Latihan Soal Ujian PI 2015 2013 jiwakorps

(1)

MODUL

JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

OLEH:

TIM PUSDIKLAT PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

JAKARTA

2012


(2)

K AT A P E N GAN T AR

K E P AL A P U SAT P E N D I D I K AN D AN P E L AT I H AN

P E N GE M BAN GAN SU M BE R D AY A M AN U SI A

Berdasarkan Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Nomor: ST-420/PP.2/2011 tanggal 15 Desember 2011 tentang Penyusunan Kembali Modul Untuk Diklat di Lingkungan Pusdiklat Pengembangan SDM, Sdr. Widyantoro Setiaw an ditunjuk sebagai penyusun modul Pembinaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai Negeri Sipil Ujian Dinas Tingkat I yang sebelumnya disusun oleh Sdr. Rudolf Hutauruk.

Penunjukan ini sangat beralasan karena penyusun memiliki pengalaman mengajar cukup lama yang memungkinkan penyusun memilih materi yang diharapkan memenuhi kebutuhan belajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tingkat I.

Hasil Penyusunan modul ini telah dipresentasikan di hadapan para Widyaisw ara serta pejabat struktural terkait di lingkungan Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Kementerian Keuangan.

Kami menyetujui modul ini digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta Diklat Ujian Dinas Tingkat I. Namun mengingat modul Pembinaan Jiw a Korp dan Kode Etik Pegaw ai Negeri Sipil sebagai bahan studi yang senantiasa berkembang, penyempurnaan modul perlu selalu diupayakan agar tetap memenuhi kriteria kemutakhiran dan kualitas.

Pada kesempatan ini, kami juga mengharapkan saran atau kritik dari semua pihak (termasuk peserta diklat) untuk penyempurnaan modul ini. Setiap saran dan kritik yang membangun akan sangat dihargai.

Atas perhatian dan peran semua pihak, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Maret 2012 Kepala Pusat,

Ttd

Safuadi


(3)

PEMBINAAN JIW A K ORPS DAN K ODE ETIK PEGAW AI NEGERI SIPIL

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ... iv

PETA KONSEP ... v

PENDAHUL UAN ... 1

A. Deskripsi singkat ... 1

B. Prasyarat Kompetensi... 3

C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 4

D. Relevansi Modul... 4

Kegiatan Belajar 1 JIWA KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN ETIKA ... 5

a. Indikator ... 5

b. Uraian dan Contoh ... 5

1. Pengertian Jiw a Kor ps Pegaw ai Neger i Sipil ... 7

2. Pengertian Etika dan Kode Etik ... 8

3. Beberapa Teori tentang Etika ... 9

4. Macam- Macam Etika ... 10

5. Arti Pentingnya Etika dalam Organisasi ... 12

c. Latihan 1 ... 13

d. Rangkuman ... 13

e. Tes For matif 1 ... 15

f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 18

Kegiatan Belajar 2 ETIKA PEGAWAI NEGERI SIPIL ... 19

a. Indikator ... 19

b. Uraian dan Contoh ... 19

1. Dasar Hukum Etika PNS ... 20

2. Etika Kehidupan Berbangsa ... 20

3. Arah Kebijakan dan Kaidah Pelaksanaan ... 23


(4)

5. Prinsip- Prinsip Moral PNS ... 24

6. Pelaksanaan Etika PNS ... 25

7. Peraturan Disiplin PNS... 27

8. Hak- Hak PNS ... 29

c. Latihan 2... 30

d. Rangkuman ... 30

e. Tes For matif 2 ... 31

f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 34

Kegiatan Belajar 3

PROSES PEMBINAAN JIW A KORPS PNS... 35

a. Indikator ... 35

b. Uraian dan Contoh ... 35

1. Penetapan Kode Etik ... 35

2. Pembentukan Majelis Kode Etik PNS ... 42

3. Proses Penegakan Kode Etik... 43

c. Latihan 3 ... 45

d. Rangkuman ... 46

e. Tes Formatif 3 ... 47

f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 50

TES SUMATIF ... 51

KUNCI J AWABAN (TES FORMATIF 1—3 & TES SUMATIF) ... 56


(5)

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul Pembinaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai Negeri Sipil ini disusun dalam rangka diklat Ujian Dinas yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Modul ini berisi tiga materi utama, yaitu jiw a korps pegaw ai negeri sipil dan etika, etika pegaw ai negeri sipil, dan proses pembinaan jiw a korps pegaw ai negeri sipil.

Untuk memudahkan pemahaman, peserta diklat sebaiknya mempelajari isi modul secara berurutan mulai dari bagian aw al (Pendahuluan) dan dilanjutkan dengan kegiatan belajar 1 sampai kegiatan belajar 3. Untuk efektivitas pemahaman modul, peserta diklat sangat disarankan untuk belajar secara berkelompok secara disiplin.

Pemahaman modul dapat diukur dengan kemampuan peserta diklat untuk menjaw ab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia dalam modul ini. Cocokkan jaw aban Anda dengan jaw aban yang tersedia pada bagian akhir modul. Skor minimal yang diharapkan untuk dianggap paham adalah 80.


(6)

P E T A K O N SE P M O D U L J I WA K O RP S D A N K O D E E T I K

P E G A WA I N E G E RI SI P I L


(7)

BAB I Pendahuluan

A. De s k r ip s i Sin g k at

Pembinaan Jiw a Korps Pegaw ai Negeri Sipil bes er ta pelaks anaan Kode Etik Pegaw ai Neger i Sipil mutlak diper lukan dalam r angka untuk menghas ilkan pegaw ai neger i s ipil ( PNS) y ang kuat, kompak dan ber s atu padu, memiliki kepekaan, tanggap dan memiliki kes etiakaw anan y ang tinggi, berdisiplin, s erta s adar akan tanggung jaw abny a s ebagai uns ur apar atur negar a dan abdi mas y ar akat sehingga c ita-cita luhur bangsa dan negara, y ang ter tuang dalam Pembukaan UUD 1945, dihar apkan dapat ter c apai.

Sejalan dengan amanat UUD 1945 ter s ebut dan untuk menanggapi s emakin tingginy a tuntutan mas yarakat bagi tersedianya pelayanan prima dari aparatur negar a, maka upay a r ef or mas i di ber bagai bidang dalam tata kehidupan ber bangsa dan bernegara terus dilakukan oleh Pemer intah s ec ar a ber tahap dan ber kes inambungan. Kementer ian Keuangan juga melaks anakan pembenahan dir i pada bidang y ang mer upakan tugas pokok dan ta nggung jaw abnya dengan melaksanakan r eformasi birokr as i ber upa langkah - langkah penataan di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan s umber daya manusia ( SDM) . Khus us untuk r ef or mas i di bidang SDM diar ahkan untuk melakukan tr ans formas i diri menjadi bir okrasi yang lebih efektif dan efis ien, s er ta s es uai dengan tuntutan kebutuhan mas y ar akat.

Mengac u pada Per atur an Pemer intah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiw a Kor ps dan Kode Etik Pegaw ai Neger i Sipil ( PNS) , Kementer ian Keuangan menjabar kanny a dengan me ner bitkan Per atur an Menter i Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tanggal 13 Mar et 2007 tentang Pedoman Peningkatan Dis iplin PNS di lingkungan Kementer ian Keuangan y ang telah diubah pada pas al 7 dan pas al 8 dengan Per atur an Menter i Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007 ta nggal 28 Juni 2007 tentang Per ubahan atas Per atur an Menter i Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007. Kemudian diper tegas dengan diter bitkanny a Ins tr uks i Menter i Keuangan Nomor 01/IMK.01/2009 tanggal 9 Januar i 2009. Hal ini diambil s ebagai w ujud komitmen Kementer ian Keuangan dalam pembenahan di bidang SDM.


(8)

Is i dar i Ins tr uks i Menter i Keuangan ter s ebut antar a lain:

1. mew ujudkan kelanc ar an pelaks anaan r ef or mas i bir okr as i Kementer ian Keuangan melalui optimalis as i penegakan dis iplin PNS ;

2. melaks anakan kebijakan penegakan disiplin ber dasarkan Pedoman Teknis Pelaks anaan Penegakan Dis iplin PNS Kementer ian Keuangan y ang ter s ebut dalam lampir an Ins tr uks i Menter i Kuangan ter s ebut ;

3. menetapkan kebijakan pendukung y ang diper lukan bagi ef ektif ny a pelaks anaan Ins tr uks i Menter i Keuan gan ter s ebut;

4. mengatur langkah-langkah pengaw asan atas pelaksanaan In s truksi Menteri Keuangan ter s ebut dilakukan oleh Sekr etar is Jender al Kementer ian Keuangan;

5. meny ediakan Pedoman Teknis Pelaks anaan Penegakan Dis iplin PNS Kementer ian Keuangan adalah himpunan/kompilasi dari berbagai peraturan per undang- undangan mengenai penegakan dis iplin PNS y ang ber laku; 6. member ikan panduan tentang t ata c ar a pember ian iz in atau pember ian

hukuman dis iplin kepada PNS di lingkungan Kementer ian Keuangan tetap ber das ar kan pada ketentuan per atur an per undang - undangan di bidang kepegaw aian;

7. menjelas kan bahw a ketentuan–ketentuan y ang tidak ter tuang dalam Ins tr uks i Menteri Keuangan ter s ebut mas ih dila ks anakan s es uai dengan per atur an per undang- undangan di bidang kepegaw aian.

Peningkatan dis iplin ini mutlak diper lukan untuk mew ujudkan apar at pemer intah y ang ber s ih, ber w ibaw a dan ber tanggung jaw ab, s er ta untuk meningkatkan kompetens i, tr ans par ans i dan in tegr itas , guna menunjang kelanc ar an pelaks anaan r ef or mas i bir okr as i Kementer ian Keuangan . Ter w ujudny a kompetens i s umber day a manus ia mer upakan jembatan penghubung untuk mew ujudkan es ens i pr ogr am r ef or mas i bir okr as i y aitu member ikan pelayanan publik y ang b aik. Kondisi pelayanan publik y ang baik hany a dapat diper oleh dar i or ganis as i y ang ter atur dan ter s us un s ec ar a f ungsional untuk menghasilkan output dan outcome y ang memenuhi 3 kr iter ia y akni ac c eptab l e ( dapat diter ima oleh mas y ar akat ) , appl i c ab l e ( dapat dilaks anakan s es uai maks ud dan tujuanny a ) dan ac c ountab l e ( dapat diper tanggungjaw abkan ) .


(9)

nilai atau prinsip-prinsip etika yang diadopsi dalam bentuk kew ajiban dan larangan, sesuai dengan kebutuhan atau kekhususan lingkungan dan tuntutan tugas PNS di organisasi yang terkait. Bagi Kementerian Keuangan karena organisasinya berbentuk

holding company, maka Kode Etik PNS dibuat oleh masing-masing Unit Organisasi Eselon I. Hal ini disebabkan tiap-tiap unit eselon I memiliki kekhususan. Kode Etik PNS dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin PNS Kementerian Keuangan, menjamin terpeliharanya tata tertib, menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif, menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesional, serta meningkatkan citra dan kinerja pegaw ai. Hal ini tidak terlepas dari upaya untuk membangun budaya organisasi, atau budaya kerja pegaw ai Kementerian Keuangan.

Dengan melihat kenyataan-kenyataan tersebut, pembinaan jiw a korps dan pelaksanaan kode etik PNS mutlak diperlukan untuk menciptakan aparatur negara yang profesional, memiliki budaya tinggi dan sekaligus berbudaya maju/unggul sehingga mampu menyediakan pelayanan prima bagi seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders), yakni atasan, baw ahan, rekan kerja, masyarakat luas, dan pada akhirnya menjadi aparatur negara dari bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global.

Dengan alasan tersebut, modul Pembinaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai Negeri Sipil ini disusun sebagai bahan ajar diklat Ujian Dinas Golongan I yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan, mencakup 3 kegiatan belajar, yakni:

a. Jiw a Korps Pegaw ai Negeri Sipil dan Etika; b. Etika Pegaw ai Negeri Sipil;

c. Proses Pembinaan Jiw a Korps Pegaw ai Negeri Sipil.

B. Prasyarat Kom petensi

Pegaw ai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan pengangkatan untuk menjadi Pegaw ai Negeri Sipil Golongan III/a antara lain mampu menunjukkan komitmen dan integritas moral serta tanggung jaw ab profesi sebagai Pegaw ai Negeri Sipil serta kode etik Pegaw ai Negeri Sipil.


(10)

C. Standar Kom petensi dan Kom petensi Dasar

1. Standar Kompetensi

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami makna dari pembinaan jiw a korps dan kode etik PNS dan menerapkannya dengan sungguh-sungguh dalam tugas dan unit kerjanya dalam pergaulannya sehari-hari.

2. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta mampu:

a. menjelaskan secara garis besar apa yang dimaksud dengan pembinaan jiw a korps dan kode etik PNS menurut Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004; b. mendefinisikan pengertian tentang etika secara umum;

c. membedakan secara garis besar teori-teori etika; d. menguraikan macam-macam etika;

e. menyebutkan mengapa etika dalam organisasi itu sangat penting;

f. menjelaskan arti dan manfaat dari kode etik PNS dalam menciptakan PNS yang berbudaya luhur, profesional, bertanggung jaw ab, jujur, berprestasi, dan mampu berkinerja tinggi;

g. menjelaskan bagaimana kode etik PNS tersebut dalam proses penetapan dan pelaksanakannya pada organisasi pemerintah contohnya di Kementerian Keuangan;

h. menguraikan secara rinci unsur-unsur yang menentukan keberhasilan perw ujudan etika dalam organisasi pemerintah;

i. menjelaskan prosedur penyelesaian masalah pelanggaran kode etik yang diduga dilakukan oleh seorang PNS;

j. menguraikan sanksi-sanksi moral maupun hukuman disiplin yang bisa dikenakan kepada PNS yang melanggar ketentuan kode etik PNS.

D. Relevansi Modul

Kegunaan modul ini bagi peserta diklat adalah meningkatkan kemampuan untuk memahami makna dari pembinaan jiw a korps dan kode etik PNS dan kelak mampu menerapkannya dengan sungguh-sunguh dalam tugas di unit kerjanya dan dalam pergaulan PNS sehari-hari. Untuk memudahkan peserta dalam mengikuti pembelajaran berikut ini digambarkan secara skematis Pola Pembinaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai Negeri Sipil.


(11)

BAB I I K egiatan Belajar I

JI W A K OR PS PNS DAN ETI K A

A. Indikator

Setelah mempelajar i kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian jiw a korps pegaw ai negeri sipil;

2. menjelaskan tujuan pembinaan jiw a korps pegaw ai;

3. menjelaskan ruang lingkup pembinaan jiw a korps pegaw ai dan nilai-nilai dasar pembentukan kode etik PNS;

4. menjelaskan pengertian etika dan kode etik; 5. menjelaskan teori etika;

6. menjelaskan macam-macam etika;

7. menjelaskan pentingnya etika bagi organisasi.

B. Uraian dan contoh

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiw a Korps dan Kode Etik Pegaw ai Negeri Sipil (PNS), dinyatakan bahw a jiw a korps PNS adalah rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerja sama, tanggung jaw ab, dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan dan rasa memiliki organisasi PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jiw a korps PNS ini perlu dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh setiap individu PNS sebagai w ujud tanggung jaw ab sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat.

Setiap PNS di dalam jiw anya harus tumbuh rasa cinta tanah air sebagai landasan pengabdian sesuai bidang tugasnya masing-masing. Perw ujudan kecintaan pada tanah air dapat berupa kinerja yang sebaik-baiknya, berpikir, berucap dan bertindak yang membuat negara makin maju, makin besar tumbuh rasa kesatuan dan persatuannya sehingga selalu mencari pemecahan masalah yang sebaik-baiknya untuk membaw a kemaslahatan orang banyak. Penghayatan akan rasa kesatuan dan persatuan membuat PNS mampu menempatan dirinya sebagai salah satu unsur dari suatu sistem pemerintahan yang memberikan kontribusi terbaik. Agar sistem pemerintahan dapat menghasilkan output yang benar-benar berkualitas sehingga berguna dan dapat memberikan faedah yang maksimal bagi masyarakat. Sifat ego sektoral yang dapat menghambat terjadinya sinergi perlu dihindari.

Rasa persatuan dan kesatuan akan dapat menjadi sumber inspirasi bagi PNS dalam menentukan prioritas yang akan dicapai setiap kali menyusun perencanaan. Kebutuhan


(12)

dan keinginan masyarakat harus menjadi sasaran perencanaan, bukan kepentingan golongan dan sekelompok saja. PNS juga dituntut untuk peka dan tanggap terhadap tuntutan masyarakat yang semakin tinggi bagi tersedianya pelayanan prima dari aparatur negara, sesuai dengan amanat peraturan undang-undang yang berlaku.

Di manapun tempat tugasnya, PNS mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberikan pelayanan publik, yang keberhasilannya tidak dapat hanya dilakukan oleh salah satu unit organisasi, karena setiap organisasi pemerintah mempunyai tugas pokok dan fungsi sendiri-sendiri. Untuk itu kerja sama sesama organisasi pemerintah dan PNS di manapun mutlak harus dijalankan. Dalam bekerja sama ini memang dibutuhkan saling mengisi, saling mendukung serta berbagi informasi yang relevan dan bermanfaat. Sinergi serta komitmen setiap unit organisasi pemerintah untuk mencapai sasaran yang telah disetujui merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan bersama.

Tanggung jaw ab dan dedikasi mengandung makna bahw a setiap PNS harus sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sehingga benar-benar dapat mew ujudkan sasaran yang telah ditetapkan. Apabila setiap PNS dapat mencapai kinerja yang cukup tinggi dan mencapai sasaran, secara akumulasi sasaran organisasi akan tercapai. Kesulitan yang muncul dalam melaksanakan tugas akan menjadi tantangan bagi PNS yang menanganinya, ini mencerminkan rasa dedikasi yang ada dalam dirinya. Dia senantiasa memberikan hasil terbaik. Dalam menghadapi hambatan dalam tugas, juga berupaya secara inovatif, proaktif, dan cepat tanggap.

Disiplin dan kreativitas dituntut untuk dimiliki oleh setiap PNS. Kepatuhan terhadap peraturan mutlak diperlukan oleh PNS agar terhindar dari penyalahgunaan w ew enang, sew enang-w enang, KKN dan perbuatan buruk lainnya yang dapat mencoreng nama baik PNS. Kreativitas diperlukan untuk mengatasi bila terjadi bottleneck. Meskipun pelayanan pada saat ini sudah bagus, di kemudian hari harus diubah lagi agar sesuai dengan perkembangan keadaan. Semua kreativitas memegang peranan yang strategis dalam melakukan perubahan ini. Kebanggaan dan rasa memiliki atas NKRI harus tertanam dalam jiw a setiap PNS. “Right or wrong is my country”, ungkapan tersebut mew ujudkan jiw a pembelaan yang besar dalam dada seorang PNS. Pelaksanaan unsur-unsur di atas sebagai bukti nyata terdapatnya rasa kebanggaan dan rasa memiliki.

Dengan tumbuh dan berkembangnya jiw a korps seperti yang diamanatkan oleh peraturan tersebut, setiap PNS diharapkan dapat melaksanakan tugas umum pemerintahan dan


(13)

setingi-tingginya. Jiw a korps secara eksplisit berkaitan pula dengan budaya organisasi atau budaya kerja menuntun PNS terikat menjadi suatu kesatuan yang utuh: memiliki kompetensi tinggi, kuat, kompak dan bersatu-padu, peka dan tanggap, memiliki kesetiakaw anan tinggi, disiplin, serta sadar akan tanggung jaw abnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat sehingga visi, misi, serta strategi pemerintah untuk mew ujudkan cita-cita luhur bangsa dan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 diharapkan akan dapat tercapai.

Sebagai contoh, bangsa dan negara Jepang yang mengalami kehancuran di bidang ekonomi dan industri akibat perang Dunia II mampu membangun kembali bidang-bidang tersebut dalam w aktu yang relatif singkat, yakni sepuluh tahun karena mereka memiliki, mengembangkan, dan mempertahankan budaya yang kuat dan kohesif di seluruh negerinya. lni tidak terlepas dari pembinaan jiw a korps pekerja di berbagai sektor perekonomian dan industrinya, termasuk pembinaan jiw a korps pegaw ai di lingkungan organisasi pemerintahannya (Wiraw an, 2007:7). Demikian pula halnya dengan Korea Selatan yang pada tahun 1960-an kondisi perekonomiannya relatif sama dengan negara Ghana di Afrika, namun pada tahun 1990-an Korea Selatan telah menjadi kekuatan ekonomi Asia yang menggetarkan dunia dan menjadi berbeda dan memiliki diskrepansi dalam segala hal dibandingkan dengan negara Ghana yang tetap tidak berbeda dengan kondisinya seperti pada tahun 1960-an

1. Pengertian tentang Jiw a Korps Pegaw ai Negeri Sipil

Diterbitkannya PP 42 Tahun 2004 dimaksudkan untuk mendorong peningkatan perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan ketaatan PNS terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan tujuan diterbitkannya PP tersebut.

a. Tujuan pembinaan jiw a korps mencakup hal-hal di baw ah ini:

1) membina karakter/w atak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara kekeluargaan guna mew ujudkan kerja sama dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan kemampuan, dan keteladanan Pegaw ai Negeri Sipil.

2) mendorong etos kerja Pegaw ai Negeri Sipil untuk mew ujudkan Pegaw ai Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggung jaw abnya sebagai unsur aparatur negara, dan abdi masyarakat;

3) menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan w aw asan kebangsaan Pegaw ai Negeri Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(14)

b. Pembinaan jiw a korps yang dilakukan oleh instansi pemerintah mencakup ruang lingkup:

1) peningkatan etos kerja untuk mendukung produktivitas dan profesionalitas PNS; 2) partisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah yang terkait dengan PNS; 3) meningkatkan kerjasama antar PNS;

4) perlindungan hak-hak sipil atau kepentingan PNS.

c. Kode etik disusun secara tertulis atas nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah untuk mengatur perilaku moral PNS, yang harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap individu PNS sehingga kode etik ini berfungsi sebagai panduan perilaku PNS sehari-hari dalam pergaulan dan kedinasan agar dapat menjunjung tinggi kehormatan dan keteladanan sikap. Untuk itu dalam PP Nomor 42 Tahun 2004 menegaskan setiap instansi pemerintah dalam menyusun kode etik harus mempertimbangkan nilai-nilai dasar yang ditetapkan dalam peraturan tersebut antara lain:

1) ketakw aan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2) kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945; 3) semangat nasionalisme;

4) mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; 5) ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

6) penghormatan terhadap hak asasi manusia; 7) tidak diskriminatif;

8) profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; 9) semangat jiw a korps.

2. Pengertian tentang Etika dan Kode Etik

a. Secara teoritis pengertian tentang etika dirumuskan dari 3 sumber, yakni:

1) Etika, yang berasal dari bahasa Yunani kuno etos, yang berarti adat istiadat, atau kebiasaan hidup yang dianggap baik oleh kalangan atau masyarakat tertentu. Etika dalam hal ini berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara dan aturan hidup yang baik, serta segala kebiasaan yang dianut dan diw ariskan dari satu orang kepada orang lain, atau dari satu generasi ke generasi lain. Kebiasaan ini terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sehingga menjadi suatu kebiasaan.

2) Etika juga dapat dipahami dengan cara yang berbeda yaitu sebagai "moralitas," yang mempunyai pengertian yang lebih luas. Dalam pengertian ini etika


(15)

nilai dan norma yang diberikan oleh etika dalam pengertian yang pertama. Sebagai suatu cabang filsafat, etika lalu sangat menekankan pendekatan kritis dalam melihat nilai dan norma serta permasalahan moral yang timbul dalam kehidupan manusia, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat.

3) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), etika dapat diartikan dalam 3 pengertian, yakni:

a). sebagai nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya;

b). sebagai suatu ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kew ajiban moral (akhlak);

c). sebagai kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).

Kode etik sebagai kumpulan asas atau nilai moral dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok dalam suatu masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok tersebut. Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik maka harus disusun oleh organisasi itu sendiri dengan memperhatikan kondisi rill yang terjadi pada organisasi yang bersangkutan sehingga kode etik itu diharapkan dapat dijiw ai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang berlaku pada organisasi tersebut.

Di samping itu, kode etik juga tidak bersifat statis tetapi perlu sekali-sekali dinilai kembali bahkan bila perlu direvisi atau disesuaikan dengan perubahan kondisi lingkungan yang terus berkembang. Dalam praktiknya, pelaksanaan kode etik itu perlu diaw asi secara terus menerus dan perlu dilakukan pengenaan sanksi-sanksi bagi anggota organisasi yang melanggar kode etik tersebut.

3. Beberapa Teori Tentang Etika

Terdapat 3 teori utama dari Etika, yakni:

a. Etika deontologi, yang berarti kew ajiban. Menurut teori ini, suatu tindakan yang dianggap baik tidaklah dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan balk dari tindakan itu melainkan bahw a tindakan itu sendiri dianggap baik pada dirinya sendiri. Dengan perkataan lain, suatu tindakan dianggap bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kew ajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari apa tujuan atau akibat dari tindakan itu. Contoh: berbohong, mencuri, menyontek dalam ujian, dianggap tidak baik dilihat dari sudut etika deontologi.


(16)

b. Etika teleologi, yang berarti tujuan. Ditujukan untuk mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh suatu tindakan. Suatu tindakan dinilai baik jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau jika akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna. Etika teleologi ini lebih bersifat situasional karena tujuan dan akibat dari suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu. Berbohong merupakan tindakan yang tidak baik menurut teori deontologi, namun belum tentu tidak baik menurut etika teleologi. Berbohong tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku, namun dalam etika teleologi apabila perilaku berbohong tersebut memiliki tujuan yang baik, maka bisa dinilai sebagai tindakan yang baik.

Sebagai contoh, seorang PNS di bagian kepegaw aian yang berbohong saat ditanya oleh seseorang mengenai informasi mutasi pegaw ai yang belum diterbitkan secara resmi dalam bentuk suatu surat keputusan. Tindakan PNS tersebut dengan mengatakan bahw a ia tidak mengetahui tentang informasi tersebut (w alaupun ia mengetahuinya) dapat dibenarkan, karena menyimpan informasi yang bersifat rahasia dan belum boleh diketahui oleh orang lain adalah merupakan tugasnya. Dalam hal ini ia berbohong untuk maksud yang baik.

c. Etika keutamaan, berbeda dengan etika deontologi dan teleologi, karena etika keutamaan tidak mempersoalkan akibat dari suatu tindakan serta tidak melakukan penilaian moral berdasarkan norma-norma universal. Nilai moral ditemukan dari pengalaman hidup bermasyarakat, dari contoh dan teladan yang diperlihatkan tokoh-tokoh besar dalam suatu masyarakat dalam hal menyikapi persoalan-persoalan hidup. Dari teladan hidup orang tersebut dikenal nilai-nilai moral, seperti kesetiaan, kejujuran, kesediaan berkorban, kasih sayang, keberanian, dan sebagainya. Menurut teori ini, orang bermoral tidak ditentukan oleh kenyataan bahw a ia melakukan suatu tindakan bermoral, melainkan ditentukan oleh kenyataan dalam keseluruhan hidupnya, yaitu bagaimana ia menjalani hidup, apakah ia memiliki kecenderungan dalam bersikap dan berperilaku terpuji dalam menghadapi persoalan hidup (bukan dinilai berdasarkan tindakan satu per satu dalam menentukan kualitas moralnya).

4. Macam -Macam Etika


(17)

ETI KA

ETI KA UMUM

ETI KA KHUSUS

ETI KA I NDI V I DUAL

ETI KA

LI NGKUNGAN ETI KA

SOSI AL

a. Etika Umum

Etika umum mencakup tentang norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak etis, teori-teori etika, lernbaga-lembaga normatif (di antaranya adalah suara hati/nurani), dan semacamnya. Etika umum sebagai ilmu atau filsafat moral dapat dianggap sebagai etika teoritis, w alaupun istilah ini sesungguhnya kurang tepat, karena bagaimanapun etika selalu berkaitan dengan perilaku dan kondisi praktis serta aktual dari manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak hanya semata-mata bersifat teoritis.

b. Etika Khusus

Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Dengan kata lain, etika khusus adalah cerminan kritis rasional yang meneropong dan mencerminkan kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada norma dan nilai moral yang ada dengan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus tertentu yang dilakukan setiap orang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat. Etika khusus ini dianggap sebagai etika terapan karena aturan normatif yang bersifat umum diterapkan secara khusus, sesuai dengan kekhususan dan kekhasan bidang kehidupan dan kegiatan khusus tertentu. Maka dapat dikatakan bahw a etika khusus merupakan kontekstualisasi aturan moral umum dalam bidang dan situasi yang konkrit.

Etika khusus ini terbagi menjadi 3, yaitu:

Gam bar 1 : Pem bagian Etika


(18)

1) Etika individual, lebih menyangkut kew ajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri, seperti prinsip integrasi pribadi yang berbicara tentang perilaku individual tertentu dalam rangka menjaga dan mempertahankan nama baiknya sebagai pribadi yang bermoral.

2) Etika sosial, menyangkut tentang kew ajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesama manusia. Etika individual dan etika sosial berkaitan satu sama lain bahkan dalam hal tertentu sulit untuk dipisahkan satu dengan lainnya karena sifat hakiki manusia yang bersifat ganda, yakni sebagai makhluk individual sekaligus menjadi makiuk sosial.

3) Etika lingkungan, adalah merupakan etika khusus yang akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan. Etika lingkungan berbicara mengenai hubungan antara manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai kelompok dengan lingkungan alam yang lebih luas dalam totalitasnya, dan hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya yang berdampak langsung atau tidak langsung pada lingkungan hidup secara keseluruhan.

5. Arti Penting Etika dalam Organisasi

Dalam kehidupan organisasi sering timbul berbagai permasalahan yang pemecahannya mengandung implikasi moral dan etika. Dalam menghadapi permasalahan seperti itu tidak ada tolok ukur yang mutlak mengenai benar atau salahnya sesuatu hal karena sangat tergantung pada berbagai faktor, seperti agama, budaya, dan sosial. Dengan berdasarkan kenyataan tersebut maka dirasakan perlu untuk membuat etika dalam organisasi, yang dapat digunakan sebagai acuan.

a. Roosw iyanto (2005: 27) mengemukakan 3 alasan mendasar mengapa etika penting dalam kehidupan organisasi, yaitu:

1) etika memungkinkan organisasi memiliki dan menyepakati nilai-nilai moral sebagai acuan dasar bersikap dan berperilaku bagi anggota organisasi, di mana nilai-nilai moral yang disepakati secara bersama tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan maksud untuk mew ujudkan tujuan organisasi; 2) etika organisasi berisi nilai-nilai universal, yang dapat menjembatani konflik

moral antara para anggota organisasi yang memiliki latar belakang berbeda, baik dari segi agama, suku, latar belakang sosial dan budaya dalam kehidupan organisasi yang bersangkutan;

3) etika yang dilaksanakan secara efektif akan meningkatkan citra dan reputasi organisasi dan melanggengkan eksistensi organisasi tersebut.


(19)

b. Siagian (1996: 11) mengemukakan beberapa alasan mengapa etika sangat diperlukan dalam organisasi, yaitu karena:

1) etika di samping menyangkut aplikasi seperangkat nilai luhur sebagai acuan dasar bersikap dan berperilaku, juga menyangkut berbagai prinsip yang menjadi landasan perw ujudan nilai-nilai tersebut dalam berbagai hubungan yang terjadi antar manusia dan lingkungan hidup;

2) etika memberikan prinsip yang kokoh dalam berperilaku sehingga dapat menjamin kehidupan sosial yang tertib karena etika berisi nilai-nilai luhur yang disepakati bersama untuk dilaksanakan dan dijunjung tinggi sebagai prinsip yang kokoh dalam berperilaku sehingga kehidupan organisasi semakin bermakna;

3) etika sebagai landasan moral berperilaku yang relevan dan sejalan dengan dinamika yang berkembang sehingga memberikan makna dan memperkaya kehidupan seseorang, kelompok, organisasi, dan masyarakat luas, di mana etika akan memperlancar interaksi antar manusia;

4) etika menunjukkan kepada manusia nilai hakiki dalam kehidupan, sesuai dengan keyakinan agama, pandangan hidup, dan sosial, dengan kata lain bahw a etika berkaitan langsung dengan sistem nilai manusia, mendorong tumbuhnya naluri moralitas, nilai-nilai hidup yang hakiki, dan memberi inspirasi kepada manusia untuk secara bersama-sama menemukan dan menerapkan nilai-nilai tersebut bagi kesejahteraan dan kedamaian umat manusia.

c. Latihan 1

Jaw ablah pertanyaan-pertanyaan di baw ah ini!

1. Jelaskan pengertian Jiw a Korps Pegaw ai Negeri Sipil? 2. Jelaskan pengertian Etika dan Kode Etik?

3. Jelaskan beberapa teori Etika? 4. Jelaskan macam-macam Etika?

5. Jelaskan arti pentingnya etika pada organisasi?

d. Rangkum an

Pembinaan jiw a korps PNS perlu dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh setiap individu PNS sebagai w ujud tanggungjaw abnya sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat. Pembinaan jiw a korps PNS ini secara eksplisit berkaitan pula dengan upaya Pemerintah untuk membentuk budaya organisasi, atau budaya kerja aparat pemerintah, yang menuntun PNS secara tidak langsung terikat menjadi suatu kesatuan yang utuh: memiliki kompetensi tinggi, kuat, kompak dan bersatu-padu, peka


(20)

dan tanggap, memiliki kesetiakaw anan tinggi, disiplin, serta sadar akan tanggungjaw abnya sebagai aparatur negara dan abdi masyarakat sehingga visi, misi, serta strategi pemerintah untuk mew ujudkan cita-cita luhur bangsa dan negara, yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 diharapkan dapat tercapai. Keberhasilan pembinaan jiw a korps PNS ini sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan dalam pelaksanaannya dan konsistensi penerapan kode etik setiap tugas di lingkungan unit kerja setiap individu PNS serta dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Etika sesuai dengan pengertian harfiahnya dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang baik yang menjadi suatu kebiasaan. Namun etika juga dapat diartikan sebagai filsafat moral yang lebih menekankan pendekatan kritis dalam melihat nilai dan norma moral. Ada 3 (tiga) teori etika, yaitu teori deontologi, teleologi, dan etika keutamaan. Etika deontologi menilai balk buruknya suatu tindakan berdasarkan tindakan itu sendiri, apakah sejalan dengan kew ajiban si pelaku. Etika teleologi nenilai baik buruknya tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai atau akibat dari tindakan tersebut. Sementara etika keutamaan lebih mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang. Etika juga terbagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika khusus kemudian terbagi lagi menjadi etika individual, etika sosial, dan etika lingkungan hidup.

Etika mempunyai arti penting dalam organisasi karena dalam kehidupan organisasi sering timbul bermacam-macam permasalahan yang pernecahannya mengandung implikasi moral dan etika. Dan untuk menghadapi permasalahan tersebut tidak ada tolok ukur yang mutlak mengenai benar atau tidaknya sesuatu hal karena sangat tergantung pada berbagai faktor, seperti agama, budaya, dan sosial. Berdasarkan hal tersebut maka peran etika menjadi sangat penting dalam organisasi, untuk:

a. memungkinkan organisasi memiliki dan menyepakati nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi dan dilaksanakan, sebagai acuan dasar bersikap dan berperilaku bagi anggota-anggota organisasi;

b. menjembatani konflik moral antara para anggota organisasi, yang memiliki latar belakang berbeda, balk dari segi agama, suku, latar belakang sosial dan budaya di dalam organisasi;

c. meningkatkan citra dan reputasi organisasi, serta melanggengkan eksistensi organisasi tersebut.


(21)

e. Tes Form atif 1

Pilihlah salah satu jaw aban yang paling benar!

1) Pengertian tentang Jiw a Korps Pegaw ai Negeri Sipil

1. Pengertian kode etik instansi & kode etik profesi dimuat secara garis besar dalam ...

a. PP Nomor 42 Tahun 2004 b. PP Nomor 53 Tahun 2010

c. Tap MPR RI Nomor VUMPR/2001 d. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999

2. Pembinaan jiw a korps mempunyai tujuan di baw ah ini, kecuali ... a. membina karakter/w atak PNS

b. mendorong setiap pemimpin memaksakan kehendak kepada baw ahan c. mendorong etos kerja

d. meningkatkan semangat, kesadaran dan w aw asan PNS 3. Ruang lingkup pembinaan jiw a korps mencakup, kecuali ...

a. peningkatan etos kerja untuk mendukung produktivitas & profesionalitas PNS

b. meningkatkan kerja sama antar PNS

c. meningkatkan jumlah pemimpin yang selalu bersangka buruk & berfikir negatif terhadap PNS baw ahannya

d. perlindungan hak-hak sipil/kepentingan PNS

2) Pengertian tentang Etika dan Kode Etik

4. Secara teoritis pengertian tentang etika adalah, kecuali ... a. berasal dari bahasa Yunani kuno etos

b. adat istiadat/kebiasaan hidup yang dianggap baik oleh masyarakat tertentu c. berkaitan dengan nilai, tata cara & aturan hidup yang baik

d. berasal dari bahasa Spanyol kuno sekali

5. Etika dapat diartikan dalam beberapa pengertian yakni, kecuali ... a. sebagai etika lingkungan alam binatang

b. sebagai kumpulan asas atau nilai moral

c. sebagai nilai & norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah laku

d. sebagai suatu ilmu tentang baik atau buruk sesuatu filsafat moral

6. Kumpulan nilai-nilai diberlakukan untuk mengatur tingkah laku anggota kelompok atau organisasi dalam bentuk kode etik. Bentuk kode etik tersebut adalah ...


(22)

b. Tertulis

c. Sebagian tertulis sebagian tidak tertulis d. Tidak ada jaw aban yang benar.

3) Beberapa Teori tentang Etika

7. Teori etika untuk mengukur baik buruknya suatu tindakan bukan berdasarkan akibat atau tujuan dari tindakan tersebut namun berdasarkan kew ajiban untuk melakukan tindakan itu, disebut dengan ...

a. etika teleologi b. etika deontologi c. etika umum d. etika khusus

8. Teori etika untuk mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, disebut dengan ...

a. etika deontologi b. etika umum c. etika teleologi d. etika keutamaan

9. Seorang polisi diperbolehkan menembak seorang penjahat yang melaw an ketika hendak diringkus. Hal ini sesuai dengan ...

a. Etika deontologi b. Etika teleologi c. Etika umum d. Etika keutamaan

10. Teori etika untuk mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan nilai moral, contoh dan teladan tokoh besar dalam masyarakat dalam menyikapi persoalan hidup, disebut dengan ...

a. etika deontologi b. etika umum c. etika teleologi d. etika keutamaan

11. Sesorang dalam berperilaku cenderung pada tindakan yang bermoral, maka dia menjalankan etika ...

a. Deontologi b. Umum c. Teleologi d. Keutamaan


(23)

4) Macam -Macam Etika

12. Etika individual merupakan bagian dari ... a. etika khusus

b. etika umum c. etika sosial d. etika lingkungan

13. Etika yang antara lain berbicara mengenai hubungan antara manusia baik individual maupun kelompok dengan lingkungan hidup secara keseluruhan disebut dengan ...

a. etika khusus b. etika lingkungan c. etika sosial d. etika umum

5) Arti Penting Etika dalam Organisasi

14. Roosw iyanto mengemukakan beberapa alasan etika penting dalam kehidupan organisasi seperti di baw ah ini, kecuali ...

a. memungkinkan organisasi memiliki & menyepakati nilai moral sebagai acuan dasar bersikap&berperilaku bagi anggota organisasi,

b. memungkinkan nilai unversal organisasi menjembatani konflik moral antara para anggota organisasi

c. memungkinkan organisasi menambah anggota muda yang baru

d. memungkinkan etika yang dilaksanakan secara efektif akan meningkatkan citra & reputasi organisasi

15. Siagian mengemukakan beberapa alasan etika penting dalam kehidupan organisasi seperti di baw ah, kecuali ...

a. etika menyangkut aplikasi nilai luhur sebagai acuan dasar bersikap & berperilaku

b. etika memberikan prinsip yang kokoh dalam berperilaku sehingga menjamin kehidupan sosial yang tertib

c. etika menunjukkan nilai hakiki dari kehidupan manusia sesuai dengan keyakinan agama, pandangan hidup & sosial


(24)

f. Um pan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jaw aban anda dengan Kunci Jaw aban (Tes Formatif 1) yang tersedia. Hitunglah jaw aban anda dengan benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap materi kegiatan belajar ini.

Kriteria Nilai

91—100 Sangat Baik 81—90 Baik

71—80 Cukup 61—70 Kurang

0—60 Sangat Kurang

Apabila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, Anda telah memahami materi kegiatan belajar ini. Namun, apabila nilai Anda kurang dari 81, Anda harus mempelajari kembali materi kegiatan belajar ini.


(25)

BAB I I I K egiatan Belajar 2

ETI K A PEGAW AI NEGER I SI PI L

A. Indikator

Setelah mempelajar i kegiatan belajar ini peserta diharapkan mampu: 1. mampu menjelaskan tentang dasar hukum etika PNS;

2. mampu menjelaskan tentang etika kehidupan berbangsa; 3. mampu menjelaskan tentang nilai dasar PNS;

4. mampu menjelaskan tentang prinsip moral PNS; 5. mampu menjelaskan tentang pelaksanaan etika PNS; 6. mampu menjelaskan tentang peraturan disiplin PNS.

B. Uraian dan contoh

Etika Pegaw ai Negeri Sipil (PNS), yang selanjutnya disebut sebagai Kode Etik PNS tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiw a Korps dan Kode Etik PNS. Dalam peraturan pemerintah tersebut, antara lain dinyatakan bahw a PNS w ajib menjunjung tinggi nilai-nilai dasar, melaksanakan dan menerapkan etika PNS dalam bernegara, berorganisasi, bermasyarakat, terhadap diri sendiri, dan terhadap sesama PNS untuk mew ujudkan PNS yang dapat memberikan pelayanan terbaik, adil dan merata, melalui sikap dan perilaku yang baik sebagai bentuk pengamalan kode etik PNS. Menurut Keraf (2003) untuk meningkatkan kualitas PNS maka PNS itu juga perlu memiliki dan menghayati prinsip-prinsip moral dalam memberikan pelayanan.

Kode etik PNS mew ujudkan PNS yang bersikap disiplin, menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dapat dinyatakan bahw a etika PNS adalah merupakan hal yang mendasar yang harus melekat pada diri PNS, baik berperilaku dalam pelaksanaan tugas maupun dalam berperilaku pada kehidupan sehari-hari.

Contoh: Seandainya setiap orang sesuai dengan profesinya masing-masing (seperti dokter, jaksa, hakim, pengacara, guru, pegaw ai negeri sipil, akuntan, dan lain-lain) melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan kode etik yang mengatur sikap dan perilaku mereka masing-masing, hampir dapat dipastikan bahw a kondisi negara/bangsa kita saat ini tidak akan mengalami krisis multi dimensi seperti yang terjadi saat ini karena setiap anggota masyarakat akan menerima pelayanan prima yang memuaskan dari setiap individu profesional tersebut dan akan mendorong motivasi setiap individu/anggota masyarakat untuk bekerja produktif dan inovatif di bidangnya masing-masing.


(26)

1. Dasar hukum Etika PNS

Dasar hukum penetapan etika, atau kode etik PNS adalah sebagai berikut: a. Pasal 5 ayat (2), pasal 27 ayat (1), dan pasal 28 UUD 1945;

b. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegaw aian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999;

c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

d. Ketetapan Majelis Permusyaw aratan Rakyat (MPR) Rl Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiw a Korps dan Kode Etik PNS;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

2. Etika Kehidupan Berbangsa (TAP MPR No. VI/MPR/2001)

a. Maksud dan tujuan Etika Kehidupan Berbangsa merupakan rumusan yang bersumberdari ajaran-ajaran agama khususnya yang bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa. Rumusan ini disusun dengan maksud untuk membantu memberikan penyadaran tentang arti penting tegaknya etika dan moral dalam kehidupan berbangsa, sekaligus menjadi acuan dasar untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertaqw a dan berakhlak mulia serta berkepribadian Indonesia.

b. Pokok-pokok etika berbangsa

Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jaw ab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai w arga bangsa. Adapun uraian Etika Kehidupan Berbangsa adalah sebagai berikut:

1) Etika sosial dan budaya

Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan saling menolong di antara sesama manusia dan w arga bangsa. Sejalan dengan itu, perlu ditumbuh-kembangkan budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Menumbuh kembangkan kembali budaya keteladanan yang harus diw ujudkan dalam perilaku para pemimpin, baik


(27)

dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai, dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah agar mampu melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain, dan findakan proaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi. Untuk itu, diperlukan penghayatan dan pengamalan agama yang benar, kemampuan adaptasi, ketahanan dan kreativitas budaya dari masyarakat.

2) Etika politik dan pemerintahan

Dimaksudkan untuk mew ujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa tanggung jaw ab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan kew ajiban dalam kehidupan berbangsa.

Dengan etika ini diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antarpelaku, antarkekuatan sosial politik, serta antarkelompok kepentingan lainnya untuk mencapai kemajuan bangsa dan negara sebesar-besamya dengan mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi dan golongan. Etika politik dan pemerintahan mengandung misi kepada setiap pejabat dan elit politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiw a besar, memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap untuk mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Etika ini diw ujudkan dalam bentuk sikap yang bertatakrama dalam perilaku politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak sombong (arogan), jauh dari sikap munafik serta tidak melakukan pembohongan publik, tidak manipulatif, dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji lainnya.

3) Etika ekonomi dan bisnis

Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik oleh perseorangan, institusi, maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi, dan kemampuan saing, dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan. Etika ini mencegah terjadinya praktik-praktik


(28)

monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan, serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.

4) Etika penegakan hukum yang berkeadilan

Etika penegakan hukum yang berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahw a tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diw ujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan. Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya supremasi dan kepastian hukum sejalan dengan pemenuhan rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat. Etika ini meniscayakan penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak diskrininatif terhadap setiap w arga negara di hadapan hukum, dan menghindarkan penggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya.

5) Etika keilmuan

Etika keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar w arga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diw ujudkan secara pribadi ataupun kolektif dalam karsa, cipta, dan karya, yang tercermin dalam perilaku kreatif, inovatif, inventif, dan komunikatif, dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Etika ini menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan w aktu, disiplin dalam berpikir dan berbuat, serta menepati janji dan komitmen diri untuk mencapai hasil terbaik. Disamping itu, etika ini mendorong tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan, rintangan, dan tantangan dalam kehidupan, mampu mengubah tantangan menjadi peluang, mampu menumbuhkan kreativitas untuk penciptaan kesempatan baru, dan tahan uji serta pantang menyerah.

6) Etika lingkungan

Etika lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara berkelanjutan


(29)

hidup secara arif dan bijaksana agar tercipta lingkungan yang bersih, teratur, nyaman serta bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitamya.

3. Arah kebijakan dan kaidah pelaksanaan

a. Arah kebijakan untuk membangun etika kehidupan berbangsa diimplementasikan sebagai berikut:

1). mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal dan pemberian contoh keteladanan oleh para pemimpin negara, pemimpin bangsa, dan pemimpin masyarakat;

2). mengarahkan orientati pendidikan yang mengutamakan aspek pengenalan menjadi pendidikan yang bersifat terpadu dengan menekankan ajaran etika yang bersumber dari ajaran agama dan budaya luhur bangsa serta pendidikan w atak dan budi pekerti yang menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, kematangan emosional dan spiritual, serta amal kebajikan;

3) mengupayakan agar setiap program pembangunan dan keseluruhan aktivitas kehidupan berbangsa dijiw ai oleh nilai-nilai etika dan akh[ak mulia, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.

b Kaidah pelaksanaan etika kehidupan berbangsa ini adalah sebagai berikut:

1) internalisasi dan sosialisasi etika ini menggunakan pendekatan agama dan budaya;

2) internalisasi dan sosialisasi etika ini dilakukan melalui pendekatan komunikatif, dialogis, persuasif, tidak melalui indoktrinasi;

3) mendorong sw adaya masyarakat secara sinergis dan berkesinambungan untuk melakukan internalisasi dan sosialisasi;

4) mengembangkan dan mematuhi etika-etika profesi: hukum, politik, kedokteran, guru, jurnalistik, dan profesi lainnya, sesuai dengan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa;

5) internalisasi dan sosialisasi serta pengamalan etika ini merupakan bagian dari pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Nilai-nilai dasar PNS

PNS di samping w ajib melaksanakan dan menerapkan kode etik PNS, juga w ajib menjunjung tinggi nilai-nilai dasar bagi PNS yang diatur dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004.

Adapun nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh PNS meliputi: a. Ketaqw aan kepada Tuhan Yang Maha Esa;


(30)

b. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945; c. Semangat nasionalisme;

d. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; e. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

f. Penghormatan terhadap hak asasi manusia; g. Tidak diskriminatif;

h. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; i. Semangat jiw a korps.

Nilai-nilai dasar tersebut merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang berfaku bagi setiap PNS di seluruh w ilayah Indonesia, tanpa membedakan di mana PNS bersangkutan bekerja, dan w ajib dijunjung tinggi karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya adalah merupakan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan di pemerintahan.

5. Prinsip-Prinsip Moral PNS

Sejalan dengan kepemerintahan yang baik (good governance), PNS bertugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dan untuk mew ujudkan PNS yang mempu memberikan pelayanan prima tersebut, maka ada 7 prinsip moral yang harus dimiliki dan dihayati oleh seorang PNS (Keraf:2002), yakni:

a. profesionalisme: menuntut PNS untuk bertindak secara profesional, yaitu bertindak sesuai kemampuan dan keahlian yang dimilikinya, sesuai aturan hukum dan ketentuan yang berlaku, dan mempunyai komitmen moral yang tinggi untuk membela kepentingan publik;

b. integritas moral yang tinggi: menuntut PNS untuk bertindak sesuai dengan prinsip, dan selalu menjaga nama baiknya dengan tidak menyelew engkan kekuasaan dan kew enangannya yang bisa merugikan kepentingan publik;

c. tanggung jaw ab terhadap kepentingan publik: karena kepentingan publik adalah nilai tertinggi yang tidak boleh diganti dan dikalahkan dengan kepentingan lainnya, maka seorang PNS harus bertanggungjaw ab secara profesional atas kepentingan publik tersebut, jadi bukan untuk menjadi kaya atau untuk mencari jabatan;

d. berpihak kepada kebenaran dan kejujuran: menuntut PNS harus selalu memiliki sikap jujur dan tegas, oleh sebab itu setiap orang harus selalu dilayani sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku;


(31)

jenis kelamin, agama, keluarga, dan sebagainya dan harus selalu bersikap netral dan hanya membela yang benar, tidak boleh ada yang diistimew akan atau diperlakukan khusus oleh karena itu harus sesuai prosedur dan ketentuan yang ada;

f. jangan menghalalkan cara untuk mencapai tujuan: PNS harus membantu orang untuk menggunakan cara yang benar demi mencapai tujuan yang baik agar kepentingan semua pihak terjamin;

g. jangan lakukan sesuatu pada orang lain, hal-hal apa yang anda sendiri tidak mau diperfakukan demikian: jangan mempersulit orang lain karena Anda sendiri tidak ingin dipersulit, jangan memeras dan meminta uang suap atau sogok dari siapa pun untuk pelayanan publik yang anda berikan, karena Anda sendiri juga tidak ingin diperlakukan demikian, apalagi hal ini adalah menyangkut pelayanan publik yang menjadi tanggung jaw ab Anda dan harus dilakukan tanpa pamrih.

6. Pelaksanaan Etika PNS

Untuk mew ujudkan pembinaan jiw a korps PNS dan menjunjung tinggi kehormatan dan keteladanan sikap, tingkah laku dan perbuatan PNS dalam melaksanakan tugas kedinasan dan pergaulan sehari-hari, kode etik dipandang merupakan landasan yang dapat mew ujudkan hal tersebut. Dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 ditegaskan bahw a dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari, PNS w ajib bersikap dan berpedoman pada:

a. etika bernegara, yaitu:

1) melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan UUD 1945; 2) mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara; 3) menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI;

4) menaati semua peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan tugas; 5) akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang

bersih dan berw ibaw a;

6) tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat w aktu dalam melaksanakan setiap kebijakan dan program pemerintah.

b. etika berorganisasi, yaitu:

1) melaksanakan tugas dan w ew enang sesuai ketentuan yang berlaku; 2) menjaga informasi yang bersifat rahasia;

3) melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang berw enang; 4) membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;

5) menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan;


(32)

6) memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;

7) patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;

8) mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja organisasi, berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.

c.etika berm asyarakat, yaitu:

1) mew ujudkan pola hidup sederhana;

2) memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun, tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan;

3) memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;

4) tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat;

5) berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas.

d.etika terhadap diri sendiri, yaitu:

1) jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar; 2) bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;

3) menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan;

3) berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap;

4) memiliki daya juang yang tinggi;

5) memelihara kesehatan jasmani dan rohani; 6) menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; 7) berpenampilan sederhana, rapi, dan sopan.

e. etika terhadap sesam a PNS, yaitu:

1) saling menghormati sesama w arga negara yang memeluk agama kepercayaan yang berlainan;

2) memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama PNS;

3) saling menghormati antara teman sejaw at baik secara vertikal maupun horisontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi;

4) menghargai perbedaan pendapat;

5) menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS;

6) menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama PNS;

7) berhimpun dalam satu w adah Korps Pegaw ai Republik Indonesia yang menjamin terw ujudnya PNS dalam memperjuangkan hak-haknya.


(33)

7. Peraturan Disiplin PNS

Kedisplinan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam pencapaian suatu tujuan tertentu. Tanpa adanya suatu kedisiplinan yang tinggi maka pencapaian tujuan akan sulit terjadi bahkan bisa jadi akan menutup kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS menetapkan di antaranya mengenai kew ajiban dan larangan bagi PNS. Kew ajiban dan larangan tersebut menjadi acuan PNS dalam melaksanakan tugas yang menjadi kew ajibannya dan menjauhi larangan-larangan tersebut.

a. Kew ajiban PNS

Kew ajiban merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008), yang bisa mengakibatkan pengenaan sanksi bagi yang tidak melaksanakannya.

Kew ajiban PNS sesuai Pasal 3 PP 53 Tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1) mengucapkan sumpah/janji PNS;

2) mengucapkan sumpah jabatan;

3) setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah;

4) menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

5) melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jaw ab;

6) menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah, dan PNS; 7) mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,

dan atau golongan;

8) memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;

9) bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara;

10) melaporkan dengan segera kepaqa atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara/pemerintah, terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;

11) masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; 12) mencapai sasaran kerja pegaw ai yang ditetapkan;

13) menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

14) memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing;


(34)

16) memberikan kesempatan kepada baw ahannya untuk mengembangkan kariernya;

17) menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berw enang.

Sementara itu pada masing-masing unit instansi juga bisa mengatur kew ajiban para pegaw ai di lingkungannya secara lebih khusus karena masing-masing unit kerja memiliki karakter-karakter yang berbeda dengan unit-unit instansi lain, contoh: kew ajiban pegaw ai di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan lain-lain.

b. Larangan bagi PNS

Larangan merupakan perintah atau aturan yang melarang suatu perbuatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Larangan bagi setiap PNS menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 adalah sebagai berikut:

1) menyalahgunakan w ew enang;

2) menjadi perantara utuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kew enangan orang lain;

3) tanpa izin pemerintah menjadi pegaw ai atau bekerja untulk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;

4) bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga sw adaya masyarakat asing;

5) memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyew akan atau meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah;

6) melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejaw at, baw ahan, atau orang lain di dalam atau di luar lingkungan kedanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;

7) memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;

8) menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapa pun yang berhubungan dengan jabatan dan atau pekerjaannya;

9) bertindak sew enang-w enang terhadap baw ahannya;

10) melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yahg dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga


(35)

11) menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

12) memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD dengan cara:

a) ikut serta sebagai pelaksana kampanye

b) menjadi peserta kampaye dengan atribut partai atau atribut PNS c) sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan d) sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara. 13) memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:

a) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan / atau b) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

14) memberikan dukungan kepada calon anggota DPR atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi KTP atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan; dan

15) memberikan dukungan kepada calon Kepada Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara:

a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;

b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;

c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan atau d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap

pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerja, anggota keluarga, dan masyarakat.

8. Hak-hak PNS

Dalam kaitannya dengan etika selain kew ajiban-kew ajiban dan larangan-larangan pada Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, maka menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 yang telah diperbaharui dengan


(36)

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegaw aian, PNS juga mempunyai hak yang dijamin oleh pemerintah, yakni:

a. memperoleh gaji yang layak sesuai dengan tanggung jaw abnya; b. memperoleh cuti;

c. memperoleh peraw atan bagi yang tertimpa sesuatu kecelakaan dalam dan atau karena menjalankan tugasnya;

d. memperoleh tunjangan bagi yang menderita cacat jasmani atau cacat rohani dalam dan karena menjalankan tugas kew ajibannya yang mengakibatkannya tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga;

e. memperoleh uang duka bagi keluarga PNS yang tew as;

f. memperoleh pensiun bagi yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan; g. memperoleh kenaikan pangkat reguler;

h. menjadi peserta TASPEN menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1963;

i. menjadi peserta ASKES menurut Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1977.

c. Latihan 2

Jaw ablah pertanyaan-pertanyaan di baw ah ini! 1. Sebutkan dasar hukum Etika PNS!

2. Jelaskan pengertian Etika Kehidupan Berbangsa! 3. Jelaskan pengertian nilai-nilai dasar PNS!

4. Jelaskan pengertian prinsip-prinsip moral PNS! 5. Jelaskan pengertian pelaksanaan etika PNS! 6. Jelaskan tentang peraturan disiplin PNS! 7. Jelaskan tentang hak-hak PNS!

d. Rangkum an

Etika kehidupan berbangsa adalah merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran-ajaran agama, khususnya yang bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah iaku dalam kehidupan berbangsa.

Etika berbangsa terdiri dari etika sosial dan budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakan hukum yang berkeadilan, etika keilmuan, dan etika lingkungan. Agar pengembangan etika kehidupan berbangsa bisa terw ujud maka perlu


(37)

sosialisasi etika kehidupan berbangsa terdapat beberapa kaidah yang harus dilaksanakan.

Prinsip-prinsip moral yang perlu dihayati oleh setiap PNS adalah profesionalitas, integritas moral yang tinggi, tanggung jaw ab terhadap kepentingan publik, berpihak kepada kebenaran dan kejujuran, bertindak secara adil, jangan menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan, jangan lakukan sesuatu pada orang lain apa yang tidak mau dilakukan pada anda sendiri.

Kode etik PNS terdiri dari etika: bernegara, berorganisasi, bermasyarakat, terhadap diri sendiri, dan terhadap sesama PNS. Dalam implementasi kode etik PNS ini perlu langkahlangkah nyata yang sistematis dan kesungguhan dalam pelaksanaannya. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh seorang PNS bisa dikenakan sanksi moral, bahkan dapat pula dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

Dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 dan Peraturanperaturan Pemerintah lainnya (termasuk Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980), maka Menteri Keuangan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tanggal 13 Maret 2007 tentang Pedoman peningkatan disiplin PNS di lingkungan Kementerian Keuangan menginstruksikan upaya penyusunan kode etik PNS Kementerian Keuangan pada masing-masing unit kerja eselon lingkup Kementerian Keuangan berikut pembentukan Majelis Kode Etik PNS-nya untuk tujuan mew ujudkan aparat yang bersih, berw ibaw a dan bertanggung jaw ab, serta untuk meningkatkan kompetensi, transparansi dan integritas PNS. Secara garis besar Peraturan Menteri Keuangan tersebut meminta agar setiap unit kerja eselon I Kementerian Keuangan sudah harus memiliki kode etik PNS di lingkungannya masing-masing berikut pembentukan Majelis Kode Etik-nya selambat-lambatnya akhir Juli 2007.

e. Tes Form atif 2

Pilihlah satu jaw aban yang paling benar!

1) Dasar hukum Etika PNS

1. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2001 memuat rumusan mengenai ... a. Etika kehidupan berbangsa

b. Etika Pegaw ai Negeri Sipil

c. Etika Pegaw ai Kementerian Keuangan d. Etika keilmuan


(38)

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 memuat rumusan mengenai ... a. Pokok-Pokok Kepegaw aian

b. Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi & Nepotisme c. Etika kehidupan berbangsa

d. Peraturan Disiplin PNS

2) Etika Kehidupan Berbangsa

3. Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan sikap-sikap di baw ah ini, kecuali …

a. kejujuran b. keteladanan

c. mau benar sendiri dan tidak peduli pendapat orang lain d. disiplin

4. Uraian Etika Kehidupan Berbangsa meliputi etika-etiak di baw ah, kecuali … a. etika sosial & budaya

b. etika politik & pemerintahan c. etika ekonomi & bisnis

d. etika kehidupan di alam baw ah laut

3) Nilai-nilai dasar PNS

5. Nilai dasar yang w ajib dijunjung tinggi PNS diatur dalam ... a. pasal 6 Peraturan Pemeerintah Nomor 42 Tahun 2004 b. pasal 28 Undang Undang Dasar 1945

c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974

d. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

6. Nilai dasar yang w ajib dijunjung tinggi PNS antara lain meliputi, kecuali … a. ketakw aan kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. mengutamakan kepentingan pribadi / golongan

c. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila & UUD 1945 d. penghormatan terhadap hak asasi manusia

4) Prinsip-prinsip m oral PNS

7. Tanggung jaw ab terhadap kepentingan publik merupakan … a. nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh PNS b. pelaksanaan etika PNS

c. prinsip moral yang harus dimiliki & dihayati oleh seorang PNS d. etika bernegara

8. Prinsip moral yang harus dimiliki & dihayati oleh seorang PNS antara lain, kecuali…. a. profesionalsme


(39)

c. berpihak kepada kebenaran & kejujuran d. menguntungkan diri sendiri

5) Pelaksanaan etika PNS

9. Perw ujudan etika bermasyarakat antara lain, kecuali ...

a. memberikan pelayanan dengan tidak empati, tidak hormat, tidak santun, kepada masyarakat yang dilayani

b. mew ujudkan pola hidup sederhana

c. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif

d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat

10. Pegaw ai Negeri Sipil yang selalu berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan sesuai dengan ...

a. etika berorganisasi b. etika terhadap diri sendiri c. etika bermasyarakat

d. etika terhadap sesama PNS

6) Peraturan disiplin PNS

11. Peraturan yang mengatur mengenai kew ajiban & larangan bagi PNS, yaitu ... a. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974

b. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 c. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 d. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004

12. Menjunjung tinggi kehormatan & martabat negara, pemerintah & PNS merupakan .. a. etika berbangsa

b. pelaksanaan etika PNS

c. nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh PNS d. kew jiban PNS

13. PNS harus mempunyai sikap tanggap aktif dan dinamis. Apabila ada kondisi atau hal-hal yang akan merugikan keuangan negara, perbuatan yang harus dilakukan adalah ...

a. lapor ke orang tuanya b. lapor ke atasannya c. lapor ke Polisi d. lapor ke KPK

14. Mempersulit pihak yang dilayani sehingga merugikannya merupakan perbuatan PNS yang …


(40)

b. melanggar etika berbangsa c. tidak melanggar aturan d. menyalahi disiplin PNS

7. Hak-hak PNS

15. Seorang PNS yang bertugas menjadi caraka, ketika dalam bertugas mendapatkan musibah kecelakaan yang mengakibatkan dia menjadi lumpuh sehingga tidak lagi dapat bekerja. PNS tersebut akan ...

a. mendapatkan tunjangan dari pemerintah b. diberhentikan dengan hormat

c. diberhentikan dengan tidak hormat d. dipensiunkan.

f. Um pan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jaw aban Anda dengan Kunci Jaw aban (Tes Formatif 2) yang tersedia. Hitunglah jaw aban Anda dengan benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat pemahaman anda terhadap mate kegiatan belajar ini.

Nilai

=

100

Kriteria Nilai

91—100 Sangat baik 81—90 Baik

71—80 Cukup 61—70 Kurang

0—60 sangat kurang

Apabila nilai Anda mencapai 81 atau lebih, Anda telah memahami materi kegiatan belajar ini. Namun, apabila nilai Anda kurang dari 81, Anda harus mempelajari kembali materi kegiatan belajar ini.


(1)

c. etika teleologi d. etika umum

17. Sanksi moral berupa pernyataan tertutup mengandung arti …

a. penyampaian pernyataan dilakukan dalam forum rapat yang dihadiri seluruh pejabat pada instansi terkait dalam ruangan tertutup

b. pernyataan disampaikan melalui media massa

c. penyampaian pernyataan hanya diketahui oleh PNS yang bersangkutan dan pejabat yang menyampaikan pernyataan serta pejabat lain yang terkait

d. pernyataan disampaikan dalam amplop tertentu.

18. Manakah dari pernyataan di baw ah ini yang bukan merupakan pernyataan yang benar mengenai proses penegakan kode etik?

a. Majelis kehormatan kode etik mengambil keputusan setelah memeriksa PNS yang disangka melanggar kode etik

b. PNS yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri c. Keputusan Majelis Kode etik adalah bersifat belum final

d. Pejabat yang berw enang memberikan sanksi kepada PNS pangkatnya harus lebih tinggi

19. Berikut ini merupakan prinsip–prinsip moral yang perlu dimiliki dan dihayati oleh setiap PNS (Keraf: 2002), kecuali …

a. Pemimpin yang diskriminatif

b. Tanggung jaw ab terhadap kepentingan publik c. Profesionalisme

d. Integritas moral yang tinggi

20. Berikut ini merupakan hak–hak PNS yang dijamin oleh pemerintah, kecuali … a. memperoleh gaji yang layak

b. memperoleh gelar pahlaw an tanpa tanda jasa

c. memperoleh pensiun bagi yang telah memenuhi syarat–syarat yang ditentukan d. memperoleh kenaikan pangkat regular

21. Manakah yang tidak termasuk tujuan dari pembinaan jiw a korps? a. membina karakter/w atak PNS

b. mendorong etos kerja

c. mendorong rasa menang sendiri pada diri PNS & tidak peduli lain d. meningkatkan semangat, kesadaran dan w aw asan PNS

22. Ruang lingkup pembinaan jiw a korps mencakup hal-hal di baw ah ini, kecuali … a. Peningkatan etos kerja untuk mendukung produktivitas & profesionalitas PNS b. Meningkatkan kerja sama antar-PNS


(2)

d. Tidak bersedia memikirkan nasib PNS lain, apalagi nasib bangsa Indonesia 23. Secara teoritis hal-hal di baw ah ini berkaitan dengan etika, kecuali ...

a. Tulisan dalam komunikasi

b. Berasal dari bahasa Yunani Kuno

c. Adat istiadat/kebiasaan hidup yang dianggap baik oleh masyarakat tertentu d. Berkaitan dengan nilai, tata cara & aturan hidup yang baik.

24. Etika dapat diartikan dalam beberapa pengertian di baw ah ini, kecuali … a. Sebagai kumpulan asas atau nilai moral

b. Sebagai etika lingkungan di dunia maya & virtual

c. Sebagai nilai & norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah laku

d. Sebagai suatu ilmu tentang baik atau buruk sesuatu filsafat moral 25. Etika individual merupakan bagian dari …

a. Etika umum b. Etika sosial c. Etika khusus d. Etika lingkungan

26. Yang tidak termasuk dalam pokok–pokok etika dalam kehidupan berbangsa adalah … a. Kejujuran

b. Keteladanan c. Disiplin

d. Tidak punya rasa malu kepada Tuhan, kepada diri sendiri, dan kepada orang lain 27. Uraian etika kehidupan berbangsa meliputi beberapa etika di baw ah ini, kecuali …

a. Etika bangsa Eskimo b. Etika sosial & budaya

c. Etika politik dan pemerintahan d. Etika ekonomi & bisnis

28. Nilai dasar yang w ajib dijunjung tinggi PNS diatur dalam … a. Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010

b. Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 c. Pasal 28 Undang–Undang Dasar 1945

d. Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1974

29. Perw ujudan etika bermasyarakat terw ujud dalam perilaku sebagai berikut, kecuali … a. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka dan adil serta tidak diskriminatif b. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat

c. berorientasikepada peningkatan kesejahteraan diri sendiri dan keluarga d. mew ujudkan pola hidup sederhana


(3)

30. Peraturan disiplin PNS yang mengatur mengenai kew ajiban & larangan bagi PNS diatur dalam …

a. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 b. Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1974 c. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1999 d. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

31. Penetapan kode etik di lingkungan Kementerian Keuangan disusun oleh … a. Menteri Keuangan

b. Sektretariat Jenderal Kementerian Keuangan c. Masing-masing organisasi unit eselon I d. Masing-masing organisasi unit eselon II

32. Salah satu Nilai Keutamaan Kementerian Keuangan adalah Kesempurnaan. Yang termasuk dalam nilai tersebut adalah …

a. Pelayanan sepenuh hati

b. Kerja sama internal yang produktif c. Memegang teguh kode etik

d. Senantiasa melakukan perbaikan

33. Nilai-nilai keutamaan di lingkungan Kementerian Keuangan berjumlah … a. 3 nilai keutamaan

b. 4 nilai keutamaan c. 5 nilai keutamaan d. 6 nilai keutamaan

34. Keputusan Majelis Kode etik diambil setelah …

a. memberi tugas anggota Majelis Kode Etik ke daerah–daerah b. menyuruh seluruh PNS pulang ke rumah masing-masing c. meminta PNS mengambil cuti tahunan

d. memeriksa PNS yang disangka melakukan pelanggaran kode etik.

35. Berikut ini sebagian dari 11 kemampuan atau keutamaan yang di harapkan dari seorang pegaw ai yang baik menurut Gunnar Myrdal, kecuali ...

a. Efisiensi b. Tepat w aktu

c. Mau bekerja apabila diberi uang oleh atasan d. Kejujuran


(4)

KUNCI JAWABAN (Tes formatif 1—3 dan Tes Sum atif)

Kunci Jaw aban Tes Form ulatif 1

1. A 11. D

2. B 12. A

3. C 13. B

4. D 14. C

5. A 15. D

6. B 7. B 8. C 9. A 10. D

Kunci Jaw aban Tes Form atif 2

1. A 11. C

2. B 12. D

3. C 13. B

4. D 14. D

5. A 15. A

6. B 7. C 8. D 9. A 10. B

Kunci Jaw aban Tes Form atif 3

1. A 11. A

2. B 12. B

3. C 13. C

4. D 14. D

5. A 15. C

6. A 7. B 8. B 9. C 10. D

Kunci Jaw aban Tes Sum atif

1. B 11. A 21. C 31. C 2. S 12. B 22. D 32. D 3. S 13. C 23. A 33. C 4. B 14. D 24. B 34. D 5. B 15. A 24. C 35. A 6. B 16. B 25. D

7. B 17. C 27. A 8. S 18. C 28. B 9. B 19. A 29. C 10. B 20. B 30. D


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Artikel

Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Berten, K. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Keraf, Sonny A. Menumbuhkan dan Mengembangkan Etika Birokrasi” (makalah dalam Top Management Seminar). Pusdiklat Pegaw ai, BPPK, Departemen Keuangan RI 16 Juli 2003.

Myrdal, Gunnar. An Inqury Into The Poverty of Nations: Asian Drama. New York: Pantheon, 1968.

Roosw iyanto, Tony. Etika Organisasi Pemerintah (bahan diklat Prajabatan Gol I dan II Departemen Keuangan). Jakarta: Pusdiklat Pegaw ai, 2005.

Siagian, Sondang. Etika Bisnis. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996.

Soeharyo, Salamoen dan Desi Fernanda. Etika Organisasi. Prajabatan III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara 2001.

Suseno, Magnis. “Sekitar Etika Birokrasi” (makalah pada Seminar Pengembangan Widyaisw ara). Jakarta, 2002.

Wibow o. Manajemen Perubahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Wiraw an. Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2007.

Peraturan – Peraturan

Undang–Undang Dasar 1945 (yang telah diamandemenkan untuk ke–4 kalinya) Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok–Pokok Kepegaw aian, sebagaimana telah disempurnakan dengan Undang–Undang Nomor 43 Tahun 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji PNS.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Kepemerintahan Yang Baik. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiw a Korps dan Kode Etik PNS.

Peratuan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegaw ai Negeri Sipil

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tanggal 13 Maret 2007 tentang Pedoman Peningkatan disiplin PNS di lingkungan Departemen Keuangan yang telah diubah dengan Peraturan menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007


(6)

Instruksi Menteri Keuangan Nomor 01/IMK.01/2009 tanggal 9 Januari 2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penegakan Disiplin Pegaw ai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Keuangan.

Beberapa Keputusan Menteri Keuangan tentang Pembentukan Kode Etik dilingkungan Organisasi Unit Eselon I dalam lingkungan Kementerian Keuangan, dan Keputusan Direktur Jenderal. tentang Kode Etik pegaw ai di masing-masing unit kerja eselon 1 tersebut.