Karakteristik Penderita Preeklamsi dan Eklamsi Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 2006-2008.

(1)

iv ABSTRAK

KARAKTERISTIK PENDERITA PREEKLAMSI DAN EKLAMSI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE 2006 - 2008

Vania Catleya Estina, 2009 Pembimbing I : Ellya R Delima, dr., M.Kes Pembimbing II: Rimonta F G, dr., SpOG Latar Belakang Preeklamsi-eklamsi (PE-E) merupakan masalah pelayanan obstetri di Indonesia. Penyebab pasti belum diketahui, sehingga penanganannya sulit dilakukan. PE sering ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dengan atau tanpa edema, sedangkan E merupakan keadaan PE disertai kejang dan atau koma. Angka mortalitas yang tinggi pada ibu dan janin menyebabkan penyakit ini harus didiagnosis dengan cepat dan tepat.

Tujuan Mengetahui angka kejadian serta karakteristik penderita PE-E di RSI Bandung.

Metode Deskriptif analitik retrospektif. Sampel diambil dari data rekam medik. Hasil Angka kejadian PE tahun 2006 (6%), 2007 (5,67%), 2008 (5,08%), sedangkan kejadian E tahun 2006 (0,86%), 2007 (0,82%), 2008 (0,69%). Karakteristik penderita PE-E adalah wanita hamil umur 25-29 tahun untuk PE (33,6%) dan 20-24 tahun untuk E (32,69%) dengan faktor risiko nullipara (49,2%;42,3%), tidak melakukan pemeriksaan antenatal (37,7%;40,38%), hipertensi, proteinuria +1 untuk PE (70,5%), dan +2 untuk E (42,31%), disertai edema +1 untuk PE (70,5%) dan +2 untuk E (42,31%). Keadaan bayi PE baik (63,11%) dan E asfiksia sedang (32,7%). Terdapat perbedaan yang signifikan antara PE & E ditinjau dari proteinuria dan edema serta keadaan bayi, sedangkan yang tidak signifikan adalah umur, paritas, pendidikan, pemeriksaan antenatal.

Kesimpulan Terdapat penurunan angka kejadian PE-E di RSI Bandung periode 2006-2008. Adanya perbedaan yang signifikan antara karakteristik PE & E ditinjau dari proteinuria dan edema, sedangkan perbedaan yang tidak signifikan adalah umur, paritas, pendidikan, pemeriksaan antenatal. Keadaan bayi PE-E berbeda secara signifikan.


(2)

v ABSTRACT

CHARACTERISTICS OF PREECLAMPSIA AND ECLAMPSIA PATIENT WHO HOSPITALIZED AT THE IMMANUEL HOSPITAL, BANDUNG

IN THE PERIOD 2006 - 2008

Vania Catleya Estina, 2009 Tutor I : Ellya R Delima, dr., M.Kes

Tutor II : Rimonta F G, dr., SpOG

Background Until now preeclampsia-eclampsia (PE-E) was still one of the major obstetric problems in Indonesia. The main etiology was still unknown, so that the treatment was still a problem. PE most characterized by high blood pressure, proteinuria, and with or without edema, while E was the condition of PE with convulsions and or coma. Since the mortality cases were still high, so the diagnositic of this disease have to be quick and accurate.

Objectives Knowing the incidence and characteristics of people with PE-E in RSI Bandung.

Method Descriptive analytic retrospective. Samples taken from medical record data.

Result Incident of PE in 2006 (6%), 2007 (5,67%), 2008 (5,08%), whereas incident of E in 2006 (0,86%), 2007 (0,82%), 2008 (0,69%). The PE-E characteristics of which were pregnant women aged 25-29 years old for PE (33.6%) and 20-24 years old for E (32.69%), with risk factors were nullipara (49.2%; 42.3%), did not do antenatal examinations (37.7%; 40.38%), hypertension, proteinuria +1 for PE (70.5%) and for E +2 (42.31%), accompanied by edema +1 for PE (70.5% ) and for E +2 (42.31%). Infant state for PE was largely good (63,11%) and for E was asfiksia moderate (32,7%).There are significant differences between the PE & E in terms of proteinuria and edema and the state of the infants, whereas no significant were age, parity, education, ante-natal examination.

Conclusion There is reduction in the incidence of PE-E in RSI Bandung from 2006 until 2008. Significant differences between the characteristics of PE & E in terms of proteinuria and edema, whereas no significant were age, parity, education, ante-natal examination. The state of infants were significantly different.


(3)

vi PRAKATA

Syukur dan segala pujian hanya kepada Tuhan Allah Yang Maha Pengasih, atas anugerah dan kebaikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Karakteristik Penderita Preeklamsi Dan Eklamsi Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 2006 - 2008.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, serta untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam penulisan sebuah karya tulis.

Pada kesempatan ini, penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karya tulis ini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada:

1. Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes., sebagai pembimbing yang telah memberikan petunjuk, pengarahan, saran, dan dorongan serta waktu yang telah diluangkan untuk membimbing penulis.

2. Rimonta F Gunanegara, dr., SpOG., sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberi dorongan, saran, dan petunjuk dalam mengumpulkan data serta penyelesaian karya tulis.

3. Sri Nadya, dr., M.Kes., yang telah memberikan masukan dan saran pada penelitian penulis.

4. DR. Hadyana Sukandar, Drs. Msc, yang telah membantu dalam pengolahan data serta memberi saran dalam penyelesaian karya tulis.

5. Karyawan dan Staf di bagian rekam medis RS Immanuel, atas waktunya untuk menyediakan data yang diperlukan.

6. Suster, perawat, serta karyawan di bagian Obstetri dan Ginekologi RS Immanuel, atas kesediaan menyediakan data bagi penulis.

7. Orangtua tercinta dan terkasih, Ir. Walden R Bakara, MM dan Shany YP Sidabutar. Bukan hanya karena kesabaran, dorongan moril, materiil, dan


(4)

vii

nasihat, namun juga karena kasih sayang dari mereka yang telah menjadi motivasi serta memberi semangat tersendiri bagi penulis.

8. Gerry Z Hasiholan dan Albert B Partogi, yang selalu memberi dukungan dan semangat, serta selalu mengisi setiap hari-hari penulis.

9. Gottlieb Sidabutar, dr., SpOG dan keluarga yang telah banyak membantu memberi saran, petunjuk, serta nasihat dalam penulisan karya tulis.

10.Seluruh keluarga besar dari kedua orangtua penulis, yang tidak pernah habis- habisnya memberi perhatian dan kasih sayang bagi penulis.

11.Indah, Dewi, Erna, Intan, Yessy, Yovita, Ni Luh, sahabat terbaik penulis selama menempuh pendidikan di FK Maranatha dan menjadi teman baik suka maupun duka dalam menyelesaikan karya tulis.

12.Ria Gloria dan Indri Deviani, sahabat yang tidak pernah lupa mengingatkan dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan karya tulis.

13.Edward Butar-Butar dan Kiki Sahat, sahabat yang selalu mendukung, memberi semangat, perhatian, serta dorongan dalam penulisan karya tulis. 14.Agnes Hutapea dan Iren Sipayung, sahabat yang mendukung setiap hal yang

dilakukan oleh penulis.

15.Rani, Merry, Febe, Alfina, Icon, Caesar, Sonny, Parlin, dan teman-teman gereja lainnya, terima kasih atas perhatian dan dukungan kalian selama ini. 16.Marlon, Dwi, Pupud, Arzaq, Mita, sahabat yang sudah banyak membantu dan

memberi semangat dalam penulisan karya tulis.

17.Seluruh teman-teman FK Universitas Kristen Maranatha dan pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu.

Akhir kata, besar harapan penulis agat karya tulis ini dapat memberi arti dan manfaat bagi kita semua.

Bandung, Desember 2009


(5)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA... ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 3 1.4. Kegunaan Penelitian... 3 1.5. Kerangka Pemikiran... 4 1.6. Metode Penelitian... 5 1.7. Lokasi dan Waktu... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi... 6

2.2. Klasifikasi... 7

2.2.1 Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan... 7


(6)

ix

2.3. Insidensi... 8

2.4. Faktor Risiko... 10

2.5. Karakteristik Penderita... 11

2.6. Etiologi... 12

2.7. Patogenesis... 15

2.8. Patofisiologi... 16

2.9. Gejala Klinis... 18

2.10. Diagnosis... 19

2.10.1. Dasar Diagnosis... 19

2.10.2. Pemeriksaan Fisik... 21

2.11. Penatalaksanaan... 21

2.11.1. Penanganan Umum... 21

2.11.2. Antikonvulsan... 22

2.11.3. Antihipertensi... 23

2.11.4. Persalinan... 24

2.12. Diagnosis Banding... 24

2.13. Komplikasi... 25

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian... 27

3.1.1. Bahan/ Data Penelitian... 27

3.1.2. Subjek Penelitian... 27

3.1.3. Tempat dan Waktu Penelitian... 27

3.2. Metode Penelitian... 27

3.2.1. Desain Penelitian... 27

3.2.2. Kriteria Penelitian... 28

3.3. Cara Pemilihan Kasus... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil... 30


(7)

x

4.1.2. Angka Kejadian Preeklamsi Ringan dan Preeklamsi

Berat... 31

4.1.3. Karakteristik Penderita Preeklamsi-Eklamsi Berdasarkan Umur... 31

4.1.4. Karakteristik Penderita Preeklamsi-Eklamsi Berdasarkan Paritas... 32

4.1.5. Karakteristik Penderita Preeklamsi-Eklamsi Berdasarkan Pendidikan... 33

4.1.6. Karakteristik Penderita Preeklamsi-Eklamsi Berdasarkan Pemeriksaan Antenatal... 34

4.1.7. Karakteristik Penderita Preeklamsi-Eklamsi Berdasarkan Tekanan Darah... 35

4.1.9. Karakteristik Penderita Preeklamsi-Eklamsi Berdasarkan Proteinuria... 36

4.1.10.Karakteristik Penderita Preeklamsi-Eklamsi Berdasarkan Edema... 37

4.1.11.Karakteristik Penderita Preeklamsi-Eklamsi Berdasarkan Keadaan Bayi Waktu Lahir... 38

4.2. Pembahasan... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 42

5.2. Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA... 44


(8)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Angka Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi di Beberapa

Rumah Sakit di Indonesia... 9 Tabel 2.2 Frekuensi Komplikasi Kehamilan (Preeklamsi dan Eklamsi)

tahun 1998 - 2006... 10 Tabel 4.1 Angka Kejadian Penderita Preeklamsi-Eklamsi Yang

Dirawat Inap Di Rumah Sakit Immanuel Periode

Januari 2006 - Desember 2008... 30 Tabel 4.2 Penyebaran Penderita Preeklamsi-Eklamsi Periode

2006 - 2008... 31 Tabel 4.3 Distribusi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsia Ditinjau

Menurut Umur Penderita Periode 2006 - 2008... 31 Tabel 4.4 Distribusi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi Ditinjau

Menurut Paritas Periode 2006 - 2008... 32 Tabel 4.5 Distribusi Kejadian Penderita Preeklamsi dan Eklamsi

Ditinjau dari Segi Pendidikan Periode 2006 - 2008... 33 Tabel 4.7 Distribusi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi Ditinjau

Menurut Pemeriksaan Antenatal Periode 2006 - 2008... 34 Tabel 4.8 Distribusi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi Ditinjau

Dari Tekanan Darah... 35 Tabel 4.9 Distribusi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi Ditinjau

Dari Proteinuria periode 2006 - 2008... 36 Tabel 4.10 Distribusi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi Ditinjau


(9)

xii

Dari Edema Periode 2006 - 2008... 37 Tabel 4.11 Distribusi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi Ditinjau


(10)

47

RIWAYAT HIDUP

Nama : Vania Catleya Estina

Nomor Pokok Mahasiswa : 0610124

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 18 Mei 1988

Alamat : Jl. Cigadung Selatan V no 17 Bandung

Riwayat Pendidikan :

1994 : Lulus TK Charitas Jakarta Selatan 2000 : Lulus SD Kristen Yahya Bandung 2003 : Lulus SMP Kristen Yahya Bandung 2006 : Lulus SMAN 3 Bandung

2006 : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dapat menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor non medis yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta faktor agama. Sebagai contoh, banyak kaum ibu yang menganggap kehamilan sebagai peristiwa alamiah biasa padahal kehamilan merupakan peristiwa yang luar biasa sehingga perhatian terhadap kesehatan ibu hamil harus diperhatikan. Rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga menjadi penyebab tingginya kematian ibu (Sofoewan, 2003). World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran, dan aborsi yang tidak aman. Sekitar satu perempuan meninggal setiap menit (WHO, 2004).

Angka kematian ibu bersalin di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi di Indonesia adalah 39 per 1000 kelahiran hidup (SKRT, 2005). Di Jawa Barat tercatat angka kematian ibu bersalin pada tahun 2002 adalah 373 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi laki-laki pada tahun 2002 adalah 52 per 100.000 kelahiran hidup dan perempuan adalah 39 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).

Data menunjukkan sebagian besar kematian ibu terjadi pada masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari rumah sakit. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, aborsi, sepsis, dan partus lama. Kontribusi dari penyebab kematian ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 25%, infeksi 15%, preeklamsi-eklamsi 13%, aborsi 13%, sepsis 10%, serta partus lama 8%. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah preeklamsi dan eklamsi yang bersama infeksi dan pendarahan, diperkirakan mencakup 75%-80%


(12)

2

dari keseluruhan kematian maternal. Kejadian preeklamsi-eklamsi dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila CFR (Case Fatality Rate) preeklamsi-eklamsi mencapai 1,4%-1,8% (Masroel,1998).

Preeklamsi merupakan sindrom pada kehamilan yang terutama ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan edema. Preeklamsi umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu, atau segera setelah persalinan, dan dapat juga timbul lebih dini (Cunningham, 2005). Sampai saat ini, risiko tinggi untuk terjadinya preeklamsi ialah wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil diatas usia 40 tahun. Preeklamsi tanpa penanganan yang tepat dapat berkembang menjadi eklamsi yang merupakan kondisi fatal berhubungan dengan kejang dan koma. Sekitar 5% keadaan preeklamsi dapat berkembang menjadi eklamsi. Penting untuk diperhatikan bahwa menurut penelitian, wanita lebih banyak meninggal akibat preeklamsi daripada eklamsi, namun salah satu tidak lebih berbahaya daripada yang lainnya (Sudhaberata, 2003).

Penatalaksanaan dan pencegahan pada preeklamsi hingga saat ini belum mencapai tingkat yang memuaskan. Hal ini disebabkan karena penyebab pasti penyakit ini pun masih belum dapat diketahui. Selama ini penanganan hanya bersifat simptomatik (Panggayuh & Hartono, 1998). Banyak teori yang mencoba menjelaskan penyebab preeklamsi untuk mencari penanganan yang tepat secara kausatif, namun belum satupun teori yang dapat menerangkan patogenesis preeklamsi secara tuntas, sehingga preeklamsi pada akhirnya sering disebut “disease of theories” (Arbogast, 1996).

Preeklamsi-eklamsi yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi terhadap janin maupun ibu. Komplikasi pada janin dapat berupa asfiksia berat, berat badan lahir rendah, maupun preterm infant (Sofoewan, 2003). Komplikasi juga dapat terjadi pada ibu seperti HELLP (Hemolisis, Elevated Liver Enzymes, Low Platelet) syndrome, cerebrospinal accident, Disseminata Intravascular Coagulation (DIC), gangguan fungsi ginjal, dan kematian (Robert, 1997).


(13)

3

Tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi yang disebabkan preeklamsi menarik perhatian peneliti untuk mengetahui insidensi dan karakteristik preeklamsi dan eklamsi.

1.2Identifikasi Masalah

1. Berapa insidensi preeklamsi dan eklamsi di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008.

2. Bagaimana karakteristik penderita preeklamsi dan eklamsi di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah agar hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai tambahan informasi mengenai kejadian dan karakteristik penderita preeklamsi-eklamsi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui insidensi dan karakteristik preeklamsi-eklamsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008.

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Mengetahui faktor risiko dari karakteristik penderita preeklamsi-eklamsi sehingga dapat dilakukan pencegahan melalui deteksi dini.

2. Membantu menurunkan angka kematian dan kesakitan preeklamsi-eklamsi di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

3. Data-data yang diperoleh dapat dipakai sebagai data dasar untuk rencana penelitian selanjutnya.


(14)

4

1.5Kerangka Pemikiran

Tolak ukur pelayanan obstetri dinilai dari tinggi rendahnya angka kematian dan kesakitan ibu dan anak. Tujuan utama pelayanan obstetri adalah menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi sesuai dengan rencana pokok program pembangunan jangka panjang bidang kesehatan dan sistem kesehatan nasional untuk tahun mendatang (Departemen Kesehatan RI, 2002).

Kematian ibu akibat preeklamsi-eklamsi masih merupakan salah satu dari tiga penyebab kematian ibu terbanyak diantara penyebab kematian yang lainnya yaitu pendarahan dan infeksi. Penyebab timbulnya preeklamsi sampai saat ini belum diketahui, bermacam-macam teori diajukan mengenai kemungkinan penyebab dari preeklamsi hingga preeklamsi ini dianggap juga sebagai the disease of theories (Arbogast, 1996).

Sampai saat ini preeklamsi belum dapat dicegah walaupun dengan alat-alat yang modern sekalipun, hanya dengan pemeriksaan antenatal yang baik, maka perkembangan preeklamsi ringan menjadi preeklamsi berat atau eklamsi dapat dicegah atau dideteksi lebih dini, dan hal ini mempunyai arti penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu akibat preeklamsi dan eklamsi (Chesley, 1998).

Timbulnya preeklamsi sangat dipengaruhi karakteristik penderita, diantaranya umur, paritas, pendidikan, pemeriksaan antenatal, dan penyulit lain-nya yang menyertai. Kematian bayi yang disebabkan preeklamsi-eklamsi sangat tinggi, Chamberlain (1998) melaporkan bahwa kematian bayi tertinggi disebabkan preeklamsi (Dekker, 2003).

Pitchard, Chesley, dan Zuspan menyatakan preeklamsi dan eklamsi banyak terdapat pada nullipara usia muda dan yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal. Hal ini sesuai dengan yang didapatkan oleh Hartono Hardisaputro di Semarang, Mangisi Tambunan dan Marmin Amir Munsyir di RSCM Jakarta, TMA Chalik di Medan, Mahyudin di RSUP Palembang, dan John Rambulangi di Ujung Pandang (Hanafiah, 1999), sedangkan Bratakoesoema di RSHS Bandung mendapatkan kematian ibu tertinggi pada multipara dengan umur di atas 35 tahun.


(15)

5

WHO melaporkan kematian ibu yang disebabkan preeklamsi-eklamsi tertinggi pada nullipara usia muda dan multipara berusia diatas 35 tahun (WHO, 2004). Mengingat bahwa dengan mempelajari faktor risiko tersebut, diharapkan dapat dilakukan pencegahan yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang karakteristik penderita preeklamsi-eklamsi yang dirawat di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2006 – Desember 2008.

1.6Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah survei secara deskriptif analitik retrospektif. Subjek penelitian diambil dari data rekam medik di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008 yang dihitung dalam persentase.

1.7Lokasi dan Waktu

Lokasi: Rumah Sakit Immanuel Bandung. Waktu: Januari 2009 – Desember 2009.


(16)

42 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pencatatan dan pembahasan data rekam medik diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Angka kejadian preeklamsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008 cenderung mengalami penurunan.

2. Karakteristik penderita preeklamsi-eklamsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008, sebagai berikut:

 Preeklamsi lebih sering terjadi pada wanita hamil usia 25-29 tahun, sedangkan eklamsi sering pada usia 20-24 tahun.

 Preeklamsi-eklamsi sering terjadi pada nullipara.

 Ditinjau dari segi pemeriksaan antenatal, sebagian besar penderita tidak pernah melakukan pemeriksaan antenatal.

 Penderita preeklamsi sebagian besar dengan proteinuria positif satu, sedangkan eklamsi dengan positif tiga.

 Penderita preeklamsi sebagian besar dengan edema positif satu, sedangkan eklamsi dengan edema positif dua.

 Penderita preeklamsi melahirkan sebagian besar janin dalam keadaan baik, sedangkan eklamsi melahirkan janin dengan asfiksia sedang.  Keadaan bayi saat dilahirkan oleh penderita preeklamsi umumnya

baik, sedangkan eklamsi dengan asfiksia sedang.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara karakteristik preeklamsi dan eklamsi jika ditinjau dari proteinuria, edema, dan keadaan bayi, sedangkan perbedaan yang tidak signifikan ditinjau dari umur, paritas, pendidikan, dan pemeriksaan antenatal.


(17)

43

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan pemeriksaan antenatal yang rutin bagi ibu hamil untuk mendeteksi dini terjadinya preeklamsi-eklamsi agar dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas ibu maupun bayi.

2. Perlu dilakukan penyuluhan bagi ibu hamil mengenai penyakit preeklamsi-eklamsi agar dapat mengetahui apa saja faktor risiko dari penyakit tersebut. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai karakteristik preeklamsi-eklamsi

yang lebih lengkap agar dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dan berperan dalam karakteristik preeklamsi-eklamsi.

4. Pencatatan rekam medis sebaiknya dilakukan lebih lengkap agar data hasil penelitian menjadi lebih akurat.


(18)

44

DAFTAR PUSTAKA

Arbogast BW, taylor Rn. 1996. Molecular Mechanisme of preeclampsia. RG. Landers Company, California: 22 – 3, 106 – 62

Audibert F. 1996. Clinical Utility of Strict Diagnostic Criteria for the HELLP (Hemolysis, Elevated, Liver Enzymes, and Low Platelets) Syndrome. 175: 460-4

Baker. P.N; Kingdom J. 2004. Preeclampsia, New Current Perspectives on Management. The Parthenon Publishing Group York, USA. P 133-143 Becker RC. 2001. Vascular endothelial dysfunction and the mechanism of thrombolysis. www.uptodate.com 2001:9(3):1-7, 11 Januari 2009

Biro Pusat Statistik, Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007, Jakarta: Biro Pusat Statistik, 2007

Biro Pusat Statistik, Survei Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta: Biro Pusat Statistik, 2005

Boedjang RF. 1993. Neonatus dari Ibu penderita Preeklampsia dan Eklampsia di RSCM 1991. Seminar dan Lokakarya Penanganan Preeklampsia dan

Eklampsia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI RSCM. Jakarta, 1993 : 29 – 38

Brown. M.A. 2003. Diagnosis and Classification of Preeclampsia and

Hypertensive Disorders of Pregnancy in Belfort M.A, Thornton S, saade GR. Hypertension in Pregnancy, Marcell Dekker, Inc. New York. P 1-14

Chesley LC. 1998. Hypertensive Disorders in Pregnancy, New-York : Appleton Century Crofts

Cunningham FG, Mc Donald PC, gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC. 2005. Hypertensive disorder in pregnancy in William obstetric, 22 nd ed. United State of America: McGraw-Hill, p:761-808

Dekker G.A. 2003. Risk Factor of Preeclampsia in Clinical Obstetrics and Gynecology Vol 42:422

Departemen Kesehatan RI. 2002. Tolak Ukur Pelayanan Obstetri. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Goodlin RC, Cotton DB, Haesslein HC. 2000. Severe edema – proteinuria – hypertention gestosis. Am J. Obstet Gynecol: 132


(19)

45

Hamlin RHJ, Hughes TD. 1993. Antenatal care and the prevention of eclampsia. Medical Journal of Australia,: 2.preeclampsia

Hanafiah MJ, Kaban RM, Tarigan Ngarap Dat. 1999. Kematian bersalin di RSUP Medan (Perbandingan lima tahun I dan II). Dalam buku: Naskah lengkap KOGI III Medan;16-22

Handaya. 2003. Penanganan preeklampsia/eklampsia. Prosiding Seminar Konsep Mutakhir Preeklampsia; Jakarta, Indonesia

Masroel Siregar. Kebijaksan dan Strategi Penurunan AKI. Kumpulan Makalah Seminar Bantuan Penuh Kasus Emergensi Obstetri, Oktober 1998

Neutra R. 2004. Fetal Death in Eclampsia. Its relation to low gestational age, retarded fetal growth and low birthweight. Br J Obstet Gynecol 2004: 82.ia Panggayuh Wilutomo, Hartono. 1998. Hubungan Peningkatan Kadar Asam Urat Serum Terhadap Hasil Pengelolaan Konservatif pada Preeklampsia Berat. Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2(7): 111-114

Robert W.C. 1997. Disease of The Kidney, Dalam Internal Medicine. 3th edition. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers

Roeshadi RH. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam : Ilmu Kedokteran Fetomaternal, edisi perdana. Himpunan Kedokteran Fetomaternal. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi. Surabaya. 2004: 494-99

Sibai B.M. 2007. Diagnosis and Management of Gestational Hypertension and Preeclampsia Obstet Gynecol 102: 181-92

Sofoewan S. Preeklampsia – Eklampsia di beberapa rumah sakit di Indonesia, Patogenesis dan kemungkinan pencegahannya. Maj Obstet Ginekol Indones, Juli. 2003:27(3)

Solomon CG, Seely EW. 2007. Preeclampsia searching for the cause. N. Engl. J. Med,February :350(7)

Sudhaberata K. 2003. Penanganan Pre Eklampsia dan Eklampsia Berat. http//www.studentuit.no/2ulfes/reviewanantenatal care. PDF, 23 Mei 2009 Sudinaya. 2002. lnsiden Preeklampsia – Eklampsia di Rumah Sakit Umum Tarakan Kalimantan Timur-tahun 2000.

http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/CDK/article/viewFile/2803/2783, 20 Februari 2009


(20)

46

Surjadi, M.L. dkk, 1999, Perbandingan Rasio Ekskresi Kalsium/Kreatinin Dalam UrinAntara Penderita Preeklamsia Dan Kehamilan Normal, Majalah Obstetri DanGinekologi Indonesia, 23, 23-26

Tribawono A, Mose JC. 2002. Pengelolaan preeklamsi-eklamsi periode tahun 1998-2001 di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dalam : Naskah lengkap POGI Bandung di PIT XIII Malang. Bagian/SMF Obgin FK Unpad / RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 1 12

Walker JJ and Dekker GA. The Etiology and Pathophysiology of hypertension in Pregnancy. In Hypertension in Pregnancy edited by Walker JJ and Gant NF. London. Chapman &Hall Medical. 1999.p: 39-75

Wibowo N. 2001. Patogenesis Preeklampsia. Prosiding Seminar Konsep Mutakhir Preeklampsia; Jakarta, Indonesia

World Health Organization, Estimates of Maternal Mortality: A New Approach by WHO and Unicep,http://www.safemotherhood.org/facts and figure/ maternal mortality. htm, Revised 1990, Geneva, 2004, 14 April 2009


(1)

5

WHO melaporkan kematian ibu yang disebabkan preeklamsi-eklamsi tertinggi pada nullipara usia muda dan multipara berusia diatas 35 tahun (WHO, 2004). Mengingat bahwa dengan mempelajari faktor risiko tersebut, diharapkan dapat dilakukan pencegahan yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang karakteristik penderita preeklamsi-eklamsi yang dirawat di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2006 – Desember 2008.

1.6Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah survei secara deskriptif analitik retrospektif. Subjek penelitian diambil dari data rekam medik di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008 yang dihitung dalam persentase.

1.7Lokasi dan Waktu

Lokasi: Rumah Sakit Immanuel Bandung. Waktu: Januari 2009 – Desember 2009.


(2)

42

Dari hasil pencatatan dan pembahasan data rekam medik diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Angka kejadian preeklamsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008 cenderung mengalami penurunan.

2. Karakteristik penderita preeklamsi-eklamsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2006 - 2008, sebagai berikut:

 Preeklamsi lebih sering terjadi pada wanita hamil usia 25-29 tahun, sedangkan eklamsi sering pada usia 20-24 tahun.

 Preeklamsi-eklamsi sering terjadi pada nullipara.

 Ditinjau dari segi pemeriksaan antenatal, sebagian besar penderita tidak pernah melakukan pemeriksaan antenatal.

 Penderita preeklamsi sebagian besar dengan proteinuria positif satu, sedangkan eklamsi dengan positif tiga.

 Penderita preeklamsi sebagian besar dengan edema positif satu, sedangkan eklamsi dengan edema positif dua.

 Penderita preeklamsi melahirkan sebagian besar janin dalam keadaan baik, sedangkan eklamsi melahirkan janin dengan asfiksia sedang.  Keadaan bayi saat dilahirkan oleh penderita preeklamsi umumnya

baik, sedangkan eklamsi dengan asfiksia sedang.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara karakteristik preeklamsi dan eklamsi jika ditinjau dari proteinuria, edema, dan keadaan bayi, sedangkan perbedaan yang tidak signifikan ditinjau dari umur, paritas, pendidikan, dan pemeriksaan antenatal.


(3)

43

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan pemeriksaan antenatal yang rutin bagi ibu hamil untuk mendeteksi dini terjadinya preeklamsi-eklamsi agar dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas ibu maupun bayi.

2. Perlu dilakukan penyuluhan bagi ibu hamil mengenai penyakit preeklamsi-eklamsi agar dapat mengetahui apa saja faktor risiko dari penyakit tersebut. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai karakteristik preeklamsi-eklamsi

yang lebih lengkap agar dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dan berperan dalam karakteristik preeklamsi-eklamsi.

4. Pencatatan rekam medis sebaiknya dilakukan lebih lengkap agar data hasil penelitian menjadi lebih akurat.


(4)

44

Audibert F. 1996. Clinical Utility of Strict Diagnostic Criteria for the HELLP (Hemolysis, Elevated, Liver Enzymes, and Low Platelets) Syndrome. 175: 460-4

Baker. P.N; Kingdom J. 2004. Preeclampsia, New Current Perspectives on Management. The Parthenon Publishing Group York, USA. P 133-143 Becker RC. 2001. Vascular endothelial dysfunction and the mechanism of thrombolysis. www.uptodate.com 2001:9(3):1-7, 11 Januari 2009

Biro Pusat Statistik, Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007, Jakarta: Biro Pusat Statistik, 2007

Biro Pusat Statistik, Survei Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta: Biro Pusat Statistik, 2005

Boedjang RF. 1993. Neonatus dari Ibu penderita Preeklampsia dan Eklampsia di RSCM 1991. Seminar dan Lokakarya Penanganan Preeklampsia dan

Eklampsia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI RSCM. Jakarta, 1993 : 29 – 38

Brown. M.A. 2003. Diagnosis and Classification of Preeclampsia and

Hypertensive Disorders of Pregnancy in Belfort M.A, Thornton S, saade GR. Hypertension in Pregnancy, Marcell Dekker, Inc. New York. P 1-14

Chesley LC. 1998. Hypertensive Disorders in Pregnancy, New-York : Appleton Century Crofts

Cunningham FG, Mc Donald PC, gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC. 2005. Hypertensive disorder in pregnancy in William obstetric, 22 nd ed. United State of America: McGraw-Hill, p:761-808

Dekker G.A. 2003. Risk Factor of Preeclampsia in Clinical Obstetrics and Gynecology Vol 42:422

Departemen Kesehatan RI. 2002. Tolak Ukur Pelayanan Obstetri. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Goodlin RC, Cotton DB, Haesslein HC. 2000. Severe edema – proteinuria – hypertention gestosis. Am J. Obstet Gynecol: 132


(5)

45

Hamlin RHJ, Hughes TD. 1993. Antenatal care and the prevention of eclampsia. Medical Journal of Australia,: 2.preeclampsia

Hanafiah MJ, Kaban RM, Tarigan Ngarap Dat. 1999. Kematian bersalin di RSUP Medan (Perbandingan lima tahun I dan II). Dalam buku: Naskah lengkap KOGI III Medan;16-22

Handaya. 2003. Penanganan preeklampsia/eklampsia. Prosiding Seminar Konsep Mutakhir Preeklampsia; Jakarta, Indonesia

Masroel Siregar. Kebijaksan dan Strategi Penurunan AKI. Kumpulan Makalah Seminar Bantuan Penuh Kasus Emergensi Obstetri, Oktober 1998

Neutra R. 2004. Fetal Death in Eclampsia. Its relation to low gestational age, retarded fetal growth and low birthweight. Br J Obstet Gynecol 2004: 82.ia Panggayuh Wilutomo, Hartono. 1998. Hubungan Peningkatan Kadar Asam Urat Serum Terhadap Hasil Pengelolaan Konservatif pada Preeklampsia Berat. Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia, 2(7): 111-114

Robert W.C. 1997. Disease of The Kidney, Dalam Internal Medicine. 3th edition. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers

Roeshadi RH. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam : Ilmu Kedokteran Fetomaternal, edisi perdana. Himpunan Kedokteran Fetomaternal. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi. Surabaya. 2004: 494-99

Sibai B.M. 2007. Diagnosis and Management of Gestational Hypertension and Preeclampsia Obstet Gynecol 102: 181-92

Sofoewan S. Preeklampsia – Eklampsia di beberapa rumah sakit di Indonesia, Patogenesis dan kemungkinan pencegahannya. Maj Obstet Ginekol Indones, Juli. 2003:27(3)

Solomon CG, Seely EW. 2007. Preeclampsia searching for the cause. N. Engl. J. Med,February :350(7)

Sudhaberata K. 2003. Penanganan Pre Eklampsia dan Eklampsia Berat. http//www.studentuit.no/2ulfes/reviewanantenatal care. PDF, 23 Mei 2009 Sudinaya. 2002. lnsiden Preeklampsia – Eklampsia di Rumah Sakit Umum Tarakan Kalimantan Timur-tahun 2000.

http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/CDK/article/viewFile/2803/2783, 20 Februari 2009


(6)

Surjadi, M.L. dkk, 1999, Perbandingan Rasio Ekskresi Kalsium/Kreatinin Dalam UrinAntara Penderita Preeklamsia Dan Kehamilan Normal, Majalah Obstetri DanGinekologi Indonesia, 23, 23-26

Tribawono A, Mose JC. 2002. Pengelolaan preeklamsi-eklamsi periode tahun 1998-2001 di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dalam : Naskah lengkap POGI Bandung di PIT XIII Malang. Bagian/SMF Obgin FK Unpad / RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 1 12

Walker JJ and Dekker GA. The Etiology and Pathophysiology of hypertension in Pregnancy. In Hypertension in Pregnancy edited by Walker JJ and Gant NF. London. Chapman &Hall Medical. 1999.p: 39-75

Wibowo N. 2001. Patogenesis Preeklampsia. Prosiding Seminar Konsep Mutakhir Preeklampsia; Jakarta, Indonesia

World Health Organization, Estimates of Maternal Mortality: A New Approach by WHO and Unicep,http://www.safemotherhood.org/facts and figure/ maternal mortality. htm, Revised 1990, Geneva, 2004, 14 April 2009