Budiningsih, C.A. (2005) Belajar dan pembelajaran. Jakarta. PT Rineka cipta. Conny. R, Setiawan (1984) Kreativitas keterbakatan, PT indeks: Jakarta. Dahar, R.W (1988). Teori-Teori Belajar. Bandung : Erlangga.

Dasna I, Wayan (2005) Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Kajian Teoritis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang

Depdikbud. (2003) Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas, (2005) Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jakarta. Departemen pendidikan nasional Depdikbud. (1999) Penelitian tindakan Kelas. Jakarta.Diretorat Jendral

Pendidikan Tinggi.

Elfrianto, Dkk. (2010). EURUKA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA. Medan: Program Studi Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Fakultas Pasca sarjana (2007). Pedoman Pembimbing Tesis : Fps Unimed Fakultas FKIP. (2010). Jurnal Pendidikan Matematika : UMSU

Hamalik. O (2003) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hill, Bonnie Campball and Cynfia Ruptic (1994) Practical Aspects Of Authentic Assessment: Putting The Pieces Togather. Washington: MCGraw-Hill. Hudoyo, H (2001) Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Malang. Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Negeri Malang.

Ibrahim, dan Nur, M. (2000). Pembelajaran Berdasarkan Masalah, UNESA University Press: Surabaya.

Joyce, Bruce and Marshal Will. (1992) Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

269


(5)

270

Kempennas (2010) Modul SMP Terbuka Matematika kelas IX Semester 1. Jakarta. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah.

Kempennas (2011) Panduan pelaksana penyelenggara SMP Terbuka. Jakarta Lorsbach, W,A. The Learning Cycle as a Tool of Planning Scince Intruction.

Illinois State University (http:// www.google.com.)

Makmur, Agus.( 2011). Upaya meningkatkan Pemahaman konsep dan Kreativitas siswa SMP Dengan Menerapkan Model Pencapaian Konsep. Medan : Prongram Studi Pendidikan Matematika, UNIMED.

Mukhlis. (2004). Evaluasi pendidikan. Rhineka Cipta: Jakarta.

Munandar, Utami (1990) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia.

Munandar,Utami (1995) Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: P.T Rineka Cipta.

Munandar,utami (2009) Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

National council of teacher of mathematic (2000) principles standars for school mathematics. Reason. VA : NCTM.

Nur, M (2000) Pengajaran berpusat pada siswa dan pendekatan kontruktivis dalam pengajaran. Surabaya : PSMS Program Pasca Sarjan Unesa.

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004. Jakarta : Gramedia Media Sarana.

Nasution. S (1997) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama, Jakarta: Bina Aksara.

National Council of Teacher of Mathematics (1989) Principles and Standarts for School Mathematics. Reaston.Va: NCTM.

Purba, Rosliana (2010:58) Pengaruh Strategi Pembelajaran Dengan Modul dan Motivasi Berprestasi Terhadap hasil belajar Biologi. Medan : Prongram Studi Pendidikan Biologi, UNIMED.

Polya, G. (1987) How to solve it. A new aspect of mathematical method. New jersey : Princeton University press.

Reni Akbar, dkk. 2001. Buku Kedua Dari Tiga Kreativitas: Panduan Bagi Penyelenggara program Penerapan Belajar. Jakarta : Grasindo.

Russeffendi. (1991). Pengantar membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Setyosari, dkk (1990) Pengajaran Modul. Malang: Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas IKIP Malang.

Sinaga, B (2007), Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM –B3). Disertasi pendidikan Matematika UNESA, Universitas Negeri Medan : Medan.

Slameto (2003) Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengarui. Penerbit Rineka Cipta.Jakarta

Soedjadi, R. (1995) Memantapkan Matematika Sekolah Sebagai Wahana Pendidikan dan Pembudayaan Penalaran (Makalah). Disampaikan Pada seminar Nasional Pendidikan Matematika FPMIPA – IKIP Medan.

Soedjadi, R. (1999) Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.


(6)

Soedjadi. 2004. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta : Depdiknas. Soedarsono, FX. (1997). Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK), Rencana,

Desain, dan Implementasi. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Slameto (2009). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta.

Straver, J, dan Shroyer. Teaching Elementary Teachers How to Use The Learning Cycle For guided inguiry instruction in science. Kansas University (http://www.google.com.)

Sudjana, N. (2005) Penilaian hasil proses Belajar Mengajar Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyanto. (2005) Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika. Malang: UM

Sumarmo, U. (1987) Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Surapranata, S. (2004). Analisis Validitas, Realibilitas dan Interpretasi hasil tes. Rosda: Jakarta.

Suryaningsih (1999) Pengaruh Pengajaran Menggunakan Modul Terhadap Prestasi Siswa Kelas I Cawu II di SMU PGRI Lawang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FPMIPA IKIP Malang.

Suryosubroto (1983) interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : Rhineka cipta.

Syamsuddin (2003). Peran Guru dalam Pendidikan. Sinar baru Algensindo: bandung.

Trianto, (2010) Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Utami Munandar (1992 ) Pengembangan kreativitas anak berbakat.Jakarta : P.T.Rineka Cipta.

Wawan (2011). Aktivitas Aktif Siswa (online). No.2. (Http: // Warung Pendidikan Blogspot.Com/2009/01 Aktivitas-Aktif-Siswa Html, Diakses 04 januari 2011.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

7 19 177

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap pemahaman konsep matematika siswa

2 5 171

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 PHASE DENGAN SIKLUS BELAJAR EMPIRIS-INDUKTIF PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI

1 13 68

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Learning Cycle (Siklus Belajar) ‘5E’ Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Mojolaban Tah

0 2 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARANDAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran Learning Cycle (Siklus Belajar) ‘5E’ Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Mojolaban Tahu

0 6 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR ILMU BANGUNAN GEDUNG PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 BINJAI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 3 26

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KREATIVITAS SISWA SMP DENGAN MENERAPKAN MODEL PENCAPAIAN KONSEP.

0 2 32

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KREATIVITAS BERPIKIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BILAH BARAT.

0 2 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

0 0 48

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 7E DI KELAS VIII G SMP N 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 20