EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TRAINER WIRELESS MICROPHONE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS SISTEM RADIO PEMANCAR FM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TRAINER WIRELESS MICROPHONE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS SISTEM RADIO PEMANCAR FM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh :

SALMAN HARYANTO E.0451.0706981

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TRAINER WIRELESS MICROPHONE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS SISTEM RADIO PEMANCAR FM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh Salman Haryanto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Salman Haryanto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TRAINER WIRELESS MICROPHONE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS SISTEM RADIO PEMANCAR FM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh :

SALMAN HARYANTO E.0451.0706981 Mengesahkan/Menyetujui, Pembimbing I

Drs. Rana Baskara H. NIP. 19601104 198703 1 002

Pembimbing II

Ir. Arjuni Budi P., M.T. NIP. 19640607 199512 2 001

Mengetahui,

Ketua Tim Pembimbing Skripsi

Program S-1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ade Gafar Abdullah, M.Si. NIP.19721113 199903 1 001

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

(5)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TRAINER WIRELESS MICROPHONE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS SISTEM RADIO PEMANCAR FM DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh :

Salman Haryanto NIM. 0706981

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengalaman siswa dalam mengenal alat atau komponen pada sistem pemancar FM dan tidak didampinginya proses pembelajaran dengan media pembelajaran yang berbentuk komponen atau alat. Hal tersebut mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap hasil belajar. Untuk itu peneliti menggunakan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran pada kompetensi dasar Menganalisis Sistem Radio Pemancar FM dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa khususnya aspek kognitif. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui tingkat keefektifan penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan mengetahui respon siswa dan guru terkait penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan yaitu pre-experimental (One Group Pretest-Posttest Design). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pretest di awal pembelajaran, posttest dan angket respon siswa dan guru di akhir pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran efektif dalam meningkatkan hasil belajar aspek kognitif pada kompetensi dasar Menganalisis Sistem Radio Pemancar FM dengan jumlah siswa yang mendapatkan nilai posttest sesuai KKM atau lebih berjumlah 25 siswa (≥ 75 % dari jumlah siswa dengan nilai efektivitas kumulatif sebesar 1,19), dengan nilai uji pihak kiri (thitung) sebesar 2,447. Respon siswa dan guru terhadap penggunaan trainer

wireless microphone termasuk dalam kriteria baik dengan persentase 82,71 % (siswa) dan 83 % (guru). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Menganalisis Sistem Radio Pemancar FM dalam aspek kognitif.

Kata Kunci : Modulasi FM, Wireless Microphone, Media Pembelajaran, Efektivitas, Hasil Belajar


(6)

ABSTRACT

EFECTIVITY TRAINER WIRELESS MICROPHONE APPLICATION AS LEARNING MEDIA IN STANDART COMPETENCY ANALYTIC RADIO

TRANSMITTER FM SYSTEM TO INCREASE A RESULT STUDY By :

Salman Haryanto NIM. 0706981

The research is motivated by low experience student in device or component recognize against FM transmitter system and learning not accompanied with media learning device or component shaped. It is gives a influence against result study. Reasearcher means for used trainer wireless microphone as media learning in basic competence analysis of FM transmitter radio system in effort result study increase, especially cognitive aspect. The purpose of this research to be familiar efectivity trainer wireless microphone application and to be familiar student and teacher response against trainer wireless microphone application. The method used is quantitative method with pre-experimental design (one-groups pretest-posttest design). In the first step is pretest, second step’s treatment and third step’s posttest. The result showed trainer wireless microphone application effective in result study increase with 25 student get’s KKM score (≥ 75 % from all student in class with effectivity score 1,19). Score thitung is 2,447.

Students and teacher response is good to trainer wireless microphone apllication with presentation 82,71 % (students) and 83 % (teacher). Accordingly, this conclusion is trainer wireless microphone can increased a result study.

Keywords : FM Modulation, Wireless Microphone, Media Learning, Effectivity, Result Study


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………..………. 1

1.2.Rumusan Masalah……….. 2

1.3.Pembatasan Masalah……….. 3

1.4.Tujuan Penelitian……….... 3

1.5.Kegunaan Penelitian………... 4

1.6.Metode Penelitian………... 4

1.7.Anggapan Dasar………. 4

1.8.Hipotesis………. 4

1.9.Lokasi dan Sampel Penelitian………. 5

1.10. Sistematika Penulisan……… 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Media Pembelajaran……… 6

2.1.1. Pengertian Media Pembelajaran………... 6

2.1.2. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran……… 6

2.1.3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran……… 8

2.1.4. Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran………... 10

2.1.5. Pemilihan Media Pembelajaran……… 13

2.2. Pengembangan Media Pembelajaran………... 15

2.2.1. Pentingnya Pengembangan Media Pembelajaran………. 15

2.2.2. Prosedur dan Proses Pengembangan……… 16

2.3. Trainer Wireless Microphone………. 17


(8)

2.3.3. Penguat Oscillator atau Buffer……….……… 19

2.3.4. Antena……… 20

2.3.5. Penerima (Receiver)……….... 20

2.4. Penerapan Trainer Wireless Microphone sebagai Media Pembelajaran…. 21 2.4.1. Persiapan……… 21

2.4.2. Penyajian……… 21

2.4.3. Menghubungkan……… 21

2.4.4. Menyimpulkan………... 22

2.4.5. Penerapan………... 22

2.5. Evaluasi Hasil Belajar……… 22

2.5.1. Ranah Kognitif………... 22

2.5.2. Ranah Afektif………. 24

2.5.3. Ranah Psikomotorik……… 25

2.6. Konsep Efektivitas………. 25

2.6.1. Pengertian Efektivitas………. 25

2.6.2. Ciri-ciri Pembelajaran Efektif……… 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian……….. 27

3.2. Desain Penelitian……… 27

3.3. Paradigma dan Variabel Penelitian……… 28

3.4. Definisi Operasional……….. 29

3.5. Lokasi dan Objek Penelitian……….. 30

3.6. Teknik Pengumpulan Data……… 30

3.7. Instrumen Penelitian………. 30

3.7.1. Instrumen Tes……… 31

3.7.2. Instrumen Observasi……….. 35

3.8. Teknik Analisis Data……… 36

3.8.1. Analisis Data Pretest, Posttest ………..……… 36

3.8.2. Uji Normalitas Data………... 36

3.8.3. Uji Hipotesis………... 38

3.9. Prosedur dan Alur Penelitian………. 39

3.9.1. Tahap Persiapan……….. 39


(9)

3.9.3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data………. 40

3.10. Waktu Penelitian……….. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Studi Pendahuluan………. 41

4.1.1. Hasil Studi Kepustakaan………. 41

4.1.2. Gambaran Umum Pembelajaran di SMKN 12……… 41

4.2. Pengujian Instrumen Penelitian……….. 41

4.2.1. Uji Validitas Instrumen……… 42

4.2.2. Uji Reliabilitas Instrumen……… 43

4.2.3. Analisis Tingkat Kesukaran………. 43

4.2.4. Daya Pembeda………. 43

4.3. Ujicoba Terbatas………. 44

4.3.1. Hasil Belajar……… 44

4.4. Pengujian Teknik Pengumpulan Data……… 45

4.4.1. Uji Hipotesis……… 45

4.4.2. Uji Normalitas Data………….……… 45

4.4.3. Tanggapan Siswa………. 46

4.4.4. Tanggapan Guru……… 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….. 49

5.2. Saran……… 49 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kegiatan belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni karena terjadi proses transfer ilmu dari guru kepada murid. Apabila proses terjadi dengan dinamis dan positif, maka output-nya pun akan positif, begitupun sebalikoutput-nya. Inti dari proses pendidikan di kelas adalah bagaimana para siswa bersemangat, antusias dan berbahagia dalam mengikuti pelajaran, bukannya terbebani dan menganggap pelajaran sebagai hal yang menakutkan. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan pengetahuan dengan baik, mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan mampu menjadikan pengetahuan tersebut sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah media. Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Widodo dan Jasmadi, 2009:29). Gerlach dan Ely (1980:241) mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk media, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya dapat berupa perangkat keras seperti komputer, televisi, projektor dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras itu.

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), peranan media pembelajaran sangat penting dikarenakan orientasi dari lulusan SMK yang dipersiapkan untuk siap terjun ke dunia kerja. Dengan seringnya menggunakan media pembelajaran ketika proses belajar di sekolah, akan menambah pengalaman siswa dalam mengenal alat atau komponen serta sistem kerja alat atau komponen tersebut. Contoh, pada standar kompetensi menganalisis sistem radio komunikasi di SMK Negeri 12 Bandung. Memiliki nilai plus ketika dihadirkan media pembelajaran yang dapat


(11)

mempermudah siswa dalam mengenal dan memahami komponen dan sistem kerja alat tersebut.

Dalam standar kompetensi menganalisis sistem radio komunikasi terdapat kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar Frequency Modulation (FM), yang menjelaskan proses pengiriman sinyal dari pemancar (Tx) ke penerima (Rx) menggunakan teknik modulasi analog dengan frequency modulation (FM) sebagai tipe modulasinya. Peneliti berkeinginan untuk lebih menggalakkan kembali media pembelajaran untuk menunjang kompetensi dasar tersebut. Bagaimana media pembelajaran tersebut dapat memberikan khasanah keilmuan tentang teknik modulasi dalam menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya. Media pembelajaran tersebut memiliki tambahan modul sebagai petunjuk dalam mempelajari teori dan alat agar terjadi sinkronisasi antara teori yang dipelajari dengan proses yang terjadi pada media pembelajaran.

Trainer wireless microphone merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai transducer yang transmisinya menggunakan gelombang radio. Terdapat sebuah pemancar (Tx) yang berfungsi mentransmisikan input berupa microphone. Dalam proses pentransmisiannya terjadi proses modulasi analog karena menggunakan sinyal sinusoidal pada sinyal pembawanya. Tetapi pada penelitian ini, penulis menginstalasinya dengan penerima (Rx) agar dapat diketahui proses kerjanya.

Dilatarbelakangi oleh hal di atas, peneliti tertarik untuk menggalakkan media pembelajaran dan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Trainer Wireless Microphone sebagai Media Pembelajaran Menganalisis Sistem Radio Pemancar FM dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” di SMK Negeri 12 Bandung.

1.2Rumusan Masalah

Penelitian ini didasarkan agar lebih digalakkan kembali media pembelajaran, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena peneliti melihat masih adanya sekolah yang tidak memaksimalkan penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Rumusan masalah diantaranya :


(12)

1. Apakah penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran menganalisis sistem radio pemancar FM efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif ?

2. Apa respon siswa dan guru tentang penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran menganalisis sistem radio pemancar FM ?

1.3Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan topik penelitian yang melebar, dibuat pembatasan masalah dalam penelitian, diantaranya :

1. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui efektifitas trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran menganalisis sistem radio pemancar FM yang diujikan pada uji coba terbatas di kelas XI Elektronika Pesawat Udara SMKN 12 Bandung.

2. Efektivitas pembelajaran yang dimaksud dinyatakan dalam tingkat perolehan hasil belajar menggunakan media trainer wireless microphone terhadap materi menganalisis sistem radio pemancar FM dalam aspek kognitif, meliputi pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4).

3. Dapat atau tidaknya produk digunakan sebagai media pembelajaran dilakukan dengan penyebaran angket terhadap produk yang digunakan meliputi tanggapan siswa dan guru terkait penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan hendak dicapai dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Mengetahui tingkat keefektifan penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran pada kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM pada aspek kognitif.


(13)

2. Mengetahui tanggapan penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran tingkat lanjut.

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Bagi siswa, dapat menambah khasanah keilmuan dan pengalaman mengenal komponen elektronika dalam bentuk alat atau trainer, khususnya ketika proses pembelajaran di sekolah.

2. Bagi sekolah, dapat dikembangkan untuk menunjang dan menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran menganalisis sistem radio pemancar FM. 3. Bagi peneliti, diharapkan menjadi stimulus dalam mengembangkan atau

memperluas khasanah media pembelajaran.

1.6Metode Penelitian

Penelitian dilakukan penulis menggunakan metode penelitian pre-experimental. Pada bentuk ini terdapat pre-test sebelum diberi perlakuan menggunakan trainer wireless microphone. Dan di akhir perlakuan dilakukan post-test sebagai pembanding keadaan sesudah dan sebelum menggunakan trainer wireless microphone (Sugiyono, 2011).

1.7Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Siswa telah mengetahui dan memahami dasar-dasar gelombang radio. 2. Siswa telah mengetahui dan memahami pengklasifikasian gelombang radio

menurut frekuensinya.

3. Siswa telah mengetahui dan memahami propagasi gelombang radio.


(14)

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis deskriptif yaitu dugaan tentang nilai variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan (Sugiyono, 2012: 86). Maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. H0 : Penggunaan Trainer Wireless Microphone sebagai media pembelajaran dianggap efektif jika nilai efektivitas lebih besar atau sama dengan satu.

2. Ha : Penggunaan Trainer Wireless Microphone sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif jika nilai efektivitas kurang dari satu. H0 : µ ≥ 1

Ha : µ < 1

1.9Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMKN 12 Bandung dengan sampel penelitian (uji coba terbatas) yaitu siswa-siswi kelas XI Program Keahlian Elektronika Pesawat Udara (EPU) semester genap.

1.10 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, hipotesis, asumsi dasar, lokasi dan sampel penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II berisi landasan teori yang berkaitan dengan media pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, wireless microphone dan penerapan wireless microphone sebagai media pembelajaran.

BAB III membahas tentang metode penelitian, prosedur penelitian, ujicoba produk, lokasi dan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

BAB IV menjelaskan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.


(15)

BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi para pengguna hasil penelitian.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2011:6). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pre-experimental design. Dikatakan pre-experimental karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2011:109).

3.2 Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian pre-experimental yaitu one-group pretest-posttest. Desain ini merupakan pengembangan dari desain one-shot case study. Dimana pada desain one-group pretest-posttest terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Pada penelitian ini, keseluruhan proses dilakukan pada satu sampel penelitan, yaitu 1 kelas eksperimen saja. Tabel 3.1 menunjukkan sebuah desain dalam penelitian.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tahap Evaluasi

Kelompok Pre Test Treatment Pos Test

Eksperimen O1 Z O2

(Sumber : Sugiyono, 2011:111) O1 merupakan hasil dari pretest prestasi belajar siswa sebelum diberikan

pembelajaran menggunakan trainer wireless microphone. Z adalah perlakuan yang diberikan dengan menggunakan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran. Sedangkan O2 adalah posttest merupakan prestasi belajar siswa setelah diberikan


(17)

3.3 Paradigma dan Variabel Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2011: 66). Gambar 3.1 menunjukkan paradigma penelitian yang dapat menjadi gambaran penelitian yang dilakukan.

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:60). Variabel dalam penelitian ini diantaranya :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

2. Variabel Terikat (Y)

Penggunaan Trainer Wireless Microphone

Hasil Belajar

Pretest Treatment Posttest

Kognitif Subjek

Penelitian

Variabel X


(18)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah tertentu. Seperti yang dikemukakan Moh. Nasir (1988:52) bahwa definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Adapun beberapa penjelasan definisi yang digunakan dalam judul penelitian ini, sebagai berikut :

1. Trainer Wireless Microphone

Trainer Wireless Microphone merupakan alat elektronik yang terdiri dari pemancar (Tx) yang mentransmisikan sinyal listrik dari microphone melalui gelombang radio dan ditangkap oleh penerima (Rx) sehingga suara bisa terdengar dengan alat berupa speaker. Microphone merupakan transducer yang mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Trainer ini terdapat tiga sub rangkaian diantaranya rangkaian audio amplifier, modulator dan buffer. Spesifikasi trainer wireless microphone sebagai berikut : frekuensi sistem wireless 87,5 – 108 MHz, teknik modulasi analog dengan type frequency modulation, sumber tegangan baterei AA 1,5 volt (2 buah), input jack 3,5 mm, dimensi alat 21 cm x 11,5 cm. 2. Pemahaman

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemahaman memiliki kata dasar

“paham” yang artinya sebagai pengetahuan yang banyak. Artinya pemahaman

adalah tidak sekedar mengetahui tetapi pengetahuan yang mendalam. 3. Hasil Belajar

Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2010:3). Dari pengertian tersebut hasil belajar terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dapat juga dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman


(19)

belajar. Hasil belajar juga merupakan penilaian yang dicapai untuk mengetahui sejauh mana materi yang sudah diterima oleh siswa baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa. Pada penelitian ini hanya aspek kognitif yang diukur.

3.5 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian pre-experimental one-group pretest-posttest design dilakukan peneliti di SMK Negeri 12 Kota Bandung pada program keahlian Elektronika Pesawat Udara (EPU). Peneliti menggunakan media pembelajaran trainer wireless microphone sebagai ekperimen pada kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM kelas XI.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan mengarah pada dua aspek, yaitu : 1. Aspek instruksional, meliputi tujuan standar kompetensi, pemahaman materi,

keluasan dan kedalaman materi, kemudahan penggunaan media, ketepatan urutan penyajian, kecukupan latihan, interaktifitas, ketepatan evaluasi dan kejelasan umpan balik.

2. Aspek media, meliputi kemudahan memahami prinsip produk (produk dilengkapi modul), kemudahan menggunakan produk dan manfaat produk.

Ada dua teknik pengumpulan data yang mengacu pada rumusan masalah, yaitu : 1. Tes, terdiri dari pre-test dan post-test, digunakan untuk mengumpulkan data

pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran trainer wireless microphone.

2. Penyebaran angket, digunakan untuk mengetahui respon terkait media pembelajaran trainer wireless microphone. Angket disebarkan kepada guru sekolah dan siswa.


(20)

Penyusunan instrumen dilakukan dengan memahami variable yang akan diteliti. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran dengan media trainer wireless microphone dalam penelitian ini terdiri dari tes hasil belajar (pretest dan posttest) untuk ranah kognitif. Instrumen tambahan berupa angket untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap penggunaan trainer wireless microphone dalam kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM.

3.7.1 Instrumen Tes

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Adapun tahapan yang dilakukan untuk uji coba instrumen sebagai berikut:

A. Uji Validitas

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah

Untuk menguji validitas item instrumen pada penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2011:72) dengan angka kasar sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi

n = Jumlah siswa

ΣX = Jumlah skor tiap siswa pada item soal

ΣY = Jumlah skor total seluruh siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria Validitas


(21)

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(Sumber: Arikunto, 2011: 75) Pengujian signifikansi koefisien validitas, selain dapat menggunakan tabel juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus uji t (Sudjana, 2010: 146) sebagai berikut :

Keterangan :

t = nilai t hitung

n = banyaknya peserta tes rXY = koefisien korelasi

Kriterianya adalah jika thitung positif dan thitung > ttabel maka koefisien item soal

tersebut valid dan jika thitung negatif dan thitung ≤ ttabel maka koefisien item soal tersebut

tidak valid, ttabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat

kebebasan (dk) = n-2. B. Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti ( Arikunto, 2009).

Dalam menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini rumus yang digunakan peneliti adalah rumus K-R 20, dari Kuder dan Richardson (Sugiyono, 2007: 359) yang ditulis dalam rumus :


(22)

ri = Reliabilitas tes secara keseluruhan

st 2

= Varians total

k = Banyaknya butir soal

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

Harga varians total (Vt) (Sugiyono, 2007: 361) dihitung dengan menggunakan

rumus berikut ini:

dimana :

Keterangan :

xt2 : varians

∑Xt : jumlah skor seluruh siswa

n : jumlah siswa

Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri > rtabel, maka instrumen

dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri < rtabel, instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cikup Rendah Sangat Rendah

(Arikunto, 2011: 75) C. Tingkat Kesukaran


(23)

Tingkat kesukaran butir soal dapat diketahui dengan cara melihat proporsi yang menjawab benar untuk setiap butir soal (Arikunto, 2011:208), persamaan yang digunakan sebagai berikut :

S J

B

TK

…(7)

Keterangan :

TK = Tingkat Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria seperti ditunjukkan pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran dan Kriteria

No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1. 0,70  TK  1,00 Mudah

2. 0,30  TK < 0,70 Sedang

3. 0,00  TK < 0,30 Sukar

(Arikunto, 2011: 210) D. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya (Sudjana, 2008).

Formulasi daya pembeda item (Arikunto, 2011: 213) dapat ditulis sebagai berikut :


(24)

D : daya pembeda

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : banyaknya peserta tes kelompok bawah

Indeks diskriminasi yang ideal adalah sebesar mungkin mendekati angka 1. Sedangkan indeks diskriminasi yang berada di sekitar 0 menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai daya diskriminasi yang rendah sedangkan harga d yang negatif menunjukkan bahwa item tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Pada Tabel 3.5 dibawah ini menunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda.

Tabel 3.5 Tabel Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Nilai

DP Klasifikasi D < 0,20

0,20  D < 0,40 0,40  D < 0,70 0,70  D  1,00

Jelek Cukup

Baik Baik sekali

(Arikunto, 2011:218) 3.7.2 Instrumen Observasi

Instrumen observasi pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data sekunder penelitian yaitu respon siswa dan guru terhadap penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran. Untuk instrumen observasi tidak dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. Instrumen observasi yang digunakan adalah sebegai berikut :

A. Respon Siswa dan Guru

Data yang didapat berupa perspektif guru dan siswa terhadap penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran kompetensi dasar menganalisis sistem


(25)

radio pemancar FM. Kemudian data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskriftif naratif. Analisis yang digunakan berupa deskriptif naratif presentase.

Keterangan : n = jumlah seluruh item angket

Untuk menentukan tingkat ketercapaian, pemberian makna, dan pengambilan keputusan digunakan tabel perbandingan berikut :

Tabel 3.6 Konversi Tingkat Ketercapain Tingkat Pencapaian Kualifikasi

90% - 100% Sangat Baik

75% - 89% Baik

65% - 74% Cukup

55% - 64% Kurang

0 – 54% Sangat Kurang

(Sudjana, 2005:107)

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Data Pretest, Posttest

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah diberikan perlakuan (posttest). Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pretest, posttest :

1. Pemberian skor dan mengubahnya ke dalam bentuk nilai

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi nilai dengan ketentuan sebagai berikut :


(26)

3.8.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak (Sugiono, 2011). Untuk mendapatkan data yang normal maka digunakan uji distribusi chi kuadrat (X2). Pengujian data dengan (X2) dilakukan dengan membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Bila B tidak berbeda signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti pada gambar, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah : 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (gambar A).

Gambar 3.2 (a) Kurva Baku Normal (b) Kurva Distribusi Data yang akan Diuji Normalitas (Sugiono, 2011)

Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut :

a) Menentukan jumlah kelas interval. Untuk menguji normalitas dengan Chi Kuadrat ini, jumlah kelas interval ditetapkan = 6, hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada Kurva Normal Baku

b) Menentukan panjang kelas interval (Sugiono, 2011) Panjang Kelas =

c) Menghitung ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.

Tabel 3.7 Tabel Distribusi Frekuensi Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2


(27)

Keterangan :

fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi

fh : frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang

dikalikan dengan n)

d) Menghitung fh (Frekuensi yang diharapkan). Cara menghitung fh, didasarkan pada

persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (Jumlah individu dalam sampel)

e) Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga ( f0 - fh )2 dan lalu menjumlahkannya. Harga adalah

merupakan harga Chi Kuadrat

f) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel dengan ketentuan :

Jika :

hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal hitung > tabel maka data terdistribusi tidak normal 3.8.3 Uji Hipotesis

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Karena H0 berbunyi lebih besar atau sama dengan (≥) dan Ha berbunyi lebih kecil (<),

maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis deskriptif adalah sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata data ( )

…..(12) 2. Menghitung simpangan baku (s) menurut Sugiyono (2007: 57)


(28)

Keterangan :

xi : nilai pada tiap siswa

̅ : nilai rata-rata n : jumlah siswa s : simpangan baku

3. Menghitung harga t menurut Sugiyono (2007: 96)

…..(14) Keterangan :

t : nilai t yang dihitung (thitung)

n : jumlah anggota sampel ̅ : nilai rata-rata

μ0 : nilai yang dihipotesiskan

s : simpangan baku sampel 4. Melihat harga -ttabel

5. Menggambar kurva

Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kiri (Sugiyono, 2012: 100)

6. Meletakkan kedudukan thitung dan -ttabel dalam kurva yang telah dibuat (ttabel harus

dibuat menjadi negatif, karena berada pada daerah kiri). 7. Membuat keputusan pengujian hipotesis

Dalam uji pihak kiri berlaku ketentuan : apabila harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan H0 (lebih besar atau sama dengan t tabel), maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

thitung≥ -ttabel, berarti H0 diterima

thitung < -ttabel, berarti H0 ditolak

3.9 Prosedur dan Alur Penelitian 3.9.1 Tahap Persiapan

Daerah penerimaan

H0 Daerah penolakan H0

α -ttabel


(29)

a. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran dilihat dari keadaan pembelajaran, metode, serta penggunaan media pembelajaran pada kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM.

b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang menjadi landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti.

c. Menentukan sampel penelitian.

d. Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen tes, instrumen tes dan instrumen observasi.

e. Melakukan uji coba instrumen tes.

f. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan untuk memperoleh hasil belajar ranah kognitif.

3.9.2 Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif setelah digunakannya trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

3.9.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.

b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.

c. Mengolah data respon siswa dan guru terhadap penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. e. Membuat laporan penelitian.

3.10 Waktu Penelitian

Waktu kegiatan selama melakukan penelitian sebagai berikut : Tabel 3.8 Waktu Penelitian


(30)

Penelitian Bulan 1, minggu ke-

Bulan 2, minggu ke-

Bulan 3, minggu ke-

Bulan 4, minggu ke- 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Persiapan

Pelaksanaan Akhir


(31)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM dapat dikatakan efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai efektivitas yang lebih besar atau sama dengan satu. Berdasarkan data dari jumlah sampel 28 siswa, output target berjumlah 21 siswa, sedangkan output aktual 25 siswa yang memiliki nilai posttest yang memiliki kriteria ketuntasan minimal (jumlah siswa mendapatkan KKM ≥ 75 % dan nilai efektivitas kumulatif sebesar 1,19). Maka uji pihak kiri (thitung) memiliki nilai sebesar 2,447 (thitung≥

-ttabel).

Respon siswa dan guru terhadap penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran memiliki kriteria baik (terlihat dari jumlah persentase hasil angket siswa dan guru sebesar 82,71 % dan 83 %). Respon yang ditimbulkan terdiri dari beberapa aspek, salah satunya dari aspek peningkatan minat belajar menggunakan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

5.2 Saran

Bedasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, terdapat beberapa saran guna memperbaiki kekurangan yang terjadi, diantaranya :

1. Sarana dan prasarana untuk fasilitas praktikum khususnya kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM hendaknya digalakkan kembali mengingat pentingnya pengalaman siswa mengenal komponen dan proses demonstrasi yang terjadi pada suatu pemancar FM.

2. Rancangan hardware yang peneliti buat hendaknya diperbaharui sesuai kebutuhan pembelajaran dan dibuat agar lebih menarik sehingga minat belajar siswa tetap antusias. Siswa pun dapat mencoba membuat sendiri wireless microphone secara sederhana untuk lebih meningkatkan hardskill dalam membuat suatu hardware. 3. Modul pembelajaran agar dikemas lagi secara menarik dari segi desain maupun

muatan materi yang berhubungan dengan trainer wireless microphone. Siswa hendaknya tidak bergantung pada satu modul saja sebagai penunjang tetapi


(32)

4. Bagi peneliti selanjutnya yang hendak menggunakan media yang sama, diperlukan teknik pengumpulan data untuk mengukur ranah afektif, psikomotor siswa dan untuk kelas pembanding disarankan penulis sebagai pengembangan dari metode yang dilakukan pada penelitian ini.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto Suharsimi. (2011). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ariyus, Dony dan Andri, Rum K.R. (2008). Komunikasi Data. Yogyakarta : ANDI

Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press

Budi, A. (2013). Dasar Sistem Telekomunikasi. Bandung: JPTE FPTK UPI

Clark, R. E. (1983). Reconsidering research on learning from media. Review or Educational Research, 43(4), 445-459.

Clark, R. E. (1985). Confounding in educational computing research. Journal of Educational Computing Research. I(2) 445-460.

Dale, E. (1969). Audio Visual Method in Teaching. New York: Dyden Press. Daryanto. (1997). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dri. (2011). Mic Wireless FM Si Penyadap Canggih. [Online]. Tersedia: http://mic-wireless-fm-si-penyadap-canggih.html [19 September 2012]

Dri. (2012). Wireless FM Si Penyadap Nongol Lagi II. [Online]. Tersedia: http:// wireless-fm-si-penyadap-nongol-lagi-ii.html [10 Agustus 2012]

Gerlach, S., Vernon. Ely., Donald P. (1980). Teaching and Media: A systematic Approach. New Jersey: Prentice-Hall.,Inc

Irfan, C. (2013). Penerapan Trainer Robot Nirkabel untuk Meningkatkan Analisis Siswa pada Mata Pelajaran Amplitude Shift Keying. Skripsi JPTE FPTK UPI: Tidak Diterbitkan Midun, Hendrikus. (2009). Sumber dan Media Pembelajaran, Bahan Ajar. Nusa Tenggara Timur: Prodi PGSD STKIP Santa Paulus Roteng.

Muhli, Ahmad. (2011). Efektivitas Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ahmadmuhli.wordpress.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran/.html [28 April 2013]


(34)

Nasir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rusmadi, Dedy. (2009). Mengenal Teknik Elektronika. Bandung : Pionir Jaya Setyosari, P. dan Sihkabuden. (2005). Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas.

Slawi, MTSN. (2013). Pengertian Efektivitas Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://mtsnslawi.wordpress.com/2013/02/25/pengertian-efektivitas-pembelajaran/.html [28 April 2013]

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Susilawati, I. (2009). Modulasi Frekuensi. Yogyakarta: Univ. Mercubuana Yogyakarta Thomas, W. dan Setjiono A. (2005). Pendayagunaan Media Pembelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 04(4), 76-84.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Utomo, P. Suprapto dan Irfan, Rahmatul. (2008). Teknik Telekomunikasi Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Widodo, C.S. dan Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Elex Media Komputindo

Wowok. (2008). Antena Wireless untuk Rakyat. Yogyakarta : ANDI

Yoziarde, L.A. (2011). Rancang Bangun Sistem Kunci dan Pembuka Pintu Rumah menggunakan Teknologi Wireless (Nirkabel) dengan Frekuensi 315 MHz. Tugas Akhir pada FPTK UPI : tidak diterbitkan


(1)

Salaman Haryanto,2013

Efektivitas Penggunaan Trainer Wireless Microphone Sebagai Media Pembelajaran Kompetensi Dasar Menganalisis Sistem Radio Pemancar FM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran dilihat dari keadaan pembelajaran, metode, serta penggunaan media pembelajaran pada kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM.

b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang menjadi landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti.

c. Menentukan sampel penelitian.

d. Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen tes, instrumen tes dan instrumen observasi.

e. Melakukan uji coba instrumen tes.

f. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan untuk memperoleh hasil belajar ranah kognitif.

3.9.2 Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif setelah digunakannya trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

3.9.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.

b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.

c. Mengolah data respon siswa dan guru terhadap penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. e. Membuat laporan penelitian.

3.10 Waktu Penelitian

Waktu kegiatan selama melakukan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.8 Waktu Penelitian


(2)

Penelitian Bulan 1, minggu ke-

Bulan 2, minggu ke-

Bulan 3, minggu ke-

Bulan 4, minggu ke- 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Persiapan Pelaksanaan


(3)

Salaman Haryanto,2013

Efektivitas Penggunaan Trainer Wireless Microphone Sebagai Media Pembelajaran Kompetensi Dasar Menganalisis Sistem Radio Pemancar FM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM dapat dikatakan efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai efektivitas yang lebih besar atau sama dengan satu. Berdasarkan data dari jumlah sampel 28 siswa, output target berjumlah 21 siswa, sedangkan output aktual 25 siswa yang memiliki nilai posttest yang memiliki kriteria ketuntasan minimal (jumlah siswa mendapatkan KKM ≥ 75 % dan nilai efektivitas kumulatif sebesar 1,19). Maka uji pihak kiri (thitung) memiliki nilai sebesar 2,447 (thitung≥

-ttabel).

Respon siswa dan guru terhadap penggunaan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran memiliki kriteria baik (terlihat dari jumlah persentase hasil angket siswa dan guru sebesar 82,71 % dan 83 %). Respon yang ditimbulkan terdiri dari beberapa aspek, salah satunya dari aspek peningkatan minat belajar menggunakan trainer wireless microphone sebagai media pembelajaran.

5.2 Saran

Bedasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, terdapat beberapa saran guna memperbaiki kekurangan yang terjadi, diantaranya :

1. Sarana dan prasarana untuk fasilitas praktikum khususnya kompetensi dasar menganalisis sistem radio pemancar FM hendaknya digalakkan kembali mengingat pentingnya pengalaman siswa mengenal komponen dan proses demonstrasi yang terjadi pada suatu pemancar FM.

2. Rancangan hardware yang peneliti buat hendaknya diperbaharui sesuai kebutuhan pembelajaran dan dibuat agar lebih menarik sehingga minat belajar siswa tetap antusias. Siswa pun dapat mencoba membuat sendiri wireless microphone secara sederhana untuk lebih meningkatkan hardskill dalam membuat suatu hardware. 3. Modul pembelajaran agar dikemas lagi secara menarik dari segi desain maupun

muatan materi yang berhubungan dengan trainer wireless microphone. Siswa hendaknya tidak bergantung pada satu modul saja sebagai penunjang tetapi mencari sumber-sumber lainnya untuk menambah khasanah keilmuan.


(4)

4. Bagi peneliti selanjutnya yang hendak menggunakan media yang sama, diperlukan teknik pengumpulan data untuk mengukur ranah afektif, psikomotor siswa dan untuk kelas pembanding disarankan penulis sebagai pengembangan dari metode yang dilakukan pada penelitian ini.


(5)

Salaman Haryanto,2013

Efektivitas Penggunaan Trainer Wireless Microphone Sebagai Media Pembelajaran Kompetensi Dasar Menganalisis Sistem Radio Pemancar FM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto Suharsimi. (2011). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ariyus, Dony dan Andri, Rum K.R. (2008). Komunikasi Data. Yogyakarta : ANDI

Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press

Budi, A. (2013). Dasar Sistem Telekomunikasi. Bandung: JPTE FPTK UPI

Clark, R. E. (1983). Reconsidering research on learning from media. Review or Educational Research, 43(4), 445-459.

Clark, R. E. (1985). Confounding in educational computing research. Journal of Educational Computing Research. I(2) 445-460.

Dale, E. (1969). Audio Visual Method in Teaching. New York: Dyden Press. Daryanto. (1997). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dri. (2011). Mic Wireless FM Si Penyadap Canggih. [Online]. Tersedia: http://mic-wireless-fm-si-penyadap-canggih.html [19 September 2012]

Dri. (2012). Wireless FM Si Penyadap Nongol Lagi II. [Online]. Tersedia: http:// wireless-fm-si-penyadap-nongol-lagi-ii.html [10 Agustus 2012]

Gerlach, S., Vernon. Ely., Donald P. (1980). Teaching and Media: A systematic Approach. New Jersey: Prentice-Hall.,Inc

Irfan, C. (2013). Penerapan Trainer Robot Nirkabel untuk Meningkatkan Analisis Siswa pada Mata Pelajaran Amplitude Shift Keying. Skripsi JPTE FPTK UPI: Tidak Diterbitkan Midun, Hendrikus. (2009). Sumber dan Media Pembelajaran, Bahan Ajar. Nusa Tenggara Timur: Prodi PGSD STKIP Santa Paulus Roteng.

Muhli, Ahmad. (2011). Efektivitas Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ahmadmuhli.wordpress.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran/.html [28 April 2013]

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.


(6)

Nasir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rusmadi, Dedy. (2009). Mengenal Teknik Elektronika. Bandung : Pionir Jaya Setyosari, P. dan Sihkabuden. (2005). Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas.

Slawi, MTSN. (2013). Pengertian Efektivitas Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://mtsnslawi.wordpress.com/2013/02/25/pengertian-efektivitas-pembelajaran/.html [28 April 2013]

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Susilawati, I. (2009). Modulasi Frekuensi. Yogyakarta: Univ. Mercubuana Yogyakarta Thomas, W. dan Setjiono A. (2005). Pendayagunaan Media Pembelajaran, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 04(4), 76-84.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Utomo, P. Suprapto dan Irfan, Rahmatul. (2008). Teknik Telekomunikasi Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Widodo, C.S. dan Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Elex Media Komputindo

Wowok. (2008). Antena Wireless untuk Rakyat. Yogyakarta : ANDI

Yoziarde, L.A. (2011). Rancang Bangun Sistem Kunci dan Pembuka Pintu Rumah menggunakan Teknologi Wireless (Nirkabel) dengan Frekuensi 315 MHz. Tugas Akhir pada FPTK UPI : tidak diterbitkan